efek samping dan prognosis

15
EFEK SAMPING TERAPI ANTI-PSIKOTIK a. Gejala Ekstrapiramidal (Extrapyramidal syndrome) Gejala ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu gejala atau reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik golongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering memberikan efek samping gejala ekstrapiramidal yakni Haloperidol, Trifluoperazine, Perphenazine, Fluphenazine, dan dapat pula oleh Chlorpromazine. Namun lebih sering diakibatkan oleh obat dengan potensial tinggi yang memiliki afinitas yang kuat pada reseptor muskarinik. 1 Gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas, tetapi gejala-gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Gejala ekstrapiramidal sering di bagi dalam beberapa kategori yaitu reaksi distonia akut, tardive diskinesia, akatisia, dan sindrom Parkinson. Reaksi distonia akut Merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot skelet yang timbul beberapa menit. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara, krisis okulogirik, sikap badan yang tidak biasa hingga opistotonus (melibatkan keseluruhan otot tubuh). Hal 1

Upload: astri-pratiwi

Post on 18-Aug-2015

234 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

obat anti psikotik

TRANSCRIPT

EFEK SAMPING TERAPI ANTI-PSIKOTIKa. Gejala Ekstrapiramidal (Extrapyramidal syndrome)Gejalaekstrapiramidal (EPS) mengacupadasuatugejalaataureaksi yangditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotikgolongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering memberikan efeksamping gejala ekstrapiramidal yakni Haloperidol !rifluopera"ine Perphena"ine#luphena"ine dan dapat pula oleh $hlorproma"ine. %amun lebih sering diakibatkanolehobat denganpotensial tinggi yangmemiliki afinitasyangkuat padareseptormuskarinik.&Gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet spasme ataurigitas tetapi gejala'gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal).Gejala ekstrapiramidal sering di bagi dalam beberapa kategori yaitu reaksi distoniaakut tardive diskinesia akatisia dan sindrom Parkinson. (eaksi distonia akut )erupakan spasme atau kontraksi in*olunter satu atau lebih otot skelet yangtimbul beberapamenit.+elompokotot yangpalingseringterlibat adalahotot,ajah leher lidah atau otot ekstraokuler bermanifestasi sebagai tortikolisdisastria bicara krisis okulogirik sikap badan yang tidak biasa hingga opistotonus(melibatkankeseluruhanotot tubuh). Hal ini akanmengganggupasien dapatmenimbulkannyeri hingga mengancamkehidupanseperti distonia laringataudiafragmatik. (eaksi distonia akut sering terjadi dalam satu atau dua hari setelahpengobatandimulai tetapi dapat terjadi kapansaja. !erjadi padakira'kira&-.pasien lebihla"impadapriamuda danlebihseringdenganneuroleptikdosistinggi yang berpotensi tinggi seperti haloperidol trifluopera"ine dan flufena"ine. /katisia )anifestasi berupa keadaan gelisah gugup atau suatu keinginan untuk tetapbergerak ataurasagatal padaotot.Pasien dapat mengeluh karena an0ietas ataukesukaran tidur yang dapat disalah tafsirkan sebagai gejala psikotik yangmemburuk. Sebaliknya akatisiadapat menyebabkaneksaserbasi gejalapsikotikakibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim. /gitasipemacuan yang nyata ataumanifestasi fisik lain dari akatisisa hanya dapat ditemukan pada kasus yang berat. 1 Sindrom Parkinson !erdiri dari akinesia tremor dan bradikinesia. /kinesiameliputi ,ajahtopeng, jedaan dari gerakan spontan penurunan ayunan lengan pada saat berjalanpenurunan kedipan dan penurunan mengunyah yang dapat menimbulkanpengeluaran air liur. Pada bentuk yang yang lebih ringan akinesia hanya terbuktisebagai suatu status perilaku dengan jeda bicara penurunan spontanitas apati dankesukaran untuk memulai aktifitas normal kesemuanya dapat dikelirukan dengangejala ski"ofrenia negatif. !remor dapat diteukan pada saat istirahat dan dapat pulamengenai rahang. Gayaberjalandenganlangkahyangkecil danmenyeret kakidiakibatkan karena kekakuan otot. Tardive diskinesia 1isebabkan oleh defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif reseptordopamine di puntamen kaudatus.)erupakan manifestasigerakan otot abnormalin*olunter menghentak balistik atau seperti tik yang mempengaruhi gayaberjalan berbicara bernapas dan makan pasien dan kadang mengganggu. #aktorpredisposisi dapat meliputi umur lanjut jenis kelamin,anita danpengobatanberdosis tinggi ataujangka panjang. Gejala hilangdengantidur dapat hilangtimbul dengan berjalannya ,aktu. . Si!dr"m Ne#r"pleptik Mali$!a Sindromneuroleptikmalignamerupakangabungandari hipertermia rigiditasdan disregulasi autonomik yang dapat terjadi sebagai komplikasi serius daripenggunaan obat antipsikotik. Sindrom ini pertama kali dikenal tahun &23- setelahobser*asi pasien yang diberikan obat antipsikotik potensial tinggi. )ekanisme antipsikotik sehingga dapat menyebabkan S%) berhubungan dengansifat antagonism obat terhadap reseptor 1'4 dopamine. 5lokade pusat reseptor 1'4pada hipotalamus jalur nigrostriatal dan di medulla spinalis menyebabkan terjadinyapeningkatanrigiditasotot dantremorberkaitanyangdenganjalurekstrapiramidal.5lockadereseptor14hipotalamusjugamenghasilkanpeningkatantitiktemperaturdan gangguan mekanisme pengaturan panas tubuh. Sementara itu efek antipsikotik diperifer tubuh menyebabkan peningkatan pelepasan kalsium dari retikulumsarkoplasma sehingga terjadi peningkatan kontraktilitas yang juga dapat berkontribusidalam terjadinya hipertermia rigiditas dan penghancuran sel otot. 2Semua golongan antipsikotik dapat menyebabkan sindrom neuroleptik malignabaikneuroleptikpotensial rendahmaupunpotensial tinggi. 5erdasarkanpenelitianS%)lebih sering ditemukan pada pasien yang mengkonsumsi haloperidol danchlorproma"ine./ntipsikotikatipikal yangterbaru,alaupuntidakdiklasifikasikansecaraakurat sebagai golonganneuroleptikjugadapatmengakibatkansindromini.$ontoh obat antipsikotik atipikal yang juga dapat menyebabkan sindrom neuroleptikmaligna (S%)) seperti olan"apine risperidone "iprasidone dan 6uetiapine. #aktor resiko yang berhubungan erat dengan kejadian S%) yakni penggunaanantipsikosisdosistinggi ,aktuyangsingkat dalammenaikkandosispengobatanpenggunaan injeksi antipsikotik kerja lama kondisi pasien yang mengalami dehidrasikelelahan danagitasi. Selainitupada pasienyangtelahmengalami S%)jugamemiliki resiko tinggi untuk terjadi S%) rekurens. Secara epidemiologi belum terdapat adanya penelitian mengenai kejadian S%)yangberhubungandengansuku. %amunpenelitiandi $inamenunjukkanterdapatinsidens -&4. dari pasien yang menggunakan obat neuroleptik sementara di 7ndiaterdapat -.&8.. S%)dapat terjadi kapanpundari ,aktupengobatandanresikokejadian meningkat pada pasien yang berusia kurang dari 8- tahun. %amun 49: kasusterjadi pada minggu pertama setelah pemberian obat. /ngka kematian sekitar &-'4-.dan umumnya resiko kematian meningkat bila pasien telah mengalami nekrosis sel'selotot yang menyebabkan rhabdomyolisis.Gambaran gejala klinis S%) dapat berupa ; 1isfagia Resting tremor 7nkontinensia 1eliriumyangberkelanjutanpadaletargi stuporhinggakoma(le*elkesadaranyang fluktuatif) !ekanan darah yang labil9berubah'ubah Sesak nafas takipnea /gitasi psikomotrik !akikardia dan hipertermia (demam tinggi) (igiditas3Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan S%) memperlihatkanpeningkatan+reatininkinase($+) akibat penghancurandannekrosissel'sel ototpeningkatan aminotransferase (aminotransferasi aspartat9GO! danaminotransferasealanine9GP!) peningkatan