ekonomi teknik (studi kelayakan waduk) bahan ajar kuliah magister teknik sipil unissula semarang

103

Click here to load reader

Upload: afifsalim

Post on 20-Jan-2015

2.036 views

Category:

Education


9 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

  • 1. Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km2 merupakan daerah berkembang pesat dengan pariwisata sebagai sektor andalan. Sektor Pariwisata secara tidak langsung mendorong arus pembaharuan dan kemajuan sehingga Jawa Tengah menjadi penunjang devisa yang besar bagi Indonesia. Perkembangan yang pesat ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan air bersih, baik untuk keperluan domestik maupun untuk air industri.

2. Saat ini kebutuhan air bersih Kabupaten Tegal untuk keperluan domestik dan industri adalah sebesar 15 m3.det-1 (PDAM Kota Tegal) dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kabupaten Tegal di masa yang akan datang. Untuk mengantisipasi maka dilakukan upaya alternatif, yaitu dengan memanfaatkan alur sungai Tukad Saba sebagai tampungan memanjang (long storage) sebagai penampung air baku. Tampungan memanjang ini dibuat dengan membangun Waduk Cacaban di bagian hilir sungai Tukad Saba. 3. Pembangunan proyek Waduk Cacaban ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka sebelum dilaksanakan harus diperhatikan faktor yang dapat membatalkan pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini disebabkan karena pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan antara keduanya merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi proyek tersebut. 4. Pemanfaatan air sebagai air minum merupakan tingkatan tertinggi dalam pemanfaatan air. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan air sebagai air minum (dalam kondisi normal) harus disertai dengan syarat kualitas air yang sangat ketat sehingga air tersebut layak untuk dikonsumsi (diminum). Seperti diketahui bahwa kebutuhan air untuk irigasi dan air baku tidak dapat diganggu gugat. Dengan adanya proyek Bendungan Cacaban ini dapat dipergunakan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan air yang berlimpah pada musim penghujan dengan menampungnya dan dipergunakan pada saat-saat kekurangan air. 5. Adapun batasan-batasan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Besarnya kebutuhan air bersih untuk keperluan domestik, dan irigasi Kabupaten Tegal 2. Dalam perhitungan biaya konstruksi didasarkan pada harga yang berlaku pada akhir tahun 2009. 3. Penentuan harga air per m3 dari debit air yang dapat dihasilkan 6. 4. Penentuan harga air irigasi per m3 dari debit air yang dapat dihasilkan. 5. Penentuan harga listrik per kWh dari daya listrik yang dapat dihasilkan oleh PLN. 6. Analisa simulasi optimasi harga air keseluruhan per m3 dari debit outflow waduk. 7. Tidak membahas analisis konstruksi Waduk Cacaban Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah. 7. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan batasan- batasan masalah, maka permasalahan dalam kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Berapakah besarnya biaya proyek pembanganunan Waduk Cacaban 2. Berapakah manfaat yang didapat dari air irigasi dan air baku 3. Berapakah besarnya perbandingan antara manfaat dan biaya (benefit cost ratio/BCR) serta tingkat pengemJawa Tengahan internal (internal rate of return/IRR)? 4. Mengetahui besaran harga air dan simulasi harga bagi para pengguna (Irigasi, PLTA, dan Air Baku). 8. Maksud dan Tujuan Maksud dari kajian ini adalah untuk mengetahui besaran manfaat modal diperoleh dari air yang dijual, serta perbandingan yang dibutuhkan dari biaya (cost), manfaat (benefit), dan (internal rate of return/IRR) serta mensimulasi dan mengoptimasi harga air bersih dari proyek Waduk Cacaban Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan tarif harga jual air bersih. 9. METODE PENELITIAN 10. Sistematika pembahasan penetapan harga air baku ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dari data teknis Waduk Cacaban, menghitung biaya konstruksi. 2. Dari biaya konstruksi, biaya operasi dan pemeliharaan, dan usia guna bangunan dilakukan analisa biaya. 3. Dari data jumlah penduduk dihitung proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025. 4. Menghitung besarnya kebutuhan air baku berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. 11. 5. Menghitung kebutuhan air baku terhadap debit sumber air yang ada, apakah debit sumber tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2025. 6. Menghitung besarnya produksi air dari tingkat pemakaian air penduduk di Kecamatan Binangun, sehingga diperoleh nilai manfaat. 7. Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisa ekonomi yaitu B-C, B/C, IRR, Analisa sensivitas. 8. Menetapkan harga air bersih per m3 dari hasil analisa ekonomi. 12. Sistematika pembahasan penetapan harga air irigasi dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menghitung total biaya proyek Waduk Cacaban (Biaya Konstruksi, Biaya Operasional dan Pemeliharaan). 2. Menghitung keuntungan / manfaat selama umur ekonomi proyek. 3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa sensivitas. 4. Menghitung harga air irigasi. 13. Sistematika pembahasan simulasi dan optimasi harga air dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menghitung total biaya (Biaya Konstruksi dan Biaya O&P). 2. Menghitung keuntungan / manfaat selama umur ekonomi proyek. 3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan analisa sensivitas. 4. Menghitung analisa simulasi dan optimasi harga air. 14. Pembangunan terletak di, direncanakan kebutuhan air berdasarkan diperoleh.Bendungan Cacaban Kabupaten Tegal untuk memenuhi baku, air irigasi, dan dari data primeryang ini akan PLTA yang 15. Perhitungan proyeksi penduduk pada studi ini menggunakan tiga metode, yaitu metode aritmatik, metode eksponensial dan metode geometrik. Setelah diketahui hasil perhitungan dari masing-masing metode, maka digunakan metode penentuan nilai koefisien korelasi untuk menentukan metode perhitungan yang akan digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan metode proyeksi penduduk yang dipilih berdasarkan pada nilai koefisien korelasi yang terbesar mendekati +1. 16. Contoh perhitungan pertumbuhanpenduduk tahun 2011: P0 = 857.960 jiwa (Tahun 2010) N = 2 (proyeksi tahun ke-n) r = 6,698% (rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk) Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut : Pn = P0 . er.n = 857,960 2,7182818 0,06698 . 3 = 917,400 jiwa 17. Tabel 1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tegal dengan Metode EksponensialNoTahun1.2011Jumlah Penduduk 917,400NoTahun10.2020Jumlah Penduduk 1,676,4252.2012980,95811.20211,792,5693.20131,048,92012.20221,916,7594.20141,121,58913.20232,049,5545.20151,199,29414.20242,191,5486.20161,282,38215.20242,343,3807.20171,371,2268.20181,466,2259.20191,567,807Sumber : Perhitungan 18. Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi yaitu dengan menggunakan angka koefisien korelasi pada persamaan. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi pada ketiga metode tersebut, diperoleh hasil bahwa metode eksponensial memiliki koefisien korelasi terbesar dan mendekati +1. Dengan demikian metode yang dipilih untuk proyeksi jumlah penduduk pada Kabupaten Tegal hingga tahun 2020 adalah metode eksponensial karena metode ini mendekati perkembangan penduduk sesungguhnya. 19. Analisa Ekonomi Benefit Cost Ratio (B/C) Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini dilakukan dengan tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178) dan usia guna waduk Cacaban adalah 60 tahun. 20. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk Konstruksi Waduk Cacaban adalah sebagai berikut : 1. Komponen biaya (Cost) - Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5) = Rp 428,716,771,000 - Faktor Konversi (F/P, 12) = 1,761 - Nilai sekarang biaya konstruksi = Rp 754,970,233,731 - Total O&P (tahun 6 s/d 60) = Rp 2,388,065,073 - Faktor Konversi (P/A, 12, 60) = 8,324 - Nilai sekarang biaya konstruksi OP = Rp 754,970,233,731 - Total Biaya sekarang : = Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671 = Rp 774,848,487,402 21. 2. Komponen Manfaat (benefit) - Total manfaat air bersih (6 s/d 60) = Rp. 130,680,082,750 - Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324 - Nilai sekarang biaya konstruksi = Rp.1,087,781,008,814 Sehingga: 22. Karena B/C Waduk Cacaban ini >1 maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. 23. Net Present Value (NPV atau B-C) Metode kedua dalam evaluasi ekonomi ini adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini nilai pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun. 24. Contoh perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 12 % adalah sebagai berikut : --Nilai sekarang total manfaat (B) = Rp 1,087,781,008,814 Nilai sekarang total biaya (C) = Rp 774,848,487,402B-C = Rp 214,043,338,793 25. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau BC=0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 (Kodoatie,1995:112). 26. dimana : I NPV positif I NPV negatif NPV NPV= suku bunga memberikan nilai = 14% = suku bunga memberikan nilai = 15% = NPV positif = 90,725,222,039 = NPV negatif = -7,083,128,664 27. Sehingga : 90,725,222,039 IRR = 14%(90,725,222,039) (7,083,128,664) (14% - 15%) = 14% + 0.93% = 14,93% > 12% bunga yang digunakan dalam kegiatan. 28. Analisa Sensivitas Analisis sensivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi - asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya. 29. Dalam analisis perhitungan terhadap : inidilakukanKomponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) tetap Komponen biaya (cost) turun10%, manfaat (benefit) tetap Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10% Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10% Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) turun10%, Komponen biaya (cost) turun 10%, manfaat (benefit) naik 10% 30. Penetapan Harga Air Baku Dalam kajian ini penetapan harga air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga jual air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek Pembangunan Waduk Cacaban benar-benar layak. 31. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10%, maka harga jual air dihitung sebagai berikut : Nilai B/C = 1.126 B-C = Rp 256,754,029,530 IRR = 15.203% Bunga bank = 12% Kebutuhan rata - rata air baku = 0.493 m3/dt Kebutuhan baku /tahun = 0.493 x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik = 15.547.248 m3/tahun Manfaat air baku = Harga air baku x Kebutuhan air baku x (P/A,12,60) x (P/F,12,5) 32. Total Alokasi Air BakuHarga Air Baku =Kebutuhan Air Baku X (P / A,12,60) X (P / F,12,5) Rp. 256.754.029.530Harga Air Baku =15.547.248 X (8.324) X (1.1761) = Rp. 1127 / m3 33. PLN Kota Tegal Pelayanan listrik di Kabupaten Tegal dilaksanakan oleh Perusahaan Listrk Negara (PLN) Kota Singaraja. sumber pasokan listrik ke PLN Tegal merupakan interkoneksi dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada dalam sistem interkoneksi pembangkit listrik JawaJawa Tengah. 34. Biaya operasi dan pemeliharaan proyek PLTA Waduk Cacaban diperkirakan (BWS Jawa Tengah Penida) sebesar = Rp.1,752,065,073 35. Nilai Depresiasi Nilai depresiasi dipengaruhi oleh nilai SFF yang ditentukan berdasarkan tabel dari hubungan besarnya bunga dan umur proyek. Dari bunga 12 % dan umur proyek 60 tahun didapat nilai SFF = 0.00013 Maka besarnya depresiasi adalah = 0,00013 x Rp. 11,425,875,700 = Rp.1,485,363.- 36. Perhitungan biaya tahunan yang dilakukan adalah perhitungan biaya tahunan konstan dalam artian analisa dilakukan berdasarkan atas biaya tahunan yang tetap sepanjang usia proyek bukan berdasarkan biaya tahunan yang tidak tetap. 37. Perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Bunga 12 % x 11,425,875,700 = 1,371,105,084,2. Depresiasi = 1,485,363,3. Biaya O&P = 1,752,065,073,Total biaya tahunan = 3.124.655.520,- 38. Perhitungan Tarif Rata-Rata Perhitungan diambil dengan cara mengambil nilai rata-rata dari tiap pelangganSosial =123 + 200 + 605 + 650 + 755= 466,65Rumah Tangga =169 + 275 + 790 + 795 + 890 + 1330 5= 708,81 39. Bisnis =254 + 420 + 795 + 905 + 1420= 758,85Industri =160 + 315 + 765 + 790 + 915 5Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum = 575 + 600 + 880 + 885 + 10205= 792,0= 589,0 40. Maka Nilai Rata-rata Total = 466,6 + 708,81 + 758,80 + 589,0 + 792,0= 663,0425Dengan perhitungan Tarif Dasar diatas maka untuk pemakaian pada Blok I diperkirakan PLN mendapat pemasukan Rp. 663,042 per kWh tiap bulannya.Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh. 41. Contoh langkah harga jual energi listrikperhitungan penetapanDiketahui: Usia guna proyek PLTA Cacaban: 60 tahun Tingkat suku bunga (i): 12 % 42. Perhitungannya adalah : 1. Produksi Energi Tahunan : Kwh (sumber Skripsi : Studi Penetapan Harga Energi Listrik Terhadap Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Proyek PLTA Kesamben Blitar; Sidik Budi Sayogyo NIM 9001060387-64) 2. Biaya Proyek PLTA Waduk Cacaban dan penunjangnya : Rp. 11,425,875,700.00 3. Biaya Tahunan PLTA Waduk Cacaban: = (A/P, 12, 60) * Rp. 11,425,875,700 ,= Rp. 1,372,642,4444. Biaya energi listrik per Kwh: =Rp.1,372,642,444 567,943= Rp. 2416,- 43. 5. Tarif harga jual energi listrik Rp. 663,042 (cara rerata tarif dasar listrik pada Blok I) 6. Manfaat energi listrik per Kwh = Tarif Harga jual - Biaya energi per KWh = Rp. 2416 - Rp. 663,042= Rp.1752,7. Manfaat energi listrik per tahun = Manfaat energi listrik per Kwh * Produksi Energi Tahunan = Rp. 1752 x 567,943.00 = Rp 995,036,136.00Manfaat energi listrik PLTA Cacaban = Rp 995,036,136.00 44. Keuntungan Pertanian Keuntungan Benefit)yangDapatDihitung(TangibleKeuntungan proyek didapatkan dari pertambahan produksi pertanian dari hasil produksi pertanian sebelum adanya proyek dan sesudah adanya proyek Bendungan Cacaban. Pola tanam yang direncanakan di daerah studi adalah : Padi PalawijaAngggur Sedangkan curah hujan efektif yang digunakan dengan tingkat keandalan 50% serta alternatif awal tanam ditentukan pada 1 November. 45. Keuntungan yang Tidak (Intangible Benefit)DapatDihitungDengan adanya proyek wadukCacaban ini secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan air irigasi pada musim kemarau, sehingga panen akan lebih banyak dan perekonomian masyarakat meningkat 46. Benefit Cost Ratio Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang (present value). Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Tingkat suku bunga yang dipakai dalam kajian ini adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178) Dan usia guna waduk Cacaban adalah 60 tahun. 47. Adapun Contoh perhitungan BCR untuk Konstruksi Waduk Cacaban adalah sebagai berikut :1. Komponen biaya (Cost) - Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5) : Rp 428,716,771,000 - Faktor Konversi (F/P, 12, 5) : 1,761 - Nilai sekarang biaya konstruksi : Rp. 722,387,759,135 - Total O&P(tahun 6 s/d 60) : Rp 2,388,065,073 - Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324 - Nilai sekarang biaya konstruksi OP : Rp 19,878,253,671 - Total Biaya sekarang =Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671 = Rp 744,848,487,402 48. 2. Komponen manfaat (benefit) - Total manfaat air irigasi (6 s/d 60) : Rp. 154,150,729,909 - Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324 - Nilai sekarang biaya konstruksi : Rp1,283,150,675,758. 49. Sehingga :BCR=Rp.1.283.150.675.758= 1,656 > 1Rp. 774.848.487.402Karena B/C Waduk Cacaban ini >1, maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek ini melebihi nilai impas. 50. Net Present Value (NPV atau B-C) Metode kedua dalam evaluasi ekonomi ini adalah analisa ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini nilai pada NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga >0. Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun. 51. Contoh perhitungan NPV proyek rencana untuk tingkat suku bunga 12 % adalah sebagai berikut : Nilai sekarang total manfaat (B) = Rp 1,283,150,675,758 Nilai sekarang total biaya (C) = Rp 774,848,487,402B-C = Rp 508,302,188,356 52. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B-C=0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 (Kodoatie,1995:112). 53. Perhitungan IRR untuk proyek Pembangunan Waduk Cacaban ini adalah sebagai berikut:IRR = INPV NPV NPV (I - I)dimana : I = suku bunga, nilai NPV positif = 15% I = suku bunga, nilai NPV negatif = 20% NPV = NPV positif = 149,348,734,645 NPV = NPV negatif = -307,834,002,072 54. Sehingga : 55. Analisa Sensivitas Analisis sensivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya. 56. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan terhadap : Komponen biaya (cost) naik 10%, (benefit) tetap Komponen biaya (cost) turun10%, (benefit) tetap Komponen biaya (cost) tetap, manfaat naik 10% Komponen biaya (cost) tetap, manfaat naik 10% Komponen biaya (cost) naik 10%, (benefit) turun10%,manfaat manfaat (benefit) (benefit) manfaat 57. Penetapan Harga Air Irigasi Dalam kajian ini penetapan harga air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu pada saat manfaat turun 10% sedangkan biaya naik 10%, sehingga harga jual air berdasarkan kondisi yang paling minimum yang dapat dikenakan pada konsumen agar proyek ini benar-benar layak. 58. Pada kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10%, maka harga jual air dihitung sebagai berikut : Nilai B/C = 1.55 B=C = Rp.449,776,631,758 IRR = 16,648% Bunga bank = 12% Kebutuhan air irigasi total = 407,652,010.26 m3/tahun Manfaat air irigasi = Harga air irigasi x Kebutuhan air irigasi x (P/A,12,60) x (P/F,12,5) 59. Harga Air Irigasi Total Alokasi Air Irigasi =Kebutuhan Irigasi X (P / A,9,50) x (P / F,9,2)Harga Air Irigasi Rp. 449.776.631.758=407.652.010 X (8,324) x (1,761) = Rp. 88,69 m3/tahun 60. Simulasi Operasi Waduk dan Optimasi Harga Air Bersih Waduk dengan Program Solver Kapasitas Tampungan dan Luas Genangan.Kapasitas tampungan Waduk Cacaban dihitung berdasarkan peta hasil pengukuran. Elevasi kontur tertinggi pada elevasi +162,00 m. 61. Hubungan antara elevasi dengan kapasitas waduk dan luas tampungan 62. Debit inflow pada analisa kapasitas tampungan efektif menggunakan debit andalan Q80. Sedangkan debit outflow untuk irigasi menggunakan alternatif terpilih ditambah dengan air baku dan besarnya evaporasi pada bendungan. 63. Persamaan umum untuk tampungan efektif sbb:dimana, C = St = S(t-1) = It = Ot = Et =Ltkapasitaskapasitas tampungan efektif kapasitas tampungan pada periode waktu t kapasitas tampungan pada periode waktu t-1 debit masuk (inflow) pada waktu ke t debit kebutuhan pada periode waktu ke t penguapan yang terjadi pada tampungan pada periode waktu ke t = kehilangan air pada periode waktu ke t 64. Dari hasil analisa tampungan efektif didapatkan kapasitas tampungan efektif untuk Waduk Cacaban sebesar 10,37 x 106 m3 dan volume tampungan total sebesar 12,795 juta m3. 65. Optimasi Harga Air dan Keadalan Waduk CacabanSimulasiOptimasi harga untuk waduk adalah optimasi yang dilakukan hanya pada satu waduk tanpa hubungan dengan waduk lain. Fungsi Tujuan Memaximumkan Total Net Benefit Pengguna (Model R1) 66. Kendala : X i besaran volume kebutuhan ni =1 Xi besaran volume tertentuY i. ratio model Bi= Benefit per m3Z=ni =1Xi Y iZ = Total biaya waduk 67. Hasil perhitungan layanan maksimum waduk untuk masing-masing awal tanam adalah sebagai berikut : Simulasi tampungan Waduk Cacaban digunakan untuk mengetahui hubungan antara : 1. Perubahan volume tampungan elevasi waduk, sepanjang tahun 2. Keandalan waduk 3. Menentukan Pola Operasi Wadukdan 68. Kegagalan dari simulasi tampungan waduk ditentukan dengan angka prosentase jumlah kegagalan dari total periode simulasi maksimal 20 % atau prosentase angka kepercayaan 80%.Perhitungan simulasi waduk disajikan pada bab ini. Contoh rekapitulasi elevasi waduk hasil simulasi dengan awal tanam 1 Januari dan 6 Januari. 69. Awal Tanam 1 Januari Inflow waduk=101,388,636 m3 Irigasi Saba = i. MT I:1396,4 ha, ii. MT II :1186,94 ha, iii. MT III :1256,76 ha Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha, ii. MT II :338,657 ha, iii. MT III :358,578 ha Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3 Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3 El. MAW maksimum = El. 156 m Maintenance Flow = 0,29 m3/detik QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77m3/detik Dayamax PLTA = 3.15 MW DayaminPLTA = 1.36 MW 70. Tabel. Hasil Optimasi Harga Air Simulasi (a1) 71. Grafik Alokasi dan Harga Air (a1) 72. Awal Tanam 16 Januari Inflow waduk=100,999,374 m3 Irigasi Saba = i. MT I:1396,4 ha, ii. MT II :1186,94 ha, iii. MT III :1256,76 ha Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha, ii. MT II :338,657 ha, iii. MT III :358,578 ha Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3 Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3 El. MAW maksimum = El. 156 m Maintenance Flow = 0,29 m3/detik QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77m3/detik Daya max PLTA = 3.18 MW Daya min PLTA = 1.32 MW 73. Tabel. Hasil Optimasi Harga Air Simulasi (b1) 74. Grafik Alokasi dan Harga Air (b1) 75. Harga Air Baku Waduk Cacaban Berdasarkan hasil analisa data maka harga air baku dapat disimpulkan hal sebagai berikut : 1. Alokasi biaya proyek Pembangunan Waduk Cacaban - Biaya Konstruksi Waduk Cacaban : Rp 428,716,771,000 - Biaya Operasional dan Pemeliharaan (pertahun) : Rp 2,388,065,073. Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk Cacaban : - Manfaat yang dapat dihitung (tangible Benefit) : Rp 130,680,082,750 - Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit) 76. 2. Besarnya nilai B-C, B/C dan IRR pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% yaitu: B-C sebesar Rp 256,754,029,530, B/C sebesar 1,31 dan IRR sebesar 15,203 %. 3. Harga air baku pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10%, biaya sebesar Rp 256,754,029,530 dan harga air (m3) sebesar Rp 1, 127 77. Harga Air Irigasi Waduk Cacaban Berdasarkan hasil analisa data dapat Irigasi sebagai berikut :disimpulkanHargaAir1. Alokasi biaya proyek Pembangunan Waduk Cacaban - Biaya Konstruksi (perbaikan) : Rp 428,716,771,000 - Biaya Operasional dan Pemeliharaan (pertahun) : Rp 2,388,065,073. Manfaat yang diperoleh setelah adanya proyek Waduk Cacaban : - Manfaat yang dapat dihitung (tangible Benefit) : Rp 154,150,729,909 - Manfaat yang tidak dapat dihitung (Intangible Benefit) 78. Bagi petani Adanya rasa aman, sehingga tidak muncul kekhawatiran kekeringan yang akan berdampak pada kegagalan panen. Panen melimpah sehingga tingkat perekonomian masyarakat meningkat. Bagi pemerintah Pertambahan Pendapatan asli daerah dari sektor pertanian. 1. Besarnya nilai B-C,B/C dan IRR pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10% yaitu B-C sebesar Rp. 449,776,631,758, B/C sebesar 1,55 dan IRR sebesar 16,648%. 2. Harga air irigasi pada kondisi cost naik 10%, benefit turun 10%, biaya sebesar Rp 529,946,667,935.31 dan harga air sebesar Rp 88,69. 79. Harga Air Hasil Simulasi Cacaban Kabupaten TegalWadukDari hasil analisa perbandingan maka dapat diketahui bahwa harga air mimimum eksisting sebesar Rp 800/m dan harga air maksimum sebesar 5500/m, sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/m dan harga air maksimum sebesar 5695/m sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1 maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa. 80. Tarif Listrik Kabupaten Tegal Perhitungan tarif rata-rata dilakukan sebagai berikut : Sosial =123 + 200 + 605 + 650 + 755= 466,65Rumah Tangga =169 + 275 + 790 + 795 + 890 + 1330 5Bisnis =254 + 420 + 795 + 905 + 1420 5= 758,8= 708,81 81. Industri =160 + 315 + 765 + 790 + 915= 589,05Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum = 575 + 600 + 880 + 885 + 1020= 792,05Maka Nilai Rata-rata Total = 466,6 + 708,81 + 758,80 + 589,0 + 792,0= 663,0425Sehingga pemasukan selama 1 tahun sebesar 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956. per kWh. 82. 1. Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di jadwalkan. 2. Hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan Waduk Cacaban agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya serta terjaga keefektifitasannya. 3. Harga air yang sudah dipehitungkan hendaknya dibayarkan tepat waktu agar waduk Cacaban dapat terpelihara dengan baik