eko kes
DESCRIPTION
Ekonomi kesehatanTRANSCRIPT
LATAR BELAKANG
Dalam suatu pabrik atau perusahaan, untuk memberikan keputusan mengenai
penetapan harga produk merupakan hal yang sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk
dilakukan. Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini
dilakukan agar suatu pabrik dapat bersaing dengan pabrik-pabrik lain yang memproduksi
produk sejenis dalam kurun waktu yang relatif lama.
Perubahan harga yang sangat kecil maupun yang sangat besar akan menyebabkan
dampak serta perubahan yang signifikan bagi penjualan dalam kuantitas yang cukup besar.
Maka jika ada kesalahan dalam penentuan harga jual, perusahaan akan rugi atau kehilangan
pelanggan karena harga jual yang ditentukan terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Oleh sebab
itu, meningkanya persaingan dalam industri ini menuntut suatu perusahaan memiliki
keunggulan untuk dapat melangsungkan usahannya dalam jangka waktu yang relatif lama
dan agar dapat mengembangkan usahanya supaya menjadi lebih besar. Selain itu, pengusaha
ini sudah menyadari bahwa potensi yang ada dalam pasar sangat kecil, karena produk-produk
sejenis yang diproduksi oleh pabrik-pabrik lain berupa tahu sudah cukup banyak.
Maka agar tetap dapat bersaing, pabrik ini dituntut agar dapat menentukan suatu
penetapan harga yang dinilai wajar oleh para konsumen dengan menggunakan sistem
perhitungan yang tepat dari satu periode ke periode seterusnya. Pelayanan yang baik juga
harus selalu di lakukan tentunya diimbangi dengan meminimalkan biaya-biaya yang kiranya
tidak menambahkan nilai.
ISI
A. Komponen Biaya Produksi
Dalam perusahaan industri, pada umumnya mengolah bahan baku menjadi
suatu produk. Mengenai pengertian harga pokok produksi juga terdapat berbagai
pendapat dalam literatur antara lain seperti yang dikemukakan oleh Matz dan Usry
(1999 : 80) yang menyatakan bahwa harga pokok produksi itu adalah jumlah dari tiga
unsur biaya yaitu bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung
(directlabor) dan overhead pabrik (factory overhead). Sedangkan pengertian harga
pokok produksi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) mengatakan bahwa harga
pokok produksi itu adalah beban pokok produksi meliputi biaya produksi dengan
memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam proses produksi.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok
produksi adalah semua biaya-biaya (meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, serta biaya overhead) yang dikorbankan hingga barang diproduksi siap
untuk dijual dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang yang sedang
dalam pengolahan. Berdasarkan defenisi harga pokok sebelumnya, maka kegunaan
dari perhitungan harga pokok adalah menetapkan dasar penaksiran harga bagi para
produsen untuk barang-barang yang dihasilkan dan ditawarkan kepada konsumen.
Adapun manfaat dari penentuan harga pokok menurut Mulyadi (1999) adalah
menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba
atau rugi periodik, dan memantau harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Komponen harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya pabrik tidak langsung (overhead pabrik). Biaya-biaya ini
digunakan pada saat perhitungan berapa besar harga pokok produksi yang
ditimbulkan dari hasil memproduksi bahan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
a) Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung merupakan semua biaya bahan sebagai bagian
integral dari barang jadi dan dapat langsung dibebankan kepada harga pokok dari
barang yang diproduksi. Dengan kata lain biaya bahan adalah harga perolehan
dari bahan yang dipakai dalam pengolahan proses produksi. Sehubungan dengan
biaya bahan baku, Niswonger, et. al (1999 : 235) menyatakan semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan yang
siap diolah merupakan harga pokok bahan yang dibeli, tidak hanya berupa harga
yang tercantum dalam faktur saja melainkan biaya menurut faktur ditambah
transportasi masuk dikurangi retur dan potongan yang diterima dari penjual.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung menggambarkan kontribusi manusia yaitu karyawan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Meskipun telah banyak
digunakan mesin-mesin canggih, adakalanya tenaga manusia masih dibutuhkan,
dari jasa yang mereka berikan para karyawan menerima imbalan dari pihak
perusahaan yang disebut sebagai gaji dan upah. Tenaga kerja langsung menurut
Supriyono (1999 : 83) dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya
pada produk tertentu yang dihasilkan
c) Biaya Pabrik Tidak Langsung
Para ahli akuntansi mendefenisikan bahan pabrik tidak langsung dengan kalimat
yang berbeda-beda, akan tetapi pengertian yang diberikan adalah sama. Matz dan
Usry (1999) memberikan defenisi biaya pabrik tidak langsung adalah bahan tidak
langsung, pekerja tidak langsung dan beban pabrik lainnya yang tidak secara
merata mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau
produk atau tujuan akhir biaya seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Penggolongan biaya pabrik tidak langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dimana penggolongan ini tidaklah sama antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan setiap perusahaan mempunyai ciri-ciri
tersendiri dalam proses
B. Analisa Biaya Produksi
a) Full Costing
Yaitu metode yang menentukan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi
menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu :
Biaya bahan baku langsung xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
--------- +
Harga pokok produksi xxx
b) Variabel Costing
Yaitu metode yang menentukan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan unsur biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut
Variabel Costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead xxx
pabrik variabel xxx
--------- +
Harga pokok produksi xxx
C. Konsep Biaya produksi dalam yankes
Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Namun di satu sisi Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai unit organisasi milik pemerintah daerah
dihadapkan pada masalah pembiayaan dalam arti alokasi anggaran yang tidak
memadai sedang penerimaan masih rendah dan tidak boleh digunakan secara
langsung. Kondisi ini akan memberikan dampak yang serius bagi pelayanan
kesehatan di rumah sakit karena sebagai organisasi yang beroperasi setiap hari,
likuiditas keuangan merupakan hal utama dan dibutuhkan untuk menjalankan
kegiatan operasional sehari-hari. Berbagai permasalahan-permasalahan tersebut di
atas merupakan tantangan bagi pengelola rumah sakit pemerintah untuk melakukan
terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan rumah sakit. Terobosan
itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan dari unit-unit
pelayanan medis dan penunjang medis melalui penentuan tarif berdasarkan
perhitungan biaya satuan (unit cost).Tarif merupakan suatu sistem atau model
pembiayaan yang paling utama dalam pembiayaan rumah sakit.
Pola tarif rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama
rumah sakit pemerintah. Tarif yang diberlakukan belum unit cost based dan tanpa
pertimbangan yang cermat terhadap berbagai dimensi yang mempengaruhi tarif,
bahkan rumah sakit pemerintah belum ada penyesuaian tarif selama bertahun-tahun
meskipun telah terjadi inflasi pelayanan kesehatan (obat, bahan habis pakai, dll).
Selama ini penetapan tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan Kepmenkes, No.
582/1997 (BN No. 6055 hal. 3B-7B) yang menjadikan perawatan kelas II sebagai
setara Unit Cost (UC) terhitung dengan metode double distribusi, maka dapatlah
diketahui besarnya tarif Kelas III (1/3 kali UC Kelas II), kisaran tarif Kelas I (2-9 Kali
UC Kelas II) dan VIP/Super VIP (10-20 kali UC Kelas II). (Razak A. 2004).
Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III yang
diasumsi sesuai dengan Unit cost, maka rumah sakit memerlukan penataan kembali
pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III setara dengan unit cost
terhitung dengan metode double distribusi dan untuk kelas II, Kelas I, dan VIP
dijadikan kelas profit rumah sakit sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
a. Konsep BiayaBiaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapah (target)/output tertentu.
b. Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan Dengan Volume Produksi
1. Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun.
2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya bergantung dari jumlah produksi/jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya operasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun.
3. Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara fixed cost dan variabel cost (Gani,1996) .
c. Biaya Berdasarkan Biaya Satuan (Unit Cost)Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya satuan didapatkan dari pembagian antara biaya total (Total Cost = TC) dengan jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian tinggi rendahnya biaya satuan suatu produksi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya biaya produk.
d. Analisis Biaya Rumah SakitAnalisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau per pasien dengan cara menghitung seluruh biaya pada
seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien (Depkes, 1977).Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan. Dalam perhitungan tarif di rumah sakit seluruh biaya di rumah sakit dihitung mulai dari :1. Fixed Cost- Fixed cost atau biaya tetap ini terdiri dari :- Biaya Investasi gedung rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya peralatan Medis Biaya Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll)2. Semi Variabel Cost- Gaji Pegawai- Biaya Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya Pakaian Dinas- dll3. Variabel Cost- Biaya BHP Medis/Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya Listrik- Biaya Makan Minum Pegawai dan pasien- Biaya Telepon- dll
D. E. Manfaat analisis biayaE. Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000).F. 1) Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif
rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break event, atau menguntungkan. Dan juga dapat diketahui berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit,
G. 2) Budgeting /Planning Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran,
H. 3) Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost center) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan RS secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.