efektifitas sarana kesehatan kabupaten tegal
DESCRIPTION
Deskripsi kondisi akses terhadap fasilitas kesehatan di kabupaten tegalTRANSCRIPT
Efektifitas Sarana Kesehatan Kabupaten
Tegal
NAMA : A. Muh Hijaz Jalil
NPM: 1406505481
JURUSAN ILMU GEOGRAFI
DEPARTEMEN GEOGRAFI
UNIVERSITAS INDONESIA
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................4
1.4 Batasan Permasalahan....................................................................4
2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5
2.1 Kesehatan.......................................................................................5
2.1.1 Sarana Kesehatan........................................................................5
2.1.2 Aspek-Aspek Kesehatan.............................................................5
2.1.3 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek.....................................6
2.1.4 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan..................6
2.1.5 Tujuan Pembangunan Kesehatan................................................7
2.1.6 Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan.......................................8
2.2 Network Analisis............................................................................8
2.2.1 Konsep Dan Definisi Network Analysis.....................................8
2.2.2 Kegunaan Network Analysis......................................................9
3 METODOLOGI...................................................................................11
3.1 Alur Pikir......................................................................................11
3.2 Jenis Data.....................................................................................12
3.3 Langkah Kerja..............................................................................12
4 PEMBAHASAN..................................................................................14
4.1 Gambaran Umum.........................................................................14
4.2 Sebaran Fasilitas Kesehatan Eksisting.........................................16
4.3 Jangkauan Layanan Fasilitas Kesehatan Eksisting......................19
5 KESIMPULAN....................................................................................28
5.1 Kesimpulan...................................................................................28
2
5.2 Saran.............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
LAMPIRAN...........................................................................................................30
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persepsi desa terhadap jarak ke faskes terdekat.......................................18
Tabel 2. Jarak minimum dan maksimum akses ke faskes terdekat........................19
Tabel 3. Rasio perbandingan pasien eksisting tahun 2014 dengan jumlah daya
tamping serta potensi pasien..................................................................................20
Tabel 4. Jarak dari puskesmas ke rumah sakit.......................................................25
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Pikir..............................................................................................11
Gambar 2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tegal......................................14
Gambar 3. Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tegal...................................15
Gambar 4. Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan.........................................................17
Gambar 5. Hasil analisis tetangga terdekat............................................................18
Gambar 6. Akses terdekat desa sekitar faskes.......................................................22
Gambar 7. Jangkauan ideal menurut SNI..............................................................23
Gambar 8. Arah rujukan ke Rumah Sakit Terdekat...............................................24
Gambar 9. Simpul jaringan fasilitas kesehatan Kabupaten Tegal.........................27
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Faskes dan Status Koordinat Posisi........................................30
Lampiran 2. Jarak rata-rata akses ke rumah sakit menurut BPS 2014...................31
Lampiran 3 Jarak rata-rata akses ke puskesmas rawat inap menurut BPS 2014. . .31
Lampiran 4. Jarak rata-rata akses ke puskesmas menurut BPS 2014....................32
Lampiran 5. Peta Administrasi Kabupaten Tegal..................................................33
Lampiran 6. Peta Kepadatan Penduduk.................................................................34
Lampiran 7. Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan......................................................35
Lampiran 8. Peta Destinasi Desa ke Faskes Terdekat...........................................36
Lampiran 9. Peta Jangkauan Puskesmas Ideal.......................................................37
Lampiran 10. Peta Rujukan Rumah Sakit Terdekat...............................................38
Lampiran 11. Peta Simpul Jaringan Jalan..............................................................39
6
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1948)
adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Pengertian tersebut berkembang dan
pada tahun 1986 berubah menjadi sumber daya bagi kehidupan sehari-hari dan
bukan tujuan hidup, dimana kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber
daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik bagi setiap insan manusia.
Berbeda halnya menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2014, bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
Pentingnya sektor Kesehatan telah menjadi isu international dalam indikator
Millenium Development Goals (MDG’s). MDGs adalah capaian yang menjadi
target setiap negara dalam mensejahterakan rakyat dan pembangunan masyarakat
pada tahun 2015 (WHO, 2010). Penduduk Indonesia tahun 2010 (BPS, 2013)
tercatat 230 juta jiwa. Keberadaan tersebut, tentunya memerlukan dukungan
optimal dari pemerintah. Salah satu yang kongkrit diperlukan adalah penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan sampai ke pelosok tanah air secara merata dan
menjangkau seluruh wilayah. Lebih jauh Depkes (2001) menyebutkan bahwa
sarana kesehatan merupakan bagian dari sarana umum yang menjadi tanggung
jawab pemerintah, baik pemerintah pusat (Depkes) maupun pemerintah daerah
(provinsi/kabupaten/kota).
Definitifnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang
Pemerintahan Daerah, tampaknya berimplikasi terhadap pelayanan kesehatan di
daerah. Pemerintah pusat kini memberikan kewenangan pelayanan kesehatan
secara penuh kepada pemerintah daerah pada lingkup (provinsi/kabupaten/kota).
Kewenangan dimaksud dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2014, dalam hal
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dimaksud, selain pelayanan medis,
7
juga dalam penyediaan infrastruktur fisik fasilitas kesehatan (Rumah Sakit,
Puskesmas dan Apotek), serta fasilitas lainnya seperti Keluarga Berencana (KB),
Asuransi Kesehatan dan lainnya, sebagai pendukung layanan public pada sektor
Kesehatan. Keberadaan tersebut, tampaknya telah merambah ke Kabupaten Tegal
yang dicirikan oleh pemerataan bangunan fisik Rumah Sakit Umum/Daerah,
Puskesmas, Pos Yandu (Kesehatan anak dan Ibu), serta pemberdayaan BPJS.
Fasilitas kesehatan di wilayah Tegal, pada awalnya menjadi satu kesatuan
dengan Kota Tegal. Namun demikian dengan definitifnya Undang-undang Nomor
32 tahun 2004, Kabupaten Tegal memiliki tanggung-jawab penuh terhadap
pelayanan kesehatan, baik dalam pelayanan medis maupun penyediaan sarana
fisik infrastruktur fasilitas kesehatan
Berdasakan fakta fisik lapang seperti yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal (Dinkes, 2014), jumlah fasilitas kesehatan berstatus Rumah
Sakit Umum (RSU) tercatat 1 unit bangunan, Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) tercatat 2 unit, Rumah Sakit Swasta tercatat 4 unit bangunan, dan
fasilitas Puskesmas 29 unit bangunan. Berdasarkan jumlah tenaga medis tercatat
877 orang, terdiri dari dokter 56 orang, perawat 252 orang, bidan 549 orang dan
tenaga medis lainnya 20 orang. Berbeda halnya dengan fakta kependudukan,
seperti yang diungkapkan oleh BPS (2013), dimana jumlah penduduk Kabupaten
Tegal tercatat 1.575.634 jiwa, terdiri dari anak-anak (353.503 jiwa), dewasa
(1.048.504 jiwa) dan manula (173.627 jiwa).
Memperhatikan (a) pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tegal, (b)
pentingnya kesehatan bagi masyarakat secara luas, (c) jumlah dan distribusi
fasilitas fisik kesehatan dan jumlah tenaga medis, tampaknya keberadaan tersebut
berpengaruh terhadap pelayanan medis bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tegal.
Atas dasar itulah penelusuran secara geografis terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Tegal menjadi strtegis/urgen/penting untuk dilakukan.
Sebagai dasar penelusuran judul yang diajukan adalah ”Analisis Spasial Fasilitas
Kesehatan di Kabupaten Tegal”. Adapun alasan mendasar pentingnya
penelusuran tersebut adalah:
8
1. Kesehatan pada dasarnya merupakan sumberdaya insani (sosial dan pribadi),
dalam ujud kemampuan fisik bagi setiap insan manusia, sehingga kesehatan
individu berakumulatif terhadap kesehatan populasi, dan kesehatan
masyarakat Kabupaten Tegal.
2. Tuntutan kesehatan masyarakat walaupun menjadi tanggung-jawab semua
pihak, akan tetapi bertumpu terhadap pemerintah, sehingga distribusi sarana
layanan kesehatan menjadi penting termasuk ketersediaan tenaga medis dan
bangunan infrastruktur layanan kesehatan.
3. Cinta layanan prima menjadi salah satu misi Kabupaten Tegal, untuk itu
menelusuri keserasian antara kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan
menjadi penting diungkap.
1.2 Rumusan Masalah
Kata kunci masyarakat sehat adalah terciptanya Layanan Kesehatan secara
prima, yang dilakukan oleh para pengelola kesehatan masyarakat. Kabupaten
Tegal walaupun telah berupaya seoptimal mungkin terhadap layanan kesehatan
masyarakat, akan tetapi berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan (2013) diakui
belum menunjukkan nilai optimal, karena angka capaiannya bari 85%. Melaui
penelusuran data fisik sebaran infrastrutur layanan kesehatan, data medis dan
layanan lainnya, tampaknya akan mampu menjawab sejauhmana layanan
kesehatan masyarakat di Kabupaten Tegal. Untuk itu perumusan masalah yang
dituangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian/penelusuran, secara rinci
diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana distribusi sarana fisik dan tenaga medis layanan kesehatan di
Kabupaten Tegal ?.
2. Sejauhmana hubungan Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) berdasarkan
distribusi sarana fisik dan jumlah tenaga medis di Kabupaten Tegal ?.
3. Faktor dominan apakah yang berpengaruh terhadap Indeks Kesehatan
Masyarakat ?.
4. Upaya-upaya apakah yang dapat meningkatkan rendahnya Indeks Kesehatan
Masyarakat ?
9
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari kajian ini adalah :
1. Untuk melihat sejauh mana efektifitas lokasi fasilitas kesehatan eksisting
dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan publik di kabupaten tegal.
2. Menentukan lokasi fasilitas kesehatan yang ideal agar dapat menjangkau
daerah pemukiman yang belum terlayani
3. Menentukan rute terdekat dalam mengakses layanan kesehatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Memberikan informasi jangkauan layanan dari tiap fasilitas kesehatan yang
telah ada
2. Memberikan rekomendasi letak sarana kesehatan ideal untuk seluruh daerah
pemukiman.
3. Merekomendasikan pembagian daerah pelayanan untuk memberikan
pelayanan yang optimal
1.4 Batasan Permasalahan
Lingkup kajian praktek lapang yang berjudul efektifitas sarana kesehatan di
Kabupaten Tegal diperlukan lebih focus. Oleh karena itu kegiatan dibatasi pada:
1. Wilayah kajian dilakukan di Kabupaten Tegal
2. Analisis efektifitas dilakukan hanya pada tingkat aksessibilatas pemukiman
terhadap sarana kesehatan eksisting terdekat
3. Rekomendasi penempatan sarana kesehatan dilakukan dengan menggunakan
pertimbangan keterjangkauan ideal dari rerata aksessibilatas eksisting tiap
desa terhadap sarana kesehatan yang terdekat menggunakan analisis jaringan
dalam sistem informasi geografis
10
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan
2.1.1 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna. Data terakhir
menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu
mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap ‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam
pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri
2.1.2 Aspek-Aspek Kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional,
dan spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat
11
spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan
semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi
siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan
kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
2.1.3 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta
bersama-sama.
2.1.4 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua,
secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan
secara umum, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
12
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam
menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan secara khusus
meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup
manusia, yang di antaranya berupa:
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
1. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
2. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup
lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
3. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
4. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
5. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat
kesehatan.
6. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
7. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan
2.1.5 Tujuan Pembangunan Kesehatan
1. Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk
tercapainya tujuan utama sebagai berikut:
2. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan.
3. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
4. Peningkatan status gizi masyarakat.
13
5. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
6. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
2.1.6 Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
1. Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai
berikut:
2. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal
agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
3. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
4. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan
secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.
2.2 Network Analisis
2.2.1 Konsep Dan Definisi Network Analysis
Analisis spasial yang terkait dengan suatu sistem jaringan (network
analysis) adalah analisis pasial mengenai pergerakan atau perpindahan suatu
sumber daya (resources) dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya. Melalui unsur-
unsur (terutama) buatan manusia (man-made) yang membentuk jaringan (arc/garis
dan node/titik) yang saling terhubung satu sama lainnya (seperti halnya sungai,
jalan, pipa, kabel, perangkat komunikasi, dan lain sejenisnya). Adapun sub-
analisis spasial yang berada didalamnya adalah:
1. Pemodelan jaringan (aturan lalu lintas searah/ dua arah, belok-belok,
kiri-kanan, jalan buntu, jalan yang tidak dibuka, under/ overpass)
2. Penentuan jalur terpendek (shortest path/ distance)
3. Penentuan jalur optimum atau terbaik (jarak tempuh dengan biaya atau
hambatan minimum)
4. Penentuan rute alternatif (beserta waktu tempuhnya)
Didalam ArcMap sendiri, analyse tools dalam network analysis ada banyak
tools, akan tetapi jika dikaitkan dengan fungsi yang ada diatas, maka tools yang
digunakan adalah:
14
a) Route Analysis
Route Analysis adalah metode untuk menentukan rute optimal antara dua
obyek atau lebih yang dihubungkan oleh jaringan transportasi. Rute optimal ini
bisa berdasarkan jarak tempuh ataupun waktu tempuh terkecil.
b) Service area Analysis
Metode lain dalam NA adalah Service Area, yaitu metode untuk
memperhitungkan area cakupan dari suatu obyek. Cakupan ini didasarkan pada
waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai suatu obyek melalui jaringan
transportasi.
c) Closest Facility Analysis
Closest Facility Analysis dapat digunakan sebagai metode untuk
menentukan fasilitas mana yang lebih dekat dari suatu titik. Seperti halnya Route
Analysis, penentuan fasilitas dapat berdasarkan jarak ataupun waktu tempuh.
d) OD Cost Matrix Analysis
OD Matrix Analysis adalah analisa untuk menghitung Cost (bisa dalam
bentuk jarak tempuh atau waktu tempuh) antara tiap pasangan origin dan
destination.
e) Vehicle Routing Problem Analysis
Pada prinsipnya sama dengan route analysis, hanya saja dalam vehichle
routing problem, dapat digunakan atau dimasukkan asumsi asumsi tertentu
15
2.2.2 Kegunaan Network Analysis
3 Network analysis memiliki berbagai fungsi seperti menentukan rute
optimal, menentukan daerah jangkaun pelayanan, menentukan fasilitas
terdekat, menghitung cost, dsb. Jika dikaitkan dengan perencanaan,
network analyze tentu sangat bermanfaat untu memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan jaringan, misal jaringan jalan dan
jaringkan telekomunikasi. Misal untuk memecahkan masalah lalu lintas
dengan traffic management, dapat dibuat berbagai manajemen
berkaitan dengan aturan-aturan lalu lintas misal masalah jalur satu
arah, masalah aturan putar balik, dsb. Terkait masalah lain, misal
analisis lokasi retail, maka dapat dianalisis berapa banyak konsumen
dalam radius 5 km. Untuk kecanggihan teknologi, dapat juga digunakan
sebagai mapquest, mencari rute evakuasi bencana, dan masih banyak
lagi kegunaan network analisis terutama terkait dengan masalah
perencanaan
16
4 METODOLOGI
4.1 Alur Pikir
Lokasi sarana kesehatan diidentifikasi sebagai node sehingga dapat
diketahui jarak dan waktu terdekat untuk menjangkau lokasi sarana kesehatan
tersebut. Dengan diketahuinya data layanan yang ada dapat diketahui areal
pemukiman mana yang belum terlayani secara optimal. Dalam melakukan kajian
ini, penulis menggunakan alur pikir yang dapat digunakan sebagai berikut:
SaranaKesehatanEksisting
1. Distribusi Pemukiman2. Distribusi Sarana Kesehatan3. Jaringan Jalan4. Jaringan Sungai5. Topografi6. Penggunaan Lahan
Eektif
1.JumlahPenduduk2.JumlahPasien3.JumlahTenagaKesehatan4.TingkatLayanan
1. Tabulasi data2. Penggabungan datasapasial dan non spasial3. Ekstraksi jumlah jiwaper satuan pemukiman4. Network Analysis
1. Rekomendasi LokasiSarana Kesehatan baru2. RekomendasiPenambahan JaringanJalan
Overlay:1. Topografi2. Jaringan Sungai3. Landuse
Tidak Efektif
SaranaKesehatan Ideal
Dokumen (NonSpasial)DataSpasial
Proses
PengambilanKeputusan
ProsesAlternatif
Output
Gambar 1. Alur Pikir
17
Metode aplikasi Sistem Informasi Geografis yang akan digunakan yaitu
Network Analysis atau analisis jaringan, yang berfungsi untuk memecahkan atau
mencari solusi dari permasalahan-permasalahan dalam jaringan geografis.
Jaringan adalah bentuk-bentuk garis yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Dengan menggunakan pendekatan aplikasi ini, dapat diketahui area jangkauan
yang paling idel, serta wilayah yang belum terjangkau secara geografis
berdasarkan variable waktu dan jarak tempuh yang ideal
4.2 Jenis Data
Data yang diperlukan guna penyelesain kajian ini adalah sebagai berikut :
Data non spasial
a. Jumlah Penduduk
b. Jumlah Pasien
c. Jumlah Tenaga Kesehatan
d. Tingkat Layanan
Data Spasial
a. Distribusi Pemukiman
b. Distribusi Sarana Kesehatan
c. Jaringan Jalan
d. Jaringan Sungai
e. Topografi
f. Penggunaan Lahan
4.3 Langkah Kerja
Tahapan dalam penyelesaian kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data sekunder
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik, Dinas Kesehatan, Bappeda dan SKPD lainnya yang terkait dengan
kajian.
18
2. Pengolahan data
Menyiapkan peta dasar meliputi peta administrasi, peta sarana
kesehatan, jaringan sungai, dan jaringan jalan, sebaran pemukiman dan
peta demografi.
Menghitung jarak tempuh rata-rata dari tiap desa ke fasilitas kesehatan
terdekat berdasarkan data potensi desa
Memplot persebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Tegal
Melakukan proses network analysis dengan menggunakan analisis
Find Closest Facility.
Overlay data jaringan dengan topografi untuk kelayakan jaringan jalan
3. Pembahasan dan layout
Hasil dari pengolahan data akan dibahas berbasis rekomendasi dan kondisi
eksisting serta konsekuensi penambahan jaringan untuk memperoleh lokasi
sarana kesehatan yang ideal untuk melayani seluruh pemukiman dalam
wilayah administrasi Kabupaten Tegal.
19
5 PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum
Kabupaten Tegal yang sebelumnya berjumlah 22 kecamatan, kini hanya
terdiri dari terdiri dari 18 Kecamatan dengan 287 Desa semenjak pemekaran
wilayah dengan Kota Tegal, proporsi jumlah desa ditiap kecamatan Kabupaten
Tegal tertinggi adalah Kecamatan Pangkah dengan 23 desa dan terendah adalah
Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Slawi dan Kecamatan Dukuhwaru
masing-masing 10 desa. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada peta berikut ini:
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tegal
20
Adapun populasi jiwa Kabupaten Tegal seperti yang diungkapkan oleh BPS
(2013) tercatat 1.575.634 jiwa, yang telah mengalami peningkatan 9.16% sejak
Tahun 2011 yang tercatat hanya 1.443.986 jiwa. Dengan populasi demikian,
diketahui kepadatan penduduk untuk masing-masing desa dapat dilihat pada
Gambar 3:
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 3. Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tegal
Berdasarkan peta diatas, kepadatan tertinggi adalah Desa Talang di
Kecamatan Talang dengan populasi mencapai 22773 jiwa/km2, sementara
21
kepadatan terendah berada pada Desa Padasari Kecamatan Jatinegara dengan
kepadatan penduduk hanya 106 jiwa/km2.
5.2 Sebaran Fasilitas Kesehatan Eksisting
Fasilitas kesehatan eksisting Kabupaten Tegal yang tercatat dalam Profil
Kabupaten Tegal Tahun 2013 yakni jumlah puskesmas di Kabupaten Tegal
sampai dengan Desember 2013 sebanyak 29 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 21
unit puskesmas non rawat inap dan 8 unit puskesmas rawat inap. Jumlah ini lebih
tinggi dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak unit 6. Peningkatan jumlah
puskesmas tidak mengindikasikan secara langsung seberapa baik keberadaan
puskesmas mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer di
masyarakat. Indikator yang mampu menggambarkan secara kasar tercukupinya
kebutuhan pelayanan kesehatan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas
terhadap 30.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk pada
tahun 2013 sebesar 0,55 puskesmas per 30.000 penduduk.
Lebih lanjut dikatakan dalam profil kesehatan 2013 bahwa, jumlah Rumah
sakit publik di Kabupaten Tegal dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tegal,
TNI/Polri, serta swasta non profit (organisasi keagamaan dan organisasi sosial).
Jumlah rumah sakit publik di Kabupaten Tegal sampai dengan tahun 2013
sebanyak 7 unit, yang terdiri atas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) berjumlah
2 unit dan Rumah Sakit Tentara (RSK) berjumlah 1 unit. Berbeda dengan rumah
sakit publik, rumah sakit privat dikelola oleh swasta (perorangan, perusahaan dan
swasta lainnya).
Distribusi seluruh fasilitas kesehatan eksisting dapat dilihat pada Gambar 4,
dimana letak fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit
terkonsentrasi di sebelah Barat dan Barat Laut Kabupaten Tegal, sementara sisi
sebelah Timur laut hingga ke Barat Daya (searah jarum jam) hanya terdiri 1-2 unit
fasilitas kesehatan setingkat Puskesmas. Distribusi ini tidaklah proporsional jika
dibandingkan dengan jumlah populasi disekitar fasilitas tersebut dan terkesan
acak sebagaimana di tunjukkan pada gambar .
22
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 4. Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan
Sebagai contoh, Kecamatan Margasari dengan total populasi sebanyak
berdasarkan data BPS Tahun 2011 sebanyak 97.334 jiwa hanya memiliki 1 unit
Puskesmas. Sementara Kecamatan Dukuhturi dan Kecamatan Adiwerna memiliki
3 fasilitas kesehatan semetara jumlah penduduknya hanya setengah dari jumlah
23
penduduk untuk kecamatan margasari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Persepsi desa terhadap jarak ke faskes terdekat
Kecamatan Sangat Dekat (km) Dekat (km) Jauh (km)ADIWERNA 2.13BALAPULANG 2.00 5.13BOJONG 5.25BUMIJAWA 8.33 5.50DUKUHTURI 2.00 2.23DUKUHWARU 2.34JATINEGARA 4.58KEDUNG BANTENG 10.33KRAMAT 2.50 2.85LEBAKSIU 2.00 3.53MARGASARI 4.00 7.58PAGERBARANG 3.50 5.14PANGKAH 1.00 2.96 3.00SLAWI 0.50 2.14SURADADI 5.38TALANG 2.04TARUB 4.23WARUREJA 6.03 11.20Sumber: Hasil Analisis 2015
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 5. Hasil analisis tetangga terdekat
24
5.3 Jangkauan Layanan Fasilitas Kesehatan Eksisting
Berdasarkan hasil analisis jaringan antara pusat desa dengan fasilitas
pelayanan kesehatan, diperoleh rentang jarak dari 31.6 m – 20.811 m. sementara
jarak rata-rata yang diperoleh dari Desa ke faskes terdekat adalah 5.375 m
Tabel 2. Jarak minimum dan maksimum akses ke faskes terdekat
Kecamatan Jarak rata-rata Jarak Minimum Jarak MaksimumADIWERNA 2860.88 196.48 9619.56BALAPULANG 5702.07 524.14 10368.60BOJONG 7221.26 304.13 14211.31BUMIJAWA 9650.11 41.06 17598.42DUKUHTURI 2871.54 85.34 11407.67DUKUHWARU 4031.43 395.01 8504.24JATINEGARA 9832.56 768.86 17763.87KEDUNG BANTENG 7567.85 1716.31 20811.04KRAMAT 3457.14 77.44 11572.66LEBAKSIU 3702.10 99.72 6331.41MARGASARI 10002.64 447.69 20892.44PAGERBARANG 6382.51 401.45 11267.62PANGKAH 4046.28 59.77 8888.21SLAWI 1905.95 248.36 3890.81SURADADI 4548.26 1193.68 7954.70TALANG 2941.37 31.60 5594.86TARUB 3793.90 697.68 6616.67WARUREJA 8991.06 1332.73 15404.67Grand Total 5375.519654 31.60239695 20892.4405Sumber: Hasil Analisis 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa jarak antara desa menuju faskes terdekat
pada tiap kecamatan berkisar antara 41 m – 1.716,31 m. rentang jarak ini masih
termasuk kategori normal/dekat menurut data Potensi Desa (Podes) 2014 dimana
data tiap desa menunjukkan bahwa jarak 2 km masih tergolong sangat dekat.
Kecamatan Kedungbanteng dan Kecamatan Warureja memiliki aksessibilitas
yang terendah diatara kecamatan lainnya. Hal ini diperkuat oleh data Podes 2014
menunjukkan bahwa puskesmas terdekat dapat dijangkau paling dekat 6 km dari
pusat desa.
25
Konsekuensi dari jarak akses terhadap pelayanan kesehatan adalah potensi
pasien yang akan melebihi kuota yang dianjurkan (30.000 jiwa/unit kesehatan).
Gambaran potensi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Rasio perbandingan pasien eksisting tahun 2014 dengan jumlah daya tamping serta potensi pasien
FaskesPotensi
DesaTotal
PendudukRasio
FaskesRawat Jalan
Rawat Inap
Puskesmas Adiwerna 10 62828 2.1 67515 0Puskesmas Balapulang 8 46538 1.6 48132 2148Puskesmas Bangun Galih 6 20644 0.7 43929 0Puskesmas Bojong 10 53840 1.8 52698 0Puskesmas Bumijawa 14 71538 2.4 60538 2588Puskesmas Danasari 19 53907 1.8 26873 0Puskesmas Dukuhturi 3 16176 0.5 43085 0Puskesmas Dukuhwaru 6 40792 1.4 61032 0Puskesmas Jatibogor 5 40374 1.3 55825 0Puskesmas Jatinegara 12 42758 1.4 44266 1754Puskesmas Kaladawa 13 64812 2.2 50510 0Puskesmas Kalibakung 9 30072 1.0 44143 0Puskesmas Kambangan 7 38600 1.3 54621 0Puskesmas Kedungbanteng 7 27146 0.9 55547 0Puskesmas Kesambi 2 15602 0.5 38091 490Puskesmas Kesamiran 7 23494 0.8 24112 0Puskesmas Kramat 4 24455 0.8 68340 0Puskesmas Kupu 6 23568 0.8 44669 0Puskesmas Lebaksiu 6 39314 1.3 66374 0Puskesmas Margasari 14 100411 3.3 92874 1732Puskesmas Pagerbarang 12 61745 2.1 53113 0Puskesmas Pagiyanten 9 40981 1.4 55076 748Puskesmas Pangkah 13 62463 2.1 79937 0Puskesmas Penusupan 7 26978 0.9 54524 0Puskesmas Suradadi 2 16377 0.5 25908 0Puskesmas Talang 12 56215 1.9 64047 0Puskesmas Tarub 18 74728 2.5 67495 0Puskesmas Warureja 14 72455 2.4 73805 0RS Adella 6 40362 1.3 13140 4142RSI PKU Muhammadiyah Adiwerna 6 32262 1.1 21244 12114RSIA Pala Raya Mejasem 5 28453 0.9 0 0RSU Mitra Siaga 1 14525 0.5 35422 6143RSUD dr. Soeselo Slawi 8 50476 1.7 75313 22909
26
RSUD Suradadi 2 12093 0.4 7312 2421Rumkit Tk IV Pagongan 4 21573 0.7 3051 1935Sumber: Hasil Analisis 2015
Menurut tabel diatas, Puskesmas Danasari yang terletak di Kecamatan
Bojong terdapat 19 desa yang lokasinya terdekat dari puskesmas tersebut
sementara Kecamatan Bojong hanya terdapat 17 desa yang termasuk dalam
wilayah administrasi pemerintahannya. Sementara itu ada 2 puskemas yang
terdapat di kecamatan tersebut, yakni Puskesmas Bojong dan Puskesmas
Danasari. Total desa yang dilayani oleh ke dua puskemas tersebut adalah 29 desa,
dimana 12 desa diantaranya bukan berasal dari dalam wilayah administrasi
pemerintahan Kecamatan Bojong. Asumsi ini adalah potensi berdasarkan jarak
terdekat dari desa sekitar, jumlah pasien yang tercatat tahun 2014 untuk ke dua
puskesmas tersebut adalah 79.791 pasien jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk untuk Kecamatan Bojong hanya 66.156 jiwa.
Jumlah pasien rawat jalan tertinggi berada di Puskesmas Margasari dan
terendah berada di Puskesmas Kesamarin untuk sarana pelayanan kesehatan
tingkat I. Sementara itu, rasio antara jumlah unit puskesmas dengan penduduk, 21
unit fasilitas kesehatan telah melebihi kapasitas daya tampung pelayanan yang
telah ditetapkan. Hanya 14 unit yang memiliki yang memiliki rasio layanan yang
sesuai. Hal ini perlu dipertimbangkan guna memaksimalkan peran dari sarana
kesehatan tersebut untuk melayani seluruh warga Kabupaten Tegal secara merata.
Rasio puskesmas terhadap penduduk rawan dipengaruhi oleh kedekatan
jarak dari rumah warga menuju puskesmas tersebut, berdasarkan hasil analisis
spasial yang dilakukan, potensi rasio puskesmas terhadap warga akan mengalami
distabilitas, dimana hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3, rasio tertinggi berada
pada Puskesmas Margasari, kemudian Puskesmas Tarub dan Warureja. Sementara
itu Puskesmas Kesambi, Puskesmas Dukuhturi dan Puskesmas Suradadi masih
berada berada pada rasio dibawah batas maksimum yang dianjurkan. Untuk
selengkapnya potensi aksessibilitas warga terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
dapat dilihat pada Sumber: Hasil Analisis 2015.
27
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 6. Akses terdekat desa sekitar faskes
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2004 mengenai Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan disebutkan bahwa puskesmas
28
sebagai sarana kesehatan tingkat I idealnya berjarak 1.500 meter dari pemukiman,
oleh karena itu, seperti yang terlihat pada Gambar 7 wilayah yang terjangkau
layanan faskes berdasarkan SNI hanya 35.4% dari wilayah Kabupaten Tegal. Hal
ini berarti masih banyak pemukiman yang tidak terjangkau layanan kesehatan
secara ideal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Error: Reference source not
found dimana hanya terdapat 6 kecamatan yang terlayani berdasarkan SNI
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 7. Jangkauan ideal menurut SNI
29
Akses menuju sarana kesehatan terdekat erat kaitannya dengan jaringan
jalan, dan moda transportasi. Untuk itu guna peningkatan layanan kesehatan untuk
Kabupaten Tegal maka dibutuhkan upaya peningkatan jalan dan penyediaan
transportasi untuk menjangkau fasilitas kesehatan terdekat. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah penanganan kesehatan pada tingkat selanjutnya, dimana
puskesmas akan memberikan rujukan terdekat ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas lebih memadai dan tenaga kesehatan yang lebih lengkap dibandingkan
dengan Puskesmas. Berikut ini adalah peta rujukan ke rumah sakit terdekat dari
tiap puskesmas
Sumber: Hasil Analisis 2015
Gambar 8. Arah rujukan ke Rumah Sakit Terdekat
30
Berdasarkan peta diatas, RSU Mitra Siaga dan RSIA Pala Raya bukan
merupakan rumah sakit rujukan terdekat bagi puskesmas yang berada disekitar
Kabupaten Tegal, hal ini dikarenakan puskesmas yang berada di Kabupaten Tegal
umumnya terletak jauh dari rumah sakit tersebut, namun hasil analisis ini tidak
mengindikasikan bahwa rumah sakit tersebut tidak menerima rujukan atau bukan
sebagai rujukan terbaik guna penanganan kesehatan tingkat lanjut, namun hanya
berdasarkan aksessibilitas dari jarak melalui jaringan jalan yang tersedia. Adapun
tingkat aksessibilitas dari tiap puskesmas menuju rumah sakit dapat dilihat pada
gambar dan tabel berikut dimana jarak terdekat dari masing-masing puskesmas
diberi warna. Rumah sakit terdekat menjadi pertimbangan bagi pasien untuk
melanjutkan tahap penanganan penyakit yang diderita.
Tabel 4. Jarak dari puskesmas ke rumah sakit
FASKES
RS A
della
RSI P
KU
Muh
amm
adiy
ah
Adiw
erna
RSIA
Pal
a Ra
ya
Mej
asem
RSU
Mitr
a Si
aga
RSU
D d
r. S
oese
lo
Slaw
i
RSU
D S
urad
adi
Rum
kit T
k IV
Pa
gong
an
Puskesmas Adiwerna 4461.40 1163.00 10927.10 10309.60 7366.70 19298.30 3945.80
Puskesmas Balapulang 12232.20 16503.80 26128.40 25510.90 9855.80 30309.80 19286.50
Puskesmas Bangun Galih 16579.00 13447.40 9342.60 9738.90 16916.70 4979.60 12459.00
Puskesmas Bojong 21492.50 26193.20 34888.20 34270.70 19116.10 38553.40 28976.00
Puskesmas Bumijawa 26765.80 31466.60 40161.60 39544.10 24389.50 43849.10 34249.30
Puskesmas Danasari 22573.20 27329.10 35364.60 35118.70 20025.30 37586.60 30379.70
Puskesmas Dukuhturi 10065.30 5499.10 10072.40 9738.30 12970.60 19010.00 2968.30
Puskesmas Dukuhwaru 5606.50 8060.80 17852.20 17234.80 6361.40 25592.70 10843.50
Puskesmas Jatibogor 18432.30 15863.40 11881.40 12277.70 18770.00 4213.60 14997.90
Puskesmas Jatinegara 20141.40 24840.30 31600.20 31479.40 19502.80 27642.70 27890.90
Puskesmas Kaladawa 8269.10 4197.00 5647.80 5030.30 10847.10 14302.10 4015.40
Puskesmas Kalibakung 15147.60 19848.30 28543.30 27925.90 12771.20 32230.80 22631.10
Puskesmas Kambangan 7401.60 11738.90 21124.30 20506.90 5362.50 26836.20 14521.60
Puskesmas Kedungbanteng 9101.90 11255.50 17563.60 17442.80 8463.30 14255.80 14306.10
Puskesmas Kesambi 537.40 5408.80 13815.90 13198.40 2886.90 20811.30 8256.10
Puskesmas Kesamiran 13633.60 11531.00 11293.20 11689.50 13971.30 7502.40 12737.30
Puskesmas Kramat 17911.10 14423.50 6857.30 7253.60 19502.30 4189.30 13128.60
Puskesmas Kupu 9619.60 5365.20 12237.00 11633.50 12524.90 20905.30 4544.00
Puskesmas Lebaksiu 10045.00 14745.70 23941.20 23323.70 7668.60 28365.70 17528.50
Puskesmas Margasari 24345.30 28648.10 38241.40 37624.00 21968.90 42422.90 30966.60
Puskesmas Pagerbarang 14249.30 16703.60 26370.40 25877.60 13714.30 34235.50 19022.00
Puskesmas Pagiyanten 6247.30 4524.00 14315.50 13698.00 8761.70 22544.00 6902.20
31
FASKES
RS A
della
RSI P
KU
Muh
amm
adiy
ah
Adiw
erna
RSIA
Pal
a Ra
ya
Mej
asem
RSU
Mitr
a Si
aga
RSU
D d
r. S
oese
lo
Slaw
i
RSU
D S
urad
adi
Rum
kit T
k IV
Pa
gong
an
Puskesmas Pangkah 5655.50 8225.10 14596.90 14476.10 5016.90 16473.60 11275.70
Puskesmas Penusupan 5519.40 10218.30 17162.80 17042.00 4880.80 20481.40 13268.90
Puskesmas Slawi 2400.50 7452.10 16032.40 15414.90 526.60 21475.60 10234.80
Puskesmas Suradadi 24324.00 21755.10 12767.00 13163.40 24661.70 3608.30 20414.80
Puskesmas Talang 6871.30 2691.60 7562.10 6944.60 9449.40 16216.40 1782.10
Puskesmas Tarub 11042.00 8066.40 9820.50 10216.80 11689.00 11295.70 9272.60
Puskesmas Warureja 26318.30 24878.40 21759.00 22155.40 26506.30 13440.90 24875.50Sumber: Hasil Analisis 2015
Berdasarkan tabel tersebut dapat dapat diilustrasikan dalam peta simpul
jaringan untuk fasilitas kesehatan di Kabupaten Tegal seperti yang diperlihatkan
pada Sumber: Hasil Analisis 2015, disimpulkan bawah jaringan kesehatan untuk
rawat inap akan berpusat pada sisi utara dan barat laut kabupaten tegal, hal ini
wajib mempertimbangkan aksessibilitas terhadap pelayanan kasus darurat
misalnya kecelakaan atau lainnya yang membutuhkan penanganan secara cepat,
dengan kondisi demikian masih terdapat pemukiman yang rawan terhadap
keterlambatan penanganan untuk kondisi darurat.
Gambar tersebut juga memperlihatkan jaringan jalan yang menjadi jalur
akses menuju sarana kesehatan terdekat bagi desa-desa sekitar di Kabupaten
Tegal. Untuk itu upaya pemeliharaan dan peningkatan jalan perlu menjadi agenda
rutin bagi pemerintah daerah agar terhindar dari kerusakan jalan yang dapat
menghambat aksessibilitas warga terhadap sarana kesehatan terdekat.
Selain itu, memastikan tersedianya transportasi umum yang melayani rute-
rute dalam simpul jaringan tersebut akan membantu warga Kabupaten Tegal
dalam mencapai lokasi sarana kesehatan sehingga proses pelayanan kesehatan
dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian integrasi antara sektor
Perhubungan, Kesehatan dan pekerjaan Umum akan dapat memaksimalkan
pelayanan kesehatan di Kabupaten Tegal secara cepat dan tepat.
32
6 KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian terhadap efektivitas pelayanan sarana kesehatan di
Kabupaten Tegal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jumlah infrastruktur masih terbatas yang hanya terdiri dari 29 puskesmas dan
7 rumah sakit dibandingkan dengan jumlah pemukiman yang terdiri dari 287
desa yang terdistribusi secara acak di Kabupaten Tegal
2. Puskesmas Margasari memiliki potensi akses pasien tertinggi yakni sebanyak
47191 jiwa yang melebihi kapasitas rasio yang diperkenankan oleh
pemerintah.
3. Puskesmas Balapulang memiliki tenaga medis yang memadai dibandingkan
dengan puskemas lainnya dan yang paling minim adalah Puskesmas Kesambi
4. Pengaruh jarak terhadap aksessibilitas fasilitas kesehatan memberikan potensi
lintas administrasi terjadi disejumlah daerah yang akan mengganggu stabilitas
proses administrasi kesehatan
6.2 Saran
Dalam meningkatkan layanan terhadap kesehatan kabupaten tegal
diperlukan kajian lebih lanjut utamanya dalam sistem regionalisasi layanan
kesehatan, atau peningkatan aksessibilitas melalui penambahan atau perbaikan
jalan, penyediaan moda transportasi atau penambahan unit fasilitas kesehatan.
Diantara solusi tersebut, penambahan fasilitas kesehatan dapat menggunakan
sarana pemerintahan yang telah tersedia jika dalam kondisi darurat diperlukan,
namun inisiatif ini perlu ditunjang dengan panambahan tenaga medis untuk
pelayanan yang lebih optimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan no 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Purnomo R, 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Tegal, Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Pemerintahan Daerah
35
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Faskes dan Status Koordinat Posisi
Name Koordinat Jenis DESA KECAMATAN
Klinik Siti Khodijah Real Klinik KABUNAN DUKUHWARU
Poliklinik Nu Talang Real Klinik PEGIRIKAN TALANG
Puskesmas Adiwerna Estimate Puskesmas ADIWERNA ADIWERNA
Puskesmas Balapulang Estimate Puskesmas BALAPULANG WETAN BALAPULANG
Puskesmas Bangun Galih Estimate Puskesmas BANGUN GALIH KRAMAT
Puskesmas Bojong Estimate Puskesmas BOJONG BOJONG
Puskesmas Bumijawa Estimate Puskesmas BUMIJAWA BUMIJAWA
Puskesmas Danasari Estimate Puskesmas DANASARI BOJONG
Puskesmas Dukuhturi Estimate Puskesmas DUKUHTURI DUKUHTURI
Puskesmas Dukuhwaru Estimate Puskesmas DUKUHWARU DUKUHWARU
Puskesmas Jatibogor Estimate Puskesmas JATIBOGOR SURADADI
Puskesmas Jatinegara Real Puskesmas JATINEGARA JATINEGARA
Puskesmas Kaladawa Estimate Puskesmas KALADAWA TALANG
Puskesmas Kalibakung Real Puskesmas KALIBAKUNG BALAPULANG
Puskesmas Kambangan Estimate Puskesmas KAMBANGAN LEBAKSIU
Puskesmas Kedungbanteng Estimate Puskesmas KEDUNG BANTENG KEDUNGBANTENG
Puskesmas Kesambi Real Puskesmas PROCOT SLAWI
Puskesmas Kesamiran Estimate Puskesmas KESAMIRAN TARUB
Puskesmas Kramat Estimate Puskesmas KRAMAT KRAMAT
Puskesmas Kupu Estimate Puskesmas KUPU DUKUHTURI
Puskesmas Lebaksiu Estimate Puskesmas LEBAKSIU LOR LEBAKSIU
Puskesmas Margasari Estimate Puskesmas MARGASARI MARGASARI
Puskesmas Pagerbarang Estimate Puskesmas PAGERBARANG PAGERBARANG
Puskesmas Pagiyanten Estimate Puskesmas PAGIYANTEN ADIWERNA
Puskesmas Pangkah Estimate Puskesmas PANGKAH PANGKAH
Puskesmas Penusupan Estimate Puskesmas PENUSUPAN PANGKAH
Puskesmas Slawi Estimate Puskesmas SLAWI KULON SLAWI
Puskesmas Suradadi Estimate Puskesmas SURADADI SURADADI
Puskesmas Talang Estimate Puskesmas TALANG TALANG
Puskesmas Tarub Real Puskesmas MINDAKA TARUB
Puskesmas Warureja Real Puskesmas SUKAREJA WARUREJA
RS Adella Real Rumah Sakit KUDAILE SLAWI
RSI PKU Muhammadiyah Adiwerna Real Rumah Sakit ADIWERNA ADIWERNA
RSIA Pala Raya Mejasem Estimasi Rumah Sakit DAMPYAK KRAMAT
RSU Mitra Siaga Real Rumah Sakit DAMPYAK KRAMAT
RSUD dr. Soeselo Slawi Real Rumah Sakit SLAWI KULON SLAWI
36
RSUD Suradadi Real Rumah Sakit SIDOHARJO SURADADI
Rumkit Tk IV Pagongan Estimasi Rumah Sakit PAGONGAN DUKUHTURI
Lampiran 2. Jarak rata-rata akses ke rumah sakit menurut BPS 2014
Kecamatan Sangat Mudah Mudah SulitADIWERNA 1.9 2.3BALAPULANG 12.0 15.5 24.0BOJONG 19.4BUMIJAWA 31.0 27.5DUKUHTURI 1.0 3.8DUKUHWARU 6.3JATINEGARA 25.1 23.8KEDUNG BANTENG 10.2 15.0KRAMAT 5.0 6.6LEBAKSIU 6.6MARGASARI 24.3 27.0PAGERBARANG 13.0 14.8 20.0PANGKAH 5.5 7.0SLAWI 1.9 1.4SURADADI 8.6TALANG 5.0 3.6TARUB 13.2WARUREJA 4.7 11.8
Lampiran 3 Jarak rata-rata akses ke puskesmas rawat inap menurut BPS 2014
Kecamatan Sangat Mudah Mudah Sulit
ADIWERNA 1.25 2.48
BALAPULANG 6.00 6.57 20.00
BOJONG 9.92
BUMIJAWA 6.53 5.50
DUKUHTURI 6.73
DUKUHWARU 2.72
JATINEGARA 7.75
KEDUNG BANTENG 10.33
KRAMAT 5.10 4.12
LEBAKSIU 5.38
MARGASARI 3.00 4.00 3.00
PAGERBARANG 3.33 2.67
PANGKAH 6.47 19.00
SLAWI 6.06
SURADADI 6.00
37
TALANG 3.83
TARUB 3.91
WARUREJA 6.13 13.98
Lampiran 4. Jarak rata-rata akses ke puskesmas menurut BPS 2014
Kecamatan Sangat Mudah Mudah Sulit
ADIWERNA 2.13BALAPULANG 2.00 5.13BOJONG 5.25BUMIJAWA 8.33 5.50DUKUHTURI 2.00 2.23DUKUHWARU 2.34JATINEGARA 4.58KEDUNG BANTENG 10.33KRAMAT 2.50 2.85LEBAKSIU 2.00 3.53MARGASARI 4.00 7.58PAGERBARANG 3.50 5.14PANGKAH 1.00 2.96 3.00SLAWI 0.50 2.14SURADADI 5.38TALANG 2.04TARUB 4.23WARUREJA 6.03 11.20
38