ekspos kawasan industri tanjung kuala
DESCRIPTION
Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Hub Internasional di Tanjung Kuala Masterplan MP3EITRANSCRIPT
1
PAPARAN BUPATI BATU BARA , DI KEMENTERIAN KEHUTANAN RI , 17 JULI 20014
Pemerintah Kabupaten Batu BaraManggala Wana Bhakti, 17 Juli 2014
RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN INTERNASIONAL
(GLOBAL HUB)
DAN
PERKANTORAN PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BATU BARAPOTENSI WILAYAH
Populasi penduduk yang mayoritas usia produktif (60%)
Potensial bagi pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan dan merupakan lumbung padi Sumatera Utara
Perairan Selat Malaka adalah jalur perlintasan perdagangan nasional dan internasional lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
Kab. Batubara memiliki sistem jaringan transportasi terpadu dalam lingkup lokal, regional dan nasional
Kab. Batubara merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 0-50 m dpl
Sumber: Presentasi LAPI ITB “Interim Report Jasa Konsultansi Rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung”, 22 September 2011
Uraian Jumlah Satuan
Luas Wilayah Darat 90.496 Ha
Panjang Garis Pantai 62 Km
Jumlah Kecamatan 7 Kec
Jumlah Desa / Kelurahan
141 Desa
Jumlah Kelurahan 10 Kelurahan
Jumlah Penduduk 389.510 Jiwa
Kepadatan penduduk 413 Jiwa/Km²
Jumlah rumah tangga 87.764 RT
Penghuni rata-rata dalam Rumah Tangga
4 - 5 Jiwa
PDRB atas harga berlaku 2009
10,06 Trilyun Rp
PDRB Perkapita 37,27 Juta Rp
Pertumbuhan Ekonomi 4,01 persen
Kabupaten Batu Bara
PROPINSI SUMATERA UTARA 2
3
Banda Aceh
Pekan Baru
JambiPadang
Sibolga
Pangkal Pinang
Bengkulu
Bandar Lampung
Palembang
JakartaSerang
Global Hub Singapore & Tanjung Pelepas
Future Global Hub K. Tanjung
Ke Pontianak
Ke Pontianak
MedanSumatera Utara:17 % cadangan air bersih nasional
• Memiliki 183 TCF CBM (40% cad. nasional)
• Reserve dari 52 miliar ton Batubara (50% cad. nasional)
Tema Pembangunan:Penerapan Leverage Geostrategi-Global Hub• Pusat produksi dan pengolahan hasil bumi.
• Lumbung energi nasional.Dumai
Jembatan Selat Sunda
KoridorSumatera
(Pantai Timur Sumatera – Banten Utara)
Pengembangan klaster industri Galangan Kapal: KarimunPERLU REVIEW
Pengembangan klaster industri Seimangke: Oleochemical
Pengembangan klaster industri Dumai: Kelapa Sawit
Global Hub PORT KLANG
Sektor FokusKelapa Sawit , Oleo Chemical; Kepelabuhanan, Peternakan dan Canned Meat (food processing, Karet, Industri Manufaktur, Energi, Fishery
Terdiri 7 pusat ekon.:: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, JakartaPDRB koridor diperkirakan meningkat ~ 4-5 X• Dari 136 mil US$ menjadi 605 mil US$ di 2025• Pertumbuhan meningkat 10,4%, dibandingkan 4,5%
tanpa pengembangan koridor
Dukungan Infrast. KunciPelabuhan:Kuala Tanjung, Panjang, Medan, Dumai, Palembang Jalan dan Kereta Api Trans Sumatera ke Kuala TanjungAirport Internasional Kuala Namu sebagai bagian InterkoneksiPemanfaatan energi listrik PLTA dan Panas Bumi untuk mendukung industri pengolahan
PELABUHAN KUALA TANJUNG SEBAGAI GLOBAL HUB
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kuala Tanjung
3
4
4
PROSPEK KABUPATEN BATU BARA SEBAGAI PELABUHAN INTERNASIONAL (HUB PORT KUALA TANJUNG)
1. Berada di Selat Malaka sebagai Jalur Transportasi tersibuk di Dunia.
2. Memiliki Kedalaman laut 17 s/d 20 m dari bibir pantai + 4 km .3. Tidak pernah mengalami pendangkalan (Sendimentasi)4. Memiliki Lahan yang cukup luas baik sebagai lokasi pelabuhan
dan sarana pendukung Pergudangan, Perkantoran dan Industri + 5.000 ha bahkan lebih.
5. Memiliki sumber energi murah PLTA Asahan 1, 2, 3 dan rencana 4, dan 5.
6. Berada 33 km dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei. Mangkei. - Jarak Pelabuhan Internasional ke Kota Lima Puluh sejauh
21 km. - Jarak Kota Lima Puluh – Kawasan Industri Sei Mangkei 12
km.7. Ketersediaan Air Baku yang cukup besar baik Danau Laut Tador
juga sumber Air Sungai Tanjung dan Dalu-Dalu.8. Jaringan Jalan sudah tersedia yakni 9 (sembilan) akses jalan
(perlu eksisting) dengan lebar 15 s/d 20 Meter
LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PERKANTORAN PEMKAB BATU BARA Koordinat lokasi disekitar: 99° 30' 6.51" E 3° 17' 50.24" N 99° 30' 8.98" E
3° 17' 43.64" N Lu dengan luas +50 Ha secara administrasi berada di Desa Prupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara, dan masih dalam satu hamparan lokasi Hub Port Kuala Tanjung
Salah satu pertimbangan dipilihnya Desa Perupuk menjadi pusat perkantoran Pemkab. Batu Bara karena terletak di pertengahan wilayah Kabupaten Batu Bara sehingga memudahkan pelayanan publik dan mempercepat pembangunan daerah pesisir (Nelayan)
Berdasarkan SK Mentri Pertanian No.923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 lokasi ini termasuk Areal Penggunaan Lainya (APL)
Berdasarkan SK Menhut No.44 Tahun 2005 tanggal 16 Februari 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Propinsi Sumatera Utara, lokasi tersebut merupakan Hutan Produksi Terbatas (HPT),
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Batu Bara mengupayakan pembebasan areal dimaksud melalui proses Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH),; tahapan yang telah dilaksanakan adalah: 1. Rekomendasi areal yang dimohon dan areal pengganti oleh Tim Terpadu, 2. Serah Terima areal pengganti dari Pemkab.Batu Bara kepada Kementerian Kehutanan, dan tahap selanjutnya yang belum terlaksana adalah 3. penataan batas dan Pemetaan, serta 4. Penetapan lokasi yang dimohon menjadi APL oleh Menteri Kehutanan. Kedua tahap terakhir menunggu perpanjangan izin prinsip dari Menteri Kehutanan.
5
6
6
GAMBARAN KONDISI SAAT INI LOKASI PELABUHAN INTERNASIONAL KUALA TANJUNG DAN TAPAK PERKANTORAN PEMKAB.BATU BARA
1. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.923/Kpts-UM/12/1982 tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) kawasan hutan di Kabupaten Batu Bara seluas + 8.000 Ha, lokasi Hub Port Kuala Tanjung sebagian besar berada di Luar Kawasan Hutan dan Perkantoran Pem.Kab Batu Bara berada di Luar Kawasan Hutan.
2. Berdarkan Surat Keputusan Menhut No.44 Tahun 2005 Kawasan Hutan di Kabupaten Batu Bara menjadi + 18.000 Ha, lokasi Hub Port Kuala Tanjung dan Perkantoran Pem.Kab Batu Bara sebagian berada di dalam Kawasan Hutan
3. kondisi di lapangan berupa pemukiman masyarakat, perkebunan dan fasilitas sosial/umum , kolam dan semak belukar yang sudah dikuasai masyarakat.
4. Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah mengusulkan kepada Menteri Kehutanan melalui Gubernur Sumatera Utara agar areal dimaksud dikeluarkan dari penunjukkan kawasan hutan, (revisi terhadap SK Menhut No.44 Tahun 2005 )
7
Peta Usulan Revisi Kawasan Hutan (RTRW Kabupaten Batu Bara)
Lokasi Calon Pertapakan Perkantoran Pemkab Batu Bara di Desa Perupuk seluas + 50 Ha
Hub Port Kuala Tanjung
7
8
8
9
LOKASI RENCANA PELABUHAN INTERNASIONAL (HUB PORT) dan PERKANTORAN PEMKAB.BATU BARA
9
PERKEMBANGAN STATUS AREAL HUB PORT KUALA TANJUNG DAN PERKANTORAN PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA
Tanggal 09 November 2012 Tim Terpadu yang menangani revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan R.I. Nomor: SK.44 /Menhut-II/ 2005 telah menyampaikan ekspose hasil kajian mereka kepada Gubernur dan Bupati/Walikota se Sumatera Utara dan jajaran Kementerian Kehutanan di Gedung Kementerian Kehutanan R.I. bahwa sebagian besar lokasi hub port kuala tanjung dan seluruh pertapakan perkantoran Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah direkomendasikan untuk dikeluarkan dari Kawasan Hutan.
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45/PUU-IX/2011 perihal pengujian materiil Pasal 1 angka 3 UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa Frase “ditunjuk dan atau” dalam pasal 1 angka 3 UU Nomor: 41 tahun 1999 tentang Kehutanan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, berdasarkan Keputusan dimaksud lokasi Hub Port dan pertapakan perkantoran Pemerintah Kabupaten Batu Bara keberadaannya masih pada proses penunjukkan dan belum ditetapkan.,
Dalam Keputusan Mahkamah Agung Nomor 47P/HUM/2011 salah satu isinya menyatakan Surat Keputusan Menteri Kehutanan R.I. Nomor SK.44/Menhut-II/2005, tentang : Penunjukkan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara seluas + 3.742.120 (Tiga juta Tujuh ratus Empat puluh Dua ribu Seratus Dua puluh) Hektar, tanggal 16 Februari 2005 tersebut, tidak sah dan tidak berlaku umum, berdasarkan Keputusan ini, lokasi Hub Port Kuala Tanjung dan pertapakan perkantoran Pemerintah Kabupaten Batu Bara saat ini tidak berstatus kawasan hutan.
10
HARAPAN
Butir lain Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 47 Tahun 2011 tanggal 23 Desember 2013, menyatakan bahwa Menteri Kehutanan diperintahkan untuk mencabut SK.Menhut. Nomor SK.44/Menhut-II/2005, tentang : Penunjukkan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara seluas + 3.742.120 (Tiga juta tujuh ratus empat puluh dua ribu seratus dua puluh) Hektar, tanggal 16 Februari 2005 dan mengganti dengan Surat Keputusan yang baru tentang Penunjukkan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku atau dengan memperhatikan RTRW Kabupaten yang baru
Beranjak dari Keputusan MA ini Pemerintah Kabupaten Batu Bara saat ini sedang mempersiapkan RANPERDA pemanfaatan /peruntukan daerah Pesisir Kabupaten Batu Bara terkait dengan Pembangunan Pelabuhan dan Perkantoran di maksud.
Berkaitan dengan hal tersebut dimohonkan Kementerian Kehutanan dalam Menerbitkan Surat Keputusan pengganti SK.44/Menhut-II/2005, tentang : Penunjukkan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara, dapat mengakomodir kepentingan Kabupaten Batu Bara.
11
12