edit pbl home care

18
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak. Di Indonesia terdapat sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat diare. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly, Feces, dan Finger. Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.

Upload: si-sari-wisholic

Post on 02-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

j'k'pll[

TRANSCRIPT

Page 1: Edit Pbl Home Care

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua.  sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak.

Di Indonesia terdapat sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat diare. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly, Feces, dan Finger. Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: Edit Pbl Home Care

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PengertianMenurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer

lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

 2.2 Etiologi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

c. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

d. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

e. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

 2.      Manifestasi klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

 

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)

 

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.

Page 3: Edit Pbl Home Care

Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

 

3.      Pemeriksaan Diagnostik

– Pemeriksaan tinja.

– Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.

– Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

– Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

 

4.      Penatalaksanaan

 

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.

Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).

Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.

Page 4: Edit Pbl Home Care

Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.

 

5.      Komplikasi

Menurut Broyles (1997) komplikasi diare  ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

 

 

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

 

Tgl / jam MRS : 01 DESEMBER 2012

Ruang                          : POLI ANAK

No. Register                : 365-TU

Page 5: Edit Pbl Home Care

Dx. Medis                   : DIARE

Tgl. Pengkajian           : 01 DESEMBER 2012

 

1. IDENTITAS KLIEN

Nama                     : Nadia Simatupang                            Suami / Istri / Orang Tua :

Umur                     : 8 tahun                                              Nama              : JUANDA

Jenis kelamin         : PEREMPUAN                                 Pekerjaan         : SWASTA

Agama                   : KRISTEN                                         Alamat                        : Tg.uma

Suku / Bangsa       : BATAK       

Bahasa                   : INDONESIA                                               Penanggung Jawab :

Pendidikan                        : SD KELAS 2                                    Nama               :

Pekerjaan               : –                                                         Alamat                        :

Status                    : –                    

Alamat                  : Tg.uma         

 

1. KELUHAN UTAMA

 

BAB lebih dari 3x sehari disertai dengan feses bercampur air

 

1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien sakit perut dan sering BAB dalam sehari lebih dari 3x sehari , badan terasa lemas , perut mulas dan disertai dengan nafsu makan menurun

 

Upaya yang telah dilakukan :

Hanya diberikan obat warung dan diberikan minyak kayu putih.

 

Page 6: Edit Pbl Home Care

Terapi yang telah diberikan :

Zinc ,oralit , B.comp , dan CTM

 

1. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Tidak ada masalah.

 

 

 

1. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ayah : pernah terkena abses

Kakak : pernah terkena typus

 

1. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit.

Lingkungan dirumah yg tidak sehat , dan makanan yg kurang bersih.

 

1. POLA FUNGSI KESEHATAN2. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan

Pasein dianjurkan untuk banyak minum air putih

Pasien dianjurkan menjaga lingkungan sekitar

Pasien dianjurkan untuk tidak selalu sering makan makanan yg dijual di luar gerbang sekolah

 

 

1. Pola Nutrisi dan metabolisme.

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Frekuensi 3x sehari 3x sehari

Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur , dan laukpauk

Page 7: Edit Pbl Home Care

Porsi 1 piring ½ piring

Total konsumsi – –

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak nafsu makan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Pola eliminasi 1. Eliminasi Alvi

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Frekuensi 1-2x sehari 4-6x sehari

Konsistensi Silindris Encer / cair

BauAromatik ( sesuai makanan

yg dimakan )Aromatik ( sesuai

makanan yg dimakan )

Warna kekuningan Kekuningan

 

1. Eliminasi Urin

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Frekuensi 4-5x sehari 2-4x sehari

Pancaran Normal Normal

Jumlah Normal Sedikit berkurang

Bau Normal Normal

Warna Normal Kekuningan

Page 8: Edit Pbl Home Care

Perasaan setelah BAK Puas Puas

Total produksi Urin Normal Normal

 

1. Pola aktivitas

Sebelum sakit pasien bisa melakukan aktifitas dengan baik , saat sakit pasien tidak bisa melakukan aktifitas dengan baik karena badannya lemas.

 

1. Pola istirahat – tidur

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Jumlah jam tidur siang 1 jam ½ – 1 jam

Jumlah jam tidur malam 8 jam 6-7 jam

Pengantar tidur Tidak ada Menonton tv

Gangguan tidur Tidak ada Insomnia

Perasaan waktu bangun Tidak ada keluhan Gelisah

 

 

 

 

 

 

1. PEMERIKSAAN FISIK.2. Status kesehatan umum :

Keadaan / penampilan umum  :

Kesadaran                   : Apatis

BB sebelum sakit        : 21 kg                              TB  : 120 kg

BB saat ini                  : 19 kg

BB ideal                      :

Perkembangan BB      :

Page 9: Edit Pbl Home Care

Tanda-tamda vital       :

TD       : –  mmHg                                            Suhu    : 37,2 OC

N         : 80 x/menit                                         RR       : 20 x/menit

 

1. Kepala.

Dibatas normal

 

1. Leher.

Dibatas normal

 

1. Thorax (dada) 1. Paru-paru :

Dibatas normal

 

1. Jantung

Dibatas normal

 

1. Abdomen.

Dibatas normal

 

1. Tulang belakang

Dibatas normal

 

1. Ekstrimitas

Ekstremitas atas :

Dibatas normal

Page 10: Edit Pbl Home Care

 

Ektremitas bawah :

Dibatas normal

 

1. Genetalia dan anus

Kemerahan dibagian anus

 

1. Pemeriksaan Neurologis

 

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK2. Laboratorium

Tidak melakukan pemeriksaan laboratorium

 

 

Radiologi

Tidak ada masalah

 

 

1. TERAPI.2. Oral

 

Diberikan zinc , oralit , ctm , dan b.comp

 

1. Parenteral

1. Lain-lain

Page 11: Edit Pbl Home Care

 

 

 

 

                                                                           Batam,30 November 2012

                                                                                             siswa

 

 

                                                                               Indah Triyani Dingin

                                                                                  NIS : 11010234

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: Edit Pbl Home Care

 

ANALISA DATA

 

TGL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

 

30 November 2012

 

Jam: 10.00 WIB

 

DS :

pasien mengatakan sakit perut

Frekuensi BABnya 4-5x sehari

 

DO : pasien terlihat lemas & pucat

 

OBSERVASI :

BB sebelum sakit: 15 kg

BB setelah sakit: 11 kg

 

 

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

 

Diare

 

TGL/ JAM Diagnosa keperawatan/Masalah Kolaboratif

Tujuan & Kriteria hasil

       

Rencana Tindakan

 

30 November

2012

Jam:10.00 WIB

 

Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,berhubungan  denganmenurunya absorbsi makanan cairan ditandai dengan :

pasien mengatakan sakit perut

Frekuensi BABnya

 

Agar nutrisi pasien terpenuhi

 

 

 

Anjurkan pasien memberikan makanan yang bergizi dengan tekstur lembut seperti bubur

 

 

Anjurkan pada pasien untuk makanporsi kecil tapi sering

Page 13: Edit Pbl Home Care

4-5x sehari.

pasien terlihat lemas &pucat.

OBSERVASI :

BB sebelum sakit: 15 kg

BB setelah sakit: 11 kg

 

 

  

 

Anjurkan kepada pasien untuk memakan makanan yang tidak tinggi serat

 

 

Anjurkan kepada pasien untuk minum air putih yang banyak

 

 

 

 

 

 PERENCANAAN

 

 

PELAKSANAAN

Masalah Kep/Kolaboratif

TGL/JAM TINDAKAN PARAF

 

Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan menurunya absorbsi makanan cairan ditandai dengan :

pasien mengatakan sakit perut

Frekuensi BABnya

 

30 November

2012

Jam:10.00 WIB

Menganjurkan pasien memberikan makanan yang bergizi dengan tekstur lembut seperti bubur

 

Mengajurkan pada pasien untuk makan  dengan porsi kecil tapi sering

 

 

Menganjurkan kepada pasien untuk

 

Page 14: Edit Pbl Home Care

4-5x sehari.

pasien terlihat lemas & pucat.

OBSERVASI :

BB sebelum sakit: 15 kg

BB setelah sakit: 11 kg

 

memakan makanan yang tidak tinggi serat

 

Menganjurkan kepada pasien untuk minum air putih yang banyak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

EVALUASI

Masalah Kep/Kolaboratif

TGL/JAM Catatan Perkembangan Paraf

 

Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai menurunya absorbsi makanan cairan ditandai dengan

pasien mengatakan sakit perut

Frekuensi BABnya

 

30 November 2012

Jam: 10.00 WIB

S:

Pasien mengatakan sakit perut

Frekuensi BABnya 4-5x sehari.

 

O: pasien terlihat lemas & pucat.

 

A: Masalah belum teratasi.

 

Page 15: Edit Pbl Home Care

4-5x sehari.

pasien terlihat lemas & pucat.

OBSERVASI :

BB sebelum sakit: 15 kg

BB setelah sakit: 11 kg

 

 

P: Intervensi dilanjutkan

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 

1. A.    Kesimpulan

 

Berdasarkan diatas bahwa diare adalah BAB cair lebih dari 3 x sehari.Penyakit ini dapat hilang apabila kita menjaga kebersihan,makan yang sehat dan bersih,

 

1. B.     Saran

 

1)      Agar masyarakat menjaga kebersihan

Page 16: Edit Pbl Home Care

2)      Memakan makanan yang bersih

3)      Mengatur pola makan yang sehat

4)      Rajin minum air putih

5)      Berkolaborasi dengan dokter  jika terkena lagi