efek analgesik-antiinflamasi sari buah nanas · efek analgesik (ananas comosus diajukan untuk...

150
EFEK ANAL (Ananas c Di Me LGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH comosus L.) PADA MENCIT PUTIH BET SKRIPSI iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Tania Gunawan NIM : 068114121 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 NANAS TINA

Upload: duongliem

Post on 25-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

EFEK ANALGESIK

(Ananas comosus

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjan

EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS

Ananas comosus L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Tania Gunawan

NIM : 068114121

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS

L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

Page 2: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

ii

EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS

(Ananas comosus L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Tania Gunawan

NIM : 068114121

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)
Page 4: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)
Page 5: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kelemahan manusia yang paling besar adalah keraguannya untuk mengatakan

pada orang sekitar seberapa besar dia mencintai mereka, ketika mereka masih

hidup” (O.A. Battista).

Skripsi ini mungkin tak begitu berarti bagi orang lain…….Tapi bagiku ini sangat berarti……………………………...Dalam proses perjalanan penyusunannya…………………Banyak kejadian-kejadian yang tak terduga………………

Kehilangan seorang ayah………….Begitu besar pengaruhnya dalam keluargaku………….Pengorbanan adikku yang harus berhenti kuliah …………..Dimana di usia itu seharusnya ia dapat menikmati bangku kuliah……………Belajar,bermain bersama teman, dan menikmati masa remaja………………..Semua itu hanya impian belaka………….

Pengorbanan yang sungguh teramat besar…………….Semoga aku tak mengecewakan mereka semua……….Thx God, Papa(Alm), Mama , Nana ………………….Atas pengorbanan kalian………………………………

Karya ini kupersembahkan untuk seluruh warga dan teman-teman Farmasi USD,

dan Almamaterku Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Terutama

Papa(Alm) dan Nana, Mama satu yang ingin kuucapkan “ Aku cinta kalian

semua”. Kalianlah motivasi dan semangatku untuk tetap terus berjuang hingga

pada akhirnya nanti……….

Page 6: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, kasih karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “ Efek Analgesik –

Antiinflamasi Sari Buah Nanas (Ananas comosus L.) pada Mencit Putih Betina’’

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1

(S1) Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, penulis secara khusus

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus untuk semua berkat, rahmat, dan

segala penyertaan-Nya hingga saat ini.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu membimbing, mengoreksi, memberi masukan, kritik,

saran, dan pengarahan dari awal persiapan hingga akhir penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran

yang membangun.

5. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran

yang membangun.

Page 7: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

vii

6. Papa (Alm), Mama atas segala doa, semangat, bimbingan, motivasi, dan

pengorbanannya selama ini. Dan adikku buat semua doa, semangat,

motivasinya, dan pengorbanannya.

7. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat yang telah banyak membantu

menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini.

8. Seluruh dosen, laboran, petugas seketariat Fakutas Farmasi dan petugas

perpustakaan Kampus Paingan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

9. Ricky, Jeffry, Felix, Dewi, Tanti atas bantuan dan kerjasamanya selama

proses pengambilan data untuk penelitian ini.

10. Bu Iin selaku dosen pembimbing akademik selama penulis kuliah di S1 ini

yang telah memberi motivasi dan arahan sehingga penulis dapat melalui

berbagai masalah yang dihadapi selama perkuliahan.

11. Seluruh teman-teman FKK angkatan 2006 kelas C dan semua teman

farmasi USD atas kebersamaannya selama kuliah S1 di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

bermanfaat bagi orang banyak.

Penulis

Page 8: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)
Page 9: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)
Page 10: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

ix

INTISARI

Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapatdigunakan sebagai tanaman obat untuk analgesik dan antiinflamasi. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk membuktikan khasiat analgesik dan antiinflamasi saribuah nanas; mengetahui seberapa besar % proteksi menghambat nyeri dan % dayaantiinflamasi sari buah nanas.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni denganrancangan acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan adalah metodeLangford yang dimodifikasi untuk uji efek anti-inflamasi sedangkan untukmenguji efek analgesiknya digunakan metode rangsang kimia. Variabel bebasyang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis sari buah nanas dan variabeltergantung yaitu efek analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas. Data kuantitatifyang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov test untuk melihatdistribusi data. Setelah diketahui data terdistribusi normal, maka analisisdilanjutkan dengan one-way Anova test dan Scheffe test dengan taraf kepercayaan95%.

Hasil penelitian membuktikan bahwa sari buah nanas memberikan khasiatanalgesik dan antiinflamasi. Persen proteksi penghambatan nyeri sari buah nanasdari dosis 8,33ml/kgBB; 16,67ml/kgBB; dan 33,33ml/kgBB secara berturut-turutadalah 39,79%; 63,27%; dan 68,88%, sedangkan persen daya antiinflamasi saribuah nanas dari dosis 8,33ml/kgBB; 16,67ml/kgBB; dan 33,33ml/kgBB secaraberturut-turut adalah 36,42%; 50,64%; dan 55,12%.

Kata kunci : analgesik; anti-inflamasi; sari buah nanas; Ananas comosus L.

Page 11: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

x

ABSTRACT

Pineapple (Ananas comosus L.) is one of plants that can be used as amedicinal plant for analgesic and anti-inflammatory agents. This research aims toreveals analgesic and anti-inflammatory actions of pineapple squeeze; to find outthe percentage protection to obstruct pain and percentage anti-inflammatoryactions of pineapple squeeze.

This is a pure experimental study using a one-way completely randomizeddesign. This research used modificated Langford method to test the anti-inflammatory effects and to chemical stimulation method for testing analgesics.The independent variable used in this study is dosage of pineapple squeeze andthe dependent variable are the analgesics and anti-inflammatory effects ofpineapple squeeze. The quantitative analyzed with Kolmogorov-Smirnov test tofind out the distributions of the data. After the data distribution discoverednormal, analysis continued with one-way Anova test and Scheffe test with level ofconfidence 95%.

Results of the study showed that the pineapple squeeze exerted analgesicand anti-inflammatory effects. Protection percentage to obstruct of pineapplesqueeze of 8.33 ml/kg BW, 16.67 ml/kg BW and 33.33 ml/kg BW were 39.79%,63.27%, and 68.88% respectively. Meanwhile, protection percentage of anti-inflammatory action of pineapple squeeze of 8.33 ml/kg BW, 16.67 ml/kg BWand 33.33 ml/kg BW were 36,42%, 50.64%, and 55,12% respectively.

Key words: analgesic, anti-inflammatory, pineapple squeeze, Ananas comosus L.

Page 12: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..…….ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………..v

PRAKATA…………………………………………………………………….. ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. viii

INTISARI…………………………………………………………………………ix

ABSTRACT……………………………………………………………………….x

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...xi

DAFTAR TABEL…...…………………………………………………..………xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xxi

BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………….1

A. Latar Belakang………...…………………………………………………..1

1. Perumusan masalah…………...……………………………………….3

2. Keaslian penelitian…………………………...………………………..4

3. Manfaat penelitian……………….……………………………………5

B. Tujuan Penelitian……………………..…………………………………...5

1. Tujuan umum……………………...…………………………………..5

2. Tujuan khusus………………………..………………………….…….5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………….6

A. Tanaman nanas……………………………………………………………6

Page 13: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xii

1. Sistematika tumbuhan…………………..…….………………………6

2. Sinonim………………………………………………………………..6

3. Nama daerah…………………………………………………………..6

4. Morfologi……………………………………………………………...7

5. Kandungan kimia……………………………………...........................7

6. Kegunaan……………………………………………………………...8

B. Bromelain………………………………………………………………….8

C. Nyeri…….………………………………………………………………..13

D. Inflamasi………………………………………….………………………15

E. Mekanisme Inflamasi…………………………………………………….18

F. Parasetamol………………………………………………………………19

G. Kalium diklofenak……………..................................................................21

H. Metode Pengujian Efek Analgesik ………………………………………22

I. Metode Pengujian Aktivitas Antiinflamasi………………………………27

J. Landasan Teori…………………………………………………………...30

K. Hipotesis………………………………………………………………….32

BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………...................32

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………….33

B. Variabel dan Definisi Operasional……………………….........................33

1. Variabel………………………………………………………………33

2. Definisi Operasional………………………..…...……………………34

C. Subyek Uji dan Bahan Penelitian……………….………………………..35

1. Subyek Uji…………………………….……………………………...35

Page 14: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xiii

2. Bahan Penelitian……………………………………………………...35

D. Alat Penelitian……………………………………………………………36

E. Tata Cara Penelitian……………………………………………………...37

1. Uji Analgesik………………………………....……………………...37

a. Uji makroskopis buah nanas………………………......................37

b. Pengumpulan bahan……………………………………………...37

c. Pembuatan sari buah nanas………………………………………37

d. Penyiapan hewan uji……………………………………………..38

e. Pembuatan sediaan……………………………………………….38

f. Penentuan kriteria geliat…………………………………………39

g. Penentuan dosis sari buah nanas………………………………....39

h. Penentuan dosis asam asetat 1%....................................................40

i. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat………………....41

j. Penentuan dosis parasetamol………………………………..........41

k. Perlakuan hewan uji……………………………………………...42

l. Penentuan % proteksi penghambatan nyeri……………………...42

m. Tata cara analisis data……………………………………….......43

2. Uji Antiinflamasi…………………………………………………….44

a. Penyiapan hewan uji……………………………………………..44

b. Pembuatan sari buah nanas…………………………..……..……44

c. Pembuatan sediaan………………………………………………44

d. Uji pendahuluan selang waktu pemotongan kaki………………..45

e. Uji pendahuluan selang waktu pemberian kalium diklofenak…...45

Page 15: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xiv

f. Uji pendahuluan penentuan dosis kalium diklofenak……………46

g. Perlakuan hewan uji………………………………………….......47

h. Pengujian daya antiinflamasi…………………………………….47

i. Tata cara analisis data……………………………………………47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….49

A. Uji Makroskopis Buah Nanas……………………………………......49

B. Uji Pendahuluan Analgesik……………………………………..........49

1. Penentuan dosis asam asetat…………………………………......50

2. Penentuan selang waktu pemberian rangsang……………………53

3. Penentuan dosis parasetamol………………………………….….55

C. Uji Pendahuluan Antiinflamasi………………………………………58

1. Selang waktu pemotongan kaki setelah penyuntikan karagenin

1%..................................................................................................58

2. Selang waktu pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB.........61

3. Penentuan dosis efektif kalium diklofenak………..……………63

D. Pengujian persen proteksi penghambatan nyeri dan daya antiinflamasi

buah nanas……………………………………………………...…….66

1. Pengujian persen proteksi penghambatan nyeri sari buah

nanas……………………………………………………..……….66

2. Pengujian daya antiinflamasi sari buah nanas……………………73

Page 16: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..…………80

A. Kesimpulan………………………………………………..…………80

B. Saran……………………………………………………………...….80

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………81

LAMPIRAN……………………………………………………..………………84

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………….125

Page 17: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulati geliat mencit pada penentuan dosis asam

asetat……………………………………………………………..…...51

Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam

asetat………………………………………………………………….52

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selang waktu

pemberian asam asetat 1% dosis 50mg/kgBB…...…………………..53

Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan selang

waktu pemberian dosis asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB ………..55

Tabel V.Rata – rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penetuan dosis

parasetamol…………………………………………………………..56

Tabel VI. Hasil uji Scheffe pada penentuan dosis parasetamol………………...57

Tabel VII.Rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%

subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki….59

Tabel VIII. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi

karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

pemotongan kaki…………………………………………………...60

Tabel IX. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 %

subplantar setelah pemberian diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada

selang waktu tertentu………………………………………………62

Page 18: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xvii

Tabel X. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi

karagenin 1 % subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis

4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu……………….………..63

Tabel XI. Rata-rata bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif

kalium diklofenak…………………………………………….……..64

Tabel XII.Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji

pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak………….………..….65

Tabel XIII. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi

pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok……..…………...67

Tabel XIV. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada pengujian efek analgesik

seluruh kelompok…………………………………………………..69

Tabel XV. Data rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol

positif pada uji efek analgesik……………………………………...71

Tabel XVI. Hasil uji Scheffe perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol

positif pada uji efek analgesik…………………………………...…72

Tabel XVII. Hasil rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 %

subplantar; % daya antiinflamasi; dan % potensi relatif daya

antiinflamasi………………………………………………………75

Tabel XVIII. Tabel rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki

mencit……………………………………………………………...76

Tabel XIX. Rata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok…….77

Tabel XX. Hasil % daya antiinflamasi dan potensi relatif………………….…121

Page 19: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xviii

Tabel XXI. Tabel rata-rata ml sari buah nanas yang dihasilkan dari 100 g buah

nanas……………………………………………………….……122

Page 20: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme Bromelain Menghambat Sistem Kinin…………….....…10

Gambar 2. Efek Bromelain pada Sintesis Prostaglandin…………………….…..13

Gambar 3. Pembentukan mediator-mediator nyeri………………………………17

Gambar 4. Struktur parasetamol ………………………………………………...20

Gambar 5. Struktur kalium diklofenak…………….…………………………….21

Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan dosis

asam asetat…………………………………………………………...51

Gambar 7. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada

penentuan selang waktu pemberian asam asetat 1 % dosis 50

mg/kgBB………………………………………….………………….54

Gambar 8. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada

penentuan dosis parasetamol…………………………………………56

Gambar 9. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin

1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan

kaki…………………………………………………………………..59

Page 21: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xx

Gambar 10. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 %

subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB

pada selang waktu tertentu…………………………………………..62

Gambar 11. Grafik bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif

kalium diklofenak…………………………………………………..64

Gambar 12. Grafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek

analgesik seluruh kelompok………………………………………..68

Gambar 13. Grafik persen proteksi pada pengujian efek analgesik berbagai

kelompok…………………………………………………………..68

Gambar 14. Grafik rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol

positif pada uji efek analgesik………………….…………………..71

Gambar 15. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 %

subplantar…………………………………………………………..75

Gambar 16.Grafik rata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap

kelompok…………………………………………………………...78

Gambar 17. Foto buah nanas sebelum dikupas………………………………..…84

Gambar 18. Foto buah nanas setelah dikupas……………………………………84

Gambar 19. Foto juice extractor………………………...……………………….85

Gambar 20. Foto sari buah nanas………………………………………………...85

Page 22: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xxi

Gambar 21. Foto geliat…………………………………………………………..86

Gambar 22. Foto udema…………………………………………………………86

Page 23: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data jumlah kumulatif geliat mencit besrta hasil analisis statistik

pada penentuan dosis asam asetat 1 % dosis 50mg/kgBB….....….87

Lampiran 2. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisis statistik

pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat………….…90

Lampiran 3. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisis statistik

pada penentuan dosis parasetamol………………………………...93

Lampiran 4. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan selang waktu

pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1% dan hasil analisis

statistiknya…………………………………………………….…..96

Lampiran 5. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu

pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB beserta hasil analisis

statistiknya………………………………………...………………99

Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis kalium

diklofenak beserta hasil analisis statistiknya………………….….102

Lampiran 7. Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik..…105

Lampiran 8.Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasil

analisis statistiknya……………………………………………..…110

Lampiran 9. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada

uji efek analgesik……………………………………………...…..113

Lampiran 10. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek antiinflamasi beserta

hasil analisis statistiknya………………………………………….117

Page 24: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

xxii

Lampiran 11. Contoh perhitungan % daya antiinflamasi dan potensi relatif…...124

Page 25: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Inflamasi atau peradangan merupakan suatu reaksi vaskuler yang

menimbulkan adanya pengiriman cairan, zat terlarut, dan sel darah menuju

jaringan intertisial pada daerah yang mengalami luka (Price dan Wilson, 1984).

Peradangan biasanya ditandai dengan kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri

(dolor), bengkak (tumor) dan berkurangnya fungsi organ yang meradang tersebut

(functiolesia). Maka perlu penanganan untuk mengatasi hal tersebut, misalnya

dengan menggunakan obat anti-radang.

Nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, ekspresi

emosional, dan bersifat subjektif (Dipiro dkk, 1998). Nyeri sebenarnya berfungsi

untuk mengingatkan atau melindungi serta memudahkan diagnosis, tetapi pasien

sering merasakannya sebagai hal yang tidak mengenakkan sehingga akan

berusaha untuk bebas darinya. Salah satu solusi untuk mengatasi rasa nyeri itu

adalah mengembangkan berbagai upaya pengobatan. Obat yang digunakan untuk

meringankan atau menekan rasa nyeri ini dikenal sebagai analgetika.

Di Amerika dilaporkan bahwa 4 di antara 10 orang mengalami nyeri yang

terjadi hampir setiap hari, sedangkan 89% menyatakan merasakan episode nyeri

minimal sebulan sekali. Sekitar 20% populasi di Amerika dilaporkan mengalami

nyeri kronik dan kecacatan akibat nyeri dilaporkan terjadi pada lebih dari 50 juta

Page 26: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

2

orang. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi nyeri di Amerika mencapai

US$ 79 milyar (Dwiprahasto, 2002). Menurut Meliala (2000), setiap tahun di

Amerika terjadi kehilangan jam kerja 65 juta hari kerja per tahun sehingga secara

sosial maupun ekonomi nyeri dirasa sangat mengganggu. Di Indonesia, khususnya

di Yogyakarta, terutama di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian Poliklinik Saraf,

50% pengunjunggnya adalah penderita nyeri dengan berbagai sebab.

Kecenderungan dari masyarakat sekarang untuk kembali ke alam (back to

nature) dalam pengobatan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Upaya

pengobatan secara tradisional yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat

hingga saat ini masih diakui keberadaannya, cukup potensial dalam meningkatkan

kesehatan masyarakat.

Di Indonesia, jumlah dan jenis bahan alam yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan obat tradisional sangat banyak dan beragam, salah satunya adalah

nanas (Ananas comosus L.). Buah nanas sangat mudah didapatkan, harganya

murah dan digunakan penduduk sebagai buah pelengkap hidangan.

Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu tanaman obat yang

memiliki banyak khasiat. Hal tersebut dikarenakan dalam nanas mengandung

enzim bromelain yang memiliki aksi antiinflamasi dan mempercepat

penyembuhan luka. Selain itu bromelain juga mempunyai aksi terapetik meliputi :

penghambatan agregasi platelet, aktivitas fibrinolitik, aksi anti-tumor, modulasi

sitokin dan imunitas, sifat skin debridement (pengangkatan materi asing pada

Page 27: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

3

kulit), peningkatan absorpsi obat-obat lain, sifat-sifat mukolitik, membantu

pencernaan, dan perbaikan peredaran darah dan jantung (Kelly, 1996).

Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga dengan adanya enzim

bromelain dalam buah nanas dapat memberikan khasiat analgesik dan

antiinflamasi. Maka dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat analgesik

dan antiinflamasi sari buah nanas. Lalu dibandingkan dengan penelitian yang

pernah dilakukan oleh Hidayat (2010) tentang efek analgesik dan antiinflamasi jus

buah nanas pada mencit betina galur Swiss. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Hidayat (2010) yaitu yang diuji adalah jus buah nanas yang masih

mengandung serat, sedangkan penelitian ini adalah sari buah nanas yang sudah

tidak mengandung serat. Sesuai dengan sifat enzim bromelain yang larut dalam air

maka diharapkan efek analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas lebih besar

dibandingkan dengan jus buah nanas yang mengandung serat karena bromelain

akan larut dalam komponen air. Kemudian dibandingkan % proteksi menghambat

rasa nyeri dan % daya antiinflamasinya, sehingga penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada masyarakat akan khasiat dari sari buah nanas. Cara pengujian

yang digunakan untuk menguji efek analgesik adalah metode rangsang kimia yang

cocok digunakan untuk pengujian analgesik non narkotik. Dan untuk menguji

efek antiinflamasinya digunakan metode Langford yang dimodifikasi karena

metode ini cukup spesifik untuk menguji efek antiinflamasinya.

Page 28: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

4

1. Perumusan masalah

a. Apakah sari buah nanas memiliki khasiat analgesik dan antiinflamasi ?

b. Berapa besar persen proteksi penghambatan nyeri yang dihasilkan oleh

sari buah nanas?

c. Berapa besar persen daya antiinflamasi yang dihasilkan oleh sari buah

nanas?

2. Keaslian penelitian

Penelitian tentang nanas pernah dilakukan oleh Hidayat (2010) tentang

efek analgesik dan antiinflamasi jus buah nanas pada mencit betina galus Swiss.

Hasil penelitian tersebut membuktikan jus buah nanas pada dosis 3,75 g/kgBB

memberikan efek analgesik dan antiinflamasi sebesar 58,90% dan 56,82%.

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian efek

analgesik-antiinflamasi sari buah nanas (Ananas comosus L.) pada mencit putih

betina belum pernah dilakukan.

Selain itu, ada pula penelitian yang dilakukan oleh Suseni (2002)

tentang penetapan kadar bromelain pada buah nanas Bogor dan Blitar secara

spektrofotometri UV. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kadar bromelain

pada nanas Blitar lebih besar dibandingkan dengan nanas Bogor.

Selain penelitian yang telah dilakukan dalam ruang lingkup Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis juga menemukan penelitian lain

yang terkait dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Gregory (1996). Hasil

penelitian ini adalah bromelain menunjukkan suatu efek bermanfaat pada

Page 29: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

5

sistem kinin, kaskada koagulasi, sistem sitokinin, dan sintesis prostaglandin

yang berkaitan pada proses antiinflamasi.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang obat tradisional dalam

hal obat analgesik dan antiinflamasi.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang manfaat dan penggunaan sari buah nanas sebagai analgesik dan

antiinflamasi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi mengenai khasiat sari

buah nanas terutama sebagai analgesik dan antiinflamasi.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui apakah sari buah nanas memiliki khasiat analgesik

dan antiinflamasi.

b. Untuk mengetahui seberapa besar % proteksi penghambatan nyeri dari

sari buah nanas

c. Untuk mengetahui seberapa besar daya antiinflamasi sari buah nanas.

Page 30: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Nanas

1. Sistematika Tumbuhan

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Classis : Monocotyledonae

Ordo : Bromeliales

Familia : Bromeliaceae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus Merr. (Tjitrosoepomo, 1994).

2. Sinonim

Ananas sativus (L.) Merr

Bromelia ananas L. (Soedibyo,1998).

3. Nama daerah

Tanaman nanas mempunyai nama daerah Ekahauku, Anes, Nas, Henas,

Kenas, Honas, Hanas, Kanas, Nanas, Naneh, Kanyas, Nyanyas (Sumatera).

Danas, Ganas, Nanas, Lanas (Jawa). Kanas, Samblaka, Kayu usan, Kayu ujan,

Belasan (Kalimantan). Manas, Nanas, Aruna, Nanasi, Anana, Panda Jawa

(Nusatenggara). Tuis mangondow, Nanasi, Tuis, Pinang, Nanati, Ekam, Asne

(Sulawesi). Ainasi, Than Bababam, Kalnasi, Kampora, Kanasoi, Kanasi,

Nanasi, Nanasu, Nanaki (Anonim, 1989).

Page 31: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

7

4. Morfologi

Tanaman nanas berupa herba yang kokoh; tinggi 0,5-1,5 meter; pada

pangkalnya ada tunas merayap. Daun berbentuk garis, tebal, ulet, 80-120 kali

2-6 cm, dengan ujung lancip serupa duri, sepanjang tepi umumnya dengan duri

temple yang membengkok ke atas, dari sisi bawah bersisik putih. Bunga

tersusun dalam bulir yang sangat rapat, terminal (di ujung) dan bertangkai

panjang. Poros bulir besar, pada ujung dengan daun pelindung yang lebih besar,

tidak berisi bunga, merupakan roset yang rapat. Daun pelindung pada pangkal

bunga dengan basis yang diperlebar, bergigi tajam, merah, kekuning-kuningan

atau hijau, panjang 2-5 cm. Buluh kelopak sebagian tenggelam dalam poros

bulir, seperti halnya dengan bakal buah, bersama-sama membentuk tonjolan

yang lebih kurang persegi 5, taju kelopak bulat telur segitiga, berdaging,

panjang lebih kurang 1 cm, mudah rontok. Daun mahkota lepas bentuk garis

memanjang, panjang lebih kurang 2 cm, putih dan ungu, dari dalam pada

pangkalnya dengan dua pinggiran yang menonjol, berkuku. Buah semu

berdaging, hijau sampai orange, biji kecil dan kerap kali tidak menjadi ( van

Steenis, 1992).

5. Kandungan kimia

Buah, daun dan akar mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol

(Syamsuhidayat, 1991), enzim bromelain, ergosterol peroksida, asam annasat,

asam sitrat, vitamin C dan gula (Soedibyo, 1998).

Page 32: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

8

6. Kegunaan

Karena dalam nanas mengandung bromelain maka nanas mempunyai aksi

sebagai berikut: penghambat agregasi platelet, aktivitas fibrinolitik, aksi

antiinflamasi, aksi antitumor, modulasi sitokin dan imunitas, sifat skin

debridement (pengangkatan materi asing pada kulit), peningkatan absorpsi

obat-obatan lain, sifat-sifat mukolitik; membantu pencernaan, mempercepat

penyembuhan luka, perbaikan peredaran darah dan jantung (kardiovaskuler).

B. Bromelain

Enzim merupakan suatu senyawa yang bertindak sebagai katalis pada

reaksi biologis. Meskipun enzim meningkatkan laju reaksi, tetapi tidak mengubah

konsentrasi dari reaktan dan produk bila keseimbangan tercapai. Bromelain

merupakan suatu enzim proteolitik sulfhidril yang dapat diperoleh dari nanas

(Ananas comosus), yaitu suatu enzim yang dapat menguraikan atau memecah

protein dan enzim ini memiliki residu sulfhidril pada lokasi aktifnya (Tyler, 1988).

Dalam tanaman nanas, bromelain terdapat di dalam buah, tangkai, kulit

buah dan batang. Prosentase kandungan bromelain pada bagian tanaman nanas

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Buah keseluruhan (masak) : 0,060 – 0,080%

2. Daging buah (masak) : 0,080 – 0,125%

3. Kulit : 0,050 – 0,075%

4. Batang : 0,040 – 0,060%

5. Tangkai : 0,010 – 0,060%

Page 33: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

9

6. Buah keseluruhan (masih hijau) : 0,040 – 0,060%

7. Daging buah (masih hijau) : 0,050 – 0,070%.

Sedangkan kandungan bromelain pada daun persentasenya terlalu kecil (Omar,

1978).

Bromelain mempunyai sifat fisis teramat higroskopis, peka terhadap

pemanasan dan cahaya, titik lebur 234-235°C, larut dalam air, dan tidak larut

dalam berbagai pelarut organik seperti alkohol, aseton, eter dan larutan

ammonium sulfat.

Mekanisme aksi enzim bromelain adalah sebagai berikut: kontak

permukaan, dengan kolagen atau platelet, mengaktivasi sistem kinin dan

kaskada/riam penggumpalan (the clotting cascade) dengan menstimulasi konversi

faktor Hagemen menjadi suatu protease aktif (faktor XIIa). Faktor XIIa kemudian

mengaktifkan sistem kinin dengan mengkonversi prekallikrein plasma menjadi

kallikrein dan meneruskan lintasan intrinsik kaskada penggumpalan dengan

mengkonversi faktor XI menjadi bentuk aktifnya. Kallikrein, dalam suatu kalang

(loop) otokatalitik, mengakselerasi aktivasi faktor Hageman, yang berikutnya

secara kuat mengaktivasi sistem kinin dan kaskada (riam) penggumpalan. Selain

itu, kallikrein membelah (HMWK) untuk menghasilkan bradikinin, suatu

stimulator yang kuat bagi peningkatan permeabilitas vaskuler dan rasa nyeri.

Aktivasi kaskade penggumpalan akan berkulminasi dalam konversi fibrinogen

menjadi fibrin (Gambar 1).

Page 34: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

10

Gambar 1. Mekanisme Bromelain Menghambat Sistem Kinin (Kelly,1996).

Page 35: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

11

Fibrin kemudian membentuk suatu matriks perlindungan di seputar daerah

yang terluka. Matriks ini menghambat drainase jaringan, meningkatkan edema

dan memblokir sirkulasi aliran daerah.

Tikus-tikus yang mendapat perlakuan bromelain juga menunjukkan

penurunan Faktor X dan prothrombin, yang keduanya dibutuhkan untuk aktivasi

fibrinogen ke fibrin. Ini mengindikasikan bahwa aksi bromelain sebagian

merupakan hasil dari penghambatan generasi bradikinin pada situs inflamasi

melalui penipisan sistem kallikrein plasma, dan juga pembatasan formasi fibrin

melalui pengurangan intermediasi kaskada penggumpalan. Aksi-aksi ini

menghasilkan pengurangan nyeri dan edema yang signifikan, dan juga

peningkatan sirkulasi ke arah situs yang terluka.

Setelah terbentuknya suatu gumpalan (clot), perbaikan pembuluh mulai

berlangsung dengan konversi plasminogen menjadi plasmin, yang kemudian

bertindak untuk mendegradasi fibrin menjadi komponen-komponen yang lebih

kecil yang dapat diangkut oleh monosit dan makrofag. Pada tikus, bromelain

ditunjukkan mampu menstimulasi konversi plasminogen menjadi plasmin, yang

mengakibatkan peningkatan fibrinolisis. Ini mampu meminimalkan stasis vena,

memfasilitasi drainase, meningkatkan permeabilitas dan memulihkan jaringan

biologi.

Efek terapi bromelain mungkin juga dihasilkan dari kemampuannya untuk

secara selektif memodulasi biosintesis thromboxanes dan prostacyclins; dua

kelompok prostaglandins dengan aksi-aksi yang berlawanan yang pada akhirnya

Page 36: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

12

mempengaruhi aktivasi cyclic-3-5-adenosine (cAMP), suatu senyawa penting

untuk modulasi pertumbuhan sel.

Ikatan epinephrine, kolagen, atau thrombin ke platelet mengaktivasi

enzim-enzim phospholipase C dan phospholipase Alpha-2 macroglobulin yang

membebaskan asam arakidonat dari phospholipid membran (phosphatidylcholine

dan phosphatidylinositol).

Plasminogen, yang terakvitasi menjadi plasmin akibat administrasi oral

bromelain ditunjukkan mampu menghambat pelepasan asam arakidonat dari

membran sel, yang mengakibatkan penurunan agregrasi platelet dan modulasi

prostaglandin seri 2 (Gambar 2). Juga dihipotesiskan bahwa terapi bromelain

menimbulkan peningkatan relatif prostaglandin endogen, PGI1 dan PGE2

dibanding thromboxane Alpha-2 macroglobulin.

Bromelain, serupa dengan NSAIDs, telah dibuktikan menghambat PGE2,

sekalipun aksinya secara signifikan lebih lemah (Kelly, 1996).

Page 37: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

13

Gambar 2. Efek Bromelain pada Sintesis Prostaglandin (Kelly, 1996).

C. Nyeri

Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian atau peristiwa yang

tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti luka,

inflamasi atau kanker (Rang, Dale, Ritter, dan Moore, 2003).

Berdasarkan perjalanannya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang

sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut umumnya terjadi beberapa

saat setelah terjadinya lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya

Page 38: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

14

cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgetika). Bila diberikan

stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa

sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit

tajam, rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya (Anonim,

1991; Guyton dan Hall, 1996).

Pada kondisi normal, nyeri berkaitan dengan aktivitas listrik pada serabut

saraf aferen utama dengan diameter kecil sari saraf perifer. Ujung saraf sensoris

pada jaringan perifer diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan baik mekanik,

suhu, ataupun kimia. Berdasarkan rekaman aktivitas pada serabut aferen

menunjukkan bahwa rangsangan yang cukup untuk merangsang serabut aferen

tersebut menimbulkan sensasi nyeri. Banyak dari serabut ini adalah serabut C tak

bermielin dengan kecepatan konduksi yang rendah dimana kelompok ini dikenal

sebagai nosiseptor C-polimodal. Lainnya adalah serabut bermielin (Aδ) yang

menginduksi lebih cepat tetapi merespon rangsangan perifer hampir sama.

Nosiseptor polimodal (PMD) merupakan saraf sensorik utama di perifer yang

memberikan respon terhadap rangsangan bahaya. Sebagian besar adalah serabut C

tak bermielin dengan ujung-ujungnya yang merespon terhadap rangsang suhu,

mekanik, dan kimia. Zat-zat yang memiliki aksi di PMN dan menimbulkan nyeri

meliputi bradikinin, proton, adenosine tripfosfat (ATP) dan vanilloid (Rang

dkk,2003).

Page 39: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

15

D. Inflamasi

Peradangan (inflamasi) merupakan suatu reaksi antara jaringan ikat

pembuluh dengan pengaruh-pengaruh yang merusak (noksius). Noksius dapat

berupa reaksi kimia, reaksi fisika, infeksi dengan mikroorganisme atau parasit.

Rangsangan tersebut menyebabkan pembebasan mediator-mediator inflamasi

seperti histamin, serotonin, prostaglandin, kinin, dan ion kalsium (Mutschler,

1986).

Gambaran makroskopik peradangan antara lain kemerahan, panas, nyeri,

pembengkakan atau dalam bahasa latin klasik yaitu rubor, kalor, dolor, tumor dan

perubahan fungsi atau function laesa.

Rubor (kemerahan)

Rubor atau kemerahan merupakan gejala pertama peradangan. Peristiwa ini terjadi

ketika pembuluh darah menglami pelebaran ketika terjadi invasi. Akibatnya

asupan darah yang masuk menjadi semakin banyak, sehingga kulit terlihat

berwarna kemerahan.

Kalor (panas)

Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan

akut. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya.

Semakin banyak darah yang berada dalam pembuluh darah akan dapat

meningkatkan suhu. Karena pembuluh darah melebar maka darah akan banyak

mengalir ke tempat invasi. Dengan suhu di sekitar tempat invasi akan naik.

Page 40: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

16

Dolor (rasa sakit)

Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan

lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit. Dolor ini dapat disebabkan oleh

beberapa hal yaitu : terjadi perubahan pH atau ion-ion pada tempat peradangan;

dilepaskannya mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin, histamine, serotonin,

bradikinin; dan adanya pembengkakan-pembengkakan jaringan, sehingga dapat

meningkatkan tekanan lokal yang dapat meningkatkan rasa sakit.

Tumor (pembengkakan)

Merupakan gejala paling mencolok dari peradangan akut, dan merupakan

mekanisme pengeluaran dari sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial

(dapat berupa eksudat). Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan.

Function laesa (perubahan fungsi)

Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas lalu mudah dimengerti

mengapa bagian yang bengkak, nyeri, disertai sirkulasi abnormal, dan lingkungan

kimiawi lokal yang abnormal, berfungsi secara abnormal. Ketika terjadi inflamasi

sel, jaringan ataupun organ, tempat peradangan akan menjadi abnormal. Demikian

fungsi dari masing-masing sel, jaringan ataupun organ tersebut akan berubah

(Price dan Wilson, 1994).

Page 41: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

17

Gambar 3. Pembentukan mediator-mediator nyeri (Rang dkk, 2003).

Page 42: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

18

E. Mekanisme inflamasi

Adanya pemaparan plasma pada sel atau jaringan yang mengalami

perlukaan akan mengaktifkan senyawa kimia yang ada di dalam plasma yang

biasa disebut sebagai faktor XII atau Hageman factor. Hageman factor

bertanggungjawab atas teraktivasinya tiga sistem di dalam tubuh yaitu sistem

kinin, sistem koagulasi yang mengatur proses penggumpalan darah dan sistem

plasminogen (Karch, 2003).

Pada sistem kinin, Hageman factor mengaktifkan kallikrein, suatu

substansi yang ditemukan dalam jaringan lokal, yang menyebabkan substansi

prekursor kininogen dikonversi menjadi bradikinin dan kinin lainnya. Bradikinin

menyebabkan vasodilatasi lokal, meningkatkan permeabilitas vaskuler, dan

menstimulasi ujung saraf nyeri. Bradikinin juga melepas asam arakidonat dari

membran sel (Karch,2003).

Sementara rangkaian Hageman factor berlangsung, respon lokal lainnya

juga sedang berlangsung. Perlukaan pada membrane sel menyebabkan pelepasan

histamin. Pelepasan histamin ini menyebabkan vasodilatasi yang akan

menyebabkan banyak darah dan komponen darah yang mengalir ke daerah

perlukaan. Sementara itu, adanya perubahan permeabilitas kapiler mempermudah

neutrofil dan senyawa kimia lainnya yang ada di dalam darah untuk meninggalkan

pembuluh darah dan menuju ke jaringan yang mengalami perlukaan dan

menstimulasi persepsi nyeri (Karch, 2003).

Peradangan umumnya terbagi dalam tiga fase yang meliputi peradangan

akut, respon imun, dan peradangan kronik. Peradangan akut merupakan respon

Page 43: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

19

awal dari luka jaringan yang diperantarai pelepasan autakoid seperti histamin,

serotonin, bradikinin, prostaglandin, dan leukotrien. Respon imun yang biasanya

didahului dengan peradangan akut terjadi bila sel yang mempunyai kemampuan

imunologi diaktivasi untuk menimbulkan respon terhadap benda asing atau zat

antigenik yang dilepaskan selama proses peradangan. Kemudian proses kronis

merupakan peradangan yang melibatkan pelepasan sejumlah mediator yang tidak

menonjol pada proses akut seperti interleukin 1,2,3 dan interferon (Furst dan

Munster, 2002).

F. Parasetamol

Asetaminofen atau parasetamol merupakan serbuk hablur, putih, tidak

berbau dan rasa sedikit pahit (Gambar 4). Asetaminofen dapat dibuat dalam

beberapa bentuk sediaan antara lain tablet, larutan oral dan suspensi oral (Anonim,

1995). Parasetamol merupakan metabolit dari fenasetin. Parasetamol tidak

mengiritasi lambung dan tidak menyebabkan pendarahan. Parasetamol tidak

memiliki khasiat antiinflamasi (Djamhuri, 1995). Parasetamol bekerja dengan cara

menghambat prostaglandin sintetase di otak. Bila diberikan secara teratur untuk

mengatasi nyeri, maka parasetamol dapat menyamarkan (sebagian) adanya

demam (Walsh, 1997). Obat ini menghambat biosintesis prostaglandin hanya

terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Pada

lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh

leukosit. Hal inilah yang menjelaskan kenapa efek antiinflamasi parasetamol

praktis tidak ada (Wilmana, 1995).

Page 44: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

20

Parasetamol efektif terhadap nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit

kepala atau dismenorrhoea, parasetamol juga dapat digunakan oleh pasien yang

tidak bisa menggunakan aspirin karena intoleransi lambung dan kecenderungan

terjadinya pendarahan atau alergi. Parasetamol jarang menyebabkan ruam kulit

dan alergi, parasetamol dapat ditoleransi baik oleh lambung karena

kemampuannya menghambat lemah sintesis prostaglandin di perifer. Tetapi

penggunaan sehari-hari dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit hati

yang kronis (Laurence, 1997).

Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.

Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh

plasma antara 1-3 jam. Parasetamol tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam

plasma, 25% parasetamol terikat oleh plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim

mikrosom hati (Santoso dan Dewoto, 1995).

Gambar 4. Struktur parasetamol (Anonim, 1995).

Page 45: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

21

G. Kalium diklofenak

Kalium diklofenak merupakan suatu turunan asam fenilasetat yang

membentuk flurbiprofen dan meklofenamat (Gambar 5). Obat ini mempunyai sifat

antiinflamasi, analgesik, antipiretik yang biasa. Kalium diklofenak merupakan

senyawa yang menghambat siklooksigenase yang relatif non-selektif, juga

mengurangi bioavaibilitas asam arakhidonat. Kalium diklofenak diketahui dapat

mengurangi produksi leukotrien. Bioavailabilitas diklofenak diperkirakan sebesar

50% akibat efek lintas pertama. Waktu paruh eliminasi diklofenak yaitu 2 jam dan

99% terikat pada albumin. Dikofenak diakumulasi di cairan sinovia yang

menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut.

Diklofenak biasanya digunakan untuk nyeri moderat dan inflamasi yang

berkaitan dengan penyakit rematoid, gangguan musculoskeletal, renal colic dan

nyeri sesudah operasi. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh kalium

diklofenak adalah gangguan pada gastrointestinal (Katzung, 2002).

Struktur kimia kalium diklofenak tersaji pada gambar 5:

Gambar 5. Struktur kalium diklofenak (Hanson, 2000).

Page 46: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

22

Mekanisme kerja dari kalium diklofenak adalah menghambat biosintesis

prostaglandin melalui penghambatan aktivitas enzim COX yang relatif non-

selektif. Mekanisme kerja OAINS non-selektif (kalium diklofenak) pada

siklooksigenase adalah dengan memasuki kanal pada enzim COX-1 dan COX-2,

memblok enzim-enzim tersebut dengan mengikatnya dengan ikatan hidrogen ke

jalur bawah arginin. Hal ini secara reversibel menghambat akses asam arakidonat.

Dengan aksi yang dilakukan ini maka akan menghasilkan pengurangan nyeri dan

edema yang signifikan karena inflamasi.

H. Metode Pengujian Daya Analgesik

Turner (1965) membagi metode pengujian daya analgesik menjadi dua,

yaitu berdasarkan jenis analgesiknya. Masing-masing metode tersebut antara lain:

1. Golongan analgetika narkotika

Analgetika narkotika merupakan analgetika dengan mekanisme kerja

sentral. Metode penapisan aktivitas analgesik untuk analgetika narkotika antara

lain sebagai berikut:

a. Metode jepitan ekor

Sekelompok mencit disuntik dengan senyawa uji dengan dosis tertentu

secara subkutan (s.c.) atau intravena (i.v.) Tiga puluh menit kemudian,

jepitan dipasang pada pangkal ekor mencit selama 30 detik. Mencit yang

tidak diberi senyawa uji akan berusaha melepaskan diri dari kekangan

tersebut, tetapi mencit yang diberi analgetika akan mengabaikan kekangan

tersebut. Dalam rentang waktu tertentu jepitan dipasang kembali. Respon

Page 47: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

23

positif yang menunjukkan adanya efek analgesik apabila tidak ada usaha

melepaskan jepitan selama 15 detik pada tiga kali pengamatan.

b. Metode rangsang panas

Hewan percobaan ditempatkan di atas lempeng panas dengan suhu 50ºC

sampai 55 ºC sebagai perangsang nyeri. Alat uji lempeng panas ini juga

dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran sama banyak aseton dan

etil format yang mendidih. Kemudian mencit yang sudah diberi senyawa uji

secara subkutan atau peroral, diletakkan pada hot plate yang sudah

dipersiapkan. Reaksi mencit adalah menjilat kaki depan, kaki belakang lalu

meloncat. Waktu reaksi merupakan selang waktu anatara pemberian

rangsang nyeri dan terjadinya respon. Waktu reaksi dapat diperpanjang

oleh obat-obat analgetika. Perpanjangan waktu reaksi selanjutnya dapat

dijadikan sebagai ukuran dalam mengevaluasi aktivitas analgesik.

c. Metode pengukuran tekanan

Pada metode ini digunakan suatu alat untuk mengukur tekanan yang

diberikan pada ekor tikus secara seragam. Alat tersebut terdiri dari 2

syringe yang dihubungkan ujung dengan ujungnya yang bersifat elastis,

fleksibel, dan pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisa pipa dihubungkan

dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan secara vertikal

dengan ujung menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah

penghisap syringe. Ketika tekanan diberikan pada penghisap dari syringe

yang kedua, tekanan ini akan berhubungan dengan sistem hidrolik pada

syringe yang pertama kemudian dengan ekor tikus. Tekanan yang sama

Page 48: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

24

pada syringe yang kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus.

Manometer akan membaca ketika tikus memberikan respon. Respon tikus

yang pertama adalah meronta kemudian akan mengeluarkan suara

(mencicit) tanda kesakitan.

d. Metode potensi petidin

Pada metode potensi petidin ini dibutuhkan hewan uji dalam jumlah besar,

tetapi dapat digunakan untuk uji sedatif. Tiap kelompok tikus terdiri dari 20

ekor, setengah kelompok dibagi menjadi 3 kelompok kecil dan diberi

petidin dengan dosis berturut-turut yaitu 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah

kelompok dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok petidin dan senyawa

uji dengan dosis 25% dari LD50. Persen proteksi dihitung dengan bantuan

metode rangsang.

e. Metode antagonis nalorfin

Uji analgesik dengan metode ini bertujuan untuk menunjukkan aksi obat-

obat seperti morfin. Nalorfin memiliki kemampuan untuk meniadakan aksi

dari morfin. Hewan uji yang biasa digunakan dalam metode ini adalah tikus,

mencit, dan anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik kemudian

segera diikuti pemberian nalorfin (0,5-10,0 mg/KgBB) secara intravena.

Sebuah obat yaitu piritramid dapat menyebabkan respon seperti hilangnya

reflex corneal dan reflex bradipnea. Efek tersebut dapat dilawan setelah 1

menit pemberian nalorfin 1,25 mg/KgBB yang disuntikkan secara intravena.

Teori menyebutkan bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin

dengan reseptornya.

Page 49: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

25

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary

posterior, dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga menyebabkan

kontraksi uterus sehingga menimbulkan kejang pada tikus. Respon kejang

meliputi kontraksi abdominal sehingga menarik pinggang dan kaki

belakang. Respon kejang dapat diatasi dengan pemberian morfin atau

turunannya. Tikus betina diberi estrogen dengan menanam atau

memasukkan 15 mg pellet dietilstilbestrol secara subkutan pada paha tikus.

Setelah 10 minggu hewan uji siap diuji analgesik. Senyawa yang akan diuji

diberikan 15 menit secara subkutan sebelum diberi oksitosin secara

intraperitonial. Penurunan kejang dapat teramati dan ED50 dapat

diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetika yang bisa diuji dengan

metode ini adalah heroin, metadon, kodein, dan meperidin.

g. Metode pencelupan air panas

Sepuluh tikus disuntik intraperitonial dengan senyawa uji, kemudian ekor

tikus dicelupkan ke dalam air panas (suhu 58ºC). Respon tikus dilihat dari

hentakan ekornya dari air panas.

2. Golongan analgetika non-narkotik

Mekanisme kerja analgetika non-narkotika adalah secara perifer. Metode

penapisan analgesik untuk analgesik nonnarkotik antara lain sebagai berikut:

a. Metode rangsang kimia

Di dalam metode ini, rasa nyeri yang timbul berasal dari rangsang

kimia yang disebabkan oleh zat kimia yaitu fenilbenzokuinon dan asam

Page 50: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

26

asetat yang disuntikkan pada hewan uji secara peritoneal. Metode ini

cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgetika yang

mempunyai efek analgesik lemah. Akan tetapi metode ini memiliki

kekurangan yaitu hasilnya tidak spesifik karena senyawa-senyawa selain

analgesik seperti obat antihistamin juga memberikan reaksi positif.

Pemberian analgetika akan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri

sehingga jumlah geliat akan berkurang sampai tidak terjadi geliat sama

sekali. Hal ini tergantung pada efek analgesik dari senyawa yang

digunakan.

Untuk uji efek analgesik jenis ini senyawa pembanding yang

digunakan biasanya adalah analgetika nonnarkotika seperti asetosal,

parasetamol, dan sebagainya. Perhitungan persen proteksi mengikuti

persamaan sebagai berikut:

% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]

Keterangan : P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuanK = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif

b. Metode pedodolometer

Metode ini menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya efek

analgesik. Alas kandang tikus terbuat dari kepingan metal yang bisa

mengalirkan listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut kemudian

dialiri listrik. Respon ditandai dengan teriakan dari tikus tersebut.

Pengukuran dilakukan setiap 10 menit selama 1 jam.

Page 51: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

27

c. Metode rektodolometer

Tikus diletakkan dalam kandang yang dibuat khusus dengan alas tembaga

yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa gulungan.

Ujung lain dari gulungan tersebut kemudian dihubungkan dengan silinder

elektroda tembaga. Sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1

volt dihubungkan dengan konduktor yang berada di atas gulungan.

Tegangan yang sering digunakan untuk menimbulkan teriakan mencit

adalah 1 sampai 2 volt.

I. Metode Pengujian Aktivitas Antiinflamasi

Metode pengujian aktivitas antiinflamasi dapat dilakukan dengan cara :

1. In vitro

Metode pengujian secara in vitro ini merupakan metode pengujian yang

dilakukan di luar tubuh makhluk hidup. Percobaan secra in vitro berguna untuk

mengetahui peran dan pengaruh substansi-substansi fisiologis seperti histamine,

bradikinin, prostaglandin, dan lain-lain dalam terjadinya inflamasi. Contoh

percobaan in vitro ini antara lain: 3H-Bradykinin receptor binding; 3H-

Substance P receptor binding; Uji kemotaksis polymorphonuclear (PMN)

leukosit in vitro; dan Constitutive cellular arachidonic acid and metabolism in

vitro (Vogel, 2002).

2. In vivo

In vivo merupakan metode pengujian yang dilakukan di dalam tubuh makhluk

hidup. Metode pengujian aktivitas antiinflamasi yang dapat dilakukan secara in

Page 52: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

28

vivo dibedakan menjadi dua sesuai dengan jenis antiinflamasi yaitu inflamasi

akut dan inflamasi kronis.

a. UV-erythema

Prinsip dari metode ini adalah hewan uji yang telah diberi bahan uji disinari

dengan sinar UV selama selang waktu tertentu kemudian eritema diamati

dan diberi skor nol hingga empat. Kelebihan dari metode ini adalah

sederhana untuk dilakukan tetapi peneliti memerlukan pelatihan dalam

melakukan metode ini. Selain itu, penggunaan photometer dalam upaya

mengeliminasi penilaian yang subyektif ternyata tidak berhasil. Uji ini

tidak dapat digunakan untuk menguji durasi efek antiinflamasi (Vogel,

2002).

b. Permeabilitas vaskuler

Uji ini digunakan untuk menguji aktivitas obat dalam menghambat

peningkatan permeabilitas vaskuler yang diinduksi oleh substansi phlogistic.

Akibatnya, cairan dan plasma protein mengalami ekstravasasi dan

membentuk edema. Efek ini yang nantinya akan dihambat oleh

anthihistamin-H1, inhibitor metabolism asam arakidonat dan antagonis

reseptor leukotrien. Peningkatan permeabilitas dapat dilihat dengan

terjadinya infiltrasi pada area terinjeksi dengan cat penanda Evan’s blue

(Vogel,2002).

c. Paw Edema

Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dan paling

umum untuk skriining obat antiinflamasi yang didasarkan pada kemampuan

Page 53: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

29

beberapa bahan uji untuk menghambat produksi udema kaki hewan uji

setelah diinjeksi bahan pembuat radang. Iritan (bahan pembuat radang)

yang telah banyak digunakan adalah brewer’s yeast, formaldehid, dekstran,

albumin telur, kaolin, aerosol, karagenin,dll. Tikus Sprague Dawley jantan

atau betina digunakan dalam uji ini. Efeknya dapat diukur dengan beberapa

cara misalnya kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural dan

ditimbang (Vogel, 2002).

d. Uji Pleurisy

Radang selaput dada dikenal sebagai fenomena inflamasi eksudatif pada

manusia. Radang selaput dada yang disebabkan karagenin dipertimbangkan

sebagai model inflamasi aku yang paling sempurna dimana keluarnya

cairan, migrasi leukosit, dan parameter biokimia lain yang ada dalam

respon inflamasi dapat diukur dengan mudah dari eksudat (Vogel, 2002).

e. Teknik Granuloma Pouch

Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan potensi antiinflamasi

kortikosteroid. Empat puluh delapan jam sesudahnya udara diambil dan

hewan diinjeksi larutan uji atau larutan standar (Vogel, 2002).

Metode Langford, Holmes dan Emele (1972) juga dapat digunakan untuk

mengukur aktivitas antiinflamasi suatu senyawa, di mana dalam metode ini

aktivitas antiinflamasi diukur dari perubahan bobot udem. Bobot udem yang

terukur dati tiap hewan uji dirata-ratakan dan dimasukkan ke dalam persamaan

berikut :

Page 54: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

30

Persen daya antiinflamasi =

%100x

D

DU

Karena persen daya antiinflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema,

maka rumus di atas diubah menjadi :

Persen daya antiinflamasi =

%100x

U

DU

Di mana U adalah rata-rata bobot udem kelompok terinduksi yeast dikurangi

rata-rata bobot kelompok yang diberi suntikan kosong dan D adalah rata-rata

bobot udem kelompok terinduksi yeast dan diberi obat (kelompok perlakuan)

dikurangi rata-rata bobot kelompok yang diberi suntikan kosong (Langford dkk,

1972)

J. Landasan Teori

Buah nanas berwarna kuning dan berbentuk oval, memiliki mahkota daun

yang runcing dan bergerigi. Panjang 11 – 16 cm, mempunyai diameter antara 8 –

11 cm, berasa manis dan mengeluarkan bau yang khas. Di dalam nanas

mengandung enzim bromelain yang merupakan suatu enzim proteolitik sulfhidril

yaitu suatu enzim yang dapat mengurai / memecah protein dan enzim ini memiliki

residu sulfhidril pada lokasi aktifnya (Tyler dkk, 1988).

Enzim bromelain memiliki aksi antiinflamasi yang merupakan hasil dari

aktivitasnya menghambat pembentukan bradikinin pada situs inflamasi melalui

penipisan sistem kallikrein plasma. Ketika terjadi inflamasi, maka Hageman

factor akan mengaktifkan kallikrein, suatu substansi yang ditemukan dalam

jaringan lokal, yang menyebabkan substansi prekursor kininogen dikonversi

Page 55: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

31

menjadi bradikinin dan kinin lainnya. Bradikinin menyebabkan vasodilatasi lokal,

meningkatkan permeabilitas vaskuler, dan menstimulasi ujung saraf nyeri.

Bradikinin juga melepas asam arakidonat dari membran sel. Sehingga ketika

bradikinin tidak terbentuk maka gejala inflamasi tidak akan timbul. Dan juga

dengan adanya enzim bromelain maka akan menstimulasi perubahan dari

plasminogen menjadi plasmin. Setelah itu plasmin akan menghambat

pembentukan asam arakhidonat (gambar 2) sehingga tidak terbentuk

prostaglandin (Kelly, 1996).

Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian atau peristiwa yang

tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti luka,

inflamasi atau kanker (Rang dkk, 2003), sedangkan peradangan (inflamasi)

merupakan suatu reaksi antara jaringan ikat pembuluh dengan pengaruh-pengaruh

yang merusak (noksius). Noksius dapat berupa reaksi kimia, reaksi fisika, infeksi

dengan mikroorganisme atau parasit. Rangsangan tersebut menyebabkan

pembebasan mediator-mediator inflamasi seperti histamin, serotonin,

prostaglandin, kinin, dan ion kalsium (Mutschler, 1986).

Dipilih metode Langford yang dimodifikasi karena merupakan langkah

pengujian awal untuk mengetahui adanya efek antiinflamasi pada suatu senyawa

dan metode ini mudah dilakukan sedangkan pada pengujian efek analgesik

digunakan metode rangsang kimia karena komtrol positif parasetamol termasuk

dalam golongan analgesik non-narkotik.

Page 56: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

32

K. Hipotesis

Sari buah nanas (Ananas comosus L.) memiliki efek analgesik dan

antiinflamasi terhadap mencit putih betina.

Page 57: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua penelitian yaitu penelitian efek analgesik

yang menggunakan metode rangsang kimia dan penelitian efek antiinflamasi yang

menggunakan metode Langford dkk (1972) yang dimodifikasi. Modifikasi

dilakukan pada rumus perhitungan persentase respon antiinflamasi. Kedua

penelitian tersebut termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Jenis penelitian eksperimental berarti

penelitian dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian

serta adanya kontrol (Nazir,2005), acak berarti setiap hewan uji mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil, lengkap berarti setiap subjek uji pada

kelompok perlakuan mendapat perlakuan yang sama dan pola searah berarti hanya

ada satu variabel bebas pada penelitian ini.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama

1) Variabel bebas : dosis sari buah nanas

2) Variabel tergantung

Persen proteksi penghambatan nyeri dan daya antiinflamasi sari buah

nanas.

Page 58: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

34

b. Variabel pengacau terkendali : kriteria hewan uji yaitu mencit putih galur

Swiss, betina, umur 2 sampai 3 bulan, berat badan 20 sampai 30 gram, dan

buah nanas yang diperoleh dari Pasar Beringharjo Yogyakarta.

c. Variabel pengacau tak terkendali : galur Swiss.

2. Definisi operasional

a. Nanas merupakan tanaman herba yang kokoh tinggi 0,5-1,5 meter; pada

pangkalnya ada tunas merayap. Buah semu berdaging, hijau sampai orange,

biji kecil dan kerap kali tidak menjadi ( van Steenis, 1992).

b. Sari buah nanas merupakan cairan sari buah nanas yang tidak mengandung

serat.

c. Dosis yang digunakan adalah dosis 33,33 ml/kgBB ; 16,67 ml/kgBB; dan

8,33 ml/kgBB.

d. Persen proteksi penghambatan nyeri merupakan kemampuan suatu zat untuk

mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri lebih besar dari 50% dengan atau

tanpa menghilangkan kesadaran (Anonim, 1991).

e. Persen daya antiinflamasi merupakan efek yang ditunjukkan dengan adanya

penurunan bobot udema yang berbeda signifikan terhadap kontrol negatif.

Page 59: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

35

C. Subyek Uji dan Bahan Penelitian

1. Subyek uji

Subjek uji yang digunakan adalah mencit putih betina, galur Swiss, usia 2-

3 bulan, dan memiliki berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari LPPT

(Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) – UGM, Yogyakarta.

2. Bahan penelitian

a. Buah nanas (Ananas comosus L.) yang diperoleh dari Pasar Beringharjo,

Yogyakarta

b. Asam asetat glasial diproduksi oleh Merck dan diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

c. Karagenin Tipe I (Sigma Chemical Co.) yang diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

d. Parasetamol kualitas farmasetis yang diperoleh dari Brataco Chemika.

e. CMC-Na, (Dai-Ichi Seiyaku Co.,Ltd)

f. Tablet Cataflam D-50 (Novartis Indonesia) yang diperoleh dari Apotek Jadi

Waras (Jogonegaran, Yogyakarta) sebagai kontrol positif

g. Larutan NaCl fisiologis 0,9% produksi PT. Otsuka yang diperoleh dari

Apotek Kimia Farma (Jalan Malioboro, Yogyakarta) sebagai pelarut

karagenin

h. Aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Page 60: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

36

D. Alat Penelitian

Alat – alat yang digunakan meliputi :

1. Alat-alat gelas ( beaker glass, gelas ukur, pengaduk, labu ukur, pipet tetes,

pipet ukur) merk Pyrex Iwaki Glass, Japan

2. Spuit injeksi 1ml (Terumo)

3. Spuit injeksi oral 1 ml (Terumo)

4. Penangas air

5. Gunting bedah dan pinset

6. Glassfirn

7. Mortir dan stamper

8. Stopwatch (Olympic)

9. Neraca analitik merk Mettler Toledo AB 204 dengan nilai d = 0,1 mg,

minimal 10 mg, maksimal 210 g, dan nilai e = 1 mg

10. Bilik pengamatan mencit

11. Juice extractor merk Sigma, Model JY-001, No.9405603, Voltage 220V,

Power 105W, Cycle 50 Hz, Manufactured by Kuo YengCO., LTD

Page 61: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

37

E. Tata Cara Penelitian

1. Uji analgesik

a. Uji makroskopis buah nanas

Uji makroskopis buah nanas dilakukan dengan membawa buah nanas segar

yang diperoleh langsung dari Pasar Beringharjo. Kemudian diidentifikasi

secara makroskopis berdasarkan buku Flora Voor de Scholen in Indonesie

(1992).

b. Pengumpulan bahan

Buah nanas yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pasar

Beringharjo, Yogyakarta. Dipasok dari kebun nanas di Blitar, diambil dari

penjual yang sama pada hari yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk

meminimalkan adanya variasi dari umur nanas, tempat tumbuh nanas, dan

varietas nanas yang dapat mempengaruhi kandungan bromelain dalam buah

nanas. Nanas untuk uji analgesik dibeli pada bulan Maret 2010 sedangkan

untuk uji antiinflamasi dibeli pada bulan April 2010.

c. Pembuatan sari buah nanas

Buah nanas yang telah dikupas dengan berat sekitar 200 gram dipotong

menjadi 4 bagian. Lalu dibuang bagian mata buah dah batangnya. Kemudian

hidupkan juice exctractor dan pasang perlengkapannya. Masukkan potongan

buah nanas itu satu per satu ke juice extractor. Tampung sari buah nanas yang

dihasilkan. Hasil yang diperoleh sekitar 176 ml.

Page 62: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

38

d. Penyiapan hewan uji

Pada uji pendahuluan, hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 55 ekor mencit

putih betina galur Swiss, usia 2 – 3 bulan, berat badan 20- 30 g. Hewan uji

dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok untuk uji pendahuluan

sebanyak 30 ekor sedangkan untuk kelompok perlakuan sebanyak 25 ekor.

Sebelum digunakan, hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 18-24 jam

tetapi tetap diberi minum.

e. Pembuatan sediaan

1. Asam asetat 1 %

Larutan asam asetat 1 % dibuat dari larutan asam asetat glasial 100% v/v

dengan pengenceran menggunakan rumus V1xC1 = V2xC2. Sebanyak 1 ml

asam asetat 100 % diencerkan dengan aquadest hingga volume 100,0 ml

menggunakan labu ukur 100 ml.

2. CMCNa 1% sebanyak 100 ml

Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara menimbang dengan seksama 1 g

serbuk CMC Na kemudian ditaburkan di atas air panas sedikit demi sedikit

hingga mengembang sambil diaduk. Setelah terbentuk larutan kemudian

dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan ditambah aquadest hingga 100

ml lalu digojog.

3. Suspensi parasetamol 1% dalam CMCNa 1%

Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan mensuspensikan 250 mg serbuk

parasetamol dalam CMCNa 1% sampai 25 ml.

Page 63: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

39

4. Sari buah nanas

Buah nanas yang telah dikupas dengan berat sekitar 200 gram dipotong

menjadi 4 bagian. Lalu dibuang bagian mata buah dah batangnya.

Kemudian hidupkan juice exctractor dan pasang perlengkapannya.

Masukkan potongan buah nanas itu satu per satu ke juice extractor.

Tampung sari buah nanas yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh sekitar

176 ml.

f. Penentuan kriteria geliat

Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini berupa geliat. Kriteria geliat

perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Pedoman

gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik

kedua kaki belakang ke belakang dengan mengempiskan perutnya sehingga

permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit itu, yaitu alas

pada kotak kaca tempat pengamatan. Respon geliat yang timbul merupakan

akibat dari pemberian asam asetat yang bersifat mengiritasi jaringan dan

diberikan secara intraperitoneal. Adanya jaringan yang rusak mengakibatkan

timbulnya rasa sakit dan mencit memberikan respon geliat.

g. Penentuan dosis sari buah nanas

Dasar penetapan peringkat dosis:

Bobot rata-rata mencit 30 gram; volume maksimal pemberian secara peroral

pada mencit adalah 1 ml. Konsentrasi sari buah nanas = 100% = 100ml/100ml

= 1 ml/ml, sehingga didapatkan dosis tertinggi. Perhitungan :

Page 64: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

40

D x BB = C x V

D x 30g = 1ml x 1ml/ml

D = 0,03333 ml/g

D = 33,33 ml/kgBB

Dosis sari buah nanas 33,33 ml/kgBB itu sebagai peringkat dosis pertama.

Dan peringkat dosis berikutnya dibagi 2 dan dibagi 2 lagi dengan volume

pemberian maksimum secara per oral adalah 1 ml, sehingga diperoleh

peringkat dosis 33,33 ml/kgBB; 16,67 ml/kgBB; dan 8,33 ml/kgBB.

h. Penentuan dosis asam asetat 1 %

Larutan asam asetat 1% digunakan sebagai senyawa penginduksi rasa nyeri

pada mencit. Penetapan dosis asam asetat menggunakan empat peringkat dosis,

yaitu 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 75mg/kgBB dan 100 mg/kgBB. Sebanyak

12 ekor hewan uji, mencit betina, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3

bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 4 kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit diinjeksi secara

intraperitoneal dengan asam asetat 1% berturut-turut dengan dosis 25

mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 75 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB untuk tiap

kelompoknya. Setelah itu diamati geliatnya selama 60 menit dan dicatat

jumlah geliat tiap 5 menit. Kelompok dosis yang dipilih sebagai kontrol

negatif, yaitu yang memberikan jumlah geliat yang tidak terlalu sedikit dan

tidak terlalu banyak agar tidak menyulitkan pengamatan.

Page 65: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

41

i. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Penentuan selang waktu ini bertujuan untuk mengetahui waktu dimana

senyawa uji telah terabsorbsi dengan optimal sehingga dapat segera

menimbulkan efek. Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 10, dan 15 menit.

Sebanyak sembilan ekor hewan uji, mencit betina, galur Swiss, berat 20-30

gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit diinjeksi

secara intraperitoneal dengan asam asetat 1% menggunakan dosis efektif asam

asetat yang diperoleh dari penetapan dosis asam asetat dengan selang waktu 5,

10, dan 15 menit.

j. Penentuan dosis parasetamol

Dalam penelitian ini, parasetamol digunakan sebagai kontrol positif. Dosis

yang lazim digunakan adalah 500 mg. Jika dikonversikan ke manusia dengan

berat badan 70 kg : 70/50 x 500 mg = 700 mg.

Konversi dosis ke mencit dengan berat badan 20 gram dengan faktor konversi

manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026 (Anonim,

2005).

Dosis = 700 mg x 0,0026

= 1,82 mg/ 20 gram BB

= 91 mg/kgBB

Dosis parasetamol yang akan diujikan yaitu 68,25 mg/kgBB, 91 mg/kgBB,

dan 113,75 mg/kgBB.

Page 66: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

42

k. Perlakuan hewan uji

Sebelum akan dilakukan perlakuan, mencit terlebih dahulu dipuasakan selama

18-24 jam dengan tetap diberi minum. Tujuannya adalah untuk mengurangi

pengaruh makanan terhadap hasil uji. Pada kelompok perlakuan ini, hewan uji

dibagi secara acak menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok I adalah kontrol positif parasetamol dosis

91 mg/kgBB, kelompok II adalah kontrol negatif aquadest, dan kelompok III-

V adalah kelompok perlakuan dengan pemberian sari buah nanas secara

peroral dengan dosis 8,275 ml/kgBB; 16,65 ml/kgBB; dan 33,33 ml/kgBB.

Mencit diberikan kontrol positif, kontrol negatif, dan sari buah nanas secara

per oral. Setelah selang waktu tertentu, mencit diberikan rangsangan kimia

berupa asam asetat 1% secara intraperitonial dengan dosis hasil orientasi

kemudian respon geliat diamati dan dicatat setiap selang waktu 5 menit selama

1 jam.

l. Penentuan persen proteksi penghambatan nyeri

Persen proteksi penghambatan nyeri dihitung dengan menggunakan

persamaan Handershot dan Forsaith, yaitu:

% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]

Keterangan :

P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuanK = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif

Page 67: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

43

Untuk melihat perbedaan persen proteksi masing-masing perlakuan terhadap

parasetamol (kontrol positif) maka dapat dihitung dengan persamaan:

Perubahan persen proteksi = [(A-B)/B] x 100%

Keterangan :

A = persen efek analgesik setiap kelompok perlakuanB = persen efek analgesik rata-rata kontrol positif

m. Tatacara analisis data

Data pengamatan geliat selama 1 jam pada masing-masing kelompok

dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat pola distribusi data.

Apabila data terdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji homogenitas variansi

satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya perbedaan

pada kelompok perlakuan. Kemudian dilanjutkan uji Scheffe, untuk menguji

perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna. Apabila hasil yang

diperoleh memiliki nilai signifikansi (p) < 0,05 maka perbedaan tersebut

berbeda bermakna secara statistik. Jika signifikansi (p) > 0,05 maka terdapat

perbedaan tidak bermakna secara statistik.

Apabila variansi data tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji non-

parametrik Kruskal Wallis dan untuk menguji perbedaan hasil tersebut

berbeda bermakna atat tidak bermakna secara statistik, maka dilanjutkan

dengan uji Mann Whitney. Perbedaan tersebut berbeda bermakna secara

statistik jika nilai signifikansi (p) < 0,05 dan tidak bermakna jika nilai

signifikansi (p) > 0,05.

Page 68: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

44

2. Uji Antiinflamasi

a. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 55 ekor mencit putih betina galur Swiss,

usia 2 – 3 bulan, berat badan 20- 30 g. Hewan uji dibagi secara acak menjadi 2

kelompok. Kelompok untuk uji pendahuluan sebanyak 33 ekor sedangkan

untuk kelompok perlakuan sebanyak 30 ekor. Sebelum digunakan, hewan uji

dipuasakan terlebih dahulu selama 18-24 jam tetapi tetap diberi minum.

b. Pembuatan sari buah nanas

Buah nanas yang telah dikupas dengan berat sekitar 200 gram dipotong

menjadi 4 bagian. Lalu dibuang bagian mata buah dah batangnya. Kemudian

hidupkan juice exctractor dan pasang perlengkapannya. Masukkan potongan

buah nanas itu satu per satu ke juice extractor. Tampung sari buah nanas yang

dihasilkan. Hasil yang diperoleh sekitar 176 ml.

c. Pembuatan sediaan

Karagenin 1 %

Larutan karagenin yang digunakan sebagai zat peradang dibuat dengan dengan

cara : 100 mg karagenin dilarutkan dalam NaCl fisiologis (0,90%) hingga

volume 10 ml, akan diperoleh larutan karagenin 1 % (b/v) yang setara dengan

dosis 25 mg/kgBB. Dasar penentuan dosis karagenin ini menurut Williamson,

Okpako dan Evans (1996). Konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 1%

dengan volume 0,05 ml. Perhitungan dosis karagenin dengan mengasumsikan

volume pemberian 0,05 ml dan berat badan mencit 20 g adalah sebagai berikut:

Page 69: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

45

Dosis karagenin = ( V xC )/ BB

= (0,05ml x 100mg/10ml)/ 0,02 kg

= 25 mg/kgBB

d. Uji pendahuluan selang waktu pemotongan kaki

Dua belas hewan uji dibagi ke dalam empat kelompok, kemudian kaki kirinya

diinjeksi dengan karagenin 1 % sebanyak 0,05 ml sedangkan kaki kanannya

sebagai kontrol, hanya disuntik dengan spluit injeksi tanpa karagenin. Setiap

kelompok dikorbankan pada selang waktu tertentu. Waktu pengorbanan

adalah 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin. Setelah dikorbankan, kedua

kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Waktu

pemotongan kaki ditentukan pada saat kaki mengalami peningkatan udema

yang berarti.

e. Uji pendahuluan selang waktu pemberian kalium diklofenak

Dua belas hewan uji dibagi dalam empat kelompok. Tiap kelompok diberi

kalium diklofenak secara per oral pada selang waktu tertentu. Kelompok I

diberi kalium diklofenak 15 menit sebelum diinjeksi dengan karagenin 1 %.

Kelompok II diberi kalium diklofenak 30 menit sebelum diinjeksi dengan

karagenin 1 %. Kelompok III diberi kalium diklofenak 45 menit sebelum

diinjeksi karagenin 1 %. Kelompok IV diberi kalium diklofenak 60 menit

sebelum diinjeksi dengan diklofenak 1 %. Tiga jam setelah diinjeksi dengan

karagenin 1 %, hewan uji dikorbankan. Kedua kaki belakangnya dipotong

pada sendi torsocrural kemudian ditimbang. Waktu pemberian kalium

Page 70: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

46

diklofenak ditentukan pada saat kaki mengalami penurunan udema yang

berarti.

f. Uji pendahuluan penentuan dosis kalium diklofenak

Dosis kalium diklofenak yang digunakan adalah 3,36 mg/kgBB, 4,48

mg/kgBB dan 5,6 mg/kgBB. Pemilihan peringkat dosis ini berdasarkan pada

penelitian Maryanto(1997). Menurut penelitian tersebut, dosis efektif kalium

diklofenak untuk tikus dengan berat badan 250 g adalah 40 mg/kgBB.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dosis kalium diklofenak untuk

mencit dengan berat badan 20 g adalah 4,48 mg/kgBB. Untuk mengetahui

apakah pada dosis tersebut efektif juga bila digunakan pada mencit maka

dilakukan orientasi dengan menambah dua dosis lainnya (3,36 mg/kgBB dan

5,6 mg/kgBB).

g. Perlakuan hewan uji

Tiga puluh ekor hewan uji dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri

dari 5 ekor. Kelompok I sebagai kontrol karagenin, kelompok II sebagai

kontrol negatif aquadest, kelompok III sebagi kontrol positif kaliumdiklofenak,

kelompok IV perlakuan sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB, kelompok V

sari buah nanas dosis 16,67 ml/kgBB, dan kelompok VI adalah sari buah

nanas dosis 8,33 ml/kgBB. Kemudian dilakukan uji antiinflamasi berdasarkan

hasil dari uji pendahuluan yang telah dilakukan.

Page 71: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

47

h. Pengujian daya antiinflamasi

Aktifitas antiinflamasi pada metode Langford (1972), dievaluasi dengan

perubahan bobot kaki mencit yang dinyatakan sebagai % daya antiinflamasi

yang dirumuskan sebagai berikut :

% daya antiinflamasi =

%100x

U

DU

Keterangan :

U : rata-rata bobot kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata bobot kakikelompok normal ( tanpa perlakuan)

D : rata-rata bobot kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata bobot kakinormal ( tanpa perlakuan)

i. Tata cara analisis data

Data yang diperoleh pada masing-masing kelompok dianalisis dengan

Kolmogorov-Smirnov untuk melihat pola distribusi data. Apabila data

terdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji homogenitas variansi satu arah

dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya perbedaan pada

kelompok perlakuan. Kemudian dilanjutkan uji Scheffe, untuk menguji

perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna. Apabila hasil yang

diperoleh memiliki nilai signifikansi (p) < 0,05 maka perbedaan tersebut

berbeda bermakna secara statistik. Jika signifikansi (p) > 0,05 maka terdapat

perbedaan tidak bermakna secara statistik.

Apabila variansi data tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji non-

parametrik Kruskal Wallis dan untuk menguji perbedaan hasil tersebut

berbeda bermakna atat tidak bermakna secara statistik, maka dilanjutkan

dengan uji Mann Whitney. Perbedaan tersebut berbeda bermakna secara

Page 72: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

48

statistik jika nilai signifikansi (p) < 0,05 dan tidak bermakna jika nilai

signifikansi (p) > 0,05.

Page 73: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Makroskopis Tanaman Nanas

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sari buah nanas,

sehingga langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan uji makroskopis

tanaman untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar-benar

merupakan tanaman nanas dengan nama ilmiah Ananas comosus L.. Bagian dari

tanaman nanas yang digunakan untuk penelitian ini adalah daging buahnya.

Uji makroskopis dilakukan dengan mencocokkan tanda-tanda serta ciri-ciri

yang ada pada tanaman dengan literature Flora Voor de Scholen in Indonesie.

Buah nanas berwarna kuning dan berbentuk oval, memiliki mahkota daun yang

runcing dan bergerigi. Panjang 11 – 16 cm, mempunyai diameter antara 8 – 11 cm,

berasa manis dan mengeluarkan bau yang khas. Berdasarkan hasil identifikasi/ uji

makroskopis tersebut maka terbukti bahwa tanaman yang diuji ini benar

merupakan tanaman nanas.

B. Uji Pendahuluan Analgesik

Sebelum dilakukan uji analgesik dan antiinflamasi sari buah nanas,

terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan. Tujuannya adalah untuk menetapkan

hal-hal yang akan dilakukan pada pengujian sebenarnya agar diperoleh data yang

lebih optimal.

Page 74: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

50

Uji pendahuluan yang dilakukan untuk uji analgesik meliputi penentuan

dosis asam asetat, penentuan selang waktu pemberian rangsang dan penentuan

dosis parasetamol.

Subjek uji yang digunakan pada uji pendahuluan ini memiliki ketentuan

yang sama dengan pengujian sebenarnya yaitu mencit putih betina, galur Swiss,

usia 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji terlebih dahulu

dipuasakan sekitar 18-24 jam tetapi tetap diberi minum.

Uji pendahuluan pada uji analgesik meliputi :

1. Penentuan dosis asam asetat

Pada uji analgesik sari buah nanas ini menggunakan metode induksi kimia

dengan menggunakan zat rangsang kimia berupa asam asetat. Penentuan dosis

asam asetat ini dilakukan untuk mencari dosis asam asetat yang dapat

menimbulkan geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Geliat

sebaiknya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dengan tujuan untuk

mempermudah pengamatan.

Pada penetapan dosis asam asetat digunakan 4 peringkat dosis, yaitu dosis

25, 50, 75, dan 100 mg/KgBB. Sedangkan konsentrasi asam asetat yang

digunakan adalah 1%. Asam asetat diberikan secara intra peritoneal (i.p)

kemudian respon geliat mencit diamati setiap 5 menit dan dicatat jumlahnya

setiap 5 menit. Data rata-rata kumulatif jumlah geliat mencit selama 1 jam

pada penetapan dosis asam astat dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 75: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan dosis asam

asetatKelompok perlakuan

asam asetatDosis 25 mg/kgBBDosis 50 mg/kgBBDosis 75 mg/kgBBDosis 100 mg/kgBB

Diagram batang dari rata

penentuan dosis asam asetat dapat dilihat pada

Gambar 6. Diagram batang ratadosis asam asetat

Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa semakin tinggi dosis asam

asetat maka semakin

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut

Dari hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya adalah

0,000 (< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada keem

terdapat perbedaan. Lalu dilakukan uji

0

10

20

30

40

50

60

70

80

25 mg/kgBB

jum

lah

kum

ula

tif

gelia

t

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan dosis asam

Kelompok perlakuan Subyek uji Rata-kumulatif geliat (X±SE)

3 26,00 ± 1,153 35,63 50,663 76,00 ± 2,08

Diagram batang dari rata-rata jumlah kumulatif geliat yang muncul pada

penentuan dosis asam asetat dapat dilihat pada gambar 6.

. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan

Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa semakin tinggi dosis asam

asetat maka semakin banyak geliat yang terjadi. Selanjutnya dilakukan analisis

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut

Dari hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya adalah

0,000 (< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada keempat kelompok dosis tersebut

terdapat perbedaan. Lalu dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan

25 mg/kgBB 50 mg/kgBB 75 mg/kgBB 100 mg/kgBB

dosis asam asetat

51

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan dosis asam

-rata jumlahkumulatif geliat (X±SE)

26,00 ± 1,1535,66 ± 1,2050,66 ± 1,7676,00 ± 2,08

rata jumlah kumulatif geliat yang muncul pada

rata jumlah kumulatif geliat pada penentuan

Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa semakin tinggi dosis asam

banyak geliat yang terjadi. Selanjutnya dilakukan analisis

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut.

Dari hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya adalah

pat kelompok dosis tersebut

untuk mengetahui perbedaan

100 mg/kgBB

Page 76: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

52

tersebut bermakna atau tidak. Berikut ini adalah tabel hasil uji Scheffe rata-rata

jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asam asetat.

Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan dosis asamasetat

Kelompokdosis asam

asetat

25 mg/kgBB 50 mg/kgBB 75 mg/kgBB 100 mg/kgBB

25 mg/kgBB - B B B50 mg/kgBB B - B B75 mg/kgBB B B - B100 mg/kgBB B B B -Keterangan :

B = berbeda bermakna (p ≤ 0,05)TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Dari hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian asam asetat dosis 25

mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 50 mg/kgBB, 75 mg/kgBB, dan 100

mg/kgBB. Dosis 50 mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/kgBB,

75mg/kgBB, dan 100mg/kgBB. Dosis 75 mg/kgBB berbeda bermakna dengan

dosis 25 mg/kgBB,50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB. Berdasarkan hasil tersebut,

digunakan asam asetat dosis 50 mg/kgBB sebagai penginduksi nyeri untuk

percobaan selanjutnya. Karena menghasilkan geliat yang tidak terlalu sedikit dan

tidak terlalu banyak. Pedoman ini berdasarkan acuan dari Handara (2006), yang

menyebutkan bahwa kontrol dosis yang paling baik digunakan sebagai kontrol

negatif yaitu yang memberikan jumlah geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak

terlalu banyak karena dapat menyulitkan pengamatan.

Page 77: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

53

2. Penentuan selang waktu pemberian rangsang

Penentuan selang waktu pemberian rangsang merupakan selang waktu

antara pemberian zat uji secara per oral dengan pemberian asam asetat sebagai

rangsangan nyeri secara intraperitoneal. Tujuannya adalah untuk mengetahui

waktu yang tepat bagi zat uji (parasetamol sebagai kontrol positif dan sari

buah nanas sebagai senyawa uji) untuk memberikan daya analgesik secara

optimal. Aksi kerja zat uji tersebut dapat dilihat dari adanya penurunan pada

jumlah geliat yang diamati. Zat uji yang digunakan pada orientasi ini adalah

parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Asam asetat yang digunakan adalah dosis

hasil orientasi yaitu 50 mg/kgBB. Rentang waktu yang diujikan adalah 5

menit, 10 menit, dan 15 menit. Berikut ini adalah tabel rata-rata jumlah

kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan selang waktu pemberian

asam asetat.

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selangwaktu pemberian asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB

Selang waktu pemberian Subyek uji Rata-rata jumlahkumulatif geliat (X±SE)

5 menit 3 16,33±0,8810 menit 3 29,66±1,2015 menit 3 36,00±1,15

Keterangan :X = MeanSE = Standard errorBerikut ini adalah diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit

selama 1 jam pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat.

Page 78: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Gambar 7. Diagram batangjam pada penentuan selang waktu pemberian asam asetatmg/kgBB

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama selang waktu

pemberian asam asetat dari saat pemberian parasetamol maka jumlah geliat

yang ditimbulkan semakin bertambah. Kemudian dilakukan analisis variansi

satu arah untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh bahwa probabilitasnya

0,000 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut

terdapat perbedaan. Lalu dilakukan uji

tersebut bermakna atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji

jumlah kumulatif geliat penentuan selang wa

0

5

10

15

20

25

30

35

40ju

mla

hku

mu

lati

fge

liatf

Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama selang waktu

pemberian asam asetat dari saat pemberian parasetamol maka jumlah geliat

yang ditimbulkan semakin bertambah. Kemudian dilakukan analisis variansi

melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh bahwa probabilitasnya

0,000 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut

terdapat perbedaan. Lalu dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan

tersebut bermakna atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji Scheffe

jumlah kumulatif geliat penentuan selang waktu pemberian dosis asam asetat.

5 10 15

selang waktu pemberian rangsang nyeri (menit)

54

rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1penentuan selang waktu pemberian asam asetat 1% dosis 50

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama selang waktu

pemberian asam asetat dari saat pemberian parasetamol maka jumlah geliat

yang ditimbulkan semakin bertambah. Kemudian dilakukan analisis variansi

melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh bahwa probabilitasnya adalah

0,000 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut

untuk mengetahui perbedaan

Scheffe rata-rata

ktu pemberian dosis asam asetat.

Page 79: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

55

Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan selang

waktu pemberian dosis asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB

Kelompok perlakuanselang waktu pemberian

5 menit 10 menit 15 menit

5 menit - B B10 menit B - B15 menit B B -

Keterangan :B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05)

Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok selang waktu pemberian

5 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 10 menit dan 15

menit. Kelompok selang waktu 10 menit berbeda bermakna dengan kelompok

selang waktu 5 menit dan 15 menit. Kelompok selang waktu 15 menit berbeda

bermakna dengan kelompok selang waktu 5 menit dan 10 menit. Dipilih

selang waktu 5 menit karena jumlah geliat yang dihasilkan paling sedikit yang

menunjukkan bahwa senyawa uji telah memberikan efek analgesik yang

optimal.

3. Penentuan dosis parasetamol

Uji aktivitas analgesik dengan metode rangsang kimia yang digunakan

dalam penelitian ini termasuk dalam uji analgetik non-narkotika. Oleh karena

itu kontrol positif yang digunakan adalah obat yang juga memiliki aktivitas

analgesik dan termasuk dalam obat golongan analgesik non-narkotik. Dalam

penelitian ini digunakan parasetamol sebagai kontrol positif yang digunakan

sebagai pembanding terhadap sari buah nanas maupun aquadest. Kontrol

positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat mengurangi secara

signifikan jumlah geliat dibandingkan kontrol negatif tetapi masih

Page 80: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

memberikan sedikit geliat untuk dibandingkan dengan senyawa uji (sari buah

nanas).

Penentuan dosis parasetamol ini dilakukan untuk mendapatkan dosis

parasetamol yang optimal. Dosis yang diujikan pada penentuan dosis

parasetamol ini adalah 68,25 mg/kgBB, 91 mg/kgBB, dan 113,75 mg/kgBB

yang diberikan secara peroral. Berikut ini adalah tabel rata

kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan dosis pa

Tabel V. Rata – rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penetuan dosisparasetamol

Kelompok perlakuanparasetamol

Dosis 68,26 mg/kgBBDosis 91 mg/kgBBDosis 113,75 mg/kgBB

Keterangan :X = MeanSE = Standard error

Berikut ini adalah

selama 1 jam pada penentuan dosis parasetamol.

Gambar 8. Grafik ratapenentuan dosis parasetamol

02468

1012141618

68.26 mg/kgBB

jum

lah

kum

ula

tif

gelia

t

memberikan sedikit geliat untuk dibandingkan dengan senyawa uji (sari buah

Penentuan dosis parasetamol ini dilakukan untuk mendapatkan dosis

ang optimal. Dosis yang diujikan pada penentuan dosis

parasetamol ini adalah 68,25 mg/kgBB, 91 mg/kgBB, dan 113,75 mg/kgBB

yang diberikan secara peroral. Berikut ini adalah tabel rata

kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada penentuan dosis parasetamol.

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penetuan dosisparasetamol

Kelompok perlakuanparasetamol

Subyekuji

Rata-rata jumlah kumulatifgeliat (X ± SE)

mg/kgBB 3 16,33±0,88mg/kgBB 3 9,00±1,15

mg/kgBB 3 10,00±1,29

Standard error

Berikut ini adalah diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit

ada penentuan dosis parasetamol.

rafik rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam padapenentuan dosis parasetamol

68.26 mg/kgBB 91 mg/kgBB 113.75 mg/kgBB

dosis parasetamol

56

memberikan sedikit geliat untuk dibandingkan dengan senyawa uji (sari buah

Penentuan dosis parasetamol ini dilakukan untuk mendapatkan dosis

ang optimal. Dosis yang diujikan pada penentuan dosis

parasetamol ini adalah 68,25 mg/kgBB, 91 mg/kgBB, dan 113,75 mg/kgBB

yang diberikan secara peroral. Berikut ini adalah tabel rata-rata jumlah

rasetamol.

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penetuan dosis

rata jumlah kumulatif

rata jumlah kumulatif geliat mencit

rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam pada

113.75 mg/kgBB

Page 81: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

57

Berdasarkan data yang diperoleh, urutan dari geliat yang paling sedikit

adalah pada dosis parasetamol 91 mg/kgBB ; dosis 113,75 mg/kgBB ; 68,26

mg/kgBB.

Lalu dilakukan analisis variansi satu arah, tabelnya dapat dilihat di bawah

ini. Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya

adalah 0,011 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok

tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilanjutkan ke uji Scheffe untuk

mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VI. Hasil uji Scheffe pada penentuan dosis parasetamolKelompokperlakuan

parasetamol

68,26mg/kgBB 91mg/kgBB 113,75mg/kgBB

68,26mg/kgBB - B B91mg/kgBB B - TB

113,75mg/kgBB B TB -Keterangan :B = berbeda bermakna (p ≤ 0,05)TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Berdasarkan hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pada pemberian

parasetamol dosis 68,26 mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 91

mg/kgBB maupun dosis 113,75 mg/kgBB. Dosis 91 mg/kgBB berbeda

bermakna dengan dosis 68,26 mg/kgBB dan tidak berbeda bermakna dengan

dosis 113,75 mg/kgBB.

Pada dosis 91 mg/kgBB dan dosis 113,75 mg/kgBB terdapat perbedaan

jumlah geliat yang tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

parasetamol dosis 91 mg/kgBB dan dosis 113,75 mg/kgBB memberikan hasil

Page 82: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

58

yang sama. Sehingga pada penelitian ini dipilih dosis parasetamol 91

mg/kgBB.

C. Uji Pendahuluan Antiinflamasi

Uji pendahuluan yang dilakukan pada uji antiinflamasi meliputi:

Selang waktu pemotongan kaki setelah penyuntikan karagenin 1%; selang waktu

pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB; dan penentuan dosis kalium

diklofenak yang digunakan.

1. Selang waktu pemotongan kaki setelah penyuntikan karagenin 1 %

Tujuan dari uji pendahuluan (orientasi) selang waktu pemotongan kaki

setelah penyuntikan karagenin 1% ini adalah untuk mengetahui saat yang tepat

untuk memperoleh udema yang maksimal pada telapak kaki mencit setelah

penyuntikan senyawa penginduksi udema, dalam hal ini karagenin 1%. Saat itu

diasumsikan bahwa zat peradang karagenin telah memberikan kemampuan

menimbulkan radang yang maksimal dibandingkan dengan saat-saat lainnya.

Digunakan zat penginduksi karagenin 1% dikarenakan karagenin

merupakan zat penginduksi udema yang sering digunakan dalam memprediksi

efektivitas potensial terapeutik dari obat-obat antiinflamasi.

Pada uji pendahuluan ini, orientasi selang waktu yang digunakan adalah 1,

2, 3, dan 4 jam setelah disuntik dengan karagenin 1% pada telapak kaki kiri

mencit secara subplantar. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada tiap

kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 83: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Tabel VII. Rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%subplantar dalam berbagai variasi

Selang waktupemotongan kaki

1 jam2 jam3 jam4 jam

Berikut ini adalah

diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

pemotongan kaki:

Gambar 9. Diagram batangkaragenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktukaki

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa udema terbesar adalah pada

pada selang waktu 3 jam pemotongan kaki. Kemudian di

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut.

Berikut ini adalah hasil variansi satu arah rata

setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

pemotongan kaki.

00.020.040.060.08

0.10.120.140.16

rata

-rat

ab

ob

ot

ud

em

(g)

rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki

Selang waktupemotongan kaki

Subyekuji

Rata-rata bobot udema kakimencit (g) ± SE

3 0,12 ± 0,003 0,11 ± 0,013 0,15 ± 0,003 0,11 ± 0,00

Berikut ini adalah diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit setelah

diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

pemotongan kaki:

Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksikaragenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa udema terbesar adalah pada

pada selang waktu 3 jam pemotongan kaki. Kemudian dilakukan analisis

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut.

Berikut ini adalah hasil variansi satu arah rata-rata bobot udema kaki mencit

setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

1 jam 2 jam 3 jam 4 jam

selang waktu pemotongan kaki

59

rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%selang waktu pemotongan kaki

rata bobot udema kaki

rata bobot udema kaki mencit setelah

diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

rata bobot udema kaki mencit setelah diinjeksikaragenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa udema terbesar adalah pada

lakukan analisis

variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut.

rata bobot udema kaki mencit

setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

Page 84: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

60

Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya

adalah 0,000 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok

tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilanjutkan ke uji Scheffe untuk

mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VIII. Hasil Uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit setelahdiinjeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selangwaktu pemotongan kaki

Kelompok Bobot udema kaki mencit dibandingkan kelompok1 jam 2 jam 3 jam 4 jam

1 jam - TB B TB2 jam TB - B TB3 jam B B - B4 jam TB TB B -

Keterangan :B = berbeda bermakna (p ≤ 0,05)TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Berdasarkan hasil uji Scheffe dapat dilihat bahwa kelompok pemotongan

kaki 1 jam setelah diinjeksi karagenin 1 % subplantar berbeda tidak bermakna

dengan kelompok pemotongan kaki 2 jam dan 4 jam, tetapi berbeda bermakna

dengan kelompok pemotongan kaki 3 jam. Kelompok pemotongan kaki 2 jam

setelah diinjeksi karagenin 1 % subplantar berbeda tidak bermakna dengan

kelompok pemotongan kaki 1 jam dan 4 jam, tetapi berbeda bermakna dengan

kelompok pemotongan kaki 3 jam. Kelompok pemotongan kaki 3 jam setelah

diinjeksi karagenin 1 % subplantar berbeda bermakna dengan semua

kelompok (baik dengan kelompok pemotongan kaki 1 jam, 2 jam, maupun 4

jam).

Page 85: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

61

Berdasarkan uji ini, diambil kesimpulan pemotongan kaki yang optimal

adalah pada selang waktu pemotongan kaki 3 jam karena dihasilkan bobot

udema yang paling besar dibandingkan dengan kelompok lainnya.

2. Selang waktu pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB

Tujuan dari uji penetapan selang waktu pemberian kalium diklofenak 4,48

mg/kgBB adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dimana dengan pemberian

kalium diklofenak sebelum diinjeksi karagenin 1% memberikan hasil yang

optimal yaitu turunnya udema pada kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%.

Pada selang waktu tersebut diasumsikan bahwa kalium diklofenak yang

digunakan sebagai kontrol positif memberikan kemampuan maksimal dalam

menurunkan radang sehingga menghasilkan bobot udema paling kecil jika

dibandingkan dengan waktu-waktu lainnya.

Pada uji ini, digunakan variasi selang waktu selama 15 menit, 30 menit, 45

menit, dan 60 menit pemberian kalium diklofenak sebelum injeksi karagenin 1%.

Setelah selang waktu 3 jam, mencit dikorbankan dan kedua kaki dipotong pada

sendi torsocrural, kemudian ditimbang. Tabel dan grafik hasil rata-rata bobot

udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian

kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Page 86: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Tabel IX. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 %subplantar setelah pemberian diklofenak doselang waktu tertentu

Selang waktu pemberian

15 menit30 menit45 menit60 menit

Gambar 10. Diagram batangkaragenin 1 % subplantar setelah pemberianmg/kgBB pada selang waktu tertentu

Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa rata

terbesar terjadi pada kelompok selang waktu pemberian 30 menit dan rata

bobot udema terkecil pada selang waktu pemberian 15 menit.

dilakukan analisis variasi satu arah untuk me

kelompok tersebut. Berikut ini adalah hasil variansi satu arah

udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian

diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu.

0

0.02

0.04

0.06

0.08

15Rat

a-ra

tab

ob

ot

ud

em

(g)

rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 %subplantar setelah pemberian diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB padaselang waktu tertentu

Selang waktu pemberian Rata-rata bobot udema kaki mencit (g)± SE

15 menit 0,06 ± 0,0030 menit 0,08 ± 0,0045 menit 0,07 ± 0,0060 menit 0,07 ± 0,00

Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksikaragenin 1 % subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis 4,48

selang waktu tertentu

asarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa rata-rata bobot udema

terbesar terjadi pada kelompok selang waktu pemberian 30 menit dan rata

bobot udema terkecil pada selang waktu pemberian 15 menit.

dilakukan analisis variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada keempat

kelompok tersebut. Berikut ini adalah hasil variansi satu arah

udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian

diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB pada selang waktu tertentu.

3045

60

selang waktu pemberian diklofenak(menit)

62

rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 %sis 4,48 mg/kgBB pada

rata bobot udema kaki mencit (g)

± 0,000,08 ± 0,000,07 ± 0,000,07 ± 0,00

rata bobot udema kaki mencit akibat injeksidiklofenak dosis 4,48

rata bobot udema

terbesar terjadi pada kelompok selang waktu pemberian 30 menit dan rata-rata

bobot udema terkecil pada selang waktu pemberian 15 menit. Kemudian

lihat perbedaan pada keempat

kelompok tersebut. Berikut ini adalah hasil variansi satu arah rata-rata bobot

udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar setelah pemberian

Page 87: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

63

Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya

adalah 0,001 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada keempat kelompok tersebut

terdapat perbedaan. Kemudian dilanjutkan ke uji Scheffe untuk mengetahui

perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel X. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksikaragenin 1 % subplantar setelah pemberian kalium diklofenak dosis 4,48mg/kgBB pada selang waktu tertentu

Kelompok Bobot udema kaki mencit dibandingkan kelompok15 menit 30 menit 45 menit 60 menit

15 menit - B B B30 menit B - TB TB45 menit B TB - TB60 menit B TB TB -

Keterangan :B = berbeda bermakna (p ≤ 0,05)TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Berdasarkan hasil uji Scheffe terlihat bahwa kelompok 15 menit berbeda

bermakna dengan kelompok 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Berdasarkan data-

data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa selang waktu pemberian

diklofenak 4,48 mg/kgBB 15 menit sebelum penyuntikan karagenin 1% adalah

waktu yang paling optimal.

3. Penentuan dosis efektif kalium diklofenak

Tujuan dari uji pendahuluan penentuan dosis efektif kalium diklofenak

adalah untuk menetapkan dosis kalium diklofenak yang paling efektif dalam

menurunkan bobot udem pada kaki mencit. Dosis kalium diklofenak yang

digunakan adalah 3,36 mg/kgBB, 4,48 mg/kgBB dan 5,6 mg/kgBB. Pemilihan

Page 88: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

peringkat dosis ini berdasarkan pada penelitian Maryanto(1997). Menurut

penelitian tersebut, dosis efektif diklofenak untuk tikus dengan berat badan 250

g adalah 40 mg/kgBB. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dosis

diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 g adalah 4,48

mengetahui apakah pada dosis ter

maka dilakukan orientasi dengan menambah dua dosis lainnya (3,36

dan 5,6 mg/kgBB).

Tabel dan diagram batang

dosis efektif kalium

Tabel XI. Rata-ratakalium diklofenak

Kelompok

Dosis 3,36 mg/kgBBDosis 4,48 mg/kgBBDosis 5,6 mg/kgBB

Gambar 11. Diagram batangdosis efektif kalium

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

3.36 mg/kgBB

rata

-rat

ab

ob

ot

ud

em

peringkat dosis ini berdasarkan pada penelitian Maryanto(1997). Menurut

ian tersebut, dosis efektif diklofenak untuk tikus dengan berat badan 250

g adalah 40 mg/kgBB. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dosis

diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 g adalah 4,48 mg/kgBB. Untuk

mengetahui apakah pada dosis tersebut efektif juga bila digunakan pada mencit

maka dilakukan orientasi dengan menambah dua dosis lainnya (3,36

mg/kgBB).

diagram batang bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan

kalium diklofenak dapat dilihat di bawah ini.

rata bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif

Subyekuji

Rata-rata bobot udema kakimencit (g) ± SE

Dosis 3,36 mg/kgBB 3 0,08 ± 0,00Dosis 4,48 mg/kgBB 3 0,06 ± 0,00Dosis 5,6 mg/kgBB 3 0,07 ± 0,00

Diagram batang bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluankalium diklofenak

3.36 mg/kgBB 4.48mg/kgBB 5.6 mg/kgBB

dosis diklofenak

64

peringkat dosis ini berdasarkan pada penelitian Maryanto(1997). Menurut

ian tersebut, dosis efektif diklofenak untuk tikus dengan berat badan 250

g adalah 40 mg/kgBB. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dosis kalium

mg/kgBB. Untuk

sebut efektif juga bila digunakan pada mencit

maka dilakukan orientasi dengan menambah dua dosis lainnya (3,36 mg/kgBB

bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan

bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis efektif

rata bobot udema kaki

bobot udem kaki mencit hasil uji pendahuluan

Page 89: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

65

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata udem terkecil adalah

pada kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB, sedangkan rata-rata udem terbesar

pada dosis 3,36 mg/kgBB.

Kemudian dilakukan analisis variasi satu arah untuk melihat perbedaan pada

ketiga kelompok tersebut. Berikut ini adalah hasil variansi satu arah rata-rata uji

pendahuluan dosis efektif kalium diklofenak.

Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya

adalah 0,001 (<0,05), yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut

terdapat perbedaan. Kemudian dilanjutkan ke uji Scheffe untuk mengetahui

perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel XII. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema kaki mencit pada ujipendahuluan dosis efektif kalium diklofenak

Kelompok Bobot udema kaki mencit dibandingkan kelompokDosis 3,36mg/kgBB

Dosis 4,48 mg/kgBB Dosis 5,6mg/kgBB

Dosis 3,36mg/kgBB

- B TB

Dosis 4,48mg/kgBB

B - B

Dosis 5,6mg/kgBB

TB B -

Keterangan :

B = berbeda bermakna (p ≤ 0,05)TB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Berdasarkan hasil uji Scheffe, yang menunjukkan perbedaan hasil

perberbedaan bermakna anatara rata-rata bobot kaki mencit yang diberi kalium

diklofenak dosis 3,36 mg/kgBB dengan dosis 4,48 mg/kgBB; kalium diklofenak

Page 90: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

66

dosis 4,48 mg/kgBB dengan dosis 3,36 mg/kgBB dan dosis 5,6 mg/kgBB; dosis

5,56 mg/kgBB dengan dosis 4,48 mg/kgBB. Sedangkan antara kalium diklofenak

dosis 3,36 mg/kgBB dengan 5,56 mg/kgBB tidak ada perbedaan yang bermakna

secara statistik. Pada uji pendahuluan ini ditetapkan dosis 4,48 mg/kgBB sebagai

dosis efektif kalium diklofenak karena efek penurunan udem yang dihasilkan oleh

diklofenak pada dosis ini paling besar dibandingkan kelompok lainnya.

D. Pengujian Persen Proteksi Penghambatan Nyeri dan Daya

Antiinflamasi Sari Buah Nanas

1. Pengujian persen proteksi penghambatan nyeri dari sari buah nanas

Setelah semua uji pendahuluan selesai, maka dilakukan pengujian %

proteksi penghambatan nyeri dari sari buah nanas pada mencit putih betina.

Pengujian ini menggunakan asam asetat dosis 50 mg/kgBB, aquadest sebagai

kontrol negatif, parasetamol dosis 91 mg/kgBB sebagai kontrol positif, sari buah

nanas dengan tiga peringkat dosis (33,33 ml/kgBB ; 16,67 ml/kgBB; dan 8,33

ml/kgBB). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar %

proteksi penghambatan nyeri dari sari buah nanas. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode rangsang kimia. Dipilih metode ini karena

merupakan metode uji golongan analgesik non-narkotik.

Subjek uji berupa mencit putih betina diinjeksi dengan asam asetat. Asam

asetat dapat menyebabkan nyeri karena menurunkan pH jaringan akibat

pembebasan ion hidrosonium. Penurunan pH inilah yang menimbulkan luka

Page 91: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

67

sehingga mengiritasi jaringan lokal. Respon yang timbul berupa geliat

menunjukkan bahwa mencit merasakan nyeri.

Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dan akan

diperoleh persen proteksi senyawa uji terhadap nyeri yang dibandingkan dengan

kontrol negatif dan juga diperoleh perubahan persen proteksi senyawa uji terhadap

kontrol positif. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi

pada pengujian efek analgesik seluruh kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel XIII. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksipada pengujian efek analgesik seluruh kelompokKelompok uji Subyek uji Rata-rata jumlah kumulatif

geliat (X±SE)Rata-rata %proteksi(X±SE)

Aquadest 5 39,20±0,86 0,00Parasetamol 91mg/kgBB

5 10,40±0,51 73,47

Sari buah nanasdosis 33,33ml/kgBB

5 12,20±0,66 68,88

Sari buah nanasdosis 16,67ml/kgBB

5 14,40±0,51 63,27

Sari buah nanasdosis 8,33ml/kgBB

5 23,60±0,93 39,79

Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek analgesik

seluruh kelompok dapat juga disajikan dalam bentuk diagram batang berikut.

Page 92: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Gambar 12. Diagram batangpengujian efek analgesik seluruh kelompok

Data persen proteksi pada pengujian efek

disajikan dalam bentuk diagram

Gambar 13. Diagram batangberbagai kelompok

05

10152025303540

rata

-rat

aju

mla

hge

liat

01020304050607080

pe

rse

np

rote

ksi

Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit padapengujian efek analgesik seluruh kelompok

Data persen proteksi pada pengujian efek analgesik berbagai kelompok dapat

disajikan dalam bentuk diagram batang berikut.

Diagram batang persen proteksi pada pengujian efek

kelompok perlakuan

kelompok perlakuan

68

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada

berbagai kelompok dapat

persen proteksi pada pengujian efek analgesik

Page 93: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

69

Persen proteksi kelompok perlakuan kemudian dianalisis menggunakan

analisis variansi satu arah untuk melihat apakah ada perbedaan di antara kelompok.

Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah

0,000 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok tersebut terdapat

perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan itu

bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada pengujian seluruh

kelompok dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel XIV. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada pengujian efek analgesikseluruh kelompokKelompok I II III IV V

I - B B B B

II B - TB B B

III B TB - TB B

IV B B TB - B

V B B B B -

Keterangan :

I = kontrol negatif (aquadest)II = kontrol positif (parasetamol dosis 91 mg/kgBB)III = sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBBIV = sari buah nanas dosis 16,67 ml/kgBBV = sari buah nanas dosis 8,33 ml/kgBBTB : tidak berbeda bermakna (p>0,05)B : berbeda bermakna (p <0,05)

Urutan persen proteksi sari buah nanas dari peringkat dosis tertinggi

sampai terendah adalah 68,88 % ; 63,27% ; dan 39,79%. Dari data terlihat bahwa

semakin tinggi dosis sari buah nanas maka semakin besar persen proteksi sari

buah nanas yang dihasilkan.

Page 94: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

70

Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif (aquadest)

memiliki perbedaan persen proteksi yang bermakna dengan kelompok kontrol

positif (parasetamol dosis 91 mg/kgBB) dan ketiga kelompok senyawa uji (sari

buah nanas). Hal ini menunjukkan bahwa aquadest tidak memiliki efek analgesik

yang ditunjukkan dengan rata-rata jumlah geliat yang paling besar dibandingkan

dengan kelompok lainnya (39,20±0,860) dan persen proteksi yang paling kecil

(0,00±2,19).

Pada kelompok kontrol positif parasetamol dan ketiga kelompok perlakuan

sari buah nanas terjadi persen proteksi nyeri yang ditunjukkan dengan

berkurangnya respon geliat dari mencit. Uji Scheffe menunjukkan bahwa pada

kelompok kontrol positif (parasetamol) dengan kelompok sari buah nanas dosis

33,33 ml/kgBB terdapat perbedaan persen proteksi yang tidak bermakna. Maka

dapat dikatakan bahwa sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB dan dosis 16,67

ml/kgBB memberikan efek analgesik yang sebanding dengan parasetamol.

Suatu senyawa uji dapat dikatakan memiliki khasiat analgesik apabila

mampu mengurangi ≥ 50% dari jumlah geliat kelompok kontrol negatif (Anonim,

1991). Walaupun pada ketiga dosis sari buah nanas menunjukkan adanya %

proteksi, tetapi hanya sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB dan 16,67 ml/kgBB

yang memenuhi syarat untuk dapat dikatakan memiliki khasiat analgesik karena

memiliki persen proteksi yang lebih besar dari 50%.

Page 95: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Kemudian dihitung perubahan

terhadap kontrol positif parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Data tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel XV. Data rata-pada uji khasiat analgesik

Kelompok perlakuan

AquadestParasetamol dosis 91 mg/kgBB

Sari buah nanas dosis 33,33Sari buah nanas dosis 16,67Sari buah nanas dosis 8,33

Data rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadap

efek analgesik dapat juga disajikan dalam diagram batang berikut.

Gambar 14. Diagram batangkontrol positif pada uji efek

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan bahwa besar probabilitasnya

adalah 0,000(<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok tersebut

-100

-90

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

%p

eru

bah

anp

ers

en

pro

teks

i

Kemudian dihitung perubahan persen proteksi dari sari buah nanas

positif parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Data tersebut dapat

berikut.

-rata perubahan persen proteksi geliat terhadapanalgesik

Kelompok perlakuan Rata-rata % perubahan efek(X±SE)

Aquadest -100,00Parasetamol dosis 91 mg/kgBB 0,00

Sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB -6,24Sari buah nanas dosis 16,67 ml/kgBB -13,87Sari buah nanas dosis 8,33 ml/kgBB -45,84

rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol

dapat juga disajikan dalam diagram batang berikut.

Diagram batang rata-rata perubahan persen proteksi geliat terhadappositif pada uji efek analgesik

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan bahwa besar probabilitasnya

adalah 0,000(<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok tersebut

kelompok perlakuan

71

sari buah nanas

positif parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Data tersebut dapat

rata perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif

rata % perubahan efek analgesik(X±SE)100,00

kontrol positif pada uji

dapat juga disajikan dalam diagram batang berikut.

rata perubahan persen proteksi geliat terhadap

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan bahwa besar probabilitasnya

adalah 0,000(<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok tersebut

Page 96: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

72

terdapaat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk melihat perbedaan

tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe data dilihat pada tabel berikut.

Tabel XVI. Hasil uji Scheffe perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrolpositif pada uji khasiat analgesik

Kelompok I II III IV V

I - B B B B

II B - TB B B

III B TB - TB B

IV B B TB - B

V B B B B -

Keterangan :

I = kontrol negatif (aquadest)II = kontrol positif (parasetamol dosis 91 mg/kgBB)III = sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBBIV = sari buah nanas dosis 16,67 ml/kgBBV = sari buah nanas dosis 8,33 ml/kgBBTB : tidak berbeda bermakna (p>0,05)B : berbeda bermakna (p <0,05)

Aquadest yang digunakan sebagai kontrol negatif menunjukkan penurunan

persen proteksi sebesar -100% dibandingkan parasetamol. Penurunan ini

ditunjukkan dengan nilai negatif yang berarti aquadest nyata tidak memberikan

efek analgesik. Sedangkan nilai persen perubahan efek analgesik ketiga peringkat

dosis sari buah nanas dari dosis tertinggi ke dosis terendah terhadap kontrol positif

adalah -6,24% ; -13,87%; dan -45,84%.

Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa hanya sari buah nanas dosis 33,33

ml/kgBB yang memiliki perbedaan perubahanpersen proteksi yang tidak

bermakna dengan parasetamol.

Page 97: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

73

Menurut Anonim (1991), jika suatu senyawa mampu menghambat

terjadinya geliat lebih besar dari 50%, maka senyawa tersebut dapat dikategorikan

sebagai analgesik. Dengan demikian kelompok sari buah nanas dosis 33,33

ml/kgBB dan 16,67 ml/kgBB dikatakan memiliki efek dan daya analgesik karena

mampu menghambat jumlah geliat sebesar 68,88% dan 63,27%. Sedangkan pada

dosis 8,33 ml/kgBB tidak bisa dikategorikan sebagai analgesik karena hanya

mampu menghambat geliat sebesar 39,79% saja. Namun pada dosis 33,33

ml/kgBB memiliki daya analgesik yang lebih besar daripada dosis 16,67 ml/kgBB,

sehingga dapat disimpulkan sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB merupakan

dosis optimal untuk mengurangi nyeri.

Persen proteksi nyeri yang diberikan itu diduga karena adanya kandungan

enzim bromelain yang terkandung dalam buah nanas.

2. Pengujian daya antiinflamasi sari buah nanas

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah sari buah nanas

memiliki khasiat antiinflamasi dan seberapa besar persentase respon antiinflamasi

yang dihasilkan, dan pada peringkat dosis berapa sari buah nanas dapat

memberikan daya antiinflamasi yang maksimal.

Sari buah nanas memiliki khasiat antiinflamasi dikarenakan di dalam

nanas terkandung enzim bromelain. Daya antiinflamasi dapat dilihat dari

penurunan bobot udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar

akibat pemberian sari buah nanas. Besarnya daya antiinflamasi dapat dilihat dari

hasil persen daya antiinflamasi yang dihitung berdasarkan metode induksi udema

Page 98: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

74

oleh Langford dkk (1972) yang telah dimodifikasi. Dipilih metode ini karena

metode ini sederhana dalam hal instrument yang dibutuhkan, proses perlakuan,

pengamatan, pengukuran, sampai dengan pengolahan data.

Pada penelitian ini digunakan karagenin 1% sebagai zat penginduksi

udema karena karagenin merupakan salah satu zat iritan atau penginduksi udema

pada kaki mencit yang sering digunakan untuk memprediksi efektivitas potensial

terapetik dari obat-obat antiinflamasi, baik golongan steroid maupun non steroid.

Selain itu, karagenin juga dapat menimbulkan respon yang peka terhadap

inflamasi serta tidak menimbulkan kerusakan jaringan pada kaki mencit.

Aquadest merupakan pelarut dari kalium diklofenak. Kontrol aquadest

diperlukan untuk mengetahui apakah aquadest memiliki efek antiinflamasi yang

berpengaruh terhadap efek antiinflasi bahan sediaan yang diteliti. Sedangkan

kalium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif karena bekerja efektif dalam

menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga asam arakidonat tidak dapat

diubah menjadi prostaglandin (Tjay dan Raharja, 2002).

Berikut ini adalah hasil rata-rata bobot udema kaki mencit akibat

karagenin 1 % subplantar :

Page 99: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Tabel XVII. Hasil ratasubplantar; % daya antiinflamasi; dan % potensiantiinflamasi

Kelompok Subyek uji

KontrolkarageninKontrol negatifKontrol positifSari buah nanasdosis 33,33ml/kgBBSari buah nanasdosis 16,67ml/kgBBSari buah nanasdosis 8,33ml/kgBB

Data tersebut dapat juga disajikan dalam

Gambar 15. Diagram batang1 % subplantar

Berdasarkan diagram batang

memberikan nilai rata

00.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

rata

-rat

ab

ob

ot

ud

em

a(g)

rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 %subplantar; % daya antiinflamasi; dan % potensi relatifantiinflamasi

Subyek uji Rata-rata bobotudema (X±SE)

% dayaantiinflamasi

5 0,16 -

5 0,16 -5 0,07 56,285 0,07 55,12

5 0,08 50,64

5 0,10 36,42

Data tersebut dapat juga disajikan dalam diagram batang berikut:

Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin

diagram batang tersebut, terlihat bahwa kelompok karagenin

memberikan nilai rata-rata bobot udema yang paling besar sedangkan kelompok

kelompok perlakuan

75

rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin 1 %relatif daya

antiinflamasi% potensi

relatif dayaantiinflamasi

-

-100

97,94

89,98

64,71

rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin

tersebut, terlihat bahwa kelompok karagenin

rata bobot udema yang paling besar sedangkan kelompok

Page 100: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

76

kalium diklofenak memberikan nilai rata-rata bobot udema yang paling kecil.

Sedangkan kelompok kontrol negatif (aquadest) memberikan rata-rata bobot

udema yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok karagenin. Data tersebut

bermanfaat untuk membuktikan kemampuan karagenin sebagai zat peradang

dalam menimbulkan udema dan untuk membuktikan kemampuan kontrol positif

kalium diklofenak dalam menurunkan udema.

Hasil analisis data tersebut dianalisis secara statistik yang meliputi uji

Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas, uji One Way ANOVA dan uji Scheffe.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut didapatkan bahwa data bobot udema pada

uji daya antiinflamasi ini memiliki distribusi data yang normal, variansi

antarkelompok yang homogen dan ada perbedaan di antara kelompok perlakuan.

Berikut ini adalah tabel rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit:

Tabel XVIII. Tabel rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit

Kelompok Bobot udema kaki mencit dibandingkan kelompok

I II III IV V VII - TB B B B B

II TB - B B B B

III B B - TB B B

IV B B TB - B B

V B B B B - B

VI B B B B B -Keterangan :

I = Kontrol karageninII = Kontrol negatif aquadest 0,5 ml/kgBBIII = Kontrol positif kalium diklofenak 4,48 mg/kgBBIV = Sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBBV = Sari buah nanas dosis 16,67 ml/kgBBVI = Sari buah nanas dosis 8,33 ml/kgBB

Page 101: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

77

Berdasarkan hasil uji Scheffe dapat diketahui bahwa kontrol negatif

aquadest berbeda bermakna dengan kontrol positif kalium diklofenak dan sari

buah nanas baik dosis 33,33 ml/kgBB, dosis 16,67 ml/kgBB, dan dosis 8,33

ml/kgBB. Kelompok kontrol positif kalium diklofenak berbeda bermakna dengan

semua kelompok, terutama dengan kelompok karagenin dan kelompok kontrol

negatif aquadest tetapi tidak berbeda bermakna dengan sari buah nanas dosis

33,33 ml/kgBB. Artinya bobot udema yang dihasilkan oleh kalium diklofenak

berbeda dengan bobot udema yang dihasilkan karagenin serta kontrol negatif

aquadest dan keduanya memberikan kemampuan yang berarti sesuai dengan

perannya. Maka dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan kalium

diklofenak sebagai kontrol positif dan karagenin sebagai zat peradang pada

metode ini sudah tepat karena keduanya memiliki kemampuan sesuai peranannya

dalam penelitian ini.

Setelah itu dihitung persen respon daya antiinflamasi dari masing-masing

kelompok. Berikut ini adalah tabel dan diagram batangnya:

Tabel XIX. Rata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok

Kelompok Subyek uji % daya antiinflamasiKontrol karagenin 5 -

Kontrol negatif 5 -Kontrol positif 5 56,28

Sari buah nanas dosis33,33 ml/kgBB

5 55,12

Sari buah nanas dosis16,67 ml/kgBB

5 50,64

Sari buah nanas dosis8,33 ml/kgBB

5 36,42

Page 102: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

Gambar 16. Grafik rata

Berdasarkan

antiinflamasi yang mendekati kontrol positif

nanas dosis 33,33 ml/kgBB karena hasil uji

kontrol positif dengan sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB tidak berbeda

bermakna. Sedangkan kontrol positif diklofenak dan sari buah nanas dosis 16,67

ml/kgBB dan dosis 8,

buah nanas ini mungkin dikarenakan di dalam nanas terkandung enzim bromelain

yang memiliki aksi sebagai antiinflamasi.

hasil dari penghambatan

penipisan sistem kallikrein plasma, dan juga pembatasan formasi fibrin melalui

pengurangan intermediasi kaskada penggumpalan. Aksi

pengurangan nyeri dan edema yang signifikan, dan juga peningkatan si

arah situs yang terluka.

0102030405060

rata

-rat

ap

ers

en

resp

on

anti

infl

amas

i

ata-rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik, rata

antiinflamasi yang mendekati kontrol positif kalium diklofenak adalah sa

nanas dosis 33,33 ml/kgBB karena hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa antara

kontrol positif dengan sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB tidak berbeda

bermakna. Sedangkan kontrol positif diklofenak dan sari buah nanas dosis 16,67

ml/kgBB dan dosis 8,33 ml/kgBB berbeda bermakna. Aktivitas antiinflamasi sari

buah nanas ini mungkin dikarenakan di dalam nanas terkandung enzim bromelain

yang memiliki aksi sebagai antiinflamasi. Aksi bromelain sebagian merupakan

hasil dari penghambatan pembentukan bradikinin pada situs inflamasi melalui

penipisan sistem kallikrein plasma, dan juga pembatasan formasi fibrin melalui

pengurangan intermediasi kaskada penggumpalan. Aksi-aksi ini menghasilkan

pengurangan nyeri dan edema yang signifikan, dan juga peningkatan si

arah situs yang terluka.

kelompok perlakuan

78

rata persentase respon daya antiinflamasi tiap kelompok

hasil pengolahan data secara statistik, rata-rata persen

diklofenak adalah sari buah

menunjukkan bahwa antara

kontrol positif dengan sari buah nanas dosis 33,33 ml/kgBB tidak berbeda

bermakna. Sedangkan kontrol positif diklofenak dan sari buah nanas dosis 16,67

Aktivitas antiinflamasi sari

buah nanas ini mungkin dikarenakan di dalam nanas terkandung enzim bromelain

Aksi bromelain sebagian merupakan

kinin pada situs inflamasi melalui

penipisan sistem kallikrein plasma, dan juga pembatasan formasi fibrin melalui

aksi ini menghasilkan

pengurangan nyeri dan edema yang signifikan, dan juga peningkatan sirkulasi ke

Page 103: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

79

Berdasarkan penelitian ini, 100 gram buah nanas menghasilkan sekitar

88,1ml sari buah nanas, sehingga peringkat dosis 33,33 ml/kgBB = 37,99 g/kgBB.

Dan setelah dikonversi ke manusia BB= 50 kg diperlukan dosis sebesar 210

g/50kgBB atau buah nanas kurang lebih 1 buah.

Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan penelitian Hidayat

(2010), tentang efek analgesik dan antiinflamasi jus buah nanas (Ananas comosus

L.) pada mencit betina galur Swiss. Pada penelitian tersebut diperoleh bahwa

dosis penelitian yang memberikan % proteksi penghambatan nyeri yang optimal

adalah pada dosis 3,75 g/kgBB dengan % proteksi penghambatan nyeri dan %

daya antiinflamasi berturut-turut sebesar 58,90% dan 56,82%. Apabila dosis

tersebut (dosis 3,75 g/kgBB dikonversikan ke dalam ml/kgBB) maka menjadi

3,30375 ml/kgBB. Berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa efek analgesik dan

antiinflamasi jus buah nanas lebih besar jika dibandingkan dengan efek analgesik

dan antiinflamasi sari buah nanas. Banyak aktivitas fisiologis bromelain tidak

dijelaskan dalam kaitan fraksi proteolitiknya, dan besar kemungkinan bahwa efek

bermanfaat dari bromelain dihasilkan dari banyak faktor, bukannya oleh satu

faktor tunggal saja. Yang membedakan efek analgesik dan antiinflamasi yang

ditimbulkan adalah pada penelitian Hidayat (2010) menggunakan jus buah nanas

yang masuh mengandung serat sedangkan penelitian ini menggunakan sari buah

nanas yang sudah tidak mengandung serat.

Page 104: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sari buah nanas memiliki khasiat antiinflamasi dan analgesik.

2. Besar persen proteksi penghambatan nyeri sari buah nanas dosis

33,33ml/kgBB ; dosis 16,67ml/kgBB; dan dosis 8,33 ml/kgBB adalah 68,88% ;

63,27% ; dan 39,79%.

3. Besar persen daya antiinflamasi sari buah nanas dosis 33,33ml/kgBB ; dosis

16,67ml/kgBB; dan dosis 8,33 ml/kgBB adalah 55,12% ; 50,64% ; dan

36,42%.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai frekuensi dan lama

pemakaian dari penggunaan sari buah nanas untuk mendapatkan efek

analgesik dan antiinflamasi yang optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian efek analgesik dan antiinflamasi dengan jumlah

subjek uji yang lebih banyak.

Page 105: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

81

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka : PenapisanFarmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 3-5, YayasanPengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 649, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, 40, Departemen KesehatanRepublik Indonesia

Anonim, 2005, Petunjuk Praktikum Farmakologi, 7, Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta

Dipiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M.,1998, Pharmacotherapy : A Patiphysiologic Approach, 1259-1262,Appleton and Lange, USA

Djamhuri, A.,1995, Sinopsis Farmakologi : dengan Terapan khusus di Klinik &Perawatan, 45,46, Jakarta

Dwiprahasto, I., 2002, Epidemiologi dan Masalah Penggunaan Analgesik –Antiinflamasi Non Steroid, dalam Dwiprahasto, I., Kristin, E., At Thobari,J., Penggunaan Analgesik dan Antiinflamasi secara Rasional, Edisi I, 1-26,Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran UGM,Yogyakarta

Furst, D.E.,dan Munster, T., 2002, Farmakologi : Dasar dan Klinik, buku ke-2,Edisi I, 450-452, Salemba Medika, Jakarta

Guyton, A. C., and Hall, 1996, Textbook of Medical Phisiology, diterjemahkanoleh Tengadi, L., Setiawan, I., Santosa, A., Buku Ajar FisiologiKedokteran, Edisi 9,Bagian II, 76, 761-762, 443, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta

Handara, P.D., 2006, Efek Analgesik InfusaBatang Brotowali (Tinospora crispa(L) Miers.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Hanson, G.R., 2000, Analgesic, Antipyretic, and Anti Inflammatory Drugs, inGennaro (Ed.), Remmington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th

Edition, 1456, Lippincott Williams and Wilkins, USA

Page 106: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

82

Hidayat, R., 2010, Efek Analgesik dan Antiinflamasi Jus Buah Nanas (Ananascomosus L.) pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Karch, A.M., 2003, Focus On Nursing Pharmacology, second edition, LippincottWilliam & Wilkin’s

Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan olehBagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi 8,Buku 3, hal. 449- 462,637, Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Kelly, G.S.N.D., 1996, Bromelain : A Literature Review and Discussion of itsTherapeutic Applications, Alt. Med. Rev., 1 (4), 244-257

Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods toEvaluation of Analgesic / Anti Inflammatory Activity, J.Pharm Sci., 61(1), 75-77

Laurence, B.P.N., and Brown M.J., 1997, Clinical Pharmacology, 8th Edition,15,17, Churchill

Maryanto, 1997, Daya Anti-inflamasi Infus Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata

Pers) Pada Tikus Putih Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta

Meliala, L., 2000, Nyeri, dalam Prosiding Seminar Ostheophaty Terapi AlternatifNyeri, 10-17, Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta

Mutschler, 1986, Dinamika Obat, 17-20; 508-513, IBT, Bandung

Nazir, M., 2005, Metode Penelitian, 63, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor,Indonesia

Omar, S., Idrus, A.Z., and Abdul Razak, O.,1978, Extraction and Activity ofbromelain from pineapple, Bull. Mardi Res., p.172-175

Price, S.A and Wilson, L.M.C, 1984, Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-ProsesPenyakit, Bagian I, Edisi 2, 32-38, EGC, Jakarta

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter J.M., and Moore, P.K.,2003, Pharmacology, 5th

edition, 231-233,562-570 Churchill Livingstone,London

Santoso, S.O., dan Dewoto, H.R.,1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 189-195,Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta

Page 107: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

83

Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 273-274,352, Balai Pustaka, Jakarta

Suleyman, H., Demircan,B.,B., Karagoz,Y., Oztasan,N., Suleyman, B.,2004,Anti-Inflamatory Effects of Selective COX-2 Inhibitor, Pol.J.Pharmacol.,56, 775-780

Suseni, N.W., 2002, Penetapan Kadar Bromelain pada Buah Nanas (Ananascomosus L.) Bogor dan Blitar secara Spektrofotometri UV, Skripsi,Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia,44-45, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian &Pengembangan Kesehatan, Jakarta

Tjay, T.H.,dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan,dan Efek-efek sampingnya, Edisi V, Penerbit PT. Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Jakarta

Tjitrosoepomo, G., 1994, Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan, 113, UniversitasGadjah Mada Press, Yogyakarta

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 100-117, AcademicPress, New York

Tyler, V.E., Brady, L.R., and Robbers, J.E., 1988, Pharmacology, Ninth edition,277-288, Lea & Febiger, Philadelphia

van Steenis, C.G.G.J., 1992, Flora Voor de Scholen in Indonesie, Cetakan keenam,alih bahasa Surjowinoto, M.,dkk., 35-37, 48-51, 135-136, PradnyaParamita, Jakarta

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assays,Second Edition, 726-769, Spinger Verlag Berlin Heidelberg, New York

Walsh, T.D., 1997, Symptom Control, Alih bahasa: Caroline Wijaya, 329-347,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Williamson, E.M., Okpako, D.T., and Evans, F.J., 1996, Pharmacological Methodin Phytotherapy Research Volume 1 : Selection, Preparation, andPharmacological Evaluation of Plant Material, 131-136, John Wiley andSons Ltd, England

Wilmana, P.F., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 207-227, FakultasKedokteran,Universitas Indonesia, Jakarta

Page 108: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

LAMPIRAN

Page 109: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

84

LAMPIRAN

Gambar 17. Foto buah nanas

Gambar 18. Foto buah nanas

Page 110: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

85

Gambar 19. Foto juice extractor

Gambar 20. Foto sari buah nanas

Page 111: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

86

Gambar 21. Foto geliat mencit

Gambar 22. Foto udema

Page 112: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

87

Lampiran 1. Data jumlah kumulatif geliat mencit besrta hasil analisis

statistik pada penentuan dosis asam asetat

Menit Dosis 25mg/kgBB

Dosis 50mg/kgBB

Dosis 75mg/kgBB

Dosis 100mg/kgBB

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S35 0 0 2 0 0 0 0 1 0 2 1 110 0 2 7 1 10 3 9 14 9 7 14 1715 6 5 5 7 8 8 11 13 12 18 12 1520 11 9 7 8 4 6 12 11 11 9 10 425 2 6 2 9 5 5 8 7 6 11 5 530 1 1 1 2 7 7 4 4 4 2 5 835 2 2 2 1 1 2 2 2 2 8 7 940 1 2 0 2 1 1 1 2 0 4 4 445 0 0 2 2 1 0 1 0 2 4 3 550 1 1 0 2 1 2 1 0 1 5 5 455 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 4 460 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 2 1

24 28 26 34 38 35 50 54 48 79 72 77

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat 12 47.0833 19.84695 24.00 79.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Geliat

N 12

Normal Parametersa,,b

Mean 47.0833

Std. Deviation 19.84695

Most Extreme Differences Absolute .176

Positive .176

Negatif -.145

Kolmogorov-Smirnov Z .611

Asymp. Sig. (2-tailed) .849

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Page 113: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

88

Descriptives

Geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

Dosis

25mg/kgBB

3 26.0000 2.00000 1.15470 21.0317 30.9683 24.00 28.00

Dosis

50mg/kgBB

3 35.6667 2.08167 1.20185 30.4955 40.8378 34.00 38.00

Dosis

75mg/kgBB

3 50.6667 3.05505 1.76383 43.0775 58.2558 48.00 54.00

Dosis

100mg/kgBB

3 76.0000 3.60555 2.08167 67.0433 84.9567 72.00 79.00

Total 12 47.0833 19.84695 5.72932 34.4732 59.6935 24.00 79.00

ANOVA

Geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4271.583 3 1423.861 185.721 .000

Within Groups 61.333 8 7.667

Total 4332.917 11

Page 114: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

89

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Geliat

Scheffe

(I) Dosis (J) Dosis

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Dosis 25mg/kgBB Dosis 50mg/kgBB -9.66667*

2.26078 .018 -17.5627 -1.7706

Dosis 75mg/kgBB -24.66667*

2.26078 .000 -32.5627 -16.7706

Dosis 100mg/kgBB -50.00000*

2.26078 .000 -57.8961 -42.1039

Dosis 50mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 9.66667*

2.26078 .018 1.7706 17.5627

Dosis 75mg/kgBB -15.00000*

2.26078 .001 -22.8961 -7.1039

Dosis 100mg/kgBB -40.33333*

2.26078 .000 -48.2294 -32.4373

Dosis 75mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 24.66667*

2.26078 .000 16.7706 32.5627

Dosis 50mg/kgBB 15.00000*

2.26078 .001 7.1039 22.8961

Dosis 100mg/kgBB -25.33333*

2.26078 .000 -33.2294 -17.4373

Dosis 100mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 50.00000*

2.26078 .000 42.1039 57.8961

Dosis 50mg/kgBB 40.33333*

2.26078 .000 32.4373 48.2294

Dosis 75mg/kgBB 25.33333*

2.26078 .000 17.4373 33.2294

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Geliat

Scheffea

Dosis N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Dosis 25mg/kgBB 3 26.0000

Dosis 50mg/kgBB 3 35.6667

Dosis 75mg/kgBB 3 50.6667

Dosis 100mg/kgBB 3 76.0000

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 115: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

90

Geliat

Scheffea

Dosis N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Dosis 25mg/kgBB 3 26.0000

Dosis 50mg/kgBB 3 35.6667

Dosis 75mg/kgBB 3 50.6667

Dosis 100mg/kgBB 3 76.0000

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 2. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisis

statistic pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Menit Waktu pemberian5 menit

Waktu pemberian10 menit

Waktu pemberian15 menit

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S35 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 2 0 0 1 4 4 8

15 2 2 4 0 2 0 5 7 3

20 3 3 4 2 7 2 8 5 1

25 1 4 3 6 4 5 6 3 9

30 4 1 2 5 4 4 2 4 4

35 0 1 0 3 3 2 3 2 4

40 2 0 1 4 3 5 2 3 2

45 3 3 0 3 3 3 3 1 2

50 2 1 0 2 3 1 3 3 1

55 1 0 0 4 3 2 1 2 2

60 0 0 0 0 3 3 1 0 0

18 15 16 29 32 28 38 34 36

Page 116: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

91

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat 9 27.3333 8.84590 15.00 38.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Geliat

N 9

Normal Parametersa,,b

Mean 27.3333

Std. Deviation 8.84590

Most Extreme Differences Absolute .197

Positive .188

Negatif -.197

Kolmogorov-Smirnov Z .590

Asymp. Sig. (2-tailed) .877

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

selang waktu 5

menit

3 16.3333 1.52753 .88192 12.5388 20.1279 15.00 18.00

selang waktu 10

menit

3 29.6667 2.08167 1.20185 24.4955 34.8378 28.00 32.00

selang waktu 15

menit

3 36.0000 2.00000 1.15470 31.0317 40.9683 34.00 38.00

Total 9 27.3333 8.84590 2.94863 20.5338 34.1329 15.00 38.00

Page 117: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

92

ANOVA

Geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 604.667 2 302.333 85.031 .000

Within Groups 21.333 6 3.556

Total 626.000 8

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Geliat

Scheffe

(I) Waktu (J) Waktu

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

selang waktu 5

menit

selang waktu 10

menit

-13.33333*

1.53960 .000 -18.2712 -8.3954

selang waktu 15

menit

-19.66667*

1.53960 .000 -24.6046 -14.7288

selang waktu 10

menit

selang waktu 5

menit

13.33333*

1.53960 .000 8.3954 18.2712

selang waktu 15

menit

-6.33333*

1.53960 .018 -11.2712 -1.3954

selang waktu 15

menit

selang waktu 5

menit

19.66667*

1.53960 .000 14.7288 24.6046

selang waktu 10

menit

6.33333*

1.53960 .018 1.3954 11.2712

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 118: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

93

Homogeneous Subsets

Geliat

Scheffea

Waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

selang waktu 5 menit 3 16.3333

selang waktu 10 menit 3 29.6667

selang waktu 15 menit 3 36.0000

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 3. Data jumlah kumulatif geliat mencit beserta hasil analisisstatistic pada penentuan dosis parasetamol

Menit Dosis 68,26mg/kgBB

Dosis 91mg/kgBB

Dosis 113,75mg/kgBB

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S35 0 0 1 0 0 0 0 0 010 6 5 9 0 1 1 3 0 015 4 3 3 3 1 2 3 3 320 0 0 2 3 2 1 2 2 225 1 2 3 1 1 1 0 0 130 3 4 0 0 1 0 0 0 135 0 0 0 2 1 1 1 1 040 1 0 0 0 0 0 0 1 045 0 2 0 1 0 1 2 1 050 0 0 0 2 2 2 0 2 055 0 0 0 0 0 1 1 1 060 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 16 18 11 9 7 12 11 7

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

geliat 9 11.7778 3.89801 7.00 18.00

Page 119: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

94

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

geliat

N 9

Normal Parametersa,,b

Mean 11.7778

Std. Deviation 3.89801

Most Extreme Differences Absolute .144

Positive .144

Negatif -.129

Kolmogorov-Smirnov Z .432

Asymp. Sig. (2-tailed) .992

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

dosis

68,26mg/kgBB

3 16.3333 1.52753 .88192 12.5388 20.1279 15.00 18.00

dosis 91mg/kgBB 3 9.0000 2.00000 1.15470 4.0317 13.9683 7.00 11.00

dosis

113,75mg/kgBB

3 10.0000 2.64575 1.52753 3.4276 16.5724 7.00 12.00

Total 9 11.7778 3.89801 1.29934 8.7815 14.7740 7.00 18.00

ANOVA

geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 94.889 2 47.444 10.675 .011

Within Groups 26.667 6 4.444

Total 121.556 8

Page 120: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

95

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

geliat

Scheffe

(I) dosis (J) dosis

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

dosis 68,26mg/kgBB dosis 91mg/kgBB 7.33333*

1.72133 .015 1.8126 12.8541

dosis

113,75mg/kgBB

6.33333*

1.72133 .029 .8126 11.8541

dosis 91mg/kgBB dosis 68,26mg/kgBB -7.33333*

1.72133 .015 -12.8541 -1.8126

dosis

113,75mg/kgBB

-1.00000 1.72133 .849 -6.5207 4.5207

dosis

113,75mg/kgBB

dosis 68,26mg/kgBB -6.33333*

1.72133 .029 -11.8541 -.8126

dosis 91mg/kgBB 1.00000 1.72133 .849 -4.5207 6.5207

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

geliat

Scheffea

dosis N

Subset for alpha = 0.05

1 2

dosis 91mg/kgBB 3 9.0000

dosis 113,75mg/kgBB 3 10.0000

dosis 68,26mg/kgBB 3 16.3333

Sig. .849 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 121: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

96

Lampiran 4. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan selang

waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1% dan hasil analisis

statistiknya

No

Keterangan (g)

Bobot udema mencit (gram) pada selang waktu (jam) setelahinjeksi karagenin 1%

1 2 3 41 Kaki kiri 0,3290 0,3125 0,3590 0,2889

Kakikanan

0,2060 0,1938 0,2047 0,1687

Bobotudema

0,1230 0,1187 0,1543 0,1202

2 Kaki kiri 0,3242 0,3060 0,3802 0,2751Kakikanan

0,1994 0,1868 0,2247 0,1688

Bobotudema

0,1248 0,1192 0,1555 0,1063

3 Kaki kiri 0,3230 0,2896 0,3347 0,2916Kakikanan

0,2002 0,1892 0,1849 0,1802

Bobotudema

0,1228 0,1004 0,1498 0,1114

Mean ± SE (n=3)

0,1235±0,00064

0,1128±0,00619

0,1532±0,00173

0,1126±0,00406

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udema 12 .1255 .01820 .10 .16

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema

N 12

Normal Parametersa,,b

Mean .1255

Std. Deviation .01820

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .266

Negatif -.159

Kolmogorov-Smirnov Z .922

Asymp. Sig. (2-tailed) .363

Page 122: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

97

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

udema

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

selang waktu 1

jam

3 .1235 .00110 .00064 .1208 .1263 .12 .12

selang waktu 2

jam

3 .1128 .01071 .00619 .0862 .1394 .10 .12

selang waktu 3

jam

3 .1532 .00300 .00173 .1457 .1607 .15 .16

selang waktu 4

jam

3 .1126 .00703 .00406 .0952 .1301 .11 .12

Total 12 .1255 .01820 .00526 .1140 .1371 .10 .16

ANOVA

udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .003 3 .001 25.196 .000

Within Groups .000 8 .000

Total .004 11

Page 123: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

98

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

udema

Scheffe

(I) waktu (J) waktu

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

selang waktu 1 jam selang waktu 2 jam .01077 .00539 .331 -.0081 .0296

selang waktu 3 jam -.02967*

.00539 .004 -.0485 -.0108

selang waktu 4 jam .01090 .00539 .322 -.0079 .0297

selang waktu 2 jam selang waktu 1 jam -.01077 .00539 .331 -.0296 .0081

selang waktu 3 jam -.04043*

.00539 .001 -.0593 -.0216

selang waktu 4 jam .00013 .00539 1.000 -.0187 .0190

selang waktu 3 jam selang waktu 1 jam .02967*

.00539 .004 .0108 .0485

selang waktu 2 jam .04043*

.00539 .001 .0216 .0593

selang waktu 4 jam .04057*

.00539 .001 .0217 .0594

selang waktu 4 jam selang waktu 1 jam -.01090 .00539 .322 -.0297 .0079

selang waktu 2 jam -.00013 .00539 1.000 -.0190 .0187

selang waktu 3 jam -.04057*

.00539 .001 -.0594 -.0217

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

udema

Scheffea

waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2

selang waktu 4 jam 3 .1126

selang waktu 2 jam 3 .1128

selang waktu 1 jam 3 .1235

selang waktu 3 jam 3 .1532

Sig. .322 1.000

Page 124: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

99

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 5. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu

pemberian diklofenak 4,48 mg/kgBB beserta hasil analisis statistiknya

No

Keterangan (g)

Bobot udema mencit (gram) dengan variasi selang waktu setelahdiberi diklofenak 4,48mg/kgBB

15 menit 30 menit 45 menit 60 menit1 Kaki kiri 0,2517 0,2427 0,2464 0,2538

Kakikanan

0,1996 0,1648 0,1742 0,1877

Bobotudema

0,0521 0,0779 0,0722 0,0661

2 Kaki kiri 0,2592 0,2185 0,2357 0,2507Kakikanan

0,1958 0,1440 0,1679 0,1837

Bobotudema

0,0634 0,0745 0,0678 0,0670

3 Kaki kiri 0,2537 0,2497 0,2549 0,2289Kakikanan

0,1997 0,1750 0,1842 0,1571

Bobotudema

0,0540 0,0747 0,0707 0,0718

Mean ± SE (n=3)

0,0565±0,00349

0,0757±0,00110

0,0702±0,00129

0,0683±0,00177

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udema 12 .0677 .00797 .05 .08

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema

N 12

Normal Parametersa,,b

Mean .0677

Std. Deviation .00797

Most Extreme Differences Absolute .171

Positive .124

Negatif -.171

Page 125: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

100

Kolmogorov-Smirnov Z .593

Asymp. Sig. (2-tailed) .873

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

udema

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum MaximumLower Bound Upper Bound

15 menit 3 .0565 .00605 .00349 .0415 .0715 .05 .06

30 menit 3 .0757 .00191 .00110 .0710 .0804 .07 .08

45 menit 3 .0702 .00224 .00129 .0647 .0758 .07 .07

60 menit 3 .0683 .00306 .00177 .0607 .0759 .07 .07

Total 12 .0677 .00797 .00230 .0626 .0727 .05 .08

ANOVA

udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .001 3 .000 14.363 .001

Within Groups .000 8 .000

Total .001 11

Page 126: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

101

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

udema

Scheffe

(I) waktu (J) waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

15 menit 30 menit -.01920*

.00302 .002 -.0297 -.0087

45 menit -.01373*

.00302 .013 -.0243 -.0032

60 menit -.01180*

.00302 .029 -.0223 -.0013

30 menit 15 menit .01920*

.00302 .002 .0087 .0297

45 menit .00547 .00302 .406 -.0051 .0160

60 menit .00740 .00302 .192 -.0031 .0179

45 menit 15 menit .01373*

.00302 .013 .0032 .0243

30 menit -.00547 .00302 .406 -.0160 .0051

60 menit .00193 .00302 .935 -.0086 .0125

60 menit 15 menit .01180*

.00302 .029 .0013 .0223

30 menit -.00740 .00302 .192 -.0179 .0031

45 menit -.00193 .00302 .935 -.0125 .0086

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

udema

Scheffea

waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2

15 menit 3 .0565

60 menit 3 .0683

45 menit 3 .0702

30 menit 3 .0757

Sig. 1.000 .192

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Page 127: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

102

udema

Scheffea

waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2

15 menit 3 .0565

60 menit 3 .0683

45 menit 3 .0702

30 menit 3 .0757

Sig. 1.000 .192

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis

diklofenak beserta hasil analisis statistiknya

No Keterangan (g) Bobot udema kaki mencit (gram) pada pemberiandiklofenak dengan 3 peringkat dosis

Dosis 3,36mg/kgBB

Dosis 4,48mg/kgBB

Dosis 5,6mg/kgBB

1 Kaki kiri 0,2684 0,2586 0,2657Kaki kanan 0,1928 0,1996 0,1944

Bobotudema(g)

0,0756 0,0590 0,0713

2 Kaki kiri 0,2772 0,2528 0,2524Kaki kanan 0,1956 0,1958 0,1842

Bobot udema(g)

0,0816 0,0570 0,0682

3 Kaki kiri 0,2586 0,2615 0,2687Kaki kanan 0,1850 0,1997 0,1997

Bobot udema(g)

0,0736 0,0618 0,0690

Mean ± SE (n =3) 0,0769±0,00240 0,0593±0,00139 0,0695±0,00093

Page 128: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

103

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udema 9 .0686 .00809 .06 .08

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema

N 9

Normal Parametersa,,b

Mean .0686

Std. Deviation .00809

Most Extreme Differences Absolute .149

Positive .132

Negatif -.149

Kolmogorov-Smirnov Z .446

Asymp. Sig. (2-tailed) .989

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

udema

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

dosis diklofenak

3,36mg/kgBB

3 .0769 .00416 .00240 .0666 .0873 .07 .08

dosis diklofenak

4,48mg/kgBB

3 .0593 .00241 .00139 .0533 .0653 .06 .06

dosis diklofenak

5,6mg/kgBB

3 .0695 .00161 .00093 .0655 .0735 .07 .07

Total 9 .0686 .00809 .00270 .0623 .0748 .06 .08

Page 129: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

104

ANOVA

udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 2 .000 27.514 .001

Within Groups .000 6 .000

Total .001 8

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

udema

Scheffe

(I) dosis (J) dosis

Mean

Difference (I-

J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

dosis diklofenak

3,36mg/kgBB

dosis diklofenak

4,48mg/kgBB

.01767*

.00239 .001 .0100 .0253

dosis diklofenak

5,6mg/kgBB

.00743 .00239 .056 -.0002 .0151

dosis diklofenak

4,48mg/kgBB

dosis diklofenak

3,36mg/kgBB

-.01767*

.00239 .001 -.0253 -.0100

dosis diklofenak

5,6mg/kgBB

-.01023*

.00239 .015 -.0179 -.0026

dosis diklofenak

5,6mg/kgBB

dosis diklofenak

3,36mg/kgBB

-.00743 .00239 .056 -.0151 .0002

dosis diklofenak

4,48mg/kgBB

.01023*

.00239 .015 .0026 .0179

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 130: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

105

Homogeneous Subsets

udema

Scheffea

dosis N

Subset for alpha = 0.05

1 2

dosis diklofenak

4,48mg/kgBB

3 .0593

dosis diklofenak 5,6mg/kgBB 3 .0695

dosis diklofenak

3,36mg/kgBB

3 .0769

Sig. 1.000 .056

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Lampiran 7. Data jumlah geliat pada berbagai kelompok uji efek analgesik

Menit Kontrol negatif (aquadest) Kontrol positif(Parasetamol 91 mg/kgBB)

S1 S2 S3 S4 S5 S1 S2 S3 S4 S55 2 1 0 2 1 2 0 0 1 110 5 3 2 4 6 1 3 3 4 315 4 5 7 4 5 4 3 2 2 220 5 4 3 3 4 1 1 1 1 125 6 5 8 6 7 1 1 1 2 030 2 4 5 2 3 1 0 1 0 035 4 3 3 2 4 0 0 0 0 040 2 5 0 5 5 0 0 1 0 145 3 2 4 4 3 1 1 0 0 150 1 3 4 2 2 1 0 0 1 055 2 0 3 5 1 0 1 0 0 060 2 2 1 0 1 0 0 0 0 1Total 38 37 40 39 42 12 10 9 11 10

Page 131: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

106

Menit Sari buah nanas dosis 33,33ml/kgBB

Sari buah nanas dosis 16,67ml/kgBB

S1 S2 S3 S4 S5 S1 S2 S3 S4 S55 1 1 0 2 0 3 1 2 2 110 2 1 3 2 2 4 4 3 2 315 1 3 2 1 4 3 2 2 1 220 2 1 1 3 2 2 2 2 2 325 1 0 2 1 1 2 3 2 1 230 1 0 1 2 2 1 1 1 2 135 0 2 0 1 0 0 0 1 0 040 0 1 0 1 0 0 0 1 2 045 0 1 0 0 0 1 0 0 0 050 1 2 2 1 1 0 1 0 0 155 1 0 1 0 0 0 0 1 0 160 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0Total 10 12 13 14 12 16 14 15 13 14

Menit Sari buah nanas dosis 8,33ml/kgBBS1 S2 S3 S4 S5

5 3 2 3 5 310 2 5 4 3 315 5 3 7 5 520 3 5 2 2 225 4 3 3 2 330 2 3 1 1 235 1 1 1 1 140 3 2 2 1 145 1 0 1 0 150 1 0 1 0 155 0 1 0 1 160 0 1 0 0 1Total 22 26 25 21 24

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat 25 19.9600 10.95628 9.00 42.00

Page 132: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

107

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Geliat

N 25

Normal Parametersa,,b

Mean 19.9600

Std. Deviation 10.95628

Most Extreme Differences Absolute .241

Positive .241

Negatif -.159

Kolmogorov-Smirnov Z 1.206

Asymp. Sig. (2-tailed) .109

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol negatif 5 39.2000 1.92354 .86023 36.8116 41.5884 37.00 42.00

kontrol positif 5 10.4000 1.14018 .50990 8.9843 11.8157 9.00 12.00

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

5 12.2000 1.48324 .66332 10.3583 14.0417 10.00 14.00

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

5 14.4000 1.14018 .50990 12.9843 15.8157 13.00 16.00

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

5 23.6000 2.07364 .92736 21.0252 26.1748 21.00 26.00

Total 25 19.9600 10.95628 2.19126 15.4375 24.4825 9.00 42.00

Page 133: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

108

ANOVA

Geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2829.760 4 707.440 276.344 .000

Within Groups 51.200 20 2.560

Total 2880.960 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Geliat

Scheffe

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol negatif kontrol positif 28.80000*

1.01193 .000 25.3737 32.2263

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

27.00000*

1.01193 .000 23.5737 30.4263

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

24.80000*

1.01193 .000 21.3737 28.2263

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

15.60000*

1.01193 .000 12.1737 19.0263

kontrol positif kontrol negatif -28.80000*

1.01193 .000 -32.2263 -25.3737

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

-1.80000 1.01193 .545 -5.2263 1.6263

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

-4.00000*

1.01193 .017 -7.4263 -.5737

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

-13.20000*

1.01193 .000 -16.6263 -9.7737

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

kontrol negatif -27.00000*

1.01193 .000 -30.4263 -23.5737

kontrol positif 1.80000 1.01193 .545 -1.6263 5.2263

Page 134: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

109

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

-2.20000 1.01193 .349 -5.6263 1.2263

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

-11.40000*

1.01193 .000 -14.8263 -7.9737

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

kontrol negatif -24.80000*

1.01193 .000 -28.2263 -21.3737

kontrol positif 4.00000*

1.01193 .017 .5737 7.4263

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

2.20000 1.01193 .349 -1.2263 5.6263

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

-9.20000*

1.01193 .000 -12.6263 -5.7737

sari nanas dosis

8,33ml/kgBB

kontrol negatif -15.60000*

1.01193 .000 -19.0263 -12.1737

kontrol positif 13.20000*

1.01193 .000 9.7737 16.6263

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

11.40000*

1.01193 .000 7.9737 14.8263

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

9.20000*

1.01193 .000 5.7737 12.6263

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Geliat

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol positif 5 10.4000

sari nanas dosis

33,33ml/kgBB

5 12.2000 12.2000

sari nanas dosis

16,67ml/kgBB

5 14.4000

sari nanas dosis 8,33ml/kgBB 5 23.6000

kontrol negatif 5 39.2000

Sig. .545 .349 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 135: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

110

Lampiran 8. Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta

hasil analisis statistiknya

Perlakuan 1 2 3 4 5 rata2SBN dosis33,33ml/kgBB 74,49 69,39 66,84 64,29 69,39 68,88SBN dosis16,67ml/kgBB 59,18 64,29 61,73 66,84 64,29 63,27SBN dosis8,33ml/kgBB 43,88 33,67 36,22 46,42 38,78 39,79

kontrol negatif 3,06 5,61 -2,04 0,51 -7,14 0,00

kontrol positif 69,39 74,49 77,04 71,94 74,49 73,47

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

persen 25 49.0820 27.95030 -7.14 77.04

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

persen

N 25

Normal Parametersa,,b

Mean 49.0820

Std. Deviation 27.95030

Most Extreme Differences Absolute .241

Positive .159

Negatif -.241

Kolmogorov-Smirnov Z 1.205

Asymp. Sig. (2-tailed) .109

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 136: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

111

Oneway

Descriptives

Persen

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

SBN

33,33ml/kgBB

5 68.8800 3.78226 1.69148 64.1837 73.5763 64.29 74.49

SBN

16,67ml/kgBB

5 63.2660 2.91227 1.30241 59.6499 66.8821 59.18 66.84

SBN

8,33ml/kgBB

5 39.7940 5.28924 2.36542 33.2265 46.3615 33.67 46.42

kontrol negatif 5 .0000 4.90502 2.19359 -6.0904 6.0904 -7.14 5.61

kontrol positif 5 73.4700 2.90745 1.30025 69.8599 77.0801 69.39 77.04

Total 25 49.0820 27.95030 5.59006 37.5447 60.6193 -7.14 77.04

ANOVA

Persen

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 18416.154 4 4604.039 276.434 .000

Within Groups 333.102 20 16.655

Total 18749.256 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

persen

Scheffe

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

SBN 33,33ml/kgBB SBN 16,67ml/kgBB 5.61400 2.58109 .349 -3.1253 14.3533

SBN 8,33ml/kgBB 29.08600*

2.58109 .000 20.3467 37.8253

Page 137: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

112

kontrol negatif 68.88000*

2.58109 .000 60.1407 77.6193

kontrol positif -4.59000 2.58109 .545 -13.3293 4.1493

SBN 16,67ml/kgBB SBN 33,33ml/kgBB -5.61400 2.58109 .349 -14.3533 3.1253

SBN 8,33ml/kgBB 23.47200*

2.58109 .000 14.7327 32.2113

kontrol negatif 63.26600*

2.58109 .000 54.5267 72.0053

kontrol positif -10.20400*

2.58109 .017 -18.9433 -1.4647

SBN 8,33ml/kgBB SBN 33,33ml/kgBB -29.08600*

2.58109 .000 -37.8253 -20.3467

SBN 16,67ml/kgBB -23.47200*

2.58109 .000 -32.2113 -14.7327

kontrol negatif 39.79400*

2.58109 .000 31.0547 48.5333

kontrol positif -33.67600*

2.58109 .000 -42.4153 -24.9367

kontrol negatif SBN 33,33ml/kgBB -68.88000*

2.58109 .000 -77.6193 -60.1407

SBN 16,67ml/kgBB -63.26600*

2.58109 .000 -72.0053 -54.5267

SBN 8,33ml/kgBB -39.79400*

2.58109 .000 -48.5333 -31.0547

kontrol positif -73.47000*

2.58109 .000 -82.2093 -64.7307

kontrol positif SBN 33,33ml/kgBB 4.59000 2.58109 .545 -4.1493 13.3293

SBN 16,67ml/kgBB 10.20400*

2.58109 .017 1.4647 18.9433

SBN 8,33ml/kgBB 33.67600*

2.58109 .000 24.9367 42.4153

kontrol negatif 73.47000*

2.58109 .000 64.7307 82.2093

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

persen

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol negatif 5 .0000

SBN 8,33ml/kgBB 5 39.7940

SBN 16,67ml/kgBB 5 63.2660

SBN 33,33ml/kgBB 5 68.8800 68.8800

kontrol positif 5 73.4700

Sig. 1.000 1.000 .349 .545

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 138: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

113

persen

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol negatif 5 .0000

SBN 8,33ml/kgBB 5 39.7940

SBN 16,67ml/kgBB 5 63.2660

SBN 33,33ml/kgBB 5 68.8800 68.8800

kontrol positif 5 73.4700

Sig. 1.000 1.000 .349 .545

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Lampiran 9. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif

pada uji efek analgesik

Perlakuan 1 2 3 4 5 rata2SBN dosis33,33ml/kgBB 1,39 -5,55 -9,02 -12,49 -5,55 -6,24SBN dosis16,67ml/kgBB -19,45 -12,49 -15,98 -9,02 -12,49 -13,87SBN dosis8,33ml/kgBB -40,27 -54,17 -50,70 -36,82 -47,22 -45,84

kontrol negatif -95,84 -92,36 -102,78 -99,31 -109,72 -100,00

kontrol positif -5,55 1,39 4,86 -2,08 1,39 0,00

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

perubahan 25 -33.1932 38.04502 -109.72 4.86

Page 139: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

114

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

perubahan

N 25

Normal Parametersa,,b

Mean -33.1932

Std. Deviation 38.04502

Most Extreme Differences Absolute .241

Positive .159

Negatif -.241

Kolmogorov-Smirnov Z 1.205

Asymp. Sig. (2-tailed) .109

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Perubahan

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

SBN dosis

33,33ml/kgBB

5 -6.2440 5.14684 2.30174 -12.6346 .1466 -12.49 1.39

SBN dosis

16,67ml/kgBB

5 -13.8860 3.96606 1.77368 -18.8105 -8.9615 -19.45 -9.02

SBN dosis

8,33ml/kgBB

5 -45.8360 7.19893 3.21946 -54.7746 -36.8974 -54.17 -36.82

kontrol negatif 5 -

100.0020

6.67754 2.98629 -108.2933 -91.7107 -109.72 -92.36

kontrol positif 5 .0020 3.95641 1.76936 -4.9105 4.9145 -5.55 4.86

Total 25 -33.1932 38.04502 7.60900 -48.8974 -17.4890 -109.72 4.86

Page 140: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

115

ANOVA

Perubahan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34121.024 4 8530.256 276.441 .000

Within Groups 617.147 20 30.857

Total 34738.171 24

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

perubahan

Scheffe

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

SBN dosis

33,33ml/kgBB

SBN dosis

16,67ml/kgBB

7.64200 3.51325 .348 -4.2535 19.5375

SBN dosis

8,33ml/kgBB

39.59200*

3.51325 .000 27.6965 51.4875

kontrol negatif 93.75800*

3.51325 .000 81.8625 105.6535

kontrol positif -6.24600 3.51325 .545 -18.1415 5.6495

SBN dosis

16,67ml/kgBB

SBN dosis

33,33ml/kgBB

-7.64200 3.51325 .348 -19.5375 4.2535

SBN dosis

8,33ml/kgBB

31.95000*

3.51325 .000 20.0545 43.8455

kontrol negatif 86.11600*

3.51325 .000 74.2205 98.0115

kontrol positif -13.88800*

3.51325 .017 -25.7835 -1.9925

SBN dosis

8,33ml/kgBB

SBN dosis

33,33ml/kgBB

-39.59200*

3.51325 .000 -51.4875 -27.6965

SBN dosis

16,67ml/kgBB

-31.95000*

3.51325 .000 -43.8455 -20.0545

Page 141: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

116

kontrol negatif 54.16600*

3.51325 .000 42.2705 66.0615

kontrol positif -45.83800*

3.51325 .000 -57.7335 -33.9425

kontrol negatif SBN dosis

33,33ml/kgBB

-93.75800*

3.51325 .000 -105.6535 -81.8625

SBN dosis

16,67ml/kgBB

-86.11600*

3.51325 .000 -98.0115 -74.2205

SBN dosis

8,33ml/kgBB

-54.16600*

3.51325 .000 -66.0615 -42.2705

kontrol positif -100.00400*

3.51325 .000 -111.8995 -88.1085

kontrol positif SBN dosis

33,33ml/kgBB

6.24600 3.51325 .545 -5.6495 18.1415

SBN dosis

16,67ml/kgBB

13.88800*

3.51325 .017 1.9925 25.7835

SBN dosis

8,33ml/kgBB

45.83800*

3.51325 .000 33.9425 57.7335

kontrol negatif 100.00400*

3.51325 .000 88.1085 111.8995

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

perubahan

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol negatif 5 -100.0020

SBN dosis 8,33ml/kgBB 5 -45.8360

SBN dosis 16,67ml/kgBB 5 -13.8860

SBN dosis 33,33ml/kgBB 5 -6.2440 -6.2440

kontrol positif 5 .0020

Sig. 1.000 1.000 .348 .545

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 142: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

117

Lampiran 10. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek antiinflamasibeserta hasil analisis statistiknya

Perlakuan replikasi kaki kiri (mg) kaki kanan (mg) udema (mg)

Kontrol karagenin

1 0,3010 0,1368 0,16422 0,3254 0,1615 0,16393 0,3357 0,1717 0,16404 0,3310 0,1698 0,16125 0,3502 0,1879 0,1623

Mean udema (g) + SE = 0,1631±0,00059

Kontrol negatif

1 0,3096 0,1516 0,15802 0,3102 0,1501 0,16013 0,3241 0,1649 0,15924 0,3305 0,1685 0,16205 0,3251 0,1646 0,1605

Mean udema (g) + SE = 0,1600±0,00067

Kontrol positif

1 0,2514 0,1549 0,07322 0,2617 0,1676 0,07253 0,2520 0,1275 0,07354 0,2645 0,1572 0,07295 0,2702 0,1764 0,0737

Mean udema (g) + SE = 0,0713±0,00084

Sari buah nanasdosis

33,33ml/kgBB

1 0,2281 0,1485 0,07962 0,2401 0,1651 0,07503 0,2010 0,1230 0,07804 0,2301 0,1529 0,07725 0,2501 0,1737 0,0764

Mean udema (g) + SE = 0,0732±0,00021

Sari buah nanasdosis

16,67ml/kgBB

1 0,2501 0,1703 0,07982 0,2702 0,1881 0,08213 0,2605 0,1795 0,08104 0,2597 0,1805 0,07925 0,2801 0,1998 0,0803

Mean udema (g) + SE = 0,0805±0,00050

Sari buah nanasdosis

8,33ml/kgBB

1 0,2843 0,1833 0,10102 0,2763 0,1713 0,10503 0,2781 0,1721 0,10604 0,2698 0,1703 0,09955 0,2761 0,1691 0,1070

Mean udema (g) + SE = 0,1037±0,00146

Page 143: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

118

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udem 30 .1086 .03958 .07 .16

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udem

N 30

Normal Parametersa,,b

Mean .1086

Std. Deviation .03958

Most Extreme Differences Absolute .249

Positive .249

Negatif -.227

Kolmogorov-Smirnov Z 1.362

Asymp. Sig. (2-tailed) .049

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

udem

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol karagenin 5 .1631 .00131 .00059 .1615 .1648 .16 .16

kontrol negatif 5 .1600 .00149 .00067 .1581 .1618 .16 .16

kontrol positif 5 .0713 .00188 .00084 .0690 .0737 .07 .07

SBN dosis

33,33ml/kgBB

5 .0732 .00048 .00021 .0726 .0738 .07 .07

SBN dosis

16,67ml/kgBB

5 .0805 .00112 .00050 .0791 .0819 .08 .08

Page 144: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

119

SBN dosis

8,33ml/kgBB

5 .1037 .00327 .00146 .0996 .1078 .10 .11

Total 30 .1086 .03958 .00723 .0938 .1234 .07 .16

ANOVA

udem

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .045 5 .009 2767.428 .000

Within Groups .000 24 .000

Total .045 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

udem

Scheffe

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol karagenin kontrol negatif .00316 .00114 .220 -.0010 .0073

kontrol positif .09178*

.00114 .000 .0876 .0959

SBN dosis

33,33ml/kgBB

.08996*

.00114 .000 .0858 .0941

SBN dosis

16,67ml/kgBB

.08264*

.00114 .000 .0785 .0868

SBN dosis

8,33ml/kgBB

.05942*

.00114 .000 .0553 .0636

kontrol negatif kontrol karagenin -.00316 .00114 .220 -.0073 .0010

kontrol positif .08862*

.00114 .000 .0845 .0928

SBN dosis

33,33ml/kgBB

.08680*

.00114 .000 .0827 .0909

SBN dosis

16,67ml/kgBB

.07948*

.00114 .000 .0753 .0836

SBN dosis

8,33ml/kgBB

.05626*

.00114 .000 .0521 .0604

Page 145: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

120

kontrol positif kontrol karagenin -.09178*

.00114 .000 -.0959 -.0876

kontrol negatif -.08862*

.00114 .000 -.0928 -.0845

SBN dosis

33,33ml/kgBB

-.00182 .00114 .769 -.0060 .0023

SBN dosis

16,67ml/kgBB

-.00914*

.00114 .000 -.0133 -.0050

SBN dosis

8,33ml/kgBB

-.03236*

.00114 .000 -.0365 -.0282

SBN dosis

33,33ml/kgBB

kontrol karagenin -.08996*

.00114 .000 -.0941 -.0858

kontrol negatif -.08680*

.00114 .000 -.0909 -.0827

kontrol positif .00182 .00114 .769 -.0023 .0060

SBN dosis

16,67ml/kgBB

-.00732*

.00114 .000 -.0115 -.0032

SBN dosis

8,33ml/kgBB

-.03054*

.00114 .000 -.0347 -.0264

SBN dosis

16,67ml/kgBB

kontrol karagenin -.08264*

.00114 .000 -.0868 -.0785

kontrol negatif -.07948*

.00114 .000 -.0836 -.0753

kontrol positif .00914*

.00114 .000 .0050 .0133

SBN dosis

33,33ml/kgBB

.00732*

.00114 .000 .0032 .0115

SBN dosis

8,33ml/kgBB

-.02322*

.00114 .000 -.0274 -.0191

SBN dosis

8,33ml/kgBB

kontrol karagenin -.05942*

.00114 .000 -.0636 -.0553

kontrol negatif -.05626*

.00114 .000 -.0604 -.0521

kontrol positif .03236*

.00114 .000 .0282 .0365

SBN dosis

33,33ml/kgBB

.03054*

.00114 .000 .0264 .0347

SBN dosis

16,67ml/kgBB

.02322*

.00114 .000 .0191 .0274

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 146: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

121

Homogeneous Subsets

udem

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol positif 5 .0713

SBN dosis 33,33ml/kgBB 5 .0732

SBN dosis 16,67ml/kgBB 5 .0805

SBN dosis 8,33ml/kgBB 5 .1037

kontrol negatif 5 .1600

kontrol karagenin 5 .1631

Sig. .769 1.000 1.000 .220

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Tabel XX. Hasil % daya antiinflamasi dan potensi relatif

Kelompok Uji % dayaantiinflamasi

% potensi relatif dayaantiinflamasi

Karagenin 1% - -Diklofenak 56,28 100

SBN dosis 33,33ml/kgBB 55,12 97,94SBN dosis 16,67ml/kgBB 50,64 89,98SBN dosis 8,33ml/kgBB 36,42 64,71

Contoh penentuan peringkat dosis sari buah nanas:

Bobot rata-rata mencit 30 gram; volume maksimal pemberian secara peroral pada

mencit adalah 1 ml. Konsentrasi sari buah nanas = 100% = 100 ml/100 ml =

1 ml/ml. Sehingga dengan rumus

D x BB = C x V

D x 30g = 1ml x 1ml/ml

D =0,03333 ml/g

D = 33,33 ml/kgBB

Page 147: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

122

Dosis sari buah nanas 33,33ml/kgBB itu sebagai peringkat dosis pertama. Dan

peringkat dosis berikutnya dibagi 2dan dibagi 2 lagi. Sehingga diperoleh

peringkat dosis 33,33 ml/kgBB; 16,67 ml/kgBB; dan 8,33 ml/kgBB.

Konversi dosis dari ml ke gram adalah sebagai berikut:

Dari 1 kg nanas dibagi menjadi 10 kelompok yang masing-masing 100 gram. Lalu

dengan juice ekstraktor dicatat volume sari yang diperoleh tiap 100 gram buah

nanas. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel XXI. Tabel rata-rata ml sari buah nanas yang dihasilkan dari 100 g

buah nanas

Kelompok Berat nanas (gram) Sari buah nanas yang didapat

(ml)

1 100 95

2 100 85

3 100 83

4 100 90

5 100 84

6 100 90

7 100 86

8 100 91

9 100 87

10 100 90

∑ 100 881

Rata-rata 1000 88,1

Berdasarkan data tersebut maka :

88,1 ml sari buah nanas = 100 gram buah nanas

1 ml sari buah nanas = 1,14 gram buah nanas

Maka peringkat dosis I = 33,33 ml/kgBB

Page 148: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

123

= 37,99 g/kgBB

Peringkat dosis II = 16,67 ml/kgBB

= 19,00 g/kgBB

Peringkat dosis III = 8,33 ml/kgBB

= 9,4962 g/kgBB

Perhitungan konversi dosis dari mencit ke manusia:

Faktor konversi dari mencit 20-30 gram ke manusia 70 kg = 387,9

Rata-rata berat badan manusia Indonesia = 50 kg

Dosis untuk mencit 33,33 ml/kgBB:

= 37,99 g/kgBB (untuk mencit 20-30 gram)

= 0,0379 g/g BB mencit

= 1 g / 26,385 g BB mencit

= 0,7580 g/ 20 g BB mencit

Dosis untuk manusia = 387,9 x 0,7580 g

= 294,03 g/70kgBB manusia

= 210,02 g/50kgBB manusia

Untuk memperoleh 210 g/50kgBB manusia dibutuhkan buah nanas kurang lebih

1 buah.

Page 149: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

124

Lampiran 11. Contoh perhitungan % daya antiinflamasi dan potensi relatif

Contoh 1:

Rumus : % daya antiinflamasi =

%100x

U

DU

Keterangan :

U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata beratkaki normal (kaki kanan)

D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rataberat kaki normal (kaki kanan)

Contoh perhitungan % daya antiinflamasi pada perlakuan sari buah nanas 33,33

ml/kgBB.

% daya antiinflamasi = %1001631,0

0732,01631,0x

= 55,12%

Contoh 2:

Rumus : % potensi relatif daya antiinflamasi =

Keterangan : DAp = % daya antiinflamasi kelompok perlakuan

DAd = % daya antiinflamasi larutan natrium diklofenak

Contoh perhitungan % potensi relatif daya antiinflamasi pada perlakuan sari buah

nanas 33,33 ml/kgBB.

% potensi relatif daya antiinflamasi = %1002,56

12,55x = 97,94 %

%100xDAd

DAp

Page 150: EFEK ANALGESIK-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS · EFEK ANALGESIK (Ananas comosus Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan-ANTIINFLAMASI SARI BUAH NANAS L.)

125

BIOGRAFI PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Tania Gunawan,

lahir di Magelang pada tanggal 24 April 1988,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Bawono Tanjoyo (alm.) dan

Endang Sandrawati. Penulis menyelesaikan

pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK

Tarakanita pada tahun 1994. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar di SD

Tarakanita Bumijo Yogyakarta sampai tahun

2000. Setelah tamat SD, penulis melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

di SLTP Stella Duce 1 Yogyakarta hingga tahun 2003. Setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan di SMA BOPKRI I Yogyakarta hingga tahun 2006.

Setelah tamat SMA, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 Farmasi di

Universitas Sanata Dharma pada tahun 2006. Selama menjadi mahasiswa, penulis

aktif dalam kegiatan kemahasiswaan UKF Basket, Panitia Pelantikan Apoteker

Baru Angkatan XIII tahun 2007, Panitia Pharmacy Performance 2007 sebagai Sie

Keamanan, dan Panitia Titrasi 2009 sebagai anggota bidang P3K. Selain itu

penulis pernah menjadi asisten Praktikum Kimia Dasar, Praktikum Kimia Organik,

Praktikum Kimia Analisis, dan Praktikum Kromatografi.