eksperimentasi pembelajaran matematika dengan … · pelajaran persamaan garis lurus (pgl). dari...

18
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TIME TOKEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Deta Pramayswari Handoko A410140006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 29-Aug-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

METODE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TIME

TOKEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Deta Pramayswari Handoko

A410140006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

i

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

(Ketua Dewan Penguji)

(Anggota 1 Dewan Penguji)

(Anggota II Dewan Penguji)

ii

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

iii

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

1

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

METODE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

DAN TIME TOKEN DITINJAUDARI KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh

metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token

terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan komunikasi matematis

terhadap hasil belajar matematika, (3) efek interaksi antara metode pembelajaran

dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimentasi semu

(quasi experimental design). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

semester ganjil SMP Al-Abidin tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini adalah

siswa kelas F (Aisyah) dan kelas G (Hafshah). Teknik pengambilan sampel

menggunakan cluster random sampling, yaitu kelas eksperimen diberi pelakuan

dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI)

sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode

pembelajaran Time Token. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes

tertulis dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan variansi dua

jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian, pertama terdapat pengaruh yang

signifikan penggunaan metode pembelajaran Teams Assited Individualization (TAI)

dan Time Token terhadap hasil belajar matematika. Kedua, terdapat pengaruh yang

signifikan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

Ketiga, tidak ada efek interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: Teams Assisted Individualization, Time Token, Hasil Belajar

Matematika

Abstract

This study aims to examine and analyze: (1) the influence of Teams Assisted

Individualization (TAI) and Time Token learning methods on mathematics learning

outcomes, (2) the influence of mathematical communication ability on mathematics

learning outcomes, (3) the interaction effect between learning method and ability

mathematical communication to mathematics learning outcomes. This research is a

quantitative research with quasi experimental design (quasi experimental design).

The population of this study is all students of class VIII odd semester of junior high

school Al-Abidin academic year 2017/2018. The sample of this research is the

students of class F (Aisha) and class G (Hafshah). The sampling technique used

cluster random sampling, that is the experimental class was given by using Teams

Assisted Individualization (TAI) method while the control class was treated by using

Time Token learning method. Technique of collecting data by using written test and

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

2

documentation, while technique of data analysis using variance of two way with

unequal cell. The result of research, firstly there is a significant influence of the use

of Teams Assited Individualization (TAI) and Time Token learning methods to

mathematics learning outcomes. Secondly, there is a significant influence of

mathematical communication ability on mathematics learning outcomes. Third, there

is no interaction effect between the learning method and the mathematical

communication ability to the mathematics learning outcomes.

Keywords: Teams Assisted Individualization, Time Token, Mathematics Learning

Outcomes

1. PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, agar tercipta

suasana masyarakat yang cerdas sehingga dapat mengikuti tantangan kemajuan

zaman dan mampu bersaing dalam lingkup Nasional maupun Internasional.

Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi Pendidikan mutakhir menganggap

bahwa semua peserta didik mulai dari kecil hingga dewasa memiliki

pengetahuan/gagasan tentang lingkungan dan peristiwa yang terjadi

(Budimansyah, 2002:4).

Hasil Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada

tahun (2015), menunjukan bahwa Indonesia dalam mata pelajaran matematika

menduduki peringkat 34 dari 38 negara, sedangkan hasil studi Programme for

International Student Asessment (PISA) tahun (2015) menunjukkan bahwa

Indonesia dalam mata pelajaran matematika menduduki peringkat 69 dari 76

negara. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia rendah

terutama mata pelajaran matematika, sehingga ini merupakan tantangan bagi

pendidik untuk mengubah pandangan atau paradigma matematika kepada siswa.

Komunikasi juga diperlukan pada semua mata pelajaran, khususnya adalah

matematika. Komunikasi matematika (NCTM, 2000:62) adalah kemampuan di

mana siswa dapat menjelaskan suatu algoritma untuk memecahkan suatu

masalah, siswa dapat mengkontruksikan fenomena secara grafis, tabel maupun

diagram, dan siswa mampu memberikan dugaan-dugaan yang berkaitan dengan

geometri. Dalam pendidikan formal, siswa selalu dituntut untuk menguasai mata

pelajaran yang dipelajari di sekolah, salah satunya adalah matematika. Di dalam

matematika, siswa tidak hanya dituntut untuk pandai dalam berhitung tetapi juga

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

3

memiliki kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, berfikir kritis,

mengkomunikasikan dan menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, matematika juga membutuhkan komunikasi yang lebih dan model

pembelajaran yang efektif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik.

Komunikasi juga dipengaruhi oleh model pembelajaran, karena jika model

pembelajaran yang digunakan oleh guru/pendidik kurang melibatkan siswa,

maka proses komunikasi siswa juga akan berpengaruh kepada hasil belajar.

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru menggunakan

metode yang menyenangkan sehingga dapat membuat siswa tertarik dan minat

dalam pembelajaran tersebut. Namun faktanya, dalam kegiatan pembelajaran

matematika masih menggunakan metode konvensional, di mana guru menjadi

pusat kegiatan pembelajaran. Itulah sebabnya di dalam proses pembelajaran

siswa kurang kondusif, cepat bosan, tidak mempunyai kesempatan untuk

berkreasi dan tidak aktif dalam berkomunikasi.

Di sisi lain, siswa juga beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran

yang sangat sulit dan rumit, sehingga terkadang siswa merasa malas dan bosan

untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, guru perlu memahami dan

mengembangkan metode pembelajaran matematika yang membuat siswa tertarik

akan pelajaran tersebut. Alternatif metode yang digunakan untuk menarik minat

siswa terhadap matematika adalah metode Teams Assisted Individualization

(TAI) dan Time Token.

Metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) (Ngalimun.

2017: 337) merupakan metode pembelajaran kooperatif, di mana keseluruhan

kegiatan pembelajaran melibatkan siswa. Metode ini, siswa ditempatkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sehingga siswa diajarkan bagaimana

bekerja sama dalam suatu kelompok. Dengan demikian, siswa dapat

mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya kepada anggota kelompok,

berdiskusi, menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat temannya.

Seperti penelitian yang dilakukan Rokhmah (2012) di MAN Mojokerto, dapat

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

4

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Teams Assisted

Individualization (TAI) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Metode pembelajaran Time Token (Kurniasih & Sani, 2016: 107) merupakan

metode yang demokratis di mana melibatkan siswa untuk mengkomunikasikan

pendapat/gagasan/ide secara individual. Metode ini berguna untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga di dalam

pembelajaran siswa dapat aktif dan kreatif. Selain itu juga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa seperti penelitian yang dilakukan oleh Fanani dan

Pramukantoro (2012) di SMK N 1 Sidoarjo di mana dengan menggunakan

metode Time Token dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada

menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, serta permasalahan yang

diajukan, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh

penggunaan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan

Time Token terhadap hasil belajar matematika, (2) Ada pengaruh kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika, (3) Ada pengaruh

interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi

matematis terhadap hasil belajar matematika.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan mengalisis: (1) pengaruh

penggunaan metode Teams Assisted Individualization (TAI) dan Time Token

terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh kemampuan komunikasi

matematis terhadap hasil belajar matematika, (3) pengaruh interaksi antara

metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil

belajar matematika.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentasi semu (quasi experimental

design), karena peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi pada variabel

yang relevan kecuali variabel yang diteliti. Manipulasi variabel pada penelitian

ini dilakukan pada variabel bebas yaitu metode pembelajaran Teams Assisted

Individualization (TAI) pada kelas eksperimen dan metode Time Token pada

kelas kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

5

semester ganjil SMP Islam Al-Abidin tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah

siswa yang terdiri dari 7 kelas. Sampel pada penelitian ini siswa dari dua kelas,

yaitu siswa kelas F (Aisyah) sebagai kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan siswa kelas G

(Hafshah) sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran Time

Token.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling,

di mana sebelum diberikan perlakuan, perlu diperhatikan dahulu apakah kedua

kelas tersebut dalam keadaan seimbang.Teknik pengambilan data dengan

menggunakan tes tertulis dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis

variansi dua jalan sel tak sama. Teknik ini memiliki uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan homogenitas. Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis dua jalan dengan sel tak sama, maka dilakukan uji

prasyarat yaitu uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas

dengan menggunakan uji Bartlett. Apabila analisis variansi pada suatu penelitian

H0 ditolak, maka perlu dilakukan uji pasca anava dengan menggunakan metode

Scheffe’.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum kedua kelas sampel diberi perlakuan, populasi perlu diuji

keseimbangan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kelas eksperimen dan

kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama atau seimbang.Nilai uji

keseimbangan kelas diambil dari nilai Ulangan Harian terakhir pada mata

pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh thit =

0,0712 dan ttab = 1.96, karena thit < ttabmaka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum dikenai perlakuan.

Uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian dilakukan pada 5 butir soal

urain tes hasil belajar matematika dan 5 butir soal uraian tes kemampuan

komunikasi matematis. Hasil perhitungan uji validitas dengan taraf signifikasi

5% dan rtab = 0.367 disimpulkan bahwa semua soal baik tes hasil belajar

matematika maupun tes kemampuan komunikasi matematika valid. Sedangkan

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

6

hasil perhitungan uji reliabilitas baik tes hasil belajar matematika dan tes

kemampuan komunikasi matematis semuanya reliabel.

Data penelitian adalah data hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

Data ini digunakan untuk uji hipotesis. Sebelum uji analisis dua jalan, dilakukan

uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan taraf

signifikansi 5% dan diperoleh untuk masing-masing kelas memiliki nilai Lhitung <

Ltabel, sehingga H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas pada penelitian

ini menggunakan taraf signifikansi 5% dan diperoleh hasil bahwa

< ,sehingga keputusan uji H0 diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen

Dengan terpenuhinya sifat normalitas dan homogenitas, maka dapat

dilakukan uji analisis variansi. Analisis ini menggunakan analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat

dilihat lebih jelasnya pada Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fhit Ftab Keputusan

Metode

Pembelajaran

(A) 882.1485064 1 882.1485064 4.473387597 4 Ditolak

Kemampuan

Komunikasi

Matematis

(B) 812.9067689 2 406.4533845 12.26846739 3.15 Ditolak

Interaksi

(AB) 66.25984673 2 33.12992336 0.168002312 3.15 Diterima

Galat 11240.35505 57 197.1992114

Total 13001.67017 62

Berdasarkan Tabel 1 di atas, diperoleh FA = 4.47339 dan dengan taraf

signifikansi α = 5% diperoleh Ftab = 4. Hasil menunjukkan bahwa Fhit> Ftab maka

Ho ditolak. HoA ditolak berarti bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran

terhadap hasil belajar siswa. Uji antar kolom diperoleh FB = 12.268 dan dengan

taraf signifikansi α = 5% diperoleh Ftab = 3.15. Hasil menunjukkan bahwa Fhit>

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

7

Ftab maka Ho ditolak. HoB ditolak berarti bahwa terdapat pengaruh kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada

dampak yang berarti ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis terhadap

hasil belajar siswa. HoB ditolak berarti adanya uji lanjut komparasi ganda. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematis

terhadap hasil belajar siswa. Hasilnya disajikan dalam rangkuman hasil uji

komparasi ganda yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Analisis Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi H0 H1 Fhit Ftab Keputusan

µ1 vs µ2 µ1 = µ2 µ1 ≠ µ2 2.371 3.15 Ho diterima

µ1 vs µ3 µ1 = µ3 µ1 ≠ µ3 3.319 3.15 Ho ditolak

µ2 vs µ3 µ2 = µ3 µ2 ≠ µ3 0.1034 3.15 Ho diterima

Berdasarkan tabel 2 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a) Pada kolom I dan II diperoleh Fhit = 2.371 < Ftab. Hal ini berarti tidak ada

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai

kemampuan komunikasi tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan

komunikasi sedang.

b) Pada kolom I dan III diperoleh hasil Fhit = 3.318 > Ftab. Hal ini berarti ada

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai

kemampuan komunikasi tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan

komunikasi rendah.

c) Pada kolom II dan III diperoleh hasil Fhit = 0.1034 < Ftab. Hal ini berarti

tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang

mempunyai kemampuan komunikasi sedang dengan siswa yang mempunyai

kemampuan komunikasi rendah.

Uji interaksi ANAVA diperoleh FAB = 0.16800 dan dengan taraf signifikansi

α = 5% diperoleh Ftab = 3.15. Hasil menunjukkan bahwa Fhit< Ftab maka Ho

diterima. HoAB diterima berarti bahwa tidak ada interaksi metode pembelajaran

dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hasil

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

8

rangkuman rerata antar sel dan rerata marginal dari hasil belajar siswa dan

kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal

Metode

Pembelajaran

Kemampuan Komunikasi

Matematis

Rerata

Marginal

Tinggi Sedang Rendah

TAI 81.889 77 75.556 78.148

Time Token 77.0833 67.2 67.545 70.609

Rerata Marginal 79.48615 72.1 71.5505

Gambar 1. Grafik Rerata Marginal Hasil Belajar Matematika dan

Kemampuan Belajar Matematika

Berdasarkan data pada Tabel 3 dan Gambar 1, bahwa hasil belajar siswa yang

menggunakan metode pembelajaran TAI pada kemampuan komunikasi

matematis tinggi lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis sedang

dan rendah. Begitu pula pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran TAI pada kemampuan komunikasi matematis sedang lebih baik

daripada kemampuan komunikasi rendah. Selain itu, hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran Time Token pada kemampuan komunikasi

matematis tinggi lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis sedang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Tinggi Sedang Rendah

Fre

ku

ensi

Kemampuan Komunikasi Matematis

TAI Time Token

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

9

dan rendah. Begitu pula hasil belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran Time Token pada kemampuan komunikasi matematis sedang lebih

baik daripada kemampuan komunikasi matematis rendah.

Hasil yang pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode

pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada dampak yang

berarti dari penggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization

(TAI) dan Time Token terhadap hasil belajar matematis siswa. Pada kasus ini

tidak diperlukan uji lanjut komparasi ganda karena hanya terdapat dua variabel

yaitu metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan metode

Time Token, sehingga cukup membandingkan rataan marginal dari setiap

variabel.

Rataan marginal metode Teams Assisted Individualization (TAI) lebih besar

dibanding rataan marginal metode Time Token. Dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) lebih baik

dibandingkan metode pembelajaran Time Token. Hal ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan Rokhmah (2012) bahwa dengan menggunakan metode

Teams Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatan hasil belajar siswa.

Selain itu juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuryani dan

Wijayanti (2012) bahwa menggunakan metode Teams Assisted Individualization

(TAI) selain dapat meningkatkan keaktifan siswa juga dapat meningkatkan hasil

belajar.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode Teams Assisted

Individualzation (TAI) merupakan metode yang semua kegiatan pembelajaran

melibatkan siswa, dimana siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga

dapat menambah pengetahuan dan keaktifan siswa. Dalam metode ini, siswa

ditempatkan dalam kelompok kecil yang heterogen sehingga siswa dapat bekerja

sama dengan kelompoknya. Siswa juga berdiskusi, mengeluarkan pedapat,

mengembangkan keterampilan sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan

kelompok. Hal ini sesuai dengan teori Driver (Ngalimun, 2017:337) bahwa

metode ini seluruh tanggung jawab belajar pada siswa, sehingga siswa tidak

bergantung dengan guru dan mencapai hasil belajar yang lebih baik

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

10

Hasil yang kedua menunjukkan bahwa ada pengaruh kemampuan komunikasi

matematis terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, ada dampak yang

berarti ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar

siswa. Hasil dari uji komparasi ganda menyatakan adanya perbedaan yang

signifikan terjadi pada siswa dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi

dan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Hal ini dibuktikan

dengan nilai rerata siswa yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, lebih

tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Kondisi

ini didukung pada saat di lapangan, terlihat bahwa siswa yang memiliki

kemampuan komunikasi tinggi lebih fokus dan serius dalam menerima

pelajaran, beda dengan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah.

Penelitian ini diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki kemampuan

komunikasi matematis tinggi mempunyai hasil yang lebih baik dibanding siswa

yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah. Hal ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tinungki (2015) bahwa kemampuan komunikasi

matematis dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi metematis sangat penting dalam

pembelajaran matematika. Kondisi ini didukung oleh teori NCTM (2000) bahwa

peranan komunikasi matematis sangat penting bagi siswa, karena siswa dapat

mengkomunikasikan pemikiran matematika dengan menggunakan bahwa

matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Selain itu

juga serupa dengan teori Majid (2013:284) bahwa kemampuan komunikasi

matematis yang harus dikuasai oleh siswa salah satunya adalah pemecahan

masalah matematik dengan menggunakan ide-ide matematika.

Hasil yang ketiga menunjukkan bahwa tidak ada efek interaksi metode

pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis terhadap hasil belajar

siswa. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2016)

dimana tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Penelitian lain juga

dilakukan oleh Kurniawan (2016) di mana tidak ada interaksi antara model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kemampuan komunikasi

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

11

matematis terhadap hasil belajar matematika. Selain itu juga dapat dilihat rerata

marginal Tabel 4.13 bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode TAI

dalam kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada

kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah. Ini berarti secara

signifikan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi pasti

lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis

sedang dan rendah.

Hasil ini didukung dengan grafik profit metode pembelajaran Teams Assisted

Individualization (TAI) dan Time Token ditinjau dari kemampuan komunikasi

matematis terhadap hasil belajar matematika. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa

antara metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dengan

Time Token tidak saling berpotongan sehingga cenderung tidak ada interaksi

antara metode pembelajaran, akan tetapi keduanya memberikan hasil belajar

yang konsisten. Hasil yang konsisten dapat dilihat pada rerata marginal dimana

metode pembelajaran Teams Asissted Individualization (TAI) lebih baik

daripada metode pembelajaran Time Token. Hasil belajar siswa dengan

kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih baik daripada siswa dengan

kemampuan komunikasi matematis sedang dan rendah. Begitu pula siswa

dengan kemampuan komunikasi matematis sedang lebih baik daripada siswa

dengan kemampuan komunikasi matematis rendah.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Teams

Assisted Individualization (TAI) dan Time Token terhadap hasil belajar

siswa. Hal ini didasarkan analisis data diperoleh FA> Ftab. Jika dilihat dari

rata-rata, metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI)

lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembelajaran Time Token. Dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada

hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token.

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

12

2) Ada pengaruh yang signifikan kemampuan komunikasi matematis terhadap

hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan analisis data diperoleh hasil FB> Ftab.

Jika dilihat dari rata-rata uji komparasi ganda, ada perbedaan antara siswa

yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi dengan siswa yang

memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah. Dapat disimpulkan

bahwa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi lebih

baik daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis

rendah.

3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan

analisis data diperoleh hasil FAB< Ftab.

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa hal yang penulis sarankan antara lain:

1) Guru dapat memilih metode pembelajaran yang digunakan agar lebih

meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah metode Teams

Assisted Individualization (TAI).

2) Siswa hendaknya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam

menerapkan pembelajaran matematika, agar lebih meningkatkan hasil

belajar.

3) Peneliti lain yang tertarik pada fokus yang sama atau serupa, hendaknya

lebih mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan metode

pembelajaran yang digunakan, agar hasil belajar siswa lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Andiyani, Melly, 2008. Komunikasi Matematika.

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/komunikasi -matematika.html.

[diakses tanggal 9 Oktober 2017].

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Awofala, dkk. 2013. Effects of Framing and Team Assisted Individualization

Instructional Strategies on Senior Secoondary School Student Attitudes

Toward Mathematics. Journal International Volume 6 Number 1

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

13

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis

Portofolio. Jakarta: Genesindo.

Budiyono. 2000. Statistika DasarUntuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Delphie, Bandi. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: PT

Intan Sejati.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Fatimah, F. 2012. Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Statistika Elementer Melalui Problem Based Learning. Cakrawala

Pendidikan, No 2.

Harmini, dkk. 2014. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan GI pada Materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Kuadrat ditinjau dari Gaya Belajar Kolb pada siswa SMA

Negeri Kelas X di Ponorogo. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika

Vol 2, No 5, hal 491-503.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Karunia & Ridwan. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika

Aditama

Kurniasih & Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran: Untuk

Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena

Kurniawan, Agus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay

Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ambarawa

Semester 2. Salatiga

Lucky, dkk. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 3 Kecamatan

Payakumbuh. Payakumbuh

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. United States of

America

Ngalimun. 2017. Strategi Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu.

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN … · pelajaran Persamaan Garis Lurus (PGL). Dari hasil perhitungan diperoleh t hit = 0,0712 dan t tab = 1.96, karena t hit < t tab

14

Nuryani & Wijayanti. 2012. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) pada Sub Materi Fungsi dan Korespondensi Satu-

satu di Kelas VIII SMPIT Al-Ushwah Surabaya. Surabaya

Parlian, dkk. 2016. The Effect of Time Token Technique Towards Students Speaking

Skilll at Science Class at High Scholl 1 Pariaman. International Journal.

Rahmawati & Sutrisno. 2017. Eksperimentasi Model Pembelajaran Take and Give

dan Time Token Berbantu Multimedia Interaktif pada Mata Kuliah

Matematika SMP. Semarang. JKPM Volume 4 No 2 Oktober 2017

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sarwono. 2005. “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Melalui

Pembelajaran dalam Kelompok Kecil dengan Pendekatan Mastery

Learning. Tesis”. Bandung: Program Pasca Sarjana di Bandung.

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyono & Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tinungki M, Georgino. 2015. The Role of Cooperatif Learning Type Teams Assisted

Individualization to Improve TheStudents Mathematics Communication

Ability in the Subject of Probability Theory. Journal og Education and

Practice. Vol 6 No 32. Makassar

Wulandari, Yuanita. 2016. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi

Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Surakarta