ekonomi drama daerah kekhususan - ftp.unpad.ac.id · drama daerah kekhususan sejarah bukan hanya...

1
Drama Daerah Kekhususan Sejarah bukan hanya untuk masa lalu, tetapi juga masa depan. Fokus Politik & HAM, hlm 22-23 HALAMAN 17 SENIN, 13 DESEMBER 2010 Ekonomi EKONOMIKA Pengelolaan Fiskal Perlu Perbaikan juga rendah,” tegasnya. Sebelumnya, pemerintah mencatat penyerapan belanja APBN-P 2010 hingga 30 No- vember 2010 baru 72,6% atau Rp817,2 triliun. Padahal, akhir tahun skal 2010 hanya sampai 24 Desember. Sementara itu, ekonom dari Econit Henri Saparini menilai rendahnya penyerapan APBN-P 2010 disebabkan lemahnya manajemen skal pemerintah. Bahkan, tahun ini terbukti lebih buruk. Padahal, dengan belanja yang lebih cepat, kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi akan lebih besar. “Kontribusi APBN terhadap produk domestik bruto Indone- sia masih kecil (17,8%), malah tidak optimal. Bandingkan dengan negara tetangga, baik Singapura maupun Malaysia, yang sudah di atas 20%,” tu- kasnya. (Mad/E-5) LAMBATNYA penyerapan belanja pada Anggaran Penda- patan dan Belanja Negara Per- ubahan (APBN-P) 2010 di- sebabkan pemerintah tidak punya instrumen dan birokrasi yang efektif. Alhasil, peran ang- garan sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi tidak bisa efektif. Hal itu diungkapkan oleh ekonom Indef Didik Junaidi Rachbini di Jakarta, akhir pe- kan lalu. Ia mengatakan hal ter- sebut akan berbahaya bagi per- ekonomian Indonesia jika terus dibiarkan. Dengan birokrasi seperti ini, dunia usaha juga terimbas seperti kesulitan da- lam membuka usaha karena proses keluarnya izin bisa berbulan-bulan. “Bandingkan dengan Singapura yang hanya butuh tiga hari dan Malaysia lima hari,” tegasnya. Didik mengkritisi perilaku birokrat yang waktunya ba- nyak tersita untuk urusan poli- tik. Karena itu, pencapaian per- tumbuhan ekonomi di angka 6% bukan merupakan prestasi sebagai hasil efektivitas peme- rintahan. Pencapaian itu lebih disebabkan tren pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang naik akibat resesi ekonomi di Eropa. “Tidak ada langkah progresif dari pemerintah. Buk- tinya untuk belanja APBN-P DPR Siapkan UU Perlindungan Petani PEMERINTAH bersama DPR saat ini tengah menyiapkan Un- dang-Undang (UU) Perlindungan Petani sebagai payung hukum dalam peningkatan kesejahteraan petani. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Jakarta, kemarin, mengatakan petani sebagai komponen utama ketahanan pangan. “Namun, ketika mereka ditimpa kesulitan justru tidak ada per- lindungan untuk kelangsungan usaha mereka,” kata Mentan. Ia mencontohkan petani sering kesulitan menjual hasil produksi mereka dengan harga wajar. Selain itu, bencana alam terutama di daerah yang masuk kawasan rawan bencana mengancam lahan pertanian sehingga menjadi korban bencana. “Oleh karena itu, perlindungan atau semacam jaminan asuransi menjadi sangat penting bagi petani,” pungkasnya. (Ant/E-4) Mardiasmo Jadi Ketua IAI MARDIASMO terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk periode 2010-2014. Kepu- tusan itu diambil dalam Kongres XI IAI di Jakarta, Jumat (10/12). Direktur Eksekutif IAI Elly Zarni Husin dalam siaran pers yang dirilis Sabtu (11/12) mengatakan kongres diikuti lebih dari 1.100 akuntan dari seluruh Indonesia. “Mardiasmo meraih 520 suara mengalahkan dua kandidat lainnya, yakni Afdal Bahaudin dengan 306 suara dan Erick 214 suara,” kata Elly. Selain itu, peserta Kongres XI menerima laporan pertanggung- jawaban pengurus sebelumnya. Periode 2006-2010, IAI mengalami perkembangan yang baik. Salah satunya adalah bertambahnya kantor wilayah IAI menjadi 25 kota. (Ant/E-5) ANTARA/WAHYU PUTRO Bank Sentral kian Agresif Didik J Rachbini Ekonom Indef Marchelo B ANK Indonesia (BI) mempersiapkan lang- kah-langkah lanjutan untuk mengelola arus modal asing yang tengah mem- banjiri pasar keuangan Tanah Air. Namun, langkah otoritas moneter itu perlu disertai ke- bijakan pendukung di ranah pemerintah atau otoritas skal agar lebih efektif. Ditemui di Jakarta, akhir pekan lalu, Direktur Kebijakan Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo me- ngatakan, beberapa langkah bank sentral telah mengurangi jumlah Sertifikat Bank Indo- nesia (SBI) milik asing yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Dengan demikian, bisa mengurangi ancaman pembalikan modal keluar In- donesia secara tiba-tiba (sudden reversal). Kebijakan itu antara lain wajib pegang minimal sebulan untuk SBI, dan penyetopan penerbitan SBI dengan masa jatuh tempo (tenor) pendek, yaitu 1 dan 3 bulan. Menurutnya, meski pekan lalu sempat terjadi arus modal asing keluar (capital outflow) sekitar Rp4 triliun, itu hanya fe- nomena sementara menjelang akhir tahun. Ia justru mem- prediksi, tren capital inflow, akan berlanjut hingga tahun depan. Sebab itu, BI berencana un- tuk memperpanjang masa wajib pegang SBI menjadi tiga bulan. Selain itu, bank sen- tral akan kembali membatasi kepemilikan asing pada reke- ning giro (rekening vostro). Re kening itu dikategorikan sebagai utang luar negeri bank jangka pendek. Sebelum Ok- tober 2008, BI membatasi jenis utang itu 30% dari modal bank. Aturan diperlonggar saat krisis global yang memacu terjadinya kekeringan likuiditas. “Kita perlu menjaga kondisi pasar valas dan melihat kembali ketahanan perbankan mengu- rangi risiko short term borrow- ing,” ungkap Perry. Ke depan, imbuhnya, BI juga akan menaikkan giro wajib minimum (GWM) valas yang saat ini masih 1% dari total simpanan. Adapun kebijakan one month holding period yang diterapkan mulai Juli 2010 berimbas pada turunnya persentase SBI milik asing yang tersedia untuk dijual. Per Juli, persentase itu mencapai 59%, lalu turun men- jadi 53% pada Oktober. Sementara itu, jumlah SBI asing per 3 Desember lalu adalah Rp55,57 triliun de- ngan persentase kepemilikan 26%. Adapun asing kini sudah tidak lagi memiliki SBI 1 bu- lan, sedangkan kepemilikan asing pada SBI 3 bulan ting- gal Rp16,14 triliun dari awal November, Rp39,06 triliun. Saat ini, kepemilikan asing terbesar berada pada SBI 6 bulan yakni, Rp36,83 triliun, sementara pada SBI 9 bulan besarnya Rp2,6 triliun. Kolektif Secara terpisah, Guru Besar FEUI Miranda Goeltom menga- takan pengalihan komposisi dana asing, dari instrumen ber- jangka pendek ke jangka pan- jang, harus dilakukan secara kolektif. Menurutnya, langkah wajib pegang SBI tidak akan efektif jika tidak diikuti di pasar investasi lain, yakni SBN. Hal itu, sambung Miranda, juga bisa memperkaya kurva imbal hasil di pasar keuangan Indonesia. “Dengan demi- kian pasar jadi lebih likuid. Ini efektif dalam membatasi spekulasi,” ujarnya di sela se- minar Asosiasi Bank Sentral Asia Tenggara (Seacen) di Bali, akhir pekan lalu. Hal senada dikemukakan mantan Gubernur Bank Sentral Thailand Tarisa Watanagase, “Jangan sampai membatasi- nya, tapi memastikannya te- tap terkendali dengan meng- ubah komposisinya dari jangka pendek ke panjang.” Awal Desember ini, ke- pemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) naik menjadi 29%. Berbeda dengan dana asing di SBI yang mulai cenderung turun beberapa bulan belakangan, dana asing di SBN justru stabil dalam tren meningkat. Banjir dana asing jangka pendek memang terus melaju ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Tren itu menye- babkan cadangan devisa In- donesia melonjak menjadi US$92,75 miliar per akhir No- vember 2010, dan diprediksi mencapai US$100 miliar pada akhir 2010. (AW/Mad/E-3) marchelo@ mediaindonesia.com Arus modal asing keluar cuma fenomena sementara. Tren capital inflow akan terus berlanjut hingga tahun depan. MI/USMAN ISKANDAR MI/AGUS M PENJUALAN NETBOOK MENURUN: Pengunjung memperhatikan sejumlah netbook dan laptop dalam pameran serta diskon promo di Jakarta, kemarin. Penjualan netbook menurun tajam akibat munculnya Apple iPad yang sangat praktis. Kemunculan Apple iPad menyebabkan penurunan penjualan netbook hingga 30%.

Upload: phungdang

Post on 22-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Drama Daerah Kekhususan - ftp.unpad.ac.id · Drama Daerah Kekhususan Sejarah bukan hanya untuk masa lalu, tetapi juga masa depan. Fokus Politik & HAM, hlm 22-23 HALAMAN 17

Drama Daerah KekhususanSejarah bukan hanya

untuk masa lalu, tetapi juga masa depan.

Fokus Politik & HAM, hlm 22-23

HALAMAN 17SENIN, 13 DESEMBER 2010

Ekonomi

EKONOMIKA

Pengelolaan FiskalPerlu Perbaikan

juga rendah,” tegasnya.Sebelumnya, pemerintah

mencatat penyerapan belanja APBN-P 2010 hingga 30 No-vember 2010 baru 72,6% atau Rp817,2 triliun. Padahal, akhir tahun fi skal 2010 hanya sampai 24 Desember.

Sementara itu, ekonom dari Econit Henri Saparini menilai rendahnya penyerapan APBN-P 2010 disebabkan lemahnya manajemen fi skal pemerintah. Bahkan, tahun ini terbukti lebih buruk. Padahal, dengan belanja yang lebih cepat, kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi akan lebih besar.

“Kontribusi APBN terhadap produk domestik bruto Indone-sia masih kecil (17,8%), malah tidak optimal. Bandingkan dengan negara tetangga, baik Singapura maupun Malaysia, yang sudah di atas 20%,” tu-kasnya. (Mad/E-5)

LAMBATNYA penyerapan be lanja pada Anggaran Penda-patan dan Belanja Negara Per-ubahan (APBN-P) 2010 di-se babkan pemerintah tidak punya instrumen dan birokrasi yang efektif. Alhasil, peran ang-garan sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi tidak bisa efektif.

Hal itu diungkapkan oleh ekonom Indef Didik Junaidi Rach bini di Jakarta, akhir pe-kan lalu. Ia mengatakan hal ter-sebut akan berbahaya bagi per-ekonomian Indonesia jika terus dibiarkan. Dengan birokrasi seperti ini, dunia usaha juga terimbas seperti kesulitan da-lam membuka usaha karena proses keluarnya izin bisa ber bulan-bulan. “Bandingkan dengan Singapura yang hanya butuh tiga hari dan Malaysia lima hari,” tegasnya.

Didik mengkritisi perilaku birokrat yang waktunya ba-nyak tersita untuk urusan poli-tik. Karena itu, pencapai an per-tumbuhan ekonomi di angka 6% bukan merupakan prestasi sebagai hasil efektivitas peme-rintahan. Pencapaian itu lebih disebabkan tren pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang naik akibat resesi ekonomi di Eropa. “Tidak ada langkah progresif dari pemerintah. Buk-tinya untuk belanja APBN-P

DPR Siapkan UU Perlindungan Petani

PEMERINTAH bersama DPR saat ini tengah menyiapkan Un-dang-Undang (UU) Perlindungan Petani sebagai payung hukum dalam peningkatan kesejahteraan petani. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Jakarta, kemarin, mengatakan petani sebagai komponen utama ketahanan pangan.

“Namun, ketika mereka ditimpa kesulitan justru tidak ada per-lindungan untuk kelangsungan usaha mereka,” kata Mentan.

Ia mencontohkan petani sering kesulitan menjual hasil produksi mereka dengan harga wajar. Selain itu, bencana alam terutama di daerah yang masuk kawasan rawan bencana mengancam lahan pertanian sehingga menjadi korban bencana. “Oleh karena itu, perlindungan atau semacam jaminan asuransi menjadi sangat penting bagi petani,” pungkasnya. (Ant/E-4)

Mardiasmo Jadi Ketua IAIMARDIASMO terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk periode 2010-2014. Kepu-tusan itu diambil dalam Kongres XI IAI di Jakarta, Jumat (10/12). Direktur Eksekutif IAI Elly Zarni Husin dalam siaran pers yang dirilis Sabtu (11/12) mengatakan kongres diikuti lebih dari 1.100 akuntan dari seluruh Indonesia.

“Mardiasmo meraih 520 suara mengalahkan dua kandidat lainnya, yakni Afdal Bahaudin dengan 306 suara dan Erick 214 suara,” kata Elly.

Selain itu, peserta Kongres XI menerima laporan pertanggung-jawaban pengurus sebelumnya. Periode 2006-2010, IAI mengalami perkembangan yang baik. Salah satunya adalah bertambahnya kantor wilayah IAI menjadi 25 kota. (Ant/E-5)

ANTARA/WAHYU PUTRO

Bank Sentral kian Agresif

Didik J RachbiniEkonom Indef

Marchelo

BANK Indonesia (BI) mempersiapkan lang-kah-langkah lanjutan untuk mengelola arus

modal asing yang tengah mem-banjiri pasar keuangan Tanah Air. Namun, langkah otoritas moneter itu perlu disertai ke-bijakan pendukung di ranah pemerintah atau otoritas fi skal agar lebih efektif.

Ditemui di Jakarta, akhir pekan lalu, Direktur Kebijakan Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo me-ngatakan, beberapa langkah bank sentral telah mengurangi jumlah Sertifikat Bank Indo-nesia (SBI) milik asing yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Dengan demikian, bisa mengurangi ancaman pembalikan modal keluar In-donesia secara tiba-tiba (sudden reversal).

Kebijakan itu antara lain wajib pegang minimal sebulan untuk SBI, dan penyetopan penerbitan SBI dengan masa jatuh tempo (tenor) pendek, yaitu 1 dan 3 bulan.

Menurutnya, meski pekan lalu sempat terjadi arus modal asing keluar (capital outflow)

sekitar Rp4 triliun, itu hanya fe-nomena sementara menje lang akhir tahun. Ia justru mem-prediksi, tren capital inflow, akan berlanjut hingga tahun depan.

Sebab itu, BI berencana un-tuk memperpanjang masa wajib pegang SBI menjadi tiga bulan. Selain itu, bank sen-tral akan kembali membatasi kepemilikan asing pada reke-ning giro (rekening vostro). Re kening itu dikategorikan sebagai utang luar negeri bank jangka pendek. Sebelum Ok-tober 2008, BI membatasi jenis

utang itu 30% dari modal bank. Aturan diperlonggar saat krisis global yang memacu terjadinya kekeringan likuiditas. “Kita perlu menjaga kondisi pasar valas dan melihat kembali ke tahanan perbankan mengu-rangi risiko short term borrow-ing,” ungkap Perry.

Ke depan, imbuhnya, BI juga akan menaikkan giro wajib minimum (GWM) valas yang saat ini masih 1% dari total simpanan.

Adapun kebijakan one month holding period yang diterapkan mulai Juli 2010 berimbas pada turunnya persentase SBI milik asing yang tersedia untuk dijual. Per Juli, persentase itu mencapai 59%, lalu turun men-jadi 53% pada Oktober.

Sementara itu, jumlah SBI

asing per 3 Desember lalu adalah Rp55,57 triliun de-ngan persentase kepemilikan 26%. Adapun asing kini sudah tidak lagi memiliki SBI 1 bu-lan, sedangkan kepemilikan asing pada SBI 3 bulan ting-gal Rp16,14 triliun dari awal November, Rp39,06 triliun. Saat ini, kepemilikan asing terbesar berada pada SBI 6 bulan yakni, Rp36,83 triliun, sementara pada SBI 9 bulan besarnya Rp2,6 triliun.

KolektifSecara terpisah, Guru Besar

FEUI Miranda Goeltom menga-takan pengalihan komposisi dana asing, dari instrumen ber-jangka pendek ke jangka pan-jang, harus dilakukan secara kolektif. Menurutnya, langkah

wajib pegang SBI tidak akan efektif jika tidak diikuti di pasar investasi lain, yakni SBN.

Hal itu, sambung Miranda, juga bisa memperkaya kurva imbal hasil di pasar keuangan Indonesia. “Dengan demi-kian pasar jadi lebih likuid. Ini efektif dalam membatasi spekulasi,” ujarnya di sela se-minar Asosiasi Bank Sentral Asia Tenggara (Seacen) di Bali, akhir pekan lalu.

Hal senada dikemukakan mantan Gubernur Bank Sentral Thailand Tarisa Watanagase, “Jangan sampai membatasi-nya, tapi memastikannya te-tap ter kendali dengan meng-ubah komposisinya dari jangka pendek ke panjang.”

Awal Desember ini, ke-pemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) naik menjadi 29%. Berbeda dengan dana asing di SBI yang mulai cenderung turun beberapa bulan belakangan, dana asing di SBN justru stabil dalam tren meningkat.

Banjir dana asing jangka pendek memang terus melaju ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Tren itu menye-babkan cadangan devisa In-donesia melonjak menjadi US$92,75 miliar per akhir No-vember 2010, dan diprediksi mencapai US$100 miliar pada akhir 2010. (AW/Mad/E-3)

[email protected]

Arus modal asing keluar cuma fenomena sementara. Tren capital inflow akan terus berlanjut hingga tahun depan.

MI/USMAN ISKANDAR

MI/AGUS M

PENJUALAN NETBOOK

MENURUN: Pengunjung

memperhatikan sejumlah netbook dan laptop dalam

pameran serta diskon promo di

Jakarta, kemarin. Penjualan netbook

menurun tajam akibat munculnya Apple iPad yang

sangat praktis. Kemunculan Apple iPad menyebabkan

penurunan penjualan netbook hingga 30%.