ekoji999-edisi362-5sep13-limaprinsiputamagovernance.pdf

2
Berbicara mengenai governance, ISACA dan ITGI melalui kerangka Cobit 5 memperkenalkan lima prinsip utama yang harus dipertimbangkan dalam mempromosikan dan menerapkan aspek governance dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Kelima prinsip utama tersebut dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Meeting Stakeholder Needs. Setiap pemangku kepentingan organisasi memiliki kebutuhan akan keberadaan sistem dan teknologi informasi dalam konteksnya yang beragam. Ada yang mengharapkan terjadinya e�isiensi, bertambahnya revenue, semakin transparansinya pengelolaan aset, memperbaiki kendali/kontrol proses, meningkatkan utilisasi pegawai, memberdayakan sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ini adalah prinsip utama dari governance, dimana keberadaan sistem dan teknologi informasi tidak boleh lepas dari konteks kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan tertinggi dalam organisasi atau perusahaan – yaitu pemilik dan pimpinannya. Kedua, Covering Enterprise EndtoEnd. Informasi sebagai aset penting organisasi dibutuhkan oleh seluruh unit organisasi, dari yang berada dalam domain proses hulu (dekat dengan pemasok bahan baku) hingga ke domain proses hilir (dekat dengan pelanggan). Setiap proses di dalam organisasi pasti membutuhkan informasi, mengolahnya, dan kemudian menghasilkan informasi baru bagi kebutuhan proses selanjutnya. Oleh karena itulah maka domain governance harus memperhatikan kenyataan ini sehingga pendekatan yang dipergunakan perlu utuh dan lengkap, di segala lini proses dan unit organisasi. Ketiga, Applying a Single Integrated Framework. Saat ini, begitu banyak standar best practice di bidang manajemen dan governance teknologi informasi yang dikenal di industri dan diadopsi beraneka ragam organisasi maupun perusahaan, seperti: ISO38500, TOGAF, ITIL, ISO20000, ISO27001, PMBOK, CMMI, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini, Cobit telah mempertimbangkan dan mengadopsi berbagai kerangka dan konsep best practice tersebut ke dalam prinsip, model, dan strukturnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa Cobit secara lengkap dan terpadu mengintegrasikan keseluruhan kerangka best practice tersebut. Keempat, Enabling a Holistic Approach. Isu governance tidak bisa dilihat sepotongsepotong, dalam arti kata hanya memandangnya dari satu sisi perspektif saja. Governance merupakan suatu tatanan konsep yang berkaitan dengan sejumlah dimensi, seperti: kebijakan, proses, sumber daya, fasilitas, teknologi, kultur, dan lain sebagainya. Masingmasing domain ini mampu menjadi pemicu (enabler) bagi terselenggarakannya praktek governance yang efektif – tergantung dari situasi dan konteks organisasi. SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT HALAMAN 1 DARI 2 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013 Lima Prinsip Utama Governance oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected] EKOJI999 Nomor 362, 5 September 2013 Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected] .

Upload: indie-mequtami

Post on 16-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Berbicara mengenai governance, ISACA dan ITGI melalui kerangka Cobit 5 memperkenalkan lima prinsip utama yang harus dipertimbangkan dalam mempromos ikan dan menerapkan aspek governance dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Kelima prinsip utama tersebut dijelaskan sebagai berikut.

    Pertama, Meeting Stakeholder Needs. Setiap pemangku kepentingan organisasi memiliki kebutuhan akan keberadaan sistem dan teknologi informasi dalam konteksnya yang beragam. Ada yang mengharapkan ter jad inya e i s iens i , bertambahnya revenue, semakin transparansinya pengelolaan aset, memperbaiki kendali/kontrol

    proses, meningkatkan utilisasi pegawai, memberdayakan sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ini adalah prinsip utama dari governance, dimana keberadaan sistem dan teknologi informasi tidak boleh lepas dari konteks kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan tertinggi dalam organisasi atau perusahaan yaitu pemilik dan pimpinannya.

    Kedua, Covering Enterprise End-to-End. Informasi sebagai aset penting organisasi dibutuhkan oleh seluruh unit organisasi, dari yang berada dalam domain proses hulu (dekat dengan pemasok bahan baku) hingga ke domain proses hilir (dekat dengan pelanggan). Setiap proses di dalam organisasi pasti membutuhkan informasi, mengolahnya, dan kemudian menghasilkan informasi baru bagi kebutuhan proses selanjutnya. Oleh karena itulah maka domain governance harus memperhatikan kenyataan ini sehingga pendekatan yang dipergunakan perlu utuh dan lengkap, di segala lini proses dan unit organisasi.

    Ketiga, Applying a Single Integrated Framework. Saat ini, begitu banyak standar best practice di bidang manajemen dan governance teknologi informasi yang dikenal di industri dan diadopsi beraneka ragam organisasi maupun perusahaan, seperti: ISO-38500, TOGAF, ITIL, ISO-20000, ISO-27001, PMBOK, CMMI, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini, Cobit telah mempertimbangkan dan mengadopsi berbagai kerangka dan konsep best practice tersebut ke dalam prinsip, model, dan strukturnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa Cobit secara lengkap dan terpadu mengintegrasikan keseluruhan kerangka best practice tersebut.

    Keempat, Enabling a Holistic Approach. Isu governance tidak bisa dilihat sepotong-sepotong, dalam arti kata hanya memandangnya dari satu sisi perspektif saja. Governance merupakan suatu tatanan konsep yang berkaitan dengan sejumlah dimensi, seperti: kebijakan, proses, sumber daya, fasilitas, teknologi, kultur, dan lain sebagainya. Masing-masing domain ini mampu menjadi pemicu (enabler) bagi terselenggarakannya praktek governance yang efektif tergantung dari situasi dan konteks organisasi.

    SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

    HALAMAN 1 DARI 2

    (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

    Lima Prinsip Utama Governanceoleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected]

    EKOJI9

    99 N

    omor

    362

    , 5 S

    epte

    mbe

    r 201

    3

    Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected].

  • Kelima, Separating Governance from Management. Cukup banyak pihak-pihak yang mencampuradukkan kedua konsep yang secara prinsip dan hakiki berbeda ini. Di negara yang kebanyakan organisasi atau perusahaannya menggunakan bentuk two-layer system (misalnya: Komisaris dan Direksi), sangat penting untuk membedakan dan memisahkan p e n g e r t i a n g o v e r n a n c e d e n g a n manajemen, karena keduanya memiliki tujuan, alasan, dan karakteristik yang b e rbeda s e c a r a s i gn i i k an . J i k a management lebih menekankan pada rangkaian menjalankan aktivitas untuk pencapaian visi, misi, dan obyektif organisasi yang telah dicanangkan,

    governance lebih fokus pada cara-cara pencapaian visi, misi, dan obyektif tersebut yang sejalan dengan prinsip-prinsip nilai (value) yang dianut oleh pemilik perusahaan (pemangku kepentingan tertinggi) seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan lain sebagainya.

    --- akhir dokumen ---

    SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

    HALAMAN 2 DARI 2

    (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013