e library stikes nani hasanuddin ekarezkihj 599-1-51142027 1

8
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721 20 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI TERHADAP PASIEN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA Eka Rezki 1 , Hj.Murtiani 2 , Muh.Ilyas 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kesedihan, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, dan perasaan kosong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna werdha Gau Mabaji Gowa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan jenis Purposive Sampling, didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan komputer serta menggunakan uji chi-square. Hasil analisis statistik, didapatkan pengaruh antara kehilangan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia (p<0,029) dan ada pengaruh kecemasan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia (p<0,002). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kehilangan dan kecemasan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Kata Kunci : Tingkat Depresi, Kehilangan, Kecemasan PENDAHULUAN Depresi adalah keadaan sakit jiwa ringan, bukan hanya sedih biasa yang setiap orang mungkin merasakan.Bila seseorang menderita depresi, dia tidak dapat sembuh sendiri. Penderita perlu diobati atau kalau tidak akan bertambah berat (Nugroho, 2010). Depresi dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan pendidikan.Bahkan menurut World Health Organization (WHO), depresi adalah masalah yang serius karena merupakan urutan keempat penyakit dunia.Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi (Keliat, dkk, 2011).. Depresi merupakan penyakit serius yang di derita jutaan orang dengan berbagai macam gejala. Menurut data Badan Kesehatan Dunia, saat ini sekitar 5-10% orang di dunia mengalami depresi. Penelitian yang di lakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa menunjukkan, sebagian besar masyarakat Indonesia mengidap depresi tingkat yang ringan sampai berat.Hasil penelitian dokter kesehatan jiwa menunjukkan 94% masyarakat saat ini mengidap depresi, “kata Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia” (Aryani, 2008). Usia lanjut selalu dikonotasikan sebagai kelompok rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban baik oleh keluarga, masyarakat dan negara. Melihat kenyataan bahwa angka harapan hidup penduduk Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin baik, maka muncullah sebuah hipotesis bahkan adanya ledakan jumlah lansia di Indonesia yang akan semakin meningkat pada tiap tahunnya. Pada tahun 1971 berjumlah 4,5 juta, ditahun 1990 berjumlah 6,3 juta memasuki tahun 2000 lansia berjumlah 7,2% dari total penduduk Indonesia dan diramalkan akan berjumlah 11,3% ditahun 2020. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah lansia terus meningkat dari 5,3 jiwa(1971), meningkat menjadi 14,4 juta (2000) dan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai jumlah 28,8 juta jiwa(Mujahidullah, 2012). Kira-kira 25% komunitas lanjut usia dan pasien rumah perawatan ditemukan adanya gejala depresi pada lansia. Depresi menyerang 10-15% lansia 65 tahun keatas yang tinggal dikeluarga dan angka depresi meningkat secara drastis pada lansia yang tinggal di institusi, dengan sekitar 50-75% penghuni perawatan jangka panjang memiliki depresi ringan sampai sedang (Kaplan ett all, 1997 dalam Azizah, 2011).

Upload: choirul-umam

Post on 06-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jurnak news health

TRANSCRIPT

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    20

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI TERHADAP PASIEN LANSIA DI PANTI SOSIAL

    TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA

    Eka Rezki1, Hj.Murtiani2, Muh.Ilyas3

    1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar

    3Poltekkes Kemenkes Makassar

    ABSTRAK

    Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kesedihan, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, dan perasaan kosong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna werdha Gau Mabaji Gowa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan jenis Purposive Sampling, didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan komputer serta menggunakan uji chi-square. Hasil analisis statistik, didapatkan pengaruh antara kehilangan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia (p

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    21

    Berdasarkan hasil penelitian oleh Ayu Fitri Sekar Wulandari Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tahun 2011 tentang Kejadian dan Tingkat Depresi pada Lanjut Usia, Studi Perbandingan di Panti Wreda dan Komunitas. Prevalensi kejadian depresi subyek lanjut usia di panti wreda adalah 38,5% (26,9% depresi ringan; 9,6% depresi sedang;1,9% depresi berat). Sedangkan prevalensi kejadian depresi subyek lanjut usia di komunitas adalah 60% (40% depresi ringan; 20 % depresi sedang), (Wulandari, 2011).

    Berdasarkan hasil penelitian Dewi Trisnawati Program Studi D-III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta tentang Hubungan Aktivitas Religi dengan Tingkat Depresi pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda Unit Budi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 responden (6,7%) dengan tingkat depresi sedang-berat, 18 responden (40%) depresi ringan dan 24 responden (53,3%) tidak depresi. Pada aktivitas religi, 13 responden (28,9%) dalam kategori kurang, 9 responden (20%) kategori cukup dan 23 responden (51,1%) kategori baik. Hasil uji kendall atau P = 0,009 < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan aktivitas religi dengan tingkat depresi pada lansia (Trisnawati, 2011).

    Berdasarkan hasil penelitian Wahyu Wiyono Mahasiswa Keperawatan S-1 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kecenderungan Insomnia pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta bahwa tingkat kecemasan responden merata dari ringan hingga berat. Hal tersebut ditunjukkan bahwa pada kategori tingkat kecemasan ringan terdapat 17 respondenn (36%), selanjutnya kategori sedang dan berat masing-masing 15 responden (32%) dan tidak terdapat satupun responden yang memiliki kecemasan dalam kategori panik (Wiyono, 2010).

    Berdasarkan data di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa pada bulan januari sampai bulan maret 2013. Jumlah pasien lansia laki-laki 40 orang, perempuan 65 orang.Meninggal dunia sebanyak 1 orang (perempuan), terminasi atau pemutusan layanan 2 orang dimana 1 laki-laki dan 1 perempuan.Jumlah yang ada sekarang yaitu laki-laki 39 orang dan perempuan 63 orang.Keseluruhan jumlah lansia yang ada yaitu 102 orang (PSTW Gau Mabaji Gowa).

    Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Werdha Gau mabaji Gowa.

    BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 13 juli 2013 di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan jenis Purposive Sampling, didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi.

    Pengumpulan data dan pengolahan data

    Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat kuesioner sebanyak jumlah responden yang akan ditentukan, membagi kuesioner kepada responden, mengumpulkan kuesioner yang telah dibagi, dan mentabulasi data. Setelah itu dilakukan editing, koding, dan tabulasi data.

    Analisis data

    Setelah data tersebut dilakukan editing, koding, dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa : Analisis univariat yaitu data yang diperoleh dari masing-masing variabel dimasukkan kedalam variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan uji Chi-Square pada program SPSS 16,0 dengan nilai kemaknaan = 0,05. HASIL PENELITIAN Variable Independen Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kehilangan Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

    Kehilangan Keluarga

    Frekuensi (n) Persen (%)

    Kehilangan Tidak

    Kehilangan

    37

    13

    74,0

    26,0 Total 50 100,0 Pada tabel 1 menunjukkan bahwa

    responden (Orang Lanjut Usia) yang mengalami Kehilangan yakni sebanyak 37 responden (74.0%), sedangkan yang tidak mengalami kehilangan sebanyak 13 responden (26.0%).

    Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kecemasan Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    22

    Kecemasan Frekuensi (n) Persen (%)

    Cemas Tidak Cemas

    21 29

    42,0 58,0

    Total 50 100,0 Pada tabel 2 menunjukkan bahwa

    responden (Orang lanjut usia) yang mengalami cemas yaitu sebanyak 21 responden (42.0%) dan yang tidak mengalami kecemasan yakni sebanyak 29 responden (48.0%).

    Variable Dependen Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

    Tingkat Depresi

    Frekuensi (n)

    Persen (%)

    Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat

    32 11 7

    64.0 22.0 14.0

    Total 50 100,0 Pada tabel 3 menunjukkan tingkat

    depresi terhadap pasien Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa dengan depresi Ringan sebanyak 32 responden (64,0%), depresi sedang sebanyak 11 responden (22.0%) dan yang mengalami depresi berat sebanyak 7 responden (14,0%).

    Analisis Bivariat Pengaruh Kehilangan Terhadap Tingkat Depresi pada Lanjut Usia Tabel 4. Pengaruh Kehilangan Terhadap Tingkat Depresi Pasien Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

    Kehila- ngan

    Tingkat Depresi Total

    Ringan Sedang Berat n % n % n % n %

    Kehilangan 20 40 11 22 6 12 37 74 Tidak

    Kehilangan 12 24 0 0 1 2 13 26

    Total 32 64 11 22 7 14 50 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa kehilangan

    yang mengalami depresi ringan berjumlah 20 responden lanjut usia (40,0%), kehilangan yang mengalami depresi sedangberjumlah 11 responden (22,0%) lanjut usia dan kehilangan yang mengalami depresi berat berjumlah 6 responden lanjut usia (12,0%). Sedangkan yang tidak kehilangan tapi mengalami depresi ringan berjumlah 12 responden lanjut usia (24,0%), dan tidak kehilangan tapi mengalami depresi berat berjumlah 1 responden lanjut usia (2,0%).

    Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai fisher exact test p < 0.05 yaitu 0.029 ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kehilangan dan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.

    Pengaruh Kecemasan Terhadap Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Tabel 5. Pengaruh Kecemasan Terhadap Tingkat Depresi Pasien Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

    Kecema-san

    Tingkat Depresi Total

    Ringan Sedang Berat n % n % n % n %

    Cemas 9 18 5 10 7 14 21 42 Tidak

    Cemas 23 46 6 12 0 0 29 58

    Total 32 64 11 22 7 14 50 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa kriteria

    cemas yang mengalami depresi ringan sebanyak 9 (18,0%) responden lanjut usia, ktiteria cemas yang mengalami depresi sedang sebanyak 5 responden (10,0%) dan kriteria cemas yang mengalami depresi berat sebanyak 7 responden 14,0%. Sedangkan lansia dengan kriteria tidak cemas tapi mengalami depresi ringan sebanyak 23 responden (46,0%), dan kriteria tidak cemas tapi mengalami depresi sedang sebanyak 6 (12,0%) responden Lanjut usia.

    Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai fishers exact test p< 0.05 yaitu 0.002 ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecemasan dan tingkat depresi pada lansia diPanti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Kehilangan terhadap Tingkat

    Depresi pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa

    Dari hasil analisis univariat, dari total 37 orang responden (74.0%) dalam kategori mengalami kehilangan, diketahui bahwa 20 orang responden (40%) dalam kategori depresi ringan, 11 orang responden (22%) dalam kategori depresi sedang dan 6 orang responden (12%) dalam kategori depresi berat. Hal ini terjadi karena depresi tidak hanya dipengaruhi oleh kehilangan saja, melainkan dipengaruhi oleh subvariabel yang lain yaitu kecemasan sehingga tidak dapat memberikan jaminan bahwa orang yang

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    24

    penelitian yang dilakukan oleh Aliyah dengan judul Perbedaan Tingkat Depresi pada Perempuan yang Menjadi Kepala Keluarga Karena Meninggalnya Pasangan Hidup dan Karena Perceraian dimana hasil yang didapatkan Dari uji hipotesis didapat hasil signifikansi-nya 0,010 (p>0,01). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan antara tingkat depresi pada perempuan yang menjadi kepala keluarga karena meninggalnya pasangan hidup dan karena perceraian. Rerata depresi pada perempuan yang menjadi kepala keluarga karena meninggalnya pasangan hidup yaitu 19,75, adapun rerata depresi pada perempuan yang menjadi kepala keluarga karena perceraian yaitu 14,75.

    Sedangkan dari total 13 orang responden (26%) yang dalam kategori tidak mengalami kehilangan, didapatkan 12 orang responden (24%) dalam kategori depresi ringan dan 1 orang lainnya dalam kategori depresi yang berat. Hal ini juga dipengaruhi oleh subvariabel yang lain yaitu kecemasan, sehingga tidak dapat memberikan jaminan bahwa orang yang tidak mengalami kehilangan, tidak akan menderita depresi. Dari tabulasi silang, didapatkan bahwa dari total 12 orang yang dalam kategori tidak mengalami kehilangan tapi mengalami depresi yang ringan, diketahui bahwa 7 orang responden (14%) responden dalam kategori tidak cemas dan 4 orang lainnya (8%) mengalami kecemasan. Sedangkan 1 orang responden (2%) yang dalam kategori depresi yang berat, responden tersebut mengalami kecemasan. Usia bukan merupakan faktor risiko terjadinya depresi, namun kehilangan pasangan hidup atau menderita penyakit kronik merupakan faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya depresi. Lansia yang mengalami kehilangan misalnya kehilangan pasangan hidup. Pada lansia permasalahan psikologi terutama muncul bila lansia tidak berhasil menemukan jalan keluar masalah yang timbul sebagai akibat dari proses menua. Rasa tersisih, tidak dibutuhkan, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan merupakan sebagian kecil dari semua stressor yang harus dihadapi oleh lansia. Depresi adalah permasalahan yang makin memberatkan kehidupan lansia. Dukungan keluarga juga sangat penting dalam mengatasi depresi karena keluarga merupakan orang terdekat yakni ada ikatan hubungan (Amir, 2009). Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham

    tentang proses berkabung menghasilkan pendapat bahwa hilangnya objek cinta diintrojeksikan ke dalam individu tersebut sehingga menyatu atau merupakan bagian dari individu itu. Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri. Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak berguna, dan sebagainya. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari, 2009) dengan judul faktor-faktor yang menyebabkan depresi pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Umit Abiyoso yang dimana hasil penelitian menyatakan faktor yang terbesar menyebabkan timbulnya depresi adalah kehilangan yang mempunyai pengaruh sebesar 74.40%.

    Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai fisher exact test p < 0.05 yaitu 0.029 ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kehilangan dan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.

    Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada pengaruh yang positif antara kehilangan dengan tingkat depresi.

    Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti menyatakan bahwa kehilangan ada kaitannya dengan tingkat depresi lanjut usia. Sebagian orang atau lansia mengalami kesedihan setelah kehilangan pasangan, karena penyesuaian yang terlambat terhadap kehilangan tersebut. Keterlambatan tersebut dapat mengakibatkan depresi pada seseorang.

    2. Pengaruh Kecemasan Terhadap Tingkat Depresi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa

    Dari analisis univariat, didapatkan 21 orang responden (42%) yang dalam kategori cemas, didapatkan 9 orang responden (18%) dalam kategori depresi ringan, 5 orang responden (10%) dalam kategori depresi sedang dan 7 orang lainnya (14%) dalam kategori depresi berat. Hal ini terjadi karena depresi tidak hanya dipengaruhi oleh kecemasan saja, mailainkan dipengaruhi juga oleh subvariabel yang lain yaitu kehilangan sehingga tidak dapat memberikan jaminan bahwa lansia yang mengalami kecemasan semuanya akan menderita depresi yang berat.

    Berdasarkan tabulasi silang, maka diketahui bahwa dari total 9 orang responden (18%) yang dalam kategori cemas dan mengalami depresi ringan, didapatkan 5 orang responden dalam

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    25

    kategori tidak mengalami kehilangan dan 4 orang lainnya mengalami kehilangan. Kecemasan pada lansia adalah hal yang paling sering terjadi. Sebagian besar lansia mengalami kecemasan seiring dengan bertambahnya usia. Lansia pada periode awal, adalah masa-masa kecemasan yang paling tinggi, tetapi, seiring dengan semakin bertambahnya usia, lansia berusaha menerima keadaan mereka dan merasa pasrah. Masalah fisik dan psikologis sering ditemukan pada lanjut usia. Faktor psikologis diantaranya perasaan bosan, keletihan atau perasaan depresi. Umumnya, kecemasan ini merupakan suatu pikiran yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan perasaan yang tidak baik atau tidak enak yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.

    Dari total 5 orang responden (10%) yang dalam kategori mengalami kecemasan dan mengalami depresi sedang, didapatkan keseluruhan responden mengalami kehilangan. Ketika manusia semakin tua, mereka cenderung untuk mengalami masalah-masalah kesehatan yang lebih menetap dan berpotensi untuk menimbulkan ketidakmampuan. Kebanyakan lansia memiliki satu atau lebih keadaan atau ketidakmampuan fisik yang kronis. Beberapa lansia juga berpotensi mengalami kecemasan dan depresi (Papalia, Olds, dan Feldman, 2003).

    Sedangkan dari total 7 orang responden (14%) yang dalam kategori mengalami kecemasan dan mengalami depresi berat, didapatkan keseluruhan responden mengalami kehilangan. Dalam Blazer (2003) disebutkan bahwa ketidakmampuan fisik tampaknya membawa jumlah kejadian hidup negatif yang lebih tinggi. Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan keterbatasan untuk melakukan aktivitas sosial atau aktivitas di waktu luang (leisure activities) yang bermakna, isolasi, dan berkurangnya kualitas dukungan sosial pada lansia yang dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya berbagai macam kecemasan.

    Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ikasari, 2012)yang dalam penelitiannya berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Depresi pada Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar menyatakan bahwa ada hubungan antara kecemasan pada lansia dengan depresi dimana p = 0.029.

    Sedangkan dari total 29 orang responden (58%) yang dalam kategori tidak

    cemas, didapatkan 23 orang responden (46%) dalam kategori depresi ringan dan 6 orang lainnya (12%) dalam kategori depresi sedang. Hal ini juga terjadi karena dipegaruhi oleh subvariabel lain yaitu kehilangan sehingga tidak dapat memberikan jaminan bahwa lansia yang tidak mengalami kecemasan akan mengalami depresi yang ringan.

    Dari tabulasi silang, didapatkan bahwa dari total 23 orang responden yang dalam kategori tidak mengalami kecemasan tetapi dalam kategori mengalami depresi ringan, diketahui bahwa 15 orang responden tidak mengalami kehilangan dan 8 orang lainnya mengalami kehilangan. Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-gejala depresi lain pada lanjut usia adalah kecemasan dan kekhawatiran, keputus asaan dan keadaan tidak berdaya, masalah somatik yang tidak dapat dijelaskan dan psikosis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian oleh (Sumarni, 2010) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh faktor Psikososial dan kecemasan terhadap depresi lansia di Kota Yogyakarta hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara kecemasan dan depresi (p

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    26

    menunjukkan sebanyak 48,1% responden mengalami depresi, 67,1% lansia termasuk dalam kategori lanjut usia (eldery), 51,9% lansia berjenis kelamin perempuan, 51,9% lansia masih bekerja,60,8% lansia masih berstatus kawin dan 60,8% memiliki kecemasan. Selanjutnya didapatkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, umur dan kecemasan dengan kejadian depresi dengan nilai p < 0.01. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara pekerjaan dan status perkawinan dengan kejadian depresi dengan nilai p > 0.1 Dan variabel kecemasan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan dengan kejadian depresi pada lansia di posyandu lansia Rimbo Kaduduk wilayah kerja Puskesmas Sintuk Padang Pariaman.

    Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai fishers exact test p< 0.05 yaitu 0.002 ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecemasan dan tingkat depresi pada lansia diPanti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.

    Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada pengaruh yang positif antara kecemasan dengan tingkat depresi.

    Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti menyatakan bahwa kecemasan ada kaitannya dengan tingkat depresi lanjut usia. Kecemasan terjadi akibat ketakutan atas penolakan interpersonal dan disertai dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan atau perpisahan orang tua.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ada pengaruh Kehilangan dan kecemasan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. SARAN

    Adapun saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini demi penyempurnaan penelitian yaitu Bagi Institusi Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji agar lebih meningkatkan lagi kegiatan yang bisa dilakukan oleh para lansia untuk mengurangi rasa kehilangan yang dirasakan lansia.

    DAFTAR PUSTAKA Agus, S. (2009). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Rimbo

    Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sintuk Padang Pariaman. (http://www.digilib.usu.ac.id, di akses pada 30 Agustus 2013)

    Al-Hadad.Aliyah (2009). Fakultas Psikologi Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

    Perbedaan tingkat depresi pada perempuan yang menjadi kepala keluarga karena meninggalnya pasangan hidup dan karena perceraian (http://eprints.uns.ac.id/81/1/168410609201010551.pdf, di akses 25 juli 2013)

    Aryani, A. (2008). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Faktor-faktor yang

    berhubungan dengan depresi pada lansia di Desa Mandong Trucuk Klaten. (http://etd.eprints.ums.ac.id/3985/1/J210040065.pdf, di akses pada 25 juli 2013 )

    Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data (Vol. I). Jakarta: Salemba

    Medika. Junaedi, I. (2012). Anomali Jiwa (Vol. I). (D. D. Westriningsih, Ed.) Yogyakarta: Andi Offset. Ikasari, D. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19

    Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar. (Skripsi Tidak Diterbitkan, STIKES Nani Hasanuddin Makassar)

    Indah. (2012). Hubungan Faktor Kehilangan dengan Depresi Lanjut Usia di Dusun Karangayar Yogyakarta

    (http://www.restipati.ac.id, di akses pada 30 Agustus 2013) Keliat, dkk. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (intermediate Course). (K. d. Monica Ester S, Ed.)

    Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

    27

    Lubis, N. L. (2009). Dr. M, Sc. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Martono Nanang. (2012). Metode penelitian Kuantitatif. Rajawali Pers. Jakarta Nugroho, T. (2010). Kamus Pintar Kesehatan (Vol. I). Yogyakarta: Nuha Medika. Pandji, D. (2012). Menembus Dunia Lansia (Vol. I). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Pieter, dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan (Vol. I). Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group. Saryono, S. (2010). Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan (Vol. I). Bantul: Nuha Medika. Sumarni. (2010). Pengaruh Faktor Psikososial dan Kecemasan Terhadap Depresi Lansia di Kota Yogyakarta. Widayatun, T. R. (2009). Ilmu Perilaku (Vol. II). Jakarta: Cv. Sagung Seto. Wulandari, A. F. (2011). Kejadian Dan Tingkat Depresi Pada Lanju Usia, Studi Perbandingan Di Panti Wreda

    Dan Komunitas. Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa (Vol. IV). (A. Gunarsa, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama. Yuliana, R. (2012). Gambaran tingkat depresi lansia yang kehilangan pasangan di Desa Tambak Aso Kecamatan

    Waru Kabupaten Sidoarjo. (http://www.digilib.fk.umy.ac.id/?page_id=212, di akses pada 30 Agustus 2013) .

    Wulandari. (2009). Faktor-faktor yang Menyebabkan Depresi Pada Lansia yang Tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Abiyoso. (http://undip.ac.id.psikologi.bmk di aksese 25 juli 2013)