efektivitas tugas pokok petugas kloter, rombongan...

117
EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN DAN REGU DALAM PELAYANAN JAMAAH HAJI PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Desi Nuryani NIM (11140530000051) PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M  

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER,

ROMBONGAN DAN REGU DALAM PELAYANAN

JAMAAH HAJI PADA KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh:

Desi Nuryani

NIM (11140530000051)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2019 M

 

Page 2: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

EFEKTIVITAS TUGAS POKOK KLOTER, ROMBONGAN

DAN REGU DALAM PELAYANAN JAMAAH HAJI

PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Desi Nuryani

NIM (11140530000051)

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Mastanah, M.Si

NIP. 19620817 199003 2 001

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2019 M

 

Page 3: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

 

Page 4: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

 

Page 5: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

i

ABSTRAK

Desi Nuryani. 11140530000051. Efektivitas Tugas Pokok

Kloter, Rombongan, dan Regu dalam Pelayanan Jamaah Haji

pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.

Dibawah Bimbingan Dra. Hj. Mastanah, M.Si

Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau

keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan

adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

penyelenggara haji merupakan suatu kunci keberhasilan

penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini dapat dimaklumi karena

penyelenggaraan haji termasuk didalamnya terdapat kloter,

rombongan, dan regu sebagai obyek dalam penyelenggaraan haji.

Penulis menuliskan rumusan masalah dari peneliatian ini adalah

bagaimana tugas pokok petugas kloter, rombongan, dan regu,

serta sistem dan mekanisme pembentukan kloter, rombongan dan

regu, dan faktor penghambat dan pendukung dari sistem kerja

kloter, rombongan dan regu beserta solusi atau upaya untuk

mengatasinya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data

deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa

wawancara, observasi secara langsung dalam mengamati kegiatan

saat pelaksanaan yang dilakukan serta dengan pengambilan

dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam

penyelenggaraan ibadah haji mengenai tugas pokok kloter,

rombongan dan regu dalam pelayanan jamaah haji pada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan ini sudah efektif.

Dapat dilihat dari hasil yang didapatkan, pada saat sebelum

pelaksanaan, ketika pelaksanaan berlangsung, maupun setelah

pelaksanaan ibadah haji. Pada prinsipnya efektivitas tugas pokok

kloter, rombongan dan regu dalam pelayanan jamaah haji pada

tahun ini dilakukan berdasarkan standarisasi pemerintah tentang

petugas yang menyertai ibadah haji beserta ketua rombongan dan

ketua regu selaku perpanjangan tangannya.

Kata Kunci : Efektivitas, Kloter, Rombongan dan Regu,

Kementerian Agama Kota

 

Page 6: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

pada kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Shalawat teriring salam semoga selalu

tercurah kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan

skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras penulis

sendiri. Akan tetapi, dengan dukungan dan semangat baik

moril maupun materil dari berbagai pihak, karena penulis

yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut sulit rasanya

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. untuk itu

penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan setulus hati kepada berbagai

pihak khususnya :

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph. D selaku Dekan dan Ibu Dr.

Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik. Bapak Dr. Sihabuddin Noor, M.Ag

selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan

Bapak Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Bidang

Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Bapak Drs. Sugiharto, M.A., dan Bapak Amiruddin

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen

 

Page 7: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

iii

Dakwah yang selalu memberikan dukungan dalam

penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Mastanah, M.Si., selaku Dosen

Pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak

masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan

waktunya untuk membimbing, memberikan arahan

serta petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang

sangat berharga kepada penulis. Beserta Pimpinan dan

Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakan Fakultas Ilmu

Dakawah dan lmu Komunikasi yang banyak

membantu penulis dalam memberikan referensi buku-

bukunya.

5. Terima kasih untuk orang tua tersayang yaitu Alm.

Bapak Sa’aman (semoga bahagia di syurga-Nya

melihat anak bungsumu ini, Aamiin) dan Ibu Saodah

yang telah mengajarkan dan mendidik penulis hingga

dapat mengenyam pendidikan ke bangku perkuliahan,

yang selalu sabar menasehati dan tak pernah lelah

memberikan dukungan semangat dan motivasinya

kepada penulis, serta kakak-kakak tercinta yang tak

 

Page 8: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

iv

bisa penulis sebutkan satu persatu dan juga abang

yang selalu memberikan semangat untuk adiknya.

6. Bapak H. Abdul Rojak, S.Ag. MA., selaku Kepala

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

serta Bapak Drs. H. Nurhasan, M.Si selaku Kasubag

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian ini.

7. Terima kasih untuk Bapak H. Ade Sihabuddin selaku

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Bapak H. Abdul Syukur, S.Th.I., Bapak H. Uus

Surahmat SE., Bapak H. Moch. Arief Hidayat. M.Pd.,

Bapak H. Suwawan, Bapak H. Rudi Fakhrudin

F.S.Sos, dan seluruh staff Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan khususnya Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

8. Terima kasih untuk Wiwi, Fitri, Tiara, Eva, Eliza,

Maulida dan teman-teman seperjuangan Jurusan

Manajemen Dakwah khususnya pada Konsentrasi

Manajemen Haji dan Umrah 2014.

9. Teruntuk FKMB (Forum Komunikasi Mahasiswa

Betawi) dan FORMALIS (Forum Mahasiswa

Menulis) terima kasih atas pengalaman, semangat, doa

dan dukungannya untuk penulis.

10. Rachmat Ramdani S.Hum., partner seperjuangan

yang selalu setia menemani perjalanan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

 

Page 9: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

v

Tanpa dukungan mereka semua yang terlibat

diatas. Skripsi ini hanyalah tulisan yang tidak bermakna

dan tidak akan terwujud. Akhir Kata penulis sampaikan,

semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi semua pembaca

dalam menmbah pengetahuannya di Bidang Manajemen

Haji dan Umrah. Penulis juga mengharapkan saran dan

kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini,

Depok, 18 April 2019

Desi Nuryani

 

Page 10: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................. 9

D. Metodologi Penelitian............................................ 10

E. Teknik Analisis Data ............................................. 15

F. Tinjauan Pustaka.................................................... 15

G. Teknik Pemulisan..................................................17

H. Sistematika Penulisan ............................................ 17

BAB II LANDASAN TEORITIS ........................................ 19

A. Efektivitas ............................................................... 19

1. Pengertian Efektivitas ......................................... 19

2. Pengukuran Efektivitas ....................................... 21

B. Pelayanan ................................................................ 22

1. Pengertian Pelayanan .......................................... 24

2. Dimensi Mutu Pelayanan .................................... 26

3. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik ............................ 28

C. Kloter, Rombongan, dan Regu ................................ 30

1. Pengertian Kloter, Rombongan, dan Regu ......... 30

 

Page 11: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

vii

2. Hubungan dan Tugas Kloter, Rombongan, dan

Regu .................................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KOTA TANGERANG SELATAN ..... 42

A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan .......................................... 42

B. Dasar dan Tujuan Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan .......................................... 44

C. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan .......................................... 45

D. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan ........ 46

E. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan .......................................... 48

F. Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji

dan Umrah ............................................................... 49

G. Tugas dan Fungsi Bidang Penyelenggaraan Haji

dan Umrah .............................................................. 50

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS TUGAS POKOK

KLOTER, ROMBONGAN, DAN REGU

DALAM PELAYANAN JAMAAH HAJI PADA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA

TANGERANG SELATAN ................................ 57

A. Pembentukan Kloter Jamaah Haji, Rombongan,

dan Regu............................................................... 57

 

Page 12: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

viii

1. Sistem dan Mekanisme Pembentukan Kloter

Jamaah Haji .................................................... 57

2. Sistem dan Mekanisme Pembentukan

Rombongan dan Regu Jamaah Haji ............... 62

B. Tugas Pokok Petugas Kloter, Ketua Rombongan,

dan Ketua Regu dalam Pelayanan Jamaah Haji ... 71

1. Tugas dan Fungsi Petugas Kloter ................... 71

2. Tugas dan Fungsi Karom & Karu .................. 76

C. Efektivitas Sistem Kerja Kloter, Rombongan, dan

Regu dalam Pelayanan Jamaah Haji .................... 79

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Sistem

Kerja Kloter, Rombongan, dan Regu dalam

Pelayanan Jamaah Haji........................................ 87

BAB V PENUTUP .............................................................. 93

A. Kesimpulan .......................................................... 93

B. Saran .................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................

 

Page 13: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan

atas setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini merupakan

rukun Islam yang kelima yang diwajibkan oleh Allah SWT

kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni

memiliki kesanggupan biaya, serata sehat jasmani dan

rohani untuk menunakan perintah terebut.1

Karena haji merupakan kewajiban, maka setiap

orang yang mampu apabila tidak melakukannya, ia berdosa

dan apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala.

Kewajiban melaksanakan ibadah haji hanya dilakukan

sekali seumur hidup.2 Ini berarti bahwa seseorang telah

melakukan haji yang pertama, maka selesailah

kewajibannya. Kemudian, haji yang berikutnya, kedua,

ketiga dan seterusnya merupakan ibadah sunnah.3

Efektivitas peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) penyelenggara haji merupakan suatu kunci

keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini dapat

1 Departemen Agama, Hikmah Ibadah Haji, Jakarta : Dirjen Bimas

Islam & Penyelenggara Haji, 2003, hlm. 4. 2 Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baaz, Haji, Umrah dan Ziarah

berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta : CV. Firdaus, 1993,

hlm.5 3 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk

Ibadah Dalam Islam, Jakarta : Prenada Media, 2003, hlm. 227.

 

Page 14: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

2

dimaklumi karena penyelenggaraan haji termasuk

didalamnya terdapat kloter, rombongan, dan regu sebagai

obyek dalam penyelenggaraan haji, maka terbentuk

organisasi kloter, rombongan, dan regu.

Berdasarkan azas dan tujuan penyelenggaraan

ibadah haji sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 1999 Pasal

4 dan 5, penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas

keadilan memperoleh kesempatan perlindungan dan

kepastian hukum. Sedangakan tujuan penyelenggaraan

ibadah haji yaitu untuk memberikan pembinaan, pelayanan

dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan

manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan

ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan

nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji

dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga

diperoleh haji yang mabrur.4

Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an Surah

An-Nisaa ayat 58 yang berbunyi :

4 Departemen Agama RI, Pedoman Tugas Karu dan Karom, Jakarta:

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, 2005, hlm. 1.

 

Page 15: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

3

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,

dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS.An-Nisaa : 58)

Penyelenggaraan ibadah haji bukanlah pekerjaan

yang sederhana, mengingat jumlah jamaah haji yang harus

dikelola merupakan yang terbanyak di dunia. Sistem yang

efektif dan efesien, kebijakan yang tepat, petugas haji yang

disiplin dan profesional serta kerjasama yang baik dari

seluruh jamaah dan pihak-pihak yang terlibat merupakan

prasyarat mutlak bagi terselenggaranya ibadah haji yang

khusyuk, aman, dan nyaman.

Namun sayangnya, selama ini, itu semua belum

terwujud sebagaimana diharapkan. Maka diperlukan

adanya pengelolaan, pemberdayaan, dan pembinaan

jamaah/petugas yang dilakukan demi keselamatan,

kelancaran, ketertiban dan kesejahteraan jamaah haji serta

demi kesempurnaan ibadah haji tanpa memungut biaya

tambahan diluar BPIH yang telah ditetapkan. Sistem

penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia masih perlu

banyak pembenahan agar lebih efektif, efesien, transparan

dan akuntabel.

 

Page 16: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

4

Demikian pula sabda Nabi Muhammad yang

diriwayatkan oleh Imam Thabrani sebagai berikut :

إن اهلل ت عالى يحب إذا عمل أحدكم عمال أن ي تقنه

Artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang

apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”.

(HR. Thabrani, No: 891)

Salah satu upaya untuk mewujudkan

penyelenggaraan ibadah haji yang efektif dan profesional

sebagaimana yang telah disebutkan pada hadits diatas,

agar dapat mengarahkan petugas haji untuk beretos kerja

yang tinggi dan mengarahkan kepada profesionalisme

sesuai dengan pengarahan dan bimbingan.

Maka diperlukan penyempurnaan sistem dan

mekanisme pembentukan kloter, rombongan, dan regu

untuk jamaah haji Indonesia serta guna menghasilkan

petugas yang berkompeten, jamaah yang memiliki

komitmen, dan jamaah yang berakhlaqul karimah.

Kemudian untuk memberdayakan dan mengelola kloter

tersebut, termasuk rombongan dan regu di dalamnya,

maka diperlukan sistem kerja petugas kloter, ketua

rombongan dan ketua regu dalam pelayanan jamaah haji.

Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 1999 Pasal 15

dan KMA Nomor 371 Tahun 2002 Pasal 16,17,18,19, dan

 

Page 17: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

5

20 yakni Menteri Agama berkewajiban menetapkan pola

dan tata cara pembinaan calon jamaah haji dan jamaah

haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

petugas, serta informasi dan penyuluhan ibadah haji.5

Petugas kloter yang menyertai jamaah haji

Indonesia atau petugas haji Indonesia sebagai Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji merupakan seseorang yang

telah ditetapkan untuk melaksanakan tugas operasional

penyelenggaraan ibadah haji, dan petugas yang menyertai

jamaah haji/petugas kloter yang berasal dari unsur

Kementerian Agama dan Instansi Terkait.

Petugas kloter dalam beberapa aspek masih harus

lebih ditingkatkan lagi seperti kedisiplinan dan

profesionalismenya, serta beberapa kebijakan penting

yang strategis harus segera dibuat untuk perbaikan haji

kedepannya.6

Demikian pula peran dan pemberdayaan

Ketua Rombongan (Karom) dan Ketua Regu (Karu)

secara lebih optimal, merupakan langkah strategis karena

keterbatasan petugas kloter dalam pelayanan umum,

pelayanan kesehatan, dan bimbingan ibadah.7

5 Departemen Agama RI, Pedoman Tugas Karu dan Karom, Jakarta:

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, 2005, hlm. 2. 6 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, Jakarta : FDK

Press, 2008, h. 9. 7 Kementerian Agama RI, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah

Haji, Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010, h.

54.

 

Page 18: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

6

Adapun pedoman yang terkait dengan efektivitas

tugas pokok kloter, rombongan, dan regu dalam pelayanan

jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan ialah Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji pada

BAB IV Bagian Kedua Pasal 11 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 :

a. Ayat 1 berbunyi “Menteri membentuk Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di

daerah yang memiliki Embarkasi, dan di Arab Saudi”.

b. Ayat 2 berbunyi “Dalam rangka Penyelenggaraan

Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang

menyertai Jamaah Haji, yang terdiri atas Tim

Pemandu Haji Indonesia, Tim Pembimbing Ibadah

Haji Indonesia, dan Tim Kesehatan Haji Indonesia”.

c. Ayat 3 berbunyi “Gubernur/Bupati atau Walikota

dapat mengangkat petugas yang menyertai jamaah

haji, yang terdiri atas Tim Pemandu Haji Daerah dan

Tim Kesehatan Haji Daerah”.

d. Ayat 4 berbunyi “Biaya operasional Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional

pusat dan daerah dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)”.

e. Ayat 5 berbunyi “Ketentuan lebih lanjut mengenai

persyaratan dan mekanisme pengangkatan petugas

 

Page 19: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

7

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

diatur dengan Peraturan Menteri”.

Kemudian pedoman selanjutnya yaitu, Pedoman

Petugas Karu dan Karom yang berisi tentang uraian tugas

pokok ketua regu dan ketua rombongan dalam

melaksanakan tugas yang meliputi pelayanan umum,

bimbingan ibadah, dan kesehatan selama di Asrama

Haji/Embarkasi, dalam perjalanan ke/di Arab Saudi, di

Pemondokan, dan pada saat kembali ke Tanah Air sampai

tiba di Debarkasi.8

Serta problematika dan solusinya

dalam pelayanan jamaah haji, maka penulis menuangkan

dalam sebuah karya ilmiah skripsi dengan judul :

“Efektivitas Tugas Pokok Petugas Kloter,

Rombongan, dan Regu dalam Pelayanan Jamaah Haji

pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk

menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang

akan diteliti. Batasan masalah berguna untuk

mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk

8 Departemen Agama RI, Pedoman Tugas Karu dan Karom, Jakarta:

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, 2005, h. 12.

 

Page 20: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

8

dalam ruang lingkup masalah penelitian.9

Pembatasan

masalah pada penelitian ini untuk menghindari terjadinya

perluasan materi yang akan dibahas.

Maka, penulis akan membatasi masalah pada

efektivitas tugas pokok kloter, rombongan, dan regu

dalam pelayanan jamaah haji pada pelaksanaan ibadah

haji sejak keberangkatan, selama di Arab Saudi, sampai

masa kepulangan ke Tanah Air.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti

dalam penulisa/penelitian skripsi ini adalah untuk

mempermudah dalam melakukan penulisan agar lebih

terarah dan terfokus, yakni sebagai berikut :

a. Bagaimanakah sistem dan mekanisme pembentukan

petugas kloter, rombongan, dan regu jamaah haji?

b. Bagaimanakah tugas pokok petugas kloter, ketua

rombongan dan ketua regu jamaah haji?

c. Bagaimanakah efektivitas tugas pokok pertugas kloter

rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah haji?

d. Apa faktor yang mendukung dan yang menghambat

sistem kerja petugas kloter, rombongan, dan regu

jamaah haji?

9Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Social,

Jakarta : Bumi Akasara, 2006, h. 23.

 

Page 21: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

a. Untuk mengetahui sistem dan mekanisme pembentukan

kloter, rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah

haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.

b. Untuk mengetahui tugas pokok petugas kloter,

rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah haji

pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.

c. Untuk mengetahui efektivitas tugas pokok petugas

kloter, rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah

haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan

d. faktor pendukung dan penghambat efektivitas tugas

pokok kloter, rombongan, dan regu dalam pelayanan

jamaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan.

2. Manfaat Penelitian :

a. Manfaat Akademis

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini

diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan serta dapat memberikan informasi dan ilmu

bagi pembaca khususnya mahasiswa/i Konsentrasi

Manajemen Haji dan Umrah tentang bagaimana

 

Page 22: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

10

efektivitas tugas pokok kloter, rombongan, dan regu

dalam pelayanan jamaah haji.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dalam

penelitian ini agar dapat menerapkan dan

mengembangkan ilmu yang didapat selama

pelaksanaan kegiatan perkuliahan serta menambah

pengalaman dan juga potensi diri.

c. Manfaat Teoritis

1) Memberikan penjabaran secara detail mengenai

tugas pokok kloter, rombongan, dan regu dalam

pelayanan jamaah haji di Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan.

2) Menguraikan apa saja faktor yang mendukung

efektivitas dan yang menghambat dalam

pelaksanaan sistem kerja kloter, rombongan, dan

regu dalam pelayanan jamaah haji di Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu teknik

pengumpulan data yang menggunakan metode observasi

partisipsi, penelitian terlibat sepenuhnya dalam kegiatan

 

Page 23: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

11

informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan

sumber informasi penelitian.10

Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan

data deskriptif seperti kata-kata yang tertulis atau lisan

orang yang berperilaku diamati, gambar, angka-angka,11

dan buku yang berkaitan dengan judul penelitian yang

digunakan untuk membantu menyelesaikan penulisan ini

dapat berupa studi pustaka dan riset lapangan.

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena

penelitian ini diharapkan dapat dan mampu menghasilkan

suatu untaian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan

tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu atau

kelompok, atau masyarakat, atau organisasi tertentu

dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari

sudut pandang yang utuh, komphrehensif, dan holistic.12

Penelitian Kualitatif bertujuan untu memperoleh

pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-

orang sebagaimana dirasakan oleh orang yang

bersangkutan.13

Pendekatan kualitatif ini dipilih oleh

penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin

10

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitan Untuk Public Relations,

Kualitatif dan Kuantitif, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2010, h. 58. 11

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2012. h. 3. 12

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 213. 13

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2008, h.156.

 

Page 24: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

12

mendapatkan gambaran proses dari penyelenggaraan

ibadah haji Indonesia terhadap efektivitas tugas pokok

kloter, rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah

haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu

penelitian yang dimulai dari tanggal 10 September

sampai 31 Desember 2018.

b. Tempat Penelitian

Adapun lokasi atau tempat penelitian yang

dikunjungi oleh penulis yaitu Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan yang beralamat di

Komplek BSD Kencanaloka Sektor XII-5 F.40

Ciater, Serpong-Tangerang Selatan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan yang

didalamnya terdapat staff, pengurus, dan pengelola

penyelenggara ibadah haji dan umrah. Sedangkan obyek

dalam penelitian ini adalah Efektivitras Tugas Pokok

Petugas Kloter, Rombongan, dan Regu yang menyertai

jamaah haji dalam pelayanan jamaah haji.

 

Page 25: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

13

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antar

dua orang, melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu.14

Wawancara ini dilakukan dengan

menggunakan bahasa informal atau percakapan yang

biasa digunakan sehari-hari dan bersifat sesuai

dengan kondisi yang ada di lapangan.

Metode ini dilakukan dengan cara meminta

informasi atau menggali informasi baik secara

langsung maupun tidak langsung kepada responden

(orang yang diwawancara atau yang dimintai

informasi) dari pihak Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan Bidang Penyelenggaraan

Haji dan Umrah.

b. Observasi

Observasi merupakan cara yang dilakukan

oleh peneliti dalam memperoleh data yang

digunakan untuk memenuhi kegiatan penelitiannya.

Observasi dilakukan dengan mengunjungi secara

langsung tempat subjek penelitian yang akan diteliti.

14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2008, h.156.

 

Page 26: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

14

Disini, penulis melakukan penelitian secara

langsung di Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan guna memperoleh data yang

kongkrit. Sistematika penelitian dengan pengamatan

dan pemilihan data agar mendapatkan gambaran

yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa yang

terjadi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian skripsi ini

yaitu dengan mencari dan mengumpulkan sumber

data baik berupa foto maupun catatan, buku, dan

arsip-arsip tertulis lainnya dari beberapa

lembaga/instansi terkait yang kemudian akan

menjadi rujukan untuk kemudian diteliti lebih lanjut.

Dokumentasi merupakan salah satu data

yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melengkapi

data-data penelitian, maka dari itu peneliti

membutuhkan dokumentasi dari lembaga/instansi

terkait yang akan diteliti yaitu Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.

5. Teknik Analisis Data

Pada tahapan ini analisis yang digunakan dalam

pengolahan data yang diperoleh menggunakan studi

 

Page 27: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

15

kasus. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul,

langkah-langkah selanjutnya adalah menganalisis data,

menginterpretasikan data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, studi dokumenter, dan data yang

diperoleh dari angket, arsip maupun sumber lainnya.

Pada tahapan ini analisis yang digunakan dalam

pengolahan data yang diperoleh menggunakan studi

kasus. “Setiap analisis kasus mengandung data

dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai

kasus tersebut.15

6. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini demi

menghindari penjiplakan dan kesamaan dengan

penelitian lainnya, maka penulis membaca dan

mengkaji terlebih dahulu beberapa skripsi untuk

mendalami materi serta menentukan poin perbedaan

hasil karya penulis dengan karya tulis lain.

Dengan demikian untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan seperti mempertegas perbedaan

antara masing-masing judul dengan masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Pada Tahun 2017 telah ditulis skripsi atas nama

Wahyu Rizky Maulana pada Prodi Manajemen Haji

15

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2008, h. 202.

 

Page 28: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

16

dan Umrah Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul

“Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik

Haji Di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH) AL-Mujahidin Pamulang Tahun 2017”

pada penelitian ini membahas tentang bimbingan

manasik haji yang dilaksanakan di KBIH Al-

Mujahidin Pamulang Tahun 2017. Hasil Penelitian

menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan manasik

haji pada KBIH Al-Mujahidin dengan memberikan

pemahaman kepada jamaah calon haji tentang

hikmah (filosofi) haji dengan baik sesuai syariat-

Nya. Perbedaannya yaitu terletak pada objek dan

fokus penelitian, serta tingkat keefektifannya diukur

dengan kualitas kerja, kualitas hasil, dan target yang

telah ditentukan.

2. Pada Tahun 2018 telah ditulis skripsi atas nama

Difla Karisha pada Prodi Manajemen Haji dan

Umrah Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul

“Rekruitmen Tim Pemandu Haji Indonesia Pada

Kementerian Agama Jakarta Timur” pada

penelitian ini membahas tentang tata cara

rekruitmen petugas haji (Tim Pemandu Haji

Indonesia) di Kementerian Agama Jakarta Timur.

Yang bertujuan untuk mengetahui rekruitmen,

seleksi, serta pelatihan dan penempatan dalam

 

Page 29: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

17

melakukan proses rekruitmen petugas haji.

Perbedaannya yaitu terletak pada subjek dan proses

pengangkatan petugas kloternya.

3. Pada Tahun 2016 telah ditulis skripsi atas nama

Sa’ban Rizkiyadi Prodi Manajemen Haji dan Umrah

Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, dengan judul “Efektivitas

Pelayanan Jamaah Umrah Pada PT. Wahana

Mitra Wisata” pada penelitian ini membahas

tentang pelayanan terhadap jamaah umrah yang

diberikan oleh PT. Wahana Mitra Wisata.Yang ingin

memberikan pelayanan terbaiknya untuk semua

jamaah dengan pelayanan-pelayanan berebeda yang

diberikan oleh PT. Wahana Mitra Wisata.

Perbedaannya yaitu terletak pada subjek dan objek

pembahasannya. Tetapi terdapat persamaan pada

teorinya.

7. Teknik Penulisan

Adapun metode penyusunan skripsi ini, penulis

mengacu kepada Keputusan Rektor UIN Jakarta

Nomor. 507 Tahun 2017 tentang “Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

 

Page 30: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

18

8. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan, maka

penulis menggunakan sistematika penulisan yang

terbagi menjadi lima bab. Dari lima bab tersebut terdiri

dari beberapa sub bab. Diawali dengan pendahuluan,

tinjauan teoritis, profil atau gambaran umum, analisis

data, dan diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Adapun

sistematika penulisan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, teknik analisis data, tinjauan

pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini membahas teori tentang efektivitas,

pelayanan, kloter, rombongan, dan regu

jamaah haji.

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KOTA

TANGERANG SELATAN

Bab ini menguraikan profil atau sejarah

berdirinya Kantor Kementerian Agama

 

Page 31: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

19

Kota Tangerang Selatan, Dasar dan

Tujuan, Visi dan Misi, Kedudukan, Tugas,

dan Fungsi, Struktur Organisasi Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan, Struktur Organisasi Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA

EFEKTIVITAS TUGAS POKOK

PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN,

DAN REGU DALAM PELAYANAN

JAMAAH HAJI PADA KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KOTA

TANGERANG SELATAN

Bab ini merupakan pembahasan yang

berisi tentang hasil penelitian mengenai

Efektivitas Tugas Pokok Petugas Kloter,

Rombongan, dan Regu dalam Pelayanan

Jamaah Haji pada Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan dan saran

yang berkaitan dengan permasalahan yang

dibahas untuk memperoleh solusi atas

permasalahan tersebut.

 

Page 32: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Secara etimologi atau bahasa kata efektivitas

diambil dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh,

dan dari kata efektif yang artinya ada pengaruh atau akibat

dari sesuatu, membawa hasil, dan efektivitas itu sendiri

berarti keadaan berpengaruh, keberhasilan tentang usaha

atau tindakan.1 Jadi, efektivitas adalah keberpengaruhan /

keberhasilan setelah melakukan sesuatu.

Efektivitas juga menunjukan atas taraf tercapainya

suatu tujuan, suatu usaha dapat dikatakan efektif jika itu

telah mencapai tujuannya.2

Efektivitas merupakan

gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam

mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya

keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi.

Dalam Kamus Ilmiah Populer disebutkan beberapa

pengertian tentang efektivitas antara lain ketepatgunaan;

1 Tim Penyusun Kamus Besar Pembiinaan dan Pengembangan Bahasa

(P3B) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), cet ke vii, edisi ke-2, hlm. 284. 2 Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, (Jakarta :

Ichtiar Banu - Van Hoeve,1980), hlm. 134.

 

Page 33: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

20

hasil guna; menunjang tujuan.3

Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan ada tiga arti

efektivitas. Arti pertama adalah adanya suatu efek,

akibatnya, pengaruhnya, dan kesannya. Arti kedua, adalah

manjur atau mujarab. Serta arti ketiga adalah dapat

membawa hasil atau berhasil guna.4

Sedangkan menurut John M.Echols dan Hasan

Shadily dalam Kamus Inggris-Indonesia bahwa secara

etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif yang

artinya berhasil guna.5 Efektivitas merupakan penilaian

hasil pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.6

Kriteria utama dari efektivitas organisasi adalah

apakah organisasi tersebut bertahan dalam lingkungannya.

Keberlangsungan suatu organisasi memerlukan adaptasi,

dan adaptasi seringkali melibatkan nilai-nilai dari tahapan

yang non-terprediksi. Dalam filosofi yang menekankan

nilai (Value), Levi’s menegaskan apa yang ingin

dicapainya dalam hal efektivitas. Perusahaan merasa

yakin bahwa jika nilai tertentu dipraktikkan, efektivitas

3 Pius A. Partanto dn M. Dahla Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer,

(Surabaya : Arkola, 1994), hlm.128. 4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai :

Pustaka, 19966 ), hlm.219. 5 John M.Echols dan Hasan Sadily, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1990), cet.ke-8. hlm. 207. 6 Soewarno Handayaningrat, Sistem Birokrasi Pemerintahan, (Jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada, 1985), hlm.53.

 

Page 34: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

21

dalam perusahaan bersaing akan muncul. Prinsip dari nilai

Levi’s adalah perilaku, keragaman, pengakuan, praktik

etis, dan pemberdayaan.7

Menurut Isbandi Rukminto Adi, ke-efektif-an

diukur berdasarkan variabel-variabel kriteria (criterion

variables) yang diciptakan dalam hubungan dengan

pencapaian tujuan.8

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa efektivitas

adalah penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

menggunakan metode-metode tertentu dalam proses

pelaksanaannya.

2. Pengukuran Efektivitas

Menurut Sujadi F.X. dalam mencapai suatu

efektivitas harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa

kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti

target tercapai sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

7

John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson,

Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid I, (Jakarta : Penerbit Erlangga,

2007), hlm. 22. 8 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pembangunan Masyarakat

dan Intervensi Komunitas, (Jakarta : FE Universitas Indonesia, 2003), Cet. Ke-

3, hlm.175.

 

Page 35: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

22

b. Ekonomis, yakni untuk menyebutkan bahwa didalam

usaha penyampaian efektif itu maka biaya, tenaga

kerja, material, peralatan, waktu, ruangan, dan lain-

lain telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

perencanaan dan tidak adanya pemborosan ataupun

penyelewengan.

c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni

untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja

sumber-sumbernya telah dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya haruslah dilakukan dengan

bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang

telah ditetapkan.

d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja

dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan

kerja, dan waktu yang tersedia.

e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab,

maksudnya adalah wewenang harus seimbang dengan

tanggung jawab. Dominasi oleh salah satu pihak atas

pihak lainnya adalah suatu hal yang harus dihindari.

f. Prosedur kerja yang praktis, maksudnya adalah target

efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja yang

memuaskan dan juga kegiatan operasional yang

dilaksanakan dengan lancar.9

9 Sujadi F.X. Organisasi dan Manajemen : Penunjang Berhasilnya

Proses Manajemen , (Jakarta : CV Masagung, 1990), h.36-39.

 

Page 36: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

23

Pandangan dari segi efektivitas terdiri atas

efektivitas individu dan kelompok. Tingkat yang paling

dasar dalam suatu organisasi terletak pada efektivitas

individu sebagai anggota organisasi. Pada pandangan

efektivitas kelompok, penekanannya adalah pada kinerja

yang dapat diberikan kelompok pekerja karena pada

kenyataannya individu harus bekerja bersama-sama

dalam suatu kelompok dan semuanya harus dapat

berkontribusi bagi kelompoknya.10

Sedangkan, menurut T. Hani Handoko, kriteria

penilaian efektivitas terbagi menjadi enam, yaitu,

kegunaan, ketepatan dan objektivitas, ruang lingkup,

efektivitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.

Dari berbagai rincian pengukuran efektivitas

tersebut diatas, penulis mengambil suatu kesimpulan

bahwa pengukuran efektivitas harus dilihat dari segi

kualitas kerja, kualitas hasil, maupun batas wakttu yang

ditargetkan. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi

agar mencapapi tingkat efektivitas adalah berhasil guna,

ekonomis, pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab,

pembagian kerja yang nyata, rasionalitas wewenang dan

tanggunng jawab, prosedur kerja yang praktis.

10

Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja,

(Jakarta : Prenadamedia Group, 2013), hlm. 189.

 

Page 37: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

24

B. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KKBI,

pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan

seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan atau nasabah. Mengenai pengertian

pelayanan dari beberapa para ahli mengemukakan

pendapatnya tentang pelayanan itu sendiri, diantaranya

ialah sebagai berikut :

a. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

yang langsung diterima. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan

yang dilakukan orang lain dan masing-masing

memperoleh keuntungan yang diharapkan dan

mendapatkan kepuasan.11

b. Menurut Atep Adya Brata, pelayanan adalah segala

usaha penyediaan segala fasilitas dalam rangka

mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau

pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya

transaksi.12

c. Menurut Philip Kotller, pelayanan adalah suatu

aktivitas yang bermanfaat atau yang diberikan oleh

11

AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2000), cet ke-4, hlm. 17. 12

Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata dagas SMK,

(Bandung : Armico, 1999), hlm.93

 

Page 38: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

25

satu atau beberapa pihak kepada pihak lain untuk

dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang

pada dasarnya bersifat berwujud dan tidak akan

menimbukan kepemilikan apapun kepada yang

menerimanya.13

d. Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci

seperti dikutip dari Ratminto dan Atik Septi

Winangsih diberikan Groross bahwa pelayanan

adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas

yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba)

yang terjadi akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan

yang dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan baik konsumen maupun pelanggan.14

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan adalah

suatu aktivitas yang terjadi antara konsumen dengan

karyawan (pemberi pelayanan) yang bersifat tidak kasat

mata dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.

13

Philip Kotller, Marketing Manajemen : Analisis Planning,

Implementation and Control, Eight Edition New Jersey, (Prentice Haall,

1994), hlm.445 14

Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pengembangan :

Model Konseptual, Penerapan Citizen Character & Standar Pelayanan

Minimal, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), cet. Ke-1, hlm.3

 

Page 39: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

26

2. Dimensi Mutu Pelayanan

Menurut Zeitham dan Philip Kotler seperti dikutip

dari Avilianim dan Wilfirdaus terdapat lima kriteria

penentu mutu pelayanan, yaitu:

a. Reliabiality (kehandalan)

Kemampuan untuk memberikan pelayanan secara

akurat sesuai yang dijanjikan.

b. Responsieveness (ketanggapan)

Kemampuan karyawan untuk membantu pelanggan

menyediakan pelayanan dengan cepat.

c. Assurance (keyakinan/jaminan)

Pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk

melayani dengan rasa percaya diri.

d. Empahty (perhatian)

Karyawan harus memberikan suatu perhatian secara

individual kepada pelanggan dan mengerti kebutuhan

pelanggan.

e. Tangibles (keberwujudan)

Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal, dan alat

komunikasi.15

Menurut M.N Nasution, faktor yang menentukan

mutu pelayanan adalah sebagai berikut :

15

Aviliani dan Wilfirdaus, Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui

Kualitas Pelayanan, hlm.10-11

 

Page 40: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

27

a. Realiabilita; secara konsisten, performa pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan merupakan performa

yang prima dan waktu yang tepat sesuai yang

dijanjikan bagi pelanggan-pelanggannya.

b. Responsive; merupakan kesediaan karyawan untuk

memberikan pelayanan yang terbaik, termasuk didalam

waktu yang tepat dan cepat dalam member pelayanan.

c. Kompetensi; suatu kompetensi karyawan yang sesuai

dengan kemampuan dan pengetahuan untuk memberi

pelayanan dengan performa yang baik.

d. Access; melakukan pendekatan agar pelanggan mudah

dihbungi, serta dalam melakukan kontak dengan

pelanggan.

e. Kurtosis; dengan sopan santun, perhatian,

mempertimbangkan, dan rasa persaudaraan untuk

melakukan hubungan personal terhadap pelanggan

(termasuk penerima tamu dan operator telepon).

f. Communication; komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan bahasa yang sederhana untuk mudah

memahami pelanggan, dan sebaliknya pelanggan

mudah memahami produsen. Sehingga perbedaan

antara pelanggan dan produsen dapat diatasi.

g. Kredibilitas; memegang teguh janji dengan pelanggan,

produsen dapat dipercayai dan disukai pelanggan.

 

Page 41: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

28

Sehingga pelanggan menyenangi pelayanan dari

produsen.16

3. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik

Menurut Kasmir, ciri-ciri pelayanan yang baik

adalah sebagai berikut:

a. Tersedianya karyawan yang baik.

Kenyamanan jamaah sangat tergantung dari karyawan

yang melayaninya, karyawan harus ramah, sopan dan

menarik, disamping itu karyawan harus tetap tanggap,

pandai berbicara, menyenangkan, serta pintar,

karyawan harus mampu memikat dan mengambil hati

jamaah, sehingga jamaah semakin tertarik. Demikian

juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat dan

cekatan.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik.

Pada dasarnya jamaah ingin dilayani secara prima.

Untuk melayani jamaah salah satu hal yang paling

penting diperhatikan disamping kualitas dan kuantitas

sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana

yang dimiliki suatu perusahaan. Peralatan dan fasilitas

yang dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk

menerima tamu harus dilengkapi dengan fasilitas

16

M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor : Ghalia

Indonesia,2005), hlm.309-310.

 

Page 42: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

29

sehingga membuat jamaah merasa nyaman dan betah

berada di ruangan tersebut.

c. Bertanggung jawab kepada setiap jamaah.

Karyawan harus bertanggung jawab kepada jamaah

sejak awal keberangkatan hingga kepulangan. Artinya,

dalam menjalankan kegiatan pelayanan, karyawan

harus bisa melayani dari awal sampai selesai, sehingga

jamaah akan merasa puas jika karyawan bertanggung

jawab terhadap pelayanan yang diinginkannya. Jika

terjadi sesuatu, maka karyawan yang dari awal

menangani masalah tersebut secara segera mengambil

alih tanggung jawabnya.

d. Mampu melayani secara cepat dan tepat.

Mampu melayani dengan cepat dan tepat, artinya

dalam melayani jamaah diharapkan karyawan harus

melakukannya sesuai dengan prosedur. Layanan yang

diiberikan sesuai dengan jadwal untuk pekerjaan

tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti

pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar

perusahaan dan keinginan jamaah.

e. Mampu berkomunikasi.

Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus

mampu berbicara kepada jamaah.Karyawan juga harus

dengan cepat memahami kenginan jamaah, selain itu

karyawan harus dapat berkomunikasi dengan bahasa

yang jelas dan mudah dimengerti, jangan

menggunakan istilah yang sulit dimengerti.

 

Page 43: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

30

f. Memiliki pengetahuan yang baik.

Untuk menjadi karyawan yang khusus melayani

jamaah harus memiliki pengetahuan dan kemampuan

tertentu, karna tugas karyawan selalu berhubungan

dengan manusia, karyawan perlu dididik khususnya

mengenai kemampuan dan pengetahuannya untuk

menghadapi masalah jamaah atau kemampuan dalam

bekerja. Kemampuan dalam bekerja akan mampu

mempercepat proses pekerjaan sesuai dengan waktu

yang diinginkan.

g. Berusaha memahami kebutuhan jamaah.

Berusaha memahami kebutuhan jamaah artinya

karyawan harus cepat tanggap terhadap apa yang

diinginkan oleh jamaah. Karyawan yang lamban akan

membuat jamaah lari, usahakan mengerti dan

memahami keinginan dan kebutuhan jamaah secara

cepat.

h. Mampu memberikan kepercayan kepada jamaah.

Kepercayaan calon jamaah kepada perushaan mutlak

diperlukan, sehingga calon jamaah mau menjadi

jamaah di perusahaan tersebut.17

C. Kloter, Rombongan, dan Regu

1. Pengertian Kloter/Petugas Kloter, Rombongan, dan

Regu

17

Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2005), hlm.186.

 

Page 44: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

31

Kloter atau yang biasa disebut dengan kelompok

terbangadalah pengelompokan pada jamaah calon

haji/jamaah haji berdasarkan jadwal keberangkatan

penerbangan ke Arab Saudi.18

Sedangkan petugas kloter/

kelompok terbang atau petugas yang menyertai jamaah

haji adalah Petugas haji/petugas kloter juga merupakan

aparat dari penyelenggara haji yang ditunjuk oleh

Menteri Agama atau pejabat terkait.

Petugas kloter merupakan petugas operasional

ibadah haji yang diangkat oleh Menteri Agama untuk

memberikan pelayanan umum, bimbingan ibadah, dan

pelayanan kesehatan kepada jamaah di kelompok

terbang/ kloter yang didalamnya terdiri dari TPHI,

TPIHI, dan TKHI. Termasuk di dalamnya terdiri dari

TPHD dan TKHD.19

Petugas yang menyertai jamaah haji juga

merupakan petugas yang ditugaskan melayani dan

membimbing calon/jamaah haji dalam satu kloter/

kelompok terbang sejak dari Embarkasi sampai ke

Debarkasi Tanah Air. Jenis petugas haji meliputi petugas

kloter/yang menyertai jamaah haji adalah (TPHI, TPIHI,

18

https://haji.kemenag.co.id/v3/ragam/faqhaji?body_value=&page=4,

diakses pada tanggal 1 September 2018 pada pukul 20.18 WIB 19

Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Penyiapan Petugas Haji

Indonesia, (Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

2009), hlm.5-6.

 

Page 45: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

32

TKHI, TPHD dan TKHD).20

Berikut ini adalah

susunan/struktur organisasi petugas haji yang menyertai

jamaah atau kloter :

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Petugas Kloter

Sumber : Dokumen Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan

Terkait dengan TPHD dan TKHD tersebut diatas,

mereka diharapkan dapat menjadi penghubung antar

petugas dan jamaah.21

Sesuai dengan Undang-Undang

No.32 Tahun 2004 Pasal 1 huruf C menyatakan, bahwa

pemerintahan daerah adalah unsur lembaga pamerintahan

daerah yang terdiri dari kepala daerah beserta perangkat

daerah otonom yang lain yang berfungsi sebagai lembaga

eksekutif daerah.

20 http://jatim.kemenag.go.id/file/file/haji/isaq1426576477.pdf,diakses

pada tanggal 3 September 2018, pada pukul 18.47 WIB. 21

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.66.

 

Page 46: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

33

Dalam penyelenggaraan ibadah haji, peran

pemerintah daerah sangat penting terkait dengan

pelayanan jamaah sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.

Pelayanan tersebut meliputi: administrasi dan dokumen

perjalanan haji, kesehatan, dan pembagian kuota di tingkat

kabupaten/kota, penetapan TPHD, dan transportasi dari

daerah asal dan/ke embarkasi.22

Pengertian rombongan dan ketua rombongan

(karom), rombongan adalah kelompok jamaah yang

berada dibawah kloter/ kelompok terbang. Biasanya

kelompok ini juga disebut dengan kelompok besar yang

terdiri dari 45 orang calon jamaah haji.23

Kemudian ketua rombongan atau yang biasa

disebut karom jamaah yang ditunjuk untuk mengetuai

rombongan. Ketua rombongan merupakan petugas yang

dipilih oleh jamaah untuk memimpin 4 regu dan

ditetapkan dengan surat keputusan oleh Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Agama atas rekomendasi dari

Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Pengertian regu dan ketua regu (karu), regu adalah

pengelompokkan terkecil dalam sebuah kloter/kelompok

terbang, regu terdiri dari 11 orang termasuk ketua regu di

22

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.30. 23

https://haji.kemenag.co.id/v3/ragam/faq-haji?body_value=&page=4,

diakses pada tanggal 7 September 2018 pada pukul 18.56 WIB

 

Page 47: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

34

dalamnya. Regu dibentuk untuk lebih memudahkan

bimbingan manasik haji kepada jamaah calon haji.24

Sedangkan ketua regu atau yang biasa disebut karu

adalah jamaah yang dipercaya dalam kelompok regu

untuk memimpin regunya. Ketua regu/karu merupakan

petugas yang dipilih oleh jamaah untuk memimpin 10

orang jamaah/anggotanya.25

Ketua regu dan ketua rombongan merupakan

perpanjangan tangan dari pelayanan petugas kloter.

Membekali pengetahuan dan keterampilan serta sikap

untuk meningkatkan kemampuan ketua regu dan ketua

rombongan merupakan salah satu langkah strategis yang

harus dilakukan. Ketua regu dan ketua rombongan dalam

pelayanan di kloter memiliki peran yang sangat penting

dan mempuyai andil kunci sukses keberhasilan dalam

penyelenggaraan ibadah haji.26

2. Hubungan dan Tugas Kloter, Rombongan, dan Regu

Pemerintah secara terus menerus berupaya dalam

meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji yang

termasuk di dalamnya terdapat asas profesionalitas

pelayanan petugas haji. Sesuai dengan Undang-Undang

24

https://haji.kemenag.co.id/v3/ragam/faqhaji?body_value=&page=4,

diakses pada tanggal 7 September 2018 pada pukul 21.33 WIB 25

https://haji.kemenag.co.id/v3/ragam/faq-haji?body_value=&page=4,

diakses pada tanggal 8 September 2018 pada pukul 00.22 WIB 26

Kementerian Agama RI, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah

Haji, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010),

hlm. 53

 

Page 48: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

35

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Bab IV

Pengorganisasian Pasal 8 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 bahwa

penyelenggaraan ibadah haji meliputi unsur kebijakan,

pelaksanaan,dan pengawasan. Kebijakan dan pelaksanaan

dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas

nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab Menteri

mengkoordinasikan atau bekerja sama dengan

masyarakat, departemen atau instansi terkait lainnya, dan

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Kemudian dalam

rangka pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji,

pemerintah membentuk satuan kerja tersebut di bawah

Menteri.27

Pemerintah dalam hal ini ialah Menteri Agama

yang merupakan penyelenggara haji yang sah. Di dalam

praktiknya, tentu Menteri Agama tidak bisa mendampingi

dan melayani secara langsung jamaah calon haji. Oleh

karena itu, dibentuklah kloter dengan timnya sebagai

perpanjangan dan pemegang amanah pemerintah dalam

melayani, membimbing, dan melindungi jamaah secara

langsung. Karena itu pula tim kloter/kelompok terbang

27

Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,(Jakarta :

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,2009), hlm.6.

 

Page 49: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

36

sering disebut sebagai petugas yang menyertai jamaah

haji.28

Petugas haji yang menyertai jamaah haji/kloter

merupakan petugas operasional ibadah haji yang berada

dalam kelompok terbang. Mereka adalah ketua kloter,

pembimbing ibadah, dokter, dan dua orang perawat,

termasuk para ketua rombongan/karom dan ketua

regu/karu.29

Petugas kloter bertanggung jawab kepada

jamaah dan pemerintah. Kesuksesan kerja petugas kloter

sangat bergantung pada kerjasama dari tim kloter.

Petugas kloter juga memberikan pemahaman

tentang manasik haji kepada calon jamaah haji. Karena

petugas kloter yang menyertai jamaah haji jauh-jauh hari

sudah mengantongi daftar permasalahan dan solusi yang

dilakukan setiap tahun, sehingga tidak mengulangi

kesalahan tahun sebelumnya.30

Semua itu diharapkan dapat mendukung

penyelengaraan ibadah haji dan melaksanakan ibadah haji

28

http://ruhhaji.blogspot.com/2016/08/info-tugas-ketua-rombongan-

dan-regu-haji.html, diakses pada tanggal 1 September 2018 pada pukul 17. 22

WIB 29

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.117 30

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.118

 

Page 50: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

37

dengan baik.31

Bimbingan tersebut merupakan bagian dari

pembinaan, pelayanan dan perlindungan, sebagaimana

yang telah diamanatkan pada Undang-Undang No 13

Tahun 2008 Tentang Penyelengaraan Ibadah haji.

Pengelompokkan bimbingan calon jamaah haji diatur

berdasarkan pertimbangan domisili jamaah dan keluarga.

Dimana setiap 11 orang calon jamaah haji

dikelompokkan dalam satu regu dan setiap 4 regu (44

orang) dikelompokkan dalam satu rombongan. Penugasan

bimbingan diatur oleh Kepala Kantor Kementerian

Agama tingkat Kabupaten/Kota.32

Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu

dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mendukung

suksesnya penyelenggaraan ibadah haji. Peran ketua

rombongan dan ketua regu secara optimal di dalam kloter,

merupakan langkah strategis untuk memberdayakan

jamaah calon haji dalam menjalankan ibadah di Tanah

Suci, karena keterbatasan petugas kloter untuk melayani

calon/jamaah haji dalam pelayanan umum, pelayanan

kesehatan, dan bimbingan ibadah haji. Maka dibantu oleh

ketua rombongan dan ketua regu di dalam satu kloter

tersebut.

31 https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/kabar-dari-tanahsuci/

18/07/31/pcpujo313-bimbingan-ibadah-sasar-petugas-kloter, diakses pada

tanggal 3 September 2018 pada pukul 12.06 WIB 32

Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat Jenderal

Penyelenggara Haji dan Umrah , Pengertian Kloter. diakses pada tanggal 7

September 2018 pada pukul 19.20 WIB

 

Page 51: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

38

Tak hanya itu, ketua rombongan dan ketua regu harus

mampu dalam memahami bagaimana cara untuk

meningkatkan pelayanan yang berkualitas terhadap

jamaah calon haji pada pelaksanaan ibadah haji di tahun

keberangkatan dengan diadakannya pel;atihan dan

pemantapan untuk ketua rombongan dan ketua regu pada

pelayanan umum seperti pendaftaran, tranportasi, dan

akomodasi. Pada pelayanan kesehatan seperti proses

pemeiksaan kesehatan awal di Tanah Air , sampai di

Tanah Suci, dan sampai kembali lagi ke Tanah Air. Serta

pada pelyanan bimbingan ibadah, seperti pemahaman

seputar fiqh, sejarah, qur’an dan hadits dan seputar

manasik haji/tatacara perhajian.

Dalam satu rombongan terdapat 44 sampai 45 orang

jamaah calon haji yang nantinya rombongan tersebut

akan digabungkan dengan rombongan-rombongan yang

lainnya agar dapat memenuhi jumlah menjadi 1 kloter.

Dalam 1 kloter terdapat 385 samapi 455 orang jamaah

calon haji termasuk para petugas haji didalamnya. Peran

ketua rombongan dan ketua regu sangatlah penting dalam

membantu petugas kloter yaitu TPHI, TPIHI, dan TKHI

dalam satu kloter, karena mereka adalah ujung tombak

pelaksanaan ibadah haji yang nantinya membantu

melayani tamu-tamu Allah di Tanah Suci. Sesuai dengan

salah satu komitmen Karom dan Karu adalah melayani

 

Page 52: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

39

jamaah haji dengan sepenuh hati secra profesional dalam

rombongan dan regu pada pelaksanaan ibadah haji.

 

Page 53: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

42

BAB III

GAMBARAN UMUM

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

mulai efektif melakukan pelayanan pada 03 Januari 2013

bertepatan dengan peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke

67 Kementerian Agama Republik Indonesia. Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan dipimpin oleh

seorang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota dengan

eselon IIIa. Sedangkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan

para Kepala Seksi adalah eselon IVa. Pada saat yang

pertama, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt)

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

adalah Bapak Drs. H.M. Subhi, MM., ketika itu jabatan

pokok beliau adalah Kepala Bagian Tata Usaha Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.1

1 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 54: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

43

Susunan organisasi Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan berdasarkan PMA No. 34 Tahun 2012

terdiri atas:2

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Pendidikan Madrasah;

c. Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam;

d. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah;

e. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Terhitung mulai tanggal 28 Desember 2015 sampai

sekarang (sejarah ini dibuat), terjadi perubahan pada Pejabat

Eselon IV, yaitu pada posisi :3

1. Kasubag Tata Usaha dijabat oleh Dr. H. Yahya Iskandar,

M.Ag, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi

Bimbingan Masyarakat Islam.

2. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam oleh Abdul

Rojak, S.Ag., MA

Kemudian terhitung perubahan selanjutnya sesuai

PMA No. 13 Tahun 2012 mulai Juli 2018 sampai sekarang,

yaitu pada posisi :4

2 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. 3 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. 4 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 55: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

44

1. Kepala Kantor

H. Abdul Rojak, S.Ag.,MA

2. Kasubag Tata Usaha

Drs. H. Nurhasan, M.Si

3. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam

Drs. H. Nurdin

4. Kepala Seksi Penyelengaraan Haji dan Umrah

H. Ade Sihabuddin

5. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah

Dr. H. Suhardi

6. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam

M. Edi Suharsongko, M.Pd

7. Pokjawas

Drs. H. Sukirman, MA

B. Dasar dan Tujuan

Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2008 Bab I Pasal 3 dijelaskan

bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan Pembinaan,

Pelayanan dan Perlindungan dengan menyediakan fasilitas

kemudahan, keamanan dan kenyamanan yang diperlukan

oleh setiap orang yang menunaikan ibadah haji yang

dilakukan secara koordinasi baik pusat maupun daerah

 

Page 56: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

45

serta diupayakan adanya perbaikan sistem dan

peningkatan manajemen pelayanan secara terus menerus.5

Adapun dasar hukum dan tujuan yang menjadi

pijakan/payung hukum berdirinya Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan adalah Peraturan Menteri

Agama RI No.34 Tahun 2012 tanggal 23 November 2012

tentang Pembentukan Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten.

C. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan

Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

1. Visi :

“Terwujudnya Masyarakat Kota Tangerang Selatan

yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Modern, dan

Sejahtera”.6

2. Misi :

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama;

b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama;

c. Meningkatkan kualitas Raudhatul Athfal,

Madrasah, Pendidikan Agama dan Keagamaan

Islam;

5 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. 6 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 57: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

46

d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah

haji dan umrah;

e. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik

dan modern (Good Governance);

f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan

masyarakat Islam.7

D. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan berkedudukan di wilayah Kota Tangerang Selatan

Provinsi Banten, berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi

Banten. Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan mempunyai tugas yaitu melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Kementerian Agama di wilayah Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten, berdasarkan

kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Banten dan ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan.8

Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

menyelenggarakan fungsi:

7 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. 8Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 58: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

47

1. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan

teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan

beragama kepada masyarakat.

2. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang haji

dan umrah.

3. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang

pendidikan madrasah, pendidikan agama dan

keagamaan.

4. Pembinaan kerukunan umat beragama.

5. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

administrasi dan informasi.

6. Pengkoordinasian, perencanaan, pengendalian, serta

pengawasan dan evaluasi program, dan;

7. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah,

instansi terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka

pelaksanaan tugas Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan.

 

Page 59: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

48

E. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan

Gambar 3. 1

Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan

Sumber : Dokumen Bidang Penyelenggaraan Haji & Umrah

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 60: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

49

F. Struktur Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan

Gambar 3. 2

Struktur Organisasi Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

Sumber : Dokumen Bidang Penyelenggaraan Haji & Umrah

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 61: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

50

G. Tugas dan Fungsi Bidang Penyelenggaraan Haji dan

Umrah

Berdasarkan Pasal 43 Peraturan Menteri Agama

(PMA) Nomor 13 Tahun 2012 Seksi Penyelenggaraan

Haji dan Umrah mempunyai tugas : “Melakukan

pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta

pengelolaan data dan informasi khusus di bidang

penyelenggaraan haji dan umrah berdasarkan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama”.9

1. Fungsi dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 tersebut diatas, Bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan

fungsi:

a. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan

pendaftaran dan dokumen, pembinaan, akomodasi,

transportasi, perlengkapan haji, dan pengelolaan

keuangan haji di lingkungan Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/ Kota.

b. Melakukan penyiapan bahan pengelolaan data dan

informasi haji dan umrah di lingkungan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

9 Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 62: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

51

c. Memberikan informasi dan solusi terhadap

permasalahan penyelenggaraan haji dan umrah yang

dikonsultasikan oleh para pemangku keentingan.

d. Mengarahkan dan mendistribusikan tugas bawahan

di penyelenggaraan haji dan umrah.

e. Menyusun dan melaporkan kegiatan seksi kepada

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan

tugas.

f. Melaksanakan evaluasi di bidang penyelenggaraan

haji dan umrah.

Adapun Susunan Organisasi Bidang Penyelenggaraan

Haji dan Umrah terdiri atas:10

1. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

2. Jabatan Fungsional Penyusun Dokumen Haji

3. Jabatan Fungsional Pendaftaran dan Pembatalan

4. Jabatan Fungsional Penyusun Laporan

Pengendalian BPS BPIH

2. Dalam menjalankan tugasnya Bidang Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan melaksanakan tugasnya ;

a. Memimpin pelaksanaan tugas penyelenggaraan

urusan haji dan umrah seperti melaksanakan tes

akademik dan penyiapan dokumen petugas kloter

10

Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 63: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

52

dan melaksanakan pembekalan/ pembinaan untuk

ketua rombongan dan ketua regu sebagai

pemantapan masing-masing tugasnya.

b. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan

pendaftaran dan dokumen, pembinaan, akomodasi,

transportasi, perlengkapan haji dan pengelolaan

keuangan haji di lingkungan Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota.

c. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan

bimbingan teknis pendaftaran dan dokumen,

pembinaan, akomodasi, transportasi, perlengkapan haji

dan pengelolaan keuangan haji di lingkungan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

d. Menetapkan sasaran kerja penyelenggaraan urusan haji

dan umrah, serta membagi tugas dan menentukan para

penanggung jawab kegiatan kepada para staff.

e. Memantau pelaksanaan tugas para staff, serta

menyusun dan menjadwalkan rencana kegiatan.

f. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan

dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.11

11

Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 64: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

57

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembentukan Kloter Jamaah Haji, Rombongan, dan

Regu Pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan

1. Sistem dan Mekanisme Pembentukan Kloter Jamaah Haji

Sistem pembentukan kelompok terbang/kloter

jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan Tahun 1439 Hijriah/2018 Masehi ini

dibentuk sebagaimana yang telah ditetapkan oleh

Pemeritah Pusat yaitu Kantor Kementerian Agama

Republik Indonesia dan kemudian dari Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Banten mempunyai

wewenang untuk menunjuk Kementerian Agama

Kabupaten/Kota yang siap untuk mendapatkan nomor

urut kloter awal, tengah, maupun akhir pada pelaksanaan

ibadah haji tahun 2018.1

Penetapan kelompok terbang/kloter tersebut

disesuaikan dan diputuskan melalui sistem qur’ah

(undian) dalam rapat konsultasi pembentukan kloter dan

pemantapan kloter Embarkasi Jakarta-Pondok Gede

1 Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 17 September 2018

 

Page 65: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

58

(JKG) di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Banten.2

Kelompok terbang (kloter) dibentuk setelah

Kementerian Agama tingkat Kabupaten/ Kota khususnya

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

mendapatkan hasil qur’ah (undian) dari Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Banten. Kemudian

berdasarkan qur’ah/pembagian kloter oleh Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten.

Berdasarkan qur’ah/pembagian kloter oleh kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten,

keberangkatan jamaah calon haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan pada tahun ini

ditetapkan dan terbentuk menjadi 4 kelompok

terbang/kloter jamaah haji, yaitu kloter JKG 29, kloter

JKG 35, kloter JKG 52, dan kloter JKG 63. Terdiri dari

1081 orang jamaah calon haji pada pelaksaan ibadah haji

tahun 2018, yakni 2 kloter utuh dan 2 kloter gabungan

yang tergabung dalam satu provinsi Banten.3

Setelah mendapatkan kloter, Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan mendata kloter

2 Wawancara dengan Bapak H. Deni Rusli sebagai Kepala Seksi Bina

Haji dan Umrah di Asrama Haji Pondok Gede pada Tanggal 26 September

2018 3 Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 17 September 2018

 

Page 66: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

59

berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan.4

Dari 4

kelompok terbang/kloter tersebut terdapat kloter utuh

untuk tahun ini adalah Kloter JKG 29 dan Kloter JKG 35

yang berjumlah 385 dengan formasi tambahan 5 orang

petugas yang menyertai jamaah dan totalnya keseluruhan

sebanyak 393 orang perkloter. Serta 2 kloter gabungan

yaitu Kloter JKG 52 dan Kloter JKG 63 yang digabung

dengan komposisi jamaah calo haji dari Kementerian

Agama Kabupaten/Kota lain agar dapat mendekati dan

melengkapi jumlah dari tiap kloter tersebut.5

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

narasumber selaku Kepala Seksi Bina Haji dan Umrah

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten,

bahwa jumlah keseluruhan jamaah calhaj/calon haji

Provinsi Banten 2018 sebanyak 9.420 orang jamah haji

termasuk para petugas yang menyertai jamaah

haji/petugas kloter se-Provinsi Banten.6

Sedangkan

jumlah jamaah calon haji untuk Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 1081

orang jamaah.

4 Wawancara dengan Bapak H. Abdul Syukur sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 16 September 2018 5 Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 16 September 2018 6 Wawancara dengan Bapak H. Deni Rusli sebagai Kepala Seksi Bina

Haji dan Umrah di Asrama Haji Pondok Gede pada Tanggal 26 September

2018

 

Page 67: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

60

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2018 ini memberangkatkan 4 kloter. Kloter utuh

yakni kloter JKG 29 dan JKG 35, namun yang masuk ke

dalam gelombang pertama hanya kloter 29. Kloter

gabungan JKG 52 dan JKG 63 masuk kedalam

keberangkatan gelombang kedua beserta dengan kloter

JKG 35. Dengan jumlah jamaah calon haji sebanyak 388

orang pada tiap kloter, dan tambahan 5 orang petugas

kloter di dalamnya. yakni 1 petugas TPHI, 1 petugas

TPIHI, 1 petugas TKHI beserta 2 paramedisnya.

Kloter JKG 29 gelombang pertama masuk asrama

pada tanggal 28 Juli 2018 dan diberangkatkan pada

tanggal 29 Juli 2019. Kloter JKG 35 gelombang kedua

masuk asrama pada tanggal 31 Juli 2018 dan

diberangkatkan pada tanggal 01 Agustus 2018. Kloter

JKG 52 gelombang kedua masuk asrama pada tanggal 09

Agustus 2018 dan diberangkatkan pada tanggal 10

Agustus 2018. Kemudian kloter terakhir yaitu Kloter

JKG 63 gelombang kedua masuk asrama pada tanggal 14

Agustus 2018 dan diberangkatkan pada tanggal 15

Agustus 2018. Petugas yang menyertai jamaah haji

(petugas kloter) ini terdiri dari beberapa bagian yang

diatur sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

pada tiap kloter.

 

Page 68: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

61

Sistem dan mekanisme pembentukan kelompok

terbang/kloter harus memperhatikan beberapa hal penting

berikut diantaranya yaitu:7

1. Menunggu hasil qur’ah (undian)

2. Menyesuaikan jumlah jamaah

3. Menyesuaikan jumlah seat di pesawat/penerbangan

4. Menyesuaikan berdasarkan kekeluargaan

5. Menyesuaikan berdasarkan kekerabatan

6. Menyesuaikan berdasarkan domisili/tempat tinggal

Setiap kloter akan didampingi dan mendapatkan

pengawasan dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)

selaku ketua kloter, Tim Pembimbing Ibadah Haji

Indonesia (TPIHI) selaku pembimbing/kyai kloter, Tim

Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) selaku dokter beserta

paramedis kloter, Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD),

dan Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yang diusulkan

oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah Provinsi Banten.

Petugas haji harus memiliki komitmen,

kompetensi dan integritas terhadap ketertiban, keamanan,

kelancaran dan keabsahan jemaah dalam melaksanakan

ibadah di Tanah Suci. Dengan jumlah formasi 1 orang

petugas TPHI, 1 orang petugas TPIHI, 1 orang petugas

TKHI bersama 2 paramedisnya dan 1 orang petugas

7

Wawancara dengan Bapak H. Moch. Arief Hidayat sebagai

Penyusun Dokumen Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 13 September 2018

 

Page 69: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

62

TPHD dan TKHD dari Pemerintah Daerah pada tiap-tiap

kloternya.

Penentuan kelompok terbang/kloter diatur sebagai

berikut :8

1. Jamaah haji diberangkatkan sesuai dengan jadwal dan

kloter yang telah ditetapkan.

2. Kloter dibentuk di daerah, yang pengaturannya

disesuaikan dengan jenis pesawat dan kapasitas

pesawat yang digunakan di embarkasi masing-

masing.

3. Setiap kloter terdapat 5 orang petugas/petugas yang

menyertai jamaah haji yang terdiri dari TPHI (Tim

Pemandu Haji Indonesia), TPIHI (Tim Pembimbing

Ibadah Haji Indonesia), TKHI (Tim Kesehatan Haji

Indonesia) dan 2 orang paramedis atau perawat dari

tenaga kesehatan. Disamping itu pula terdapat

petugas daerah yang ditetapkan oleh Gubernur yaitu

TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah) dan TKHD (Tim

Kesehatan Haji Daerah).

4. Pengelompokkan jamaah calon haji yang sejak dari

Kabupaten/Kota dan Provinsi, memperhatikan unsur

hubungan kekerabatan, kesukuan, wilayah tempat

tinggal dan unsur yang lainnya.

8 Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.86.

 

Page 70: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

63

5. Penyusunan pramanifest kloter didasarkan atas

kapasitas seat pesawat di masing-masing embarkasi

dan atau jadwal pemberangkatan.

6. Pengelompokkan jamaah haji yang di persiakan sejak

dari Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Jadi menurut analisa penulis pada bahasan ini

yakni sistem dan mekanisme pembentukan kloter yang

menyertai haji pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan Tahun 2018 ini menganut asas

proporsionalisme dan profesionalisme, sesuai dengan

beberapa hal tersebut diatas, yang mana asas

proporsionalisme merupakan asas yang mengutamakan

keseimbangan antara hak dan kewajiban antara petugas

dan jamaah calon haji, dan juga asas profesionalisme

yang asasnya mengutamakan keahlian/kemampuan/skill

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan yang

berlaku sebagaimana mestinya bahwa penyelenggaraan

ibadah haji tiap tahunnya harus dilaksanakan dengan

mempertimbangkan keahlian dari para penyelenggara.

2. Sistem dan Mekanisme Pembentukan Rombongan dan

Regu Jamaah Haji

Rombongan adalah kelompok jamaah yang berada

dibawah kelompok terbang/kloter yang terdiri kurang

lebih dari 45 orang. Sedangkan regu adalah

pengelompokan terkecil dalam sebuah kloter yang

dibentuk di bawah rombongan yang terdiri kurang lebih

 

Page 71: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

64

dari 11 orang. Pengelompokan atau pembentukan

rombongan dan regu jamaah calon haji dipersiapkan sejak

dari Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Provinsi

yang berpedoman pada:9

a. Bahwa tiap-tiap kloter terdiri dari 8-11 rombongan

yang diatur sesuai dengan jenis pesawat dan kapasitas

pesawat.

b. Rombongan terdiri dari 4 regu (45 orang) sudah

termasuk ketua rombongan.

c. Regu terdiri dari 11 orang, termasuk ketua regu.

d. Kepala staff penyelenggaraan haji di kabupaten/kota

(Kepala Kantor Kementerian Agama) menyampaikan

pramanifest kepada kepala staff PHU di provinsi

(Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama) paling

lambat 30 hari sebelum keberangkatan kloter pertama.

e. Kepala staff PHU provinsi menyampaikan pramanifest

sesauai dengan kloter di wilayahnya dan atau jadwal

pemberangkatan pemberangkatan kepada Direktorat

Pelayanan Haji Dalam Negeri paling lambat 20 hari

sebelum keberangkatan kloter pertama.

f. Kepala staff PHU povinsi menyampaikan pramanifest

sesuai dengan kloter di wilayahnya dan atau jadwal

pemberangkatan kepada ketua PPIH Embarkasi paling

lambat 3 hari sebelum pemberangkatan kloter pertama.

9 Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm.86.

 

Page 72: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

65

g. Penyelenggara haji khusus menyampaikan pramanifest

kepada Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri paling

lambat adalah 15 hari sebelum jadwal keberangkatan

jamaahnya.

Sistem dan mekanisme pembentukan rombongan

dan regu pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan pada Tahun 2018 ini dibentuk dan

ditetapkan berdasarkan usulan dari Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji (KBIH) dan Kantor Urusan Agama (KUA)

setempat. Keduanya tersebut mengusulkan kepada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan yakni daftar

nama anggota regu dan rombongan pada tiap-tiap daerah

domisilinya masing-masing.10

Standar/acuan Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan terhadap pembentukan rombongan dan

regu sesuai dengan usulan tersebut diatas. Karena Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan khususnya

Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebelumnya

belum mengetahui hubungan antar jamaah calon haji yang

satu dengan yang lainnya. Sebab yang mengetahui secara

khusus dan detailnya hanya orang-orang yang berada pada

satuan KBIH maupun KUA yang mengurusi dan

membimbing jamaah calon haji, dimana lembaga tersebut

adalah sebagai tempat satuan terkecil dilaksanakannya

10

Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 16 September 2018.

 

Page 73: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

66

bimbingan manasik haji sebelum diadakannya bimbingan

manasik massal pada tingkat Kabupaten/Kota.11

Peserta pembinaan jamaah calon haji ini yaitu ketua

rombongan/karom dan ketua regu/karu adalah mereka

yang telah melalui tahapan dan persyaratan. Prosedur dan

mekanisme penetapan Ketua Rombongan dan Ketua Regu

jamaah calon haji pada Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

a. Jamaah calon haji di tiap kloter memilih calon ketua

rombongan/karom dan ketua regu/karu yang telah

memenuhi kriteria persyaratan untuk diusulkan kepada

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.

b. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan merekomendasikan calon tersebut atas usulan

dan persetujuan jamaah kloter.

c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Banten menerbitkan Surat Keputusan penunjukan

Ketua Rombongan dan Ketua Regu pada tiap kloter.

d. Bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

yang jamaahnya tidak memenuhi 25 orang agar

bergabung dengan Kabupaten/Kota terdekat.

Kemudian persyaratan untuk menjadi ketua

rombongan/karom dan ketua regu/karu adalah :

11 Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 16 September 2018

 

Page 74: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

67

a. Jamaah calon haji yang telah terdaftar pada tahun

berjalan sesuai domili jamaah.

b. Berusia maksimal 55 tahun.

c. Mempunyai motivasi untuk dapat mensukseskan

penyelenggaraan ibadah haji.

d. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan

memberikan surat keterangan dokter.

e. Memiliki kemampuan memimpin sekaligus melayani.

f. Memiliki pengetahuan manasik haji dan pelaksanaan

ibadah lainnya.

g. Memiliki kematangan emosi dan menjunjung tinggi

akhlaqul karimah.

h. Mentaati ketentuaan dan peraturan pemerintah.

i. Berjanji akan melaksanakan tugas dan kewajiban

sebagai ketua rombongan dan ketua regu, dibuktikan

dengan surat pernyataan.

Penyelenggaraan pembinaan ketua rombongan dan

ketua regu adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi yang mengkoordinasikan pelaksanaan

pembinaan ketua rombongan dan ketua regu.

Dimungkinkan menggabungkan wilayah Kabupaten/Kota

terdekat dalam satu pembinaan. Serta Kepala Kantor

Kementerian Agama Kementerian Agama Kabupaten/

Kota pembinaan ketua rombongan dan ketua regu.

Pembentukan rombongan dan regu dilakukan di

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) pada saat

 

Page 75: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

68

pelaksanaan bimbingan manasik haji. Pembentukan

rombongan dan regu dilakukan pada pertemuan ke 10

pada saat bimbingan manasik di Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji/KBIH, dilaksanakan pada bulan Maret 2018.

Pelaksanaan bimbingan manasik haji pada tiap-

tiap KBIH tahap awalnya adalah mereka mendata semua

daftar nama-nama jamaah calon haji yang terdaftar dalam

satuan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH),

kemudian dari KBIH tersebut jamaah calon haji akan

dikelompokkan berdasarkan pada hubungan kekeluargaan,

kekerabatan dan domisili pada setiap jamaah calon haji.12

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis pada

Tahun 2018 ini sebanyak 6 Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji (KBIH) terdatar pada Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan. 6 KBIH itu diantaranya adalah KBIH

Darul Hikmah Pamulang, KBIH Al-Mujahidin Pamulang,

KBIH Darunnisa Ciputat, KBIH Ar-Rahmah Ciputat,

KBIH Al-Hidayah Pondok Aren, dan KBIH Ar-Rayhan

Pondok Aren. Lain halnya dengan jamaah haji mandiri,

yang memang konsep awalnya mereka harus siap untuk

mandiri dalam pelaksaan ibadah haji di Tanah Suci, tetapi

masih tetap dalam perlindungan dan pengawasan di

12

Wawancara dengan Bapak H. Abdul Syukur sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 17 September 2018

 

Page 76: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

69

bawah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan.13

Tugas Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan khususnya Bidang Penyelenggara Haji

dan Umrah ini selanjutnya adalah memperhitungkan,

mencocokan dan menyesuaikan data dari usulan pada

tiap-tiap KBIH dan KUA agar sesuai dengan jumlah

kloter yang telah ditetapkan. Artinya, akan terus di

sesuaikan dengan jumlah yang diharapkan oleh Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan agar tidak

terpecah dan terpisah dari Kelompok Bimbimbang Ibadah

Haji (KBIH) yang sebelumnya jamaah calon haji sudah

mendaftarkan dirinya.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu

dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mendukung

suksesnya penyelenggaraan ibadah haji. Diantaranya

adanya pembinaan ketua rombongan dan ketua regu yang

berkualitas dan diawali dengan peningkatan kualitas

fasilitator yang akan memfasilitasi pelaksanaan dalam

pembinaan ketua rombongan dan ketua regu di daerah-

daerah. Dimana fasilitator tersebut adalah Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.

13

Wawancara dengan Bapak H. Uus Surahmat sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 16 September 2018

 

Page 77: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

70

Berdasarkan hasil wawancara, penulis dapat

menyimpulkan, bahwa untuk memantapkan peran dan

fungsi ketua rombongan/karom dan ketua regu/karu maka

dilaksanakan program pembinaan/pembekalan untuk

ketua rombongan dan ketua regu beserta petugas yang

menyertai haji yang dilaksanakan di Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan pada tahun 2018.

Kemudian selanjutnya, pada saat di embarkasi

dilakukan kembali pemantapan bagi ketua rombongan dan

ketua regu untuk mereview, mengingat ulang materi yang

sudah disampaikan dalam pelatihan ketua rombongan dan

ketua regu di daerah khususnya di Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan, agar keberhasilan dalam

penyelenggaraan pelatihan ketua rombongan dan ketua

regu memiliki dampak yang baik dalam peningkatan

kualitas pelayanan terhadap jamaah calon haji di kloter.

Mengingat hal tersebut dipandang perlu

dikeluarkan pedoman, agar memiliki persepsi dan langkah

yang sama dalam rangka mengefektifkan peran ketua

rombongan dan ketua regu dalan pelayanan di kloter.

Serta dengan adanya ketua rombongan dan ketua regu

yang merupakan perpanjang pelayanan petugas kloter

adalah peluang yang perlu dimanfaatkan lebih secara

efektif. Karena penyelenggaraan ibadah haji merupakan

tugas nasional dan menyangkut martabat serta nama baik

 

Page 78: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

71

bangsa, kegiatan penyelenggaraan ibadah haji menjadi

tanggung jawab Pemerintah.

B. Tugas Pokok Petugas Kloter, Ketua Rombongan

(Karom) dan Ketua Regu (Karu) dalam Pelayanan

Jamaah Haji

1. Tugas dan Fungsi Petugas Kloter

Sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya,

pemerintah selaku Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada tiap tahunnya secara terus-menerus berupaya

untuk melakukan perbaikan penyelenggaaraan ibadah haji,

utamanya dengan melalui pembenahan sistem dalam

berbagai aspek.

Dalam hal ini Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan juga berusaha dan berupaya untuk

meningkatkan pelayanan terhadap jamaah calon haji.

Mengingat petugas haji merupakan unsur/bagian terpenting

yang mempunyai peranan strategis dan turut menentukan

keberhasilan dan kesuksesan dalam rangka pelaksanaan

penyelenggaraan ibadah haji.

Salah satu permasalahan yang dikeluhkan oleh

jamaah haji Indonesia adalah masih terdapatnya beberapa

petugas kloter/petugas yang menyertai jamaah haji yang

kurang menguasai akan tugas dan fungsinya di dalam

kloter serta kurang memiliki kompeten yang baik di bidang

managerial, teknis, personal, maupun operasional.

 

Page 79: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

72

Sehingga pelayanan yang diberikan kepada jamaah calon

haji kurang maksimal. Oleh karena itu, untuk memenuhi

tugas dan fungsi petugas kloter/petugas yang menyertai

jamaah haji di kloter tersebut, disusun pedoman rekrutmen

dan seleksi petugas haji, pelatihan dan pengendalian serta

penilaian kerja.

Dimana dalam hal ini petugas kloter yang terdiri

dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), mereka adalah

orang yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap

seluruh jamaah haji dalam satu kelompok terbang/kloter,

yang melayani urusan dalam bidang administrasi dan

manajerial/yang dianggap sebagai ketua kloter. Kemudian

Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), mereka

ialah petugas yang membantu ketua kloter dalam urusan

ibadah/pembimbing ibadah. Serta Tim Kesehatan haji

Indonesia (TKHI), merupakan dokter/paramedis yang juga

ikut menyertai calon jamaah haji Indonesia yang melayani

urusan dalam bidang kesehatan.

Sedangkan TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah)

dan TKHD (Tim Kesehatan haji Daerah) adalah petugas

yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota untuk

melayani jamaah daerah masing-masing, TPHD dalam

 

Page 80: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

73

bidang pelayanan umum dan TKHD dalam bidang

pelayanan kesehatan.14

Demikian juga peran pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan ibadah haji yaitu sebagai pembagi kuota

provinsi menjadi kuota kabupaten/kota sesuai ketetapan

Gubernur Kepala Daerah tingkat I, serta sebagai

pelaksana seleksi dan menetapkan petugas yang menyertai

jamaah haji dari unsur daerah (TPHD/TKHD), termasuk

dalam penyediaan APBD untuk petugas dan transport

jamaah calon haji dari daerah asal ke embarkasi haji.15

Pelatihan petugas haji dengan kurikulum yang

bertujuan mengarah kepada kemampuan managerial dan

koordinasi dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada

jamaah haji dan bimbingan, kemudian meningkatkan

kemampuan teknis dan medis yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan bagi jamaah haji, dan peningkatan

kinerja petugas untuk mewujudkan petugas yang

berdedikasi, petugas yang bertanggung jawab, serta

petugas yang berakhlak mulia.

Pembekalan petugas haji selama ini dianggap

belum sepenuhnya dilakukan secara terstruktur. Karena

14 Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Penyiapan Petugas Haji

Indonesia, (Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

2009), hlm.6. 15

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm. 31.

 

Page 81: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

74

lebih banyak penyampaian materi dari pada praktik di

lapangan dan diskusi penyelesaian kasus. Kegiatan

pembekalan bagi petugas haji belum mencerminkan pada

pendidikan karakter yang dapat melahirkan komitmen

untuk melayani dengan sepenuh hati.

Sebagai upaya alternatif dan solusinya, diharapkan

dengan adanya pembekalan petugas haji dapat mengurangi

suatu kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan

untuk lebih memahami posisi tugas dan tanggung

jawabnya.16

Setelah dilakukan pembekalan, pada tahapan

penempatan petugas haji hendaknya disesuaikan dengan

kemampuan di bidangnya sesuai hasil seleksi, karena ujian

seleksi selama ini tidak mengarah pada tes penempatan.

Juga beban tugas masing-masing wilayah kerja di Arab

Saudi, disesuaikan dengan rasio jumlah petugas.

Terkait dengan penempatan petugas yang lebih

efektif adalah sebagai berikut :17

1. Berdasarkan alokasi usul dan permintaan dari calon

petugas, sepanjang pimpinan instansi pengirim

konsisten sesuai kualifikasi yang diminta.

16

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm. 67. 17

Kementerian Agama RI, Problematika Penyelenggaraan Ibadah

Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di Arab Saudi, (Jakarta :

Direktorat Jenderal Penelenggaraan Ibadah Haji, 2016), hlm. 68.

 

Page 82: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

75

2. Perubahan usul penempatan, dapat mempertimbangkan

kemampuan dan keahlian yang dimiliki petugas setelah

selesai pembekalan.

3. Penempatan untuk petugas yang diperbantukan/mobile,

dan petugas gabungan safari wukuf dan badal haji telah

dirancang sebelum keberangkatan di Arab Saudi dan

dimasukkan dalam SK penugasan.

Jadi, menurut analisa penulis yaitu petugas yang

menyertai jamaah haji merupakan tim yang diberi tugas

untuk melaksanakan pelayanan umum, bimbingan ibadah,

dan pelayanan kesehatan di kloter yang terdiri dari Tim

Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah

Haji Indonesia (TPIHI), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia

(TKHI) pada saat pelaksanaan perjalanan ibadah haji.

Sedangkan Petugas Haji Daerah adalah tim yang diangkat

oleh Gubernur untuk membantu melayani jamaah haji di

kloter yang terdiri dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD)

yang memberikan pelayanan ibadah dan umum, dan Tim

Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yang memberikan

pelayanan kesehatan.

Kemudian proses penyelenggaraan ibadah haji ini

terbilang unik karena tidak hanya dilakukan di Tanah

Suci/Tanah Haram, namun juga di Tanah Air yang dalam

melakukan pelaksanaannya melibatkan berbagai intsansi/

lembaga terkait di kedua Negara yaitu Arab Saudi dan

Indonesia. Itulah mengapa pelaksanaan ibadah haji perlu

 

Page 83: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

76

koordinasi yang baik di bawah tanggung jawab

Kementerian Agama, khususnya Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan agar lebih efektif di tahun

yang akan datang.

b. Tugas dan Fungsi Ketua Rombongan (Karom) dan

Ketua Regu (Karu)

Tugas pokok ketua rombongan adalah membantu

pelaksanaan tugas ketua kloter (TPHI) yang menyertai

calon/jamaah haji di bidang pelayanan umum, ibadah, dan

pelayanan kesehatan. Sedangkan, tugas pokok ketua regu

adalah membantu pelaksanaan tugas ketua rombongan

sebagai pembantu tugas dari (TPHI, TPIHI, dan TKHI) di

bidang pelayanan umum, bimbingan ibadah, dan pelayanan

kesehatan.18

Di dalam tiap-tiap rombongan terdapat ketua

rombongan (karom) yang juga merupakan tim kloter yang

bertugas untuk mengkoordinasikan jamaah yang terdapat

di dalaam satu kelompok terbang/kloter. Tugas ketua

rombongan/karom adalah membantu pelaksanaan tugas

ketua kloter/TPHI, sebagai petugas yang menyertai

jamaah calon haji di bidang pelayanan umum, bimbingan

ibadah, dan pelayanan kesehatan.

18

Wawancara dengan Bapak H. Syukur sebagai Penyusun

Pendaftaran dan Pembatalan di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 17 September 2018

 

Page 84: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

77

Kemudian di dalamnya juga terdapat ketua

regu/karu yang bertugas untuk membantu pelaksanaan

tugas ketua rombongan/karom sebagai pembantu tugas

dari TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia), TPIHI (Tim

Pembimbing Ibadah Haji Indonesia), dan TKHI (Tim

Kesehatan Haji Indonesia) yang menyertai jamaah haji di

kloter dalam bertugas di bidang pelayanan umum, ibadah

dan kesehatan, serta mengkoordinasikan jamaah yang

terdapat di dalam rombongan.19

Menurut analisa penulis, sehubungan dengan hal

tersebut diatas perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi

untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan ibadah haji

di Kantor Kementerin Agama Kota Tangerang Selatan

inii. Peran dan pemberdayaan ketua rombongan dan ketua

regu secara efektif merupakan langkah strategis karena

keterbatasan kemampuan petugas kloter dalam melayani

jemaah haji dikloter baik pelayanan umum, pelayanan

kesehatan, mapun bimbingan ibadah.

Oleh karena itu pembekalan/pembinaan ketua

rombongan dan ketua regu perlu dilakukan dengan

perencanaan yang matang, pelaksaan yang tepat dan

evaluasi yang mantap, agar keberhasilan penyelenggaraan

pembinaan ketua rombongan/karom dan ketua regu/karu

19

https://haji.kemenag.co.id/v3/ragam/faqhaji?body_value=&page=4,

diakses pada tanggal 10 September 2018 pada pukul 15.18 WIB

 

Page 85: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

78

memiliki dampak positif dalam peningkatan kualitas

pelayanan terhadap jamaah haji di kloter.

Kompetensi ketua rombongan/karom dan ketua

regu/karu sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung

tawab ketua rombongan dan ketua regu maka kompetensi

yang harus dimiliki adalah mampu memahami kebijakan

pemerintah tentang menyelenggaraan ibadah haji, yakni

memahami tugas pokok dan fungsi sebagai ketua

rombongan/karom dan ketua regu/karu.20

Fungsi ketua rombongan/karom di dalam

pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji adalah untuk

meneruskan informasi atau pengumuman atau petunjuk-

petunjuk dari petugas yang menyertai jamaah haji yaitu

dari petugas haji TPHI/TPIHI/TKHI/TPHD/TKHD,21

kemudian mengatur dan menjaga anggota dari

rombongannya agar tetap utuh, aman, dan tertib serta

dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan ibadah

haji di Tanah Suci. Kemudian dapat menyelesaikan,

mencarikan solusi dan melaporkan permasalahan-

permasalahan kepada ketua kloter/TPHI.

Sedangkan fungsi ketua regu/karu di dalam

pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji adalah

20 Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Penyiapan Petugas Haji

Indonesia, (Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

2009), hlm. 55. 21

Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018.

 

Page 86: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

79

meneruskan informasi atau pengumuman atau petunjuk-

petunjuk dari ketua rombongan/karom dan ketua

kloter/TPHI, mengatur dan menjaga anggota regunya agar

tetap utuh, aman, lancar dan baik selama dalam perjalanan

melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, serta dapat

menyelesaikan dan melaporkan permasalahan kepada

ketua rombongan/karom.22

Sebagaimana yang telah dimaklumi karena ketua

regu dan ketua rombongan memiliki tugas ganda selain

sebagai jamaah haji, juga sebagai pemimpin yang

dipimpin oleh jamaah haji di kloter.23

Dua fungsi ganda

yang disandang tersebut sekaligus merupakan tugas yang

berat, akan tetapi sangat mulia di dalam proses

pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji agar jamaah haji

mendapatkan predikat haji yang mabrur.

C. Efektivitas Sistem Kerja Kloter, Rombongan, dan Regu

dalam Pelayanan Jamaah Haji

Pemberangkatan jamaah calon haji asal Kota

Tangerang Selatan ke Tanah Suci pada Tahun 2018 ini

diberangkatkan melalui Asrama Haji Embarkasi Jakarta

Pondok Gede melalui Bandara Soekarno Hatta dan dengan

menggunakan Pesawat PT. Garuda Indonesia Airlines.

22

Arsip Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. 23

Wawancara dengan Bapak H. Moch. Arief Hidayat sebagai

Penyusun Dokumen Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tanggal 17 September 2018.

 

Page 87: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

80

Secara umum penyelenggaraan ibadah haji di Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan pada Tahun

1439 Hijriah/2018 Masehi ini, telah berjalan sukses, tertib,

lancar, dan aman. Meskipun demikian masih banyak sistem

operasional kerja yang harus perlu diperbaiki serta

ditingkatkan kembali.

Sistem kerja kloter, rombongan, dan regu dalam

pelayanan jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan ini dinilai telah memenuhi

standarisasi dan prosedur yang berlaku. Pada saat petugas

kloter/petugas yang menyertai jamaah haji dibentuk

berdasarkan seleksi, kemudian setelah melalui seleksi

diklat sistem kerja para petugas kloter adalah berkoordinasi

antara sesama petugas kloter yang menyertai jamaah haji

yaitu TPHI, TPIHI, dan TKHI beserta paramedisnya,

kemudian baik petugas kloter dengan Panitia Penyenggara

Ibadah Haji (PPIH) maupun dengan ketua rombongan dan

ketua regu yang mengatur rombongan dan regu di dalam

kloter dalam pelaksanaan ibadah haji.

Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwasanya

petugas kloter bertanggung jawab kepada jamaah dan

pemerintah. Sedangkan ketua rombongan dan ketua regu

hanya bertanggung jawab kepada jamaah, karena ketua

rombongan dan ketua regu merupakan perpanjangan tangan

pelayanan petugas kloter, yang memiliki tugas ganda selain

sebagai jamaah haji, juga sebagai pemimpin yang dipilih

 

Page 88: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

81

oleh jamaah haji di kloter untuk menjaga keutuhan kloter

dalam pelaksanaan ibadah haji.

Hirarki tanggung jawab ini memberikan gambaran

bahwa kesuksesan kerja petugas kloter sangat bergantung

pada bantuan dan kerjasama dari tim kloter yaitu ketua

rombongan dan ketua regu. Oleh karenanya, sistem kerja

tugas petugas kloter tidak bisa sendiri dalam menjalankan

tugasnya. Sistem kerja petugas kloter yang menyertai

jamaah haji pada hakikatnya memerlukan bantuan dari

petugas lainnya di dalam kloter yaitu ketua rombongan dan

ketua regu beserta jamaah hajinya dalam satu kloter

pelaksanaan ibadah haji.

Setelah penulis melakukan penelitian langsung pada

skripsi ini di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan pada Tahun 2018, baik dalam pelaksanaan observasi

langsung maupun berdasarkan data-data yang diperoleh dari

berbagai pihak maka penulis menganalisa antara teori yang

sudah penulis paparkan pada bab sebelumnya. Pada bahasan

BAB II, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

pencapaian efektivitas, adapun syarat-syaratnya tersebut

digunakan dengan teori Fransiscus Xaverius Sujadi adalah

sebagai berikut :

a. Berhasil Guna/ Efektivitas

Efektivitas disini maksudnya adalah untuk

menyatakan bahwa kegiatan tersebut telah

 

Page 89: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

82

dilaksanakan dengan tepat, dalam artian target tercapai

sesuai dengan waktu yang direncanakan sebelumnya.

Menurut penulis, Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan sebagai penyelenggara pelaksanaan

ibadah haji pada Tahun 2018 dinilai sudah berhasil dan

efektif, karena sudah dijalankan dengan cukup

professional sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Ini dapat dilihat mulai dari mekanisme

pembentukan kloter, rombongan dan regu serta tugas

pokok petugas kloter, ketua rombongan dan ketua regu

dalam pelayanan jamaah haji.

Respon positif dari jamaah merasa telah puas

terhadap pelayanan dari petugas kloter beserta tim

kloter untuk jamaah haji pada pelaksanaan ibadah haji

Tahun 2018. Dapat dilihat bahwa 4 kloter yang

diberangkatkan oleh Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan yaitu Kloter JKG 25, KLoter JKG

35, Kloter JKG 52, dan Kloter JKG 63 telah

melaksanakan bimbingan manasik massal, dan

melaksanakan pembinaan ketua rombongan dan ketua

regu dengan tepat waktu, serta pada saat keberangkatan

dan kepulangan sesuai dengan jadwal perencanaan

yang telah ditetapkan dan dengan tepat waktu.

b. Ekonomis/Efesiensi

Efesiensi disini maksudnya adalah untuk

menyebutkan bahwa di dalam suatu usaha pencapaian

 

Page 90: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

83

efektif itu maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan,

waktu, ruangan, dan lain-lain telah dipergunakan

dengan setepat-tepatnya sebagaimana yang telah

ditetapkan dalam perencanaan dan tidak adanya

pemborosan ataupun penyelewengan dan menghasilkan

hasil yang baik. Menurut penulis dalam hal ini Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan selaku

pemerintah penyelenggara ibadah haji dinilai telah

efektif baik dalam hal pembiayaan, ketenaga kerjaan,

maupun peralatan, waktu dan ruangan. Semuanya

menjadi tanggung jawab pemerintah untuk

memberikan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan

terhadap jamaah haji Indonesia. Efesiensi dari segi

petugas kloter maupun tim kloter dinilai sudah baik dan

benar. Walaupun dalam pembentukan petugas kloter

dan tim kloter diperlukan seleksi terlebih dahulu pada

satuan-satuan yang terkait di dalamnya.

c. Pelaksanaan Kerja yang Bertanggung Jawab

Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab

maksudnya adalah untuk membuktikan bahwa dalam

pelaksanaan kerja, sumber-sumbernya tersebut telah

dimanfaatkan dengan sebak-baiknya, dilakukan dengan

bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang

ditetapkan. Menurut penulis Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan selaku Pemerintah

penyelenggara ibadah haji dinilai telah melaksanakan

 

Page 91: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

84

amanah dengan baik dalam rangka memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan untuk jamaah

haji pada pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan pasca

pelaksanaan ibadah haji yang mengutamakan

kesempurnaan ibadah di Tanah Suci sesuai syariat

Islam dan juga peraturan perundang-undangan.

d. Rasionalitas Wewenang dan Tanggung Jawab

Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab

maksudnya adalah wewenang harus seimbang dengan

tanggung jawab. Mendominasi sepihak adalah hal yang

harus dihindari. Dalam sebuah tugas dan pekerjaan

pasti terdapat beberapa kesalahan ataupun konflik-

konflik kecil yang terjadi, apalagi dalam pembagian

tugas yang berbeda antar satu petugas dengan petugas

yang lainnya dalam melayani jamaah haji. Dalam hal

ini Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan selaku Penyelenggara ibadah haji harus dapat

memecahkan suatu masalah dan dapat mengambil

keputusan serta antisipasi untuk menghindari

permasalahan yang mungkin akan terjadi kedepannya.

Serta tidak ada pihak lain yang diutamakan sekalipun

pada jabatan tertinggi. Karena pada hakikatnya

rasionalitas wewenang dan tanggung jawab memiliki

sinergisitas dalam rangka mencapai keberhasilan

penyelenggaraan ibadah haji.

 

Page 92: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

85

e. Prosedur Kerja yang Praktis

Dengan adanya prosedur kerja yang praktis,

maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja

yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan

kerja yang memuaskan dan juga kegiatan operasional

yang dilaksanakan dengan baik dan lancar. Menurut

penulis Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan bertanggung jawab dan memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada

jamaah haji mulai dari mendaftar, keberangkatan, di

Tanah Suci, hingga kepulangan jamaah haji ke Tanah

Air. Sesuai dengan tugas masing-masing petugas kloter

antar petugas dengan petugas haji lainnya.

Secara umum tantangan dalam penyelenggaraan

haji adalah jumlah jamaah yang besar dengan

keragamannya, latar belakang pendidikannya,

pekerjaannya, budayanya. Suku bangsanya, dan adat

istiadatnya. Bersamaan dengan itu era keterbukaan,

kebebasan, serta eforia demokrasi di zaman ini

menjadikan jamaah semakin kritis dan sensitif, akan

tetapi dilain pihak peluang suksesnya penyelenggaraan

ibadah haji masih terbuka lebar, seperti dengan adanya

kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu berupaya

untuk meningkatkan pelayanan terhadap jamaah haji

Indonesia.

 

Page 93: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

86

Semua itu dilaksanakan oleh petugas kloter

yang semata-mata dilakukan untuk mencapai

keberhasilan dalam pencapaian tujuan pelayanan

ibadah haji yang efektif. Sesuai dengan tujuan

penyelenggaraan ibadah haji yakni dalam amanat

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Pasal 2 yaitu

memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga jamaah

haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan

ketentuan ajaran Islam/syariat Islam. Bahwa di dalam

pelaksanaannya penyelenggaraan ibadah haji tersebut

berdasarkan azas keadilan, profesionalitas, dan

akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.

Sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah

diembannya, dalam pelaksanaan ibadah haji petugas

kloter beserta ketua rombongan dan ketua regu harus

memiliki beberapa kompetensi diantaranya yakni

mampu memahami kebijakan pemerintah tentang

penyelenggaraan ibadah haji dan memahami tugas

pokok dan fungsinya, mampu memahami masalah-

masalah aktual seputar manasik haji/tatacara perhajian,

serta dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi

dan cara penanganan pada pelayanan umum, pelayanan

kesehatan, maupun bimbingan ibadah.

Maka dapat disimpulkan menurut analisa

penulis efektivitas sistem kerja kloter, rombongan, dan

regu tersebut saling bersinergi, artinya saling

 

Page 94: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

87

berhubungan dan berkaitan satu dengan yang lainnya.

Saling membantu dan turut serta dalam memajukan

kualitas pada pelayanan jamaah haji Indonesia dalam

rangka penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018 ini di

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

sesuai dengan tuntutan tata kelola kepemerintahan yang

baik dan bersih, bahwa diperlukan sistem dan

manajemen dan kinerja yang baik dengan pengelolaan

petugas yang profesional dan bertanggung jawab.

Dan apabila asas dan prinsip tersebut diatas

dipedomani secara konsisten tujuan penyelenggaraan

ibadah haji akan berhasil dan lebih mudah dicapai.

Oleh karenanya pada tahun mendatang diharapkan

adanya perbaikan dan antisipasi yang lebih baik, baik

dari segi teknis maupun non teknis yang berkaitan

langsung dengan pelayanan jamaah haji itu sendiri.

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Sistem

Kerja Kloter, Rombongan dan Regu

Petugas kloter adalah petugas yang menyertai

jamaah haji, yaitu petugas operasional ibadah haji

yang berada dalam satu kelompok terbang/kloter yang

terdiri dari TPHI, TPIHI, TKHI, TPHD, TKHD

termasuk di dalamnya terdapat tim kloter yaitu para

Karom (Ketua Rombongan) dan Karu (Ketua Regu).

Petugas kloter diangkat oleh Menteri Agama untuk

memberikan pelayanan umum, bimbingan ibadah, dan

 

Page 95: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

88

pelayanan kesehatan kepada calon/jamaah haji di

kelompok terbang/kloter.

Faktor pendukung sistem kerja kloter,

rombongan dan regu dalam pelayanan jamaah haji ini

adalah ketika validitas data dari Kantor Urusan Agama

(KUA) dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH) sesuai dengan data pada Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya disusul

oleh hasil qur’ah yang tepat waktu. Kemudian, yang

menjadi faktor pendukung lainnya adalah ketika

jamaah calon haji telah melunasi Biaya Perjalanan

Ibadah Haji (BPIH) sesuai dengan waktu pelunasan

yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Faktor Penghambat sistem kerja kloter,

rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah haji ini

adalah seringkali terjadi dalam rencana perjalanan

berubah-ubah, seperti tiba-tiba ada jamaah calon haji

yang masuk ke Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH) lain, tiba-tiba ada jamaah calon haji cadangan

yang masuk karena adanya data susulan, dan yang

terakhir karena ada jamaah calon haji yang meninggal

dunia ketika sudah terdaftar di kloter di tahun

keberangkatan sehingga Kantor Kementerian Agama

Kota Tangerang Selatan harus membongkar ulang

datanya. Serta masih kurangnya pemahaman peraturan

perundang-undangan penyelenggaraan ibadah haji.

 

Page 96: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

89

Adapun beberapa faktor penghambat yang

dihadapi petugas kloter/petugas yang menyertai

jamaah haji, serta ketua rombongan dan ketua regu

dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini adalah ;

c. Terdapat pada jenis pekerjaan tertentu yang dinilai

berat atau melebihi kapasitas (overload) yang

disebabkan oleh pelayanan yang terkadang tidak

konstan dari awal kedatangan jamaah hingga

kepulangan jamaah haji.

d. Dalam pelayanan jamaah haji seperti pada

penyiapan daftar nama jamaah calon haji kloter

masih terdapat keterlambatan penyerahan konsep

daftar nama-nama jamaah calon haji dari KUA

dan KBIH sehingga menyulitkan dalam ploting

kloter.

e. Terlalu dekatnya jadwal pemberangkatan kloter,

sehingga perlu kerja cepat, efektif dan efesien.

f. Dalam penyiapan dokumen jamaah calon haji

masih adanya keterlambatan penyerahan paspor

ke seksi PHU.

g. Dalam penyiapan petugas kloter yang profesional

dan amanah terdapat masalah terlalu singkatnya

waktu yang tersedia untuk mengikuti seleksi

calon petugas haji kloter, sehingga peserta yang

mempunyai keinginan tidak dapat terpenuhi

persyaratan yang telah ditentukan.

 

Page 97: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

90

h. Munculnya sikap kecemburuan sosial pada saat

pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci antara

jamaah haji dengan tim kloter yaitu pada ketua

regu dan ketua rombongan.

i. Jamaah calon haji pada umumnya seringkali sudah

membuat rombongan dan regu sendiri diluar dari

penetapan dan penentuan dari KBIH pada saat

pelaksanan bimbingan manasik haji.

Untuk permasalahan tersebut diatas, pada bahasan

ini menurut penulis maka solusi/upaya/penyelesaian bagi

petugas yang menyertai jamaah haji dan tim kloter

kedepannya adalah yaitu :

a. Meningkatkan bentuk koordinasi dan sinergisitas

petugas kloter termasuk ketua rombongan dan

ketua regu dan petugas non kloter dengan

memanfaatkan teknologi dengan aplikasi group

di handphonenya.

b. Menginformasikan kepada KUA dan KBIH

untuk segera menyerahkan daftar nama-nama

jamaah calon haji tersebut kepada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan,

sehingga dapat mempermudah penyusunan/

ploting kloter.

c. Diperlukan pertimbangan jeda waktu yang cukup

untuk menyiapkan dokumen seperti SPMA yang

 

Page 98: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

91

harus disampaikan kepada jamaah calon haji

langsung.

d. Agar dapat menghimbau seluruh jamaah calon

haji baik yang tergabung dalam KBIH ataupun

tidak, sesegera mungkin menyerahkan paspor

untuk proses visa dan yang lainnya.

e. Agar dapat menyampaikan informasi secepat dan

setepat mungkin kepada pegawai jajaran Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

tentang seleksi calon petugas haji kloter/petugas

yang menyertai jamaah haji.

f. Meningkatkan kepedulian terhadap jamaah haji

khususnya untuk keluarga ketua rombongan dan

ketua regu agar lebih paham dan mengerti bahwa

pelaksanaan ibadah haji harus ditanami dengan

rasa keikhlasan dan perbaikan akhlak bagi jamah

haji agar tidak memiliki rasa ketergantungan

pada orang lain.

g. Solusinya adalah merembukan pada saat forum

manasik dengan menyebarkan form oleh jamaah

calon haji untuk kebijakan pembentukan

rombongan dan regu.

Solusi tersebut menurut penulis dianggap telah

sesuai sebagaimana dengan tujuan penyelenggaraan

ibadah haji yaitu untuk memberikan pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi

 

Page 99: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

92

jamaah haji Indonesia, melalui sistem dan manajemen

penyelenggaraan yang baik dan benar agar

penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan dengan aman,

nyaman, khusyuk, tertib, dan lancar serta jamaah haji

dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketentuan

ajaran agama Islam.

Namun, disini juga terdapat satu permasalahan

menarik yang timbul ketika penyelenggara ibadah haji

yaitu Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan juga

memberangkatkan jamaah haji mandiri, yang memang

sebelumnya tidak mendaftakan dirinya pada KBIH

(Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) maupun KUA

(Kantor Urusan Agama). Namun tetap masuk dalam

rombongan dan regu dalam kloter.

Oleh pemerintah, jamaah calon haji mandiri itu

sendiri dianggap berhak mendapatkan kesempurnaan

dalam melaksanakan ibadah haji dan jamaah haji juga

telah dirangkul dengan baik, baik dari segi pembinaan,

pelayanan maupun perlindungan yang merupakan

tanggung jawab pemerintah dalam rangka mencapai

keberhasilan dalam pelaksanaan ibadah haji. Walaupun

memang terdapat sedikit perbedaan antara jamaah haji

regular yang terdaftar pada KBIH dengan jamaah haji

mandiri yang mendaftarkan dirinya langsung pada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan. Tetapi

semua jamaah haji berhak mendapatkan pelayanan yang

sama untuk melaksanakan ibadah haji.

 

Page 100: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

93

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan meneliti permasalahan

Efektivitas Tugas Pokok Kloter, Rombongan, dan Regu

dalam Pelayanan Jamaah Haji Pada Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan, penulis menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Pembentukan kloter, rombongan, dan regu jamaah

calon haji berdasarkan sistem dan mekanisme dalam

pelayanan jamaah haji ditetapkan oleh Pemerintah

Pusat yaitu Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia,

kemudian berikutnya Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi Banten mempunyai wewenang untuk

menunjuk dan mengusulkan Kementerian Agama

Kabupaten/Kota khususnya dalam hal ini Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2018 yang siap untuk mendapatkan nomor urut

kloter awal, tengah, maupun akhir pada pelaksanaan

ibadah haji. Begitupun dengan pembentukan

rombongan dan regu di usulkan kepada Kepala Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, dan

diusulkan dari jamaah calon haji di kelompok

bimbingan untuk menetapkan ketua rombongan dan

ketua regunya.

 

Page 101: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

94

2. Tugas pokok petugas kloter, ketua rombongan, dan

ketua regu dalam pelayanan haji pada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan. Dalam

hal ini petugas kloter yaitu TPHI bertugas dan

bertanggung jawab terhadap seluruh jamaah haji

dalam satu kloter, yang melayani urusan dalam bidang

administrasi dan manajerial/yang dianggap sebagai

ketua kloter. Kemudian TPIHI bertugas membantu

ketua kloter dalam urusan ibadah. Serta TKHI yang

merupakan dokter/paramedis yang juga ikut menyertai

calon jamaah haji Indonesia yang melayani urusan

dalam bidang kesehatan. Kemudian tugas pokok ketua

rombongan adalah membantu pelaksanaan tugas

petugas kloter di bidang pelayanan umum, ibadah, dan

pelayanan kesehatan. Sedangkan, tugas pokok ketua

regu adalah membantu pelaksanaan tugas ketua

rombongan sebagai pembantu petugas kloter.

3. Dalam hal ini menurut analisa penulis, efektivitas

tugas pokok petugas kloter, rombongan, dan regu

tersebut saling bersinergi, artinya saling berhubungan

dan berkaitan satu dengan yang lainnya. Saling

membantu dan turut serta dalam memajukan kualitas

pada pelayanan jamaah haji Indonesia dalam rangka

penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018. Begitupun

dengan kesuksesan kerja petugas kloter, rombongan

amupun regu sangat bergantung pada bantuan dan

kerjasama dari tim kloter yaitu ketua rombongan dan

 

Page 102: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

95

ketua regu. Oleh karenanya, sistem kerja tugas petugas

kloter tidak bisa sendiri dalam menjalankan tugasnya

di Tanah Suci. Sistem kerja petugas kloter pada

hakikatnya memerlukan bantuan dari petugas lainnya.

4. Faktor pendukung dan faktor penghambat efektivitas

tugas pokok petugas kloter, rombongan, dan regu

adalah Faktor pendukung sistem kerja kloter,

rombongan dan regu dalam pelayanan jamaah haji ini

adalah ketika validitas data dari Kantor Urusan Agama

(KUA) dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH) sesuai dengan data pada Kantor Kementerian

Agama Kota Tangerang Selatan. Sedangkan faktor

penghambatnya yaitu seringkali terjadi dalam rencana

perjalanan berubah-ubah, seperti tiba-tiba ada jamaah

calon haji yang masuk ke KBIH lain, tiba-tiba ada

jamaah calon haji cadangan yang masuk, dan yang

terakhir karena ada jamaah calon haji yang meninggal

dunia.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan terdapat

beberapa saran mengenai efektivitas tugas pokok kloter,

rombongan, dan regu dalam pelayanan jamaah haji

diantaranya sebagai berikut :

 

Page 103: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

96

1. Kepada pengurus Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan khususnya para petugas yang

ditugaskan sebagai petugas haji Indonesia agar terus

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

demi tercapainya penyelenggaraan ibadah haji yang

merupakan kunci keberhasilan penyelenggara ibadah

haji termasuk di dalamnya terdapat petugas haji yaitu

TPHI, TPIHI, TKHI, termasuk di dalamnya terdapat

Karom dan Karu.

2. Dalam efektivitas tugas pokok kloter, rombongan, dan

regu pada pelayanan jamaah haji ini tentu memiliki

beberapa hambatan yang dialami dari pihak mana pun.

Oleh karenanya, Kantor Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan sebagai regulator penyelenggara

ibadah haji kiranya di kemudian hari dapat membuka

diri untuk dapat menerima kritik dan saran dari

berbagai pihak tersebut di dalam pelaksanaan ibadah

haji.

 

Page 104: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

96

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Qordoba dan Terjemahnya, 2012 Bandung : PT.

Cordoba Internasional Indonesia

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan Pembangunan

Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitan Untuk Public

Relations, Kualitatif dan Kuantitif, Bandung : Simbiosa

Rekatama Media

Baaz, Abdul Aziz Bin Abdullah. 1993. Haji, Umrah dan Ziarah

Berdasarkan Tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah,

Jakarta: CV. Firdaus

Basyuni, Muhammad M. 2008. Reformasi Manajemen Haji,

Jakarta : FDK Press

Brata, Atep Adya. 1999. Bisnis dan Hukum Perdata dagas SMK,

Bandung : Armico

Departemen Agama RI, 2003. Hikmah Ibadah Haji, Jakarta :

Dirjen Bimas Islam & Penyelenggara Haji

Departemen Agama RI, 2005. Pedoman Tugas Karu dan Karom,

Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Jakarta

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji & Umrah, 2012. Haji

dari Masa ke Masa, Jakarta : Dirjen PHU

Drucker, Petter F. 1986. Bagaimana Menjadi Eksekutif yang

Efektif, (terjemahan) Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1986

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data,

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

F.X, Sujadi. 1990. Organisasi dan Manajemen : Penunjang

Berhasilnya Proses Manajemen, Jakarta : CV Masagung

 

Page 105: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

97

Kartono, Ahmad. 2016. Solusi Hukum Manasik Dalam

Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab,

Jakarta : Pustaka Cendekiamuda

Kementerian Agama RI, 2010. Desain Pola Bimbingan Calon

Jamaah Haji, Jakarta: Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama RI, 2016. Problematika Penyelenggaraan

Ibadah Haji, Studi Kasus Haji di Dalam Negeri dan di

Arab Saudi, Jakarta : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nasution, MN. 2005. Manajemen Mutu Terpadu, Bogor : Ghalia

Indonesia

Raya, Ahmad Thib, Siti Musdah Mulia. 2003. Menyelami Seluk-

Beluk Ibadah Dalam Islam, Jakarta : Prenada Media

Ruslan, Rosadi. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan

Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sadily, Hasan. 1980. Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES HAM.,

Jakarta : Ichtiar Banu-Van Hoeve

Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa (P3B) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai

Pustaka, cet-vii, edisi ke-2

Usman, Husaini. dan Akbar, Purnomo Setiady. 2006. Metodologi

Social, Jakarta : Bumi Akasara

Arsip berupa Laporan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2018

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 106: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

98

HASIL WAWANCARA

Nama : H. Ade Sihabuddin

Jabatan : Kepala Seksi Bidang Penyelenggaraan Haji &

Umrah/ TPIHI

Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan

Hari/Tanggal : Senin, 17 September 2018

Waktu : 13.30 WIB - 14.30 WIB

1. Tanya : Apa Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji di Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?

Jawaban:

Tujuan kami sebagai regulator penyelenggaraan haji adalah

untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

yang sebaik-baiknya kepada jamaah haji Indonesia khususnya

jamaah haji yang ada di lingkungan Kementerian Agama Kota

Tangerang Selatan ini melalui sistem dan manejemen

penyelenggaraan yang baik sesuai dengan prosedurnya dari

para petugas agar penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan

aman, nyaman, tertib dan lancar. Dan jamaah haji dapat

melaksanakan ibadahnya di Tanah Suci sebagai haji yang

mabrur sampai kembali ke Tanah Air berjalan sesuai dengan

ketentuan syariat Islam.

 

Page 107: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

99

2. Tanya : Bagiamana Pembentukan Kloter Jamaah Haji di

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?

Jawaban :

Pembentukan kloter jamaah calon haji diputuskan melalui sitem

qur’ah (undian) dalam rapat konsolidasi pembentukan kloter

atau kelompok terbang dan pemantapan kloter Embarkasi

Jakarta di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Banten. Barulah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan mendapatkan nomer urut tengah, awal, maupun akhir di

kloter pada keberangkatan pelaksanaan ibadah haji tahun 2018.

3. Tanya : Berapakah Kloter yang diterima oleh Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun pada 2018

ini?

Jawaban :

Tahun 2018 ini kami atau Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah mendapatkan

4 kloter, 2 kloter utuh dan 2 kloter gabungan yang terbagi dalam

2 gelombang. Namun hanya Kloter JKG 29 saja yang

mendapatkan keberangkatan pada gelombang pertama, kloter

berikutnya diberangkatkan pada gelombang kedua. Kloter

pertama yaitu kloter JKG 29, kloter kedua yaitu kloter JKG 35,

kloter ketiga yaitu kloter JKG 52, dan kloter terakhir yaitu kloter

JKG 63.

4. Tanya : Apa Tugas Petugas Kloter dalam Penyelenggaraan

Ibadah Haji?

 

Page 108: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

100

Jawaban :

Tugas kami sebagai petugas kloter adalah bertanggung jawab

terhadap semua jamaah haji di dalam kloter untuk melayani dan

melaksanakan urusan di bidang pelayanan umum, ibadah, dan

pelayanan kesehatan. Petugas kloter bertanggung jawab kepada

jamaah haji dan pemerintah.

5. Tanya : Apakah Sistem Kerja Kloter, Rombongan, dan Regu

dalam penyelenggaraan ibadah haji telah berjalan dengan

efekftif?

Jawaban :

Yaa, pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2018 ini dimenurut

saya telah berjalan efektif dan mengikuti arahan dari

penyelenggara ibadah haji sebagaimana mestinya, walaupun

masih terdapat sedikit kekurangan-kekurangan yang masih

membutuhkan perbaikan di tahun tahun berikutnya.

Narasumber

Tim Pemandu Haji Indonesia

HASIL WAWANCARA

 

Page 109: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

101

HASIL WAWANCARA

Nama : H. Hariyadi Saidih Zakaria S.Ag

Jabatan : Ketua Rombongan Kloter 29

Tempat : Sekretariat KBIH Daarul Hikmah Pamulang

Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018

Waktu : 16.00 WIB - 16.30 WIB

1. Tanya : Bagaimana Mekanisme Pembentukan Rombongan

dan Regu Jamaah Haji?

Jawaban :

Untuk rombongan dan regu haji itu sendiri dibentuk setelah

Kantor Kementerian Agama mendapatkan nomer urut kloter,

setelah itu untuk masing-masing KBIH/KUA dapat mendata

nama-nama jamaah haji untuk dapat ditetapkan ke dalam

rombongan ataupun regu pada kelompoknya masing-masing.

Sedangkan mekanisme pembentukan robongan dan regu jamaah

haji di kloter tahun ini dibentuk pada pertemuan ke-10 saat

bimbingan manasik haji di Kelompok Bimbingan Ibadah

haji/KBIH sesuai domisili jamaah calon haji masing-masing.

2. Tanya : Apa saja Tugas Pokok Ketua Rombongan, dan Ketua

Regu Jamaah Haji?

Jawaban :

Untuk tugas pokok ketua rombongan dalam pelaksanaan ibadah

haji tahun ini adalah membantu pelaksanaan tugas ketua kloter

 

Page 110: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

102

TPHI yang menyertai calon/jamaah haji pada bidang pelayanan

umum, pelayanan kesehatan dan bimbingan ibadah. Sedangkan

tugas pokok ketua regu adalah membantu pelaksanaan tugas

ketua rombongan di dalam kloter mulai dari sebelum

keberangkatan, pelaksanaan ibadah, sampai pada saat

kepulangan di Tanah Air.

3. Tanya : Apa Fungsi Ketua Rombongan dan Ketua Regu

Jamaah Haji dalam Kloter?

Jawaban :

Fungsi ketua rombongan dan ketua regu dalam kloter itu sendiri

yaitu untuk meneruskan informasi dari petugas kloter maupun

dari karom kepada jamaah. Yang kedua, untuk mengatur,

membantu dan menjaga keutuhan anggotanya agar tetap

utuh,aman, tertib, dan lancar selam dalam melaksanakan

ibadah di Tanah Suci. Juga menyelesaikan dan melaporkan

permasalahan pada ketua kloter maupun pada karom.

4. Tanya : Materi apa saja yang diberikan untuk Petugas pada

saat Pembekalan Ketua Rombongan dan Ketua Regu di Kantor

Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?

Jawaban :

Materi yang diberikan sewaktu pembekalan ketua rombongan dan

ketua regu di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang

Selatan adalah seputar fiqh haji, manasik perhajian, undang-

undang perhajian/ kebijakan perhajian Indonesia dari

 

Page 111: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

103

pemerintah, serta masalah kesehatan, sejak sebelum

keberangkatan, pada pelaksanaan di Tanah Suci, sampai

kepulangan ke Tanah Air.

5. Tanya : Apa yang Menjadi Penghambat dalam Pelaksaan

Tugas Ketua Rombongan dan Ketua Regu pada saat di kloter?

Jawaban :

Calon/jamaah haji yang melaksanakan ibadah haji pada

umumnya ingin mendapat pengakuan dan hakikatnya ingin

diperhatikan, tak hanya pada pelayanan di Tanah Air tetapi juga

pelayanan pada saat pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Di

Tanah Air salah satunya yaitu seringkali jamaah haji membuat

regu dan rombongan sendri pada saat di KBIH, dan di Tanah

Suci yaitu masih terdapat jamaah haji yang pada

pelaksanaanibadah haji merasakan sikap kecemburuan sosial

antar tim kloter dengan jamaah yang merupakan keluarganya.

Narasumber

 

Page 112: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

104

Dokumentasi Pembagian Petugas Kloter (TPHI, TPIHI,

TKHI) beserta Pembinaan Tim Kloter (Karom dan Karu) di

Aula Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 113: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

105

Dokumentasi Simulasi untuk Jamaah Calon Haji Haji dan

Proses Wawancara di

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

Dokumentasi Pemberangkatan Jamaah Calon Haji asal Kota

Tangerang Selatan ke Embarkasi Jakarta Pondok Gede oleh

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 114: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

106

Dokumentasi Pemberangkatan Jamaah Calon Haji asal Kota

Tangerang Selatan ke Embarkasi Jakarta Pondok Gede oleh

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan

 

Page 115: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

107

 

Page 116: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

108

 

Page 117: EFEKTIVITAS TUGAS POKOK PETUGAS KLOTER, ROMBONGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47682/1/DESI NURYANI... · haji, yang meliputi pembinaan jamaah, pembinaan

109