emas dan teknologi eksplorasinya

36
Endapan Ore dan Teknologi Eksplorasi ABSTRAK Emas adalah komoditas utama dalam suatu aneka jenis cadangan emas yang luas. Dalam dekade terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan dalam klasifikasi, definisi, dan pemahaman tentang jenis-jenis endapan emas utama. Tiga klan utama endapan sekarang telah didefinisikan secara luas, masing-masing mengandung berbagai jenis endapan tertentu dengan karakteristik umum dan latar daerah tektonik. Klan orogenik telah diperkenalkan sebagai klan yang mengandung endapan tipe urat yang terbentuk selama pemendekan kerak pada inang greenstone, BIF atau rangkaian batuan sedimen klastik mereka. Endapan klan terkait intrusi tereduksi yang baru berbagi logam khusus Au-Bi-Te-As dan suatu hubungan dengan intrusi granit pasca-orogenik equigranular yang mengalami reduksi menengah. Endapan terkait intrusi teroksidasi, termasuk porfiri, skarn, dan endapan epitermal dengan sulfidasi tinggi, memiliki hubungan dengan porfiri tingkat tinggi teroksidasi dalam busur magmatik. Jenis endapan penting lainnya yaitu Carlin, epitermal rendah sulfidasi, VMS kaya Au, dan endapan Witwatersrand. Fitur geologi utama dari lingkungan pembentuk ore dan manifestasi geologi utama dari jenis endapan yang berbeda-beda membentuk area sistem ore yang ditargetkan dalam program eksplorasi. Kami telah membuat kemajuan penting dalam mengintegrasikan, memproses, dan memvisualisasikan set data yang semakin rumit di platform 2D dan 3D GIS. Untuk eksplorasi emas, kemajuan geofisika yang penting adalah gravitasi udara, inversi 3D rutin dari data lapangan potensial, dan modeling 3D dari data elektrik. Peningkatan pada spektroskopi inframerah berbasis satelit, udara, dan lapangan telah meningkatkan pemetaan alterasi di sekitar sistem emas secara signifikan sehingga memperluas dimensi area dan meningkatkan kemampuan vectoring. Geokimia konvensional tetap sangat penting untuk eksplorasi emas, sementara teknik-teknik baru yang menjanjikan sedang dalam proses pengujian. Pemilihan metode eksplorasi yang tepat harus ditentukan oleh karakteristik model yang ditargetkan, pengaturan geologinya, serta lingkungan permukaannya. Kedua eksplorasi greenfield dan brownfield berkontribusi terhadap penemuan endapan emas yang besar (>2,5 moz Au) dalam dekade terakhir ini, tetapi tingkat penemuannya telah menurun secara signifikan. Para ahli geologi sekarang ini memiliki peralatan yang lebih baik daripada sebelumnya guna menghadapi tantangan yang sulit ini, tetapi pemahaman geologis serta kerja lapangan yang berkualitas merupakan faktor penemuan yang penting dan harus tetap menjadi dasar utama dari program eksplorasi. PENDAHULUAN Semenjak konferensi Eksplorasi 1997, terdapat kemajuan yang signifikan dalam pengklasifikasian dan pemahaman tentang endapan emas. Kemajuan yang lebih besar juga kemungkinan terdapat di bidang eksplorasi geokimia, geofisika, dan integrasi data, sehingga peralatan yang lebih baik dapat tersedia guna membantu penemuan endapan emas baru. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai model endapan emas serta pendekatan dan teknik baru yang sekarang dapat digunakan untuk menemukan endapan emas. Emas terbentuk

Upload: ismono-widodo

Post on 03-Jul-2015

669 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Emas dan teknologi eksplorasinya

Endapan Ore dan Teknologi Eksplorasi

ABSTRAK

Emas adalah komoditas utama dalam suatu aneka jenis cadangan emas yang luas. Dalam

dekade terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan dalam klasifikasi, definisi, dan pemahaman

tentang jenis-jenis endapan emas utama. Tiga klan utama endapan sekarang telah didefinisikan

secara luas, masing-masing mengandung berbagai jenis endapan tertentu dengan karakteristik

umum dan latar daerah tektonik. Klan orogenik telah diperkenalkan sebagai klan yang

mengandung endapan tipe urat yang terbentuk selama pemendekan kerak pada inang

greenstone, BIF atau rangkaian batuan sedimen klastik mereka. Endapan klan terkait intrusi

tereduksi yang baru berbagi logam khusus Au-Bi-Te-As dan suatu hubungan dengan intrusi

granit pasca-orogenik equigranular yang mengalami reduksi menengah.

Endapan terkait intrusi teroksidasi, termasuk porfiri, skarn, dan endapan epitermal dengan

sulfidasi tinggi, memiliki hubungan dengan porfiri tingkat tinggi teroksidasi dalam busur

magmatik. Jenis endapan penting lainnya yaitu Carlin, epitermal rendah sulfidasi, VMS kaya

Au, dan endapan Witwatersrand. Fitur geologi utama dari lingkungan pembentuk ore dan

manifestasi geologi utama dari jenis endapan yang berbeda-beda membentuk area

sistem ore yang ditargetkan dalam program eksplorasi. Kami telah membuat kemajuan penting

dalam mengintegrasikan, memproses, dan memvisualisasikan set data yang semakin rumit di

platform 2D dan 3D GIS. Untuk eksplorasi emas, kemajuan geofisika yang penting adalah

gravitasi udara, inversi 3D rutin dari data lapangan potensial, dan modeling 3D dari data

elektrik. Peningkatan pada spektroskopi inframerah berbasis satelit, udara, dan lapangan telah

meningkatkan pemetaan alterasi di sekitar sistem emas secara signifikan sehingga memperluas

dimensi area dan meningkatkan kemampuan vectoring.

Geokimia konvensional tetap sangat penting untuk eksplorasi emas, sementara teknik-teknik

baru yang menjanjikan sedang dalam proses pengujian. Pemilihan metode eksplorasi yang tepat

harus ditentukan oleh karakteristik model yang ditargetkan, pengaturan geologinya, serta

lingkungan permukaannya. Kedua eksplorasi greenfield dan brownfield berkontribusi terhadap

penemuan endapan emas yang besar (>2,5 moz Au) dalam dekade terakhir ini, tetapi tingkat

penemuannya telah menurun secara signifikan. Para ahli geologi sekarang ini memiliki

peralatan yang lebih baik daripada sebelumnya guna menghadapi tantangan yang sulit ini,

tetapi pemahaman geologis serta kerja lapangan yang berkualitas merupakan faktor penemuan

yang penting dan harus tetap menjadi dasar utama dari program eksplorasi.

PENDAHULUAN

Semenjak konferensi Eksplorasi 1997, terdapat kemajuan yang signifikan dalam

pengklasifikasian dan pemahaman tentang endapan emas. Kemajuan yang lebih besar juga

kemungkinan terdapat di bidang eksplorasi geokimia, geofisika, dan integrasi data, sehingga

peralatan yang lebih baik dapat tersedia guna membantu penemuan endapan emas baru. Makalah

ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai model endapan emas serta pendekatan dan

teknik baru yang sekarang dapat digunakan untuk menemukan endapan emas. Emas terbentuk

Page 2: Emas dan teknologi eksplorasinya

pada berbagai jenis endapan dan latar, namun makalah ini berfokus pada jenis-jenis endapan di

mana emas membentuk komoditas ekonomi utama atau produk pendukung.

Endapan di mana emas hanya terbentuk sebagai hasil sampingan tidak dipertimbangkan,

termasuk endapan IOCG. Porfiri Cu-Au dan endapan VMS kaya Au tidak dibahas karena mereka

merupakan objek dari makalah yang berbeda di dalam buku ini. Begitu juga dengan endapan

emas jenis Witwatersrand, yang telah seringkali ditinjau dalam buku-buku terbaru (Frimmel et

al., 2005; Law dan Phillips, 2005). Sebagian besar eksplorasi disibukkan dengan proses

pendefinisian jejak endapan emas yang dikenal dan pengintegrasian berbagai teknik dengan

kondisi geologis untuk mendapatkan identifikasi dan deteksi yang efisien. Oleh karena itu,

bagian pertama dari makalah ini mengkaji jenis-jenis utama dari endapan emas dan unsur utama

dari jejak mereka, yang di sini didefinisikan sebagai karakteristik gabungan dari endapan-

endapan tersebut dan latar lokal sampai regionalnya. Bagian kedua membahas teknik dan

pendekatan yang sekarang dapat digunakan untuk mengenali dan mendeteksi jejak-jejak tersebut.

TINJAUAN TERHADAP SISTEM EMAS

Banyak hal mengenai endapan emas telah dipublikasikan dalam dekade terakhir, yang mengarah

kepada (1) peningkatan yang signifikan dalam pemahaman terhadap beberapa model, (2) definisi

jenis atau sub-jenis endapan baru, dan (3) pengenalan istilah-istilah baru. Namun, tetap terdapat

ketidakpastian yang signifikan mengenai perbedaan spesifik beberapa jenis endapan. Akibatnya,

endapan raksasa tertentu dianggap berasal dari jenis endapan yang berbeda oleh penulis yang

berbeda pula. Dalam makalah ini, kami mengadopsi tata nama yang paling diterima dan model

yang digunakan dalam tinjauan penting yang diterbitkan dalam dekade terakhir (misalnya

Hagemann dan Brown, 2000; Sillitoe dan Hedenquist, 2003). Seperti ditunjukkan dalam Gambar

1 dan disusun dalam Tabel 1, tiga belas jenis endapan emas yang signifikan secara global saat ini

telah diakui, masing-masing dengan karakteristik dan lingkungan pembentukan yang

didefinisikan dengan baik. Jenis-jenis minor dari endapan emas tidak dibahas dalam makalah ini.

Seperti yang diusulkan oleh Robert et al. (1997) dan Poulsen et al. (2000), banyak jenis endapan

emas tesebut dapat dikelompokkan menjadi klan, yaitu keluarga endapan yang terbentuk baik

oleh proses terkait ataupun yang merupakan produk yang berbeda dari sistem hidrotermal

berskala besar. Klan-klan ini sesuai dengan kelas utama model emas, seperti yang bersifak

orogenik, terkait intrusi tereduksi, serta terkait intrusi teroksidasi (Hagemann dan Brown, 2000).

Jenis endapan seperti Carlin, VMS kaya Au, dan sulfidasi rendah yang dipandang oleh penulis

yang berbeda-beda baik sebagai model yang berdiri sendiri atau sebagai anggota klan terkait

intrusi teroksidasi yang lebih luas. Di sini, mereka diperlakukan sebagai jenis endapan yang

berdiri sendiri, sementara endapan epitermal alkalik dan sulfidasi menengah dan tinggi dianggap

sebagai bagian dari klan terkait intrusi teroksidasi. Endapan Witwatersrand masih kontroversial

dan dianggap sebagai paleoplacer termodifikasi ataupun sebagai endapan orogenik.

Page 3: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 1: Skema potong melintang menunjukkan unsur-unsur geologi penting dari sistem

emas utama dan kedalaman kerak dari landasan mereka. Perhatikan skala kedalaman logaritmik.

Dimodifikasi dari Poulsen et al. (2000), dan Robert (2004a).

Jenis dan klan endapan utama

Istilah orogenic (orogenik) awalnya diperkenalkan oleh Groves et al. (1998) sebagai pengakuan

atas fakta bahwa endapan emas tipe urat kuarsa-karbonat dalam greenstone dan sabuk batu tulis,

termasuk di BIF, memiliki karakteristik yang mirip dan dibentuk oleh proses yang mirip pula.

Awalnya, model orogenik diterapkan secara ketat pada endapan tipe urat sintektonik yang

terbentuk pada tingkat kerak pertengahan dalam latar kompresional atau transpressional, yaitu

endapan syn-orogenik. Namun, istilah ini semakin diperluas untuk mencakup endapan-endapan

yang relatif pasca-orogenik terhadap proses pembentukannya di kedalaman kerak. Hal ini

menyebabkan ambiguitas yang signifikan dalam pendefinisian batasan antara model endapan

orogenik dan terkait intrusi tereduksi akibat banyak jenis contoh yang dianggap berasal dari

model yang berbeda-beda oleh banyak penulis (Thompson dan Newberry, 2000;. Goldfarb et al,

2001). Dalam makalah ini, seperti yang digambarkan pada Gambar 1, definisi klan orogenik

hanya mencakup endapan tipe urat kuarsa-karbonat syn-tektonik dan yang setara, yang dibentuk

pada kerak tingkat pertengahan. Jenis endapan khusus dalam klan ini meliputi endapan urat

dengan inang turbidit dan greenstone, serta urat dengan inang BIF dan endapan replacement

sulfidik (Gambar 1, Tabel 1). Seperti yang dibahas lebih rinci di bawah, masalah yang

membingungkan adalah bahwa sabuk greenstone juga mengandung jenis endapan emas yang

tidak sesuai dengan model orogenik sebagaimana didefinisikan di sini (Groves et al, 2003;..

Robert et al, 2005).

Tidak ada konsensus tentang asal-usul endapan atipikal tersebut. Model terkait intrusi

tereduksi (RIR) telah didefinisikan dengan lebih baik dalam dekade terakhir (cf. Lang et al.,

2000). Endapan-endapan dari klan ini dibedakan oleh hubungan logam Au-Bi-Te-As dan

hubungan erat spasial dan temporal dengan intrusi granitik equigranular tereduksi tingkat sedang

(Tabel 1; Thompson dan Newberry, 2000). Endapan tersebut utamanya terbentuk pada rangkaian

Page 4: Emas dan teknologi eksplorasinya

batuan sedimen silisiklasik tereduksi dan pada umumnya merupakan endapan orogenik. Berbagai

corak dan kedalaman pembentukan endapan RIR telah didokumentasikan, termasuk juga

endapan dengan inang intrusi dari karakter mesozonal sampai epizonal, dan padanan yang lebih

distal dan mesozonal dengan inang sedimen (Gambar 1, Tabel 1). Endapan-endapan dari jenis

yang berinang sedimen sesuai dengan jenis awal sedimen stockwork-disseminated dari Robert et

al. ( 1997) dan juga dengan endapan emas aureole termal terkait pluton (TAG) dari Wall (2000)

dan Wall et al. (2004). Beberapa endapan dari endapan IR dengan inang sedimen juga

dimasukkan dalam klan orogenik oleh Goldfarb et al. (2005) Klan terkait intrusi teroksidasi

(OIR) meliputi porfiri yang terkenal dan jenis endapan emas epitermal dengan sulfidasi tinggi,

serta endapan jenis skarn dan manto, yang terbentuk pada latar lempeng konvergen benua dan

samudera. Endapan-endapan tersebut paling cocok dianggap sebagai komponen dari sistem

hidrotermal besar yang berpusat pada persediaan porfiri tingkat menengah sampai felsic yang

umumnya teroksidasi dan berada pada tingkatan yang tinggi (Gambar 1, Tabel 1). Dalam dekade

terakhir, hubungan genetik antara porfiri dan endapan epitermal dengan sulfidasi tinggi telah

lebih ditegaskan (Heinrich et al., 2004), dan disebutkan bahwa endapan terbesar dari klan ini

terbentuk di busur kompresional (Sillitoe dan Hedenquist, 2003). Karakteristik dan latar dari

endmember bersifat alkali dari endapan porfiri juga telah disempurnakan, begitu juga dengan

kemungkinan hubungan antara endapan tersebut dengan sistem epitermal bersifat alkali rendah

sulfidasi (Jensen dan Barton, 2000).

Jenis-jenis lain dari endapan emas yang penting secara global mencakup jenis endapan epitermal

lowand dengan sulfidasi menengah, Carlin, VMS kaya Au, dan Witwatersrand (Gambar 1).

Endapan epitermal sekarang dibagi ke dalam kategori sulfidasi rendah, menengah, dan tinggi

atas dasar kumpulan mineralisasi dan alterasi (Sillitoe dan Hedenquist, 2003). Endapan sulfidasi

menengah, seperti endapan sulfidasi tinggi, diinterpretasikan sebagai komponen sistem OIR

besar, seperti halnya urat Victoria dalam sistem Far Southeast-Lepanto dan di Kelian. Endapan

tersebut awalnya dipisahkan sebagai jenis endapan Au dengan logam berbasis karbonat oleh

Corbett dan Leach (1998) dan ditandai dengan kumpulan ore karbonat pirit, sfalerit rendah Fe,

dan Mn disertai dengan alterasi illit dominan. Mineralisasi dapat terdiri dari urat dan badan

breksi dan umumnya menampilkan kontinuitas vertikal yang lebih besar daripada rekan-rekan

sulfidasi rendah atau tinggi mereka.

Endapan tipe Carlin dianggap sebagai bagian distal sistem OIR besar (Sillitoe dan Bonham,

1990) ataupun sebagai endapan yang berdiri sendiri (Cline et al, 2005). Perbedaan juga telah

ditentukan antara endapan tipe Carlin yang tepat dan endapan distal yang tersebar, yang bersifat

periferal terhadap intrusi kausatif dan memiliki asosiasi logam kaya Ag yang nyata. Namun,

tetap terdapat kontroversi mengenai apakah kedua kelompok endapan tersebut memang berbeda

secara fundamental (Muntean et al., 2004). Pekerjaan di dasar laut yang modern memberikan

wawasan tambahan mengenai pembentukan deposit VMS kaya Au, dengan adanya identifikasi

sejumlah latar yang menguntungkan (Huston, 2000; Hannington, 2004). Pengakuan bahwa

beberapa endapan VMS kaya Au adalah unsur bawah laut yang setara dengan endapan dengan

sulfidasi tinggi (Sillitoe et al., 1996) menempatkan endapan tersebut dalam klan endapan terkait

intrusi teroksidasi dan memiliki dampak yang signifikan terhadap eksplorasi. Terakhir, tetap

terdapat kontroversi mengenai asal-usul endapan emas Witwatersrand yang unik, yang asal

Page 5: Emas dan teknologi eksplorasinya

kedua paleoplacer termodifikasi dan hidrotermalnya sedang diusulkan (Frimmel et al., 2005;

Law dan Phillips, 2005).

Meskipun banyak endapan raksasa sesuai dengan salah satu model yang diuraikan di atas,

banyak dari mereka yang memiliki karakteristik yang unik dan tidak mudah diklasifikasikan

dalam skema yang disajikan pada Gambar 1 (Sillitoe, 2000b). Oleh karena itu, terdapat

kemungkinan bahwa penemuan besar berikutnya dapat dilakukan dengan corak yang berbeda

atau mineralisasi, atau mungkin terletak pada latar geologis yang tak terduga, sebuah fakta yang

jelas harus diperhitungkan dalam program eksplorasi regional. Sebuah contoh yang baik adalah

penemuan endapan Las Lagunas Norte di distrik Alto Chicama di bagian utara Peru, di mana

mineralisasi epitermal dengan sulfidasi tinggi terjadi dalam batuan sedimen klastik, bukan dalam

batuan vulkanik, seperti yang disukai oleh model klasik.

Tabel 1: Kompilasi unsur-unsur utama dari jenis-jenis terpilih dari endapan emas

Sesi Pleno: Endapan Ore dan Teknologi Eksplorasi Klan

Jenis Endapan

Fitur Utama dari Lingkungan

PembentukOre

Manifestasi Utama dari

Endapan (Dengan kedekatan yang

meningkat)

Contoh jenis

Referensi yang

Dipilih

Skala Regional Skala Lokal Orogeni

k Endapan inang greenstone

- Sabuk greenstone

yang

didominasi sedimen atau

vulkanik - Zona sesar berskala kerak - Batuan

konglomerat

- Zona sear,khususnya dengan belokan dan

persimpangan - HeterogenitasRheologic

al - Litologi kaya Fe - Intrusi porfiri felsic

- Alterasikarbonatterzona

si, dengan serisit-piritproksimal - Konsentrasi urat

pembawa emas atau

daerah sulfida disseminated - Tanda Au>Ag, As, W

Dome, Norseman, Mt

Charlotte, Sigma

Lamaque

Groves et al. (2003) Goldfarb et al.

(2005) Robert et al.

(2005) Dubé danGosselin (2006a)

Urat inang turbidit

- Rangkaian turbidit terlipat - Intrusi granit - Patahan berskala kerak - Kelas

greenschist

- Puncak antiklin - Patahan terbalik sudut

tinggi - Struktur silang

- Alterasi karbonat Fe-Mg- (spotting) - Konsentrasi urat Au-

kuarsa - Tanda Au>Ag, As

Bendigo, Stawell,

Alaska- Juneau

Hodgson (1993) Bierlein et al.

(1998) Goldfarb et al. (2005)

Inang BIF - Sabuk greenston

terdominasi

vulkanik atau sedimen yang

mengandung

formasi besi tebal - Terlipat dan

termetamorfosis

- Zona sendi lipatan - Patahan atau zona

geser berpotongan

dengan formasi besi - Beberapa kontrol

stratiform

- Sulfidasi dari formasi besi - Alterasi klorit-karbonat

atau amfibol - Tanda Au>Ag, As

Homestake, Lupin Cuiaba, Hill

50

Caddy et al. (1991) Kerswill (1996) Goldfarb et al. (2005)

Terkait

intrusi

tereduks

i

Mesozonalinang Intru

si - Rangkaian

siliklastik

tereduksi - Sabuk intrusi

tereduksi

menengah - Asosiasi

umum dengan

- Persediaan granodiorit-

granit tereduksi

menengah multifase equigranular dan

batholith

- Alterasi K-feldspar

awal dan serisit karbonat

terbaru - Pembentukan urat dan

veinlet lembaran - Tanda Au>Ag, Bi, As, W, Mo - Korelasi Au :Bi

Fort Knox, Vasilkovsko

e

Thompsondan Newberry (2000) Lang danBaker (2001) Hart (2005)

Page 6: Emas dan teknologi eksplorasinya

sabuk W-Sn+/-Mo

Epizonal inang intrusi - Rangkaian

siliklastik tereduksi - Sabuk intrusi

tereduksi menengah - Asosiasi

umum dengan sabuk W-Sn+/-Mo

dan/atau Sb

- Kubah, sill, dan dyke

tingkat tinggi dari karakter tereduksi umum - Struktur utama

- Lempung resapan dan

serpy untaian veinlet - Pembentukan urat

dan veinletlembaran - Tanda Au>Ag, As, Sb +/- Hg

Donlin

Creek Kori Kollo Brewery

Creek

Lang danBaker

(2001) Goldfarb et al.

(2004)

Terkait intrusi inang sedimen

- Rangkaian siliklastik

tereduksi

terpatah dan terlipat - Intrusi granit - Patahan berskala kerak

- Lipatan dan patahan - Batuan tudung kurang

permeabel - Intrusi tereduksi menengah dekat yang

terkait secara temporal

dan spasial

-Alterasi K-feldspar awal,

serkarbonat baru - Veinlet lembaran, stockwork disseminated,kumpulan

urat -Tanda Au>Ag, Bi, As,

W, Mo

Muruntau Kumtor Telfer

Table 1: Continued

Models and Exploration methods for Major Gold Deposit Types

Klan

Jenis

Endapan

Fitur Utama Lingkungan PembentukOre

Manifestasi Utama

dari Endapan (Dengan kedekatan yang meningkat)

Contoh jenis

Referensi yang

Dipilih

Skala Regional Skala Lokal Terkait

Intrusi

Teroksid

asi

Porfiri

kayaAu - Kalk-

alkalinhingga busur

magma alkalin - Patahan busur

paralel regional - Penutup vulkanik

sejaman yang tidak

berlimpah

- Persimpangan dengan

struktur busur melintang - Persediaan porfiri sisi

curam, kaya magnetit,

mengandung

hornblende/biotite - Breksi hidrotermal

- Alterasi propilitik

(sekitar) atau argilik

(bagian atas)

lanjutan - Veinlet

stockwork dalam

batuan teralterasi - Alterasi K-

silikat dengan

veinlet yang

mengandung

magnetit - Tanda Au-Ag, Cu

Grasberg, Far Southeast,

Cerro Casale, Batu

Hijau

Sillitoe (2000a) Cooke et al.

(2004) Seedorff et al.

(2005)

Epitermal

sulfidasi

tinggi

(menenga

h)

- Kalk-alkalinhingga

busuralkalin; busur andesitikhingga dasiti

k - Patahan busur

paralel regional -Penutup vulkanik

yang dilindungi

- Kompleks lubang kubah

vulkanik - Persimpangan dengan

struktur busur melintang - Breksi hidrotermal;

diatrema

- Alterasi argilik

lanjutan - Alterasi silika

berongga - Tanda Au-Ag, As,

Cu, Sb, Bi, Hg

Yanacocha, Pierina,

Veladero Pueblo Viejo Lepanto/Victo

ria

Hedenquist et

al. (2000) Simmons et al. (2005)

Alkali

epitermal

sulfidasi

rendah

- Latar ekstensional

yang terkait dengan

busur dan rekahan

pulau - Sabuk magma

alkalin - Patahan regional

- Kompleks intrusi alkalin - Patahan regionalyang

bersimpangan dengan

pusat intrusi atau kaldera - Breksi (dalam beberapa

kasus)

- Alterasi karbonat

ekstensif - Alterasi

serisit/Kfeldspar

bagian dalam

proksimal - Konsentrasi

pembentukan Au - Tanda Au>Ag, Te,

V, Pb, Zn

Cripple Creek Porgera Emperor Ladolam

Jensen danBart

on (2000)

Jenis Subalkali - Latar ekstensional - Patahan - Alterasi propilitik Hishikari, Hedenquist et

Page 7: Emas dan teknologi eksplorasinya

endapan

lain epitermal

sulfidasi

rendah

terkait rekahan, busur

dalam hingga busur

belakang - Suite

vulkanikbimodalsuba

erial (basalt-riolit)

ekstensional hinggastrike-

slip - Persimpangan struktural - Kubah riolite (dalam

beberapa kasus)

hingga argilik,

bergradasi ke dalam

hingga serisit/ilit-adularia - Konsentrasi urat

terikat jenis LS - Tanda Au

Round Mountain,

Pajingo, Cerro

Vanguardia

al (2000) Gemmell

(2004) Simmons et al. (2005)

Carlin - Rangkaian

miogeoklinal terpatah

dan terlipat - Litologi lereng-

fasies lithologies

(karbonat kotor) - Magmatisme felsik

- Batuan kapur

mengandung silt - Batuan tudung

kurang permeable - Struktur antiklinal - Patahan sudut tinggi

berlimpah,

termasuk patahan dengan

sadapan dalam - Persediaan dan dyke

felsik

-

Silisifikasi(jasperoid

s) di sepanjang

patahan dan unit

reaktif - Breksi jenis

dissolusi -

Pembentukanminera

l As, Sb and Hg - Tanda Au>Ag, As,

Sb, Tl, Hg

Goldstrike,

Gold Quarry,

Getchell, Jerritt Canyon

Hofstra danCli

ne (2000) Cline et al.

(2005)

VMS

kayaAu - Busur belakang

pemula dan busur

rekahan; sabuk

greenstone - Vulkanik bawah

kaut mafik-felsik

- Intrusi felsik sub-

vulkanik - Batuan vulkanik

felsik, termasuk kubah

kecil - Patahan syn-vulkanik - Endapan VMSlainnya

- Deplesi Na dan

alterasi semi-selaras - Alterasi klorit-

serisit dinding

bawah atauargilik ke argilik lanjutan - Tanda Au

Horne,

Bousquet 2, Henty, Eskay

Creek

Huston (2000) Hannington

(2004) Dubé danGoss

elin (2006b)

Paleoplac

er -Sedimen yang

sangat matang dalam

cekungan sedimen

kratonik -Cekungan

foreland atau busur

belakang

-Arenit kerikil matang -Ketidakselarasan -Fasies saluran

aluvial hingga fluvialutam

anya

- Alterasi pirofilit-

kloritoid(kemungkin

an overprint) - Emas dalam pirit

detrital yang

mengandung

konglomerat dan

arenit matang - Tanda Au>Ag, U

Witwatersran

d, Tarkwa

Frimmel et al.

(2005) Law danPhillip

s (2005) Hirdes danNun

oo (1994)

Tabel 1: Bersambung

Model dan Metode Eksplorasi untuk Jenis-Jenis Endapan Emas Besar

Kepentingan global relatif dari jenis endapan

Dari sudut pandang eksplorasi, terutama bagi perusahaan emas besar, upaya yang dilakukan

harus difokuskan pada model-model yang memiliki kesempatan terbaik dalam menghasilkan

endapan yang besar. Tabel 2 menunjukkan distribusi endapan emas di antara jenis-jenis yang

tercantum pada Tabel 1 dari populasi 103 endapan dengan bawaaan emas >10 Moz. Tabel 2

menunjukkan bahwa hampir semua jenis endapan dapat ditemukan di antara endapan >10

Moz.Walaupun begitu, beberapa jenis endapan memiliki jumlah yang jelas lebih banyak

daripada yang lain di antara populasi raksasa ini. Misalnya, endapan porfiri kaya Au sejauh ini

adalah yang paling melimpah, diikuti oleh endapan dengan inang greenstone (orogenik dan

atipikal), dankemudian oleh endapan Carlin. Kesimpulan penting lain yang disoroti oleh

kompilasi ini adalah bahwa beberapa jenis endapan cenderung lebih besar daripada yang

lain, dan yang terbesar merupakan ladang emas individu Witwatersrand, diikuti

oleh endapan RIR dengan inangsedimen. Sebaliknya, RIR dengan inang intrusi, LS epitermal,

Page 8: Emas dan teknologi eksplorasinya

dan endapan VMS kaya Au tidakterlalu melimpah di antara endapan 10 Moz dan cenderung

lebih kecil, yaitu dengan rata-rata <15 moz.="" span="">

Tabel 2: Distribusi populasi dengan 103 endapan >10Moz di antara jenis endapan dan klan

yang berbeda yang dibahas dalam makalah ini.

Jenis dan Klan

Endapan Jumlah

Endapan >10 Moz

Mengandung Au (Moz)

Orogenik Greenstone Turbidit & BIF

20 14 6

425 285 140

IR Tereduksi Inang intrusi Inang sedimen

13 4 8

434 75

359 IR Teroksidasi Porfiri (skarn) HS-IS Epitermal

LS Alkalik

39 27 9 3

1104 739 253 112

Jenis Lain LS- Epitermal Carlin Au-VMS Witwatersrand Greenstone atipikal

7 10 2 8 5

91

245 20

1260 113

KARAKTERISTIK DAN LATAR JENIS ENDAPAN EMAS UTAMA

Bagian ini menjelaskan karakteristik utama dari jenis endapan emas terpilih yang penting secara

global dan latar geologi lokal sampai regionalnya. Karakteristik ini membentuk dasar dari jejak

endapan yang ditargetkan oleh program eksplorasi regional, seperti yang telah dibahas dalam

bagian kedua makalah ini.

Endapan Orogenik

Sebagaimana ditunjukkan di atas, masih ada ambiguitas pada

perbedaan antara endapanorogenik dan RIR. Dalam konteks sabuk greenstone,

ambiguitas selanjutnya berasal darikeberadaan corak tambahan dari endapan logam hanya emas

dan berbasis emas yang umumnyadilapisi (overprint) oleh urat orogenik. Hal ini

ditafsirkan sebagai jenis yang berbeda ataupun usiaendapan (Robert et al., 2005) atau sebagai

variasi kedalaman pada sebuah model orogenikdengan beberapa endapan logam berbasis emas

atipikal (Groves et al., 2003). Dalam makalahini, istilah orogenik dibatasi untuk endapan yang

terdiri dari urat kuarsa-karbonat dan replacement wallrock terkait yang berhubungan dengan

struktur geologi kompresi atau transpressional, seperti patahan terbalik dan lipatan, seperti yang

digambarkan dalam diagrampada Gambar I.

Tiga jenis utama endapan orogenik dibedakan berdasarkan lingkungan batu inangnya: jenis

inang greenstone, inang turbidit, dan inang BIF (Gambar 1; Tabel 1). Endapan atipikal yang

ditemui dalam sabuk greenstone dibahas secara terpisah. Endapan orogenik dari ketiga jenis

Page 9: Emas dan teknologi eksplorasinya

tersebut memiliki sejumlah karakteristik tambahan. Mereka terdiri dari susunan urat kuarsa-

karbonat kompleks yang bervariasi yang menunjukkan kontinuitas vertikal, pada umumnya

dalam kelebihan 1 km, tanpa zonasi vertikal yang signifikan. Ore nya diperkaya dengan Ag-

As+/-W dan memiliki rasio Au:Ag >5. Unsur-unsur lain yang umumnya diperkaya mencakup B,

Te, Bi, Mo. Mineral sulfida yang dominan adalah pirit di kelas greenschist dan pirhotit di kelas

amphiboles. Arsenopirit adalah sulfida yang dominan di banyak ore berinang sedimen klastik di

kelas greenschist, dan loellingit juga terdapat pada kelas amphibolites. Badan ore dikelilingi oleh

lingkaran alterasi karbonat sericitepyrite yang berkembang secara bervariasi tergantung pada

komposisi batuan inang. Pada skala regional, mayoritas endapan terkait secara spasial dengan

zona geser regional dan terbentuk pada batuan kelas greenschist, konsisten dengan sifat struktur

inangnya yang rapuh-elastis.

Endapan berinang greenstone

Endapan berinang greenstone orogenik adalah yang paling penting dari klannya dan jenis yang

terwakili paling baik di antara endapan-endapan >10 Moz (Tabel 2), termasuk Hollinger-

McIntyre, Dome, Sigma-Lamaque, Victory-Defiance, Norseman, dan Mt Charlotte. Urat kuarsa-

karbonat endapan-endapan ini biasanya menggabungkan urat terlaminasi di zona-zona geser

terbalik dengan kemiringan menengah hingga tinggi dengan susunan urat ekstensional dangkal

berdekatan dengan batuan regangan yang lebih rendah dan batuan tegar (Gambar 1). Karakter

sebaliknya dari urat berinang zona geser dan kemiringan dangkal dari urat ekstensional

memperlihatkan pembentukan mereka selama pemendekan kerak (Premier et al., 1988; Robert

dan Poulsen 2001). Dalam sabuk greenstone, endapan urat signifikan biasanya didistribusikan

sepanjang struktur kompresional hingga transpresional region tertentu. Berdasarkan hubungan

mereka dengan struktur regional, kamp-kamp ini juga terletak di batas antara litologi kontras

atau domain usia di dalam sabuk. Seiring struktur ini, endapan-endapan umumnya berkelompok

di kamp-kamp tertentu, yang terletak di tikungan atau persimpangan melebar utama, dan di

mana endapan biasanya terbentuk dalam struktur tingkat tinggi yang terkait (Goldfarb et al.2005;

Robert et al., 2005). Kamp dan endapan yang lebih besar umumnya terkait secara spasial

dengan rangkaian akhir batuan konglomerat sebagaimana dicontohkan oleh batuan konglomerat

polymict Timiskaming di sabuk greenstone Abitibi dan batuan konglomerat kerikil kuarsa

Tarkwaian di Birimian Shield. Endapan tersebut terbentuk pada semua jenis batuan supracrustal

dalam sabuk greenstone dan meliputi posisi stratigrafi dari vulkanik mafik-ultramafik rendah

ketingkat stratigrafi sedimen klastik atas. Namun, endapan-endapan besar cenderung terbentuk

secara stratigrafis di dekat ketidakselarasan di dasar rangkaian batuan konglomerat, terutama jika

dikembangkan di atas batuan vulkanik mafik-ultramafik yang mendasarinya (Robert et al.,

2005).

Pada skala lokal, latar yang menguntungkan untuk endapan-endapan ini menunjukkan kombinasi

faktor struktural dan litologi (Groves et al., 1990; Robert, 2004b). Latar struktural yang

menguntungkan utamanya terkait dengan heterogenitas rheologic di rangkaian inang. Zona geser

dan patahan, yang secara universal terdapat pada endapan ini, dikembangkan di sepanjang

kontak litologi antara unit dengan ketegaran yang kontras dan sepanjang unit litologi rapuh tipis.

Seiring kontak-kontak tersebut dan sepanjang batuan rapuh, endapan-endapan akan berkembang

di tikungan, dan persimpangan struktural. Unit batuan tegar tertutup dalam keadaan yang tidak

Page 10: Emas dan teknologi eksplorasinya

mendukung sehingga merekah dan menjadi urat. Asosiasi litologi umum mencakup batuan kaya

Fe, seperti basalt tholeiitic, ambang dolerite yang dibedakan dan BIF, dan dengan cadangan

porfiri tegar dengan komposisi menengah hingga felsik, baik mengintrusi batuan vulkanik mafik-

ultramafik atau batuan sedimen klastik ataupun tidak.

Endapan berinang greenstone atipikal

Dalam dekade terakhir, terdapat peningkatan pengakuan bahwa sabuk greenstone produktif

mengandung endapan hanya emas dan endapan logam berbasis emas yang tidak sesuai dengan

model orogenik (Robert et al., 2005). Contoh endapan atipikal mencakupi Red Lake, Hemlo,

Malartic, Doyon, Fimiston, Wallaby, Kanowna Belle, dan Boddington, dan endapan VMS kaya

Au Horne dan LaRonde yang terdokumentasi dengan baik (Dubé dan Gosselin,

2006b).Walaupun endapan atipikal tersebut menampilkan kontrol skala regional yang serupa dan

umumnya terbentuk di kamp-kamp yang sama dengan endapan orogenik, mereka berbeda

dalam hal corak mineralisasi, asosiasi logam, tingkat kerak emplasemen yang ditafsirkan, dan

usia relatif. Alterasi yang berhubungan dengan beberapa endapan atipikal berbeda

dalam halkumpulan mineral aluminanya. Endapan atipikal tersebut penting karena mereka

mewakili proporsi yang signifikan dari persediaan emas di sabuk greenstone (Tabel 2). Ore dari

endapan-endapan ini berkisar dari zona disseminated-stockwork di Wallaby dan Kanowna Belle,

hingga urat bertekstur crustiform dengan replacement wallrock sulfidik yang terkait di Red Lake

dan Fimiston, hingga urat-urat kaya sulfida yang kurang umum (Robert et al., 2005). Semua

corak yang berbeda tersebut menunjukkan hubungan spasial yang erat dengan persediaan dan

dyke porfiri tingkat tinggi. Tekstur ore dan pengayaan umum dalam Te, Sb, Hg

juga menunjukkanemplasemen tingkat tinggi pada endapan, yang kebanyakan

memang diklasifikasikan sebagai epizonal (Gebre-Mariam et al., 1995). Ore tersebut refraktori di

kebanyakan endapan disseminated-stockwork dan urat crustiform.

Endapan-endapan yang paling atipikal terbentuk di dekat atau di atas ketidakselarasan di dasar

rangkaian batuan konglomerat. Gambar 2 mengilustrasikan latar umum dari corak endapan

disseminated-stockwork dan urat crustiform, berdasarkan model yang diusulkan oleh Robert

(2001) untuk endapan disseminated di sabuk greenstone Abitibi. Dari sudut pandang eksplorasi,

penting untuk dicatat bahwa penemuan-penemuan emas greenstone yang paling signifikan dalam

dekade terakhir bercorak disseminated-stockwork (Eleonore, Wallaby) dan terbentuk di bagian

atas, yang merupakan bagian sedimen, dari kolom stratigrafi. Seperti yang dikatakan oleh Robert

et al. (2005), banyak dari endapan atipikal tersebut terbentuk cukup awal dalam awal

perkembangan sabuk greenstone, sebelum terjadinya lipatan pada unit inang mereka selama

ruahan pemendekan sabuk inang tersebut, dan biasanya di-overprint oleh urat orogenik. Meski

masih diperdebatkan, asal dari banyak simpanan tersebut mirip dengan yang bersifat alkali, yaitu

endapan porphyrystyle dari klan terkait intrusi teroksidasi. Bahkan, banyak endapan

disseminated-stockwork di kraton Yilgarn dan Superior sebelumnya dianggap sebagai endapan

porfiri (lihat Robert et al., 2005).

Page 11: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 2: Model geologi untuk latar disseminated-stockwork dan endapan urat crustiform di

sabuk greenstone, yang menunjukkan hubungan spasial erat mereka dengan intrusi porfiri tingkat

tinggi dan ketidakselarasan di dasar rangkaian batuan konglomerat. Dimodifikasi dari Robert

(2001)

Endapan berinang BIF

Hanya tiga endapan berinang BIF yang mengandung Au >10 Moz (Homestake, Morro Velho,

dan Geita), tetapi endapan-endapan tersebut berukuran besar dan mengandung emas 90 Moz,

sehingga memiliki daya tarik sebagai target eksplorasi. Endapan tersebut terutama terdiri dari

replacement sulfidik dari lapisan kaya Fe dalam BIF magnetit atau silikat, berdekatan dengan

urat kuarsa berkembang yang bervariasi dan urat sekunder (veinlet). Bagian tengah yang

termineralisasi secara intens dari beberapa endapan terdiri dari replacement wallrock yang semi

berkelanjutan, yang dapat mengaburkan karakter epigenetik mereka dan dapat menyebabkan

ambiguitas mengenai waktu mineralisasi (Caddy et al., 1991; Kerswill, 1996) endapan berinang

BIF terbentuk pada sabuk greenstone yang dapat berupa vulcanic-dominated atau sediment-

dominated, di mana secara stratigrafis mereka berada dekat transisi regional vulkanik-sedimen,

seperti halnya di Homestake dan Morro Velho. Beberapa endapan, seperti Lupin, juga terbentuk

di dekat tepi cekungan sedimen klastik besar, tanpa adanya batuan vulkanik mafik yang

signifikan. BIF magnetit adalah inang yang dominan dalam batuan kelas greenschist, sedangkan

BIF silikat berlaku di kelas mid-amfibolit atau yang lebih tinggi (Kerswill, 1996). Pada skala

Page 12: Emas dan teknologi eksplorasinya

lokal, endapan berinang BIF umumnya berhubungan dengan sendi lipatan, antiklin atau sinklin,

dan persimpangan zona geser dan patahan. Akibatnya, endapan-endapan tersebut umumnya

stratabound dan menunjam sejajar dengan sendi lipatan inang mereka atau dengan garis

persimpangan dari zona geser pengendali dengan unit BIF. Dalam sabuk greenstone, banyak

endapan berinang BIF juga mengandung konsentrasi persediaan dan dyke porfiri menengah

hingga felsik.

Endapan berinang turbidit

Urat berinang turbidit orogenik (berinang sabuk batu tulis) umum ditemukan, tetapi hanya tiga

endapan yang mengandung Au >10 Moz, di antaranya yang paling penting adalah Bendigo dan

Natalka. Mereka dapat dipahami dengan baik, dan latar serta kontrol regional hingga local

mereka telah ditinjau antara lain oleh Bierlein dan Crowe (2000). Contoh-contoh klasik dari jenis

endapan ini yaitu terumbu pelana yang bertumpuk vertikal di sendi lipatan antiklinal yang

dihubungkan oleh urat fault-fill di zona geser balik dan urat ekstensional terkait. Endapan jenis

ini terbentuk pada rangkaian batuan greywacke mudstone akresi tebal, yang diintrusi oleh pluton

granit dan berada di dekat batas-batas kerak utama (Tabel 1). Adanya substrat laut terhidrasi

dianggap menguntungkan bagi pengembangan terrane yang termineralisasi dengan baik (Bierlein

et al., 2004). Pada skala lokal, endapan-endapan tersebut biasanya berhubungan dengan

penunjaman ganda, antiklin tegak dan patahan balik dengan sudut tinggi (Bierlein dan Crowe,

2000). Daerah endapan biasanya kekurangan volume yang signifikan dari intrusi felsik,

meskipun terdapat kemungkinan adanya dyke lamprofir. Signifikansinya bagi kegiatan

eksplorasi adalah pengakuan dalam dekade terakhir mengenai lingkaran ankerit-siderit dengan

skala urat hingga skala kilometer di sekitar endapan berinang turbidit di Provinsi Victoria Utara

di Australia, sehingga dapat memberikan jejak eksplorasi lebih besar yang signifikan daripada

urat itu sendiri (Bierlein et al., 1998).

Mengurangi Endapan Terkait Intrusi

Dalam dekade terakhir ini, kita telah melihat adanya pengenalan, penerimaan umum, dan

pemahaman yang progresif dari kelompok endapan hanya emas yang berhubungan dengan

intrusi tereduksi menengah. Terminologi untuk kelas endapan ini telah berkembang secara

bertahap, dengan banyaknya penulis yang mendefinisikan kelas tersebut dengan cara yang

berbeda-beda, yang menghasilkan beberapa kebingungan mengenai cara terbaik untuk

mengklasifikasikan endapan-endapan tersebut (Hart 2005). Penelitian terdahulu mengakui

adanya perbedaan dari endapan yang berkaitan dengan intrusi-intrusi yang sangat teroksidasi,

jenis I, dan seri magnetit yang biasanya dikaitkan dengan endapan “porfiri” kaya emas (McCoy

et al., 1997, Thompson et al. 1999a, Lang et al., 2000). Thompson dan Newberry (2000)

mendefinisikan karakteristik utama yang membedakan endapan-endapan emas ini dan

menciptakan istilah “terkait intrusi tereduksi.” Meskipun granitoid yang terkait dengan endapan-

endapan ini digambarkan sebagai “tereduksi menengah” (Baker 2003) dan beberapa dari

endapan tersebut yang tidak terlalu teroksidasi, endapan-endapan tersebut secara signifikan

kurang teroksidasi jika dibandingkan dengan intrusi-intrusi yang berhubungan dengan endapan

porfiri kaya emas atau hanya emas (Hart, 2005). Klan endapan RIR jelas dibedakan dari klan

terkait intrusi teroksidasi dalam hal derajat fraksinasi dan keadaan oksidasi dari magma bersifat

calc-alkali hingga alkali dan kumpulan logam dominan yang terkait (Gambar 3).

Page 13: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 3: Plot skematis yang menunjukkan derajat fraksinasi (ditunjukkan oleh Fecontent)

versus keadaan teroksidasi terkait dengan pengayaan logam yang berbeda dalam sistem

magmatik-hidrotermal. Hubungan antara rangkaian ilmenit (I-S) dan rangkaian magnetit (M-S)

juga ditunjukkan, di samping latar tektonik yang digeneralisasikan (dari Thompson et al., 1999a)

Karakteristik utama dari endapan RIR baru-baru ini dirangkum oleh Hart (2005; lihat juga Tabel

1). Mineralisasi biasanya memiliki kandungan sulfida rendah, sebagian besar hanya <5

dengan="" kumpulan="" mineral="" span="" vol="">ore tereduksi yang biasanya terdiri dari

arsenopirit, pirhotit, dan pirit dan tidak mengandung banyak magnetit atau hematit. Kumpulan

logam menggabungkan emas dengan tingginya tingkatan Bi, W, As, Mo, Te, dan/atau Sb yang

bervariasi namun dengan konsentrasi logam dasar yang rendah. Endapan ini juga menampilkan

alterasi hidrotermal proksimal yang terbatas dan umumnya lemah.

Endapan RIR secara spasial dan temporal berhubungan dengan intrusi meta-

alumina dansubalkalik dari komposisi menengah hingga felsik yang menjangkau batas

antara seri ilmenit dan magnetit. Elemen utama dari model ini adalah bahwa endapan-

Page 14: Emas dan teknologi eksplorasinya

endapannya sezaman dengan intrusi kausatif terkait mereka. Pada skala regional, endapan-

endapan ini berhubungan dengandaerah magmatik yang paling dikenal karena endapan tungsten

dan/atau timahnya. Mereka jugaterbentuk pada latar tektonik inboard dari batas lempeng

konvergen yang disimpulkan atau diakui. Endapan dari klan RIR dapat dibagi menjadi tiga jenis

berdasarkan variasi corak yangrelatif terhadap kedalaman pembentukan dan kedekatan dengan

intrusi kausatif, mirip dengan apa yang diamati dalam sistem “porfiri” OIR (Lang et al., 2000;

Hart, 2005; Gambar 1 dan 4;Tabel 1). Perbedaan jenis endapan antara klan RIR selanjutnya

tercermin dalam alterasi, corakmineralisasi, dan keterkaitan logam (Tabel 1). Dua jenis endapan

yang pertama adalah inang intrusi dan telah terbentuk di lingkungan kedalaman epitermal dan

mesothermal, dan di sini disebut sebagai endapan terkait intrusi epizonal dan mesozonal

(Gambar 1). Jenis ketiga endapan memiliki inang batuan sedimen klastik dan memiliki hubungan

yang lebih lemah dengan intrusi tereduksi; jenis ini adalah intrusi terkait dengan inang sedimen

(Gambar 1, Tabel 1). Endapan tersebut terdiri dari zona mineralisasi emas stockwork-

disseminated dan memiliki banyak karakteristik yang sama dengan endapan RIR, terutama

keterkaitan logam dan hubungan spasial serta temporal dengan intrusi tereduksi menengah (Wall

2000, 2004; Yakubchuk 2002). Jenis endapan ini memiliki signifikansi eksplorasi yang tinggi

karena mencakup endapan raksasa seperti Muruntau (Wall, 2004), Kumtor (Mao et al. 2004),

dan Telfer (Rowins, 2000). Masuknya endapan-endapan ini dalam klan intrusi terkait,

bagaimanapun, tetap kontroversial, dan penulis lain lebih memilih untuk memasukkannya ke

dalam klan orogenik (Goldfarb et al., 2005).

Endapan Berinang Intrusi Mesozonal

Endapan berinang intrusi mesozonal telah diteliti dengan baik di Yukon dan Alaska, dan model

untuk endapan ini juga telah maju dan diterima secara umum (Gambar 5, Hart 2005). Endapan

yang terbesar dari jenis ini biasanya dicirikan sebagai endapan urat lembaran yang dapat

ditambang dengan ruahan kelas rendah, seperti Fort Knox (8 Moz) dan Vasilkovskoe (12 Moz).

Emas dalam endapan ini umumnya mineral yang bebas penggilingan, non-refraktori, dan terkait

dengan mineral bismuth (Flanigan et al. 2000). Telurium dan tungsten juga merupakan asosiasi

unsur yang umum. Endapan urat lembaran tersebut pada umumnya terletak di pinggiran atau

zona atap dari pluton granodioritik equigranular panjang kecil hingga pluton granit. Intrusi-

intrusi tersebut biasanya bersifat metaluminous hingga peraluminous lemah, calcalkalic, dan

subalkalik dengan oksidasi yang disimpulkan yang melalui batas antara seri ilmenit dan seri

magnetit (Lang et al. 2000). Hart (2005) menunjukkan bahwa pelepasan cairan

hidrotermalmineralisasi pada fase pluton mungkin menampilkan sejumlah karakteristik sebagai

berikut: tekstur porfiritik, adanya dyke aplite dan pegmatite, urat kuarsa dan

turmalin, alterasi greisens, rongga miarolitik, dan tekstur pembekuan-searah. Juga terlihat bahwa

di daerah di manaendapan mesozonal mendominasi, batuan

vulkanik sezaman jarang ditemukan atau tidak ada, yang disebabkan oleh kedalaman

emplasemen mereka.

Page 15: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 4: Diagram tersebut menunjukkan model zonasi eksplorasi untuk sistem emas terkait

intrusi, dengan penekanan pada sistem di Yukon-Alaska tetapi juga termasuk variasi dari daerah

sistem emas terkait intrusi lainnya. Dimodifikasi dari Lang et al. (2000).

Page 16: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 5: Model rencana-pandangan yang digeneralisasi untuk sistem emas terkait intrusi

dari Daerah Emas Tintina. Perhatikan berbagai corak mineralisasi dan variasi geokimia yang

diduga bervariasi ke luar dari pluton pusat (dimodifikasi dari Hart 2005).

Endapan tersebut umumnya tidak memiliki sistem alterasi hidrotermal yang luas di sekitarnya

dan biasanya terbatas pada lingkaran alterasi serisit-karbonat-felspar sempit pada veinlet kuarsa.

Namun, endapan dan pembentukan periferal dan zona hornfels dalam lingkungan mesozonal

dapat menunjukkan pola distribusi yang diprediksi (Gambar 5). Pola ini secara signifikan

memperluas jejak eksplorasi endapan tersebut. Sebagian besar endapan yang ditemukan di luar

intrusi sebagai skarns, mantos, ataupun urat polimetalik umumnya berukuran kecil (<3 2000=""

al.="" ang="" beberapa="" berinang="" breksi="" dan="" dengan="" di="" dicatat=""

disseminated="" endapan="" et="" granitoid="" hanya="" idston="" imbara="" juga=""

mineralisasi="" moz="" ogo="" pengecualian="" persediaan="" sekitar="" signifikan="" span=""

telah="" tereduksi="" yang="">

Endapan Berinang Intrusi Epizonal

Endapan berinang intrusi epizonal, seperti Kori Kollo, Brewery Creek, dan Donlin Creek, terdiri

dari veinlet stockwork, sulfida disseminated atau mineralisasi urat lembaran dalam kompleks

dyke-sill atau kubah vulkanik. Intrusi inang memiliki karakteristik yang mirip dengan yang

dijelaskan sebagai karakteristik endapan mesozonal, tetapi dengan bukti emplasemen yang lebih

dangkal, seperti aphanitic groundmass di intrusi dyke-sill porfiritik. Donlin Creek adalah yang

terbesar dari endapan tersebut dan telah ditunjukkan oleh Baker (2002) dan Goldfarb et al.

Page 17: Emas dan teknologi eksplorasinya

(2004) bahwa endapan tersebut terbentuk pada kedalaman kurang dari 2 km. Endapan tersebut

mungkin menunjukkan karakteristik tekstur urat tingkat dangkal, seperti tekstur rongga garis

kuarsa drusy yang berlimpah, terikat, crustiform, simpul pita, dan berbilah (Goldfarb et al. 2004).

Di daerah endapan-endapan ini, sering terdapat usia batuan vulkanik yang setara.

Alterasi hidrotermal yang terkait dengan endapan berinang intrusi epizonal tersebut biasanya

memiliki komponen alterasi lempung dan/atau lingkaran alterasi berskala veinlet karbonat dan

serisit (Baker, 2002). Endapan-endapan tersebut lebih sering ditandai oleh emas refraktori dan

asosiasi dengan Sb dan Hg, yang berbeda dengan rekan mesozonalnya (Tabel 1).

Endapan Terkait Intrusi Berinang Sedimen

Beberapa penulis menghubungkan intrusi tereduksi dalam ruang dan waktu dengan endapan

berinang sedimen besar, seperti Muruntau, Kumtor, dan Telfer, serta beberapa contoh kecil

lainnya (Goldfarb et al. 2005). Endapan-endapan tersebut memiliki paragenesi mineralisasi

multi-tahap yang kompleks, dengan setidaknya satu tahap yang terdiri dari zona stockwork

disseminated atay veinlet lembaran, dan mengaitkan suite logam yang konsisten dengan endapan

terkait intrusi tereduksi mesozonal. Alterasi hidrotermal di endapan-endapan tersebut biasanya

memiliki komponen penting dari perubahan feldspathic. Serisitisasi, karbonatisasi, dan biotisasi

juga telah dicatat dan dapat diperluas hingga jarak yang cukup di sekitar ore. Muruntau adalah

endapan terbesar dari kelas ini (> 200 Moz) dan mineralisasi emas tahap utama terdiri dari urat

kuarsa feldspar lembaran dan berhubungan dengan As, W, Sb, Bi, dan Mo (Wall et al., 2004).

Endapan ini terletak di aureole termal di atas zona atap dari intrusi dengan synmineralization

terkubur (Wall et al., 2004). Mao et al. ( 2004) dengan tegas menetapkan bahwa mineralisasi di

Kumtor, di dalam sabuk luas yang sama dengan Muruntau, memiliki usia yang sama dengan

granit pascatumbukan di daerah tersebut.

Suite granit pascatumbukan di wilayah Muruntau-Kumtor mengandung Sn-Be, REE-Nb-Ta-Zr,

U, dan endapan kecil W dengan jenis skarn dan greisen (Mao et al., 2004). Asosiasi logam

mengindikasikan adanya suite intrusi tereduksi terkait. Endapan tersebut memiliki kontrol

struktural yang penting dan umumnya terletak di dalam inti antiklin yang terpotong oleh patahan

bersudut tinggi. Sebagaimana dicatat oleh Wall et al. (2004), batuan tudung mungkin merupakan

hal yang penting dalam pembentukan Muruntau dan endapan lain dari jenis ini.

Endapan epitermal

Endapan epitermal awalnya didefinisikan oleh Lindgren (1922) sebagai endapan logam dasar

atau logam mulia yang terbentuk pada kedalaman dangkal dan suhu rendah. Definisi yang

diterima saat ini, walaupun tidak ketat, mencakup endapan logam dasar dan logam mulia yang

terbentuk pada kedalaman <1 1="" 2003="" abel="" ada="" batasan="" beberapa="" belakang=""

berdasarkan="" berusia="" besar="" busur="" c="" cretaceous.="" dalam="" dan="" dapat=""

dari="" di="" dikelompokkan="" emas="" endapan="" epitermal="" hedenquist="" hipogen=""

illitoe="" intra="" jenis="" juga="" ke="" kenozoikum="" km="" konvergen="" kumpulan=""

latar="" lebih="" lempeng="" lingkungan="" menengah="" mereka="" meskipun=""

pascatumbukan="" perluasan="" raksasa="" rendah="" sebagian="" serta="" sistem="" span=""

Page 18: Emas dan teknologi eksplorasinya

subaerial="" suhu="" sulfida="" sulfidasi="" terdapat="" tetapi="" tidak="" tinggi="" tua=""

variasi="" vulkanik="" yang="" zaman="">

Endapan bersulfidasi tinggi

Sistem emas dengan sulfidasi tinggi (HS) tersebar luas di busur vulkanik di seluruh dunia.

Endapannya berkisar dari contoh structurally controlled dan deeper seated, seperti El Indio,

hingga batuan berinang dangkal atau contoh breksi controlled seperti Yanacocha, Pierina, dan

Pueblo Viejo (Gambar 6; Sillitoe, 1999). Pada skala regional, sistem HS terletak dalam busur

vulkanik calc-alkaline yang didominasi oleh vulkanisme andesitik. Mereka terbentuk di bagian

atas sistem porfiri Cu (Au, Mo), yang tidak selalu mengandung mineralisasi yang ekonomis.

Endapan HS raksasa di Peru utara dan Andes tengah di Argentina dan Chili semuanya berusia

Miosen Pertengahan hingga Atas, dan disimpulkan terbentuk di atas zona subduksi datar atau

merata, dan bertepatan secara temporal dengan kompresi dan pemendekan di kerak bagian atas.

Seperti sistem porfiri, sistem HS raksasa tampaknya terletak di persimpangan dari struktur

berskala kerak busur sejajar dengan busur melintang.

Secara lokal, sistem HS raksasa berhubungan dengan batuan felsik subvulkanik atau vulkanik,

seringkali menunjukkan aktivitas yang berkepanjangan di dalam pusat beku. Mereka dapat

terbentuk dalam batuan vulkanik, seperti di Yanacocha dan Pierina, atau juga di basement-nya,

seperti di Veladero, Pascua-Lama, dan Alto Chicama, kasus terakhir mencerminkan

pengangkatan terdorong kompresi. Endapan HS terletak dalam alterasi argilik lanjutan dengan

volume besar yang terbentuk melalui pencampuran uap magmatik asam dan air tanah di atas

intrusi porfiri termineralisasi (Hedenquist et al., 1998). Biasanya, zona alterasi argilik lanjutan ini

menunjukkan zonasi karakteristik dari silika berongga proksimal melalui kumpulan argilik

lanjutan yang mengandung alunit, pyrophyllite, dickite, dan kaolinit hingga alterasi argilik distal.

Zona alterasi mengandung silika sentral adalah inang utama bagi ore. Sifat batuan inang dapat

menghasilkan variasi dari kumpulan alterasi khas dan pola zonasi tersebut.

Mineralisasi di endapan-endapan HS terdiri dari kumpulan sulfida kaya pirit termasuk mineral

dengan keadaan sulfidasi tinggi, seperti enargit, luzonit, dan kovelit. Mineralisasi terjadi setelah

pembentukan lithocap argilik lanjutan yang dijelaskan di atas. Cairan mineralisasi bersifat jauh

lebih sedikit asam daripada cairan yang bertanggung jawab atas pembentukan zona alterasi

argilik lanjutan yang menjadi inang dari mineralisasi (Jannas et al., 1990; Arribas, 1995).

Fluktuasi-fluktuasi dari enargit ke tetrahedrite-tennantite adalah fitur umum selama evolusi

endapan HS dan menunjukkan adanya perubahan dalam keadaan sulfidasi dan pH cairan

mineralisasi selama hidup sistem hidrotermal (Sillitoe dan Hedenquist 2003, Einaudi et al.,

2003). Emas minor dapat terbentuk dengan mineralisasi enargit awal, tetapi kebanyakan emas

diperkenalkan dengan peristiwa mineralisasi sfalerit Fe rendah tennantite-tetrahedrite

paragenetik baru (Einaudi et al., 2003).

Sistem raksasa terdiri dari mineralisasi Au-Ag disseminated yang sering terdapat dalam

tubuhore berbentuk jamur dengan akar struktural yang sempit (Gambar 6). Kontras permeabilitas

antara aquitard dan litologi yang permeabel dapat menjadi kontrol penting dalam distribusi emas.

Selain itu, breksi biasanya berlimpah dan merupakan inang bagi ore dalam beberapa sistem.

Page 19: Emas dan teknologi eksplorasinya

Breksi phreatomagmatic terdapat dalam semua endapan HS raksasa yang menggarisbawahi

hubungan genetik dengan intrusi yang mendasarinya. Mineralisasi dapat terjadi selama interval

vertikal ratusan meter di bawah paleosurface, dari Au-Ag disseminated langsung di bawah

alterasi uap panas permukaan hingga ke Au-enargit yang terkontrol secara struktural di

kedalaman. Oksidasi supergen, sering hingga kedalaman yang dalam di batuan silisifikasi

permeabel, menghasilkan mineralisasi emas oksida yang dapat dipulihkan dengan leaching

sianida.

Gambar 6: Model skema sistem HS terkait kubah di atas sistem porfiri induk yang

mendasarinya. Alterasi dan kumpulan mineral sulfida Cu bervariasi dengan kedalaman di bawah

paleosurface, yang ditandai dengan batuan terlarut asam dengan asal uap panas. Diadaptasi dari

Sillitoe (1999).

Endapan sulfidasi menengah

Sistem emas sulfidasi menengah (IS) juga terbentuk terutama dalam rangkaian vulkanik dari

komposisi andesit hingga dasit dalam busur vulkanik calc-alkaline. Endapan Au IS besar

ditemukan dalam in busur magmatik kompresional serta ekstensional. Beberapa sistem IS kaya

Au secara spasial terkait dengan sistem porfiri (misalnya, Rosia Montana, Baguio) sementara

yang lain berdampingan dengan sistem HS sezaman (Victoria, Chiufen-Wutanshan). Selain itu,

beberapa endapan IS kaya Au yang lebih besar berhubungan dengan diatrema yang lebih

menekankan koneksi magmatik.

Page 20: Emas dan teknologi eksplorasinya

Pada skala endapan, mineralisasi terjadi di urat, stockwork, dan breksi. Urat dengan kuarsa,

karbonat manganiferous dan adularia biasanya menjadi inang mineralisasi Au. Emas ada sebagai

logam asli dan sebagai telurida bersama dengan berbagai sulfida logam dasar dan sulfosalt.

Sfalerit rendah Fe, tetrahedrite-tennantite, dan galena seringkali mendominasi kumpulan-

kumpulan ini. Urat Au IS dapat menunjukkan tekstur crustiformcolloform terikat klasik di urat.

Litologi permeabel dalam rangkaian inang memungkinkan adanya pengembangan tonase besar

mineralisasi stockwork tingkat rendah.

Alterasi mineral dalam endapan Au IS yang dikategorikan dari kuarsa ± karbonat ± adularia ± ilit

proksimal hingga mineralisasi melalui ilit-smektit ke alterasi propilitik distal (Simmons et al.,

2005). Breksi mungkin umum dan dapat menunjukkan bukti dari kejadian breksiasi yang

berulang.

Endapan sulfidasi rendah

Endapan emas epitermal sulfidasi rendah (LS) dari subtipe alkalik dan subalkalik berbagi

sejumlah karakteristik (Tabel 1) dan dijelaskan secara bersamaan. Karakteristik yang berbeda-

beda dari endapan LS alkalik yang kurang umum disoroti apabila sesuai. Kebanyakan endapan

emas LS ditemukan di retakan intra-arc atau back-arc dalam busur benua atau busur pulau

dengan vulkanisme bimodal (Tabel 1). Retakan dapat terbentuk selama atau setelah subduksi

atau dalam latar pascatumbukan. Selain itu, beberapa endapan LS ditemukan di busur vulkanik

andesit-dasit-riolit, tetapi hanya dalam latar yang benar-benar ekstensional (Sillitoe dan

Hedenquist, 2003). Endapan subset alkalik dari endapan epitermal sulfidasi rendah secara khusus

dikaitkan dengan sabuk magmatik alkali namun berbagi latar ekstensional dengan rekan sesama

calc-alkaline (Tabel 1; Jensen dan Barton, 2000).

Pada skala endapan, endapan emas LS biasanya terjadi dalam unit vulkanik, tetapi juga dapat

terjadi di basement-nya. Perkembangan urat di basement tidak mencerminkan pengangkatan syn-

mineral, seperti yang pada kasus sistem HS dan IS, melainkan persimpangan sistem hidrotermal

dengan batuan dasar inang basement yang lebih menguntungkan secara rheologis. Dyke mafik

syn-mineral umum terdapat dalam endapan tersebut (Sillitoe dan Hedenquist, 2003).

Kedua endapan disseminated dan kelas tinggi yang terkontrol secara struktural dapat

terbentuk,misalnya Round Mountain dan Hishikari, secara berurutan (Gambar 7). Endapan LS

calc-alkali membatasi kontinuitas vertikal, pada umumnya <300 m="" sedangkan=""

span="">endapan LS alkalik seperti Porgera dan Cripple Creek dapat meluas lebih dari 1

km secara vertikal. Mineralisasi dalam sistem LS subalkalik umumnya

memiliki kadar perak yang tinggi (Au: Ag rasio <1 dan="" kandungan="" logam=""

span="">dasar yang rendah dan emas berkaitan dengan pirit—sfalerit tinggi Fe ± pirhotit ±

arsenopirit. Sebaliknya, mineralisasi alkalik LS umumnya mengandung mineral telurida yang

berlimpah, telah mengangkat rasio Au: Ag, dan mineral pengganggu kuarsa yang tidak begitu

besar (Jensen dan Barton, 2000). Mineralogi alterasidalam sistem LS menunjukkan zonasi lateral

dari kuarsa-kalsedon proksimal—adularia dalamurat termineralisasi, yang biasanya

menampilkan banding crustiform-colloform dan platy, kuarsabertekstur kisi yang

mengindikasikan pendidihan, melalui kumpulan alterasi ilit-pirit ke propilitik distal alterasi

Page 21: Emas dan teknologi eksplorasinya

(Gambar 7). Zonasi vertikal dalam mineral lempung dari kumpulan kaolinit-smektit bersuhu

rendah yang dangkal hingga ilit bersuhu lebih tinggi yang lebih dalam juga telah dijelaskan

(Simmons et al., 2005). Seperti sistem HS dan IS, komposisi batuan inang juga dapat

menyebabkan variasi dalam pola zonasi mineral alterasi dalam sistem LS.

Kumpulan alterasidalam endapan LS alkalik umumnya mengandung roskolit, mika putih kaya V,

dan mineral karbonat yang berlimpah (Jensen dan Barton, 2000).

Gambar 7: Bagian skema yangmenunjukkan pola alterasi dan mineralisasi yang khas dalam

sistem sulfidasi rendah. Dimodifikasi dari Hedenquist et al. (2000).

Fitur paleosurface

Menurut definisi, sistem epitermal terbentuk dekat dengan paleosurface dan, karena itu, setiap

sistem yang dijelaskan di atas kemungkinam terletak di bawah selimut alterasi uap panas yang

terbentuk di atas tabel paleowater (Gambar 7). Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, alterasi

ini dibentuk oleh pengasaman air meteorik dingin oleh uap asam yang berasal dari cairan

hidrotermal naik yang mendidih. Alterasi uap panas biasanya terdiri dari kristobalit, alunit, dan

kaolinit bubuk yang halus, dan memiliki morfologi yang meniru paleotopography. Lapisan silika

opaline besar menandai tabel air. Sinter yang mengandung silika juga dapat terbentuk, menandai

zona outflow di mana tabel paleowater berpotongan dengan topografi, namun sinter hanya akan

Page 22: Emas dan teknologi eksplorasinya

terbentuk di atas atau di cabang sistem LS di mana cairan upwelling memiliki Ph mendekati

netral (Simmons et al., 2005).

Endapan jenis Carlin

Istilah jenis Carlin (CT) pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan kelas endapan emas

dengan inang sedimen di pusat Nevada menyusul penemuan tambang Carlin pada tahun 1961.

Mineralisasi jenis Carlin terdiri dari emas disseminated di batuan kapur dengan lanau (silt) dan

batuan lanau kapur terdekalsifikasi dan tersilisifikasi dengan tingkat berbeda-beda, dan ditandai

oleh peningkatan rasio As, Sb, Hg, Tl, Au: Ag > 1 dan nilai logam yang sangat rendah (Hofstra

dan Cline, 2000; Muntean, 2003; Tabel 1). Mineralisasi tahap ore utama terdiri dari emas di kisi

lingkaran pirit arsenik pada inti pirit pra-mineral dan pirit auriferous mengandung jelaga

disseminated, dan umumnya di-overprint oleh realgar tahap ore akhir, orpiment dan stibnite

dalam rekahan, veinlet dan rongga (Hofstra dan Cline, 2000; Cline, et al., 2005). Endapan dan

distrik jenis Carlin yang terbesar dan paling signifikan terletak di Nevada Pusat. Telah terdapat

kemajuan signifikan selama dekade terakhir dalam pemahaman usia, latar geologi, dan kontrol

endapan-endapan tersebut.

Pada skala regional, endapan-endapan tersebut terbentuk dalam kelompok turbidit karbonat

lereng-fasies Paleozoik menguntungkan yang mengarah ke utara dan arus puing dalam margin

pasif benua Amerika Utara (Gambar 8). Batuan karbonat lereng-fasies membentuk pelat bawah

bagi batuan silisiklasik perairan dalam Paleozoik yang telah berulang kali terdorong dari barat

selama peristiwa orogenik Paleozoic akhir hingga Cretaceous, yang menyebabkan perkembangan

struktur sudut rendah dan lipatan terbuka. Wilayah ini telah di-overprint oleh peristiwa magmatik

Jurassic hingga Miosen terkait dengan lempeng subduksi dengan kemiringan timur yang

dangkal, dan terpotong oleh serangkaian patahan sudut tinggi mengarah ke utara yang

menampung ekstensi Kenozoikum (Hostra dan Cline, 2000).

Endapan jenis Carlin dan distrik di mana mereka mengelompok didistribusikan bersama dengan

kecenderungan sempit yang terdefinisi dengan baik (Gambar 8) yang sekarang telah dipahami

sebagai representasi pecahan kerak yang meluas ke mantel atas. Kecenderungan utama adalah

miring ke margin benua pasif Paleozoic awal dan kemungkinan mewakili struktur kerak dalam

yang terkait dengan pemecahan benua dari masa Neoproterozoic (Tosdal et al., 2000).

Page 23: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 8: Peta Nevada Pusat menunjukkan lokasi endapan jenis Carlin dan kecenderungan-

kecenderungan, relatif ke tepi thrust Paleozoic utama (putih) dan batasan antara kerak benua dan

kerak samudera di basement (kuning, didefinisikan dengan 87Sr/86Sr (i)=0,706;. dari Tosdal et

al., 2000). CT=Carlin Trend, BMET=Battle Mountain Eureka Trend, GT=Getchell Trend,

IT=Independence Trend. Background berwarna menunjukkan lingkungan pengendapan

Paleozoic yang dominan, dengan lingkungan lereng-fasies (transisional) yang menguntungkan

ditunjukkan dalam warna hijau.

Penanggalan langsung mineral terkait ore dan dyke terkait di endapan raksasa Getchell, Twin

Creeks, dan Goldstrike menunjukkan bahwa mineralisasi emas diendapkan dalam interval waktu

yang sempit, antara 40 dan 36 Ma, pada waktu transisi dari tektonik kompresional ke

ekstensional di Nevada Pusat (Arehart et al., 2003; Cline et al., 2005; Ressel dan Henry, 2006).

Pekerjaan terbaru menggunakan termokronologi fission-track apatit telah lebih jauh

mendokumentasikan peristiwa termal berskala distrik sekitar 40 Ma di atas tren Carlin utara,

yang kemungkinan mewakili jejak termal dari sistem termineralisasi (Hickey et al., 2005a).

Endapan dan distrik terbesar, Getchell, Cortez, dan Goldstrike, secara spasial terkait dengan

pluton Mesozoikum pra-mineral yang dianggap telah berperan sebagai penopang struktural

Page 24: Emas dan teknologi eksplorasinya

selama peristiwa tektonik berikutnya, sehingga meningkatkan patahan dan retakan, dan

meningkatkan permeabilitas batuan inang sedimen bagi cairan mineralizing yang baru. Di

distrik-distrik tersebut, patahan normal bersudut tinggi dengan sadapan yang dalam merupakan

kontrol penting dari mineralisasi, terutama yang mewakili patahan basement yang aktif kembali

selama inversi cekungan (Muntean, 2003). Adanya lempeng dorong batuan silisiklastik juga

dianggap penting seperti aquaclude berskala distrik yang menaikkan dispersi lateral cairan

termineralisasi ke dalam batuan inang reaktif. Aplikasi terbaru dari stratigrafi rangkaian karbonat

untuk the Great Basin menunjukkan bahwa batuan inang yang menguntungkan di sebagian besar

distrik terbentuk di batasan rangkaian rendah-penyangga urutan ke-3 dalam lingkungan fasies

lereng karbonat (Cook and Corboy, 2004). Selama siklus penyangga rendah (permukaan laut

rendah), lingkungan lereng karbonat menjadi tidak stabil dan melepaskan urutan turbidit kasar

dan aliran puing yang membentuk horison stratigrafis karbonat yang paling

menguntungkan bagi mineralisasi CT disseminated.

Rekonstruksi paleogeografi dari permukaan erosional Eosen di sepanjang Tren Carlin telah

menetapkan bahwa kedalaman pembentukan endapan CT kemungkinan sedalam 1 sampai 3 km

(Hickey et al., 2005b). Sebuah kedalaman formasi yang dangkal bagi endapan jenis Carlin juga

didukung oleh tekstur hypabyssal dan margin kaca yang diamati dalam dyke Eosen yang telah

meng-overprint mineralisasi di tambang Deep Star dan Dee dalam Tren Carlin (Heitt et al, 2003;.

Ressel dan Henry, 2006).

Sebagian besar endapan terdiri dari zona stratabound yang diumpan secara struktural dari

mineralisasi disseminated-replacement dalam horison batuan lanau mengandung kapur tertentu

atau dari badan breksi silika-sulfida tingkat tinggi yang dikontrol oleh patahan (Gambar 8;

Hofstra dan Cline, 2000; Teal dan Jackson, 2002). Struktur antiklinal dan adanya batuan tudung

seperti sill dan dyke dengan kemiringan menengah sangat menguntungkan bagi perkembangan

mineralisasi jenis replacement (Muntean, 2003; Tabel 1). Endapan-endapan lain juga dapat

terdiri dari mineralisasi fracture-controlled di dinding gantung yang hancur pada struktur utama,

atau dari mineralisasi disseminated dalam batuan intrusif felsik dan mafik. Perubahan terkait

terdiri dari dekalsifikasi yang luas dari batuan inang dan silifikasi yang memiliki banyak tahap

namun lebih proksimal (Gambar 9). Dekalsifikasi yang intens menyebabkan disolusi skala besar

dan berkembangnya breksi yang runtuh, yang dapat membentuk sebuah situs mineralisasi yang

sangat menguntungkan. Zonasi mineral alterasi mencakup ilit+kaolinit+dikit dan smektit di

dalam zona terdekalsifikasi dengan kaolinit tingkat akhir dan bubuk silika+zeolit pada rekahan

dalam zona tersilisifikasi ( Kuehn dan Rose , 1992)

Mineralisasi emas primer di endapan jenis Carlin bersifat refraktori tetapi sesuai dengan autoklaf

dan teknologi ekstraksi pemanggangan. Namun, oksidasi mendalam, dianggap supergen

meskipun hal tersebut menyebabkan bentuk yang tidak teratur dan terkadang terbentuk di bawah

zona karbon/sulfida sehingga membuat banyak ore karbon dan sulfidik sebelumnya menjadi

sesuai dengan leaching sianida konvensional.

Page 25: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 9: Diagram skematik menunjukkan mineralisasi terkontrol secara struktural dan

mineral stratabound yang tak selaras sehubungan dengan zona tersilisifikasi dan terdekalsifikasi

dalam batuan kapur inang penerima dalam sistem CT.

METODE EKSPLORASI

Strategi eksplorasi

Dalam dekade terakhir ini, terdapat penurunan yang signifikan baik dalam jumlah endapan emas

besar yang ditemukan (> 2,5 Moz Au) dan jumlah emas yang terkandung dalam endapan-

endapan tersebut, jika dibandingkan dengan awal hingga pertengahan 90-an (Metals Economics

Group, 2006). Dari 44 penemuan emas besar dalam dekade terakhir, 32 di antaranya ditemukan

pada tahun 1996-2000, dan hanya 12 lainnya yang ditemukan pada tahun 2001-2006. Dari 44

penemuan emas besar ini, 31 di antaranya dikarenakan oleh adanya eksplorasi greenfield, dan

hanya 13 yang merupakan hasil dari eksplorasi brownfield, tetapi penemuan dekat tambang

belum menurun pada tingkat yang sama seperti penemuan Greenfield. Data tersebut

membuktikan berlanjutnya nilai eksplorasi regional dan pentingnya eksplorasi dekat tambang

dalam strategi setiap produsen emas menengah hingga besar. Selain tingkat penemuan yang

menurun, kesuksesan di masa depan harus dicapai dalam konteks meningkatnya biaya,

meningkatnya tekanan untuk penggantian sumber daya/cadangan tahunan, dan meningkatkan

ukuran minimum endapan yang benar-benar berdampak pada laba bersih di perusahaan besar.

Sebuah tinjauan terhadap metode utama penemuan endapan emas yang ditemukan dalam 10

tahun terakhir menunjukkan bahwa pemahaman geologis adalah elemen penting dalam proses

penemuan baik dalam lingkungan greenfield dan brownfield (misalnya Sillitoe dan Thompson,

Page 26: Emas dan teknologi eksplorasinya

2006). Geokimia dengan didukung geologi memainkan peran penting terutama dalam kasus-

kasus di mana endapan terpapar, dan penemuan yang dibantu oleh geofisika dalam beberapa

kasus di mana penemuan tersembunyi (Sillitoe dan Thompson, 2006). Pelajaran yang jelas dari

analisis ini adalah bahwa geologi harus tetap menjadi fondasi penting dari program eksplorasi

emas di masa depan. Oleh karena itu, elemen keberhasilan yang penting untuk para pencari

tambang emas adalah pemahaman dan pendeteksian berbagai jenis endapan emas

dan latargeologisnya dan kontrol pada skala regional hingga lokal yang menguntungkan, dan

semakinbertambahnya di daerah tertutup. Begitu juga dengan pemahaman tentang tingkat erosi

yang relatif terhadap kedalaman pembentukan sistem yang dieksplorasi, dari lingkungan di mana

mereka dapat dipelihara dengan baik. Unsur lain adalah aplikasi terhadap teknik deteksi yang

telah terbukti dan berkembang dengan bijaksana, dengan integrasi yang erat dengan geologi.

Strategi yang berhasil harus menekankan fitur deteksi sama banyaknya dengan fitur geologi yang

khas dari latar yang menguntungkan, seperti manifestasi hidrotermal dari endapan, seperti

alterasi dan mineralisasi, dan produk-produk dispersinya dalam lingkungan permukaan. Selain

itu, pendekatan eksplorasi juga perlu mempertimbangkan keunikan dan hal-hal yang tidak biasa

sehingga endapan yang tidak sesuai dengan model-model terbaru atau yang terjadi

dalam lataryang tidak biasa tidak diabaikan (misalnya Sillitoe 2000b).

Eksplorasi sekarang didukung oleh berbagai integrasi data dan alat-alat pengolah yang canggih,

dari platform GIS 2D lanjutan, yang memiliki kemampuan untuk menampilkan data pengeboran,

hingga paket pemodelan data 3D, pengolahan, dan visualisasi yang telah maju. Paket 3D lebih

cocok untuk lingkungan dekat tambang atau lingkungan kaya data, sedangkan platform GIS 2D

telah menjadi alat penting dalam eksplorasi regional. Namun, pendekatan apapun harus berfokus

pada pendeteksian jejak , atau unsur-unsur jejak dari sistem mineralisasi pada skala regional dan

lokal. Terakhir, sumber daya manusia adalah faktor penting dari setiap pendekatan eksplorasi

yang baik. Anggota tim tidak hanya harus memiliki kemampuan dan pengalaman, namun mereka

juga harus memahami karakteristik dari endapan emas yang mereka cari mendapatkan waktu

yang cukup untuk menguji target mereka secara memadai. Faktor-faktor lain seperti pemahaman

yang sangat baik mengenai metode eksplorasi yang telah terbukti, penggunaan teknologi yang

efektif, kepemimpinan yang antusias dan bertanggung jawab, sikap percaya diri dengan posisi

perusahaan, dan menarik serta melatih para profesional muda juga merupakan hal yang penting.

Kemajuan dalam Teknik Eksplorasi bagi Endapan Emas

Geofisika

Dalam dekade terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan pada metode geofisika yang

telahterbukti dan pada teknik untuk menafsirkan dan untuk memvisualisasikan data

geofisika.Kemajuan-kemajuan tersebut mencapai pengaruh penuh mereka dengan pertimbangan

yang tepat mengenai sifat-sifat fisik batuan dalam kaitannya dengan manifestasi utama jenis-

jenisendapan yang berbeda dan fitur utama dari manifestasi lingkungan inang mereka (Tabel

1) padajenis endapan. Bersamaan dengan berkembangnya model endapan ore, jumlah data

petrophyscial juga berkembang, yang dikumpulkan melalui pembalakan lubang bor atau analisis

sampel tangan, dan banyak studi terbaru (misalnya Proyek 685 Australian Minerals and Research

Organization (AMIRA)-Pembalakan Mineralogis Inti Bor, Chip, dan Bubuk, ProyekUniversity

Page 27: Emas dan teknologi eksplorasinya

of British Columbia (UBC) Mineral Deposit Research Unit Geophysical Inversion Facility

(MDRU-GIF)-Membangun model 3D, dan Project 740 AMIRA- Predictive Mineral Discovery

Cooperative Research Center (PMD*CRC)) berfokus pada analisis petrophyscial dari sistem

ore yang telah dikenal. Sifat petrofisikal menentukan teknik geofisika mana yang paling

baik digunakan untuk menargetkan mineralisasi. Misalnya, Pittard dan Bourne

(2007)menentukan bahwa kombinasi magnetit dan pirit, bukan pirit saja, dapat menyebabkan

responspolarisasi terinduksi pada endapan Centenary (greenstone) di Yilgarn, Australia Barat.

Secara historis, data petrophyscial juga telah digunakan pada skala regional, misalnya, untuk

melihat efek dari metamorfosis pada respons geometri dan geofisika dari sabuk greenstone

(Bourne etal., 1993) namun melihat minat baru mengenai pengenalan rutinitas inversi geofisika

a priori dalam beberapa waktu terakhir.

Ada banyak contoh teknik gravitasi yang digunakan pada semua skala, dari identifikasi calon

distrik emas hingga alterasi hidrotermal terkait emas pada skala lokal. Baru-baru ini,

pengembangan sistem gradien gravitasi udara (misalnya BHP Billiton-Falcon, Bell Geospace-Air

FTG), telah menyaksikan penerapan teknik gravitasi yang semakin berkembang. Banyak area

yang sebelumnya sulit diakses lewat darat dan memerlukan akuisisi yang cepat sekarang dapat

dengan mudah diakses. Sistem gradient sekarang setara dengan resolusi 0,4mGal/500m.

Gravimeter airborne digunakan untuk survei regional dan memiliki resolusi mendekati

0,8mGal/2,5km. Survei tanah masih merupakan yang paling efektif dalam hal biaya di pangkalan

dengan jarak kurang dari 1 km (akses dimungkinkan) dan dapat diselesaikan hingga

0,01mGal/<1m .="" span="">

Gravitasi adalah teknik yang efektif untuk menentukan geometri dan struktur sabuk greenstone

pada skala regional, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 10. Pengalaman di Barrick

menunjukkan bahwa gravitasi juga terbukti efektif dalam pemetaan intrusi daerah sedimen dan

vulkanik untuk Carlin, OIR dan sistem RIR. Struktur dan alterasi juga dapat dipetakan, baik

secara langsung oleh gravitasi di lingkungan yang lapuk atau disimpulkan dalam daerah tersebut

di mana unit geologis dengan kepadatan yang berbeda-beda berimbang dan/atau berubah.

Metode magnetik dan radiometrik dianggap sebagai teknik eksplorasi yang lebih matang, namun

masih sangat penting. Perbaikan secara bertahap terus dilakukan, yaitu dengan sampel yang lebih

baik atau menggunakan beberapa sensor untuk mengukur gradien yang dapat membantu

interpolasi informasi antara garis terbang.

Page 28: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 10: Respon gravitasi Bouguer (2.67g/cc) dari Goldfields Timur, Australia (kiri) dan

Sabuk Greenstone Abitibi, Kanada (kanan) dengan struktur regional dan lokasi endapan emas

yang besar. Data Goldfields Timur dari Geological Survey of Western Australia; data Abitibi

dari Geological Survey of Canada.

Salah satu kemajuan yang paling besar dalam geofisika adalah inversi rutin data lapangan

potensial (magnetik dan gravitasi) dalam 3D. Kemajuan dalam daya komputer telah

memungkinkan inversi diterapkan pada berbagai permasalahan, dari pemodelan target diskrit

hingga geologi regional. Ada banyak contoh baik dari inversi 3D yang digunakan untuk

memetakan alterasi yang terkait dengan sistem emas, misalnya oleh Coggon (2003) di Wallaby,

Australia Barat, dan oleh Wallace (2007) di Musselwhite, Kanada.

Namun, kurangnya kendala petrofisika dan geologis, dan dorongan untuk melihat data dalam 3D

juga menyebabkan penerapan teknik inversi 3D yang tidak pantas. Popularitas inversi data

lapangan yang potensial telah menyebabkan dorongan baru untuk inversi data listrik. Meskipun

secara perhitungan lebih intensif, teknik listrik baru saja mulai dimodelkan dalam 3D. Data

magnetotelurik (MT), misalnya, secara tradisional telah diperoleh dan diproses dalam 2D

(Petrick, 2007). Solusi terbaik untuk memecahkan masalah eksplorasi sebenarnya adalah dengan

memperoleh data yang dapat diproses dalam 3D. Contoh terbaru dari manfaat pengolahan data

Page 29: Emas dan teknologi eksplorasinya

dalam 3D, dibandingkan dengan 2D, dari endapan Dee-Rossi Carlin di Nevada ditunjukkan pada

Gambar 11.

Gambar 11: Sebaran konduktivitas bawah permukaan pada kedalaman 450m diperoleh dari

menautkan inversi 2D-TM (kiri) dan inversi 3D (kanan) dari data magnetotelurik di daerah Dee-

Rossi, Nevada (setelah Petrick, 2007). Jarak tick adalah 1 km.

Kemampuan untuk membuat model data dalam bentuk 3D baru saja mulai mempromosikan

akuisisi data elektrik (resistivitas dan polarisasi induksi) di berbagai susunan 3D yang dapat

memanfaatkan teknik inversi baru. Akuisisi dengan corak susunan baru menghasilkan data yang

sulit diperiksa validitasnya di lapangan dan tidak diragukan lagi akan menjadi fokus

pembangunan di masa depan. Teknik kekebalan secara dominan digunakan dalam lingkungan

sedimen, di mana terdapat kontras antara sedimen terrigenous berkarbon dan nonkarbon. Dalam

lingkungan sedimen, intrusi dan zona alterasi silika biasanya lebih kebal daripada batuan

inangnya. Sistem elektromagnetik domain waktu helikopter yang tersedia secara komersil

dengan penerima in-loop semakin banyak diterapkan dalam eksplorasi emas, misalnya

Newmont-NEWTEM dan Geotech-VTEM. Sistem tersebut memiliki geometri tetap yang

memungkinkan mereka diterbangkan lebih dekat ke tanah, sehingga memberikan resolusi yang

lebih tinggi dan membuat data lebih mudah ditafsirkan. Selain itu, kemampuan membaca awal

semakin meningkat sehingga membuat sistem yang lebih baik untuk pemetaan dan untuk

mengidentifikasi resistor dekat permukaan dan/atau alterasi hidrotermal. Sebagai contoh,

Gambar 12 menunjukkan respon sulfida disseminated yang berhubungan dengan mineralisasi

emas di unit magnetit-BIF di lingkungan sabuk greenstone.

Page 31: Emas dan teknologi eksplorasinya

HEM – Akhir Waktu (6m detik)

Gambar 12: Respons data topografi, magnetik, dan akhir waktu dari helikopter EM dari

endapan sulfida disseminated, Danau Victoria Goldfields, Tanzania. Lebar gambar ~2,5 km.

Survei seismik tidak banyak diterapkan untuk eksplorasi emas di area batuan keras. Hal ini

sebagian besar disebabkan oleh geometri 3D kontak litologi yang rumit dan sifat kemiringannya

yang seringkali curam dan tingginya biaya akuisisi dibandingkan dengan teknik geofisika

lainnya. Walaupun begitu, dalam beberapa tahun terakhir, survei seismik telah digunakan di

skala lokal (Stoltz et. Al., 2004) dan regional untuk memetakan stratigrafi dan struktur dalam

latar geologi yang sesuai. Bersamaan dengan kemajuan dalam pemahaman model emas, metode

dan teknik geofisika untuk menafsirkan dan memvisualisasikan data juga mengalami kemajuan.

Salah satu langkah terbesar dalam dekade terakhir adalah akuisisi dan aplikasi data petrofisikal

untuk memecahkan masalah-masalah geologi. Pendekatan ini dapat mengarah pada penemuan

mineralisasi emas dengan mengaitkan respon geofisika ke jenis batuan yang berbeda atau ke

alterasi.

Geokimia

Dalam eksplorasi regional, geokimia sedimen sungai, dalam bentuk fraksi halus konvensional,

BLEG (Bulk Leach Extractable Gold), leach sianida, atau sampel konsentrat dulang, terus

menjadi alat penting dalam eksplorasi emas. Pada skala yang lebih lokal, teknik geokimia seperti

sampel tanah, ketimpangan, dan chip batuan biasanya efektif dalam mendefinisikan anomali

yang terkait dengan endapan outcropping atau subcropping. Kombinasi dari unsur-unsur yang

merupakan karakteristik asosiasi metalogenik dari berbagai model endapan (Tabel 1) dapat

digunakan secara bersamaan untuk memprioritaskan anomali sesuai dengan jenis model. Emas

bebas mentah yang terdapat di banyak endapan emas, terutama di RIR, orogenik, dan beberapa

Page 32: Emas dan teknologi eksplorasinya

sistem epitermal LS, menyebabkan perkembangan endapan placer terkait yang signifikan dalam

latar geomorfologi yang sesuai. Mengingat ketahanan emas terhadap pelapukan, seperti yang

didokumentasikan dalam analisis partikel emas dalam konsentrat mineral berat dari sedimen

glasial atau sungai, studi tentang komposisi, bentuk, dan isi cakupan partikel emas

memungkinkan pelacakan endapan emas sampai sumbernya dengan efektif. Namun, mineralisasi

hipogen pada endapan greenstone atipikal dari jenis disseminated stockwork, Carlin, dan

endapan epitermal HS seringkali refraktori dan tidak meluruhkan placer atau emas mentah yang

signifikan ke dalam lingkungannya. Metode eksplorasi geokimia nonkonvensional menjadi

semakin penting bersamaan dengan majunya eksplorasi ke daerah-daerah yang lebih dalam.

Selama sepuluh tahun terakhir, kita telah melihat perkembangan berbagai teknik baru yang

mendeteksi fitur geokimia dan biologis jarak jauh (farfield) dari endapan mineral, seperti yang

baru-baru ini ditinjau oleh Kelley et al. (2006) . Metode pendeteksian terbaru meliputi:

potensireduksi-oksidasi dalam tanah, populasi mikroba dalam tanah, analisis gas

tanah, leach selektif, konsentrasi halogen, dan komposisi isotop. Kebanyakan dari teknik

ini masih dalam tahap awal dengan hanya beberapa studi kasus, namun dengan penelitian lebih

lanjut, teknik-teknik tersebut dapat menjadi teknik yang menjanjikan di masa depan.

Berbagai kriteria petrokimia mungkin efektif dalam menentukan kelompok batuan beku yang

menguntungkan bagi endapan yang termasuk klan OIR dan RIR. Misalnya, rasio Sr/Y dalam

keseluruhan sampel batuan dapat digunakan untuk menentukan lelehan hidrous teroksidasi yang

subur, dan isotop oksigen telah digunakan untuk menentukan jalur aliran fluida di endapan emas

epitermal Comstock, USA (Kelley et al. 2006). Studi jalur fisi apatit di distrik Carlin telah

menyoroti aureol termal besar yang berkaitan dengan endapan jenis Carlin (Cline et al., 2005;

Hickey et al., 2005a). Definisi anomali-anomali termal serupa di tempat lain mungkin

merupakan indikator positif dari sistem jenis Carlin, atau memiliki potensi endapan porfiri

(Cunningham et al., 2004). Kelompok batuan beku dan zona alterasi dengan usia yang

menguntungkan sekarang dapat diidentifikasi dengan teknik penanggalan baru secara lebih cepat

dan ekonomis. Usia yang menguntungkan dari batuan pada daerah yang memiliki prospek besar

juga dapat diidentifikasi dengan teknik seperti GEMOCs TerraneChronTM di mana zirkon dari

konsentrat mineral berat regional dianalisis (O’Reilly et al., 2004). Terakhir, berbagai

peningkatan dalam hal analisis juga berkontribusi terhadap kemajuan signifikan dalam

pemahaman tentang jenis-jenis endapan emas. Hasilnya adalah teknik Re-Os untuk penanggalan

langsung mineral terkait ore dan teknik ICPMS laser ablasi untuk menganalisis komposisi ore-

fluida, atau Au dan unsur-unsur jejak lainnya dalam pirit.

Penginderaan jarak jauh dan spektroskopi inframerah berbasis lapangan

Kemajuan teknologi yang sangat signifikan telah diciptakan dalam sepuluh tahun terakhir di

bidang spektroskopi inframerah untuk pemetaan alterasi. Sistem multispektral satelit seperti

ASTER dan sensor hiperspektral udara seperti Hymap telah meningkatkan resolusi spasial dan

spektral, rasio sinyal-ke-kebisingan yang lebih tinggi, dan cakupan jangkauan spektral yang lebih

luas. Instrumen hiperspektral portabel lapangan seperti Pima telah menjadi alat standar untuk

pemetaan alterasi sejak pertama kali diperkenalkan ke industri mineral pada pertengahan 1990-

an. Sejak akhir 90-an, berbagai spektrometer portabel lapangan yang diproduksi oleh Analytical

Spectral Devices memungkinkan pengumpulan data tiga kali lebih cepat daripada PIMA, tidak

Page 33: Emas dan teknologi eksplorasinya

hanya dari inti, chip, dan pulp, tetapi juga jauh dari singkapan, pemotongan jalan, parit, dan

dinding pit terbuka. Sistem hiperspektral berbasis laboratorium milik CSIRO, yaitu Hylogger

dan Hychipper, mengoperasikan gambar secara otomatis dan spektral lebih dari 700m dari

inti/hari dan menganalisis sampel chip hingga 2000-3000 RC/hari. Sebuah tinjauan rinci tentang

teknologi ini dilakukan oleh Agar dan Coulter (2007, buku ini).

Kemajuan teknis seperti itu menyebabkan adanya peningkatan pada kemampuan dalam

pemetaan alterasi, struktur, litologi, dan regolit, terutama di tingkat distrik untuk skala endapan.

Pemetaan alterasi berbasis spektral telah membantu membangun model alterasi untuk sejumlah

jenis endapan, seperti endapan epitermal HS dan sabuk greenstone. Pemetaan tersebut

memberikan definisi yang lebih baik mengenai jejak alterasi dan zonasi dari kumpulan mineral,

misalnya dalam sistem HS di mana mineral lempung sulit diidentifikasi secara visual (Thompson

et al., 1999). Pendekatan ini juga mengidentifikasi perubahan tak kentara dalam unsur kimia

mineral, terutama dalam mika putih (ilit-muskovit) dan klorit (AusSpec, 1997), yang

meningkatkan kemampuan vektor. Selanjutnya, informasi tentang unsur kimia mineral dari mika

putih dan klorit dapat cepat diekstraksi secara semi-otomatis dari data spektral sehingga

memungkinkan penentuan informasi komposisi secara rutin (Pontual, 2004).

Sebagai contoh, Pima, Hylogger, Hychipper, dan studi mineralogi terintegrasi di Kanowna Belle

menunjukkan untuk pertama kalinya zonasi komposisi mika yang diperluas beberapa kilometer

di luar endapan greenstone 7 Moz di Provinsi Goldfield Timur, Australia Barat (Halley, 2006).

Penelitian ini menunjukkan bahwa mineralisasi emas terkait secara spasial dengan daerah transisi

antara phengite pembawa V dan muskovit Barich (Gambar 13). Pola zonasi serupa, dari luas

spasial yang mirip, juga telah didokumentasikan di endapan emas lainnya di sabuk greenstone,

seperti di St Ives dan Wallaby, di Australia Barat dan di kamp Timmins, di Abitibi (Halley,

2006). Sistem hiperspektral airborne seperti Hymap telah berhasil memetakan zonasi komposisi

mineral seperti itu di daerah yang luas (Cudahy et al, 2000).

Pemetaan komposisi mineral berbasis spektral menyediakan alat-alat vektor baru dalam sistem

hidrotermal besar, dan memperluas jejak alterasi melampaui batas yang sebelumnya diketahui.

Jejak alterasi yang lebih besar dan kemampuan tinggi vektor mineral tersebut memungkinkan

dilakukannya pengeboran dengan kerapatan yang lebih rendah untuk penargetan skala kamp, dan

terutama secara tertutup. Alat pemetaan alterasi skala yang paling sering digunakan di

tingkat regional hingga distrik dalam beberapa tahun terakhir adalah ASTER. Dengan alat

ini,para ahli geologi mampu memperoleh informasi mineralogi permukaan yang berguna untuk

pemetaan alterasi, litologi, dan struktur, dengan resolusi mineralogi yang lebih banyak daripada

yang bisa didapatkan dengan menggunakan pencitraan Landsat TM yang lebih tua. Berbeda

dengan anomali-anomali Landsat “FeOx—Tanah Liat,” resolusi spektral yang lebih ditingkatkan

dari sistem ASTER memungkinkan dikenalnya mineral alterasi dan kelompok

mineral tertentu.Dengan gelang-gelang yang diposisikan secara kritis di sepanjang daerah-daerah

yang terlihat, dekat inframerah, inframerah gelombang pendek, dan inframerah termal, tanda-

tanda spektral dari alterasi argilik lanjutan, alterasi argilik, dan silisifikasi yang berhubungan

dengan sistem HS dapat dibedakan dengan mudah (Rowan et al, 2003). Melalui kalibrasi tinggi,

berdasarkan data lapangan atau data hiperspektral seperti Hyperion, ASTER dapat memetakan

Page 34: Emas dan teknologi eksplorasinya

alterasi ilit dan ilit-smektit yang terkait dengan sistem epitermal sulfidasi rendah (Zhou, 2005)

dan alterasi filik dalam sistem porfiri (Mars dan Rowan, 2007). Selain itu, gelang inframerah

termal (TIR) pada ASTER memungkinkan pemetaan kelimpahan silika dan/atau kuarsa dan

litologi (Rowan dan Mars, 2003).

Gambar 13: Model 3D dari mineralisasi emas (abu-abu) dan unsur kimia mika putih (biru

adalah phengitic, coklat adalah muscovitic) di Kanowna Belle, EasternGoldfields, Australia.

Looking ENE. Dari Halley (2006)

Sejak diluncurkan pada tahun 1999, ASTER telah terbukti paling efektif dalam pemetaan sistem

bersulfidasi tinggi yang terpapar pada skala distrik-regional di daerah kering, semi-kering,

hingga daerah yang kurang luas dan bervegetasi di seluruh dunia. Contoh yang dapat diambil

adalah dari endapan epitermal HS kelas dunia Pascua-Lama dan Veladero di Chili. Pemetaan

Aster dengan jelas mengidentifikasi pusat silisifikasi dan alterasi argilik lanjutan, serta alterasi

luar hingga argilik yang berhubungan dengan endapan-endapan HS tersebut (Gambar 14). Dari

Page 35: Emas dan teknologi eksplorasinya

sudut pandang eksplorasi regional, informasi mengenai alterasi tersebut memungkinkan

dibuatnya prioritas sasaran dan dapat membimbing dengan efisien pemetaan dan sampling

lapangan.

Namun, seperti teknologi lainnya, Aster juga memiliki keterbatasan. Untuk eksplorasi emas,

resolusi spasial 90 meter untuk gelang TIR masih merupakan faktor keterbatasan untuk pemetaan

silisifikasi yang berhubungan dengan silisifikasi urat kuarsa dan corak stockwork dalam endapan

bersulfidasi rendah, endapan sabuk greenstone dan endapan terkait intrusi. Lebih lanjut, Aster

mungkin tidak selalu membedakan litologi terkait silisifikasi kuarsa vs. hidrotermal; atau alterasi

argilik lanjutan hipogen dari alunite yang dipanaskan dengan uap dalam sistem sulfidasi tinggi

atau dari alunite supergen dalam sistem porfiri. Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya,

masalah kalibrasi juga menghambat pemetaan Aster untuk mika putih dan unsur kimia mika

putih.

Page 36: Emas dan teknologi eksplorasinya

Gambar 14: Alterasi peta Aster dari distrik Pascua Lama-Veladero, Chili. Alterasi alunite intens

pada inti sistem ditampilkan dalam warna

merah sampaimagenta, bergradasi ke alterasi argilik dalam warna biru kehijauan dan kuning.

Silisifikasi ditampilkan dalam warna merah tua.

KESIMPULAN

Dalam dekade terakhir, telah ada kemajuan yang signifikan dalam pemahaman geologi, latar dan

kontrol dari beragam jenis endapan emas, termasuk diakuinya jenis-jenis endapan baru di

lingkungan baru. Kemajuan tersebut sejajar dengan perkembangan integrasi, pengolahan, dan

teknik visualisasi data, dan kemajuan dalam teknik deteksi geofisika, geokimia dan spektral. Para

ahli geologi kini lebih siap untuk menghadapi tantangan yang semakin sulit untuk menemukan

emas. Namun, salah satu pelajaran utama dari dekade terakhir, seperti yang diingatkan oleh

Sillitoe dan Thompson (2006), adalah bahwa pekerjaan eksplorasi harus tetap didasarkan pada

faktor geologi, khususnya di lapangan, dan teknik pendeteksian yang rumit dan alat-alat yang

tersedia hanya akan bermanfaat penuh apabila diintegrasikan erat dengan kerangka geologi yang

baik.

Ucapan Terima Kasih

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara atas undangannya kepada

Barrick untuk berkontribusi untuk volume, dan D. Kontak, T. Lane, R. Penzak, dan L. Reed atas

komentar-komentarnya yang membangun bagi naskah awal tulisan ini, serta John Smith dan

Dave Brookes atas kecakapannya dalam menyusun diagram-diagram yang dipilih. Penulis juga

mengucapkan terima kasih pada Barrick Gold Corporation atas izinnya untuk memublikasikan

makalah ini.