ed spa 540 - audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, dan...

40

Click here to load reader

Upload: dwipradnyaa

Post on 23-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

audit

TRANSCRIPT

  • EXPOSURE DRAFT

    STANDAR PERIKATAN AUDIT (SPA) 540 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI,

    TERMASUK ESTIMASI AKUNTANSI

    NILAI WAJAR, DAN PENGUNGKAPAN

    YANG BERSANGKUTAN

    Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 20 Mei 2012 ke Sekretariat IAPI Jl. Kapten P. Tendean No. 1 Lt. 1 Jakarta 12710 atau melalui fax (021) 2525-175 atau email ke [email protected] atau [email protected]

    EXPO

    SU

    RE D

    RA

    FT

    INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    Indonesian Institute of Certified Public Accountants

  • INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    DEWAN STANDAR PROFESI

    2008 2012

    Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua

    Handri Tjendra Wakil Ketua

    Dedy Sukrisnadi Anggota

    Fahmi Anggota

    Godang Parulian Panjaitan Anggota

    Johannes Emile Runtuwene Anggota

    Lolita R. Siregar Anggota

    Renie Feriana Anggota

    Yusron Fauzan Anggota

  • STANDAR PERIKATAN AUDIT 540

    AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI AKUNTANSI

    NILAI WAJAR, DAN PENGUNGKAPAN YANG BERSANGKUTAN

    (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 2013)

    Daftar Isi

    Paragraf

    Pendahuluan

    Ruang Lingkup SPA Ini ............ 1

    Sifat Estimasi Akuntansi 2-4

    Tanggal Berlaku Efektif ........... 5

    Tujuan .............. 6

    Definisi ............. 7

    Ketentuan

    Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan yang Berkaitan .. 8-9

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material ... 10-11

    Respons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai. 12-14

    Prosedur Substantif Lebih Lanjut untuk Merespons Risiko Signifikan .... 15-17

    Pengevaluasian atas Kewajaran Estimasi Akuntansi dan Penentuan

    Salah Saji 18

    Pengungkapan yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi . 19-20

    Indikator Kemungkinan Keberpihakan Manajemen (Management Bias) . 21

    Representasi Tertulis 22

    Dokumentasi .. 23

    Materi Penerapan dan Penjelasan Lainnya

    Sifat Estimasi Akuntansi .. A1-A11

    Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan yang Berkaitan ... A12-A44

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material ... A45-A51

    Respons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai.... A52-A101

    Prosedur Substantif Lebih Lanjut untuk Merespons Risiko Signifikan .. A102-A115

    Pengevaluasian atas Kewajaran Estimasi Akuntansi dan

    Penentuan Salah Saji . A116-A119

  • Pengungkapan yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi A116-A119

    Indikator Kemungkinan Keberpihakan Manajemen (Management Bias) .. A120-A123

    Representasi Tertulis .. A126-A127

    Dokumentasi . A128

    Lampiran: Pengukuran dan Pengungkapan Nilai Wajar Berdasarkan Kerangka Pelaporan

    Keuangan yang Berbeda.

    Standar Perikatan Audit (SPA) 540, Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi

    Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Berkaitan harus dibaca bersamaan dengan

    SPA 200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan

    Standar Perikatan Audit.

  • Pendahuluan Ruang Lingkup SPA Ini 1. Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas estimasi

    akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, dan pengungkapan yang bersangkutan dalam suatu audit atas laporan keuangan. Secara spesifik, SPA ini memperluas tentang bagaimana SPA 3151 dan SPA 3302, serta SPA-SPA lain yang relevan diterapkan dalam hubungannya dengan estimasi akuntansi. SPA ini juga mencakup ketentuan dan panduan atas kesalahan penyajian estimasi akuntansi secara individual, dan indikator tentang kemungkinan keberpihakan manajemen

    Sifat Estimasi Akuntansi 2. Beberapa unsur laporan keuangan tidak dapat diukur secara tepat, namun hanya dapat

    diestimasi. Untuk tujuan SPA ini, unsur laporan keuangan seperti itu disebut sebagai estimasi akuntansi. Sifat dan keandalan informasi yang tersedia bagi manajemen untuk mendukung pembuatan estimasi akuntansi bervariasi secara luas, oleh karena itu berdampak terhadap derajat ketidakpastian estimasi yang berkaitan dengan estimasi akuntansi. Derajat ketidakpastian estimasi berdampak, pada gilirannya, terhadap risiko kesalahan penyajian material estimasi akuntansi, termasuk kecurigaan terhadap keberpihakan manajemen yang disengaja atau tidak disengaja. (Ref: Para. A1-A11).

    3. Tujuan pengukuran estimasi akuntansi dapat bervariasi tergantung pada kerangka

    pelaporan keuangan yang berlaku dan unsur keuangan yang dilaporkan. Tujuan pengukuran untuk beberapa estimasi akuntansi adalah untuk memprakirakan hasil dari satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang menimbulkan kebutuhan untuk estimasi akuntansi. Untuk estimasi akuntansi lain, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, tujuan pengukurannya berbeda dan dinyatakan dalam satuan nilai transaksi kini atau unsur laporan keuangan berdasarkan pada kondisi yang umum pada saat pengukuran. Sebagai contoh, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mungkin mensyaratkan pengukuran nilai wajar berdasarkan suatu asumsi transaksi hipotetis kini antara pihak yang mau dan berpengetahuan (kadang-kadang disebut sebagai peserta pasar atau yang setara) dalam suatu transaksi antarpihak yang independen, bukan penyelesaian suatu transaksi pada waktu yang lalu atau di masa depan.3

    4. Perbedaan antara hasil suatu estimasi akuntansi dan jumlah yang semula diakui atau

    diungkapkan dalam laporan keuangan tidak selalu merupakan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan. Hal ini lazim dalam kasus estimasi akuntansi nilai wajar, karena hasil yang diamati dipengaruhi oleh peristiwa atau kondisi setelah tanggal yang pada saat itu pengukuran diestimasi untuk tujuan laporan keuangan.

    Tanggal Berlaku Efektif 5. SPA ini berlaku efektif untuk audit laporan keuangan untuk periode dimulai pada atau

    setelah 1 Januari 2013.

    1 SPA 315, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Melalui Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungannnya. 2 SPA 330, Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai.

    3 Definisi nilai wajar yang berbeda mungkin ada di antara kerangka pelaporan keuangan

  • Tujuan 6. Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah:

    (a) estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi nilai wajar, dalam laporan keuangan, baik yang diakui atau diungkapkan, adalah wajar; dan

    (b) pengungkapan yang bersangkutan dalam laporan keuangan adalah memadai dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Definisi 7. Untuk tujuan SPA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai berikut:

    (a) Estimasi akuntansi Suatu penaksiran atas suatu jumlah moneter ketika metode pengukuran yang akurat tidak tersedia. Istilah ini digunakan untuk suatu jumlah yang diukur pada nilai wajar ketika terdapat ketidakpastian estimasi dan untuk jumlah lain yang memerlukan estimasi. Ketika SPA ini hanya mengatur estimasi akuntansi yang melibatkan pengukuran pada nilai wajar, istilah estimasi akuntansi nilai wajar digunakan.

    (b) Estimasi tunggal auditor atau estimasi kisar auditor Jumlah, atau kisar jumlah, yang masing-masing diperoleh dari bukti audit yang digunakan dalam mengevaluasi estimasi tunggal manajemen.

    (c) Ketidakpastian estimasi kerentanan suatu estimasi akuntansi dan pengungkapan yang bersangkutan terhadap suatu ketiadaan ketepatan bawaan dalam penyusunan informasi.

    (d) Keberpihakan manajemen Ketiadaan netralitas manajemen dalam penyusunan informasi.Anomali Suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang secara jelas tidak mewakili kesalahan penyajian atau penyimpangan dalam suatu populasi.

    (e) Estimasi tunggal manajemen Jumlah yang dipilih oleh manajemen untuk mengakui atau mengungkapkan dalam laporan keuangan sebagai suatu estimasi akuntansi.

    (f) Hasil suatu estimasi akuntansi Jumlah moneter sesungguhnya yang merupakan hasil dari penyelesaian transaksi yang mendasari, peristiwa, atau kondisi yang dituju oleh estimasi akuntansi.

    Ketentuan

    Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan yang Bersangkutan

    (i) Ketika Pada waktu melaksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan yang bersangkutan untuk memperoleh suatu pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, sebagaimana yang diharuskan oleh SPA 315,4 auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas hal-hal di bawah ini untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan menentukan estimasi akuntansi: (Ref: Para A12)

    (a) Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang relevan terhadap estimasi akuntansi termasuk pengungkapannya. (Ref: Para. A13-15)

    (b) Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi, peristiwa dan kondisi tersebut yang mungkin menimbulkan perlunya estimasi akuntansi diakui atau diungkapkan dalam laporan keuangan. Dalam pemerolehan pemahaman ini, auditor harus meminta keterangan kepada manajemen tentang perubahan dalam keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya estimasi akuntansi baru, atau perlunya untuk merevisi estimasi akuntansi yang ada. (Ref: Para. A16-A21)

    4 SPA 315, paragraf 56 and 1112

  • (c) Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi, dan suatu pemahaman atas data yang dipakai sebagai dasar, termasuk: (Ref: Para. A22-A23) (i) Metode, termasuk jika relevan, model, yang digunakan dalam membuat estimasi

    akuntansi; (Ref: Para. A24-A26) (ii) Pengendalian yang relevan; (Ref: Para. A27-A28) (iii) Apakah manajemen telah menggunakan seorang pakar; (Ref: Para. A29-A30) (iv) Asumsi yang mendasari estimasi akuntansi; (Ref: Para. A31-A34) (v) Apakah telah terjadi atau seharusnya telah terjadi suatu perubahan dari periode

    sebelumnya dalam metode untuk membuat estimasi akuntansi, dan jika demikian, apa penyebabnya; dan (Ref: Para. A37)

    9. Auditor harus menilai hasil estimasi akuntansi yang dicantumkan dalam laporan keuangan periode lalu, atau, jika relevan, melakukan kembali estimasi dengan tujuan untuk periode kini. Sifat dan luas reviu yang dilakukan auditor harus mempertimbangkan sifat estimasi akuntansi, dan apakah informasi yang diperoleh dari reviu tersebut relevan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material atas estimasi akuntansi yang dibuat dalam laporan keuangan periode kini. Namun, reviu tersebut tidak dimaksudkan untuk mempertanyakan pertimbangan yang dibuat dalam periode lalu yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu. (Ref: Para. A39-A44)

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material

    10. Dalam mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, sebagaimana diharuskan oleh SPA 315,5 auditor harus mengevaluasi derajat ketidakpastian estimasi yang bersangkutan dengan estimasi akuntansi. (Ref: Para. A45-A46)

    11. Auditor harus menentukan apakah, menurut pertimbangan auditor, estimasi akuntansi yang telah diidentifikasi mempunyai ketidakpastian yang tinggi, yang dapat menimbulkan risiko signifikan. (Ref: Para. A47-A51)

    Respons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai

    12. Auditor Berdasarkan penilaian risiko salah material, auditor harus menentukan: (Ref: Para. A52)

    (a) Apakah manajemen telah secara tepat menerapkan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang relevan terhadap estimasi akuntansi; dan (Ref: Para. A53-A56)

    (b) Apakah metode untuk membuat estimasi akuntansi adalah tepat dan telah diterapkan secara konsisten, dan apakah perubahan, jika ada, dalam estimasi akuntansi atau dalam metode untuk membuat estimasi tersebut dari periode lalu sudah tepat dan sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. (Ref: Para. A57-A58)

    13. Dalam merespons risiko kesalahan penyajian yang telah dinilai, sebagaimana yang diharuskan oleh SPA 330,6 auditor harus melakukan satu atau lebih langkah-langkah di bawah ini, dengan memperhitungkan sifat estimasi akuntansi: (Ref: Para. A59-A61)

    (a) Menentukan apakah peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan auditor menyediakan bukti audit tentang estimasi akuntansi. (Ref: Para. A62-A67)

    5 SPA 315, paragraf 25.

    6 SPA 330, paragraf 5.

  • (b) Menguji bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan data yang dipakai sebagai dasar pengujian. Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus mengevaluasi apakah: (Ref: Para. A68-A70)

    (i) Metode pengukuran yang digunakan sudah tepat dengan keadaan; dan (Ref: Para A71-A76)

    (ii) Asumsi-asumsi yang digunakan oleh manajemen adalah wajar dalam hubungannya dengan tujuan pengukuran kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A77-A83)

    (c) Menguji efektivitas operasi atas pengendalian terhadap bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi, bersama dengan prosedur substantif yang tepat. (Ref: Para. A84-A86)

    (d) Mengembangkan estimasi tunggal atau suatu kisar angka untuk mengevaluasi estimasi tunggal tersebut yang dibuat oleh manajemen. Untuk tujuan: (Ref: Para. A87-A91)

    (i) Jika auditor menggunakan asumsi atau metode yang berbeda dengan yang digunakan oleh manajemen, auditor harus memperoleh suatu pemahaman yang cukup atas asumsi atau metode yang digunakan oleh manajemen untuk menetapkan bahwa estimasi tunggal atau kisar angka yang ditetapkan oleh auditor telah mempertimbangkan variabel yang relevan dan mengevaluasi perbedaan signifikan yang ada dari estimasi tunggal manajemen. (Ref: Para. A92)

    (ii) Jika auditor menyimpulkan bahwa adalah tepat untuk menggunakan suatu kisar, auditor harus mempersempit kisar, berdasarkan bukti audit yang tersedia, sampai semua hasil dalam kisar tersebut dianggap wajar. (Ref: Para. A93-A95)

    14. Dalam menentukan hal yang diidentifikasi dalam paragraf 12 atau dalam merespons risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai berdasarkan paragraf 13, auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian atau pengetahuan khusus yang berkaitan dengan satu atau lebih aspek estimasi akuntansi diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. (Ref: Para. A96-A101)

    Prosedur Substantif Lebih Lanjut untuk Merespons Risiko Signifikan

    Ketidakpastian Estimasi

    15. Untuk estimasi akuntansi yang menimbulkan risiko signifikan, sebagai tambahan terhadap prosedur substantif yang dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan SPA 330,7 auditor harus mengevaluasi hal-hal sebagai berikut: (a) Bagaimana manajemen telah mempertimbangkan asumsi atau hasil alternatif, dan

    alasan penolakan terhadap asumsi atau hasil alternatif tersebut, atau bagaimana manajemen telah mempertimbangkan ketidakpastian estimasi dalam membuat estimasi akuntansi. (Ref: Para A103-A104)

    (b) Apakah suatu asumsi signifikan yang digunakan oleh manajemen adalah wajar. (Ref: Para. A107-A109)

    (c) Jika relevan terhadap kewajaran dari asumsi signifikan yang digunakan oleh manajemen atau penerapan dengan tepat kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, maksud manajemen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan spesifik dan kemampuan mereka untuk melaksanakan hal tersebut. (Ref: Para. A110)

    7 SPA 330, paragraf 18

  • 16. Jika, dalam pertimbangan auditor, manajemen belum cukup memperhitungkan pengaruh ketidakpastian estimasi terhadap estimasi yang menimbulkan risiko signifikan, auditor harus, jika dipandang perlu, mengembangkan suatu kisaran yang digunakan untuk mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi. (Ref: Para. A111-A112)

    Kriteria Pengakuan dan Pengukuran

    17. Untuk estimasi akuntansi yang menimbulkan risiko signifikan, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah: (a) keputusan manajemen untuk mengakui, atau tidak mengakui, estimasi akuntansi dalam

    laporan keuangan; dan (Ref: Para. A113-A114) (b) dasar pengukuran yang dipilih untuk estimasi akuntansi, (Ref: Para. A115) adalah sesuai dengan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    Penilaian Kewajaran Estimasi Akuntansi, dan Penentuan Salah Saji

    18. Auditor harus mengevaluasi, berdasarkan bukti audit, apakah estimasi akuntansi dalam laporan keuangan adalah wajar dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau disajikan salah. (Ref: Para. A116-A119).

    Pengungkapan yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi

    19. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah pengungkapan dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan estimasi akuntansi telah sesuai dengan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A120-A121)

    20. Untuk estimasi akuntansi yang menimbulkan risiko signifikan, auditor harus juga mengevaluasi kecukupan pengungkapan ketidakpastian estimasi dalam laporan keuangan dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A122-A123)

    Indikator Kemungkinan Keberpihakan Manajemen

    21. Auditor harus mereviu pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam membuat estimasi akuntansi untuk mengidentifikasi apakah ada indikator tentang kemungkinan keberpihakan manajemen. Indikator tentang kemungkinan keberpihakan manajemen tidak dengan sendirinya merupakan kesalahan penyajian untuk tujuan penarikan kesimpulan atas kewajaran estimasi akuntansi secara individual. (Ref: Para. A124-A125)

    Representasi Tertulis

    22. Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola apakah mereka yakin bahwa asumsi signifikan yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi adalah wajar. (Ref: Para. A126-A127).

    Dokumentasi

    23. Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi auditnya:8

    (a) Dasar kesimpulan auditor tentang kewajaran estimasi akuntansi dan pengungkapannya yang menimbulkan risiko signifikan; dan

    (b) Indikator kemungkinan keberpihakan manajemen, jika ada. (Ref: Para. A128)

    8 SPA 230, Dokumentasi Audit, paragraf 811, and A6

  • Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Sifat Estimasi Akuntansi (Ref: Para.2) A1. Oleh karena ketidakpastian bawaan dalam kegiatan bisnis, beberapa unsur laporan

    keuangan hanya dapat diestimasi. Di samping itu, karakteristik spesifik dari suatu aset, liabilitas, atau komponen ekuitas, atau dasar atau metode pengukuran yang ditetapkan oleh kerangka pelaporan keuangan dapat menimbulkan kebutuhan untuk mengestimasi suatu unsur laporan keuangan. Beberapa kerangka pelaporan keuangan menetapkan metode spesifik pengukuran dan pengungkapan yang harus dilakukan dalam laporan keuangan, sementara kerangka pelaporan keuangan lain kurang begitu spesifik. Lampiran SPA ini membahas pengukuran dan pengungkapan nilai wajar menurut kerangka pelaporan keuangan yang berbeda.

    A2. Beberapa estimasi akuntansi melibatkan ketidakpastian estimasi yang secara relatif

    rendah dan mungkin menimbulkan risiko kesalahan penyajian rendah, sebagai contoh:

    Estimasi akuntansi yang timbul dalam entitas yang melakukan bisnis yang tidak kompleks.

    Estimasi akuntansi yang sering dibuat atau diperbaharui karena estimasi tersebut berhubungan dengan transaksi rutin.

    Estimasi akuntansi yang diperoleh dari data yang tersedia, seperti tarif bunga yang dipublikasikan atau harga sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Data tersebut dapat disebut sebagai data yang dapat diobservasi dalam konteks suatu estimasi akuntansi nilai wajar.

    Estimasi akuntansi nilai wajar yang metode pengukurannya ditetapkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah sederhana dan mudah diterapkan terhadap aset atau liabilitas yang memerlukan pengukuran pada nilai wajar.

    Estimasi akuntansi nilai wajar yang menggunakan model yang dikenal dan dapat diterima secara umum, dengan syarat bahwa asumsi atau data yang dimasukan ke dalam model tersebut dapat diobservasi.

    A3. Namun, untuk beberapa estimasi akuntansi, mungkin terdapat ketidakpastian yang relatif tinggi, terutama jika estimasi tersebut didasarkan pada asumsi signifikan, sebagai contoh:

    Estimasi akuntansi yang berkaitan dengan hasil dari suatu tuntutan pengadilan.

    Estimasi akuntansi nilai wajar untuk instrumen keuangan derivatif yang tidak diperdagangkan di publik.

    Estimasi akuntansi nilai wajar yang menggunakan suatu model yang dikembangkan oleh entitas yang sangat tinggi spesialisasinya atau yang menggunakan asumsi atau data yang tidak dapat diobservasi di pasar.

    A5. Tidak semua unsur laporan keuangan yang memerlukan pengukuran pada nilai wajar, melibatkan ketidakpastian estimasi. Sebagai contoh, hal ini dapat terjadi untuk beberapa unsur laporan keuangan yang di dalamnya terdapat suatu pasar terbuka dan aktif yang menyediakan informasi yang siap tersedia dan andal tentang harga pada saat pertukaran sesungguhnya terjadi, dalam kasus tersebut keberadaan harga penawaran yang dipublikasikan biasanya merupakan bukti audit terbaik untuk nilai wajar. Namun demikian, ketidakpastian estimasi dapat terjadi meskipun metode penilaian dan data telah ditetapkan dengan baik. Sebagai contoh, penilaian sekuritas yang ditawarkan di suatu pasar terbuka dan aktif pada harga pasar di bursa kemungkinan memerlukan penyesuaian jika kepemilikan adalah signifikan dalam hubungannya dengan pasar atau terkena pembatasan dalam pemasarannya. Di samping itu, keadaan ekonomi umum yang terjadi

  • pada saat itu, sebagai contoh, pasar tertentu yang tidak likuid dapat berdampak terhadap ketidakpastian estimasi.

    Akun penyisihan piutang tidak tertagih.

    Sediaan yang usang.

    Kewajiban jaminan.

    Metode depresiasi atau umur ekonomis aset.

    Cadangan terhadap nilai tercatat investasi dimana terdapat ketidakpastian tentang nilai yang dapat dipulihkan.

    Hasil kontrak jangka panjang.

    Beban yang timbul dari penyelesaian atau keputusan perkara pengadilan.

    A7. Contoh tambahan situasi dimana estimasi akuntansi nilai wajar mungkin diperlukan mencakup:

    Instrumen keuangan yang kompleks, yang tidak diperdagangkan di suatu pasar terbuka dan aktif.

    Pembayaran berbasis saham

    Properti atau alat-alat yang tersedia untuk dijual.

    Aset atau liabilitas tertentu yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis termasuk goodwill dan aset tak berwujud.

    Transaksi yang melibatkan pertukaran aset atau liabilitas di antara pihak independen tanpa adanya unsur moneter, sebagai contoh, suatu pertukaran tanpa moneter fasilitas pabrik dalam lini bisnis yang berbeda.

    A8. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi yang tersedia pada waktu laporan keuangan disusun. Untuk banyak estimasi akuntansi, estimasi mencakup pembuatan asumsi tentang hal yang tidak pasti pada waktu estimasi dibuat. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi, transaksi, atau peristiwa masa depan yang, jika diketahui pada saat audit, kemungkinan berdampak signifikan terhadap tindakan manajemen atau asumsi yang digunakan oleh manajemen.

    Keberpihakan Manajemen A9. Kerangka pelaporan keuangan seringkali menuntut netralitas, yaitu, bebas dari

    keberpihakan. Namun, estimasi akuntansi adalah tidak tepat, dan dapat dipengaruhi oleh pertimbangan manajemen. Pertimbangan tersebut mungkin melibatkan keberpihakan manajemen yang tidak disengaja atau disengaja (sebagai contoh, sebagai suatu akibat dari motivasi untuk mencapai hasil yang diharapkan). Kerentanan suatu estimasi akuntansi terhadap keberpihakan manajemen meningkat dengan subjektivitas yang terdapat pada waktu membuat estimasi tersebut. Keberpihakan manajeman yang tidak disengaja dan keberpihakan manajemen yang potensial disengaja merupakan bawaan dalam keputusan yang bersifat subjektif yang seringkali diharuskan dalam pembuatan estimasi akuntansi. Untuk audit yang berlanjut, indikator keberpihakan manajemen yang teridentifikasi selama periode audit sebelumnya mempengaruhi perencanaan dan identifikasi resiko serta kegiatan penilaian auditor dalam periode kini.

    A10. Keberpihakan manajemen mungkin sulit untuk dideteksi pada suatu tingkat akun.

    Keberpihakan tersebut mungkin hanya dapat diidentifikasi pada waktu auditor mempertimbangkan agregasi kelompok estimasi akuntansi atau semua estimasi akuntansi, atau pada waktu auditor mengobservasi beberapa periode akuntansi. Meskipun beberapa bentuk keberpihakan manajemen merupakan bawaan dalam keputusan subjektif, dalam melakukan pertimbangan tersebut kemungkinan tidak terdapat

  • kesengajaan oleh manajemen untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan. Namun, jika terdapat kesengajaan untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan, keberpihakan manajemen merupakan suatu kecurangan.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik A11. Entitas sektor publik kemungkinan memegang aset khusus yang untuk aset tersebut tidak

    tersedia sumber informasi atau ada sumber informasi yang andal untuk tujuan pengukuran aset tersebut pada nilai wajar atau dasar lain nilai kini, atau kombinasi di antara keduanya. Seringkali aset khusus yang dimiliki tidak menghasilkan arus kas dan tidak memiliki pasar yang aktif. Oleh karena itu, pengukuran pada nilai wajar biasanya mengharuskan estimasi dan kemungkinan kompleks, dan dalam beberapa kasus yang jarang terjadi mungkin pengukuran nilai wajar tersebut sama sekali tidak dapat dilakukan.

    Prosedur Penilaian Risiko dan Kegiatan yang Berkaitan (Ref: Para. 8) A12. Prosedur penilaian risiko dan kegiatan yang berkaitan yang diharuskan oleh paragraf 8

    SPA ini membantu auditor dalam mengembangkan suatu harapan tentang sifat dan jenis estimasi akuntansi yang kemungkinan dimiliki oleh entitas. Pertimbangan utama auditor adalah apakah pemahaman yang diperoleh cukup untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam hubungannya dengan estimasi akuntansi, dan untuk merencanakan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut.

    Pemerolehan Suatu Pemahaman tentang Ketentuan Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku (Ref: Para. 8.a) A13. Pemerolehan suatu pemahaman tentang ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang

    berlaku membantu auditor dalam menentukan apakah kerangka tersebut, sebagai contoh:

    Menetapkan kondisi tertentu untuk pengakuan,9 atau metode untuk pengukuran estimasi akuntansi.

    Menyebutkan kondisi tertentu yang memperbolehkan atau mengharuskan pengukuran pada suatu nilai wajar, sebagai contoh, dengan mengacu ke maksud manajemen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu yang berkaitan dengan aset atau liabilitas.

    Menyebutkan pengungkapan yang diperbolehkan atau diharuskan. Pemerolehan pemahaman ini juga menyediakan suatu dasar bagi auditor untuk melakukan pembahasan dengan manajemen tentang bagaimana manajemen telah menerapkan ketentuan tersebut yang relevan dengan estimasi akuntansi, dan penentuan oleh auditor tentang apakah manajemen telah menerapkannya secara tepat.

    A14. Kerangka pelaporan keuangan mungkin menyediakan panduan bagi manajemen untuk menentukan estimasi tunggal dimana terdapat alternatif. Sebagai contoh, beberapa kerangka pelaporan keuangan mengharuskan estimasi tunggal yang dipilih merupakan alternatif yang mencerminkan pertimbangan manajemen tentang hasil yang paling mungkin.10 Kerangka pelaporan keuangan lainnya mungkin mengharuskan, sebagai

    9 Hampir semua kerangka pelaporan keuangan mensyaratkan pencantuman unsur dalam laporan posisi keuangan

    atau laporan laba rugi komprehensif yang memenuhi kriteria untuk pengakuan. Pengungkapan kebijakan akuntansi

    atau penambahan catatan atas laporan keuangan tidak mengoreksi suatu kegagalan untuk mengakui unsur tersebut,

    termasuk estimasi akuntansi.

    10 Kerangka pelaporan keuangan yang berbeda mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan

    estimasi tunggal yang ditentukan dalam cara ini.

  • contoh, penggunaan suatu discounted probability-weighted expected value. Dalam beberapa kasus, manajemen mungkin dapat membuat suatu estimasi tunggal yang andal hanya setelah mempertimbangkan asumsi atau hasil alternatif, yang dari situ dapat ditentukan suatu estimasi tunggal.

    A15. Kerangka pelaporan keuangan mungkin mengharuskan pengungkapan informasi tentang

    asumsi signifikan yang menjadi penyebab estimasi akuntansi secara khusus sensitif. Di samping itu, jika terdapat ketidakpastian estimasi yang tinggi, beberapa kerangka pelaporan keuangan tidak memperbolehkan suatu estimasi akuntansi diakui dalam laporan keuangan, namun pengungkapan tertentu mungkin diharuskan dalam catatan atas laporan keuangan.

    Pemerolehan Pemahaman tentang Bagaimana Manajemen

    Mengidentifikasi Kebutuhan untuk Estimasi Akuntansi

    A16. Penyusunan laporan keuangan menuntut manajemen untuk menentukan apakah suatu transaksi, peristiwa, atau kondisi menimbulkan kebutuhan untuk membuat estimasi akuntansi, dan bahwa semua estimasi akuntansi yang diperlukan telah diakui, diukur dan diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    A17. Identifikasi manajemen atas transaksi, peristiwa, dan kondisi yang menimbulkan

    kebutuhan untuk estimasi akuntansi kemungkinan didasarkan pada:

    Pengetahuan manajemen tentang bisnis entitas dan industri yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi.

    Pengetahuan manajemen tentang pengimplementasian strategi bisnis dalam periode kini.

    A18. Pemahaman auditor tentang entitas dan lingkungannya yang diperoleh selama

    pelaksanaan prosedur penilaian risiko, bersama dengan bukti audit lain yang diperoleh selama pelaksanaan audit, membantu auditor dalam mengidentifikasi keadaan, atau perubahan dalam keadaan, yang mungkin menimbulkan kebutuhan untuk suatu estimasi akuntansi.

    A19. Permintaan keterangan dari manajemen tentang perubahan dalam keadaan dapat

    mencakup, sebagai contoh, permintaan keterangan apakah:

    Entitas telah melakukan perikatan dalam suatu jenis transaksi baru yang mungkin menimbulkan estimasi akuntansi.

    Syarat transaksi yang menimbulkan estimasi akuntansi telah berubah.

    Kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan estimasi akuntansi telah berubah, sebagai akibat dari perubahan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau sebaliknya.

    Peraturan atau perubahan lain di luar kendali manajemen telah terjadi yang mungkin mengharuskan manajemen untuk merevisi atau membuat estimasi akuntansi yang baru.

    Kondisi atau peristiwa baru telah terjadi yang mungkin menimbulkan kebutuhan untuk estimasi akuntansi revisian atau baru.

  • A20. Selama audit, auditor mungkin mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan kondisi yang menimbulkan kebutuhan untuk estimasi akuntansi yang manajemen gagal untuk mengidentifikasi. SPA 315 berhubungan dengan keadaan yang di dalamnya auditor mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material yang manajemen gagal untuk mengidentifikasi, termasuk penentuan apakah terdapat suatu defisiensi signifikan dalam pengendalian internal terhadap proses penilaian risiko entitas.11

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil

    A21. Pemerolehan pemahaman untuk entitas yang lebih kecil seringkali kurang kompleks

    karena kegiatan bisnis mereka seringkali terbatas dan transaksi mereka kurang kompleks.

    Di samping itu, seringkali individu tunggal, sebagai contoh manajer-pemilik,

    mengidentifikasi kebutuhan untuk membuat suatu estimasi akuntansi dan oleh karena itu

    auditor dapat memfokuskan pada permintaan keterangan.

    Pemerolehan Suatu Pemahaman tentang Bagaimana Manajemen Membuat Estimasi Akuntansi (Ref: Para. 8c) A22. Penyusunan laporan keuangan juga mengharuskan manajemen untuk menetapkan proses

    pelaporan keuangan untuk membuat estimasi akuntansi, termasuk pengendalian internal yang memadai. Proses tersebut mencakup:

    Pemilihan kebijakan akuntansi yang tepat dan penetapan proses estimasi, termasuk estimasi atau model evaluasi yang tepat, termasuk, jika relevan, model.

    Pengembangan atau pengidentifikasian data dan asumsi relevan yang berdampak terhadap estimasi akuntansi.

    Penelaahaan secara periodik keadaan yang menimbulkan estimasi akuntansi dan pengestimasian kembali estimasi akuntansi sebagaimana yang diperlukan.

    A23. Hal-hal-yang kemungkinan dipertimbangkan oleh auditor dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi, mencakup, sebagai contoh:

    Jenis akun atau transaksi yang terkait dengan estimasi akuntansi (sebagai contoh, apakah estimasi akuntansi timbul dari pencatatan transaksi rutin dan berulang atau apakah timbul dari transaksi nonrutin atau tidak biasa).

    Apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen telah menggunakan teknik pengukuran yang diakui untuk membuat estimasi akuntansi tertentu.

    Apakah estimasi akuntansi dibuat berdasarkan data yang tersedia pada suatu tanggal interim dan, jika demikian, apakah dan bagaimana manajemen telah memperhitungkan dampak peristiwa, transaksi, dan perubahan dalam keadaan yang terjadi antara tanggal tersebut dan akhir periode.

    Metode Pengukuran, termasuk Penggunaan Model (Ref: Para. 8c i) A24. Dalam beberapa kasus, kerangka pelaporan keuangan kemunginan menetapkan metode

    pengukuran untuk suatu estimasi akuntansi, sebagai contoh, suatu model tertentu yang harus digunakan dalam mengukur suatu estimasi nilai wajar. Namun, dalam banyak kasus, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan metode pengukuran, atau menyebutkan metode alternatif untuk pengukuran.

    11

    SPA 315, paragraf 16.

  • A25. Bila kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan suatu metode tertentu

    yang harus dipakai dalam suatu keadaan, hal-hal yang mungkin dipertimbangkan oleh auditor dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang metode tersebut, yang digunakan untuk estimasi akuntansi mencakup, sebagai contoh:

    Bagaimana manajemen mempertimbangkan sifat aset atau liabilitas yang diestimasi pada waktu memilih suatu metode tertentu.

    Apakah entitas beroperasi dalam suatu bisnis, industri, atau lingkungan tertentu yang di dalamnya terdapat metode yang umumnya digunakan untuk membuat jenis estimasi akuntansi tertentu tersebut.

    A26. Kemungkinan terdapat risiko kesalahan penyajian material yang lebih besar, sebagai contoh, dalam kasus yang manajemen memiliki suatu model yang dikembangkan secara internal yang digunakan untuk membuat estimasi akuntansi atau terdapat penyimpangan dari suatu metode yang umumnya digunakan dalam suatu industri atau lingkungan tertentu.

    Pengendalian Relevan (Ref: Para. 8 c ii) A27. Hal-hal yang mungkin dipertimbangkan oleh auditor dalam pemerolehan suatu

    pemahaman pengendalian yang relevan, sebagai contoh, pengalaman dan kompetensi pihak yang membuat estimasi akuntansi, dan pengendalian yang berkaitan dengan:

    Bagaimana manajemen menentukan kelengkapan, relevansi, dan akurasi data yang digunakan untuk mengembangkan estimasi akuntansi.

    Reviu dan pengesahan estimasi akuntansi, termasuk asumsi atau masukan yang digunakan dalam pengembangannya, oleh tingkat manajemen yang tepat dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Pemisahan tugas antara pihak yang menjadikan entitas berkomitmen terhadap transaksi yang melandasi dan pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan estimasi akuntansi, termasuk apakah penetapan tanggung jawab dengan tepat memerhitungkan sifat entitas dan produk atau jasanya (sebagai contoh, dalam kasus institusi keuangan yang besar, pemisahan tugas yang relevan dapat mencakup fungsi independen yang bertanggung jawab untuk estimasi dan validasi penentuan harga nilai wajar produk keuangan hak milik perusahaan dilaksanakan oleh individu yang remunerasinya tidak dikaitkan dengan produk tersebut.

    A28. Pengendalian lain yang kemungkinan relevan dalam pembuatan estimasi akuntansi tergantung pada keadaan. Sebagai contoh, jika entitas menggunakan model spesifik untuk membuat estimasi akuntansi, manajemen dapat menggunakan kebijakan dan prosedur spesifik untuk model tersebut. Pengendalian yang relevan dapat mencakup, sebagai contoh, pengendalian yang ditetapkan terhadap:

    Perancangan dan pengembangan, atau pemilihan suatu model tertentu untuk tujuan tertentu.

    Penggunaan model tersebut.

    Penggunaan Pakar oleh Manajemen (Ref: Para. 8 c iii)

    A29. Manajemen dapat memiliki, atau entitas dapat mempekerjakan individu dengan, pengalaman dan kompetensi yang diperlukan untuk membuat estimasi tunggal yang diharuskan. Namun, dalam beberapa kasus, manajemen mungkin perlu untuk membuat

  • perikatan dengan seorang pakar untuk membuat, atau membantu dalam membuat, estimasi tunggal tersebut. Kebutuhan tersebut mungkin timbul karena, sebagai contoh:

    Sifat khusus atas hal yang memerlukan estimasi, sebagai contoh, pengukuran cadangan mineral atau hidrokarbon dalam industri pertambangan.

    Sifat teknis atas model yang diharuskan untuk memenuhi ketentuan relevan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, sebagaimana yang terdapat dalam kasus pengukuran tertentu pada nilai wajar.

    Sifat atas kondisi, transaksi, atau peristiwa yang tidak biasa dan jarang terjadi yang memerlukan suatu estimasi akuntansi.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entias yang Lebih Kecil

    A30. Pada entitas yang lebih kecil, dalam keadaan yang mengharuskan suatu estimasi akuntansi, seringkali manajer pemilik mampu untuk membuat estimasi tunggal yang diharuskan. Namun dalam beberapa kasus, seorang pakar akan diperlukan. Pembahasan dengan manajer pemilik yang dilakukan di awal proses audit tentang sifat estimasi akuntansi, kelengkapan estimasi akuntansi yang diharuskan, dan kecukupan proses akuntansi dapat membantu manajer pemilik dalam menentukan kebutuhan penggunaan seorang pakar.

    Asumsi (Ref: Para. 8 c iv) A31. Asumsi merupakan komponen integral dari estimasi akuntansi. Hal-hal yang

    dipertimbangkan auditor dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang asumsi yang melandasi estimasi akuntansi mencakup, sebagai contoh:

    Sifat asumsi, termasuk asumsi yang mungkin merupakan asumsi signifikan.

    Bagaimana manajemen menilai apakah asumsi yang digunakan adalah relevan dan lengkap (yaitu, bahwa semua variabel yang relevan telah diperhitungkan).

    Jika relevan, bagaimana manajemen menentukan bahwa asumsi yang digunakan adalah secara internal konsisten.

    Apakah asumsi berkaitan dengan hal-hal yang ada dalam kendali manajemen (sebagai contoh, asumsi tentang pemeliharaan program yang mungkin berdampak terhadap estimasi tentang umur ekonomis aset), dan bagaimana hal-hal tersebut sesuai dengan rencana bisnis entitas dan lingkungan luar, atau hal-hal tersebut di luar kendali (sebagai contoh asumsi tentang tingkat bunga, tingkat kematian, tindakan pengadilan atau badan pengatur yang potensial, atau variabilitas dan waktu arus kas masa depan).

    Sifat dan luas dokumentasi, jika ada, yang mendukung asumsi.

    Asumsi dapat dibuat atau diidentifikasi oleh seorang pakar untuk membantu manajemen dalam membuat estimasi akuntansi. Asumsi tersebut, jika dipakai oleh manajemen, menjadi asumsi manajemen.

    A32. Dalam beberapa kasus, asumsi dapat diacu ke masukan, sebagai contoh, jika manajemen

    menggunakan suatu model untuk membuat suatu estimasi akuntansi, meskipun istilah masukan dapat juga digunakan untuk mengacu ke data yang melandasi asumsi spesifik yang diterapkan.

    A33. Manajemen dapat mendukung asumsi dengan jenis informasi yang berbeda yang ditarik

    dari sumber internal dan eksternal, yang relevansi dan keandalannya akan bervariasi. Dalam beberapa kasus, suatu asumsi mungkin andal berdasarkan informasi yang berlaku dari sumber luar (sebagai contoh, tingkat bunga yang dipublikasikan atau data statistik

  • yang lain) atau sumber internal (sebagai contoh, informasi historis atau kondisi sebelumnya yang dialami oleh entitas). Dalam kasus yang lain, suatu asumsi kemungkinan lebih subjektif, bila entitas belum memiliki pengalaman atau tidak memiliki sumber eksternal yang dapat digunakan.

    A34 Dalam kasus estimasi akuntansi nilai wajar, asumsi mencerminkan, atau konsisten dengan,

    apakah pihak yang independen, berpengetahuan dan mau bertransaksi (kadang-kadang disebut sebagai peserta pasar atau yang setara) akan menggunakan asumsi dalam menentukan nilai wajar ketika menukarkan suatu aset atau menyelesaikan suatu liabilitas. Asumsi spesifik akan juga bervariasi dengan karakteristik aset atau liabilitas yang dinilai, metode penilaian yang digunakan (sebagai contoh, suatu pendekatan pasar, atau suatu pedekatan penghasilan) dan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

    A35 Berkaitan dengan estimasi akuntansi nilai wajar, asumsi atau masukan bervariasi dalam

    sumber dan dasar, sebagai berikut: (a) Asumsi yang mencerminkan asumsi yang digunakan oleh peserta pasar dalam

    menentukan harga suatu aset atau liabilitas yang dikembangkan berdasarkan data pasar yang diperoleh dari sumber yang independen dari entitas yang melaporkan (kadang-kadang disebut sebagai masukan yang dapat diobservasi atau yang setara).

    (b) Asumsi yang mencerminkan pertimbangan sendiri entitas tentang asumsi yang digunakan peserta pasar dalam menentukan harga aset atau liabilitas dikembangkan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia dalam keadaan tersebut (kadang-kadang disebut sebagai masukan yang tidak dapat diobservasi atau yang setara).

    Namun, dalam praktik, pembedaaan antara a dan b tidak selalu tampak jelas. Di samping itu, manajemen juga perlu untuk memilih dari sejumlah asumsi yang berbeda yang digunakan oleh peserta pasar yang berbeda.

    A36. Luasnya subjektivitas, seperti apakah suatu asumsi atau masukan dapat diobservasi,

    mempengaruhi tingkat ketidakpastian estimasi dan penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material untuk suatu estimasi akuntansi.

    Perubahan dalam Metode untuk Membuat Estimasi Akuntansi (Ref: Para. 8(c)(v)) A37. Dalam mengevaluasi bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi, auditor harus

    memahami apakah telah terjadi atau seharusnya sudah terjadi perubahan dari periode sebelumnya dalam metode untuk membuat estimasi akuntansi. Suatu metode estimasi spesifik mungkin perlu diubah untuk merespons perubahan dalam lingkungan atau keadaan yang berdampak terhadap entitas atau ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika manajemen telah mengubah metode untuk membuat suatu estimasi akuntansi, penting bagi manajemen untuk dapat mendemontrasikan bahwa metode baru tersebut lebih tepat, atau dengan sendirinya merespons terhadap perubahan tersebut. Sebagai contoh, jika manajemen mengubah dasar untuk membuat suatu estimasi akuntansi dari pendekatan mark-to-market ke penggunaan suatu model, auditor mempertanyakan apakah asumsi manajemen tentang pasar adalah wajar sejalan dengan keadaan ekonomi.

    Ketidakpastian Estimasi (Ref: Para. 8(c)(vi)) A38. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam memeroleh suatu pemahaman

    apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen telah menentukan dampak ketidakpastian estimasi, sebagai contoh:

  • Apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen telah memertimbangkan asumsi atau hasil alternatif dengan, sebagai contoh, melaksanakan analisis sensitivitas untuk menentukan dampak perubahan dalam asumsi terhadap suatu estimasi akuntansi.

    Bagaimana manajemen menentukan estimasi akuntansi bila analisis menunjukkan beberapa skenario yang dihasilkan.

    Apakah manajemen memantau hasil estimasi akuntansi yang dibuat dalam periode sebelumnya, dan apakah manajemen telah merespons hasil prosedur pemantauan tersebut dengan tepat.

    Reviu atas Estimasi Akuntansi Periode Sebelumnya (Ref: Para.9) A39. Hasil suatu estimasi akuntansi seringkali berbeda dari estimasi akuntansi dalam laporan

    keuangan periode sebelumnya. Dengan melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan memahami alasan perbedaan tersebut, auditor dapat memperoleh:

    Informasi tentang efektivitas proses estimasi manajemen dalam periode sebelumnya, sebagai sumber bagi auditor dalam mempertimbangkan kemungkinan efektivitas proses manajemen saat ini.

    Bukti audit yang penting untuk melakukan estimasi kembali, dalam periode kini, atas estimasi akuntansi periode sebelumnya.

    Bukti audit tentang hal-hal, seperti ketidakpastian estimasi, yang kemungkinan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.

    A40. Reviu atas estimasi akuntansi periode sebelumnya dapat membantu auditor, dalam

    periode kini, untuk mengidentifikasi keadaan atau kondisi yang meningkatkan kerentanan estimasi akuntansi terhadap, atau menunjukkan adanya, kemungkinan keberpihakan manajemen. Skeptisisme profesional auditor membantu dalam mengidentifikasi keadaan atau kondisi tersebut dan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut.

    A41. Reviu retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang berkaitan dengan

    estimasi akuntansi signifikan juga diharuskan oleh SPA 240.12 Reviu tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari ketentuan bagi auditor untuk merancang dan melaksanakan prosedur untuk mereviu estimasi akuntansi untuk keberpihakan yang mungkin mencerminkan risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan, sebagai respons terhadap risiko manajemen dalam mengabaikan pengendalian. Sebagai suatu hal yang praktis, reviu auditor atas estimasi akuntansi periode sebelumnya sebagai prosedur penilaian risiko berdasarkan SPA ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan reviu yang diharuskan oleh SPA 240.

    A42. Auditor dapat mempertimbangkan bahwa reviu yang lebih rinci diharuskan untuk dilakukan

    terhadap estimasi akuntansi yang diidentifikasi selama periode audit sebelumnya sebagai estimasi yang memiliki ketidakpastian estimasi yang tinggi, atau estimasi akuntansi tersebut telah mengalami perubahan signifikan dari periode sebelumnya. Di lain pihak, sebagai contoh, untuk estimasi akuntansi yang timbul dari pencatatan transaksi rutin dan berulang, auditor dapat mempertimbangkan bahwa penerapan prosedur analitis sebagai prosedur penilaian risiko adalah cukup untuk tujuan reviu tersebut.

    A43. Untuk estimasi akuntansi nilai wajar dan estimasi akuntansi lainnya berdasarkan kondisi

    kini pada tanggal pengukuran, akan lebih banyak terjadi perbedaan antara jumlah nilai

    12 SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Berkaitan dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 32(b)(ii).

  • wajar yang diakui dalam laporan keuangan periode sebelumnya dan hasil atau jumlah yang diestimasi kembali untuk tujuan periode kini. Hal ini disebabkan karena tujuan pengukuran untuk estimasi akuntansi tersebut berhubungan dengan persepsi atas nilai pada suatu titik waktu tertentu, yang kemungkinan berubah secara signifikan dan cepat sejalan dengan perubahan lingkungan dimana entitas beroperasi. Oleh karena itu, auditor dapat memfokuskan pereviuannya dalam memperoleh informasi yang akan relevan untuk mengidentifikasi dan menentukan kesalahan penyajian material. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, pemerolehan suatu pemahaman tentang perubahan asumsi pelaku pasar yang berdampak terhadap hasil estimasi akuntansi nilai wajar dalam periode sebelumnya kemungkinan tidak menyediakan informasi relevan untuk tujuan audit. Jika demikian, pertimbangan auditor tentang hasil estimasi akuntansi nilai wajar periode sebelumnya dapat lebih diarahkan ke pemahaman efektivitas proses estimasi manajemen dalam periode sebelumnya, yaitu, catatan masa lalu manajemen, yang dapat digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan kemungkinan efektivitas proses manajemen saat ini.

    A44. Suatu perbedaan antara hasil suatu estimasi akuntansi dan jumlah yang diakui dalam

    laporan keuangan periode sebelumnya bukan merupakan suatu kesalahan penyajian laporan keuangan periode sebelumnya. Namun, hal ini dapat terjadi demikian jika, sebagai contoh, perbedaan tersebut timbul dari informasi yang telah tersedia bagi manajemen pada waktu laporan keuangan periode sebelumnya difinalisasi, atau hal itu dapat secara wajar diharapkan telah dapat diperoleh dan diperhitungkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Banyak kerangka pelaporan keuangan berisi panduan tentang perbedaan antara perubahan dalam estimasi akuntansi yang merupakan kesalahan penyajian dan perubahan yang bukan merupakan kesalahan penyajian, dan perlakuan akuntansi yang harus diikuti.

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material

    Ketidakpastian Estimasi (Ref. Para. 10) A45. Tingkat ketidakpastian estimasi yang berhubungan dengan estimasi akuntansi dapat

    dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

    Luasnya ketergantungan estimasi akuntansi terhadap pertimbangan.

    Sensitivitas estimasi akuntansi terhadap perubahan asumsi.

    Keberadaan teknik pengukuran yang diakui dapat memitigasi ketidakpastian estimasi (meskipun subjektivitas asumsi yang digunakan sebagai masukan dapat menimbulkan ketidakpastian estimasi).

    Panjangnya periode prakiraan, dan data yang relevan yang ditarik dari peristiwa masa lalu untuk memprakirakan peristiwa masa depan.

    Ketersediaan data andal dari sumber eksternal.

    Luasnya masukan yang dipakai sebagai dasar estimasi akuntansi, apakah dapat diobservasi atau tidak dapat diobservasi.

    Derajat ketidakpastian yang berhubungan dengan estimasi akuntansi dapat memengaruhi kerentanan estimasi terhadap keberpihakan.

    A46. Hal-hal yang dipertimbangkan oleh auditor dalam penentuan risiko kesalahan penyajian

    material juga mencakup:

    Jumlah aktual atau yang diharapkan dari suatu estimasi akuntansi.

  • Jumlah estimasi akuntansi yang dicatat (yaitu, estimasi tunggal manajemen) dalam hubungannya dengan jumlah yang diharapkan oleh auditor untuk dicatat.

    Apakah manajemen telah menggunakan seorang pakar dalam membuat estimasi akuntansi.

    Hasil reviu atas estimasi akuntansi periode sebelumnya.

    Ketidakpastian Estimasi yang Tinggi dan Risiko Signifikan (Ref. Para. 11) A47. Contoh estimasi akuntansi yang dapat memiliki ketidakpastian estimasi yang tinggi

    mencakup hal-hal sebagai berikut:

    Estimasi akuntansi yang sangat tergantung pada pertimbangan, sebagai contoh, pertimbangan tentang hasil tuntutan pengadilan yang masih belum diputuskan atau jumlah dan saat arus kas masa depan yang tergantung pada peristiwa tidak pasti beberapa tahun di masa depan.

    Estimasi akuntansi yang tidak dihitung dengan menggunakan teknik pengukuran yang diakui.

    Estimasi akuntansi yang hasil reviu auditor terhadap estimasi akuntansi yang sama yang dibuat dalam laporan keuangan tahun sebelumnya menunjukkan suatu perbedaan signifikan antara estimasi akuntansi semula dan hasil sesungguhnya.

    Estimasi akuntansi nilai wajar yang menggunakan suatu model dengan tingkat spesialisasi yang tinggi yang dikembangkan oleh entitas atau yang tidak menggunakan input yang dapat diobservasi.

    A48. Suatu estimasi akuntansi yang tampaknya tidak material mungkin memiliki potensi

    menghasilkan kesalahan penyajian material karena ketidakpastian estimasi yang berhubungan dengan estimasi; yaitu, ukuran jumlah yang diakui atau diungkapkan dalam laporan keuangan untuk suatu estimasi akuntansi kemungkinan bukan merupakan indikator ketidakpastian estimasi.

    A49. Dalam beberapa keadaan, ketidakpastian estimasi sedemikian tinggi sehingga suatu

    estimasi akuntansi tidak dapat dibuat. Oleh karena itu, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat mencegah pengakuan unsur dalam laporan keuangan, atau pengukurannya pada nilai wajar. Dalam kasus seperti itu, risiko signifikan tidak hanya berhubungan dengan apakah suatu estimasi akuntansi harus diakui, atau apakah estimasi akuntansi harus diukur pada nilai wajar, namun juga berhubungan dengan kecukupan pengungkapannya. Berkaitan dengan estimasi akuntansi tersebut, pelaporan keuangan yang berlaku mungkin mengharuskan pengungkapan estimasi akuntansi tersebut dan ketidakpastian estimasi yang tinggi, yang terkait dengan estimasi tersebut. (lihat paragraf A120-A123).

    A50. Jika auditor menentukan bahwa estimasi akuntansi menimbulkan suatu risiko signifikan,

    auditor diharuskan untuk memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian entitas, termasuk aktivitas pengendalian.13

    A51. Dalam beberapa kasus, ketidakpastian estimasi atas suatu estimasi akuntansi mungkin menyebabkan keraguan signifikan tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan

    13

    SPA 315, paragraf 29.

  • kelangsungan usahanya. SPA 57014 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan dalam keadaan seperti itu.

    Repons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai (Ref; Para 12) A52. SPA 330 mengharuskan auditor untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit yang

    sifat, saat, dan luasnya responsif terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan dalam hubungannya dengan estimasi akuntansi, baik pada tingkat laporan keuangan maupun pada tingkat asersi.15 Paragraf A53-A115 memfokuskan respons spesifik hanya pada tingkat asersi.

    Penerapan Ketentuan Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku (Ref: Para. 12(a)) A53. Banyak kerangka pelaporan keuangan menetapkan kondisi tertentu untuk pengakuan

    estimasi akuntansi dan menyebutkan metode untuk membuat estimasi tersebut dan pengungkapan yang diharuskan. Ketentuan tersebut mungkin kompleks dan mengharuskan penerapan pertimbangan. Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dalam pelaksanaan prosedur penilaian risiko, ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang dapat menimbulkan kerentanan terhadap salah penerapan atau interpretasi yang berbeda menjadi fokus perhatian auditor.

    A54. Penentuan apakah manajemen telah secara tepat menerapkan ketentuan kerangka

    pelaporan keuangan yang berlaku didasarkan, sebagian, pada pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya. Sebagai contoh, pengukuran nilai wajar beberapa pos, seperti aset tak berwujud yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, dapat melibatkan pertimbangan khusus yang dipengaruhi oleh sifat entitas dan operasinya.

    A55. Dalam beberapa situasi, prosedur audit tambahan, seperti inspeksi oleh auditor terhadap

    kondisi fisik kini suatu aset, mungkin diperlukan untuk menentukan apakah manajemen telah menerapkan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku secara tepat.

    A56. Penerapan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mengharuskan

    manajemen untuk mempertimbangkan perubahan dalam lingkungan atau keadaan yang berdampak terhadap entitas. Sebagai contoh, pengenalan suatu pasar aktif untuk suatu golongan aset atau liabilitas tertentu dapat menunjukkan bahwa penggunaan arus kas yang didiskonto untuk mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas tersebut menjadi tidak tepat.

    Konsistensi Metode dan Dasar untuk Perubahan (Ref: Para 12(b)) A57. Pertimbangan auditor atas suatu perubahan dalam estimasi akuntansi, atau metode untuk

    membuat estimasi akuntansi dari periode sebelumnya, adalah penting karena suatu perubahan yang tidak didasarkan pada suatu perubahan dalam keadaan atau informasi baru dipandang sebagai perubahan yang bersifat sembarang.

    A58. Manajemen seringkali dapat menunjukkan alasan yang tepat atas suatu perubahan dalam

    estimasi akuntansi atau metode untuk membuat suatu estimasi akuntansi dari suatu periode ke periode lainnya berdasarkan perubahan keadaan. Apa yang merupakan suatu alasan yang tepat, dan kecukupan dukungan atas pendapat manajemen bahwa telah

    14

    SPA 570, Kelangsungan Usaha. 15

    SPA 330, paragraf 56.

  • terjadi suatu perubahan dalam keadaan yang membenarkan terjadinya perubahan dalam estimasi akuntansi atau metode untuk membuat suatu estimasi akuntansi, merupakan masalah pertimbangan.

    Respons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai (Ref. Para: 13) A59. Keputusan auditor tentang respons, baik secara individu maupun dalam kombinasi, pada

    paragraf 13 untuk merespons risiko kesalahan penyajian material dapat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

    Sifat estimasi akuntansi, termasuk apakah estimasi tersebut timbul dari transaksi rutin atau nonrutin.

    Apakah prosedur tersebut diharapkan secara efektif menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat bagi auditor.

    Risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan, termasuk apakah risiko yang telah ditentukan tersebut merupakan suatu risiko signifikan.

    A60. Sebagai contoh, pada waktu mengevaluasi kewajaran penyisihan untuk piutang tidak tertagih, prosedur yang efektif bagi auditor dapat berupa reviu terhadap penerimaan kas setelah tanggal neraca dikombinasikan dengan prosedur-prosedur lain. Jika ketidakpastian estimasi yang berkaitan dengan suatu estimasi akuntansi adalah tinggi, sebagai contoh, suatu estimasi akuntansi berdasarkan suatu proprietory model yang tidak menggunakan input yang dapat diobservasi, kombinasi respons terhadap risiko yang telah dinilai dalam paragraf 13 adalah perlu untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat.

    A61. Panduan tambahan yang menjelaskan keadaan-keadaan dimana setiap respons mungkin

    tepat disediakan dalam paragraf A62-A95. Peristiwa yang Terjadi Sampai dengan Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. 13a) A62. Penentuan apakah peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan auditor

    menyediakan bukti audit tentang estimasi akuntansi dapat merupakan respons yang tepat bila peristiwa tersebut diharapkan untuk:

    Terjadi; dan

    Menyediakan bukti audit yang mengonfirmasi atau bertentangan dengan estimasi akuntansi.

    A63. Peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan auditor kadang-kadang dapat menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat tentang estimasi akuntansi. Sebagai contoh, penjualan sediaan lengkap suatu produk yang telah diganti segera setelah akhir periode dapat menyediakan bukti audit yang berkaitan dengan estimasi nilai realisasi bersih sediaan tersebut. Dalam kasus tersebut, tidak perlu dilaksanakan prosedur audit tambahan atas estimasi akuntansi, dengan syarat bukti yang semestinya tentang peristiwa tersebut dapat diperoleh auditor.

    A64. Untuk beberapa estimasi akuntansi, peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal laporan

    auditor kemungkinan tidak menyediakan bukti audit tentang estimasi akuntansi. Sebagai contoh, kondisi atau peristiwa yang berkaitan dengan beberapa estimasi akuntansi berkembang hanya dalam suatu jangka waktu tertentu. Selain itu, karena tujuan pengukuran estimasi akuntansi nilai wajar, informasi setelah akhir periode mungkin tidak mencerminkan peristiwa atau kondisi yang ada pada tanggal neraca dan oleh karena itu kemungkinan tidak relevan dengan pengukuran estimasi akuntansi nilai wajar. Paragraf 13

  • menunjukkan respons lain terhadap risiko kesalahan penyajian material yang mungkin ditanggung oleh auditor.

    A65. Dalam beberapa kasus, peristiwa yang bertentangan dengan estimasi akuntansi dapat

    menunjukkan bahwa manajemen memiliki proses yang tidak efektif dalam membuat estimasi akuntansi, atau terdapat keberpihakan manajemen dalam membuat estimasi akuntansi.

    A66. Meskipun auditor dapat memutuskan untuk tidak melaksanakan pendekatan ini yang

    berkaitan dengan estimasi akuntansi spesifik, auditor diharuskan untuk mematuhi SPA 560.16 Auditor diharuskan untuk melaksanakan prosedur audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa semua peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit yang memerlukan penyesuaian atas, atau pengungkapan dalam, laporan keuangan telah diidentifikasi17 dan dicerminkan dengan tepat dalam laporan keuangan tersebut.18 Oleh karena pengukuran atas estimasi-estimasi akuntansi, selain estimasi akuntansi nilai wajar, biasanya tergantung pada hasil kondisi, transaksi, atau peristiwa masa depan, pekerjaan auditor berdasarkan SPA 560 adalah relevan.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Lebih Kecil A67. Bila terdapat suatu periode yang lebih panjang antara tanggal neraca dan tanggal laporan

    auditor, pereviuan auditor atas peristiwa dalam periode ini dapat merupakan repons yang efektif untuk estimasi akuntansi selain estimasi akuntansi nilai wajar. Hal ini relevan untuk entitas lebih kecil yang dikelola oleh pemiliknya, terutama bila manajemen tidak memiliki prosedur pengendalian formal atas estimasi akuntansi.

    Pengujian terhadap Bagaimana Manajemen Membuat Estimasi Akuntansi (Ref: Para 13(b)) A68. Pengujian terhadap bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan data yang

    menjadi dasar estimasi dapat merupakan respons yang tepat bila estimasi akuntansi merupakan suatu estimasi akuntansi nilai wajar yang dikembangkan atas suatu model yang menggunakan input yang dapat diobservasi atau tidak dapat diobservasi. Hal ini juga tepat bila, sebagai contoh:

    Estimasi akuntansi diperoleh dari pengolahan data rutin oleh sistem akuntansi entitas.

    Reviu auditor atas estimasi akuntansi yang sama dalam periode sebelumnya menyarankan bahwa proses manajemen periode kini kemungkinan efektif.

    Estimasi akuntansi didasarkan pada suatu populasi besar atas unsur yang memiliki sifat yang sama, yang secara individual tidak signifikan.

    A69. Pengujian atas bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dapat melibatkan, sebagai contoh:

    Pengujian atas keakurasian, kelengkapan, dan relevansi data yang dipakai sebagai dasar estimasi akuntansi dan apakah estimasi akuntansi telah ditentukan dengan menggunakan data tersebut dan asumsi manajemen yang tepat.

    16

    SPA 560, Peristiwa Kemudian. 17

    SPA 560, paragraf 6. 18

    SPA 560, paragraf 8.

  • Pertimbangan atas sumber, relevansi, dan keandalan data atau informasi eksternal, termasuk data yang diterima dari pakar eksternal yang dikontrak oleh manajemen untuk membantu dalam membuat suatu estimasi akuntansi.

    Penghitungan kembali estimasi akuntansi tersebut, dan mereviu informasi tentang suatu estimasi akuntansi untuk konsistensi internal.

    Pertimbangan atas proses reviu dan pengesahan oleh manajemen.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil A70. Dalam entitas yang lebih kecil, proses untuk membuat estimasi akuntansi cenderung

    kurang terstruktur dibandingkan dengan proses yang dilakukan dalam entitas yang lebih besar. Entitas yang lebih kecil dengan keterlibatan manajemen secara aktif kemungkinan tidak memiliki penjelasan tentang prosedur akuntansi secara ekstensif, catatan akuntansi yang canggih, atau kebijakan tertulis. Jika entitas tersebut tidak memiliki proses yang ditetapkan secara formal, hal ini tidak berarti bahwa manajemen tidak dapat menyediakan suatu dasar yang dapat digunakan oleh auditor untuk menguji estimasi akuntansi.

    Pengevaluasian atas Metode Pengukuran (Ref: Para. 13 b(i)) A71 Bila kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak menetapkan metode pengukuran,

    pengevaluasian ketepatan metode yang digunakan, termasuk model yang diterapkan, adalah tepat sesuai dengan keadaan, merupakan masalah pertimbangan profesional.

    A72. Untuk tujuan ini, hal-hal yang mungkin dipertimbangkan oleh auditor mencakup, sebagai

    contoh, apakah:

    Alasan manajemen untuk metode yang dipilih adalah wajar.

    Manajemen telah mengevaluasi secara memadai dan mengaplikasikan secara tepat suatu kriteria, jika ada, yang terdapat dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku untuk mendukung metode yang dipilih.

    Metode tersebut adalah tepat dan sesuai dengan keadaan yang mendasari sifat aset dan liabilitas yang diestimasi dan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang relevan dengan estimasi akuntansi.

    Metode tersebut adalah tepat dalam hubungannya dengan bisnis, industri, dan lingkungan dimana entitas tersebut beroperasi.

    A73. Dalam beberapa kasus, manajemen mungkin telah menentukan bahwa metode yang berbeda menghasilkan suatu kisaran estimasi yang berbeda secara signifikan. Dalam kasus seperti ini, pemerolehan suatu pemahaman tentang bagaimana entitas tersebut telah menginvestigasi alasan dari perbedaan ini dapat membantu auditor dalam mengevaluasi ketepatan metode yang dipilih.

    Pengevaluasian Penggunaan Model A74. Dalam beberapa kasus, terutama dalam membuat estimasi akuntansi nilai wajar,

    manajemen dapat menggunakan suatu model. Apakah model yang digunakan tersebut adalah tepat sesuai dengan keadaan dapat tergantung pada sejumlah faktor, seperti sifat entitas dan lingkungannya, termasuk industri dimana entitas tersebut beroperasi, dan aset atau liabilitas spesifik yang diukur.

    A75. Relevansi atas pertimbangan berikut tergantung pada keadaan, termasuk apakah model

    tersebut merupakan model yang secara komersial tersedia untuk digunakan dalam suatu

  • sektor atau industri tertentu atau suatu model yang khusus. Dalam beberapa kasus, suatu entitas dapat menggunakan seorang pakar untuk mengembangkan dan menguji suatu model.

    A76. Tergantung pada keadaan, hal-hal yang juga dipertimbangkan oleh auditor dalam menguji

    model tersebut mencakup, sebagai contoh, apakah:

    Model tersebut divalidasi sebelum dipakai, dengan reviu periodik untuk meyakinkan masih cocok untuk penggunaan yang dimaksud. Proses validasi yang dilaksanakan oleh entitas dapat mencakup evaluasi terhadap: o Ketepatan teoritis dan integritas matematis dari model tersebut, termasuk

    ketepatan parameternya. o Konsistensi dan kelengkapan input yang digunakan pada model dengan praktik

    pasar. o Output dari model tersebut dibandingkan dengan transaksi sesungguhnya.

    Terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian atas perubahan.

    Model tersebut secara periodik dikalibrasi dan diuji validitasnya, terutama bila input yang digunakan bersifat subjektif.

    Penyesuaian dibuat terhadap output dari model, termasuk dalam hal estimasi akuntansi nilai wajar, apakah penyesuaian seperti itu mencerminkan asumsi pelaku pasar yang akan menggunakannya dalam keadaan yang sama.

    Model tersebut didokumentasikan secara memadai, termasuk penerapan model yang dimaksud dan parameter kuncinya, input yang diharuskan, dan hasil analisis validasi yang dilaksanakan.

    Asumsi yang Digunakan oleh Manajemen (Ref: Para. 13(b)(ii)) A77. Evaluasi auditor atas asumsi yang digunakan oleh manajemen didasarkan hanya pada

    informasi yang tersedia bagi auditor pada saat audit. Prosedur audit yang berkaitan dengan asumsi manajemen dilaksanakan dalam konteks audit atas laporan keuangan entitas, dan bukan untuk tujuan memberikan suatu opini atas asumsi tersebut.

    A78. Hal-hal yang dipertimbangkan oleh auditor dalam mengevaluasi kewajaran asumsi yang

    digunakan oleh manajemen mencakup, sebagai contoh:

    Apakah asumsi secara individual tampak wajar.

    Apakah asumsi saling tergantung dan secara internal konsisten.

    Apakah asumsi tersebut tampak wajar bila dipertimbangkan secara kolektif atau bersamaan dengan asumsi lain, baik untuk estimasi akuntansi tersebut atau untuk estimasi akuntansi yang lain.

    Dalam kasus estimasi akuntansi untuk nilai wajar, apakah asumsi-asumsi mencerminkan secara tepat asumsi pasar yang dapat diobservasi.

    A79. Asumsi yang dipakai sebagai dasar estimasi akuntansi dapat mencerminkan ekspektasi manajemen terhadap hasil dari tujuan dan strategi spesifik. Dalam kasus seperti ini, auditor dapat melaksanakan prosedur audit untuk mengevaluasi kewajaran asumsi tersebut dengan mempertimbangkan, sebagai contoh, apakah asumsi tersebut konsisten dengan:

    Lingkungan ekonomi umum dan keadaan ekonomi entitas.

    Rencana entitas.

    Asumsi yang dibuat dalam periode lalu, jika relevan.

  • Pengalaman tentang, atau kondisi sebelumnya yang dialami oleh entitas, sepanjang informasi historis ini dapat dipandang mewakili kondisi atau peristiwa masa depan.

    Asumsi lain yang digunakan oleh manajemen yang berkaitan dengan laporan keuangan.

    A80. Kewajaran asumsi yang digunakan dapat tergantung pada maksud dan kemampuan manajemen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu. Manajemen sering mendokumentasikan rencana dan maksud yang relevan dengan aset atau liabilitas spesifik dan kerangka pelaporan keuangan dapat mengharuskan entitas untuk melakukan hal tersebut. Meskipun luas bukti audit yang harus diperoleh tentang maksud dan kemampuan manajemen merupakan suatu masalah pertimbangan profesional, prosedur auditor dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:

    Mereviu riwayat manajemen dalam melaksanakan maksud yang telah dinyatakan tersebut.

    Mereviu rencana tertulis dan dokumentasi lain, termasuk, jika berlaku, anggaran yang secara formal disahkan, otorisasi, atau risalah rapat.

    Meminta keterangan dari manajemen tentang alasan manajemen untuk serangkaian kegiatan tertentu.

    Mereviu peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor.

    Mengevaluasi kemampuan entitas dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dalam keadaan ekonomi entitas tertentu, termasuk implikasinya terhadap komitmen yang ada.

    Namun, kerangka pelaporan keuangan tertentu, mungkin tidak mengizinkan maksud atau rencana manajemen diperhitungkan dalam membuat estimasi. Hal ini seringkali terjadi dalam kasus estimasi akuntansi nilai wajar karena tujuan pengukuran nilai wajar mengharuskan penggunaan asumsi yang mencerminkan asumsi yang digunakan oleh pelaku pasar.

    A81. Sebagai tambahan atas hal-hal yang telah dibahas di atas, hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam mengevaluasi kewajaran asumsi yang digunakan oleh manajemen yang mendasari estimasi akuntansi nilai wajar, jika berlaku, dapat mencakup, sebagai contoh:

    Jika relevan, apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen telah memasukkan input spesifik pasar ke dalam pengembangan asumsi.

    Apakah asumsi tersebut konsisten dengan kondisi pasar yang dapat diobservasi, dan karakteristik aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar.

    Apakah sumber asumsi pelaku pasar relevan dan andal, dan bagaimana manajemen telah memilih asumsi yang akan dipakai jika terdapat sejumlah asumsi pelaku pasar yang berbeda.

    Jika tepat, apakah dan, jika demikian, bagaimana manajemen mempertimbangkan asumsi yang digunakan dalam, atau informasi tentang, transaksi, aset, atau liabilitas yang sebanding.

  • A82. Di samping itu, estimasi akuntansi nilai wajar dapat terdiri dari input yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi. Jika estimasi akuntansi nilai wajar didasarkan pada input yang dapat diobservasi, hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor mencakup, sebagai contoh, bagaimana manajemen mendukung hal-hal sebagai berikut:

    Identifikasi karakteristik pelaku pasar yang relevan dengan estimasi akuntansi.

    Modifikasi yang telah dilakukan terhadap asumsinya sendiri untuk mencerminkan pandangan atas asumsi pelaku pasar yang akan digunakan.

    Apakah estimasi telah memasukkan informasi terbaik yang tersedia sesuai dalam keadaan.

    Jika relevan, bagaimana asumsi yang digunakan memperhitungkan transaksi, aset, atau liabilitas yang sebanding.

    Jika terdapat input yang tidak dapat diobservasi, kemungkinan besar evaluasi auditor

    terhadap asumsi perlu digabung dengan respons lain terhadap risiko yang telah dinilai

    dalam paragraf 13 untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Dalam kasus

    seperti ini, mungkin perlu bagi auditor untuk melaksanakan prosedur audit lainnya,

    sebagai contoh, memeriksa dokumentasi yang mendukung pereviuan dan persetujuan

    estimasi akuntansi oleh tingkat manajemen yang tepat dan, jika relevan, oleh pihak yang

    bertanggung jawab atas tata kelola.

    A83. Dalam mengevaluasi kewajaran asumsi yang mendukung suatu estimasi akuntansi, auditor dapat mengidentifikasi satu atau lebih asumsi signifikan. Jika demikian, hal ini dapat menunjukkan bahwa estimasi akuntansi tersebut memiliki ketidakpastian estimasi yang tinggi dan dapat, oleh karena itu, menimbulkan risiko signifikan. Respons tambahan atas risiko signifikan dijelaskan dalam paragraf A102-A115.

    Pengujian Efektivitas Operasi atas Pengendalian (Ref: Para. 13(c)) A84. Pengujian efektivitas operasi atas pengendalian terhadap bagaimana manajemen

    membuat estimasi akuntansi dapat merupakan respons yang tepat bila proses manajemen telah dirancang dengan baik, diimplementasikan, dan dipelihara, sebagai contoh:

    Adanya pengendalian untuk mereviu dan mengesahkan estimasi akuntansi oleh tingkat manajemen yang tepat dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    Estimasi akuntansi diperoleh dari pengolahan rutin atas data oleh sistem akuntansi entitas.

    A85. Pengujian efektivitas operasi atas pengendalian diperlukan bila: (a) Penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi

    mencakup suatu ekspektasi bahwa pengendalian atas proses beroperasi secara efektif; atau

    (b) Prosedur substantif sendiri tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.19

    19

    PSA 330, paragraf 8.

  • Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil A86. Pengendalian atas proses untuk membuat suatu estimasi akuntansi dapat ada di entitas

    yang lebih kecil, namun formalitas yang digunakan untuk mengoperasikan pengendalian tersebut bervariasi. Di samping itu, entitas lebih kecil dapat menentukan bahwa jenis pengendalian tertentu tidak diperlukan karena keterlibatan manajemen secara aktif dalam proses pelaporan keuangan. Namun, dalam kasus entitas sangat kecil, kemungkinan tidak banyak pengendalian yang dapat diidentifikasi oleh auditor. Karena alasan ini, respons auditor terhadap risiko yang telah ditentukan kemungkinan bersifat substantif, dengan auditor melaksanakan satu atau lebih respons lain dalam paragraf 13.

    Pengembangan Suatu Estimasi Tunggal atau Kisaran (Ref: Para 13(d)) A87. Pengembangan suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran untuk mengevaluasi estimasi

    tunggal manajemen kemungkinan merupakan respons yang tepat jika, sebagai contoh:

    Suatu estimasi akuntansi tidak diperoleh dari pengolahan data rutin oleh sistem akuntansi.

    Reviu auditor atas estimasi akuntansi yang sejenis yang dibuat dalam laporan keuangan periode sebelumnya menyarankan bahwa proses estimasi yang dilakukan oleh manajemen untuk periode kini kemungkinan tidak efektif.

    Pengendalian entitas di dalam dan atas proses manajemen untuk menentukan estimasi akuntansi tidak dirancang dengan baik atau tidak diimplementasikan dengan benar.

    Peristiwa atau transaksi antara akhir periode dan tanggal laporan auditor bertentangan dengan estimasi tunggal manajemen.

    Terdapat sumber alternatif data yang relevan bagi auditor yang dapat dipakai dalam membuat suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran.

    A88. Meskipun pengendalian entitas dirancang dengan baik dan dimplementasikan dengan benar, pengembangan suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran dapat merupakan suatu respons yang efektif dan efisien terhadap risiko yang telah ditentukan. Dalam situasi lain, auditor dapat mempertimbangkan pendekatan ini sebagai bagian dalam menentukan apakah prosedur lebih lanjut diperlukan dan, jika demikian, sifat dan luas prosedur tersebut.

    A89. Pendekatan yang diambil oleh auditor dalam mengembangkan suatu estimasi tunggal atau

    suatu kisaran dapat bervariasi berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan paling efektif dalam keadaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, auditor dapat awalnya mengembangkan suatu estimasi tunggal awal, dan kemudian menentukan sensitivitas angka tersebut terhadap perubahan dalam asumsi untuk menentukan suatu kisaran yang digunakan untuk mengevaluasi estimasi tunggal manajemen. Sebagai alternatif, auditor dapat mulai mengembangkan suatu kisaran untuk tujuan penentuan, jika mungkin, suatu estimasi tunggal.

    A90. Kemampuan auditor untuk membuat estimasi tunggal, bukan suatu kisaran, tergantung

    pada beberapa faktor, termasuk model yang digunakan, sifat dan luasnya data yang tersedia, serta ketidakpastian estimasi yang terkait dengan estimasi akuntansi. Di samping itu, keputusan untuk mengembangkan suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran dapat dipengaruhi oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang mungkin menetapkan estimasi tunggal yang harus digunakan setelah mempertimbangkan hasil atau asumsi

  • alternatif, atau menetapkan suatu metode pengukuran spesifik (sebagai contoh, penggunaan discounted probability-weighted expected value)

    A91. Auditor dapat mengembangkan suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran dalam beberapa

    cara, sebagai contoh, dengan:

    Menggunakan suatu model, sebagai contoh, model yang secara komersial tersedia untuk digunakan dalam suatu sektor atau industri tertentu, atau suatu model yang khusus atau model yang dikembangkan oleh auditor.

    Mengembangkan lebih lanjut pertimbangan manajemen tentang asumsi atau hasil alternatif, sebagai contoh, dengan memperkenalkan suatu set asumsi yang berbeda.

    Mempekerjakan atau mengontrak seorang dengan keahlian khusus untuk mengembangkan atau menerapkan model, atau untuk menyediakan asumsi yang relevan.

    Membuat pengacuan ke kondisi, transaksi, atau peristiwa lain yang sebanding, atau, jika relevan, pasar untuk aset atau liabilitas yang sebanding.

    Pemahaman tentang Asumsi atau Metode Manajemen (Ref: Para. 13(d)(i)) A92. Pada waktu auditor membuat estimasi tunggal atau suatu kisaran dan menggunakan

    asumsi atau suatu metode yang berbeda dengan yang digunakan oleh manajemen, paragraf 13 (d) (i) mengharuskan auditor untuk memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang asumsi atau metode yang digunakan oleh manajemen dalam membuat estimasi akuntansi. Pemahaman ini menyediakan informasi yang mungkin relevan bagi auditor untuk mengembangkan suatu estimasi tunggal atau suatu kisaran yang tepat. Di samping itu, hal ini membantu auditor untuk memahami dan mengevaluasi perbedaan signifikan dari estimasi tunggal manajemen. Sebagai contoh, suatu perbedaan mungkin timbul karena auditor menggunakan asumsi yang berbeda, namun sama-sama valid, dibandingkan dengan yang digunakan oleh manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa estimasi akuntansi sangat sensitif terhadap asumsi tertentu, oleh karena itu dipengaruhi oleh ketidakpastian estimasi yang tinggi, yang menunjukkan bahwa estimasi akuntansi tersebut mungkin merupakan suatu risiko signifikan. Sebagai alternatif, suatu perbedaan dapat timbul sebagai hasil dari suatu kesalahan yang faktanya dibuat oleh manajemen. Tergantung pada keadaan, auditor, dalam menarik kesimpulan, dapat mendiskusikan dengan manajemen dasar atas asumsi yang digunakan dan validitasnya, serta perbedaan, jika ada, dalam pendekatan yang diambil untuk membuat estimasi akuntansi.

    Mempersempit Suatu Kisaran (Ref: Para. 13(d)(ii)) A93. Pada waktu auditor menyimpulkan bahwa adalah tepat untuk menggunakan suatu kisaran

    dalam mengevaluasi kewajaran estimasi tunggal manajemen (kisaran auditor), paragraf 13 (d) (ii) mengharuskan kisaran tersebut mencakup semua hasil yang wajar, bukan semua hasil yang mungkin terjadi. Kisaran tersebut tidak akan bermanfaat jika merupakan satu kisaran yang terdiri dari semua hasil yang mungkin terjadi, karena kisaran tersebut akan terlalu lebar untuk tujuan audit yang efektif. Kisaran auditor akan bermanfaat dan efektif jika kisaran tersebut cukup sempit untuk memungkinkan auditor menyimpulkan ada atau tidaknya kesalahan penyajian dalam estimasi akuntansi tersebut.

    A94. Biasanya, suatu kisaran yang telah disempitkan untuk menjadi sama atau kurang dari

    materialitas kinerja adalah cukup untuk tujuan mengevaluasi kewajaran estimasi tunggal manajemen. Namun, terutama di industri tertentu, mungkin tidak dapat untuk menyempitkan kisaran di bawah suatu jumlah seperti itu. Hal ini tidak perlu mencegah pengakuan estimasi akuntansi. Namun, hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian

  • estimasi yang berkaitan dengan estimasi akuntansi dapat menimbulkan suatu risiko signifikan. Respons tambahan terhadap risiko signifikan dijelaskan dalam paragraf A102-A115.

    A95. Penyempitan kisaran ke suatu posisi yang semua hasilnya berada dalam kisaran tersebut

    dipandang wajar mungkin dapat dicapai dengan: (a) Menghilangkan dari kisaran, hasil pada kisaran yang ekstrim yang dipertimbangkan

    oleh auditor tidak mungkin terjadi, dan (b) Melanjutkan untuk menyempitkan kisaran, berdasarkan bukti audit yang tersedia,

    sampai auditor menyimpulkan bahwa semua hasil yang berada dalam kisaran dipandang wajar. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, auditor mungkin mampu untuk menyempitkan kisaran sampai bukti audit menunjukkan suatu estimasi tunggal.

    Mempertimbangkan apakah Keterampilan atau Pengetahuan Khusus Diharuskan (Ref: Para.14) A96. Dalam merencanakan audit, auditor diharuskan untuk menentukan sifat, saat, dan luas

    sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan audit.20 Hal ini mencakup, sebagaimana diperlukan, keikutsertaan pihak dengan keterampilan atau pengetahuan khusus. Di samping itu, SPA 220 mengharuskan rekan perikatan puas bahwa tim perikatan, dan pakar eksternal auditor yang bukan bagian dari tim perikatan, secara kolektif memiliki kompetensi dan kapabilitas semestinya untuk melaksanakan perikatan audit.21 Selama pelaksanaan audit atas estimasi akuntansi auditor dapat mengidentifikasi, sejalan dengan pengalaman auditor dan keadaan perikatan, kebutuhan atas keterampilan atau pengetahuan khusus untuk diterapkan pada satu atau lebih aspek estimasi akuntansi.

    A97. Hal-hal yang dapat berdampak terhadap pertimbangan auditor tentang perlu atau tidaknya

    keterampilan atau pengetahuan khusus mencakup, sebagai contoh:

    Sifat yang melandasi aset, liabilitas, atau komponen ekuitas dalam bisnis atau industri tertentu (sebagai contoh cadangan mineral, aset perkebunan, instrumen keuangan yang kompleks)

    Suatu ketidakpastian estimasi yang tinggi.

    Kalkulasi yang kompleks atau model khusus yang diperlukan sebagai contoh pada waktu mengestimasi nilai wajar ketika tidak ada pasar yang dapat diobservasi.

    Kompleksitas ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku relevan dengan estimasi akuntansi, termasuk apakah terdapat hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh interpretasi yang berbeda atau praktik yang tidak konsisten atau sedang dikembangkan.

    Prosedur yang akan dilaksanakan oleh auditor dalam merespons risiko yang telah dinilai.

    A98. Untuk sebagian besar estimasi akuntansi, bahkan ketika terdapat ketidakpastian estimasi, keterampilan atau pengetahuan khusus kemungkinan tidak diperlukan. Sebagai contoh, kecil kemungkinan diperlukan keterampilan atau pengetahuan khusus oleh seorang auditor dalam mengevaluasi akun penyisihan piutang tidak tertagih.

    20

    SPA 300, Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 8(e). 21

    SPA 220, Pengendalian Mutu untuk Suatu Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 14.

  • A99. Namun, auditor mungkin tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan khusus yang

    diperlukan bila hal yang terlibat adalah dalam suatu bidang selain akuntansi atau auditing dan mungkin perlu memperoleh keterampilan atau pengetahuan tersebut dari seorang pakar. SPA 62022 menetapkan ketentuan dan memberikan panduan dalam menentukan kebutuhan untuk mempekerjakan atau membuat perikatan dengan seorang pakar dan tanggung jawab auditor bila menggunakan pekerjaan seorang pakar.

    A100. Di samping itu, dalam beberapa kasus, auditor dapat menyimpulkan bahwa auditor perlu

    untuk memperoleh keterampilan atau pengetahuan khusus yang berkaitan dengan bidang akuntansi atau audit yang spesifik. Individu dengan keterampilan atau pengetahuan seperti itu dapat dipekerjakan oleh firm auditor atau dibuat perikatan dengan organisasi di luar firm auditor. Jika individu-individu seperti itu melaksanakan prosedur audit atas dasar perikatan, mereka merupakan bagian dari tim perikatan dan oleh karena itu, mereka tunduk pada ketentuan dalam SPA 220.

    A101. Tergantung pada pemahaman dan pengalaman auditor dalam bekerja dengan seorang

    pakar atau individu lain dengan keterampilan atau pengetahuan khusus, auditor dapat mempertimbangkan untuk membahas hal-hal seperti ketentuan tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dengan individu yang terlibat untuk menetapkan bahwa pekerjaan mereka adalah relevan untuk tujuan audit.

    Prosedur Substantif Lebih Lanjut untuk Merespons Risiko Signifikan (Ref: Para. 15) A102. Dalam audit atas estimasi akuntansi yang menimbulkan risiko signifikan, prosedur

    substantif lebih lanjut difokuskan pada evaluasi tentang: a. Bagaimana manajemen telah menilai dampak ketidakpastian estimasi terhadap

    estimasi akuntansi, dan dampak ketidakpastian tersebut terhadap ketepatan pengakuan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan; dan

    b. Kecukupan pengungkapan yang bersangkutan. Ketidakpastian Estimasi

    Pertimbangan Manajemen atas Ketidakpastian Estimasi (Ref: Para 15(a))

    A103. Manajemen dapat mengevaluasi asumsi alternatif atau hasil estimasi akuntansi yang beragam melalui sejumlah metode, tergantung pada keadaan. Satu metode yang mungkin digunakan oleh manajemen adalah melakukan analisis sensitivitas. Hal ini mungkin melibatkan penentuan bagaimana jumlah moneter suatu estimasi akuntansi bervariasi dengan asumsi yang berbeda. Bahkan estimasi akuntansi yang diukur pada nilai wajar dapat bervariasi karena peserta pasar yang berbeda akan menggunakan asumsi yang berbeda. Suatu analisis sensitivitas oleh manajemen dapat menghasilkan pengembangan sejumlah hasil dari beberapa skenario, kadang-kadang merupakan suatu kiasaran hasil, seperti skenario pesimis dan optimis.

    A104. Suatu analisis sensitivitas dapat menunjukkan bahwa suatu estimasi akuntansi tidak

    sensitif terhadap perubahan dalam asumsi tertentu. Sebagai alternatif, analisis tersebut dapat menunjukkan bahwa estimasi akuntansi adalah sensitif terhadap satu atau lebih asumsi yang kemudian menjadi fokus perhatian auditor.

    22

    SPA 620, Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor.

  • A105. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menyarankan bahwa satu metode tertentu yang

    ditujukan pada ketidakpastian estimasi (seperti analisis sensitivitas) lebih cocok daripada yang lain, atau pertimbangan manajemen tentang asumsi alternatif atau berbagai hasil yang perlu dilaksanakan melalui suatu proses rinci yang didukung oleh dokumentasi yang ekstensif. Melainkan, yang penting adalah apakah manajemen telah menentukan bagaimana ketidakpastian estimasi dapat berdampak terhadap estimasi akuntansi, bukan cara spesifik yang dilakukan oleh manajemen. Oleh karena itu, jika manajemen tidak mempertimbangkan asumsi alternatif atau hasilnya, auditor mungkin perlu untuk membahas dengan manajemen, dan meminta dukungan untuk, bagaimana manajemen telah memperhitungkan dampak ketidakpastian terhadap estimasi akuntansi.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil A106. Entitas yang lebih kecil mungkin menggunakan cara yang sederhana dalam menentukan

    ket