eldas perbaikan

30
TRANSISITOR Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus. Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol : Transistor memiliki 3 kaki, yakni: Basis ( B ), Collector ( C ) dan Emitor ( E ). Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatif. Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor. Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor. A = Germanium B = Silicon C = Arsenida Galium D = Antimonida Indium R = Sulfida Cadmium Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika. A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi. B = dioda kapasitas variable C = transistor frekuensi renadah D = transistor daya frekuensi rendah E = dioda terobosan F = transistor frekuensi radio, bukan daya G = macam ragam keperluan ( multiperpose ) L = transistor daya frekuensi rendah

Upload: kusendra-triechorie-febrina

Post on 11-Aug-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eldas Perbaikan

TRANSISITOR

Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus.Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol :

Transistor memiliki 3 kaki, yakni: Basis ( B ), Collector ( C ) dan Emitor ( E ).

Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatif. Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor.Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor.A = Germanium B = Silicon      C = Arsenida Galium D = Antimonida Indium R = Sulfida CadmiumHuruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika.A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.B = dioda kapasitas variableC = transistor frekuensi renadahD = transistor daya frekuensi rendahE = dioda terobosanF = transistor frekuensi radio, bukan dayaG = macam ragam keperluan ( multiperpose )L = transistor daya frekuensi rendahN = kopling fotoP = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor fotoQ = generator radiasi seperti LEDR = piranti kemudi dan saklar seperti TRIACS = transistor sakalr daya rendahT = piranti kemudi dan switching seperti TRIACU = transistor saklar daya tinggiX = dioda penggandaY = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :

Page 2: Eldas Perbaikan

1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB , 2SC.Secara phisik bentuk sebuah transistor seperti gambar di bawah ini :

Dalam rangkaian elektronika transistor banyak digunakan sebagai penguat , penyearah, pencampur, oscillator, saklar elektronik dll.

Sebagai penguat transistor digunakan untuk menguatkan tegangan, arus serta daya, baik bagi arus bolak – balik maupun searah.

Sebagai penyearah, transistor digunakan untuk mengubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah.

Sebagai pencampur, transistor digunakan untuk mencampur dua macam tegangan bolak – balik atau lebih yang mempunyai frekuensi berbeda.

Sebagai oscillator,transistor digunakan untuk membangkitkan getaran – getran listrik.

Sebagai saklar elektronik, transistor digunakan untuk menyambung putuskan rangkaian elektronika.

Pengujian TransistorPada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yakni jenis NPN dan jenis PNP.Berikut ini diberikan table tentang hasil pengujian transistor yang dinyatakan baik.

Adapun langkah – langkah pengujian transistror NPN adalah : Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .

Page 3: Eldas Perbaikan

Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1. Menempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki

Emiter ( E ). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik. Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik. Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka

transistor dinyatakan rusak Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ),

sedang kaki Emiter ( E ) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan bocor.

Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula.

Langkah – langkah pengujian transistor PNP Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan . Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1. Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki

Emiter ( E ). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik. Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ). Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.Jika dalam pengujian meter

tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak / putus. Kemudian jika pengujian dibalik yakni colok hitam pada kaki Basis ( B) sedang

kaki Emiter ( E ) dan Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak, transistor dinyatakan rusak.

Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.

Rapikan kembali perlengkapan pengujian

Pengujian diatas berlaku bagi transistor yang terbuat dari bahan Germanium maupun bahan Silicon.Jika transistor terbuat dari bahan Germanium maka saklar jangkah ukur diarahkan pada posisi x 10. Namun jika terbuat dari bahan Silicon, saklar jangkah diarahkan keposisi x 1K.Menentukan jenis transistor silicon atau germanium

Tempatkan ohm meter pada posisi X1K Ukur antara kaki kolektor dan emitor, jika jarum penunjuk bergerak arah bolak –

balik artinya transistor germanium ( Ge ) namun jika tidak bergerak artinya transistor silikon ( Si ).

Page 4: Eldas Perbaikan

Menentukan transistor germanium ( Ge )

Menentukan transistor silicon ( Si )

Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor: Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik. Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor. Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.

Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah: Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan pad rangkaian. Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksimal kemampuannya.

Bagi transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C sedang transistor Silicon suhu maksimal mencapai ± 1500C.

Kesalahan pengukuran. Pemasangan yang salah pada rangkaian.

2. Kapasitor

Page 5: Eldas Perbaikan

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat

menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2

lembar plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.

Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,

keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul

pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama

muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.

Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan

sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,

karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan

elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung

kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat

terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu

kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada

abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron.

Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah

kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan

tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1

coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Dengan asumsi :

Q = muatan elektron C (Coulomb)

C = nilai kapasitans dalam F (Farad)

V = tinggi tegangan dalam V (Volt)

Page 6: Eldas Perbaikan

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung

dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua

plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.

Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10^-12) (k A/t)

Jenis kapasitor yang banyak dijual di pasaran

Tantalum Capacitor

Gambar 2.5 Tantalum Capacitor

Merupakan jenis electrolytic capacitor yang elektrodenya

terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas,

cara membedakannya dengan mencari tanda + yang ada pada

tubuh kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin di bawahnya

memiliki polaritas positif. Diharapkan berhati–hati di dalam

pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik

temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada electrolytic

capacitor yang terbuat dari bahan alumunium.

Page 7: Eldas Perbaikan

Ceramic Capacitor

Gambar 2.6 Ceramic Capacitor

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk

dielektrik- nya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka

komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

Karakteristik respons frekuensi sangat perlu diperhitungkan

terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi tinggi.  Untuk

perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal juga satuan

faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF.

Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi

menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk

rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini

tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai

kapasitor yang sangat kecil.

Electrolytic Capacitor

Gambar 2.7 Electrolytic Capacitor

Page 8: Eldas Perbaikan

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor

yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode

kapasitor ini terbuat alumunium yang menggunakan membran

oksidasi yang tipis. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini

adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Dari

karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati di dalam

pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila

polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.

Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini

biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh

kapasitor yang kapasitansnya besar.Biasanya jenis kapasitor ini

digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter, dan

rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada

rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor

dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2.

Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5

volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja

minimum 2 x 5 =10 volt.

Multilayer Ceramic Capacitor

Gambar 2.8 Multilayer Ceramic Capacitor

Bahan material untuk kapasitor ini sama dengan jenis

Page 9: Eldas Perbaikan

kapasitor keramik, bedanya terdapat pada jumlah lapisan yang

menyusun dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan

banyak lapisan atau biasanya disebut dengan layer dengan

ketebalan 10 sampai dengan 20 µm dan pelat elektrodenya dibuat

dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki

karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik,

biasanya jenis ini baik digunakan untuk aplikasi atau melewatkan

frekuensi tinggi menuju tanah.

Polyester Film Capacitor

Gambar 2.9 Polyester Film Capacitor

Dielektrik pada kapasitor ini terbuat dengan polyester film.

Mempunyai karakteristik suhu yang lebih bagus dari pada semua

jenis kapasitor di atas. Dapat digunakan untuk frekuensi tinggi.

Biasanya jenis ini digunakan untuk rangkaian yang menggunakan

frekuensi tinggi, dan rangkaian analog. Kapasitor ini biasanya

disebut mylar dan mempunyai toleransi sebesar ±5% sampai ±10%.

Polypropylene Capacitor

Gambar 2.10 Polypropylene Capacitor

Kapasitor disamping memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi

daripada polyester film capacitor. Pada umumnya nilai kapasitansi

dari komponen ini tidak akan berubah apabila dirancang di

Page 10: Eldas Perbaikan

suatu sistem bila frekuensi yang melaluinya lebih kecil atau sama

dengan 100kHz. Pada gambar diatas ditunjukkan kapasitor

polypropylene dengan toleransi ±1%. Tipe kapasitor jenis ini juga

masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang

besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil

elektrik.  

Kapasitor Mika

Gambar 2.11 Kapasitor Mika

Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya.

Kapasitor mika mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi, karena

koefisien temperaturnya rendah. Karena frekuensi

karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor ini digunakan

untuk rangkaian resonans, filter untuk frekuensi tinggi dan

rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio

pemancar yang menggunakan tabung transistor. Kapasitor mika

tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga

relatif tinggi.

Polystyrene Film Capacitor

Gambar 2.12 Polystyrene Film Capacitor

Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film . Tipe ini tidak

bisa digunakan untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi,

karena konstruksinya yang sama seperti kapasitor elektrolit yaitu

Page 11: Eldas Perbaikan

seperti koil. Kapasitor ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang

menggunakan frekuensi beberapa ratus kHz. Komponen ini

mempunyai 2 warna untuk elektrodenya, yaitu: merah dan abu–

abu. Untuk yang merah elektrodenya terbuat dari tembaga

sedangkan warna abu–abu terbuat dari kertas aluminium.

Electric Double Capacitor (Super Capacitor)

Gambar 2.13 Electric Double Capacitor

Jenis kapasitor ini bahan dielektriknya sama dengan

kapasitor elektrolit. Namun bedanya adalah ukuran kapasitornya

lebih besar dibandingkan kapasitor elektrolit yang telah dijelaskan

di atas. Biasanya mempunyai satuan F. Kapasitor ini mempunyai

batas tegangan yang besar. Karena mempunyai batas tegangan dan

bentuk yang lebih besar dari kapasitor yang lain maka kapasitor ini

disebut juga super capasitor Gambar bentuk fisiknya dapat dilihat

di atas, pada Gambar 2.13 tersebut kapasitornya memiliki

ukuran 0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian

power supply.

Trimmer Capacitor

Gambar 2.14 Trimmer Capacitor

Kapasitor jenis disamping menggunakan keramik atau

plastik sebagai bahan dielektriknya. Nilai dari kapasitor dapat

diubah–ubah dengan cara memutar sekrup yang berada

Page 12: Eldas Perbaikan

diatasnya. Didalam pemutaran diharapkan menggunakan obeng

yang khusus, agar tidak menimbulkan efek kapasitans antara

obeng dengan tangan

Tuning Capacitor

Gambar 2.15 Tuning Capacitor

Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”,

biasanya banyak sekali digunakan sebagai pemilih gelombang pada

radio. Jenis dielektriknya meng- gunakan udara. Nilai kapasitansinya

dapat diubah dengan cara memutar gagang yang terdapat pada

badan kapasitor kekanan atau kekiri.

Nilai

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan

dengan melihat angka atau kode yang tertera pada badan

kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang

mudah, karena nilai kapasitansnya telah tertera dengan jelas

pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan

beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode

tersebut terdiri atas 4 digit, dengan 3 digit pertama merupakan

angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan

toleransinya.

Page 13: Eldas Perbaikan

3.DIODA

Dioda adalah Komponen Pasif Linear yang memiliki dua elektroda, yaitu Anoda = A dan Katoda = K D

Arus Forward Dioda Silikon mulai stabil setelah tegangan mencapai ≥ 0.7 Volt DC.

Gambar 129 : Karakteristik Dioda

ArusForward Dioda Germanium mulai stabil setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC. Anoda > + dari Katoda.

2). Dioda Penyearah / Rectifier : adalah Dioda yang pemakaiannya untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC.

Gambar 130 : Rangkaian Penyearah Brigde dan Dioda Brigde

Page 14: Eldas Perbaikan

Gambar 131 : Beberapa Contoh Dioda Brigde

a). Sistem penyearahan dari AC ke DC setengah Gelombang :

V DC

VP VS AC 220 s VS 12 V rms Gambar 132 : Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang V2 P = 12 V / 0.707 = 16.97 V V DC = 0.318 . 16.97 Volt = 5.39 Volt.

16.97 V 5.39

Gambar 133 : Arus Output Dioda

Page 15: Eldas Perbaikan

b). Sistem penyearahan dari AC ke DC Gelombang Penuh: (1) Untuk jenis Trafo CT.

VP VS AC 220 rms VS 12 V

Gambar 134 : Penyearah Gelombang Penuh Trafo CT.

(2). Untuk Trafo Engkel.

VP. 220 VS .12 Volt Volt Rms rms Gambar 135 : Penyearah Gelombang Penuh Trafo Engkel.

Page 16: Eldas Perbaikan

V2 P = 12 V / 0.707 = 16.97 V 16.97 V

10.79 V V DC = 0.636 . 16.97 Volt = 5.39 Volt. Gambar 136 : Arus Dioda

Rectifier diodes (large current)

Gambar 137 : Dioda Rectifier Tabel 15 : Tipe, Arus dan tegangan

3). Diode zener dapat dijelaskan batas ratingnya, dan kegunaannya pada regulator tegangan searah;

A K

ZD

Fisik Dioda Zener 4V7 Simbol Dioda Zener

Gambar 138 : Simbol Zener, Zener dan Zener dalam

Rangkaian V Out = V ZD

Zener selalu di operasikan pada daerah Breakdown Voltage, dan pemasangannya pada posisi reverse Bias, untuk memperoleh tegangan konstan sebesar tegangan pada Dioda Zener

Type Diode

Maximum

Current

Maximum

ReverseVoltage

1N4001 1A 50V

1N4002 1A 100V

1N4007 1A 1000V

1N5401 3A 100V

1N5408 3A 1000V

Page 17: Eldas Perbaikan

Kerena pemakaiannya yang demikian, maka Dioda Zener berfungsi untuk menjaga kesetabilan tegangan Output dengan nilai yang konstan. Untuk itu Zener dipakai sebagai regulator Fixed Voltage.

4). Diode detector dapat dijelaskan fungsinya pada pendeteksi sinyal modulasi;

Dioda Detector, pemakaiannya untuk memperoleh sinyal modulasi pada rangkaian penguat IF pada penerima Radio AM, yang selanjutnya diperoleh sinyal Audio untuk dikuatkan dalam penguat akhir Audio Frekuensi.

D 1 = Dioda Detektor, dioperasikan sebagai pendeteksi sinyal Frekuensi Modulasi, untuk sinyal AM berbentuk Double Side, akan diperoleh Sinyal Single Side.Setelah dideteksi, sinyal frekuensi cariernya akan di filter oleh C, sehingga diperoleh sinyal Audio murni diperkuat pada rangkaian Audio Frekuensi Amplifier.

Gambar 139 : Dioda Detector

SIMBOL VARACTOR ECG 610 – ECG 614

Gambar 140 : Simbol Varactor.

Varactor disebut juga Kapasitansi yang diatur tegangan, Varicap, Epicap dan Dioda tertala (tuning Diode). Dioda Varactor banyak dipakai pada pesawat penerima TV, Penerima Radio FM dan peralatan komunikasi yang menggunakan frekuensi tinggi.

Prinsip kerja pada Dioda Varactor, lapisan pengosongan (Depletion Layer) diantara Junction P dan N terdapat Kapasitansi transisi atau disebut juga Kapasitansi Pengosongan yaitu antara kapasitansi barier dan kapasitansi persambungan.

Page 18: Eldas Perbaikan

Semakin besarnya tegangan yang diumpankan pada Varaktor akan memperkecil nilai Kapasitansi transisi, hal ini diakibatkan seolah-olah melebarnya depletion layer atau memperjauh jarak lempengan-lempengan pembentuk kapasitor didalam dioda tersebut. Oleh karena itu Varaktor adalah Dioda yang nilai kapasitansinya dikendalikan oleh tegangan.

Page 19: Eldas Perbaikan

Rangkaian persamaannya/ ekivalen dapat di umpamakan seperti :

CT

V

Gambar 141 : Persamaan Varactor dan Karakteristik

Nilai Kapasitansi transisi berubah linear terhadap perubahan tegangan reverse pada dioda, perubahan nilai kapasitansi ini bias mengubah nilai frekuensi yang melaluinya.

Bila Dioda Varactor di parallel dengan Inductor :

Maka bila dalam rangkaian tersebut akan berfungsi sebagai penala dengan frekuensi resonansi

1Fr =

2. π.√ L.C

Gambar 142 : Varactor Diparalel Induktor Beberapa Contoh Dioda Varactor berikut nilai Kapasitansi,

perubahannya terhadap tegangan :

No Spesifikasi Perubahan tegangan

Perbandingan

Nilai Kapasitansi

1 IN 5142 -4 V s.d – 60 V

3 : 1 15 pF – 5 pF

2 ECG 610 4 V s.d 30 V 3 : 2 6.8 pF- 2.7 pF

3 ECG 612 4 V s.d 30 V 4 : 1 12 pF – 2.9 pF

4 ECG 613 4 V s.d 30 V 7 : 1 22 pF – 2.9 pF

Tabel 16 : Perubahan Kapasitas terhadap Tegangan pada Varactor

Page 20: Eldas Perbaikan

c. Rangkuman 7

1). Dioda adalah Komponen pasif linear yang dibuat dari bahan setengah penghantar/semi konduktor (PN Junctin), memiliki dua elektroda Anoda dan Katoda.

2). Dioda dalam pemakaiannya sebagai alat penyearah arus AC ke DC dinamakan dioda Rectifier/penyearah.

3). Dioda dalam pemakaiannya dioperasikan daerah kerja Breakdown Voltage dan fungsinya sebagai penyetabil tegangan dinamakan Dioda Zener.

5). Dioda dalam pemakaiannya sebagai pendeteksi frekuensi modulasi untuk mendapatkan audio frekuensi dinamakan Dioda Detektor.

6). Dioda dalam pemakaiannya sebagai operasional perubahan nilai kapasitas dari variabel tegangan dinamakan Dioda Varaktor.

7). Dalam penyearahan dengan satu buah dioda dinamakan penyearahan setengah gelombang/Half Wave Rectifier.

8). Dalam penyearahan dengan dua atau empat buah dioda dinamakan penyearahan gelombang penuh /Full Wave Rectifier.

9). Tegangan DC yang dihasilkan penyearahan setengan gelombang besarnya VO = 0. 318 x V Max Input Dioda.

10). Penyearahan dengan sistem gelombang penuh tegangan DC yang dihasilkan besarnya VO = o. 636 x V max Input Dioda.

11). Penyetabilan tegangan dengan Dioda Zener, besarnya VO = VZD.12). Dioda Detektor dipakai sebagai alat deteksi gelombang modulasi untuk

memperoleh sinyal Audio/Video dalam sistem komunikasi Audio-Video.

13). Besarnya frekuensi resonansi pada Dioda Varaktor yang di paralel dengan Induktor

1Fr =

2. π.√ L.C14). Disamping beberapa jenis Dioda yang sudah dipelajari

masih ada beberapa jenis yang lain yaitu : Dioda Tunel; Dioda Varistor; Dioda Schottky; Dioda LED

d. Tugas 7

1). Tugas anda carilah karakteristik :

a). Dioda Tunel b). Dioda Varistor

c). Dioda Schottky d). Dioda LED

2). Masing-masing Dioda tersebut sebagai alat apa dalam pemakaian di

pesawat/rangkaian elektronik?

e. Tes formatif 7

1). Berapa besar tegangan kerja/Forward bias Dioda Silikon ? 2). Berapa besar tegangan kerja/Forward bias Dioda

Germanium ?

Page 21: Eldas Perbaikan

3). Berapakah Tegangan DC untuk penyearah setengan Gelombang, bila diketahui besarnya tegangan input pada Dioda 12 Volt rms.

4). Berapakah Tegangan DC untuk penyearah Gelombang penuh, bila diketahui besarnya tegangan input pada Dioda 18 Volt rms.

5). Berapakah Tegangan DC yang dihasilkan untuk penyetabilan dengan Dioda Zener type BZX 55C 6V8 ?

6). Berikan beberapa contoh ukuran Dioda Detektor ! 7). Sebutkan salah satu kegunaan Varaktor ! 8). Sebutkan beberapa ukuran Dioda Zener ! 9). Sebutkan beberapa contoh ukuran Dioda Varaktor ! 10). Sebutkan beberapa contoh ukuran Dioda Rectifier !

f. Kunci jawaban Tes formatif 7

1). Besarnya tegangan kerja Forward Bias pada Dioda Silikon antara 0.6 Volt sampai dengan 0.8 Volt, umumnya diambil rata-rata 0.7 Volt.

2). Besarnya tegangan kerja Forward Bias pada Dioda Germanium antara 0.2 Volt sampai dengan 0.4 Volt, umumnya diambil rata-rata 0.3 Volt.

3). V max = V rms/0.707 = 12 V / 0.707

= 16.97 V V DC = 0.318 . V max = 0.318.16.97 Volt

= 5,4 Volt

4). V max = V rms/0.707 = 18 V / 0.707

= 25.46 V

V DC = 0.636 . V max = 0.636.25.46 Volt

= 16.2 Volt

5). VDC = 6.8 Volt pada suhu maksimal 550 C.6). Beberapa contoh ukuran Dioda Detektor :

a). ECG 114 dipakai pada detektor Horizontal TV b). ECG 120 dipakai detektor warna pada TV c). ECG 177 dipakai detektor Audio. d). IN 4148 dipakai detektor pada Radio penerima.

7). Antara lain untuk osilator lokal dari perubahan operasi tegangan.

8). Beberapa contoh ukuran Zener :

a). IN 4733 b). SML 4738 c). BZX 79C 18 d). BZV 49-C 8V2

Page 22: Eldas Perbaikan
Page 23: Eldas Perbaikan

9). Beberapa contoh ukuran VARACTOR :

a). ECG 10 b). ECG 11 c). ECG 12 d). ECG 14

10). Beberapa contoh Dioda Rectifier :

a). IN 4002 b). IN 5401 c). IN 5408 d). BYM 10-100

g. Lembar kerja 7 : Dioda

1). Alat Bahan :

a). Dioda IN 4002 2 Buah

b). Dioda Zener BZX 55C 6V2 1 Buah c). Resistor ( 2 K Ohm; 10 K Ohm) masing-masing 1 Buah d). Catudaya teregulasi DC 0-12 Volt 1 Unit

e). Multemeter Digital 1 Unitf). Function Generator 1 Unitg). Oscilloscope 20 MHz Dual Trace 1 Unith). Project Board 1 Buahi). Kabel secukupnya

2). Gambar rangkaian :3). Atur Tegangan Sumber sesuai tabel !

ID V D

Gambar 143 : Uji Coba Karakteristik Dioda Tabel 17 : Arus-Tegangan Dioda

4). Ukur arus Dioda (ID), untuk masing-masing tegangan, isikan kedalam tabel !

5). Ukur tegangan drop pada Dioda masing-masing langkah, isi tabel !

6). Lepaskan Catudaya teregulasi, gantikan dengan Function Generator seperti gambar berikut !

No VS ID VD1 0.2 ......... .........2 0.8 ........ ........3 1 ......... .........4 4 .......... ..........5 6 .......... ..........6 10 ........... ...........

Page 24: Eldas Perbaikan

Gambar 144 : Melihat Arus Dioda dengan Oscilloscope7). Atur Output Function 1 KHz 6 Vp-p Sinus, amati V Out

Dioda dengan Oschilloscope dan Gambar V Out !

VOut

t Gambar 145 : Grafik Tegangan Output Dioda

8). Rubah Rangkaian kedalam Gambar Berikut ! 9). Lakukan langkah-langkah sesuai tabel, ukur V Out dengan

multimeter dan isikan hasilnya kedalam tabel !

V OutNo VS V Out1 2 V .............2 4 V .............3 8 V .............4 9 V .............5 10 V .............

Gambar 146 : Percobaan Zener Tabel 18 : V-Zener

10). Gantikan R 10 K Ohm dengan R 2 K Ohm, lakukan langkah yang sama seperti diatas catat tegangan output masing-masing !

11). Apakah diperoleh tegangan Output yang sama nilai R berbeda ?

12). Simpulkan mengapa demikian ?

Function 1 KHz 6 Vp-p

Oscilloscope

Page 25: Eldas Perbaikan