eferen
DESCRIPTION
abcdTRANSCRIPT
DASAR KEPERAWATAN I
SISTEM AFEREN
Guna memenuhi tugas mata kuliah dasar keperawatan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
A.15.2
Feranika Putri Pratiwi 22020115130079
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
Gustasi : Indera Pengecap
Reseptor untuk pengecapan adalah kuncup pengecapan, suatu kemoreseptor yang terletak
terutama di lidah, tetapi juga terdapat palatum lunak dan epiglotis.
Kuncup pengecap terdapat dalam tonjolan mukosa lidah yang disebut papilla.
Fungsi kuncup pengecap :
1. Substansi yang dirasakan harus berupa cairan atau larutan dalam saliva
2. Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap. Hal tersebut
akan menstimulasi dendrit sensorik yang berpilin di sekitar sel-sel sensorik danmen-
gakibatkan implus saraf, yang kemudian ditransmisi di sepanjang saraf fastal (CN
VII) dan saraf glosofaringeal (CN IX) melalui jalur pengecap menuju insula korteks
serebelar.
Sensasi rasa
Pada lidah terdapat putting-2 pengecap (taste bud) yang dapat mendeteksi segala macam rasa.
Rasa manis (sweet) = pada ujung lidah
Rasa asin (salt) = samping lidah (kiri & kanan) agak ke depan
Rasa asam (sour) = samping lidah (kiri & kanan) agak ke belakang dari rasa asin
Rasa pahit (bitter) = pangkal lidah
Sedangkan bagian tengah lidah merupakan rasa pedas. Rasa pedaspun mempunyai rasa pedas
manis, pedas asin, pedas asam, dan pedas pahit.
Untuk menghindari kerusakan syarap pada pengecapan, dianjurkan untuk tidak memakan/
meminum yang terlalu panas.
Indera Peraba
Indera peraba terletak di kulit.
Kulit terdiri dari epidermis (lapisan terluar), dermis, subkutaneus
Pada dermis terdapat kelenjar dan saluran keringat, bkal rambut, folikel rambut dan akar ram-
but, kelenjar sebaseus sementara
Pada bagian subkutaneus terdapat pembuluh darah, syaraf kutaneus dan jaringan otot
Sensasi somatik mengacu pada sensasi di permukaan kulit
Syaraf sensoris hanya mengacu pada system indera peraba
Kulit berfungsi sebagai:
1. Mekanoreseptor = peka terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propriosepsi, penden-
garan, ekuilibrium, dan tekanan darah.
2. Termoreseptor = peka terhadap perubahan suhu.
3. Reseptor nyeri (nosiseptor) = peka terhadap kerusakan jaringan.
Semua reseptor sensorik dapat berfungsi sebagai nosiseptor jika stimulusnya cukup
kuat.
4. Fotoreseptor = mendeteksi energi cahaya.
5. Kemoreseptor = peka terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas darah, dan
glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indera pengecap dan penciu-
man.
Pada kulit terdapat beberapa reseptor yang dapat mendeteksi sesuatu, misal:
1. Ujung saraf bebas tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit, jaringan
ikat, dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri/sakit, sentuhan ringan, dan suhu.
Misal, tertusuk jarum/duri dan terkena api.
2. Pada bagian epidermis terdapat Korpuskel Meissner dan Diskus Merkle berfungsi
untuk mendeteksi sentuhan. Korpuskel Meissner mendeteksi sentuhan orang yang
kita kenal dan Diskus Merkle mendeteksi sentuhan orang yang tidak kita kenal.
3. Pada dermis terdapat reseptor
a. Korpuskel Ruffini rasa panas. Korpuskel Ruffini responsive terhadap tegangan
di sekitar jaringan okat dan memantau tekanan. Korpuskel ini ditemukan terutama
pada permukaan plantar kaki. Misal, ketika kita tidak sengaja menginjak bara api
maka kita akan secara reflek berjengit atau kaget dan langsung mengangkat kaki
kita. Korpuskel ini ditemukan terutama pada permukaan plantar kaki.
b. Ujung bulbus Krause untuk mendeteksi rasa dingin.
c. Korpuskel Pacinian untuk medeteksi tekanan atau pijatan. Korpuskel ini banyak
terdapat pada jari tangan, genitalia eksternal, dan payudara.
4. Spindel neuromuscular memantau tonus otot (regangan dan tegangan) dalam otot
dan organ tendon Golgi memantau tegangan dalam tendon.
Olfaksi : Indera Penciuman
Kemoreseptor olfaktori merupakan neuron khusus yang terletak pada epitelium olfaktori di
langit-langit rongga hidung.
Pada epitelium olfaktori terdapat sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori, yang merupakan
neuron bipolar dendrit yang berakhir pada rambut halus olfaktori yang menonjol ke dalam
mukus yang melapisi rongga hidung.
Mekanisme stimulasi sel-sel olfaktori melalui bau tidak diketahui dengan lengkap. Depolar-
isasi terjadi dan mengakibatkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang serabut saraf ol-
faktori sampai ke bulbus olfaktori dan area olfaktori dalam korteks serebral.
Reseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat : Ada kemugkinan untuk tidak sadar ter-
hadap bau yang menyengat setelah satu menit.
Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-2
halus yg berfungsi untuk menyerap kotoran yg masuk melalui sistem pernafasan.
Tingkatan rongga hidung terdiri dari air entering (aliran udara), inferior nasal concha, midle
nasal concha, superior nasal concha & serabut akar & jaringan syaraf penciuman
syaraf penciuman, syaraf kranial I = olfaktori yg berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yg
masuk melalui hirupan nafas.
Manusia dpt membedakan berbagai macam bau, bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau, tetapi mempunyai suatu kemampuan yang ditentukan oleh prinsip komposisi.
Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor, namun dapat membedakan 600 aroma yg berbeda
reseptornya disebut Khemoreseptor.
Wanita lebih dalam membaui sesuatu karena superior nasal concha pada wanita lebih luas,
sehingga lebih bisa mendeteksi aroma.
Kemampuan membaui setiap individu berbeda tergantung dari:
1. Susunan rongga hidung, hidung yg mancung/besar lebih baik membaui daripada hidung
pesek/kecil
2. Variasi fisiologis, pada wanita menjelang menstruasi atau saat hamil lebih peka daripada
yg tidak
3. Konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih menyengat daripada bau yg tidak busuk
4. Spesies (jenis), spesies tertentu mempunyai kemampuan survival tergantung pada sistem
pembaunya, sehingga indera pembau yg sangat peka pada jarak tertentu sudah dapat
membaui pada anjing (canis domestica)
Indera Pendengaran dan Keseimbangan
Dipersyarafi syaraf kranial VIII (oktavus) yang bercabang dua, yaitu: syaraf auditorius
(pendengaran) & syaraf vestibularis (keseimbangan)
Bunyi merupakan vibrasi (getaran) di uadara yg hanya dapat di dengar oleh telinga manusia
antara 20 – 20.000 Hertz
Vibrasi berjalan melalui udara sekitar 1,238 km/jam. Manusia mempunyai kekuatan individu
untuk mempersepsi suara
Persepsi manusia terhadap suara keras tergantung dengan amplitudo, suara tinggi tergantung
frekuensi, kualitas bunyi/timbre berkaitan erat dgn kompleksitas vibrasi secara anatomi
telinga terbagi atas 3 bagian: telinga luar, telinga tengah, telinga dalam
1. Telinga luar terdiri dari: daun telinga (pinna auricularis, tunggal = Pinnae auriculares,
jamak) yg berfungsi menangkap & mengarahkan gelombang suara, lorong (liang)
telinga (eksternal auditory meatus) yg mengandung rambut halus & kelenjar lilin
(minyak = sebaseus), gendang telinga (membran tympani). Getaran pada membran
tympani akan diteruskan oleh osikula auditiva menuju sel pendengaran (organ corti).
2. Telinga tengah terdiri dari: tulang pendengaran MIS (Maleus,Inkus,Stapes) atau
MALAS (Martil, Landasan, Sanggurdi).
3. Telinga dalam terdiri dari: 2 ruangan yang berhubungan satu dengan lainnya menuju
ruang yang tidak teratur teratur lalu labyrint (oseosa),rumah siput & kanalis
semisirkularis & labyrint membranicus (sakula, otrikula & 3 buah saluran rumah siput
kemudian skala vestibularis, duktus kokhlearis, skala tympani
Bunyi dapat di dengar manusia melalui transmisi getaran
Bunyi yg terdiri dari:
1. Transmisi udara (aerotymponal) _ sumber suara getarkan udara _ daun telinga _ lubang
telinga _ membrana tympani _ bergetar _ osicula auditiva _ perylimph _ membran basalis
bergetar _ organ corti bergetar _ syaraf auditorius _ bunyi
2. Transmisi tulang (craniotymponal) _ getaran berjalan melalui penghantar tulang _ getaran
sumber suara _ menggetarkan tulang kepala _ menggetarkan perylimph pada skala vestibuli _
skala tympani _ penghantaran udara
Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sdgkan penghantaran
bunyi melalui tulang kmd dilanjutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan
Weber
Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap
suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik. Bila intensitas suara hanya
60 db (desibel), maka batas frekuensi suara adalah 500 – 15.000 siklus/dtk, bila 20 db maka
batas frekuensi suara adalah 70 – 15.000 siklus/detik serta suara yang kuat & keras batas
frekuensi adalah 30 – 20.000 siklus/detik dapat dicapai.
Lorong telinga mengandung rambut-2 halus & kelenjar lilin/minyak. Rambut-2 halus
melindungi lorong telinga dari kotoran/debu atau hewan kecil, sementara kelenjar lilin bila
bercampur dengan kotoran akan membentuk suatu materi yang lunak & mudah dibersihkan
dengan cotton bud.
Kelenjar minyak mempunyai 3 jenis: padat, semi padat & encer
Padat agak sulit dibersihkan, dengan bantuan alkohol 70% akan larut, semi padat paling
mudah dibersihkan, sedangkan cair akan menggangu pergaulan.
Membran tympani berfungsi sebagai penerima gelombang suara
Pada kokhlea terdapat membrana kanalis semisirkularis posterior, superior & lateralis serta
saluran (duktus) kokhlearis (membran labirint) _ terdapat organ corti.
Indera Penglihatan
Bola mata terdiri dari: 3 lapisan yakni,
1. lapisan terluar _ sklera, keruh yg semakin ke depan semakin tembus pandang _ kornea
_ lapisan kedua _ khoroid, hitam (gelap), ke depan akan membentuk otot ciliari & iris
(berfungsi untuk mengatur cahaya _ bila cahaya terlalu besar maka iris saling
mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil
membesar _ lapisan terdalam _ retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena
retinalis sehingga bola mata teraliri darah
Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kristalina,aquous humor, vitrous
humor (aquous vitrous yang lebih kental) _ media penglihatan _ kornea, aquous humor, lensa
kristalina, vitrous humor (aquous vitrous). Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas,
kita tidak dapat melihat.
Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lutea = fovea sentralis = fovea
medialis) _ tempat penerima benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini terdapat sel
kerucut (dalam fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap
cahaya. Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tidak peka
terhadap cahaya karena tidak ada sel batang & sel kerucut.
Sel batang untuk melihat cahaya redup (remangremang), sedangkan sel kerucut untuk siang
hari & warna.
Pada retina terkenal teori duplisitas _ skotop _ mekanis
Me pengaturan penglihatan senja & malam hari serta
Photop mekanisme yg mengatur penglihatan siang hari &
Warna
Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar. Merupakan syaraf
penglihatan serta syaraf kranial yang ke II.
Selain syaraf optik (II), ada syaraf kranial lain yang membantu dalam pengoperasian &
gerakan bola mata, yaitu: Syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) &
Trigeminal (V). Selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi
daerah rahang atas & rahang bawah.
Bola mata dipegang oleh 2 (dua) macam otot yaitu otot rectus (4 otot) & otot oblique (2 otot)
1. otot rectus = superior, inferior, lateralis, medialis
2. otot oblique = superior & inferior
Untuk dapat melihat benda stimulus berupa cahaya harus jatuh di reseptor (penerima) yang
selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus)
penglihatan.
Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk
berkonvergensi/bertemu di titik identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme
akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yang kontras, besar kecilnya stimulus,
durasi, intensitas cahaya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel kerucut), maka
semakin kecil minimum separabel (separable minimum)
RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN
_ d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa
_ V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan)
_ D D = jarak skala huruf yang masih dapat dibaca oleh
_ mata normal
Penglihatan normal = emetropi
Bila benda yang dilihat jatuh di depan fovea sentralis disebut rabun jauh (myopi) dan dapat
diatasi dengan lensa cekung (negatif), bila benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis
disebut rabun dekat (hypermetropi), dapat diatasi dengan lensa cembung (positif).
Bila seseorang mengalami rabun jauh dan juga rabun dekat secara bersamaan (astigmatisma)
maka dapat diatasi dengan kacamata jenis silindris yang berfungsi untuk mengatasi kedua
rabun tersebut.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/Sistem-Indera.pdf
https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/indra_bio3_3.pdf
Jalannya rangsangan berupa cahaya ke otak:
1) Cahaya masuk ke mata melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa mata, vitreous
humor, lalu retina.
2) Cahaya diterima sel-sel fotoreseptor di retina.
3) Pada retina, terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil.
4) Reseptor mengirim impuls ke saraf optik (II), lalu ke lobus oksipetalis otak untuk
diinterpretasikan menjadi bayangan tidak terbalik.
Jalannya rangsangan berupa suara ke otak:
1) Getaran suara dari luar masuk melalui daun telinga, saluran telinga, membran timpani,
dan tulang pendengaran (martil, landasan, sanggurdi).
2) Getaran kemudian diterima tingkap oval dan masuk ke skala vestibular dan kemudian
melingkari koklea sampai menuju skala timpani dan ke luar melalui tingkap bulat.
3) Gerakan di atas menyebabkan membran basiler bergetar dan menyebabkan sel rambut
pada organ korti bersentuhan dengan membran tektorial.
4) Sel-sel reseptor kemudian mengirim impuls ke saraf auditori (VIII), lalu ke lobus
temporalis otak untuk diinterpretasikan sebagai suara.
Jalannya rangsangan berupa bau ke otak:
1) Bau masuk ke hidung bersama udara inspirasi.
2) Bau diterima oleh sel-sel kemoreseptor di rongga hidung.
3) Reseptor mengirim impuls ke saraf olfaktori (I) untuk diinterpretasikan menjadi bau.
Jalannya rangsangan berupa rasa ke otak:
1) Molekul makanan dan minuman larut dalam air liur.
2) Rasa masuk ke tunas pengecap dan diterima sel-sel reseptor sesuai rasa yang
dikenalnya.
3) Reseptor mengirim impuls ke saraf fasial (V) dan atau saraf glosofaringeal (IX) ke
lobus parietalis otak untuk diinterpretasikan menjadi rasa.
Mekanisme kerja kulit adalah : Kita meraba suatu benda = rangsangan diterima oleh ujung2 syaraf peraba = rangsang diteruskan ke otak = otak memproses shg kita dapat merasakan kasar, halus, panas atau dingin suatu benda.
https://fri3ta.files.wordpress.com/2010/06/kulit.pdf
Reseptor peraba terdapat pada kulit jari, bibir, dan relatif jarang pada kulit tubuh. Nyeri otot yang terjadi sewaktu berkontraksi disebabkan berkurangnya atau berhentinya aliran darah ke otot tersebut. Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan menuju langsung ke gaanglion korteks serebrum, masuk medula spinalis, kemudian akan diteruskan ke medula oblongata.
http://www.pustakasekolah.com/indra-peraba-pada-manusia.html