efektifitas pemberian dosis kombinasi · pdf filei efektifitas pemberian dosis kombinasi...
Post on 05-Mar-2019
226 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
i
EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI (GLIBENKLAMID+
EKSTAK KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH PADA TIKUS PUTIH SEBAGAI MODEL
DIABETES MELITUS TIPE 2
Naskah Publikasi
KHAIRI AMRUDDIN
20080320166
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS KOMBINASI (GLIBENKLAMID+
EKSTAK KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH PADA TIKUS PUTIH SEBAGAI MODEL
DIABETES MELITUS TIPE 2
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal :
.., 2014.
Oleh :
Khairi Amruddin
20080320166
Pembimbing:
1. Yanuar Primanda, S.Kep., Ns, MNS ()
2. Dyah Rivani, S.Kep., Ns ()
Penguji:
drh. Tri Wulandari, M.Kes ()
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Sri Sumaryani, S.Kep., Ns, M.Kep, Sp.Mat)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta:
Nama : Khairi Amruddin
No Mahasiswa : 20080320166
Judul : Efektifitas Pemberian Dosis Kombinasi (Glibenklamid +
Ekstak Kunyit) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Pada Tikus Putih Sebagai Model Diabetes Melitus
Tipe 2
Setuju/tidak*) naskah ringkasan penelitian yang telah disusun oleh yang
bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing
sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Yogyakarta,,., 2014
Pembimbing:
1. Yanuar Primanda, S.Kep., Ns, MNS (.)
2. Dyah Rivani, S.Kep., Ns (.)
*) coret yang tidak perlu
1
The Effectivity of Combination Dosage (Glibenklamid+Turmeric Extract)
On Blood Glucose of Diabetic Rats Type 2
ABSTRACT
Khairi Amruddin1, Yanuar Primanda
2, Dyah Rivani
2, Tri Wulandari
3
Student Research Project, School of Nursing, Faculty of Health and Medicine,
Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2014
Diabetic case in Indonesia was very significantly increased in every year,
than we need the studies of diabetic treatments. Diabetes is metabolic disorder
that needs comprehensive treatment in long term that the blood glucose must be
stable. The unstable blood glucose (too high or too low) caused some
complication disease, if there was no accurate treatment could be a mortal case.
The purpose of this study is to look at the effectiveness of turmeric extract
in lowering blood glucose (blood sugar) in combination with a sulfonylurea
(glibenclamide), because in a previous study conducted by Santoshkumar (2013),
turmeric extract is not effective in lowering blood glucose levels in the study
acute (less than 7 days).
Object that used in this study ware 30 male white rats (albino wistar rats)
with body wight 150-200 g, age 2-3 months. This research is true experimental.
The research of this study placed at Agrotegnology laboratory and FKIK
laboratory in 39 days. The dosage of extracts combination was divided into three
kind of dosage: 150 mg, 300 mg and 500 mg.
The results showed a decrease in blood glucose levels significantly in all
treatment groups. There is the death of the animals tested positive in the control
group (singular dose of glibenclamide) and treatment group 3 (combination of
glibenclamide + extract 500 mg) as a result of hypoglycemia. The reduction of
blood glucose levels quite well and effectively occurred in the treatment group 1
(combination of glibenclamide + extract 150 mg). The combination dosage of
glibenklamide and turmeric extract on blood glucose of diabetic rats type 2 was
very effective.
Key words : combination dosage, diabetic rats type 2, turmeric extract, curcuma.
1Nursing student, 2Author; Lecture of Nursing program at Health and Medical Faculty Muhammadiyah
University of Yogyakarta, 3Examiner; Lecture of Nursing and Medical program at Health and Medical
Faculty Muhammadiyah University of Yogyakarta.
2
Efektifitas Pemberian Dosis Kombinasi (glibenklamid+ekstrak kunyit)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih
Sebagai Model Diabetes Melitus Tipe 2
Khairi Amruddin1, Yanuar Primanda
2, Dyah Rivani
2, Tri Wulandari
3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2014
INTISARI
Angka kejadian diabetes melitus di Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya, oleh karena itu diperlukan berbagai penelitian terkait untuk
penaganannya. Diabetes merupakan penyakit metabolik yang memerlukan
penanganan komprehensif dalam jangka panjang sehingga kadar glukosa darah
pasien tetap dalam ambang normal (setabil). Kadar glukosa darah yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan berbagai gangguan dalam tubuh dan
berbagi penyakit komplikasi, jika tidak segera diatasi dapat terjadi kematian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efekktifitas ekstrak
rimpang kunyit dalam menurunkan kadar glukosa darah (gula darah) jika
dikombinasikan dengan sulfonilurea (glibenklamid), karena dalam penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Santoshkumar (2013), ekstrak kunyit tidak
efektif menurunkan kadar gula darah dalam studi akut (kurang dari 7 hari).
Objek penelitian yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih jantan
(albino wistar rat) dengan berat badan 150-200 gram, umur 2-3 bulan. Penelitian
ini merupakan penelitian true experimental. Penelitian dilaksanakan laboratorium
Agrotegnologi dan laboratorium FKIK selama 39 hari. Dosis ekstrak untuk
kombinasi dibagi menjadi tiga: 150 mg, 300 mg dan 500 mg. Analisa data untuk
uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan uji beda menggunakan
Two way anova.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar glukosa darah
yang signifikan pada semua kelompok perlakuan. Terdapat kematian hewan uji
pada kelompok kontrol positif (dosis tungal glibenklamid) dan kelompok
perlakuan 3 (kombinasi glibenklamid+ekstrak 500 mg). Proses penurunan kadar
glukosa darah cukup baik dan efektif terjadi pada kelompok perlakuan 1
(kombinasi glibenklamid+ekstrak 150 mg). Kombinasi glibenkalimid dan ekstrak
kunyit cukup efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih
sebagai model diabetes tipe 2.
Kata Kunci : Ekstrak rimpang kunyit, tikus putih sebagai model diabetes tipe 2.
1Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, 2Pembimbing; Dosen Prodi Ilmu Keperawatan FKIK Universitas
Muhammadiyah Yogyakarts, 3Penguji; Dosen Prodi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer &
Bare, 2001). Diabetes melitus dikenal juga sebagai penyakit metabolik yang
bersifat kronis (Atun, 2010). Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami
peningkatan yang cukup besar. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO)
pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta
dan diprediksikan akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Asia Tenggara
terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia
dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030
(WHO, 2008). Indonesia menempati urutan ke tujuh di dunia saat ini (IDF
(International diabetes federation) Atlas, 2012).
Setengah dari jumlah kasus diabetes melitus di Indonesia tidak
terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya
komplikasi (IDF Atlas, 2012). Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah
diabetes tipe 2, penderita biasanya mempunyai riwayat gangguan resistensi
insulin (Waspadji, 2007). Diabetes tipe 2 akan meningkat 5 sampai 10 kali lipat
karena terjadi perubahan rural-herbal menjadi urban (gaya hidup herbal menjadi
modern) (Soegondo, 2007).
Diabetes melitus diakibatkan oleh beberapa faktor resiko. Faktor-
faktor resiko tersebut diantaranya adalah riwayat keluarga penderita DM, kadar
glukosa darah pernah melebihi 140 mg/dl, perempuan yang memiliki riwayat
melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg, menderita penyakit liver
4
kronis, menderita infeksi virus tertentu, terlalu lama mendapat terapi obat
golongan kortikosteroid, dan terkena paparan insektisida (Atun, 2010). Sedangkan
menurut penyebabnya, diabetes dapat disebabkan oleh dua faktor yang berkaitan
dengan proses produksi insulin oleh pankreas dan sensitifitas insulin terhadap
glukosa (Smeltzer & Bare, 2001).
Diabetes memerlukan penanganan yang komprehensi