eksplorasi migas

22
EXPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI I.1 PENGERTIAN Explorasi merupakan kegiatan penting dalam industri energi pada umumnya dan khususnya industri minyak dan gasbumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan  peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gasbumi secara terus menerus. Dengan demikian cadangan makin menciut, dan hanya dengan explorasi sajalah cadangan akan bertambah atau setidak-tidaknya dipertahankan. Suatu pengertian yang salah dewasa ini adalah bahwa explorasi merupakan suatu aktivitas satu kali. Banyak ahli ekonomi ataupun khalayak ramai mengira, bahwa jika suatu daerah telah diselidiki atau diexplorasi dapatlah diketahui apakah daerah itu mengandung cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian mengharapkan bahwa dengan dilakukannya explorasi untuk daerah tersebut, misalnya seluruh daerah Indonesia, dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah cadangan minyak kita dan sampai kapan habisnya minyak bumi ini. Dari penjelasan dalam bab-bab sebelumnya ternyata, bahwa jangankan mengenai seluk beluk cara terdapatnya minyak di dalam suatu daerah – apalagi untuk seluruh Indonesia – sedangkan cara terbentuk dan cara terdapatnya minyakbumi didalam kerakbumipun belum kita mengerti sedalam- dalamnya, ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin,  perangkap stratigrafi dan konsepsi mengenai hidrodinamika, menunjukkan bahwa  pemikiran kita terus menerus berkembang dan menghasilkan konsepsi baru tentang tempat terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Sebagai suatu contoh ialah misalnya, pencarian minyak dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung  puluhan tahun, dan dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi, dengan modal yang sangat besar serta menggunakan berbagai metoda yang paling modern, tetapi ternyata sampai kini masih tetap dapat ditemukan cadangan baru didalam daerah yang sudah lama diexplorasi, walaupun makin lama cadangan memang makin kecil dan makin sulit untuk ditemukan. Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan minyakbumi bukannya menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha explorasi (Gambar 8-1), walaupun tidak merata dari tahun ke tahun (Gambar 8-2). Telah  banyak contoh untuk Indonesia diberikan, s eperti misalnya, s uatu daerah di Sumatra Tengah yang telah diexplorasi oleh perusahaan asing yang cukup besar dan telah mengadakan hamper 20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak menghasilkan minyak. Tetapi kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain dan ternyata dapat menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam daerah y ang sama. Suatu contoh lain adalah Irian Barat, yang juga telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Gambar 8-1 Perkembangan cadangan dan produksi harian di Amerika Utara/Amerika Serikat dalam tahun enampuluhan dan Tujuhpuluhan (World Oil, 1960-1970)

Upload: widya-meiriska

Post on 16-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eksplorasi

TRANSCRIPT

  • EXPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI

    I.1 PENGERTIAN Explorasi merupakan kegiatan penting dalam industri energi pada umumnya dan khususnya industri minyak dan gasbumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gasbumi secara terus menerus. Dengan demikian cadangan makin menciut, dan hanya dengan explorasi sajalah cadangan akan bertambah atau setidak-tidaknya dipertahankan. Suatu pengertian yang salah dewasa ini adalah bahwa explorasi merupakan suatu aktivitas satu kali. Banyak ahli ekonomi ataupun khalayak ramai mengira, bahwa jika suatu daerah telah diselidiki atau diexplorasi dapatlah diketahui apakah daerah itu mengandung cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian mengharapkan bahwa dengan dilakukannya explorasi untuk daerah tersebut, misalnya seluruh daerah Indonesia, dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah cadangan minyak kita dan sampai kapan habisnya minyak bumi ini. Dari penjelasan dalam bab-bab sebelumnya ternyata, bahwa jangankan mengenai seluk beluk cara terdapatnya minyak di dalam suatu daerah apalagi untuk seluruh Indonesia sedangkan cara terbentuk dan cara terdapatnya minyakbumi didalam kerakbumipun belum kita mengerti sedalam-dalamnya, ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin, perangkap stratigrafi dan konsepsi mengenai hidrodinamika, menunjukkan bahwa pemikiran kita terus menerus berkembang dan menghasilkan konsepsi baru tentang tempat terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Sebagai suatu contoh ialah misalnya, pencarian minyak dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung puluhan tahun, dan dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi, dengan modal yang sangat besar serta menggunakan berbagai metoda yang paling modern, tetapi ternyata sampai kini masih tetap dapat ditemukan cadangan baru didalam daerah yang sudah lama diexplorasi, walaupun makin lama cadangan memang makin kecil dan makin sulit untuk ditemukan. Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan minyakbumi bukannya menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha explorasi (Gambar 8-1), walaupun tidak merata dari tahun ke tahun (Gambar 8-2). Telah banyak contoh untuk Indonesia diberikan, seperti misalnya, suatu daerah di Sumatra Tengah yang telah diexplorasi oleh perusahaan asing yang cukup besar dan telah mengadakan hamper 20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak menghasilkan minyak. Tetapi kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain dan ternyata dapat menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam daerah yang sama. Suatu contoh lain adalah Irian Barat, yang juga telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Gambar 8-1 Perkembangan cadangan dan produksi harian di Amerika Utara/Amerika Serikat dalam

    tahun enampuluhan dan Tujuhpuluhan (World Oil, 1960-1970)

  • Gambar 8-2 Perkembangan cadangan minyak dunia pada tahun enampuluhan dan

    tujuhpuluhan (data diambil dari World Oil, 1960-1970) Semua hal tersebut bukanlah karena kebodohan para ahli geologi yang ditugaskan pada waktu itu, tetapi smata-mata disebabkan kemajuan pengetahuan ilmu geologi minyak dan gasbumi serta digunakannya berbagai metoda baru. Misalnya saja pada jaman dahulu belum ada pengertian batuan induk, fungsi gradient geothermal, cara pertumbuhan terumbu koral, sedimentasi karbonat. Selain itu, juga pada waktu itu metoda seismic masih pada permulaan taraf perkembangannya. Dewasa ini metoda seismic telah mengalami kemajuan begitu pesat, dengan menggunakan computer untuk pengolahan datanya sedemikian rupa sehingga telah jauh lebih maju dari sebelumnya. Walaupun demikian sampai kinipun metoda seismic belum samasekali dapat memberikan gambaran yang sebenarnya, sehingga masih tetap harus berkembang di masa mendatang. Meskipun penilaian orang terhadap metoda seismic dewasa ini begitu tinggi, tetapi jumlah cadangan minyak sebenarnya belum dapat diketahui, karena sebagaimana telah dikatakan cara terdapatnya minyakbumipun belum diketahui seluruhnya. Kita mengetahui apakah minyakbumi terdapat selain dalam perangkap antiklin, dan dalam perangkap stratigrafi, juga terdapat dalam perangkap jenis lain. Kitapun tidak mengetahui, apakah ada batuan reservoir jenis lain, tempat minyakbumi dapat berkumpul, dan apakah ada keadaan geologi yang lain samasekali, yang memungkinkan pembentukan dan akumulasi minyak bumi itu. Seorang exploratory pada waktu mendatang haruslah lebih cerdas, dan harus mempergunakan konsepsi dan teori baru serta menemukan cadangan tambahan di daerah yang hingga kini dikira tidak ada minyakbumi. Sejalan dengan explorasi, penelitian dalam bidang geologi minyak dan gasbumi haruslah senantiasa dilaksanakan untuk menstimulasi timbulnya berbagai konsepsi serta teori baru tentang terbentuknya dan terdapatnya minyak dan gasbumi. I.2 DASAR FILSAFAT EXPLORASI Explorasi jangan hanya diartikan sebagaio usaha penambahan lapangan minyak baru atau perluasan daerah produksi, sebab hal ini jelas bukanlah demikian dilihat dari pandangan bahwa tidaklah mungkin survai di suatu daerah dapat mengetahui segala sesuatu yang terdapat dibawahnya. Usaha explorasi harus dianggap sebagai suatu bagian integral daripada produksi, yaitu setidak-tidaknya mempertahankan besarnya cadangan. Jika kita harus meningkatkan minyak lebih banyak, juga kita harus mendapatkan cadangan

  • lebig banyak. Motto daripada suatu explorasi minyakbumi adalah untuk setiap barrel minyak yang diproduksikan, paling sedikit harus ditemukan 1 barrel cadangan baru. Hal ini berarti, kalau kita meningkatkan produksi minykabumi harus kita tingkatkan pula penemuan cadangan baru. Dengan dasar filsafat ini yang sesuai dengan konsepsi bahwa usaha explorasi minyakbumi itu bukan hanya merupakan suatu survai atau inventarisasi tempat terdapatnya minyakbumi dalam suatu daerah, tetapi lebih merupakan peningkatan cadangan minyakbumi, dengan menguji kita sendiri untuk dapat berpikir serta menemukan minyak dalam daerah yang sama. I.3 URUTAN EXPLORASI MINYAK DAN GASBUMI Dalam explorasi minyak dan gasbumi tidak dibedakan antara suatu survai pendahuluan atau prospeksi dan explorasi sebagaimana dalam bidang pertambangan. Yang diartikan explorasi minyak dan gasbumi dalam industri minyak adalah semua kegiatan dfari permulaan sampai akhir dalam usaha penemuan dan penambahan cadangan minyak dan gasbumi yang baru. Sebagaimana telah dikatakan, operasi explorasi mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian integral dalam usaha pencarian minyakbumi, termasuk pemboran explorasi. Pekerjaan penyelidikan dalam suatu explorasi minyakbumi ini dilakukan pada umumnya oleh para ahli geologi, termasuk juga mereka yang berspesialisasi dalam geofisika, paleontologi dan sebagainya. Fasa ini berlangsung terus, malahan juga pada taraf exploitasi. Dalam hal ini seorang ahli geologi harus membantu dalam penentuan cadangan dan juga dalam rencana pemboran explotasi. Urutan suatu operasi explorasi meliputi proses sebagai berikut :

    1. Perencanaan explorasi (exploration Planning) 2. Opearsi survai lapangan 3. Penilaian dan prognosis prospek 4. Pemboran explorasi 5. Pengembangan reevaluasi daerah

    Sejajar dengan dilakukannya urutan operasi exploari ini juga dilakukan pengkajian dan evaluasi secara terus menerus oleh suatu kelompok studi yang menunjang explorasi dan yang menyarankan berbagai garis kebijaksanaan dalam bidang explorasi. Secara visual, urutan ini diperlihatkan dalam gambar 8-3. Dalam diagram diperlihatkan bahwa pertama-tama haruslah dilakukan suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang telah kita pilih, sehingga kita dapat mengetahui misalnya, jenis cekungannya, geologi sejarah perkembangan cekungan serta sedimentasinya, kerangka tektonik dan sebagainya. Dari studi ini kemudian dilakukan suatu tinjauan sepintas lalu (reconnaissance survey) yang merupakan suatu operasi lapangan, dengan mengunjungi daerah tertentu. Gambar 8-3 Urutan operasi survai explorasi minyak dan gasbumi (Explorasi sebagai suatu

    system) Semua survai itu dimaksudkan untuk mendapatkan kesan umum mengenai keadaan geologinya dengan memilih bagian daerah yang kritis untuk

  • meyakinkan suatu gejala geologi yang penting ataupun struktur yang dapat merupakan perangkap. Dari survai yang bersifat sepintas lalu ini, didapatkan setidaknya beberapa daerah yang prospektif. Untuk mengetahui keadaan geologi daerah ini, seringkali pada stadium ini dilakukan suatu pemboran stratigrafi sebagaimana diperlihatkan dalam diagram. Dari penyelidikan peninjauan umum itu kita harus melakukan penelitian detil pada prospek yang telah ditemukan itu. Penelitian detil ini bisa dilaksanakan dengan penyelidikan geologi permukaan atau geologi lapangan, terutama dengan mengadakan survey seismic yang dilakukan dengan sisitem kisi yang dewasa ini merupakan penyelidikan baku (standar). Kisi ini biasa dibuat dengan jarak misalnya setiap 3 atau 2 kilometer, bahkan kadang-kadang juga dengan jarak kilometer apabila ingin lebih teliti. Dari pekerjaan seismic, pekerjaan geologi lapangan dan studi regional, dapatlah dinilai prospek yang mempunyai harapan paling baik untuk menghasilkan minyak bumi ataupun yang tidak. Dari penelitian dan prognosis tersebut, dapat dilakukan pemboran explorasi dan baru dari pemboran explorasi inilah sebetulnya dapat dikatakan berhasil atau tidaknya ditemukan suatu lapangan minyak baru. Dapatlah bahwa sebelum dilakukan pemboran explorasi tersebut dilakukan, haruslah dilakukan serentetan penyelidikan dan evaluasi untuk menentukan lokasi pemboran explorasi yang mahal harganya. Biaya satu pemboran explorasi dapat mencapai beberatus juta rupiah. Penyelidikan untuk menentukan lokasi ini seharusnya tidak lebih dari biaya pemboran. Dari bagian tersebut diatas dapat dilihat juga bahwa metode seismic (seismic survey), pengukuran daya tarik bumi (gravity survey) sering dilakukan pada tahap explorasi ini. Juga survey magnetic udara (aero magnetic) ataupun survey magnetic daratan dilakukan pada taraf reconnaissance). Juga pemetaan yang bersifat pengukuran startigrafi serta penyelidikan lapangan laiannya dilakukan pada taraf tersebut. Pada taraf detail, geologi lapangan masih juga dilakukan dengan mengadakan pemetaan detail, yang sering juga ditunjang dengan pemboran tangan ataupun pemboran dangkal. Dewasa ini metode tersebut sudah jarang sekali dilakukan dan pada umumnya operasi seismic detail lebih banyak dilakukan untuk mendetailkan suatu prospek. 8.1 PERENCANAAN EXPLORASI Sebagai suatu economic venture, maka suatu explorasi untuk minyak dan gas bumi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untung-rugi dan juga efisiensi dan ekonimi dari pada explorasi tersebut. Kita harus memberikan suatu desain mengenai jalinan berbagai jenis operasi yang kita lakukan dan suatu jadwal waktu pula harus diberikan. Dewasa ini sering dilakukan perencanaan jaringan (network planning), yang menggambarkan garis-garis operasi dari suatu kegiatan ke lain kegiatan beserta jadwal waktunya, yang keseluruhannya merupakan jaringan. Hal ini perlu untuk saling mencek efisiensi dan kelancaran kerja. Mengenai perencanaan jaringan dapat kit abaca dalam buku mengenai management dan sebagainya. Perencanaan explorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut:

    a. Pemilihan daerah explorasi b. Studi pendahuluan c. Perencanaan explorasi dan pembiayaannya

  • d. Hasil serta tujuan yang akan didapatkan dari seluruh operasi 8.1.1 PEMILIHAN DAERAH EXPLORASI pemilihan daerah explorasi juga berhubungan dengan permintaan daerah kuasa pertambangan, yang berlaku terutama untuk perusahaan minyak asing. Namun perusahaan negarapun harus mengajukan permintaan daerah yang akan diexplorasi. Secara umum, pemilihan daerah explorasi untuk perusahaan bersifan internasional ataupun multinasional tergantung dari negara atau benua tempat dilakukannya explorasi, dan apakah daerah explorasi di lepas pantai atau di darat, dan sebagainya. Hal ini selain menyangkut keadaan geologinya sendiri yang memungkinkan terdapatnya minyak bumi, menyangkut pada kestabilan politik, dan daerah pemasaran. Untuk Indonesia misalnya, berbagai hal nongeologi pun harus banyak diperhatikan, karena hal ini seringkali menentukan hasil tidaknya rencana yang telah dibuat. Beberapa daerah pemilihan daerah explorasi adalah keadaan geologi, ekonomi, dan social politik. 8.1.1.1 Keadaan geologi Dewasa ini hanyalah sedikit daerah yang benar-benar belum pernah diexplorasi, sehingga seringkali dengan geologi yang hanya ditunjukkan oleh adanya lapisan sediment yang tebal saja sudah cukup merupakan alasan explorasi. Di lain pihak, tentu juga diinginkan daerah yang paling mungkin untuk berhasilnya explorasi. Untuk itu perlu pula dipelajari penyebaran ketebalan sediment, keadaan bentuk dasar cekungan sediment, geologi sejarah dan juga beberapa hal lain yang akan dibahas dalam suatu studi pendahuluan mengenai keadaan ini. Untuk pemilihan daerah diseluruh dunia misalnya oleh perusahaan multi nasional penting sekali untuk diperhatikan mengenai tektonik regional. Dari studi tektonik lempeng mungkin juga bisa didapatkan criteria bagi penentuan suatu daerah panghasil minyak dan gas bumi. Dalam hal ini pemilihan suatu daerah harus dilakukan oleh ahli geologi yang sudah cukup berpengalaman dan mempunyai pengalaman di banyak daerah di dunia, sehingga ini mempunyai perbandingan keadaan geologi suatu daerah dengan daerah lain. 8.1.1.2 Keadaan ekonomi keadaan ekonomi kadang-kadang dapat lebih jauh menentukan pemilihan suatu daerah. Keadaan ekonimi ini menyangkut juga misalnya, kesampaian daerah (accessibility), yaitu apakah daerah terletak jauh sekali dari lalu-lintas dunia, apakah perlu dibuat infrastruktur baru ataukah infrastruktur yang ada sudah memadai. Untuk logistic diperlukan adanya jaringan jalan, pelabuhan dan landasan udara. Perlu pula diperhatikan keadaan buruh setempat, yaitu apakah mudah mencari buruh atau tidak. Juga mengenai fasilitas produksi, misalnya adanya halangan dalan pembuatan jaringan pipa. Kemungkinana penyaluran minyak mentah, dan telah adanya kilang minyak. Beberapa hal lainnya yang harus dipertimbangkan adalah mengenai perpajakan, syarat kontrak dengan pemerintah, pembagian keuntungan dan sebagainya. Hal ini sering menyangkut besar kecilnya investasi untuk operasi tersebut. 8.1.1.3 Sosial politik keadaan social politik suatu daerah seringkali juga menentukan apakah daerah itu dipilih untuk explorasi atau tidak. Harus diperhitungkan pula sikap

  • pemerintah setempat, penduduk setempat, dan apakah penduduk setempat itu tradisinya terlalu kuat dalam keagamaan dan kebudayaannya. Sebab masuknya suatu perusahaan minyak dan gas bumi juga membawa serta berbagai persoalan social pada penduduk setempat. Explorasi minyakbumi akan memasukan orang dari berbagai bangsa atau berbagai kebudayaan. Terutama mereka yang berkebudayaan keras dan kasar, seperti misalnya pada tukang bir (driller) dan orang lapangan yang kaku, dapat menimbulkan gesekan dengan penduduk setempat. Misalnya para bujangan perlu memerlukan hiburan setempat ataupun hiburan dalam negeri, yang mau tidak mau akan emnimbulkan suatu keadaan ketegangan antara penduduk setempat dan orang lapangan macam demikian. Jika hal seperti ini tidak perlu diperhatikan, maka ini dapat menghambat explorasi dan dapat pula menggagalkan rencana operasi. Ketida factor tersebut di atas juga menentukan apakah suatu perusahaan memilih daerah lepas pantai atau pun juga darah daratan. Pemilihan daerah lepas pantai dan daratanpun menyangkut ekonimi perusahaan. Daerah lepas pantai pada umumnya dapat disurvei dengan cepat dan tidak banyak hambatan penduduk setempat ataupun keadaan birokrasi pemerintah setempat. Suatu survey akan lebih mudah dilakukan di daerah laut, karena suatu kapal survey dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan dapat berlayar secara ekonimis menjelajahi lautan terbuka kea rah mana saja dengan sangat cepat. Juga perbekalan tidak menjadi masalah, karena kapal survey tadi dapat dilayani oleh kapal pensuplai. Tetapi yang menjadi masalah disini adalah apakah ada pelabuhan terdekat yang dapat memberikan dukungan tehnik kepada kapal penyelidik. Survey dilaut dapat dilakukan dengan cukup teliti, apalagi dengan adanya navigasi satelit untuk penentuan lokasi. Hambatan bisa terjadi misalnya, jika daerah tersebut pernah dipasangi ranjau laut pada waktu perang dunia ke II dan belum dibersihkan kembali. Tetapi pada umumnya hal tersebut tidak seberapa sulit ditanggulangi jika dibandingkan dengan survey di daratn, yang tentunya memerlukan dilakukannya pembuatan rintis, pembuatan dandasan udara helicopter. Selain itu perlu pula dipertimbangkan keadaan buruh setempat. Jalannya kerjaan yang sulit karena keadaan cuaca dan geografi atau landasan daerah dan sebagainya. Juga geografi keadaan setempat dapat menghambat jalannya survey. Survey di daratan juga dapat menyangkut persoalan ganti rugi penduduk, apabila garis-garis rintis melalui kebun dan lading penduduk disana. Di lain pihak suatu pemboran di daratan akan jauh lebih murah dari pada pemboran di lautan. Di lautan biaya pemboran kadang-kadang dapat menelan sampai 2 juta dollar Amerika sedangkan di daratan umumnya kurang dari 1 juta. Jadi, boleh dikatakan sampai kepada tingkat pemboran explorasi, pada umumnya daerah di lpantai jauh lebih murah dan jauh lebih ekonomis untuk dilakukan survey daripada di daerah daratan. Tetapi pada taraf pemboran, explorasi di darat akan lebih murah daripada di laut, yang disebut terakhir juga tergantung daerahnya. Misalnya di daerah pulau Jawa biaya ini tidak terlalu tinggi karena sudah terdapat perasarana yang bisa dilalui oleh alat besar yang mengangkut alat pemboran, walaupun sebaliknya dapat menyangkut biaya ganti rugi tanah. Tetapi di Irian Jaya misalnya, biaya pemboran di daratan bisa sama besarnya dengan biaya pemboran dilautan karena ada kemungkinan alat pemboran harus diangkut dengan helicopter. Penggunaan lokasi bisa juga memakan ongkos jauh lebih banyak karena keadaan hutan belantara, kecuali

  • kalau lokasi didapatkan di tepi suatu sungai besar, sehingga segala peralatan dapat diangkut melalui sungai. Dari tinjauan diatas dapatlah dilihat bahwa dalam pemilihan daerahpun harus dipertimbangkan beberapa factor nongeologi, karena hal ini akan menyangkut besar kecilnya investasi yang akan dikeluarkan di dalam operasi tersebut. Bolehlah dikatakan bahwa dari pengetahuan geologipun kita masih belum bisa yakin mengenai cara didapatkannya minyak bumi. Biaya explorasi adalah sangat besar, dan walaupun kita membuang uang begitu banyak (sampai puluhan juta dollar), namun hasilnya masih tetap bisa merupakan tanda Tanya besar. 8.1.2 STUDI PENDAHULUAN studi pendahuluan meliputi geologi regional, yamg menyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran explorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan seterusnya, serta juga memperhatikan feasibility studies, yaitu suatu studi mengenai kemungkinan tercapainya sasaran explorasi tersebut. Selain itu studi pendahuluan juga meliputi pembuatan rencana explorasi. Studi geologi regional meliputi: ketebalan dan penyebaran sediment, statigrafi regional, dan tektonik. 8.1.2.1 Ketebalan dan penyebaran sediment Pada umumnya lebih tebal lapisan sediment didapatkan, kemungkinan ditemukan minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lebih tebal lapisan sediment itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang dapat bertindak sebagai batuan reservoir maupun sebagai batuan induk. Juga lebig luasnya batuan sediment tersebar, akan lebih memungkinkan atau leluasa kita untuk mencari perangkap minyak dan gas bumi. 8.1.2.2 Stratigrafi regional Dalam penelitian stratigrafi regional perlu diperhatikan kemungkinan adanya batuan reservoir, posisi stratigrafinya dan kemungkinan terdapatnya batuan induk. Juga bagi tiap formasi harus dipelajari penyebarannya, keadaan fasiesnya, umurnya, urut-urutan kejadian, ada-tidaknya ketidak selarasan dan sebagainya. 8.1.2.3 Tektonik dan sejarah geologi dalam studi mengenai tektonik terutama dipelajari berbagai fasa waktu terjadi orogenesa dan hasil dari pada orogenesa tersebut, misalnya kapan terjadi suatu pelipatan, zaman apa yang memungkinkan terjadinya perangkap, dan juga zaman terjadi suatu orogenesa yang memungkinkan terdapatnya klastik yang bertindak sebagai batuan reservoir. Selain iti juga ada tidaknya ketidakselarasan dengan kemungkinan adanya perangkap struktur ataupun perangkap stratigrafi di bawahnya. Karena ketiga hal tersebut di atas semua ditunjukkan untuk mencari kemungkinan ditemukannya minyak bumi dan gas bumi, jelaslah bahwa studi regional ini meliputi suatu pendahuluan daripada studi cekungan. Kita perlu mengetahui apakah daerah yang kita pilih itu merupakan suatu cekungan

  • sediment, dan apakah jenisnya. Kemudian kita mencoba memasukkan kedalam klasifikasi yang ada mengenai cekungan. Kita harus berusaha mendapatkan model suatu cekungan, lengkap dengan urutan kejadian dan perkembangan cekungan itu, yang mencakup arah sedimentasi datuan sumber, perubahan fasies minyak yang terjadi dalam suatu periode geologi dimana cekungan itu berevolusi. Studi yang demikian harus dilakukan berdasarkan semua data yang ada. Semua laporan geografi dari daerah tersebut, yang dipublikasikan ataupun tidak harus dipelajari. Peta geografi yanf ada dan semua foto udara bekas perang duni ke II harus dipelajari kembali. Juga semua sintesa regional dan berbagai majalah yang ditulis oleh berbagai ahli yang melakukan studi mengenai daerah tersebut akan sangat bermanfaat, walaupun studi itu bersifat sintesa. Sebaiknya, dipelajari pula geologi regional daerah sekitarnya. Untuk memberikan kepada kita pengertian yang lebih baik mengenai cekungan sediment yang kita pelajari. Berbagai data geofisik seperti gravitasi, magnetic,ataupun seismic dan semua sumur pemboran explorasi yang ada, harus segera didapatkan dan segera dipelajari. Juga ada baiknya untuk melakukan pembicaraan dengan para ahli geologi terkemuka dari daerah tersebut mengenai berbagai pendapatnya. Universitas di daerah tersebut mungkin telah banyak melakukan penyelidikan di daerah itu. Thesis mahasiswa sangat berguna untuk dipelajari, untuk kemudian dihimpun datanya. Kadang-kadang ada bainnya untuk menyerahkan pelaksanaan studi pendahuluan ini kepada seorang konsultan yang telah lama bergerah di daerah tersebut, karena seorang konsultan akan jauh lebih banyak mengetahui mengenai keadaan daerah itu dan data sudah terhimpun olehnya sehingga biayanya mungkin bisa ditekan. Jika studi pendahuluan ini akan dilakukan sendiri, maka semua data harus dicari ke berbagai museum, perpustakaan, universitas dan lembaga ilmiah setempat. Data sering pula didapatkan secara tidak konvensional melalui seorang scout yang pekerjaannya mengikuti pemboran sumur, atau atau tukar-menukar data dengan perusahaan yang bergerak di daerah tersebut. Seringkali kita harus melakukan suatu perjalanan lapangan atau survey sepintas lalu (reconnaissance) dengan menggunakan helicopter ataupun pesawat terbang supaya cepat didapatkan kesan umum mengenai keadaan geologi dan keadaan medan umumnya. Semua data tersebut dihimpun dan dianalisa serta disaring, dan sebagai hasil studi yang demikian ditulislah suatu laporan yang dilampiri peta, penampang dan kesimpulan yang menyangkut studi cekung. Laporan tersebut harus memberikan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut:

    a. Apakah didaerah tersebut ada satuan stratigrafi yang yang bertindak sebagai batuan reservoir, serta lapisan penutupnya?

    b. Apakah ada batuan induk di daerah tersebut? c. Apakah tektonik setemtat telah menghasilkan perangkap struktur, serta

    apakah stratigrafinya memungkinkan perangkap stratigrafi? d. Apakah daerah tersebut telah menghasilkan minyak bumi atau tidak?

    Selain semua data diatas, juga adanya laporan mengenai rembasan minyak pada permulaan ataupun tanda-tanda minyak dari pemboran harus diteliti. Sebab sebagaimana telah diutarakan oleh Link (1952), rembasan minyak merupakan petunjuk terpenting mengenai mampu tidaknya daerah tersebut menghasilkanatau membentuk minyak bumi dalam sejarah geologinya. Berdasarkan mengenai laporanmengenai studi pendahuluan ini, maka sasaran explorasi harus sudah ditentukan, misalnya formasi manakan yang

  • diperkirakan bisa memberikan lapisan reservoir, di bagian manakan yang kita harapka prospektif, serta jenis perangkap apakah yang bisa diharapkan dari explorasi ini. Dari studi tersebut, suatu rencana explorasi harus dibuat. Rencara explorasi ini harus terperinci, terutama mengenai jumlah biayanya, berapa jumlah tenaga ahli yang diperlukan, jadwal operasi explorasi, dan waktu dapat dilaksanakan pemboran. Rencana pembiayaan harus terperinci, berapakah biaya yang harus dikeluarkan dan harus dipersoalkan penaksiran uang yang akan dapat dikembalikan. Misalnya berapa lama uang itu akan mati hanya untuk pembiayaan saja, dan pada tahun berapa diharapkan akan dapat berproduksi jika explorasi ini merupakan suatu yang sukses, berapa pengembalian uang yang akan dihasilkan, dan apakah resiko kegagalan sebanding dengan pengembalian yang dapat dikecap dari hasilnya. Jika minyak telah ditemukan, berapakan investasi lagi yang harus ditanamkan sehingga dapat diproduksi dan demikian dapat dilihat keuntungan yang bisa diambil dari seluruh explorasi ini. Juga rencana explorasi itu harus memberikan secara terperinci jenis operasi yang akan dilakukan. Apakah operasi akan dilakukan oleh personalia sendiri, ataukah diborongkan kepada perusahaan jasa tehnik sebagai mana sekarang ini banyak sekali dilakukan. Rencana ini harus sering ditinjau kembali setiap tahun, setiap suatu jenis operasi diselesaikan. 8.2 OPERASI EXPLORASI Operasi explorasi meliputi selain metoda, dan teknik penyelidikan geologi juga meliputi beberapa hal lain. Organisasi dan personalia, peralatan dan fasilitas, dan anggaran belanja. 8.2.0.1 Organisasi dan personalia organisasi suatu operasi explorasi denda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Tetapi bagaimanapun juga ada persesuaian dalam organisasi dan personalia bagian explorasi suatu perusahaan. Pada umumnya dalam perusahaan internasional, suatu bagian explorasi (exploration department) dipimpin oleh seorang manager explorasi (exploration manager). Manager explorasi ini biasanya membawahi seorang ahli geologi kepala (chief geologist), dan seorang ahli geofisika (chief geophysicist) yang masing-masing membawahi beberapa personalianya. Seorang ahli geologi kepala biasanya membawahi beberapa orang ahli geologi dan ahli geologi senior maupun junior serta asisten ahl;I geologi. Para ahli geologi ini umumnya mempunyai keahlian tertentu, misalnya saja ada yang ahli dari foto udara, ada lagi yang lebih berkecimpung dalam bidang sedimentasi karbonat serta petrografi, dan ada juga yang lebih mengkhususkan diri pada fosil atau memang seorang ahli palentologi, terutama mikropaleontologi. Kadang-kadang dalam organisasi explorasi ini, mikropaleontologi merupakan bagian tersendiri lengkap dengan suatu laboratorium mikropaleontologi. Tetapi pada umumnya pada organisasi explorasi minyak dan gas bumi, para ahli geologi itu tugasnya adalah apa yang disebutkan geologi jaga-sumur (well-site geologist). Disini para ahli geologi ditugaskan mempelajari kereta bor yang keluar dari sumur pemboran, membuat penampang sumur, menganalisa log listrik dan harus dapat pula menentukan ada minyak atau tidak. Semua ahli geologi bertanggung jawab kepada ahli geologi kepala tersebut. Perkerjaannya selain melakukan survey geologi dan jaga sumur juga mengadakan kompilasi dan mengadakan studi

  • geologi bawah permukaan ataupun studi regional di daerah explorasi kadangkala dibawah manager explorasi terdapat pembagian jenis pekerjaan geologi, misalnya, geologi operasi dan geologi studi regional. Seorang ahli geofisika kepala juga mempunyai organisasi tersendiri. Dewasa ini penelitian/penyelidikan seismic banyak dilakukan dari pada metode geofisika lainnya. Adakalanya ahli geofisika kepala itu membawahi beberapi ahli geofisika yang berprestasi pada berbagai macam bidang. Misalnya seorang mengkhususkan diri dalam gravitasi dan magnetic, yang lain misalnya dalam bidang seismic. Tetapi dewasa ini pada umumnya metoda seismiklah yang sangat penting dan merupakan metoda utama/baku (standar) dalam pencaharian minyak. Bagian geofisika ini terdiri dari berbagai ahli geofisika senior ataupun junior, dan mereka pada umumnya ditugaskan untuk menginterpretasi data hasil penyelidikan lapangan. Penyelidikan lapangan sendiri biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa tehnik yang berspesialisasi dalam bidang ini. Juga kadang-kadang para ahli geofisika ini diperlukan untuk mengawasi operasi seismiknya sendiri. Dalam organisasi personaliaexplorasi sering juga terdapat ahli peleontologi kepala biasanya mengepalai suatu labolatorium paleontoligi. Atau jika pekerjaan ini dilakukan oleh perusahaan labolatorium paleontology, maka para ahli paleontology tersebut biasanya mempelajari dan menyimpulkan hasil penelitian paleontology untuk diintegrasikan ke dalam survey lainnya. Pada umumnya ahli paleontology bekerja di bawah seorang ahli geologi kepala. Jika operasi ekplorasi sedang berjalan dan terutama jika pemboran explorasi sudah berjalan, seringkali harus dilakukan pelaporan hasil explorasi dan menganalisanya secara langsung, kemudian menentukan tindak lanjut, misalnya pemboran atau penyelidikan seismic. Sering pula perusahaan minyak dewasa ini, misalnya pertamina, mempunyai ahli geologi ataupun personalia explorasi lainnya, yang ditugaskan khusus sebagai ahli geologi operasi kepala (chief operation geologist). Tugas dari pada kepala ahli geologi operasi itu adalah mengkoordinasikan semua operasi yang sedang berjalan, misalnya saja operasi seismic, operasi penerbangan untuk foto udara, operasi survey geologi, operasi pemboran logistic. Selain itu juga menilai dan menentukan tindak lanjut hasil dari pada operasi explorasi tersebut. Sering juga bagian ini selain menangani operasinya sendiri juga menangani perencanaan operasi. 8.2.0.2 Peralatan dan fasilitas Untuk melakukan suatu operasi explorasi tentu diperlikan peralatan serta fasilitas. Di zaman dahulu semua fasilitas dan peralatan dimiliki oleh perusahan minyak yang beroperasi tersebut. Tetapi dengan majunya zaman, peralatan menjadi semakin moderen serta semakin rumit, sehingga diperlukan ahli spesialis tertentu. Fasilitas seperti helicopter, kapal dan sebagainya akan kurang efisien untuk dimiliki oleh perusahaan itu sendiri, karena kadang-kadang penggunaannya tidak bisa dimanfaatkan seratus persen. Demikian pula, alat pemboran dewasa ini sudah jarang lagi dipunyai oleh suatu perusahaan minyak, tetapi lebih lazim dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan jasa tehnik atas dasar kontrak. Misalkan saja dalam hal survey seismic, tidak ada satupun perusahaan besar dewasa ini, yang mampu terus menerus mengembangkan serta mengadakan penelitian serta mengganti peralatan tiap tahun secara efisien. Hal itu dapat dilakukan oleh perusahaan jasa tehnik yang besar.

  • Dewasa ini hanya terdapat beberapa perusahaan jasa tehnik saja dalam bidang seismic yang mampu terus-menerus mengembangkan peralatannya dan bersaing. Akan tetapi di lain pihak perusahaan minyak besar juga mengikuti semua perkembangan peralatan tersebut, terutama juga dalam bidang interpretasi data yang dihasilkan oleh peralatan modern ini. Perusahaan jasa tehnik yang melakukan pekerjaan secara konfidensial dan secara kontrak, sekarang merupakan suatu yang sangat biasa dalam explorasi minyak. Suatu perusahaan minyak, jika mengadakan explorasi disuatu daerah biasanya lebih efisien, dan lebih cepat, jika menggunakan jasa tehnik (service company), perusahaan ini sangat terspesialisasi, dan berpengalaman dan biasanya melakukan operasinya secara internasional, perusahaan ini biasanya mempunyai ahli-ahli yang khusus. Peralatan merekapun sudah sangat terspesialisasi, yang mereka kembangkan dan mereka buat sendiri sehingga sulit sekali bagi suatu perusahaan minyak sekalipun untuk memiliki dan memeliharanya. Selain perusahaan tersebut diatas, juga sering sekali digunakan para konsultan untuk melakukan pekerjaan, seperti pemetaasn geologi, berbagai studi yang tidak dilakukan oleh perusahaan jasa teknik, seperti interpretasi foto udara, interpretasi seismic, gravitasi dan sebagainya. Dewasa ini juga telah banyak terdapat labolatorium paleontology yang bersifat komersial, sehingga laboratorium tersebut dapat dibangun secara lebih efisien karena dapat melayani berbagai perusahaan minyak sekaligus. Selain itu, juga harus dipersoalkan mengenai logistic dan penyediaan material. Misalnya saja,bahan makanan dan bahan lainnya bagi buruh yang melakukan operasi seismic. Juga operasi seismiknya sendiri diperlukan material, seperti bahan yang dibangun, bahan untuk perkemahan dan sebagainya. Dalam hal ini pada umumnya digunakan perusahaan yang bergerak dalam penyelidikan material (atau reveransir). Juga untuk fasilitas penerbangan dapat dikontrakkan perusahaan penerbangan charter, misalnya penerbangan helicopter yang dewasa ini banyak mengkhususkan diri kepada explorasi minyak dan gas bumi. Hal yang sama untuk pemakaian perahu-perahu, kapal dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan pemboran. Suatu operasi pemboran juga memerlukan banyak kontraktor laianya. Misalnya perusahaan untuk melakukan penlogan listrik, atau perusahaan khusus dalam bidang log Lumpur. Juga ada perusahaan yang khususs memberikan jasa dalam pengujian pemboran dan ada juga yang mengkhususkan diri dalam penyemenan. Malahan untuk pemboran lepas pantai ada juga perusahaan yang mengkhususkan diri untuk jasa penyelaman, sampai pula pada perusahaan yang melayani makan bagi awak pemboran. Jelaslah, bahwa suatu operasi explorasi menyangkut berbagai macam perusahaan jasa yang bersifat tehnik maupun non tehnik dan menyangkut mobilisasi, logistic, pengangkutan dan hilir mudik orang. Juga dilain fihak orang memerlukan rekreasi, kesehatan dan makanan. Selain itu buruh dan para ahli memerlukan pula banyak jaminan social. Selain itu perusahaan jasa tehnik, ataupun perusahaan logistic maupun lainnya mendorong timbulnya industri ataupun dapat memberikan pekerjaan untuk perusahaan lainnya sampai kepada restouran dan perusahaan rekreasi, sehingga suatu operasi explorasi itu menimbulkan aktivitas ekonimi tersendiri, walaupun dalam waktu yang sangat terbatas. 8.2.0.3 Anggaran belanja

  • dari keadaan anggaran belanja ditentukan jenis explorasi, jenis organisasi yang hendak dilakukan dan juga peralatan atau fasilitas yang diperlukan dan operasi yang dilakukan secara kontrak dengan perusahaan jasa. Pada umumnya penelitian dilakukan oleh ahli geologi sendiri, sehingga harus mempunyai alat-alat penelitian geologi. Juga anggaran belanja menentukan apakah akan dilakukan penyelidikan yang meluas dan secara ilmiah diseluruh cekungan beserta suatu rencana untuk penelitian stratigrafi dari suatu acara pemboran kering, ataukah akan dilakukan pemboran ezxplorasi dengan harapan segera mendapatkan minyak bumi. Hal ini sama sekali tergantung anggaran belanja perusahaan tersebut. Tahapan explorasi tersebut dapat dibagi sebagai berikut:

    a. Reconnaissance (penyelidikan sepintas-lalu) b. Survai detai c. Penilaian dan progosisi prospek d. Pemboran explorasi

    8.2.1 PENYELIDIKAN SEPINTAS-LALU suatu survey sepintas lalu dimaksudkan supaya dalam waktu yang singkat didapatkan gambaran keadaan geologi yang luas sehingga dapat dipilih beberapa daerah prospek untuk dilakukan penelitian secara lebig mendetail. Dalam survey sepintas lalu ini, sering kali perusahaan dikejar oleh waktu, sebab seringkali sebagian daerah harus diserahkan kembali (relinquish) dalam waktu tertentu, sekian persen misalnya (misal: 50 persen) dalam waktu dua tahun. Dengan demikian, tentu dalam jangka waktu yang pendek itu perusahaan harus bisa menentukan daerah mana yang akan dipertahankan. Untuk ini operasi harus dilakukan secepat mungkin dengan fasilitas midern, seperti pesawat terbang, helicopter, kapal air dan juga berbagai studi yang meluas. Operasi yang dilakukan pada taraf peninjauan sepintas lalu itu karena antara lain ialah pemotretan udara, pemetaan geologi permukaan, dan penyelidikan geofisika. 8.2.1.1 Pemotretan dari udara survey ini dapat memberikan foto udara dari keadaan seluruh daerah. Foto udara ini dapat dipergunakan untuk menggunakan peta dasar seluruh daerah operasi, terutama jika belum ada peta untuk daerah operasi tersebut. Malah walaupun sudah ada peta dasar, potret udara itu masih sangat berguna. Misalkan saja untuk mengadakan interpretasi geologi dari foto udara yang dapat dilakukan secara cepat untuk daerah yang sangat luas. Dewasa ini pemotretan udara dilakukan dengan berbagai macam metoda, yaitu metode pengindraan jauh (remote sensing) seperti dengan survey radar, sinar infra merah, sinar ultra violet dan sebagainya. Malahan sering pula digunakan foto udara, gambaran radar ataupun gambaran sinar gelombang lainnya dari satelit. Beberapa metoda ini sebetulnya sangat mahal, akan tetapi dapat menghasilkan berbagai data serta pandangan seluruh daerah dalam waktu yang sangat singkat, dan dihitung dengan waktu ini, maka untuk pemotretan dari udara ini relative kecil.

  • 3.3 PENGINDRAAN JAUH (REMOTE SENSING) 3.3.1 Pendahuluan Pada tahun tujuhpuluhan berkembang teknik baru pada Explorasi yaitu metoda yang disebut Remote Sensing (Pengindraan jauh, Indraja dan sebagainya), yang menjadi alat yang sangat membantu dalam explorasi, terutama Explorasi Geologi. Ilmu ini berkembang dari kelompok asosiasi Photogrametri di Amerika yng berdiri tahun 1952, yang disosialisaikan tahun 1947 oleh kelompok orang yang membantu komisi photogrametri. Penggunaan teknik photografi untuk membuat peta topografi dimulai pada tahun 1840 oleh Dominique Francois Jean Arago, seorang ahli geodesi Perancis, yang memetakan beberapa daerah di Perancis menggunakan photo. Penggunaan photo dari ketinggian untuk memetakan daerah dilakukan oleh Aime Lansedat seorang Perwira Korp Insinyur Tentara Perancis, menggunakan layang-layang dan balon udara yang membawa photo untuk memotret topografi dibawahnya pada tahun 1858. Untuk itu beliau disebut Bapak Photogrametri. Penggunaan photo udara untuk mengindra keadaan geologi yang umum disebut Remote sensing, Indraja, sudah mulai dilakukan sejak tahun 1952 akan tetapi penggunaan secara intensif dan terstruktur dilakukan sejak awal tujuhpuluhan. Saat ini pengindraan jauh atau indraja dilakukan menggunakan photo dari satelit yang disebut Landsat. Pengindraan jauh dilihat dari cara kerja maupun hasilnya dapat dibagi 3 (tiga) kelompok yaitu : 1. Geologi Photo (Aerical Photo Geology) 2. Citra Landsat (nama ini kurang tepat) 3. Photogrametri GEOLOGI PHOTO Geologi photo adalah suatu metoda interpretasi photo udara terhadap photo yang diambil dari pesawat terbang pada ketinggian tertentu. Sekali photo dan liputan photo (coverage) sangat tergantung dari ketinggian pesawat (H) yang hasilnya

    diproyeksikan kepada film sejarah f (focus lensa photo) atau skala photo = Hf

    8.2.1.2 Pemetaan geologi permukaan pemetaan geologi permukaan sering dilakukan dalam fasa penyelidikan tinjauan sepintas lalu. Yang dimaksudkan disini terutama adalah untuk mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan geologi seluruh cekungan atau seluruh daerah yang sedang diselidiki. Namun lebih dipentingkan lagi dalam tahap ini adalah antara lain pengukuran penampang statigrafi dan pemetaan struktur. PENGUKURAN PENAMPANG STRATIGRAFI. Survey ini banyak dilakukan terutama di pinggiran cekungan dengan tujuan mendapatkan gambaran stratigrafi di daerah yang sedang diselidiki. Pada umumnya daerah pinggiran cekungan merupakan daerah terbaik, karena disini diharapkan formasi yang mungkin mengundang banyak minyak tersingkap. Pengukuran penampang dilakukan sepanjang sungai ataupun melalui bukit-bukit pegunungan dengan rintis-rintis (terutama untuk daerah batuan gamping), dan bertujuan mengadakan korelasi antara suatu penampang dengan penampang lainnya, serta meneliti berbagai perubahan fasies yang terjadi dari suatu daerah ke daerah lainnya. Mengerti perubahan fasies sepanjang pinggiran cekungan, sangat penting untuk dapat menafsirkan penampang seismic di dalam cekungan itu sendiri. Jadi tujuan pengukuran penampang statigrafi ini adalah

  • mempelajari ketebalan formasi, fasies serta fitologi berbagai macam satuan stratigrafi, perubahan fasies yang terjadi secara regional dan kemungkinan adalah batuan reservoir sehingga dapat dipelajari sifat-sifatnya. Untuk mempelajari stratigrafi regional ini, kalo perlu dilakukan pemboran stratigrafi yang sudah termasuk suatu survai detail. Pengukuran penampang stratigrafi ditunjang langsung oleh penelitian peleontologi dari pada fosil yang dikumpulkan di lapangan, sehingga korelasi dan penentuan lingkungan pengendapan juga akan lebih sempurna. Selain itu juga dapat ditunjang oleh penelitian petrografi, terutama petrografi sediment. PEMETAAN STRUKTUR. Operasi ini pada umumnya dilakukan untuk pencetakan pada beberapa tempat terhadap interpretasi foto udara. Pada fase ini pemetaan secara langsung dilapangan untuk seluruh daera akan memerlukan waktu terlalu banyak. Yang penting adalah melakukan lintasan pada beberapa daerah yang cukup kritis, kemudian melakukan verifikasi terhadap interpretasi foto udara. Pemetaan struktur biasanya langsung dilakukan pada prospek yang ditemukan dari foto udara. Juga pada pemetaan struktur ini operasi dilakukan sepanjang rintis atau sungai dengan melakukan peta dasar yang didapatkan dari foto udara. 8.2.1.3 Penyelidikan geofisika penyelidikan geofisika pada taraf tinjauan sepintas lalu, juga dimaksudkan untuk mendapatka gambaran keadaan dibawah permukaan, keadaan bentuk cekungan diseluruh daerah dan terutama untuk mendapatkan gambaran bagaimana bentuk dasar cekungan ini. Survey demikian yang dapat dilakukan secara cepat antara lain adalah survey aeromagnetic, survey magnetic daratan dan survey gravitasi. Dalam tahapan ini juga sering dilakukan survey seismic yang bersifat tinjauan sepintas lalu. Semua survey ini dimaksudkan pula untuk dalam waktu yang sesingkat-singkatnya didapatkan gambaran umum daerah yang diselidiki. SURVEI AERO MAGNETIK. Survey ini dimaksudkan terutama untuk mempelajari keadaan serta kedalaman batuan dasar cekungan. Dari keadaan serta kedalaman batuan dasar, maka kedalaman sediment dibeberapa bagian daerah yang diselidiki dapatlah diketahui. Bentuk dasar batunan juga akan memberikan gambaran umum mengenai penyebaran fasies dalam cekungan, yang ditunjang oleg penelitian geologi permukaan daerah tepi cekungan. SURVEI MAGNETIK DARATAN. Survey ini biasanya kurang begitu cepat tetapi jauh lebih murah, jika dilakukan didaratan. Mengingat sifatnya yang cepat dapat dilakukan secara regional dan transport dapat dilakukan dengan menggunakan perahu ataupun jalan kaki, juga survey ini walaupun jarang, pada waktu ini dilakukan dengan rintisan. Namun dewasa ini dengan majunya survey aeromagnetic yang dilakukan dengan pesawat udara, maka survey ini pun sudah jarang dilakukan, kecuali untuk mempelajari yang detai. SURVEI GRAVITASI. Survey gravitasi juga dilakukan terutama untuk mempelajari basement ( batuan dasar) serta ketebalan sediment dan bentuk cekungan. Survey aeromagnetic yang dilakukan dari udara kadang-kadang masih juga tidak memenuhi syarat, karena batuan dasar tidak selalu bersifat magnetic dan didalam hal ini survey gravitasi dapat mengisinya. Juga dewasa ini survey gravitasi masih belum bisa dilakukan dengan pesawat terbang sehingga masih sering dilakukan didaratan.

  • Dengan menggunakan transportasi perahu atau jalan kaki pengukuran gaya berat dilakukan pada stasiun gravitasi yang terbesar secara meluas dengan jaringan yang cukup berjarak. Survey gravitasi juga kadang-kadang juda digunakan untuk menyelidiki kemungkinan ditemukannya struktur lipatan, terutama didaerah yang tidak ada singkapan. Survey gravitasi relative cepat dan murah. Tapi sampai saat ini masih belum dapat dilakukan dari pesawat udara, walaupun dilautan survey ini sudah dapat dilakukan. SURVEI SEISMIK TINJAUAN SEPINTAS LALU (reconnaissance seismic). Survey seismic ditinjau sepintas lalu terutama dilakukan untuk mengetahui strektur dan ketebalan sediment. Pada umumnya survey dilakukan dengan menggunakan kisi yang jarang-jarang sekali, misalnya dilaut, digunakan kisi dengan jarak 10-20 kilometer antara satu garis terhadap garis yang lain. Maksud dari survey adalah untuk mendapatkan arah struktur utama dengan kemungkinan didapatkannya tutupan yang besar. Dari survey seismic (reconnaissance) tidak diharapkan didapatkannya prospek yang langsung dapat dibor. Hasil survey tinjauan sepintas lalu ini haruslah diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat dibuat peta regional yang memperlihatkan stratigrafi, perubahan fasies dan juga struktur regional. Kompilasi dan studi ini harus dilakukan dengan mempelajari akan kemungkinan adanya minyak, terutama dari segi kemungkinan terdapatnya suatu lapisan reservoir, adanya perangkap dan juga mengenai lingkungan pengendapan atau fasies batuan induk, serta kemungkinannya dapat bermigrasi kedalam lapisan reservoir. Bentuk cekungan pada taraf ini seharusnya dapat diketahui berdasarkan bukan saja data permukaan, tetapi juga data gravitasi, dari seismic, dan dari aeromagnetic. Juga peta ketebalan lapisan dan peta mengenai penyebaran dan bentuk bentu batuan dasar (basement) sudah dapat dibuat, sehingga dapat dilakukan suatu evaluasi regional. Hasil pengintegrasian berbagai macam data ini haruslah dapat menetapkan daerah yang prospektif untuk dilakukan penyelidikan lebih mendetail. Untuk ini biasanya yang dicari dan dipilih adalh stuktur untuk perangkap yang juga dilihat dari segi posisinya terhadap batuan induk, batuan reservoir, fasies dan sebagainya. Dari hasil tinjauan yang menyeluruh ini mungkin juga beberapa daerah yang dianggap kurang prospektif harusnya sudah dapat dilakukan lagi ( di relinquish) kepada pemerintah dan demikian tidak dilakukan lagi penyelidikan lebih lanjut. Juga dari penyelidikan ini dapat direkonstruksikan sejarah geologi daerah tersebut secara regional. Minyakbumi, dalam fase orogenesa manakah diharapkan perangkap terjadi, serta kapankah migrasi terjadi untuk menempati minyak di dalam perangkap tersebut di atas. Survey tinjauan sepintas lalu juga dilakukan dlam explorasi lepas pantai. Disini, bahkan survey itu relative lebih murah dan lebih cepat daripada di daratan karena penyelidikan terutama dilakukan dengan menggunakan kapal, sehingga dapat berjalan secara cepat dan lancer. Hal ini terutama disebabkan karena sekaligus dapat dilakukan beberapa jenis survey, seperti seismic ataupun metode geofisika lainnya. 8.2.2 SURVAI DETAIL segera setelah beberapa daerah prospektif dipilih dari hasil penyelidikan survey sepintas lalu, maka di semua daerah pilihan tersebut segera dilakukan survey

  • secara mendetail. Survey ini dilakukan pada skala besar, kadang-kadang sampai 1 : 10.000 atau 1 : 5000, tetapi pada umumnya 1 : 50.000 atau sampai 1 : 25.000. survey ini dilakukan dengan berbagai metode. Tujuan survey detai adalah untuk menentukan adanya tutupan (closure), besar kecilnya tutupan secara arel ataupun secara vertical serta bentuk perangkap itu secara lebih teliti, sehingga dapat langsung ditentukan titik lokasi pemboran explorasi. Dari survey detail ini dapat dilakukan perkiraan volim minyak yang dapat diharapkan secara maksimal dan kedalaman obyektif atau lapisan reservoir yang diharapkan akan menghasilkan minyak. Metode yang sampai sekarang dipergunakan adalah survey geologi permukaan, survey seismic, survey gravitasi detai, dan pemboran stratigrafi. 8.2.2.1 Survai geologi permukaan pemetaan geologi pada permukaan secara detai dapat dilakukan jika memang terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintis dan juga sepanjang sungai. Pemetaan dengan menggunakan alat ukur, sehingga ketelitiannya dapat terjamin dan biasanya juga diikatkan kepada rintis-rintis pengukuran seimik, walaupun metoda seismic sudah lebih teliti dewasa ini, akan tetapi pemetaan geologi secara erailpun masih harus selalu dilakukan, terutama untuk membantu interpretasi seismikjika seandainya terdapat patahan ataupun berbagai keadaan yang kurang meyakinkan, jika singkapan tidak ada, misalnya di daerah yang tertutup endapan alivial, penyelidikan sering dilakukan dengan pemboran dangkal (dengan menggunakan alat counterflush). Dengan demikian diharapkan diketahui urutan litologi serta adanya lapisan penunjuk yang dapat dikorelasikan dan dikontur. Selain itu sering pula sumur uju (tes pit) dipergunakan untuk menggunakan singkapan. Metoda pemetaan dengan menggunakan memboran dangkal ataupun sumur uji, dewasa ini agak ketinggalan zaman, tetapi kadang-kadang masih merupakan metode yang lebih murah dibandingkan dengan metode seismic. 8.2.2.2 Survai seismic untuk survai detail,metode seismic merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah metode khusus refleksi. Supaya mendapatkan hasil yang teliti, sering dilakukan penenbakan secara bertumpuk. Untuk setiap titik malahan sampai 600 persen malahan kadang-kadang sampai 1200 persen atau disebut six fold atau twelve fold (6 kali atau 12 kali). Mengingat biaya seismic ini sangat mahal, maka cara ini dilakukan jika ada alas an yang sangat kuat bahwa memeang didaerah tersenut terdapat suatu tutupan. Juga walaupun pemetaan geologi detai terhadap tutupan telai dilakukan, pengecekan seismic selalu harus tetap dilakukan, untuk menentukan kedalaman obyektif pemboran serta batuan dasar yang juga akan menghasilkan minyak harus bisa dihitung dan ditentukan pada waktu pemboran dimulai. Dari hasil seismic mendetail ini dibuat peta struktur berkontur untuk penentuan tutupan. Dan struktur peta berkontur itu harus dilakukan pada refleksi yang paling mendekati obyektif sehingga tidak terjadi penggeseran tutupan. 8.2.2.3 Survai gravitasi detail survai gravitasi detai kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailakn adanya suatu tutupan, terutama yang diharapkan adalah suatu instruksi garam

  • (kubah garam) atau suatu terumbu, daripadany diharapkan terdapatnya suatu kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup, dengan batuan reservoir atau batuan garam. Namun dewasa ini metoda inipun sudah jarang dilakukan karena metoda seismic telah begitu maju. 8.2.2.4 Pemboran stratigrafi dalam survai detail ini kadang-kadang dilakukan pemboran stratigrafi. Pemboran stratigrafi ini sering sekali mencapai kedalaman sampai beberapa ribu meter dan maksudnya bukan untuk mencetak suatu tutupan akan tetapi semata-mata mencetak suatu keadaan stratigrafi di daerah-daerah tertentu yang kita harapkan mengalami perubahan fasies. Pemboran stratigrafis yang khusus untuk mendapatkan urutan yang lengkap dilakukan di atas suatu sinklin. Kadang-kadang pemboran stratigrafi tidak dilakukan pada suatu sinklin, namun pada suatu prospek yang masih belum kuat alasannya untuk dibor akan tetapi akan memberikan data stratigrafi yang baik. Dengan demikian maksud utama untuk mendapatkan urutan stratigrafi setempat terpenuhi, dan lagi tidak lepas dari kemungkinan ditemukannya minyak bumi. Dalam pelaksanaan operasi explorasi ini, kecepatan dan ketelitian data yang ditemukan sangat penting. Data lapangan langsung diberikan lewat radio kepangkalan kerja tempat data tersebut diplot dan digambarkan menjadi peta penampang dan sebagainya. Jadi dalam operasi suatu explorasi tidaklah ada waktu bagi seorang geologi menyusun laporannya. Yang dipentingkan disini adalah peta penampang serta hasil rekaman dari penembakan seismic. Pada taraf operasi ini survey lapangan selalu didukung oleh pusat pemrosesan data dan laboratorium. Sebagai contoh misalnya laboratorium mikropaleonologi, laboratorium sedimentografi, laboratorium penentuan umur radiometris dan pusat pemrosesan data untuk seismic dan sebagainya. Seringkali laboratorium dan pusat pemrosesan ini berada di luar negeri. Semua contoh dari lapangan dikirimkan dengan menggunakan helicopter dan pesawat terbang, supaya dengan cepat dapat sampai di laboratorium dan langsung dianalisa sehingga hasilnya segera ditetapkan. Dengan demikian para ahli geologi yang sedang bekerja di lapangan dapat segera mengetahui umur batuan, jenis batuan dan juga dengan demikian dapat segera mengetahui masalah yang dihadapinya dan karenanya dapat segera melakukan pengecekan kembali di lapangan. Sebagai contoh misalnya, data paleontology menunjukkan adanya ketidak selarasan, maka seorang ahli geologi dapat segera mencek tempat ketidak selarasan itu diperkirakan ada. Dengan demikian segera setelah pekerjaan lapangan selesai, dapatlah diketahui keadaan geologi daerah yang diselidikinya. Demikian pula pada survey seismic, pita rekaman magnetic segera dikirimkan dengan helicopter dan pesawat terbang kepusat pemrosesan dan computer. Tentu dalam hal ini dijaga supaya rekaman magnetic itu tidak terhapus dalam perjalanan. Dengan demikian seorang ahli geofisika lapangan dapat segera mendapatkan penampang hasil penembakannya, sehingga dia dapat mengadakan interpretasi serta melihat masalah yang dihadapinya. Kadangkala hasil penembakan itu tidak baik, sehingga dibutuhkan metode khusus untuk mendapatkan refleksi yang baik. Penggunaan pesawat terbang, helicopter dan leboretorium serta pusat pemrosesan data, akan sangat menghemat biaya dan waktu dan semua masalah dapat diselesaikan sewaktu survey masih berlangsung.

  • 8.3 PENILAIAN DAN PROGNOSIS PROSPEK 8.3.1 PENILAIAN hasil survey mendetai dikerjakan dan disusun menjadi suatu laporan dan seyogyanya menghasilkan prospek pula, untuk dilakukan pemboran explorasi. Semua prospek dikemukakan oleh seorang ahli geofisika kepala dan juga oleh ahli geologi kepala, yang kemudian dinilai bersama dengan manager explorasi. Penelitian dilaksanakan dari berbagai segi, antara lain: segi geologi, segi ekonomi, segi logistic dan kesampaian daerah. 8.3.1.1 Segi geologi kemungkinan sukses akan ditemukannya minyak dalam prospek tersebut. 8.3.1.2 Segi ekonomi misalnya saja biaya pemboran, perlu dibuat jalan tersendiri dan bagaimana menyalurkan minyaknya jika pemboran berhasil. Selain itu juga perlu tidaknya dibuat pipa saluran yang sangat panjang, gan apakah tempat pemboran terletak dekat sungai, dan sebagainya. 8.3.1.3 segi logistic dan kesampaian daerah untuk itu perlu diperkirakan apakah harus dibuat jalan untuk sampai ke daerah tersebut, ataukah pengangkutan dapat melalui sungai. Begitu pula apakah pemboran harus dilaksanakan dengan menggunakan helicopter sebagai alat pengangkut. Semua ini menentukan penilaian baik tidaknya prospek dan mungkin tidaknya prospek ini dibor. Semua penilaian dilakukan dengan menggunakan suatu sisitem angka yang bersifat ranking, yaitu menentukan banyak prospek yang paling baik dan mana yang kurang baik. Sambil berlangsungnya acara pemboran explorasi, sisrem pmboran inipun harus terus-menerus direvisi berdasarkan hasil dari setiap pemboran tersebut sampai kepada penilaian yang sempurna. 8.3.2 PROGNOSIS semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sisitem penilaian, kemudian dipilih untuk melakukan pemboran explorasi terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi: lokasi yang tepat, kedalaman terakhir, latarbelakang geologi, objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan, kedalaman puncak formasi yang akan ditebus, dan jenis survai lubang bor yang akan dilaksanakan. 8.3.2.1 Lokasi yang tepat lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaiknya semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismic. Terutama jika tutupan ditentukan oleh metoda seismic. Jika hal tersebut terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada saat pengukuran seismic, atau juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya

  • pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak ditemukan. 8.3.2.2 Kedalaman terakhir (T.D.) kedalaman akhir pemboran explorasi biasanya merupakan batuan dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman dasar ini ditentukan berdasarkan atas data seismic, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan reflector yang ditentukan sebagai batuan dasar. 8.3.2.3 Latarbelakang geologi alas an untuk pemboran didasar atas latar belakang geologi. Maka harus disebutkan keadaan daerah geologi daerah tersebut, formasi yang diharapkan terdapat di sini, alas an pemboran explorasi dilakukan didaerah tersebut, jenis tutupan prospek ini dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut. 8.3.2.4 objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapatkan dari seismic. Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, hal mana diperoleh dari kecepatan rambat seismic. 8.3.2.5 Kedalaman puncak formasi yang akan di tembus juga dalam prognosisi ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan dilaui bir, maka puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismic 8.3.2.6 Jenis survai lubang bor yang akan dilaksanakan pada setiap pemboran explorasi selalu dilakukan survai lubang bor. Survey ini meliputi misalnya penglogan Lumpur, pengolahan keratin sumur, penglogan listrik, penglogan radioaktif dan sebagainya. Untuk pemboran explorasi sebaiknya dilakukan penlogan yang lengkap, misalnya saja log induksi baku (standar), log sonic, log densitas, dipmeter dan sebagainya. Selain itu juga harus direncanakan apakah akan dilaksanakan pengambilan inti atau tidak. Dalam pembuatan prognosis ini juga para ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian exploitasi dan bagian pemboran. Dengan mereka dibuatlah mengenai berbagai hal seperti, alat bor yang akan dipakai, kapasitas kencana kedalaman pemboran, yaitu apakah akan dibor langsung sampai kedalaman akhir, ataukah akan dengan menggunakan system teleskop, yaitu berhenti pada kedalaman tertentu, kemudian dilakukan dengan penyelubungan (casing) dan dibor kembali dengan diameter yang lebih kecil, dan sebagainya. Hal ini menyangkut ukuran pahat yang akan dipakai. Juga perlu dibuat rencana mengenai apakah dilakukan penggantian jenis Lumpur dengan berbagai macam berat jenis, mengingat berbagai macam takanan formasi yang kita hadapi dalam pemboran ini, pada selang-selang mana sekiranya akan dilakuna pengujian batang pemboran ini (D.S.T), dan pada selang mana akan diambil inti pemboran. Dalam hal ini para ahli geologi juga harus dapat diramalkan antara lain:

  • a. Kedalaman terdapatnya kehilangan sirkulasi b. Kedalaman terdapatnya gas tekanan tinggi c. Kedalaman terdapatnya pemasukan air yang besar

    Bersama-sama insinyur pemboran dan exploatasi, maka dihitung biaya pemboran, berbagai alat yang diperlukan, perusahaan jasa tehnik yang harus siap ditempat, cara penyelidikan laboratorium serta berbagai survey penyelidikan sumur, dan yang terakhir adalah jumlah biaya dan personalia dan buruh yang akan dilibatkan dalam operasi ini. Penilaian terakhir dan ketentuan akan dibor atau tidaknya prospek itu harus mendapatkan persetujuan dari dewan direksi atau dewan pemegang saham, antara lain direktur exploitasi di kantor pusat. Dalam hal perusahaan multi nasional, tentu dari kantor pusatnya diluar negeri. Dalamexploitasi dibor atau tidaknya suatu prospek tentu juga tergantung pada anggaran belanja, dari besar kecilnya perusahaan, dan terutama dasar filsafat explorasi tersebut. Misalnya saja apakah akan dilakukan suatu pemboran kosong (dry-hole program) ataukah kebijaksanaan dikonsentrasikan kepada beberapa prospek saja yang diharapkan menghasilkan minyak dalam waktu yang singkat. 8.3.3 ACARA PEMBORAN LUBANG KOSONG acara pemboran lubang kosong (dry-hole program) adalah suatu program yang menitik beratkan pemboran khusus untuk mendapatkan data geologi secara luas, tetapi dngan harapan bahwa salah satu dari pemboran akan menghasilkan minyak. Jadi tujuan utamanya adalah mendapatkan data geologi. Dengan demikian juga pemilihan lokasi pemboran tersebut disebar seluas mungkin hingga kita dapat mendapatkan data geologi dari seluruh cejungan sediment yang kita selidiki. Dari hasil suatu rencana lubang kosong dapat dilaksanakan suatu studi mengenai kemungkinan terdapatnya minyak tersebut secara lebih teliti dan kemudian dari pengetahuan ini acara-acara dapat diarahkan kedaerah-daerah begitu saja. Suatu acara pemboran kosong biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan minyak, jika mereka harus mengembalikan sebagian besar daerah pertambangan minyak kepada pemerintah. Untuk meyakinkan bahwa tidak ada prospek yang terlewat, maka acara lubang kosong ini akan dilaksanakan. Dengan demikian bahwa semua daerah yang diberikan kembali pada pemerintah itu berarti benar-benar tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan minyak bumi. Tentu saja suatu acara pemboran lubang kosong memerlukan investasi yang sangat besar dan sebetulnya merupakan sebagian trencana jangka panjang. 8.4 PEMBORAN EXPLORASI pemboran explorasi juga sering disebut sebagai suatu wildcat. Istilah ini mungkin dahulu dipergunakan untuk pemboran yang dilakukan secara serampangan dan dilaksanakan di daerah terpencil yang masih banyak didapat macan liar. Pemboran explorasi merupakan puncak dari seluruh kegiatan explorasi dan pekerjaan ini biasanya dilakukan dengan kerja sama antara bagian explorasi dan bagian pemboran yang dikoordinasikan oleh meneger explorasi. Di dalam buku ini tidak akan diberikan mengenai berbagai prinsip pemboran, karena pembaca bisa mendapatkan buku khusus mengenai ini, akan tetapi pemboran explorasi ini tetap merupakan pekerjaan geologi dan selama pemboran berlangsung, seorang ahli geologi harus menjaga atau menunggunya (well-site-geologists). Tugas seorang ahli jaga sumur ini antara lain adalah:

  • a. Memeriksa dan memberi keratin sumur serta memplotnya dalam suatu log litologi.

    b. Menentukan apakah batas formasi telah dicapai pada waktu pemboran berlangsung.

    c. Menentukan dan memberitakan tercapainya jalur-jalur yang menarik perhatian atau memperlihatkan adanya tanda-tanda minyak.

    d. Menentukan apakah pemboran harus dihentikan ataukah harus dilakukan pengambilan inti, dan sebagainya.

    e. Menyaksikan dilaksakannya penglogan listrik oleh perusahaan jasa teknik.

    f. Mengadakan analisa terhadap log listrik, log litologi untuk penentuan zonz-zona yang diharapkan menghasilkan minyak.

    g. Penentuan selang-selang minyak yang harus dilakukan perforasi dan pengujian akan adanya minyak dan gas bumu.

    Semua pemboran sumur ini setiap hari harus dilaporkan ke manager explorasi yang memberikan keputusan dilaksakan atau tidak nya saransi ahli geologi jaga sumur ini. Misalnya saja, keputusan apakah diambil inti pemboran atau inti dinding samping, dan sebagainya, sebelum dilakukan penyelubungan (casing), dan sebagainya. Dalam hal ini pertimbangan untuk keputusan itu didasarkan pada segi anggaran. 8.4.1 HASIL SUATU PEMBORAN EXPLORASI sebagaimana telah dijelaskan, kita tidak dapat mengharapkan seratus persen sukses pemboran explorasi, karena explorasi itu merupakan suatu perjudian,. Sebagai contoh misalnya, di Amerika Serikat: sebelum perang dunia ke II perbandingan sukses adalah 1 sumur berhasil lawan 10 sumur kering, sedangkan dewasa ini, perbandingan sukses tersebut telah melonjak menjadi 1 sumur berhasil terhadap 50 sumur kosong untuk kemudian menurun lagi menjadi 1 banding 5 (1975). Di Indonesia perbandingan sukses ini masih tergantung pada daerah explorasi, misalnya saja, di Sumatera tengah perbandingan sukses adalah 1:5, sedangkan di daerah laut Jawa 1:10. Hasil suatu pemboran explorasi itu dapat digolongkan sebagai berikut: A. Penemuan baru (discovery) Penemuan suatu sumur minyak baru dapat berbagai macam, antara lain

    a. Sumur yang memproduksi banyak secara menguntungkan (producing oil well).

    b. Sumur yang menghasilkan minyak secara tidak menguntungkan (noncommercial oil well).

    c. Sumur gas (gas well), yang juga bisa merupakan sumur gas yang komersial.

    B. Lubang kosong atau lubang kering (dry hole) Suatu lubang dapat juga berupa lubang pemboran yang bersifat:

    a. Lubang sumur yang memperlihatkan adanya tanda-tanda gas dan minyak (gas and oil shows)

    b. Sumur yang kering sama sekali (no show). c. Kegagalan mekanik (objektif tidak sampai).

    8.4.1.1 Penemuan SUMUR MINYAK YANG BERPRODUKSI SECARA EKONOMIS DAN YANG TIDAK EKONOMIS. Suatu sumur dinyatakan berproduksi secara

  • ekonomis atau tidak ekonomis, tergantung pada letak geografi daerah tempat sumur itu dibor. Dewasa ini di Amerika serikat