eko kes

10
LATAR BELAKANG Dalam suatu pabrik atau perusahaan, untuk memberikan keputusan mengenai penetapan harga produk merupakan hal yang sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk dilakukan. Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini dilakukan agar suatu pabrik dapat bersaing dengan pabrik-pabrik lain yang memproduksi produk sejenis dalam kurun waktu yang relatif lama. Perubahan harga yang sangat kecil maupun yang sangat besar akan menyebabkan dampak serta perubahan yang signifikan bagi penjualan dalam kuantitas yang cukup besar. Maka jika ada kesalahan dalam penentuan harga jual, perusahaan akan rugi atau kehilangan pelanggan karena harga jual yang ditentukan terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Oleh sebab itu, meningkanya persaingan dalam industri ini menuntut suatu perusahaan memiliki keunggulan untuk dapat melangsungkan usahannya dalam jangka waktu yang relatif lama dan agar dapat mengembangkan usahanya supaya menjadi lebih besar. Selain itu, pengusaha ini sudah menyadari bahwa potensi yang ada dalam pasar sangat kecil, karena produk-produk sejenis yang diproduksi oleh pabrik-pabrik lain berupa tahu sudah cukup banyak. Maka agar tetap dapat bersaing, pabrik ini dituntut agar dapat menentukan suatu penetapan harga yang dinilai wajar oleh para konsumen dengan menggunakan sistem perhitungan yang tepat dari satu periode ke periode seterusnya. Pelayanan yang baik juga harus selalu di lakukan tentunya diimbangi dengan meminimalkan biaya-biaya yang kiranya tidak menambahkan nilai.

Upload: dyah

Post on 16-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Eko kes

LATAR BELAKANG

Dalam suatu pabrik atau perusahaan, untuk memberikan keputusan mengenai

penetapan harga produk merupakan hal yang sangatlah penting dan tidaklah mudah untuk

dilakukan. Penetapan harga harus ditetapkan secara tepat, cermat, dan akurat. Hal ini

dilakukan agar suatu pabrik dapat bersaing dengan pabrik-pabrik lain yang memproduksi

produk sejenis dalam kurun waktu yang relatif lama.

Perubahan harga yang sangat kecil maupun yang sangat besar akan menyebabkan

dampak serta perubahan yang signifikan bagi penjualan dalam kuantitas yang cukup besar.

Maka jika ada kesalahan dalam penentuan harga jual, perusahaan akan rugi atau kehilangan

pelanggan karena harga jual yang ditentukan terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Oleh sebab

itu, meningkanya persaingan dalam industri ini menuntut suatu perusahaan memiliki

keunggulan untuk dapat melangsungkan usahannya dalam jangka waktu yang relatif lama

dan agar dapat mengembangkan usahanya supaya menjadi lebih besar. Selain itu, pengusaha

ini sudah menyadari bahwa potensi yang ada dalam pasar sangat kecil, karena produk-produk

sejenis yang diproduksi oleh pabrik-pabrik lain berupa tahu sudah cukup banyak.

Maka agar tetap dapat bersaing, pabrik ini dituntut agar dapat menentukan suatu

penetapan harga yang dinilai wajar oleh para konsumen dengan menggunakan sistem

perhitungan yang tepat dari satu periode ke periode seterusnya. Pelayanan yang baik juga

harus selalu di lakukan tentunya diimbangi dengan meminimalkan biaya-biaya yang kiranya

tidak menambahkan nilai.

Page 2: Eko kes

ISI

A. Komponen Biaya Produksi

Dalam perusahaan industri, pada umumnya mengolah bahan baku menjadi

suatu produk. Mengenai pengertian harga pokok produksi juga terdapat berbagai

pendapat dalam literatur antara lain seperti yang dikemukakan oleh Matz dan Usry

(1999 : 80) yang menyatakan bahwa harga pokok produksi itu adalah jumlah dari tiga

unsur biaya yaitu bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung

(directlabor) dan overhead pabrik (factory overhead). Sedangkan pengertian harga

pokok produksi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) mengatakan bahwa harga

pokok produksi itu adalah beban pokok produksi meliputi biaya produksi dengan

memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam proses produksi.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok

produksi adalah semua biaya-biaya (meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja

langsung, serta biaya overhead) yang dikorbankan hingga barang diproduksi siap

untuk dijual dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang yang sedang

dalam pengolahan. Berdasarkan defenisi harga pokok sebelumnya, maka kegunaan

dari perhitungan harga pokok adalah menetapkan dasar penaksiran harga bagi para

produsen untuk barang-barang yang dihasilkan dan ditawarkan kepada konsumen.

Adapun manfaat dari penentuan harga pokok menurut Mulyadi (1999) adalah

menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba

atau rugi periodik, dan memantau harga pokok persediaan produk jadi dan produk

dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Komponen harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya pabrik tidak langsung (overhead pabrik). Biaya-biaya ini

digunakan pada saat perhitungan berapa besar harga pokok produksi yang

ditimbulkan dari hasil memproduksi bahan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu :

a) Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung merupakan semua biaya bahan sebagai bagian

integral dari barang jadi dan dapat langsung dibebankan kepada harga pokok dari

barang yang diproduksi. Dengan kata lain biaya bahan adalah harga perolehan

dari bahan yang dipakai dalam pengolahan proses produksi. Sehubungan dengan

biaya bahan baku, Niswonger, et. al (1999 : 235) menyatakan semua biaya yang

terjadi untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan yang

Page 3: Eko kes

siap diolah merupakan harga pokok bahan yang dibeli, tidak hanya berupa harga

yang tercantum dalam faktur saja melainkan biaya menurut faktur ditambah

transportasi masuk dikurangi retur dan potongan yang diterima dari penjual.

b) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung menggambarkan kontribusi manusia yaitu karyawan

perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Meskipun telah banyak

digunakan mesin-mesin canggih, adakalanya tenaga manusia masih dibutuhkan,

dari jasa yang mereka berikan para karyawan menerima imbalan dari pihak

perusahaan yang disebut sebagai gaji dan upah. Tenaga kerja langsung menurut

Supriyono (1999 : 83) dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada

karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya

pada produk tertentu yang dihasilkan

c) Biaya Pabrik Tidak Langsung

Para ahli akuntansi mendefenisikan bahan pabrik tidak langsung dengan kalimat

yang berbeda-beda, akan tetapi pengertian yang diberikan adalah sama. Matz dan

Usry (1999) memberikan defenisi biaya pabrik tidak langsung adalah bahan tidak

langsung, pekerja tidak langsung dan beban pabrik lainnya yang tidak secara

merata mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau

produk atau tujuan akhir biaya seperti kontrak-kontrak pemerintah.

Penggolongan biaya pabrik tidak langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara,

dimana penggolongan ini tidaklah sama antara satu perusahaan dengan

perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan setiap perusahaan mempunyai ciri-ciri

tersendiri dalam proses

B. Analisa Biaya Produksi

a) Full Costing

Yaitu metode yang menentukan harga pokok produksi yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang

berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi

menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu :

Biaya bahan baku langsung xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Page 4: Eko kes

Biaya overhead pabrik tetap xxx

--------- +

Harga pokok produksi xxx

b) Variabel Costing

Yaitu metode yang menentukan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan unsur biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga

pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut

Variabel Costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu :

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead xxx

pabrik variabel xxx

--------- +

Harga pokok produksi xxx

C. Konsep Biaya produksi dalam yankes

Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Namun di satu sisi Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai unit organisasi milik pemerintah daerah

dihadapkan pada masalah pembiayaan dalam arti alokasi anggaran yang tidak

memadai sedang penerimaan masih rendah dan tidak boleh digunakan secara

langsung. Kondisi ini akan memberikan dampak yang serius bagi pelayanan

kesehatan di rumah sakit karena sebagai organisasi yang beroperasi setiap hari,

likuiditas keuangan merupakan hal utama dan dibutuhkan untuk menjalankan

kegiatan operasional sehari-hari. Berbagai permasalahan-permasalahan tersebut di

atas merupakan tantangan bagi pengelola rumah sakit pemerintah untuk melakukan

terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan rumah sakit. Terobosan

itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan dari unit-unit

pelayanan medis dan penunjang medis melalui penentuan tarif berdasarkan

perhitungan biaya satuan (unit cost).Tarif merupakan suatu sistem atau model

pembiayaan yang paling utama dalam pembiayaan rumah sakit.

Page 5: Eko kes

Pola tarif rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama

rumah sakit pemerintah. Tarif yang diberlakukan belum unit cost based dan tanpa

pertimbangan yang cermat terhadap berbagai dimensi yang mempengaruhi tarif,

bahkan rumah sakit pemerintah belum ada penyesuaian tarif selama bertahun-tahun

meskipun telah terjadi inflasi pelayanan kesehatan (obat, bahan habis pakai, dll).

Selama ini penetapan tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan Kepmenkes, No.

582/1997 (BN No. 6055 hal. 3B-7B) yang menjadikan perawatan kelas II sebagai

setara Unit Cost (UC) terhitung dengan metode double distribusi, maka dapatlah

diketahui besarnya tarif Kelas III (1/3 kali UC Kelas II), kisaran tarif Kelas I (2-9 Kali

UC Kelas II) dan VIP/Super VIP (10-20 kali UC Kelas II). (Razak A. 2004).

Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III yang

diasumsi sesuai dengan Unit cost, maka rumah sakit memerlukan penataan kembali

pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III setara dengan unit cost

terhitung dengan metode double distribusi dan untuk kelas II, Kelas I, dan VIP

dijadikan kelas profit rumah sakit sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

a. Konsep BiayaBiaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapah (target)/output tertentu.

b. Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan Dengan Volume Produksi

1. Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi    oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun.

2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya bergantung dari jumlah produksi/jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya operasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun.

3. Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara fixed cost dan variabel cost (Gani,1996) .

c. Biaya Berdasarkan Biaya Satuan (Unit Cost)Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya satuan didapatkan dari pembagian antara biaya total (Total Cost = TC) dengan jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian tinggi rendahnya biaya satuan suatu produksi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya biaya produk.

d. Analisis Biaya Rumah SakitAnalisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau per pasien dengan cara menghitung seluruh biaya pada

Page 6: Eko kes

seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien (Depkes, 1977).Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan. Dalam perhitungan tarif di rumah sakit seluruh biaya di rumah sakit dihitung mulai dari :1. Fixed Cost- Fixed cost atau biaya tetap ini terdiri dari :- Biaya Investasi  gedung rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya peralatan Medis Biaya Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll)2. Semi Variabel Cost- Gaji Pegawai- Biaya Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya  Pakaian Dinas- dll3. Variabel Cost- Biaya BHP Medis/Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya Listrik- Biaya Makan Minum Pegawai dan pasien- Biaya Telepon- dll

D. E. Manfaat analisis biayaE. Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000).F. 1) Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif

rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break event, atau menguntungkan. Dan juga dapat diketahui berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada        unit pelayanan tersebut misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit,

G. 2) Budgeting /Planning Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat  penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran,

H. 3) Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya  mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost center) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban Analisis biaya  bermanfaat untuk menilai performance keuangan RS secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak                             berkepentingan.