efektifitas terapi musik terhadap …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-t suni hariati...v...

183
Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DAN SUHU TUBUH BAYI PREMATUR DI MAKASSAR TESIS Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan OLEH SUNI HARIATI 0806447002 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN ANAK DEPOK JULI 2010 Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Upload: vandiep

Post on 24-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DAN SUHU TUBUH BAYI PREMATUR

DI MAKASSAR

TESIS

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan

OLEH SUNI HARIATI

0806447002

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN ANAK

DEPOK

JULI 2010

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 2: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

ii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya sendiri,

Dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

Telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Suni Hariati

NPM : 0806447002

Tanda Tangan :

Tanggal : 8 Juli 2010

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 3: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

iii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 4: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

iv

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya kepada kita sebagai hambaNya atas kekuatan, kesehatan, dan

kesempatan sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai. Penelitian yang berjudul

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi

prematur di Makassar. Penelitian ini bertujuan agar diketahuinya efektifitas terapi

musik terhadap peningkatan berat badan dan peningkatan suhu bayi prematur di

beberapa rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada

1. Ibu Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D. sebagai pembimbing I

penyusunan proposal yang telah banyak memberikan waktu dan

membimbing peneliti selama proses penyusunan tesis ini dengan masukan

dan arahan yang sangat berarti.

2. Ibu Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep. sebagai pembimbing II penyusunan

tesis penelitian yang telah banyak memberikan waktu dan membimbing

peneliti selama proses penyusunan tesis ini dengan masukan dan arahan yang

sangat berarti.

3. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

4. Ibu Krisna Yeti, SKp., M.App.Sc., sebagai Ketua Program Pascasarjana

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

5. Ibu Dessie Wanda, S.Kp., MN. sebagai penguji yang telah banyak

memberikan masukan yang sangat berarti

6. Direktur, kepala bidang keperawatan dan staf perawat perinatologi RSIA

Fatimah Makassar, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

7. Direktur, kepala bidang keperawatan dan staf perawat perinatologi RSIA

Pertiwi Makassar, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 5: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

v

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

8. Direktur, kepala bidang keperawatan dan staf perawat perinatologi RS

Labuang Baji Makassar, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

9. Seluruh Responden yang telah memberikan ijin, tanpa mereka penelitian ini

tidak pernah ada

10. Orang tua, kakek, nenek, dan Keluarga besarku tercinta yang selalu

memberikan doa, dukungan, semangat, dan sayangnya yang tiada terputus

11. Suamiku yang selalu memberikan doa, dukungan, dan cintanya buat peneliti.

12. Rekan-rekan Program Pascasarjana Kekhususan Anak Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2008

13. Rekan-rekan Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas amal baik mereka dan

memberikan limpahan rahmay-Nya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Depok, 8 Juli 2010

Penulis

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 6: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

vi

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Suni Hariati

NPM : 0806447002

Program Studi : Pasca Sarjana

Departemen : Ilmu Keperawatan Anak

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya yang berjudul :

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh

bayi prematur di Makassar

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 8 Juli 2010

Yang menyatakan

(Suni Hariati)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 7: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

vii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN ANAK

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Tesis, Juni, 2010

Suni Hariati

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu bayi prematur di Makassar.

Xi + 163 halaman + 23 tabel + 4 skema + 2 grafik + 16 lampiran

Abstrak

Bayi prematur sering mengalami masalah akibat hipotermi dan berat badan rendah. Disinilah perawat anak berperan dalam memberikan stimulasi untuk mencegah terjadinya komplikasi, kecacatan, dan kematian bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan berat badan dan suhu tubuh melalui terapi musik sebagai salah satu stimulasi dalam keperawatan anak. Desain penelitian menggunakan quasi-experimental pada 30 bayi prematur stabil. Musik diputar selama 30 menit/hari dalam 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang signifikan pada hari ke-2, ke-4 dan total (P value 0,031; 0,030; dan 0,002). Terdapat perbedaan peningkatan suhu tubuh yang signifikan pada hari I, II, dan III (P value 0,006; 0,002; dan 0,002). Terdapat pula pengaruh APGAR menit 1 pada peningkatan berat badan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan terapi musik dalam penanganan bayi prematur di ruang perinatologi. Kata kunci: berat badan, hipotermi, Lullaby, prematur, suhu, terapi musik Daftar pustaka: 72 (1991 – 2010)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 8: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

viii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

UNIVERSITY OF INDONESIA

MAGISTER OF NURSING SCIENCE PROGRAM

PEDIATRIC NURSING

FACULTY OF NURSING

Theses, June, 2010

Suni Hariati

The Effectiveness Of Music Therapy On Weight Gain And Temperature Increase Of Preterm Infants In Makassar.

xi + 163 pages + 23 tables + 4 schemes + 2 graphs + 16 appendix

Abstract Premature babies often experience of low body weight and hypothermic problem. This is where nurses play a role in stimulating the child to prevent complications, disability, and infant mortality.This research purposed to know increases weight body and temperature by music therapy as a babies stimulation in pediatric nursing. Research Design use quasi-experimental on 30 stabilize premature babies. Music turned around during 30 minute / day in 3 day. Result of research show there is difference of body weight increase which is significant on second, fourth and total day (P Value 0,031; 0,030; and 0,002). There are difference of body temperature increase which is significant on I, II, and III ( P Value 0,006; 0,002; and 0,002). There are also first minute APGAR influence at body weight increase. This research recommend to use music therapy in premature baby in perinatology room.

Keywords: Body weight, hypothermia, Lullaby, music therapy, premature, temperature References: 72 (1991 – 2010)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 9: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

ix

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………… i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS …….……….………………… ii LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………..…. iii KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………………... vi ABSTRAK BAHASA INDONESIA ……………………………………….. vii ABSTRAK BAHASA INGGRIS …………………………………………… viii DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ix DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xi DAFTAR SKEMA ………………………………………………………….. xiii DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………........... xv BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….. 7 1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 7 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bayi Prematur …………………………………………… 10 2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Prematur ………………. 31 2.3 Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Prematur …… 34 2.4 Terapi Musik pada Bayi Prematur ………………………………. 35 2.5 Peran Perawat dalam Terapi komplementer pada Bayi Prematur .. 45 2.6 Kerangka Teori …………………………………………………… 50

BAB III. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep ………………………………………………… 51 3.2 Hipotesis Penelitian ………………………………………………. 52 3.3 Definisi Operasional ……………………………………………… 53

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ……………………………………………… 55 4.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………… 57 4.3 Tempat Penelitian ………………………………………………… 60 4.4 Waktu Penelitian …………………………………………………. 62 4.5 Etika Penelitian …………………………………………………… 62 4.6 Alat Pengumpul Data …………………………………………….. 65 4.7 Prosedur Pengumpulan Data …………………………………….. 67 4.8 Rencana Analisis Data …………………………………………… 73

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 10: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

x

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB V. HASIL PENELITIAN 5.1 Uji Univariat …………………………………………………….. 77 5.2 Uji Bivariat ……………………………………………………… 87 5.3 Ancova …………………………………………………………... 103

BAB VI. PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil …………………………………… 106 6.2 Implikasi Keperawatan …………………………………………… 133 6.3 Keterbatasan Penelitian ………………………………………….. 134

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan ……………………………………………………….. 153 7.2 Saran ……………………………………………………………... 155

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 11: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

xi

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1. Definisi Operasional…………..………. ………………………... 53

Tabel 4.1. Analisis Variabel Dependen dan Variabel Independen ……….... 75

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut usia ….. … 77

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut jenis

kelamin, APGAR menit1, APGAR menit 2, dan jenis makanan

bayi di Makassar …………………………………………………. 78

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi berat badan harian bayi prematur pada

intervensi terapi musik …………………………………………… 79

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi suhu tubuh harian bayi prematur pada

intervensi terapi musik …………………………………............... 81

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi peningkatan berat badan harian bayi prematur

pada kelompok intervensi & kontrol ……………………………… 83

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi peningkatan suhu tubuh harian sebelum dan

setelah terapi bayi prematur pada kelompok intervensi & kontrol… 85

Tabel 5.7. Uji kesetaraan karakteristik responden (usia)antara kelompok

intervensi & kontrol ………………………………………………. 88

Tabel 5.8. Uji kesetaraan karakteristik responden (jenis kelamin, jenis

makanan, APGAR menit 1, dan APGAR menit 5) antara kelompok

intervensi & kontrol ……………………………………………… 89

Tabel 5.9. Uji normalitas data berat badan dan suhu tubuh bayi prematur

antara kelompok intervensi & kontrol …………………………… 90

Tabel 5.10. Uji normalitas data peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi

prematur antara kelompok intervensi &kontrol ………………… 92

Tabel 5.11. Perbedaan berat badan hari I sebelum & setelah terapi musik…… 93

Tabel 5.12. Perbedaan berat badan hari II sebelum & setelah intervensi……... 94

Tabel 5.13. Perbedaan berat badan hari III sebelum & setelah intervensi……. 95

Tabel 5.14. Perbedaan berat badan total sebelum & setelah intervensi…… …. 96

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 12: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

xii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.15. Perbedaan suhu tubuh total sebelum & setelah intervensi……….. 97

Tabel 5.16. Perbedaan peningkatan berat badan pada kelompok intervensi

& kontrol ………………………………………………………… 100

Tabel 5.17. Perbedaan peningkatan berat badan pada kelompok intervensi

& kontrol ………………………………………………………… 102

Tabel 5.18. Rata-Rata peningkatan berat badan dan suhu tubuh setelah terapi

musik sebelum dikontrol variabel confounding ………………… 103

Tabel 5.19. Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan setelah

dikontrol variabel confounding (Usia, Jenis kelamin, Jenis

makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5)…...……………… 104

Tabel 5.20. Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh Setelah

dikontrol variabel confounding (Usia, Jenis kelamin, Jenis

makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5) ………………… 105

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 13: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

xiii

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Hal

Skema 2.1. Kerangka Teori ………………………………………………… 50

Skema 3.1. Kerangka Konsep ………………………………………………. 51

Skema 4.1. Desain Penelitian ………………………………………………. 56

Skema 4.2. Alur Penelitian …………...……………………………………… 72

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 14: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

xiv

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 5.1. peningkatan berat badan harian …………………………... 83

Grafik 5.2. peningkatan suhu tubuh harian …………………………... 85

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 15: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

xv

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar observasi

Lampiran 2. Formulir informasi penelitian kelompok intervensi

Lampiran 3. Formulir informasi penelitian kelompok kontrol

Lampiran 4. Surat pernyataan bersedia menjadi responden

Lampiran 5. Checklist standar intervensi perawatan bayi prematur

Lampiran 6. Cheklist prosedur terapi musik

Lampiran 7. Grafik pertumbuhan bayi prematur

Lampiran 8. Tabel karakteristik rumah sakit

Lampiran 9. Surat lolos kaji etik

Lampiran 10. Surat ijin penelitian dari FIK ke Balitbangda Sul-Sel

Lampiran 11. Surat ijin penelitian dari Balitbangda Sul-Sel

Lampiran 12. Surat ijin penelitian dari RSIA Fatimah Makassar

Lampiran 13. Surat ijin penelitian dari RSIA Pertiwi Makassar

Lampiran 14. Surat ijin Penelitian dari RS Labuang Baji Makassar

Lampiran 15. Sertifikat Kalibrasi alat

Lampiran 16. Daftar riwayat hidup

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 16: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

1 Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Millenium Development Goals (MDGs) keempat memuat tentang

pengurangan angka kematian anak. Indonesia pun membuat program nasional

untuk anak-anak Indonesia berdasarkan isu kematian bayi dan balita. Program

tersebut bertujuan menurunkan angka kematian bayi menjadi 19 per 1000

kelahiran. Target ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa angka

kematian bayi (AKB) merupakan indikator yang umum untuk menentukan

derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat nasional maupun propinsi

(Target MDGs Indonesia, 2008).

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi. AKB 1990

berkisar 70 per 1000 kelahiran, namun lima tahun kemudian tepatnya 1995

terjadi penurunan hingga 66 per 1000 kelahiran. AKB mengalami penurunan

tajam pada periode tahun 1997 yaitu menjadi 50 bayi per 1000 kelahiran dan

penurunan yang signifikan tercapai pada tahun 2003 yaitu menjadi 35 bayi per

1000 kelahiran. AKB pada periode 2003 – 2007 relatif stagnan di kisaran 34

per 1000 kelahiran. AKB di Indonesia ini masih tergolong tinggi bila

dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih

tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina dan 1,8 kali lebih tinggi

dari Thailand (Departemen Kesehatan RI 2008).

Angka kematian bayi (AKB) di Sulawesi Selatan menunjukkan penurunan

yang sangat tajam. AKB pada tahun 1971 dari 161 menjadi 55 per 1000

kelahiran pada tahun 1996, lalu turun lagi menjadi 52 pada tahun 1998, dan

pada tahun 2003 menjadi 48. AKB 2005 sebesar 36 per 1.000 kelahiran

hidup, dan pada 2007 menunjukkan angka 41 per 1.000 kelahiran hidup.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 17: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

2

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Fluktuasi ini dapat terjadi karena perbedaan besar sampel yang diteliti. AKB

tahun 2007 ini berbeda dengan data proyeksi yang dikeluarkan oleh Depkes RI

bahwa AKB di Sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per kelahiran hidup

(Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2009).

Penyebab kematian bayi digolongkan berdasarkan usia yaitu penyebab

kematian bayi usia 0 – 7 hari dan kematian bayi usia 7 – 28 hari. Penyebab

utama kematian bayi usia 0 – 7 hari adalah gangguan pernapasan (35,9%) dan

prematur (32,4%). Penyebab utama kematian bayi usia 7 – 28 yaitu sepsis

neonatorum (20,5%) dan malformasi kongenital(18,1%) (Riset Kesehatan

Dasar, 2007).

Kelahiran bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia

masih tergolong tinggi. Kelahiran bayi prematur selalu diikuti dengan BBLR.

Prevalensi bayi prematur di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 7 – 14%,

bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16%. Prevalensi ini lebih besar dari

beberapa negara berkembang yaitu 5 - 9% dan 12 – 13% di USA. Prevalensi

nasional BBLR 11,5%. Sebanyak 16 propinsi mempunyai prevalensi BBLR di

atas prevalensi nasional yaitu Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat,

DI Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua (Bowden,

1998; Hockenberry, 2007; Pilliteri, 2003; Riset Kesehatan Dasar, 2007).

Penelitian ini menggunakan tiga rumah sakit yaitu rumah sakit ibu dan anak

(RSIA) Fatimah Makassar, RS Labuang Baji Makassar dan RSIA Pertiwi

Makassar. Studi pendahuluan dilakukan di rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)

Fatimah Makassar yang merupakan rumah sakit rujukan ibu dan anak

kotamadya Makassar. Kelahiran bayi prematur 2008 terdapat 50 bayi dan 315

bayi BBLR dari 2611 kelahiran. Angka kematian bayi prematur mencapai 10

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 18: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

3

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

bayi dari 50 bayi yang lahir (20%). Kelahiran bayi prematur tahun 2009

terdapat 31 kelahiran prematur dan 254 kelahiran BBLR dari 3813 kelahiran.

Penyebab kematian bayi prematur dihubungkan dengan masalah yang terjadi

akibat immaturitas organ yang menyebabkan komplikasi prematur. Penyebab

terbanyak kematian bayi prematur adalah Respiratory Distress Syndrome (

RDS). Penyebab lain kematian bayi prematur adalah asfiksia saat lahir,

infeksi, malformasi kongenital, kernicterus akibat hipotermi atau konjugasi

bilirubin (Pilliteri, 2003; Riskesdas, 2007).

Bayi prematur berisiko mengalami masalah kesehatan pada awal

kehidupannya. Masalah yang sering terjadi pada bayi prematur berhubungan

dengan immaturitas organnya. Masalah yang sering terjadi pada bayi prematur

adalah ketidakstabilan suhu (hipotermi), ketidakstabilan berat badan (kesulitan

penambahan berat badan), sindroma aspirasi, hipoglikemi, hiperbilirubin dan

lain-lain (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005).

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah kehilangan

panas yang sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan,

lemak subkutan yang minimal, cadangan lemak coklat (sumber internal untuk

menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan normal) terbatas, kontrol

refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah (respon mengigil), aktivitas

massa otot (sehingga bayi prematur tidak dapat menghasilkan panasnya

sendiri), kapiler-kapiler mudah rusak, pengaturan suhu di otak tidak matur

(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Bowden, 1998; Johnson, Flood &

Spinks, 2003; Shennan & Milligan, 1980 dalam Payne & Isaacs, 1999).

Masalah lain yang sering terjadi pada bayi prematur adalah ketidakstabilan

berat badan (kesulitan penambahan berat badan). Gangguan ini terjadi akibat

berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau berat badan lahir rendah

(BBLR), bayi tidak punya atau hanya memiliki deposit lemak subkutaneus

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 19: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

4

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

yang sedikit, cadangan lemak coklat terbatas, refleks mengisap dan menelan

bayi masih lemah. Bayi prematur dengan BBLR berisiko mengalami

keterlambatan pertumbuhan, khususnya berat badan (Bobak, Lowdermik &

Jensen, 2005; Bowden, 1998; Cooke & Hughes, 2003; Johnston, Flood &

Spinks, 2003; Hockenberry & Wilson, 2007; Muennich, 2009; Trachtenbarg

& Golemon, 1998).

Kusharisupeni (1996) melakukan penelitian di Indonesia mengidentifikasi

tentang peran berat lahir dan masa gestasi terhadap pertumbuhan linear bayi di

Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu Jawa Barat.

Penelitian ini dilakukan mulai Mei 1995 hingga Juni 1996. Penelitian ini

menggunakan rujukan pertumbuhan dari World Health Organization (WHO).

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata berat badan dan panjang badan bayi

dengan berat lahir 2500 gram atau lebih berada pada 50% rujukan

pertumbuhan WHO selama 6 bulan pertama kemudian menyimpang ke bawah

dari rujukan tersebut. Rata-rata berat badan dan panjang badan bayi berat lahir

rendah berkisar 10% dari rujukan yang sama selama tahun pertama

kehidupannya. Stunting dari keseluruhan bayi (115) sampai dengan umur 1

tahun mencapai 9,9%. Tingkat keparahan stunting pada bayi prematur lebih

besar daripada kelompok normal dan kelompok intrauterine growth

retardation (IUGR).

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang. Upaya yang

dilakukan untuk membangun bangsa yang besar ini dilakukan dengan

membangun manusia seutuhnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

adalah upaya kesehatan anak karena anak merupakan generasi penerus bangsa.

Upaya kesehatan ini ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang

yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki

intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Kualitas tumbuh

kembang anak di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus yaitu mendapat

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 20: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

5

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan

kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang (Departemen Kesehatan, 2008).

Perawat professional khususnya perawat spesialis anak mempunyai tanggung

jawab untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi kepada setiap

anak. Salah satu peran perawat anak sebagai care provider (pemberi

perawatan utama) yaitu perawat anak memberikan perawatan langsung kepada

anak dan keluarganya pada waktu sakit, luka dan penyembuhan. Peran

perawatan anak pada bayi prematur adalah memberikan asuhan keperawatan

dengan memperhatikan upaya mempertahankan dan mendukung pertumbuhan

dan perkembangan normal (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Hockenberry

& Wilson, 2007; Potter & Perry, 2005).

Intervensi pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur disesuaikan dengan

tingkat perkembangan dan toleransi pada setiap bayi. Intervensi ini difokuskan

pada stimulasi pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Intervensi

perawatan standar bayi prematur yang sering digunakan adalah menyimpan

bayi ke dalam inkubator, memberikan susu sesuai kebutuhan bayi, memegang

bayi seminimal mungkin dan membiarkan tumbuh kembang bayi berkembang

dengan sendirinya (Berk, 2001; Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005;

Wilkinson,2000).

Intervensi keperawatan bayi prematur untuk mencegah komplikasi dan

merangsang pertumbuhan serta perkembangan bayi adalah dengan

memberikan terapi komplementer. Terapi komplementer merupakan suatu

pendekatan perawatan yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan

terapi medik secara konvensional. Terapi komplementer yang sering

digunakan pada bayi prematur adalah terapi pijat dan terapi musik. Manfaat

terapi komplementer pada bayi prematur ini telah dibuktikan dalam beberapa

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 21: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

6

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

penelitian yang telah dilaksanakan (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005;

Delaune & Ladner, 2002; Snyder & Lindquist, 2002).

Banyak studi yang menunjukkan manfaat jangka pendek musik yaitu

mempercepat kenaikan berat badan, meningkatkan pola tidur, dan

kewaspadaan yang lebih besar pada minggu-minggu setelah dilahirkan. Salah

satu penelitian terapi musik dilakukan oleh penelitian Caine (1991) yang

mengidentifikasi efek musik terhadap tingkah laku stress, berat badan, kalori,

pemasukan formula, dan lama hari rawat. Studi dilakukan pada 52 bayi

prematur dan BBLR di neonatal intensive care unit (NICU). Musik diberikan

selama 60 menit. Penelitian ini menemukan bahwa musik bermanfaat untuk

mengurangi kehilangan berat badan, meningkatkan berat badan harian,

meningkatkan pemasukan formula dan kalori, menurunkan lama hari rawat,

menurunkan perilaku stress pada bayi.

Penelitian lain dilakukan oleh Vogtmann (2002) yang mengkaji tentang efek

terapi musik pada bayi prematur. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat

efek positif pemberian terapi musik dihubungkan dengan keadaan fisiologis

dan tingkah laku bayi. Penelitian ini menggunakan musik dari Vogtmann yaitu

the breath of a new life. Musik ini ditempatkan di dalam inkubator dengan alat

stereo khusus selama 43 menit. Hasil penelitian ini mengidentifikasi beberapa

efek positif musik yaitu meningkatkan saturasi oksigen dalam darah,

mengurangi penurunan saturasi (jumlah, kedalaman, dan durasi per menit),

menurunkan basal heart frequency per menit, meningkatkan suhu pusat dan

perifer.

Terapi musik pada bayi prematur telah banyak digunakan di beberapa negara,

namun di Indonesia terapi ini belum digunakan secara luas di Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat perinatologi Rumah

Sakit di Makassar diketahui bahwa penggunaan terapi musik untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur belum dilakukan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 22: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

7

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Uraian di atas memperlihatkan bahwa terapi musik memiliki efek yang positif

bagi bayi prematur. Namun, di Indonesia penggunaan terapi musik untuk

meningkatkan berat badan dan suhu badan bayi belum digunakan secara luas.

Selain itu di Indonesia belum banyak penelitian tentang pengaruh terapi musik

terhadap peningkatan berat badan dan suhu badan bayi prematur sehingga

publikasi dan aplikasinya belum berkembang luas di Indonesia. Berdasarkan

pertimbangan tersebut maka peneliti ingin meneliti tentang efektifitas terapi

musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi prematur di

beberapa rumah sakit di Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur berisiko untuk mengalami

gangguan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan adalah memberikan terapi komplementer

seperti terapi musik. Dari beberapa penelitian, terapi ini banyak memberikan

banyak manfaat pada bayi prematur. Namun, intervensi perawatan standar

bayi prematur yang sering digunakan adalah menyimpan bayi ke dalam

inkubator, memberikan susu sesuai kebutuhan bayi, memegang bayi

seminimal mungkin dan membiarkan tumbuh kembang bayi berkembang

dengan sendirinya Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin meneliti tentang

efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi

prematur.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan agar diketahuinya efektifitas terapi musik

terhadap peningkatan berat badan dan peningkatan suhu bayi prematur

di beberapa rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 23: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

8

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi:

1. Gambaran peningkatan berat badan harian kelompok intervensi

dan kontrol.

2. Gambaran peningkatan suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan

terapi musik.

3. Gambaran variabel confounding (jenis makanan, usia, jenis

kelamin, dan APGAR menit 1, APGAR menit 5).

4. Perbedaan peningkatan berat badan harian dan total bayi sebelum

dan setelah diberikan terapi musik pada kelompok intervensi.

5. Perbedaan peningkatan berat badan harian dan total bayi sebelum

dan setelah dikontrol 4 hari pada kelompok kontrol.

6. Perbedaan peningkatan suhu tubuh harian bayi sebelum dan

setelah diberikan terapi musik pada kelompok intervensi.

7. Perbedaan peningkatan suhu tubuh harian bayi sebelum dan

setelah dikontrol 4 hari pada kelompok kontrol.

8. Perbedaan peningkatan berat badan harian dan total bayi sebelum

dan setelah terapi musik antara kelompok kontrol dan intervensi

9. Perbedaan peningkatan suhu tubuh bayi harian antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol.

10. Perbedaan peningkatan suhu tubuh bayi setelah diberikan terapi

musik pada kelompok intervensi dan kontrol setelah dikontrol oleh

variabel confounding (APGAR menit 1, APGAR menit 5, jenis

kelamin, usia, jenis makanan).

11. Perbedaan peningkatan berat badan bayi setelah diberikan terapi

musik pada kelompok intervensi dan kontrol setelah dikontrol oleh

variabel confounding (APGAR menit 1, APGAR menit 5, jenis

kelamin, usia, jenis makanan).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 24: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

9

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Pelayanan

1. Hasil penelitian ini memberikan bermanfaat bagi perawat anak

dalam melakukan intervensi mandiri pada perawatan bayi prematur

2. Penelitian ini memberikan sumbangan dalam menyusun rencana

keperawatan mandiri perawat spesialis anak sehingga intervensi

keperawatan diberikan berdasarkan pembuktian ilmiah.

3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk

menyusun kebijakan ataupun standar perawatan di ruangan

perinatologi.

1.4.2 Manfaat Bagi Pendidikan

1. Hasil penelitian menambah pengetahuan dalam praktik keperawatan

tentang perangsangan pertumbuhan dan perkembangan dengan

terapi musik untuk meningkatkan berat badan dan kestabilan suhu

bayi prematur.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai landasan mewujudkan

evidence based practice dalam penanganan bayi prematur dengan

terapi komplementer.

1.4.3 Manfaat Bagi Penelitian

1. Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi bayi prematur, dengan

pemberian terapi musik dalam menangani masalah berat badan yang

rendah dan ketidakstabilan suhu tubuh.

2. Penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti

tentang terapi komplementer bagi bayi prematur.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 25: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

10 Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan telaah literatur yang terkait dengan variabel-variabel

yang diuji dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka disusun dengan cara melakukan

sintesis berbagai macam literatur yang terkait. Tinjauan pustaka pada penelitian

ini terdiri atas: konsep bayi prematur, pertumbuhan dan perkembangan bayi

prematur, stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur, stimulasi

musik pada bayi prematur, peran perawat dalam terapi komplementer, dan

kerangka teori.

2.1 Konsep Bayi Prematur

2.1.1 Definisi Dan Insiden

Kelahiran bayi prematur masih menjadi masalah kesehatan bayi di

Indonesia maupun di beberapa negara, karena bayi prematur menyumbang

60% penyebab kematian neonatus yang terjadi. Masalah yang terjadi ini

terkait dengan kelahiran bayi prematur yang terjadi sebelum usia gestasi

37 minggu dan biasanya diikuti dengan berat badan kurang dari 2500 gram

pada saat lahir. Kelahiran bayi yang kurang dari 37 minggu dan berat

badan kurang dari 2500 gram mengakibatkan hampir semua bayi prematur

membutuhkan perawatan khusus dan merupakan neonatus yang paling

banyak dirawat di neonatal intensive care unit (NICU) (Hockenberry &

Wilson, 2007; Johnston, Flood & Spinks, 2003; Pilliteri, 2003).

Insiden kelahiran bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR)

bervariasi antara satu negara dengan negara lain. Variasi ini tergantung

pada kelompok etnik dan berkontribusi secara signifikan terhadap

perbedaan angka kematian di setiap negara. Data World Health

Organization WHO (2009) menunjukkan bahwa kelahiran prematur di

dunia mencapai 12.870.000 bayi/tahun yaitu sekitar 9,6% dari seluruh

kelahiran (Johnston, Flood & Spinks, 2003; Plains, 2009).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 26: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

11

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Insiden kelahiran bayi prematur bervariasi pada setiap benua. Tingkat

kelahiran prematur tertinggi terjadi dinegara Afrika mencapai 4.047.000

bayi/tahun yaitu sekitar 11,9% dari seluruh kelahiran. Prevalensi ini diikuti

oleh Amerika Utara (US dan Kanada) mencapai 480.000 bayi/tahun

(10,6%), Asia mencapai 6.907.000 bayi/tahun, Amerika latin sekitar

933.000 bayi/tahun (8,1%), Australia sekitar 20.000 bayi/tahun (6,4%),

dan paling rendah terjadi di Eropa sekitar 466.000 bayi/tahun (6,2%).

Prevalensi bayi prematur di Indonesia sendiri masih tergolong tinggi yaitu

berkisar 7 – 14%, bahkan dibeberapa kabupaten mencapai 16% (Plains,

2009; Riset Kesehatan Dasar, 2007).

2.1.2 Penyebab Kelahiran Bayi Prematur

Banyak aspek tentang neonatus risiko tinggi dihubungkan dengan

prematuritas. Penyebab aktual prematuritas belum diketahui secara pasti,

akan tetapi beberapa faktor predisposisi telah diketahui. Faktor

predisposisi ini banyak berperan dalam berat badan lahir yang rendah

karena gangguan pertumbuhan intrauterin. Diantara penyebab itu adalah

status sosial ekonomi rendah, pre-eklamsia, infeksi, merokok dan minum

alkohol selama kehamilan, perdarahan antepartum, abnormalitas

perkembangan fetal, primipara, dan umur ibu kurang dari 18 tahun

(Gorrie, Mckinney & Murray, 1998; Johnston, Flood & Spinks, 2003;

Merenstein & Gardner, 2002).

2.1.3 Karakteristik Bayi Prematur

Bayi prematur mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Hockenberry

dan Wilson (2007) mengemukakan karakteristik bayi prematur disesuaikan

sesuai dengan variasi stadium perkembangannya. Identifikasi karakteristik

ini tergantung pada usia gestasi dan kemampuan fisiologiknya. Namun,

semua bayi memiliki beberapa karakteristik yang sama. Penampakan

keadaan fisik bayi berubah sesuai dengan perkembangan bayi menuju

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 27: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

12

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kematuritasannya (Gorrie, Mckinney & Murray, 1998; Johnston, Flood &

Spinks, 2003).

Karakteristik bayi prematur dapat dilihat dari penampakan fisiknya. Bayi

prematur kelihatan sangat kecil dan tampak sangat kurus karena tidak

punya atau hanya memiliki deposit lemak subkutaneus yang sedikit.

Kulitnya tampak berwarna pink (transparan, tergantung pada derajat

immaturitas), lembut, dan berkilau dengan pembuluh darah kecil yang

jelas terlihat di bawah epidermis. Lanugo menutupi seluruh badannya

(tergantung pada usia gestasi), namun jarang dan kurang jelas pada kepala.

Tulang rawan telinga masih lembut dan menempel, dan telapak tangan

serta kaki masih memiliki sedikit lipatan (Bowden,1998; Johnston, Flood

& Spinks, 2003; Hockenberry & Wilson, 2007).

Karakteristik bayi prematur berkembang sesuai dengan usia gestasi. Nodul

papilla pada putting payudara belum berkembang sebelum usia 34 minggu,

sekitar 1 – 2 mm pada 34 hingga 36 minggu, sekitar 4 mm pada 36-38

minggu, dan sekitar 8 mm pada bayi cukup bulan. Tulang tengkorak

kepala dan tulang rusuk masih lembut. Mata bayi prematur yang lahir

sebelum usia kehamilan 26 minggu masih menutup. Bayi laki-laki

memiliki sedikit rugae skrotal dan testis belum turun; sedangkan pada bayi

perempuan labia minora dan klitoris menonjol (Bowden,1998;

Hockenberry & Wilson, 2007; Johnston, Flood & Spinks, 2003).

Bayi prematur memiliki keadaan fisiologis organ-organ yang belum matur.

Fisiologi immaturitas bayi prematur yaitu belum mampu

menyeimbangkan suhu tubuh, mempunyai kemampuan terbatas

mengeluarkan zat-zat melalui urin dan risiko tinggi untuk mengalami

infeksi. Bayi prematur memiliki jaringan paru-paru yang immatur dan

immaturitas pusat regulasi yang ditunjukkan dengan pernapasan yang

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 28: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

13

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

periodik, hipoventilasi, dan adanya periode apnea (Bobak, Lowdermik &

Jensen, 2005; Hockenberry & Wilson, 2007).

Bayi prematur juga berisiko untuk mengalami perubahan biokimia

misalnya terjadi hiperbilirubin dan hipoglikemi, dan memiliki kadar cairan

ekstraseluler yang lebih tinggi sehingga berisiko untuk terjadi gangguan

cairan dan elektrolit. Gerakan fleksi dan aktivitas lanjutan bayi prematur

berbeda dengan bayi cukup bulan, pada bayi prematur gerakan ini masih

tidak aktif ataupun lemah. Keseimbangan ekstremitas masih selalu pada

posisi ekstensi dan posisi lainnya sesuai di mana bayi ini ditempatkan

(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Hockenberry & Wilson, 2007).

2.1.4 Pemeriksaan Ballard Score

Penilaian Ballard digunakan untuk mengukur usia bayi. Pemeriksaan ini

idealnya dilakukan segera setelah lahir yaitu dalam 2-8 jam setelah lahir.

Pemeriksaan ini terdiri dari kematangan neuromuskular dan maturitas fisik

(Hockenberry & Wilson, 2007; Gomella et al, 1999; Johnston, Flood &

Spinks, 2003)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 29: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

14

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Sumber: Gomella et al, 1999; Johnston, Flood & Spinks, 2003

2.1.5 Perubahan Fisiologis Bayi Prematur

Bayi prematur memiliki banyak masalah yang dihubungkan dengan

tingkat maturasi sistem organnya. Tingkat immaturitas tergantung pada

usia gestasi. Immaturitas dapat dilihat dengan jelas melalui perbedaan

aktivitas fisik dan respon neurologi bayi. Pada periode masa gestasi yang

pendek maka bayi akan menunjukkan aktivitas muskular yang lemah. Bayi

prematur mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri secara kompleks

yaitu beradaptasi dari kehidupan intrauterin berubah menjadi ekstrauterin

sama seperti bayi cukup bulan (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005;

Johnston, Flood & Spinks, 2003; Olds, London & Ladewig, 2000). Bayi

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 30: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

15

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

prematur harus beradaptasi pada perubahan-perubahan fisiologi sebagai

berikut:

2.1.5.1 Perubahan fisiologis respirasi

Bayi prematur berisiko mengalami masalah respirasi. Masalah yang terjadi

disebabkan karena paru-paru belum sepenuhnya matang dan belum siap

untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida sebelum usia gestasi

37 atau 38 minggu. Jalan napas hidung masih terbatas dan mudah

mengalami obtruksi. Dinding toraks masih lembut, sehingga nampak

retraksi hanya dengan tekanan negatif selama inspirasi. Jalur respirasi juga

terbatas sehingga memberikan resistensi yang lebih besar pada aliran

udara. Pernapasan bayi irregular dan menggunakan diafragma

dibandingkan dada. Refleks batuk juga masih lemah (Johnston, Flood &

Spinks, 2003; Olds, London & Ladewig, 2000).

Bayi prematur memiliki pertukaran gas yang tidak efisien. Hal ini

disebabkan karena alveoli yang dilapisi oleh epitel kuboidal berbeda

dengan sel yang ada pada paru-paru yang matur dan dikelilingi oleh

sedikit kapiler, di mana kapiler ini akan mulai bertambah secara signifikan

pada usia kehamilan setelah 28 minggu. Produksi surfaktan pulmonar oleh

sel alveolar masih minimal sehingga menyebabkan kolapsnya alveoli

secara progresif. Mekanisme yang mengatur kedalaman dan irama

pernapasan melalui stimulasi pusat respirasi pada otak, belum sepenuhnya

berkembang dan bayi dapat mengalami periode apnea (Johnston, Flood &

Spinks, 2003; Olds, London & Ladewig, 2000).

2.1.5.2 Perubahan kardiovaskular

Bayi prematur memiliki adaptasi sirkulasi yang lebih lambat dan kurang

sempurna dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur memiliki

tonus arteriol pulmonar yang tinggi, berkurang lebih lambat, dan labil.

Tekanan darah pulmonar tinggi dan bervariasi, berbeda dengan tekanan

darah sistemik yang relatif rendah. Duktus arteriosus tidak tertutup rapat

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 31: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

16

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

dan kemungkinan terbuka lagi, ketika terjadi pertemuan darah antara

sirkulasi sistemik dan pulmonar. Ketidakstabilan ini menyebabkan

terjadinya variasi yang signifikan saturasi oksigen pada sirkulasi perifer

(Johnston, Flood & Spinks, 2003; Olds, London & Ladewig, 2000).

2.1.5.3 Perubahan termoregulasi

Bayi prematur rentan terhadap ketidakstabilan suhu. Pusat regulasi suhu

mulai matur saat usia gestasi 28 minggu, sedangkan lemak subkutan dan

cadangan lemak serta kulit mulai matur pada usia gestasi 32 – 34 minggu.

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah; kehilangan

panas yang sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat

badan, lemak subkutan yang minimal, cadangan lemak coklat (sumber

internal untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan

normal) terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah

(respon mengigil), aktivitas massa otot (sehingga bayi prematur tidak

dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler-kapiler mudah rusak, dan

pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005;

Gorrie, Mckinney & Murray, 1998; Johnston, Flood & Spinks, 2003;

Merenstein & Gardner, 2002).

2.1.5.4 Perubahan fisiologis gastrointestinal

Mekanisme mengisap dan menelan belum berkembang dengan baik pada

bayi prematur. Mekanisme ini hanya dapat dikoordinasi oleh bayi, untuk

memulai menyusu pada payudara sekitar 32-34 minggu gestasi dan

menjadi sangat efektif pada usia gestasi 36-37 minggu. Kemampuan untuk

mencerna makanan telah matur lebih awal dan hanya bayi yang berusia

kurang dari 25 minggu gestasi yang memiliki enzim digestif yang tidak

mencukupi (Johnston, Flood & Spinks, 2003; Merenstein & Gardner,

2002).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 32: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

17

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

2.1.5.5 Perubahan fisiologis renal

Bayi prematur memiliki sistem ginjal yang belum matur. Immaturitas ini

menyebabkan kemampuan bayi prematur dalam mengsekresi zat-zat

metabolit dan obat-obatan secara adekuat. Bayi prematur juga memiliki

keterbatasan kemampuan untuk mengkonsentrasikan urin. Masalah lain

yang ditimbulkan dari immaturitas ginjal adalah ketidakmampuan bayi

dalam Mempertahankan keseimbangan asam basa, cairan, dan elektrolit

(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Johnston, Flood & Spinks, 2003).

2.1.5.6 Perubahan fisiologis hepatik dan hematologi

Kelahiran prematur ini menyebabkan immaturitas hepar. Immaturitas

hepar pada bayi prematur dapat menyebabkan beberapa masalah pada bayi

yaitu (Olds, London & Ladewig, 2000; Johnston, Flood & Spinks, 2003):

1) Glikogen dikumpulkan di hati dan kemudian secara cepat digunakan

untuk membentuk energi. Kemampuan bayi prematur mengumpulkan

glikogen menurun pada saat lahir. Bayi prematur memiliki persediaan

glikogen yang terbatas, sementara bayi lebih sering mengalami stress.

Masalah ini mengakibatkan bayi prematur berisiko mengalami

hipoglikemi dan komplikasinya.

2) Bayi prematur mengalami gangguan konjugasi bilirubin dihati. Tingkat

bilirubin meningkat dengan cepat dan lebih tinggi dibandingkan bayi

cukup bulan. Pengkajian dini jaundice dengan tingkat bilirubin non-

toksik sulit dilakukan karena lemak subkutannya yang tipis.

3) Zat besi juga terkumpul ke hati, khususnya pada trimester ketiga. Bayi

prematur yang baru lahir memiliki persediaan zat besi yang rendah.

Jika bayi mengalami perdarahan, pertumbuhan cepat, dan pengambilan

sampel darah, maka bayi prematur lebih sering menjadi kekurangan zat

besi lebih cepat dibandingkan bayi cukup bulan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 33: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

18

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

2.1.5.7 Perubahan fisiologis immunologi

Bayi prematur memiliki risiko terkena infeksi lebih besar dibandingkan

bayi cukup bulan. Peningkatan kepekaan ini sebagian dihubungkan dengan

belum berkembangnya sistem imun selular, tapi mungkin juga dihasilkan

dari infeksi dalam uterus yang merupakan faktor presipitasi kelahiran

prematur. Bayi prematur memiliki immaturitas yang spesifik dan

nonspesifik. Di dalam uterus, bayi menerima immunitas pasif untuk

menjaganya dari infeksi dengan immunologi IgC maternal. IgC ini

diperoleh melalui plasenta. Namun, immunitas ini banyak diberikan pada

trimester terakhir, maka bayi yang lahir prematur memiliki antibodi yang

sedikit pada saat lahir. Hal inilah yang menyebabkan bayi memiliki

perlindungan yang rendah dan immunoglobinnya lebih cepat habis

dibandingkan bayi cukup bulan. Hal inilah yang memberikan kontribusi

terhadap kejadian infeksi bakteri pada tahun pertama kehidupannya

(Gorrie, Mckinney & Murray, 1998; Olds, London & Ladewig, 2000).

2.1.5.8 Perubahan neurologis

Otak terbentuk selama 6 minggu pertama gestasi. Pada bulan kedua dan

keempat gestasi, otak telah memiliki komplemen total proliferasi neuron;

kemudian neuron bermigrasi ke tempat-tempat yang lebih spesifik pada

sistem saraf pusat dan mengatur jalur impuls saraf. Langkah terakhir dari

perkembangan neurologis adalah terbentuknya mielin yang dimulai pada

trimester kedua dan berlanjut setelah dewasa. Pertumbuhan dan

perkembangan otak yang cepat dimulai pada trimester tiga dan berakhir

pada saat bayi lahir. Kelainan perkembangan neurologis pada bayi

prematur disebabkan oleh intraventicular hemorrhage (IVH) dan

intracranial hemorrhage (ICH) (Olds, London & Ladewig, 2000).

2.1.5.9 Perubahan status periode reaktivitas dan tingkah laku

Respon bayi baru lahir pada kehidupan ekstrauterin dikarakteristikkan

menjadi dua periode reaktivitas yang terdiri dari reaktivitas pertama dan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 34: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

19

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

reaktivitas kedua. Kedua periode ini dipisahkan oleh periode inaktivitas

untuk fase tidur yaitu (Olds, London & Ladewig, 2000; Pilliteri, 2003):

1) Periode reaktivitas pertama; terjadi sekitar 30 menit setelah bayi lahir.

Selama periode ini, bayi bangun dan aktif dan mungkin merasakan

lapar dan mempunyai refleks isap yang kuat. Pada periode ini respirasi

cepat dan mungkin ada retraksi dada, denyut jantung cepat dan

irregular, dan bising usus juga telah ada.

2) Periode inaktivitas untuk fase tidur; setelah setengah hingga 1 jam bayi

aktif kemudian dimulai fase tidur. Fase tidur terjadi sekitar beberapa

menit hingga 2 sampai 4 jam. Selama periode ini bayi sulit terbangun.

3) Periode reaktivitas kedua; pada periode ini bayi bangun dan waspada.

Respon fisiologis yang dapat diamatai adalah peningkatan denyut

jantung dan pernapasan. Perawat harus waspada terhadap periode

apnea pada periode ini.

Periode reaktivitas pada bayi prematur tertunda. Pada bayi yang sangat

sakit, periode ini secara keseluruhan tidak dapat di observasi karena bayi

kemungkinan hipotonik dan tidak reaktif selama beberapa hari setelah

lahir. Secara neurologis, respon bayi prematur (sucking, tonus otot, states

arousal) lebih lemah dibandingkan bayi cukup bulan (Olds, London &

Ladewig, 2000).

2.1.6 Komplikasi pada Bayi Prematur

Bayi prematur sering mengalami masalah yang berhubungan dengan

komplikasi. Komplikasi yang berhubungan dengan prematuritas yang

diberikan intervensi klinik adalah Anemia of prematurity, Kernicterus,

respiratory distress syndrome (RDS), retinopaty of prematurity (ROP),

patent duktus arteriosus(PDA), intraventicular hemorthage (IVH),

necrotizing Enterocolitis (NEC), dan apnea. Masalah jangka panjang

meliputi bronchopulmonary Dysplasia (BPD), pulmonary interstitial

emphysema (PIE), dan posthemorrhagic hydrocephalus, defek bicara,

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 35: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

20

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

defek neurologi, dan defek audiotori (Behrman & Butler, 2007; Gorrie,

Mckinney & Murray, 2005; Olds, London & Ladewig, 2000; Pilliteri,

2003;).

2.1.6.1 Anemia of prematurity

Banyak sel darah bayi prematur berkembang normokromik sehingga

mengalami anemia normositik. Sel darah merah mungkin mengalami

fragmentasi atau bentuknya tidak biasa. Jumlah retikulosit rendah karena

sumsum tulang tidak meningkatkan produksinya sebelum usia gestasi 32

minggu. Bayi akan nampak pucat, kemungkinan letargi dan anoretik, dan

biasanya gagal untuk tumbuh. Hal ini di pengaruhi oleh immaturitas

sistem hematopoetik ditambah dengan adanya destruksi sel darah merah

yang dapat menurunkan level vitamin E, yang normalnya bertugas untuk

melindungi sel darah merah untuk mengalami oksidasi. Produksi sel darah

merah dapat distimulasi dengan pemberian DNA recombinant

erythropoietin dan mungkin juga memerlukan transfusi darah (Pilliteri,

2003).

2.1.6.2 Kernicterus

Kernicterus terjadi akibat invasi billirubin indirek. Invasi ini

mengakibatkan destruksi otak. Invasi ini merupakan efek dari tingginya

konsentrasi bilirubin indirek dalam darah akibat penghancuran sel darah

merah yang berlebihan. Bayi prematur juga memiliki serum albumin yang

rendah, serum ini digunakan untuk mengikat bilirubin indirek (Olds,

London & Ladewig, 2000; Pilliteri, 2003).

2.1.6.3 Respiratory distress syndrome (RDS)

Bayi prematur memiliki perkembangan paru yang masih immatur.

Immaturitas ini menyebabkan ganggauan paru. Gangguan paru ini

dinamakan RDS, yang juga disebut sebagai hyaline membrane desease

(HMD). RDS terjadi jika paru-paru bayi kekurangan surfaktan yang

digunakan untuk respirasi. Surfaktan merupakan lipoprotein yang berada

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 36: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

21

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

di permukaan paru-paru yang membantu paru-paru untuk ekspansi dan

kontraksi dengan mudah selama respirasi melalui modifikasi tekanan

permukaan paru. Surfaktan juga mencegah alveoli untuk kolaps (Behrman

& Butler, 2007; Gorrie, Mckinney & Murray, 2005).

2.1.6.4 Retinopaty of prematurity (ROP)

ROP merupakan proses penyakit pada pembuluh darah retina di mata.

ROP terjadi pada neonatus terutama bayi prematur yang menerima oksigen

dalam konsentrasi tinggi pada minggu-minggu atau bulan awal

kehidupannya. Retina mata belum sepenuhnya berkembang pada usia

gestasi 28 minggu. Pada usia gestasi 32 minggu, pembuluh darah di area

temporal perifer pada retina masih immatur. Area temporal perifer pada

pembuluh darah retina menjadi sangat peka dan berbahaya jika diberikan

oksigen dalam konsentrasi tinggi. Oksigen yang tinggi menyebabkan

arteriol pada retina menjadi konstriksi dan terbatas. Konstriksi ini

menurunkan aliran volume darah ke retina mata. Jika konstriksi tidak

teratasi maka pembuluh darah retina secara permanen dapat rusak

(Behrman & Butler, 2007).

2.1.6.5 Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)

Komplikasi yang terjadi pada bayi prematur dapat disebabkan oleh

perawatan yang diberikan misalnya ventilator. BPD merupakan kondisi

kronik yang terjadi sekitar 30% dari bayi yang mendapatkan perawatan

dengan ventilasi mekanik. Akan tetapi, BPD dapat terjadi pada bayi yang

tidak menggunakan ventilator. BPD terjadi karena kombinasi beberapa

faktor, termasuk oksigen, tekanan yang tinggi pada ventilasi pulmonar,

inflamasi, infeksi, dan faktor nutrisi, yang mana berbahaya bagi alveoli

dan traktus respiratory (Gorrie, Mckinney & Murray, 2005).

2.1.6.6 Defek bicara

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 37: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

22

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Efek jangka panjang yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah defek

bicara. Defek bicara yang paling sering di observasi meliputi

keterlambatan perkembangan pada kemampuan menerima dan

mengekspresikan. Defek bicara ini sering terjadi pada anak usia sekolah

(Olds, London & Ladewig, 2000).

2.1.6.7 Defek neurologis

Komplikasi jangka panjang lain yang dapat terjadi pada bayi prematur

adalah defek neurologis. Defek neurologi yang paling umum terjadi adalah

cerebral palsy, hidrocephalus, seizure disorder, nilai IQ rendah, dan

ketidakmampuan belajar. Dukungan keluarga merupakan faktor yang

paling penting dalam mempengaruhi penampilan sekolah terhadap ada

atau tidaknya sebagian besar defek neurologi (Olds, London & Ladewig,

2000).

2.1.7 Suhu Tubuh Bayi Prematur

2.1.7.1 Fisiologi Suhu tubuh

Suhu lingkungan manusia lebih dingin daripada tubuhnya. Manusia

memiliki kompensasi tubuh berupa sistem panas secara internal yang

berguna untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Suhu internal ini merupakan

suhu yang berasal dari jaringan tubuh dalam yang selalu konstan yaitu

sekitar ± 1°F(±0,6°C) setiap harinya kecuali keadaan demam. Sedangkan,

suhu yang berasal dari lingkungan dinamakan suhu kulit. Kenaikan dan

penurunan suhu kulit tergantung pada lingkungan. Suhu kulit ini

menunjukkan kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan

(Guyton & Hall, 1997; Sherwood, 2004).

Mekanisme pengaturan temperatur tubuh ditentukan oleh laju

pembentukan panas dan laju kehilangan panas. Bila laju pembentukan

panas dalam tubuh lebih besar dari laju kehilangan panas maka temperatur

tubuh meningkat. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih kecil

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 38: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

23

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

dari laju kehilangan panas maka temperatur akan menurun (Guyton &

Hall, 1997).

Produksi panas tergantung pada oksidasi dari bahan bakar metabolisme

yang berasal dari makanan. Produksi panas juga dihasilkan oleh respirasi

sel. Respirasi sel merupakan suatu mekanisme untuk menghasilkan ATP

yang berasal dari makanan, di mana juga menghasilkan panas sebagai

salah satu produk energi. Produksi panas tubuh dihasilkan pada organ

dalam, terutama hati, otak, jantung, dan otot rangka selama kerja (Guyton

& Hall, 1997; Scanlon & Sanders, 2007; Stables & Novak, 1999).

Laju produksi panas yang disebut juga laju metabolisme tubuh. Faktor-

faktor yang menentukan laju tersebut adalah(Guyton & Hall, 1997;

Scanlon & Sanders, 2007; Sherwood, 2004; Stables & Novak, 1999):

(1) Laju metabolisme barasal dari semua sel tubuh.

(2) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktivitas otot.

Kontraksi otot akan meningkatkan suhu inti hingga (40°C).

(3) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan

hormon lain misalnya hormon pertumbuhan dan testosteron) terhadap

sel. Hormon tiroksin ini diproduksi oleh glandula tiroid, di mana

meningkatkan respirasi sel dan produksi panas. Mekanisme ini

merupakan umpan balik dari hipothalamus dan gladula pituitari

anterior. Jika laju metabolisme menurun maka glandula tiroid akan

mensekresi tiroksin (T4). Toroksin ini akan meningkatkan respirasi sel.

(4) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh efek epinefrin dan

norepinefrin (disekresi oleh medula adrenal), dan perangsangan

simpatis terhadap sel. Epinefrin akan meningkatkan respirasi sel

terutama organ jantung, otot rangka, dan hati. Stimulasi simpatis juga

akan meningkatkan aktivitas organ.

(5) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas

kimiawi di dalam sel sendiri (misalnya asupan makanan). Asupan

makanan akan meningkatkan laju metabolisme dari traktus digestif.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 39: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

24

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Panas akan diproduksi oleh digestif sebagai akibat dari pembentukan

ATP yang digunakan untuk peristaltik dan sintesis enzim.

Panas yang berasal dari produksi panas dihantarkan dari organ dan

jaringan yang lebih dalam ke kulit. Panas ini akan hilang ke udara dan

sekitarnya. Dua faktor yang mempengaruhi hilangnya panas adalah: (1)

kecepatan konduksi panas dari tempat panas yang dihasilkan di inti tubuh

ke kulit; (2) kecepatan penghantaran panas dari kulit ke sekitarnya

(Guyton & Hall, 1997).

Semua kehilangan panas dan peningkatan panas antara tubuh dan

lingkungan eksternal terjadi diantara permukaan tubuh dan sekitarnya.

Pengaturan pertukaran panas antara kulit dan lingkungan diatur oleh

sistem saraf simpatis. Saraf simpatis akan mempengaruhi tingkat

vasokonstriksi arteriol dan anastomosis arteriovenosa yang mensuplai

darah ke pleksus venosus kulit. Vasokonstriksi ini dikontrol oleh sistem

saraf simpatis dalam memberikan respon terhadap perubahan suhu tubuh

inti dan suhu lingkungan. Tubuh menggunakan 4 mekanisme untuk

mengatur pertukaran panas antara permukaan tubuh dan lingkungannya,

yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Guyton & Hall, 1997;

Scanlon & Sanders, 2007; Sherwood, 2004).

Hipotalamus berperan dalam regulasi suhu dan bertanggungjawab sebagai

termostat tubuh. Hipotalamus berperan penting dalam keseimbangan

antara mekanisme kehilangan panas, mekanisme produksi panas, dan

mekanisme pertukaran panas. Kerja hipotalamus mengatur mekanisme

antara suhu inti dan suhu kulit dibantu oleh reseptor suhu yang sensitif

dinamakan termoreseptor. Termoreseptor perifer bertugas untuk

memonitor suhu kulit dan mentransfer informasi ke hipotalamus tentang

suhu permukaan terdapat dua pusat regulasi suhu yang dimiliki oleh

hipotalamus. Region posterior diaktivasi oleh dingin dan kemudian

memicu produksi panas dan konservasi panas. Region anterior diaktivasi

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 40: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

25

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

oleh kehangatan, di mana akan memicu kehilangan panas (Guyton & Hall,

1997; Scanlon & Sanders, 2007; Sherwood, 2004).

Penjalaran sinyal suhu hampir selalu sejajar. Pada saat memasuki medula

spinalis maka sinyal akan menjalar ke traktus lissauer sebanyak beberapa

segmen di atas dan bawah. Sinyal ini akan berakhir pada lamina I, II, III

radiks dorsalis. Setelah ada satu atau lebih percabangan neuron dalam

medula spinalis, maka sinyal akan dijalarkan ke serabut termal asenden

yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan dan akan

berakhir di (1) area retikular batang otak dan (2) kompleks ventrobasal

thalamus. Beberapa sinyal suhu dari kompleks ventrobasal akan

dipancarkan menuju korteks somatosensorik. Pada akhirnya sinyal ini

akan berespon pada stimulus dingin atau panas pada daerah kulit yang

spesifik (Guyton & Hall, 1997).

Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari suhu lingkungan intaruterin

(37,7°C) ke suhu ruangan (21°C hingga 25°C). Panas ditransfer gradien

internal dari suhu inti ke permukaan kulit, kemudian ke gradien eksternal

dari permukaan tubuh ke lingkungan. Kecepatan kehilangan panas dari

gradien internal ini tergantung pada aliran darah kapiler dan lemak

subkutaneus yang dimiliki. Sekitar 2 – 7% berat badan bayi baru lahir

berasal dari brown adipose tissue (BAT). BAT terdapat di sekitar ginjal,

mediastinum, lipatan leher, dan skapula, sepanjang kolumna spinal, dan

sekitar pembuluh darah besar di leher. Sel BAT mulai diproliferasi pada

usia 26 – 30 minggu gestasi dan berlanjut setelah 4 minggu kelahiran

(Merenstein & Gardner, 2002; Stables & Novak, 1999).

Adipocytes (sel lemak) BAT dibedakan dari Adipocytes normal oleh

besarnya peningkatan proses metabolik dan produksi panas. Sel ini

mengandung vacula lemak kecil, beberapa mitokondria, jaringan yang

menyuplai kapiler darah (memberikan warna coklat) dan nervus simpatis.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 41: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

26

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Nervus simpatis akan mengaktivasi glandula adrenal untuk mensekresi

katekolamin ketika stress dingin. Pengeluaran lokalnya berupa

noreadrenalin (norepinefrin) yang menstimulasi glandula pituitari

sehingga mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Hal ini akan

menyebabkan peningkatan produksi tiroksin (T4). Adrenalin dan tiroksin

akan meningkatkan metabolisme lemak coklat dan memproduksi panas

(Merenstein & Gardner, 2002; Stables & Novak, 1999).

2.1.7.2 Regulasi Suhu Bayi Prematur

Bayi prematur ini rentan terhadap ketidakstabilan suhu. Faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah; kehilangan panas yang sangat

besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan, penyekatan

lemak subkutan yang minimal, cadangan lemak coklat (sumber internal

untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan normal)

terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah (respon

mengigil), aktivitas massa otot tidak adekuat (sehingga bayi prematur

tidak dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler-kapiler mudah rusak,

dan pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik & Jensen,

2005; Johnston, Flood & Spinks, 2003; Merenstein & Gardner, 2002).

Rentang normal suhu tubuh neonatus berbeda antara bayi yang cukup

bulan dan bayi prematur. Rentang normal suhu tubuh bayi cukup bulan

berkisar 36,5ºC - 37ºC; sedangkan bayi prematur berkisar 36,3ºC - 36,9ºC.

Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar (25ºC) maka bayi akan kehilangan

panas melalui evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200

kalori/kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi

hanya per sepuluh dari jumlah kehilangan panas di atas, dalam waktu yang

bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak

2ºC dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus

terlebih bagi bayi prematur dan BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia

karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 42: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

27

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

produksi panas yang dibuat sendiri (Merenstein & Gardner, 2002; Wong et

al., 2009).

Suhu yang rendah mengakibatkan metabolisme jaringan akan meningkat

dan berakibat lebih mudah terjadinya asidosis metabolik berat sehingga

kebutuhan oksigen akan meningkat. Jika oksigen tidak tersedia maka akan

terjadi hipoksia pada sel tubuh. Penyimpanan oksigen untuk fungsi

essensial tubuh dilakukan dengan cara vasokonstriksi pembuluh darah.

Jika proses ini berlangsung lama, maka pembuluh darah pulmonar menjadi

terancam dan perfusi pulmonar akan menurun. Tingkat PO2 akan menurun

dan PCO2 akan meningkat. Peningkatan PO2 akan menyebabkan

terbukanya fetal right-to-left shunt. Produksi surfaktan juga akan

menurun, sehingga akan mempengaruhi fungsi paru (Pilliteri, 2003).

Suplai glukosa juga akan meningkat akibat peningkatan metabolisme.

Bayi akan memenuhi kebutuhan glukosanya melalui proses glikolisis

anaerob, di mana zat asam akan masuk ke dalam aliran darah. Bayi akan

menjadi asidosis dan dengan asidosis akan memperbesar risiko terjadinya

kernikterus (masuknya bilirubin tidak terkonjugasi ke dalam sel otak).

Selain itu hipotermi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan

hipoglikemia. Usaha mengurangi kehilangan panas tersebut di atas dapat

dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus

badan bayi dengan kain hangat, membungkus kepala bayi, disimpan

ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukkan sementara ke

dalam inkubator (Stables & Novak, 1999)

2.1.8 Berat badan Bayi Prematur

2.1.8.1 Fisiologi Berat Badan Bayi

Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan semua jaringan yang

ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak cairan tubuh, dan lain-lain.

Bayi-bayi yang lahir dengan berat badan rendah, akan lebih cepat

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 43: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

28

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

bertambah berat badannya, seakan-akan mengejar ketinggalannya.

Sedangkan, bayi-bayi yang besar pada waktu lahir, umumnnya sering

tumbuh lambat. Pertambahan ini akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya

makanan dan keaktifan pencernaan, jenis makanan, dan lain-lain (Tim

www.AsianBrain.com, 2008).

Hipotalamus berperan dalam regulasi asupan makanan, di mana

merupakan komponen yang penting dalam keseimbangan energi. Asupan

makanan ini dipengaruhi oleh pusat lapar dan pusat kenyang. Inti lateral

hipotalamus merupakan pusat lapar atau pusat makan; sedangkan inti

ventromedialis hipotalamus berperan dalam pusat kenyang. Hipotalamus

lateral bekerja dengan membangkitkan perangsangan motorik terhadap

semua aktivitas dan khususnya perangsangan emosional untuk mencari

makanan. Sedangkan, pusat kenyang menstimulasi perasaan kepuasan

akan makanan (Guyton & Hall, 1997; Sherwood, 2004).

Keseimbangan energi diatur oleh dua mekanisme yaitu pemasukan energi

dan pengeluaran energi. Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran ini

dipengaruhi oleh komponen kimia tubuh yaitu H2O dan garam. Pemasukan

energi berasal dari pemasukan makanan. Sel mengambil energi dari

makanan kemudian dibentuk ATP. Pengeluaran energi atau pemakaian

energi terjadi melalui dua mekanisme yaitu kerja internal dan eksternal.

Kerja eksternal merupakan pemakaian energi melalui kontraksi otot

rangka. Kerja internal merupakan semua pemakaian energi secara biologi.

Jumlah energi yang dikeluarkan selama kerja internal dan kerja eksternal

dinamakan laju metabolik (Scanlon & Sanders, 2007; Sherwood, 2004).

Daerah otak yang terlibat dalam penginderaan keadaan nutrisi dalam tubuh

atau pusat saraf yang merangsang pencarian makanan. Lesi nukleus

paraventrikuler meyebabkan makan karbohidrat yang berlebihan.

Sebaliknya, lesi pada nukleus dorsomedial hipotalamus menekan makan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 44: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

29

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Perangsangan pada batang otak bagian bawah, seperti area posterma,

nukleus media kaudal, traktus solitaries, atau saraf vagus akan

mempengaruhi derajat makan. Pusat yang lebih tinggi dari hipotalamus

juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan makan. Pusat ini

khususnya mencakup amigdala dan korteks prefrontal, di mana keduanya

berdekatan dengan hipotalamus (Guyton & Hall, 1997; Sherwood, 2004).

Asupan makanan juga dipengaruhi oleh reseptor mulut. Faktor mulut ini

terdiri dari pengunyahan, saliva, penelanan, pengecapan, dan pengukuran

jumlah makanan yang masuk dalam mulut. Setelah sejumlah makanan

masuk ke dalam mulut maka terjadi penghambatan di pusat makan di

hipotalamus. Temperatur tubuh dan asupan makanan juga memiliki

hubungan. Bila seseorang terpapar dengan udara dingin, maka akan

cenderung untuk makan berlebihan. Sedangkan, jika terpapar udara panas

maka akan cenderung makan sedikit. Keadaan ini disebabkan oleh

interaksi antara sistem pengatur temperatur dengan sistem pengatur makan

dalam hipotalamus (Guyton & Hall, 1997).

2.1.8.2 Berat badan bayi prematur

Bayi prematur lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Bayi

prematur memiliki berat badan kurang pada saat lahir karena bayi ini

mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin atau pemendekan usia

gestasi. Penyebab umum BBLR adalah intoleransi glukosa selama masa

hamil, maternal diabetes militus, nutrisi berlebihan, dan juga hereditas.

Selain itu, kelahiran BBLR juga berhubungan dengan kehamilan

multijanin, kehamilan kembar yang berbeda, anomali kongenital, infeksi

tinggi rubella, dan infeksi intrauterin (Johnston, Flood & Spinks, 2003).

Perubahan berat badan yang sangat cepat terjadi pada masa bayi,

perubahan ini lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lain setelah

lahir. Hal ini terjadi baik pada bayi cukup bulan maupun bayi prematur.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 45: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

30

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Berat badan bayi akan mengalami penurunan secara fisiologis pada tiga

hari pertama kehidupannya. Bayi cukup bulan mengalami penurunan

sebesar 5% dari berat badan lahirnya; sedangkan bayi prematur mengalami

penurunan sebesar 6% -8% dari berat badan lahirnya. Bayi mengalami

peningkatan berat badan sebesar 15 – 20 gram/kg/hari pada hari-hari awal

kehidupannya. Namun, pada bayi prematur yang sakit yang dirawat di

NICU, peningkatan sebesar 15 – 20 gram/kg/hari tidak akan terlihat pada 2

minggu pertama kehidupannya karena komplikasi yang dialami bayi

(Berk, 2006; Markum, Ismael, Alatas, Akib, Firmansyah & Sastroasmoro,

2003; Merenstein & Gardner, 2002; Soetjiningsih, 1998).

Pola peningkatan berat badan bayi prematur dan bayi cukup bulan

berbeda. Bayi prematur mulai mengejar peningkatan berat badannya pada

1 tahun hingga 2 tahun pertama kehidupannya mendekati bayi yang lahir

cukup bulan. Sedangkan, pada bayi yang lahir cukup bulan berat badan

waktu lahirnya akan kembali pada hari ke-10. Berat badan menjadi 2 kali

berat badan lahir saat usia 5 bulan, pada umur 1 tahun berat badan naik

menjadi 3 kali lipat berat badan lahir, dan menjadi 4 kali berat badan lahir

pada umur 2 tahun. Anak masa prasekolah mengalami kenaikan berat

badan rata-rata 2kg/tahun. Pertumbuhan konstan berakhir dan dimulai pre-

adolescent growth spurt dengan rata-rata kenaikan berat badan 3-3,5

kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan adolescent growth spurt.

Pengukuran berat badan bayi prematur dihitung sesuai dengan koreksi

usianya. Kenaikan berat badan rata-rata bayi prematur dalam satu tahun

pertama sama dengan bayi cukup bulan, yaitu 6 – 7 kg (Berk, 2006;

Markum dkk, 2003; Soetjiningsih, 1998).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 46: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

31

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Prematur

Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur berbeda dengan bayi cukup

bulan. Bayi prematur berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur

dikaitkan dengan kecilnya usia kehamilan (<32 minggu) dan kecilnya berat

lahir bayi (<1500 gram). Namun, banyak bayi prematur dapat berkembang

dalam rentan normal, menjadi anak-anak yang sehat dan dapat mengejar

ketinggalan pertumbuhan dan perkembangannya sama dengan bayi yang lahir

cukup bulan pada usia 2 tahun pertama kehidupannya (Muennich, 2009;

Trachtenbarg & Golemon, 1998).

Cooke dan Hughes (2003) melakukan penelitian pada 280 anak yang lahir

prematur dan 210 anak yang lahir cukup bulan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji secara kohort bayi permatur pada usia 7 tahun dikaitkan dengan

pengukuran pertumbuhan, motorik dan kognitif, serta menginvestigasi

keterlambatan pertumbuhan pada prestasi sekolah anak. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat keterlambatan pertumbuhan bayi prematur

khususnya kepala, dihubungkan dengan peningkatan level keterlambatan

motorik dan kognitif pada usia 7 tahun.

Pola pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat bergantung kepada

interaksi banyak faktor. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah

faktor genetik yang sangat berhubungan erat dengan faktor lingkungan. Faktor

lain yang juga mempengaruhi tumbuh kembang adalah faktor prenatal, faktor

persalinan, gizi, sosio-ekonomi, emosi, dan lain-lain. Yang termasuk faktor

persalinan adalah komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma lahir, dan

asfiksia yang menyebabkan kerusakan otak (Rusmil, 2008).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas

spontan pada saat lahir dan beberapa saat setelah lahir. Asfiksia neonatorum

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 47: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

32

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

diukur dengan menggunakan nilai APGAR. Hal ini dibuktikan dengan

penelitian Pin, Eldrige & Galea (2008) tentang A review of developmental

outcomes of term infants with post-asphyxia neonatal encephalopathy.

Penelitian ini melihat adanya pengaruh neonatus yang mengalami post-

asfiksia encephalopathy merupakan penyebab dari terjadinya disabilitas pada

bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 47% bayi mengalami gangguan

perkembangan seperti kematian, keterlambatan kognitif, dan keterlambatan

sensorik-motorik.

Anamnesis pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur harus dibedakan

dengan bayi dismatur karena bayi prematur telah terjadi retardasi pertumbuhan

intrauterin. Pada bayi prematur, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran

normal, maka harus dipertimbangkan pertumbuhan uterin yang tidak sempat

dilalui tersebut. Anmnesis tersebut misalnya; bayi lahir 3 bulan prematur

(umur kehamilan 6 bulan), kalau bayi ini dilakukan pemeriksaan 6 bulan

setelah lahir, maka dia tidak dapat dibandingkan dengan bayi usia 6 bulan,

tetapi harus dengan bayi usia 3 bulan (setelah koreksi 3 bulan masa

pertumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilaluinya) (Soetjiningsih, 1998).

2.2.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan anak-anak yang lahir prematur dengan berat badan lahir

yang rendah lebih lambat dibandingkan dengan anak yang lahir cukup

bulan di awal-awal kehidupannya. Keterlambatan pertumbuhan itu

meliputi kepala, berat badan dan panjang badan. Delapan puluh lima

persen bayi prematur menyelesaikan pengejaran ketinggalan

pertumbuhannya sama dengan anak sebayanya sampai umur 2 tahun.

Banyak bayi prematur tidak memiliki masalah dengan pengejaran

pertumbuhannya, akan tetapi bayi yang sangat prematur membutuhkan

waktu yang lebih lama. Pengejaran pertumbuhan ini dibagi dalam 3 fase

kecepatan pertumbuhan yaitu pertumbuhan kepala sejalan dengan

perkembangan otaknya, pertumbuhan berat badan, dan terakhir

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 48: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

33

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

pertambahan panjang badan. Selama 2 tahun pertama kehidupan bayi

prematur, pertumbuhan diukur menggunakan koreksi usia prematuritas

(Cooke & hughes,2003; Muennich,2009; Trachtenbarg & Golemon,1998).

Grafik pertumbuhan untuk bayi prematur telah tersedia dan dibuat secara

khusus untuk tujuan ini (lampiran 8). Grafik pertumbuhan neonatus spesial

juga tersedia untuk bayi sakit atau kecil untuk usia gestasi. Setelah bayi

mencapai usia 2 tahun, grafik yang digunakan adalah grafik pertumbuhan

standar untuk usia kronologis. Pengukuran antropometri anak yang lahir

prematur, koreksi umur tidak diperlukan pada pengukuran lingkar kepala

mulai umur 18 bulan, berat badan mulai umur 24 bulan, dan tinggi badan

mulai umur 3,5 tahun, karena mulai umur ini tidak ada perbedaan yang

bermakna antara umur yang dikoreksi dengan yang tanpa koreksi

(Muennich,2009; Trachtenbarg & Golemon,1998).

2.2.2 Perkembangan

Meskipun pada waktu lahir, bayi prematur memperlihatkan penampilan

yang lebih hidup dan aktif namun dalam kurun waktu yang lebih lanjut 1

tahun, ia akan tetap tertinggal dari tingkat perkembangannya oleh bayi

cukup bulan. Kesenjangan ini akan menghilang dalam kurun waktu 2

tahun, bila tidak ada pengaruh negatif lainnya. Kelainan perkembangan

lebih banyak ditemukan pada bayi prematur daripada cukup bulan, yang

biasanya meliputi kelainan fungsi intelektual atau motorik (Markum,

Ismael, Alatas, Akib, Firmansyah & Sastroasmoro, 2003).

Perkembangan anak yang lahir prematur lebih lambat dibandingkan

dengan anak yang cukup bulan. Perhatian spesial diberikan pada

perkembangan refleks bayi, tonus otot, keterampilan motorik, tingkah

laku, respon sensorik, dan perkembangan bicara. Banyak bayi prematur

dapat mengejar perkembangannya sama dengan kelompok usianya selama

2 tahun pertama kehidupannya, namun ada beberapa yang membutuhkan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 49: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

34

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

waktu lebih lama terutama bayi yang lahir > 2 bulan prematur

(Muennich,2009; Trachtenbarg & Golemon,1998).

Perkembangan pada bayi diukur dengan menggunakan Denver

Prescreening Developmental Questionnaire, the Denver Developmental

Screening Test dan the Gesell Screening Inventory yang merupakan semua

tes perkembangan yang disetujui. Penggunaan tes perkembangan yang

distandarisasi lebih penting dibandingkan dengan pemilihan tes itu.

Perkembangan bayi prematur pada satu dua tahun pertama kehidupannya

juga diukur menggunakan koreksi usia (Muennich,2009; Trachtenbarg &

Golemon,1998).

2.3 Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Prematur

Bayi prematur belum siap menghadapi transisi ke kehidupan ekstrauterin,

ditambah lagi dengan stress yang bayi hadapi di lingkungan unit perawatan

neonatus. Asuhan keperawatan bayi prematur harus memperhatikan upaya

mempertahankan dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal.

Pemisahan dengan orang tua yang lama dan dan lingkungan neonatal intensive

care unit (NICU) mengharuskan adanya program stimulasi sensori secara

individual untuk bayi. Perawat memegang peranan penting dalam

membedakan stimulasi sesuai dengan tipe dan jumlah dari stimulasi visual,

taktil, dan audio (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Olds, London &

Ladewig, 2000).

Intervensi perkembangan disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan

toleransi pada setiap bayi. Selama stadium awal perkembangan (terutama

sebelum usia gestasi 33 minggu), rangsangan yang berlebihan akan

menghasilkan aktivitas tidak terkendali, tidak terkoordinasi; seperti ekstensi,

ekstensi kejut tungkai, hiperfleksi, dan tanda vital yang tidak teratur. Pada

tahap ini bayi harus mendapatkan rangsangan lingkungan yang minimal

(Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2009).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 50: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

35

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Bayi prematur ditangani dengan gerakan perlahan, terkontrol karena beberapa

bayi menjadi tidak stabil bila dipindahkan dengan kasar. Upaya pemuasan

bayi prematur meliputi menggendong dengan gulungan selimut atau guling.

Alas tidur yang dibuat dengan menempatkan gulungan selimut di bawah alas

tidur dapat membantu bayi mempertahankan kecenderungan fleksi saat

tengkurap atau berbaring pada salah satu sisi. Meskipun harus disesuaikan

secara individual, kontak kulit dan pijat lembut yang singkat dapat membantu

mengurangi stress (Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, &

Schwartz, 2009).

Perawatan standar bayi prematur yang sering digunakan adalah menyimpan

bayi ke dalam inkubator, memegang bayi seminimal mungkin, dan

membiarkan tumbuh kembang bayi berkembang dengan sendirinya.

Perawatan seperti ini, sekarang dianggap sebagai perawatan bayi prematur

yang belum optimal karena belum memberikan optimalisasi pertumbuhan dan

perkembangan. Oleh karena itu, perawatan bayi prematur sekarang lebih

difokuskan dengan optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini

dilakukan dengan perawatan model kangguru (PMK), terapi pijat, ataupun

terapi musik (Roesli, 2008).

2.4 Stimulasi Terapi Musik Pada Bayi prematur

2.4.1 Definisi dan Elemen Musik

Musik didefinisikan sebagai ilmu atau seni yang menggunakan rangkaian

nada atau suara. Suatu kesatuan atau kesinambungan komposisi diproduksi

oleh kombinasi nada, dan suara, dan hubungan sementara. Musik dibentuk

oleh beberapa hal yang dinamakan elemen. Ketenangan yang diciptakan

melalui musik dapat diperoleh dengan menggunakan elemen ini (Estrella,

2010; Snyder & Lindquist, 2002; Stouffer, Shirk & Pollomano, 2007;

Trinity School Nottingham, 2007). Elemen tersebut terdiri dari frekwensi,

intensitas, warna nada, interval, dan durasi:

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 51: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

36

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

1. Frekwensi atau pitch merupakan ketinggian atau kerendahan suara

yang kita dengar. pitch diproduksi oleh beberapa vibrasi suara. Suara

yang dihasilkan oleh pitch ini tergantung pada frekuensi vibrasi dan

ukuran dari objek yang bervibrasi. Vibrasi yang cepat cenderung

menstimulasi aksi dan vibrasi yang lambat membawa suasana relaksasi

(Estrella, 2010; Snyder & Lindquist, 2002).

2. Intensitas diciptakan dari volume yang berasal dari suara. Intensitas ini

kemudian dihubungkan dengan amplitudo dari vibrasi. Intensitas ini

akan pada akhirnya menghasilkan nada (Snyder & Lindquist, 2002).

3. Warna nada atau timbre merupakan profil harmonis atau kualitas suara

yang dihasilkan dari suatu sumber suara. Timbre ini mempunyai

interval dari dull - lush, dari dark – bright. Timbre ini mencirikan suara

yang satu dengan suara yang lain yang sesuai dengan spectrum suara

(Estrella, 2010; Mitchell & Logan, 2006).

4. Interval merupakan jarak antar dua not yang dihubungkan dengan

pitch, di mana akan membentuk melodi dan harmoni. Melodi

dihasilkan dari bagaimana pitch dirangkai dan interval antara

keduanya. Harmoni yang dihasilkan dari pitch yang dibunyikan secara

bersama-sama, kemudian digambarkan oleh pendengarnya dengan

consonant (menciptakan relaksasi) dan dissonant (membawa

ketegangan) (Snyder & Lindquist, 2002).

5. Durasi merupakan panjang dari setiap suara. Durasi beberapa suara

panjang dan beberapa lainnya pendek. Durasi yang membentuk ritme

dan tempo yang mengacu pada panjangnya bunyi. Ritme merupakan

pola atau penempatan suara dalam musik sesuai dengan waktu dan

beat. Bunyi yang kontinyu dan berulang dalam ketukan yang lambat,

secara bertahap menjadi lebih lambat sehingga menciptakan respon

relaksasi (Estrella, 2010; Snyder & Lindquist, 2002; Trinity School

Nottingham, 2007).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 52: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

37

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Intervensi musik yang berdasarkan perspektif keperawatan merupakan

penggunaan musik dengan tujuan terapeutik untuk meningkatkan

kesehatan klien atau kesejahteraannya. Perawat dapat

mengimplementasikan musik untuk merencanakan perawatan pasien

(Snyder & Lindquist, 2002).

2.4.2 Mekanisme Dasar Musik

Musik dihasilkan dari stimulus yang dikirim dari saraf-saraf serabut saraf

asendens ke neuron-neuron reticular activating system (RAS). Stimulus

ini kemudian akan ditransmisikan oleh nuklei spesifik dari thalamus

melewati area korteks serebral, sistem limbik, dan korpus kolosum serta

melalui area-area sistem saraf otonom dan neuroendokrin. Sistem limbik

dibentuk oleh cincin yang dihubungkan dengan cigulate gyrus,

hippocampus, forniks, badan-badan mamilari, hipotalamus, traktus

mamilotalamik, thalamus anterior, dan bulbus olfaktorius. Ketika musik

dimainkan maka semua area yang berhubungan dengan sistem limbik akan

terstimulasi sehingga menghasilkan perasaan dan ekspresi (Chiu &

Kumar, 2003 dalam Darliana, 2008).

Musik memiliki efek yang kompleks pada manusia terhadap aspek

fisiologis, psikologi, dan spiritual. Respon individu terhadap musik

dipengaruhi oleh kepribadian, lingkungan, pendidikan, dan faktor budaya.

Musik menimbulkan perubahan pada status gelombang otak dan hormon

stress pasien. Terdapat peningkatan frekwensi pada bagian kelompok

ritme alfa dan persamaan yang lebih besar (koheren) di antara wilayah

yang berbeda pada korteks serebral, yang paling sering terjadi pada lobus

frontal. Aktivasi lobus frontal kanan turun sehingga terjadi sekresi

hormon kortisol dan hormon stress menurun sampai keduanya berada

pada rentang normal (Halim, 2002; Snyder & Lindquist, 2002).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 53: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

38

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Musik terbukti dapat meningkatkan interleukin-1 (IL-1) pada darah

sehingga dapat meningkatkan immunitas. Musik juga dapat berpengaruh

pada sistem kardiovaskular dan respirasi. Musik yang lembut dapat

melambatkan pernapasan sehingga terjadi relaksasi, kontrol emosional,

dan metabolisme (Halim, 2002).

Musik memiliki efek terhadap immunologi dan neuroendokrine. Musik

dapat meningkatkan Dehidroepiandrosterone (DHEA) terhadap rasio

kortisol, meningkatkan aktivitas sel pembunuh alami, meningkatkan

lymphokine- mengaktivasi sel pembunuh alami tanpa gangguan pada

plasma interleukin 2 dan interferon-gamma. Glukokortikoid khususnya

kortisol merupakan steroid adrenal yang mempunyai efek anti-inflamatori

dan efek inhibitor yang kedunya berperan pada respon imun. Namun,

tidak semua efek immunologi dari tingkat fisiologis glukokortikoid

merupakan inhibitor. Glukokortikoid dapat berperan dalam

menyeimbangkan produksi sitokine sel T dari TH1 (IL-2, IFN-γ) toward

TH2 (IL-4, IL-10) (Bitmann, et al., 2001).

2.4.3 Efek Terapi Musik Pada Bayi Prematur.

Efek musik pada bayi prematur dapat terlihat dari beberapa penelitian

yang telah dilakukan. Suatu investigasi yang dilakukan oleh Vogtmann

(2002), tentang efek terapi musik pada bayi prematur. Tujuan penelitian

ini adalah untuk melihat efek positif pemberian terapi musik dihubungkan

dengan keadaan fisiologisnya dan tingkah laku bayi. Penelitian ini

menggunakan musik dari Vogtmann yaitu the breath of a new life. Musik

ini ditempatkan di dalam inkubator dengan alat stereo khusus selama 43

menit. Penelitian ini ditujukan untuk bayi prematur yang memiliki berat

badan sekitar 1000 gram dan memiliki respirasi yang belum stabil. Hasil

penelitian ini mengidentifikasi beberapa efek positif musik yaitu

meningkatkan saturasi oksigen dalam darah, menurunkan pernapasan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 54: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

39

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

(jumlah, kedalaman, dan durasi per menit), menurunkan basal heart

frequency per menit, meningkatkan suhu pusat dan perifer.

Caine (1991) melakukan penelitian tentang The effects of music on the

selected stress behaviors, weight, caloric and formula intake, and length

of hospital stay of prematur and low birth weight neonates in a newborn

intensive care unit. Penelitian ini dilakukan pada 52 bayi prematur dan

BBLR di neonatal intensive care unit (NICU). Bayi tersebut dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen terdiri dari 11 bayi laki-laki dan 15 bayi perempuan

yang menerima stimulasi musik. Stimulasi musik diberikan selama 60

menit dengan menggunakan tape recorder. Musik yang digunakan pada

penelitian ini adalah musik lullaby dan musik anak-anak.

Hasil penelitian dari Caine (1991) menunjukkan efek positif terapi musik.

Lama hari rawat berkurang pada kelompok terapi musik (t= 2,002; p<.05)

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penambahan berat badan setelah

kehilangan berat badan secara signifikan lebih rendah pada kelompok

intervensi (t=2,322; p<.025) dibandingkan kelompok kontrol. Konsumsi

formula dan kalori pada neonatus kelompok intervensi dan kontrol

memiliki perbedaan yang tidak begitu signifikan (t=1,687; p<.05). Tingkat

stress menurun pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol

(t=2,666; p<.005).

Standley (2008) melakukan penelitian tentang the effect of contingent

music to increase non-nutritive sucking of premature infants. Studi ini

mengkaji tentang apakah musik dapat menguatkan non-nutritive sucking

(NNS). Penelitian ini dilakukan pada 12 bayi prematur yang lahir pada

rata-rata usia gestasi 29,3 minggu dan memiliki rata-rata berat badan

1111,9 gram dan dilakukan juga pada bayi yang lahir pada usia gestasi

rata-rata 35,5 minggu dan rata-rata berat badan 1747 gram. Ketika musik

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 55: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

40

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

dinyalakan maka diukur juga frekwensi aktivitas mengisap bayi. Hasil

penelitian pada periode ABAB (hening 1, musik 1, hening 2, musik 2)

secara berturut-turut memiliki rata-rata mean (3.00; 7.28; 5.42; dan 7.60

per menit). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah mengisap selama periode

musik kontingen meningkat 2,43 kali dibandingkan periode hening

sehingga dapat disimpulkan bahwa musik sangat berkontribusi secara

signifikan terhadap perkembangan NNS pada bayi prematur.

Lubetzky, et al. (2009) melakukan penelitian tentang effect of music by

Mozart on energi expenditure in growing preterm infants. Penelitian ini

dilakukan karena mekanisme dasar peningkatan berat badan melalui terapi

musik belum diketahui. Mekanisme potensial yang mungkin adalah

melalui peningkatan efisiensi metabolik. Berdasarkan alasan tersebut maka

penelitian ini dilakukan untuk melihat efek terapi musik terhadap resting

expenditure energi (REE). Penelitian ini dilakukan secara prospektif

dengan randomized clinical trial. Penelitian ini dilakukan pada 20 bayi

prematur yang sehat. Sampel ini dieksklusi 2 bayi sehingga jumlah sampel

yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 18 bayi prematur.

Sampel pada penelitian Lubetzky, et al. (2009) dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok yang diberi intervensi dan kelompok kontrol.

Kelompok intervensi terdiri dari 5 bayi dan kelompok kontrol terdiri dari

13 bayi. Kelompok ini yang diberikan intervensi musik selama 30 menit

dengan menggunakan musik Mozart selama 2 hari dan kelompok lainnya

yang tidak diberikan intervensi musik. Pengukuran metabolik dilakukan

dengan kalorimetri indirek.

Hasil penelitian Lubetzky, et al. (2009) ini menunjukkan bahwa pada

periode 10 menit pertama pemberian musik terlihat bahwa REE lebih

rendah dengan mean±SD (53.25±11.66 kcal/kg per menit) dibandingkan

dengan yang tanpa terapi musik dengan mean±SD (56.58±17.48 kcal/kg

per menit). Pada periode 10 – 20 menit pemberian musik terlihat bahwa

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 56: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

41

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kelompok yang diberikan musik memiliki REE lebih rendah dengan

mean±SD (57.08±7.38 kcal/kg per menit) dibandingkan dengan yang

tanpa terapi musik dengan mean±SD (61.59±9.38 kcal/kg per menit). Pada

periode 20 – 30 menit pemberian musik terlihat bahwa kelompok yang

diberikan musik memiliki REE lebih rendah dengan mean±SD

(53.89±8.12 kcal/kg per menit) dibandingkan dengan kelompok tanpa

terapi musik dengan mean±SD (61.44±13.07 kcal/kg per menit). Dapat

disimpulkan bahwa terapi musik dapat menurunkan REE pada bayi

prematur yang memiliki metabolik dan suhu yang stabil. Penurunan REE

dapat membantu bayi untuk meningkatkan berat badan dan kekuatan.

2.4.4 Teknik Pemberian Terapi Musik

Penggunaan terapi musik dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari

hanya mendengarkan dengan memilih lagu sampai memainkan sebuah alat

musik. Beberapa faktor yang berperan dalam pemilihan teknik spesifik

yaitu: tipe musik dan pilihan individu, terlibat aktif ataupun pasif, lama

waktu pemberian musik, dan hasil yang diinginkan (Snyder & Lindquist,

2002).

2.4.4.1 Mendengarkan musik

Perawat harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan pasien untuk

mendengarkan musik pilihannya. Peralatan yang paling sering digunakan

adalah tape kaset dan compact discs yang mempermudah penyediaan

musik untuk pasien pada semua jenis tatanan. Tape mempunyai banyak

keuntungan yaitu relative murah, kecil dan dapat digunakan bahkan

ditempat yang ramai misalnya UGD (unit gawat darurat). Tape kaset yang

menggunakan auto-reverse memberikan kesempatan pada pasien untuk

mendengarkan musik lebih lama tanpa adanya ganguan untuk menyalakan

tape kembali. Alat yang lebih mahal dari tape adalah compact discs (CDs).

Keuntungan dari penggunaan CDs adalah memiliki headphone yang

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 57: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

42

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

memungkinkan pasien mendengarkan musik secara pribadi dan tidak

menimbulkan gangguan bagi pasien lainnya (Snyder & Lindquist, 2002).

2.4.4.2 Jenis dan Lama Pemberian Terapi Musik Pada Bayi Prematur.

Terapi musik yang dilakukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan

belum memiliki pedoman waktu dan pelaksanaan yang jelas. Pemberian

terapi musik dengan jenis musik yang tepat dan diberikan pada pasien

yang tepat tidak akan memberikan efek yang membahayakan walaupun

diberikan dalam jangka waktu yang lama. Terapi musik yang diberikan

secara singkat juga memberikan efek yang positif pada beberapa pasien

(Mucci & Mucci, 2002).

Musik yang sering digunakan pada bayi adalah Bethoven, Vivaldi,

Scuhbert, Lullabies, Mozart effect, dan lain-lain. Lullaby merupakan jenis

musik tradisional yang digunakan untuk merangsang bayi. Lullaby dapat

diperoleh di setiap budaya manusia. Lullaby dalam bahasa Inggris berasal

dari kata “lu”lu” dan ”la”la” serta “bye””bye”, yang merupakan nyanyian

dari seorang ibu atau perawat untuk menenangkan anak-anak. Dalam era

modern nyanyian ini hanya didata secara kebetulan dalam sumber tulis.

Lullaby sekarang tersedia dengan ratusan lirik lagu dan berbagai bahasa.

Lullaby sering digunakan dalam stimulasi multimodal. Lullaby merupakan

stimulasi audiotori yang paling umum ditemukan dalam literatur. Musik

ini sering digunakan di berbagai negara. Lullaby merupakan alat untuk

mengatur perilaku bayi (misalnya; menenangkan, memfokuskan perhatian

pada diri sendiri) yang menyertai bayi untuk mengkomunikasikan

informasi emosional. Lullaby dipakai dalam terapi multimodal jika

penyanyi menyediakan rangsangan taktil (sentuhan antara pengasuh dan

bayi), vestibular (ayunan), audiotori (presentasi lagu), ataupun stimulasi

sensoris visual (Abromeit, 2006; Tim Redaksi WAO, 2008).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 58: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

43

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Standley (2008) melakukan penelitian tentang the effect of contingent

music to increase non-nutritive sucking of premature infants. Penelitian ini

menggunakan tape kaset dengan teknik dengan teknik 10 detik musik

nina bobo yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita kemudian dilanjutkan

dengan periode 14 menit desain studi yang dinamakan ABAB yaitu 2

menit keadaan hening, 5 menit diberikan musik tidak menentu, 2 menit

keadaan hening, dan 5 menit diberikan musik tak menentu. Desain ABAB

dijabarkan sebagai pengukuran dasar (A pertama), Pengukuran terapi (B

pertama), terapi pengalihan (A kedua) dan pengenalan kembali terapi (B

kedua).

Musik yang digunakan pada penelitian Standley (2008) adalah rekaman

komersial lagu lullaby yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita tanpa

menggunakan earphone. Frekwensi musik yang dipilih pada tape kaset

adalah 65 -70 decibels (dB) yang diletakkan pada kaki atau bagian bawah

bayi. Pemilihan tingkat dB yang lebih tinggi dibandingkan dengan

rekomendasi American Academy of Pediatric (1997) yaitu 55 dB pada

suasana sunyi karena pertimbangan bising yang ada.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lubetzky, et al. (2009) melakukan

penelitian tentang effect of music by mozart on energi expenditure in

growing preterm infants. Pada penelitian ini menggunakan musik Mozart

bayi dengan alat mini-CD dengan volume antara 65 – 70 dB. Sebelum

penelitian CD dikalibrasi sesuai dengan rekomendasi American Academy

of Pediatric yaitu tidak lebih dari 75dB dan mengurangi kebisingan di

dekat bayi sekitar < 45 dB. Speaker CD diletakkan dalam inkubator

dengan jarak 30 cm jauhnya dari bayi. Kebisingan lingkungan

dikendalikan dengan meminimalkan kebisingan yang tidak diinginkan,

alarm diatur diam, dan pintu ditutup. Musik ini diberikan selama 30 menit

perhari selama 2 hari.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 59: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

44

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Penelitian Cevasco (2008) tentang The effects of mothers' singing on full-

term and preterm infants and maternal emotional responses. Penelitian ini

menggunakan rekaman suara ibu. Rekaman suara ibu pada bayi prematur

diputar selama 20 menit perhari selama 3–5 hari. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa prematur yang mendengarkan CD nyanyian ibu

meninggalkan rumah sakit 2 hari lebih cepat dibandingkan kelompok

kontrol, namun perbedaan ini tidak terlalu signifikan.

Caine (1991) melakukan penelitian tentang The effects of music on the

selected stress behaviors, weight, caloric and formula intake, and length

of hospital stay of prematur and low birth weight neonates in a newborn

intensive care unit. Penelitian ini menggunakan musik lullaby dan musik

anak-anak. Alat yang digunakan adalah microcassette tape dengan merk

Sony MC60. Musik ini diputar selama 60 menit. Speaker diletakkan

dengan jarak 10 – 20 inci dari kepala bayi. Volume suara diputar sekitar

70 – 80 dB.

Penelitian Arnon, et al. (2006) melakukan penelitian yang berjudul live

music is beneficial to preterm infant in the neonatal intensive care unit

environment. Musik diberikan selama 30 menit dan diberikan dalam 3

hari. Volume musik diatur 55 hingga 70 dB. Live music diberikan dengan

jarak 1 hingga 2 meter dari tempat tidur bayi. Pengendalian kebisingan

lingkungan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang mengakibatkan

efek pada emosi dan tingkah laku bayi seperti alarms dimatikan dan pintu

ditutup. Berdasarkan rekomendasi dari American Pediatric Assosiation

bahwa kebisingan latar belakang tidak boleh lebih dari 45 dB.

2.4.4.3 Pengukuran Hasil

Indeks musik untuk mengevaluasi keefektifan musik bervariasi tergantung

pada tujuan apa musik tersebut diimplementasikan. Hasilnya dapat berupa

perubahan fisiologis atau psikologis dan mencakup penurunan dalam

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 60: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

45

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kecemasan, munculnya stress, meningkatkan relaksasi, dan peningkatan

dalam interaksi sosial serta peningkatan kesejahteraan (Snyder &

Lindquist, 2002).

2.5 Peran Perawat dalam Terapi Komplementer pada Bayi Prematur

Perawat professional mempunyai tanggung jawab untuk memberikan

perawatan yang berkualitas tinggi kepada setiap anak. Salah satu peran

perawat anak sebagai care provider (pemberi perawatan utama) yaitu perawat

anak memberikan perawatan langsung kepada anak dan keluarganya pada

waktu sakit, luka, dan penyembuhan. Peran perawatan anak pada bayi

prematur adalah memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan

upaya mempertahankan dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan

normal. Salah satu intervensi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi prematur adalah dengan memberikan terapi komplementer

(Potter & Perry, 2006).

Peran perawat anak dalam memberikan perawatan pada bayi prematur dimulai

dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan dan

melakukan intervensi keperawatan. Pengkajian keperawatan yang dilakukan

terkait dengan pengkajian fisik bayi dan masalah-masalah yang ditemukan

pada bayi. Setelah melakukan pengkajian perawat menentukan masalah yang

dihadapi oleh bayi prematur. Masalah yang sering terjadi adalah

ketidakstabilan suhu tubuh, masalah nutrisi (berat badan bayi), pola nafas

tidak efektif, dan lain-lain. Intervensi yang dapat diberikan misalnya

memberikan susu secara teratur berdasarkan berat badan, memberikan

rangsangan pertumbuhan dan perkembangan misalnya bantalan nest (mirip

posisi bayi dalam kandungan), mengurangi kebisingan lingkungan,

memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, dan lain-lain (Wilkinson, 2000).

Selama beberapa dekade terapi komplementer menjadi bagian penting dari

perawatan kesehatan di Amerika dan beberapa negara. Terapi komplementer

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 61: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

46

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

dan filosofis awalnya merupakan bagian dari keperawatan sejak awal. Pada

tulisan keperawatan oleh Florence Nightingale (1859/1992) menekankan

bahwa pentingnya menciptakan lingkungan untuk terjadinya penyembuhan

dan pentingnya terapi seperti musik pada proses penyembuhan. Terapi

komplementer merupakan kesempatan bagi perawat untuk mendemostrasikan

perawatan pada pasien. Banyak dari intervensi keperawatan yang ada dapat

diklasifikasikan sebagai terapi komplementer (Snyder & Lindquist, 2002).

Hubungan penggunaan terapi komplementer dalam keperawatan telah

ditemukan. Banyak status yang sekarang ini tidak memiliki legislasi spesifik

dan panduan untuk penggunaan terapi komplementer. Namun, hal itu bukan

merupakan regulasi yang dibutuhkan, tetapi tentang pengaturan kepercayaan

seperti yang telah diambil oleh Royal College of Nursing di Inggris.

Kepercayaan ini terdiri dari (Snyder & Lindquist, 2002);

1. Kepercayaan bahwa semua pasien dan klien yang mempunyai hak yang

ditawarkan dan menerima terapi komplementer secara eksklusif sebagai

bagian dari praktik keperawatan.

2. Kepercayaan bahwa semua pasien dan klien yang mempunyai hak yang

berharap sesuai agamanya, budaya, dan kepercayaan spiritual percaya

bahwa akan diobservasi oleh perawat yang praktik terapi komplementer.

3. Kepercayaan bahwa semua terapi komplementer cocok untuk pasien dan

didukung oleh tim kolaborasi.

4. Kepercayaan bahwa registered nurse seharusnya berkualitas untuk terapi

komplementer dan harus yakin untuk bekerja dengan protokol yang

disetujui secara lokal pada praktik dan standar perawatan.

Peran perawat dalam memberikan terapi komplementer pada bayi prematur

ini juga didukung oleh suatu teori keperawatan yang dikemukakan oleh

Levine tentang ”model konservasi”. Tujuan dari Model Konservasi adalah

meningkatkan adaptasi dan memelihara keutuhan (keholistikan) dengan

menggunakan prinsip konservasi (perlindungan). Tiga konsep utama dari

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 62: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

47

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Model Konservasi adalah (1) Konservasi, (2) Adaptasi dan (3) Wholeness

(holistik) (George, 1995; Tomey & Alligood, 2006).

Levine (1989) mendefinisikan wholeness sebagai suatu sistem yang terbuka.

Levine menjabarkan definisi dari wholeness berdasarkan kutipan dari

pernyataan Erikson yaitu “Wholeness menekankan pada sebuah suara,

organik, progresif, mutualitas antara fungsi yang beraneka ragam dan

keseluruhan bagian di dalamnya, dengan batasan-batasan yang terbuka dan

lancar”. Levine percaya bahwa definisi Erikson ini menyediakan pilihan

untuk mengeksplorasi setiap bagian dari semua pemahaman dari whole.

Integritas diartikan sebagai suatu kesatuan dari individu yang menekankan

pada responnya secara terintegritas, dan pertunjukan tunggal pada tantangan

lingkungan (Tomey & Alligood, 2006).

Penerapan konsep wholeness pada bayi prematur dapat dilihat dari perubahan

lingkungan bayi dari intrauterin ke ekstrauterin. Pada mulanya bayi berada

pada lingkungan intrauterin. Semua kebutuhan bayi terpenuhi melalui

plasenta. Setelah bayi lahir, bayi ini harus menghadapi lingkungan yang

sangat berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Bayi harus berusaha sendiri

untuk memenuhi kebutuhannya seperti kehangatan, nutrisi, dan lain-lain.

Namun, bayi prematur ini memiliki keterbatasan kemampuan karena

immaturitas organnya. Oleh karena itu, perubahan dari lingkungan intrauterin

ke lingkungan ekstrauterin merupakan tantangan lingkungan yang besar buat

bayi. Perubahan ini akan menimbulkan bayi berespon terhadap

lingkungannya sesuai kemampuannya (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005;

Tomey & Alligood, 2006).

Levine (1989) menjabarkan konsep adaptasi sebagai proses perubahan di

mana individu mempertahankan integritasnya dalam menghadapi kenyataan

lingkungan internal dan eksternalnya. Konservasi merupakan sebuah hasil.

Beberapa adaptasi dapat berhasil dan beberapa lainnya tidak. Penerapan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 63: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

48

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

konsep adaptasi Levine pada bayi prematur ini dapat di lihat dari lingkungan

internal bayi dan lingkungan eksternalnya. Lingkungan internal bayi ini dapat

kita lihat dari keadaan fisiologis bayi. Bayi prematur memiliki kondisi organ

yang belum matur untuk menjalankan fungsinya sehingga bayi akan

memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan bayi cukup bulan. Bayi

juga harus menghadapi lingkungan eksternalnya yang mana sangat berbeda

dengan lingkungan sebelumnya dan didukung oleh organ yang belum matur.

Bayi prematur memiliki tantangan untuk beradaptasi secara sukses atau

maladaptasi. Untuk membuat bayi berhasil beradaptasi dengan tantangan

lingkungan internal dan eksternalnya, maka diperlukan suatu konservasi

(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Hockenberry & Wilson, 2007; Tomey

& Alligood, 2006).

Konsep ketiga Levine adalah konservasi. Konservasi ini oleh Levine dibagi

menjadi empat yaitu: (1) Konservasi energi; (2) Konservasi integritas sosial;

(3) Konservasi integritas personal; dan (4) Konservasi integritas struktur.

Levine (1991) menjabarkan konservasi energi sebagai seorang individu akan

membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan energi yang konstan

untuk mempertahankan aktivitas kehidupan. Konservasi energi tergantung

dari pertukaran energi bebas dengan lingkungan dalam sistem kehidupan

yang dapat secara konstan memberikan energi. Konservasi energi merupakan

bagian integral dari respon adaptif individu. Konservasi energi ini adalah

informasi tentang aktifitas fisik seseorang, nutrisi, pertukaran oksigen dan

suhu tubuh (Tomey & Alligood, 2006).

Penerapan konservasi energi Levine ini dapat terlihat dari pemberian terapi

komplementer seperti terapi musik kepada bayi prematur. Aplikasi dari

konsep ini pada terapi musik dapat dilihat dari sebuah penelitian yang

dilakukan Lubetzky, et al. (2009). Penelitian ini membuktikan bahwa terapi

musik dapat menurunkan resting energy expenditure (REE). Penurunan REE

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 64: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

49

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

memperlihatkan bahwa pemakaian energy bayi prematur yang diberi musik

menurun sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Konservasi Integritas Struktur tergantung dari sistem pertahanan tubuh yang

mendukung perbaikan dan penyembuhan sebagai respon terhadap perubahan

lingkungan internal dan eksternal. Konservasi ini melibatkan integritas kulit,

muskuloskeletal, imunitas, dan proses inflamasi. Penyembuhan merupakan

proses perbaikan dari integritas struktur. Salah satu penerapan konservasi

integritas struktur pada bayi prematur yaitu dengan pemberian terapi pijat

pada bayi. Pemberian terapi musik pada bayi ini akan berefek pada

peningkatan immunitas bayi (Bitmann, 2001; George, 1995; Tomey &

Alligood, 2006).

Konservasi integritas personal mengakui individu yang membangun dirinya

sebagai individu yang holistik dalam berespon terhadap lingkungan.

Konservasi integritas personal menyatakan bahwa individu akan berusaha

untuk dikenal, dihormati, dihargai, dimanusiakan, merdeka, tidak

ketergantungan, dan mempunyai identitas diri sangat penting. Namun, bayi

belum memperlihatkan konservasi integritas personal ini (Tomey &

Alligood).

Konservasi integritas sosial mengakui fungsi individu sebagai mahluk sosial.

Kehidupan menjadi tambah berarti melalui masyarakat yang sosial. Integritas

sosial diciptakan oleh keluarga dan teman, tempat bekerja dan sekolah,

agama, budaya, dan etnik. Salah satu penerapan konservasi integritas sosial

yaitu perawat mengajarkan kangoroo mother care (KMC) dan terapi musik

pada ibu, misalnya dengan nyanyian ibu. KMC yang dilakukan sambil ibu

bernyanyi ini akan meningkatkan hubungan ibu dan bayi (Bobak, Lowdermik

& Jensen, 2005; Tomey & Alligood, 2006).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 65: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

50

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

3 Kerangka Teori

Keterangan

: Fokus teori : Bukan fokus teori : Tujuan akhir

Karakteristik bayi - Berat badan < 2500

gram - Kulit tipis - Immaturitas organ - Immaturitas pusat

regulasi suhu - Lemak subkutan

kurang - Refleks tidak ada

atau lemah K

Optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan - Peningkatan berat badan - Kestabilan suhu tubuh - Peningkatan

perkembangan motorik dan neurologis

Asuhan Keperawatan dengan teori Levine

“ Model Konservasi”

Masalah bayi prematur - Risiko

kekurangan nutrisi

- Hipotermi - Apnea - Masalah

kardiovaskular - Infeksi - Risiko

l i

Bayi prematur (lahir pada usia gestasi

< 37 minggu)

Konservasi

Terapi komplementer - Terapi

musik

Kualitas generasi bangsa

Konservasi integritas sosial

Konservasi integritas

Konservasi

integritas struktur

Sumber: Bowden,1998; Hockenberry & Wilson, 2007; Johnston, Flood & Spinks, 2003; Olds, London & Ladewig, 2000; Tomey & Alligood, 2006

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 66: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

51 Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan antar variabel yang

terkait dalam masalah utama yang diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan

tinjauan pustaka. Kerangka konsep pada umumnya digambarkan dalam bentuk

skema atau diagram. Kerangka konsep penelitian dibuat dalam bentuk narasi

mencakup identifikasi variabel, jenis, serta hubungan antar variabel. Variabel

bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah terapi musik.

Variabel bebas (independent variable) ini akan mempengaruhi variabel terikat

(dependent variable). Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian

ini adalah berat badan dan suhu tubuh bayi prematur.

Kerangka konsep dalam penelitian ini secara lengkap digambarkan dalam

skema di bawah ini.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 67: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

52

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Skema 3.1

Kerangka Konsep

Independent Variable Dependent

Variable

3.2 Hipotesis

Hipotesis yang dipakai pada penelitian ini adalah Hipotesis alternative (Ha)

dua arah. Ha penelitian ini terdiri dari:

1. Terdapat perbedaan efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat

badan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

2. Terdapat perbedaan efektifitas terapi musik terhadap peningkatan suhu

tubuh pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Variabel confounding:

- ASI/Formula - Jenis Kelamin - Usia - Usia Gestasi - Nilai APGAR

Bayi prematur stabil

Suhu badan bayi prematur (°C)

Berat badan bayi (kg)

Dilakukan terapi musik

Tidak dilakukan terapi musik

Bayi prematur stabil

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 68: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

53

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional Kerangka Penelitian

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Independen 1. Terapi

musik

Peneliti memberikan terapi musik pada bayi prematur dengan menggunakan MP4, selama 30 menit/hari dalam 3 hari. Terapi dilakukan saat bayi dalam keadaan bangun atau setelah aktivitas.

Observasi dalam 30 menit dan diulang dalam 24 jam

1. Diberikan

terapi musik

2. Tidak diberikan terapi musik

Nominal

Dependen 1. Berat badan

bayi

Berat badan bayi yang diukur menggunakan timbangan digital yang sama pada kondisi dan waktu yang sama.

Peneliti mengisi format pengkajian berat badan setelah mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan digital.

Berat badan dalam gram

Rasio

2. Suhu badan bayi

Suhu badan bayi yang diukur menggunakan termometer digital yang sama pada kondisi dan waktu yang sama.

Peneliti mengukur menggunakan termometer digital aksila (°C)

Suhu tubuh dalam °C

Interval

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 69: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

54

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Faktor Perancu 1. Jenis

kelamin 2. Usia 3. Jenis

makanan 4. Nilai

APGAR

Penentuan seksual bayi terdiri dari perempuan dan laki-laki. Usia yang telah dilalui bayi yang dihitung dari hari kelahirannya. Nutrisi yang diberikan kepada bayi sampai usia 6 bulan yaitu berupa ASI ataupun formula Nilai untuk menentukan derajat asfiksia

Peneliti menentukan jenis kelamin berdasarkan observasi Peneliti menghitung usia dari hari kelahiran bayi. Peneliti menilai melalui observasi. Peneliti melihat nilai APGAR pada rekam medis bayi

1. Laki-laki 2. Perempuan

Usia dalam hari 1. ASI 2. Susu

formula 3. ASI dan

susu formula

1. Asfiksia

Berat (Nilai APGAR 1 - 3).

2. Asfiksia Sedang (Nilai APGAR 4 – 6).

3. Asfiksia Ringan (Nilai APGAR 7 – 10).

Nominal Interval Nominal Ordinal

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 70: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

55

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan quasi-

experimental design dengan pre-post test control group design untuk

membandingkan tindakan yang dilakukan sebelum dan sesudah eksperimen.

Pada penelitian ini subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

intervensi musik dan kelompok kontrol (tanpa intervensi musik).

Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Pretest merupakan

pengukuran berat badan dan suhu badan sebelum intervensi dan dilakukan

pada kedua kelompok untuk mengetahui data dasar yang akan digunakan.

Pretest juga digunakan untuk mengetahui efek dari variabel independen.

Intervensi dilakukan pada kelompok intervensi terapi musik kemudian

dilakukan posttest, demikian juga kelompok kontrol. Hasil sebelum dan

sesudah intervensi dibandingkan, demikian juga kelompok kontrol. Hasil yang

diperoleh dibandingkan antara kelompok intervensi terapi musik dan

kelompok kontrol. Secara skematik, rancangan penelitian digambarkan pada

skema 4.1.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 71: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

56

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Skema 4.1

Desain Penelitian

Pretest Postest

Keterangan BM1 : berat badan bayi sebelum diberi terapi musik (pengukuran pada hari ke-1) BM2 : berat badan bayi setelah diberi terapi musik hari ke-1 (pengukuran pada hari ke-2) BM3 : berat badan bayi setelah diberi terapi musik hari ke-2 (pengukuran pada hari ke-3) BM4 : berat badan bayi setelah diberi terapi musik hari ke-3 (pengukuran pada hari ke-4) SM1 : suhu tubuh bayi sebelum diberi terapi musik hari ke-1. SM2 : suhu tubuh bayi setelah diberi terapi musik hari ke-1 SM3 : suhu tubuh bayi setelah diberi terapi musik hari ke-2 SM4 : suhu tubuh bayi setelah diberi terapi musik hari ke-3 BP1 : berat badan bayi sebelum kelompok tanpa terapi musik. BP2 : berat badan bayi setelah kelompok tanpa terapi musik hari ke-1 BP3 : berat badan bayi setelah kelompok tanpa terapi musik hari ke-2 BP4 : berat badan bayi setelah kelompok tanpa terapi musik hari ke-3 SP1 : suhu tubuh bayi sebelum kelompok tanpa terapi musik. SP2 : suhu tubuh bayi sebelum kelompok tanpa terapi musik hari ke-1 SP3 : suhu tubuh bayi sebelum kelompok tanpa terapi musik hari ke-2 SP4 : suhu tubuh bayi sebelum kelompok tanpa terapi musik hari ke-3 X1 : perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi terapi musik. X2 : perbedaan suhu badan bayi sebelum dan sesudah diberi terapi musik. X3 : perbedaan berat badan pada kelompok kontrol X4 : perbedaan suhu badan bayi pada kelompok kontrol.

BM1

Terapi musik

Subjek penelitian

Consecutive sampling

SM1

BM4 BM3 BM2

SM4 SM3 SM2

X1

X2

Tanpa terapi musik

BP4 BP3 BP2 BP1

SP1 SP4 SP3 SP2

X4

X3

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 72: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

57

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan sejumlah subjek yang memenuhi karakteristik yang

telah ditentukan dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2008). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh bayi prematur yang dirawat inap di

RSIA Pertiwi Makassar, RSIA Fatimah Makassar, RS Labuang Baji

Makassar.

4.2.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah bayi prematur stabil yang dirawat di

RSIA Pertiwi Makassar, RSIA Fatimah Makassar, RS Labuang Baji

Makassar, dan memenuhi kriteria inklusi yaitu bayi prematur dengan:

1. Orang tua bayi memberikan persetujuan bayi dijadikan sebagai

responden.

2. Usia gestasi berdasarkan nilai Ballard mulai dari 28 minggu hingga

kurang dari 37 minggu.

3. Berat badan lahir atau sebelum intervensi mulai dari 1500 gram

hingga 2500 gram.

Kriteria eksklusi bayi prematur dengan:

1. Bayi mengalami komplikasi prematur misalnya: RDS, anemia,

perdarahan intrakranial, NEC, PDA, infeksi aktif, dan apnea

prematuritas.

2. Bayi sedang menjalani perawatan fototerapi ataupun transfusi tukar.

3. Bayi mengalami anomali kongenital.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability

sampling yaitu systematic random sampling. Systematic random sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang menuntut peneliti untuk

mengambil sampel secara sistematis. Misalnya, setiap unsur populasi yang

keenam, yang dapat dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 73: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

58

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

populasi dapat dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan

ukuran sampel (Mustafa, 2000).

Penelitian ini menentukan kelompok intervensi terapi musik dan kelompok

kontrol berdasarkan jumlah bayi prematur yang diperoleh pada setiap

rumah sakit. Penentuan kelompok intervensi dan kontrol dilakukan

melalui teknik systematic random sampling yaitu dilakukan jika bayi

pertama yang diperoleh ditentukan sebagai kelompok intervensi, maka

bayi berikutnya adalah kontrol dan begitu pula selanjutnya.

Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus uji

hipotesis beda dua mean berpasangan adalah sebagai berikut (Ariawan,

1998):

Keterangan:

n : jumlah perkiraan sampel.

d : Standar deviasi

Z1-α/2 : Derajat kemaknaan

Z1-β : Kekuatan uji

(µ1 - µ2) : Perbedaan rata-rata kedua kelompok

Perhitungan besar sampel digunakan untuk menilai ketepatan penelitian

(accuracy). Lima data statistik yang saling mempengaruhi dalam

perhitungan besar sampel adalah perbedaan hasil klinis atau effect size (d);

besarnya kesalahan tipe I (α); kekuatan uji yang diperlukan; karakteristik

data (simpang baku atau proporsi); dan besar sampel. Perubahan satu faktor

dapat mempengaruhi 4 faktor lainnnya. Perbedaan hasil klinis (d)

ditetapkan oleh peneliti dan angka yang digunakan tidak diambil dari

pustaka, namun berdasarkan judgment klinis peneliti, yakni perbedaan

n = δ² (Z1-α/2 + Z1-β)2

(µ1 - µ2)2

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 74: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

59

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

terkecil yang secara klinis dianggap berarti. Pada penelitian ini perbedaan

klinis yang ditentukan peneliti adalah 7 gram, hal ini berdasarkan pada

pertimbangan skala timbangan yang digunakan adalah 10 gram

(Sastroasmoro, 2008).

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan derajat

kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90%. Peneliti menggunakan penelitian

awal oleh Lubetzky, et al. (2009) dengan standar deviasi 8,12. Peneliti

menguji hipotesis dengan perbedaan rata-rata minimum yang ingin

dideteksi adalah 7 gram:

n = (8,12)2 (1,96+1,28)2

(7)2

n = 14,12

n = 14

Sampel minimal yang diperlukan sebanyak 14 bayi pada tiap kelompok.

Peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal untuk

mengantisipasi adanya drop out, sehingga jumlah sampel menjadi 15 bayi

pada tiap kelompok. Jumlah total sampel menjadi 30 bayi.

Penelitian dilaksanakan di tiga rumah sakit. Jumlah sampel yang

direncanakan pada setiap rumah sakit disamakan untuk menghindari faktor

bias. Setiap rumah sakit direncanakan diambil sepuluh bayi. Sepuluh bayi

yang menjadi responden ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Setiap rumah sakit terdiri dari 5 bayi

pada kelompok intervensi dan 5 bayi pada kelompok kontrol. Namun,

pada saat penelitian jumlah sampel yang diambil pada rumah sakit tidak

sama yaitu RSIA Fatimah Makassar sebanyak 11 bayi, RSIA Pertiwi

Makassar 12 bayi dan RS Labuang Baji Makassar 7 bayi.

Penelitian ini dilaksanakan di tiga rumah sakit pemerintah yaitu RS.

Labuang Baji Makassar, RSIA Siti Fatimah Makassar, dan RSIA Pertiwi

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 75: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

60

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Makassar yang memiliki karakteristik hampir sama. Berdasarkan data

yang diperoleh selama penelitian 19 April - 12 Juni 2010, responden yang

masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 33 bayi prematur. Tiga bayi

prematur mengalami drop out disebabkan dibawa pulang paksa oleh orang

tua. Responden dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi

sebanyak 16 bayi prematur dan kelompok kontrol sebanyak 14 bayi

prematur.

4.3 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di Makassar dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa

Sulawesi Selatan memiliki angka kelahiran bayi prematur yang lebih tinggi

dibandingkan persentase nasional. Pada awalnya penelitian direncanakan

diadakan di empat rumah sakit di Makassar, namun salah satu rumah sakit

tidak memberikan ijin penelitian, sehingga penelitian diadakan di tiga rumah

sakit pemerintah. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi

Makassar, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Fatimah Makassar dan RS

Labuang Baji Makassar. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pertiwi Makassar

dipilih karena merupakan rumah sakit ibu dan anak pemerintah provinsi

Sulawesi Selatan. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Fatimah Makassar

dipilih karena merupakan rumah sakit bersalin pemerintah kota Makassar. RS

Labuang Baji merupakan rumah sakit umum pemerintah terbesar kedua di

kota Makassar. Selain itu, penelitian tentang efektifitas terapi musik

peningkatan berat badan dan suhu bayi prematur belum pernah dilakukan di

rumah sakit tersebut.

Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit yang berbeda. Oleh karena itu

perlu melihat gambaran dari ketiga rumah sakit yang ada untuk melihat

adanya keseragaman tiap rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mengurangi

faktor perancu dalam penelitian. Berikut gambaran ketiga rumah sakit yang

digunakan sebagai tempat penelitian ditinjau dari standar perawatan

berdasarkan NIC NOC yaitu:

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 76: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

61

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

1. Perawatan perawatan metode kangguru (PMK) kadang-kadang dilakukan

di ketiga rumah sakit. PMK belum menjadi standar perawatan pada ketiga

rumah sakit tersebut.

2. Cara pemberian susu di ketiga rumah sakit tersebut menggunakan oral

gastric tube (OGT) atau nasogastric tube (NGT), botol susu, spuit

(tabung suntik) dan sendok. OGT atau NGT diberikan ketika bayi

memiliki komplikasi atau memiliki refleks isap yang kurang. Jika

kemampuan isap bayi kuat maka susu diberikan melalui botol susu. Susu

yang diberikan melalui spuit (tabung suntik) atau sendok ketika bayi

memiliki refleks isap yang belum kuat.

3. Dua rumah sakit menghitung jumlah susu dalam sehari disesuaikan

berdasarkan usia dalam hari, berat badan harian bayi, serta kondisi bayi.

Jumlah total susu yang diperoleh kemudian dibagi untuk pemberian tiap 2

atau 3 jam sekali. Sedangkan, satu rumah sakit yang lain menghitung

jumlah susu yang akan diberikan kepada bayi disesuaikan dengan

toleransi minum bayi. Cara menghitungnya yaitu pada hari pertama lahir

diberikan 5 cc susu untuk setiap 2 jam, jika bayi tidak mengalami muntah

atau kembung maka jumlahnya akan ditambah sedikit demi sedikit untuk

setiap harinya.

4. Ketiga rumah sakit yang digunakan memiliki pencahayaan yang terang.

5. Perawat di ketiga rumah sakit tidak mengubah posisi (posisi supine atau

prone) bayi tiap tiga jam.

6. Perawat di ketiga rumah sakit tidak memberikan posisi fleksi

menggunakan bantalan bentuk U (nesting).

7. Semua bayi di ketiga rumah sakit meletakkan bayi dalam inkubator. Pada

saat kondisi bayi sudah stabil maka bayi akan di weaning yaitu dengan

mematikan inkubator.

8. Ketiga rumah sakit mengganti diapers bayi ketika diapers sudah penuh

atau bayi buang air besar.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 77: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

62

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

9. Ketiga rumah sakit tidak mensterilkan perlengkapan minum bayi (botol

susu, sendok, cawan, dan spuit (tabung suntik)) setiap kali pemberian

susu.

10. Ketiga rumah sakit langsung memberikan susu formula setelah bayi lahir.

11. Satu rumah sakit memberikan susu secara teratur sesuai jam minum bayi;

sedangkan dua rumah sakit lainnya memberikan susu secara tidak teratur.

Susu diberikan oleh mahasiswa yang praktek atau diberikan sendiri oleh

ibunya. Perawat kurang memperhatikan jadwal minum susu bayi.

12. Perawat di dua rumah sakit kadang-kadang memberikan pendidikan

kesehatan kepada ibu bayi tentang cara menyusui bayi dan perawatan bayi

prematur; sedangkan satu rumah sakit lainnya tidak.

13. Tingkat kebisingan ruangan di rumah sakit tergolong bising. Volume

suara di setiap rumah sakit secara rinci sebagai berikut:

a. RS Labuang Baji (inkubator: 40 - 71,7 dB; ruangan: 50,3 – 84,1 dB)

b. RSIA Pertiwi Makassar (inkubator: 52,2 - 65,1 dB; ruangan: 47,5 –

89,0 dB)

c. RSIA Fatimah Makassar (inkubator: 53,0 – 75,1 dB;

ruangan: 56,6 – 89,0 dB)

4.4 Waktu Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data awalnya direncanakan 6 minggu namun

karena sampel tidak mencukupi maka penelitian dilakukan selama 8 minggu

yaitu 19 April hingga 12 Juni 2010.

4.5 Etika Penelitian

Peneliti tetap memperhatikan dan mempertahankan serta menjunjung tinggi

etika penelitian selama melakukan penelitian. Kode etik penelitian profesi

keperawatan berdasarkan American Nurses Assosiation (ANA) terdiri dari

lima yaitu (Lobiondo – Wood dan Haber, 2006; Polit & Beck, 2006):

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 78: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

63

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.5.1 Self determination

Setiap responden memiliki hak secara otonomi untuk membuat suatu

keputusan secara sadar untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam

suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan responden bayi, dimana

belum memiliki kemampuan untuk memberikan persetujuan. Oleh karena

itu, pada penelitian ini hak responden diwakilkan oleh orang tua bayi (ibu

atau ayah). Sebelum intervensi dilakukan, peneliti memberikan penjelasan

kepada orang tua responden tentang tujuan, prosedur penelitian, intervensi

yang akan dilakukan serta manfaat dan kerugian dari intervensi yang

diberikan pada bayi. Pada kelompok intervensi, peneliti memberikan

penjelasan bahwa bayi akan diberikan terapi musik 30 menit selama tiga

hari; sedangkan pada kelompok kontrol peneliti menjelaskan bahwa bayi

dikontrol berat badan dan suhu tubuhnya selama 3 hari kemudian pada hari

berikutnya bayi diberikan terapi musik selama 3 hari pula.

Orang tua responden diberikan kesempatan untuk memberikan persetujuan

ataupun menolak berpartisipasi dalam penelitian. Jika orang tua responden

bersedia, maka diberikan lembar persetujuan atau informed consent (lihat

lampiran 4) untuk ditandatangani. Sebelum menandatangani format,

responden diberikan kesempatan untuk bertanya. Pada saat pelaksanaan

penelitian terdapat 1 orang tua bayi yang menolak bayinya dijadikan

sebagai responden dengan alas an pribadi.

4.5.2 Privacy and dignity

Saat melakukan penelitian, peneliti menjaga privacy responden. Privacy

responden dijaga dengan cara menghargai setiap data yang diberikan

responden, tidak memaksa responden untuk memberikan informasi sesuai

dengan keinginan peneliti, dan peneliti tidak membagi informasi yang

diberikan responden kepada orang lain.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 79: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

64

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.5.3 Anonymity and Confidentially

Prinsip anonymity pada penelitian ini dilakukan dengan peneliti tidak

mencantumkan identitas responden, melainkan dengan memberikan kode

responden. Data penelitian dari responden hanya diketahui oleh peneliti

dan responden yang bersangkutan. Sedangkan, prinsip confidentiality

pada penelitian ini dilakukan dengan menjaga semua informasi yang

diperoleh dari responden dan hanya memakainya untuk keperluan

penelitian. Informasi yang telah dikumpulkan dalam bentuk lembaran

kertas dan data dipindahkan ke dalam software. Data disimpan selama

minimal 3 tahun, hal ini berdasarkan rekomendasi Human Research

Review Committee of Grand Valley State University bahwa data penelitian

minimal disimpan selama 3 tahun dan tidak ada maksimum lama

penyimpanan data penelitian.

4.5.4 Fair Treatment

Setiap individu memiliki hak yang sama untuk dipilih dan ikut terlibat

dalam suatu penelitian tanpa diskriminasi. Kedua kelompok penelitian

mendapat intervensi yang sama dengan waktu pelaksanaan yang berbeda.

Kelompok intervensi mendapatkan terapi musik pada tiga hari pertama

setelah menyetujui menjadi responden; sedangkan kelompok kontrol

mendapatkan terapi musik pada hari ke-empat setelah setuju menjadi

responden.

4.5.5 Protection from Discomfort and Harm

Peneliti tetap mempertimbangkan kenyamanan responden dan risiko

perlakuan yang diberikan selama penelitian. Kenyamanan responden baik

fisik, psikologis dan sosial tetap dipertimbangkan. Pada penelitian ini bayi

tetap diletakkan dalam inkubator selama terapi musik berlangsung. Peneliti

menghangatkan tangan dan alat sebelum disentuhkan ke tubuh bayi. Pada

pelaksanaan penelitian, semua bayi tampak nyaman ditandai dengan bayi

tidak menangis.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 80: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

65

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.6.Alat Pengumpulan Data

4.6.1 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. lembar observasi yang berisi tentang data demografi responden,

karakteristik responden, lembar observasi berat badan harian, dan

lembar observasi suhu badan harian.

2. timbangan bayi digital: Timbangan bayi yang digunakan untuk

mengukur berat badan bayi.

3. termometer aksila digital: termometer aksila yang digunakan untuk

mengukur suhu tubuh bayi.

4. MP4 dan speaker dengan merk yang sama digunakan untuk

mengeluarkan suara musik dengan volume 65 – 75 dB dan diletakkan

30 cm dari telinga bayi atau diletakkan di kaki bayi (berdasarkan

rekomendasi American Academy of Pediatric yaitu tidak lebih dari 75

dB).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 81: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

66

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5. audiometri digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan suara musik,

inkubator dan ruangan.

6. lullabies merupakan instrumen musik yang digunakan. Lullabies

merupakan instrumen musik bayi yang dijual bebas. Di Indonesia, hak

produksi Lullabies dipegang oleh Ultima Production. Waktu

pemutaran Lullabies adalah 30 menit (berdasarkan hasil penelitian

Arnon et all, 2006; Standley, 2008).

4.6.2 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reabilitas pada setiap alat yang digunakan. Uji validitas

dilakukan pada timbangan berat badan bayi digital, termometer digital,

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 82: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

67

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

MP4, dan audiometri yang digunakan. Timbangan dan audiometri yang

digunakan telah dilakukan kalibrasi dulu sebelum digunakan (lihat

lampiran 15). Semua bayi memperoleh terapi musik, pengukuran berat

badan dan suhu tubuh menggunakan alat yang sama.

Uji reabilitas dilakukan pada timbangan berat badan bayi digital dan

termometer digital. Uji ini dilakukan dengan cara mengembalikan

timbangan dan termometer pada titik nol sebelum digunakan. Bayi

ditimbang sebanyak 3 kali untuk memastikan berat badannya.

4.7 Prosedur Pengumpulan data

4.7.1 Prosedur Administrasi

1. Peneliti mengajukan kaji etik penelitian pada komite etik FIK UI pada

25 Maret 2010 (lampiran 9).

2. Peneliti mengajukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh FIK-

UI dan ditujukan pada badan penelitian dan pengembangan daerah

(Balitbangda) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 24

Maret 2010 (lampiran 10 & 11).

3. Peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian yang

dikeluarkan oleh FIK-UI dan Balitbangda Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan kepada RSIA Pertiwi Makassar dan RSIA Fatimah

Makassar, dan RS Labuang Baji Makassar (lampiran 12, 13 & 14).

4. Peneliti meneruskan izin kepada kepala ruangan masing-masing rumah

sakit tempat penelitian dilaksanakan, setelah mendapatkan surat izin

dari diklit masing-masing rumah sakit.

4.7.2 Prosedur Teknis

1. Peneliti melakukan penelitian pada tiga rumah sakit di Makassar.

Waktu kunjungan ke rumah sakit ditentukan berdasarkan jam pertama

kali mengukur bayi yang dijadikan responden pada tiap rumah sakit.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 83: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

68

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

2. Peneliti menggunakan lembar checklist untuk memastikan semua

rumah sakit yang digunakan homogen. Lembar checklist berisi

intervensi standar perawatan bayi prematur berdasarkan NIC – NOC

(lampiran 6).

3. Peneliti meminta kepada ruangan tempat penelitian untuk diberikan

contact person. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan informasi ada

atau tidaknya bayi prematur di ruangan rumah sakit tersebut.

4. Peneliti mengidentifikasi setiap rumah sakit tentang waktu

penimbangan harian bayi (pada jam berapa dan kondisi apa bayi

ditimbang setiap harinya). Bayi pada setiap rumah sakit ditimbang

sesuai dengan kondisinya. Bayi yang stabil ditimbang setiap pagi hari

sebelum diberikan minum. Bayi yang kurang stabil ditimbang sebelum

dan setelah menyusu.

5. Peneliti menentukan responden bayi prematur berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi. Responden ditentukan dengan selang seling

antara kelompok inrtervensi dan kontrol sesuai dengan urutan bayi

prematur yang diperoleh pada waktu tertentu untuk setiap rumah sakit.

6. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian kepada orang

tua responden

7. Peneliti memberikan lembaran persetujuan atau informed consent

untuk ditandatangani oleh orang tua responden, Jika orang tua

responden bersedia untuk memberikan persetujuan untuk melibatkan

bayinya dalam penelitian, maka bayi digunakan sebagai responden

dalam penelitian. Jika orang tua menolak, maka bayi tidak digunakan

sebagai responden dalam penelitian.

8. Peneliti mengambil data awal (sesuai lembar observasi). Sebagian data

yang diperlukan ditanyakan pada orang tua misalnya paritas, usia ibu

dan alamat. Sebagian data lainnya diambil dari rekam medik bayi

misalnya berat badan lahir, panjang badan lahir, APGAR, usia gestasi

dan riwayat pengobatan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 84: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

69

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

9. Peneliti memberikan terapi musik selama 30 menit/hari selama 3 hari

sesuai dengan prosedur pemberian terapi musik.

10. Peneliti memberikan terapi musik kepada kelompok kontrol setelah 3

hari observasi penelitian.

11. Peneliti mengukur berat badan pada kedua kelompok diukur setiap hari

dalam 1 kali 24 jam. Jarak pengukuran pada tiap bayi tiap harinya

adalah 24 jam.

12. Pengukuran berat badan dilakukan pada kondisi, waktu dan alat yang

sama. Berat badan diukur setiap hari selama bayi menjadi responden.

Berat badan diukur sebelum terapi musik diberikan.

13. Pengukuran suhu tubuh dilakukan pada kondisi, waktu dan alat yang

sama. Suhu tubuh diukur setiap hari selama bayi menjadi responden.

Suhu tubuh diukur sebelum dan setelah terapi musik diberikan setiap

harinya.

14. Data yang diperoleh kemudian didokumentasikan.

4.7.3 Prosedur Intervensi Terapi Musik

1. Peneliti mengukur berat badan dan suhu badan sebelum diberikan

intervensi terapi musik pada setiap harinya selama 3 hari (observasi

hingga hari ke-4). Pada kelompok kontrol dilakukan sebelum

dilakukan kontrol selama 4 hari.

2. Peneliti mengukur berat badan dan suhu badan harian bayi prematur

(setiap 24 jam). Pengukuran berat badan dilakukan sebelum terapi

musik diberikan pada tiap harinya selama 3 hari dan 1 hari post

intervensi. Suhu badan diukur sebelum dan setelah diberikan terapi

musik pada setiap harinya selama 3 hari masa intervensi musik dan 1

hari setelah intervensi.

3. Pengukuran berat badan dilakukan pada waktu, alat dan kondisi

(setelah bayi ganti popok, dimandikan dan minum susu) yang sama.

4. Peneliti memberikan intervensi terapi musik selama 30 menit/hari

selama 3 hari.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 85: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

70

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5. Prosedur pemberian terapi musik meliputi:

a. Peneliti mengukur berat badan bayi 15 menit sebelum terapi musik

dilakukan.

b. Peneliti mengukur suhu tubuh sebelum diberikan terapi musik.

c. Peneliti memberikan terapi musik pada waktu 15 menit setelah

touching time (ganti popok, minum susu, kunjungan orang tua,

tindakan-tindakan yang lain pada bayi) dan saat bayi menuju tidur

kembali.

d. Peneliti mengendalikan lingkungan untuk mengurangi kebisingan

misalnya dengan menutup pintu dan mengurangi suara yang lain

misalnya diajak bicara, suara mesin. Peneliti berusaha agar pada

saat musik diputar, bayi hanya mendengar suara dari alat musik

saja. Namun, pada pelaksanaannya peneliti sulit untuk

mengendalikan kebisingan karena aktivitas dalam ruangan dan

luasnya ruangan yang tanpa sekat sehingga tingkat kebisingan

masih tinggi (lihat di karakteristik tempat penelitian).

e. Peneliti mengukur tingkat kebisingan ruangan dan inkubator

menggunakan audiometri sebelum dilakukan penelitian. Pengukuran

kebisingan ini dilakukan pada setiap rumah sakit. Hasil pengukuran

menunjukkan bahwa kebisingan didalam inkubator lebih rendah

dibandingkan dengan kebisingan ruangan.

Pengukuran kebisingan di dalam inkubator

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 86: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

71

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Pengukuran kebisingan di ruangan

f. Peneliti memutar musik Lullabies dengan menggunakan MP4 pada

waktu setelah waktu aktivitas bayi (minum susu, ganti popok dan

interaksi dengan orang tua) bayi prematur.

g. Peneliti mengatur volume CD menjadi 65 – 75 dB.

h. Peneliti meletakkan speaker ke dalam inkubator dan memberikan

jarak sekitar 30 cm dari telinga bayi atau meletakkan di bagian kaki

bayi.

i. Peneliti memastikan keadaan bahwa suara yang didengar bayi hanya

berasal dari speaker musik yang diputar.

j. Musik diputar selama 30 menit.

k. Peneliti menghentikan musik setelah 30 menit.

l. Peneliti mengukur suhu tubuh setelah diberikan terapi musik selama

30 menit.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 87: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

72

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Skema 4.2

Alur intervensi

Pemilihan sampel pada setiap RS sesuai prosedur pengambilan sampel (simple random sampling) Pengukuran berat

badan (BB) sebelum intervensi

Intervensi musik selama 30 menit sesuai prosedur

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

Intervensi musik sesuai prosedur

Pengukuran suhu tubuh setelah intervensi musik hari 1

BB dan suhu tubuh sebelum terapi hari 2

Pengukuran suhu tubuh sebelum intervensi

Pengukuran suhu tubuh setelah intervensi musik hari 2

BB dan suhu tubuh sebelum terapi hari 3

Intervensi musik sesuai prosedur

Pengukuran suhu tubuh setelah intervensi musik hari 2

Pengukuran BB dan suhu tubuh post terapi musik (hari 4)

Pengukuran berat badan dan suhu tubuh sebelum dikontrol hari 1

Kontrol selama 30 menit sesuai prosedur

Pengukuran suhu tubuh setelah dikontrol 30 menit hari 1

Pengukuran berat badan dan suhu tubuh sebelum dikontrol hari 2

Kontrol selama 30 menit sesuai prosedur

Pengukuran suhu tubuh setelah dikontrol 30 menit hari 2

Pengukuran berat badan dan suhu tubuh sebelum dikontrol hari 3

Kontrol selama 30 menit sesuai prosedur

Pengukuran suhu tubuh setelah dikontrol 30 menit hari 3

Pengukuran BB dan suhu tubuh post kontrol (hari 4) dan diberikan terapi musik

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 88: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

73

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.8 Rencana Analisis Data

4.8.1 Pengolahan data

4.8.1.1 Editing

Semua hasil pengukuran yang ada di lembar observasi (terlampir)

diperiksa kelengkapannya. Semua data yang diperoleh lengkap kecuali

lembar observasi dari responden yang drop out.

4.8.1.2 Coding

Pada tahap ini, diberikan kode atau nilai pada tiap jenis data untuk

menghindari kesalahan dan memudahkan pengolahan data.

4.8.1.3 Tabulating

Data dikelompokkan ke dalam kategori yang telah ditentukan dan

dilakukan tabulasi kemudian diberikan kode untuk kemudahan pengolahan

data.

4.8.1.4 Entry Data

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam program analisis

dengan menggunakan komputer.

4.8.1.5 Data Cleansing

Tindakan yang dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan saat

memasukkan data. Jika telah dipastikan tidak terdapat kesalahan dalam

entry data maka data siap untuk dianalisis dengan menggunakan program

komputer.

4.8.2 Analisis Data

4.8.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data seperti rerata,

median, modus, proporsi dan lain-lain (Sastroasmoro & Ismael, 2008).

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang

diteliti dalam penelitian, yaitu dengan melihat semua distribusi data dalam

penelitian. Analisis univariat pada penelitian ini adalah variabel bebas,

karakteristik responden dan variabel terikat yaitu berat badan dan suhu

badan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 89: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

74

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Data kategorik menggunakan frekuensi dan persentase. Data numerik

menggunakan mean, median, standar deviasi, minimal maksimal dan

confident interval (CI) 95%. Data yang menggunakan mean dan standar

deviasi (SD) adalah berat badan, suhu tubuh, karakteristik responden

(usia). Data yang dinyatakan dengan proporsi atau presentase adalah jenis

kelamin, nilai APGAR, jenis makanan.

4.8.2.2 Analisis Bivariat

Uji statistik yang digunakan terdiri dari uji parametrik dan uji non-

parametrik. Uji parametrik merupakan uji statistik yang

mempertimbangkan distribusi data, yaitu apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Uji non parametrik merupakan uji statistik yang tidak

mempertimbangkan distribusi data. Data yang terdistribusi normal diuji

menggunakan statistik parametrik dan data yang tidak terdistribusi normal

akan diuji menggunakan uji non parametrik.

Analisis bivariat digunakan untuk menyatakan analisis terhadap dua

variabel, yaitu 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Uji hipotesis yang

biasa digunakan pada analisis bivariat parametrik adalah uji t, Anova, uji

hipotesis untuk proporsi (uji kai-kuadrat, uji mutlak Fisher). Uji bivariat

non parametrik misalnya uji Mann-Whitney, uji binomial, uji chi-square,

uji friedman dan lain-lain. Pada penelitian ini digunakan uji t untuk uji

parametrik dan uji Mann-Whitney untuk uji non parametrik (Sastroasmoro

& Ismael, 2008).

Analisis bivariat digunakan untuk melihat perbedaan peningkatan berat

badan dan suhu badan bayi prematur yang diberikan intervensi dengan

terapi musik dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi

terapi musik. Sebelum dilakukan analisis bivariat perlu dilakukan uji

homogenitas varian dan uji normalitas. Uji homogenitas dilakukan pada

variabel yang diteliti untuk melihat varian antara kelompok data yang

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 90: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

75

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

diberikan intervensi terapi musik apakah sama dengan kelompok yang

tidak diberikan musik. Uji homogenitas yang digunakan adalah Levene

test. Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi data yang akan

diuji. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk test karena

jumlah sampel yang kecil. Jika hasil uji normalitas data menunjukkan data

berdistribusi tidak normal maka data diuji dengan statistik non parametrik;

sedangkan data yang berdistribusi normal diuji dengan statistik parametrik

(Hasil uji dibahas pada BAB.V).

Uji t digunakan untuk menganalisis data dengan variabel bebas nominal (2

nilai) dengan variabel terikat berskala numerik. Uji t dibedakan menjadi 2

jenis yaitu uji untuk kelompok independen (pooled t test) dan untuk

kelompok berpasangan (paired t test). Pada kelompok independen,

pemilihan subjek pada kelompok yang satu tidak bergantung pada

karakteristik kelompok yang lain. Pada kelompok berpasangan, cara

pemilihan subjek berdasarkan subjek yang sama diperiksa pra- dan pasca-

intervensi (desain before and after), atau pemilihan subjek kelompok yang

satu dilakukan matching dengan kelompok yang lain (Sastroasmoro &

Ismael, 2008).

Tabel 4.1

Analisis Variabel Dependen dan Variabel Independen Variabel Pre Variabel Post Uji Statistik Berat badan sebelum diberikan intervensi terapi musik setiap hari

Berat badan setelah diberikan intervensi terapi musik setiap hari

Paired t-test

Suhu badan sebelum penelitian pada kelompok kontrol setiap hari

Suhu badan setelah periode penelitian pada kelompok kontrol setiap hari.

Paired t-test

Variabel Kelompok Intervensi

Variabel Kelompok Kontrol Uji Statistik

Peningkatan berat badan setelah diberi terapi musik

Peningkatan berat badan tanpa terapi musik

Pooled t-test/ Mann-Whitney test

Perubahan suhu badan setelah diberi terapi musik

Perubahan suhu badan tanpa terapi musik

Pooled t-test/ Mann-Whitney test

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 91: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

76

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

4.8.2.3 Analisis Kovarians

Pengaruh terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh

setelah dikontrol oleh variabel confounding menggunakan analisis

kovarians (Ankova). Analisis kovarians merupakan analisis yang

digunakan untuk mengontrol variabel pengganggu. Analisis kovarian

merupakan gabungan dari analisis varians (ANOVA) dengan analisis

regresi (Mawarni, 2008).

Pendekatan yang digunakan dalam analisis kovarians adalah dengan

memasukkan model regresi ganda, dimana faktor-faktor yang dipelajari

(perlakuan) ditempatkan sebagai variabel nominal. Variabel yang

dikendalikan dinamakan kovariat. Variabel ini dapat berupa skala

pengukuran, misalnya untuk skala pengukuran nominal digunakan variabel

“dummy”. Penggunaan analisis kovarians memberikan asumsi bahwa

tidak ada interaksi antara variabel pengganggu (Confounding) dengan

variabel perlakuan. Bila terdapat interaksi yang kuat maka penentuan suatu

variabel sebagai penggangu adalah tidak tepat (Mawarni, 2008).

Pada penelitian ini dianalisis apakah ada interaksi antara variabel

pengganggu (jenis kelamin, APGAR, usia dan pemberian ASI/formula)

dengan peningkatan berat badan dan suhu tubuh akibat terapi musik. Uji

Ancova dilakukan dengan menganalisis terlebih dahulu variabel

independen dan variabel dependen tanpa memasukkan variabel kovariat.

Jika hasil uji menunjukkan P value < α (0,05), maka variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Kemudian variabel independen dan

dependen tersebut dianalisis kembali dengan memasukkan variabel

kovariat. Jika hasil uji menunjukkan P value < α (0,05), maka variabel

confounding tersebut mempengaruhi intervensi. Namun, jika P value > α

(0,05), maka variabel confounding tersebut tidak mempengaruhi intervensi

yaitu perubahan yang terjadi memang karena intervensi yang diberikan

dan tidak ada pengaruh variabel lainnnya.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 92: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

77

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab kelima ini menguraikan hasil penelitian tentang efektifitas terapi musik

terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh di Makassar. Penelitian ini

dilaksanakan di 3 rumah sakit pemerintah yaitu RS. Labuang Baji Makassar,

RSIA Siti Fatimah Makassar, dan RSIA Pertiwi Makassar. Hasil penelitian yang

diuraikan meliputi analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.

Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan penjelasannya. Hasil

penelitian tersebut diuraikan secara berurutan dari analisis univariat dan bivariat

adalah sebagai berikut:

5.1 Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari usia kronologis, jenis kelamin, nilai

APGAR menit 1, nilai APGAR menit 2, dan jenis makanan bayi.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut usia kronologis

di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Mean SD Minimum Maximum

Usia (hari) 5,87 5,090 3 28

Hasil analisis usia bayi pada tabel 5.1 menggambarkan bahwa rata- rata

usia bayi yang menjadi responden penelitian adalah 5,87 hari dengan

standar deviasi 5,090 hari. Umur bayi termuda adalah 3 hari dan umur bayi

tertua adalah 28 hari.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 93: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

78

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut jenis kelamin, APGAR

menit1, APGAR menit 2, & jenis makanan bayi di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variable Frequency Percent Valid Percent Cumulatif Percent

Jenis Kelamin a. Laki- Laki b. Perempuan

11 19

46,7 53,3

46,7 53,3

46,7

100,0

APGAR menit 1 a. Asfiksia ringan b. Asfiksia sedang c. Asfiksia berat

18 12 0

60,0 40,0

0

60,0 40,0

0

60,0

100,0 0

APGAR menit 5 a. Asfiksia ringan b. Asfiksia sedang c. Asfiksia berat

29 1 0

96,7 3,3 0

96,7 3,3 0

96,7

100,0 0

Jenis makanan a. ASI b. Susu formula c. ASI dan susu

formula

0 4

26

0

13,3 86,7

0

13,3 86,7

0

13,3 100,0

Hasil analisis univariat pada tabel 5.2 menggambarkan tentang jenis

kelamin bayi, derajat asfiksia berdasarkan nilai APGAR dan jenis

makanan yang diberikan kepada bayi. Bayi prematur yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 11 bayi (46,7%) lebih sedikit bila dibandingkan

dengan bayi yang berjenis kelamin perempuan yaitu 19 bayi prematur

(53,3). Asfiksia yang dialami bayi berdasarkan nilai APGAR menit

pertama adalah asfiksia ringan sebanyak 18 bayi (60%), asfiksia sedang

sebanyak 12 bayi (40%) dan tidak ada bayi yang mengalami asfiksia berat.

Asfiksia yang dialami bayi berdasarkan nilai APGAR menit kelima adalah

asfiksia ringan sebanyak 26 bayi (86,7%), dan asfiksia sedang sebanyak 4

bayi (13,3%). Jenis makanan yang diberikan kepada bayi sebagian besar

adalah campuran ASI dan susu formula yaitu 86,7% dan 13,3% bayi

minum susu formula saja.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 94: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

79

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.1.2 Berat Badan Harian Responden

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berat badan harian bayi prematur pada kelompok

intervensi & kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Berat Badan N Mean SD Minimum Maximum

Hari I a. Kelompok intervensi b. Kelompok kontrol

16 14

1720,00 1967,14

275,874 331,951

1320 1380

2250 2510

Hari II a. Kelompok intervensi b. Kelompok kontrol

16 14

1743,75 1945,71

284,344 292,988

1320 1380

2300 2400

Hari III a. Kelompok intervensi b. Kelompok kontrol

16 14

1761,88 1960,00

279,171 303,315

1330 1410

2300 2450

Hari IV a. Kelompok intervensi b. Kelompok kontrol

16 14

1790,63 1976,43

276,296 302,721

1360 1420

2340 2450

Hasil analisis yang tercantum dalam tabel 5.3 menguraikan tentang

gambaran berat badan bayi yang diukur setiap harinya selama proses

intervensi (4 hari), baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok

intervensi. Hasil analisis hari I pada kelompok intervensi menunjukkan

bahwa rata-rata berat badan bayi adalah 1720 gram dengan standar deviasi

275,874 gram, serta berat badan minimum bayi berkisar 1320 gram dan

maksimum 2250 gram lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Rata-rata berat badan bayi pada kelompok kontrol adalah 1967,14

gram dengan standar deviasi 331,951 gram, serta berat badan minimum

bayi adalah 1380 gram dan maksimum 2510 gram.

Hasil analisis hari II pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa berat

badan rata-rata bayi berada pada 1743,75 gram dengan standar deviasi

284,344 gram dengan berat badan minimum bayi pada kelompok

intervensi ini berada pada 1320 gram dan maksimum berada pada 2300

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 95: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

80

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

gram lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berat badan

rata-rata pada kelompok kontrol pada hari II berkisar 1945,71 gram

dengan standar deviasi 292,988 gram. Berat badan minimum bayi pada

kelompok kontrol adalah 1380 gram dan berat badan maksimumnya

adalah 2400 gram.

Hasil analisis hari III pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa berat

badan rata-rata bayi berada pada 1761,88 gram dengan standar deviasi

279,171 gram dengan berat badan minimum bayi pada kelompok

intervensi ini berada pada 1330 gram dan maksimum berada pada 2300

gram lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berat badan

rata-rata pada kelompok kontrol pada hari II berkisar 1960,00 gram

dengan standar deviasi 303,315 gram. Berat badan minimum bayi pada

kelompok kontrol adalah 1410 gram dan berat badan maksimumnya

adalah 2450 gram.

Hasil analisis hari IV pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa berat

badan rata-rata bayi berada pada 1790,63 gram dengan standar deviasi

276,296 gram dengan berat badan minimum bayi pada kelompok

intervensi ini berada pada 1360 gram dan maksimum berada pada 2340

gram lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berat badan

rata-rata pada kelompok kontrol pada hari II berkisar 1976,43 gram

dengan standar deviasi 302,271 gram. Berat badan minimum bayi pada

kelompok kontrol adalah 1420 gram dan berat badan maksimumnya

adalah 2450 gram.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 96: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

81

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.1.3 Suhu Tubuh Harian Responden

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi suhu tubuh harian bayi prematur pada kelompok

intervensi & kontrol 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel suhu tubuh N Mean SD Minimum Maximum Hari I a. Kelompok intervensi

- Sebelum terapi - Setelah terapi

b. Kelompok kontrol - Sebelum 30 menit - Setelah 30 menit

16

14

36,6 36,8

36,6 36,6

0,5759 0,4674

0,3159 0,3298

35,4 35,8

36,0 35,8

37,6 37,4

37,1 37,0

Hari II a. Kelompok intervensi

- Sebelum terapi - Setelah terapi

b. Kelompok kontrol - Sebelum 30 menit - Setelah 30 menit

16

14

36,6 36,8

36,5 36,5

0,3733 0,2971

0,6855 0,7199

35,6 36,2

34,9 34,9

37,2 37,3

37,6 37,5

Hari III a. Kelompok intervensi

- Sebelum terapi - Setelah terapi

b. Kelompok kontrol - Sebelum 30 menit - Setelah 30 menit

16

14

36,7 36,9

36,7 36,7

0,4015 0,3642

0,5195 0,5347

36,0 36,2

35,6 35,6

37,6 37,6

37,4 37,5

Hasil analisis yang tercantum dalam tabel 5.4 menguraikan tentang

gambaran suhu tubuh bayi yang diukur setiap harinya selama proses

intervensi (4 hari), baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok

intervensi. Suhu tubuh bayi prematur diukur sebelum dan setelah terapi

musik pada setiap harinya. Hasil analisis hari I pada kelompok intervensi

menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh bayi sebelum terapi adalah

36,6°C dengan standar deviasi 0,5759°C, serta suhu tubuh minimum bayi

adalah 35,4°C dan maksimum 37,6°C. Sedangkan, rata-rata suhu tubuh

bayi setelah terapi berkisar 36,8°C dengan standar deviasi 0,4674°C, serta

suhu tubuh minimum bayi adalah 35,8°C dan maksimum 37,4°C. Hasil

analisis pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata suhu tubuh bayi

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 97: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

82

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

sebelum dikontrol selama 30 menit berada pada 36,6°C dan standar deviasi

0,3159°C dan suhu tubuh minimum bayi 36,0°C serta suhu tubuh

maksimum 37,1°C. Sedangkan, rata-rata suhu tubuh bayi setelah 30 menit

berkisar 36,6°C dengan standar deviasi 0,3298°C, serta suhu tubuh

minimum bayi adalah 35,8°C dan maksimum 37,0°C.

Hasil analisis hari II pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa rata-

rata suhu tubuh bayi sebelum terapi adalah 36,6°C dengan standar deviasi

0,3733°C, serta suhu tubuh minimum bayi adalah 35,6°C dan maksimum

37,2°C. Sedangkan, rata-rata suhu tubuh bayi setelah terapi berkisar

36,8°C dengan standar deviasi 0,2971°C, serta suhu tubuh minimum bayi

adalah 36,2°C dan maksimum 37,3°C. Hasil analisis pada kelompok

kontrol menunjukkan rata-rata suhu tubuh bayi sebelum dikontrol selama

30 menit berada pada 36,7°C dan standar deviasi 0,5195°C dan suhu tubuh

minimum bayi 34,9°C serta suhu tubuh maksimum 37,6°C. Sedangkan,

rata-rata suhu tubuh bayi setelah 30 menit berkisar 36,5°C dengan standar

deviasi 0,7199°C, serta suhu tubuh minimum bayi adalah 34,9°C dan

maksimum 37,5°C.

Hasil analisis hari III pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa rata-

rata suhu tubuh bayi sebelum terapi adalah 36,7°C dengan standar deviasi

0,4015°C, serta suhu tubuh minimum bayi adalah 36,0°C dan maksimum

37,6°C. Sedangkan, rata-rata suhu tubuh bayi setelah terapi berkisar

36,9°C dengan standar deviasi 0,3642°C, serta suhu tubuh minimum bayi

adalah 36,2°C dan maksimum 37,6°C. Hasil analisis pada kelompok

kontrol menunjukkan rata-rata suhu tubuh bayi sebelum dikontrol selama

30 menit berada pada 36,5°C dan standar deviasi 0,6855°C dan suhu tubuh

minimum bayi 35,6°C serta suhu tubuh maksimum 37,4°C. Sedangkan,

rata-rata suhu tubuh bayi setelah 30 menit berkisar 36,7°C dengan standar

deviasi 0,5347°C, serta suhu tubuh minimum bayi adalah 35,6°C dan

maksimum 37,5°C.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 98: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

83

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.1.4 Peningkatan Berat Badan Harian Responden

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi peningkatan berat badan harian bayi pada kelompok

intervensi & kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Berat Badan N Mean SD Minimum Maximum Peningkatan Hari ke-2 a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

23,75 -21,43

29,183 77,346

-30

-260

70 50

Peningkatan Hari ke-3 a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

18,13 14,29

19,738 28,206

-10 -50

50 50

Peningkatan Hari ke-4 a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

28,75 16,43

17,038 11,507

0

-10

60 30

Peningkatan Total a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

70,63 9,29

37,677 67,307

-10 -10

120 70

Grafik 5.1 Peningkatan berat badan harian bayi prematur pada kelompok intervensi &

kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Hasil analisis yang tercantum dalam tabel 5.5 menguraikan tentang

peningkatan berat badan harian dan total bayi selama proses intervensi

pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi. Hasil analisis

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 99: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

84

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

peningkatan berat badan hari ke-2 adalah peningkatan berat badan dari hari

ke-1 hingga hari ke-2 intervensi. Pada kelompok intervensi terlihat bahwa

rata-rata peningkatan berat badan bayi berkisar 23,75 gram dengan standar

deviasi 29,183. Hal ini lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata

peningkatan berat badan bayi pada kelompok kontrol yang mengalami

penurunan berkisar 21,43 gram dengan standar deviasi 77,346 gram. Berat

badan bayi pada kelompok intervensi ini minimum mengalami penurunan

30 gram dan maksimum mengalami peningkatan 70 gram. Hal ini lebih

besar bila dibandingkan dengan nilai minimum berat badan bayi adalah

mengalami penurunan sebesar 260 gram dan maksimum mengalami

peningkatan sebesar 50 gram.

Hasil analisis peningkatan berat badan hari ke-3 adalah peningkatan berat

badan dari hari ke-2 hingga hari ke-3 intervensi. Pada kelompok intervensi

terlihat bahwa rata-rata peningkatan berat badan bayi berkisar 18,13 gram

dengan standar deviasi 19,738. Hal ini lebih besar bila dibandingkan

dengan rata-rata peningkatan berat badan bayi pada kelompok kontrol

yang berkisar 14,29 gram dengan standar deviasi 28,206 gram. Berat

badan bayi pada kelompok intervensi ini minimum mengalami penurunan

10 gram sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar

50 gram. Berat badan maksimum mengalami peningkatan 50 gram pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol juga mengalami peningkatan

sebesar 50 gram.

Hasil analisis peningkatan berat badan hari ke-4 adalah peningkatan berat

badan dari hari ke-3 hingga hari ke-4 intervensi. Pada kelompok intervensi

terlihat bahwa rata-rata peningkatan berat badan bayi berkisar 28,75 gram

dengan standar deviasi 17,038. Hal ini lebih besar bila dibandingkan

dengan rata-rata peningkatan berat badan bayi pada kelompok kontrol

yang berkisar 16,43 gram dengan standar deviasi 11,507. Berat badan bayi

pada kelompok intervensi ini minimum mengalami peningkatan 0 gram

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 100: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

85

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 10 gram.

Berat badan maksimum mengalami peningkatan 60 gram pada kelompok

intervensi yang lebih besar dari kelompok kontrol yang mengalami

peningkatan sebesar 30 gram.

Hasil analisis peningkatan berat badan total yaitu peningkatan berat badan

dari hari I hingga hari ke IV. Pada kelompok intervensi terlihat bahwa

rata-rata peningkatan berat badan bayi berkisar 70,63 gram dengan standar

deviasi 37,677. Hal ini lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata

peningkatan berat badan bayi pada kelompok kontrol yang berkisar 9,29

gram dengan standar deviasi 67,307. Berat badan bayi pada kelompok

intervensi ini minimum mengalami penurunan sebesar 10 gram, demikian

pula pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 10 gram. Berat

badan maksimum mengalami peningkatan 120 gram pada kelompok

intervensi yang lebih besar dari kelompok kontrol yang mengalami

peningkatan sebesar 70 gram.

5.1.5 Peningkatan Suhu Tubuh Harian Responden Sebelum dan Setelah

Terapi Musik

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi peningkatan suhu tubuh harian sebelum & setelah terapi bayi prematur pada kelompok intervensi & kontrol di Makassar

19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Suhu Tubuh N Mean SD Minimum Maximum Peningkatan Hari I a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

0,181 -0,057

0,2713 0,1089

-0,3 -0,2

0,8 0,1

Peningkatan Hari II a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

0,194 0,014

0,1436 0,1351

0,0 -0,2

0,6 0,2

Peningkatan Hari III a. Kelompok terapi b. Kelompok kontrol

16 14

0,231 0,014

0,1922 0,1351

0,0 -0,2

0,8 0,2

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 101: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

86

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Grafik 5.2 Peningkatan suhu tubuh harian sebelum & setelah terapi bayi prematur

pada kelompok intervensi & kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Hasil analisis yang tercantum dalam tabel 5.6 menguraikan tentang

peningkatan suhu tubuh harian dan total bayi selama proses intervensi

pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi. Hasil analisis

peningkatan suhu tubuh hari I adalah peningkatan suhu tubuh sebelum dan

setelah terapi musik selama 30 menit pada hari I baik pada kelompok

kontrol maupun pada kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi

terlihat bahwa rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi berkisar 0,181°C

dengan standar deviasi 0,2713°C. Hal ini lebih besar bila dibandingkan

dengan rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi pada kelompok kontrol yang

mengalami penurunan sebesar 0,057°C dengan standar deviasi 0,1089°C.

Suhu tubuh bayi pada kelompok intervensi ini minimum mengalami

penurunan 0,3°C sedangkan pada kelompok kontrol mengalami

penurunan sebesar 0,2°C. Suhu tubuh maksimum mengalami peningkatan

0,8°C pada kelompok intervensi yang lebih besar dari kelompok kontrol

yang mengalami peningkatan sebesar 0,1°C.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 102: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

87

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Hasil analisis peningkatan suhu tubuh hari II adalah peningkatan suhu

tubuh sebelum dan setelah terapi musik selama 30 menit pada hari II baik

pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi. Pada kelompok

intervensi terlihat bahwa rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi berkisar

0,194°C dengan standar deviasi 0,1436°C. Hal ini lebih besar bila

dibandingkan dengan rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi pada

kelompok kontrol yang mengalami penurunan sebesar 0,014°C dengan

standar deviasi 0,1351°C. Suhu tubuh bayi pada kelompok intervensi ini

minimum berkisar 0,0°C sedangkan pada kelompok kontrol mengalami

penurunan sebesar 0,2°C. Suhu tubuh maksimum mengalami peningkatan

0,6°C pada kelompok intervensi yang lebih besar dari kelompok kontrol

yang mengalami peningkatan sebesar 0,2°C.

Hasil analisis peningkatan suhu tubuh hari III adalah peningkatan suhu

tubuh sebelum dan setelah terapi musik selama 30 menit pada hari III baik

pada kelompok kontrol maupun pada kelompok intervensi. Pada kelompok

intervensi terlihat bahwa rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi berkisar

0,231°C dengan standar deviasi 0,1922°C. Hal ini lebih besar bila

dibandingkan dengan rata-rata peningkatan suhu tubuh bayi pada

kelompok kontrol yang mengalami penurunan sebesar 0,014°C dengan

standar deviasi 0,1351°C. Suhu tubuh bayi pada kelompok intervensi ini

minimum berkisar 0,0°C sedangkan pada kelompok kontrol mengalami

penurunan sebesar 0,2°C. Suhu tubuh maksimum mengalami peningkatan

0,8°C pada kelompok intervensi yang lebih besar dari kelompok kontrol

yang mengalami peningkatan sebesar 0,2°C.

5.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel

independen dengan variabel dependen. Hasil yang diperoleh dari penelitian

adalah sebagai berikut:

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 103: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

88

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.2.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

variasi yang sama. Uji homogenitas pada penelitian ini terdiri dari

karakteristik responden (usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR

menit 1, dan APGAR menit 5) antara kelompok kontrol dan intervensi,

berat badan dan suhu tubuh harian bayi prematur antara kelompok kontrol

dan kelompok intervensi, perbedaan peningkatan berat badan dan suhu

tubuh pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

5.2.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.7 Uji kesetaraan usia dan berat badan awal bayi pada kelompok

intervensi & kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Mean Kelompok kontrol (N=14)

Mean Kelompok intervensi (N=16)

P value

Usia 4,57 7,00 0,073

Berat badan awal 1967,14 1720,00 0,410 Ket: α=0,05

Hasil analisis pada tabel 5.7 menunjukkan adanya kesetaraan antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan dengan P

value usia bayi dan berat badan awal (0,073 & 0,410). yang nilainya lebih

besar dari 0,05. P value yang lebih besar dari α (0,05) menunjukkan bahwa

semua variabel tersebut homogen antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 104: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

89

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.8 Uji kesetaraan karakteristik responden (jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1, dan APGAR menit 5) antara kelompok intervensi &

kelompok kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Kelompok kontrol (N=14)

Kelompok intervensi (N=16)

P value

n persen n persen

Jenis kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

5

9

(35,7%)

(64,3%)

6

10

(62,5%)

(37,5%)

0,846

Jenis makanan

- ASI

- Susu formula

- Gabungan ASI dan susu formula

12

2

0

(0%)

(14,3%)

(85,7%)

14

2

0

(0%)

(12,5%)

(87,5%)

0,784

APGAR menit 1

- Asfiksia ringan

- Asfiksia sedang

- Asfiksia berat

8

6

0

(57,1%)

(42,9%)

(0%)

10

6

0

(62,5%)

(37,5%)

(0%)

0,898

APGAR menit 5

- Asfiksia ringan

- Asfiksia sedang

- Asfiksia berat

13

1

0

(92,9%)

(7,1%)

(0%)

16

0

0

(100%)

(0%)

(0%)

0,093

Ket: α=0,05

Hasil analisis pada tabel 5.8 menunjukkan adanya kesetaraan antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini dibuktikan dengan P

value jenis kelamin (0,846), jenis makanan (0,784), APGAR menit 1

(0,898) dan menit kelima (0,093) yang nilainya lebih besar dari 0,05. P

value yang lebih besar dari α (0,05) menunjukkan bahwa semua variabel

tersebut homogen antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 105: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

90

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini juga

dimaksudkan untuk menentukan uji bivariat yang akan digunakan yaitu uji

parametrik untuk data yang berdistribusi normal dan uji non-parametrik

untuk data yang berdistribusi tidak normal. Hasil penelitian di uji

normalitasnya adalah berat badan harian bayi prematur, suhu tubuh harian

bayi prematur sebelum dan setelah terapi, peningkatan berat badan harian

dan total bayi prematur, serta peningkatan suhu tubuh harian dan total bayi

prematur.

5.2.2.1 Berat Badan dan Suhu Tubuh Harian Bayi Prematur

Tabel 5.9 Uji normalitas data berat badan & suhu tubuh bayi pada kelompok intervensi & kontrol di Makassar 19 April -12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Perlakuan Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistik Df P value Statistik Df P value

BB I (gram)

Kontrol Intervensi

0,170 0,110

14 16

0,200 0,200

0,958 0,962

14 16

0,691 0,699

BB II (gram)

Kontrol Intervensi

0,201 0,119

14 16

0,131 0,200

0,950 0,959

14 16

0,561 0,650

BB III (gram) Kontrol 0,188 14 0,194 0,951 14 0,573 Intervensi 0,116 16 0,200 0,970 16 0,841 BB IV (gram) Kontrol 0,205 14 0,113 0,943 14 0,461 Intervensi 0,098 16 0,200 0,969 16 0,825 suhu sb I (°C) Kontrol 0,161 14 0,200 0,953 14 0,612 Intervensi 0,178 16 0.189 0,933 16 0,271 Suhu ss I (°C) Kontrol 0,123 14 0,200 0,951 14 0,574 Intervensi 0,177 16 0,195 0,922 16 0,179 suhu sb II (°C) Kontrol 0,232 14 0,040 0,883 14 0,063 Intervensi 0,148 16 0,200 0,913 16 0,131 Suhu ss II (°C) Kontrol 0,243 14 0,025 0,838 14 0,016*

Intervensi 0,106 16 0,200 0,968 16 0,807 suhu sb III (°C) Kontrol 0,094 14 0,200 0,965 14 0,797 Intervensi 0,124 16 0,200 0,969 16 0,827 Suhu ss III (°C) Kontrol 0154 14 0,200 0,950 14 0,564 Intervensi 0,135 16 0,200 0,976 16 0,925 Ket: * bermakna pada < α (0,05)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 106: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

91

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Hasil analisis tabel 5.9 menunjukkan hasil uji normalitas dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-wilk. Hasil analisis yang

digunakan adalah Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan

kurang dari 50 bayi. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh bahwa P

value berat badan hari I kelompok intervensi dan kontrol (0,691; 0,699),

berat badan hari II kelompok intervensi dan kontrol (0,561; 0,650), berat

badan hari III kelompok intervensi dan kontrol (0,573; 0,841),berat badan

hari IV kelompok intervensi dan kontrol (0,461; 0,825) lebih besar dari α

(0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa data berat badan berdistribusi

normal.

Hasil analisis suhu tubuh pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa terdapat data

yang berdistribusi normal dan data yang berdistribusi tidak normal. Data

yang berdistribusi normal terlihat dengan P value yang lebih besar dari α

(0,05) yaitu suhu tubuh hari I sebelum intervensi pada kelompok kontrol

dan kelompok intervensi (0,612; 0,271), suhu tubuh hari I setelah

intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (0,574; 0,179),

suhu tubuh hari II sebelum intervensi pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi (0,063; 0,131), suhu tubuh hari II setelah intervensi

pada kelompok intervensi (0,807), suhu tubuh hari III sebelum intervensi

pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (0,797; 0,827), suhu

tubuh hari III setelah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi (0,564; 0,925). Sedangkan, data yang berdistribusi tidak normal

yaitu memiliki P value yang lebih kecil dari α (0,05) terdapat pada suhu

tubuh setelah intervensi pada kelompok kontrol (0,016)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 107: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

92

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.2.2.2 Peningkatan Berat Badan dan Suhu Tubuh Harian dan Total Bayi

Prematur

Tabel 5.10 Uji normalitas data peningkatan berat badan & suhu tubuh bayi

prematur pada kelompok intervensi & kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistik Df P value Statistik Df P value Peningkatan BB hari 2 0,250 30 0,000 0,692 30 0,000*

Peningkatan BB hari 3 0,112 30 0,200 0,939 30 0,087*

Peningkatan BB hari 4 0,195 30 0,005 0,930 30 0.050

peningkatan BB total 0,189 30 0,008 0,822 30 0,000*

peningkatan suhu hari 1 0,181 30 0,013 0,922 30 0,030*

peningkatan suhu hari 2 0,209 30 0,002 0,913 30 0,017*

peningkatan suhu hari 3 0,163 30 0,042 0,886 30 0,004*

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis tabel 5.10 menunjukkan hasil uji normalitas dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-wilk. Hasil analisis yang

digunakan adalah Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan

kurang dari 50 bayi. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat data

yang berdistribusi normal dan data yang berdistribusi tidak normal. Data

yang berdistribusi normal terlihat dengan P value yang lebih besar dari α

(0,05) yaitu peningkatan berat badan hari ke-3 dan ke-4 (0,087 dan 0,050).

Data yang berdistribusi tidak normal terlihat dengan P value yang lebih

kecil dari α (0,05) yaitu peningkatan berat badan hari ke-2, peningkatan

berat badan total (0,000 dan 0,000), dan peningkatan suhu tubuh hari I, II

dan III (0,030; 0,017; dan 0,004).

5.2.3 Perbedaan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Setelah Terapi

Musik pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa berat badan harian bayi

prematur berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji bivariat untuk melihat

adanya perbedaan berat badan bayi prematur sebelum dan setelah

diberikan terapi musik adalah menggunakan uji parametrik. Uji parametrik

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 108: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

93

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

yang digunakan adalah paired t-test. Hasil uji ini dijabarkan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 5.11 Perbedaan berat badan hari I sebelum & setelah terapi musik di

Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Kelompok Berat badan Mean Standar Deviasi

95% Confidence Interval

P value

Lower Upper Intervensi Hari I -23,750 29,183 -39,301 -8,199 0,005*

Hari II Kontrol Hari I 21,429 77,346 -23,230 66,087 0,319

Hari II Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.11 menunjukkan perbedaan berat badan

sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi menunjukkan

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik. Hal ini dibuktikan dengan P value < α (0,05) yaitu

0,005 (95% Confidence Interval -39,301 dan -8,199). Berdasarkan nilai

tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat

perbedaan berat badan pada hari I dan II pada kelompok intervensi

(diberikan terapi musik).

Hasil uji statistik pada kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

dilakukan kontrol berat badan selama 3 hari. Hal ini dibuktikan dengan P

value > α (0,05) yaitu 0,319 (95% Confidence Interval -23,230 dan

66,087). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan berat badan pada hari I dan II

pada kelompok kontrol (tidak diberikan terapi musik).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 109: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

94

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.12 Perbedaan berat badan hari II sebelum & setelah intervensi di

Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Kelompok Berat badan Mean Standar Deviasi

95% Confidence Interval

P value

Lower Upper Intervensi Hari II -18,125 19,738 -28,643 -7,607 0,002*

Hari III Kontrol Hari II -14,286 28,206 -30,572 2,000 0,081

Hari III Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.12 menunjukkan perbedaan berat badan

sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Hasil uji statistik pada kelempok intervensi menunjukkan

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik. Hal ini dibuktikan dengan P value < α (0,05) yaitu

0,002 (95% Confidence Interval -8,643 dan -7,607). Berdasarkan nilai

tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat

perbedaan berat badan pada hari II dan III pada kelompok intervensi.

Hasil uji statistik pada kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

dilakukan kontrol berat badan selama 3 hari. Hal ini dibuktikan dengan P

value > α (0,05) yaitu 0,081 (95% Confidence Interval -30,572 dan 2,000).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan berat badan pada hari II dan III

pada kelompok kontrol.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 110: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

95

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.13 Perbedaan berat badan hari III sebelum & setelah intervensi di

Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Kelompok Berat badan Mean Standar Deviasi

95% Confidence Interval

P value

Lower Upper Intervensi Hari III -28,750 17,078 -37,850 -19,650 0,000*

Hari IV Kontrol Hari III -16,429 11,507 -23,073 -9,784 0,000*

Hari IV Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.13 menunjukkan perbedaan berat badan

sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Hasil uji statistik pada kelempok intervensi menunjukkan

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik pada hari III dan IV. Hal ini dibuktikan dengan P

value < α (0,05) yaitu 0,000 (95% Confidence Interval -37,850 dan -

19,650). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat perbedaan berat badan pada hari III dan IV

pada kelompok intervensi (diberikan terapi musik).

Hasil uji statistik pada kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan

berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah dilakukan kontrol

pada hari III dan IV. Hal ini dibuktikan dengan P value > α (0,05) yaitu

0,000 (95% Confidence Interval -23,073 dan -9,784). Berdasarkan nilai

tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat

perbedaan berat badan pada hari III dan IV pada kelompok kontrol (tidak

diberikan terapi musik).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 111: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

96

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.14 Perbedaan berat badan total sebelum & setelah intervensi di Makassar

19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Kelompok Berat badan Mean Standar Deviasi

95% Confidence Interval

P value

Lower Upper Intervensi Hari I -70,625 37,677 -90,702 -50,548 0,000*

Hari IV Kontrol Hari I -9,286 67,307 -48,148 29,576 0,614

Hari IV Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.14 menunjukkan perbedaan berat badan

sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Hasil uji statistik pada kelempok intervensi menunjukkan

adanya perbedaan berat badan yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik selama 3 hari. Hal ini dibuktikan dengan P value <

α (0,05) yaitu 0,000 (95% Confidence Interval -90,702 dan -50,584).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat perbedaan berat badan yang bermakna setelah

diberikan terapi musik selama 3 hari pada kelompok intervensi (diberikan

terapi musik).

Hasil uji statistik pada kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan

berat badan yang tidak bermakna antara sebelum dan setelah dilakukan

kontrol selama 3 hari. Hal ini dibuktikan dengan P value > α (0,05) yaitu

0,614 (95% Confidence Interval -48,148 dan 29,576). Berdasarkan nilai

tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% tidak

terdapat perbedaan berat badan setelah dikontrol selama 3 hari pada

kelompok kontrol (tidak diberikan terapi musik).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 112: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

97

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5.2.4 Perbedaan Suhu Tubuh Bayi Prematur Sebelum dan Setelah Terapi

Musik pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa suhu tubuh harian bayi

prematur berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji bivariat untuk melihat

adanya perbedaan suhu tubuh bayi prematur sebelum dan setelah diberikan

terapi musik adalah menggunakan uji parametrik. Uji parametrik yang

digunakan adalah paired t-test. Hasil uji ini dijabarkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 5.15 Perbedaan suhu tubuh total sebelum & setelah intervensi di Makassar

19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Hari Kelompok Berat badan

Mean Mean total

Standar Deviasi

95% Confidence Interval

P value

Lower Upper I Intervensi Sebelum 36,6

36.8 -0,1813 0,2713 -0,3258 -0,0367 0,017*

Setelah Kontrol Sebelum 36.6

36.6 0,0571 0,1089 -0,058 0,1200 0,071

Setelah II Intervensi Sebelum 36.6 0,1938 0,1436 -0,2703 -0,1172 0,000*

Setelah 36.8 Kontrol Sebelum 36.5 -0,0143 0,1351 -0,0923 0,0637 0,699

Setelah 36.5 III Intervensi Sebelum 36.7 -0,2313 0,1922 -0,3337 -0,1288 0,000*

Setelah 36.9 Kontrol Sebelum 36.7 -0,0143 0,1351 -0,0923 0,0637 0,699

Setelah 36.7 Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.15 menunjukkan perbedaan suhu tubuh sebelum

dan setelah intervensi kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada

hari I, II, III dan total. Hasil uji statistik pada hari I kelompok intervensi

menunjukkan adanya perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara

sebelum dan setelah diberikan terapi musik selama 30 menit. Hal ini

dibuktikan dengan P value < α (0,05) yaitu 0,017 (95% Confidence

Interval -0,3258 dan -0,367). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat perbedaan suhu tubuh

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 113: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

98

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

yang bermakna setelah diberikan terapi musik selama 30 menit pada

kelompok intervensi (diberikan terapi musik).

Hasil uji statistik pada hari I kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya

perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah dikontrol

selama 30 menit (tanpa terapi musik). Hal ini dibuktikan dengan P value <

α (0,05) yaitu 0,071 (95% Confidence Interval -0,058 dan 1,200).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna

setelah dikontrol selama 30 menit (tanpa terapi musik).

Hasil uji statistik pada hari II kelompok intervensi menunjukkan adanya

perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik selama 30 menit. Hal ini dibuktikan dengan P value

< α (0,05) yaitu 0,000 (95% Confidence Interval -0,2703 dan -0,1127).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna setelah

diberikan terapi musik selama 30 menit pada kelompok intervensi

(diberikan terapi musik) pada hari ke-2.

Hasil uji statistik pada hari II kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya

perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah dikontrol

selama 30 menit (tanpa terapi musik). Hal ini dibuktikan dengan P value <

α (0,05) yaitu 0,699 (95% Confidence Interval -0,0923 dan 0,0637).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna

setelah dikontrol selama 30 menit (tanpa terapi musik) di hari ke-2.

Hasil uji statistik pada hari III kelompok intervensi menunjukkan adanya

perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah

diberikan terapi musik selama 30 menit. Hal ini dibuktikan dengan P value

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 114: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

99

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

< α (0,05) yaitu 0,000 (95% Confidence Interval -0,3337 dan -0,1288).

Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna setelah

diberikan terapi musik selama 30 menit pada kelompok intervensi

(diberikan terapi musik) pada hari ke-3.

Hasil uji statistik pada hari III kelompok kontrol menunjukkan tidak

adanya perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah

dikontrol selama 30 menit (tanpa terapi musik). Hal ini dibuktikan dengan

P value < α (0,05) yaitu 0,699 (95% Confidence Interval -0,0923 dan

0,0637). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpukan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna

setelah dikontrol selama 30 menit (tanpa terapi musik) di hari ke-2.

5.2.5 Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan

Setelah Intervensi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa peningkatan berat badan

harian bayi prematur berdistribusi normal pada hari ke-2 dan peningkatan

berat badan total sedangkan peningkatan pada hari ke-3 dan hari ke-4

berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, uji bivariat yang digunakan

pada hasil penelitian ini dipilih berdasarkan distribusi data. Data yang

berdistribusi normal akan diuji menggunakan uji parametrik yaitu pooled

t-test. Data yang berdistribusi tidak normal akan diuji menggunakan uji

non-parametrik yaitu Mann Whitney Test.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 115: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

100

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.16 Perbedaan peningkatan berat badan pada kelompok intervensi &

kontrol di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Kelompok Mean P value Peningkatan berat badan hari ke-2

Intervensi Kontrol

23,75 -21,43

0,031*

Peningkatan berat badan hari ke-3

Intervensi Kontrol

18,13 14,29

0,666

Peningkatan berat badan hari ke-4

Intervensi Kontrol

28,75 16,43

0,030*

Peningkatan berat badan total

Intervensi Kontrol

70,63 9,29

0,002*

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.16 memaparkan tentang perbedaan peningkatan

berat badan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada hari

ke-2, 3, 4 dan total. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan peningkatan berat badan yang bermakna antara kelompok

kontrol dan kelompok intervensi pada hari ke-2 (berat badan hari I dan II).

Hal ini dibuktikan dengan melihat P value < α (0,05) yaitu 0,031.

Berdasarkan P value tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang

bermakna antara hari I dan II terapi musik antara kelompok kontrol dan

kelompok intervensi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

peningkatan berat badan yang bermakna antara kelompok kontrol dan

kelompok intervensi pada hari ke-3 (berat badan hari II dan III). Hal ini

dibuktikan dengan melihat P value > α (0,05) yaitu 0,666. Berdasarkan P

value tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan

95% tidak terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang bermakna

antara hari II dan III terapi musik antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 116: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

101

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

berat badan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi pada hari ke-4 (berat badan hari III dan IV). Hal ini dibuktikan

dengan melihat P value < α (0,05) yaitu 0,030. Berdasarkan P value

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95%

terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang bermakna antara hari III

dan IV terapi musik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

berat badan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi setelah 3 hari terapi musik (berat badan hari I dan IV). Hal ini

dibuktikan dengan melihat P value < α (0,05) yaitu 0,002. Berdasarkan P

value tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan

95% terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang bermakna setelah 3

hari terapi musik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

5.2.6 Perbedaan Peningkatan Suhu Tubuh Bayi Prematur Sebelum dan

Setelah Intervensi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa peningkatan suhu tubuh

total bayi prematur berdistribusi normal sedangkan peningkatan pada hari

ke-1, hari ke-2 dan hari ke-3 berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu,

uji bivariat yang digunakan pada hasil penelitian ini dipilih berdasarkan

distribusi data. Data yang berdistribusi normal akan diuji menggunakan uji

parametrik yaitu pooled t-test. Data yang berdistribusi tidak normal akan

diuji menggunakan uji non-parametrik yaitu Mann Whitney Test.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 117: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

102

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.17 Perbedaan peningkatan berat badan pada kelompok intervensi & kontrol di

Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Kelompok Mean P value Peningkatan suhu tubuh hari 1

Intervensi Kontrol

0,181 -0,057

0,006*

Peningkatan suhu tubuh hari 2

Intervensi Kontrol

0,194 0,014

0,002*

Peningkatan suhu tubuh hari 3

Intervensi Kontrol

0,231 0,014

0,002*

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis pada tabel 5.17 memaparkan tentang perbedaan peningkatan

suhu tubuh antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada hari I,

II, III dan total. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna peningkatan suhu tubuh sebelum dan setelah terapi pada

hari I antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini

dibuktikan dengan melihat P value < α (0,05) yaitu 0,006. Berdasarkan P

value tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan

95% terdapat perbedaan peningkatan suhu tubuh yang bermakna pada hari

I terapi musik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

peningkatan suhu tubuh sebelum dan setelah terapi pada hari II antara

kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini dibuktikan dengan

melihat P value < α (0,05) yaitu 0,002. Berdasarkan P value tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat

perbedaan peningkatan suhu tubuh yang bermakna pada hari II terapi

musik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

peningkatan suhu tubuh sebelum dan setelah terapi pada hari III antara

kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini dibuktikan dengan

melihat P value < α (0,05) yaitu 0,002. Berdasarkan P value tersebut,

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 118: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

103

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat

perbedaan peningkatan suhu tubuh yang bermakna pada hari III terapi

musik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

5.3 Ancova

Tabel 5.18 Rata-Rata peningkatan berat badan dan suhu tubuh setelah terapi musik

sebelum dikontrol variabel confounding di Makassar 19 April hingga 12 Juni 2010 (N=30)

Variabel Kelompok N Mean SD Levene test

Peningkatan berat badan

Intervensi 16 70,63 67,307 0,292

Kontrol 14 9,29 37,677

Peningkatan suhu tubuh

Intervensi 16 0,231 0,1922

0,641 Kontrol 14 0,014 0,1351

Ket: α=0,05

Hasil analisis pada tabel 5.20 menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan berat

badan pada kelompok intervensi adalah 70,63 gram dan lebih besar

dibandingkan kelompok kontrol rata-rata peningkatannya 9,29 gram. Hasil

levene test menunjukkan nilai P=0,29 > α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan berat badan antara kelompok kontrol dan intervensi memiliki

varian yang sama.

Hasil analisis pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan suhu

tubuh pada kelompok intervensi adalah 0,231°C dan lebih besar dibandingkan

kelompok kontrol rata-rata peningkatannya 0,014°C. Hasil levene test

menunjukkan nilai P=0,641 > α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan suhu tubuh antara kelompok kontrol dan intervensi memiliki

varian yang sama.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 119: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

104

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.19

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan setelah dikontrol variabel confounding (usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1,

APGAR menit 5 di Makassar 19 April hingga 12 Juni 2010 (N=30)

Variabel P Value

Intervensi 0,004*

Usia 0,154

Jenis Kelamin 0,630

Jenis makanan 0,771

APGAR menit 1 0,040*

APGAR menit 5 0,440

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis tabel 5.19 menjelaskan tentang pengaruh terapi musik terhadap

peningkatan berat badan setelah dikontrol variabel confounding (Usia, Jenis

kelamin, Jenis makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5) di Makassar.

Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat bahwa intervensi terapi musik

memiliki pengaruh terapi musik terhadap peningkatan berat badan, hal ini

terlihat dari nilai P value 0,004 < α (0,05). Variabel usia, jenis kelamin, jenis

makanan, nilai APGAR menit 5 tidak memiliki pengaruh terhadap

peningkatan berat badan bayi prematur, hal ini terlihat dari nilai P > α (0,05)

yaitu 0,154; 0,630; 0,771 dan 0,440. Sedangkan APGAR menit 1 memiliki

pengaruh terhadap peningkatan berat badan yaitu memiliki nilai P value 0,040

< α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel usia, jenis kelamin, jenis

makanan, dan APGAR menit 5 tidak memiliki pengaruh terhadap

peningkatan berat badan bayi prematur, sedangkan APGAR menit 1 memiliki

pengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi prematur.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 120: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

105

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Tabel 5.20

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh setelah dikontrol variabel confounding (usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1,

APGAR menit 5) di Makassar 19 April hingga 12 Juni 2010 (N=30)

Variabel P Value

Intervensi 0,001*

Usia 0,825

Jenis Kelamin 0,229

Jenis makanan 0,777

APGAR menit 1 0,784

APGAR menit 5 0,491

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Hasil analisis tabel 5.20 menjelaskan tentang pengaruh terapi musik terhadap

peningkatan suhu tubuh bayi prematur setelah dikontrol variabel confounding

(usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5) di

Makassar. Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat bahwa intervensi terapi

musik memiliki pengaruh terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh bayi

prematur, hal ini terlihat dari nilai P value 0,001 < α (0,05). Variabel usia,

jenis kelamin, jenis makanan, nilai APGAR menit 1 dan 5 tidak memiliki

pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh bayi prematur, hal ini terlihat dari

P value > α (0,05) yaitu 0,825; 0,229; 0,777; 0,784 dan 0,491. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel usia, jenis kelamin, jenis makanan, dan APGAR

menit 1 dan 5 tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh bayi

prematur.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 121: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

106

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab keenam ini menguraikan tentang pembahasan yang meliputi interpretasi dan

diskusi hasil penelitian dan dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Bab ini juga akan membahas tentang implikasi penelitian

untuk keperawatan dan berbagai keterbatasan penelitian.

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil

Penelitian ini mengacu pada tujuan yang telah dibuat sebelumnya yaitu agar

diketahuinya efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan

peningkatan suhu bayi prematur di beberapa rumah sakit di Makassar,

Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, interpretasi dan diskusi hasil ini

disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Berikut ini

akan diuraikan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.

6.1.1 Gambaran Peningkatan Berat Badan Harian.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan berat badan

harian bayi prematur bervariasi pada setiap harinya selama masa terapi.

peningkatan berat badan terjadi baik pada kelompok intervensi maupun

kelompok kontrol. Peningkatan berat badan pada kelompok intervensi

lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan berat badan pada

kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi berat badan naik hingga >

20 gram/hari; sedangkan kelompok kontrol < 20 gram/hari.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Anderson, Johnson, Townsend dan

Hay (2002) yang mengemukakan bahwa bayi prematur akan mengalami

penurunan berat badan secara fisiologis pada tiga hari pertama

kehidupannya, yaitu sebanyak 6%-8% dari berat lahirnya. Penambahan

berat badan bayi prematur sehat berkisar 15–20 gram/kg/hari pada hari-

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 122: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

107

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

hari pertama kehidupannya. Namun, penambahan berat badan pada bayi

prematur sakit baru terjadi setelah 2 minggu pertama kehidupannya. Hal

ini mendukung hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa bayi

prematur yang mendapat terapi musik mengalami peningkatan berat

badan lebih besar dari 20 gram/hari; sedangkan bayi prematur yang

menjadi kontrol mengalami peningkatan berat badan yang kurang dari 15

gram perhari.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Cevasco dan Grant

(2005) melakukan penelitian pada 62 bayi prematur. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat perbedaan peningkatan berat badan pada

pemberian terapi musik menggunakan pacifier activated lullaby (PAL)

selama 3 hari. Penelitian ini melihat perbedaan peningkatan berat badan

pada hari pertama terapi, selama terapi dan setelah terapi musik. Hasil

penelitian menunjukkan rata-rata peningkatan berat badan pada hari

pertama terapi 13,85 gram; peningkatan berat badan hari kedua adalah

26,67 gram; peningkatan hari ketiga adalah 29,64 gram; dan pada setelah

terapi adalah 22,89 gram. Hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan

peningkatan berat badan bayi selama terapi musik, namun perbedaan yang

signifikan terjadi setelah terapi musik diberikan selama 3 hari.

Hasil penelitian Standley (1998) pada 40 bayi prematur yang dibagi dalam

10 bayi perempuan dan 10 bayi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efek terapi musik dan stimulasi multimodal terhadap respon bayi

prematur di ruang level III Newborn Intermediate Care Unit. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi rata-rata

peningkatan berat badan bayi laki-laki 18,2 gram/hari; Sedangkan, rata-

rata peningkatan berat badan bayi perempuan adalah 17,8 gram/hari. Pada

kelompok kontrol rata-rata peningkatan berat badan bayi laki-laki adalah

16,0 gram/hari; sedangkan bayi perempuan mengalami rata-rata

peningkatan berat badan 12,3 gram/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 123: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

108

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

rata-rata peningkatan berat badan bayi yang diberikan terapi musik adalah

antara 15-20 gram.hari; sedangkan bayi yang tidak diberikan terapi musik

adalah berkisar dibawah 15 gram/hari. Hasil penelitian standley

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata peningkatan berat badan

antara bayi laki-laki dan perempuan, namun perbedaannya tidak

signifikan.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Caine

(1991) pada 52 bayi prematur selama dirawat di rumah sakit. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan berat badan total

bayi selama dirawat dirumah sakit hingga pulang antara kelompok yang

diberikan terapi musik (517,91) dan tidak diberikan terapi musik (590,96)

memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan yang tidak signifikan

ini dikarenakan bayi yang diberikan terapi musik (rata-rata lama hari rawat

26 hari) memiliki lama hari rawat yang lebih pendek dibandingkan bayi

yang tidak diberikan terapi musik (rata-rata lama hari rawat 31 hari).

Pemberian terapi musik memberikan pengaruh terhadap peningkatan berat

badan bayi prematur. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian dan teori

yang telah dibahas diatas. Peningkatan berat badan bayi prematur yang

diberikan terapi musik berkisar diatas peningkatan berat badan normal

untuk bayi prematur sehat yaitu diatas 20 gram/hari. Peningkatan berat

badan untuk kelompok kontrol berkisar pada peningkatan berat badan

normal bahkan di bawahnya yaitu berkisar 15 gram/hari.

6.1.2 Gambaran Peningkatan Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah

Diberikan Terapi Musik.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan suhu tubuh antara

sebelum dan setelah terapi musik bervariasi pada setiap harinya baik pada

kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol. Peningkatan suhu

tubuh bayi terjadi baik pada kelompok intervensi Maupun kelompok

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 124: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

109

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kontrol; namun, peningkatan pada kelompok intervensi lebih besar

dibandingkan pada kelompok kontrol.

Peningkatan suhu tubuh ketika diberikan terapi musik ini didukung oleh

penelitian yang telah dilakukan oleh Vogtmann (2002) pada bayi-bayi

yang memiliki berat badan 1000 gram. Terapi musik diberikan selam 43

menit pada setiap siang dan malam hari. Penelitian ini menemukan bahwa

suhu perifer mendekati suhu pusat pada kelompok yang diberikan terapi

musik. Rata-rata suhu perifer pada kelompok yang diberikan terapi musik

adalah 35,7°C dengan suhu pusat 37,1°C; sedangkan kelompok kontrol

memiliki rata-rata suhu perifer 35,1°C dengan suhu pusat 36,7°C.

Bayi prematur ini rentan terhadap ketidakstabilan suhu. Faktor-faktor

yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah; kehilangan panas yang

sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan,

penyekatan lemak subkutan yang minimal, cadangan lemak coklat (sumber

internal untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan

normal) terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah

(respon mengigil), aktivitas massa otot tidak adekuat (sehingga bayi

prematur tidak dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler-kapiler

mudah rusak, pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik &

Jensen, 2005; Johnston, Flood & Spinks, 2003).

Blake dan Murray (2002) mengemukakan bahwa rentang normal suhu

aksila bayi prematur bekisar antara 36,3-36,9°C. Bila bayi dibiarkan

dalam suhu kamar (25 ºC) maka bayi akan kehilangan panas melalui

evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg

BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya

per sepuluh dari jumlah kehilangan panas di atas, dalam waktu yang

bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2

ºC dalam waktu 15 menit (Wong et.all, 2009). Oleh karena itu, terdapat

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 125: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

110

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

beberapa cara untuk mempertahankan suhu tubuh bayi prematur yaitu

dengan inkubator, radiant warmer, dan dengan metode lain misalnya

membedong, perawatan model kangguru (PMK).

Penjabaran hasil penelitian dan teori tersebut mendukung bahwa

pemberian terapi musik dapat meningkatkan suhu tubuh bayi prematur.

Rata-rata Peningkatan suhu tubuh terjadi selama terapi musik diberikan.

Rata-rata peningkatan suhu tubuh selama terapi musik adalah lebih besar

dari 0,1°C; sedangkan kelompok yang tidak diberikan terapi musik

memiliki rata-rata peningkatan suhu tubuh kuramg dari 0,1°C.

6.1.3 Gambaran Variabel Confounding (Usia, Jenis Kelamin, APGAR

Menit 1, APGAR Menit 5 dan Jenis Makanan).

6.1.3.1 Usia Bayi

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata usia bayi yang

menjadi responden adalah 5,87 hari dengan standar deviasi 5,090 hari.

Umur bayi termuda adalah 3 hari dan umur bayi tertua adalah 28 hari. Hal

ini hampir sama dengan usia bayi yang digunakan dalam penelitian

Lubetzky et.all (2009) yaitu pada rentang 5-51 hari.

Usia bayi yang digunakan ini didukung oleh penelitian Cassidy dan

Standley (1995) pada 20 bayi prematur pada usia gestasi 24-30 minggu

gestasi. Studi ini menggunakan musik rekaman lullabies yang diberikan

selama 36 menit dalam 3 hari terapi. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa musik tidak memiliki kontraindikasi jika diberikan pada minggu

pertama kehidupan bayi.

Usia bayi yang digunakan pada penelitian ini juga sama dengan usia bayi

yang digunakan pada penelitian Lubetzky (2009) yang melakukan

penelitian pada 20 bayi prematur sehat. Hasil uji univariat menunjukkan

bahwa rentang usia yang digunakan pada penelitian ini adalah antara 5-51

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 126: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

111

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

hari. Namun, pada penelitian Lubetzky rata-rata usia bayi yang digunakan

berbeda dengan rata-rata usia bayi yang digunakan pada penelitian ini.

Pada penelitian Lubetzky, rata-rata usia bayi yang digunakan adalah 30,4

hari dengan standar deviasi 14,1 hari.

Standley (1998) melakukan penelitian pada 40 bayi prematur yang dirawat

di level III ruang Newborn Intermediate Care Unit. Tujuan penelitian ini

adalah untuk melihat manfaat nyanyian lullaby dan stimulasi multimodal

pada bayi prematur. Namun, kriteria inklusi yang digunakan pada

penelitian ini berbeda dengan kriteria inklusi penelitian yang peneliti

lakukan. Standley menentukan kriteria inklusi usia bayi yang digunakan

adalah lebih dari 10 hari yang dihitung dari hari pertama lahir.

Hasil penelitian ini didukung pula oleh Anderson, Johnson, Townsend dan

Hay (2002) dalam Merenstein dan Gardner yang mengemukakan bahwa

bayi prematur akan kehilangan berat badan secara fisiologis sebesar 6%-

8% berat lahirnya pada tiga hari pertama kehidupannya. Oleh karena itu

usia bayi minimal yang digunakan pada waktu pertama kali terapi adalah

usia 3 hari. Hal ini juga didukung dengan uji homogenitas data yang

menunjukkan variabel usia memiliki varian yang sama (homogen) antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Penjabaran teori dan hasil penelitian tersebut menggambarkabn bahwa

usia bayi yang efektif untuk dijadikan sebagai sampel penelitian pada

terapi musik untuk meningkatkan berat badan adalah diatas 3 hari. Terapi

musik yang diberikan pada usia dibawah 3 hari akan memiliki banyak

faktor perancu karena berat badan bayi turun secara fisiologis pada 3 hari

pertama kehidupannya. Namun, jika tujuan penelitian untuk melihat

efektifitas terapi musik terhadap pengurangan kehilangan berat badan

maka usia bayi yang diambil adalah usia bayi dibawah 3 hari atau dimulai

pada hari pertama kehidupannya

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 127: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

112

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

6.1.3.2 Jenis Kelamin

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Bayi prematur yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 11 bayi (46,7%) lebih sedikit bila

dibandingkan dengan bayi yang berjenis kelamin perempuan yaitu 19 bayi

prematur (53,3). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arnon et.all (2006) pada 31 bayi prematur. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa bayi prematur berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14

bayi dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 bayi.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arnon

et.al (2006) pada 31 bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui manfaat live music pada bayi prematur yang dirawat di

lingkungan neonatus intensive care unit (NICU). Pada penelitian ini juga

menunjukkan bahwa bayi prematur yang digunakan pada penelitian lebih

banyak bayi perempuan (17 bayi) dibandingkan dengan bayi laki-laki (14

bayi).

Penelitian lain dengan kondisi yang sama dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Lubetzky (2009) pada 18 bayi prematur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek musik Mozart dalam

menurunkan pemakaian energi bayi prematur pada saat istirahat. Bayi

prematur yang digunakan pada penelitian ini juga lebih banyak bayi yang

berjenis kelamin wanita (12 bayi) dibandingkan bayi laki-laki (6 bayi).

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Zeitlin et.al

(2003) yang melakukan penelitian pada 2624 bayi prematur pada usia

gestasi kurang dari 33 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

jenis kelamin bayi yang lahir prematur. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebanyak 50,8% bayi prematur berjenis kelamin laki-laki (p<0,05).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 128: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

113

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Standley (1998) melakukan penelitian pada 40 bayi prematur sehat.

enelitian ini bertujuan untuk melihat efek terapi musik dan stimulasi

multimodal terhadap respon bayi prematur di ruang level III Newborn

Intermediate Care Unit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada

kelompok intervensi rata-rata peningkatan berat badan bayi laki-laki 18,2

gram/hari; Sedangkan, rata-rata peningkatan berat badan bayi perempuan

adalah 17,8 gram/hari. Pada kelompok kontrol rata-rata peningkatan berat

badan bayi laki-laki adalah 16,0 gram/hari; sedangkan bayi perempuan

mengalami rata-rata peningkatan berat badan 12,3 gram/hari. Hasil

penelitian ini menunjukkan terdapat jumlah peningkatan berat badan yang

berbeda antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan penelitian ini

menunjukkan bahwa bayi prematur laki-laki memiliki rata-rata

peningkatan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi

prematur perempuan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terapi

musik lebih efektif diberikan pada bayi perempuan dibandingkan bayi

laki-laki, hal ini terlihat dari lama hari rawat bayi perempuan yang lebih

rendah daripada lama hari rawat bayi laki-laki yaitu berbeda lebih dari 1,5

hari rawat.

Jenis kelamin bayi prematur menentukan keefektifan suatu terapi. bayi

yang berjenis kelamin laki-laki memiliki rata-rata peningkatan berat badan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi perempuan. Namun, bayi

perempuan lebih efektif menerima terapi musik dibandingkan bayi laki-

laki jika dilihat dari masalah lama hari rawat.

6.1.3.3 Jenis Makanan

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis makanan yang diberikan

kepada bayi sebagian besar adalah gabungan ASI dan susu formula yaitu

86,7% dan 13,3% bayi minum susu formula. Namun, tidak ada bayi yang

hanya diberikan ASI saja. Hasil penelitian ini bertentangan dengan

rekomendasi American Academy of Pediatric (AAP) yaitu ASI sebagai

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 129: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

114

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

pilihan pertama untuk semua bayi, walaupun suplemen yang mengandung

ASI dibutuhkan juga untuk bayi prematur. Hal ini juga dinyatakan dalam

UU kesehatan no 36 tahun 2009 tentang ASI eksklusif yaitu pasal 128

ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu

ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi

medis.

Schanler (2010) mengemukakan bahwa walaupun ASI sebagai pilihan

pertama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi prematur, namun susu

formula juga dapat digunakan sebagai jika terjadi suplai yang tidak

adekuat dari ibu yaitu ketika ibu tidak mampu menyusui. Susu formula

mengandung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi,

namun tidak sama dengan faktor bioaktif yang dimiliki oleh ASI.

Davis (1999) mengemukakan bahwa komposisi ASI pada kelahiran

prematur biasanya menyesuaikan kebutuhan bayi prematur. Namun, fungsi

adaptasi ini belum optimal bagi bayi yang lahir ekstrem prematur. Susu

yang berasal dari ibu memiliki kuantitas yang kecil untuk bayi yang lahir

dengan berat badan yang rendah. Air susu Ibu yang melahirkan bayi

prematur mengandung asam amino dan campuran lemak yang berguna

bagi pertumbuhan fisik bayi. Komponen susu memiliki fungsi yang

overlapping dan interdependent. Globula lemak pada susu prematur adalah

lebih kecil yang mana hal ini ditujukan agar dapat diabsorpsi secara

langsung dengan pencernaan bayi yang masih immatur. Walaupun

demikian, bayi yang lahir prematur dapat mengabsorpsi 95% lemak yang

berasal dari ASI dibandingkan dengan 83-85 % dari susu formula.

Davis (1999) juga mengemukakan bahwa ASI juga mengandung faktor

yang bertujuan dalam digestif dan absorpsi. Rantai fatty acid yang panjang

sangat berguna bagi pertumbuhan neurologis yang adekuat. Lemak ini

merupakan precursor yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Hal ini

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 130: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

115

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kelihatannya terdapat suatu mekanisme biologi yang tak diketahui pada

ibu yang melahirkan prematur yang meningkatkan konsentrasi agen anti

mikroba ( IgA, laktoferin dan lizosim), faktor anti-inflamasi dan

modulator immune (Goldman). Komponen immunologi ini sangat vital

untuk bayi berat badan lahir rendah untuk mencegah infeksi nosokomial ,

sepsis, necrotizing enterocolitis, bakteri, dan infeksi virus.

UNICEF menyatakan bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia

dan 10 juta kematian anak Balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah

melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal

kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan

kepada bayi. UNICEF juga menyatakan bahwa bayi yang diberikan susu

formula, memiliki risiko kematian dibulan pertama kelahirannya 25 kali

lebih besar dibandingkan bayi yang diberikan ASI eksklusif.

Penelitian Edmond, Zandoh, Quigley, Etego, Agyei dan Kirkwood (2006)

yang menghubungkan antara waktu dilakukannya tindakan inisiasi

penyusuan serta pola pemberian ASI dengan kejadian kematian bayi

mengidentifikasi bahwa bayi yang tertunda sampai 24 jam lebih baru

dilakukan kontak dengan ibunya mengalami kematian 2,5 kali lebih

banyak dibandingkan dengan bayi yang dilakukan inisiasi dini. Bayi yang

diberi susu formula mempunyai risiko kematian empat kali lebih banyak

daripada bayi yang hanya minum ASI. 22% kematian bayi dibawah 28

hari akan dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif sejak umur 1

hari.

ASI dari sang ibu tetap merupakan nutrisi terbaik untuk memenuhi

kebutuhan bayi prematur. Namun, menyusui bayi prematur tidak mudah

dan Perlu bekal dan persiapan mental yang kuat. Sebab, biasanya ibu saat

menyususi dilanda berbagai perasaan Seperti kesal, kecewa, kuatir,

bingung dan juga letih. Namun, Deretan perasaan dapat diatasi dengan

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 131: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

116

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

dukungan moril dan mental dari pasangan dan juga orang-orang terdekat

di sekitar ibu. Namun, pada kenyataannya bayi prematur tidak bisa

langsung disusui langsung dari payudara ibu karena kondisi ibu yang

masih lemah akibat melahirkan. Bila ini terjadi, sebaiknya ASI perah

sebelumnya dan diberikan dengan sendok, cangkir kecil atau alat bantu

lainnya.

6.1.3.4 APGAR Menit 1 dan APGAR Menit 5

Hasil analisis statistik nilai APGAR menunjukkan bahwa Asfiksia yang

dialami bayi berdasarkan nilai APGAR menit pertama adalah asfiksia

ringan sebanyak 18 bayi (60%), asfiksia sedang sebanyak 12 bayi (40%)

dan tidak ada bayi yang mengalami asfiksia berat. Asfiksia yang dialami

bayi berdasarkan nilai APGAR menit kelima adalah asfiksia ringan

sebanyak 26 bayi (86,7%), asfiksia sedang sebanyak 4 bayi (13,3%) dan

tidak ada bayi yang mengalami asfiksia berat.

Lubetzky (2009) telah melakukan penelitian pada 18 bayi prematur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek musik Mozart dalam

menurunkan pemakaian energi bayi prematur pada saat istirahat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai APGAR menit 1 berada pada median

8 (asfiksia ringan) dengan rentang nilai APGAR 1-9. APGAR menit 1

berada pada median 9 (asfiksia ringan) dengan nilai APGAR 4-10.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arnon

et.al (2006) pada 31 bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui manfaat live music pada bayi prematur yang dirawat di

lingkungan neonatus intensive care unit (NICU). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai APGAR menit 1 berada pada median 4 (asfiksia

sedang) dengan rentang nilai APGAR 0-9. APGAR menit 5 berada pada

median 7 (asfiksia ringan) dengan rentang nilai APGAR 4-10.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 132: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

117

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan

bernafas spontan pada saat lahir dan beberapa saat setelah lahir. Asfiksia

neonatorum diukur dengan menggunakan nilai APGAR. Blake dan

Murray (2002) mengemukakan bahwa nilai APGAR yang rendah akan

mempengaruhi kegagalan respon dalan termoregulasi.

APGAR berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan juga

dibuktikan dengan penelitian Pin, Eldrige dan Galea (2008) tentang A

review of developmental outcomes of term infants with post-asphyxia

neonatal encephalopathy. Penelitian ini melihat adanya pengaruh neonatus

yang mengalami post-asfiksia encephalopathy merupakan penyebab dari

terjadinya disabilitas pada bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

47% bayi mengalami gangguan perkembangan seperti kematian,

keterlambatan kognitif dan keterlambatan sensorik-motorik.

6.1.4 Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi antara Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil analisis statistik menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan berat badan bayi prematur yang signifikan antara

sebelum dan setelah terapi musik pada kelompok intervensi. Namun, pada

kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan berat badan yang signifikan

pada setiap harinya kecuali pada hari ke-4.

Peningkatan berat badan bayi yang tidak signifikan ini dapat dipengaruhi

oleh fisiologis organ pencernaan bayi prematur yang belum berkembang

dengan sempurna. Bayi prematur mempunyai tonus otot yang lebih kecil

pada area spinkter esofagus bawahnya; kapasitas lambung yang kecil;

kemampuan menghisap dan menelan telah ada sebelum bayi lahir, namun

kemampuan koordinasi belum sempurna; bayi yang sangat prematur

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 133: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

118

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

menghabiskan 70% atau lebih waktunya untuk tidur aktif (Johnston,

Flood & Spinks, 2003; Wilson & Hockenberry, 2007).

Hasil penelitian tiap kelompok intervensi dan kontrol tersebut kemudian

dianalisis lebih lanjut menggunakan pooled t-test untuk melihat adanya

perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan berat badan bayi prematur

yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada

setiap harinya kecuali pada hari ke-3 (antara hari kedua hingga hari ketiga

terapi) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p=0,666; α=0,05).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

standley (1998) pada 40 bayi prematur di level III Newborn Intermediate

Care Unit. Bayi prematur dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok

intervensi sebanyak 20 bayi dan 20 bayi pada kelompok kontrol dengan

pair matching berdasarkan jenis kelamin, berat badan, usia gestasi dan

komplikasi prematur. Terapi musik diberikan selama 10-30 menit dalam 2

kali seminggu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

berat badan harian pada bayi prematur baik pada laki-laki maupun pada

bayi perempuan.

Hasil penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh caine (1991) pada 52 bayi prematur dan

BBLR di neonatal intensive care unit (NICU). Bayi tersebut dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen terdiri dari 11 bayi laki-laki dan 15 bayi

perempuan yang menerima stimulasi musik. Stimulasi musik diberikan

selama 60 menit dengan menggunakan tape recorder. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata

penambahan berat badan setelah kehilangan berat badan antara kelompok

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 134: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

119

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

intervensi dan kelompok kontrol (p<0,01), perbedaan yang signifikan

rata-rata konsumsi formula dan pemasukan kalori antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol (p<0,05), terdapat perbedaan yang

signifikan pada rata-rata penambahan berat badan harian antara kelompok

kontrol dan kelompok intervensi (p<0,01).

Penelitian lain yang berbentuk meta-analisis dilakukan oleh Standley

(2002) yang mengkaji sepuluh penelitian tentang musik. Sepuluh

penelitian tersebut terdiri dari enam yang menggunakan tape recorded

dengan speaker, tiga menggunakan musik rekaman dengan earphones dan

satu studi yang menggunakan penyanyi langsung. Hasil penelitian ini

merekomendasikan bahwa musik yang diberikan pada volume 55-80 dB

akan meningkatkan berat badan, saturasi oksigen, heart rate, respiratory

rate, feeding rate, status tingkah laku, non-nutritive sucking, dan lama

hari rawat.

Scanlon dan Sanders (2007) dan Sherwood (2004) mengemukakan bahwa

Peningkatan berat badan dapat terjadi melalui mekanisme keseimbangan

energi yang positif. Keseimbangan energi yang positif terjadi akibat

jumlah energi dari pemasukan makanan lebih besar dibandingkan dengan

jumlah pemakaian energi yang berasal dari kerja eksternal dan fungsi

internal. Ekstra energi ini akan disimpan dan tidak digunakan oleh tubuh

sehingga akan tersimpan dalam jaringan adiposa dan pada akhirnya akan

meningkatkan energi.

Mekanisme kehilangan energi pada bayi prematur dijelaskan oleh Wilson

dan Hockenberry (2007) yang mengemukakan bahwa Bayi yang sangat

prematur menghabiskan 70% atau lebih waktunya untuk tidur aktif. Tidur

aktif membutuhkan banyak pemakaian energi dibandingkan dengan tidur

yang tenang. Banyaknya pemakaian energi tersebut terjadi karena

frekuensi jantung biasanya lebih tinggi pada saat bayi berada pada periode

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 135: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

120

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

bangun tetapi lebih bervariasi selama bayi pada periode tidur aktif.

Tekanan darah lebih tinggi pada saat bayi pada kondisi bangun. Aliran

darah otak lebih banyak selama tidur aktif (lebih banyak pada fase tidur

tenang pada bayi cukup bulan). Frekuensi nafas lebih berfluktuasi dan

lebih tinggi pada periode tidur aktif. Oksigen arteri dan karbon dioksida

lebih rendah pada tidur aktif daripada tidur tenang atau kondisi bangun.

Hipoventilasi dan koordinasi yang rendah pada gerakan dinding dada dan

gerakan perut terjadi pada periode tidur aktif. Kondisi apneu <20 detik

lebih sering pada periode aktif daripada tidur tenang pada bayi prematur.

Holditch-Davis (1998) dalam Hockenberry & Wilson (2007)

mengemukakan bahwa Perkembangan kematangan untuk bayi prematur

terlihat dengan penurunan jumlah tidur aktif dengan peningkatan tidur

tenang, periode bangun dan menangis. Respon terhadap suara dan

sentuhan lebih besar selama periode tidur aktif (REM) menyebabkan

periode yang lebih panjang pada fase tidur yang mudah terganggu.

Terapi musik akan mengurangi kehilangan energi pada bayi prematur

melalui peningkatkan tidur tenang. Peningkatan tidur tenang dibuktikan

dengan penelitian Arnon et.all (2006) pada 31 bayi prematur. Penelitian

ini menggunakan live music untuk melihat status fisiologis dan tingkah

laku bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa live music memiliki

efek yang tidak signifikan pada respon fisiologis dan tingkah laku bayi

pada parameter selama 30 menit pemberian musik; setelah 30 menit

pemberian terapi musik berakhir, live music memberikan efek yang

signifikan dalam menurunkan denyut nadi dan meningkatkan nilai tingkah

laku (tidur tenang) (P value 0,001; α=0,05).

Penurunan kehilangan energi juga dibuktikan oleh penelitian Cassidy dan

Standley (1995) yang menemukan efek terapi musik terhadap respon

fisiologis bayi prematur di ruang NICU. Mereka melakukan studi pada 20

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 136: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

121

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

bayi prematur pada usia gestasi 24-30 minggu gestasi. Studi ini

menggunakan musik rekaman lullabies yang diberikan selama 36 menit

dalam 3 hari terapi. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musik tidak

memiliki kontraindikasi jika diberikan pada minggu pertama kehidupan

bayi; namun musik memiliki efek yang positif terhadap saturasi oksigen,

denyut nadi, jumlah pernapasan dan mengurangi insiden apnea/bradipnea

selama episode pemberian musik.

Peningkatan tidur tenang akan meningkatkan penurunan pemakaian

energi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh lubetzky

et.all (2009) pada 20 bayi prematur yang stabil. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa pemberian terapi musik akan menurunkan Resting

Energy Expenditure (REE). Penurunan REE akan meningkatkan efisiensi

dari metabolisme sehingga akan meningkatkan berat badan bayi prematur.

Proses pembentukan energi pada bayi prematur terjadi melalui

peningkatan kemampuan reseptor mulut. Hal ini didukung oleh Guyton

dan Hall (1997) mengemukakan bahwa Asupan makanan untuk

meningkatkan berat badan dipengaruhi oleh reseptor mulut. Faktor mulut

ini terdiri dari pengunyahan, saliva, penelanan, pengecapan, pengukuran

jumlah makanan yang masuk dalam mulut. Namun, Price dan Kalhan

(1993) dalam Gorrie, Mckinney dan Murrray (1998) yang mengemukakan

bahwa bayi prematur fungsi organ pencernaan masih belum berkembang

secara secara lengkap. Kemampuan menghisap dan menelan telah ada

sebelum bayi lahir, namun kemampuan koordinasinya baru terbentuk

pada 32-34 minggu usia gestasi dan sinkronisasinya secara lengkap terjadi

pada 36-37 minggu usia gestasi. Kemampuan menghisap pada bayi ini

tidak diikuti dengan kemampuan koordinasi otot menelan dan kontraksi

esophageal. Oleh karena itu pemberian nutrisi yang optimal pada bayi

prematur masih menjadi suatu permasalahan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 137: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

122

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Beberapa penelitian membuktikan bahwa terapi musik dapat

meningkatkan kemampuan mengisap dan menelan bayi prematur.

Penelitian yang dilakukan oleh Standley (2008) pada 12 bayi prematur

mengkaji tentang apakah musik dapat menguatkan non-nutritive sucking

(NNS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah mengisap selama

periode musik kontingen meningkat 2,43 kali dibandingkan periode

hening sehingga dapat disimpulkan bahwa musik sangat berkontribusi

secara signifikan terhadap perkembangan NNS pada bayi prematur.

Hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Whipple (2000) yang

menggunakan 20 pasang bayi dan orang tua, yang dibagi dalam 2

kelompok yaitu kelompok kontrol 10 dan kelompok intervensi 10.

Whipple mempelajari tentang efek pelatihan musik dan stimulasi

multimodal yang diberikan pada orang tua terhadap kuantitas dan kualitas

interaksi neonatus dan ibu, penambahan berat badan dan lama perawatan

prematur dan BBLR di NICU. Hasil penelitian Whiple bertentangan

dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu tidak terdapat perbedaan

penambahan berat badan harian dan total penambahan berat badan hingga

discharge yang signifikan antara kelompok intervensi (Mean

harian=11,33 gram; Mean total= 1067 gram) dan kelompok kontrol

(Mean harian=3,44 gram; Mean total= 878 gram).

Hasil analisis hari ke-3 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

peningkatan berat badan antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol. Tidak adanya perbedaan ini terjadi karena peneliti menentukan

presisi atau perbedaan minimum antara kelompok intervensi dan kontrol

yang menyatakan bermakna adalah 7 gram, sementara perbedaan rata-rata

peningkatan berat badan antara kelompok kontrol (14 gram) dan

intervensi (18 gram) adalah sebesar 4 gram.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 138: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

123

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Perbedaan hasil penelitian ini juga dapat terjadi akibat perbedaan kondisi

yang ada di tempat penelitian. Hal ini didukung oleh data gambaran

tempat penelitian yaitu tingkat kebisingan dan pencahayaan rata-rata pada

ketiga rumah sakit yang digunakan berbeda. Tingkat kebisingan ruangan

berkisar 47,5 dB hingga 89,0 dB dan tingkat kebisingan ruangan

inkubator berkisar 53,0 dB hingga 75,1 dB. Hal ini bertentangan dengan

anjuran American Pediatric Association yaitu sebaiknya ruangan NICU

memiliki kebisingan < 45 dB untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Ketiga rumah sakit memiliki tingkat pencahayaan

yang terang. Hal ini bertentangan dengan teori bahwa lingkungan yang

mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah lingkungan

yang tenang dan tidak terang.

Hasil uji statistik dengan pooled t-test pada hari ke-3 yang menunjukkan

tidak ada perbedaan peningkatan berat badan antara kelompok kontrol dan

kelompok intervensi. Namun, hasil uji statististik dengan menggunakan

paired t-test yaitu uji statistik pada satu sampel, pada kelompok intervensi

menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang signifikan

sebelum dan setelah diberikan terapi musik pada kelompok intervensi.

Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik tetap efektif dalam

meningkatkan berat badan bayi prematur.

Mekanisme peningkatan berat badan bayi melalui keseimbangan energi

juga didukung oleh teori keperawatan yang dikemukan oleh Levine

(1991) yang menjabarkan konservasi energi sebagai seorang individu

akan membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan energi yang

konstan untuk mempertahankan aktivitas kehidupan. Konservasi energi

tergantung dari pertukaran energi bebas dengan lingkungan dalam sistem

kehidupan yang dapat secara konstan memberikan energi. Konservasi

energi merupakan bagian integral dari respon adaptif individu.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 139: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

124

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Konservasi energi ini adalah informasi tentang aktifitas fisik seseorang,

nutrisi, pertukaran oksigen dan suhu tubuh (Tomey & Alligood, 2006).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini dan didukung oleh

penelitian sebelumnya dan teori-teori yang ada bahwa terapi musik

berperan dalam meningkatkan berat badan melalui beberapa mekanisme.

Peningkatan berat badan pada bayi prematur dapat terjadi melalui

mekanisme keseimbangan energi yang positif yaitu pemasukan energi

lebih besar daripada pengeluaran energi. Pemasukan energi yang besar

melalui pengaruh terapi musik terjadi karena terapi musik dapat

meningkatkan refleks isap bayi sehingga pemasukan kalori akan

meningkat. Pengeluaran energi yang kecil terjadi karena terapi musik

dapat meningkatkan tidur tenang bayi sehingga terjadi penurunan

pemakaian energi, terapi musik dapat menstabilkan respon fisiologis bayi

prematur sehingga akan menghemat energi bayi prematur. Berdasarkan

proses pemasukan dan pengeluaran energi tersebut maka berat badan bayi

prematur dapat meningkat akibat pengaruh terapi musik.

6.1.5 Perbedaan Peningkatan Suhu Tubuh Bayi Antara Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol.

Hasil analisis statistik menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan suhu tubuh bayi prematur yang signifikan antara

sebelum dan setelah terapi musik pada kelompok intervensi. Hasil yang

berbeda didapatkan pada kelompok kontrol. Hasil analisis statistik

menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

suhu tubuh bayi prematur yang signifikan antara sebelum dan setelah

dikontrol selama 30 menit pada setiap harinya.

Hasil penelitian tiap kelompok intervensi dan kontrol tersebut kemudian

dianalisis lebih lanjut menggunakan pooled t-test untuk melihat adanya

perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 140: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

125

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan peningkatan

suhu tubuh bayi prematur sebelum dan setelah terapi musik antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada setiap harinya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Vogtmann (2002). Penelitian ini menggunakan musik dari Vogtmann

yaitu the breath of a new life. Musik ini ditempatkan di dalam inkubator

dengan alat stereo khusus selama 43 menit. Penelitian ini ditujukan untuk

bayi prematur yang memiliki berat badan sekitar 1000 gram dan memiliki

respirasi yang belum stabil. Hasil penelitian ini mengidentifikasi beberapa

efek positif musik yaitu meningkatkan saturasi oksigen dalam darah,

menurunkan saturasi (jumlah, kedalaman, dan durasi per menit),

menurunkan basal heart frequency per menit, meningkatkan suhu pusat

dan perifer.

Guyton dan Hall (1997) mengemukakan bahwa Mekanisme pengaturan

temperatur tubuh ditentukan oleh laju pembentukan panas dan laju

kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar

dari laju kehilangan panas maka temperatur tubuh meningkat. Bila laju

pembentukan panas dalam tubuh lebih kecil dari laju kehilangan panas

maka temperatur akan menurun.

Penurunan laju kehilangan panas pada bayi prematur terjadi melalui

penurunan hormon stress dan peningkatan tidur tenang pada bayi

prematur. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian dan teori. Hal ini

didukung oleh Halim (2002) mengemukakan bahwa Musik menimbulkan

perubahan pada status gelombang otak dan hormon stress pasien.

Terdapat peningkatan frekwensi pada bagian kelompok ritme alfa dan

persamaan yang lebih besar (koheren) diantara wilayah yang berbeda

pada korteks serebral, yang paling sering terjadi pada lobus frontal.

Aktivasi lobus frontal kanan turun sehingga terjadi sekresi hormon

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 141: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

126

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

kortisol dan hormon stress menurun sampai keduanya berada pada

rentang normal. Chiu dan Kumar (2003) berpendapat bahwa Penurunan

stress akan menimbulkan respon relaksasi. Karakteristik respon relaksasi

yang ditimbulkan meliputi penurunan frekwensi nadi, relaksasi otot dan

tidur.

Penurunan frekwensi nadi, relaksasi otot dan tidur akibat terapi musik

dapat kita lihat dari hasil penelitian Arnon et.all (2006) pada 31 bayi

prematur. Penelitian ini menggunakan live music untuk melihat status

fisiologis dan tingkah laku bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

live music memiliki efek yang tidak signifikan pada respon fisiologis dan

tingkah laku bayi pada parameter selama 30 menit pemberian musik;

setelah 30 menit pemberian terapi musik berakhir, live music memberikan

efek yang signifikan dalam menurunkan denyut nadi dan meningkatkan

nilai tingkah laku (tidur tenang) (p=0,001; α=0,05).

Respon fisiologis bayi yang efektif dapat menurunkan proses kehilangan

panas. Terapi musik memiliki efek positif terhadap respon fisiologis bayi

juga dibuktikan melalui penelitian lain yaitu Cassidy dan Standley (1995)

dalam penelitiannya juga menemukan efek terapi musik terhadap respon

fisiologis bayi prematur di ruang NICU. Mereka melakukan studi pada 20

bayi prematur pada usia gestasi 24-30 minggu gestasi. Studi ini

menggunakan musik rekaman lullabies yang diberikan selama 36 menit

dalam 3 hari terapi. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musik tidak

memiliki kontraindikasi jika diberikan pada minggu pertama kehidupan

bayi; namun musik memiliki efek yang positif terhadap saturasi oksigen,

denyut nadi, jumlah pernapasan dan mengurangi insiden apnea/bradipnea

selama episode pemberian musik.

Brazelton dan Nugent (1995) mengemukakan bahwa bayi prematur

memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan stimulus lingkungan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 142: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

127

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Hal ini akan ditunjukkan dengan perubahan warna, peningkatan usaha

pernapasan, rendahnya kemampuan regulasi temperatur dan gangguan

fungsi viseral dan pencernaan. Bayi-bayi ini sering tidur hanya sebentar,

kesulitan adaptasi, dan mempunyai masalah dalam mempertahankan

tonus dan postur yang rileks. Berbagai tanda ketidakmampuan pengaturan

ini akan mempengaruhi kemampuan bayi untuk mempunyai energi dalam

berinteraksi dengan orang yang merawatnya dan usahanya dalam regulasi

dalam tubuhnya.

Respon relaksasi ini akan membantu regulasi suhu bayi prematur yaitu

mengurangi kehilangan panas. Hal ini sejalan dengan pendapat Blake dan

Murray (2002) dalam Merenstein dan gardner yang mengemukakan

bahwa seseorang akan kehilangan kontrol termoregulasi pada saat tidur

REM (rapid eye movement) yang biasa kita sebut sebagai tidur aktif. Bayi

prematur memakai sebagian besar waktunya untuk berada tidur aktif

sehingga berisiko untuk kehilangan panas lebih besar. Berdasarkan

penelitian Arnon et.all (2006) serta Cassidy dan Standley (1995), yang

menemukan bahwa terapi musik akan meningkatkan tidur tenang dan

mengurangi tidur aktif bayi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

terapi musik dapat mengurangi kehilangan panas yang dialami bayi

prematur.

Laju pembentukan panas bayi prematur dapat terjadi melalui mekanisme

NonShivering thermogenesis (NST). Hal ini sesuai dengan Olds, London

dan Ladewig (2000) yang mengemukakan bahwa bayi baru lahir

memiliki mekanisme produksi panas yang unik disebut NonShivering

thermogenesis (NST). Mekanisme ini terjadi ketika reseptor kulit

menerima rangsangan dari suhu lingkungan dan kemudian direspon oleh

sistem saraf pusat, dimana akan menstimulasi sistem saraf simpatis. NST

digunakan oleh bayi untuk mengambil brown adipose tissue (BAT)

sebagai sumber panas primer pada keadaan dingin atau stress. BAT

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 143: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

128

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

disimpan dalam area midscapular area, sekitar leher dan aksila, juga

terdapat di bagian terdalam sekitar trakea, esophagus, aorta abdominal,

ginjal, dan glandula adrenal.

Pengaruh terapi musik pada pembentukan panas dapat terjadi melalui

mekasinisme perangsangan saraf simpatis yang akan merangsang

pembentukan panas melalui penggunaan BAT. Hal ini sesuai dengan Chiu

dan Kumar (2003) dalam Darliana (2008) yang mengemukakan bahwa

Musik dihasilkan dari stimulus yang dikirim dari saraf-saraf serabut saraf

asendens ke neuron-neuron reticular activating system (RAS). Stimulus

ini kemudian akan ditransmisikan oleh nuklei spesifik dari thalamus

melewati area korteks srebral, sistem limbik, dan korpus kolosum serta

melalui area-area sistem saraf otonom dan neuroendokrin. Sistem limbik

dibentuk oleh cincin yang dihubungkan dengan cigulate gyrus,

hippocampus, forniks, badan-badan mamilari, hipotalamus, traktus

mamilotalamik, thalamus anterior dan bulbus olfaktorius. Ketika musik

dimainkan maka semua area yang berhubungan dengan sistem limbik

akan terstimulasi sehingga menghasilkan perasaan dan ekspresi. Siatem

saraf otonom ini berisi saraf simpatis dan parasimpatis.

Produksi panas juga dapat terjadi melalui mekanisme peningkatan set

point di hipotalamus. Guyton dan Hall (1997) mengemukakan bahwa

peningkatan set point di hipotalamus dapat terjadi melalui mekanisme

peningkatan interleukin 1 (IL-1), peningkatan IL-1 ini akan merangsang

sisi spesifik dari hipothalamus sehingga mengeluarkan prostaglandin

yang akan meningkatkan set point di hipotalamus meningkat. Jika set

point di hipotalamus meningkat maka terjadi peningkatan produksi panas.

Terapi musik dapat meningkatkan produksi interleukin 1 (IL-1). Hal ini

sesuai dengan penelitian bitmann, et.all (2001) yang menemukan bahwa

Musik dapat meningkatkan Dehidroepiandrosterone (DHEA) terhadap

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 144: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

129

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

rasio kortisol, meningkatkan aktivitas sel pembunuh alami, meningkatkan

lymphokine- mengaktivasi sel pembunuh alami tanpa gangguan pada

plasma interleukin 2 dan interferon-gamma. Glukokortikoid khususnya

kortisol merupakan steroid adrenal yang mempunyai efek anti-inflamatory

dan efek inhibitor yang kedunya berperan pada respon imun. Namun,

tidak semua efek immunologi dari tingkat fisiologis glukokortikoid

merupakan inhibitor. Glukokortikoid dapat berperan dalam

menyeimbangkan produksi sitokine sel T dari TH1 (IL-2, IFN-γ) toward

TH2 (IL-4, IL-10).

Terapi musik dapat meningkatkan produksi interleukin 1 (IL-1) juga

didukung oleh Halim (2002) yang mengemukakan bahwa Musik terbukti

dapat meningkatkan interleukin-1 (IL-1) pada darah sehingga dapat

meningkatkan immunitas. Musik juga dapat berpengaruh pada sistem

kardiovaskular dan respirasi. Musik yang lembut dapat melambatkan

pernapasan sehingga terjadi relaksasi, kontrol emosional dan

metabolisme.

Mekanisme peningkatan suhu tubuh bayi dengan terapi musik juga

didukung oleh teori keperawatan yang dikemukan oleh Levine (1991)

yang menjabarkan konservasi energi sebagai seorang individu akan

membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan energi yang

konstan untuk mempertahankan aktivitas kehidupan. Konservasi energi

tergantung dari pertukaran energi bebas dengan lingkungan dalam sistem

kehidupan yang dapat secara konstan memberikan energi. Konservasi

energi merupakan bagian integral dari respon adaptif individu.

Konservasi energi ini adalah informasi tentang aktifitas fisik seseorang,

nutrisi, pertukaran oksigen dan suhu tubuh (Tomey & Alligood, 2006).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini dan didukung oleh

penelitian sebelumnya dan teori-teori yang ada bahwa terapi musik

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 145: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

130

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

berperan dalam meningkatkan suhu tubuh bayi prematur melalui

mekanisme keseimbangan antara laju pembentukan dan kehilangan panas.

Jika laju pembentukan panas lebih besar dari laju kehilangan panas maka

akan terjadi peningkatan suhu tubuh bayi prematur yang cenderung

mengalami hipotermi. Terapi musik meningkatkan laju pembentukan

panas melalui proses perangsangan saraf simpatis yang akan merangsang

metabolisme BAT. Selain itu, terapi musik meningkatkan laju

pembentukan panas melalui peningkatan IL-1 yang akan meningkatkan set

point di hipotalamus. Terapi musik mengurangi laju kehilangan panas

melalui penurunan hormon stress dan meningkatkan respon relaksasi,

dimana akan meningkatkan fase tidur tenang sehingga kehilangan panas

karena fase tidur aktif akan berkurang. Maka dapat disimpulkan bahwa

terapi musik dapat meningkatkan laju pembentukan panas dan mengurangi

laju kehilangan panas sehingga akan memberikan keseimbangan

termoregulasi dan mengurangi hipotermi pada bayi prematur.

6.1.6 Perbedaan Peningkatan Suhu Tubuh Bayi Setelah Diberikan Terapi

Musik pada Kelompok Intervensi dan Bayi yang Tidak Diberikan

Terapi Musik pada Kelompok Kontrol Setelah Dikontrol oleh

Variabel Confounding (APGAR, Jenis Kelamin, Usia, Jenis

Makanan).

Hasil analisis ANCOVA menunjukkan bahwa menjelaskan tentang

pengaruh terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh bayi prematur

setelah dikontrol variabel confounding (usia, jenis kelamin, jenis

makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5) di Makassar. Berdasarkan

hasil analisis tersebut terlihat bahwa intervensi terapi musik memiliki

pengaruh terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh bayi prematur,

hal ini terlihat dari nilai P=0,001 yang lebih kecil dari α (0,05). Variabel

usia, jenis kelamin, jenis makanan, nilai APGAR menit 1 dan 5 tidak

memiliki pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh bayi prematur, hal

ini terlihat dari nilai P yang lebih besar dari α (0,05) yaitu 0,825; 0,229;

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 146: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

131

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

0,777; 0,784 dan 0,491. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel usia,

jenis kelamin, jenis makanan, dan APGAR menit 1 dan 5 tidak memiliki

pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh bayi prematur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh variabel

confounding (APGAR menit 1, APGAR menit 5, jenis Kelamin, usia,

jenis makanan). terhadap peningkatan suhu tubuh bayi. Peningkatan suhu

tubuh bayi prematur benar-benar dipengaruhi oleh terapi musik. Hal ini

sesuai dengan penelitian Vogtmann (2002) yang menggunakan musik dari

Vogtmann yaitu the breath of a new life. Musik ini ditempatkan di dalam

inkubator dengan alat stereo khusus selama 43 menit. Penelitian ini

ditujukan untuk bayi prematur yang memiliki berat badan sekitar 1000

gram dan memiliki respirasi yang belum stabil. Hasil penelitian ini

mengidentifikasi beberapa efek positif musik yaitu meningkatkan saturasi

oksigen dalam darah, menurunkan saturasi (jumlah, kedalaman, dan

durasi per menit), menurunkan basal heart frequency per menit,

meningkatkan suhu pusat dan perifer.

6.1.7 Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi Setelah Diberikan Terapi

Musik pada Kelompok Intervensi dan Bayi yang Tidak Diberikan

Terapi Musik pada Kelompok Kontrol Setelah Dikontrol oleh

Variabel Confounding (APGAR, Jenis Kelamin, Usia, Jenis

Makanan).

Hasil analisis ANCOVA menjelaskan tentang pengaruh terapi musik

terhadap peningkatan berat badan setelah dikontrol variabel confounding

(usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1, APGAR menit 5) di

Makassar. Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat bahwa intervensi

terapi musik memiliki pengaruh terapi musik terhadap peningkatan berat

badan, hal ini terlihat dari nilai P=0,004 yang lebih kecil dari α (0,05).

Variabel usia, jenis kelamin, jenis makanan, nilai APGAR menit 5 tidak

memiliki pengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi prematur.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 147: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

132

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Namun, APGAR menit pertama memiliki pengaruh terhadap peningkatan

berat badan bayi prematur. Hal ini menunjukkan bahwa selain terapi

musik, APGAR menit 1 juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan

berat badan bayi prematur.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan

bernafas spontan pada saat lahir dan beberapa saat setelah lahir. Asfiksia

neonatorum diukur dengan menggunakan nilai APGAR. Hal ini

dibuktikan dengan penelitian Pin, Eldrige & Galea (2008) tentang A

review of developmental outcomes of term infants with post-asphyxia

neonatal encephalopathy. Penelitian ini melihat adanya pengaruh

neonatus yang mengalami post-asfiksia encephalopathy merupakan

penyebab dari terjadinya disabilitas pada bayi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa 47% bayi mengalami gangguan perkembangan

seperti kematian, keterlambatan kognitif dan keterlambatan sensorik-

motorik.

Variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap terapi musik

terhadap peningkatan berat badan bayi prematur, maka variabel jenis

kelamin bukan merupakan confounding faktor. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa peningkatan berat badan pada bayi prematur memang

diakibatkan oleh terapi musik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Standley (1998) yang menemukan bahwa terapi musik

lebih efektif diberikan pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki

(p<0,05; α:0,05); Namun peningkatan berat badan antara bayi perempuan

dan laki-laki tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 148: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

133

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

6.2 Implikasi Penelitian untuk Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam bidang keperawatan. Implikasi

keperawatan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

6.2.1 Pelayanan Keperawatan

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan khususnya berat badan

dan suhu tubuh merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi

prematur. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kurang optimal dan

ketidakstabilan suhu merupakan masalah yang paling sering terjadi pada

bayi prematur akibat ketidakmatangan organ-organnya. Ketidakmatangan

organ ini juga menimbulkan masalah-masalah kesehatan yang lain pada

bayi prematur. Oleh karena itu, bayi prematur membutuhkan terapi-terapi

khusus sehingga lebih mengefektifkan penatalaksanaan bayi prematur.

Terapi musik dapat digunakan dalam pelayanan keperawatan bayi

prematur untuk meningkatkan berat badan dan menstabilkan suhu tubuh

bayi serta banyak manfaat lainnya. Selain memberikan manfaat yang

besar, terapi musik juga mudah dilakukan dan biaya yang murah pula.

6.2.2 Pendidikan Ilmu keperawatan

Salah satu peran perawatan anak pada bayi prematur adalah memberikan

asuhan keperawatan dengan memperhatikan upaya mempertahankan dan

mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal. Hasil penelitian ini

memberikan ide dasar mengenai upaya untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur. Hasil penelitian ini juga

dapat dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa ilmu keperawatan yang akan

memperhatikan dan menindaklanjuti keperawatan di masa yang akan

datang.

6.2.3 Penelitian Keperawatan

Peran perawat anak yang lainnya adalah sebagai peneliti. Untuk

menjalankan peran sebagai peneliti maka hasil penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai dasar penelitian keperawatan lainnya khususnya

tentang bayi prematur dan terapi musik. Sehingga pada akhirnya akan

menambah khasanah ilmu keperawatan.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 149: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

134

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

6.3 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat banyak hal yang belum dapat dieksplorasi oleh

peneliti. Hal-hal tersebut antara lain:

6.3.1 Lingkungan

Salah satu hal yang penting dalam merangsang pertumbuhan dan

perkembangan bayi prematur khususnya berat badan dan suhu tubuh

adalah lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif bagi bayi

prematur adalah lingkungan yang tidak terang dan tingkat kebisingan yang

kurang dari 45 dB. Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran

kebisingan di tempat penelitian, terlihat bahwa lingkungan yang kondusif

tersebut tidak tersedia bagi bayi prematur. Peneliti sulit mengendalikan

lingkungan karena banyaknya mahasiwa praktik, tidak adanya jadwal

kunjungan bagi keluarga dan kondisi ruangan yang tanpa sekat sehingga

peneliti sulit untuk mengendalikan tingkat kebisingan saat terapi musik

diberikan.

6.3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini pada walnya direncanakan diadakan di empat rumah sakit

pemerintah di kota Makassar, namun karena salah satu rumah sakit tidak

memberikan ijin penelitian maka penelitian ini diadakan di tiga rumah

sakit pemerintah di Makassar. Namun demikian, jumlah sampel minimal

yang diperlukan pada penelitian ini tetap terpenuhi, walaupun waktu

penelitian menjadi lebih panjang. Waktu penelitian pada awalnya

direncanakan 6 minggu, namun karena sampel belum mencukupi jumlah

sampel minimal maka waktu penelitian diperpanjang menjadi 8 minggu

yaitu mulai 19 April hingga 12 Juni 2010.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 150: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

135

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan ditarik berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirancang,

kemudian didukung dengan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada BAB

V dan pembahasannya pada BAB VI. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan berat badan harian rata-rata kelompok intervensi adalah lebih

besar dari 20 gram; sedangkan peningkatan berat badan harian rata-rata

kelompok kontrol adalah lebih kecil dari 20 gram.

2. Peningkatan suhu tubuh harian rata-rata kelompok intervensi adalah lebih

besar dari 0,1°C; sedangkan peningkatan suhu tubuh harian rata-rata

kelompok kontrol adalaha lebih kecil dari 0,1°C.

3. Gambaran variabel confounding adalah rata-rata usia bayi yang terlibat

dalam penelitian adalah 5,87 hari (rentang 3 – 28 hari); jenis kelamin bayi

yang terlibat dalam penelitian lebih banyak perempuan dibandingkan laki-

laki; jenis makanan yang paling banyak diberikan pada bayi permatur

adalah gabungan antara ASI dan susu formula; dan sebagian besar

APGAR menit 1 dan 5 bayi yang terlibat dalam penelitian tergolong

asfiksia ringan.

4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat badan harian

dan total sebelum dan setelah diberikan terapi musik selama 3 hari pada

kelompok intervensi.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 151: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

136

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat badan

harian dan total sebelum dan setelah dilakukan observasi selama 3 hari

pada kelompok kontrol.

6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan suhu tubuh harian

dan total sebelum dan setelah diberikan terapi musik selama 3 hari pada

kelompok intervensi.

7. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan suhu tubuh

harian dan total sebelum dan setelah dilakukan observasi selama 3 hari

pada kelompok kontrol.

8. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan pada hari ke-2, ke-4 dan total

yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Namun

tidak terdapat peningkatan berat badan yang signifikan pada hari ke-3

antara kelompok intervensi dan kelopok kontrol.

9. Terdapat perbedaan peningkatan suhu tubuh pada hari I, II dan III yang

signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

10. Terdapat pengaruh terapi musik terhadap peningkatan berat badan setelah

dikontrol variabel confounding (APGAR menit 1, APGAR menit 5, Jenis

Kelamin, Usia kronologis, Jenis makanan).

11. Terdapat pengaruh variabel confounding(APGAR menit 1) pada efektifitas

terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi

prematur.

12. Terdapat pengaruh terapi musik terhadap peningkatan suhu tubuh setelah

dikontrol variabel confounding (APGAR menit 1, APGAR menit 5, Jenis

Kelamin, Usia kronologis, Jenis makanan).

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 152: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

137

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

7.2 Saran

7.2.1 Pelayanan Keperawatan

1. Terapi musik terbukti efektif dalam meningkatkan berat badan dan

suhu tubuh bayi prematur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pertimbangan bagi manajer pelayanan keperawatan untuk

menjadikan terapi musik sebagai salah satu intervensi keperawatan dan

standar operasional prosedur dalam penatalaksanaan bayi prematur.

2. Manajer keperawatan juga diharapkan untuk membekali staff perawat

perinatologi dengan seminar tentang terapi musik pada bayi prematur

agar semua perawat mampu memahami dan mengimplementasikan

terapi musik dalam penatalaksanaan bayi prematur.

7.2.2 Pendidikan keperawatan

1. Mahasiswa keperawatan hendaknya melakukan kajian lebih lanjut

tentang manfaat lain terapi musik jika diberikan kepada bayi prematur.

Manfaat yang telah ditemukan adalah peningkatan berat badan,

peningkatan respon fisiologis, peningkatan tidur tenang, dan lain-lain.

Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengeksplorasi lebih lanjut tentang

manfaat terapi musik.

2. Mahasiswa keperawatan hendaknya mengkaji lebih lanjut tentang

optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur sehingga

angka kematian dan kecacatan berkurang.

7.2.3 Penelitian Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengontrol variabel APGAR menit

pertama untuk mendapatkan hasil yang akurat. Hal ini atas

pertimbangan bahwa pada hasil penelitian ini menemukan bahwa

APGAR menit pertama mempengaruhi peningkatan berat badan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengidentifikasi kepuasan orang tua

terhadap pemberian terapi musik kepada bayinya.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 153: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

138

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan faktor lingkungan

sekitar bayi atau mengontrol lingkungan. Pertimbangan ini

berdasarkan hasil penelitian bahwa lingkungan yang digunakan masih

tergolong bising. Pengontrolan lingkungan akan memberikan hasil

yang akurat. Pengontrolan lingkungan dapat dilakukan melalui seleksi

pemilihan tempat penelitian yaitu mengukur tingkat kebisingan

lingkungan yang digunakan dibawah 45 dB.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan variabel

confounding yang lainnya misalnya jumlah asupan makanan bayi dan

pengaturan inkubator.

5. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah hari terapi musik

untuk melihat efek yang lebih lanjut dan melihat sampai hari berapa

peningkatan berat badan menjadi konstan pada setiap harinya.

6. Peningkatan berat badan melalui terapi musik terjadi melalui efek yang

tidak langsung atau diperantarai oleh variabel lain. Oleh karena itu,

penelitian selanjutnya hendaknya menguji secara statistik efek tidak

langsung peningkatan berat badan melalui terapi musik. Uji statistik

yang dapat digunakan adalah analisis jalur (path analysis)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 154: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Abromeit, D.E. (2006). The newborn individualized developmental care and

assessment program (NIDCAP) as model for clinical music therapy interventions with premature infants. Diperoleh 7 Februari 2010 dari http://www.chinamusictherapy.org/html/data/en/a23.html.

Ariawan, I. (1998). Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. Depok:

Jurusan Biostatistik Dan Kependudukan FKM-UI. Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev, R., Bauer, S., Litmanovizt, I., &

Doflin, T. (2006). Live music is beneficial to preterm infants in the neonatal intensive care unit environment. Birth, 33 (2). 131-136. Diperoleh 7 Februari 2010 dari http://www.ahealingharp.com/documents/NeonatalStudy.pdf

Behrman, R.E., & Butler, A.S. (2007). Preterm birth: Causes, consequences, and prevention. Washington, D.C: The National Academies Press.

Behrman, R.E. & Vaughan, V.C. (2000). Nelson: Ilmu kesehatan anak. Jakarta:

Penerbit EGC Berk, A.E. (2001). Child development. (4th Ed). America: Allyn and Bacon. Bitmann, B.B., Berk, L.E., Felten, D.L., Westengard, J., Simonton, O.C.,

Pappars, J.,& Ninehouser, M. (2001). Composite effect of group drumming music therapy on modulation of neuroendocrine-immune parameters in normal subjects. Alternative Therapies, 7 (1). Diperoleh 8 Maret 2010 dari www.mind-body.org/Bittman%20Immune%20System%20Study.pdf.

Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Keperawatan maternitas.

(Edisi 4). Jakarta: Penerbit EGC Bowden, V.R., Dickey, S.B., & Greenberg, C.S. (1998). Children & their family: The continuum of care. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Brazelton T.B. & Nugent J.K. (1995), Neonatal Behavior Assessment Scale.

(3rd Ed). London : The lavenham Press Ltd, Mac Keith Press

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 155: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Caine, J. (1990). The effects of music on the selected stress behaviors, weight, caloric and formula intake, and length of hospital stay of premature and low birth weight neonates in a newborn intensive care unit. Diperoleh 4 Februari 2010 dari http://www.esnips.com/doc/9178bb84-2e91-4e5a-a7d0-cf8522bb8f48/effect-of-music.

Cevasco, A.M. (2008). The effects of mothers' singing on full-term and preterm

infants and maternal emotional responses. J Music Therapy, 45(3). 273-306. Diperoleh 1 Maret 2010 dari www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18959452.

Cevasco, A.M., & Grant, R.E. (2005). Effects of the pacifier activated lullaby on

weight gain of premature infants. J Music Therapy, 42 (2). 123-139. Diperoleh 16 Maret 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15913390

Cooke, R.W.I., & Hughes, L.F. (2003). Growth impairment in the very preterm

and cognitive and motor performance at 7 years. Arch Dis Child, 88. 482-487. 26 Diperoleh Januari 2010 dari http://adc.bmj.com/content/88/6/482.abstract

Dahlan, M.P. (2008). Langkah-langkah membuat proposal penelitian: Bidang

kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. Darliana, D. (2008). Pengaruh terapi musik terhadap respon stress psikopatologis

pada pasien yang menjalani coronary angiography di pusat pelayanan jantung rumah sakit ciptomangunkusumo Jakarta. Depok: Tesis FIK-UI.

Davis Marie. (1999). The premature infant. Diperoleh 7 Februari dari

http://www.lactationconsultant.info/preterm.htmly Delaune, S.C., & Ladner, P.K. (2002). Fundamental of nursing: Standards &

practice. (2nd Ed). Australia: Delmar Thomson Learning. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Profil kesehatan Indonesia

2007. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia.pdf.

Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. (2009). Profil kesehatan Sulawesi Selatan

2008. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/profil/profil%20kesehatan%20sulsel%202008%20(narasi).pdf

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 156: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Estrella, E. (2010). The element of music. Diperoleh 16 Maret 2010 dari http://musiced.about.com/od/beginnerstheory/a/musicelements.htm Gomella,T.L., Cuningham, M.D., Eyal, F.G., & Zenk, K.E. (1999). Neonatology

management procedures: On call problem, desease, and drugs. (4th Ed). London: Appleton & Lange.

Golonka, D. (2009). Premature infant. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://health.yahoo.com/children-baby/premature-infant/healthwise--tn5684.html.

Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S.S. (2005). Foundation of maternal-

newborn nursing. (2nd Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.

George, J. B. (1995). Nursing Theories. The Base for Professional Nursing Practice. (4th Ed). Connecticut : Appleton & Lange.

Halim S. (2002). Music as complementary therapy in medical treatment. Med J Indones, 11(4). 250-257.

Hockenberry,M.J. (2003). Wong’s nursing care of infants and children. St.Louis: Mosby , Inc.

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007). Nursing care of infant & children. (7th Ed). Missouri: Mosby Inc. Johnston, P., Flood, K., & Spinks, K. (2003). The newborn child. (9th Ed). Edinburg: Churchill Livingstone. Kusharissupeni. (1996). Peran berat lahir dan masa gestasi terhadap

pertumbuhan linear bayi di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Disertasi. Depok: FKM UI (tidak dipublikasikan).

Lang S. (2003). Breastfeeding special care babies. (2nd Ed). London:

Bailliere Tindall. Lobiondo-Wood, G., & Haber, J. (2006). Nursing research: Methods and critical

appraisalfor evidence – based practice. St.Louis: Mosby Elsevier.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 157: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lubetzky, R., Mimouni, F.B., Ashbel, G., Dollberg, S., Reifen, R., & Mandel, D. (2009). Effect of music by Mozart on energy expenditure in growing preterm infants . Journal of American Academy of Pediatric, 125. e24-e28. Diperoleh 23 Februari 2010 dari http://pediatrics.aappublications.org/cgi/reprint/125/1/e24?maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=music+%2B+energy&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWCIT

Markum, A.H., Ismael, S., Alatas, H., Akib, A., Firmansyah, A., & Sastroasmoro, S. (1996). Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mawarni, A. (2008). Pengendalian variabel penggangu/ confounding dengan

analisis kovarians. Diperoleh 16 Maret dari http://eprints.undip.ac.id/762/1/ANALISIS_COVARIANS.pdf.

Merenstein, G.B., & Gardner, S.L. (2002). Handbook of: Neonatal Intensive

Care. (5th Ed). St.Louis: Mosby Co. Mitchell, D., & Logan, J. (2006). Basic element of music. Diperoleh 16 Maret

2010 dari www. cartage.org.lb/en/themes/Arts/music/elements/elemofmusic/main.htm.

Mucci, K., & Mucci, R. (2002). The healing sound of music: Manfaat musik untuk

kesembuhan kesehatan dan kebahagiaan anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muennich, M. (2009). Premature babies: How they develop. Diperoleh 13 Januari

2010 dari http://www.thinkbaby.co.uk/labour-and-birth/premature-babies-how-they-develop/1368.html

Olds, S.B., London,M.L., & Ladewig, P.A.W. (2000). Maternal newborn nursing:

A family and community based approach. (6th Ed). New Jersey: Prentice Hall Health.

Payne, V.G., & Isaacs, L.D. (1999). Human motor development: Lifespan

approach. California: Mayfield Publishing Company. Pillitteri, A. (2003). Maternal & child health nursing: Care of the childbearing &

childrearing family. (4th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 158: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Pin, T.W., Eldridge, B., & Galea, M.P. (2008). A review of developmental outcomes of term infants with post-asphyxia neonatal encephalopathy. European Journal of Pediatric Neurology, 13(3). 224-234. Diperoleh 15 Maret 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18585940

Plains, W. (2009). Global death toll: One million premature babies every year.

Diperoleh 6 Maret 2010 dari http://www.marchofdimes.com/aboutus/49267_61471.asp

Polit, D.F., & Beck, C.T. (2006). Essential of nursing research: Methods, appraisal, and utilization. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Potter, P.A., & Perri, A.G. (2005). Fundamental nursing. Philadelpia:

W.B.Saunders Rusmil, K. (2008). Pertumbuhan dan perkembangan anak. Diperoleh 03 Februari

2010 dari http://setengahbaya.info/PERTUMBUHAN-DAN-PERKEMBANGAN-ANAK.html

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2008). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.

(Edisi 3). Jakarta: Penerbit Sagung Seto. Snyder, M., & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in

nursing. (4th Ed). New York: Springer Publishing company. Soetjiningsih. (1998). Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit EGC. Sabri, L., & Hastono, S.P. (2006). Statistik kesehatan. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada. Schanler, R.J. (2010). Nutritional composition of human milk and preterm

formula for the premature infant. Diperoleh 20 Juni 2010 dari http://www.uptodate.com/patients/content/topic.do?topicKey=~.uDDle1gmt1jtR

Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to system. (5th Ed).

Australia: Thomson Learning Inc.

Stables, D., & Novak, B. (1999). Physiology in childbearing: With anatomy and related biosciences. London: Bailliere Tindall.

Standley, J.M. (2002). A meta-analysis of beneficial music therapy for

premature infants. Journal of Pediatric Nursing, 17. 107-113. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://web.mac.com/nordoff_robbins/NRZENTRUM/Newborns.html

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 159: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Standley, J.M. (2000). The effect of contingent music to increase non-nutritive sucking of premature infants. Journal of Pediatric Nursing, 26(5). 493-495. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12026338.

Standley, J.M. (1998). The effect of music and multimodal stimulation on

responses of premature infants in neonatal intensive care. Pediatric Nursing, 24 (6). 532-538. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10085995

Stouffer, J.W., Shirk, B.J., & Pollomano, R.C. (2007). Practices guidelines for music interventions with hospitalized pediatric patients. Journal of Pediatric Nursing, 22 (6). 448 – 456.

Target MDGs Indonesia. (2008). The effort to achieve the MDGs to Indonesia.

Diperoleh 26 November 2009 dari http://www.targetmdgs.org. Tender baby Care. (2007). Growth and development premature babies. Diperoleh

20 Januari 2010 dari. http://www.tenderbabycare.com/premature-babies/preemie-development.html.

Tim Redaksi WAO. (2008). Bayi dan musik. Diperoleh 8 Maret 2010 dari

http://www.bogorsda.org/bogor-seventh-day-adventist/bayi-dan-musik.pdf Tim www.asianbrain.com. (2008). Pertumbuhan berat badan bayi ideal.

Diperoleh 12 Maret 2010 dari http://www.anneahira.com/perawatan-bayi/berat-badan-bayi.htm.

Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (4th Ed). St.Louis : Mosby-Year book Inc. Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2006). Nursing theory: Utilization &

application. (3rd Ed). St.Louis: Mosby Co. Trachtenberg, D.E., & Golemon,T.B. (1998). Care of the premature infant: Part I.

monitoring growth and development. Diperoleh 26 November 2009 dari http://www.aafp.org/afp/980501ap/trachten.html.

Trinity School Nottingham. (2007). Element of music. Diperoleh 16 Maret 2010

dari http://www.trinity.nottingham.sch.uk/music/year7/elements.htm Vogtmann, C. (2002). The breath of a new life: Music therapy for premature

infants. Diperoleh 20 Februari 2010 dari www.fruehchenmusik.de/starter.php?id=ergebnisse&s=en.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 160: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Whiple, J. (2008). The effect of music-reinforced nonnutritive sucking on state of preterm, low birthweight infants experiencing heelstick. Diperoleh 26 November 2009 dari www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18959451.

White-Traut, R.C., Nelson, M.N., Silvestri, J.M., Cunningham, N., & Patel, M.

(1997). Responses of preterm infants to unimodal and multimodal sensory intervention. Diperoleh 20 Juni 2010 dari http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FSZ/is_n2_v23/ai_n18607371/pg_3/

Wilkinson, J.M. (2000). Prentice hall nursing diagnosis handbook with NIC

intervention and NOC outcomes. New Jersey: Prentice Hall. Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., &

Schwartz, P. (2009). Buku ajar: Keperawatan pediatrik. (Edisi 6). Jakarta: EGC.

Zeitlin, J., Ancel, P.Y., Larroque, B., & Kaminski, M. (2003). Fetal sex and

indicated very preterm birth: results of the EPIPAGE study. Diperoleh 20 Juni 2010 dari http://www.ajog.org/article/S0002-9378(03)01960-4/abstract

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 161: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

LAMPIRAN

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 162: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI

A. Data Demografi Kode Responden : Nama Bayi : Tgl Lahir : Jenis Kelamin : L/P Nama Ibu : Umur Ibu : Tahun Alamat Orang Tua :

B. Riwayat Kelahiran Berat badan lahir : Gram Panjang badan lahir : Cm APGAR menit ke-1/ke-5 : Usia gestasi (Ballard) : Riwayat terapi

- Obat : - Oksigen :

C. Riwayat kesehatan sekarang Berat badan saat ini : Gram Panjang badan saat ini : Cm Suhu Tubuh : °C Frekwensi nadi : x/menit Pernapasan : x/menit

D. Lembar Pengukuran Hari Tgl & Jam Terapi Musik Suhu Tubuh Berat Badan Keterangan Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 163: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 2

FORMULIR INFORMASI PENELITIAN KELOMPOK INTERVENSI

Nama Peneliti : Suni Hariati

Alamat : Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami No.01 RT.03/RW.01 Kel.Bira

Kec.Tamalanrea Makassar

Pekerjaan : Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia Kekhususan Keperawatan Anak

No. Hp : 081387192990

Ibu yang terhormat, dengan ini diberitahukan bahwa peneliti bermaksud

melaksanakan penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Musik Terhadap

Peningkatan Berat Badan Dan Suhu Tubuh Bayi Prematur Di Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik bayi prematur dan

melihat pengaruh musik terhadap peningkatan berat badan bayi prematur.

Peneliti menawarkan partisipasi ibu untuk mengizinkan bayi ibu untuk menjadi

responden dan mengikuti penelitian. Ibu akan diwawancarai tentang identitas dan

riwayat kehamilan, kemudian bayi akan diberikan terapi musik 30 menit/hari

selama 3 hari.

Penelitian tidak berbahaya maupun berisiko bagi keselamatan ibu dan bayi. Data

diri responden yang diperoleh pada penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan

setelah penelitian selesai maka data akan disimpan dalam waktu 5 tahun kemudian

akan dimusnahkan. Partisipasi responden dalam penelitian ini tidak dipaksakan

dan apabila ibu tidak memberikan ijin kepada bayi untuk dijadikan responden,

akan diperkenankan mengundurkan diri dari responden tanpa konsekuensi apapun.

Demikian informasi ini, apabila ada yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti, atas partisipasi yang diberikan disampaikan terima kasih

Makassar April – Mei 2010

Peneliti

Suni Hariati

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 164: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 3

FORMULIR INFORMASI PENELITIAN KELOMPOK KONTROL

Nama Peneliti : Suni Hariati

Alamat : Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami No.01 RT.03/RW.01 Kel.Bira

Kec.Tamalanrea Makassar

Pekerjaan : Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia Kekhususan Keperawatan Anak

No. Hp : 081387192990

Ibu yang terhormat, dengan ini diberitahukan bahwa peneliti bermaksud

melaksanakan penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Musik Terhadap

Peningkatan Berat Badan Dan Suhu Tubuh Bayi Prematur Di Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik bayi prematur dan

melihat pengaruh musik terhadap peningkatan berat badan bayi prematur.

Peneliti menawarkan partisipasi ibu untuk mengizinkan bayi ibu untuk menjadi

responden dan mengikuti penelitian. Ibu akan diwawancarai tentang identitas dan

riwayat kehamilan, kemudian bayi akan ditimbang berat badan dan suhu tubuh

setiap hari selama 3 hari. Setelah penelitian selesai bayi akan diberikan terapi

musik.

Penelitian tidak berbahaya maupun berisiko bagi keselamatan ibu dan bayi. Data

diri responden yang diperoleh pada penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan

setelah penelitian selesai maka data akan disimpan dalam waktu 5 tahun kemudian

akan dimusnahkan. Partisipasi responden dalam penelitian ini tidak dipaksakan

dan apabila ibu tidak memberikan ijin kepada bayi untuk dijadikan responden,

akan diperkenankan mengundurkan diri dari responden tanpa konsekuensi apapun.

Demikian informasi ini, apabila ada yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti, atas partisipasi yang diberikan disampaikan terima kasih

Makassar April – Mei 2010

Peneliti

Suni Hariati

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 165: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : ….......................

Nama bayi : ….......................

Umur : …....................... Tahun

Alamat : ….......................

Menyatakan bahwa

1. telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian Pengaruh Terapi Musik

Terhadap Peningkatan Berat Badan Dan Suhu Tubuh Bayi Prematur Di

Makassar.

2. telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan menerima penjelasan dari

peneliti.

3. memahami prosedur penelitian, tujuan, manfaat, dan dampak buruk yang

kemungkinan terjadi akibat penelitian.

Dengan pertimbangan di atas, dengan ini saya menyatakan tanpa paksaan dari

pihak manapun, bahwa saya bersedia/ tidak bersedia berpartisipasi untuk

mengizinkan bayi kami sebagai responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.

Makassar………….2010

Saksi I Yang membuat pernyataan

(…………………….) (…………………….)

Saksi II

(…………………….)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 166: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Suni Hariati

Tempat, tanggal lahir : Tuban (Ja-tim), 24 September 1984

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia Kekhususan Keperawatan Anak

Alamat Rumah : Jl. Prof. Dr. Ir. Sutami No.01 RT.03/RW.01

Kel. Bira Kec. Tamalanrea Makassar

Alamat Institusi : Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10

Riwayat Pendidikan :

- Mahasiswa magister kekhususan keperawatan anak

FIK UI (2008 hingga sekarang)

- Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Hasanuddin (2007)

- SMU Negeri 06 Makassar (2002)

- SMP Negeri IX Makassar (1999)

- SD Negeri Pagandongan Makassar (1996)

Riwayat Pekerjaan :

- PSIK UNHAS (2007 hingga sekarang)

- Rumah Sakit Ibnu Sina (2007 - 2008)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 167: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 5

Checklist Standar Intervensi Perawatan Bayi Prematur

Rumah Sakit :

Tgl pengambilan :

Pengambil data :

Isilah kolom dibawah ini sesuai hasil observasi

No Dilakukan Intervensi Standar Keterangan 1 Ruangan menerapkan Kangoroo mother

care

2 Pengukuran Ballard Score 3 Susu diberikan melalui:

1. NGT 2. Botol susu 3. Cawan atau sendok

4 Jumlah (ml) susu pada bayi diberikan sesuai dengan usia dan berat badan

5 Susu diberikan secara teratur sesuai jadwal 6 Perawat ruangan memberikan terapi pijat 7 Pencahayaan ruangan

1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap

8 Perawat mengubah posisi bayi setiap 3 jam 9 Perawat memberikan pendidikan kesehatan

untuk menstimulasi bayi ketika waktu kunjungan

10 Bayi diletakkan dalam inkubator 11 Perawat berbicara pada bayi ketika

memberikan susu ataupun mengganti popok

12 Penggantian diapers dilakukan setiap basah 13 Cawan atau botol susu yang digunakan

selalu disterikan kembali

14 Tingkat kebisingan 1. ≤ 45 dB 2. > 45 dB

Ket: nomor diagnosa NIC NOC yang digunakan: 00005, 00002, 00095, 00104, 00107, 00113, 00115, 00117

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 168: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 6

Cheklist Prosedur Terapi Musik

Nama bayi :

Rumah Sakit :

Nama Ibu :

Beri tanda (√) setelah melakukan prosedur pada kolom dibawah ini No Dilakukan Intervensi standar Keterangan

Persiapan 1 Peneliti mengukur berat badan bayi 15 menit sebelum terapi musik

dilakukan.

2 Peneliti memberikan terapi musik pada waktu 15 menit setelah touching time (ganti popok, kunjungan orang tua, tindakan-tindakan yang lain pada bayi) dan saat bayi menuju tidur kembali.

3 Peneliti mengendalikan lingkungan untuk mengurangi kebisingan misalnya dengan menutup pintu dan mengurangi suara yang lain misalnya diajak bicara, suara mesin. Peneliti akan berusaha agar pada saat musik diputar, bayi hanya mendengar suara dari alat musik saja.

4 Peneliti Mengukur tingkat kebisingan ruangan dan inkubator menggunakan audiometri (kebisingan harus diminimalkan menjadi < 45 dB).

Intervensi 1 Peneliti memutar musik Lullabies dengan menggunakan MP4 pada

waktu touching time bayi prematur.

2 Peneliti mengatur volume CD menjadi 65 – 75 dB. 3 Peneliti meletakkan speaker ke dalam inkubator dan memberikan jarak

sekitar 30 cm dari telinga bayi atau meletakkan di bagian kaki bayi.

4 Peneliti memastikan keadaan bahwa suara yang didengar bayi hanya berasal dari speaker musik yang diputar.

5 Musik diputar selama 30 menit (menggunakan alarm visual sebagai pengingat). Peneliti menghentikan musik setelah 30 menit.

6 Peneliti mengukur suhu tubuh 5 menit setelah diberikan terapi musik.

Dokumentasi 1 Semua data yang diperoleh didokumentasikan ke dalam lembar

observasi

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 169: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 8

Tabel 5.1 Karakteristik Tempat Penelitian

Intervensi standar Keterangan

Penerapan kangaroo mother care Kadang-kadang (3 rumah sakit)

Susu diberikan melalui NGT (3 RS) ; Botol susu (3 RS); Sendok (3 RS)

Jumlah susu diberikan sesuai dengan usia dan berat badan bayi

Ya (2 RS) ; Tidak (1 RS)

Pencahayaan ruangan Terang (3 RS); Remang-remang (0) Gelap (0)

Perawat mengubah posisi bayi tiap 3 jam Ya (0) Tidak (3 RS)

Bayi diletakkan dalam inkubator Ya (3 RS) ; Tidak (0 RS)

Penggantian Diapers dilakukan setiap Basah atau BAB (3 RS)

Cawan atau botol susu selalu disterilkan setelah digunakan

Ya (0 RS); Tidak (3 RS)

Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga bayi

Tidak (2 RS) ; Kadang-kadang (1 RS)

Nutrisi yang diberikan setelah bayi lahir Susu formula (3 RS)

Susu diberikan secara teratur sesuai dengan jam minum bayi

Ya (1 RS) ; Tidak (2 RS)

Tingkat kebisingan ruangan 1. RS Labuang Baji - Inkubator : 40 dB- 71,7 dB - Ruangan : 50,3 dB – 84,1 dB

2. RSIA Pertiwi Makassar - Inkubator : 65,1 dB – 52,2 dB - Ruangan : 47,5 dB – 89,0 dB

3. RSIA Fatimah Makassar - Inkubator : 53,0 dB – 75,1 dB - Ruangan : 56,6 dB – 89,0 dB

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 170: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 7

1. Premature Girls – Weight

2. Premature Boys – Weight

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 171: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

3. Premature Girls – Length

4. Premature Boys – Length

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 172: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

5. Head Circumference - Premature Infant Girls

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 173: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

6. Head Circumference - Premature Infant Boys

Sumber : http://www.kidsgrowth.com/resources/articledetail.cfm?id=304

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 174: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia

Lampiran 14

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 175: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Peningkatan Berat Badan dan Suhu Tubuh Bayi Prematur dengan Terapi Musik Suni Hariati*, Yeni Rustina**, Hanny Handiyani***

Abstrak

Bayi prematur sering mengalami masalah akibat hipotermi dan berat badan rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan berat badan dan suhu tubuh melalui terapi musik. Desain penelitian menggunakan quasi-experimental pada 30 bayi prematur stabil. Musik diputar selama 30 menit/hari dalam 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan berat badan yang signifikan pada hari ke-2, ke-4 dan total (P value 0,031; 0,030; dan 0,002). Terdapat perbedaan peningkatan suhu tubuh yang signifikan pada hari I, II, dan III (P value 0,006; 0,002; dan 0,002). Terdapat pula pengaruh APGAR menit 1 pada peningkatan berat badan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan terapi musik dalam penanganan bayi prematur di ruang perinatologi. Kata kunci: berat badan, hipotermi, Lullaby, musik, prematur, suhu Abstract Premature Baby often experience of low body weight and hypothermic problem. This research purposed to know weight body and temperature by music therapy. Research Design use quasi-experimental on 30 stabilize premature babies. Music turned around during 30 minute / day in 3 day. Result of research show there is difference of body weight increase which is significant on second, fourth and total day (P Value 0,031; 0,030; and 0,002). There are difference of body temperature increase which is significant on I, II, and III ( P Value 0,006; 0,002; and 0,002). There are also first minute APGAR influence at body weight increase. This research recommend to use music therapy in premature baby in perinatology room.

Keywords: Body weight, hypothermia, Lullaby, music, premature, temperature PENDAHULUAN Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi. Penyebab tingginya AKB adalah kelahiran prematur. Penyebab kematian bayi prematur sering dihubungkan dengan masalah yang terjadi akibat immaturitas organ. Penyebab terbanyak kematian bayi prematur adalah hipotermi dan berat badan yang rendah (Pilliteri, 2003; Riskesdas, 2007). Peran perawatan anak pada bayi prematur adalah memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan upaya mempertahankan dan

mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Hockenberry & Wilson, 2007; Potter & Perry, 2005). Intervensi perawatan standar bayi prematur yang sering digunakan adalah menyimpan bayi ke dalam inkubator, memberikan susu sesuai kebutuhan bayi, memegang bayi seminimal mungkin dan membiarkan tumbuh kembang bayi berkembang dengan sendirinya (Berk, 2001; Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005; Wilkinson,2000). Banyak studi yang menunjukkan manfaat jangka pendek musik yaitu

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 176: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

mempercepat kenaikan berat badan, meningkatkan pola tidur, dan kewaspadaan yang lebih besar pada minggu-minggu setelah dilahirkan. Namun, di Indonesia penggunaan terapi musik untuk meningkatkan berat badan dan suhu badan bayi belum digunakan secara luas. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti ingin meneliti tentang efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi prematur di beberapa rumah sakit di Makassar.

Penelitian ini bertujuan agar diketahuinya efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan peningkatan suhu tubuh bayi prematur di beberapa rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. Secara khusus, penelitian ini juga bertujuan agar diketahuinya pengaruh variabel perancu (APGAR menit 1, APGAR menit 5, Jenis Kelamin, Usia, jenis makanan). Terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh bayi prematur. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan quasi-experimental design dengan pre-post test control group design. Pada penelitian ini subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi musik dan kelompok kontrol (tanpa intervensi musik).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu systematic random sampling. Sampel pada penelitian ini diambil secara selang

seling antara intervensi dan kontrol pada setiap rumah sakit yang digunakan. Penelitian dilakukan selama 8 minggu yaitu 19 April hingga 12 Juni 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi prematur yang dirawat inap di RSIA Pertiwi Makassar, RSIA Fatimah Makassar, RS Labuang Baji Makassar. Sampel pada penelitian ini adalah bayi prematur stabil yang dirawat di ketiga rumah sakit tersebut dan memenuhi kriteria inklusi yaitu usia gestasi mulai dari 28 minggu hingga kurang dari 37 minggu; berat badan lahir atau sebelum intervensi mulai dari 1500 gram hingga 2500 gram; dan orang tua responden memberikan persetujuan. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah bayi mengalami komplikasi prematur (RDS, anemia, perdarahan intrakranial, NEC, PDA, infeksi aktif, dan apnea prematuritas); bayi sedang menjalani perawatan fototerapi ataupun transfusi tukar; bayi mengalami anomali kongenital. Terapi musik diberikan selama 3 hari untuk setiap bayi dalam kelompok intervensi. Terapi musik diberikan selama 30 menit pada setiap harinya. Volume suara musik berkisar 65-75 dB berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatric < 75 dB. Berat badan bayi ditimbang setiap hari; sedangkan suhu tubuh bayi ditimbang sebelum dan setelah terapi musik dilakukan. Data pada penelitian ini dikumpulkan menggunakan lembar observasi.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 177: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit yang berbeda. Oleh karena itu perlu melihat gambaran dari ketiga rumah sakit yang ada. Karakteristik ketiga rumah sakit tersebut adalah: Perawatan perawatan metode kangguru (PMK) kadang-kadang dilakukan di ketiga rumah sakit; Ketiga rumah sakit yang digunakan memiliki pencahayaan yang terang; Perawat di ketiga rumah sakit tidak memberikan posisi fleksi (nesting). Tingkat kebisingan ruangan di rumah sakit tergolong bising dengan rata-rata kebisingan dalam inkubator 48,4-70,63 dB dan ruangan 51,5-87,4 dB. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan satu program komputer. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan ANCOVA. analisis univariat dilakukan pada variabel karakteristik responden (usia, jenis kelamin, jenis makanan, APGAR menit 1 dan 5), berat badan harian, suhu tubuh harian, peningkatan berat badan, dan suhu tubuh harian responden. Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis paired t-test, pooled t-test, dan Mann-Whitney test. HASIL PENELITIAN Penelitian ini membuktikan dan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan bahwa apakah peningkatan berat badan dan suhu tubuh dapat meningkat melalui terapi musik. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa terjadi peningkatan berat badan dan suhu tubuh pada setiap harinya baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi. Namun, peningkatan pada kelompok intervensi

lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1 dan 2. Hasil analisis data menggunakan rumus pooled t-test dan Mann-Whitney test menggambarkan tentang peningkatan berat badan pada kelompok intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka terlihat bahwa bayi yang mendapatkan terapi musik memiliki peningkatan berat badan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P value < 0,05). Hal ini terlihat dari tabel 3.

Grafik 1 Peningkatan berat badan harian bayi prematur pada

intervensi terapi musik di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N=30)

Grafik 2 Peningkatan suhu tubuh harian sebelum &

setelah terapi bayi prematur di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 178: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Tabel 4 menggambarkan tentang peningkatan suhu tubuh pada kelompok intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka terlihat bahwa bayi yang mendapatkan terapi musik memiliki peningkatan suhu tubuh yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P value < 0,05).

Tabel 3 Perbedaan peningkatan berat

badan di Makassar 19 April – 12 Juni 2010 (N= 30)

Variabel Kelompok Mean P value

Peningkatan berat badan hari ke-2

Intervensi Kontrol

23,75 -

21,43

0,031*

Peningkatan berat badan hari ke-3

Intervensi Kontrol

18,13 14,29

0,666

Peningkatan berat badan hari ke-4

Intervensi Kontrol

28,75 16,43

0,030*

Peningkatan berat badan total

Intervensi Kontrol

70,63 9,29

0,002*

Ket: * bermakna pada α (0,05)

Tabel 5 menunjukkan terdapat pengaruh APGAR menit pertama memiliki pengaruh terhadap peningkatan berat badan (P value < 0,05).

Tabel 4 Perbedaan peningkatan berat badan di

Makassar 19 April – 12 Juni 2010 Variabel Kelompok Mean P

value Peningkatan suhu tubuh hari 1

Intervensi Kontrol

0,181 -0,057

0,006*

Peningkatan suhu tubuh hari 2

Intervensi Kontrol

0,194 0,014

0,002*

Peningkatan suhu tubuh hari 3

Intervensi Kontrol

0,231 0,014

0,002*

Ket: * bermakna pada α (0,05) Tabel 5

Efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan suhu tubuh setelah dikontrol

variabel confounding

Variabel P Value BB P Value Suhu

Intervensi 0,004* 0,001*

Usia 0,154 0,825

Jenis Kelamin 0,630 0,229

Jenis makanan 0,771 0,777

APGAR menit 1 0,040* 0,784

APGAR menit 5 0,440 0,491

PEMBAHASAN Peningkatan Berat Badan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberikan terapi musik selama 30 menit/hari dalam 3 hari dengan volume 65-75 dB memiliki peningkatan berat badan yang signifikan dibandingan bayi yang tidak diberikan terapi musik.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh standley (1998) pada 40 bayi prematur menemukan adanya peningkatan berat badan harian pada bayi prematur baik pada laki-laki maupun pada bayi perempuan. Penelitian lain yang mendukung caine (1991) pada 52 bayi prematur menemukan terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata penambahan berat badan setelah kehilangan berat badan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0,01), perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi formula dan pemasukan kalori antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0,05), terdapat perbedaan yang

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 179: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

signifikan pada rata-rata penambahan berat badan harian antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p<0,01).

Penelitian lain yang berbentuk meta-analisis dilakukan oleh Standley (2002) yang mengkaji sepuluh penelitian tentang musik. Standley merekomendasikan bahwa musik yang diberikan pada volume 55-80 dB akan meningkatkan berat badan, saturasi oksigen, heart rate, respiratory rate, feeding rate, status tingkah laku, non-nutritive sucking, dan lama hari rawat.

Scanlon dan Sanders (2007) dan Sherwood (2004) mengemukakan bahwa Peningkatan berat badan dapat terjadi melalui mekanisme keseimbangan energi yang positif. Keseimbangan energi yang positif terjadi akibat jumlah energi dari pemasukan makanan lebih besar dibandingkan dengan jumlah pemakaian. Ekstra energi ini akan disimpan dan tidak digunakan oleh tubuh sehingga akan tersimpan dalam jaringan adiposa dan meningkatkan berat badan.

Mekanisme kehilangan energi pada bayi prematur dijelaskan oleh Wilson dan Hockenberry (2007) yang mengemukakan bahwa Bayi yang sangat prematur menghabiskan 70% atau lebih waktunya untuk tidur aktif. Tidur aktif membutuhkan banyak pemakaian energi dibandingkan dengan tidur yang tenang. Banyaknya pemakaian energi tersebut terjadi karena frekuensi jantung, tekanan darah, aliran darah ke otak dan

frekwensi nafas biasanya lebih tinggi pada saat bayi berada pada periode bangun.

Terapi musik akan mengurangi kehilangan energi pada bayi prematur melalui peningkatkan tidur tenang. Peningkatan tidur tenang dibuktikan dengan penelitian Arnon et.all (2006) pada 31 bayi prematur. Penurunan kehilangan energi juga dibuktikan oleh penelitian Cassidy dan Standley (1995) yang menemukan efek terapi musik terhadap respon fisiologis bayi prematur di ruang NICU. Peningkatan tidur tenang akan meningkatkan penurunan pemakaian energi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh lubetzky et.all (2009) yang menemukan pemberian terapi musik akan menurunkan Resting Energy Expenditure (REE). Penurunan REE akan meningkatkan efisiensi dari metabolisme sehingga akan meningkatkan berat badan bayi prematur.

Proses pembentukan energi pada bayi prematur terjadi melalui peningkatan kemampuan reseptor mulut. Hal ini didukung oleh Guyton dan Hall (1997) mengemukakan bahwa Asupan makanan untuk meningkatkan berat badan dipengaruhi oleh reseptor mulut. Namun, Price dan Kalhan (1993) dalam Gorrie, Mckinney dan Murrray (1998) yang mengemukakan bahwa bayi prematur fungsi organ pencernaan masih belum berkembang secara secara lengkap. Kemampuan menghisap dan menelan belum sempurna.

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 180: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Beberapa penelitian membuktikan bahwa terapi musik dapat meningkatkan kemampuan mengisap dan menelan bayi prematur. Penelitian yang dilakukan oleh Standley (2008) pada 12 bayi prematur menemukan jumlah mengisap selama periode musik kontingen meningkat 2,43 kali.

Hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Whipple (2000) yang menggunakan 20 pasang bayi dan orang tua. Hasil penelitian Whiple bertentangan dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu tidak terdapat perbedaan penambahan berat badan harian dan total penambahan berat badan hingga discharge yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini dan didukung oleh penelitian sebelumnya dan teori-teori yang ada bahwa terapi musik berperan dalam meningkatkan berat badan melalui mekanisme keseimbangan energi yang positif yaitu pemasukan energi lebih besar daripada pengeluaran energi.

Pemasukan energi yang besar melalui pengaruh terapi musik terjadi karena terapi musik dapat meningkatkan refleks isap bayi sehingga pemasukan kalori akan meningkat. Pengeluaran energi yang kecil terjadi karena terapi musik dapat meningkatkan tidur tenang bayi sehingga terjadi penurunan pemakaian energi, terapi musik dapat menstabilkan respon fisiologis bayi prematur sehingga akan menghemat energi bayi prematur. Berdasarkan

proses pemasukan dan pengeluaran energi tersebut maka berat badan bayi prematur dapat meningkat akibat pengaruh terapi musik.

Peningkatan Suhu Tubuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberikan terapi musik selama 30 menit/hari dalam 3 hari dengan volume 65-75 dB memiliki peningkatan suhu tubuh yang signifikan dibandingan bayi yang tidak diberikan terapi musik.

Hasil penelitian ini didukung oleh Vogtmann (2002) yang menemukan beberapa efek positif musik yaitu meningkatkan saturasi oksigen dalam darah, menurunkan saturasi (jumlah, kedalaman, dan durasi per menit), menurunkan basal heart frequency per menit, meningkatkan suhu pusat dan perifer.

Guyton dan Hall (1997) mengemukakan bahwa Mekanisme pengaturan temperatur tubuh ditentukan oleh laju pembentukan panas dan laju kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari laju kehilangan panas maka temperatur tubuh meningkat.

Penurunan laju kehilangan panas pada bayi prematur terjadi melalui penurunan hormon stress dan peningkatan tidur tenang pada bayi prematur. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian dan teori. Hal ini didukung oleh Halim (2002) mengemukakan bahwa Musik menimbulkan perubahan pada status

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 181: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

gelombang otak dan hormon stress pasien. Chiu dan Kumar (2003) berpendapat bahwa Penurunan stress akan menimbulkan respon relaksasi. Karakteristik respon relaksasi yang ditimbulkan meliputi penurunan frekwensi nadi, relaksasi otot dan tidur. Penurunan frekwensi nadi, relaksasi otot dan tidur akibat terapi musik dapat kita lihat dari hasil penelitian Arnon et.all (2006) pada 31 bayi prematur.

Respon fisiologis bayi yang efektif dapat menurunkan proses kehilangan panas. Terapi musik memiliki efek positif terhadap respon fisiologis bayi juga dibuktikan melalui penelitian lain yaitu Cassidy dan Standley (1995) dalam penelitiannya juga menemukan efek terapi musik terhadap respon fisiologis bayi prematur di ruang NICU.

Respon relaksasi ini akan membantu regulasi suhu bayi prematur yaitu mengurangi kehilangan panas. Hal ini sejalan dengan pendapat Blake dan Murray (2002) dalam Merenstein dan gardner yang mengemukakan bahwa seseorang akan kehilangan kontrol termoregulasi pada saat tidur REM (rapid eye movement) yang biasa kita sebut sebagai tidur aktif. Berdasarkan penelitian Arnon et.all (2006) serta Cassidy dan Standley (1995), yang menemukan bahwa terapi musik akan meningkatkan tidur tenang dan mengurangi tidur aktif bayi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terapi musik dapat mengurangi kehilangan panas yang dialami bayi prematur.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efektifitas terapi musik terhadap peningkatan berat badan dan peningkatan suhu bayi prematur di beberapa rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

REKOMENDASI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi manajer pelayanan keperawatan untuk menjadikan terapi musik sebagai salah satu intervensi keperawatan. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengontrol variabel APGAR menit pertama untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Keterangan

* Peneliti

** Pembimbing 1

*** Pembimbing 2

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 182: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Daftar Pustaka

Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev, R., Bauer, S., Litmanovizt, I., & Doflin, T. (2006). Live music is beneficial to preterm infants in the neonatal intensive care unit environment. Birth, 33 (2). 131-136. Diperoleh 7 februari 2010 dari http://www.ahealingharp.com/documents/NeonatalStudy.pdf

Berk, A.E. (2001). Child development.

(4th Ed). America: Allyn and Bacon.

Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Keperawatan maternitas. (Edisi 4). Jakarta: Penerbit EGC.

Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. (2008). Profil kesehatan Indonesia 2007. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia.pdf.

Lubetzky, R., Mimouni, F.B., Ashbel, G., Dollberg, S., Reifen, R., & Mandel, D. (2009). Effect of music by Mozart on energy expenditure in growing preterm infants . Journal of American Academy of Pediatric, 125. e24-e28. Diperoleh 23 Februari 2010 dari www.pediatrics.org.

Merenstein, G.B., & Gardner, S.L.

(2002). Handbook of: Neonatal Intensive Care. (5th Ed). St.Louis: Mosby Co.

Mucci, K., & Mucci, R. (2002). The

healing sound of music: Manfaat musik untuk kesembuhan kesehatan dan kebahagiaan anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pillitteri, A. (2003). Maternal & child

health nursing: Care of the childbearing & childrearing family. (4th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Standley, J.M. (1998). The effect of music and multimodal stimulation on responses of premature infants in neonatal intensive care. Pediatric Nursing, 24 (6). 532-538. Diperoleh 1 Februari 2010 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10085995

Jumlah kata : 2535

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010

Page 183: EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK TERHADAP …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20285717-T Suni Hariati...v Efektivitas terapi musik…. Suni Hariati, FIK UI, 2010 Universitas Indonesia Efektifitas

Efektifitas terapi..., Suni Hariati, FIK UI, 2010