ecoenzyme solusi permasalahan sampah di asrama tpb ipb 2

Upload: ramlan-muna

Post on 09-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Nama NRP

: HIJJAZ SUTRIADI : G24090004

Eco-Enzyme Solusi Permasalahan Sampah di Asrama TPB IPBPermasalahan Sampah Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik. Di Indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau 220.000 ton sampah nasional per hari. Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang hanya 800 gram per hari untuk setiap orang. (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi tren global warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwan untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan, pemanasan global terjadi adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC juga menyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua senyawa tersebut sebagian besar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas metana, maka bisa diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4 per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahli memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Sampah atau limbah yang dihasilkan dari kegitan manusia digolongkan ke dalam beberapa jenis (Anonim, 2010). Berdasarkan RAPERDA Kab.Bandung Tentang Pengelolaan Sampah pada BAB III Pasal 5, penggolongan sampah berdasarkan jenisnya terdiri atas sampah

1

organik, sampah anorganik dan sampah B-3 Rumah Tangga. Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan dan bisa diproses ulang secara spesifik menjadi pupuk organik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak mengalami proses pelapukan tapi bisa didaur ulang menjadi bahan lain. Sedangkan sampah B-3 rumah tangga merupakan sampah yang tidak bisa diolah dengan teknologi sederhana akan tetapi memerlukan pengelolaan secara khusus dan menggunakan teknologi tinggi. Sampah di Asrama Permasalahan sampah ini memang merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Dampak yang dihasilkan cukup berbahaya jika tidak direspon dengan benar. Di lingkungan Asrama TPB IPB, setiap harinya jumlah sampah yang dihasilkan mahasiswa tidaklah sedikit. Hal ini dikarenakan tingginya aktivitas konsumsi mahasiswa. Sebagian besar dari jenis sampah yang dihasilkan adalah non organik berupa botol bekas minuman. Namun, selain itu juga dihasilkan sampah organik seperti sisa buah-buahan berupa kulit jeruk. Sedangkan sisa sayur-sayuran seperti sawi, bayam, kacang panjang dan sejenis lainnya sebagian besar dihasilkan dari dapur kantin asrama. Namun, sebagian besar dari sampah tersebut dibuang langsung ke keranjang atau tong sampah sehingga terakumulasi menjadi banyak. Jika disikapi dengan bijak, sampah atau limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan memiliki nilai tambah. Salah satunya adalah dengan membuat suatu Eco-enzyme yang bahan dan alatnya berasal dari limbah organik dan anorganik yang dapat dengan mudah dijumpai di sekitar lingkungan asrama. Apa itu Eco-Enzyme Eco-enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan karya dan penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr.Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand (Organic Agriculture Association of Thailand). Ia bekerjasama

2

dengan para petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produk pertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang ia lakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada tahun 2003 .

Cara Pembuatan Eco-Enzyme Eco-enzyme sebenarnya merupakan suatu alternatif dan juga solusi yang mudah untuk diaplikasikan khususnya di lingkungan asrama TPB IPB mengingat tingginya jumlah limbah yang dihasilkan. Dan limbah tersebut dapat dijadikan bahan dasar pembuatan eco-enzyme. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat eco-enzyme diantaranya sisa sayuran yang dapat diperoleh dari kantin asrama, sisa buah-buahan khususnya kulit jeruk (aroma kulit jeruk cukup baik dan dapat dijadikan pewangi), air bersih dan gula jawa atau gula merah. Sedangkan untuk wadah penampung, dapat menggunakan botol plastik minuman yang tidak terpakai. Penggunaan botol plastik bekas sangat dianjurkan mengingat tingginya jumlah botol plastik yang terbuang menjadi sampah. Per harinya setiap mahasiswa menghasilkan sedikitnya 1 botol plastik minuman bekas. Jumlah ini cukup besar jika botol plastik yang dibuang terakumulasi dengan mengalikan jumlah mahasiswa TPB IPB terhadap jumlah botol plastik yang dibuang mahasiswa per hari. n = x . n n = Jumlah botol plastik yang dihasilkan per hari x = Jumlah Mahasiswa TPB IPB yang tinggal di asrama ( diperkirakan 3100 orang (TPB IPB, 2010) ). n = Botol plastik yang dihasilkan per hari tiap 1 orang mahasiswa ( n = 1 ) Jadi, jumlah botol plastik bekas yang dihasilkan per hari di lingkungan asrama TPB IPB kurang lebih 3100 buah. Oleh karena, dengan pembuatan eco-enzyme

3

diharapkan dapat mengurangi jumlah botol plasik yang terbuang menjadi sampah, tetapi dimanfaatkan sebagai wadah enzim. Pemanfaatan ini mereduksi limbah plastik agar kuantitasnya berkurang sehingga dapat meminimalisasi pencemaran lingkungan. Untuk membuat eco-enzyme, pertama yang harus dilakukan mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti yang telah diuraikan di atas diantaranya :

Sisa sayuran seperti sawi (Brassica campestris), bayam (Amaranthus tricolor L.) (Nugroho, 2004), kol (Pisonia alba) dan jenis sayuran yang lainnya.

Sisa buah seperti kulit jeruk (Citrus sp.) Gula jawa Air bersih Botol plastik minuman yang tidak terpakai

Adapun cara pembuatannya :

Tuangkan air bersih ke dalam botol plastik. Rasio air terhadap bahanbahan yang lain adalah 10. Sedangkan rasio kulit jeruk dan sisa sayuran adalah 3, dan rasio untuk gula jawa adalah 1. Sehingga perbandingannya menjadi Air : Kulit jeruk dan sisa sayuran : gula jawa = 10 : 3 : 1 Perlu diperhatikan bahawa akumulasi semua bahan yang akan dimasukkan ke dalam botol agar tidak memenuhi volume botol seutuhnya. Dibutuhkan ruang untuk gas hasil fermentasi.

Masukkan kulit jeruk dan sayuran ke dalam botol. Kulit jeruk dan sayuran yang dimasukkan hendaknya dipotong kecil dan diremas sehingga berukuran kecil. Ini bertujuan agar proses fermentasi dapat berjalan dengan baik. (Djundjung, 1992). Semakin kecil ukuran kulit jeruk, maka

4

bakteri dekomposer yang terkandung di dalamnya menjadi lebih teraktivasi untuk melakukan fermentasi karena luas bidang lebih kecil.

Masukkan gula jawa dan kemudian diaduk atau dikocok agar semua bahan tercampur. Gula jawa berfungsi sebagai sumber gula bagi bakteri untuk melakukan fermentasi.(Deinum, 1984)

Tutup botol agar udara luar tidak masuk. Hal ini dapat menggangu proses fermentasi.

Enzim yang telah dibuat disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh cahaya matahari, sehingga sistem benar-benar tertutup.

Fermentasi sempurna memakan waktu hingga 3 bulan. Pada dua minggu pertema setelah pembuatan, tutup botol hendaklah dibuka maksimal 2 kali sehari selama beberapa detik saja. Ini bertujuan agar gas hasil fermentasi dapat dibebaskan, karena jika tidak demikian maka sistem (enzim di dalam botol) akan mengalami expand atau tekanan keras yang dapat menghasilkan ledakan kecil maupun besar (tergantung lama akumulasi gas hasil fermentasi pada keadaan jenuh).

Kegunaan Eco-Enzyme Selama proses fermentasi, berlangsung reaksi : CO2 + N2O + O2 O3 + NO3 + CO3 Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme (likuid berwarna jingga) terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu tersuspensi di bagian bawah yang merupakan sisa sayur dan buah. Residu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri, khususnya di lingkungan asrama TPB IPB dapat dimanfaatkan sebagai:

Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai kamar dan lorong asrama.

5

Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi asrama Insektisida, karena banyak dijumpai serangga di sekitar kamar di asrama (dengan mencampurkan ezim dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).

Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran pembuangan air kotor.

Manfaat Secara Umum Selain pemanfaatan enzim untuk keperluan sehari-hari di asrama, pembuatan enzim ini juga memebrikan dampak yang luas bagi lingkungan secara global maupun ditinjau dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama proses fermentasi enzim berlangsung, dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang dikenal dengan sebutan ozon. Ozon ini kemudian bekerja di bawah lapisan Stratosfer untuk mengurangi gas rumah kaca dan logam berat yang terkurung di atmosfer. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat) dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutukan oleh tanah sebagi nutrien (Anonim, 2010 ). Dari segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi pengeluaran mahasiswa untuk membeli cairan pembersih lantai ataupun pembasmi serangga. Sumber Pustaka Daulay, Djunjung.1992.Teknologi Fermentasi Sayuran dan Buah-Buahan. Bogor : PAu-IPB Nugroho, Bambang Suryo. 2004. Pengaruh Serbuk Briket Organik dan Kadar Air pada Beberapa Sifat Fisik Regosol Ciomas, Bogor dan Pertumbuhan Tanaman. Skripsi Program Sarjana IPB Bogor : tidak diterbikan. Anonim. 2008. Daur Hara Kehidupan. Kumpulan Artikel Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Bogor : IPB Press

6

Kementerian Lingkungan Hidup. Pengertian dan Pengelompokan Limbah Lingkungan. Diambil tanggal 7 Mei 2010 dari

http://limbahb3.com/index.php/pengertian-dan-pengelompokan-limbahlingkungan.html Kompas. Garbage [Gambar paling atas]. Diambil tanggal 7 Mei 2010 dari http://english.kompas.com/read/2010/02/22/14210180/Garbage.Power.Beats.Dies el.Oil Koran Kampus. Jumlah Mahasiswa di Asrama TPB IPB. Diambil tanggal 7 Mei 2010 dari http://student.ipb.ac.id/~koran_kampus/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=36 Katalog Perpustakaan IPB. Gula Jawa. Diambil tanggal 6 Mei 2010 dari http://katalog.perpustakaan.ipb.ac.id/opac/search.php?db=ipb/buku/buku&id=633 8&q=gula+jawa&fmt=name

7