efektivitas model pembelajaran mind mapping terhadap hasil

71
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SALAMAH KOTA JAMBI SKRIPSI SRI HARLELI NIM. TPG. 151731 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 23-Feb-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

MADRASAH IBTIDAIYAH SALAMAH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

SRI HARLELI

NIM. TPG. 151731

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

MADRASAH IBTIDAIYAH SALAMAH

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

SRI HARLELI

NIM. TPG.151731

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL
Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

PERSEMBAHAN

Yang tercinta ALLAH SWT, takkan pernah lelah kulalui jalan demi

mencapai-MU. Terimakasih untuk rahmat-MU yang tiada henti. Hari ini

secercah harapan telah kugenggam, sepenggal asa telah kugapai,

Terimaksih Ya ALLAH, Kau berikan aku kesempatan untuk

membahagiakan orang-orang Yang kucintai dan kusayangi.

Untuk yang pertama, skripsi ini aku persembahkan kepada

Alm.Ibundaku KAMDIANA Sosok yang pertama dari tujuan hidupku.

Terimakasih Ya ALLAH telah engkau berikan malaikat-Mu.

Terimakasih telah engkau lahirkan aku dalam rahimnya..

Untuk sosok yang penuh motivasi, yang mengajarkan arti hidup.

Ayahanda KHAIDIR dan Pamanku Dr. H. HIDAYAT, M.Pd serta bibi

kami Hj. YULIDARTI yang telah sabar tulus dan ikhlas

membesarkanku, membimbing dan mendidik ku hingga keperguruan

tinggi, semoga ALLAH SWT membalas jasa-jasa dan pengorbanan

selama iya mendidik diriku hingga sekarang ini. Tiada kata yang

terindah dan tiada doa yang paling bermakna untuk disampaikan

kepada ALLAH SWT agar memberikan balasan yang setimpal atas

pengorbanan yang tulus selama ini. Kekal dan abadi.

Aaminn.

Pasti akan ada sebuah kisah. Kisah yang akan kau ceritakan di sisa

usiamu nanti.

Untuk kedua saudaraku abang dan adekku BUDI AFRIADI &

MUHAMMAD RIDHO terimakasih sudah menjadi teman sekaligus

saudara untukku yang menjadi inspirasi buatku.

Sejuta terimaksih aku ucapkan kepada Bapak Dr, Shalahuddin,

M.Pd.I serta terimakasih juga untuk Ibu Al Ikhwanah, M.Pd.Iselaku

pembimbing yang sabar dalam membimbing, menasehatkan dan

memberi semangat.

Terimaksih teruntuk sahabat-sahabat yang telah membantu (Wiwit

Wulandari, Vita, Yuli, Septi dan Muhammad ahir, S.Pd) Terimakasih

untuk dukungan serta motivasi yang kalian berikan.

Serta untuk sahabat-sahabat seperjuangan khususnya PGMI A

Angkatan 2015

Terimakasih telah menjadi tempat berbagi suka dan duka, saling

memotivasi dan berdiskusi selama berjuang berjuang bersama. Semoga

ALLAH SWT senantiasa menjaga Ukhuwah Islamiyah diantara kita.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

MOTTO

Artinya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan

rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran. (QS. Az-Zumar Ayat 9)

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan

tulis baca yang tidak mengetahui. ( Penerbit. Lembaga Percetakan

Al-Qur’an Pemprov Jambi 2012 Hal: 413 )

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, Tuhan

Yang Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya,

atas iradahnya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan Salam atas

Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi ini telah banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Jambi Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Jambi Sulthan Thaha Syaifuddin

Jambi.

3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Jambi Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Shalahuddin, M.Pd.I, selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Al

Ikhwanah, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah beserta Guru di Madrasah Ibtidaiyah

Salamah Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

dalam memperoleh data dilapangan.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti

hingga menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Wassalamualaikum Wr,Wb

Jambi, April 2019

Penulis

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Sri Harleli

NIM.TPG.151731

ABSTRAK

Nama : Sri Harleli

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi.

Skripsi ini membahas tentang pengaruh model pembelajaran Mind Mapping

terhadap hasil belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi Kelas V

pada pembelajaran tematik IPA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan desain quasi experiment-posttest-only control design,

sedangkan teknik pengambilan sampelnya yaitu dengan menggunakan teknik total

sampling. Sampel penelitian di bagi menjadi dua kelas yaitu kelas VB sebagai

kelas Eksperimen dan kelas VA sebagai kelas Kontrol. Pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini berupa teknik test. Soal test tersebut digunakan

untuk melihat hasil belajar siswa. Hasil pengelolahan data diperoleh data-data

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping

sebesar 84,49% dan yang tidak menggunakan model pembelajaran Mind Mapping

sebesar 62,06%. standar deviasi yang menggunakan mode pembelajaran Mind

Mapping sebesar 8,227%, dan yang tidak menggunakan model pembelajaran

Mind Mapping sebesar 15,933%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil

belajar tematik yang menggunakan metode eksperimen lebih baik dibandingkan

dengan tidak menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, adanya

perbedaan hasil belajar ini juga terbukti melalui pengujian hipotesis yang

dilakukan yaitu ttabel = 2,021 > thitung = 5,94 < ttabel = 2,704. Karena hasil uji

hipotesis penilaian diperoleh ttabel = 5% , thitung > ttabel = 1%, sehingga H0 ditolak Ha

diterima. Artinya terdapat perbandingan yang signifikan antara hasil belajar

tematik yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan tidak

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

kata kunci : Mind Mapping, Hasil belajar.

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

ABSTRACT

Nama : Sri Harleli

Program studi : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education

Judul : Effectiveness of Mind Mapping Learning Model on

Student Learning Outcomes in Class V Thematic

Learning Salamah Madrasah Ibtidaiyah Jambi City

This thesis discusses the influence of the Mind Mapping learning model on

student learning outcomes in Jambi City Class V Ibtidaiyah Salamah Madrasah on

science thematic learning. This research is a quantitative research using a quasi

experiment-posttest-only control design, while the sampling technique is by using

total sampling technique. The research sample was divided into two classes

namely VB class as Experiment class and VA class as Control class. Data

collection used in this study is a test technique. The test questions are used to see

student learning outcomes. Data management results obtained data on student

learning outcomes using Mind Mapping learning model of 84.49% and those who

did not use Mind Mapping learning model of 62.06%. standard deviation using

Mind Mapping learning mode is 8.27%, and those who do not use the Mind

Mapping learning model are 15.933%. The results of this study indicate that the

results of thematic learning using experimental methods are better than not using

the Mind Mapping learning model, the differences in learning outcomes are also

proven through hypothesis testing that is done t table = 2.021> t count = 5.94 <t

table = 2.704. Because the results of the assessment hypothesis test obtained t

table = 5%, t count> t table = 1%, so that H0 is rejected Ha accepted. This means

that there is a significant comparison between thematic learning outcomes using

the Mind Mapping learning model without using the Mind Mapping learning

model.

Keywords: Mind Mapping, Learning Outcomes.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

NOTA DINAS ........................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................................ ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Indentifikasi Masalah ............................................................................ 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik ........................ .......................................................... 7

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 23

C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 24

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27

B. Pendekatan dan Desain Penelitian .......................................................... 27

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 28

D. Instrumen Penelitian................................................................................ 28

E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 30

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35

G. Hipotesis Statistik ................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................................ 38

B. Uji Hipotesis .......................................................................................... 47

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 51

B. Saran ...................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Keterampilan Otak Kanan dan Otak Kiri ........................................... 13

Tabel 3.1. Desain Posttest-Only Control ............................................................. 27

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen soal tes hasil belajar suhu dan kalor .................. 29

Tabel 4.1. Skor hasil belajar yang menggunakan model Mind Mapping ........... 39

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas VB .. 41

Tabel 4.3. Skor hasil belajar yang tidak menggunakan model Mind Mapping . 43

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas VA .. 45

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Mind Mapping ................................................................. 12

Gambar 2.2. Desain Kerangka Fikir ................................................................ 25

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Grafik Histogram Hasil Belajar menggunakan model pembelajaran

tipe Mind Mapping ........................................................................... 41

Grafik 4.2. Grafik Histogram Hasil Belajar tidak menggunakan model pembela-

jaran tipe Mind Mapping ................................................................. 45

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen

Lampiran 3. Lembar Validasi Dosen RPP Eskperimen

Lampiran 4. Lembar Validasi Guru RPP Eskperimen

Lampiran 5. RPP Kelas Kontrol

Lampiran 6. Soal Tes

Lampiran 7. Validasi Butir Soal

Lampiran 8. Lembar Validasi Soal

Lampiran 9. Uji Normalitas

Lampiran 10. Uji Reabilitas

Lampiran 11. Tabel Nilai Uji T

Lampiran 12. Daya Pembeda

Lampiran 13. Uji Hipotesi

Lampiran 14. Dokumentasi

Lampiran 15. Jadwal Penelitian

Lampiran 16. Daftar Riwayat Hidup

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi sekarang ini, pendidikan sangat diperlukan untuk

mengadapi pengembangan zaman yang semakin maju agar tidak mudah di

bodohi oleh orang lain. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spritual (keagamaan),

pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan di

indonesia diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, dan tidak

diskriminatif yaitu dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,

mengembangankan kemampuan, membentuk watak, dan peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangaka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pendidikan dan pembelajaran harus membutuhkan kerjasama antara

negara pemerintah, tenaga pendidik, dan masyarakat secara luas.

Hal yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses

pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa. Oleh sebab itu

dalam proses pembelajaran guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

Sedangkan siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Akan tetapi dalam kenyataan tidak berjalan demikian. Berdasarkan hasil

observasi atau wawancara yang dilaksanakan tanggal 12 november 2018

dengan guru bidang studi kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Salamah kota jambi

yaitu dengan ibu Dewiyati S.Pd.I beliau mengatakan bahwa materi pelajaran

IPA oleh sebagian siswa merupakan pelajaran yang dianggap siswa relative

sulit, karena materiya banyak dan waktunya singkast sehingga membuat

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

siswa sulit memahami dalam mengaplikasikan proses pembelajaran

berlangsung, sehingga beberapa siswa beranggapan bahwa pembelajaran IPA

itu membosankan dan sulit untuk dipahami.

Dan siswa-siswa di sekolah ini kurang pahamnya dalam

mengaplikasikan proses pembelajaran berlangsung. Sehingga menyebabkan

siswa mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Terutama dalam

pembelajaran IPA, sehingga nilai hasil belajar siswa dibawah standar KKM.

Hal ini disebabkan karena selama pembelajaran berlangsung guru

masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional.

Dimana aktivitas dalam proses belajar mengajar masih pada tingkat mencatat,

mendengar, dan memperhatikan penjelasan guru. Dengan model

pembelajaran ini siswa kurang berperan aktif dalam proses belajar mengajar

dan siswa akan menjadi cepat jenuh sehingga motivasi dalam belajar menjadi

kurang, sehingga menuntut guru lebih kreatif dalam menerapkan model

pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind mapping. Karena

model pembelajaran kooperatif tipe Mind mapping merupakan model yang

merupakan salah satu yang mengupayakan seorang siswa mampu menggali

ide-ide yang kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena

Mind mapping mempunyai banyak keunggulan yang dapat membantu

memecahkan permasalahan yang kita hadapi baik dalam bidang

pemahaman, keterampilan berpikir maupun ingatan. Mengingat mind

mapping mempunyai banyak keunggulan, dua di antaranya adalah (1)

dengan mind mapping ide permasalahan diidentifikasi secara jelas (2)

mind mapping membuat kita lebih mampu berkonsentrasi pada

permasalahan yang sering kita hadapi. Pembelajaran IPA dengan

menggunakan model mind mapping, diharapkan dalam keterampilan berpikir

dan pemahaman daya ingat siswa dalam pembelajaran IPA dapat

ditingkatkan. Dengan demikian siswa belajar tidak hanya mendengarkan dan

guru menerangkan di depan kelas saja, namun diperlukan keaktifan

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

siswa dalam mengembangkan materi pokok siswa pada proses

pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul: Efektivitas Model Pembelajaran

Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran

Tematik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi.

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat di

idenfikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kurang peran aktif siswa saat proses pembelajaran dapat membuat

siswa jenuh dalam belajar.

2. Materi dalam pembelajaran tematik kurang dipahami oleh siswa yang

tidak aktif berpartisipasi pada proses pembelajaran.

3. Pengunaan metode dan model pembelajaran yang monoton membuat

siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran.

4. Hasil belajar siswa kelas V MI Salamah Kota Jambi kurang optimal.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan penelitian dapat lebih terfokus pada permasalahan yang

ada maka perlu diadakan pembatasan masalah,antara lain:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas V MI Salamah Kota Jambi pada

tahun ajaran 2018-2019.

2. Penelitian menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

3. Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa

aspek kognitif.

4. Pembelajaran tematik, KI dan KD IPA, suhu dan kalor.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan batasan masalah diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas

pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa hasil belajar tematik

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi?

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:“Model pembelajaran

mind maaping memiliki peranyang cukup signifikan terhadap hasil belajar

tematik siswa dan demikian ada efektivitas model mind mapping terhadap

hasil belajar tematik siswa”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk

mengetahui hasil belajar model pembelajaran Mind Mapping pada materi

Tematik siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya:

a. Bagi Sekolah

Untuk memberikan strategi pembelajaran yag baru agar kualitas

pendidikan siswa menjadi lebih baik dengan mengoptimalkan

berbagai alat indra yang dimiliki siswa.

b. Bagi Siswa

1) Dapat belajar sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

2) Meningkatkan semangat dalam proses pembelajaran Tematik.

3) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Memperoleh pengetahuan yang lebih bermakna.

c. Bagi Pendidik

1) Dapat memberi alternatif strategi pembelajaran baru untuk

meningkat efektivitas pembelajaran Tematik.

2) Dapat memotivasi untuk lebih kreatif dan inovativ dalam

mengembangkan pembelajaran Tematik.

d. Bagi Mahasiswa

1) Memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran yang

menerapkan model Mind Mapping.

2) Memotivasi untuk mengembangkan strategi yang lain dalam

penelitian pada masa yang akan datang.

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

3) Dapat memotivasi dan menambah wawasan untuk

mengembangkan penelitian dalam memajukan dunia pendidikan,

khususnya pembelajaran Tematik.

4) Dapat memotivasi untuk melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran, serta menambah kesiapan dalam mengajar.

e. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain

Memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik

menngunakan model Mind Mapping terhadap kemampuan Hasil

belajar siswa pada pembelajaran tematik.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Efektivitas pembelajaran

Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Efektivitas

merupakan faktor yang sangat penting dalam pelajaran karena menentukan

tingkat keberhasilan suatu model pembelajaran yang digunakan.

Menurut Nana Sudjana (1990:50) efektivitas dapat diartikan sebagai

tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat

membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan proses pembelajaran

berkenaan dengan jalan, upaya teknik dan strategi yang digunakan dalam

mencapai tujuan secara optimal, tepat dan cepat, sedangkan menurut Sumardi

Suryasubrata (1990:5) efektivitas adalah tindakan atau usaha yang membawa

hasil.

Mengacu dari beberapa pengertian efektivitas yang telah dikemukakan

oleh para ahli maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa efektivitas

adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari penerapan suatu model

pembelajaran, dalam hal ini diukur dari hasil belajar siswa, apabila hasil

belajar siswa meningkat maka model pembelajaran tersebut dapat dikatakan

efektif, sebaliknya apabila hasil belajar siswa menurun atau tetap (tidak ada

peningkatan) maka model pembelajaran tersebut dinilai tidak efektif. Jadi

tingkat keefektifan model pembelajaran accelated learning.

Agar model yang akan digunakan dalam suatu pembelajaran bias lebih

efektif makan guru harus mampu melihat situasi dan kondisi siswa, termasuk

perangkat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk peserta didik

berkemampuan sedang tentu berbeda dengan peserta didik yang pandai.

Metode caramah misalnya akan menjadi kurang efektif jika dipakai dalam

kelas dengan jumlah siswa besar, karena berbagai alasan, seperti sebagian

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

mereka kurang memperlihatkan pembicaraan guru, bicara sendiri dengan

temannya, guru kurang optimal dalam mengawasi siswa (Ismail, 2008: 30).

Untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu menghadapi

perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode

merupakan suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses

dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitan apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)

peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajaran yang tinggi,

semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan

dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi

perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%). Suatu proses belajar mengajar efektif dan bermakna

akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun

guru itu sendiri. (Ismail, 2008: 30)

2. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada

strategi, metode, atau prosedur. Soekamto dalam Aris Shoimin (2014: 23)

mengemukakan bahwa “model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.

Sedangkan menurut Arends dalam Aris Shoimin (2014:24)

mengemukakan bahwa “model pembelajaran mengarah pada suatu

pendekatan pembejaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan

sistem pengelolaannya”.Menurut Abdul Azis Wahab (2012:52), “Model

mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang

menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Berikut adalah

beberapa model pembelajaran yang berlandaskan paradigma konstruktivistik.

1. Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving

Menurut Krulik dan Rudnick dalam Rusman dkk. (2011: 39), “Problem

solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan

jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang

dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak

lumrah tersebut”. Aktivitas problem solving diawali dengan konfrontasi

dan berakhir apabila sebuah jawaban telah diperoleh sesuai dengan

kondisi masalah. Kemampuan pemecahan masalah dapat diwujudkan

melalui kemampuan reasoning.

2. Model Pembelajaran Problem-based Instruction

Arends dalam Rusman dkk. (2011:39) berpendapat bahwa “Problem-

based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham

konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar

dan pemecahan masalah otentik”.Siswa belajar bagaimana mengonstruksi

kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah,

mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengonstruksi

argumentasi mengenai pemecahan masalah,bekerja secara individual

atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.

3. Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai

proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah

yang diajukan. Menurut Schmidt dalam Rusman dkk. (2011: 40),

“Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

dengan melakukan observasi dan/atau eksperimen untuk mencari

jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan

masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis”.

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Model pembelajaran inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu

dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan

dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh

siswa.

4. Model Pembelajaran Mind Mapping

Model Pembelajaran mind mapping merupakan model pembelajaran

yang dapat mengembangkan kreatifitas, keaktifan, daya hafal, pengetahuan

dan kemandirian siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut

Aris Shoimin (2014: 105),“Mind mapping atau pemetaan pikiran adalah

teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan

prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”. Sedangkan menurut

Michalko dalam Tony Buzan (2013: 2), “Mind Map adalah alternatif

pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Mind Map

menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala

sudut”.

Dari model-model pembelajaran di atas, penulis memilih

menggunakan model pembelajaran mind mapping karena model

pembelajaran ini sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan lebih

membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Karena Penggunaan model

pembelajaran mind mapping melibatkan siswa secara langsung dalam

proses pembelajaran, dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih

mudah mengingat dan memahami materi tersebut.

3. Mind Mapping

a. Pengertian Mind Mapping

Tony Buzan (2005:4) mengemukakan bahwa mind mapping adalah

cara mencatat yang kreatif dan efektif, cara mudah memasukkan dan

mengeluarkan informasi dalam otak, mind mapping menggunakan warna,

simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak.

Kemudian menurut Susanto Windura (2008:16) Mind mapping adalah

suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar.

Jadi kesimpulannya adalah mind mapping merupakan cara mudah

untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke

luar dari otak sehingga dapat menghasilkan cara untuk mencatat yang

kreatif dan efektif sesuai dengan peta pikiran kita.

b. Fungsi Mind Mapping

Menurut Michael Michalko yang dikutip oleh Tony Buzan (2005:6)

mind mapping dapat berfungsi sebagai berikut:

1. Mengaktifkan seluruh otak;

2. Membereskan akal dari kekusutan mental;

3. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan;

4. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi

yang saling terpisah;

5. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian;

6. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya;

7. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok

bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari

ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

c. Tujuh Langkah Dalam Membuat Mind Mapping

Tony Buzan (2005:15) memaparkan tujuh langkah dalam membuat mind

mapping, antara lain:

a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan memulai dari tengah

memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala

arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih jelas dan

alami;

b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membatu kita menggunakan imajinasi.

Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

berfokus, membantu kita tetap berkonsentrasi, dan mengaktifkan

otak kita;

c. Menggunakan warna, karena bagi otak, warna sama menariknya

dengan dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup

dan menambah energi kepada pemikiran kreatif serta menyenangkan;

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat

satu dan dua, dan seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi dan

otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus.

Bila kita menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah

mengerti dan mengingat;

e. Membuat garis hubung yang melengkung atau bukan garis lurus.

Karena garis lurus akan membosankan otak;

f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci

tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada

mind map;

g. Menggunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar

bermakna banyak kata.

Contoh bentuk mind mapping dengan tema utama “Motivasi”. Dan

cabangnya adalah bintang, hidup, kesehatan, manfaat, penampilan,

emosi, serta energi dan kemudian diikuti dengan sub-sub cabang.

Gambar 2.1 Contoh mind map (Sumber: Tony Buzan, 2005: 173)

d. Mind Mapping Memanfaatkan Belahan Otak Kiri dan Otak

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Kanan

Dengan membuat mind map, kita telah memanfaatkan dua belahan

otak yaitu otak kanan dan otak kiri. Pembagian dua belahan otak ini

dikemukakan oleh professor Robert Ornstein yakni:

Tabel 2.1 Keterampilan Otak Kanan dan Otak Kiri

Otak Kiri Otak Kanan

Kata-kata

Logika

Angka

Urutan

Analisis

Daftar

Irama

Kesadaran ruang

Gestalt(gambar

keseluruhan)

Imajinasi

Melamun

Warna

Dimensi Sumber: Tony Buzan (2005:49)

Menurut DePorter (1999) yang dikutip oleh Sugihartono (2007:14)

menerangkan bahwa kedua belahan baik otak kiri maupun otak kanan,

mengatur aktivitas mental yang berbeda. Masing-masing mempunyai

peran yang berbeda-beda dalam proses belajar. Jika guru dalam mengajar

senantiasa teratur menerangkan dari devinisi hingga latihan soal, menjelaskan

dari buku tiap halaman, mengerjakan dari buku urut dari soal yang mudah

hingga soal yang sulit, maka guru tersebut cenderung mengasah otak

kiri anak dalam berpikir.

Apabila guru mengajak untuk belajar dalam berbagai kasus di

lapangan, mengamati berbagai fenomena di lapangan, kemudian anak

selanjutnya diminta untuk menghubungkan dengan berbagai teori yang ada di

buku, maka guru tersebut juga mengasah otak kanan anak dalam

berpikir. Dalam proses kerja otak manusia, stimulasi otak bagian kiri atau

kanan saja kurang sempurna tanpa ada rangsangan atau dorongan dari

bagian luar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran, guru dianjurkan

untuk dapat menstimulasi kedua belahan otak siswa dalam proses

pembelajaran berdasarkan karakteristinya masing-masing.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

4. Pengertian Belajar

Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan

sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi sedemikian

rupa agar kegiatan belajar terarah pada tujuan pendidikan. Tercapainya

tujuan proses belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan

pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara

guru dan murid. Komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses

belajar mengajar ialah tujuan, bahan, model, metode, alat serta penilaian.

Berdasarkan definisi tersebut menunjukkan bahwa proses belajar

mengajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara

bersama dan saling berkaitan antara peserta didik, pengajar, dan

lingkungan dengan mengkoordinasikan tujuan, bahan, model, metode, alat,

dan penilaian secara optimal menuju perubahan tingkah laku. Dalam

proses belajar mengajar, guru harus memiliki model dan strategi, agar

peserta didik dapat belajar secara efektif, sehingga dapat tercapai tujuan yang

diharapkan . Salah satu langkahnya yaitu harus mengusai teknik-teknik

penyajian atau metode mengajar.

Istilah pembelajaran dan pengajaran menurut Agus Suprijono

(2009), yaitu pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan

pengajaran terjemahan dari teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak

saja pada arti leksikal, namun juga pada implementasi kegiatan belajar

mengajar. Berdasarkan arti kamus, pengajaran adalah proses perbuatan,

cara mengajarkan. Pengajaran adalah proses penyampaian. Arti tersebut

melahirkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan

atau cara mengajarkan di terjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari

peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti

ini merupakan proses instruktif guru bertindak sebagai “ panglima” guru di

anggap paling dominan dan guru dipandang sebagai orang yang paling

mengetahui. Pengajaran adalah interaksi imperatif. Pengajaran merupakan

transplantasi pengetahuan.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari. Perbedaan istilah ini dengan pengajaran adalah

pada tindakan ajar. Pada pengajaran guru mengajar diartikan sebagai

upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru

mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi subyek

pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta

didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan

proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

Metode pembelajaran menurut Suwardi (2007), adalah cara yang

digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

menurut yaitu:

a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan penuturan bahan pelajaran secara lisan dan

dapat digunakan dimana saja. Metode ini dapat diterapkan dengan baik

apabila didukung oleh alat atau media.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan bentuk pertanyaan yang harus dijawab

terutama bagi guru kepada siswa atau sebaliknya siswa kepada guru.

c. Metode diskusi

Metode diskusi merupakan metode interaksi antara peserta dengan

peserta atau peserta dengan guru untuk menganalisis, memecahkan

masalah, atau memperdebatkan topik tertentu. Bertujuan untuk tukar

menukar gagasan, pemikiran. Informasi / pengalaman diantara peserta

sehingga di capai kesepakatan pokok-pokok pikiran. Untuk mencapai

kesepakatan tersebut para peserta dapat saling beradu argumentasi

untuk meyakinkan peserta lainya kesepakatan pikiran inilah yang

kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode

lainya, seperti: penjelasan, ceramah, curah pendapat, permainan dan

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

lain-lain.

d. Metode Demonstrasi

Metode ini merupakan penyajian pelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau situasi tertentu yang

sedang dipelajari.

e. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah

siswa yang tebagi-bagi menjadi kelompok kecil untuk mencapai tujuan

tertentu.

f. Metode Pemberian tugas

Istilah lain dari metode pemberian tugas adalah resetasi, dimana

sejumlah tugas diberikan oleh guru dan penyelesaian tugas dapat secara

individual maupun kelompok.

g. Metode Eksperimen

Metode eksperimen digunakan dalam pembelajaran dimaksudkan

sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu

serta mengamati dengan mata kepala sendiri proses dan hasil belajar.

h. Metode Penemuan

Dalam metode penemuan, para siswa berusaha menemukan sendiri

informasi-informasi, data-data, bahan-bahan untuk mencapai tujuan.

Metode ini berorientasi pada keaktifan siswa.

i. Metode Simulasi

Simulai adalah suatu tindakan peniruan dari proses yang nyata. Dalam

metode simulasi siswa dapat berperilaku sebagai orang lain/tokoh

ataupun siswa-siswa dapat terlibat dalam situasi tiruan.

j. Metode Pengajaran Unit

Metode ini merupakan suatu cara belajar mengajar dimana guru dan

siswa mengarahkan dan memusatkan kegiatan mereka pada pemecahan

masalah yang telah dirumuskan bersama-sama.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat mengkombinasikan

berbagai macam metode. Dengan menggunakan lebih dari satu metode

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

mengajar maka akan menghilangkan kebosanan dan lebih bervariasi.

Menurut Agus Suprijono (2009), metode pembelajaran yang

mampu untuk meningkatkan kekompakan siswa dan menghilangkan rasa

jenuh yaitu pembelajaran aktif ataupun kooperatif karena siswa akan ikut

serta aktif dalam pembelajaran.

5. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Menurut Purwanto (2010:46) “Hasil belajar adalah perubahan perilaku

siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai

penugasan atas sejumlah bahan diberikan dalam proses belajar

mengajar” .Sedangkan menurut Rifa’I dan Anni (2009:85) “Hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh peserta didik”. Menurut

Sanjaya (2009:13) “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam

memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”.

Menurut Suprijono (2011:5) ”Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009:5-6) menyatakan bahwa

hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambing. Keterampilan intelektual meliputi kemampuan mengkategorikan,

analitis-sitesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5. Sikap, yaitu kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap meliputi kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai sebagai standar perilaku.

Berdasarkan pandangan-pandangan di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku berupa kemampuan

tertentu yang diperoleh pembelajar setelah mengalami proses belajar. Hasil

belajar ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai siswa

berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran ekonomi yang ditandai dengan adanya pencapaian tujuan

pembelajaran yang diperoleh berdasarkan pengalaman siswa serta

ditunjukkan dengan nilai tes ekonomi berdasarkan pedoman penilaian

yang ditentukan oleh sekolah.

Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah adanya proses penilaian

oleh guru. Hasil dari penilaian hasil belajar dijadikan sebagai pedoman

atau kriteria dari pencapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan oleh

guru sebelumnya. Penilaian tersebut dilaksanakan oleh guru sebelum, saat,

maupun setelah aktivitas belajar.

6. Tiga Ranah Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Objek

penilaian hasil belajar disini adalah tiga ranah hasil belajar menurut

Bloom, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah kognitif menurut Anni (2009:86) berkaitan dengan hasil

belajar yang berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual:

Ranah kognitif mencakup kategori berikut:

1. Pengetahuan (knowledge).

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

2. Pemahaman (comprehension).

3. Penerapan (application).

4. Analisis (analysis).

5. Sintesis (synthesis).

6. Penilaian (evaluation).

Ranah afektif menurut Sudjana (2009:53): Berkenaan dengan nilai dan

sikap. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai

tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan belajar, dan lain -

lain. Ranah afektif mencakup kategori berikut:

1. Penerimaan ( receiving).

2. Penanggapan ( responding).

3. Penilaian (valuing).

4. Pengorganisasian (organization).

5. Pembentukan pola hidup ( organization by a value complex).

Menurut Sudjana (2009:54) Hasil belajar bidang psikomotor tampak

dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu.

Kategori psikomotor mencakup kategori berikut:

1. Persepsi ( perception).

2. Kesiapan (set).

3. Gerakan Terbimbing ( guded response).

4. Gerakan Terbiasa ( mechanism).

5. Gerakan Kompleks ( complex overt response).

6. Penyesuaian ( adaptation).

7. Kreativitas (originality).

7. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu model terapan pembelajaran terpadu

yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan yang

terikat oleh tema (Fogarty, 1991). Pembelajaran tematik merupakan suatu

usaha memadukan pengetahuan secara komprehensif dan terintegrasi.

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Pembelajaran terpadu di sekolah dasar membantu mengembangkan

pemahaman siswa yang berakibat siswa menjadi lebih terlibat dalam

pembelajaran (Slekar, et al, 2003).

Pembelajaran tematik sebagai salah satu pendekatan integrasi secara

alami menghubungkan fakta-fakta dan ide-ide dalam upaya untuk memahami

dunia. Melalui jaringan tema, siswa dapat menghubungkan ide-ide dengan

pengalaman dan lingkungan tempat tinggal siswa. Menyadari pentingnya

terintegrasi dalam menyongsong kebutuhan belajar ramaja muda pada abad

ke-21 dan mempersiapkan mereka untuk mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang diperlukan di era dunia semakin global (Davies,

2011). Siswa juga harus mempelajari keterampilan pentinguntuk sukses di

dunia saat ini, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan

kolaborasi (Partnership for 21 st Century Skill, 2009).Kelasyang

menggabungkanketerampilanabad ke21untuksiswa SD tidak hanya

mungkindilakukan di sekolah dasarsaat ini, tapi juga sangat penting

untukdasarpembelajaranabad ke-21 (McKenna, 2011). Pembelajaran tematik

memungkinkan siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat

tinggi.

Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum 2006, khususnya

mengenai struktur kurikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa

pembelajaran pada kelas I sampai III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik (BNSP, 2006). Penetapan pendekatan tematik pada pembelajaran di

SD dikarenakan perkembangan siswa pada kelas rendah sekolah dasar pada

umumnya berada pada tingkat perkembangan yang masih melihat segala

sesuatu sebagai satu keutuhan serta baru mampu memahami hubungan antara

konsep secara sederhana. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata

pelajaran yang terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan siswa

untuk berpikir holistic dan membuat kesulitan bagi siswa untuk mengaitkan

konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari.

Pendidikan pada dasarnya adalah pengembangan holistik dari seorang

individu yang meliputi fisik, emosional, mental, sosial dan spiritual

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

(Honnutagi, 2011). Hal ini juga terdapat dalam Amanat Undang-

UndangNomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3

menegaskan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Undang-Undangmemberikan tanggung jawab yang besar terhadap

pendidikan untuk mendidik siswa menjadi manusia yang utuh secara fisik,

intelektual, emosional, dan spiritual. Pada domain fisik adalah membentuk

manusia yang sehat, pada domain intelektual yaitu berilmu, cakap, kreatif,

merupakan ketrampilan tingkat tinggi yang harus diajarkan kepada siswa.

Pada domain emosional, yaitu berakhlak mulia, demokratis, dan bertanggung

jawab mengharuskan siswa diajarkan karakter yang luhur, sedangkan pada

domain spiritual adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

mengharapkan siswa bersikap religius.

Dalam Standar Isi Kurikulum 2006 disebutkan bahwa peningkatan

mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki

daya saing dalam menghadapi tantangan global (BSNP, 2006: 3). Ini berarti

bahwa tujuan pendidikan harus memberikan pengetahuan dan ketrampilan

secara holistic pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan karakteristik siswa tingkat sekolah dasar, maka

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut adalah

pembelajaran tematik, pembelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan siswa baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan

pembelajaran yang dapat mengembangkan ketrampilan tingkat tinggi kepada

siswa mulai tingkat sekolah dasar, agar siswa mampu menghadapi persaingan

global.

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Pembelajaran tematik integratif merupakan salah satu kebijakan konsep

dan implementasi kurikulum yang telah digagas sejak kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) pada tahun 2004. (Depdiknas, 2003) Khususnya untuk

Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Kebijakan tersebut telah

disempurnakan melalui peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan (SNP) dan peraturan menteri pendidikan nasional

nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses yang meneguhkan tentang

pentingnya pembelajaran pembelajaran tematik integratif untuk pendidikan di

SD (Permendiknas, 2005). Pada tahun 2013, kebijakan tersebut mengalami

revisi dan penyempurnaan melalui kurikulum 2013 (K-13) yang secara

prinsip tetap mengusung esensi pembelajaran tematik integratif untuk SD.

Pada tahapan implementasi, pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan maupun K-13 pada pelaksanaan pembelajaran tematik integratif

untuk SD masih banyak menemui kendala dan masalah Hasil studi literatur

yang dilakukan oleh Sukini (2012) mengemukakan bahwa (1) Guru masih

kurang memahami langkah-langkah melakukan pemetaan KD dengan tema

dari beberapa mata pelajaran terkait, (2) Guru masih kurang memahami

perancangan pembelajaran yang berupa penyusunan silabus dan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan pendekatan

tematik, (3) Guru belum dapat menyampaikan pembelajaran tematik.

Pembelajaran yang disampaikan masih terkotak kotak dalam berbagai mata

pelajaran yang ditematikkan, dan (4) Guru belum mampu menyusun

instrumen penilaian untuk pembelajaran tematik.

B. Penelitian Relevan

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka

peneliti mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relavansi dengan

judul penelitian ini. Adapun karya-karya tersebut diantaranya:

1. Hasil penelitian Yudy Guspriyanto (2012) dengan judul “Pengaruh Metode

Pembelajaran MIND MAPPING Terhadap Minat dan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

minat belajardan hasil belajar melalui penerapan metode pembelajaran mind

mapping dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Banyubiru 01.

2. Hasil penelitian Ni Putu Sumaraning (2014) dengan judul “Pengaruh Model

Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV di Desa Sinabun

Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng” menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan menggunakan model Mind Mapping dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

langsung siswa kelas IV sekolah dasar di Desa Sinabun.

3. Hasil Penelitian Tugiyati (2010), yang berjudul “Penerapan Metode Mind

Mapping untuk Meningkatkan Penguasaan Materi IPS di SMP

Muhammadiyah 1 Kalibawang Tahun Ajaran 2009/2010”. Berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping,

berhasil meningkatkan partisipasi belajar siswa dan penguasaan materi IPS.

Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa. Siswa memiliki

keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan

bekerjasama dengan sesama anggota kelompok untuk membuat Mind

Mapping.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Shofiah Hattarina (2008)

tentang ”Penerapan Model Pembelajaran Mind Map Untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI

IPS SMA N I Talun”, menyimpulkan bahwa penerapan siklus I-

II menunjukkan adanya peningkatan rerata hasil belajar sebesar 46,12 %.

5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Made Widiari yang dimuat dalam e-

Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha, volume 2, nomor 1,

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

tahun 2014 dengan judul” Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping

Dan Ekspositori Terhadapa Hasil Belajar Matematika Di SD Gugus IX

Kecamatan Buleleng.”

Penelitian di atas menegaskan bahwa model pembelajaran mind

mapping berpengaruh dalam kegiatan belajar siswa. Hal ini tentunya

juga dapat memengaruhi minat belajar siswa untuk mengikuti kegiatan

belajar di sekolah dan pada akhirnya dapat memengaruhi hasil belajar para

siswa. Ada pun perbedaan dari penelitian diatas: Nama peneliti, Tahun

pembuatan, Tempat penelitian, Materti penelitian, Jenis penelitian dan ada

pun persamaan dari penelitian tersebut yaitu: sama-sama menggunakan model

mind mapping, sama-sama menentukan hasil belajar. Sehubungan dengan hal

tersebut maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Efektivitas model pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil

Belajar siswa pada pembelajaran IPA Kelas V MI Salamah Kota Jambi”.

C. Kerangka Pikir

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebagai variabel

dependen dan model pembelajaran mind mapping sebagai variabel

independen. Kerangka berpikir pada penelitian ini mengacu pada teori

Sumadi Suryabrata (2010) tentang faktor-faktor yang memengaruhi hasil

belajar, dan mengacu pada teori Tony Buzan (2013) tentang mind map

dimana kedua hal tersebut memengaruhi variabel hasil belajar.

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, digolongkan

menjadi faktor fisiologis dan faktor psikologi, sedangkan faktor eksternal

yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar, digolongkan menjadi faktor

nonsosial dan faktor sosial. Salah satu faktor eksternal yang dapat

memengaruhi hasil belajar adalah cara mengajar guru di kelas saat

menyampaikan materi pelajaran. Salah satu cara menyampaikan materi di

kelas adalah dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Model pembelajaran mind mapping adalah model pembelajaran yang

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

dapat mengembangkan kreatifitas, keaktifan, daya hafal, pengetahuan dan

kemandirian siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran mind mapping menggunakan tujuh langkah dalam proses

pembuatannya. Sehingga dapat dibuat kerangka berpikir yaitu pengaruh

penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagi berikut pada

gambar 2.1:

Gambar 2. 1. Desain Kerangka Fikir

Berdasarkan gambar 2.1 menjelaskan bahwa setelah menganalisa

permasalahan dalam proses pembelajaran dan solusi permasalahannya maka

peneliti membuat kerangka fikir bahwa didalam proses pembelajaran peneliti

membagi sampel menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas eksperimen mendapat perlakuan proses pembelajaran menggunakan

Guru Proses Pembelajaran Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pembelajaran dengan model

Mand Mipping

Pembelajaran konvensial

Tes Tes

Terdapat pengaruh atau

tidak terdapat pengaruh

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

model Mand Mipping dan kelas kontrol mendapat perlakuan proses

pembelajaran konvensional. Kedua kelas tersebut diberikan tes setelah

mealukan proses pembelajaran untuk mengetahui terdapat pengaruh atau

tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran Mand Mipping diharapkan mampu

melatih kerja sama siswa yang baik, dan mampu memunculkan aktivitas-

aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar.

Siswa diharapkan termotivasi dalam belajar dan mendapatkan kemudahan

dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan. Mand Mipping ini

diduga mampu membawa siswa pada suasana yang baru yang membuat

perasaan menjadi senang terhadap materi IPA. Model ini akan memunculkan

motivasi belajar siswa, sikap positif terhadap proses pembelajaran, dan

tumbuhnya rasa percaya diri. Jika hal tersebut sudah ada dalam diri siswa

maka akan mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2010: 35), “hipotesis adalah

dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih”, sedangkan

Nana Sudjana dalam Riduwan (2010:35) menyatakan bahwa “hipotesis

adalah asumsi mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu

yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Berdasarkan pendapat

para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah asumsi

terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih yang masih harus diuji

kebenarannya melalui penelitian ilmiah.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Model pembelajaran mind maaping memiliki peranyang cukup signifikan

terhadap hasil belajar tematik siswa dan demikian ada efektivitas model mind

mapping terhadap hasil belajar tematik siswa”.

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Salamah

Kota Jambi yang beralamat Jalan 16 kota jambi pada siswa kelas V MI

Semester genap tahun ajaran 2018/2019, dilaksanakan pada februari sampai

maret.

B. Pendekatatan dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-

eksperimen, yaitu penelitian yang tidak sepenuhnya mengontrol variabel yang

akan diteliti. Desain penelitian ini menggunakan Two Group Randomized

Subject Post Test Only.

Perlakuan dalam penelitian ini hanya diberikan pada kelas eksperimen,

setelah itu kedua kelompok diukur variabel terikatnya. Secara sederhana

desain penelitian ini dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Rancangan Penelitians

Kelompok Perlakuan Posttest

(R) E X O

(R) K - O

Keterangan:

R = Pemilihan subyek secara acak

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

X = Perlakuan peneliti dengan menggunakan metode Mind A Map.

O = Tes akhir

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi pada semester II tahun pelajaran

2018/2019.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode total sampling yaitu sampel yang dimiliki hanya 2 kelas

saja,sehingga dipastikan kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang

sama, akan ditentukan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen dan

kelas kontrol, sehingga didapat kelas V B sebagai kelas kontrol dan kelas

V A sebagai kelas eksperimen.

D. Instrumen Penelitian

1. Hasil belajar

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang diperoleh oleh siswa

setelah melakukan proses pembelajaran baik itu perubahan kecakapan,

sikap dan tingkah laku pada individu siswa. Artinya dari semua tindakan

atau kegiatan belajar sudah pasti mendapatkan hasil belajar walaupun

hasilnya tidak seoptimal yang diharapkan tetapi setidaknya akan menuju

kepada pengetahuan yang lebih baik.

b. Defenisi Operasional

Hasil belajar yang diteliti pada penelitian ini adalah nilai yang

diperoleh setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung melalui tes

akhir siklus, akhir siklus ini merupakan alat evaluasi hasil belajar untuk

dijadikan data keberhasilan siswa sehingga belajar yang diharapkan dapat

tercapai.

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar tematik kelas V

Madrash Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi. Hasil belajar siswa di peroleh

melalui tes yang dibuat dalam bentuk tes essay sebanyak 10 soal.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen soal tes hasil belajar suhu dan

kalor

Dimensi Indikator Item

soal

Jumla

h

Pengetahuan Mendefinisikan (C1) 1,2,3,4

,5

5

Pemahaman Menghitung (C2) 6,7,8,9

,10

5

Jumlah 10

2. Model Mind Mapping

a. Definisi Konseptual

Tony Buzan (2005:4) mengemukakan bahwa mind map adalah

cara mencatat yang kreatif dan efektif, cara mudah memasukkan dan

mengeluarkan informasi dalam otak, mind map menggunakan warna,

simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja

otak. Jadi kesimpulannya adalah mind map merupakan cara mudah

untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke

luar dari otak sehingga dapat menghasilkan cara untuk mencatat yang

kreatif dan efektif sesuai dengan peta pikiran kita.

b. Definisi operasional

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model

mind mapping eksperimen sebagai berikut :

a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan memulai dari tengah

memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala

arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih jelas dan

alami;

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membatu kita menggunakan imajinasi.

Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap

berfokus, membantu kita tetap berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak

kita;

c. Menggunakan warna, karena bagi otak, warna sama menariknya

dengan dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup dan

menambah energi kepada pemikiran kreatif serta menyenangkan;

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu

dan dua, dan seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi dan otak

senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita

menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah mengerti dan

mengingat;

e. Membuat garis hubung yang melengkung atau bukan garis lurus.

Karena garis lurus akan membosankan otak;

f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci

tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada

mind map;

g. Menggunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar

bermakna banyak kata.

E. Instrument Pengumpulan Data

1. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012, p. 203) “ Mengemukakan

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Metode ini di gunakan peneliti untuk melihat keadaan lokasi

penelitian, keadaan dan aktivitas siswa dalam proses belajar megajar, dan

melihat bagaimana hasil belajar siswa.

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

2. Wawancara

Menurut Sudjana dalam Satori and Komariah (2013, p.

130)“ Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui

tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau

penjawab (interviewee)”.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui cara belajar siswa dengan

mewawancarai guru kelas

. Teknik ini merupakan informasi tambahan yang digunakan untuk

menguatkan penelitian.

3. Dokumentasi

Menurut (Arikunto, 2006), dokumentasi sebagai “cara mencari data

mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip,

buku, surat khabar, majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan

sebagainya.” Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-

data yang berhubungan dengan gambaran umum.

4. Tes

Menurut (Arikunto, 2006, p. 150), tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok.

Metode ini penulis gunakan untuk mengadakan uji kemampuan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran antara penggunaan metode eksperimen

dan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan untuk

menguji validitas dan reliabilitas soal tes berikut rumusnya:

(a) Validitas soal

Menurut (Arikunto, 2006, p. 168), “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrumen.” Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini penulis

menggunakan rumus Korelasi Point Biserial, yakni:

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Rpbi = 𝑀𝑝− 𝑀𝑡

𝑆𝐷𝑡 √

𝑝

𝑞

Keterangan:

rpbi = Angka Indeks Korelasi Point Biserial

Mp =Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh

peserta tes yang menjawab betul, yang dicari korelasinya

dengan tes secara keseluruhan.

Mt = Mean skor total.

SDt = Standar Deviasi dari skor total.

P = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item

yang sedang diuji validitas itemnya.

q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item

yang sedang diuji validitas itemnya.

Untuk memberikan interpretasi terhadap Rpbi, digunakan

tabel “R” Product Moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df

= N- nr).

(b) Reabilitas Soal

Menurut (Arikunto, 2006, p. 180), Penentuan tes hasil belajar

bentuk objektif dalam penelitian ini penulis menggunakan formula

Spearman-Brown, yakni.

r11 = 2𝑟

11

22

1+𝑟 11

22

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

r22

11 = Koefisin korelasi product moment antara separoh (1/2) tes

(belahan I) dengan separoh (1/2) tes (belahan II) dari tes

tersebut.

1 & 2 = Bilangan konstanta

Untuk menentukan besarnya r22

11digunakan rumus:

rhh atau r22

11atau rxy =

𝑁 ∑ 𝑋𝑌− (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2}

Keterangan:

N = Jumlah subyek (sampel/testee)

X = Skor–skor hasil tes pada separoh belahan pertama.

Y = Skor–skor hasil tes pada separoh belahan kedua

(c) Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Arikunto, 2010, p. 211)

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks

kesukaran, indeks deskriminasi (daya bedanya) ini berkisar antara 0,00

sampai 1,00.

Rumus mencari D :

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵 = PA - PB

Dimana :

DP = Daya Pembeda

J = Jumlah Peserta Tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan

menggunakan rumus berikut ini Kriteria :

0,70 - 1,00 soal baik sekali (sangat baik)

0,40 - 0,69 soal baik(tinggi)

0,20 - 0,39 soal cukup (sedang)

0,19 - 0,00 soal rendah (kurang) (Arikunto, 2010, p. 214)

(d) Indeks Kesukaran Atau Proporsi (P)

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

mencoba lagi karena di luar jangkauannya.(Arikunto, 2010, p. 207)

P = 𝐵

𝐽𝑆

Dimana :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut :

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 0,10 adalah mudah

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik

analisis, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk

menggambarkan keadaan sampel dalam bentuk persentase (%), rata-rata

( ), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (s), varians (s2), nilai

maksimum (xmaks), dan nilai minimum (xmin).

b. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian,

yang dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai

prasyarat untuk pengujian hipotesis dan uji hipotesis.

c. Uji Normalitas

(Subana, Moersetyo, & Sudrajat, 2000, p. 123) “ Normalitas sebaran

data menjadi sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis

statistik apa yang dipakai dalam penganalisaan selanjutnya. pengujian

normalitas di gunakan uji chi kuadrat “.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji chi kuadrat

adalah sebagai berikut :

a. Menentukan rata-rata kelas V

b. Menentukan kelas interval ( aturan stuges )

K = 1+ 3,3 log (n)

c. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil.

d. Menentukan panjang kelas interval (P)

P = 𝑅

𝐾

e. Menentukan simpangan baku (S)

f. Menentukan batas kelas

g. Menentukan nilai Z dengan rumus :

Z = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ−𝑋

𝑆

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

h. Mencari chi kuadrat (X2 hitung) dengan rumus :

X2 = ∑(𝑓𝑜−𝑓ℎ)2

𝑓ℎ

i. Membandingkan (X2 hitung) dengan (X2 tabel) dengan criteria :

Jika X2 hitung > X2 tabel maka distribusi data Tidak Normal

Jika X2 hitung < X2 tabel maka distribusi data Normal

d. Uji Homogenitas

Uji ini untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang

homogen atau tidak dengan menggunakan uji F. Dengan Rumus :

Fhitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Dengan criteria pengujian :

Jika F hitung > F tabel maka distribusi data Tidak Homogen

Jika F hitung < F tabel maka distribusi data Homogen

e. Uji t

Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menhuji perbedaan

atau kesamaan dua kondisi / perlakuan dua kelompok yang berbeda dengan

prinsip memperbandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok / perlakuan itu.

Rumus uji “t” atau t test adalah (Sudijono, 2005, pp. 346-348).

t0 = 𝑀1− 𝑀2

𝑆𝐸𝑀1−𝑀2

Langkah perhitungan :

1. Mencari mean variabel I dengan Rumus :

M1 = M + i(∑ 𝑓𝑥

𝑁)

2. Mencari mean variabel II dengan Rumus :

M2 = M + i(∑ 𝑓𝑦

𝑁)

3. Mencari standar deviasi variabel I dengan rumus :

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

SD1 = i √∑ 𝑓𝑥2

𝑁1− (

∑ 𝑓𝑥

𝑁1)

2

4. Mencari standar deviasi variabel II dengan rumus :

SD1 = i √∑ 𝑓𝑦2

𝑁1− (

∑ 𝑓𝑦

𝑁1)

2

5. Mencari standar error mean variabel X dengan rumus :

SEM1 = 𝑆𝐷1

√𝑁1− 1

6. Mencari standar error mean variabel Y dengan rumus :

SEM2 = 𝑆𝐷2

√𝑁2− 1

7. Mencari standar error perbedaan antara mean variabel X dan mean

variabel Y dengan rumus :

SEM1- M2 = √𝑆𝐸𝑀1

2 + 𝑆𝐸𝑀2

2

8. Mencari t0 dengan rumus :

t0 = 𝑀1− 𝑀2

𝑆𝐸𝑀1−𝑀2

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

Ho : µ1 ≤ µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 = Kemampuan pemahaman konsep fisika siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Mind Mapping.

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan tanggal 18 februari

2019 dengan guru bidang studi kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Salamah kota

jambi yaitu dengan ibu Dewiyati S.Pd.I tentang pembelajaran tematik beliau

mengatakan bahwa materi pelajaran tematik oleh sebagian siswa merupakan

pelajaran yang dianggap siswa relative sulit, terutama dalam pembalajaran IPA

karena materiya banyak dan waktunya singkat sehingga membuat siswa sulit

memahami dalam mengaplikasikan proses pembelajaran berlangsung, sehingga

ada sebagian siswa beranggapan bahwa pembelajaran IPA itu membosankan

dan sulit untuk dipahami.

Karena siswa-siswi di sekolah ini kurang pahamnya dalam

mengaplikasikan proses pembelajaran selama berlangsung. Sehingga

menyebabkan siswa mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Terutama

dalam pembelajaran IPA, sehingga nilai hasil belajar siswa dibawah standar

KKM 70.

Proses pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota

Jambi berlangsung selama 6 jam pelajaran (6 x 45 menit). Penulis melakukan 1

kali pertemuan dalam seminggu untuk masing-masing kelas. Materi yang

disampaikan penulis yaitu suhu dan kalor kelas yang menjadi sampel pada

penelitian ini adalah kelas V B (sebagai kelas eksperimen) sedangkan V

A(sebagai kelas kontrol). Kelas V B belajar tematik ipa pada hari selasa

sedangkan kelas VA belajar teamtik ipa pada hari kamis. Kelas VB diberi

perlakuan khusus dengan menggunakan model Mind Mapping sedangkan kelas

VA tidak diberikan perlakuan khusus. Setelah diberikan materi suhu dan kalor,

berdasarkan efektivitas atau tingkat keberhasilan yang dicapai dari penerapan

suatu model pembelajaran, dalam hal ini diukur dari hasil belajar siswa, penulis

memberikan test pada kedua kelas tersebut. Test yang diberikan terlebih dahulu

di uji validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Test yang

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

penulis berikan adalah tes essay, penulis menyiapkan soal sebanyak 10 soal.

Pada uji validitas soal semua soal dinyatakan valid sehingga dapat digunakan

sebagai instrumen dalam penelitian.

1. Hasil Belajar Siswa Kelas V B Kelas Eksperimen

Tabel 4.1 : skor hasil belajar tematik siswa yang menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping

No Nama Siswa KKM Konversi Nilai

1 Alfionanda 70 10x100/10 100

2 Anjar Kartatana Maulana 70 9x100/10 90

3 Ariel Anugra 70 8x100/10 80

4 Desti Maharani Putri 70 8x100/10 80

5 Excel Anugrah Ramadhan 70 8x100/10 80

6 Kesya Yuana Putri Ananda 70 8,5x100/10 85

7 Kamelia Nazhifa 70 9x100/10 90

8 Krisna Meilani Syah 70 8x100/10 80

9 Marsya Aulia Putri 70 9,5x100/10 95

10 Masayu Nurjannah 70 9x100/10 90

11 M. Nabil Farasyah 70 9x100/10 90

12 M. Rasyid Ramadhan 70 8,5x100/10 85

13 Nadia Dyuhanna 70 8x100/10 80

14 Naufal Fatoni 70 8x100/10 80

15 Naufal Zaidan 70 9x100/10 90

16 Putri Salawati 70 7,5x100/10 75

17 Revan Raditya 70 10x100/10 100

18 Ridhollah Hul Amin 70 8x100/10 80

19 Salsabila Nuri 70 8x100/10 80

20 Rocie Fahira 70 7x100/10 70

21 Syawal 70 9x100/10 90

22 M. Zaky 70 6x100/10 60

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

1. Sebaran data

100 90 80 80 80 85

90 80 95 90 90 85

80 80 90 75 100 80

80 70 90 60

2. Menentukan skor tertinggi dan terendah

Skor tertinggi (H) = 100

Skor terendah (L) = 60

3. Menentukan Rentangan (R)

R = (H – L)

= 100 – 60 + 1

= 40 + 1

= 41

4. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 log 22

= 1 + 3,3 . 1,3424

= 1+ 4,4299

= 5,4299 = 6 ( Pembulatan )

5. Menentukan panjang kelas atau interval (i)

i = Rentangan

Jumlah kelas =

41

6 = 6,83 = 7 ( Pembulatan)

6. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Dari data diatas maka dapat disusun tabel distribusi frekuensi hasil belajar

tematik yang menggunakan model Mind Mapping

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Tabel 4.2: distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA siswa kelas VB

Kelas

interval

F Xi X1 FX1 FX12 FK(b) FK(a)

100 – 94 3 97 2 6 12 3 22

93 – 87 6 90 1 6 6 9 19

86 – 80 10 83 (M) 0 0 0 19 13

79 – 73 1 76 -1 -1 1 20 3

72 – 66 1 69 -2 -2 4 21 2

65 – 59

1 62 -3 -3 9 22 1

Jumlah 22 6 32

7. Histogram

8. Mencari Mean

Mx = M1 + i (∑ FX2

1

N)

= 83 + 7 . (6

32)

0

2

4

6

8

10

12

62 69 76 83 90 97

NILAI HASIL BELAJAR KELAS V B

Nilai Siswa

B

a

n

y

a

k

S

i

s

w

a

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

= 83 + 7 . (0,18)

= 83 + (1,26)

= 84,26

9. Mencari Median

Me = L + i (1

2 N−FK (b)

F)

= 73, 5 + 7 . (1

2 . 22−19

10)

= 73, 5 + 7 . (0,15)

= 73, 5 + (1,05)

= 74,55

10. Mencari Modus

Mo = L + i (fa

fa+ fb)

= 73, 5 + 7. (6

6+1)

= 73, 5 + 7 . (0,85)

= 73,5 + 5,95

= 79,45

11. Menentukan Standar Deviasi (SD)

SD = √∑ FX2

12

N− (

∑ FX21

N)

2i

= √32

22 − (

6

22)

27

= √1,4545 − (0,27)27

= √1,4545 − 0,07297

= √1,38167

= 8,22

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

2. Hasil Belajar Siswa Kelas V A Kelas Kontrol

Tabel 4.3 : skor hasil belajar tematik siswa yang tidak menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping

No Nama Siswa KKM Konversi Nilai

1 Abdul Haris Saipullah 70 5x100/10 50

2 Adinda Rahmadhani 70 7,5x100/10 75

3 Al Farizi Fathur Rokhim 70 2x100/10 20

4 Alif Raditya Maulana 70 6x100/10 60

5 Alyca Dirani Nadhir 70 5x100/10 50

6 Aniati 70 9x100/10 90

7 Aryawan Raka Syahputra 70 4,5x100/10 45

8 Bilqis Nasihah 70 7x100/10 70

9 Dewi Chanda 70 7,5x100/10 75

10 Erick Fernando 70 5,5x100/10 55

11 Iqbal Athallah Wahid 70 4,5x100/10 45

12 Muhammad Darmawansyah 70 5,5x100/10 55

13 Muhammad Fadlan 70 5,5x100/10 55

14 M. Naufal Furqon Yaqif 70 4x100/10 40

15 Naura Oka Nihaja 70 5,5x100/10 55

16 Putri Alexandria 70 8,5x100/10 85

17 Raisyah Saiholauna 70 6,5x100/10 65

18 Ressa Vania Dirga Wati 70 6x100/10 60

19 Sahid Alif Muhammad 70 6,5x100/10 65

20 Treny Puti Anggraini 70 8,5x100/10 85

21 Vidya Rizky Wulandari 70 7,5x100/10 75

22 Viola Rahmadhani 70 7x100/10 70

23 Zahran Dia 70 4,5x100/10 45

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

1. Sebaran data

50 75 20 60 50 90

45 70 75 55 45 55

55 40 55 85 65 60

65 85 75 70 45

2. Menentukan skor tertinggi dan terendah

Skor tertinggi (H) = 90

Skor terendah (L) = 20

3. Menentukan Rentangan (R)

R = (H – L)

= 90 – 20 + 1

= 70 + 1

= 71

4. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 log 23

= 1 + 3,3 . 1,3617

= 1+4,4936

= 5,4936 = 6 ( Pembulatan )

5. Menentukan panjang kelas atau interval (i)

i = Rentangan

Jumlah kelas =

71

6 = 11,8 = 12 ( Pembulatan)

6. Menyusun tabel distribusi frekuensi

Dari data diatas maka dapat disusun tabel distribusi frekuensi hasil belajar

tematik yang tidak menggunakan model Mind Mapping

Page 62: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Tabel 4.4: distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA siswa kelas VA

Kelas

interval

F Xi X1 FX1 FX12 K(b) K(a)

90 – 79 3 84,5 1 3 3 3 23

78 – 67 5 72,5 2 10 20 8 20

66 – 55 8 60,5 (M) 0 0 0 16 15

54 – 43 5 48,5 -1 -5 5 21 7

42 – 31 1 36,5 -2 -2 4 22 2

30 – 19 1 24,5 -3 -3 9 23 1

Jumlah 23 3 41

7. Histogram

8. Mencari Mean

Mx = M1 + i (∑ FX2

1

N)

= 60, 5 + 12 . (3

41)

= 60, 5 + 12 . (0,07)

= 60, 5 + (0,84)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

24.5 36.5 48.5 60.5 72.5 84.5

NILAI HASIL BELAJAR KELAS V A

Nilai Siswa

B

a

n

y

a

k

S

i

s

w

a

Page 63: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

= 61,34

9. Mencari median

Me = L + i (1

2 N−FK (b)

F)

= 43, 5 + 12 . (1

2 . 23−16

8)

= 43, 5 + 12 . (0,43)

= 43, 5 + (5,16)

= 48,66

10. Mencari Modus

Mo = L + i (fa

fa+ fb)

= 43, 5 + 12. (5

5+5)

= 43, 5 + 12 . (0,5)

= 43,5 + 6

= 49,5

12. Menentukan Standar Deviasi (SD)

SD = √∑ FX2

12

N− (

∑ FX21

N)

2i

= √41

23 − (

3

23)

212

= √1,78 − (0,13)212

= √1,78 − 0,016912

= √1,763112

= 15,93

Page 64: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

B. Uji Hipotesis

Analisis yang penulis gunakan dalam pembuktian hipotesis penelitian ini

adalah uji hipotesis, rumus nya sebagai berikut :

1. Uji hipotesis

langkah-langkah perhitungannya adalah :

1. Mencari mean variabel I dengan rumus

M1 = M + i(∑ fx

N)

= 83 + 7 . (6

22)

= 83 + 7 . (0,27)

= 83 + (1,89)

= 84,89

2. Mencari mean variabel II dengan rumus

M2 ] = M + i(∑ fy

N)

= 60, 5 + 12 . (3

23)

= 60, 5 + 12 . (0,13)

= 60, 5 + (1,56)

= 62,06

3. Mencari standar deviasi variabel I dengan rumus

SD1 = √∑ FX2

12

N− (

∑ FX21

N)

2i

= √32

22 − (

6

22)

27

= √1,4545 − (0,27)27

= √1,4545 − 0,07297

= √1,38167

= 8,227

Page 65: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

4. Mencari standar deviasi variabel II dengan rumus

SD2 = √∑ Fy2

12

N− (

∑ Fy21

N)

2i

= √41

23 − (

3

23)

212

= √1,78 − (0,13)212

= √1,78 − 0,016912

= √1,763112

= 15,933

5. Mencari standar error mean variabel I dengan rumus

SEM1 = SD1

√N1− 1 =

8,227

√22− 1 =

8,227

4,582 =1,795

6. Mencari standar error mean variabel II dengan rumus

SEM2 = SD2

√N2− 1 =

15,933

√23− 1 =

15,933

4,690= 3,3972

7. Mencari Standar Error Perbedaan Antara Mean Variabel I dan Mean

Variabel II Dengan Rumus

SEM1- M2 = √SEM1

2 + SEM2

2

= √(1,795)2 + (3,3972)2

= √3,22202 + 11,54096

= √14,76298

=3,84

8. Mencari t0 dengan Rumus

t0 = M1− M2

SEM1−M2

= 84,89−62,06

3,84=

22,83

3,84 = 5,94

Page 66: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

9. Member interpretasi terhadap “ t “

Df atau db = (N1 + N2 – 2 )

= 22 + 23 – 2

= 43

Df pada taraf signifikan 5 % ttabel = 2,021

Pada taraf signifikan 1 % ttabel = 2,704

Sementara t0 yang diperoleh = 5,94 dan lebih besar dari pada ttabel (baik

signifikan 5% maupun 1%).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

perbandingan yang signifikan antara hasil belajar tematik siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model Mind Mapping dengan tidak

menggunakan model Mind Mapping pada materi IPA suhu dan kalor di

Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi, yaitu :

5 % t0 1%

2,021 < 5,94 > 2,704

Perbedaan yang signifikan ini merupakan hasil pengujian hipotesis

yang dilakukan terhadap sampel yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

demikian perbedaan hasil belajar siswa bisa terjadi karena kemampuan siswa

yang berbeda dilihat dari metode yang digunakan guru saat mengajar. Kondisi

ini tentu menjadi panduan dalam belajar di kelas.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan efektivitas atau tingkat keberhasilan yang dicapai dari

penerapan suatu model pembelajaran, hasil penelitian yang diperoleh, terdapat

perbedaan antara hasil belajar kelas V B (kelas eksperimen) dan kelas V A

(kelas kontrol). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa,

perbedaan ini terjadi karena proses belajar yang diterapkan berbeda.

Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping dapat memberikan konstribusi yang baik bagi proses pembelajaran

Page 67: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

IPA siswa dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran

Mind Mapping. Siswa jadi berminat, bersemangat, percaya diri dan

meningkatkan rasa ingin tahu mereka karena pembelajaran ini menggunakan

totalitas aktivitas dan menggunakan proses pembelajaran yang berbasis game

namun serius. Dari rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model

pembelajaran model Mind Mapping pada materi suhu dan kalor di Madrasah

Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi sebagai kelas kontrol ( Kelas VA ) rata-ratanya

adalah 62,06 dari jumlah siswa sebanyak 23 orang siswa. Siswa mendapat nilai

diatas rata-rata sebanyak 8 orang dibawah rata-rata sebanyak 15 orang. Dan

rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model Mind Mapping pada

pembelajaran tematik IPA pada materi suhu dan kalor di Madrasah Ibtidaiyah

Salamah Kota Jambi sebagai kelas eksperimen ( Kelas VB ) rata-ratanya

adalah 84,49 dari jumlah siswa sebanyak 22 orang siswa. Siswa mendapat nilai

diatas rata-rata sebanyak 21 orang dibawah rata-rata sebanyak 1 orang.

Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa nilai untuk post test dengan

model pembelajaran Mind Mapping sudah bisa di kategorikan baik karena

sudah banyak siswa yang mencapai KKM walaupun ada juga yang belum

mencapai KKM.

Dengan perbedaan mean menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping lebih besar dibandingkan mean tidak menggunakan model

pembelajaran .

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t pada hasil

posstest maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan

tidak menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada materi IPA suhu

dan kalor yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Salamah Kota Jambi.

Page 68: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa efektivitas atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa dari

penerapan suatu model pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Tematik IPA

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam

proses pembelajaran siswa terlibat aktif dengan cara mengamati,

mendiskripsikan, dan menjawab dalam materi Suhu dan Kalor. Kemudian

siswa dapat memahami adanya konsep Suhu dan Kalor, dalam pembelajaran

tersebut dapat menghubungkan Suhu dan Kalor tersebut kedalam kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa lebih paham konsep tersebut beserta penerapan

nya.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan

pembelajaran biasa yang biasanya dimana siswa hanya menerima materi dari

guru yang membuat siswa cenderung tidak tertarik dengan mata pelajaran

tematik IPA. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata dan nilai tertinggi dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar yang tidak menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping. Jadi model pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian di Madrasah Ibtidaiyah

Salamah Kota Jambi yang sudah di paparkan oleh penulis, maka peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi guru

a) Guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran Mind Mapping

pada materi Suhu dan Kalor.

Page 69: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

b) Guru harus mampu mengalokasikan waktu dengan sebaik – baiknya ketika

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sehingga seluruh

kegiatan dapat diterapkan sesuai aturan.

2. Bagi Siswa

a) Siswa diharapkan melakukan eksperimen dengan sungguh-sungguh agar

hasil yang didapatkan akurat.

b) Siswa harus berani bertanya kepada guru apabila pada saat pembelajaran

masih ada materi yang belum jelas dan belum di pahami agar siswa dapat

memahami dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

c) Siswa diharapkan selalu aktif, kreatif, kritis, dan bertanggung jawab

dalam menyelesaikan masalah selama mengikuti kegiatan belajar.

Page 70: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

DAFTAR PUSTAKA

Ain, N. & Kurniawati, M. (2014). Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.

Jurnal Inspirasi Pendidikan, 13, 316-318.

Buzan, Tony. (2002). Use Your Perfect Memory Teknik Optimalisasi Daya

Ingat.Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Buzan, Tony. (2004). Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas.Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, Tony. (2007). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak

Pintar di Sekolah . Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama.

Hapidin , & Nurjannah, & Sofia, H. (2018). Pengembangan Model

Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Proyek Dalam

Menerapkan Pendidikan Kelautan Pada Anak Di Kepulauan Seribu.

Jurnal Pendidikan Usia Dini, 52, 51-65. Vol 12. Edisi 1.

Hendrawan, K. (2004). Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping

Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep

Ekologi Siswa Kelas I SMU. Tesis. PPS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Ngalimun (2017). Strategi pendidikan. Bantul yogyakarta, Prama ilmu

Purwanto (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ridwan (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta, Bumi aksara.

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Rajawali Press:

Jakarta.

Rusman (2016). Model-model pembelajaran. Jakarta, PT Raja Grafindo

Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013.Ar-ruzz Media: Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Page 71: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

Sudjana, N., & Ibrahim. (2009). Penelitian dan penilaian pendidikan (Vol.

5). Bandung: sinar baru algensindo.

Sudijono, A. (2005). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada.

Sudijono, A. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi

(Vol.3). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto 2002.Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan.Edisi

revisi.Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono,Agus.2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wahab, Abdul Azis. 2012. Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu

Pengetahuan Sosial. Alfabeta: Bandung

Zainal and Ali (2016). Kumpulan metode pembelajaran. Bandung, Satu

nusa.