edisi oktober 2018 suplemen majalah sains...

8

Upload: phamngoc

Post on 22-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

�Edisi Oktober 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 2: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

� Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 3: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

�Edisi Oktober 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Labu siam bukanlah jenis tanaman yang asing lagi bagi seba-gian masyarakat Indonesia. Labu siam masuk dalam kategori tanaman sayuran buah semusim, yang jika dibudidayakan

dapat dipanen lebih dari sekali dalam setahun. Tanaman bernama latin Chayote (Sechium edule) tersebut merupakan salah satu tana-man dari famili labu-labuan atau Cucurbitaceae dengan karakteristik berkulit tipis hijau muda, berdaging tebal, serta bergetah namun cu-kup mengandung air.

Bentuknya agak lonjong menyerupai bulat alpukat dengan be-rat buah 0,5 – 1 kg per biji. Labu Siam memiliki sebutan yang ber-beda-beda di setiap daerah, seperti jipang di Bali, labu jipang di Jawa Tengah, manisah di Jawa Timur, waluh siam di Jawa Barat, dan keti-mun jepang di Manado.

Kebanyakan orang menduga menanam labu siam kurang men-guntungkan, sehingga belum diusahakan secara komersial. Biasanya hanya dijadikan tanaman pekarangan. Data Ditjen Hortikultura tahun 2014 menunjukkan produksi labu siam di Indonesia sebesar 142.611 ton untuk luar Pulau Jawa dan 214.941 ton untuk Pulau Jawa.

Padahal tanaman ini berpotensi sebagai bahan farmakologi atau obat-obatan. Hasil penelitian Astawan pada tahun 2007 telah menguji kandungan nutrisi labu siam dengan perhitungan kompo-sisi gizi dalam tiap 100 gramnya. Kandungan gizi labu siam ternyata berpeluang berperan sebagai antikolesterol, antibakteri, antihiper-tensi, antidiabetes, hepatoprotektor, antioksidan, antiepilepsi, dan penekan susunan saraf pusat.

Pemanfaatan labu siam kerap hadir sebagai pilihan hidangan nusantara berupa sayur lodeh, lontong sayur, tumis labu, atau lala-pan. Memang cenderung masih standar sehingga perlu terobosan

Nugget Labu Siam,Panganan Siap Disantap yang Menyehatkan

Komposisi Gizi Per 100 GramBuah Labu Siam

Komposisi gizi Kadar

Energi (kkal) 17

Protein (g) 0,82

Lemak (g) 0,13

Karbohidrat (g) 3,9

Serat (g) 1,7

Gula (g) 1,85

Kalsium (mg) 17

Besi (mg) 0,34

Magnesium (mg) 12

Fosfor (mg) 18

Kalium (mg) 125

Natrium (mg) 2

Seng (mg) 0,74

Tembaga (mg) 0,12

Mangan (mg) 0,19

Selenium (mg) 0,2

Vitamin C 7,7

Tiamin (mg) 0,03

Riboflavin (mg) 0,03

Niasin (mg) 0,47

Vitamin B6 (mg) 0,08

Folat (μg) 93

Vitamin E (μg) 0,12

Vitamin K (μg) 4,6

Page 4: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

� Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

olahan yang bisa membangkitkan tingkat kon-sumsi masyarakat.

Tingkatkan Nilai EkonomisDisamping itu, olahan pascapanen diharap-

kan dapat meningkatkan nilai ekonomis dan nilai tambah produk bagi petani. Tim peneliti pascapanen dari Balai Pengkajian Teknologi Per-tanian (BPTP) Bali yang diketuai Ir. Ida Bagus Gde Suryawan, M.Si, P.hD telah meneliti pembuatan aneka produk olahan pangan dengan bahan baku labu siam.

Penelitian tersebut berangkat dari upaya mencari solusi mengantisipasi produksinya yang melimpah. Terkadang, jika panen raya tiba, labu siam hanya dijadikan pakan ternak, bahkan dibuang di lahan pertanian dengan tujuan men-jadikannya sebagai kompos. Bagaimana tidak, nilai jualnya bisa sangat turun sehingga merugi-kan petani jika harus mengeluarkan tenaga atau ongkos panen.

Salah satu olahan labu siam BPTP Bali yang menjadi unggulan yakni berbentuk nugget. Nugget merupakan salah satu olahan pangan yang ready-to-cook, ready-to-serve, dan ready-to-eat sehingga menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang saat ini ingin serba cepat. Tentunya semakin bermanfaat jika berasal dari bahan pangan dengan segudang manfaat me-nyehatkan.

Nugget labu siam terdiri dari campuran labu siam sebagai bahan utama, daging ayam

giling, terigu, telur ayam, keju, dan susu cair. Ba-han tersebut kemudian diberi bumbu berupa bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir, dan juga bahan pelapis dari telur ayam dan tepung roti. Hasilnya jangan ditanya, serupa dengan nugget umumnya bahkan me-miliki karakteristik rasa yang khas, warna kuning kecokelatan, tekstur yang kenyal, kompak dan ti-dak terlalu padat, serta tampilan yang menarik.

Hal yang menarik bahwa nugget labu siam telah memiliki mutu kimia yang sesuai dengan standar SNI No. 01-6683-2002, dengan kata lain mampu bersaing dengan nugget pada umum-nya. Berturut-turut hasil analisis kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat ha-sil nugget labu siam adalah 58,1%; 8,2%; 19,7%; dan 12,5%. Sementara, berdasarkan SNI No. 01-6683-2002, standar maksimal nugget umumnya yakni 60%; 12%; 20%; dan maksimal 25%.

Menurut Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (Balai PATP), Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandari, M.Si, komposisi labu siam merupakan salah satu teknologi olahan yang baru sehingga telah didaftarkan kekay-aan intelektual (KI) dengan rezim paten No. S00201609178. Teknologi ini masih perlu tan-gan dingin dari pelaku usaha kuliner untuk men-gadopsinya sehingga bisa dimassalisasi untuk menggantikan nugget yang ada dengan nugget khas dari bahan pangan lokal kita.

Kontributor : Morina Pasaribu

Info

grafi

s: S

tivi

Page 5: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

�Edisi Oktober 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

Eksistensi dan kelangsungan industri tekstil mungkin susah dipertahankan jika pasokan kapas terhenti. Walaupun penggunaan serat

sintetis terus meningkat, hingga saat ini serat kapas masih menjadi bahan baku utama tekstil. Sekitar 46,5% bahan baku tekstil berasal dari serat kapas,

serat sintesis sedikit di bawahnya (44%), sedangkan sisanya 9,5% umumnya dari

serat rayon dan asetat. Keunggulan pada kemampuan

daya serap air dan pewarnaan yang lebih baik, lebih lentur, dan kuat, menjadikan serat kapas banyak diburu konsumen. Mereka tidak

hanya diburu produsen-produsen tekstil besar dan modern, namun juga

industri rumah tangga dan sederhana seperti pembuatan kain tenun atau kain tradisional lainnya berbahan baku serat

kapas. Ironisnya, pertumbuhan pesat industri

tekstil di Indonesia, belum dibarengi dengan peningkatan produksi dan pasokan kapas dari dalam negeri. Hampir seluruh serat kapas mengandalkan suplai dari impor, utamanya dari Amerika Serikat, Australia, dan Brasil.

Ketidaksesuaian iklim memicu rendahnya produksi di Indonesia. Walaupun demikian, peluang pengembangannya masih terbuka luas. Beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, sangat mungkin

untuk pengusahaan tanaman kapas. Pengembangan kapas membutuhkan

penanganan yang baik, mulai dari budi daya hingga panen dan pasca-panen. Rendahnya mutu kapas, salah satunya ditengarai karena belum baiknya kualitas pemisahan serat dan biji kapas. Padahal, mutu fisik serat kapas yang baik, akan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan

Mesin Pemisah Serat dan Biji Kapas yang Mudah Dioperasikan

Page 6: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

� Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Agrotek

termasuk produk-produk kain tradisional. Pada prosesnya, penggunaan mesin

pemisah sering terkendala proses pemeliharaan dan penggantian komponen silinder roll tatkala sudah aus. Silinder roll tersebut biasanya sangat sulit didapatkan bahkan dari pabrikan sekalipun karena harus dipesan dari pabrik kulit dengan jumlah minimum pemesanan yang cukup besar.

Kesulitan tersebut justru mendorong dilahirkannya invensi mesin pemisah serat dan biji kapas dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, yang dilengkapi dengan silinder berbahan baku kulit lembu berdimensi diameter 15 cm dan lebar 40 cm.

Banyak KeunggulanMesin ini diyakini unggul dalam dalam

banyak aspek, mulai dari bahan pembuat bodi yang cukup kuat dengan suku cadang mudah didapatkan, hemat listrik karena hanya perlu daya 450 watt. Keunggulan lain, pisau pemisah serat terbuat dari bahan baja sehingga kuat dan tahan lama, hingga mudah dioperasikan dan bersifat portable atau mudah dipindahkan.

Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandari, M.Si, menginformasikan bahwa invensi ini telah didaftarkan perlindungan paten dengan nomor S00201700408.

Inventor mesin ini, Ir. Gatot Suharto Abdul Fatah, MP, secara ringkas menjelaskan pengoperasiannya hanya akan melewati empat tahapan. Pertama, penyiapan buah kapas kering (kadar air sekitar 11 – 13% basis basah). Kedua, peletakan buah-buah kapas tersebut pada lubang pemasukan. Ketiga, pemisahan biji kapas dengan serat kapas. Keempat, penampungan biji.

Bagi petani maupun pelaku industri kecil dan tradisional, kemudahan cara kerja mesin ini akan menjadi daya tarik tersendiri untuk memanfaatkannya. Para pelaku tersebut bahkan dapat meningkatkan dan menjaga kualitas produknya karena proses sejak pemisahan serat dan biji kapas dapat dilakukan dan dimonitor sendiri.

Peningkatan kualitas mesin juga perlu dilakukan, termasuk kapasitas kerjanya, agar dapat juga merambah dan menyasar pelaku industri besar. Pemanfaatan alat ini secara luas, bisa jadi akan berkontribusi pada perbaikan pengembangan kapas di Indonesia, sehingga berperan positif dalam menarik minat lebih banyak petani untuk kembali menanam kapas dan menjadikan Indonesia sebagai sentra produksi kapas di masa mendatang.

Ketergantungan impor serat kapas pada akhirnya juga dapat ditekan. Dengan peningkatan efisiensi, industri tekstil besar, menengah, dan kecil di Indonesia akan terus bergairah dan berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai ekspor dan devisa negara.

Kontributor: Yovita Anggita Dewi

Page 7: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

�Edisi Oktober 2018Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Page 8: Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesiabpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/assets/upload/download/... · bawang putih, bawang merah, garam, lada bu-buk, gula pasir,

� Edisi Oktober 2018 Suplemen Majalah SAINS Indonesia