efektifitas penggunaan metode kooperatif...

13
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN 2012/2013 AGUNG SUPRIYANTO A.420090132 Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vankien

Post on 14-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN

2012/2013

AGUNG SUPRIYANTO A.420090132

Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Sumanto

NIP/NIK : A420905

Telah membaca dan mencermati skah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Agung Supriyanto

NIM : A420090132

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : “EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE

KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO

DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM

KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN

AJARAN 2012/2013”.

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan .

Demikian persetujuan imi dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 18 Juni 2013

Pembimbing

Drs. Sumanto

NIK. A420902

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN2012/2013

AGUNG SUPRIYANTO, A420090132, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013, 54 halaman.

ABSTRAK

Tujuan penelitian mengetahui efektifitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif menggunakan model Bamboo dancing pada materi ekosistem terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh dari aspek kognitif maupun afektif siswa setelah mendapatkan perlakuan pada siklus I dan siklus II. Subjek pelaksanaan tindakan adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh yang berjumlah 40 siswa. Pada penelitian ini diharapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model Bamboo Dancing siswa dalam proses pembelajaran Biologi materi Ekosistem mengalami peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif dan aspek afektif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, refleksi dan evaluasi. Sumber data berasal dari informasi guru, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik dan alat pengumpulan data adalah metode wawancara, observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil belajar aspek kognitif siklus I nilai rata-rata kelas yaitu 85,1 dari nilai rata-rata kelas awal 70,9 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,5% dari 40 siswa dengan ketuntasan awal 40%. Pada aspek afektif mengalami peningkatan rata-rata kelas sebesar 10,8 (cukup berminat). Sedangkan pada siklus II juga mengalami peningkatan hasil belajar aspek kognitif dengan nilai rata-rata kelas yaitu 86,3 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 92,5%. Pada aspek afektif juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas 12,8 (cukup berminat). Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA biologi di kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Hasil belajar siswa aspek afektif dan kognitif, Metode pembelajaran

kooperatif tipe Bamboo Dancing.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor yang paling esensial yang dapat berpengaruh

terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pengembangan

pembelajaran terus dikembangkan yang salah satunya adalah melalui inovasi

pembelajaran kontekstual yang ditujukan untuk meningkatkan dan memperbaiki

mutu pendidikan di sekolah. Kajian IPA terutama biologi bukan hanya pada

penguasaan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Tantangan bagi guru untuk menciptakan

pembelajaran yang memberikan banyak pengalaman belajar secara langsung dan

berorientasi pada pemecahan masalah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa

mengalami yang dipelajari, bukan sekedar mengetahui (Untari, 2012).

Kondisi pendidikan di sebuah negara tidaklah selalu sama dengan negara

lainnya. Hal ini dikarenakan minat dan motivasi belajar setiap siswa di negara-

negara tersebut berbeda-beda. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan

dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing di

era globalisasi. Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk karakter,

perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh

menjadi manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal

terhadap lingkungannya, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh suatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari

oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,

manusia, atau hal-hal yang yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang

suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar (Dimyati

dan Mujiono, 2009).

Dalam proses pembelajaran biologi yang berlangsung di Sekolah

Menengah Pertama saat ini menggunakan sistem penyampaian yang monoton,

yaitu sistem yang bertumpu pada aktivitas guru. Pada umumnya guru cenderung

menggunakan metode ceramah dalam mengajar karena mudah dilakukan dan

cepat. Bertumpunya proses belajar mengajar pada guru menimbulkan kurang

tumbuh berkembangnya sikap kemandirian pada anak, sebab anak akan cenderung

menganggap dirinya tergantung pada guru dan sekolah demi belajar. Tanpa guru

dan sekolah siswa tidak dapat belajar secara teratur. Sikap ini bahkan dapat

tumbuh dalam diri orang tuanya, sehingga sekolah dan guru di anggap sebagai

satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan anak dalam belajar.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang sangat tepat untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, dan selanjutnya dapat meningkatkan

kualitas pendidikan secara luas. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa penelitian

tindakan, dari istilahnya bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui suatu

perbuatan nyata, bukan hanya mencermati suatu fenomena tertentu kemudian

mendiskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang bersangkutan. Inti dari

penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengarahkan agar subjek penelitian juga melakukan tindakan (Arikunto,

2010: 1-2).

Pembelajaran dengan model Bamboo Dancing sama dengan metode Inside

Outside Circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru

bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau guru bisa juga mengadakan

tanya jawab dengan siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang materi

tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur

kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran

yang baru. Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling

berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda

dalam waktu singkat secara teratur, metode ini cocok untuk materi yang

membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.

Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang

berjajarlah yang diibaratkan sebagai bamboo (Istarani, 2011).

Berdasarkan pemantaun penulis kualitas kegiatan belajar di kelas VII B

SMP Negeri 2 Toroh dapat dianalisis bahwa aktivitas belajar IPA biologi masih

tergolong rendah. Saat pelajaran IPA biologi ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan pelajaran 12,5% atau 5 siswa, tidak aktif dalam pembelajaran

sebesar 25% atau 10 siswa dan mengantuk sebesar 7,5 % atau 3 siswa dari siswa

yang berjumlah 40 siswa. Hal ini disebabkan oleh guru biologi hanya

menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran, selain itu media yang

digunakan hanya LKS dan dengan bantuan buku paket. Hal tersebut

mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang interaktif dan membosankan.

Sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal dan siswa kurang aktif dalam

pembelajaran. Maka dari itu perlu diterapkanya suatu alternatif metode

pembelajaran kooperatif yaitu model Bamboo Dancing.

Metode pembelajaran kooperatif dengan model Bamboo Dancing

memberikan suasana baru bagi siswa karena semua siswa diikut sertakan dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran ini meningkatkan keaktifan siswa, sehingga

termotivasi untuk belajar giat. Suasana belajar yang santai, aktif, menyenangkan

dan kooperatif diharapkan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan

yang lebih positif dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana

belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa. Dalam

pembelajaran biologi diharapkan benar-benar aktif, disamping itu juga

membutuhkan sikap kreatif. Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan

penelitian dengan judul. “Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan

Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Materi Ekosistem Kelas Vii B Smp Negeri 2 Toroh Tahun Ajaran 2012/2013”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Toroh dan yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas VII B tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40

orang. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan 29 April dan 1 Mei 2013. Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas

(PTK) ialah penelitian (action research) yang dilakukan untuk memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas.

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan selama

proses penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta sesuai dengan yang diharapkan,

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru biologi,

dalam penelitian ini diperlukan kerjasama dengan guru biologi agar penelitian

berjalan sesuai dengan harapan serta memperoleh hasil yang maksimal.

Kerjasama dengan guru biologi dilakukan dari awal penelitian. Kerjasama

dilakukan mulai dari: a) observasi awal, b) perencanaaan tindakan, c) pelaksanaan

tindakan, d) refleksi, e) evaluasi . Pengumpulan data merupakan salah satu

kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode

wawancara,observasi, studi pustaka, dokumentasi dan tes.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis data model alir.

langkah-langkah teknik analisis data model alir antara lain pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. diharapkan dengan penerapan

Metode pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing pada siswa kelas VIIF

SMP Negeri 2 Toroh Tahun Ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan nilai kognitif

minimal 80% dan afektif sebesar 75% dari 40 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya

perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh

tahun ajaran 2012/2013 pada aspek kognitif maupun aspek afektif. Peningkatan

dari hasil belajar pada aspek kognitif dan aspek afektif dapat dilihat pada tabel 1

dan 2 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas VII B pada Aspek Kognitif dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Bamboo Dancing

Keterangan Pra siklus Siklus I Siklus II Nilai maksimum 96 100 100 Nilai minimum 46 60 65 Rata-rata 70,9 85,1 86,3 Jumlah siswa yang mencapai KKM

16 (40%)

35 (87,5%)

37 (92,5%)

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Kelas VII B pada Aspek Afektif dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Bamboo Dancing

No Indikator Siklus I Siklus II 1 Peduli terhadap pelajaran 60% 82,5% 2 Tanggung jawab mengerjakan tugas 57,5% 80% 3 Bekerja sama dalam diskusi 70% 92,5% 4 Berani bertanya 55% 75%

Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan hasil belajar aspek kognitif dan

afektif. Untuk lebih rinci penjelasan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

dari gambar grafik di bawah ini.

Gambar 1. Grafik Prosentase Peningkatan Nilai Kognitif Siswa Kelas VII B Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif model Bamboo Dancing

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Nilai awalSiklus I

Siklus II

40%

87.5% 92.5%

Pros

enta

se

ketu

ntas

an

Nilai awal

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Histogram Prosentase Peningkatan Nilai Afektif Siswa Kelas VII B Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif model Bamboo Dancing

Pada penelitian ini kondisi sekolah SMP Negeri 2 Toroh terutama

lingkungan fisiknya cukup baik dan lengkap. Setiap ruangan tertata rapi, bersih

dan memberikan kesan rasa nyaman untuk melakukan aktivitas saat memasuki

ruangan tersebut. Ditinjau dari sarana dan prasarananaya di SMP Negeri 2

Toroh cukup lengkap, namun di dalam setiap kelas tidak ada media LCD.

Sedangkan ditinjau dari gurunya mayoritas adalah lulusan dari sarjana

pendidikan dan termasuk dalam kategori guru profesional serta berpengalaman.

Akan tetapi kualitas kegiatan belajar di kelas VII SMP Negeri 2 Toroh dapat

dianalisis bahwa aktivitas belajar IPA biologi masih tergolong rendah. Saat

pelajaran IPA biologi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran

12,5% atau 5 siswa, tidak aktif dalam pembelajaran sebesar 25% atau 10 siswa

dan mengantuk sebesar 7,5 % atau 3 siswa dari siswa yang berjumlah 40 siswa.

Hal ini disebabkan oleh guru biologi hanya menggunakan metode

konvensional dalam pembelajaran, selain itu media yang digunakan hanya LKS

dan dengan bantuan buku paket. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran

menjadi kurang interaktif dan membosankan. Sehingga hasil belajar siswa

kurang maksimal dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada aspek kognitif pra siklus dapat dilihat bahwa nilai

terendah 46, nilai tertinggi mencapai nilai 96, nilai rata-rata kelasnya hanya

60% 57.5%

70%

55%

82.5% 80%

92.5%

75%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Peduli Tanggung jawab Bekerjasama Berani bertanya

Siklus I

Siklus II

mencapai 70,9, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 40% atau

sebanyak 16 siswa yang mencapai nilai KKM. Dengan kata lain, terdapat 60%

atau sejumlah 24 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran

biologi pada materi ekosistem. Nilai pra siklus ini diambil dari nilai Ujian

Tengah Semester siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh. Kemudian, pada

siklus I mulai ada peningkatan untuk nilai terendahnya. Nilai terendah siswa

dari 46 menjadi 60, nilai tertinggi naik menjadi 100, nilai rata-rata kelas naik

menjadi 85,1 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,5% atau sejumlah 35

siswa sudah mencapai nilai KKM atau lebih. Dengan kata lain, masih terdapat

12,5% atau sejumlah 5 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran

biologi pada materi ekosistem. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan

klasikal yang telah dicapai pada siklus I sudah mencapai indikator kinerja yang

telah ditetapkan, akan tetapi masih ada syarat lagi dari indikator kinerja yaitu

hasil belajar siswa pada aspek afektif harus meningkat sebesar 75%.

Selanjutnya, pada siklus II terjadi peningkatan lagi dibandingkan dengan siklus

I. Nilai terendah naik menjadi 65, nilai tertinggi juga naik menjadi 100, nilai

rata-rata kelas siswa mencapai 86,3 dan ketuntasan klasikal mencapai 92,5%

atau 37 siswa dari 40 siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan

hasil belajar pada aspek ini meningkat dikarenakan penerapan metode

pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing yang dapat menarik perhatian

dan antusiasme siswa dalam belajar sehingga membantu bagi siswa untuk

memahami materi yang diajarkan. Selain itu, selama pembelajaran, partisipasi

aktif dari siswa akan tumbuh. Siswa berusaha mencari tahu sendiri jawaban

dari soal yang dibawanya atau sebaliknya. Dengan demikian, pembelajaran

akan lebih menarik minat siswa sehingga mempermudah pemahaman.

Hasil belajar siswa pada aspek afektif siklus I juga mengalami

peningkatan, akan tetapi belum memenuhi indikator kinerja yang ditentukan.

Penilaian keaktifan siswa siklus I pada indikator peduli terhadap pelajaran

ketuntasannya sebanyak 60%, Tanggungjawab mengerjakan tugas sebesar

57,5%, Bekerjasama saat diskusi sebesar 70%, dan berani bertanya dengan

ketuntasan 55%. Pada siklus I ini siswa mulai aktif, tidak ada siswa yang

mengantuk dan siswa sudah fokus terhadap pelajaran. Pada siklus II keaktifan

siswa mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan siswa sudah paham cara

penerapan model pembelajaran ini dan tidak bingung lagi. Peningkatan

keaktifan siswa ini juga akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh.

Peningkatan afektif pada siklus II dengan indikator peduli terhadap pelajaran

ketuntasannya sebanyak 82,5%, Tanggungjawab mengerjakan tugas sebesar

80%, Bekerjasama saat diskusi sebesar 92,5%, dan berani bertanya dengan

ketuntasan 75%. Pada penilaian perskoran setiap indikator sikap dari siklus I

yaitu 10,8 (cukup berminat) juga meningkat menjadi 12,4 (cukup berminat)

pada siklus II. Pada siklus II ini siswa lebih aktif dari siklus I, tidak ada siswa

yang mengantuk dan siswa sudah fokus terhadap pelajaran. Peningkatan ini

terjadi dikarenakan metode pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing

menuntut keaktifan siswa dalam belajar secara kelompok. Apabila siswa tidak

aktif mereka tidak akan bisa menyelesaikan tugas dan pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Model pembelajaran ini juga menuntut adanya kerjasama

siswa bersama kelompoknya agar memperoleh hasil diskusi yang baik. Siswa

menjadi termotivasi dan aktif dalam belajar sehingga nilai afektif siswa juga

meningkat. Hal tersebut didasari oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

Ariyono dkk (2011), dalam pembelajaran kewarganegaraan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing sebagai upaya

meningkatkan pemahaman siswa pada materi pemerintahan pusat mengalami

peningkatan yaitu pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 75% dan pada

siklus II mengalami peningkatan sebesar 93,75%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar yang

dicapai oleh siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh sudah mencapai indikator

kinerja yang ditetapkan atau bahkan lebih besar dari indikator kinerja.

Peningkatan tersebut tentu saja dikarenakan penerapan model Bamboo

Dancing dapat menarik perhatian dan antusiasme siswa dalam belajar sehingga

membantu bagi siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Selain itu,

selama pembelajaran, partisipasi aktif dari siswa akan tumbuh. Siswa berusaha

mencari tahu dengan pasangannya, jawaban dari soal yang dibawanya atau

sebaliknya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih menarik minat siswa

sehingga mempermudah pemahaman. Hal tersebut memberikan bukti bahwa

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil dan diakhiri pada

siklus II.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama

dua siklus, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif model Bamboo Dancing efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif.

2. Hasil belajar pada aspek kognitif untuk siklus I nilai rata-rata kelas sebesar

85,1 dengan presentase ketuntasan 87,5%, pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 86,3 dengan presentase ketuntasan 92,5%, Sedangkan hasil

belajar pada aspek afektif untuk siklus I dengan rata-rata 10,8 dengan kriteria

cukup berminat, pada siklus II mengalami peneingkatan menjadi 12,4 dengan

kriteria cukup berminat.

Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas di atas, maka beberapa sarannya sebagai

berikut:

1. Kepada guru biologi

a. Sebaiknya guru memberikan suatu penghargaan atau poin terhadap siswa

yang aktif. Sehingga siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam pembelajaran

menggunakan model Bamboo Dancing.

b. Hendaknya guru menggunakan model-model pembelajaran yang

disesuaikan dengan materi, sehingga siswa tidak bosan dan jenuh saat

pembelajaran.

2. Kepada sekolah

Sekolah hendaknya dapat menggunakan acuan penerapan metode pembelajaran

kooperatif model Bamboo Dancing demi tercapainya ketuntasan hasil belajar

siswa dan keaktifan siswa meningkat.

3. Kepada peneliti yang lain

a. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih bisa mengembangkan

metode ini dengan media lain.

b. Kepada peneliti lain diharapkan mencari materi lain selain materi ekosistem

yang cocok digunakan dengan metode pembelajaran kooperatif model

Bamboo Dancing.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-

bamboo-dancing-tari.html. Diakses 23 Maret 2013.

Untari, Dwi. 2012. “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk White

Berbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains Siswa X-8 SMA N 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”.

Jurnal Purifikasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru Kepala Sekolah

dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.