binartbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · guru bahasa dan...

40
Edisi ke-3 BINAR | 1 BINAR Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar BUDAYA LITERASI ERA MILENIAL

Upload: vothien

Post on 09-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 1

BINARBerbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

BUDAYA LITERASIERA MILENIAL

Page 2: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

2 | BINAR Edisi ke-3

PROFIL LULUSANLulusan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia diarahkan untuk menjadi sarjana yang memiliki keahlian sebagai berikut:

A. Profil Utama LulusanGuru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK

B. Profil Tambahan Lulusan Profil tambahan lulusan Tadris bahasa Indonesia di STAIN Pamekasan menyiapkan:1. Sebagai guru bahasa daerah Madura

Sebagai guru bahasa Madura, lulusan prodi Tadris Bahasa Indonesia diharapkan memiliki kompetensi nilai-nilai kearifan lokal Madura dan keterampilan berbahasa dalam bidang bahasa dan sastra Madura.

2. Sebagai sastrawan Sebagai sastrawan, lulusan Prodi Tadris Bahasa Indonesia diharapkan memiliki kompetensi bidang kesusastraan dan seni dalam mengembangkan keterampilan, keilmuan dalam bidang sastra untuk berkarya dan berkreasi dalam menciptakan karya-karya imajinatif dan seni.

3. Sebagai pewaraSebagai pembawa acara (pewara), lulusan Prodi Tadris Bahasa Indonesia diharapkan memiliki kompetensi

keahlian dalam bidang kepewaraan, mampu bercakap secara cermat, lihai, dan terampil dalam bertindak tutur di forum resmi.

4. Sebagai jurnalis pada media cetak atau elektronik Sebagai jurnalis, lulusan Prodi Tadris Bahasa Indonesia diharapkan memiliki kemampuan meningkatkan pengembangan kepribadian, keilmuan, dan keterampilan dalam kehidupan, khususnya dalam bidang keterampilan jurnalistik media cetak dan elektronik.

5. Peneliti Pemula Sebagai peneliti pemula bahasa Indonesia, lulusan Jurusan Tadris Bahasa Indonesia diharapkan senantiasa mengikuti dan berperan aktif untuk menjadi peneliti pemula dalam menemukan dan menganalisis topik permasalahan dalam bidang pendidikan, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, bahasa, dan sastra Indonesia, menguasai prinsip-prinsip dan metode penelitian, menerapkan prinsip dan metode tersebut dalam melakukan penelitian.

6. Wirausahawan bidang bahasa dan sastra Indonesia serta pembelajarannya. Sebagai wirausaha, lulusan Jurusan Tadris Bahasa Indonesia diharapkan mampu membangkitkan

perekonomian negara melalui ide-ide kebahasaan dan kesastraan Indonesia yang bisa diterapkan dalam dunia ekonomi kreatif.

Page 3: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 3

Redaksi Majalah BINAR IAIN Madura menerima tulisan berupa Opini, Artikel, Essai, Resensi, Cerpen dan Kebudayaan.

Panjang tulisan maksimal 6 halaman A4 dengan format font TImes New Roman, ukuran font 12, spasi 1.5 dan margin normal.

Tulisan bisa dikirim ke:Kantor Redaksi : Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura, Jl. Raya Panglegur KM. 4 Pamekasan

atau via E-Mail : [email protected]: (0324) 313187, Fax: (0324) 322551, Kode Pos: 69371

Salam Redaksi

Perang LITERASI !Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam jumpa kembali kami panjatkan untuk pembaca sekalian, semoga kita semua selalu dalam lindungan dan mau-nah-Nya. Salam rindu dan hormat senantiasa disanjungkan ke-pada baginda Rasulullah Muhammad Ibni Abdillah.

Permohonan maaf untuk pembaca yang budiman, majalah Binar edisi ke-3 hadir dihadapan para pembaca sedikit mengalami keterlambatan, namun bukan faktor kesengajaan, melainkan karena kondisi atau keadaan yang tidak memungkinkan.

Kali ini majalah Binar hadir dengan tema literasi sebagai upaya dan budaya mencerdaskan bangsa, karena majalah Binar sadar bahwa hari ini saatnya perang literasi dimulai, nilai ukur kekuatan seseorang ditinjau dari seberapa besar dia mengua-sai tulisan. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mem-budayakan literasi dalam kehidupan sehari-hari.

Pembaca yang budiman, bagaimana fungsi literasi terhadap kemajuan bangsa? Kenapa literasi harus menjadi budaya? Mari kita baca majalah Binar edisi ke-3 ini dengan tuntas.

Selamat membaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Redaksi

Pelindung: Dr. Edi Susanto, M.Fil.I.

(Kajur Fakultas Tarbiyah)

Penanggungjawab: Moh. Hafid Effendy, M.Pd.

(Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia)

Pembina:Hj. Kristanti Ayuanita, M.Pd.

Pimpinan Redaksi: Ach. Jazuli

Sekretaris Redaksi: Intan Elok Okti Wardani

Pendidikan: Dinda Triana Cindi dan Nuraini

Kebahasaan: Syaiful rahman

Kesusastraan: Moh. Khoiri Zahron

Bimal Mustofa

Kebudayaan: Ach. Sauqy

Moh. Rofayat

Editor: Nur Kholis

Dwi Anggi Sri Sulasmi

Layouter: Intan Elok Okti Wardani

Reporter: M. Fadhoil

Alamat Redaksi: Kantor Prodi Tadris Bahasa Indonesia

IAIN Madura, Jalan Raya Panglegur KM 4 Pamekasan; Telp:

(0324) 313187; Fax:322551; Kode Pos:

69371; Website: www.iainmadura.ac.id

Susunan Redaksi

Majalah BINAR

Page 4: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

4 | BINAR Edisi ke-3

9

13 16

Ngemodhi Arè Dhâddhina Prodi Tadris Bahasa ...

CERPEN: Poligami Aku, Akhi

Salam Redaksi .............................................. 3

Susunan Redaksi .......................................... 3

Daftar Isi ..................................................... 4

Berita Utama ............................................... 5

Budaya ....................................................... 11

Cerpen......................................................... 14

Puisi ........................................................... 19

Album Binar ....................................... 20

Reensi ................................................ 24

Essai .................................................... 26

Artikel ................................................ 28

Kependidikan....................................... 29

Suara Dosen ........................................ 31

BENGKEL SASTRA: Memperkukuh Keislaman dengan Tasawwuf

Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) STAIN Pamekasan mengadakan lomba wirausaha bekerja sama dengan salah satu operator seluler dan Him-punan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah STAIN Pamekasan.

Daftar Isi

Page 5: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 5

BERITA UTAMA

Acara yang berlangsung se-hari itu bertujuan untuk mengem-bangkan wawasan keilmuan dalam kebahasaan dan kesastraan yang diikuti oleh 50 mahasiswa dan 2 dosen pendamping yang di-antaranya Hesty Kusumawati, M.Pd. dan Masythah Maghfirah Rizam, S.S, M.Pd. Acara dilaksana-kan pukul 10:00-16:00 WIB, studi wawasan ini mendapat antusias yang sangat bagi mahasiswa yang mengikutinya.

“Harapan kami semoga pihak dari Balai Bahasa bisa menerima kami kembali jika sewaktu-waktu kami bisa kesini lagi, karena kami masih banyak kekurangan dan perlu banyak belajar terutama pada kebahasaan. Dan semoga pihak dari Bakai Bahasa Jawa Timur bisa memperpanjang kontrak kerjasama dengan kampus Stain Pamekasan yang sekarang sudah beralih status menjadi IAIN Madura ”, ujar Masythah dalam sambutannya.

Disisi lain, bapak Mustakim yang baru saja menjabat sebagai ketua Balai Bahasa Jawa Timur memberikan respon yang baik. “ Kami dari pihak Balai Bahasa siap menerima kapanpun adik-adik mahasiswa untuk belajar kar-ena ini memang tugas kami untuk memberikan pengetahuan seputar

kabahasaan agar adik-adik bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengenai kontrak kerjasama silahkan diatur berkas-berkasnya dan kami akan selalu siap jika pihak STAIN mem-butuhkan kami, atau adik-adik jika ingin tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dan mungkin ada yang berminat mengikuti seleksi duta bahasa silahkan menghubungi bapak Hafid biar bisa diatur wak-tunya ”

Setelah acara seremonial be-rakhir, pihak dari Balai bahasa memperkenalkan semua kegiatan yang ada di Balai Bahasa Jawa Timur dan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang mengangkat tema “Kesantunan berbahasa” yang

Kunjungan Studi Wawasan ke Balai Bahasa Jawa Timur

Sidoarjo, Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah IAIN Madura menggelar studi wawasan dengan kunjungan studi wawasan ke Balai Bahasa Jawa Timur, Senin (09/04/2018).

Fasilitasi Layanan Kebahasaan dan KesastraanOleh : M. Fadhoil

bersambung ke hal. 8 ...

Dok

. BIN

AR

Page 6: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

6 | BINAR Edisi ke-3

BERITA UTAMA

Dalam acara tersebut banyak peserta yang mengikutinya ter-utama pada lomba baca puisi dan pewara yang pesertanya lintas kabupaten dan diantaranya Sumenep, Pamekasan, Sam-pang dan Bangkalan. Pada hari pertama, senin (26/02/2018) lomba baca puisi begitu meriah

karena banyaknya penampilan dan cara membaca puisi yang begitu menarik. Disamping itu, dalam sambutannya ketua Prodi Tadris Bahasa Indone-sia Moh. Hafid Effendy, M.Pd. menuturkan “Gebyar lomba ini merupakan pertama kalinya diadakan di Prodi Tadris Ba-

hasa Indonesia dan diprakarsai oleh HIMA TBIN, dan semoga di tahun depan HIMA TBIN mengadakan gebyar lomba sep-erti ini lagi bahkan kalau bisa bukan hanya se madura tapi se -Jawa Timur karena Insyaallah dalam waktu dekat ini STAIN Pamekasan sudah beralih status menjadi IAIN Madura”.

Gebyar lomba tersebut langsung dibuka oleh Kaprodi sendiri, dan di hari pertama tersebut acara berjalan se-suai dengan apa yang diharap-kan panitia. Disamping itu, Masythah Maghfirah Rizam S.S, M.Pd. selaku juri pada lomba baca puisi menuturkan,

Ngemodhi Arè Dhâddhina Prodi Tadris Bahasa Indonesia Sè Kapèng 3IAIN Madura, Senin-Jum’at (26-02/02-03/2018). Dalam rangka “Ngemodĥi Arè Dĥaddĥina Prodi TBIN Sè Kapèng 3” HIMA Prodi Tadris Bahasa Indonesia menggelar gebyar lomba baca puisi, pewara tingkat MA/SMA/SMK se madura dan juga dilanjutkan dengan pemilihan duta bahasa yang di ikuti oleh mahasiswa TBIN sendiri mulai dari semester 2 sampai 4 yang bertempat di Auditorium dan Multicenter kampus IAIN Madura.

Dok

. BIN

AR

Page 7: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 7

“Saya sangat bangga sekali ter-hadap generasi penerus bangsa yang sangat cinta terhadap seni dan budaya, dan semoga ini merupakan langkah yang baik bagi mereka untuk bisa menjadi sastrawan ke depannya”.

Pada hari kedua, Selasa (27/02/2018) lomba pewara juga mendapat antusias yang sangat bagi peserta, apalagi dari lembaga yang berbasis pesatren, karena menjadi pewara merupakan kebiasaan mereka ketika mengisi acara di pesantrennya. Dalam acara tersebut panitia juga bersy-ukur karena berjalan seperti hari sebelumnya meskipun pesertanya lebih sedikit dari hari yang sebelumnya. “Alham-dulillah saya bisa mengikuti lomba di STAIN ini apalagi be-rada dalam ranah Prodi Tadris Bahasa Indonesia, karena saya mengikuti lomba ini juga dini-atkan untuk menambah pen-getahuan, meskipun saya per-nah menjadi pewara di sekolah, tetapi saya menyadari dari segi

kebahasaan sangatlah berkur-ang. Semoga dengan mengikuti lomba ini saya dapat mencontoh cara menjadi pewara yang baik dan benar ” ujar Syiamita Sari selaku peserta lomba pewara.

Pada hari ketiga, Rabu (28/02/2018) pemilihan duta bahasa yang di ikuti oleh ma-hasiswa TBIN semester 2 dan 4 yang bertempat di gedung Multicenter Stain Pamekasan. Dalam pemilihan duta bahasa tersebut peserta diseleksi un-tuk menjadi perwakilan duta bahasa di tingkat Jawa Timur nanti. Dalam pemilihan duta bahasa tersebut masing-mas-ing kelas mengirimkan dele-gasinya maksimal 2 laki-laki dan 2 perempuan yang di dalam peryaratannya tinggi untuk laki-laki 165 cm dan perempuan 160 cm, dalam penyeleksiannya tersebut peserta diuji tes tulis dan wawancara yang ranahnya mencakup Bahasa Indone-sia, Bahasa Asing dan Bahasa Daerah. “Sebetulnya saya kur-ang paham mengenai Bahasa

Asing, Bahasa Daerah sendiri saya kurang begitu paham, akan tetapi saya mengikuti seleksi ini untuk menambah pengala-man saya dan alhamdulillah ditahap pertama saya lulus dan akan menuju di tahap selan-jutnya,” ujar Maria Ulfa selaku

BERITA UTAMA

Saya sangat bangga sekali terhadap

generasi penerus bangsa yang sangat

cinta terhadap seni dan budaya, dan semoga ini

merupakan langkah yang baik bagi

mereka untuk bisa menjadi sastrawan

ke depannya

“Masythah Maghfirah

Rizam, S.S, M.Pd.

Dok

. BIN

AR

Page 8: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

8 | BINAR Edisi ke-3

peserta pemilihan duta bahasa delegasi dari kelas C semester 4. Acara pemilihan duta bahasa ber-langsung selama dua hari berturut-turut meskipun peserta sedikit akan tetapi membutuhka waktu yang agak lama untuk menentukan siapa yang layak un-tuk menjadi duta bahasa di Prodi Tadris Bahasa In-doneisia.

Pada hari terakhir, Jum’at (02/03/2018) merupakan hari puncak, yakni hari jadi Prodi Tadris Bahasa In-donesia yang ke-3. Pada hari tersebut ketua panitia dan ketua HIMA menghimbau agar semua anggota HIMA, panitia dan mahasiswa TBIN untuk berkenan mengikuti acara Khotmil Qur’an agar supaya Prodi TBIN kedepannya tambah barokah dan kompak dari segi kebikannya. Acara tersebut berlangsung selama sehari dan malamnya dimeriahkan dengan malam puncak Ngemodĥi Areh Dĥaddĥinah Prodi TBIN Sè Kapèng 3, yang di meriahkan dengan berbagai pe-nampilan dan pemotongan tumpeng oleh Rektor IAIN Madura yakni Bapak Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Harapan semua mahasiswa TBIN semoga Prodi Tadris Bahasa Indonesia semakin jaya, maju dan kompak selalu, menciptakan output yang luar biasa, menjadikan mahasiwa yang unggul dalam segala bi-dang.(Rey)

BERITA UTAMA

dipimpin oleh Andi Asmara sampai jam 13:00 WIB siang. Setelah acara tersebut selesai para mahasiswa dipersilahkan un-tuk istirahat dan sholat dzuhur.

Pada jam 14:00 WIB sesi diskusi dilan-jutkan kembali dengan mengangkat tema “Pengindonesiaan Istilah Asing” yang dipimpin oleh Ibu Dian Roesmiati, dalam pembahasannya perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat memicu beberapa perubahan di masyarakat dan salah sa-tunya adalah bahasa. “Ternyata bahasa yang kami pakai selama ini banyak yang salah dan kami belum menyadari akan hal tersebut”, ujar salah satu mahasiswa Prodi TBIN.

Acara ini berakhir jam 16:30 WIB yang ditutup langsung oleh Ibu Lely dengan senyum bahagia tanda perpisa-han. “Selamat bertemu kembali bersama saya nanti di kampus IAIN Madura,” pun-gkasnya. (Rey)

sambungan dari hal. 5 ...

Dok

. BIN

AR

Page 9: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 9

Selasa (15/05/2018) IAIN Madura. Komunitas Bengkel sas-tra adalah komunitas yang ada di Prodi Tadris Bahasa Indonesia, telah sukses menggelar acara be-dah buku tasawuf kiai kampung karya K. Musleh Adnan, acara ini merupakan bedah buku yang ke 5-yang digelar dan diprakarsai oleh komunitas Bengkel sastra Prodi Tadris Bahasa Indonesia yang juga bekerjasama dengan komunitas Paddhang Bulan atau Kopabu. Acara dimulai pukul 08:00 WIB yang di gedung Mul-ticenter IAIN Madura lantai atas, acara tersebut mendapat antusias

yang sangat baik bagi peserta. Bukan hanya mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia saja yang men-gikuti acara tersebut, ada juga dari Prodi lain dan Ormawa.

Acara tersebut juga mendapat dukungan dari Rektor IAIN Madura Bapak Dr.H. Mohammad Kosim,M.Ag, yang pada saat itu juga menjadi pembanding dalam bedah buku Tasawuf kiai kampung yang ke-5. “Saya bangga dengan Prodi Bahasa Indonesia,karena mahasiswanya memiliki semangat yang tinggi sehingga membangun komunitas sastra,” katanya.

Acara itu juga mendapat

dukungan dari Ketua Prodi Tadris Bahasa Indonesia Bapak Moh. Hafid Effendy, M.Pd. “Komunitas Bengkel sastra merupakan komunitas yang ada di Prodi TBIN, dan komunitas ini alhamdulillah sudah berjalan dua tahun dan ini merupakan acara perdana dan memberikan kesan yang menarik bagi kita semua, karna buku yang akan dibedah merupakan buku yang memberikan kekuatan ro-hani untuk dapat kita memperkuat iman dan islam kita. Dan saya sangat mendukung acara ini ,”ujar Kaprodi dalam sambutannya.

Di samping itu, Saiful Rah-man selaku ketua panitia juga menuturkan “Saya sangat berter-imakasih kepada teman-teman semua yang sudah mensuport acara ini, dan saya sangat bangga terhadap teman-teman Bengkel

Bengkel Sastra: Memperkukuh Keislaman dengan Tasawwuf

Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) STAIN Pamekasan mengadakan lomba wirausaha bekerja sama dengan salah satu operator seluler dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah STAIN Pamekasan.

BERITA UTAMA

Dok

. BIN

AR

Page 10: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

10 | BINAR Edisi ke-3

sastra yang sudah bersusah payah bekerja keras baik fisik maupun materi sehingga acara ini ber-jalan sebagaimana mestinya. Al-hamdulillah acara perdana kita di Bengkel Sastra mendapat tem-bakan yang luar biasa oleh Rektor IAIN Madura dan beliau sendiri berkenan menjadi pembanding pada acara kita hari ini”.

Bukan hanya itu saja, semua dosen di TBIN juga berkenan hadir demi kesuksesan acara tersebut, salah satunya Bapak Faridi M.Pd. Yang juga berkenan menjadi mod-erator pada acara tersebut. Dalam acara tersebut para peserta sangat bersemangat mendengarkan pem-bahasan dan siraman rohani yang disampaikan oleh K.Musleh Ad-nan, bukan hanya itu saja para peserta juga diberikan ijazah oleh beliau. M. Fadhoil selaku ketua umum di bengkel sastra menuturkan “Saya sangat ber-syukur atas diselenggarakannya acara ini, meskipun anggota di Bengkel Sastra sedikit tapi dengan diadakannya acara bedah buku

membuktikan kalau Bengkel Sas-tra di prodi TBIN benar-benar ada dan nyata, saya juga mengu-capkan banyak terimakasih atas kerja sama komunitas Paddhang Bulan karena dengan ini acara bisa sesukses dan sebaik ini, saya juga berterimakasih kepada HIMA TBIN yang juga membantu kami disini yang masih tahap bela-jar dalam memenej suatu acara”. Ujarnya pada saat tim majalah Binar mewawancarainya.

K. Musles Adnan sangat sen-ang karena bisa membedah buka karyanya sendiri di kampus yang baru saja beralih status dari STAIN Pamekasan menjadi IAIN Madura, apalagi yang menjadi pembanding dalam acara tersebut teman seper-juangannya sendiri yang pada saat ini menjabat sebagai Rektor IAIN Madura. Dalam pembahasannya K. Musleh menuturkan “Buku ini jadi karena semangat dari komunitas Paddhang Bulan, dan buku ini saya jual bukan untuk diri saya sendiri, akan tetapi saya niatkan untuk masyarakat, dan saya ni-

atkan untuk pembangunan taman baca masyarakat”.

Harapan dari semua tem-an-teman Bengkel Sastra semoga dengan diadakannya acara seperti ini menjadi langkah awal menuju kesuksesan bersama, Prodi TBIN dan kampus tercinta IAIN Madura.(Rey)

BERITA UTAMA

Saya bangga dengan Prodi Bahasa In-donesia,karena mahasiswanya

memiliki semangat yang tinggi se-

hingga membangun komunitas sastra.

“Dr.H. Mohammad

Kosim,M.Ag(Rektor IAIN Madura)

Dok

. BIN

AR

Page 11: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 11

Belajar Menulis dengan Update Status di Medsos (Media Sosial)

Wejangan dari Imam al-Ghazali di atas memang sengaja penulis sam-paikan di awal sebagai gambaran petapa pentingya menulis sekaligus, tamparan keras bagi rasa malas dan stimulus untuk siapa saja yang enggan untuk menulis utamanya mahasiswa atau pembaca yang mulai sadar sep-ertinya.

Menulis adalah bagian dari media berekspresi. Seseorang menulis kar-ena ingin menuangkan ide yang telah menumpuk dalam pikirannya. Ban-yak orang tertarik dalam bidang tulis menulis salah satunya ingin menjadi seseorang yang dikenal. Di sisi yang lain, juga tidak sedikit orang yang eng-gan untuk menulis dengan permasalahan mereka masing-masing. Terlepas dari hal itu, menulis adalah suatu kegiatan positif yang mendayagunakan kata-kata. Seseorang yang tidak dapat menuangkan ide-ide secara lisan dapat mengungkapkannya melalui tulisan.

Mahasiswa sebagai generasi bangsa yang dihadapkan dengan ilmu pen-getahuan yang berlimpah bisa menjadi modal utama dalam melestarikan budaya menulis. Setelah tersaji pengetahuan yang tanpa batas tinggal ba-gaimana para mahasiswa menyikapinya. Jadi, budayakan menulis sekaligus pencerdasan bangsa.

Ironisnya mahasiswa sekarang ini, banyak yang tidak mampu menulis. Terutama menulis karya ilmiah dan karya tulis lainya. Mahasiswa disibukkan dengan kegiatan-kegiatan organisasi dan kegiatan lain yang kurang men-dukung terhadap keterampilan menulis mereka. Sehingga, kebanyakan mahasiswa hanya memiliki kemampuan berbicara saja. Sedangkan apa yang dibicarakanya tidak mampu untuk ditulis, dan tidak mampu menyam-paikan pengetahuannya malalui tulisan. Hanya sebagian mahasiswa yang mampu menyampaikan pengetahuan dan aspirasinya melalui tulisan.

Setiap perguruan tinggi selalu menuntut mahasiswa agar mampu un-tuk menulis. Seperti kegiatan belajar mengajar dalam kuliah, dosen ser-ing memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat makalah. Begitu juga dengan TA (Tugas Akhir) mahasiswa selalu dipertanggung jawabkan dengan karya tulis yang berupa skripsi. Akan tetapi mahasiswa sering bermalas-malasan untuk menulis, bukan tidak mempunyai kemampuan tapi tidak mempunyai kemauan menulis.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak mahasiswa tidak suka dengan menulis yaitu phobia menulis (rasa ketakutan untuk menulis). Tidak jarang mahasiswa merasa khawatir bila nanti tulisan-tulisan yang dibuatnya dinilai jelek oleh pembacanya. Itu sama sekali bukanlah masalah yang besar. Semuanya butuh proses, tinggal bagaimana kemauan dari ma-hasiswanya itu sendiri.

Di era yang super canggih ini, belajar menulis dan mengembangkanya bisa dilakukan mahasiswa melalui intensitas mereka di medsos (media so-sial). Segala ide, sejarah, ilmu ataupun cerita sedih karena nilai IPK jelek, diputusin pacar, sampai luapan rasa senang karena mendapatkan ilmu dan mampu menyelesaikan TA (Tugas Akhir), semuanya dapat disampaikan melalalui media sosial. Seperti: Whats App (WA), Facebook (FB), Instagram

“Kalau engkau bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.” (Imam al-Ghazali).

Budaya

Oleh: Syaiful Rahman

Page 12: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

12 | BINAR Edisi ke-3

Budaya

(IG) dan Twitter merupakan me-dia alternatif yang paling efisien untuk mengabadikan semua hal disertai foto sebagai pelengkap dan caption untuk pemanisnya. Dengan tanpa disadari hal itu seb-etulnya memantik mahasiswa un-tuk terampil dalam menulis

“Ikatlah ilmu dengan menulis”. (Ali bin Abi Thalib).

Semua hal yang kita lihat, dengar, dan rasakan baik disengaja atau tidak adalah bentuk ilmu yang sifatnya liar. Dari sifat ilmu terse-but mewanti-wanti mahasiswa agar secepat mungkin untuk mengikat-nya, jelas, maksud dari pesan Ali bin Abi Thalib (gerbangnya ilmu) di atas dapat kita fahami bahwa un-tuk mengikat ilmu bisa kita lakukan dengan menghafal atau menulisnya pada buku. Sedangkan di era mod-ern kita bisa mengikat ilmu sece-pat kilat dengan memanfaatkan medsos yang nantinya bisa kita lihat kembali apa yang kita tulis. Sekaligus, menjadikannya sebagai ilmu yang bermanfaat bagi orang yang melihatnya (viewer), penulis menyebut kegiatan tersebut seba-gai bentuk sodaqotun jariyah yang paling mudah, cepat, hemat dan banyak peminatnya. Tentu, hal itu masih sangat bergantunng pada diri mahasiswa masing-masing.

Apakah masih malas menulis? Jan-gan, tidak baik, biarkan rasa malas itu kelapran!

Etika Menulis dalam Medsos Juga Seperangkat Etika dalam Membuat Karya Tulis

“Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.

Setiap tempat memiliki per-atuaran tersendiri, bagi siapa saja yang singgah ditempat itu wajib mematuhinya. Hal itu juga ber-laku di medsos, patuh pada be-berapa peraturan yang mungkin membuat sebagian orang mer-asa kurang bebas sebagai pihak yang ingin berbabagi pengalaman, menuangkan perasaan, dan ilmu. Kita harus sadar bahwa, kegiatan menulis atau update status di je-jaring sosial harus melibatkan hati kita sediri, karena akan dikonsumsi oleh halayak umum yang diawali dengan membaca, meyimak, disim-pan dalam otak, kemudian masuk pada bagian yang paling dalam dari penyimak sebagai proses pema-haman atau pengahayatan, yaitu jiwa.

”Tulisanmu harimaumu”. (KH. M Musleh Adnan, buku Tasawuf Kiai Kampung hal.45).

Kutipan tersebut mengandung peringatan (warning) bagi setiap

orang yang berselancar di medsos, bahwa apa yang kita tulis itulah yang akan kita tuai. Jika tulisan kita mengandung nilai-nilai kebaikan dan bermanfaat bagi pembaca kita akan mendapatkan kebaikan semisal akan disukai dan selebihnya akan dibagikan (share) tanpa kita perintah. Menulis di medsos bisa di jadikan bentuk pembelajran bagi masiswa untuk menulis karya tulis, maka menulislah dengan hati.

Berikut beberapa etika yang wajib kita patuhi ketika menulis di Jesos (dikutip dari www.kompasi-ana.com)

1. Ketika menulis di jesos hendaknya menggunakan huruf ke-cil, karena huruf besar atau kapital mencerminkan bahwa si penulis sedang marah. Kalau kita termasuk mahasiswa yang mengambil jur-usan/prodi bahasa Indonesia, su-dah merupakan keharusan bagi kita untuk tahu kapan harus menggun-akan huruf kapital dan huruf kecil.

2. Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Ant-argolongan) sehingga membuat para Netizen merasa nyaman untuk membacanya.

3. Menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti oleh semua orang.

beri

tasa

tu.c

om

Page 13: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Budaya di Madura sangat kental di dalam kehidupan manusia zaman dulu bahkan sampai sekarang budaya dari turun temurun dari nenek moyang kita masih dipakai, budaya tak akan bisa ter-hapus akan zaman apalagi budaya di Madura, penduduknya masih kental me-makai budaya itu sendiri .

Sebelum membahas terlebih jauh “Pe-let Kandhung atau Peret Kandung” secara harfiah Pelet Kandhung, Peret Kandung, Pelet Betteng, Salameddhan Kandhun-gan punya arti pijat kandungan. Secara tradisional masyarakat Madura cender-ung tahap demi tahap melakukan pijat kandungan sebagai bentuk pencega-han dan penghindaran agar bayi yang dikandungnya tidak mengalami masalah sehingga ketika bayi dilahirkan berjalan lancar dan aman, selamat dan sehat.

Meskipun di setiap daerah atau desa mempunyai budaya yang sama, tetapi Wilayah Madura bagian timur, Pamekasan dan Sumenep akan berbeda dengan wilayah Madura ba-gian tengah, Sampang dan wilayah bagian barat, Bangkalan memilki cara berbeda dalam melaksanakan prosesi pelet kandungan. Tetapi, nama dan pemaknaan dari peristiwa budaya itu mempunyai maksud dan tujuan yang sama. De-mikian pula yang terjadi pada upacara adat Pelet Kandhung, atau upacara adat lainnya.

Upacara Pelet Kandung ini dilakukan hanya pada waktu kehamilan pertama saja, walaupun pada kehamilan berikut-nya telah dilaksanakan akan tetapi pelaksanaan-nya tidak se-meriah pada pelaksanaan kehamilan pertama. Jika selamatan yang dilaksanakan pada bulan pertama sampai bulan ke-enam masa kehamilan itu dinamakan selamatan arebbha (menghantarkan nasi kerumah kyai setempat), berbeda dengan selamatan pada bulan ke-tujuh selamatannya disebut dengan arasol (selamatan tingkeban secara besar-besaran).

Upacara pelet kandung ini biasanya dilakukan dari pihak keluarga perempuan atau wanita yang sedang hamil, akan tetapi ada pula yang dilaksanakan oleh pihak mertua, orang tua suami. Hal ini tergantung kesepakatan antara keluarga, umumnya untuk wilayah Madura timur, pihak keluarga laki-laki meminta agar dilaksanakan di rumah sang suami men-gingat berbagai pertimbangan. Adat yang terdapat disana, setelah pelaksanaan pernikahan, sang anak laki-laki (suami)

langsung hijrah ke rumah sang istri seba-gai tempat tinggalnya. Dalam kondisi ini orang tua dari pihak perempuan meminta kepada besan agar anak perempuan serta suaminya bisa pulang ke tanah ke-lahirannya.

Sebagaimana upacara pada umumnya, upacara pelet kandhung ini juga dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-ta-hapan yang harus dilalui oleh seorang ibu hamil dalam upacara ini Pertama Pelet kandhung (pijat perut) atau (tingkeban) Kedua Penyepakan ayam, dan kelapa gad-ing Ketiga Pemandian Keempat Pengin-jakan telur ayam Kelima Arasol (kenduri).

Seluruh rincian upacara di atas bi-asanya dilakukan pada malam bulan purnama setelah setelah shalat Isya, dan ada pula yang melaksanakannya sekitar jam 2 (dua) siang, atau ba’da dhuhur (setelah dzuhur). Hal ini ber-gantung situasi dan kondisi wilayah yang bersangkutan.Upa-cara ini dilaksanakan pada saat bulan purnama, lantaran pada saat itu memungkinkan suasana kampung akan jadi terang, bahkan bisa dianggap sebagai simbol kecerahan. Sedangkan dilaksanakan pada siang atau menjelang sore, dengan harap-kan dapat memberikan kesempatan kepada para undan-gan yang bisa hadir setelah turun dari ladang. Adapun yang menghadiri serta mengikuti upacara adat ini hanyalah kaum perempuan atau ibu kondisi wilayah yang bersangkutan.Upa-cara ini dilaksanakan pada saat bulan purnama, lantaran pada saat itu memungkinkan suasana kampung akan jadi terang, bahkan bisa dianggap sebagai simbol kecerahan. Sedangkan dilaksanakan pada siang atau menjelang sore, dengan harap-kan dapat memberikan kesempatan kepada para undan-gan yang bisa hadir setelah turun dari ladang. Adapun yang menghadiri serta mengikuti upacara adat ini hanyalah kaum perempuan atau ibu.

Sedang tata cara pelaksanaan upacara pelet kandhung harus sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah tercantum di atas. Tempat pelaksanaan prosesi pelet kandhung ini berada di dalam kamar atau bilik orang yang sedang mengandung, sedangkan untuk prosesi penyepakan (penyediaan) ayam, penginjakan telur ayam, kelapa gading dan pemandian dilak-ukan di kamar mandi atau di halaman belakang rumah. Up-acara ini dipimpin oleh seorang dukon baji’ (dukun beranak).

Pelet Kandung Empat Bulan

Budaya

Oleh :Maimuna

(Empat Bulan merupakan Penempatan Ruh Anak, Dengan Cara Prosesi Memupuk Ayam Kampung Dan Menjatuhkan

Telur Ayam)

Page 14: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

14 | WARTA STAIN Pamekasan

Kabut putih masih menyelimuti pagi buta yang sangat dingin. Udara dingin dan titik-titik air embun di atas daun seakan mengindahkan pagi ini.

Rasa bimbang dan bingung itu-lah yang saya rasakan saat ini, entah dari sudut mana aku harus mulai cerita ini, jika aku Mulai dari sudut kehidupannku itu gak mungkin, jika di mulai dari sudut doamu itu juga gak mungkin, bimbang dan bingung itulah yang membangunkan se-mangatku dari zona aman yang tak memastikan kehidupanku di masa yang akan datang akan gemilang.

Akhirnya rasa bimbang dan bingung terkikiskan oleh doa Ibu yang membuatku tak takut lagi un-tuk melangkahkan kehidupanku kedalam kehidupan yang penuh dengan perubahan, langkah per-tama aku coba membulatkan ni-atku untuk belajar di bangku kuliah, yang kedua aku coba melangkahkan kakiku ke kamar Ibu dan tak sengaja aku mendengar doa Ibu untukku.

“Ya Allah…. Berikan kesempatan kepada anak hamba untuk melan-jutkan belajarnya di bangku kuliah dan limpahkanlah rahmat-Mu ke-pada keluarga hamba dan hamba tak ingin anak hamba gak sekolah hanya sebab dari perekonomian yang tak memungkinkan”.

Tetesan air mata membulir be-rasa tak sanggup untuk memenuhi keinginanku untuk kuliah. Sejak itu aku terpaksa menghilangkan tekadku agar tak menjadi beban kepada keluargaku, mencoba untuk membicarakan tentang niatku yang dulu kuimpikan kini bukan impi-anku. Impianku akn menjadi sebuah angan.

“Bu, aku ingin cari penghasilan saja!” Kata itu terpaksa aku ucapkan dengan penuh kekecewaan.

“Kenapa kok malah mau cari

penghasilan? kuliah saja biarlah nanti kamu menjadi orang yang baik dan sukses,” puji Ibu.

“Aku tak ingin membebankan ibu dan ayah”

“Jangan pikirkan, kejarlah impi-anmu sampai mimpi itu digapai dengan sempurna”

Setelah kesempatan itu datang, seakan mengajakku dan menyen-tuhnya. keraguan itu muncul dan menghasilkan perang antara batin dan impian yang selama ini aku rangkai dengan perlahan-lahan hingga membentuk sebuah cita-cita. Haruskah aku melanjutkan perihal impian dan mengihklaskan impian yang selama ini aku tanam dari bibitnya? bingung! itu yang aku rasakan. Isi hatiku tercampur aduk oleh keraguan ini.

Pada akhirnya aku siap mem-bulatkan tekadku dan berangkat mendaftarkan diri kesebuah kam-pus dan alhamdulillah lulus. Se-buah tekad yang hampir saja men-cair, berkah doa Ibu, impian itu di depan mata.

“Belajarlah yang giat, doa ibu selalu menyertaimu dan impianmu adalah impianku”tutur kata Ibu yang lembut, membuat aku takingin jauh darinya.

“Ibu, demi sebungkus impian aku rela dalam sendirian,” aku yang tak pernah berpisah dari Ibu, harus rela hidup seorang diri bagaimana pun caranya.

Aku mencoba merangkai sistem-atika apa yang akan aku lakukan selama jenjang kuliahku berjalan, agar impianku selama ini tercapai yaitu dengan mematangkan prinsip.

“Menjadi seorang yang sukses tanpa menjatuhkan orang lain” it-ulah prinsip yang aku bulat kan sebelum aku masuk kuliah hari pertama, saya pun mencoba un-tuk memulai hari pertama kuliah

dengan bismillah, prinsip dan tekad yang bulat.

Aku ingin meraih masa depanku di luar sana! Karena di luar san-alah aku memiliki tempat untuk meraihnya dan mempuyai kesem-patan. Aku memiliki doa ibu yang bisa mengantarkan aku pada impi-anku, impian-impian kecil yang sekarang telah menumpuk menjadi sebuah harapan besar untuk ke-hidupanku di masa depan yaitu ke-hidupan yang aku jalani lebih baik dari hari ini dan hari kemaren. Ter-lalu sombongkah aku? Entahlah…!

Empat tahun kuliah bukanlah waktu yang sebentar, di mana ke-luargaku akan melanjutkan ke-hidupannya setelah aku pergi! mun-gkin aku masih bisa menahan rindu tapi bagaimanakah dengan mereka, hanya dengan doa-doa kecil yang bisa aku berikan kepada keluargaku, karena di sisi lain aku sekarang masih dibenturkan dengan banyak perubahan yang nantinya mem-

Doamu Bingkai KehidupankuOleh : Ach Madani Khairuddin

Cerpen

Setelah kesem-patan itu datang,

seakan menga-jakku dan meny-entuhnya. kera-guan itu muncul

dan menghasilkan perang antara

batin dan impian yang selama ini aku

rangkai dengan perlahan-lahan

hingga membentuk sebuah cita-cita.

Page 15: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 15

buatku terbentuk menjadi seseor-ang yang baik, sukses dan mencapai impianku dan impian ibuku.

Waktu terus berputar, menit demi menit telah berlalu dan mengantarkan aku kepada hal yang lebih baik dari sebelumnya hingga aku ingin cepat-cepat sarjana agar dapat mengabulkan impianku, di dalam waktu yang sangat lama waktu kuliah aku ingin mengisi kekosongan waktu dengan mem-baca agar pengetahuan semakin menambah dan terus mengasah ilmu yang baru. Diiringi doa ibu yang selalu mendoakanku di dalam sholat malamnya agar aku men-jadi orang yang sukses. Mungkin, dulu aku tak pernah tahu tentang suatu pengorbanan seorang Ibu dan sekarang aku menyesal karena tak pernah mendengarkan apa kata ibu, padahal semua yang dilakukan oleh seorang ibu adalah hal yang terbaik buat anaknya dan tidak mungkin seorang ibu akan memberikan con-toh yang tidak baik.

Seandainya waktu bisa aku

putar kembali maka akan aku putar waktu untuk seorang yang paling berharga buatku, tapi itu semua gak mungkin. Sebab, semuanya telah berlalu dengan waktu yang ses-ingkat-singkatnya. Aku menyesal melakukannya. Aku tak tahu Allah akan memaafkan aku atau tidak.

Mengadu nasib kepada sang pen-cipta, memang tidak ada ujungnya. Tapi aku percaya, Allah pasti akan mengindahkan impianku juga Ibu. Entah kapan rentang waktu yang ditentukan. Jika kisah hidupku sep-erti roda, aku akan berusaha semam-puku, memutar roda sehingga kisah hidupku menjadi yang teratas. Dan aku ikat erat roda itu agar tak lagi berputar kearah titik bawah.

Jika tugasku hari ini mencari ilmu, aku berjanji menjadi yang ter-baik. Agar tak ada lagi penyesalan. Aku memang tak punya apa-apa untuk diberikan kepadanya, tapi jika kelak doa Ibu mengantaraku menjadi orang yang beruntunga. Aku akan memenuhi seluruh ke-butuhan Ibu. Apapun itu. Hanya

dengan doa-doa yang bisa aku utarakan kepada tuhan sang pen-cipta untuk memberikan kesabaran kepadanya yang tak pernah lelah mendidik, membimbing dan mend-oakan ku hingga aku sebesar ini dan se dewasa sekarang ini.

Terima kasih Ibu, tanpa doamu aku bukan siapa-siapa di bidik ke-hidupan ini. Maaf, selalu membe-banimu. Biarlah aku pikul bebanmu itu sebagai penembus kesalahanku sehingga Allah mempertamukan kita di Surga.

visu

alhu

nt.c

om

Page 16: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

16 | BINAR Edisi ke-3

Dua sahabat yang tak bisa terpisahkan oleh jarak dan waktu, kebersamaan mereka yang se-jak kecil membuat mereka eng-gan untuk bercerai berai. Mereka menghabiskan waktu untuk selalu bersama. Sedih senang dirasakan bersama, pahit-man-isnya hidup ditelan bersama jua. Namun namanya pertemuan pasti ada perpisahan karena itu adalah bagian dari hidup.

Seperti kehidupan dua sahabat yang suka duka bersama, sa-ling melengkapi antara sebuah kekurangan dalam setiap lob-ang hidupnya. Aisyah dan ayudia adalah dua sahabat yang jalan hidup mereka selalu diselesaikan bersama. Ternyata kebersamaan mereka juga membawa per-asaan yang sama pada satu laki-laki sama-sama mereka sukai. Mozhin, laki-laki yang terkenal kesalihannya, bukan cuma itu, dia adalah guru ngaji di masjid yang berda di kampungnya.

“Ustadz, nanti sore Pak Ustadz diharapkan kehadirannya di rumah Bang Junid” tutur takmir masjid

“Ada apa ya pak kok mengun-dang saya?”tanya Mozhin.

“Ada selamatan untuk mendiy-ang istrinya”, jawabnya dengan menundukkan kepala tanda ket-akdimannya.

Mozhin, mengangguk-ang-gukan kepalanya mungkin dia sudah mengerti kalau dia akan memimpin acara tahlilan. Ju-nid adalah bapak dari Aisyah, gadis tercantik di desa itu. Ke-patuhannya pada agama dan or-ang tuanya itu membuat laki-laki ingin menjadikan dia istri. Tidak sedikit orang yang melamar dia, namun semuanya dia tolak kar-

ena merasa belum siap untuk berkeluarga.

Usai acara tahlilan, Pak Junid memanggil Mozhin dan mem-persilah dia duduk di sofa. Ada banyak cerita yang Pak Junid ceritakan pada Mozhin. Dari yang lucu hingga yang serius. Bahkan Pak Junid menceritakan tentang anaknya yang suka pada Mozhin itu. Mozhin diam sesaat, Pak Ju-nid sampai pada cerita Aisyah karena dalam hatinya dia juga mempunyai rasa pada Aisyah.

“Ustadz, bersediakah Ustadz jika menjadi imam dari anak-ana-

kku, Aisyah?” pertanyaan yang tiba-tiba membuat wajah Mozhin, merah seketika. Tangannya ge-metar, bibirnya kaku dan seakan ada benda yang menarik kata un-tuk di ucapkan pada pak junid.

Hampir dua menit Mozhin diam tak berkata, keringat mu-lai mengguyur di tubuhnya. Mozhin yang menundukkan kepa-lanya tiba-tiba mengangkat dan memandang wajah Aisyah yang juga sedari tadi diam.

“Insyaallah saya siap Pak, untuk menjadi imam dari ukhti Aisyah”, ucapnya yang

Poligami Aku AkhiOleh: K.Z

Cerpen

image.google.com

Page 17: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 17

memekarkan bunga layu dan memberi harum pada bunga yang baru mekar agar bunga yang akan dipetik nanti indah nan wangi.

Aisyah bahagia dengan ke-putusan yang terlontarkan oleh laki-laki yang tak pernah lepas dari kopyah putih itu, tapi Ay-udia harus menerima berita yang menyakitkan hatinya. Dia tersenyum bukan berarti dia ba-hagia tapi karena dia tidak mau sahabatnya itu tahu kalau yang orang yang sudah bersanding di pelaminan itu adalah orang yang juga dia sayang dan dicin-tai. Ucapan selamat dia ucap-kan meski sangat berat dia terima, mutiara itu jatuh dari kelopak matanya tanda ketulusan cintanya pada Mozhin.

Sejak kejadian itu dia jarang ke rumah Aisyah karena dia sadar sahabatnya itu sudah bahagia, su-dah ada yang menemani, tidurnya sudah ada yang menemani. Su-dah ada imam disetiap salat-

nya. Namun perkiraan Ayudia tidak sesuai dengan kenyataan. Selama pernikahan mereka yang berjalan tiga tahun, mereka be-lum di karuniai buah hati. Tidak ada tangisan anak kecil di rumah itu, tidak ada yang meramaikan rumah itu dengan kelucuannya. Aisyah tidak bisa mempunyai se-orang anak, dia gadis yang mandul tidak bisa memberikan keturunan pada Mozhin. Doanya dipan-jatkan di setiap waktu, namun Allah berkehendak lain. Mozhin menerima apa yang sudah men-jadi takdirnya, tapi Aisyah yang menjalaninya sangat berat men-erima kenyataan itu.

“Akhi, maafkan ukhti karena tidak bisa memberikan akhi se-orang anak”, ujar Aisyah sem-bari mencium punggung tangan suaminya.

“Sudahlah ukhti, suatu saat Allah akan memberikan kita anak, mungkin belum waktunya. Jadi bersabarlah”. Timpal Mozhin,

mencoba menenangkan hati is-trinya yang mulai rapuh.

“Akhi, bolehkah ukhti meminta sesuatu?” tutur Aisyah memegang erat tangan Mozhin.

“Silahkan ukhti, akhi janji akan menuruti permintaan ukhti” jawabnya menyanggupi.

Aisyah melepaskan semua le-lahnya, melepaskan nafas pan-jang serasa mengeluarkan beban hidup yang menjadi bumbu pahit hidupnya. Dia tidak tahu, apa ini keputusan yang terbaik atau tidak, tapi dia sebagai istri ingin sekali membahagiakan suaminya dengan seorang anak di rumah ini.

“Apakah akhi mau menikah lagi demi ukhti?”pertanyaan yang keluar dari Aisyah.

“Apa?, ukhti bicara apa. Tidak mungkin akhi menikah lagi hanya karena ukhti tidak bisa mem-berikan akhi keturunan” jawabnya reflek, melepaskan genggaman tangan yang sedari tadi berada di genggaman tangan Aisyah. Suasana sunyi, hanya isak tangis Aisyah yang mulai menjadi. Su-dah tidak ada kalimat yang keluar dari Mozhin dan Aisyah. Mozhin berada di bilik jendela kamarnya dengan tanya yang masih ter-jawab. Sedang tangis Aisyah mulai terdengar oleh Mozhin. Mozhin menghampiri Aisyah dan menghapus air matanya dengan kedua tangannya.

“Ukhti, akhi sayang ukhti apa adanya ukhti sekarang, akhi per-caya kita pasti mempunyai anak. Jangan sedih lagi dan jangan paksa akhi untuk menikah lagi karena akhi takut jika nantinya ukhti akan ada hati yang ter-sakiti”. Mencoba menenangkan hatinya.

Pagi, siang dan malam su-dah tidak seperti yang biasanya. Mereka saling diam tidak sep-erti hari kemaren. Sekarang wa-jahnya sudah mulai pucat, tidak ada senyum yang Mozhin lihat seharian penuh. Dua hari sampai tiga hari suasana itu tetap seperti yang kemaren. Bukan cuma itu, Aisyah lemah dan sakit terbaring di ranjang pengantinnya bersama

Page 18: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

18 | BINAR Edisi ke-3

Mozhin. Mozhin yang melihat-nya sudah tidak tega melihat tu-buhnya yang semakin mengurus.

“Ukhti kenapa, maafkan akhi bukan maksud akhi tidak mau menuruti permintaan ukhti, akhi cuma takut nanti akhi akan sakit hati”, ucap Mozhin sembari mengecup kening istrinya. Namun Aisya mengalihkan pandan-gannya dan tidak mendengarkan perkataan Mozhim.

“Akhi akan menuruti per-mintaan ukhti, tapi ukhi yang harus mencarikan calonnya untuk akhi”, menyanggupi. Aisyah kem-bali membalikkan pandangannya dan melempar senyum yang su-dah tiga hari hilang. Aisyah me-megang tangan Mozhin dan kem-bali Mozhin mencium kening Aisyah dengan mesra.

Pagi-pagi buta Aisyah pergi ke rumah sahabatnya yang juga mencintai suaminya itu. akan ada cerita baru yang akan di buat oleh Aisyah akan ada bahasa lain yang akan tertuang. Aisyah masuk tanpa mengetuk pintu rumah Ay-udia karena sudah biasa bagi dua sahabat itu keluar masuk rumah sahabatnya. Mereka mengang-gap rumah sahabatnya adalah rumahya sendiri saking mereka karibnya.

“Aisyah, kok kamu gak bil-ang-bilang mau kesini. Kamu sama siapa?” Tanya Ayudia dengan kejutan yang di buat un-tuk sahabatnya itu. Mereka saling pelukan untuk melepas rindunya. Mereka saling melempar senyum tanda kebahagiaan.

Ada canda, ada tawa dan senyum di pagi itu. mereka sa-ling bertukar cerita namun sam-pai pada cerita Aisyah mereka sudah tidak saling melempar senyum yang ada saat itu han-yalah haru duka. Aisyah mencer-itakan semuanya pada Ayudia. Dia mengatakan kalau dirinya tidak bisa mempunyai anak. Ayu-dia sangat mengerti dengan suas-ana saat itu. Ayudia merangkul

kesedihan sahabatnya itu dan menghapus air mata yang setiap kali jatuh dari kelopak matanya. Aisyah mengangkat kepalanya dari bahu sahabatnya.

“Ayu, bolehkah aku meminta satu permintaan kepada-mu?”Tanya Aisyah sambil menghapus sisa-sisa air matanya.

“Katakanlah sahabatku, jika aku mampu, aku akan menuru-tinya” jawabnya sambil membuka senyum. Aisyah memegang tan-gan Ayudia dan memandangnya lekat.

“Ayu, bersediakah kamu men-jadi istri dari suamiku?”, pertan-yaan yang membuat Ayudia diam seribu bahasa sedang yang mem-berikan Tanya itu bahagia dan tersenyum. Ayudia diam tidak tau apa yang akan dia jawab. Dia tidak ingin menyakiti perasaan sahabatnya. Dia tau kalau nanti akan ada yang sakit hati dan mun-gkin itu adalah Aisyah. Dia tidak mau sahabatnya itu menderita. Namun Aisyah tetap memaksa Ayudia untuk menjadi istri kedua dari suaminya. Melihat Aisyah yang sudah sangat mengharap dirinya untuk memberikan ketur-unan pada suami yang sungguh di cintanya.

“Sahabatku, jika suamimu nanti menikah denganku. Apa kamu tidak takut kalau cintanya akan terbagi kepadaku” tuturnya.

“Itu sudah resiko yang harus aku terima, sahabat” tanggapnya lembut.

“Aisyah, aku mau menjadi istri kedua suamimu bukan karena aku mencintainya. Namun karena aku menyayangimu sebagai sahabat dunia akhiratku”, ujarnya dengan memeluk erat Aisyah.

Senyum mereka kembali ter-lihat sangat indah. Canda dan tawanya kembali terdengar. Mereka akan bukan hanya men-jadi sahabat. Mereka akan men-jadi keluarga yang bahagia.

Pernikahan Ayudia dan Mozhin berlansung satu minggu setelah Aisyah mendatangi rumah Ay-udia. Resepsi pernikahan yang berlansung satu hari itu berjalan dengan baik. Aisyah mengantar Ayudia ke kamar pengantin yang di dalamnya sudah ada suaminya. Meski sangat berat menerima kalau suaminya sekarang sudah bukan hanya miliknya tapi juga milik sahabatnya.

Satu tahun dari pernikahan Ay-udia dan Mozhin berjalan mereka di karunia seorang putra yang tampan dan sangat manis. Aisyah ikut bahagia dan menggendong bayi itu selaksa anaknya sendiri. Mereka hidup rukun tanpa ada yang merasa tersakiti.

Pamekasan, 03 Juli 2018

Hampir dua menit Mozhin diam tak berkata, keringat mulai mengguyur

di tubuhnya. Mozhin yang

menundukkan kepalanya tiba-tiba

mengangkat dan memandang wajah Aisyah yang juga sedari tadi diam.

“Cerpen

Page 19: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 19

KITAOleh: Febiey

Seketika tumpah mengalir jernihKetika pagi masih beliaKetika mentari perlahan menampar bumiDi balik awan beriring camar terbangSepucuk surat jatuh bertuju akuKalimat perkalimat.Bait perbaitTiada kutemui suka,Hanya berita tentang ia dan sandiwaraEnggan bisa bertanya, sekejam itu ia mencipta lukaLantas untuk apa ini semuaUntuk apa kata KITA dalam aku dan kamu?Jika hanya dusta yang kau acap bacakan?Cercaku mengutuk pijak yg beku,Perlahan kucipta jejakAku pamit, duhai kau yg kusebut kasi-hku.Dahulu;

Maafkan aku, GuruOleh: Efa Setiawati

Alif- Bata yang kau ajarkanDengan berbilin-bilin keringat di pucuk bibirmuTetap tertancap, mengkibar di sabana kera-guankuSehingga kau menjadi kompas di rimba-rimba belukarLangkahku tuk menapaki sirat yang telah kau tuntunDari kesandung hingga kepelesetTetap berkibas di atas gugus awanHarapan mendesir di antara penghelatan nadi-nadi kosongMenggelanyut dalam rintik hujanMenabur dahaga di pelukan bunga-bungaMaafkan aku GuruAku telah semena-mena menginjak-nginjak tengkukmuAku telah menjelma badai garam sebelum pantaiMenjadi cadas di jantung-jantung pasirmuTapi, aku akan membawakanmu telagaTak henti bernyanyiMenyemerbak mawar, melati, cempaka, seroja dan bunga-bunga mata tak dikataSebagai Wahdatul Wujud janji SohehJangan kau tangisMaafkan aku GuruKau, rindu di hatiku

Puisi

Page 20: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

20 | BINAR Edisi ke-3

Page 21: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 21

GALERI BINAR

Page 22: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

22 | BINAR Edisi ke-3

Datangnya Pelukan AnginOleh: Mila

Kudengar tangisan embun berbisik mend-eru bumiMelambaikan ikatan daun berdesir kencang tersiul anginApabila kuhirup angin bergurau kurasakan indah dawai buluAroma menjelma teramat sudah selesai ke-bahagiaan hidup ituWaktunya bintang gemintang tak nampak pancawarnaMalam itu awan gelap tapi pancarannya be-gitu menyengatMenyejuk lubuk nahkoda pembuka hawaLantaran dia kunang-kunang biru penikmat jiwaBulanku……Apabila sinarmu tak menyalaMaka kuhidupkan lilin-lilin putihYang nantinya akan mengganti gelap gulit-amuMenuai bayang-bayang hitam petangKalau nanti habis gelapKukibarkan bendera tuhan atas tanda kiamat kecil-kecilanUntuk kugores cakrawala setan

Pandang BisuOleh: Nur Hasanah

Benang basah tertumpah minyakNyamuk tak mati gatal tak lepasMiskin, restu tak layakMeski cinta telah didapat

Air wajah menjadi cerminMalam tak dapat pandangBisu tak tembus angan

Dalam hening, rasa merinduMalam tak mampu kumengertiTiada bintang membuka bibir iniMendung mengalir menyusuri hati

Tiada henti tak dapat matiTiada lagi yang percayaCacing hendak menjadi naga

Dalam dapur yang tak berasapHanya dapat beroleh sesakHati hanya dapat merela

Ketika tahta tak mampu menyalaMakan hati berulam rasaSedang hati masih mencinta

Puisi

Page 23: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 23

Akantah Pereng BelleOleh :Novita

E bhakto dhika lebetAteh arassa tagharjetMonggu engak da’ janji-janjiSe perna ekarembhakBila ban areh padheng ka dhikaSamangken ghun akareh bajenganPajjhar laghu mon nyonarBu tombuen ampon analarEbhakto dika asandheng oreng laenAteh lokah tak asowarahTa’ koat rassanah mandhengArassah ateh etancep dhuri keng tak adere.

PAHLAWANOleh :Hayyi

Membawa otak berisi peluruMemagari dinding retak termakan babi liarMembawa obor siap membakarDitengah-tengah ledakanSegenggam peluru kau tembakan Ribuan nyawa telah terkapar Benteng telah kau porak-porandakan Namun...Kami datang membawa seribu otak me-lumpuhkanWalaupun,dengan kekosonganBenderaku akan berkibarMembakar seluruh akar-akarmuPemberontak!!!17 agustus, itulah tanggal dan bulannyaSaat tentaramu telah botak tanpa nyawaMimpi kami telah berkobarBendera telah terbangWalaupun,ribuan melati harus tumbang Akar mereka akan tertanamDan teruskan kami siramSelamat jalan Oh pahlawan...

Page 24: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

24 | BINAR Edisi ke-3

Sebagai buah karya Alberth Endah yang berjudul Cahaya di Penjuru Hati dengan memberikan kehangatan tentang perasaan, yang akan membawa pembaca berangan bagaimana tentang cinta, dan jalan hidup yang lebih baik sehingga memberikan tonggak kemudi dalam menegakkan jalan hidup melalui dengan arah keyakinan. Tak hanya mengenai perasaan batin yang bisa direnungkan dalam karya fiksi ini, melainkan pembaca juga akan dibuai dalam kehidupan yang amat dalam pertimbangan konsep kehidupan yang diciptakan Tuhan dengan sebaik-baik mun-gkin.

Tergambar dalam awalan karya ini yang menyajikan sajian ke-hidupan yang amat melelahkan hingga bagaimana bisa bertahan melalui konsep hidup yang sudah ada.

Syarat untuk menjadi berani adalah kebenaran. bila kau benar, dunia akan takluk akan keben-aranmu. Tapi jangan coba-coba mempertahankan kebenaranmu jika kau jelas salah.(hlm. 55).

Benih keberanian tertanam dalam setiap diri manusia, hingga tumbuh dan berkembang. Kebera-nian tidak terlepas dari kebenaran akan semua hal, baik yang dilak-ukan dalam perjalanan hidup yang meredup hingga membuat hati menjadi gugup.

Kebenaran memiliki peran yang

komplit dalam menumbuhkan keberanian hingga menjadikan perisai bagi diri sendiri yang tak tersentuh akan keraguan. Melainkan sebaliknya, terka-dang kebenaran akan terkucilkan dengan keegoisan semata dan membuat semuanya serba salah serta membuat hati menjadi lelah.

Tuhan telah mengajarkan bagaimna menapak dalam setiap kebenaran bukan kesalahan yang akan membuat semuanya menjadi sebuah penyesalan.

Tuhan memberikan ujian-ujian, tapi ia juga memberikan jalan keluar dalam bentuk pembelajaran yang sangat penting. (hlm. 171).

Dunia ini tidak akan terlepas dari ujian-ujian yang siap untuk menggoyahkan siapapun dan dimanapun. Lantas dari ujian sendiri manusia akan belajar ber-usaha mencapai kesadaran bahwa dunia ini tak ada hal mulus seperti lintasan yang mulus. Melainkan setiap kesuksesan dan keberhasi-lah akan dicapai dalam perjalanan yang penuh dengan rintangan dan ujian.

Dalam hidup ini, Tuhan mem-berikan ujian dan rintangang juga tidak akan lupa jalan keluar sesuai dengan kemampuan ummatnya, dengan memberikan jalan menye-lesaikan dalam hikmah kesadaran dan pembelajaran penting akan hidup ini.

Sekolah kehidupanku telah

mengajarkan dengan jelas bahwa selalu ada pesan tuhan di setiap hal yang terjadi di hidup kita. Tidak lain semua itu untuk mendewa-sakan, menambah kekuatan, dan menyadarkan. (hlm. 182).

Dalam menghadapi semua hal di dunia yang telah dikonsep Tuhan dengan berbagai keanugra-han akan terselip berbagai hikmah-hikmah kehidupan untuk manusia. Bagaimana manusia bisa belajar dan memahami akan hikmat itu sendiri. Dengan tujuan tak hanya membuat manusia selalu bersy-ukur, melainkan dari hikmat itu tuhan mengajarkan manusia akan mendewasakan ummatnya, serta menguatkan keimanan ummatnya.

Semua kenikmatan yang di berikan-Nya begitu indah dengan

Substansi KehidupanJudul Buku : Cahaya di Penjuru HatiPenulis : Alberth EndahCetakan : I, 2017Penerbit : C.V Andi OffsetISBN : 978-979-29-6602-2Tebal : x + 438 HalamanPeresensi : Ach Suwaidi (Kelas A Tadris Bahasa Indonesia Angkatan 2016)

Resensi

Tuhan telah menga-jarkan bagaimna menapak dalam

setiap kebenaran bukan kesalahan yang akan mem-buat semuanya menjadi sebuah

penyesalan.

Page 25: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 25

caya yang begitu mudah, hingga semua men-jadi bongkahan faidah.

Tuhan bisa mengalirkan pesan lewat setiap peristiwa yang terjadi di hidup ini, batin kita, dan apa yang terjadi pada orang lain. (hlm. 251).

Terkadang semua faidah yang kita dapatkan dari berbagai kenikmatan Tuhan yang di berikan. Ada pesan yang di berikan Tuhan akan ummatnya lewat semua peristiwa yang su-dah dijalani selama hidup ini, baik secara langsung dan tidak langsung.

Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan mem-

berikan suatu jalan yang sesat bagi um-mat-Nya, apalagi mengenai

keraguan batin akan pasangan yang mereka ragukan. Semua hati mudah tergoyah hingga memer-lukan sebuah hidayah yang tak akan membuat hati menjadi payah.

Aku belajar melihat kenan-gan bukan sebagai sesuatu yang menyakitkan. Aku telah bisa men-cerna kenangan sebagai sumber hikmah kehidupan. (hlm. 424).

Tidak semua kejadian yang berlalu atau kenangan harus dilupakan sebagai suatu hal yang menjijiknan. Terkadang kenan-gan akan memberikan pelajaran akan bagaimana bertahan dan menguatkan serta menyadarkan. Apa lagi mengenai kenangan yang berawal dari aroma indah hingga aroma itu saat ini lenyap tanpa menghinggap kembali.

Makna kehidupan ini memer-lukan pembelajaran dari kenan-gan yang sudah terjadi hingga membuat manusia belajar bah-wasaanya tidak semua kenangan harus dibenci, melainkan untuk dimengerti dan dipahami.

Kehidupan sulit memang harus dikenal supaya kita tau bagaimana makna akan perjuangan, hingga semuanya tidak menjadi sebuah angan-angan.

Resensi

Redaksi menerima tulisan resensi dari civitas akademika IAIN Madura. Kirim resensi ke: [email protected]

Page 26: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

26 | BINAR Edisi ke-3

Pada era globalisasi modern kita sebagai pemuda sudah ditun-tut untuk mandiri dalam berkreasi mengisi impian yang belum per-nah bisa diwujudkan menjadi cita-cita yang abadi. Berbagai hal sudah dilakukan untuk mengasah sebuah kemampuan yang dimiliki meski tak bertepi jangan pernah mundur untuk melakukan kegiatan atau rutinitas yang kita lakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan kita. Karena seseorang bisa dikatakan mati ketika dimasa hidupnya eng-gang untuk mencoba menuai as-pirasinya di atas kertas yang masih bersih tak beroret. Orang dikatakan

hidup meski sudah mati karena dia semasa hidupnya mencoba untuk mengasah dirinya untuk berbeda dengan orang lain.

Tatkala kita selalu berpikir mengapa orang hebat yang sudah mati masih dikenang selalu bahkan dia terasa masih ada didunia alasannya semasa hidupnya. Dia sudah mulai berani untuk men-coba mengotori kertas putih yang masih suci untuk menuangkan isi ideologinya melalui tinta walaupun sejenak. Kebanyakan dari mereka orang-orang yang sudah mati tapi, masih dianggap hidup karena semasa hidupnya mereka sudah

Hidup Tanpa Literasi Kurang Berarti

Essai

Oleh : Rosul_Md (Kelas A/IV)

Page 27: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 27

menciptakan karyanya yang abadi. Yang semasa hidupnya sudah di publikasikan berbentuk buku, cer-pen, puisi, dan berbagai karya ilmiah lainnya.

Pertama setelah ditulus-uri kebanyakan orang-orang yang hebat dan masih dianggap dan selalu dianggap ada walaupun mereka sudah tiada adalah mereka yang mau mengubah/mengelu-arkan potensi dari dalam diri se-hingga, terciptanya karya yang abadi. Sebagai generasi pemuda kedepannya jangan sampai kita terjebak dalam sensasi yang pada dasarnya hanya akan mengantarkan kita keegoisan diri. Apakah hari ini diri kita sudah berarti? Kita ketika dihadapkan dengan pertanyaan yang demikian mungkin elustrasi dan sensasi yang dikedepankan pada sok tau menjawab. Sebelum kita menjawab hal yang demikian sudahkah kita memikirkan diri kita sendiri? Seberapa seringkah kita berpikir dalam kegagalan yang kita miliki dalam semua hal? Ketika kita sudah berpikir kesana mulai dahulu berarti kita sudah menjawab per-tanyaan yang sudah tertuliskan.

Orang literasi itu pertama harus berangkat dari kemauan, hidup itu jangan berkaca pada orang yang sudah berdasi tapi, berkacalah pada setiap langkah yang kita lewati. Kalau kita hidup berkaca pada orang yang berdasi maka, kita akan rugi dalam berpo-

tensi mengapa demikian? Secara analogi kita menjadi orang dewasa orang besar itu butuh proses yang berdemensi dari kecukupan nu-trisi bukan pas langsung jadi or-ang yang sempurna berjalan tanpa henti ketika sudah tahu bagaimana caranya berjalan tapi semuanya itu melalui tahapan-tahapan yang su-dah ditata untuk dilewati sebagai jalan pondasi. Sehingga, pada za-man kenabian Al-Qur’an dibukukan melalui oretan pena dan ditu-angkan pada tempat yang memang layak dijadikan tetesan tinta. Dan diperkuat dengan sebuah hadist bahwa “belajar tanpa ditulis susah untuk mengingat kembali ketika hafalan atau ilmu yang kita pelajari itu lupa beda halnya dengan orang yang belajar menghafal sambil di tulis diatas kertas putih yang ketika lupa mudah mengingatnya kembali dengan cara melihat kembali pela-jaran yang sudah diajari”.

Oleh sebab itu, hidup kita akan abadi di dunia atau sam-pai akhirat nanti karena kebaikan atau karya yang sudah kita berikan sebagai tanda sumbangsi ideo-logi pemuda yang pada hari ini pemuda dikatakan sebagai penerus bangsa yang harus mengabdikan diri padamu negeri. Jangan per-nah mengatakan kalau kita sudah berbakti kalau semua yang kita lak-ukan masih tak berarti kepada or-ang lain kehidupan ini tak semudah seperti apa yang kita pikirkan mun-

gkin kita selalu berpikir semua hal itu mudah untuk dijalani kalau kita berpikiran demikian berarti kita sudah gagal menjalani kehidupan. Mengapa bisa demikan?Alasan yang pertama mungkin kita tau hari ini adalah realita yang harus kita jalani walaupun dengan rasa yang pas-pasan.

Tetapi, pada hari esok apakah kita bisa jamin kalau hari esok rezeki kita akan sama dengan hari ini? Tidak ada yang tau maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus generasi kedepannya jan-gan selalu mengabaikan nasehat bagi diri yang di sumbangsikan oleh orang lain kepada kita jangan sampai karena dari hal yang seperti itu (nasehat) akan membuat hidup kita lebih berarti kedepannya. Jan-gan pernah kita tertawa ketika kita tidak ada yang menasehati, tidak ada yang menegur, karena, pada saat itu juga diri kita dikhawatirkan diri kita sedang di benci. Jangan sampai melewati nasehat yang di berikan oleh orang lain. Jangan kita agresif pada setiap bait-bait nase-hat orang lain yang di suguhkan kepada kita bahwa itu tidak baik tapi, beranggapanlah positif kar-ena setiap manusia itu mempunyai kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam diri insan yang masih tak sempurna. Maka, sebagai penerus bangsa jangan sampai melenyap-kan potensi diri agar diri kita bisa berarti dalam dunia literasi.

Essai

Page 28: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

28 | BINAR Edisi ke-3

Revolusi LiterasiDisaat keadaan yang semakin modern dan serba teknologi,

dunia literasi semakin terasinggi. Miris dan ter-iris melihat keadaan yang semakin sulit, akan kesadaran dalam pentingnya menulis dan membaca sekaligus ber karya. Hingga kita meli-hat dan menjadi saksi akan pesona teknologi dan kemajuan za-man yang mengalahkan minat dan kesadaran anak-anak bangsa yang belum terasa.

Dalam bayang yang menghayal, terselip rasa gelisah dan resah dan membuat keadaan yang perlu kita rubah meski semuanya terasa susah. Keadaan di saat sekarang tak hanya membuat minat menulis dan membaca menjadi kurang dan jarang, melainkan juga membuat kemauan dan kesadaran akan menulis dan membaca semakin menipis seperti bongkahan batu yang semakin terkikis.

Kadangkala kita ter tipu akan perubahan teknologi yang semakin instan dan serba cepat, hingga kemampuan membaca dan menulis semakin lambat sekaligus tak kunjung mengem-bang.

Terkadang kegiatan literasi kalah dengan kegiatan pergaulan di jaman ini, mereka lebih sibuk berkumpul dengan teman dan kawan dalam kontek yang hanya mementingkan kesenangan diri, hingga lupa akan jati diri. Peran teknologi dan keadaan di saat ini sangat mencengangkan, mereka lebih sering melu-angkan separuh waktunya dalam kesehari mereka dalam dunia sosial media ketimbang kegiatan literasi yang hanya membu-tuhkan waktu beberapa menit dalam sehari.

Keadaan seperti ini terus berkembang dan menular ke semua kalangan dengan tidak memandang bulu, antar siapa dan ber-latar belakang dari mana. Semua terhipnotis akan kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi pada saat ini. Dengan fakta anak didik lebih suka berimajinasi dalam dunia sosial media ketimbang mengenal dunia literasi yang memerlukan generasi.

Kementian Komunikasi Dan Informasi Republik Indonesia menyatakan dalam survei yang dimuat November 2017 menye-butkan 75% (47,250 orang ) pengguna sosial media di indonesi di miliki oleh kalangan remaja dan anak dibawah umur. Ini menjadi gambaran betapa besarnya pengaruh teknologi akan kehidupan anak dan kepribadian anak. Sehingga membuat re-maja saat ini dan anak lebih suka menjalani hidup dengan so-sial media ketimbang dengan dunia literasi.

Dilain sisi survei yang dilakukan Studi Most Littered Na-tion In The World 2016 menyatakan bahwa saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, dan minat baca Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 Negara. Ini menunjukkan bahwasannya kita sebagai penduduk negri perlu merasa miris akan keadaan yang semankin memprihatinkan ini. Bagaiman kita sebagai rakyat Indonesia yang merupakan Negara dengan penduduk terbanyak no 4 di Dunia bisa menduduki ringking 60 dari 61 Negara dalam minat membaca, ini sangat tidak se-banding dengan kenyataan yang ada dengan berbagai fafta yang berkata.

Artikel

Oleh :Ach SuwaidiKelas A

Tadris Bahasa Indonesia Angkatan 2016

bersambung ke hal. 30 ...

Page 29: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 29

Indonesia gemah ripah loh jinawe, negara berkembang dengan 17.503 pulau yang menyebar dari Sabang sam-pai Merauke, negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah. Negeri dimana minyak bumi, emas, batubara dimana-mana, namun kemudian menjadi ironi saat data tentang kemiskinan, pengangguran, gizi buruk hingga rusaknya moral dan lingkungan masih menghantui negeri zamrud khatulistiwa ini.

Menurut The Social and Economic Impact of Illiteracy (UNESCO, 2011), negara yang memiliki rendah nilai liter-asinya akan mempengaruhi kesadaran tentang ekonomi, kesehatan, kehidupan sosial dan lingkungan. Hal ini jelas sebanding dengan kondisi Indonesia yang masih tercatat dengan nilai literasi yang sangat rendah.

Tingkat literasi Indonesia menurut Central Connecticut State University (CCSU) AS tahun 2016 dimata dunia ada-lah 60 dari 61. Indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001 menurut UNESCO, sehingga bisa dikatakan bahwa dari 1000 penduduk Indonesia hanya ada satu yang minat membaca. Masyarakat di Indonesia rata-rata membaca nol sampai satu buku pertahun, beda dengan USA yang membaca sepuluh sampai duapuluh buku pertahunnya atau Jepang yang mem-baca sepuluh sampai limabelas buku pertahun. Dan terahir menurut majalah Oase edisi April 2014, produksi buku di indonesia mencapai 18.000 judul buku pertahun, ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Jepang yang memproduksi sampai 40.000 judul buku pertahunnya.

Literasi Generasi MilinealGenerasi milineal adalah generasi yang lahir antara

tahun 1980 sampai tahun 2000, mereka adalah generasi yang lahir saat televisi sudah berwarna, internet, gawai dan teknologi lainnya sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi dan sebagai dampaknya mereka mudah dalam hal beradaptasi. Kemajuan tersebut tentu juga berpengaruh terhadap budaya literasi mereka. Bergeraknya teknologi yang semakin hari semakin kompleks ditakutkan akan menjadi boomerang tersendiri bagi budaya literasi generasi milineal ini, bahkan tak perlu data sep-erti di atas dewasa ini berapa banyak generasi yang berusia sekitar limabelas sampai tigapuluh tahunan yang lebih ban-yak menghabiskan waktunya untuk bermain Mobile Legend atau sekedar internetan dibandingkan dengan membaca buku diwaktu senggangnya.

Era milineal dengan karakteristiknya yang serba akrab dengan perangkat digital menjadikan generasinya sebagai generasi yang memiliki sikap seraba instan, termasuk dalam hal mencari informasi. Mereka cenderung melakukan pe-

Budaya Literasi Indonesia di Era Millineal

Kependidikan

Oleh: Raudlatul Jannah

Page 30: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

30 | BINAR Edisi ke-3

Kependidikan

mindaian untuk menemukan informasi atau data yang mereka butuhkan, mereka bisa dengan mudah menemukan inti informasi yang diinginkan kemudian selesai, tanpa mem-baca informasi-informasi tam-bahan yang justru bisa mem-perkaya pengetahuan mereka. Pergeseran budaya literasi ini dapat kita lihat dalam realita yang ada, saat generasi milin-eal menjadikan medsos (media sosial) sebagai belahan jiwa, mereka lebih sering membaca tapi membaca status-status yang cenderung kurang ber-mutu dan tidak ada rujukannya dari buku-buku yang jelas rujukannya, mereka sering menulis tapi menulis status yang sekenanya dan cenderung tanpa bobot ilmiah.

Lebih ironinya lagi, rendahnya literasi yang terjadi juga berbanding lurus dengan angka buta huruf. Bahkan di era yang teknologi dan informas-inya semakin masif ternyata tidak mampu membawa negeri ini lepas dari prahara buta huruf. Maka tak ayal jika pusat data dan statistik kemendikbud tahun 2015 menyebutkan, an-

gka buta huruf di Indonesia masih sangat tinggi yang jum-lahnya mencapai 5.984.075 orang yang tersebar di enam Provinsi Indonesia. Jawa Timur 1.258.184 orang, Jawa Tengah 943.683 orang, Jawa Barat 604.683 orang, Papua 584.441 orang, Sulawesi Selatan 375.221 orang, Nusa Tenggara Barat 315.258 orang.

Permasalahan ini adalah PR bersama yang harus segera diselesaikan, setidaknya oleh beberapa elemen yang ada harus saling bersinergi aktif. Pertama, orang tua dan ke-luarga sebagai lembaga pen-didikan yang pertama harus berperan aktif dalam menum-buhkan minat baca tulis sejak dini, mereka harus mendorong putra-putrinya untuk membaca buku dan menanamkan pema-haman pentingnya bacaan, selain itu lingkungan sekolah harus membudayakan mem-baca sebagai gaya hidup para siswa dan guru tentunya harus menjadi teladan bagi para sis-wanya.

Kedua, di jajaran elit pe-merintahan juga harus mulai melirik ke bawah, telah ter-

jadi kekurangan pasokan buku di berbagai daerah di pelo-sok negeri ini. Perpustakaan harus dioptimalkan agar ter-cipta kesempatan membaca dan tidak kalah pentingnya obralkan lebih banyak buku dari pada kuota internet, sub-sidikan pembelian buku agar masyarakat mudah memiliki buku.

Ketiga, pengharagaan ter-hadap karya tulis. Negeri ini harus belajar menghargai karya tulis dan sepatutnya diberikan tempat khusus bagi para pen-ulis. Sehingga tercipta iklim hangat dalam dunia kepen-ulisan Indonesia.

Akhirnya, diharapkan adanya angin segar perubahan bagi budaya literasi Indonesia di era milineum ini. Setidaknya pembangkitan kembali geliat literasi di awal kemerdekaan Indonesia yang dipelopori oleh para founding leaders. Hatta dengan “Alam Pikiran Yunani -nya”, Sjahrir dengan “Perdjoe-angan kita -nya”, Tan Malaka dengan “Madilog-nya”, dan Soekarno dengan “Dibawah Bendera Revolusi-nya”.Wa Al-lahu A’lamu!!

Apa yang salah dengan Negara ini? Apa yang perlu dibenahi? Apakah mereka terasa nyaman dengan keadaan ini? Minat membaca dan menulis sudah dianggap tidak penting lagi kah?. Semuanya itu ada pada kesadaran masing-masing, dalam setiap individu maupun secara kelompok. Tak hanya dalam kesadaran setiap masyarakatnya, melainkan kesadaran pendidik beserta pemirintah, ba-gaimana Negara kita tidak semiris saat ini.

Bagaimana kita bisa mau dikatakan Negara maju ketika kita sebagai pendu-duk negri tidak mempunyai kesadaran akan

pentingnya literasi bagi kemajuan negeri. Semua hal perlu keterampilan membaca dan menulis dari membaca dan menulis kita bisa mengetahui semua hal dan bisa memahami semua hal. Baik ingin memajukan negeri dengan literasi juga memerlukan kegiatan membaca dan menulis.

Semua akan berubah menjadi lebih baik jika ada rasa kepedulian yang kukuh dalam diri untuk bertindak dan merubah keadaan yang kata orng hanyalah hayalan. Sebaliknya tidak akan ada perubahan yang berubah jika semuanya tidak mau mengubah.

sambungan dari hal. 28 ...

Page 31: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 31

Budaya literasi pada mahasiswa atau siswa yang berada dalam nuansa generasi milenial menampakkan dua gejala, yakni gejala keengganan dan ketidaksukaan. Gejala keengganan mengarah kepada ketidakantusiasan siswa dalam membaca buku ataupun menulis. Jika gejala keengganan tersebut terus dibiarkan begitu saja, nantinya akan berdampak pada kelumpuhan pengetahuan. Buku adalah jendela dunia, karena itu, siapa yang suka dan gemar membaca buku, maka pasti pengetahuan yang dimiliki sangat luas, itulah generasi yang diimpikan bangsa kita.

Tapi sayangnya hal tersebut berbanding dengan kenyataan yang ada saat ini. Generasi milenial mayoritas jauh lebih suka me-mainkan gawai dan membaca pesan-pesan yang ada dalam media sosial. Oleh karena itu gejala tersebut harus segera diatasi agar kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya literasi kembali pada diri masing-masing mahasiswa atau siswa. Untuk menumbuhkan kecintaan pada membaca buku, guru dalam konteks ini dapat mem-berikan sugesti sebagai salah satu upaya termudah karena sugesti langsung menyentuh kejiwaan anak, menciptakan pola pikir dan pola tindak ke masa depan.

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan literasi (membaca dan menulis) masyarakatnya. Selama ini literasi be-lum membudaya dalam masyarakat Indonesia. Karena itu literasi harus dijadikan kebutuhan hidup dan budaya di seluruh Nusantara. Perilaku masyarakat, terutama dalam dunia pendidikan harus diupayakan untuk berubah dari budaya tidak suka membaca men-jadi masyarakat membaca (reading society). Menurut Gleen Doman, membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan mem-baca.

Proses globalisasi menyebabkan pesatnya perkembangan tekno-logi yang telah menggiring masyarakat menggunakan berbagai fa-silitas teknologi, seperti ponsel pintar (smartphone) atau perangkat canggih lainnya yang terkadang tidak digunakan secara bijaksana. Generasi bangsa telah larut dalam aktivitas bermain game, euforia media sosial dan penggunaan fasilitas internet lainnya yang terka-dang lebih dominan sisi negatifnya.

Salah satu fenomena penting proses globalisasi tersebut juga telah melahirkan generasi gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi milenial. Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan, sehingga generasi gadget dimak-sudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya selalu bersing-gungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur teknologi informasi. Jadi seolah-olah berbagai peralatan tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Seolah-olah berbagai alat high-technology telah menjadi bagian penting dalam kehidupannya Gaya hidup generasi milenial yang cenderung hedonis terutama di kota-kota besar juga sudah menjadi rahasia umum, mereka memiliki cara tersendiri untuk meluapkan ekspresi mereka, dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari hiburan

Sugesti Sebagai Penguatan Nilai Optimisme Dalam Membangun Budaya Literasi

Pada Generasi Milenial

Suara Dosen

Oleh: Hesty Kusumawati

Page 32: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

32 | BINAR Edisi ke-3

dan teknologi terutama internet.Menurut Severin dan Tank-

ard, sejumlah penelitian tentang dampak dan pemanfaatan in-ternet menunjukkan bahwa in-ternet menjadi sumber utama untuk belajar tentang apa yang sedang terjadi di dunia seperti untuk hiburan, bergembira, re-laksasi, untuk melupakan mas-alah, menghilangkan kesepian, untuk mengisi waktu sebagai ke-biasaan dan melakukan sesuatu dengan teman atau keluarga. Padahal jauh sebelum adanya in-ternet, sebuah buku juga sumber utama untuk belajar tentang apa yang sedang atau sudah terjadi di dunia, untuk hiburan, bergem-bira, relaksasi, mengisi waktu, dan lain-lain. Semua fungsi dan manfaat buku mulai tergantikan sejak adanya internet. Generasi milenial saat ini malah jauh lebih suka internet daripada buku.

Sebenarnya literasi memi-liki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat pembelajar yang hidup di abad pengetahuan saat ini. Sejarah peradaban manusia mem-buktikan bangsa yang hebat masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi. Masyarakat-nya sejak dini harusnya sudah terlatih dan terbiasa membaca. Namun di Indonesia hal terse-but masih sangat sulit untuk di-wujudkan karena budaya mem-baca di Indonesia masih sangat rendah yang disebabkan oleh hal-hal yang sudah dipaparkan di atas.

Masyarakat era generasi Z sangat mengandalkan adanya kecepatan yang serba instan, se-hingga real time adalah syarat utama untuk berkoneksi dengan generasi Z ini. Kemudahan in-formasi dapat diperoleh dengan internet. Generasi milenial merupakan inovator, karena mereka mencari, belajar dan bekerja di dalam lingkungan in-ovasi yang sangat mengandalkan teknologi untuk melakukan per-

ubahan di dalam berbagai aspek kehidupannya. Oleh karena itu saat ini generasi milenial ban-yak yang tidak suka atau eng-gan untuk membaca buku karena mereka jauh lebih menyukai hal-hal yang instan dan hal instan tersebut bisa mereka peroleh melalui internet.

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya budaya liter-asi pada masa generasi milenial ini harus segera diperbaiki agar budaya tersebut akhirnya tidak tenggelam. Pemberian sugesti dalam menguatkan nilai op-timisme harus dengan sungguh diberikan. Guru dapat meng-uatkan nilai optimisme siswa agar selalu optimis di dalam mem-baca sebuah buku karena pada dasarnya setiap siswa memiliki keyakinan, harapan, dan sikap hidup. Akan tetapi, guru ka-dang-kadang mengalami kesul-itan dalam proses pembangkitan dan penguatan nilai optimisme tersebut. Menguatkan nilai op-timisme siswa melalui pemberian sugesti memang bukan pekerjaan mudah, namun apabila hal ini dilakukan dengan autosugesti guru bahwa ia mampu mengubah pola pikir dan pola tindak siswa dalam konteks membaca buku, maka guru akan dapat memper-oleh hasil usahanya, yakni nilai optimisme yang ada pada diri siswa dapat terkuak secara berta-hap dan berkelanjutan.

Pada dasarnya setiap indi-vidu memiliki nilai optimisme baik berupa keyakinan, harapan dan sikap hidup yang selalu hadir dan dihadirkan walau tidak selamanya dihadirkan secara sadar. Nilai keyakinan, harapan, dan sikap hidup yang ada pada diri siswa harus dibangkitkan dan dikuatkan melalui pem-berian sugesti berupa autosug-esti maupun heterosugesti. Pen-guatan keyakinan atas diri siswa dipadu pula dengan penguatan nilai optimisme lainnya, yakni harapan dan sikap hidup karena

ketiga nilai optimisme tersebut selalu bervibrasi dalam kemun-culan bahkan ketiganya bersi-fat komplementer, yakni saling melengkapi satu sama lainnya.

Perilaku setiap individu dalam hal membaca pasti ber-beda-beda. Untuk membuat se-tiap individu menaruh perha-tian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca se-orang guru harus mampu mem-berikan suatu keyakinan yang kuat bahwa kegiatan membaca buku merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan akan mendatangkan banyak manfaat bagi siapapun yang menggemari kegiatan tersebut. Ketika sug-esti sudah dapat menguatkan nilai optimisme dalam diri mas-ing-masing individu maka hal tersebut nantinya akan ber-dampak dan mengarahkan in-dividu tersebut untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Ketika individu sudah memiliki minat dalam membaca dari di-rinya sendiri maka akan timbul perhatian secara terus menerus terhadap kegiatan membaca. In-dividu yang demikian akhirnya akan senantiasa selalu membaca dan meluangkan waktunya untuk membaca karena membaca men-jadi suatu kebutuhan dan kesen-angan baginya.

Suara Dosen

Salah satu fenom-ena penting proses globalisasi tersebut

juga telah me-lahirkan generasi

gadget, istilah yang digunakan untuk menandai mun-culnya generasi

milenial.

Page 33: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 33

Suara Dosen

Allah menurunkan Alquran sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sebagai pedoman hidup, Alquran menjadi sumber in-spirasi berjuta manusia di berbagai penjuru dunia. Ketika Allah men-urunkan sesuatu pasti ada pesan yang sangat berarti di dalamnya. Begitu juga dengan Alquran. Sebagaimana diketahui ayat yang per-tama kali diwahyukan kepada Rasulullah SAW adalah :

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-‘Alaq: 1-5).

Jika ditelaah lebih lanjut intisari ayat tersebut di atas akan mem-beri inspirasi, motivasi dan instruksi untuk membaca, menulis serta mencari ilmu pengetahuan. Dan itulah yang disebut dengan “liter-asi”. Istilah yang dewasa ini sangat familiar di dunia pendidikan. Meskipun tidak sedikit yang belum paham konsep literasi yang sebenarnya. Apa itu literasi? Secara etimologis berasal dari bahasa Latin “littera” yang bermakna “surat”. Sedangkan secara termin-ologis, pengertian sederhana literasi adalah “keberaksaraan” atau “melek aksara”. Yakni kesadaran dan kemampuan yang berhubungan dengan membaca, menulis dan menangkap ide-ide dan gagasan-ga-gasan secara visual. Dengan tumbuhnya budaya literasi diharapkan kebiasaan untuk berpikir yang diikuti proses membaca dan menulis, pada akhirnya akan menciptakan sebuah karya.

Iqra’ merupakan salah satu lafadz dari ayat pertama surat al-‘Alaq yang berbentuk fi’il amr (kata perintah) yang dalam bahasa Arab ber-makna ‘bacalah’. Secara sosiologis, ayat ini turun disebabkan oleh kondisi sosio-kultural masyarakat Arab ketika itu yang buta huruf (ummi), termasuk baginda Nabi SAW. Dalam sejarah diceritakan, ketika malaikat Jibril mendatangi nabi Muhammad untuk membawa wahyu pertama dan mengatakan kepada Nabi: Iqra’ (bacalah), nabi pun menjawab, “Ma ana bi qari’ (saya tidak bisa membaca)”. Sak-ing pentingnya perintah membaca ini, malaikat Jibril sampai men-gulangnya tiga kali kepada Rasulullah sebagai penegasan seraya memeluk baginda nabi dengan erat hingga beliau mampu membaca dan melanjutkan ayat tersebut hingga ayat kelima.

Dalam ayat ketiga disebutkan “..iqra’ wa rabbuka al-akram”. Kata “al-akram” dalam ayat ini menurut Quraisy Shihab dalam tafsirnya berbentuk superlatif, dimana mengandung pengertian bahwa Allah akan menganugerahkan puncak dari segala hal yang terpuji bagi semua hambanya yang mau membaca. Terpuji di hadapan Allah, mulia di hadapan manusia disebabkan banyak ilmunya.

FILOSOFI IQRO’: INSPIRASI MENGEMBANGKAN

BUDAYA LITERASI

Oleh: Iswah Adriana

Page 34: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

34 | BINAR Edisi ke-3

Dengan turunnya ayat terse-but, Alquran telah merubah suatu bangsa yang sangat rendah men-jadi paling mulia, dengan per-antaraan keutamaan kalam. Jika tidak ada tulisan, tentu penget-ahuan tidak akan terekam, agama akan sirna, dan bangsa belakan-gan tidak akan mengenal sejarah umat sebelumnya. Sementara menurut Quraish Shihab, mem-baca adalah syarat utama guna membangun peradaban. Semakin luas wilayah pembacaan, semakin tinggi pula peradaban. Begitu pula sebaliknya.

Dan perlu diketahui juga bahwa perintah membaca dalam surat al-‘Alaq tersebut kontek-snya tidak hanya berarti mem-baca tulisan semata, tetapi mem-baca juga fenomena-fenomena alam yang ada. Setelah proses membaca dan penalaran atau berpikir tersebut, Allah memer-

intahkan manusia untuk menulis. Isyarat ini tersirat dalam ayat ketiga yang berbunyi: “...Yang mengajar (manusia) dengan per-antaraan qalam (pena)”. Maka pantaslah “membaca”, “berpikir” dan “menulis” diperuntukkan Al-lah untuk menjadi hal yang harus dilakukan ketika hendak mend-alami hal-hal yang berhubungan dengan keilmuan. Karena pada hakikatnya Allah lah yang menga-jarkan semua pengetahuan ke-pada manusia.

Oleh sebab itu, wajarlah jika ayat tersebut menjadi filosofi dan landasan serta inspirasi dalam mengembangkan budaya liter-asi pada masyarakat Indonesia, yang mayoritas beragama Islam. Hanya dengan budaya literasi, Indonesia mampu mengepakkan sayap untuk menjadi bangsa yang cerdas dan disegani oleh dunia. Membaca adalah jendela

dunia. Dengan membaca terbuka-lah wawasan dan pola pikir yang mendunia. Untuk itu budaya lit-erasi harus terus digelorakan dan dibumikan di Indonesia. Sebab jika mengacu pada data UNESCO yang dirilis pada 2012, minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari setiap 1000 orang penduduk In-donesia hanya 1 orang yang minat membacanya tinggi. Dengan ter-bitnya Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang literasi di sekolah diharapkan budaya liter-asi bisa ditumbuhkan sejak dini di Indonesia. Menurut UNESCO, literasi pada tahap perkemban-gan berkaitan dengan kecerdasan berkomunikasi dalam masyarakat. Kecerdasan ini diarahkan agar setiap orang bisa memahami validitas pesan linguistik yang disampaikan sekaligus ragam budaya yang meliputinya.

Suara Dosen

imag

e.go

ogle

.com

Page 35: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 35

Warsito bangkit dari tempat duduknya. Sorot matanya nanar menatap sebilah celurit yang meng-gantung di dinding kamar. Dendam kesumatnya terhadap perempuan keriput bernama Sulasmi mem-buncah. Setelah berkacak pinggang, senyumnya menyembul. Entah apa maksud senyum tipis yang menghi-asi wajahnya itu.

Derit pohon bambu di be-lakang rumahnya seakan mem-perbincangkan sosok Sulasmi. Selaput gendangnya menangkap keluh-kesah sanak-tetangganya ketika berkerumun di pos ronda, di warung kopi, atau di pinggir-ping-gir jalan. Sulasmi. Ya, Sulasmi. Suara-suara itu semakin meny-uburkan bara di dadanya.

”Saya pernah melihat Sulasmi menyembelih ayam, persis ber-samaan dengan beduk maghrib,” kata Mat Salim.

”Setiap malam Jumat Legi, Su-lasmi selalu membakar dupa pada setiap pojok halaman rumahnya,” ujar Dulla suatu ketika.

”Hih..., rumahnya selalu gelap. Tak ada lampu yang meneranginya. Mengerikan!”

*****Cerita-cerita aneh tentang Su-

lasmi kerap kali menghiasi selaput gendang Warsito. Namun, untuk menjadi satu cerita yang ’utuh’, Warsito harus berusaha merangkai potongan-potongan cerita yang ia peroleh walaupun harus menger-utkan kening. Cerita tentang Su-lasmi seakan meloncat-loncat seperti katak di persawahan. Dari cerita yang satu meloncat ke cerita yang lain. Bayangkan saja, setelah Warsito mendengar cerita tentang Sulasmi dan ayam yang dipotong pada saat matahari tenggelam, atau aroma dupa yang menggenangi se-tiap sisi kampung itu, atau kondisi rumahnya yang selalu gelap-gul-

ita, kini Warsito mendengar cerita tentang dua kekasih yang putus hubungan. Lalu apa hubungannya dengan Sulasmi?

Konon, putusnya hubungan dua kekasih tersebut tak lepas dari dalang Sulasmi. Ia ingin membalas dendam kesumat terhadap Mat Rasul, orang tua si perempuan. Dulu, Mat Rasul diisukan memiliki guna-guna yang bisa melengketkan hubungan suami-istri, tetapi juga bisa meretakkan hubungan di ant-ara mereka. Waktu itu, tersebar isu bahwa retaknya rumah tangga Sulasmi dengan suaminya akibat guna-guna yang dimiliki Mat Rosul. Bahkan, sang suami diketahui kena santet hingga menuju ajal. Dan ini-lah yang menjadi catatan penting bagi Sulasmi, bahwa suatu waktu kelak, ia akan membalas dendam terhadap pelaku santet tersebut. Dan inilah cerita yang diketahui Warsito pada saat itu. Tak lebih. Warsito yakin, masih ada sepenggal cerita yang hingga kini belum dike-tahuinya.

Mengingat cerita tentang Su-lasmi, dendam Warsito semakin membara. Bahkan, sebelum cerita utuh itu melengkapi lembaran-lem-baran hatinya, rasa tak tenang akan menggelayuti beban pikirannya. Hingga matahari nyaris tenggelam di kaki langit bagian barat, Warsito masih duduk di teras rumahnya. Ia seperti menyimpan kerikil-kerikil Abrahah dan siap melubangkan sebentang dada Sulasmi.

Keesokan harinya. Langit pagi menaburkan suasana cerah pada sudut-sudut kampung. Warsito sengaja nongkrong di salah satu warung kopi yang letaknya berhad-ap-hadapan dengan sekolah dasar. Nah, di sini Warsito ingin merekam seluruh isi pembicaraan orang-or-ang yang juga menikmati sec-angkir kopi di warung itu. Ia ingin

melengkapi cerita yang belum sem-purna.

”Mak, kopi satu!”Warsito memesan secangkir kopi pada Mak Badrus.

”Manis apa pahit?” tanya Mak Badrus.

”Ya, masak mesen kopi pahit. Pasti manis, kan?

”Ya ya ya. Tunggu sebentar.”Rupanya, Warsito orang pertama

yang mendatangi warung itu. Mak Badrus juga baru membuka war-ungnya. Ia masih sibuk menyapu bagian bawah meja dan kursi. Ia juga baru membuka kedua pintu warung dan jendela besar ukuran 2 meter X 2 meter, yang terdapat di antara dua pintu. Kemudian, di dalam warung itu ada tiga buah dingklik dan satu meja besar. Be-berapa makanan ringan digantung persis di atas meja itu. Orang-or-ang yang mau menikmatinya bisa mengambil sendiri.

Di warung inilah, orang-orang menikmati isu terhangat peristiwa di kampung sambil menikmati sec-angkir kopi dan rokok lintingan. Pagi ini, Warsito merasa beruntung datang lebih awal. Tentu ia bisa mengorek keterangan Sulasmi se-cara utuh dari Mak Badrus.

”Wah, Mak nggak tahu menahu soal Sulasmi. Apalagi, ilmu Mak jauh lebih kecil dibanding ilmu Su-lasmi. Dia kan lebih tua walaupun hanya beberapa minggu dari Mak. Jadi, Nak Warsito nggak usah nanya soal gitu-gituan?” Mak Badrus sep-erti menyimpan rasa takut.

”Soal gitu-gituan apa, Mak?””Ah, Nak Warsito ini kayak ng-

gak tahu Sulasmi saja.”Setelah memberikan secangkir

kopi, Mak Badrus kembali ke ruang belakang. Warsito mencium aroma goreng pisang dari wajan Mak Bad-rus. Beberapa saat kemudian, Mak Badrus membawa sepuluh pisang

Sketsa Sebilah Celurit

Suara Dosen

Cerpen Suhairi*

Page 36: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

36 | BINAR Edisi ke-3

goreng kecil-kecil dan diletakkan persis di depan Warsito. Langkah Mak Badrus tercegat ketika Warsito memulai pembicaraan lagi dengan Mak Badrus. Sebagai ’manager’ war-ung kopi, tentu Mak Badrus men-getahui kepribadian orang-orang yang selalu mendatangi warung itu, termasuk taktik-politik Warsito kali ini. Buru-buru Mak Badrus menuju kamar belakang dan melanjutkan pekerjaannya membuat pisang goreng.

Beberapa saat kemudian, orang-orang mulai berdatan-gan. Memesan secangkir kopi. Menikmati pisang goreng hangat. Lalu menyulut sebatang rokok. Ini aktivitas rutin bagi orang-orang yang nongkrong di warung Mak Badrus. Dan di tempat ini pula, mereka saling tukar pikiran, tukar pendapat, dan tukar informasi. Kali ini, Warsito melihat sesuatu yang aneh di warung itu. Sepuluh orang yang memain-mainkan asap rokok sambil menikmati secangkir kopi

penawar nikotin, tak seorang pun yang membicarakan Sulasmi. Pada-hal kemarin, nyaris orang sekam-pung membicarakan Sulasmi. Mungkin karena aku orang baru di kampung ini, mereka menutup-nu-tupi cerita tentang Sulasmi, gumam Warsito.

Nah, tiba-tiba gumpalan memori otak Warsito mengelana pada enam tahun silam. Pada waktu itu, warga menyerang rumah Sulasmi. Kejadian ini berlangsung pada pukul satu dini hari. Di tengah badai gerimis, tiba-tiba rumah Su-lasmi didatangi puluhan orang tak dikenal. Mereka seperti srigala yang kehausan darah. Mereka mengamuk dan memecahkan kaca jendela, pintu, genting, dan nyaris merobohkan tembok rumah. Perabot rumah tangganya juga di-hancurkan, dilempar sesuka hati. Hingga terdengarlah benturan benda-benda keras yang men-imbulkan suara nyaring. Namun, tak seorang pun yang berani

mendekat dan bisa menghentikan aksi brutal itu. Bahkan, orang-or-ang yang rumahnya berdekatan dengan rumah Sulasmi semakin merapatkan selimut malam. Saat mentari pagi menyapa, rumah Su-lasmi rata dengan tanah. Dan sejak saat itu pula, Sulasmi dikabarkan menghilang. Entah kemana. Baru sekitar setengah tahun yang lalu, tiba-tiba ia muncul di desa ini. Se-jak saat itulah, nama Sulasmi ham-pir tak luput dari perbincangan or-ang.

”Warsito nggak kembali ke Jakarta lagi?” Dulla menyapa. Warsito seperti terkejut. Mun-gkin Dulla sudah beberapa kali menyapanya, namun tak di-hiraukannya.

”Oh, kamu Dul. Aku masih mau nyantai di kampung ini. Mau me-nempati rumah selama beberapa bulan. Sebab, rumah yang tidak ada penghuninya cepat kotor.”

”Eh, kamu tahu nggak? Dulu..., ayah dan ibumu....”

Suara Dosen

mat

amad

uran

ews.

com

Page 37: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 37

Sebelum Dulla melanjutkan kata-katanya, seseorang digotong melewati depan warung Mak Bad-rus. Kemudian dimasukkan pada sebuah mobil. Beberapa orang di antaranya ikut masuk ke dalam mobil. Sedangkan yang lain hanya mengantar hingga ke pintu mobil.

”Siapa dan kenapa orang itu?” Warsito menatap Dulla, heran.

”Sunnah. Sejak dua tahun yang lalu dia sakit. Perutnya mengeras dan membuncit. Ia akan dibawa ke dokter. Mungkin penyakitnya se-makin parah”

”Penyakit apa, Dul?””Ya, kata dokter dulu sih, maag

dan typus. Tetapi, kata orang-or-ang, Sunnah kena santet.”

”Santet? Di kampung ini masih ada tukang santet?” Warsito pura-pura mengeluarkan nada tanya.

”Sulasmi!”Jawaban Dulla hanya satu kata.

Tak lebih dari itu. Kemudian, ia membayar secangkir kopi dan dua buah pisang goreng ke Mak Bad-

rus. Setelah itu ngeluyur pergi dan meninggalkan Warsito dengan cerita yang menggantung.

Sebenarnya, Warsito tak setuju jika orang-orang mengambil kepu-tusan yang sangat cepat tentang dukun santet. Sejak ia pulang dari Jakarta sebulan yang lalu, orang sekampung menceritakan Su-lasmi. Dan kesimpulan sementara menyatakan bahwa Sulasmi tukang santet. Sebenarnya, Warsito ingin menolak dan ingin berteriak bahwa dugaan itu tidak didasari data dan fakta. Warsito ingin memberikan pemahaman dan keterangan bahwa dugaan seperti itu tidak diperbole-hkan. Dugaan ini bisa berakibat fatal. Namun, Betulkah masih ada sepenggal cerita yang tak diketahui Warsito?

Malam masih menemani gelisah Warsito. Di luar, siul burung hantu membangunkan bulu roma. Suara jangkrik seperti menempel di daun telinga. Gerimis masih setia men-abuh atap-atap rumah. Sedangkan

suasana dingin seperti membalut tubuh. Seperti ada makhluk halus yang meraba-raba tubuh Warsito.

Suara Dosen

Sebagai ’manager’ warung kopi, tentu

Mak Badrus menget-ahui kepribadian or-

ang-orang yang selalu mendatangi warung itu, termasuk tak-

tik-politik Warsito kali ini. Buru-buru Mak

Badrus menuju kamar belakang dan melan-jutkan pekerjaannya

membuat pisang goreng.

sind

onew

s.co

m

Page 38: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

38 | BINAR Edisi ke-3

Warsito melihat jam dinding yang menempel di teras depan. Jarum jam menunjukkan pukul satu dini hari. Tiba-tiba, ia sep-erti mendengar suara-suara ben-turan benda keras; kaca pecah, pintu dipukul, genting-genting pecah. Tapi tak ada suara orang. Sedangkan siul burung hantu ber-henti seketika. Begitu juga suara jangkrik yang sedari tadi seperti menempel di daun telinga. Warsito semakin merapatkan selimut tidurnya. Dalam gelap malam itu, ia seperti kembali memutar kisah enam tahun silam, ketika rumah Sulasmi dihancur orang tak dikenal. Betulkah ia tukang santet? Tanya Warsito pada dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian, Warsito seperti mendengar de-sah nafas tersengal; minta tolong. Suara itu seperti berasal dari pintu samping.

”Warsito..., Warsito...., tolong bukakan pintu!”

Warsito seperti mengenal suara itu. Kemudian ia menghempaskan selimut tidur lalu bangkit. Dibukanya pintu rumahnya itu.

”Tolong jangan bilang siapa-siapa kalau aku ada di sini!” Dulla tergopoh-gopoh seperti meminta

perlindungan.”Kamu dari mana? Kenapa tan-

ganmu penuh darah?””Sssstt, kita ke dalam dulu,”

Dulla nampak ketakutan. Ia menga-jak Warsito berbicara di dalam rumah. ”Aku dengan empat orang teman mengobrak-abrik rumah Su-lasmi.”

”Hah! Kamu menghancurkan rumah Sulasmi? Pergi kamu dari rumah ini!”

”Ssst..., jangan keras-keras. Tenang, coba kamu tenang dulu. Dan ada yang perlu kuceritakan ke-padamu?”

”Aku tak butuh ceritamu.””E eh..., jangan keras-keras. Ini

penting. Ini sebuah cerita dan ra-hasia yang tak mungkin kamu per-nah mendengarnya dari siapa pun.”

”Tentang apa?” ”Tentang Sulasmi.””Kenapa dengan Sulasmi?””Dialah yang telah nyantet ayah

dan ibumu. Perut ayahmu menjadi keras dan membuncit. Tak seberapa lama ayahmu meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian, ibumu mengalami nasib yang sama. Aku yakin kamu tak mengetahui cerita ini.”

Pandangan mata Warsito men-erawang jauh ke depan. Matanya memerah. Desah nafasnya semakin cepat. Raut wajahnya nampak tegang. Kedua belah tangannya sep-erti menggenggam dendam. Ia ber-gumam pada dirinya sendiri, inilah sepenggal cerita yang melengkapi cerita tentang Sulasmi. Beberapa

saat kemudian, ia membalikkan tubuhnya. Kedua tangannya men-cabut celurit yang menggantung di dinding kamarnya. Ia ingin men-cabik-cabik tubuh Sulasmi. Ingin memotong-motong tubuhnya hingga menjadi bagian-bagian ke-cil. Ingin memporak-porandakan tubuh Sulasmi hingga kepuasan hatinya menjadi bagian dari ke-hidupannya.

Seluruh tubuhnya terasa panas. Setelah mencabut celurit yang menempel di dinding, ia bergegas pergi dari hadapan Dulla. Namun, buru-buru Dulla memegang tangan kirinya.

”Hei, mau kemana?” tanya Dulla seakan mencegah Warsito pergi dari rumah itu.

”Aku ingin membalas dendam atas kematian kedua orang tuaku. Aku ingin membunuh Sulasmi,” kata Warsito tanpa membalikkan tubuhnya. Tiba-tiba, Dulla menarik tangannya dan menyuruh Warsito kembali duduk di kursi.

”Sssst..., tunggu dulu! Ada sepenggal cerita lagi yang belum kamu ketahui?”

”Tentang apa?”Dulla tersenyum seraya mem-

perlihatkan bercak darah yang terdapat pada bagian tangan dan beberapa bagian tubuhnya yang lain. Ia juga mengeluarkan sebilah celurit yang masih berlumur darah segar. Celurit itu seakan menulis sketsa tentang akhir riwayat hidup seseorang bernama Sulasmi.

Suara Dosen

*Suhairi adalah Dosen Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura. Tulisannya dimuat di media lokal dan nasional. Bukunya yang sudah terbit Kelopak Cinta Kelabu (2015), Surat dari Malaikat (2015), dan beberapa buku non fiksi.

Sebenarnya, Warsito tak setuju jika or-

ang-orang mengam-bil keputusan yang

sangat cepat tentang dukun santet. Se-jak ia pulang dari

Jakarta sebulan yang lalu, orang sekam-pung menceritakan Sulasmi. Dan kesim-

pulan sementara menyatakan bahwa

Sulasmi tukang santet.

Page 39: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

Edisi ke-3 BINAR | 39

Moh. Hafid Effendy, M.Pd. (Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia)

Hj. Kristanti Ayuanita, M.Pd.(Pembina Majalah BINAR)

Ach. Jazuli Intan Elok Okti Wardani Dinda Triana Cindi Syaiful rahman

Moh. Khoiri Zahron Bimal Mustofa Ach. Sauqy Moh. Rofayat

Nur Kholis Dwi Anggi Sri Sulasmi M. Fadhoil

Kru Majalah

Nuraini

Dr. Edi Susanto, M.Fil.I. (Kajur Fakultas Tarbiyah)

BINAR

Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Page 40: BINARtbin.stainpamekasan.ac.id/media/majalah/file/majalah_binar edisi 3.pdf · Guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMP/MTs, ... Reporter: M. Fadhoil Alamat ... peserta pemilihan

40 | BINAR Edisi ke-3

[email protected]@binartbin.stainpmkBINAR TBIN