e. metodologi - kodya

32
 E-2 CV. INTERCONS Planning,Design&SupervisionConsultant DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS Penyusunan Leger Jalan !AIA" #$"D$%ATA", &$T'D'L'(I DA" #!'(!A& %$!JA E.1 PENDEKA T AN TEKNIS Guna mendapat an !as"l pe er#aan leger yang mas"mal d" ruas #alan ya ng tertuang dalam Kerang a A$uan %KA&'met(de pelasanaan peer#aan dan ((rd"nas" yang )a" dengan p"!a * "nstans" tera"t+ Dalam melasanaan peer#aan d"perluan met(de pelasanaan yang )a" dan terara! dengan langa!,langa! se)aga" )er"ut- K(ns ultan d"!arapan mampu mem)er"an #asa,#asa ten"s se$ara e.es"en dan e.et". dalam pelasanaan peer#aan' dan )e)erapa langa! yang d"lauan mel"put"- Or gan"sa s" dan Sta/ng ya" tu ( nsultan 0a# ") menga# ua n t"m yang merupaan tenaga a!l" yang )erual"tas sesua" spes"al"sas" yang d"perluan+ M( dulus er #a ya "t u semua pe er #aan a an d" ta ngan" (l e! (nsu lt an dan se$ara pr (a t ". melau an (nsult as " dan ((rd"nas" dengan d"re s" pe er#aan dan "nstans" tera"t untu mem)er"an !as"l yang mas"mal S"stem (mun" as" ya "tu T eam Leader )ertanggung #a0a) ter!adap at""tas dan !as"l peer#aan se$ar a eseluru!an serta dalam mela sana an tugas tetap menga$u pada standar er#a  #asa (nsulta s"+ Standar dan peraturan ten"s yang d"pergunaan t"m (nsultan dalam pelasanaan peer#aan Leger "n" pada dasarnya menggunaan standar Peraturan Pemer"nta! N(+ 12*3445 tentang Jalan dan Peraturan Menter" Pe er#aan Umum N(+ 67* PRT*M*3448 tentang Leger Jalan'  

Upload: bela-yusdiantika

Post on 04-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

metodelogi

TRANSCRIPT

BAB 2

EURAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJAE.1PENDEKATAN TEKNIS Guna mendapatkan hasil pekerjaan leger yang maksimal di ruas jalan yang tertuang dalam Kerangka Acuan (KA),metode pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi yang baik dengan pihak / instansi terkait. Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan metode pelaksanaan yang baik dan terarah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan, dan beberapa langkah yang dilakukan meliputi:

Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.

Modulus kerja yaitu semua pekerjaan akan ditangani oleh konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal

Sistem komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktiitas dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.

Standar dan peraturan teknis yang dipergunakan tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan Leger ini pada dasarnya menggunakan standar Peraturan Pemerintah No. 34/2006 tentang Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/ PRT/M/2005 tentang Leger Jalan, mewajibkan penyelenggara jalan untuk membuat leger jalan. Leger jalan berguna untuk mengetahui perkembangan suatu ruas jalan yang mencakup aspek hukum, teknis, pembiayaan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, bangunan utilitas, dan pemanfaatannya, melaksanakan tertib penyelenggaraan jalan dengan mewujudkan dokumen yang lengkap, akurat, mutakhir, dan mudah diperoleh, mengetahui kekayaan negara, orang atau instansi atas jalan yang meliputi kuantitas, kondisi dan nilai yang diperoleh dari biaya desain, pembangunan, dan pemeliharaan.Leger jalan idealnya memuat informasi teknis, aset dan hukum. Informasi teknis dalam leger jalan terkait dengan ukuran/kuantitas jalan. Informasi aset dalam leger jalan adalah biaya yang telah dikeluarkan baik itu untuk desain, pembebasan lahan, pembangunan, peningkatan, penunjang, pemeliharaan dan rehabilitasi, pemeliharaan berkala dan supervisi. Sedangkan informasi hukum dalam leger jalan terdapat pada kolom legalisasi.Karena pentingnya manfaat leger jalan maka pada tanggal 20 April 2011, Direktur Jenderal Bina Marga kembali menginstruksikan kepada semua kepala satuan kerja untuk menggunakan leger jalan untuk mendukung akuntabilitas pencatatan aset jalan dan jembatan di lingkungan Ditjen Bina Marga. Setiap satuan kerja yang memiliki aset jalan dan jembatan harus memiliki leger jalan dan melakukan pemutakhiran data leger setiap ada perubahan konstruksi atau belanja yang mengakibatkan pertambahan nilai aset.Pendataan leger jalan mencakup pengumpulan data perkerasan jalan, bangunan pengaman dan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas publik sekitar badan jalan sampai pada daerah pengawasan jalan baik utilitas publik di atas permukaan jalan maupun yang ada di bawah permukaan jalan, data luas rumija dan harga/nilai nya (NJOP), nilai perwujudan jalan serta rincian lainnya.Sistem manajemen proyek, Konsultan akan melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan proyek.

E.1METODOLOGI

Metodologi penyelesaian pekerjaan Penyusunan Leger Jalan di Kota Denpasar sepanjang 42,298 km ini dapat diselesaikan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Survei, jenis survei yang dilakukan disini adalah:

a. Survei pengukuran, penentuan lokasi dan pemasangan patok leger.

b. Survei pengukuran alinyemen vertikal dan horizontalc. Survei pembuatan dokumentasi.

2. Pengumpulan data primer adalah sebagaiberikut:

a. Konstruksi jalan dan jembatan

b. Bangunan pelengkap jalan

c. Bangunan pengaman jalan

d. Utilitas publike. Data luas dan harga lahan ruang milik jalan

3. Pengumpulan data sekunder:

a. Survei institusional fasilitas public dari instansi terkait b. Pengumpulan data perwujudan jalan dan jembatan (As Build Drawing).4. Pengolahan data

5. Pembuatan laporan:

a. Laporan Pendahuluan.

b. Laporan Bulanan.

c. Laporan Akhir.

Metodologi pekerjaan leger jalan dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Pengumpulan data sekunder/survei institusional

Data sekunder yang dikumpulkan adalah sebagai berikut; No.InstansiData sekunder yang dikumpulkan

1.Balai Penyelenggaraan Jalan Nasional / Satker Data perkerasan jalan (jenis, tebal, umur dst.)

Data lalulintas (lintas harian rata-rata)

Data perwujudan jalan/jembatan (jenis, biaya, pelaksana, tahun, volume, lokasi dst.)

Data riwayat longsoran/kerusakan/kebanjiran (black spot)

Data kepemilikan tanah (sertifikat, SPH dll.), dan

Data referensi lainnya

2.Pemerintah DaerahPerda yang berlaku pada ruas-ruas jalan yang dilegerkan

3.Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) setempatNilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk tanah jalan yang dilegerkan

4.PT. Telkom, PLN, PDAM dsbUtilitas publik (di atas dan di bawah tanah) yang tersebar di sekitar ruang milik jalan (Rumija) dan ruang pengawasan jalan (Ruwasja) pada ruas-ruas jalan yang dilegerkan.

Pengumpulan data primer/survei lapangan

Jenis survei lapangan yang dilakukan untuk mengumpulkan data primer adalah sebagai berikut;

No.Jenis survei lapangan yang dilakukanData primer yang diperoleh

1.Survei pengukuran/penentuan lokasi titik ikat pada awal dan akhir ruas jalan serta pada tiap interval sepanjang 5 Km yang ditandai dengan patok beton sebagai kontrol leger jalan (Bench Mark) dengan ukuran dan bentuk serta cara pemancangan sesuai ketentuan pada buku 3 Pedoman Leger Jalan No. 011/BM/2008. Titik-titik ikat tersebut dikaitkan pada Jaringan Kontrol Horisontal dalam datum WGS 1984 dan Jaringan Kontrol Vertikal Nasional. Untuk jarak maksimal 2 km antarpatok leger jalan, dilakukan pengukuran poligon. Sedangkan untuk jarak lebih dari 2 km, dilakukan pengukuran GPS geodetic dual frequency secara diferensial.Daftar koordinat titik kontrol leger jalan (X,Y) dalam sistem koordinat UTM datum WGS 1984 dan data titik tinggi (h) elevasi dalam satuan meter (m).

2.Survei pengukuran alinyemen horizontal dan vertikal jalanPeta alinyemen horizontal dan vertikal jalan skala 1:2.000 atau skala 1:1.000

3.Survei pengukuran, pengumpulan data dan pengamatan bangunan pelengkap jalan, terutama jembatan.Peta dan jumlah bangunan pelengkap jalan

4.Survei pengukuran dan pengumpulan data konstruksi jalan dan jembatanSketsa / desain konstruksi jalan dan jembatan

5.Survei pengukuran dan pengumpulan data perlengkapan jalanPeta dan jumlah perlengkapan jalan

6.Survei pengukuran dan pengumpulan data bangunan pengaman jalanPeta dan jumlah bangunan pengaman jalan

7.Survei pengukuran dan pengumpulan data utilitas publikPeta dan jumlah utilitas publik

8.Survei pengukuran/pengumpulan data luas dan harga lahan ruang milik jalan (Rumija).Luas dan harga Rumija

9.Pendokumentasian awal dan akhir setiap ruas jalan dan setiap kelipatan 375 m (jalan dalam kota) serta bangunan pelengkap jalan yang diukurFoto-foto awal dan akhir ruas jalan dan setiap kelipatan 375 m (jalan dalam kota) serta bangunan pelengkap jalan yang diukur

10.Survei pengukuran/pengumpulan/pemetaan luas bidang tanah dan batas batas bidang tanah yang ada disekitar ruang pengawasan jalan (Rumija), per bidang per desa yang dilalui jalan nasional.Peta bidang tanah, luas dan nama pemilik bidang tanah yang berbatasan dengan ruang pengawasan jalan (Ruwasja).

Pengolahan data primer dan sekunder meliputi sebagai berikut:

1. Pengolahan data titik ikat peta leger jalan

2. Pengolahan objek peta hasil pengukuran teristris

3. Penggambaran peta leger jalan

4. Pemotongan segmen ruas jalan untuk dimasukkan ke dalam kartu leger jalan

5. Memasukkan peta leger jalan ke dalam kartu leger jalan

6. Cetak kartu leger jalan pada kertas standard (kertas untuk foto).

Metodologi merupakan langkah pencapaian sasaran pekerjaan yang telah ditetapkan melalui pentahapan pekerjaan yang terangkum dalam suatu kegiatan yang utuh sehingga tercapai sasaran sesuai dengan yang diinginkan. Secara garis besar metodologi pengumpulan data untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan ini dimaksudkan untuk pengumpulan data awal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun pelaksanaan survei ini meliputi :

Kunjungan ke lokasi ruas-ruas jalan yang dilegerkan untuk memperoleh gambaran umum kondisi existing serta situasi dari lokasi pekerjaan.

Menyiapkan surat-menyurat untuk memohon data utilitas publik ke Instansi terkait sehubungan dengan pekerjaan leger jalan ini. Instansi yang dimaksud adalah PLN, Telkom, PDAM dan Pembina jaringan jalan

Kunjungan ke Instansi terkait untuk memperoleh gambaran umum dari sarana dan prasarana utilitas publik yang ada pada ruas jalan yang dilegerkan yang dikelola oleh Instansi tersebut

Diskusi dengan pembina jaringan jalan untuk memperoleh data sejarah pewujudan ruas-ruas jalan yang dilegerkan dan pelaksananya

Konsultasi dan diskusi dengan pemimpin proyek dan pengelola utilitas publik di Instansi terkait guna mendapatkan masukan-masukan yang berguna untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

b. Survei Lanjutan

Survei lanjutan adalah survei-survei yang dilakukan setelah survei pendahuluan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih mendetail dari lokasi pekerjaan dan melengkapi semua data yang diperlukan sesuai form leger. Survei lanjutan ini meliputi :

Survei Pengukuran

Survei ini dengan melakukan pengukuran alinyemen horisontal, posisi uitilitas publik, alinyemen vertikal serta pembuatan potongan melintang setiap 375 meter jalan karena ruas jalan yang dilegerkan merupakan jalan Nasional dalam kota. Disamping itu juga dilakukan pengukuran jembatan sehingga dapat digambarkan peta situasi, pandangan atas, pandangan samping dan potongan untuk semua jembatan yang ada pada ruas jalan yang dilegerkan.

Survei Inventory

Survei ini meliputi survei kondisi existing jalan dan jembatan yang ada pada ruas jalan, jenis dan kuantitas bangunan pengaman dan pelengkap, prasarana dan sarana utilitas serta perlengkapan jalan lainnya.

Survei Institusional

Survei ini adalah dengan mendata jenis, kuantitas serta posisi prasarana dan sarana utilitas publik dari berbagai Instansi seperti PLN, Telkom dan PDAM. Termasuk juga dalam survei ini adalah mengumpulkan data tentang sejarah pewujudan jalan dan jembatan.

Survei lalu-lintas Harian rata-rata

Dengan melakukan penghitungan jumlah kendaraan menurut jenisnya selama 24 jam pada tiap-tiap ruas dengan pemilihan lokasi mempertimbangkan arah lalu lintas.

Survei Lapisan Struktur Perkersan

Guna memperoleh lapisan struktur perkerasan dari tiap ruas jalan adalah dengan mengumpulkan dan mempelajari gambar terbangun (as built drawing) penanganan ruas jalan tersebut sebelumnya. Disamping itu juga mencari informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan ruas jalan tersebut. Semua data yang diperoleh kemudian di cocokkan kembali dengan pengecekan langsung di lokasi secara visual ataupun dengan melakukan core drill.

Survei pengumpulan data luas lahan Daerah Milik Jalan

Luas lahan daerah milik jalan dapat diketahui dari pengukuran melintang (cross section) dan panjang ruas tersebut serta dari sejarah penanganannya.

Pembuatan foto dokumentasi leger jalan

Foto dokumentasi leger dibuat setiap jarak 375 meter segmen ruas jalan. Sedangkan untuk setiap jembatan dibuat foto as jalan pandangan depan jembatan dan foto pandangan samping dari hulu/hilir.

c. Kajian terhadap hasil survei terdahulu.

Analisa terhadap survei terdahulu dimaksudkan untuk memperoleh gambaran ataupun informasi tentang hal-hal yang pernah dilakukan pada ruas-ruas jalan yang dilegerkan yang berkaitan dengan pekerjaan perkerasan, dan bangunan pelengkap lainnya. Pelaksanaan survei ini berupa pengumpulan data tentang penanganan yang pernah dilakukan baik pada perkerasan jalan, saluran drainase, gorong-gorong maupun pada bangunan pelengkap lainnya serta tentang sarana dan prasarana utilitas publik yang ada pada ruas jalan yang bersangkutan.

Kriteria Teknis SurveiKriteria Teknis yang dipakai dalam survei pekerjaan pembuatan Leger Jalan adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan survei leger jalan dimulai dengan menarik jarak setiap 50 meter dengan pita ukur 50/100 meter sepanjang jarak yang telah ditentukan di mulai dari pangkal ruas dan berakhir di ujung ruas. Apabila pekerjaan tersebut merupakan pelegeran lanjutan maka akan dimulai dari Sta. tertentu dan berakhir pada jarak yang telah ditentukan pula. Adapun penarikan tiap 50 meter ini adalah dimaksudkan untuk:

Mengetahui panjang ruas secara garis besar.

Menentukan lokasi pembuatan potongan melintang (cross section) yang dianggap mewakili setiap perubahan topografi atau struktur perkerasan.

Menentukan jumlah dan posisi jembatan yang ada.

b. Penarikan jarak 50 meter ditandai dengan memberikan tanda cat tahan air pada permukaan jalan yang berawal dari Sta. (Km) kecil ke arah Sta. (Km) yang lebih besar.

c. Gambar alinyemen Horizontal (mendatar) dibuat dengan skala:

1 : 2.000 untuk kartu leger jalan luar kota.

1 : 1.000 untuk kartu leger jalan dalam kota.

d. Gambar alinyemen Vertikal (tegak) dibuat dengan skala :

Kartu leger jalan luar kota :

Skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 2.000.

Kartu leger jalan dalam kota :

Skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 1.000.

Struktur perkerasan jalan dibuat tidak berskala, namun ukuran tiap tebal perkerasan dan jenisnya dibuat sedemikian rupa sehingga terbaca dengan jelas.

e. Gambar potongan melintang jalan (cross section) dibuat pada setiap jarak 375 meter untuk jalan dalam kota serta apabila terjadi perubahan topografi maupun terjadi perubahan struktur jalan.

f. Data leger jembatan terdiri dari peta situasi, penampang memanjang, pandangan atas, penampang melintang pondasi, kepala jembatan dan pondasi pilar jembatan. Data hasil pengukuran jembatan digambarkan di dalam kartu jembatan berbentuk penampang memanjang, melintang dan pandangan atas.

g. Foto dokumen leger disajikan pada setiap awal segmen 375 meter untuk jalan dalam kota dan berakhir pada pelegeran.

h. Setiap jembatan dibuat foto dokumen yang diambil dari arah depan, arah hulu dan arah hilir jembatan. Untuk daerah-daerah tertentu yang memiliki jalan akses penghubung perlu diketahui jenis, panjang dan lebar perkerasan yang ada sehingga dapat diketahui seluruh jenis permukaan jalan pada ruas yang dimaksud.

Analisis dan Pengisian Form Leger

Data yang diperoleh baik berupa data primer maupun data sekunder berdasarkan survei pendahuluan, survei lanjutan dan analisa survei terdahulu kemudian dianalisa secara mendalam, lalu hasilnya dicantumkan dalam kartu leger jalan yang terdiri dari form-form sebagai berikut:

a. Leger Jalan (Ringkasan Data), merupakan rekapan total data leger untuk 1 ruas jalan. Form ini terdiri dari 2 sisi yaitu :

(i) Sisi depan memberikan informasi tentang :

Identifikasi ruas jalan

Nomor/Nama Propinsi

Nomor dan Panjang Ruas jalan

Nama Pengenal jalan

Titik Pangkal dan Ujung serta Arah jalan

Sistem Jaringan Jalan

Status Jalan

Peranan Jalan

Pembina Jalan yang bertanggung jawab

Tanggal selesai diwujudkan

Tanggal dibuka untuk lalu lintas

Tanggal ditarik kembali untuk lalu lintas

Peta lokasi

Digambar posisi ruas jalan pada peta propinsi yang bersangkutan

Peta situasi

Pewujudan

Kegiatan Pokok yang meliputi : Desain, Pembebasan Lahan, Pembangunan, Peningkatan, Penunjangan, Pemeliharaan dan Rehab., Supervisi dan lainnya.

Tahun Asal dan perubahan Data Leger

Pelaksana, Cacah, Biaya dan Sumber dana dari kegiatan pokok pewujudan jalan tersebut.

Lalu lintas harian rata-rata

Luas lahan daerah milik jalan

Disini dicantumkan luas Damija untuk sepanjang satu ruas jalan yang dilegerkan

Legalisasi

Tahun Asal dan Perubahan legalisasi sesuai dengan data leger

Legalisasi yang meliputi : Dipersiapkan, Diumumkan, Diperiksa, Disetujui, Ditetapkan/Dikukuhkan dimana setiap hal tersebut terdapat tempatnya, tanggal serta pejabat yang melegalisasi

(ii) Sisi belakang memberi informasi :

Tahun Asal dan Perubahan Data Teknik sesuai dengan data leger

Jenis permukaan jalan

Jenis jembatan

Bangunan Pengaman dan Pelengkap

Perlengkapan Jalan

Prasarana dan Sarana Utilitas Publik

Semua data yang tercantum pada Ringkasan Data ini adalah merupakan jumlah total dari semua data yang ada pada Data Teknik, Kartu Jalan dan Bangunan Pelengkap Lainnya serta Kartu Jembatan. Jadi data yang tercantum pada Ringkasan Data memberi informasi data teknis jalan, bangunan pelengkap maupun sarana dan prasarana utilitas publik yang ada sepanjang suatu ruas jalan.

b. Leger Jalan (Data Teknik)

Mencantumkan informasi lebih detail untuk tiap sagmen jalan yaitu setiap 375 meter dari tiap ruas jalan. Tiap lembar form juga terdiri dari 2 sisi :

(i) Sisi depan berisi :

Identifikasi segmen jalan

Nama Propinsi

Nomor Ruas

Titik Ikat

Luas lahan Daerah Milik Jalan

Dalam hal ini dicantumkan luas Damija untuk tiap-tiap panjang sagmen 375 m dari ruas jalan

Data Teknik yang meliputi

Konstruksi Lapis Permukaan (lebar, tebal, jenis dan kondisinya)

Konstruksi Lapis Pondasi Atas (lebar, tebal, jenis dan kondisinya)

Konstruksi Lapis Pondasi Bawah (lebar, tebal, jenis dan kondisinya)

Bahu Jalan Kiri maupun Kanan (lebar, tebal, jenis)

Trotoar Kiri maupun Kanan (lebar, tebal, jenis)

Bangunan Pengaman dan Pelengkap

Gorong-gorong (jenis material, ukuran panjang dan kondisinya)

Saluran samping dan tegak permanen (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Drainase bawah tanah (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Manhole bak penamp. (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Bangunan penahan taanah (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Kerb saluran (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Kerb (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Penutup lereng (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Krib (jenis material, ukuran pokok dan kondisinya)

Perlengkapan Jalan di Kiri dan Kanan Jalan, yang meliputi :

Pagar Pengaman Dinding Pengaman Patok Pemandu Marka Jalan

Rambu Jalan

Patok Rumija

Rambu lalu lintas

Lampu lalu lintas

Lampu penerangan

Prasarana dan sarana Utilitas Publik di Kiri dan Kanan Jalan, yang meliputi :

Air

Listrik

Telepon/Komunikasi

Minyak/gas

Lainnya

Riwayat Kerusakan , Penanganan dan Referensi

Legalisasi berdasarkan asal dan perubahan data leger yang meliputi :

Kegiatan diukur, digambar, dicatat, diperiksa dan disahkan

Tanggal, Bulan, Tahun legalisasi

Personil yang melaksanakan dan parafnya

(ii) Sisi belakang mencantumkan :

Gambar Alinyemen Horizontal dengan skala lebar 1 : 1000, skala memanjang 1 : 1000

Gambar Alinyemen Vertikal dengan skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 1000

Gambar penampang melintang jalan dengan skala tegak 1 : 500, skala memanjang 1 : 500

Gambar struktur perkerasan tanpa skala tapi tercantum ukuran tebal dan jenis perkerasan yang jelas.

c. Kartu jalan dan bangunan pelengkap lainnya

Form ini juga dibuat setiap segmen 375 meter ruas jalan yang mempunyai dua sisi juga dan terdapat informasi yang sama dengan kartu leger jalan (data teknik) di atas, hanya pada sisi depan tercantum data lalu-lintas harian rata-rata menurut golongan jenis kendaraan. Sedangkan sisi belakangnya terdapat gambar yang sama dengan karut leger (data teknik).

d. Kartu jembatan

Kartu ini dibuat bila pada ruas dimaksud terdapat jembatan. Tiap lembar kartu ini juga terdiri dari 2 sisi yang memberi informasi sebagai berikut :

(i) Sisi depan terdapat informasi :

Identifikasi jembatan

Nama propinsi

Nomor/Nama jembatan

Lokasi

Panjang jembatan

Kelas jembatan

Titik ikat

Tanggal selesai dibangun

Tanggal dibuka untuk lalu lintas

Tanggal ditutup untuk lalu lintas

Data Umum

Panjang jembatan

Panjang bentang I, II,III dst

Lebar bentang I, II, III dst

Jenis bentang I, II, III dst

Taraf bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan

Taraf bangunan bawah pilar I, II di kiri dan kanan

Taraf landasan kepala jembatan kiri dan kanan

Taraf landasan pilar I, II di kiri dan kanan

Data teknik

Tipe bangunan atas pada bentang I, II, III dst

Tipe bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan

Tipe bangunan bawah pilar I, II

Tipe pondasi kepala jembatan kiri dan kanan

Tipe pondasi pilar I, II

Bahan konstruksi utama bentang I, II, III dst

Bahan konstruksi sekunder bentang I, II, III dst

Bahan lantai bentang I, II, III dst

Bahan trotoar/kerb bentang I, II, III dst

Bahan sandaran bentang I, II, III dst

Bahan bangunan bawah kepala jembatan kiri dan kanan

Bahan bangunan bawah pilar I, II

Bahan pondasi kepala jembatan kiri dan kanan

Bahan pondasi pilar I, II

Kondisi setiap elemen konstruksi sama seperti halnya bahan di atas

Tipe landasan kepala jembatan kiri dan kanan

Tipe landasan pilar I (kiri dan kanan), pilar II (kiri dan kanan)

Macam dan bahan bangunan pengaman bangunan bawah jembatan

Perwujudan

Kegiatan pokok yang meliputi : desain, pembebasan lahan, pembangunan, penggantian, peningkatan, penunjangan, pemeliharaan, rehab, supervisi, dan lain sebagainya.

Tahun asal dan perubahan Data leger jembatan

Pelaksana, cacah, biaya dan sumber dana dari kegiatan pokok pewujudan jembatan tersebut.

(ii) Sisi belakang terdapat :

Gambar penampang memanjang

Gambar penampang melintang

Gambar peta situasi jembatan

Gambar tampak atas

Foto pandangan samping

Foto pandangan depan

Kondisi umum jembatan

Menyangkut kondisi seluruh elemen konstruksi baik bangunan atas, bangunan bawah maupun pondasi

Referensi

Meliputi informasi tentang lalu-lintas, longsoran, getaran, aliran sungai, geologi, penyelidikan tanah, final report, kalendering, studi kelayakan, survei kondisi, as built drawing beserta keterangan tentang tanggal/bulan/tahun dan oleh siapa kegiatan tersebut dilaksanakan.

Riwayat

Meliputi macam kerusakan/kelainan, sebab kerusakan, penanganan dan biaya yang diperlukan

Legalisasi berdasarkan asal dan perubahan data leger yang meliputi :

Kegiatan diukur, digambar, dicatat, diperiksa dan disahkan

Tanggal, bulan, tahun legalisasi

Personil yang melakukan dan parafnya

E.3PROGRAM KERJAPelaksanaan kegiatan oleh konsultan harus dilakukan secara sistematik mulai dari pengumpulan. Data yang dikumpulkan berupa data sekender dan data primer. Data primer diperoleh dari pengukuran data dilapangan sepanjang ruas jalan yang sudah tertera dalam TOR.

Rencana kerja disusun supaya pekerjaan leger ini bisa diselesaikan tepat waktu sesuai dengan alokasi waktu yang sudah tercantum dalam TOR. Konsultan didalam Perencanaan suatu pekerjaan memiliki Rencana Kerja yang akan diuraikan sebagai berikut : a) Persiapan

Mobilisasi Tim Konsultan

Penyiapan Kantor dan Peralatan, akan dilakukan segera setelah SPMK dikeluarkan oleh Pemberi Tugas. Kelancaran langkah awal ini akan sangat mendukung kegiatan-kegiatan berikutnya.

Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga penunjang, dilakukan secara serentak sesuai dengan jadwal penugasan masing-masing personil. Koordinasi tim tetap diperlukan untuk mengawali pekerjaan ini.

Penyusunan Program Kerja

Pendalaman pemahaman terhadap KAK dan usulan teknis, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat efektifitas metoda yang tertuang di dalam KAK dan usulan teknis yang dibuat oleh konsultan di dalam menjamin pencapaian maksud dan tujuan pekerjaan leger. Tinjauan awal kondisi eksisting lokasi pekerjaan, sebagai upaya pengenalan lokasi pekerjaan melalui data sekunder dan dokumen-dokumen yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dengan pengenalan wilayah studi dengan baik diharapkan dapat disusun suatu metodologi dan program kerja yang lebih bersifat operasional dan lebih sesuai dengan kondisi lapangan.

Perumusan dan pemantapan metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil ini akan menjadi panduan operasional bagi tim konsultan dalam melaksanakan tugasnya pada tahap-tahap selanjutnya.

Penjabaran rencana kerja, sebagai tindak lanjut dari perumusan metodologi yang operasional dan pemahaman yang mendalam tentang KAK, penjabaran rencana kerja juga perlu dilakukan agar dapat menjadi acuan setiap tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya.

Penetapan organisasi pelaksanaan pekerjaan, untuk mengetahui posisi masing-masing tenaga ahli dengan arah koordinasi yang harus dilakukan.

b) Survei, Pengumpulan Data dan Analisis

Persiapan Survei

Menentukan Sasaran, melakukan tinjauan awal kondisi existing lokasi pekerjaan yang telah ditentukan. Lokasi ini akan disurvei dan dianalisis secara mendalam untuk kemudian disusun sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan survei tersebut.

Menetapkan Metoda Survei, membuat desain survei dengan menyusun materi yang perlu diketahui di lapangan.

Menyiapkan Format dan Instrumen Survei, menyusun format pendataan, daftar pertanyaan yang terstruktur dan peralatan survei lainnya yang siap digunakan untuk melaksanakan survei data primer

Pengumpulan data

Data primer diperoleh langsung dilapangan berupa data teknis fisik jalan, data teknis fisik jembatan, data bangunan pelengkap jalan, dan data teknis tanah dasar. Data sekender diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Isntansi PDAM, Instansi PLN, dan yang lainnya yang terkait. lainnya yang siap digunakan untuk melaksanakan survei data primerAnalisis data.

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul

Apabila ditemukan data yang diragukan validitasnya dilakukan pengecekan lagi ke lapangan ataupun ke instansi yang terkait.

Pengumpulan Data dan Keluaran Leger Jalan.

Lingkup penugasan konsultan untuk pekerjaan Penyusunan Leger Jalan di Kota Denpasar adalah sebagai berikut:A. Pengumpulan Data Lapangan

Survei pendahuluan atau reconnaissance survei meliputi kegiatan pengumpulan data sekunder, pengumpulan data perimer. Data data berupa data identifikasi jalan, data jalan, data jembatan, peta lokasi ruas jalan, data ruang milik jalan, dan data lainnya.

B. Keluaran Leger Jalan

Keluaran leger jalan di peroleh dari pengambaran semua data data yang sudah diperoleh di lapangan berupa:

1. Kartu leger jalan

2. Daftar Koordinat titik ikat/patok leger jalan.

3. Semua obyek dalam peta dan titik ikat (soft copy) dalam sistem koordinat UTM.

Program Kerja dan Dasar Hukum

Guna mencapai pelaksanaan pekerjaan agar berjalan dengan efektif, dimana sasaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan lingkup pekerjaan dan pelaporan dalam KAK/TOR, maka diperlukan suatu sistematika kegiatan yang jelas dan terarah. Adapun sistematika kegiatan tersebut adalah seperti ditunjuk pada gambar E.1. tentang Alur Rencana Kegiatan

Gambar E.1 Alur Program Kerja

Dasar hukum leger jalan adalah: Peraturan Pemerintah No. 34/2006 tentang Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/ PRT/M/2005 tentang Leger Jalan, mewajibkan penyelenggara jalan untuk membuat leger jalan. Leger jalan berguna untuk mengetahui perkembangan suatu ruas jalan yang mencakup aspek hukum, teknis, pembiayaan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, bangunan utilitas, dan pemanfaatannya, melaksanakan tertib penyelenggaraan jalan dengan mewujudkan dokumen yang lengkap, akurat, mutakhir, dan mudah diperoleh, mengetahui kekayaan negara, orang atau instansi atas jalan yang meliputi kuantitas, kondisi dan nilai yang diperoleh dari biaya desain, pembangunan, dan pemeliharaan.

Karena pentingnya manfaat leger jalan maka pada tanggal 20 April 2011, Direktur Jenderal Bina Marga kembali menginstruksikan kepada semua kepala satuan kerja untuk menggunakan leger jalan untuk mendukung akuntabilitas pencatatan aset jalan dan jembatan di lingkungan Ditjen Bina Marga. Setiap satuan kerja yang memiliki aset jalan dan jembatan harus memiliki leger jalan dan melakukan pemutakhiran data leger setiap ada perubahan konstruksi atau belanja yang mengakibatkan pertambahan nilai aset.

E.3ORGANISASI DAN PERSONILPada dasarnya fungsi organisasi pelaksanaan pekerjaan tidak hanya sekedar untuk mengatur hubungan internal tenaga ahli konsultan, tetapi juga untuk mengatur hubungan keluar antara konsultan dengan pihak pemilik pekerjaan dan instansi terkait lainnya yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan. Organisasi pekerjaan ini dibuat dalam bentuk Struktur Organisasi Pekerjaan yang mengacu kepada kebutuhan, ketersediaan personil, kualifikasi dan penugasan personil sesuai arahan Kerangka Acuan Kerja. Struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar E.2

Gambar E.2 Struktur Organisasi.Posisi dan jumlah tenaga ahli, tenaga sub professional, maupun tenaga pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan ini, adalah sebagai berikut:A. Tenaga Ahli1. Ahli Teknik Jalan/Highway EngineerAhli Teknik Jalan yang disyaratkan minimal Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi B atau setingkat yang berpengalaman kerja di bidang teknik jalan sekurangkurangnya 5 (lima) tahun, serta memiliki SKA Ahli Perencanaan Jalan/SKA Ahli Teknik Jalan Jumlah yang harus disediakan minimal 1 (satu) orang. Tugas Ahli Teknik Jalan adalah: Melakukan koordinasi atas semua tenaga/personil yang terlinat di dalam pekerjaan survei pengukuran dan pengumpulan data leger jalan kabupaten dimaksud, sehingga tercapai hasil yang sebaik-baiknya sesuai lingkup pekerjaan yang telah ditentukan untuk Kabupaten dimaksud; Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan data hasil pelaksanaan survei sesuai Surat Edaran Dirjen Bina Marga tentang Pedoman Leger Jalan No. 011/BM/2008; Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan meliputi pekerjaan survei / pengumpulan data primer, pengumpulan data sekunder, pengolahan, penggandaan dan digitalisasi leger jalan.2. Ahli GeodesiAhli Teknik Geodesi yang disyaratkan minimal Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi A atau setingkat yang berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (Empat) tahun. Memiliki SKA Sistem Informasi Geografi. Jumlah yang harus disediakan minimal 1 (satu) orang. Tugas ahli Teknik Geodesi adalah sebagai berikut: Mengendalikan pengawasan lapangan dan juru ukur serta memberi petunjuk dalam pelaksanaan survei pengukuran (primer) dan pengumpulan data sekunder leger jalan dimaksud untuk wilayah yang telah ditentukan.

Memeriksa dan mengolah semua data hasil survei sekunder dan data primer yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Bertanggung jawab atas kualitas pengumpulan data mencakup kebenaran, ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei yang dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data leger jalan dalam wilayah pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.B. Tenaga Sub Profesional

1. SurveyorSurveyor / Juru Ukur yang disyaratkan Minimal Diploma III (D3) yang berpengalaman sekurang kurangnya 5 (lima) tahun atau Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi A atau setingkat. Jumlah yang harus disediakan 3 (tiga) orang. Tugas dan tanggung jawab surveyor / juru ukur adalah sebagai berikut: Melaksanakan survei pengukuran, pengumpulan data leger jalan dimaksud yang telah ditetapkan sesuai ruasruas jalan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, tepat waktu, lengkap dan akurat. Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, dan ketepatan waktu survey sesuai dengan Buku Petunjuk dan jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ruas jalan yang telah ditentukan. 2. Juru Gambar/Operator CADOperator CAD yang disyaratkan minimal lulusan Diploma Tiga (D3) atau sederajat yang berpengalaman 5 (lima) tahun atau Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi A atau setingkat. Jumlah yang harus disediakan 2 (dua) orang. Tugas dan tanggung jawab juru gambar adalah sebagai berikut: Juru gambar lapangan bertugas membantu juru ukur di lapangan dalam pembuatan gambar draft leger jalan.

Membuat gambar jadi konsep leger jalan dari gambar draft pada pekerjaan pengolahan data.

Bertanggung jawab atas kebenaran penggambaran, ketelitian pengisian data, serta ketepatan dalam penyalinan data agar pekerjaan penggambaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (Surat Edaran Dirjen Bina Marga tentang Pedoman Leger Jalan No. 011/BM/2008)C. Tenaga Pendukung1. AdministrasiTenaga Administrasi yang disyaratkan minimal lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Jumlah yang harus disediakan 1 (satu) orang. Tugas dan tanggung jawab tenaga administrasi adalah membantu Ketua Tim dalam pembuatan laporan dan administrasi.

2. PekerjaPekerja diperlukan 6 (enam) orang yang mana pendidikannya disyaratkan sekurangkurangnya setara Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat . Pekerja bertugas membantu juru ukur dalam melaksanakan tugas pengukuran dan pengumpulan data leger jalan di lapangan agar pekerjaan dapat berjalan baik dan lancar.Berikut ini daftar mobilitas personil :No.Posisi/JabatanJumlah tenaga (orang)Pengalaman minimal(tahun)Pendidikan minimal

1.Ahli Teknik Jalan/Ketua Tim15S1

2.Ahli Perencanaan Jalan14S1

3.Surveyor / Juru Ukur35D3/S1

4.Operator CAD25D3/S1

5.Administrasi1-SMA/Sederajat

6.Pekerja2-SMA/Sederajat

E.4Inovasi/ Kelanjutan Program Leger

UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan menjelaskan bahwa jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Begitu pentingnya fungsi ini menuntut pemerintah untuk mempunyai suatu strategi perencanaan dan penanganan jalan yang cepat, tepat dan akurat. Hal ini tentunya sangat memerlukan ketersediaan informasi data historis jalan dan jembatan berserta kondisinya yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Pembuatan leger jalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 37/PRT/1987 dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang akurat, lengkap dan mutakhir mengenai keadaan ruas jalan. Tujuannya adalah membentuk sekumpulan dokumen berupa leger jalan, dimana datanya dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan, serta dokumennya memberikan catatan tentang data inventaris jalan.

Pada saat ini, dokumen leger jalan yang umum digunakan masih bersifat paper-based dan belum terkomputerisasi. Maka seringkali penyusunan program tentang jalan terlambat karena analisis dilakukan secara manual dan menggunakan peta jalan yang parsial (terpisah-pisah). Untuk mengintegrasikan seluruh dokumen leger jalan, kami mengusulkan sebuah program komputer berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG), di mana peta spatial leger jalan dapat diintegrasikan dalam sebuah struktur database, sehingga memudahkan menampilkan informasi yang dibutuhkan, serta pemutakhiran data leger jalan dapat dengan cepat dilakukan. Dengan usulan ini, diharapkan penyediaan informasi terhadap suatu ruas jalan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga pengambilan keputusan penanganan suatu ruas jalan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.

LEGER JALAN

Pendataan leger jalan dilakukan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 37/PRT/1987 tentang Pedoman Leger Jalan. Beberapa hal yang perlu diinventarisasi adalah sebagai berikut :

1 Identitas Ruas Jalan, yang meliputi pencatatan Nomor kode Daerah, Nama Daerah, Nomor dan Panjang ruas jalan, nama pengenal jalan, titil awal ruas jalan, titik akhir ruas jalan, tanggal dibuka/ditutup untuk lalu lintas dll.

Data teknik jalan, yang meliputi jenis lapis permukaan, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah, median, bahu jalan dan trotoar. Pada data ini dilakukan pengukuran langsung di lapangan terutama yang berkaitan dengan jenis lapis permukaan, ukuran lebar jalan bahu jalan, median trotoar

2 Bangunan Pengaman dan pelengkap, yang meliputi pendataan terhadap jenis gorong-gorong, saluran permanen, drainase bawah tanah, manhole, riol, bangunan penahan tanah, kerb, penutup lereng, krip dsb.

3 Bangunan perlengkapan jalan, yang meliputi pagar pengaman jalan, dinding pengaman, patok pemandu, marka jalan, rambu jalan, patok Damija, rambu lalu lintas, lampu penerangan, jembatan penyebrangan, shelter bis, serat cermin jalan.

4 Utilitas publik, diantaranya meliputi prasarana telpon/komunikasi, listrik, air, dll

5 Data lalu lintas harian rata-rata.

Keseluruhan data tersebut diatas lalu diinputkan ke dalam form Kartu Jalan dan Bangunan Pelengkan lainnya seperti terlihat pada Gambar 1 dan 2. Kartu leger jalan umumnya dicetak per lembar seukuran kertas A3 dan dijadikan sebuah buku, yang biasanya disebut dengan nama buku leger jalan. Karena sifatnya yang masih berbentuk hardcopy dan paper-based, maka data-data yang terkandung didalamnya belum terkomputerisasi. Kesulitan yang ditemui dalam leger jalan yang bersifat paper-based diantarnya adalah pencarian, penyortiran dan pemutakhiran (updating) data akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Gambar E.5. Data form kartu jalan dan bangunan pelengkap lainnya

Gambar E.6. Gambar situasi, profil memanjang dan profil melintang jalan

SURVEI

PENGUMPULAN DATA PRIMER

PENGUMPULAN DATA SEKENDER

PENGOLAHAN DATA

PEMBUATAN LAPORAN

Telaah Awal

Survei Pendahuluan

dan

Survei Intitusional

Orientasi Lapangan

Laporan Pendahuluan

- Survei Lanjutan untuk pengumpulan Data Primer

dan Sekunder

- Kajian hasil survei terdahulu

Analisis Data

- Penggambaran

- Pengisian dan Penyusunan Form Leger

Laporan Akhir Kegiatan

Buku Leger Jalan

Penyimpanan

Dokumen Leger Jalan

Direktur

Perusahaan

Administrasi

Ahli Teknik Jalan/

Team Leader

Ahli Geodesi

Surveyor

Operator CAD

Pekerja