efisiensi pengelolaan pembiayaan dan pengaruhnya terhadap...

92
EFISIENSI PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: Evi Amalia NIM : 104046101610 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: buihanh

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

EFISIENSI PENGELOLAAN PEMBIAYAAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS

BANK SYARIAH MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Evi Amalia

NIM : 104046101610

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

18

1429 H / 2008 M

EFISIENSI PENGELOLAAN PEMBIAYAAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS

BANK SYARIAH MANDIRI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Evi Amalia

NIM : 104046101610

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. H. M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si,

Ak, CPA

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

D. Tinjauan Pustaka 8

E. Kerangka Teori 11

F. Kerangka Konsep 13

G. Sistematika Penulisan 15

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Pembiayaan 17

B. Tinjauan Umum Financing to Deposit Ratio (FDR) 26

C. Laporan Keuangan 28

D. Analisis Rasio Keuangan 34

E. Rasio Profitabilitas 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 40

B. Pendekatan Penelitian 40

C. Jenis dan Sumber Data 41

D. Hipotesa 41

iii

Page 4: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

20

E. Teknik Analisis Data 42

F. Operasionalisasi Variabel 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 50

B. Tinjauan Terhadap Variabel-Variabel Penelitian 66

C. Pengaruh Efisiensi Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank

Syariah Mandiri 73

D. Interpretasi Data 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 84

B. Saran 86

DAFTAR PUSTAKA 87

LAMPIRAN 90

iv

Page 5: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

21

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perbedaan Laporan Keuangan Bank Konvensional

dan Bank Syariah 30

2. Tabel 2.2 Tujuan Penggunaan Rasio Keuangan 36

3. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 49

4. Tabel 4.1 Data FDR Bank Syariah Mandiri 2005-2007 67

5. Tabel 4.2 Deskripsi Financing to Deposit Ratio 69

6. Tabel 4.3 Data NRM Bank Syariah Mandiri 2005-2007 71

7. Tabel 4.4 Deskripsi Net Revenue Margin 73

8. Tabel 4.5 Hasil Uji F 74

9. Tabel 4.6 Hasil Uji t 75

10. Tabel 4.7 Korelasi 77

11. Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi 81

12. Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi 82

v

Page 6: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

22

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 14

2. Gambar 4.1 Pertumbuhan FDR Bank Syariah Mandiri 2005-2007 69

3. Gambar 4.2 Pertumbuhan NRM Bank Syariah Mandiri 2005-2007 72

4. Gambar 4.3 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho 75

5. Gambar 4.4 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho 76

6. Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas 79

7. Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 80

vi

Page 7: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya

menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi antara surplus unit dengan

defisit unit. Surplus unit adalah pihak/masyarakat kelebihan dana, sedangkan

defisit unit adalah pihak/masyarakat yang membutuhkan/kekurangan dana. Selain

berfungsi sebagai lembaga intermediasi, Bank syariah juga menawarkan jasa

dalam bidang keuangan lainnya dalam rangka kelancaran lalu lintas pembayaran

dan kegiatan bisnis pada umumnya. Dengan demikian, kegiatan usaha Bank

syariah secara mendasar adalah menjalankan fungsi penghimpunan dana,

penyaluran dana, dan jasa keuangan.

Dalam hal menyalurkan dana, Bank syariah memberikan pembiayaan-

pembiayaan dalam rangka mengelola dana yang telah dihimpun. Pembiayaan

merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan

dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.1

Selain itu, pembiayaan atau financing merupakan bagian terbesar dari

aktiva bank, karena pembiayaan merupakan aktivitas utama dari usaha perbankan.

Dengan demikian, pendapatan bagi hasil atau keuntungan jual beli yang

1 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), Cet. 1, h. 160.

1

Page 8: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

24

merupakan instrumen pembiayaan perbankan syariah merupakan sumber

pendapatan yang dominan.2

Dalam mendirikan suatu bank tentunya ada tujuan yang ingin dicapai, dan

alat yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan sejak awal

pendirian suatu usaha adalah manajemen. Manajemen merupakan cara mencapai

tujuan dengan efisien dan efektif dengan menggunakan bantuan atau melalui

orang lain dalam wujud pikiran, tenaga, serta dapat pula intuisinya.3

Pengelolaan pembiayaan bagi sebuah perusahaan adalah suatu hal yang

penting untuk dilakukan agar pembiayaan berjalan dengan efisien. Melakukan

pengelolaan pembiayaan berarti melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, di mana

dalam mengelola atau mengaturnya perlu dilakukan perencanaan yang matang.

Setelah direncanakan, maka diorganisasikan, agar perencanaan tersebut lebih

terarah. Organisasi sangat penting karena merupakan tempat bagi perusahaan

dalam mencapai tujuannya, sedangkan manajemen merupakan alat untuk

mencapai tujuan tersebut. Organisasi perlu dikendalikan dan dilakukan

pengawasan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

pengelolaan pembiayaan yang efisien dapat meningkatkan profit/keuntungan bagi

sebuah perusahaan. Memperoleh keuntungan/profit merupakan tujuan utama

2 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006),

Cet. 4, h. 208. 3 Djati Julitriasa, John Suprihanto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar. (Yogyakarta:

BPFE, 1998),Cet 1, Edisi 1, h. 1.

Page 9: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

25

berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas

(PT), yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha yang lainnya.

Tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi

perusahaan. Profit/keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi

perusahaan melalui berbagai kegiatan di masa yang akan datang. Kemudian yang

lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh

keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan

terjamin. Sebagai suatu sistem yang berorientasi pada profitabilitas, hal ini

menjadi faktor pendorong bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan revenue

yang diperoleh dari selisih antara harga pokok produksi dengan nilai jual

produk/jasanya.4

Kualitas pembiayaan sangat berpengaruh terhadap efektivitas pendapatan

yang diharapkan. Oleh karena itu kualitas dan efisiensi harus dijaga, agar jangan

sampai menjadi pembiayaan bermasalah, yang akibatnya bukan saja

menyebabkan tidak efektifnya pendapatan, tetapi lebih dari itu akan menyebabkan

kerugian bank karena tidak terbayarnya kembali dana bank yang ditanamkan

dalam pembiayaan itu.5

4 Nasrudin, Pembiayaan Efektif Untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas Bank,

Artikel diakses pada 15 April 2008 dari Http://www.wikipedia.com/2008. 5 Ibid, h. 209.

Page 10: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

26

Masalah pokok yang paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang

bergerak dalam bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan

dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan

baik untuk modal investasi atau modal kerja.

Oleh karena fungsi utama bank sebagai perantara antara masyarakat

kelebihan dana dengan masyarakat kekurangan dana, maka usaha pokok yang

dilaksanakan bank adalah kegiatan-kegiatan pada sektor perkreditan

(pembiayaan) atau penyaluran dana. Sehingga secara otomatis pendapatan bank

yang terbesar diperoleh dari sektor pembiayaan. Semakin tinggi volume

pembiayaan, maka semakin besar pula kemungkinan suatu bank untuk

memperoleh laba/profit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu bank adalah

untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan

perbankan secara profesional terutama dalam sektor pembiayaan. Dengan

dilakukannya pengelolaan pembiayaan secara efisien dan profesional diharapkan

dapat meningkatkan profitabilitas bank, karena tingkat profitabilitas yang tinggi

menunjukkan kinerja perbankan yang tinggi pula.

Pembiayaan ini merupakan kegiatan operasional bank yang memang

sangat besar dan banyak. Dan dari pembiayaan inilah, bank syariah banyak

mendapatkan pemasukan. Pemasukan atau pendapatan bank syariah ini akan baik

apabila pengembalian dana dari pembiayaan tersebut terjadi dengan lancar, atau

Page 11: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

27

tidak banyak hambatan. Dengan kata lain, nasabah dapat mengembalikan dana

pinjamannya, yang tentunya akan menghasilkan laba bagi perusahaan.6

Dalam hal ini diperlukan suatu manajemen pembiayaan yang baik mulai

dari perencanaan jumlah pembiayaan, jenis pembiayaan, prosedur pemberian

pembiyaan, analisis pembiayaan sampai kepada pengendalian dan pengawasan

pembiayaan yang macet. Untuk mengetahui kondisi manajemen pembiayaan,

suatu bank pada umumnya memiliki internal policy yang memuat klasifikasi-

klasifikasi mengenai keadaan pembiayaan yang telah disalurkan. Untuk

mempermudah pengendalian (pengawasan) pembiayaan, pada umumnya bank

menuangkan suatu besaran atau nilai yang menjadi standar dalam operasionalnya.

Ini dimaksudkan agar pengelolaan pembiayaan menjadi efisien sehingga dapat

mengoptimalakan laba/profit bagi bank syariah.7

Untuk melihat efisiensi pengelolaan pembiayaan dapat diukur dengan

rasio financing to deposit ratio (FDR), Indikator ini untuk mengukur jumlah dana

pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Angka FDR yang baik

menurut Surat Edaran Bank Indonesia adalah tidak boleh melebihi angka 110%.

Yang berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah

dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110%.

6 Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri. (Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri,

2006), h. 7. 7 Pengelolaan Pembiayaan Perbankan Syariah Perlu Ditingkatkan, Artikel diakses pada 15

April 2008 dari Http://www.wikipedia.com/2008.

Page 12: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

28

Faktanya adalah angka FDR Perbankan Indonesia masih sangat rendah

yaitu 61.56%. Selain itu pertumbuhan kredit yang relatif rendah juga disebabkan

oleh sikap perbankan yang lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kepada

sektor riil. Namun sektor riil juga enggan dalam menggunakan fasilitas kredit

yang diberikan perbankan, berkaitan dengan lemahnya daya beli masyarakat.8

Berdasarkan pada fenomena tersebut, maka diperlukan suatu kajian yang

mendalam untuk mengetahui seberapa besar efisiensi pengelolaan pembiayaan

mempengaruhi profitabilitas suatu bank, merasa tertarik dengan permasalahan di

atas, maka penulis mencoba untuk menelitinya dalam sebuah skripsi yang

berjudul, “Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap

Profitabilitas Bank Syariah Mandiri.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembicaraan mengenai pengelolaan pembiayaan,

maka penulis akan membicarakan seputar efisiensi pengelolaan pembiayaan

yang dilihat dari rasio financing to deposit ratio (FDR) dan pengaruhnya

terhadap net revenue margin (NRM) yang ada di Bank Syariah Mandiri.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas, maka pokok masalah

akan dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

8 Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri. h. 42.

Page 13: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

29

a. Bagaimana pengelolaan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri?

b. Sejauh mana efisiensi pengelolaan pembiayaan (FDR) mempengaruhi

profitabilitas (NRM) Bank Syariah Mandiri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui pengelolaan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri.

b. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi pembiayaan (FDR) terhadap

profitabilitas (NRM) Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat Penelitian.

a. Bagi Penulis.

Sebagai media pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan

mengenai pengelolaan pembiayaan yang efisien pada bank yang didapat di

bangku kuliah sekaligus memberikan tambahan pengetahuan dan

pengalaman pada bidang tersebut.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai sumber informasi mengenai pelaksanaan pengelolaan

pembiayaan yang efisien pada perusahaannya dan sebagai bahan masukan

untuk memecahkan masalah dalam pengelolaan dan pelaksanaan

pembiayaan.

Page 14: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

30

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang

pengelolaan pembiayaan perbankan dan dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan bagi yang tertarik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut,

khususnya BI di kemudian hari.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan

kajian terhadap kajian-kajian terdahulu. Terdapat beberapa penelitian yang

dilakukan baik oleh praktisi ataupun oleh mahasiswa mengenai fenomena yang

berkaitan dengan penelitian. Di bawah ini terdapat beberapa penelitian

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada saat ini, yaitu :

1. Manajemen Pembiayaan Bank IFI Syariah (Studi Kasus pada Bank IFI Unit

Usaha Syariah-Kuningan Jakarta) – Cairul Fajri (FSH/Muamalat-Perbankan

Syariah, 2006).

Penelitian ini membahas tentang manajemen pembiayaan yang

diterapkan oleh Bank IFI Syariah, dan menjelaskan apakah manajemen

pembiayaan yang diterapkan Bank IFI syariah telah sesuai dengan prinsip

manajemen Islam. Dari penelitian ini diketahui bahwa dana yang dihimpun

oleh Bank IFI Syariah sebagian besar dialokasikan untuk pembiayaan yakni

sekitar 93%, dan sisanya dipelihara bank untuk menjaga likuiditas dalam

Page 15: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

31

bentuk giro wajib minimum. Selain itu juga dijelaskan bahwa penerapkan

manajemen pembiayaan Bank IFI Syariah ternyata telah sesuai dengan

prinsip-prinsip manajemen umum dan Islam, karena kegiatan yang yang

dilakukan untuk pencapaian pembiayaan Bank IFI Syariah selalu berdasarkan

konsep dan norma-norma yang diterapkan Islam

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif,

yaitu membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki yang kemudian di analisis.

2. Analisa Pembiayaan Produktif Bank Syariah (Studi kasus BRI Syariah

Cabang Mampang – Jakarta) – Syamsul Rizal (FSH/Muamalat-Perbankan

Syariah, 2006).

Penelitian ini menjelaskan secara menyeluruh tentang pembiayaan

produktif, landasan hukum, dam macam-macam pembiayaan produktif serta

menjelaskan tentang cara menganalisa pembiayaan produktif yaitu aspek

kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko, dan balas jasa.

Penetian ini menggunakan penetian kepustakaan dan penelitian

lapangan dan metode pengumulan data yang digunakan adalah metode

deskriptif, metode analitis dan metode evaluatif.

3. Peranan Pembiayaan Modal Kerja Dalam Mengoptimalkan Laba (Studi kasus

PT. Bank Muamalat Indnesia, TBK) – Intan Fouad Fadlila (FSH/Muamalat-

Perbankan Syariah, 2004).

Page 16: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

32

Penelitian ini membahas apa saja yang termasuk pembiayaan modal

kerja, penerapannya, dan bagaimana pembiayaan modal kerja tersebut

mempengaruhi laba perusahaan. Di sini penulis hanya menitikberatkan pada

pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah,

sedangkan jenis pembiayaan lain tidak dibahas. Dalam menganalisis laba,

penulis mempergunakan rasio profitabilitas dan rasio atas dana sendiri.

Penelitian ini juga menjelaskan tentang tata cara sistem bagi hasil yang

diterapkan pada PT. Muamalat Indonesia, meskipun penjelasannya tidak

secara menyeluruh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara kualitatif yang

dideskripsikan.

4. Pembiayaan Perbankan Syariah Ditinjau Menurut Perspektif Teori

Manajemen Umumdan Islam (Studi kasus pada BNI Syariah) – Dedy

Wahyudi (FSH/Muamalat-Perbankan Syariah, 2004).

Penelitian ini membahas tentang bagaimana perencanaan pembiayaan

di BNI Syariah dari mulai sistem pelayanan, distribusi pembiayaan, sampai

dengan segmentasi pembiayaan, kemudian menjelaskan tentang aspek-aspek

dalam pemberian pembiayaan yaitu aspek yuridis, aspek pemasaran, aspek

keuangan, aspek teknis, aspek operasinya. Selain itu juga, penelitian ini

menjelaskan tentang controlling pembiayaan yang ada di BNI Syariah agar

Page 17: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

33

terhindar dari pembiayaan bermasalah dan cara penyelamatan pembiayan

bermasalah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif dan tertulis dengan informasi dari yang terlibat dalam objek di

lapangan. Sedangkan metode pengumpulan data yang berkenaan dengan

penelitian ini adalah menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan.

E. Kerangka Teori

Sesuai dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, bank syariah

didefinisikan sebagai Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu

pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan defisit unit. 9

Efisiensi adalah kata yang menunjukan keberhasilan seseorang atau

organisasi atas usaha yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang

digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan.10

Jadi efisieni

pengelolaan pembiayaan merupakan keberhasilan dalam pengelolaan pembiayaan

dalam hal ini pembiayaan bank syariah.

9 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. h. 160. 10 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), Cet-1, h. 165.

Page 18: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

34

Kegiatan penyaluran kredit (pembiayaan) mempunyai peranan penting bagi

kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar

sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan

pembiayaannya, sementara dana yang terhimpun dari shahibul maal (dana pihak

ketiga) terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle (menganggur),

yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi hasil.

Hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan dana pihak ketiga (DPK)

pada bank syariah. Oleh karena itu, hendaknya bank syariah harus lebih banyak

menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat (unit usaha), namun tetap

berlandaskan pada prinsip kehati-hatian11

.

Untuk melihat seberapa efisien Bank mengelola pembiayaannya, maka

dapat diperhitungkan dengan rasio financing to deposit ratio (FDR) atau dalam

bank konvensional lebih dikenal dengan istilah loan to deposit ratio (LDR). FDR

adalah rasio dari total pembiayaan dibagi dengan dana pihak ketiga. Semakin

efisien pengelolaan pembiayaan, maka akan semakain besar pula pendapatan yang

akan didapat oleh perusahaan.

Loan to deposit ratio menggambarkan kemampuan bank untuk membayar

kembali penarikan yang dilakukan nasabah penyimpan dengan mengandalkan

pinjaman dari sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR ini, maka semakin

rendah kemampuan likuiditas bank tersebut, oleh karena itu selain mencerminkan

11 Sutojo Siswanto, Strategi Manejemen Kredit Bank Umum. (Jakarta: Damar Mulia Pustaka,

1997), h. 3.

Page 19: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

35

kondisi likuiditas bank, rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat risiko

yang menjadi beban bank dalam menjalankan usahanya.12

Dalam situasi saat ini bank dituntut untuk memperoleh laba semaksimal

mungkin, karena salah satu sumber utama pertambahan modal adalah laba. Laba

merupakan sumber utama pertambahan modal. Pertambahan modal dari sumber-

sumber lain tidak dapat banyak diharapkan oleh bank. Sumber-sumber

pertambahan modal ialah penyetoran tambahan modal oleh para pemegang

saham dan revaluasi aktiva tetap.

Besarnya pendapatan bank dapat diukur dengan rasio profitabilitas, salah

satunya yaitu rasio net revenue margin (NRM) yaitu rasio yang didapat dari

pendapatan bagi hasil/margin dikurangi biaya bagi hasil/margin dibagi dengan

total aktiva produktif.

F. Kerangka Konsep

Konsep penelitian ini menitikberatkan pada pengelolaan pembiayaan Bank

Syariah Mandiri, yaitu melihat bagaimana proses pengelolaan pembiayaan,

kebijakan pembiayaan, prosedur pemberian pembiayaan, dan pengawasan

pembiayaan. Selain itu juga penelitian ini menjelaskan sejauh mana pengaruh

efisiensi pengelolaan pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dalam

menghasilkan profit.

12Suhirman, Kajian Tentang Perkembangan LDR dan Dampaknya Bagi Rentabilitas Bank.

(Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2001), h. 22.

Page 20: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

36

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 menjelaskan alur penelitian yang dilakukan di Bank Syariah

Mandiri dengan melihat laporan keuangan bank tersebut. Dalam laporan

keuangan terdapat efisisensi pengelolaan pembiayaan yang dilihat dari rasio FDR

dan rasio profitabilitas yang dilihat dari rasio NRM. Kemudian dilakukan analisis

Rasio

Profitabilitas

Laporan

Keuangan

Efisiensi Pengelolaan

Pembiayaan

FDR

Bank Syariah

Mandiri

NRM

Analisis Regresi

Normalitas Heteroskedastisitas Autokorelasi

Uji F Uji T

r Square

Interpretasi

Page 21: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

37

regresi untuk mengetahui pengaruh kedua rasio tersebut. Setelah itu, hasil analisis

regresi diuji statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

layak dipakai. Uji statistik yang digunakan dalam regresi ini adalah uji

normalitas, heteroskedaktisitas, autokorelasi, uji F, uji T, dan r square. Setelah

hasil analisis regresi diuji statistik, maka dilakukan interpretasi atau kesimpulan

dari hasil analisis regresi.

G. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiap-tiap bab dilengkapi

dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka,

kerangka teori, kerangka konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu tinjauan

umum pembiayaan, tinjauan umum Financing to Deposit Ratio (FDR), laporan

keuangan, analisis rasio keuangan, dan rasio profitabilitas.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

oleh penulis yaitu jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,

hipotesa, teknik analisis data, dan operasionalisasi variabel.

Page 22: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

38

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hasil dari pembahasan yaitu

pengelolaan pembiayaan Bank Syariah Mandiri, tinjauan terhadap variabel-

variabel penelitian, analisis pengaruh efisiensi pengelolaan pembiayaan terhadap

profitabilitas Bank Syariah Mandiri, dan interpretasi.

BAB V Penutup

Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari semua pembahasan yang

dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat penulis

sampaikan dalam penulisan skiripsi ini.

Page 23: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

39

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Pembiayaan

Sistem perbankan yang berlaku di negara kita terdapat dua macam (dual

system), yaitu konvensional yang masih menerapkan sistem bunga dan syariah

yang menitikberatkan pada bagi hasil. Pada bank konvensional kegiatan

pembiayaan dikenal dengan istilah kredit, yaitu penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pijam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.13

Sebagai padanan kredit pada bank konvensional, maka pada bank

syariah dikenal dengan adanya aktivitas pembiayaan.

Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang-

undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 1 ayat (2) adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk menggembalikan uang atas tagihan tersebut, setelah waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.14

13 Kashmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000), Cet.

4, h. 92. 14 Undang-Undang Perbankan, Nomor 10 Tahun 1998. (Jakarta: Sinar Grafindo, 2002), Cet. 1,

h. 87.

Page 24: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

40

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank

berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank

berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.

Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh melalui

bunga, sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi

hasil. Perbedaan lainnya adalah dari segi analisis pemberian pembiayaan (kredit)

beserta persyaratannya.15

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.16

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu

pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan defisit unit.17

Pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad

mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan

prinsip bagi hasil; mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan

pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian

keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

15 Kashmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 72. 16Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), h. 15. 17Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), Cet. 1, h. 160.

Page 25: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

41

sebelumnya; musyarakah adalah perjanjian di antara pemilik dana atau modal

untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan

pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal berdasarkan nisbah

yang disepakati sebelumnya.18

Dari pengertian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pembiayaan

merupakan pinjam meminjam uang antara bank sebagai pemberi pinjaman dan

nasabah sebagai debitur. Dalam hal ini bank sebagai pemberi pinjaman percaya

kepada nasabahnya dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati akan

membayar lunas. Dan jika dihubungkan dengan kredit yang disalurkan perbankan,

maka tugas pokok bank mengadakan kredit atau pembiayaan sebenarnya adalah

untuk meningkatkan keuntungan dan pendapatan bank.

Kegiatan penyaluran kredit (pembiayaan) mempunyai peranan penting

bagi kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian

terbesar sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu

menyalurkan pembiayaannya, sementara data yang terhimpun dari shahibul maal

(dana pihak ketiga) terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle

(menganggur) yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi

hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan komponen utama bagi

kelangsungan aktivitas perbankan, karena dari pembiayaanlah bank akan

mendapatkan kontra prestasi dari dana yang disalurkannya.

18 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), Cet. 2, h. 5.

Page 26: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

42

Landasan hukum Surat An-Nisa: 29

��������� �� ������ ���������

�� ������� !�"# $�%"&'��(��)

*�+,�./ 01�2+(&��3/ 4�35 6�)

�7��%"# 8,9:��� ;� <=�9"#

>$�%?�@� A ���� ������C(5"#

>$�%DE�FG�) A H635 ���� 6�⌧J

>$�%3/ �K☺M�N�O PQR0

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(QS. An-Nisa:29)

1. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut

beberapa aspek, antaranya:

a. Pembiayaan menurut tujuan:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan

untuk mendapatkan modal dapam rangka pengembangan usaha.

2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.

b. Pembiayaan menurut jangka waktu

1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan

dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.

2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan

dengan waktu 1 tahun sampai degan 5 tahun.

Page 27: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

43

3) Pembiayaaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan

dengan waktu lebih dari 5 tahun.

1. Jenis aktiva produktif pada bank syariah dialokasikan dalam bentuk

pembiayaan sebagai berikut:

a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

1) Pembiayaan mudharabah, adalah perjanjian antara penanam dana dan

pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah

yang telah disepakati sebelumnya.

2) Pembiayaan musyarakah, adalah perjanjian di antara para pemilik

dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu

usaha tertentu dengan perbandingan keuntungan di antara pemilik

dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang).

1) Pembiayaan murabahah, adalah perjanjian jual beli antara bank dan

nasabah di mana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh

nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan

sebesar harga perolehan ditambah dengan margin/keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah.

2) Pembiyaan salam, adalah perjanjian jual beli barang dengan cara

pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga

terlebih dulu.

Page 28: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

44

3) Pembiayaan istishna, adalah perjanjian jual beli dalam bentuk

pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu

yang disepakati antara pemesan dan penjual.

c. Pembiayaan dengan prinsip sewa.

1) Pembiayaan ijarah, adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang

dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa.

2) Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina, yaitu perjanjian

sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan pemindahan

kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak

penyewa.

d. Surat Berharga Syariah

Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip

syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal

antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syariah dan surat

berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

e. Penempatan

Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank syariah

lainnya dan/atau Bank Perkreditan Syariah antara lain dalam bentuk giro,

dan/atau tabungan wadi’ah, depositi berjangka, dan/atau tabungan

mudharabah, pembiayaan yang diberikan, Sertifikat Investasi

Mudharabah Antar Bank (Sertifikat IMA) dan/atau bentuk-bentuk

penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Page 29: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

45

f. Penyertaan Modal

Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk

sahan pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah,

termasuk penanaman dana dalam bentuk convertible bonds (surat utang

konversi) dengan equity options (opsi saham) atau jenis transaksi tertentu

berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau

akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

syariah.

g. Penyertaan Modal Sementara

Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam

perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau debt equity

swap (piutang) sebagaimana di maksud dalam ketentuan Bank Indonesia

yang berlaku, termasuk dalam surat utang konversi dengan opsi saham

atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau

akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.

h. Transaksi Rekening Administasif

Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi (off

balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi,

akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih

berjalan, akseptasi wesel impor atas (L/C) berjangka, standby L/C, dan

garansi berdasarkan prinsip syariah.

Page 30: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

46

i. Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti

penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadi’ah.

2. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktifitas pembiayaan adalah

berbentuk pinjaman, yang disebut dengan:

a. Pinjaman Qard atau talangan adalah penyedian dana dan/atau tagihan antara

bank syariah dengan peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan

pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu.

2. Prinsip Analisis Pembiayaan.

Dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan adanya pertimbangan

serta prinsip kehati-hatian (prudent) agar kepercayaan yang merupakan unsur

utama dalam pembiayaan benar-benar terwujud sehingga pembiayaan yang

diberikan dapat mengenai sasaran dan terjaminnya pengembalian pembiayaan

tersebut tepat pada waktunya sesuai perjanjian.19

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan

suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang

harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada saat melakukan

analisis pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan

pada rumus 5C, yaitu:

1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

19 Rahmat Firdaus, dan Maya Arianti, Manajemen Perkreditan Bank Umum. (Jakarta:

Alvabeta, 2004), Edisi 2, h. 83.

Page 31: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

47

2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan

mengembalikan pinjaman yang diambil.

3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.

4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam

kepada bank.

5. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.

Prinsip 5C tersebut tekadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint

artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha. Untuk

bank syariah, dasar analisis 5C belumlah cukup. Sehingga perlu

memperlihatkan kondisi sifat Amanah, Kejujuran, Kepercayaan dari masing-

masing nasabah.

Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat diterapkan oleh

pengelola bank syariah, yaitu:

1. Pendekatan jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu

memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.

2. Pendekatan karakter, artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh

terkait dengan karakter nasabah.

3. Pendekatan kemampuan pelunasan, artinya bank menganalisis kemampuan

nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.

4. Pendekatan dengan studi kelayakan, artinya bank memperhatikan kelayakan

usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam.

Page 32: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

48

5. Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan fungsinya

sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana

yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.

B. Tinjauan Umum Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank

dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini

dipergunakan untuk mengukur sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari

dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas

bank tersebut sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank berarti

digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank yang

mempunyai angka rasio lebih kecil.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei

1993, besarnya financing to deposit ratio ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak

boleh melebihi 110%.20

Rasio ini dapat dilihat dari beberapa sisi. Di satu pihak rasio ini

memperlihatkan besarnya ekspansi pinjaman yang telah dilakukan oleh suatu

bank. Ekspansi pinjaman ini memperlihatkan usaha bank dalam memperoleh laba

yang sebesar-besarnya melalui penyaluran pinjaman kepada pihak ketiga dengan

menggunakan dana masyarakat, atau menggunakan dana pihak ketiga lainnya

20 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. h. 55

FDR = Pembiayaan ____ x 100%

Dana Pihak Ketiga

Page 33: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

49

sebagai sumber dana. Dana yang disalurkan kepada masyarakat tersebut

dibandingkan dengan sumber dananya, sehingga di pihak lain rasio ini

memperlihatkan atau mengukur porsi atau kemampuan likuiditas bank.

Loan to deposit ratio menggambarkan kemampuan bank untuk membayar

kembali penarikan yang dilakukan nasabah penyimpan dengan mengandalkan

pinjaman dari sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR ini, maka semakin

rendah kemampuan likuiditas bank tersebut. Oleh karena itu, selain

mencerminkan kondisi likuiditas bank, rasio ini juga digunakan untuk mengukur

tingkat risiko yang menjadi beban bank dalam menjalankan usahanya.21

Beberapa praktisi perbankan berpendapat bahwa Loan to deposit ratio

yang baik adalah harus di bawah 90% dengan kriteria penilaian “Sehat”, namun

bagi bank yang ekspansif angka Loan to deposit ratio sampai dengan 115% masih

diperkenankan oleh Bank Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia

No. 30/2/UPPB tanggal 30 April 1997 prihal Tata Cara Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum.

Dengan ditetapkan batas maksimum pemberian kredit (pembiayaan) dan

Loan to deposit ratio yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank

syariah tidak dapat begitu saja secara serampangan melakukan ekspansi

pembiayaan dengan hanya atau bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya atau bertujuan untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah

21Suhirman, Kajian Tentang Perkembangan LDR dan Dampaknya Bagi Rentabilitas Bank.

(Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2001), h. 22.

Page 34: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

50

asetnya, karena hal itu akan membahayakan kelangsungan hidup bank tersebut

dan lebih lanjut akan membahayakan dana simpanan para nasabah penyimpan

dana dari bank itu.22

Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (1) UU Perbankan, yakni bank

syariah dalam memberikan pembiayaan wajib mempunyai keyakinan berdasarkan

analisis yang mendalam atas itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan

nasabah untuk mengembalikan pembiayaan sesuai perjanjian antara bank sebagai

shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib. Dalam hubungan itu, bank syariah

wajib memiliki dan menerapkan pedoman pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia.

C. Laporan Keuangan

Laporan keuangan perbankan pada dasarnya sama dengan laporan

keuangan perusahaan lainnya. Neraca bank memperlihatkan gambaran posisi

keuangan suatu bank pada saat tertentu. Ikhtisar laba/rugi memperlihatkan hasil

kegiatan atau operasional suatu bank selama suatu periode tertentu. Ikhtisar

perubahan posisi keuangan memperlihatkan dari mana saja sumber pendanaan

bank dan kemana saja dana yang diserapnya disalurkan. Laporan perubahan posisi

keuangan ini disusun dari neraca pada dua periode (tanggal) dan ikhtisar laba/rugi

selama peride yang dilaporkan.23

22 Sutan Remy Sjadeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan

Indonesia. (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007), h. 177. 23 N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, Akuntansi Perbankan. (Jakarta: Institut Bankir

Indonesia, 2000), h. 11.

Page 35: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

51

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis

laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi,

atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.24

Laporan keuangan bank syariah mempunyai karakteristik tersendiri, di

mana hal ini membawa implikasi dalam akuntansi bank syariah. Oleh karena

karakteristik yang berbeda antara bank syariah dan non syariah, maka membawa

konsekwensi pelaporan yang harus diterbitkan, sehingga laporan keuangan bank

syariah meliputi:25

1. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai

investor beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan dalam:

a. Laporan posisi keuangan.

b. Laporan laba rugi.

c. Laporan arus kas.

d. Laporan perubahan ekuitas.

2. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat

yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain

berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam

laporan perubahan investasi terikat.

24 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008), h. 105. 25 Sofyan. S Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah. (Jakarta: LPFE Usakti, 2004), h.

48.

Page 36: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

52

3. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang

amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang dilaporkan

dalam:

a. Laporan posisi keuangan.

b. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah.

c. Laporan sumber dan penggunaan dana al-qardhul hasan.

Apabila diperbandingkan dengan laporan keuangan yang harus dibuat

dalam bank konvensional, yang diatur dalam PSAK 31, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Laporan Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank Konvensional (PSAK 31) Bank Syariah (PSAK 59)

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan laporan keuangan

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan laporan keuangan

6. Laporan investasi terikat

7. Laporan sumber dan penggunaan

dana al-qardhul hasan.

8. Laporan sumber dan penggunaan ZIS

Page 37: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

53

Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban

manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang

dicapai selama periode tetentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank harus

memenuhi syarat mutu, dan karakteristik kualitatif. Dengan demikian pihak-pihak

pengguna laporan keuangan dapat menggunakannya tanpa dihinggapi keraguan.

Sementara bagi manajemen bank bahwa laporan keuangan yang telah disusun

dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi. Bank

komersial baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat diwajibkan

memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu.26

1. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat

diperbandingkan. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan dengan bank karena secara umum laporan

keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu

dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan, walaupun

demikian, dalam beberapa hal bank perlu menyediakan informasi yang

mempunyai pengaruh keuangan masa depan.27

Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

26 Taswar, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. (Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2003), h. 37. 27 Sofyan. S Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah. h. 22.

Page 38: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

54

a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.

Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan

yang rasional. Oleh karena itu, informasi harus dapat dipahami oleh para

pelaku bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan

dengan seksama. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: shahibul

maal/pemilik dana, kreditur, pembayar zakat, infaq, dan shadaqah,

pemegang saham, otoritas pengawasan, Bank Indonesia, pemerintah,

lembaga penjamin simpanan, dan masyarakat.

b. Menilai prospek arus kas.

Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat

mendukung investor/pemilik dana, kreditur dan pihak-pihak lain dalam

memperkirakan jumlah, saat ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa

depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan, dan

jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman.

c. Informasi atas sumber daya ekonomi.

Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang

sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban bank untuk

mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik dana,

serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat

mempengaruhi perubahan sumber daya ekonomi tersebut.

Page 39: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

55

d. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.

Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi

pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan

dana, menginvestasikannya pada tingkat keuantungan yang layak, dan

informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik

dan pemilik dana investasi terikat; dan

e. Pemenuhan fungsi sosial.

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai pemenuhan fungsi

sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

Dalam dunia perbankan Indonesia, format dan tata cara pelaporan

keuangan diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan penyusunan laporan keuangan

harus didasarkan pada standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan PSAK No 31

Tentang Akuntansi Perbankan.

Pengumuman laporan keuangan publikasi dilakukan empat kali dalam

setahun yaitu berupa laporan keuangan intern posisi akhir bulan Maret, Juni,

September dan laporan keuangan akhir tahun posisi akhir bulan Desember.

Pengumuman ini dilakukan selambat-lambatnya pada dua bulan setelah

berakhirnya laporan keuangan interen posisi Maret, Juni, September, dan

empat bulan setelah berakhirnya tahun laporan keuangan akhir tahun posisi

akhir bulan Desember yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Page 40: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

56

D. Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis laporan keuangan bank

yang menunjukan indikator-indikator keuangan bank, biasanya rasio keuangan

dipakai untuk melihat tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan dapat juga

digunakan sebagai dasar dilakukannya analisis lanjutan. Angka rasio keuangan

diperoleh dengan cara membagi atau membandingkan rekening tertentu dengan

rekening lain dari laporan keuangan. Perbandingan tersebut dilakukan antar

rekening yang relevan dan signifikan.28

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan

menyederhanakan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan

dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh

informasi dan memberikan penilaian.29

Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi

baik secara individu maupun secara simultan.

1. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan.

Kegunaan analisis rasio keuangan:30

a. Bagi para banker berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit

28 Andi Chairil Furqon, Pengaruh Rasio Keuangan Bank Teradap Keputusan Pembiayaan.

(Jakarta: LIPI (Laporan penelitian), 2007), h. 9. 29 Sofyan Syafri Harahap, AkuntansiPerbankan Syariah. h. 297. 30 Zulian Yamit, Manajemen Keuangan. (Yogyakarta: Ekonisia, 2001), Cet 2, h. 4.

Page 41: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

57

jangka pendek maupun kredit jangka panjang kepada perusahaan.

b. Bagi para kreditur jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan

memperoleh laba dan tingkat efisiensi perusahaan.

c. Bagi penanam modal lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba

jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan.

d. Bagi manajemen sendiri tentu saja sangat berkepentingan dengan semua

aspek analisis rasio keuangan, karena ia harus mampu membayar hutang

jangka pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, maupun

meningkatkan efisiensi perusahaan, mampu memaksimalkan nilai

perusahaan, dan mampu memperoleh laba untuk memaksimalkan kekayaan

pemegang saham.

2. Tujuan Rasio Keuangan Bank

Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai

masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa

rasio yang terdapat pada setiap aset yang dianalisa. Namun demikian, yang

terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan

penggunaan rasio keuangan tersebut. Guna kepentingan tersebut disajikan

tujuan penggunaan masing-masing rasio seperti tertera dalam tabel berikut ini.31

31 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 243.

Page 42: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

58

Tabel 2.2

Tujuan Penggunaan Rasio Keuangan

E. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efektivitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang dilihat oleh jumlah

keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi seperti return on total

assets, return on equity, return on investment, dan net revenue margin.

Aspek Tujuan Penggunaan Rasio yang Digunakan

Permodalan

Untuk mengetahui kemampuan kecukupan

modal bank dalam mendukung kegiatan

bank secara efisien.

CAR, Primary Ratio,

Capital Ratio

Likuiditas Untuk mengukur kemampuan bank dalam

menyelesaikan kewajiban jangka pendek

Quick Ratio, Loan to

Deposit Ratio, Cash

Ratio, Banking ratio,

Investment to Policy

ratio.

Rentabilitas Untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan profit melalui operasi bank.

Margin, Return on

Equity, Net Income to

Total Assets, Gross

Income to Total Assets.

Risiko Usaha Untuk mengukur kemampuan bank dalam

menyanggah risiko dalam aktivitas operasi.

Credit Risk ratio,

Liquidity Risk Ratio,

Assets Risk Ratio,

Capital Risk ratio, Ratio

Investment Risk ratio.

Efisiensi

Usaha

Untuk mengetahui kinerja manajemen

dalam menggunakan semua aset secara

efisien.

Leverege Multiplier

Ratio, Assets Utilization,

Cost of Fund, Cost of

money dan Cost of

Loanable Fund Ratio.

Page 43: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

59

Secara garis besar, rasio profitabilitas adalah kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dari berbagai sumber daya dan dana yang dimilikinya. Semakin

besar laba yang didapatkan, maka rasio profitabilitas ini akan meningkat yang

berarti kesehatan bank semakin baik.

Banyak istilah yang dapat digunakan untuk menyebutkan analisa ini,

misalnya analisa income statement, analisa profitabilita usaha, dan lain-lain.

Adapun tujuan dari analisa rentabilitas yaitu untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.32

Pengertian profitabilitas biasanya disingkat sebagai tingkat

kemampuan. Analisis rasio profitabilitas atau rentabilitas bank adalah alat untuk

menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam kategori ini

dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Analisis rasio

profitabilitas dapat diukur dengan:

a. Return on Assets

b. Return on Investment

c. Return on Equity

d. Net Revenue Margin

Rasio net revenue margin (NRM), yaitu rasio yang menunjukan

rata-rata selisih pricing antara dana dengan pembiayaan bank. Pada bank

32 Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. (Jakarta: Djambatan,

1999), h.139.

Page 44: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

60

konvensional, hal ini berarti selisih antara bunga simpanan dengan bunga

kredit. Pada bank syariah, formulanya adalah sebagai berikut:33

Tingkat keuntungan bank yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh

controlable factors (faktor-faktor yang dapat dikendalikan) dan uncontrolable

factors (faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan). Controlable factors

adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh manajemen seperti segmentasi

bisnis (orientasinya kepada wholesale dan ritail), pengendalian pendapatan

(tingkat bagi hasil, keuntungan atas transaksi jual beli, pendapatan fee atas

layanan yang diberikan) dan pengendalian biaya-biaya. Uncontrolable factors

atau faktor-faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

bank seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan di

lingkungan wilayah operasinya. Bank tidak dapat mengendalikan faktor-faktor

eksternal tetapi mereka dapat membangun fleksibilitas dalam rencana operasi

mereka untuk menghadapi perubahan faktor-faktor eksternal.34

Dalam situasi saat ini bank dituntut untuk memperoleh laba

semaksimal mungkin, karena salah satu sumber utama pertambahan modal

33 Divisi Operasi dan Akuntansi DOA, Rasio-Rasio Keuangan. (Jakarta: PT. Bank Syariah

Mandiri, MT-7, 2007) ,h. 9. 34 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006),

Cet. 4, h. 59.

NRM = __ Pendapatan Bagi Hasil - Biaya bagi hasil___x 100%

Total Aktiva Produktif

Page 45: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

61

adalah laba. Laba merupakan sumber utama pertambahan modal.

Pertambahan modal dari sumber-sumber lain tidak dapat banyak diharapkan

oleh bank. Sumber-sumber pertambahan modal ialah penyetoran tambahan

modal oleh para pemegang saham dan revaluasi aktiva tetap

Page 46: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analitis. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.35

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki yang kemudian dianalisis, sehingga dengan penelitian ini

diharapkan akan menghasilkan gambaran dan informasi dari yang terlibat dalam objek

lapangan.

Penelitian analitis merupakan penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara

terperinci suatu aktivitas atau kejadian, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan

rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. 36

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan statistik inferensial parametrik, artinya apa

yang terjadi pada sampel akan diberlakukan kepada populasi dengan memakai rasio yang

digunakan berdasarkan populasi yang berdistribusi normal.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

35 Moh. Nazir, Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), Cet. 5, h. 54.

36 Ibid, h. 61

40

Page 47: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

63

a. Observasi, dengan mengamati langsung ke tempat penelitian berlangsung, yaitu

Bank Syariah Mandiri Cabang Jakarta Pondok Indah.

b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema yang penulis bahas.

2. Data Sekunder

a. Dokumentasi dari arsip atau data yang berhubungan dengan penelitian.

b. Penelitian kepustakaan (library research) dari buku, artikel dan karya- karya ilmiah

yang berkaitan dengan penelitian.

D. Hipotesa

Gay (1976) mendefinisikan hipotesa sebagai penjelasan sementara tentang suatu

tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.

Atau hipotesa adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan antara

variabel-variabel di dalam masalah penelitian.37

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya

pengaruh dari variabel bebas (independen) financing to deposit ratio terhadap variabel tidak

bebas (dependen) net revenue margin .

Adapun perumusan Ho dan H1 adalah sebagai berikut :

HO : ρ = 0 Financing to deposit ratio tidak memiliki pengaruh terhadap net revenue

margin.

H1 : ρ ≠ 0 Financing to deposit ratio memiliki pengaruh terhadap net revenue margin.

E. Teknik Analisis Data

37 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian. (Jakarta: UI-Press, 1993), h. 13.

Page 48: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

64

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah uji regresi sederhana.

Regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana satu variabel berpengaruh

terhadap variabel lainnya. Adapun persamaan regresi yang digunakan bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel financing to deposit ratio dan net revenue margin.

Uji analisis regresi hanya dapat dan perlu dilakukan jika telah diketahui bahwa ada

hubungan yang signifikan antara variabel yang bersangkutan dengan variabel x, yang disebut

variabel bebas (independen), dalam analisis regresi sering di sebut sebagai variabel prediktor.

Sedangkan variabel y, yang sebagai variabel terikat (dependen) sebagai variabel kriterium.38

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu asumsi bahwa nilai-nilai Y untuk tiap X tertentu

didistribusikan secara normal di sekitar meannya. Dalam model regresi linier, asumsi ini

menandakan bahwa distribusi dari error sampling adalah normal. Asumsi ini diperlukan

dalam berbagai uji hipotesis atau penaksiran dalam analisis regresi.39

Menurut Singgih Santoso dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan

berdasarkan probabilitas (asymptotic significance), yaitu :

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi adalah tidak normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari

38 Burhan Nurgiyantoro, Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, Oktober 2004), Cet-3, h. 271. 39 Abdul Hakim, Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis. (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), Cet. 1, h.

246.

Page 49: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

65

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut

Homoskedastisitas. Dan varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.40

Ada juga satu metode visual yang dapat dipakai untuk untuk membuktikan

kesamaan varians (homoskedastisitas), yaitu melalui gambar/grafik penyebaran nilai-nilai

residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika penyebarannya tidak membentuk suatu pola

tertentu seperti meningkat atau menurun, maka keadaan homoskedastisitas terpenuhi. Bila

tidak, harus dipertanyakan asumsi varians konstan dari Y terhadap nilai X.41

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), model regresi

yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketenuan sebagai berikut:

• Angka D-W di antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W di bawah -2, maka ada autokorelasi positif.

• Angka D-W di atas +2, maka ada autokorelasi negatif.

4. Perhitungan Regresi Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk menaksir nilai variabel Y berdasarkan nilai

variabel X serta taksiran perubahan variabel Y untuk setiap satuan perubahan variabel X.

Bentuk persamaan dari regresi linier sederhana ini yaitu :

40 Singgih Santoso, Menguasai Statistik dengan SPSS 12.0. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2005), h. 377. 41 Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS. (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 16.

Y= a + bX

Page 50: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

66

Dimana :

Y = Net revenue margin

X = Financing to deposit ratio

a = Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat varaiabel

bebasnya adalah 0 (X = 0)

b = Koefisien regresi sederhana antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y

Dimana :

n = jumlah observasi atau pengukuran

Arti koefisien b adalah jika nilai b positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan

yang searah antara variabel bebas financung to deposit ratio dengan variabel terikat net

revenue margin. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas

(independen) akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat

(dependen). Sedangkan jika nilai b negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya

nilai variabel bebas financung to deposit ratio akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai

variabel terikat net revenue margin dan sebaliknya.

5. Uji Statistik untuk Pengujian Hipotesis

b = n ΣXY – ΣX ΣY

n ΣX² – (ΣX)²

a = ΣY – bΣX

n

Page 51: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

67

Uji statistik yang digunakan untuk menguji data dengan skala rasio adalah analisis

regresi, untuk memperoleh suatu persamaan regresi sederhana yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dan tes statitik berupa uji

kebenaran dengan menggunakan uji statistik t dan F yang dipergunakan untuk menguji

hipotesis yang diteliti penulis. Analisis yang digunakan meliputi :

a. Pengujian Koefesien Regresi (Pengujian parameter β)

Koofesien β diuji dengan menggunakan uji t dan F untuk menunjukkan apakah

ada hubungan negative antara tingkat financing to deposit ratio dan net revenue

margin. Hipotesis ujinya adalah :

Ho: β = 0 Tidak terdapat pengaruh dari financing to deposit ratio terhadap net

revenue margin.

Ha: β ≠ 0 Terdapat pengaruh dari financing to deposit ratio terhadap net revenue

margin.

1). Uji F

Uji F (ANOVA) adalah teknik analisis statistik yang dapat memberi jawaban

atas ada tidaknya perbedaan skor pada masing-masing kelompok, dengan suatu

risiko kesalahan yang sekecil mungkin. Selain itu, ANOVA juga dapat memberikan

informasi tentang ada tidaknya interaksi antar variabel bebas sehubungan dengan

pengukuran variabel terikat.42

dengan df1= k-1 dan df2= n-k

42 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 218.

Stat F = b² Σ X²

S² Y/X

Page 52: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

68

Daerah kritis adalah F > F (0.05;V1=1, V2=33)

Dimana :

S² Y/X = 1 (ΣY² - b ΣXY)

n-2

2). Uji t

secara dua pihak dengan n-k-1

Daerah kritis adalah t > t (0.05, 33)

Dimana :

Sb = S² Y/X

ΣX²

Kriteria untuk uji 2 pihak adalah :

Ho diterima jika : –t ½α ≤ t ≤ t ½α

Ho ditolak jika : t < - t ½α, atau

t > t ½α

F. Operasionalisasi Variabel

Pada penelitian ini penulis menerapkan analisis data bivariate (dua variabel)

dimana analisis tersebut pada umumnya mempunyai tujuan untuk menguji perbedaan dan

mengukur hubungan antara dua variabel penelitian.

Stat t = b – βo

Sb

Page 53: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

69

Variabel Independen atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lain, yaitu :

variabel X adalah financing to deposit ratio (FDR). Variabel dependen adalah variabel yang

tergantung atas variabel lain, yaitu : variabel Y adalah net revenue margin (NRM).

1. Financing to Deposit Ratio

Financing to deposit ratio (FDR) pada penelitian ini dijalankan sebagai variabel

yang independen. Financing to deposit ratio (FDR) didefinisikan sebagai perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil

dikerahkan oleh bank Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sejauh mana dana

pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga.

Pengukuran FDR yang digunakan adalah rasio perbandingan antara pembiayaan

yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga. Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut:

2. Net Revenue Margin

Net revenue margin (NRM) pada penelitian ini dijalankan sebagai variabel yang

dependen, net revenue margin yaitu rasio yang menunjukan secara rata-rata selisih

pricing antara dana dengan pembiayaan bank. Pada bank konvensional, hal ini berarti

selisih antara bunga simpanan dengan bunga kredit. Pada bank syariah, formulanya

adalah sebagai berikut:43

43 Divisi Operasi dan Akuntansi DOA, Rasio-rasio Keuangan. (Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri, MT-

7, 2007),h. 9.

FDR = _____Pembiayaan_____ x 100%

Dana Pihak Ketiga

Page 54: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

70

Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Untuk lebih memperjelas mengenai operasionalisasi variabel yang dibutuhkan,

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator (Rumus) Skala

Financing

to Deposit

Ratio

Kemampuan bank

untuk menyalurkan

pembiayaan kepada

pihak defisit unit

sehingga diharapkan

dapat menghasilkan

keuntungan bagi

bank.

Total Pembiayaan

Total Dana Pihak Ketiga

Rasio

Net

Revenue

Margin

Kemampuan bank

untuk menghasilkan

keuntungan yang

dilihat dari selisih

pendapatan bagi hasil

dan beban bagi hasil

dibagi total aktiva

produktif.

Pendapatan bagi hasil-beban bagi hasil

Total Aktiva Produktif

Rasio

NRM = __ Pendapatan Bagi Hasil - Biaya bagi hasil___x 100%

Total Aktiva Produktif

Page 55: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pengelolaan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri

a. Kebijakan Pembiayaan

1. Setiap pemberian pembiayaan harus didasarkan pada permohonan tertulis yang

disertai dengan data dan informasi yang lengkap dan wajar dari calon nasabah.

Khusus bagi pembiayaan bagi usaha kecil, perorangan dan pembiayaan untuk

keperluan konsumtif, data dan informasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

bank dengan tetap mempertimbangkan faktor risiko pembiayaan sesuai dengan

standar minimal risk assesment yang berlaku di bank.

2. Dalam kegiatan pemberian pembiayaan bank beroperasi atas dasar proses dan

kinerja persetujuan pembiayaan yang jelas, sehat, memahami secara mendalam

kondisi nasabah, struktur pembiayaan, maksud dan peenggunaan pembiayaan,

sumber pelunasan pembiayaan serta harus mengupayakan informasi yang memadai

agar dapat mengakses profil risiko dari nasabah.

3. Bank harus memperhatikan kesesuaiaan dengan ketentuan yang dikeluarkan Bank

Indonesia serta kepatuhan terhadap prinsip syariah.

4. Sumber utama pembayaran kembali pembiayaan adalah dari hasil usaha debitur

yang dibiayai bank (untuk pembiayaan produktif) atau penghasilan (untuk

pembiayaan konsumtif) sementara agunan diperlakukan sebagai sumber

pembayaran cadangan. 50

Page 56: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

72

5. Pemberian fasilitas pembiayaan diarahkan pada sektor usaha yang telah ditetapkan

oleh bank.

6. Dalam pemberian pembiayaan, bank tidak diperkenankan mengorbankan kualitas

pembiayaan semata-mata hanya karena mengejar target, margin keuntungan yang

tinggi, prestise (gengsi), maupun alasan lain.

7. Setiap pengajuan persetujuan pembiayaan kepada komite pembiayaan wajib

dilampirankan analisa pembiayaan secara menyeluruh dan mendalam yang

dilakukan oleh pejabat pembiayaan dengan menggunakan seluruh keahlian yang

dimilikinya. Keputusan pemberian pembiayaan disasarkan atas evaluasi tertulis

yang menggambarkan 5C’s of financing.

8. Pembiayaan yang telah disetujui tidak boleh dicairkan tanpa adanya suatu akad

pembiayaan yang lengkap disertai dengan pemenuhan persyaratan yang telah

disetujui.

9. Bank tetap berupaya menjaga pembiayaan dalam kondisi sehat sehingga tingkat

kualitas pembiayaan yang diklasifikasikan tidak melebihi ambang batas yang

ditentukan Bank Indonesia.

10. Dalam pemberian pembiayaan, bank wajib mempertimbangkan batasan-batasan

yang berlaku mengenai FDR, CAR, BMPK, dan batasan lainnya sebagaimana

ditetapkan Bank Indonesia.

11. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pemberian pembiayaan harus sah

dan lengkap serta dalam kondisi yang tetap berlaku.

Page 57: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

73

12. Bank berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani yang terkait dengan

pembiyaan melalui program pendidikan dan pelatihan.

13. Bank berupaya melakukan penelitian terhadap perkembangan kebutuhan nasabah

dibidang pembiayaan, tanggap kepada perkembangan pertumbuhan nasabah dengan

tetap memenuhi prinsip kehati-hatian.

14. Pemberian pembiyaan oleh bank dititikberatkan untuk pembiayaan jangka pendek

maksimal 5 tahun.

15. Untuk menghindari kerugian atas agunan yang diserahkan, agunan harus

diasuransikan pada perusahaan asuransi syariah/yang memiliki unit syariah dan

telah menjadi rekanan.

16. Penetapan ekspektasi keuntungan atau bagi hasil pembiayaan ditetapkan melalui

rapat komite manajemen risiko.

17. Kewajiban pelaporan pembiayaan kepada Bank Indonesia atau otoritas moneter

maupun kepada pihak ketiga lainnya harus dilakukan secara akurat, lengkap, dan

tepat waktu, untuk menghindarkan bank dari terkena sanksi, denda, dan penalty.

18. Sistem dan prosedur pembiayaan harus mencangkup unsur-unsur internal control,

prinsip-prinsip pengawasan dan manajemen risiko yang baik, untuk menghindari

terjadinya kerugian.

19. Terhadap pembiayaan yang mengalami kecendrungan penurunan kualitas, harus

mendapatkan perhatian khusus untuk segera diambil tindakan perbaikan, sehingga

dapat menghindari kemungkinan kerugian bagi bank.

Page 58: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

74

20. Bank harus menditeksi secara dini adanya pembiayaan bermasalah/diduga akan

menjadi pembiayaan bermasalah, disertai dengan langkah-langkah penyelesaiannya

termasuk pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sesuai

ketentuan Bank Indonesia.

21. Bank senantiasa berupaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas portofolio

pembiayaan serta kualitas dibidang pembiayaan sehingga kepercayaan masyarakat

terhadap bank tetap terjamin.

2. Penggolongan Pembiayaan

Untuk memudahkan dalam mengelolanya, maka bank melakukan segmentasi

pembiyaan, yaitru penggolongan/pengelompokan debitur yang didasarkan pada skala

usaha yang diperhitungkan dengan menggunakan Gross Annual Sales (GAS), sebagai

berikut:

a. Pembiayaan konsumtif atau consumer finance adalah pembiayaan yang diberikan

pada individu atau kelompok untuk keperluan bukan usaha dan bersifat non

produktif

b. Pembiayaan Mikro atau micro finance yaitu pembiayaan yang bersifat produktif

kepada debitur/calon debitur dengan skala usaha mikro yang memiliki GAS sampai

dengan Rp.100 juta.

c. Pembiayaan komersial kecil dan menengah atau Small and medium business yaitu

pembiayaan yang bersifat produktif kepada debitur/calon debitur dengan GAS:

1) Usaha kecil : GAS > Rp. 100 juta s.d Rp. 1 milyar

2) Usaha menengah : GAS >Rp. 1 milyar s.d Rp. 3 milyar

Page 59: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

75

: GAS > Rp. 3 milyar s.d Rp. 10 milyar

Termasuk dalam segmentasi pembiayaan komersial ini adalah pembiayaan yang

diberikan pada debitur/calon debitur dengan tanpa memperhatikan GAS yaitu

koperasi.

d. Pembiayaan untuk usaha komersial besar atau commercial large business yaitu

pembiayaan yang bersifat produktif kepada debitur/calon debitur dengan GAS >

Rp. 50 milyar s.d Rp. 300 milyar

e. Pembiayaan korporasi atau corporate finance adalah pembiyaan yang bersifat

produktif yang diberikan kepada debitur/calon debitur dengan GAS di atas Rp. 300

milyar.

Termasuk dalam segmentasi pembiyaan korporasi ini adalah fasilitas

pembiayaan yang diberikan kepada debitur/calon debitur di bawah ini dengan tanpa

memperhatikan GAS. Misal: Perusahaan milik pemerintah, BUMN dan pembiayaan

skom sindikasi.

3. Pengawasan Pembiayaan

Pelaksanaan pengawasan pembiayaan dilakukan oleh unit kerja yang

membidangi risiko pembiayaan. Fungsinya adalah sebagai unit kerja bank yang

membantu Direksi dalam mengawasi portofolio pembiayaan guna menditeksi dan

mengidentifikasi gejala-gejala yang mengarah pada penurunan kualitas pembiayaan

serta penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan.44

44 Kebijakan Pembiayan Bank Syariah Mandiri. (Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri, 2005), h. 1.

Page 60: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

76

Cakupan fungsi pengawasan pembiayaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Mengawasi apakah pemberian fasilitas pembiayaan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku untuk menilai kualitas analisa pembiayaan.

b. Memantau perkembangan kegiatan keuangan debitur termasuk pemantauan melalui

kunjungan kepada debitur dan memberikan peringatan dini mengenai penurunan

kualitas pembiayaan yang mengandung risiko bagi bank.

c. Mengawasi pelaksanaan penilaian kolektibilitas pembiayaan apakah telah sesuai

dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia.

d. Melakukan pembinaan kepada debitur untuk selalu memenuhi kewajibannya

kepada Bank.

e. Mengawasi dan membantu pelaksanaan pengkajian ulang terhadap kemampuan dan

kemauan debitur dalam melunasi pembiayaan khususnya debitur yang menikmati

fasilitas mudharabah dan/atau musyarakah atau debitur dalam pemantauan khusus

apakah telah dilaksanakan sesuai ketentuan.

f. Memantau dan mengawasi secara khusus kebenaran pemberian pembiayaan kepada

pihak yang terkait dengan Bank dan debitur-debitur besar tentang apakah telah

sesuai ketentuan.

g. Memantau kecukupan jumlah penyisihan pengapusan pembiayaan.

h. Mengawasi pelaksanaan penatausahaan dokumen pembiayaan apakah dilakukan

dengan baik, aman, dan tertib sesuai dengan ketentuan.

i. Melakukan investment policy examination yaitu menilai kembali apakah

persyaratan yang diberikan debitur masih baik atau perlu dilakukan perubahan.

Page 61: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

77

j. Melakukan pemantauan terhadap perubahan yang mencolok baik dari segi finansial

maupun non finansial.

4. Prinsip Pemberian Pembiayaan

Dalam prinsip pemberian pembiayaan harus dilakukan dengan menerapkan

manajemen pembiayaan berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan memenuhi prinsip-

prinsip pembiayaan yang sehat sebagai berikut:

a. Permohonan

1) Bank hanya memberikan pembiayaan apabila permohonan pembiayaan

diajukan secara tertulis baik untuk pembiayaan baru, perpanjangan, tambahan

pembiayaan maupun permohonan perubahan persyaratan pembiayaan.

2) Permohonan pembiayaan harus memuat informasi yang lengkap dan memenuhi

persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank termasuk riwayat

pembiayaan pada Bank lain.

b. Prinsip-prinsip investigasi

1) Bank harus meyakini kebenaran data dan informasi yang disampaikan dalam

permohonan pembiayaan.

2) Bank hanya akan memproses permohonan pembiayaan yang telah memenuhi

semua persyaratan dan kelengkapan dokumen.

c. Prinsip-prinsip analisa

Setiap permohonan pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan harus

dilakukan analisa pembiayaan secara tertulis, lengkap, akurat, dan objektif dengan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

Page 62: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

78

1) Menggambarkan konsep hubungan total pemohon pembiayaan apabila

pemohon pembiayaan telah memperoleh fasilitas pembiayaan dari Bank atau

dalam waktu bersamaan mengajukan permohonan pembiayaan lainnya kepada

bank.

2) Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data

pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar pembiayaan macet.

3) Penilaian atas kelayakan kegiatan usaha yang akan dibiayai termasuk jumlah

permohonan pembiayaan untuk menghindari kemungkinan praktek mark-up.

4) Penilaian pembiayaan dilakukan secara objektif dan tidak dipengaruhi oleh

pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan.

5) Analisa pembiayaan harus dilakukan secara benar, tidak boleh hanya

merupakan suatu formalitas, yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi

prosedur pembiayaan.

6) Analisa Pembiayaan minimal mencakup aspek 5 C meliputi penilaian atas

critical point per aspek: watak, kemampuan, modal, agunan, prospek usaha

debitur, aspek lingkungan, dan sumber pelunasan pembiayaan yang

dititikberatkan pada usaha serta menyajikan evaluasi aspek yuridis pembiayaan

dengan tujuan untuk melindungi bank atas risiko yang mungkin timbul.

7) Dalam pemberian sindikasi, analisa pembiayaan bagi bank yang merupakan

anggota sindikasi harus meliputi pula penilaiaan terhadap bank yang bertindak

sebagai Bank Induk atau lead bank.

Page 63: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

79

8) Analisa pembiayaan harus dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang dibidang

pembiayaan yang dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.

9) Analisa pembiayaan harus dibuat secara tertulis dan diajukan kepada komite

pembiayaan yang berwenang memutus pembiayaan.

10) Dalam pemutusan pemberian pembiayaan, Bank harus membandingkan semua

faktor risiko yang akan ditanggung dengan hasil yang akan diperoleh.

11) Pejabat yang terkait dalam pemberian pembiayaan memiliki wewenang untuk

melakukan penolakan atas permohonan pembiayaan apabila dinilai tidak

memenuhi persyaratan Bank.

12) Rekomendasi Persetujuan:

1) Setiap nota analisa pembiayaan yang diajukan kepada komite pemutus

pembiayaan harus memuat rekomendasi yang jelas.

2) Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus didasarkan atas kesimpulan

analisa pembiayaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Prosedur Pembiyaaan Cabang.

a. Tahap Solitisasi

1) Melakukan survei tentang potensi/kondisi usaha yang mampu dijangkau.

2) Melakukan laporan hasil solitisasi yang ditindaklanjuti oleh Manajer Pemasaran.

3) Menerima pengajuan permohonan pembiayaan (hasil solitisasi).

b. Tahap Permohonan

Mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada marketing officer.

c. Tahap Investigasi

Page 64: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

80

Melakukan investigasi untuk meneliti kelayakan calon nasabah dengan:

1) Memeriksa kebenaran/kewajaran/validitas surat permohonan pembiayaan dan

lampirannya.

2) Melakukan pemeriksaan informasi intern yang tersedia di Bank Syariah Mandiri terkait

dengan performance selama menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri (bila ada).

3) Melakukan wawancara degan calon nasabah untuk meyakini kebenaran/kewajaran data

lampiran surat permohonan pembiayaaan dan mengumpulkan informasi lain yang

terkait dengan calon nasabah.

4) Melakukan Bank Checking.

5) Pemeriksaan setempat.

Usaha Produktif:

a) Kebenaran dan kewajaran usaha calon nasabah.

b) Keberadaan fisik jaminan dan kewajaran nilai transaksi.

c) Kewajaran volume usaha.

d) Kondisi dan lingkungan usaha nasabah.

Konsumtif : Keberadaan objek yang dibiayai dan kewajaran nilainya.

6) Trade Checking dan Market Checking.

Terhadap pembiayaan >10 milyar wajib dilakukan trade checking dan trade market.

7) Pengecekan dokumen barang jaminan.

Melakukan pengecekan kebenaran dokumen barang jaminan kepada instansi yang

terkait dengan barang jaminan yang didukung dengan adanya bukti dari instansi terkait.

Page 65: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

81

Khusus untuk pembiayaan konsumtif pengecekan kebenaran dokumen dilakukan paling

lambat sebelum akad ditandatangani.

1) Setiap pembiayaan yang diberikan harus didasari atas keyakinan bahwa nasabah

mampu untuk mengembalikan kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk

mendukung keyakinan tersebut ditetapkan ketentuan bahwa setiap pembiayaan

yang diberikan kepada nasabah wajib didukung adanya jaminan.

2) Jaminan/agunan merupakan salah satu aspek penting dalam proses analisa/evaluasi

pemberian pembiayaan yang bertujuan untuk mengkompensir risiko Bank dalam

hal nasabah tidak melunasi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang

ditetapkan dalam akad.

3) Penilaian terhadap jaminan/agunan pembiayaan meliputi kuantitas (ukuran dalam

satuan nilai uang) maupun kualitas (status hukum jaminan, letak, marketability, dan

lainnya).

4) Jenis jaminan/agunan dibedakan atas sifatnya yaitu:

Kebendaan, yang terdiri dari:

a) Benda tidak begerak, missal: tanah, bangunan, pesawat terbang, kapal laut

dengan bobot minimal 20m³.

b) Benda bergerak misal: kendaraan bermotor ,peralatan kantor, mesin-mesin,

tagihan, perhiasan, deposito atau cash collateral.

Non kebendaan, antara lain:

Page 66: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

82

a) Personal Guarantee/borgtoch.

b) Corporate Guarantee.

d. Tahap Analisa

1) Menerima dokumen permohonan pembiayaan dan hasil investigasi yang telah

diputuskan untuk diproses dari Manajemen Pemasaran.

2) Melakukan analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah dan kelayakan

usaha nasabah.

Pembiayaan produktif, tahap analisa meliputi:

a) Analisa aspek 5C atau 7A (aspek yuridis, aspek manajemen, aspek

produksi/teknis, aspek pemasaran, aspek keuangan, dan aspek sosial

(ekonomi/agunan).

b) Menghitung kewajiban besarnya pembiayaan dikaitkan dengan volume usaha

nasabah.

c) Menetapkan margin/bagi hasil.

d) Analisis risiko dan mitigasi.

Pembiayaan konsumtif, tahap analisa meliputi:

a) Analisa aspek yuridis.

b) Analisa character nasabah, keuangan nasabah, aspek agunan, dan aspek risiko.

e. Tahap Persetujuan

1) Prinsip Full Consensus.

Dalam pemutusan pembiayaan, komite pembiayaan harus bermusyawarah dan

bertanggung jawab terhadap hasil keputusan. Keputusan ini didasarkan atas

Page 67: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

83

kesepakatan bulat atau full consensus sesuai limit yang telah ditentukan yang

dituangkan dalam formulir keputusan komite pembiayaan.

2) Risk Opinion.

Setiap permohonan pembiayaan harus dimintakan risk opinion dari direktorat

manajemen risiko.

3) Penegasan Persetujuan

a) Keputusan pemberian pembiayaan disesuaikan dengan aturan dalam komite

pembiayaan.

b) Setiap keputusan persetujuan pembiayaan oleh pihak yang berwenang harus

memperhatikan analisa dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.

c) Keputusan pembiayaan harus dibuat secara tertulis.

f. Tahap Pencairan/Realisasi Pembiayaan.

Pencairan pembiayaan atas permohonan pembiayaan yang telah disetujui harus

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Bank akan menyetujui pencairan pembiayaan apabila seluruh persyaratan yang

ditetapkan dalam akad telah dipenuhi oleh (calon) debitur.

2) Sebelim realisasi pembiayaaan dilakukan, bank harus memastikan bahwa seluruh

aspek yuridis yang berkaitan dengan pembiayaan telah diselesaikan dan telah

memberikan perlindungan yang memadai bagi bank.

3) Persetujuan pencairan pembiayaan dibuat secara tertulis oleh pejabat yang

berwenang.

g. Tahap Monitoring.

Page 68: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

84

1) Monitoring/pembinaan nasabah (khusus untuk pembiayaan produktif).

Melakukan monitoring/pembinaan nasabah (perindividu) dengan cara

mengklasifikasikan nasabah-nasabah yang perlu medapatkan pembinaan baik

melalui surat maupun pemeriksaan setempat.

2) Monitoring angsuran/pembiayaan akan jatuh tempo.

Membuat daftar angsuran pembiayaan yang akan jatuh tempo dan

menyampaikannya kepada nasabah dengan tanda terima. Tanggal surat paling

lambat 7 hari sebelum jatuh tempo angsuran.

3) Monitoring pembiayaan jatuh tempo.

Monitoring daftar angsuran jatuh tempo yang kemudian dilakukan penagihan.

4) Monitoring kolektibilitas pembiayaan.

a) Setiap awal bulan (paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya) membuat

penggolongan kolektibilitas.

b) Melakukan kajian kolektibilitas nasabah.

c) Melakukan pembinaan kepada nasabah. Diutamakan nasabah-nasabah yang

kolektibilitasnya dalam perhatian khusus dan kurang lancar.

5) Monitoring asuransi.

a) Melakukan monitoring asuransi yang akan jatuh tempo dan yang telah jatuh

tempo.

b) Membuat surat permintaan perpanjangan masa berlaku polis yang akan dan

telah jatuh tempo.

h. Tahap Pembayaran Angsuran/Pelunasan.

Page 69: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

85

Mendebet rekening (dana) untuk pembayaran angsuran atau pelunasan dengan

mencocokkan dengan kartu angsuran pembiayaan jatuh tempo.

i. Tahap Perhitungan Bagi Hasil.

1) Bagi hasil dihitung dari revenue sharing atau profit sharing atas dasar nisbah bagi

hasil/margin yang telah disepakati antara bank dan debitur. Dalam hal ini debitur

dapat melampaui target revenue yang ditetapkan, dimungkinkan bank memberikan

bonus-bonus kepada debitur yang bersangkutan dengan tujuan untuk mendorong

debitur terus meningkatkan usahanya.

2) Dalam penetapan nisbah bagi hasil/margin didasarkan pada ekspektasi pendapatan

bank yang memperhitungkan biaya overhead, risk, keuantungan bank, dan pemberian

imbalan bagi hasil kepada investor, serta ekspektasi pasar atas return.

3) Bank harus menerima laporan aktivitas usaha nasabah, melakukan evaluasi terhadap

kewajaran laporan nasabah dalam volume usaha.

4) Mengkaji kembali perhitungan bagi hasil.

i. Tahap Penilaian Ulang

Analis Officer melakukan penilaian ulang kepada pembiayaan yang telah berjalan 12

bulan atau telah menunjukkan kolektibilitas kurang lancar dan mengkaji tahap penilaian

ulang.

6. Upaya Bank Syariah Mandiri Dalam Mengefisiensikan Pembiayaan

a. Pencapaian target bagi marketing officer diarahkan pada peningkatan costumer base,

portofolio pembiayaan dan pemeliharaan tingkat pembiayaan.

Page 70: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

86

b. Dilakukan berbagai pembinaan kepada marketing officer agar mampu memperbanyak

portofolio pembiayaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

c. Melakukan rating pada kinerja perusahaan yang dibiayai.

d. Meningkatkan portofolio pembiayaan dengan fokus pada segmen usaha kecil

menengah.

e. Menganalisis sumber utama pembayaran kembali pambiayaan untuk menghindari

terjadinya pembiayaan bermasalah.

f. Setiap agunan harus diasuransikan guna manghindari terjadinya kerugian.

B. Tinjauan terhadap Variabel-variabel Penelitian

1. Data Financing to Deposit Ratio (FDR)

Data mengenai FDR dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan

bulanan mulai dari bulan Januari 2005 sampai November 2007. Data yang diperlukan

adalah data mengenai Total Pembiayaan yang diberikan dan Total Dana Pihak Ketiga

yang berhasil dihimpun oleh pihak bank.

Rasio FDR dari Januari 2005 sampai November 2007 mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan. FDR Bank Syariah Mandiri hanya ada dikisaran angka 79,88%

hingga 103,83%, ini telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia bahwa besarnya

FDR tidak boleh melebihi angka 110%. Yang berarti bank boleh memberikan kredit

atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan

tidak melebihi 110%.

Tabel 4.1

Data Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Syariah Mandiri Perbulan

Tahun 2005-2007

Page 71: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

87

Sumber: Laporan

Keuangan Tahunan

BSM Tahun

2005- 2007

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata rasio FDR 2005 sebesar 95,64%, artinya

rasio FDR tahun 2005 cukup baik, karena target FDR 2005 Bank Syariah Mandiri

tercapai hingga melebihi 0,39% dari target yang ditetapkan. Rata-rata FDR 2006

sebesar 91,18%, artinya rasio FDR tahun 2006 kurang baik, karena Bank Syariah

Mandiri belum bisa mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 96,75% atau 5,57%

lebih kecil dari target yang diharapkan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan rata-rata FDR

2007 sebesar 91,62%, artinya FDR 2007 dirasa kurang baik, karena rata-rata rasio FDR

5,63% lebih kecil dari target yang diharapkan Bank Syariah Mandiri.

Rasio FDR Januari 2006 yaitu sebesar 79,88%, kecilnya rasio ini disebabkan

menurunnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dan menurunnya jumlah

pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah Mandiri. Akan tetapi di bulan-bulan

berikutnya rasio FDR meningkat sedikit demi sedikit hingga berada dikisaran 90%

Bulan FDR 2005 FDR 2006 FDR 2007

Jan 82.53% 79.88% 86.42%

Feb 87.88% 81.98% 85.97%

Maret 91.19% 87.75% 87.32%

April 103.89% 90.54% 87.95%

Mei 103.40% 91.52% 87.39%

Juni 98.91% 93.68% 95.64%

Juli 99.54% 98.07% 95.59%

Agust 99.39% 95.38% 96.62%

Sept 101.16% 95.43% 94.23%

Okt 99.32% 95.42% 95.42%

Nov 97.39% 94.38% 95.30%

Des 83.09% 90.18%

Total 1147.69% 1094.21% 1007.85%

Rata-rata 95.64% 91.18% 91.62%

Target BSM 95.25% 96.75% 97.25%

Page 72: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

88

Pertumbuhan FDR Bank Syariah Mandiri

Tahun 2005-2007

0

20

40

60

80

100

120

Jan

Feb

Mar

et

Apr

ilM

eiJu

niJu

li

Agu

st

Sep

tOkt

Nov

Des

Bulan

FD

R

FDR 2005 FDR 2006 FDR 2007

sampai 100% lebih. Ini berarti Bank Syariah Mandiri dapat menjalankan perannya

sebagai lembaga intermediasi. Semakin tinggi tingkat financing to deposit ratio (FDR)

berarti semakin baik tingkat likuiditas bank tersebut, yang juga berarti semakin baiknya

peran bank tersebut sebagai lembaga intermediasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah tingkat financing to deposit ratio (FDR) berarti bank kurang maksimal dalam

menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi dengan baik.

Gambar 4.1

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM Tahun 2005-2007

Gambar 4.1 menunjukkan pertumbuhan financing to deposit ratio (FDR)

perbulan dari Januari 2005 sampai Desember 2007. Rasio FDR Bank Syariah Mandiri

bisa dikatakan stabil, tidak terjadi peningkatan dan penurunan yang signifikan.

Page 73: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

89

Descriptive Statistics

35 79.88 103.89 92.8500 6.21157

35

FDR

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabel 4.2

Deskripsi Financing to Deposit Ratio (FDR)

Tabel 4.2 menunjukan bahwa variabel independen financing to deposit ratio

memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 92,85%, FDR terendah 79,88%, dan FDR

tertinggi 103,89% dengan standar deviasi 6,21%, menunjukkan terdapat kesenjangan

yang tidak terlalu besar antara FDR yang tertendah dengan yang tertinggi, atau

dengan kata lain adanya variasi/perbedaan angka FDR yang tidak terlalu besar antara

FDR yang terendah dan tertinggi.

Rata-rata rasio FDR Bank Syariah Mandiri dari data perbulan selama tahun

2005 dan 2007 sebesar 92,85%. Rasio ini dirasa cukup baik karena dengan rasio ini

dapat memberikan gambaran bahwa Bank Syariah Mandiri dapat menjalankan fungsi

intermediasinya.

2. Data Net Revenue Margin (NRM).

Data net revenue margin (NRM) dalam penelitian ini diperoleh dari laporan

keuangan bulanan mulai dari bulan Februari 2005 sampai Desember 2007. Data yang

diperlukan adalah data mengenai pendapatan margin dan bagi hasil, beban margin dan

bagi hasil/hak pihak ketiga atas margin dan bagi hasil), dan total aktiva produktif.

Net revenue margin (NRM) secara umum dari bulan Februari 2005 sampai

Desember 2007 mengalami fluktuasi. Rasio NRM terendah terjadi di bulan Januari

2006 yaitu sebesar 0,29%, hal ini dikarenakan bank baru memulai aktivitasnya

Page 74: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

90

sehingga pendapatan yang diterima masih sedikit, kemudian untuk bulan-bulan

berikutnya Bank Syariah Mandiri terus meningkat pendapatannya meskipun tidak

terlalu signifikan.

Tabel 4.3

Data Net Revenue Margin (NRM) Bank Syariah Mandiri

Perbulan Tahun 2005-2007

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM Tahun 2005-2007

Tabel 4.3 menunjukkan rasio NRM akhir 2005 sebesar 6,01%, artinya rasio

NRM tahun 2005 cukup baik, karena target NRM 2005 Bank Syariah Mandiri tercapai

yaitu 0,01% lebih besar dari target yang ditetapkan. NRM 2006 sebesar 5,37%, artinya

rasio NRM tahun 2006 kurang baik, karena Bank Syariah Mandiri belum bisa mencapai

Bulan NRM 2005 NRM 2006 NRM 2007

Januari 0.29% 0.53%

Februari 1.16% 0.74% 1.04%

Maret 1.82% 1.24% 1.60%

April 2.34% 1.67% 2.03%

Mei 2.92% 2.10% 2.47%

Juni 3.56% 2.85% 3.04%

Juli 4.14% 3.16% 3.53%

Agustus 4.73% 3.49% 4.00%

September 5.36% 4.04% 4.32%

Oktober 5.68% 4.42% 4.86%

November 5.83% 4.90% 5.24%

Desember 6.01% 5.37% 5.59%

Total 43.55% 34.27% 38.25%

Rata-rata 3.63% 2.86% 3.19%

Target BSM 6.00% 6.25% 6.25%

Page 75: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

91

target yang diharapkan. Begitu juga NRM tahun 2007 sebesar 5,59%, artinya rasio ini

lebih kecil 0,26% dari target yang diharapkan Bank Syariah Mandiri.

Gambar 4.2

Pertumbuhan NRM Bank Syariah Mandiri

Tahun 2005-2007

0

1

2

3

4

5

6

7

Jan

Feb

Mar

April

Mei

Juni

Juli

Agu

st

Sep

tOkt

Nov

Des

Bulan

NR

M

NRM 2005 NRM 2006 NRM 2007

Sumber: Hasil olah data

Gambar di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio net revenue margin

(NRM) perbulan periode 2005-2007. Rasio di awal tahun sangat rendah tetapi untuk

tiap bulan berikutnya terus meningkat secara bertahap hingga mencapai angka 6% di

akhir tahun. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank mulai dapat mengendalikan

biaya dengan baik dan kinerja bank dirasa cukup baik karena bank secara bertahap

dapat meningkatkan pendapatan perbulannya dari tahun 2005 sampai 2007. Selain itu

terlihat bahwa rasio NRM tahun 2005 lebih baik dibanding tahun 2006 dan 2007,

Page 76: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

92

ANOVAb

60.319 1 60.319 52.516 .000a

37.903 33 1.149

98.222 34

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), FDRa.

Descriptive Statistics

35 .29 6.01 3.3163 1.69967

35

NRM

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

terlihat bahwa garis NRM setiap perbulan tahun 2005 berada di atas garis NRM

perbulan bulan tahun 2006 dan 2007.

Tabel 4.4

Deskripsi Net Revenue Margin (NRM)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel dependen net revenue margin memiliki

nilai rata-rata (mean) perbulan sebesar 3,37% dengan standar deviasi 1,7% yang

menunjukkan adanya variasi/perbedaan yang sangat besar antara NRM terendah dan

tertinggi (standar deviasi yang sangat besar yaitu apabila standar deviasinya lebih dari

30% mean).

C. Pengaruh Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah

Mandiri

1. Pengujian Hipotesa

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara financing to deposit ratio

dengan net revenue margin Bank Syariah Mandiri, maka harus dilakukan uji signifikan

model dan interpretasi model regresi, untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Secara statistik hal ini dapat diukur dari nilai statistik uji F

(ANOVA) dan uji t (T-test).

a. Hasil Uji F (ANOVA)

Tabel 4.5

Hasil uji F

Page 77: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

93

Hasil yang didapat dari uji F atau ANOVA adalah F hitung atau model yang

dipakai 52,516 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 jauh

lebih kecil dari 0,05. adapun F hitung > F tabel (52,516 > 4,14), maka koefisien

korelasi yang ditemukan adalah signifikan. Artinya dapat diberlakukan untuk populasi

dimana sampel diambil, atau dengan kata lain model regresi bisa dipakai untuk

memprediksi Net Revenue Margin. Artinya financing to deposit ratio (FDR)

berpengaruh terhadap net revenue margin (NRM).

F hitung dari output adalah 52,516 dan F tabel adalah 4,14. Artinya 52,516 >

4,14.

Ho : b1≠0, terdapat pengaruh antara variabel X financing to deposit ratio (FDR)

terhadap variabel Y net revenue margin (NRM). Lihat gambar di bawah ini:

Gambar 4.3

Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho

Menolak Ho Menerima Ho Menolak Ho

(ada hubungan-) (tidak ada hubungan) (ada hubungan +)

Page 78: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

94

Coefficientsa

-16.574 2.758 -6.010 .000

.214 .030 .783 7.228 .000

(Constant)

FDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: NRMa.

F tabel = -4,14 0 4,14 52,516

F tabel F hitung

F hitung > F tabel, maka menolak Ho (jadi koefisien yang ditemukan pada model ini

adalah signifikan atau dengan kata lain dapat diberlakukan untuk populasi di mana sampel

diambil).

b. Hasil Uji t (T-test)

Tabel 4.6

Hasil Uji t

Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa t hitung FDR adalah 7,228 > t tabel 1,694, dengan

probabilitas 0,000. oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel FDR berpengaruh terhadap NRM. Adapun probabilitas < 0,05,

(0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (X) FDR

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yaitu NRM. Artinya rasio FDR berpengaruh

positif terhadap rasio NRM, semangkin besar rasio FDR, maka semakin besar

kemungkinan bank untuk memperoleh laba, begitu juga sebaliknya, semangkin kecil rasio

FDR, maka semangkin kecil pula bank untuk memperoleh laba.

Gambar 4.4

Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho

Menolak Ho Menerima Ho Menolak Ho

Page 79: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

95

Correlations

1.000 .783

.783 1.000

. .000

.000 .

35 35

35 35

NRM

FDR

NRM

FDR

NRM

FDR

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

NRM FDR

(ada hubungan-) (tidak ada hubungan) (ada hubungan +)

-1,694 0 +1,694 +7,228

Gambar 4.4 menjelaskan bahwa angka t hitung 7,228 > t tabel 1,694, dan t hitung

berada pada daerah Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa variabel FDR berpengaruh

terhadap NRM. Adapun probabilitas 0,00 < 0,05, maka koefisien regresi ini memiliki

hubungan positif, hal ini berarti variabel FDR memberikan kontribusi positif terhadap

variabel NRM. Semakin besar rasio FDR maka semakin besar pula rasio NRM. Begitu pula

sebaliknya semakin kecil rasio FDR, maka akan diiringi dengan kecilnya rasio NRM.

2. Korelasi

Berdasarkan tabel korelasi yang didapat dengan menggunakan SPSS 12.0 adalah

sebagaimana berikut:

Tabel 4.7

Page 80: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

96

Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yakni berkenaan dengan besaran angka dan

dengan rentang koefisien korelasi. Pedoman sederhananya adalah apabila angka korelasi >

0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat atau hubungan yang cukup kuat, dan apabila

angka korelasi < 0,5 menunjukkan korelasi yang lemah.

Dari analisa pada Tabel 4.7, korelasi antara financing to deposit ratio dengan net

revenue margin sebesar 0,783. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat

dan cukup erat antara FDR dengan NRM. Dan angka positif ini menunjukkan semakin

besar nilai financing to deposit ratio akan memiliki kontribusi signifikan terhadap net

revenue margin. Dengan arti semakin besar rasio FDR maka akan diiringi dengan

meningkatnya rasio NRM. Sedangkan angka 0,000 < 0, 05, ini menunjukkan korelasi ini

bersifat signifikan.

3. Pengujian Koefisien Regresi

Persamaan regresi bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara

variabel independen dengan variabel dependen, pada Tabel 4.6 didapat persamaan regresi:

Y = - 16,574 + 0,214X

Dimana:

Y = Net Revenue Margin

X = Financing to Deposit Ratio

Persamaan ini berarti konstanta sebesar -16,574 menyatakan bahwa jika nilai FDR

adalah 0, maka NRM sebesar -16,574. Dan nilai elastisitas financing to deposit ratio

sebesar 0,214 menunjukkan bahwa setiap peningkatan financing to deposit ratio sebesar 1

persen akan meningkatkan net revenue margin bank syariah sebesar 0,214 %.

Page 81: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

97

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Ex

pec

ted

Cu

m P

rob

April 05

Juli 06

Jan 07April 06

Maret 05

Maret 06

Feb 05 Juni 07

Juni 06

Feb 07Mei 06

Juli 05Jan 05

Juli 07Agust 06Agust 07

April 07

Feb 06Sept 06 Sept 05

Agust 05Mei 07Okt 06

Okt 05Sept 07

Nov 05

Nov 06Nov 07

Dependent Variable: NRM

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

antara variabel independen dan dependen berdistribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Dari hasil pengujian normalitas diperoleh sebuah grafik di mana pada grafik

tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut. Jika pada grafik didapat seperti

yang telah disebutkan, maka model regresi layak dipakai. Dalam hal ini variabel

independen layak untuk memprediksi variabel dependen.

Dari pengolahan data SPSS 12.0 didapat grafik seperti terlihat di bawah ini:

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas

Page 82: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

98

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

De

lete

d (

Pre

ss

) R

esi

du

al

Jan 05

Feb 05Maret 05

April 05

Mei 05

Juni 05

Juli 05

Agust 05

Okt 05

Nov 05

Des 05

Jan 06

Feb 06Maret 06

April 06

Mei 06

Juli 06

Agust 06

Sept 06

Okt 06Nov 06

Des 06

Jan 07

Feb 07

Maret 07April 07

Mei 07

Juni 07Juli 07

Sept 07

Okt 07

Nov 07

Dependent Variable: NRM

Scatterplot

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi ini layak dipakai

untuk memprediksi net revenue margin (NRM) berdasar masukan variabel

independennya yaitu variabel financing to deposit ratio (FDR).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang

baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 83: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

99

Model Summaryb

.783a .613 .601 1.07338 1.113

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), FDRa.

Dependent Variable: NRMb.

Dari Gambar 4.6 terlihat titik-titik menyebar secara acak, dan tidak membentuk

pola yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model

regresi layak dipakai untuk memprediksi NRM berdasar masukan variabel

independennya.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya),

model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketenuan

sebagai berikut:

• Angka D-W di antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W di bawah -2, maka ada autokorelasi positif.

• Angka D-W di atas +2, maka ada autokorelasi negatif.

Hal ini dapat terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi

Pada Tabel 4.8 terlihat angka D-W sebesar +1,113. hal ini berarti model regresi

tidak terdapat autokorelasi karena angka +1,113 ini berada di antara -2 sampai +2,

Page 84: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

100

Model Summary b

.783a .613 .601 1.07338

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), FDRa.

Dependent Variable: NRMb.

berarti tidak ada autokorelasi dan model regresi ini layak untuk digunakan. Hal ini

mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan regresi layak namun

sebaliknya jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelasi maka hasil uji F yang

signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.

d. Uji Koefisien Determinasi (r²)

Untuk model regresi sederhana dengan satu variabel bebas maka dapat

diidentifikasi menggunakan r Square.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (r²)

Angka R Square adalah 0,613 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi,

atau 0,783 x 0,783 = 0,613). R Square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam

hal ini berarti 61,3% dari variasi net revenue margin (NRM) Bank Syariah Mandiri

bisa dijelaskan oleh variabel FDR. Sedangkan sisanya (100%-61,3% = 38,7%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen cukup kuat.

D. Interpretasi Data

Nilai elastisitas b (0,214) yang bernilai positif menunjukkan bahwa meningkatnya

rasio financing to deposit ratio akan diiringi dengan peningkatan rasio net revenue margin

bank syariah, sebaliknya menurunnya rasio financing to deposit ratio akan mengakibatkan

Page 85: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

101

menurunnya rasio net revenue margin. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teori yang

menyatakan jika semakin efisien bank dalam menjaga kualitas dan memperbanyak

portofolio pembiayaan maka akan semakin besar pula kemungkinan bank untuk

memperoleh keuntungan/profit.

Page 86: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peningkatan portofolio pembiayaan sangat diperlukan, namun Bank Syariah Mandiri

tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan sistem pengawasan dalam proses pembiayaan.

Evaluasi atas risiko usaha dan jenis usaha yang aman sangat diperlukan, agar

pembiayaan yang diberikan dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

2. Efisiensi pembiayaan yang baik merupakan potensi bank untuk memperoleh

keuntungan. Dalam hal ini peningkatan FDR akan berpengaruh terhadap meningkatnya

NRM.

3. Pengujian terhadap variabel dependen yaitu net revenue margin, berdasarkan uji F

diketahui bahwa F satistik sebesar 52,516 > F tabel 4,14 dengan angka signifikan.

Maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen yaitu financing to deposit ratio terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah

Mandiri yang dilihat berdasarkan rasio net revenue margin.

4. Berdasarkan uji t, terlihat bahwa t hitung FDR adalah 7,228 > t tabel 1,694 dengan

probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel FDR berpengaruh terhadap NRM. Adapun probabilitas <

0,05, (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa variabel independent

(X) FDR berpengaruh positif terhadap variabel dependen (Y) yaitu NRM. Artinya,

semakin besar rasio FDR, maka semakin besar pula bank memperoleh laba, begitu juga

84

Page 87: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

103

sebaliknya, semakin kecil rasio FDR, maka semakin kecil pula kemungkinan bank

untuk memperoleh laba.

5. Berdasarkan uji koefisien korelasi dan regresi, pada variabel financing to deposit ratio

terdapat hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah (NRM), hubungan

ini sesuai dengan teori yaitu kualitas pembiayaan yang baik sangat berpengaruh

terhadap efektivitas pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu, kualitas dan efisiensi

pembiayaan harus dijaga, agar jangan sampai menjadi pembiayaan bermasalah, yang

akibatnya bukan saja menyebabkan tidak efektifnya pendapatan, tetapi lebih dari itu

akan menyebabkan kerugian bank karena tidak terbayarnya kembali dana bank yang

ditanamkan dalam pembiayaan itu.

6. Berdasarkan pengujuan koefisien determinasi pada tabel didapat r Square sebesar

61,3%, yang berarti bahwa 61,3% dari variasi net revenue margin (NRM) Bank Syariah

Mandiri bisa dijelaskan oleh variabel FDR. Sedangkan sisanya (100%-61,3% = 38,7%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen cukup kuat.

B. Saran

1. Hendaknya Bank Syariah Mandiri banyak melakukan solitisasi yaitu upaya-upaya

pembinaan nasabah atau calon nasabah melalui proses analisa, evaluasi, komunikasi,

dan interaksi secara langsung maupun tidak langsung guna meningkatkan customer

Page 88: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

104

base. Itu merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan bank, serta menjaga dan

memelihara kualitas portofolio pembiayaan bank.

2. Bank Syariah Mandiri lebih giat melakukan ekspansi bisnis dan membuat strategi

pembiayaan sehingga banyak pihak yang tertarik untuk menggunakan fasilitas

pembiayaan di bank tersebut.

3. Bank Syariah Mandiri lebih bekerja keras agar dapat mencapai target atau nilai yang

menjadi standar dalam operasionalnya.

4. Hendaknya Bank Syariah Mandiri lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan

untuk menjaga angka Financing to Deposit Rasio agar tetap stabil dan tidak melebihi

batas yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

Page 89: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

105

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Cet.1. Jakarta: Gema Insani

Press, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Cet. 4. Jakarta: Pustaka Alvabet. 2006.

Firdaus, Rahmat dan Arianti, Maya. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Jakarta: Alvabeta,

2004.

Furqon, Andi Chairil. Pengaruh Rasio Keuangan Bank Teradap Keputusan Pembiayaan.

Jakarta: LIPI, 2007.

Hakim, Abdul. Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Cet. Ke-1. Yogyakarta: Ekonisia,

2002.

Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008.

-----------. dkk. Akuntansi Perbankan Syariah, Cet. Ke-1. Jakarta: LPFE Usakti, 2004.

Irianto, Agus. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media. 2004.

Julitriasa, Djati dan Suprihanto, John. Manajemen Umum Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

BPFE, 1998.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.

Kashmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet. Ke-4. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000.

------------. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Lapoliwa, N. dkk. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2000.

Manajemen Risiko, Divisi. Kebijakan Pembiayaan BSM. Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri,

2005.

-----------. Pengelolaan Pembiayaan BSM. Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri, 2005.

87

Page 90: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

106

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004.

-----------. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.

Muljono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan,

1999.

Nasrudin, Pembiayaan Efektif Untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas Bank. Artikel

diakses pada 15 April 2008 dari Http://www.wikipedia.com/ 2008.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Cet. Ke-5. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999.

Nurgiyantoro, Burhan. Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Cet. Ke-3.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004.

Operasi, Divisi dan DOA. Akuntansi. Rasio-rasio Keuangan. Jakarta: PT. Bank Syariah

Mandiri MT-7, 2007.

---------. Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri. Jakarta: PT. Bank Syariah

Mandiri, 2005.

---------. Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri. Jakarta: PT. Bank Syariah

Mandiri, 2006.

--------. Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri. Jakarta: PT. Bank Syariah

Mandiri, 2007.

Pengelolaan Pembiayaan Perbankan Syariah Perlu Ditingkatkan. Artikel diakses pada 15

April 2008 dari Http://www.wikipedia.com/2008.

Santoso, Singgih. Menguasai Statistik dengan SPSS 12.0. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2005.

Sevilla, Consuelo G. dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press, 1993.

Siswanto, Sutojo. Strategi Manejemen Kredit Bank Umum. Jakarta: Damar Mulia Pustaka,

1997.

Sjadeini, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan

Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007.

Suhirman. Kajian Tentang Perkembangan LDR dan Dampaknya Bagi Rentabilitas Bank.

Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2001.

Page 91: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

107

Sulaiman, Wahid. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi, 2004.

Taswar. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2003.

Undang-undang Perbankan. Nomor 10 Tahun 1998, Cet. Ke-1. Jakarta: Sinar Grafindo,

2002.

www.bi.go.id

www.syariahmandiri.co.id

Yamit, Zulian. Manajemen Keuangan, Cet. 2. Yogyakarta: Ekonisia. 2001.

Page 92: Efisiensi Pengelolaan Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18457/1/EVI... · C. Laporan Keuangan 28 D. Analisis Rasio Keuangan

108