efektivitas kinerja dengan konsep balanced scorecard dalam...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED
SCORECARD DALAM PERSPEKTIF PELANGGAN
PADA BMT AL-FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Komunikasi islam (S.kom.I)
Oleh:
YULIANDI ILHAM
NIM : 1110053000018
Di bawah Bimbingan
Pembimbing
Ir. Noor Bekti Negoro M.Si
NIP : 196503011999031001
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang ber.iudul, 'oEFEKTMTAS KINERJA DENGAN KONSEPBALANCED SCORECARD DALA}I PERSPIIKTIF PELANGGAN PADABN{T AL-FATH IKNII Dl I'ANCERANG SELi\TAN" telah diLrjikan dalanr
sidang munaqasl'ah Fakultas Ilmu l)akrvah dan Ilmu Kornunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Agustus 201.1. Skripsi ini telah diterirnasebagai salah satu s),arat untuk rrenrperoleh gelar Sar"lana Progratn Strata I (Sl)pada Prograrn Studi N4anajerneir Dak*'ah.
Jakarta, 20 Agustus 201 4
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, nggota,
ry-..te ^*--\<,Drs. Cecep Castrarviiaya. NL!NrP. I 96708r 8 1 99803 r 002
Anggota,
Pengrlii II
Pernbimbing,
1,4
NIP.
NIP. r 9550 l0 I 198302 r 001
NrP. r 9650301 199903 1001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Januari 2014
Yuliandi Ilham
ABSTRAK
Yuliandi Ilham, (1110053000018), Efektivitas Kinerja dengan Konsep
Balanced Scorecard dalam Perspektif Pelanggan pada BMT AL-FATH
IKMI di Tangerang Selatan, di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro,
M.Si
Efektivitas adalah Sebuah penilaian/pengukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin
besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. sedangkan
Kinerja adalah pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi yang di canangkan di awal. Dan salah
satu metode penilaian/pengukuran dari sebuah kinerja adalah metode Balanced
Scorecard.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat/mengukur
sejauhmana efektivitas kinerja BMT AL-FATH IKMI dengan menggunakan
metode pendekatan Balanced Scorecard dimana indikatornya adalah para
pelanggan BMT AL-FATH tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif–kualitatif (mix
methods) dimana kuantitatif sebagai data primer dan kualitatif sebagai pelengkap
(sekunder). Dan penelitian ini juga menggunakan penelitian jenis survey dimana
peneliti melakukan pengamatan langsung di lembaga terkait dan membagikan
kuisioner sebagai instrument penelitan kepada para pelanggan yang di jadikan
sampel. Dari populasi nasabah BMT AL-FATH tahun 2014 sebanyak 537 orang
maka di putuskan untuk pengambilan sampel dengan presisi kemungkinan taraf
error 10% sejumlah 50 sampel. dan dengan menganalisisnya secara deskriptif
(deskriptif research), dimana penelitian bertujuan untuk menggambarkan secara
jelas keadaan di lapangan.
Adapun terkait teknik pengumpulan sampel peneliti menggunakan teknik non
probability sampling dan insidental Sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan
orang yang kebetulan dijumpai saat observasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja
BMT AL-FATH dari perspektif pelanggan dengan pendekatan Balanced
Scorecard maka di dapat hasil adalah ”Tinggi”. Dalam arti kata kepuasan
pelanggan terkait kinerja BMT selama ini ada pada tingkatan 75% atau dengan
total skor 3003 dari skor aktual keseluruhan (4000). Dengan total mean 60.6 dan
nilai Standar deviasi 7.996.
Keyword: Efektivitas, Kinerja, Balanced Scorecard, Perspektif pelanggan
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Rabbi yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “EFEKTIVITAS KINERJA
DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM PERSPEKTIF
PELANGGAN PADA BMT AL-FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN“.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para
keluarga dan sahabatnya sekalian semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita
semua.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik itu secara materil maupun moril dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada:
1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, P.hD selaku wakil
dekan bidang akademik, M.Sungaidi, M.Si selaku wakil dekan bidang
adminstrasi umum dan DR. H. Sunandar ibnu Nor, M.A selaku wakil dekan
bidang kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Mulkan Nasir, BA, MM selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Dakwah.
iii
3. Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ir. Noor Bekti Negoro S.E, M.Si selaku Dosen pembimbing penulis yang
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, toleran, berintegritas tinggi.
Terimakasih banyak atas ilmu dan waktunya.
5. Ayahanda tercinta H. Ilyas S.Pd dan Ibunda tercinta Hj. Hasmidarwati
S.Ag yang selalu memberikan dukungan baik secara moril, materiil, serta doa
yang selalu dipanjatkan untuk anak-anaknya agar kelak menjadi orang besar,
berbudi, berbakti, berbangsa, bernegara dan beragama yang baik. dan semoga
takdir allah bersama harapan itu! aamiin
6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
pengetahuan dan bantuan baik moril ataupun materil kepada penulis selama
masa perkuliahan.
7. H. Saimin S.E selaku Manajer BMT Al-FATH IKMI, Robi Sugara selaku
Kepala Cabang BMT AL-FATH IKMI Cab. Legoso, Cecep Nurjaya Selaku
Kabag. Operasional Cab. Legoso, Denis Saputra Selaku account Officer,
Nurmillati Mustaqimah Selaku Teller, Dedy Firdaus selaku security BMT
AL-FATH IKMI dan seluruh pihak BMT Al-FATH IKMI yang telah bersedia
membantu penulis dalam penelitian ini, terima kasih atas semuanya.
8. Keluarga ku tercinta Amalia Rahmadani Ilham, Triska Meidi Ilham, Zaskya
Syakira Ilham, abang Peri pirmansyah SH.MH, Saudara Helmi Azhar semoga
cepat menyusul dalam perolehan sarjana, Elvita Rozana Amd.Keb, Kak Nurpa
iv
Santi S.E, Andri Nurpadli, Feldi gusri Arpa, Hj. Siti Aminah (makna),
H.Zainur (pak ninun), acu bonsu, niniok, H.Amirudin (mamak), Kandidat
doktor UI Komaruddin ali S.Sos, MM kakanda yang telah memberi wejangan
tentang ini dan semoga dimudahkan dalam disertasinya, Syarifuddin S.Pdi,
Razali S.Pd, Amrullah S.Ag dan beserta Seluruh Keluarga besar “Piliang
Palintang” dan “Chaniago” yang selalu memberikan keceriaan dan semangat
dalam kehidupan penulis serta atas dukungannya baik itu dalam bentuk moril
ataupun materil.
9. Kepada sahabat-sahabat dan Teman- teman MD-LKS 2010, yang selalu
menghadirkan kehangatan, kebersamaan, kekompakan, keceriaan selama masa
perkuliahan, Hal ini tidak akan pernah terlupakan dan semoga kebersamaan
kita tetap terjaga. kepada bang eko, pandu, gilang, sule, aziz, ahmad daki,
jandri, ibnu, iis, mutiara, amel, fahri, farid, neneng, jay, ami, jaka, elia,
Imelda, karija, ardi, lukman, rahmat, bapet, kadafi, rendi nugroho, dewi,
alung, isnia, ratih, dkk.
10. Teruntuk engkau yang akan mendampingiku, atas semua yang telah kau
berikan, aku akan bersungguh-sungguh denganmu. semoga takdir tuhan
mengikat kita dalam ikatan suci “pernikahan”. Ucapan cinta dan ketulusan
untuk selalu melangkah bersama dalam menapaki setiap lika-liku hidup, ku
peruntukkan untukmu calon istriku Narti Aska Ilham.
Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan para pihak kepada
penulis diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang berlipat ganda.
Dengan segala kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah
ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan
v
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita.Aaamiin.
Jakarta, 10 Juni 2014
Yuliandi Ilham
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………… 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………. 4
D. Review Studi terdahulu …………………………………… 6
E. Kerangka Teoritis………………………………………….. 7
F. Kerangka Pemikiran ………………………………………. 8
G. Sistematika Penulisan ……………………………………... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Efektivitas Kinerja ………………………………... 11
1. Pengertian Efektivitas………………………………….. 11
2. Pengertian Kinerja…………………………………....... 12
B. Konsep Balanced Scorecard……………………………….. 13
1. Pengertian Balanced Scorecard……….………………... 13
2. Keunggulan Balanced Scorecard…………………...…... 14
3. Manfaat Balanced Scorecard…...………………………. 16
vii
4. Komponen-komponen Perspektif dalam Balanced
Scorecard……………………………............................... 16
C. BMT (Baitul Mal wa Tamwil)………..……………………. 26
1. Pengertian BMT……………………...…………………. 26
2. Landasan Hukum BMT……………….……………….... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 29
A. Pendekatan Penelitian………………………………………. 29
B. Ruang Lingkup penelitian…..………………………………. 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian…………….………………. 30
D. Sumber Data.………..………………………………………. 31
E. Teknik Pengumpulan Data………...………………………… 32
F. Operasional Variabel Penelitian…………………………….. 32
G. Metode Analisis Data……………………………………….. 34
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN…............... 38
A. Sejarah Berdiri (BMT AL-FATH)………..………………. 38
B. Visi dan Misi ……………………………………...…….... 39
C. Skema Organisasi……….………………………………… 41
D. Produk-Produk dalam BMT AL-FATH
IKMI………………………………………………………. 43
E. Akad-Akad yang di gunakan BMT AL-FATH……………. 47
F. Kegiatan-Kegiatan dalam BMT AL-FATH……………….. 48
G. Laporan Keuangan BMT AL-FATH IKMI………………... 50
viii
BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL………………………… .. 56
A. Karakteristik Responden………………………………… 56
B. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Atribut
Perusahaan………………………………………………. 59
C. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Hubungan Mitra dengan
Perusahaan…………………………………..…………… 61
D. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Citra
Perusahan.……………………………………………..…. 63
E. Uji Validitas dan Realibilitas……………………………... 65
BAB VI PENUTUP………………………………………………... 67
A. Kesimpulan…………………………………………….. . 67
B. Saran…………..…………………………………........… 68
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 70
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 1 Perhitungan Perspektif Pelanggan dalam (BSC) 32
Tabel 2 Blue Print Kuisioner (Sebelum Uji Validitas) 34
Tabel 3 Blue Print (Setelah Uji Validitas) 34
Tabel 4 Struktur Kepengurusan BMT AL-FATH 39
Tabel 5 Data Perkembangan Karyawan 39
Tabel 6 Data Keuangan Utama BMT AL-FATH 2012/13 51
Tabel 7 Data Piutang BMT AL-FATH 2012/13 51
Tabel 8 Gambaran Distribusi Kuisioner pada Pelanggan 53
Tabel 9 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 54
Tabel 10 Karakteristik Responden berdasarkan Usia 54
Tabel 11 Berdasarkan Tingkat Pendidikan 55
Tabel 12 Berdasarkan Tingkat pekerjaan 55
Tabel 13 Efektivitas Kinerja berdasarkan
Atribut Jasa Perusahaan 56
Tabel 14 Hubungan Mitra dengan Perusahaan 58
Tabel 15 Efektivitas Kinerja berdasarkan Citra perusahan 59
Tabel 16 Hasil Analisa dari 3 dimensi Perspektif
Pelanggan (BSC) 61
Tabel 17 Klasifikasi Skor Skala Respon Mitra
BMT AL-FATH 62
x
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Halaman
Gambar 1. Konsep Balanced Scorecard
(Robert S. Kaplan and David P Norton) 8
Gambar 2. ALUR KERJA BMT AL-FATH IKMI 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BMT (Baitul mal Wattamwil) merupakan salah satu lembaga
keuangan syariah yang jika di klasifikasikan merupakan lembaga terkecil
dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasikan pada
masyarakat-masyarakat miskin, menengah kebawah. Terkadang dalam
filosofi hidup, hal-hal kecil seringkali di pinggirkan bahkan tidak
diperhatikan. padahal nyatanya hal-hal besar berawal dari satu hal kecil yang
dilakukan secara sistematik, kontiniu dan, dengan baik dan tepat.
Peneliti melihat bahwa dalam lembaga BMT AL-FATH ada beberapa
mekanisme, system baik dari intern perusahaan maupun ekstern terdapat
beberapa celah kekurangan baik itu dari segi sosialisasi perusahaan terkait
mempromosikan perusahaan kepada khalayak, SDM (sumber daya manusia),
mutu pelayanan, dan lain sebagainya. padahal lewat pembicaraan kami
dengan manager setempat bapak H. Saimin SE selaku manager perusahaan
financial modal yang dimiliki oleh BMT AL-FATH cukup tinggi
kalkulasinya mencapai 2 miliar dana mentah untuk di salurkan kepada calon
nasabah / lebih dikenal dengan mitra pada BMT AL-FATH. Hemat kami jika
dana yang mencapai hingga 2 miliar diolah dan di putarkan dengan baik,
peneliti sangat yakin tujuan perusahaan yang dari awal untuk membantu
masyarakat menengah kebawah dapat terwujud dengan maksimal
Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana
efektivitas kinerja BMT AL-FATH tersebut. karena seperti spekulasi yang
2
peneliti kemukakan di atas bahwa memang di bidang strategi pemasaran,
pengenalan perusahaan, pelayanan, pengenalan produk, apa yang di tawarkan
kepada khalayak oleh BMT AL-FATH itu sendiri kurang maksimal dalam
mediasinya terhadap masyarakat, satu fakta konkrit yang peneliti temui di
lapangan, cukup banyak di antara masyarakat sekitarnya yang dalam radar
ruang lingkup BMT itu sendiri tidak mengetahui keberadaan BMT AL-
FATH bahkan sebagiannya lagi tidak mengetahui apa BMT itu sendiri.
Dalam hal ini juga butuh tindakan konkrit dari jajaran pemerintahan, baik
pemda maupun pemprov untuk lebih mensosialisasikan kepada khalayak
tentang sejatinya BMT tersebut.
Padahal adanya BMT juga menjadi satu langkah konkrit untuk
membantu kinerja pemerintahan dalam mengurangi angka kemiskinan dan
pengangguran, setidaknya salah satu produk yang di tawarkan oleh BMT
adalah bantuan modal usaha kepada masyarakat miskin, menengah kebawah
dengan akad mudhorobah dan murobahah. Berangkat dari hal inilah peneliti
tertarik untuk menganalisis lagi bagaimana kinerja BMT al-fath dalam misi
untuk membantu masyarakat menengah kebawah, apakah telah sampai pada
tingkatan efektivitas atau belum dan indikatornya adalah para pelanggan /
nasabah BMT AL-FATH itu sendiri.
Dan dalam hal ini peneliti tertarik untuk menggunakan konsep yang di
perkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David P Norton yaitu metode
pengukuran efektivitas kinerja dengan pendekatan balanced scorecard,
dimana BSC itu sendiri melihat efektivitas suatu kinerja bukan hanya dari
perspektif keuangan tapi juga dari perspektif non keuangan.
3
Metode Balanced Scorecard adalah sebuah system manajemen
(bukan hanya sebuah alat pengukuran saja) dimana organisasi dapat
menjelaskan visi dan strategi mereka dalam tindakan. Balanced scorecard
menyediakan umpan balik baik dalam proses bisnis internal maupun hasil
eksternal untuk meningkatkan kinerja secara terus menerus.1
Pengukuran yang dilakukan dalam Balanced Scorecard terdiri dari 4
perspektif, pertama perspektif keuangan, kedua perspektif pelanggan, ketiga
perspektif bisnis internal dan keempat perspektif pembelajaran serta
pertumbuhan. dan pada penelitian ini di fokuskan pada perspektif pelanggan,
karena keberhasilan dari sebuah lembaga / perusahaan/ bisnis/ usaha
tergantung kepada kepuasan para pelanggannya, pelanggan adalah jantung
dari sebuah bisnis / lembaga / perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas, maka
peneliti mengangkat sebuah judul penelitian ini yaitu:
“EFEKTIVITAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED
SCORECARD DALAM PERSPEKTIF PELANGGAN PADA BMT AL-
FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah dengan
maksud agar hasil dari penelitian lebih fokus dan memberikan
pemahaman sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
1
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen:Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja(Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 220.
4
penelitian ini adalah melihat sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-
FATH dengan metode pendekatan konsep Balanced Scorecard terkhusus
dalam perspektif pelanggan.
2. Perumusan Masalah
Masalah pokok penelitian dispesifikasi dalam rumusan pertanyaan-
pertanyaan penelitian, pada berikut ini:
a. Bagaimana efektivitas kinerja BMT ALFATH IKMI dari perspektif
pelanggan?
b. Bagaimana hasil Analisa data untuk efektivitas kinerja BMT dengan
mengacu pada konsep Balanced Scorecard?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-FATH di ukur
dari perspektif pelanggan.
b. Memberikan sebuah hasil analisis secara akurat terhadap efektivitas
kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard dalam perspektif
pelanggan.
5
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk :
a. Manfaat Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
ilmu bagi civitas akademik pendidikan khususnya tentang lembaga
keuangan mikro syariah dan mengetahui metode balanced scorecard
secara detail dan merinci.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapat selama masa
perkuliahan dan memperluas wawasan tentang pengukuran suatu
kinerja khususnya lewat metode pendekatan Balanced Scorecard.
2) Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan wahana tambahan pengetahuan mengenai lembaga keuangan
syariah terutama konsep balanced scorecard.
3) Bagi Lembaga BMT (Baitul Mal wa Tamwil)
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu
koperasi jasa keuangan syariah yang bersangkutan dalam
melakukan evaluasi kinerja kedepannya.
6
D. Review Studi terdahulu
Beberapa penelitian yang menggunakan konsep Balanced
Scorecard sebagai pengukuran kinerja perusahaan sebelumnya juga
digunakan. hal ini menunjukan bahwa pengukuran kinerja dengan konsep
Balanced Scorecard lebih memberikan informasi yang akurat, karena
tidak hanya mengukur kinerja keuangan, tetapi juga kinerja non keuangan.
Beberapa penelitian tersebut antara lain :
1. Nama : Nurul Dwi Handayani
Judul Penelitian : Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan
konsep balanced scorecard (studi kasus pada PT. Bank bukopin Tbk)
Metodologi penelitian : Kuantitatif
Sampel : Nasabah dan karyawan bank bukopin
Hasil Penelitian : Kinerja dari segi perspektif keuangan belum baik
dilihat dari indikator margin yang tiap tahun semakin menurun.
Persamaan dengan Penelitian penulis : sama-sama mengacu pada
konsep balanced scorecard dan dalam menginterpretasikan data
menggunakan tabulasi.
Perbedaan dengan Penelitian penulis : Tempat penelitiannya di
laksanakan di bank bukopin dan fokus penelitian nya pada perspektif
keuangan, target dalam penelitian karyawan dan nasabah.
2. Nama : Chandra Wibawa
Judul: Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja BPRS AS Salam
7
Instrumen Penelitian :Wawancara, observasi dan dokumentasi serta
kuisioner.
Metodologi penelitian : (Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif).
Persamaan dengan penelitian kami : Metode penelitian, Kuantitatif-
Kualitatif (mix)
Perbedaan dengan penelitian kami : Tempat penelitian dilakukan di
BPRS As-Salam, Instrument penelitian menyertakan dokumentasi.
3. Nama: Dwi Narsih
Judul : Aplikasi Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja
perusahaan studi kasus pada bank BRI syariah
Metodologi Penelitian : Metode Kualitatif
Sample: Karyawan dan pelanggan bank BRI syariah
Hasil penelitian : Menunjukkan adanya kenaikan ROI , dan sebagian
besar pelanggan mengatakan puas lewat data kuisioner yang telah di
olah.
Persamaan dengan Penelitian kami : Hasil dari penelitian menunjukkan
hasil efektivitas yang tinggi.
Perbedaan dengan Penelitian kami : Metode penelitian menggunakan
kualitatif, dan Lokasi penelitian di lakukan di Bank BRI Syari’ah.
E. Kerangka Teoritis
Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan serta menjadi
landasan teori bagi peneliti adalah konsep penilaian serta standarisasi terhadap
8
efektivitas suatu kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard terkhusus
dari perspektif pelanggan.
Penilaian kinerja merupakan penentu secara periodic efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar, dan Kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.2 Menurut
Luis dan Biromo (Gultom, 2009) menganggap Balanced Scorecard merupakan
suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat
membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator financial dan non financial yang
kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat.
Pengukuran kinerja Balanced Scorecard terbagi menjadi empat
perspektif yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses
Bisnis Internal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Dalam
pengukuran terhadap keempat perspektif tersebut, keseimbangan antara
Balanced Scorecard dari masing-masing perspektif dapat menentukan
peningkatan kinerja yang lipat ganda.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam hal ini untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini,
maka penulis membuat kerangka pemikiran :
2
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001),. h. 419
9
Gambar 1. Konsep Balanced Scorecard (Robert S. Kaplan and David P Norton)
2000)
Penjelasan kerangka di atas adalah, arah panah dari kepuasan pelanggan
ke retensi pelanggan itu menunjukkan bahwa salah satu indicator dari kepuasan
pelanggan adalah tingginya tingkat retensi pelanggan (loyalitas/pertahanan
pelanggan). Dan arah panah dari kepuasan pelanggan ke akuisisi pelanggan
mengartikan dengan puasnya pelanggan dan tingginya jumlah pelanggan yang
loyal maka akuisisi pelanggan (perluasan pangsa pelanggan) juga akan
berbanding lurus.
Dan arah panah dari akuisisi pelanggan dan retensi pelanggan mengarah
ke profitabilitas pelanggan mengartikan bahwa dengan tingginya jumlah retensi
pelanggan dan akuisisi pelanggan maka akan menghasilkan profitabilitas
pelanggan (pelanggan yang memberikan keuntungan). Dan arah panah yang di
titikkan pada pangsa pasar pada bagan atas menunjukkan bahwa pangsa pasarlah
yang mendasari hal itu.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam skripsi ini terdiri
dari 6 (enam) bab, memiliki kandungan atau isi yang saling berkaitan
Pangsa Pasar
Akuisisi Pelanggan Profitabilitas
Pelanggan Retensi Pelanggan
Kepuasan pelanggan
10
dalam proses penelitian dan untuk analisa hasil penelitian dilapangan,
berikut adalah ulasan mengenai isi dari tiap bab tersebut. Berikut ini akan
diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, Pada Bab ini adalah merupakan Bab yang
menjelaskan 1) latar belakang masalah 2) Pembatasan dan
Perumusan masalah 3) Tujuan dan Manfaat penelitian 4)
Review Studi Terdahulu 5) Kerangka Teoritis 6) Kerangka
Pemikiran 7) Sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori terdiri dari 1). Konsep Penilaian Efektivitas
Kinerja 2) Konsep Balanced Scorecard 3) BMT (Baitul Mal
wattamwil)
BAB III Metode Penelitian 1) Variabel Penelitian, Jenis Penelitian dan
Sumber data 2) Teknik Pengumpulan Data 3) Populasi dan
Sampel Penelitian 4) Metode Analisis Data
BAB IV Gambaran Umum objek Penelitian 1) Sejarah berdirinya 2) Visi
misi 3) Skema Organisasi 4) Produk-produk BMT AL-FATH
5) Akad yang di gunakan 6) Kegiatan-kegiatan pada BMT AL-
FATH 7) Laporan Keuangan perusahaan
BAB V Hasil dan Analisis data 1) Karakteristik Responden 2) Hasil
Penelitian 3) Uji Validitas dan Reabilitas data
BAB VI Kesimpulan dan saran
11
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Penilaian Efektivitas Kinerja
1. Pengertian Efektivitas
Dalam kamus Inggris-Indonesia karangan Echols dan Shadily Efektivitas
berasal dari kata “Effective”, yang artinya “Berhasil” atau “Ditaati”. Sedangkan
menurut Emerson, berpendapat bahwa efektivitas (effectiveness) adalah : “is
masuring in term of attaining prescibed goals or objectives”. Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.10
Pengertian efektivitas menurut Kartikahadi yang dikutip oleh Sukirno Agoes
adalah sebagai berikut:
“Efektivitas adalah produk akhir kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik
ditinjau dari segi kualitas hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang
ditargetkan”.
Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad Afdinizar pengertian efektivitas adalah
: “Tingkat dimana kinerja sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang
ditargetkan”. Sedangkan menurut Hidayat menjelaskan bahwa :
“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.
10
http://www.pengertian.efektivitas.com, di akses 22 april 2014.
12
Dari pengertian di atas tersebut kami menarik kesimpulan bahwa efektivitas
lebih dititikberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana
organisasi dapat dikatakan berhasil) dalam usaha mencapai sasaran yang telah di
targetkan apakah telah terealisasi atau tidaknya, jadi suatu perusahaan dapat
dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Seperti yang di kemukakan oleh Schemerhon John R. Jr. adalah: “Efektifitas
merupakan pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan
output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya
(OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.
Prasetyo Budi Saksono menyebutkan :
“Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan
output yang diharapkan dari sejumlah input “.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektifitas dapat
digunakan rumus Efektifitas = Ouput Aktual/ Output Target >=1 , Jika output aktual
berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka
akan tercapai efektifitas. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan
kurang daripada 1 (satu), maka efektifitas tidak tercapai.
2. Pengertian Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kinerja adalah “suatu yang
dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja diartikan
sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.11
Menurut Edy Sukarno, Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Balai Pustaka, 1977), Cet-9, h.22.
13
sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. 12
Namun, Secara umum kinerja dapat
dikatakan sebagai prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Teknik paling tua yang digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja
adalah penilaian (appraisal).13
Penilaian Kinerja adalah sebagai penentu secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena
organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian
kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.14
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya memberikan
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Dengan adanya penilaian kinerja, manajemen puncak dapat memperoleh dasar
yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang
disumbangkan, masing-masing pusat pertanggung jawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan.
B. Konsep Balanced Scorecard
1. Pengertian Balanced Scorecard
12
Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2002), Edisi revisi, h.131. 13
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), h.121. 14
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Salemba Empat. 2001), h. 419.
14
Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Robert S Kaplan dan
David P Norton. Ia menekankan keseimbangan antara ukuran dan strategis
bawahan untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan.15
Secara etimologi Balanced Scorecard terdiri dari kata “Balance” yang berarti
seimbang.16
Sedangkan “Scorecard” itu sendiri adalah ukuran kinerja
kesuksesan manajemen tidak hanya dapat dilihat dari aspek financial melainkan
juga dari aspek non financial.
Jadi, menurut Robert S Kaplan dan David P Norton mendefinisikan Balanced
Scorecard sebagai suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan seperangkat
ukuran keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran kinerja masa depan.
Sedangkan menurut Anthony N Govindarajan dalam buku Management Control
System, Balanced Scorecard adalah : “Suatu alat/ sistem untuk memfokuskan
perusahaan, meningkatkan komunikasi antar tingkatan manjemen, menentukan
tujuan organisasi dan memberikan umpan balik yang terus-menerus guna
keputusan yang strategis .” 17
2. Keunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan balanced scorecard sebagai metode pengukuran efektivitas
kinerja dan sebagai manajemen strategi yaitu :
a. Memotivasi personil untuk berpikir dan bertindak strategic dalam
membawa perusahaan menuju ke masa depan. Maksudnya bertindak
strategic yaitu personil perlu menempuh langkah-langkah strategic
15
Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), Cet-1, h.209. 16
Husein Umar, evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis dan
Kinerja Perusahaan Secara Komperhensif Kuantitatif dan Modern, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.127. 17
Anthony, Robert N., Vijay Govidarajan, Management Control System, (Tenth
Edition, Boston: Mc Graw-Hill, 2001), h. 95
15
berupa pembangunan tiga macam modal (capital) : frim equity,
organizational capital, dan human capital. Tidak ada satu pun dari
ketiga macam modal yang dibangun secara berhasil dalam jangka
pendek, melainkan diperlukan langkah-langkah besar dan berjangka
panjang untuk secara berhasil membangun firm equity, organizational
capital, dan human capital.18
b. Menghasilkan total business plan yang komprehensif. Maksudnya
balanced scorecard merumuskan sasaran strategic, tidak hanya terbatas
pada perspektif keuangan, namun meluas ke perspektif pelanggan,
proses internal dan bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam
perspektif pelanggan, sasaran strategic yang perlu diwujudkan adalah
firm equity yang merupakan hasil kali brand equity dengan firm culture.
Dalam perspektif proses, sasaran strategic yang perlu diwujudkan adalah
organizational capital.
Strategik tersebut diharapkan akan menghasilkan peningkatan
produktivitas proses dalam menghasilkan produk dan jasa bagi
pelanggan dan pelaksanaan proses yang cost effective, sehingga
perusahaan akan memperoleh pelipatgandaan kinerja keuangan melalui
peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya. Dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, sasaran strategic yang diwujudkan
adalah human capital, yang merupakan hasil employee capability dengan
employee commitment.
18
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.153.
16
Melalui pencapaian sasaran strategic human capital ini produktivitas
pengetahuan yang dikuasai oleh personel diharapkan meningkatkan
kualitas proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi
pelanggan.
c. Menghasilkan total business plan yang koheren. Maksudnya balanced
scorecard dapat menghasilkan dua macam kekoherenan: (1) kekoherenan
antara misi dan visi perusahaan dengan program dan rencana laba jangka
pendek, (2) kekoherenan antara berbagai sasaran strategic yang
dirumuskan dalam tahap perencanaan strategic.
d. Menghasilkan sasaran-sasaran strategic yang terukur. Ada dua ukuran
yang perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran
strategic: 19
(1) ukuran hasil (outcome measure) dan (2) ukuran pemacu
kinerja (performance driver measure). Keberhasilan pencapaian sasaran
strategic ditunjukan dengan ukuran tertentu yang disebut dengan ukuran
hasil. Untuk mencapai ukuran diperlukan pemacu kinerja, ukuran yang
menyebabkan hasil dicapai. Dalam penentuan sasaran strategic, tim
perumus perlu menentukan dua macam ukuran agar usaha pencapaian
sasaran tersebut dapat dikelola, dan oleh karena itu dapat dikelola,
sasaran strategik tersebut dapat diwujudkan.
3. Manfaat Balanced Scorecard
Adapun manfaat Balanced Scorecard (BSC) bagi organisasi atau perusahaan
menurut Robert S Kaplan dan David P Norton adalah :
19
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.153.
17
a. Mengklarifikasikan dan mengkomunikasikan strategi keseluruh organisasi.
b. Menyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi.
c. Mengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran
tahunan,
d. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif strategi.
e. Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik.
f. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.
4. Komponen-komponen Perspektif Balanced Scorecard
Terdapat empat komponen yang diukur dalam konsep balanced scorecard,
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses Bisnis Internal,
serta perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Penerapan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard,
karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang diambil. Perspektif keuangan menetapkan
tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang.20
Tolak ukur keuangan adalah penting, namun tidak cukup mengarahkan
kinerja dalam menciptakan nilai bagi organisasi balanced scorecard dalam
implementasi sistemnya berusaha mencari suatu keseimbangan dari tolak ukur
20
Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance
Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000), h.41.
18
kinerja, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja
organisasional terhadap keberhasilan.21
Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan
dan nilai pemegang saham. Alat ukur yang digunakan adalah Return on
Investment dan Residual Income.22
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus
kehidupan bisnis yaitu :
1.) Bertumbuh (growth)
Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup
perusahaan. Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi
pertumbuhan.
2.) Tahap Bertahan (Sustain)
Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap
bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman
investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan
pengembalian modal yang cukup tinggi. .
3.) Tahap Penuaian ( harvest )
Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan
ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap berikutnya. Bisnis tidak
lagi membutuhkan investasi yang besar cukup untuk pemeliharaan peralatan dan
kapabilitas, bukan perluasan atau pembangunan berbagai kapabilitas baru.
21
Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Balanced Scorecard, (Jakarta:
Harvarindo, 2002), h.18. 22
Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), Cet-1, h.212.
19
b. Perspektif Pelanggan
Pada penelitian ini perspektif pelanggan adalah target dari penelitian
kita, kita lebih di fokuskan pada poin ini dalam menganalisis efektivitas kinerja
perusahaan dengan konsep balanced scorecard. Dalam Balanced Scorecard
terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu :23
1.) Kelompok Pengukuran Inti Pelanggan
a.) Pangsa Pasar
Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan bila kelompok pelanggan/
nasabah pada segmen pasar sudah ditentukan. Ukuran pangsa pasar
keseluruhan yang didasarkan atas hubungan bisnis dengan perusahaan
ditentukan oleh jumlah bisnis keseluruhan yang telah di berikan oleh
perusahaan di dalam periode tertentu. Maksudnya, pangsa bisnis dengan
pelanggan dapat menurun, jikalau pelanggan memberikan bisnis/
kepercayaan lebih sedikit kepada perusahaan.
b.) Kemampuan meraih pelanggan baru.
Secara umum perusahaan yang ingin menumbuhkan bisnis menetapkan
sebuah tujuan berupa peningkatan basis pelanggan dalam segmen sasaran.
Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru.
c.) Kemampuan mempertahankan pelanggan
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen
pelanggan sasaran diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada di
segmen tersebut. Penemuan riset pada rantai keuntungan jasa telah
menunjukkan pentingnya retensi pelanggan. Selain mempertahankan
23
Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance
Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.42
20
pelanggan, banyak perusahaan menginginkan untuk mengukur loyalitas
pelanggan melalui persentase pertumbuhan dengan pelanggan yang ada pada
saat ini.
d.) Tingkat Kepuasan konsumen
Retensi dan akuisisi pelanggan/mitra ditentukan oleh usaha perusahaan
untuk dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan. Ukuran kepuasan
pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan
melakukan bisnis. Jika pelanggan menilai pengalaman pembeliannya
memuaskan barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan
melakukan pembelian ulang.
e.) Tingkat Profitabilitas pelanggan
Ukuran profitabilitas pelanggan dapat mengungkapkan pelanggan
sasaran tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini terutama
mungkin terjadi dengan pelanggan baru, dimana berbagai usaha akuisisi
masih harus dikurangkan dari marjin yang didapat dari penjualan produk dan
jasa kepada pelanggan baru.
Dalam penelitian ini kita tidak akan terfokus pada teori di poin pertama
karena berbicara tentang BMT secara basic keseluruhan BMT telah
menentukan segmen pasar yaitu masyarakat menengah kebawah, dan juga
mekanisme serta prosedur yang jelas dalam produk maupun akad yaitu
dengan berlandaskan pada pola syariah. Tapi kita lebih di titik beratkan pada
teori di poin ke 2 yaitu :
21
2.) Kelompok Pengukuran Diluar Kelompok Utama
Atribut ini di bagi dalam tiga kategori yaitu :24
a.) Atribut Produk / Jasa
Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga
dan mutu. Bagaimana produk dan jasa yang di tawarkan oleh BMT
kepada masyarakat sebagai pelanggan dapat memberikan kepuasan pada
pelanggan/ mitranya.
b.) Hubungan dengan Pelanggan/ mitra
Dimensi hubungan BMT mencakup penyampaian produk / jasa kepada
pelanggan, yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta
bagaimana perasaan pelanggan/ mitra setelah membeli produk/jasa dari
perusahaan yang bersangkutan.
c.) Citra dan Reputasi
Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktor-faktor tak berwujud
yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. Sebagian
perusahaan melalui pengiklanan dan mutu produk serta jasa yang
diberikan, mampu menghasilkan loyalitas pelanggan jauh melampaui
berbagai aspek produk dan jasa yang berwujud.
c. Perspektif Proses Internal Bisnis
Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi berbagai
proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang
saham. Berdasarkan identifikasi kebutuhan konsumen, perusahaan mendesain
24
Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance
Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.42
22
kemudian mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen (fase ini
termasuk fase untuk pasar) setelah itu perusahaan mulai memproduksi
kemudian memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual (fase nilai
penawaran). Hal ini guna memenuhi kepuasan pelanggan. Masing-masing
perusahaan memiliki seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi
pelanggannya.
Secara umum Kaplan dan Norton membaginya menjadi 3 prinsip dasar yaitu
:25
1.) Inovasi
Inovasi sebagai gelombang panjang penciptaan nilai di mana perusahaan
pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru,
serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari
pelanggan yang ada saat ini. Kemudian dengan melanjutkan gelombang
panjang penciptaan dan pertumbuhan nilai, perusahaan merancang dan
mengembangkan produk dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau
pasar dan pelanggan baru dan memuaskan kebutuhan pelanggan yang baru
teridentifikasi.
2.) Operasi
Proses operasi merupakan gelombang pendek penciptaan nilai di dalam
perusahaan. Dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri
dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini
menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan
yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu.
25
Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance
Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.44
23
3.) Layanan purna jual
Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan,
penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses
pembayaran. Dalam proses inovasi, unit binis meneliti kebutuhan pelanggan
yang sedang berkembang atau yang masih bersembunyi, dan kemudian
menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan tersebut.
Proses operasi , langkah utama kedua dalam rantai nilai internal generik,
adalah tempat dimana produk dan jasa diproduksi dan disampaikan kepada
pelanggan. Proses ini secara historis telah menjadi focus sebagian besar
sistem pengukuran kinerja perusahaan.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong
pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam
perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal mengidentifikasikan
apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa.
Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif
lainnya dapat terwujud.26
Menurut Kaplan dan Norton proses belajar dan bertumbuh suatu organisasi
bersumber dari 3 prinsip yaitu people, system, dan organizational procedure
sebagai berikut:
26
Cahyo Halim Istiqlal, “Penerapan Kinerja Perbankan Syariah Dengan
Metode Balanced Scorecard”, Jurnal Ekonomi Islam Vol. III, No. 2 ( Desember 2009),
h.174.
24
1. People
Produktivitas berasal dari setiap individu dengan membuat setiap orang
sebagian bagian dari tiap langkah yang diambil perusahaan dan mengizinkan
setiap orang berpendapat dan berperan dalam keberhasilan suatu perusahaan,
maka produktivitas yang diperoleh akan berlipat ganda. Karyawan sebagai
sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan organisasi. 27
Dalam kaitan dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau
dalam menerapkan Balanced Scorecard yaitu :
a.) Tingkat Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan
produktivitas, kualitas pelayanan kepada konsumen, dan kecepatan bereaksi.
Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting khususnya bagi perusahaan
jasa.
b.) Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)
Retensi karyawan adalah stabilitas angkatan kerja.28
Dimana kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus
berada dalam organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi
dalam sumber daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan
karyawannya untuk terus berada dalam perusahaannya.
c.) Produktivitas Karyawan
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata peningkatan keahlian
dan semangat, inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan
27
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), h.2. 28
Mulyadi, Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.307.
25
pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dihasilkan para
pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. Ratio keluaran persatuan
masukan dimana keluaran dapat berupa pendapatan, volume, laba, kas, dan
jumlah karyawan yang diperkerjakan, sedangkan masukan dapat berupaa
jumlah karyawan dan biaya karyawan.29
2. System
Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang
pencapaian tujuan proses pembelajaran dan bertumbuh apabila mereka tidak
memiliki informasi yang memadai. Karyawan di bidang operasional
memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu, dan akurat sebagai umpan
balik.
Oleh sebab itulah karyawan membutuhkan suatu sistem informasi yang
mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
3. Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus
diluruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang
melimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila
mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan
atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan
bertindak.
29
Mulyadi, Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.307.
26
C. BMT (Baitul Mal wa Tamwil)
1. Pengertian BMT (Baitul Mal wa Tamwil)
BMT merupakan singkatan dari Baitul Mal wa Tamwil, sederhananya
BMT punya dua oposisi, pertama baitul maal yang berarti rumah dana/
harta dan kedua baituttamwil yang berarti sebagai rumah usaha (red:
lughah/bahasa). Baitul mal di kembangkan berdasarkan sejarah
perkembangannya yakni dari masa rasulullah sampai abad pertengahan
perkembangan islam dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan
sekaligus mentasyrufkan dana sosial, Sedangkan Baituttamwil merupakan
lembaga bisnis yang berorientasi pada profit tanpa meninggalkan pola
syariah.30
Pada dasarnya BMT merupakan pengembangan dari konsep ekonomi
dalam islam terutama dalam bidang keuangan, Secara kelembagaan BMT
di dampingi atau di dukung oleh pusat inkubasi bisnis usaha kecil atau
dikenal dengan PINBUK. Sederhananya Pinbuk merupakan lembaga
primer yang menetaskan BMT dan BMT menetaskan usaha kecil, jadi bisa
di simpulkan bahwa BMT merupakan representatif dari PINBUK.
Jadi secara istilah Baitul Mal adalah lembaga keuangan yang bersifat
nirlaba (social) yang sumber dananya di peroleh lewat zakat, infak dan
sodakoh atau sumber – sumber lain yang jelas kehalalannya.sedangkan
Baituttamwil adalah lembaga keuangan yang kinerja nya berorientasi pada
profitable (keuntungan) lewat pembiayaan, penghimpunan dan penyaluran
dengan menggunakan system syariah.
30
http://www. Defenisi.bmt/kjks.co.id, di akses 22 april 2014.
27
Dari defenisi di atas BMT berarti menggabungkan 2 kegiatan yang
punya orientasi berbeda yaitu laba dengan nirlaba dalam 1 lembaga namun
secara system operasional BMT tetap merupakan suatu entitas yang
terpisah.
2. Landasan Hukum BMT (Baitul Mal wa Tamwil)
Landasan hukum BMT sama dengan landasan hukum yang dimiliki oleh
KJKS (Koperasi jasa Keuangan Syariah) karena memang BMT juga
termasuk dalam satuan KJKS.31
Adapun landasan hukum BMT adalah :
a. UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
b. UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia nomor 91 /Kep /IV /KUMK /IX /2004 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan
memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh dan subur
dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
d. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil menengah
Republik Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUMK/X/2007 Tentang
31
Http:// www.landasan.hukum.KJKS.com, di akses 22 april 2014.
28
Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.
e. PP Nomor 9 tahun 1995 Tentang Usaha Simpan Pinjam.
f. Koperasi syari’ah berlandaskan syari’ah Islam yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah dengan saling tolong menolong dan saling menguatkan dan
berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta
berdasar atas asas kekeluargaan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis, “penelitian
deskriptif” (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap obyek yang di teliti. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta
keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika
penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya. jenis penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel
dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
pokok (primer).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif – kualitatif (mix),
Metode kuantitatif - kualitatif adalah sebuah penelitian kuantitatif (primer) yang
menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta
penampilan hasilnya dan menarik sebuah kesimpulan dari suatu deskripsi secara
keseluruhan.42
adapun data kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
data-data yang telah dilakukan dalam mengukur efektivitas kinerja pada perspektif
pelanggan dengan konsep balanced scorecard terhadap BMT AL-FATH yang
nantinya terjelma dalam sebuah tabel dan klasifikasi dari setiap komponennya, dan
data yang diperoleh melalui data primer yang terdiri dari uraian jawaban hasil
kuisioner dari responden serta analisis kritis dari peneliti mengenai fakta yang di
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006), Cet-13, h.12
30
temui di lapangan. Sedangkan yang menjadi data kualitatif dalam penelitian ini
yaitu data sekunder yang bersumber dari hasil pengumpulan data yang
diinterpretasikan ke dalam kata-kata nantinya sebagai pelengkap sehingga
tersusunnya skripsi ini secara keselurahan.
B. Ruang Lingkup penelitian
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pelanggan / mitra
pada BMT AL-FATH IKMI
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan mulai dari tanggal 27 Maret – 25 Mei 2014 di
BMT AL-FATH IKMI yang beralamatkan di Jl.Aria Putra No.7 Kedaung,
Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan/ mitra / nasabah BMT
AL-FATH IKMI tahun 2014 sebanyak 537 orang.43
2. Sampel
Adapun teknik yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel serta menggunakan metode insidental Sampling
43
Data BMT-Al-Fath tahun 2014
31
yaitu penentuan sampel berdasarkan orang yang kebetulan dijumpai saat
observasi.44
Dan adapun Jumlah sampel sebelum uji validitas sebanyak 30
orang dengan 19 item pertanyaan dan sampel pasca uji validitas sebanyak
50 orang dengan total 16 item soal valid.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer (primary source) dan
data sekunder (secondary source). Adapun rincian dari sumber data yang
dimaksud adalah:
1. Data Primer
Data ini berkaitan dengan objek dalam penelitian ini yaitu respon dari
para pelanggan BMT AL-FATH IKMI terhadap kinerja yang telah
diberikan. Selain itu respon yang didapat dari hasil wawancara terbuka
dengan karyawan setempat. Namun objek utama dalam penelitian ini
adalah para pelanggan/ mitra BMT AL-FATH, Pelanggan yang telah
mempercayakan pengelolaan pembiayaan kepada pengurus/ karyawan
BMT AL-FATH.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari studi pustaka yaitu, pengumpulan data dengan
cara membaca dan mempelajari buku literatur serta sumber lainnya yang
relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal terkait penelitian, surat kabar,
majalah, artikel dan sumber tertulis lainnya.
44
Sugiyono, Metode penelitian kombinasi (Mixed methods), (Bandung: CV.
Alfabeta, 2001), h.125
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk
memperoleh data-data yang di perlukan dalam melaksanakan
penelitian. dan penulis melakukan observasi ini di BMT AL-FATH
IKMI.
2. Studi Kepustakaan
Mengkaji data-data yang di peroleh dari buku-buku, bahan-bahan
referensi, artikel, brosur dan bahan bacaan dari internet yang
berkaitan dengan penelitian ini.
3. Angket atau Kuisioner
Dalam penyebaran angket penulis membagikan kepada responden
yang sesuai dengan pembatasan masalah pada skripsi ini.
penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk
pengumpulan data, hasil kuisioner tersebut akan terjelma dalam
angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta
kesimpulan hasil penelitian.
F. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen dan variabel dependen.
33
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perspektif pelanggan
sebagai alternative pengukuran efektivitas kinerja.
Pengukuran variabel independent dalam perspektif pelanggan
yaitu dengan mengukur kinerja perusahaan dari sisi pelanggan.
Pengukurannya dengan menggunakan tingkat kepuasan pelanggan,
dengan mengetahui seberapa jauh kepuasan pelanggan atas pelayanan
yang di berikan oleh perusahaan dengan memberikan nilai pada
jawaban kuisioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang di rasakan.
Nilai yang di berikan adalah : (1) Sangat tidak puas (2) tidak puas
(3) cukup puas (4) puas (5) sangat puas. Rumus perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Kepuasan konsumen = Jumlah pertanyaan x skor x 100%
Total bobot
Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan / mitra / nasabah berarti
menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan yang di berikan oleh
perusahaan.
2. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja
BMT AL-FATH. Pengukuran kinerja BMT AL-FATH di ukur dari
system pengukuran kinerja balanced scorecard pada perspektif
pelanggan.
Tabel 1. Perhitungan perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard
Jenis Variabel Indikator Pengukuran
Efektivitas kinerja
(konsep Balanced
Kepuasan
Pelanggan/ Mitra/
Kuisioner terhadap
pelanggan/ mitra,
34
scorecard dalam
perspektif pelanggan)
Nasabah data perusahaan /
BMT
Sumber : (Robert S Kaplan and David P Norton, 2000)
G. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pengujian perhitungan dengan Mean (nilai rata-rata) dan standar
deviasi (simpangan baku). Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa
data. dalam arti kata mean dapat di peroleh dengan cara menjumlahkan seluruh
nilai dari data yang ada kemudian di bagi dengan banyaknya data. Sedangkan
standar deviasi adalah suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran
data dari nilai rata-rata (mean).
Analisis data bertujuan untuk mengelompokkan, membuat sistematika dan
mengorganisasikan data sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.45
Metode analisis data yang di gunakan adalah dengan menggunakan uji validitas
dan uji reliabilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas adalah alat yang di gunakan untuk mengukur valid
atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner di nyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang di
ukur oleh kuesioner tersebut.46
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17
dilakukan dengan menggunakan pearson correlation product moment yaitu
45
Amirul Hadi dan Haryono, MetodologiPenelitian, (Bandung: CV. Pustaka.1998), h.14.
46
http://www.pengertian.uji.validitas.dan reabelitas.co.id, di akses 22 april 2014
35
dengan setiap item akan di uji relasinya dengan skor total variabel. Dalam
hal ini masing-masing item akan di uji relasinya dengan skor total variabel
tersebut, dan agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item memiliki korelasi
(r) dengan skor total masing-masing variabel >0,361 dan item yang punya
(r) hitung < 0,361 maka akan di singkirkan dan di nyatakan kurang valid.
Adapun untuk mempermudah penjelasan dalam setiap instrument
peneliti membuat skala blue print dengan perangkat lunak SPSS 17.0 for
windows sebelum dilakukan uji coba validitas terlihat pada Tabel 1. Dan
setelah uji validitas terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Blue Print Kuisioner (Sebelum Uji Validitas)
No Perspektif
Pelanggan dalam
BSC
Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Atribut jasa 1,2,3,4,5,6 - 6
2 Hubungan
Perusahaan
dengan Nasabah
7,8,9,10,11 - 5
3 Citra perusahaan 12,13,14,15,16 - 5
4 Pengetahuan
Nasabah
17,18,19 3
Jumlah 19
Setelah dilakukan uji validitas dengan 30 orang responden dengan
menggunakan teknik Pearson Product moment r-tabel 0.361 dengan taraf
signifikansi 5% (0,05). Maka di dapat dari 19 pertanyaan yang di ajukan
terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid dalam arti kata taraf
signifikansinya di bawah <0,361 dan 1 item pertanyaan yang mengalami
36
makna ambigu saat di lapangan serta di khawatirkan akan mengurangi
keakuratan data oleh karena itu sebanyak 3 item pertanyaan di nyatakan
tidak valid.
Tabel 3. Blue Print (Setelah Uji Validitas)
No Perspektif
Pelanggan dalam
BSC
Item Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Atribut jasa 1,2,3,4,5,6 - 6
2 Hubungan
Perusahaan dengan
Nasabah
7,8,9,10,11 - 5
3 Citra perusahaan 12,13,14,15,16 - 5
Jumlah 16
Maka daftar pertanyaan dalam kuisioner yang di bagikan kembali
untuk pengolahan data pada penelitian ini adalah sebanyak 16 item
pertanyaan yang valid kepada 50 orang sampel, maka di dapat nilai alpha
croanbach sebesar 0.860 artinya kuisioner dinyatakan reliable karena r =
0.860 > r tabel= 0.361.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuisioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.47
Pengukuran reliabilitas dapat di lakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
47
http://www.pengertian.uji.validitas.dan reabelitas.co.id, di akses 22 april 2014
37
a. Repeated measure atau pengukuran ulang, yaitu seseorang akan di
berikan pertanyaan yang sama dalam waktu yang berbeda, dan melihat
apakah jawabannya tetap konsisten dengan yang pertama atau tidak.
b. One shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antara jawaban dan pertanyaan.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya
BMT AL-FATH IKMI di dirikan pada tanggal 13 Oktober 1996.1 Oleh
25 orang pendiri awal salah satunya termasuk bapak H. Saimin, S.E selaku
manajer baituttamwil, BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro
syari'ah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan
prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-
Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan
melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang
berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah
yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.
Pada awalnya BMT AL-FATH IKMI didirikan dengan modal sumbangan
para pendirinya sebesar 5.000.000/orang, lewat sumbangan awal itu maka di
dapat jumlah modal BMT AL-FATH sebesar 125.000.000. dari uang modal
awal itulah kemudian di kembangkan dan di bentuk BMT AL-FATH IKMI.
Pada awalnya BMT AL-FATH mengontrak sebuah ruko untuk di jadikan
sebagai kantor usahanya, di karenakan modal yang terbilang masih minim.
tapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin baiknya perkembangan
usaha serta kinerjanya, hingga saat ini BMT AL-FATH telah mempunyai dua
kantor cabang, yaitu BMT AL-FATH IKMI Cab.Legoso dan BMT AL-
FATH IKMI Cab.Jombang. Dan kantornya pun sekarang sudah merupakan
1 http://www.bmt.al-fath.ikmi.com, di akses 22 april 2014
39
bangunan permanen, yang terletak di jl.Aria putra No.7 Kedaung, Ciputat
Kota Tangerang Selatan, yang di jadikan sebagai kantor pusat dari BMT AL-
FATH IKMI.
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, divisi Baitul Maal
dikelola secara terpisah dengan Baituttamwil agar dalam misi melayani umat
dapat terealisasi dengan maksimal, dan juga misi sebagai lembaga yang
berorientasi pada profit tanpa meninggalkan pola syariah juga berjalan
dengan baik.
Dalam awal perkembangannya banyak konflik serta lika-liku yang di
hadapi oleh BMT al-fath salah satunya dari struktur organisasi kepengurusan
serta karyawannya, belum lagi di tambah dengan masih banyak di antara
masyarakat sekitar yang kurang percaya terhadap BMT AL-FATH sebagai
lembaga pembiayaan serta simpan pinjam, para masyarakat lebih memilih
untuk melakukan transaksi simpan pinjam di bank-bank yang ada di sekitar.
Tapi dengan semangat yang kuat, usaha dan kerja keras serta do’a dari
para pengurus dan karyawannya, hingga saat ini BMT AL-FATH IKMI
tercatat menjadi salah satu KJKS yang masih aktif dan terus berkembang
serta di perhitungkan di wilayah Tangerang Selatan, terbukti tahun
2011/2012 mereka mendapat bantuan LPDB dari pemerintah Kota Tangerang
Selatan sebanyak 1 miliar rupiah, dan dengan bantuan itu kontribusi BMT
AL-FATH IKMI kepada masyarakat miskin, menengah kebawah semakin
maksimal.2
2 Wawancara pribadi dengan manajer baituttamwil H.Saimin, S.E (observasi)
40
B. Visi dan Misi
1. Visi
Visi BMT al-fath ikmi adalah meningkatkan kualitas keimanan
anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai
khalifah allah subhanahu wata’ala.
2. Misi
Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan
sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu
Wa Ta'ala dan Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan
ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan
membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa
(kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.3
3. Maksud
Adapun maksud didirikannya BMT AL-FATH IKMI adalah sebagai
alat bantu atau sarana dalam menegakan syariat Islam pada sector
perekonomian.
4. Tujuan
Tujuan utama BMT AL-FATH IKMI adalah Meningkatkan
kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya
saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya
melalui kegiatan pendukung lainnya.
3 http://www.bmt.al-fath.ikmi.com, di akses 22 april 2014
41
C. Skema Organisasi
1. Kepengurusan
Pengurus merupakan pemegang kekuasaan atau mandataris dari Rapat
Anggota dan bertindak sebagai pelaksana dari keputusan dan
kebijakan yang dihasilkan dan ditetapkan oleh Rapat Anggota.
Pengurus juga bertindak sebagai kontrol dari seluruh aktivitas
manajemen yang dilaksanakan di BMT Al-fath sebagai fungsi dan
kewenangannya sebagai pengurus, adapun pertanggung jawabannya
atas seluruh tugas dan kewajibannya dilaporkan pada Rapat Anggota.4
Sebagai organisasi atau lembaga yang menjalankan pola syariah,maka
telah menjadi keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Pada pelaksanaannya disatukan dengan Pengawas Syariah dan
Manajemen agar lebih efektif dalam menjalankan tugas pengawasan.
Tugas inti dari dewan pengawas syariah adalah mengawasi seluruh
kegiatan dan aktivitas BMT AL-FATH IKMI agar tidak menyimpang
dari prinsip-prinsip Syariah dan ketentuan-ketentuan manajemen.5
Liat pada Tabel 4. (struktur kepengurusan BMT al-fath) terlampir.
2. Kepengelolahan
Sebagai bentuk pelaksanaan manajemen, fungsi staffing menjadi
bagian yang tidak terpisahkan, penempatan dengan recruitment
karyawan atau pegawai diputuskan pada komite personalia dengan
4 http://www.bmt.al-fath.ikmi.com, di akses 22 april 2014
5 Data kepengurusan bmt al-fath ikmi (observasi)
42
melihat pada kebutuhan dan sumber data yang dibutuhkan.6 Data
perkembangan karyawan lihat pada Tabel 5. (terlampir).
3. Keanggotaan
Keanggotaan dalam BMT AL-FATH IKMI terbagi ke dalam 3
kriteria yaitu Anggota Penuh, Calon Anggota dan Anggota
Kehormatan.
a) Anggota Penuh : seseorang (anggota muda) yang mengajukan
lamaran untuk menjadi anggota penuh BMT AL-FATH IKMI, telah
memenuhi persyaratan keanggotaan BMT sebagaimana tercantum
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau peraturan
khusus koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi
anggota penuh.
b) Calon Anggota : seseorang ( anggota muda) yang mengajukan
lamaran untuk menjadi Anggota Penuh BMT AL-FATH IKMI,
namun belum dapat melunasi Simpanan Pokok yang ditetapkan BMT
yang belum tercatat dalam anggota koperasi sebagaimana tercantum
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BMT, dan
dikabulkan permohonannya untuk menjadi Calon Anggota, dan dalam
waktu 3 (tiga) bulan harus sudah diputuskan diterima atau ditolak
menjadi Anggota Penuh BMT AL-FATH IKMI.
c) Anggota Kehormatan : seseorang yang karena kedudukannya
diminta oleh pengurus untuk menjadi Anggota Kehormatan Koperasi7
.
6 Data kepengurusan bmt al-fath ikmi, (observasi)
7 Wawancara pribadi dengan kabag operasional legoso, Cecep Nurjaya
43
D. Produk-Produk BMT AL-FATH
1. Produk Pendanaan
BMT AL-FATH IKMI menghimpun dana dari anggota dan calon anggota
dalam bentuk:8
a. Akad Wadiah
Simpanan anggota pada koperasi akad wadiah/ titipan dan
simpanan tersebut dapat digunakan oleh koperasi untuk kegiatan
usaha koperasi, dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan bagi
hasil atas penyimpanan dananya, tetapi koperasi dapat memberikan
kompensasi dengan imbalan bonus/hadiah yang nominalnya
ditentukan berdasarkan kebijakan dan kemampuan koperasi.
b. Akad Mudharabah
Simpanan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah yang
diperlakukan sebagai investasi anggota untuk dimanfaatkan secara
produktif dalam bentuk pembiayaan kepada anggota, calon anggota,
dan masyarakat secara profesional dengan ketentuan penyimpanan
dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) yang disepakati pada saat
pembukaan rekening.
Seperti halnya:
1) Simpanan Pendidikan
2) Simpanan idul fitri
3) Simpanan qurban
8 Data informasi BMT al-fath lewat brosur publik.
44
4) Simpanan walimah
5) Simpanan haji
c. Tabah (tabungan berjangka)
Tabungan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah yang
penyetoran dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan
koperasi, dengan ketentuan penyimpan mendapatkan bagi hasil atas
penyimpanan dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) yang
disepakati di awal perjanjian.9
Jenis-jenis Tabungan Mudharabah berjangka:
1) Tabah (tabungan berjangka) 3 bulan
2) Tabah 6 bulan
3) Tabah 9 bulan
4) Tabah 12 bulan
d. Jasa Layanan Online
Seperti halnya :
1) Pembayaran rek. Listrik
2) Rek.telpon/ speedy
3) Transfer antar bank
4) Rek.PAM Bintaro
5) dll
9 Data Informasi bmt al-fath lewat brosur publik.
45
2. Produk Pembiayaan
Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan BMT AL-FATH IKMI
dalam rangka memenuhi kebutuhan mitra dan calon mitra, sebagai
berikut:10
a. Pembiayaan Pedagang Mikro
adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI
untuk para pengusaha mikro yang mempunyai modal usaha (asset)
maksimal Rp. 10.000.000,- pembiayaan Pedagang Mikro
menggunakan akad Murabahah, akad Mudharabah dan akad
Musyarakah.
Plafond Program Pembiayaan Pedagang Kecil Maksimal Rp.
5.000.000,-
b. Pembiayaan Pedagang Kecil
Adalah program pembiayaan yang diberikan oleh BMT AL-FATH
IKMI untuk para pengusaha kecil yang modal usaha (asset)
maksimal Rp. 25.000.000,-. Pembiayaan pedagang Kecil
menggunakan akad Murabahah, akad Mudharabah, dan akad
Musyarakah. Plafond Program Pembiayaan Pedagang Kecil
maksimal Rp 10.000.000,-.
c. Pembiayaan Belanja Ringan
Adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI
untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif seperti perlengkapan
10
Data informasi bmt al-fath lewat brosur publik.
46
rumah tangga, dll. Pembiayaan belanja ringan maksimal Rp
3.000.000,-.
d. Pembiayaan Multi jasa
Adalah program yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk
anggota dan calon anggota koperasi yang sifatnya menyewakan
fasilitas, seperti fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
sewa toko/kios, dll. Pembiayaan Multi Jasa menggunakan akad
Ijaroh dan Ijaroh Muhtahiya Bittamlik. Planfond program
Pembiayaan Multi Jasa maksimal Rp. 10.000.000,-.
e. Pembiayaan Cepat
Adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI
untuk anggota dan calon anggota koperasi yang membutuhkan
penambahan modal kerja segera, program pembiayaan cepat
menggunakan akad Murabahah. Plafond program pembiayaan
Cepat maksimal Rp 2.000.000,-.
f. Pinjaman Tabarru’
Adalah program pinjaman yang diberikan BMT AL-FATH IKMI
untuk anggota dan calon anggota koperasi yang tidak
mampu/dhuafa dengan ketentuan berlaku. Pembiayaan tabarru’
menggunakan akad Qardh Al Hasan yaitu pinjaman tanpa margin
atau bagi hasil, pengembalian sesuai dengan jumlah pinjaman.
Plafond program Pinjaman Tabarru’ maksimal Rp 1.000.000,-
47
E. Akad dalam BMT AL-FATH
1. Piutang Murabahah
Adalah tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak
penjual (koperasi) dengan pembeli (anggota dan calon anggota) untuk
melunasi kewajiban sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan
pembayaran imbalan berupa keuntungan (margin) yang disepakati
dimuka sesuai akad.11
2. Piutang Salam
Adalah tagihan anggota terhadap koperasi atas transaksi jual beli
barang dengan cara pemesanan antara penjual dan pembeli dengan
pembayaran di muka pengiriman barang oleh penjual dilakukan di
belakang/kemudian, dengan ketentuan bahwa spesifikasi barang
disepakati pada akad transaksi salam.
3. Piutang Istishna’
Adalah tagihan atas akad transaksi jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual yang cara
pembayarannya dapat dilakukan dimuka, diangsur, dan ditangguhkan
sampai jangka waktu tertentu.
4. Piutang Ijarah
Adalah tagihan akad sewa-menyewa suatu barang antara muajir
(Lessor/penyewa) dengan Musta’jir (Lesse/yang menyewakan) atas
11
Data objek penelitian lewat Buku panduan calon nasabah/nasabah pada BMT al-fath.
48
Ma’jur (Objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang
disewakan.
5. Ijarah Muntahuyah Bittamalik
Adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara Lessor
dengan Lesse yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa
dari Lesse pada Lessor.
6. Qardh
Adalah kegiatan transaksi dengan akad peminjaman dana non
komersial dimana si peminjam mempunyai kewajiban untuk membayar
pokok dana yang dipinjam kepada koperasi yang meminjamkan dana
tanpa memberikan imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai
kesepakatan.
F. Kegiatan-Kegiatan BMT AL-FATH
1. Unit Usaha dan Jasa
Unit Usaha dan Jasa dibentuk dengan usaha perdananya yaitu
bergerak dibidang jual beli motor baru dan bekas. Seiring berjalannya
waktu, BMT AL-FATH IKMI melebarkan sayap dalam kegiatan jasa
dan usaha pembayaran online, seperti pembayaran listrik, transfer antar
bank dll sprt yang kami paparkan sebelumnya.12
Unit usaha dan jasa tersebut sangat potensial untuk dikembangkan,
dan semoga kendala yang dihadapi dilapangan dapat segera
menemukan solusi. Sehingga kedepannya dapat meningkatkan
12
Data informasi bmt al-fath lewat brosur publik.
49
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Unit Usaha Sosial dan Dakwah
Unit Sosial dan Dakwah BMT AL-FATH IKMI adalah satu unit
yang dikhususkan untuk menangani kegiatan-kegiatan yang sifatnya
sosial dan dakwah. Selain itu pula Unit Sosial dan Dakwah dapat
menghimpun dana-dana zakat, infaq, shadaqoh dari anggota, lembaga
dan masyarakat serta adanya lembaga taman baca alqur’an bagi anak-
anak karyawan dan mitra khususnya.
Dan Untuk lebih dapat dirasakan keberadaannya, mungkin diharapkan
Unit Sosial dan Dakwah ini dapat bekerja sama dengan lembaga-
lembaga sosial lain dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya
sehingga dapat membantu umat dengan lebih baik.
Pada saat ini Unit Sosial dan Dakwah penanganan dan
operasionalnya masih dirangkap tugas oleh pengurus BMT AL-FATH
IKMI itu sendiri dan mudah-mudahan kedepannya diharapkan dapat
ditangani secara professional untuk meningkatkan aktivitas pada Unit
Sosial dan Dakwah.13
Kegiatan Unit Sosial dan Dakwah
1.) Pengajian Mingguan.
2.) Kegiatan Wirid.
3.) Sunatan/khitanan massal
13
http://www.bmt.al-fath.ikmi.com, di akses 22 april 2014
50
4.) Santunan anak Yatim dan kaum Dhuafa.
5.) Penyaluran Dana untuk menjenguk anggota yang sakit.
6.) Ta’ziyah (untuk dana duka cita).
7.) Dll.
Gambar 2. Alur Kerja BMT AL-FATH IKMI14
G. Laporan Keuangan BMT AL-FATH IKMI
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan BMT AL-FATH IKMI disajikan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.59 tentang Akuntansi Perbankan
Syari’ah, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 (revisi 1998)
tentang Perkoperasian dan Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), mencakup pula Pedoman
Akuntansi dan Pelaporan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan
14
Data Panduan alur kinerja BMT al-fath, (observasi)
Kolektor
Slip & Uang
TABUNGAN
PEMBIAYAAN
TELLER
ADMPS
KASIR
LAPORAN
KAS
ACCOUNTING LAPORAN
HARIAN
51
Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
Bab XII Pasal 33 dan 34 tentang “Laporan Keuangan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah”.15
Laporan keuangan disajikan berdasarkan konsep biaya historis dan
konsep aktual kecuali efek-efek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar,
aktiva yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan dicatat
sebesar nilai bersih yang direalisasi dan tanah serta bangunan tertentu yang
dinilai kembali.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang
diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk
penyajian laporan arus kas, kas, dan setara kas terdiri dari kas, giro pada bank
lain yang tidak atau dijadikan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.
Adapun laporan keuangan BMT AL-FATH IKMI terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Data Zakat, Infaq dan Shodaqoh
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
15
Data-data arsip bmt al-fath, (observasi).
52
8. Catatan Atas Laporan Keuangan
9. Laporan Perhitungan
Laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
koperasi sebagai investor beserta hak dan kewajibannya.
Laporan perubahan dana investasi terikat merupakan laporan keuangan
yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh
koperasi untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah
atau agen investasi.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shodaqah dan
laporan sumber dan penggunaan dan qardhul hasan merupakan laporan
keuangan yang mencerminkan peran koperasi sebagai pemegang amanah dana
kegiatan social yang dikelola secara terpisah.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dan
investasi terikat dan sejenisnya dikelola oleh koperasi sebagai agen investasi
berdasarkan akad mudharabah muqayadah, investasi terikat bukan merupakan
aktiva maupun kewajiban koperasi karena koperasi tidak mempunyai hak untk
menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta koperasi tidak
memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung resiko investasi.
Koperasi mendapatkan imbalan berupa fee atas penyaluran dana tersebut.
Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki
(pembayar zakat) untuk diberikan kepada mustahiq (penerima zakat). Sumber
dana zakat, infak dan shodaqah berasal dari koperasi dan pihak lain yang
diterima koperasi yang disalurkan kepada pihak yang berhak. Penggunaan
53
dana zakat, infak dan shodaqah berupa penyaluran kepada pihak yang berhak
sesuai prinsip syariah.
Laporan sumber dan penggunaan dan qardhul hasan merupakan
laporan yang menunjukkan sumber dana penggunaan dana qardhul hasan
selama suatu jangka waktu tertentu serta saldo qardh pada tanggal tertentu.
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi yang memuat
kebijakan akuntansi, yaitu kebijakan-kebijakan di bidang akuntansi dalam
rangka penyusutan laporan keuangan yang menetapkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kebijakan pemberian pembiayaan dan piutang penjualan.
2. Klasifikasi atas pembiayaan dan piutang penjualan.
3. Kebijakan penyisihan, taksiran pembiayaan dan piutang penjualan
yang tidak dapat ditagih.
4. Harga perolehan aktiva tetap termasuk kebijakan penyusutan.
5. Kebijakan biaya termasuk kapitalisasi.
6. Kebijakan cadangan sesuai dengan pasal 45 Undang-Undang No.
25 tahun 1992 dan cadangan khusus yang ditetapkan oleh rapat
anggota.
Laporan perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai
pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode
tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU). Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha
dengan anggota dan calon anggota. Perhitungan hasil usaha digunakan
mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa
54
hasil atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota dan calon
anggota.
1. Data Keuangan Utama
Melihat Perkembangan usaha dan kinerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah
BMT AL-FATH IKMI pada tahun 2012 dan 2013, hal ini dapat dilihat dari
pendapatan laba (rugi) bersih sebelum ZIS dan pajak tahun 2012 dibandingkan
pendapatan di tahun 2013 pada posisi yang sama, secara ringkas kinerja
keuangan Unit Jasa Keuangan Syariah dapat dilihat pada Tabel 6.
(terlampir).16
2. Data Piutang
Piutang disajikan dalam bentuk bruto, karena koperasi tidak melakukan
pengakuan terhadap piutang tak tertagih, yang diestimasi berdasarkan review
atas kolektibilitas saldo piutang. Apabila timbul kejadian adanya
kemungkinan sebuah piutang tidak akan tertagih, maka dibuat catatan
perkiraan piutang tak tertagih, sehingga timbul perkiraan piutang tak tertagih
atau piutang ragu-ragu pada laporan keuangannya.17
Pada Tabel 7. (terlampir)
3. Aktiva Tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan (nilai revaluasi) setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aktiva tetap, kecuali hak atas tanah,
disusutkan dengan menggunakan garis lurus selama masa manfaatnya.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan atau dijual, maka nilai tercatat dan
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, sedangkan
keuntungan dan kerugiaan yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
16
Data keuangan bmt al-fath tahun 2012/2013, (observasi). 17
Data keuangan bmt al-fath tahun 2012/2013, (observasi).
55
Aktiva tetap pada BMT AL-FATH IKMI dicatat berdasarkan nilai buku, oleh
karena itu koperasi melakukan pencatatan kontra account atau perkiraan
tersebut dengan mempergunakan metode penyusutan tidak langsung ke
akumulasi penyusutan atau cadangan penyusutan.
4. Perpajakan
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban
dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan
metode kewajiban, pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku
saat ini.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak
diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
56
BAB V
ANALISIS DATA DAN HASIL
A. Karakteristik Responden
1. Analisis Data
Berdasarkan data yang terkumpul dalam penelitian ini melalui
kuisioner yang di bagikan kepada 50 responden sebagai sampel penelitian
yang terdiri dari 15 responden laki-laki dan 35 responden perempuan.
Kuisioner mulai di bagikan tanggal 25 – 27 Mei 2014. Berikut ini adalah
tabel yang menggambarkan proses penyebaran penerimaan kuisioner:
Tabel 8. Gambaran Distribusi Kuisioner Perspektif Pelanggan (BSC)
Kuisioner Jumlah Presentase
Kuisioner yang
dikirim
50 100%
Kuisioner tidak
kembali
0 0%
Kuisioner yang
dapat di olah
50 100%
Kuisioner yang tidak
dapat di olah
0 0%
Sumber : Data primer yang diolah peneliti
2. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini menyajikan keadaan
responden yang berkaitan dengan pengaruh pengukuran kinerja dengan
menggunakan metode balanced scorecard sebagai alternatif pengukuran
kinerja perusahaan:
57
Tabel 9. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 15 30%
Perempuan 35 70%
Jumlah 50 100%
Sumber: data primer yang di olah peneliti
Dapat dilihat dari data di atas bahwa jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin, perempuan lebih banyak di bandingkan laki-laki, perbandingannya 70:30
artinya sebagian besar yang mengisi kuisioner adalah pelanggan (mitra)
perempuan/ wanita, karena memang dalam melakukan proses simpanan dan
pinjaman pelanggan/mitra pada BMT AL-FATH lebih di dominasi oleh para
kaum ibu-ibu di bandingkan bapak-bapak.
Tabel 10. Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
18-30 18 36%
31- 45 22 44%
>45 10 20%
Jumlah 50 100%
Sumber: data primer yang diolah peneliti
Dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan usia berada
pada responden berusia antara 31-45 tahun yakni 22 responden atau dalam
persentase 44%, sedangkan responden yang berusia 18-30 tahun sebanyak 18
responden atau dengan persentase 36% dan usia > 45 tahun sebanyak 10
responden atau 20% dari total jumlah responden sebanyak 50 orang responden
(pelanggan).
58
Tabel 11. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
D3, S1 > 9 18%
SMA/ Sederajat 23 46%
SD, SMP 18 36%
Jumlah 50 100%
Sumber : data primer yang diolah peneliti
Dapat dilihat bahwa dari banyaknya jumlah responden yang tingkat
pendidikannya sampai di perguruan tinggi hanya 9 orang dari 50 responden atau
18% dalam persentase dan yang tingkat pendidikannya di bawah perguruan tinggi
seperti SMA/sederajat, SMP/ sederajat sebanyak 41 orang atau dalam persentase
82% artinya mayoritas para pelanggan BMT AL-FATH tingkat pendidikannya
hanya sampai pada pendidikan SMA/sederajat . perbandingannya 82:18.
Tabel 12. Berdasarkan Tingkat pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Guru 9 18%
Pegawai swasta 4 8%
IRT (Ibu rumah
tangga)
19 38%
Profesional/
Wiraswasta
18 36%
Jumlah 50 100%
Sumber : data primer yang diolah peneliti
Dari data di atas dapat di lihat bahwa kebanyakan para pelanggan bmt al-fath
berdasarkan pekerjaan kebanyakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT)
atau sebagai wiraswasta dari sampel 50 responden sebanyak 19 orang berprofesi
sebagai IRT (38%) di susul oleh wiraswasta sebanyak 18 orang (36%), dan guru
sebanyak 9 orang (18%) dan terakhir pegawai swasta sebanyak 4 orang (8%) . jadi
kebanyakan yang melakukan transaksi simpan-pinjam di BMT AL-FATH adalah
59
dari para IRT (ibu rumah tangga) atau dari wiraswasta seperti pedagang atau
lainnya.
B. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Atribut Jasa Perusahaan
Atribut jasa perusahaan adalah menilai bagaimana perusahaan
memberikan pelayanan kepada para pelanggan atau nasabah/ mitra dengan
baik.
Tabel 13. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Atribut Jasa Perusahaan
No Variabel SP
(5)
P
(4)
CP
(3)
TP
(2)
STP
(1)
Total Ranking
1 Kepuasan pelanggan terhadap
kemudahan dalam
bertransaksi
10 33 7 0 0 203 1
2 Kepuasan pelanggan dalam
memahami informasi di BMT
al-fath
8 27 14 1 0 192 2
3 Kepuasan pelanggan dalam
mendapatkan pinjaman 6 23 18 3 0 182 5
4 Kepuasan pelanggan dalam
proses mendapatkan
pembiayaan
9 17 22 2 0 183 4
5 Dengan besarnya jumlah
biaya adminstrasi 6 16 25 3 0 175 6
6
Dengan produk-produk yang
di tawarkan oleh BMT al-fath 8
20
22
0
0
186
3
Dari data di atas dapat di lihat bahwa efektivitas kinerja dinilai berdasarkan
“atribut jasa perusahaan” secara keseluruhan terbilang baik, mayoritas
pelanggan yang di jadikan sampel mengatakan pada tingkatan puas. Skor tertinggi
ada pada No.1 pada dimensi (Kepuasan pelanggan terhadap kemudahan dalam
60
bertransaksi) dengan 10 responden yang mengatakan sangat puas, 33 responden
yang menyatakan puas dan 7 responden yang menyatakan cukup puas, sedangkan
yang menyatakan pada tingkatan tidak puas/sangat tidak puas tidak ada. Dan
peringkat ke-2 ada pada no.2 terkait (kepuasan pelanggan dalam memahami
informasi yang ada di dalam BMT AL-FATH) dengan total skor 192, sebanyak 8
responden yang menyatakan sangat puas, 27 responden yang menyatakan puas
dan 14 responden yang menyatakan cukup puas, sedangkan 1 responden yang
menyatakan tidak puas.
Dan di susul peringkat ke-3 dengan total skor 186 ada pada no.6 pada dimensi
(produk-produk yang di tawarkan oleh BMT AL-FATH), sebanyak 8 responden
yang menyatakan sangat puas dan 20 responden yang menyatakan di tingkat puas,
serta 22 responden menyatakan cukup puas. tidak ada dari responden yang
menyatakan tidak puas atau sangat tidak puas. Dan di posisi ke-4 ada pada no.4
dengan total skor 183 pada dimensi (kepuasan pelanggan dalam proses mendapat
pembiayaan) dengan 9 responden yang menyatakan sangat puas, 17 responden
yang menyatakan puas, dan 22 responden yang menyatakan cukup puas serta 2
responden yang menyatakan tidak puas.
Peringkat ke-5 ada pada no.3 dengan total skor 182 pada dimensi terkait
(kepuasan pelanggan dalam mendapatkan pinjaman) dengan 6 responden yang
menyatakan sangat puas dan 23 responden yang menyatakan puas, serta 18
responden yang menyatakan cukup puas dan 3 responden yang menyatakan tidak
puas. Dan di peringkat terakhir/ ke-6 ada pada no.5 terkait (besarnya jumlah biaya
adminstrasi) dengan total skor terendah dengan nilai 175, sebanyak 6 responden
yang menyatakan sangat puas, 16 responden yang menyatakan puas serta 25
61
responden yang menyatakan cukup puas dan 3 dari responden yang menyatakan
tidak puas.
C. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Hubungan Mitra dengan Perusahaan
Hubungan mitra dengan perusahaan adalah melihat bagaimana baiknya
hubungan para nasabah dengan BMT al-fath, baik dalam melakukan transaksi,
kenyamanan, dan harmonisasi nasabah dengan karyawannya, dan lain sebagainya.
Tabel 14. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Hubungan Mitra dengan
Perusahaan
No Variabel SP
(5)
P
(4)
CP
(3)
TP
(2)
STP
(1)
Total Ranking
1 Keamanan dalam bertransaksi
di bmt al-fath 16 26 8 0 0 208 1
2 Kenyamanan dalam menunggu
antrian 21 16 12 1 0 207 2
3 Fasilitas ruang tunggu yang di
berikan 7 28 15 0 0 192 5
4
Kepuasan nasabah terkait
Susana BMT yang berusaha
mencitrakan islami
10 23 17 0 0 193 4
5 Keramahan karyawan kepada
nasabah 14 27 9 0 0 205 3
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan perusahaan dengan nasabah
terjalin dengan sangat baik masing-masing total skor pada tiap-tiap dimensi
menunjukkan hal yang signifikan. Nilai tertinggi dengan total skor 208 dari skor
aktual 250 ada pada no.1 pada dimensi (keamanan dalam bertransaksi) sebanyak
16 responden yang menyatakan sangat puas dan 26 responden yang menyatakan
puas dan 8 responden menyatakan cukup puas, tidak ada satupun dari responden
yang menyatakan tidak puas apalagi sangat tidak puas. dan di peringkat ke-2 ada
62
pada no.2 dengan total skor 207 terkait (kenyamanan nasabah dalam menunggu
antrian) sebanyak 21 responden yang menyatakan sangat puas, 16 responden
yang menyatakan puas dan 12 responden yang menyatakan cukup puas, serta 1
responden yang menyatakan tidak puas. Peringkat ke-3 ada pada no.5 dengan total
skor 205 pada dimensi (keramahan karyawan kepada nasabah) sebanyak 14
responden menyatakan sangat puas, 27 responden menyatakan puas dan 9
responden menyatakan cukup puas dan tidak ada dari responden yang menyatakan
tidak puas/sangat tidak puas.
Peringkat ke-4 ada pada no.4 pada dimensi (kepuasan nasabah terkait
suasana BMT yang mencitrakan islami) dengan total skor 193, sebanyak 10
responden yang menyatakan sangat puas dan 23 responden yang menyatakan puas
serta 17 responden yang menyatakan cukup puas. Dan di posisi terakhir/ ke-5 ada
pada no.3 pada dimensi (fasilitas ruang tunggu yang di berikan), sebanyak 7
responden yang menyatakan sangat puas, 28 responden yang menyatakan puas
dan 15 responden yang menyatakan cukup puas.
D. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Citra perusahan
Citra perusahaan adalah melihat bagaimana keadaan intern perusahaan,
baik dari kemampuan karyawan dalam memproses simpanan dan pinjaman,
pemberian informasi kepada nasabah, dan lain sebagainya.
63
Tabel 15. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Citra perusahan
No Variabel SP
(5)
P
(4)
CP
(3)
TP
(2)
STP
(1)
Total Ranking
1 Kemampuan karyawan
dalam melaksanakan
proses transaksi
8 21 20 1 0 186 2
2 Pemberitahuan kepada
nasabah bila tenggang
waktu pembiayaan akan
berakhir
8 22 20 0 0 188 1
3
Tujuan BMT al-fath
menjawab kebutuhan mitra
dengan pola syariah
5 17 27 1 0 176 3
4
Pemberian informasi
Tentang produk-produk
BMT kepada nasabah
3 15 27 5 0 166 4
5 Pemberian informasi
tentang biaya margin yang
di berikan
2 13 29 6 0 161 5
Dari data di atas dapat dilihat bahwa skor tertinggi ada pada no.2 dengan total
skor 188 pada dimensi (pemberitahuan kepada nasabah bila tenggang waktu
pembiayaan akan berakhir), sebanyak 8 responden yang menyatakan sangat puas,
22 responden yang menyatakan puas dan 20 responden yang menyatakan cukup
puas dan tidak ada dari responden yang menyatakan tidak puas/ sangat tidak puas.
Disusul di peringkat ke-2 ada pada no.1 dengan total skor 186 pada dimensi
(kemampuan karyawan dalam melakukan proses transaksi), sebanyak 8
responden yang menyatakan sangat puas, 21 responden yang menyatakan puas
dan 20 responden yang menyatakan cukup puas serta 1 responden yang
menyatakan tidak puas.
Sedangkan di peringkat ke-3 ada pada no.3 dengan total skor 176 pada
dimensi (tujuan BMT AL-FATH menjawab kebutuhan mitra dengan pola syariah),
sebanyak 5 responden yang menyatakan sangata puas, 17 responden yang
64
menyatakan puas dan 27 responden yang menyatakan cukup puas serta 1
responden yang menyatakan tidak puas. Sedangkan di peringkat ke-4 dengan total
skor 166 ada pada no.4 pada dimensi terkait (pemberian informasi produk-produk
BMT AL-FATH kepada para nasabah) hanya 3 responden yang menyatakan
sangat puas, 15 responden menyatakan puas, dan 27 responden yang menyatakan
cukup puas serta 5 responden yang menyatakan tidak puas. Sedangkan nilai
terendah ada pada no.5 dengan total skor 161 pada dimensi terkait (pemberian
informasi margin kepada nasabah), 2 responden yang menyatakan sangat puas,
13 responden yang menyatakan puas dan 29 responden yang menyatakan cukup
puas serta 6 dari responden yang menyatakan ketidak puasan.
Jadi dari data-data di atas terkait efektivitas kinerja perusahaan di ukur dari
perspektif pelanggan dalam Konsep BSC berdasarkan “atribut jasa perusahaan”,
“hubungan perusahaan dengan nasabah” dan “citra perusahaan” maka di dapat
hasil seperti ini :
Tabel 16. Perspektif Pelanggan dalam Konsep BSC
Efektivitas kinerja BMT AL-FATH di ukur berdasarkan 3 dimensi dalam
perspektif pelanggan (BSC) “Atribut jasa”, “Hubungan perusahaan dengan
Nasabah”, “Citra perusahaan” maka di dapat hasil dengan nilai efektivitas
tertinggi ada pada “hubungan perusahaan dengan nasabah” dengan total skor
1005 dari skor aktual (1250) atau setara 80,4%, sedangkan nilai efektivitas
No Perspektif Pelanggan
dalam BSC
Jumlah Total /
Skor aktual
Persentase
%
Ranking
1 Atribut jasa perusahaan 1121/ 1500 74,7% 2
2 Hubungan perusahaan
dengan nasabah
1005/ 1250 80,4 % 1
3 Citra perusahaan 877/ 1250 70,1% 3
Jumlah Total 3003/4000 75%
65
tertinggi ke-2 ada pada “Atribut jasa perusahaan” dengan total skor 1121 dari
skor aktual (1500) atau setara 74,7%. dan nilai efektivitas terendah ada pada
“Citra perusahaan”dengan nilai efektivitas 877 dari skor aktual (1250) atau
setara dengan 70,1%.
Tabel 17. Klasifikasi Skor Skala Respon Mitra BMT AL-FATH
KATEGORI NILAI ANGKA Frekuensi Persentase%
Tinggi X+SD X≥68,056 9 18%
Sedang X 52,054≤X≤68,056 35 70%
Rendah X-SD X≤52,064 6 12%
TOTAL 50 100%
Melihat tabel di atas bahwa klasifikasi dari skor tiap-tiap respon mitra BMT
AL-FATH kategorinya pada tingkatan sedang, yaitu sebanyak 35 responden atau
setara dengan 70%.
E. Uji validitas dan Realibilitas
Dalam penelitian ini kuisioner yang di bagikan terlebih dahulu di uji
validitasnya, pada penyebaran kuisioner pertama sebanyak 30 sampel dari 19 butir
pertanyaan (pra uji validitas) yang di sebar pada nasabah/ mitra. Setelah di
lakukan analisis uji validitas dengan spss 17, menemukan ada 2 butir pertanyaan
yang tidak valid dalam arti kata taraf signifikansinya di bawah <0,361 dan
otomatis di singkirkan (tidak valid). Dan satu butir pertanyaan yang mengalami
makna ambigu saat dilapangan sehingga dapat mengurangi keakuratan data oleh
sebab itu juga disingkirkan. Dan kuisioner yang telah valid (pasca uji validitas)
kembali peneliti sebarkan pada 50 responden sebagai sampel dan hasil analisanya
dapat dilihat pada tabel realibility, di dapat nilai cronbach’s alpha .924 dari 16
66
item dan didapat total nilai mean adalah 60.06 serta nilai total standar deviasi
7.996.
Tabel reliability, Scale : All variables (terlampir)
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah serta
tujuan dari penelitian ini di awal, sebagaimana yang di paparkan pada BAB I
maka dengan itu peneliti mernarik kesimpulan yaitu ;
1. Efektivitas kinerja BMT AL-FATH di nilai dari perspektif pelanggan
maka di dapat hasil yaitu “BAIK”. Dalam arti kata kepuasan pelanggan
terkait kinerja BMT selama ini ada pada tingkatan 75% atau dengan total
skor 3003 dari skor aktual keseluruhan (4000).
2. Dari data-data yang di dapat saat penelitian ini berlangsung dengan
metode pendekatan Balanced scorecard untuk mengukur kinerja BMT
AL-FATH maka di dapat kesimpulan seperti ini :
a. Bahwa efektivitas kinerja di ukur berdasarkan “atribut
perusahaan” terbilang baik (74,7%), mayoritas dari pelanggan
yang di jadikan sampel mengatakan pada tingkatan puas.
b. Efektivitas kinerja BMT di nilai berdasarkan “hubungan
perusahaan dengan nasabah” juga di peroleh hasil yang
memuaskan. Melihat dari data-data yang berhasil di kumpulkan
menerangkan bahwa hubungan antara perusahaan dengan mitra
terjalin dengan sangat baik dalam arti kata kepuasan para
pelanggan pada dimensi ini di dapat nilai efektivitas mencapai
hingga (80,4%).
68
c. Dan skor efektivitas terendah di dapat ketika kinerja BMT di ukur
pada dimensi “Citra perusahaan” nilai efektivitas hanya 70,1%.
Di bandingkan yang lainnya maka nilai efektivitas kinerja BMT
pada dimensi ini adalah yang terendah.
B. Saran
Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan serta analisis kritis dari
peneliti menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mungkin bisa di perbaiki lagi
kedepannya seperti memperbanyak sosialisasi mengenai BMT al-fath itu sendiri
kepada masyarakat sekitar, baik itu menggunakan media online, media cetak
ataupun secara langsung, seperti dengan menyelenggarakan event-event yang
bernuansa islami kepada masyarakat sekitar atau lainnya. karena memang fakta
yang kami temui di lapangan banyak para nasabah/ responden yang mengatakan
bahwa informasi tentang BMT AL-FATH itu sendiri diperoleh hanya lewat mulut
ke mulut. dan juga mengenai produk-produk yang di tawarkan atau akad
peminjaman yang lebih memudahkan para nasabah lagi kedepannya, sehingga
dalam niat untuk membantu masyarakat miskin, menengah kebawah dapat
terealisasi dengan maksimal.
Ada beberapa catatan yang mungkin bisa peneliti sampaikan pada penelitian
ini sebagai mediasi antara aspirasi nasabah terhadap BMT AL-FATH kedepannya,
lewat hasil kuisioner yang peneliti bagikan kepada nasabah/ mitra, yaitu :
1. Agar dapat lebih dipermudah dalam proses peminjaman serta pencairan dana
pinjaman tersebut lebih di percepat.
69
2. Mohon pengertiannya apabila ada keterlambatan dalam angsuran baik dalam
bentuk pinjaman apapun.
3. Mungkin perlunya penambahan teller agar dalam melayani nasabah tidak
terlalu mengantri.
Dan dengan ini harapan kita mudah-mudahan kedepannya BMT AL-FATH
dapat lebih baik lagi, lebih maju lagi dan semakin sukses. Serta visi misi yang di
canangkan dari awal dapat terealisasi dengan maksimal tentunya, agar masyarakat
sekitar dapat hidup lebih sejahtera lagi. Amin ya rabbal alamin
Dari peneliti berharap mudah-mudahan penelitian ini dapat memberikan
sebuah evaluasi lagi nantinya terutama bagi BMT AL-FATH dalam proses
penilaian kinerja kedepannya, walaupun sejatinya penelitian ini tidak pada posisi
sempurna tapi setidaknya apa yang peneliti lakukan ini tidak sekedar untuk
memperoleh gelar strata satu tapi lebih pada bagaimana untuk mengabdikan diri
pada masyarakat dan salah satunya lewat karya tulis ini, dan semoga allah
memberi pahala atas niat baik ini.
Kepada para pembaca semoga dapat mengambil pelajaran dari penelitian ini
dan juga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
kedepannya karena sebagai manusia biasa peneliti menyadari betul tidak akan
pernah luput dari khilaf dan salah.
kebaikan untuk kita semua!
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N., Vijay Govidarajan. Management Control System (Tenth
Edition, Boston: Mc Graw-Hill, 2001).
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006).
Hadi, Amirul dan Haryono. MetodologiPenelitian (Bandung: CV. Pustaka.1998).
Halim, Abdul dkk. Sistem Pengendalian Manajemen (Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000).
Halim Istiqlal, Cahyo. Penerapan Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode
Balanced Scorecard, Jurnal Ekonomi Islam Vol. III, No. 2 ( Desember
2009).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai
Pustaka, 1977).
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat,
2001).
Sofyandi, herman. Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008).
Sugiyono. Metode penelitian kombinasi (Mixed methods), (Bandung: CV.
Alfabeta, 2001).
Sukarno, Edi. Sistem Pengendalian Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2002).
Sumarsan, Thomas. Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja (Jakarta: PT Indeks, 2010).
S Kaplan, Robert dan David P Norton. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi
Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga,
2000).
Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis dan Kinerja
Perusahaan Secara Komperhensif Kuantitatif dan Modern (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003).
Widjaja Tunggal, Amin. Memahami Konsep Balanced Scorecard (Jakarta:
Harvarindo, 2002).
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580
Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 tndonesia Website: ww.ldkuiniakarta.ac.id, E-rnail : [email protected]
Nomor : Un.0 1/F5 lPP.00.gl'ZVgDU4 Jakarta,cL& Marct 2ot4Lamp : l(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alqikum Wr Wb.
Bersama ini karni sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas llmu Dalcrvah dan ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai berikut,
NamaNornor PokokJurusanSemesterTelp.Judul Skripsi
Tembusan:l. Dekan2. i(etua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Yuliandi llham1 110053000018Manajemen Dakwah (MD) / MLKSVIII (Delapan)085374216745Peningkatan Efbktivitas Kinerja BMT Al-Fath dengan MetodoBalaneed Scorecard dalarn Perspektif Pelanggan
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 bulan dari tanggal 17 Maret s.d.17 September 2014.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wn Wb.
an. Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik
.Ed, Ph.Dr s"frNIP. 10330 199803 I 004
qe,!\{€c ueluef€uel^J .rpordrresrunf en]e) .z
1Fuepely Eueplg u€{ec Iry.,1A. .I
: u€snqrueJ
' q,u' "ry| runTlD 10. nMD p s sDll
'qlsel erurJel ualdecnEueu rure{ e,(uuenluuq uep eruesufte>l su}e ,uel)Irueq
' uo8 &uo 1
a 4 tt 74 a d s n 4 u,to lup p,to ) a.to ) S p nuD p g ap o py{uo8uap qrui-ff 11ttgg ofiautx sttunlplatg unpl&urua4 lnpnheq rsdrnls ueJrynuede13ue; ru€lep
"lep rrecuaru^rerlrleuod ueleuesleleu u€>le grmf egu4el qnryrpirprll
JIr€{S NIn rsu{runuo) niull uep rlBA{eC sel1n{eC u,^Asrs€q€ru reuoq qeppe
ue1el3e4 uueuesleled ur€lep lnqosrol Itue{Wdep 'rygTnqppdeg edue;n1 uoqourp
'pns>lelurp
e^\srseq€u ue>lurzrEuetu/ururJoueru'nll ue8uep ueEunqnqeg
'dleJ
lel.uelvrsuJtruosuo)Ir€snmf
JOISeIuOS
rlr{€'I p8?ue71rcdrus1
Io{od roruoN3ru?N
9VLgtzbLt980p1nd13 oso8el 0g 'oN Eueuroy .11 .11
S)TIAI / q€,,K{eC uerueieuel4l(uedeleq) g6
e66l IInf gg.relu;e1
8I00008s00r I ruiurill puellnl
: e^\qeq uelEuereueru eue4etqelpie{uprg gpefg NIn rse{runuo) nrull uep rle^\{€C s€lln>I€C u€{eCI
' q,/U' r,U Mn| lD 112, nruD p S s Y
ledruelIP
IhIXI qpd-l\/ Jhtg uuurdrur6'q} €P€de)
(rsdurlg) uullrlaued u;zl .
VI1Z :smryj-tn'nt*4nt n I0Zl 1/rVl6'00'ddlsC/ I O'un :
I3Huerrdurel
JOruoN
pfaE-euqUFii=)lpJ=-OqEmIBF : lreu-g .pl.aETt"-TBIEII]n )10rfr M : olsqetA
0g9e0LiL / BT,LZ,E7L (169) : xuguodslolelsouopul Zltgl'WtndlJ S6 "oN Bpwnt .H .rI .lf
ISYXINNIAIOX NWTI NYO HYA\XY(I SVITNXY.{VIUYXYf HYATOIYAY(IIH trIUYASNm) rutrctrNr rlryrsr syrrsuf,ArNn
YI^IYCY NYIUIIT{UI^ISX
I(op uasi t as a l(euang an 51 aria fi
BMTAL-FATH IKMII ai et, ArtaaaA I lWeagaaCaaqQaaNo. Badan Hukum : 650 IBH / kwk.l0 i VI I l9g8
N o m o r : 1,02 / BMT - AF /V I / 201,4Lamp : -
Perihal : Surat Keterangan
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
Jabatan
Menerangkan bahwa:Nama MahasiswaNIM
J u rusan
Alamat
SaiminManajer Tamwil
YULIANDI ILHAM1110053000018Manajemen Dakwah/MLKSJl.H.Komeng No.80 Legoso Ciputat
02 Juni 20L4
dengan judul "peningkatanScorecard dalam perspektif
Benar telah melakukan peneritian di KJKS BMT AL-FATH rKMrEfektifitas Kinerja BMT AL-FATH dengan Metode BalancedPelanggan" pada 27 Maret 2OI4 s.d 20 Mei ZOL4.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengansebagaimana mestinya.
sebenarnya untuk dapat dipergunakan
T AL-FATH
Tamwil
Kantor Pusat:Jl. Aria Putra No. 7 Kedaung - Pamulang,.Tangerang Selatan 1541 5re$. 021 -7 40 5458/59 Fax 021 -740 5411
Kantor Cabang Jombang:Jl. Jombang Raya, Ruko BintaroAsri No. R4,Jombang - Ciputat Tangeiang SelatanTelp./Fax 021 -7 463 9280
Kantor Cabang Legoso:Jl. Legoso Raya No. 4CR|.04111 Pisangan,Ciputat Timur - Tangerang SelatanTelp./Fax 021-741 2495