e-fokus maret 2014

40
Berlian Marsheilla Prestasi Bawa Rejeki Lahan Ini Tidak Disewakan! Mikro Hydro “Rasa Indonesia” KABARMU F TP I-I I Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi MARET 2014

Upload: vichaumahu

Post on 13-Oct-2015

185 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • Berlian MarsheillaPrestasi Bawa Rejeki

    Lahan Ini Tidak Disewakan!

    Mikro Hydro Rasa Indonesia

    KABARMUFTP I-II

    Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi

    MARET2014

  • Andre Navrada / D.K.

    DARI REDAKSI ISI

    PenerbitPT PLN (Persero)

    PembinaAdi Supriono

    Pemimpin RedaksiBambang Dwiyanto

    Redaktur PelaksanaSampurno Marnoto

    RedaksiIda Wardani, Ahmad Hidayat,

    Anita Widyastuti, Dermawan Uloly,Tutang Wien, Peri Irawan

    Redaksi FotoAgus Trimukti

    Irwanto Sumadi Janar Trinarima

    Sekretaris Redaksi

    Novita Ida Yanti

    AdministrasiAsnalia Winta

    Alamat RedaksiPT PLN (Persero)

    Gedung Utama Lt. 3Jl. Trunojoyo Blok M I/135

    Telp. (021) 7261122, 7251234. Ext. 4126

    Faks. (021) 7227059

    Redaksi menerima artikel, kritik dan saran, serta foto-foto kegiatan dari

    pembaca. Kirimkan ke email :

    [email protected] berhak memilih dan

    mengedit naskah yang masuk untuk diterbitkan.

    Konsultan MediaDinamika Komunika

    www.dinamikakomunika.com

    Isi di luar tanggung jawab percetakan ISSN : 1907-1469

    Hujan amat lebat bercampur butiran es dan angin kencang yang beberapa kali mengguyur Kota Bandung dalam sepekan terakhir, tak hanya mengkibatkan banjir dan kemacetan di berbagai penjuru kota. Namun juga membuat sejumlah infrastruktur terganggu dan rusak. Seperti kabel listrik yang terbentang di sepenggal ruas jalan seputaran Jl. Soekarno-Hatta, menjuntai hendak menggapai jalan pada Selasa (18/3).

    Kabel Menjuntai

    MATA

    Fast Track Program (FTP) tahap I dan FTP II. Inilah program percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap yang masing-masing berkapasitas 10 ribu MW, dan digadang-gadang bakal mampu memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri yang tumbuh pesat di atas 9% per tahun. Lalu, bagaimana kabar keduanya sekarang?

    Pertanyaan ini kian mengemuka ketika sejumlah daerah di Indonesia megap-megap kekurangan pasokan listrik. Fenomena ini jelas tak bisa dipandang sebelah mata. Lantaran, ujungnya berakibat pada pemadaman bergilir yang menurut sebagian masyarakat tak bisa ditolerir. Kantor PLN digeruduk massa yang tak terima dengan pemadaman bergilir adalah cerita lama yang agaknya kembali terulang belakangan hari.

    Maka, penantian akan kelarnya FTP I dan II menjadi kian menemukan pijakan ketika diapungkan di tengah kondisi kekurangan pasokan listrik yang menyesakkan. Karena memang nyatanya, proyek pembangunan pembangkit berlabel FTP I dan II sebagian besar mengalami keterlambatan penyelesaian dari jadwal yang ditetapkan. Bahkan banyak yang molornya berkali-kali.

    Padahal, akibat lambannya proyek FTP I dan II, kekurangan pasokan listrik yang kebanyakan terjadi di berbagai daerah di luar Jawa itu dikhawatirkan meluas ke wilayah lain di Indonesia. Jika tidak ada terobosan baru untuk mempercepat pembangunan pembangkit, boleh jadi Pulau Jawa akan mengalami krisis listrik pada tahun 2018 atau bahkan lebih cepat.

    Oleh karena itu, mengerahkan semua daya, tenaga, dan pemikiran guna membuat FTP I dan II kembali ke jalurnya sebagai proyek yang sejatinya berlabel cepat tak pelak mesti dilakukan. Agar kondisi mengkhawatirkan yang bisa menjadi bom waktu di kemudian hari seperti terjadi sekarang ini, dapat dihindari. [email protected]

    TEROKA6. Kendala FTP I : Kinerja Kontraktor

    KOMITMEN8. Maksimalkan Penerapan Teknologi

    NASIONAL9. Kebut Si Hemat nan Ramah16. CNG Marine Solusi Listrik Kepulauan19. Hati-Hati Melayani20. Akhir Berujung Manis

    INFO22. MLEB Tak Pernah Sepi

    NUSANTARA27. Belajar Menyenangkan dengan Fun Learning28. Sinergi Meraih Visi31. PLN CorpU Menjadi Tempat Benchmark (a New Brand Image for PLN)

    HORISON32. Bangladesh : Negara Asia Selatan dengan EDL Terendah di Dunia

    INOVASI36. INFO CC : Percepat Layanan CC 123

    LENSA

    Kerja Keras Kala Kelud Meletus24

    Lambat di Jalur Cepat

  • Fokus Maret 20143

    PLTU Paiton 1

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Krisis listrik menjadi ancaman sangat serius di masa depan. Pasalnya, permintaan pasokan listrik yang terus meningkat

    di atas 9% tidak sejalan dengan tambahan pembangkit baru, terutama akibat molornya Fast Track Program (FTP) tahap I dan II.

    Proyek pembangunan PLTU 10.000 MW pada FTP I yang seharusnya tuntas seluruhnya pada tahun 2010, ternyata sebagian besar mengalami keterlambatan dan diperkirakan baru dapat beroperasi seluruhnya pada 2015. Sementara proyek FTP II yang dimulai tahun 2012, semula ditargetkan seluruhnya selesai pada 2018, namun kemudian diundur menjadi 2020, dan melalui Permen ESDM 21/2013 kembali diundur tahun 2025.

    Lantas, sejauh mana status FTP I?

    Adang Sudrajat, KDIV Konstruksi Pembangkitan mengatakan, sampai Februari 2014 baru 6.500 MW atau 65% dari total kapasitas proyek pembangkit FTP I yang sudah beroperasi. Jadi, masih banyak proyek pembangkit dengan total kapasitas 3.500 MW yang dalam tahap penyelesaian, dan sebagian besar di luar Pulau Jawa, ujarnya.

    Adang mengakui banyaknya kendala, sehingga sebagian besar proyek pembangkit yang seharusnya COD atau beroperasi sesuai jadwal yang ditentukan terpaksa harus mundur, bahkan banyak pula yang molornya berkali-kali.

    Di Pulau Jawa, dari 10 proyek PLTU FTP I, sembilan sudah beroperasi, yaitu PLTU Suralaya (1 x 625 MW), PLTU Labuan (2 x 300 MW), PLTU Lontar (3 x 315 MW), PLTU Indramayu (3 x 330 MW), PLTU Pelabuhan Ratu

    (3 x 350 MW), PLTU Rembang (2 x 315 MW), PLTU Pacitan (2 x 315 MW), PLTU Paiton (1 x 660 MW), dan PLTU Awar-awar #1 (350 MW). Sementara di luar Pulau Jawa, dari 26 proyek PLTU, hanya 4 yang sudah beroperasi, yaitu PLTU Amurang (2 x 25 MW), PLTU Kendari #2 (10 MW), PLTU Barru #2 (50 MW), dan PLTU Asam-asam (2 x 65 MW).

    Proyek FTP I di Pulau Jawa yang masih belum tuntas adalah PLTU Awar-Awar #2 (350 MW) dan PLTU Adipala (1 x 660 MW). Di Sumatera, ada 6 proyek yang masih terkendala, yaitu PLTU Nagan Raya (2 x 100 MW), PLTU Pangkalan Susu (2 x 220 MW), PLTU Tanjung Balai Karimun #1 (7 MW), PLTU Riau Tenayan (2 x 110), PLTU Bangka (2 x 30 MW), PLTU Belitung (2 x 16,5 MW).

    Sedangkan di Kalimantan empat proyek, yaitu PLTU Teluk Balikpapan

    MENIMBANG PROYEK

    PERCEPATAN

    TEROKA

    Kekurangan pasokan listrik di berbagai daerah di luar Jawa dikhawatirkan akan meluas ke wilayah lain di Indonesia akibat

    lambannya proyek FTP I maupun FTP II. Berdasarkan hasil studi PLN, Pulau Jawa juga akan mengalami krisis listrik pada tahun 2018 jika tidak

    ada terobosan baru untuk mempercepat pembangunan pembangkit.

  • Buruknya kinerja kontraktor dan kualitas peralatan China pada proyek

    FTP I tidak hanya saat konstruksi. Sejak mulai beroperasi, pembangkit-

    pembangkit tersebut juga banyak mengalami gangguan, sehingga periode baby sick pembangkit

    sangat lama.

    4 Fokus Maret 2014

    H al itu diungkapkan GM PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali (UPJB), Iwan Agung Firstantara. Menurutnya, baby sick periode atau terjadinya gangguan/kerusakan pada pembangkit baru semasa awal pengoperasian adalah wajar. Tapi yang terjadi pada pembangkit FTP I tidak wajar, karena terjadi lebih sering dan lebih parah, sehingga membutuhkan waktu recovery lebih lama dibanding pembangkit non FTP I.

    Memang proyek FTP I boleh dibilang proyek murah. Konsekuensinya, barang murah tidak sebagus barang standar. Maka begitu diserahkan operasionalnya pada kami, pembangkit banyak mengalami kerusakan, sehingga butuh waktu lebih panjang untuk recovery, tutur Iwan seraya menambahkan, kerusakan/gangguan di masa baby sick umumnya terjadi pada boiler.

    Memang kerusakan pembangkit FTP I sebagian besar saat masa garansi, tapi para kontraktor China cenderung kurang memperhatikan waktu pelaksanaan perbaikan, sehingga masa recovery pun molor. Iwan mengakui, satu tantangan UPJB adalah meningkatkan performance pembangkit FTP I yang sering mengalami gangguan. Dia optimis, melalui berbagai program manajemen O&M, maka setelah dua-tiga tahun dioperasikan UPJB, kinerja pembangkit tersebut akan mampu di atas rata-rata standar internasional.

    UPJB dibentuk sesuai keputusan Direksi PLN No. 1067.K/DIR/2011 guna meningkatkan efektivitas-efisiensi pengendalian operasi dan pemeliharaan serta meningkatkan

    Kualitas Pembangkit FTP I Kurang Bagus

    (2 x 110 MW), PLTU Bengkayang (2 x 27,5 MW), PLTU Parit Baru (2 x 50 MW), PLTU Pulang Pisau (2 x 60 MW). Di Sulawesi tiga proyek, yaitu PLTU Sultra Kendari #1 (10 MW), PLTU Sulsel Barru #1 (50 MW), PLTU Anggrek (2 x 25 MW).

    Di Maluku dua proyek, yaitu PLTU Tidore (2 x 7 MW), PLTU Ambon (2 x 15 MW). Di NTT/NTB/Papua ada enam proyek, yaitu PLTU Bima #1 (10 MW), PLTU Ende (2 x 7 MW), PLTU Lombok (2 x 25 MW), dan PLTU

    Kupang (2 x 16,5 MW), PLTU Bima #2 (10 MW), dan PLTU Jayapura (2 x 10 MW).

    Adang menegaskan, dari 3.500 MW proyek FTP I yang belum tuntas, sekitar 2.500 MW bisa diselesaikan dan akan beroperasi pada 2014, dan 1.000 MW sisanya pada 2015. Pembangkit yang diperkirakan dapat diselesaikan pada 2015 adalah PLTU Adipala (1 x 660 MW), PLTU Parit Baru (2 x 50 MW) , PLTU Pulang Pisau (2 x 60 MW), PLTU Bima #2 (10 MW),

    kinerja dan mencapai target produksi pembangkit di Jawa-Bali terkait program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW (FTP1).

    UPJB bertindak sebagai Asset Manager, pengelola sistem aset yang berada di antara Asset Owner (PLN) yang berperan sebagai penentu kebijakan strategis dan Service Provider/Asset Operator (anak perusahaan : IP/PJB) yang menjalankan O&M. UPJB mengintegrasikan organisasi Unit Induk Pembangkitan Indramayu, Cilegon, dan Lontar.

    Sebagai Asset Manager, UPJB mengelola sistem aset untuk optimalisasi risiko, biaya, dan kinerja. Pembangkit yang dikelola UPJB meliputi 10 pembangkit FTP I di Jawa, yakni PLTU Suralaya Unit 8 (1 x 625 MW), PLTU Labuan (2 x 300 MW), PLTU Lontar (3 x 315 MW), PLTU Indramayu (3 x 330 MW), PLTU Pelabuhan Ratu (3 x 350 MW), PLTU Rembang (2 x 315 MW), PLTU Pacitan (2 x 315 MW), PLTU Paiton Unit 9 (1 x 660 MW), PLTU Awar-awar (2 x 350 MW), dan PLTU Adipala (1 x 660 MW). Juga PLTGU Muara Karang blok 2, PLTGU Tanjung Priok blok 3, PLTGU Muara Tawar blok 5, dan PLTGU Cilegon.

    Menurut Iwan Agung, kapasitas pembangkitan yang dikelola UPJB menduduki urutan pertama dalam Sistem JAMALI, yakni 9.879 MW. Ini keunggulan dalam memenangkan listrik sekitar 7,2% dan rencana interkoneksi Jawa-Bali dengan Sumatera. Tiadanya penambahan pembangkit yang masuk sistem pada 2016 merupakan peluang sekaligus tantangan bagi UPJB menjadi pengelola aset pembangkit terbaik, tuturnya. Tutang Wien

    Iwan Agung Firstantara

  • Fokus Maret 20145

    PLTU Anggrek (2 x 25 MW), dan PLTU Ambon (2 x 15 MW).

    Bagaimana dengan FTP II? Sesuai Permen ESDM 21/2013, total kapasitas pembangkit pada FTP II yang semula akan dibangun 10.000 MW berubah menjadi 17.918 MW dan meliputi 76 proyek. PLN sendiri hanya menggarap 17 proyek dengan total kapasitas 5.749 MW (32%). Sebagian besar sisanya digarap IPP (pembangkit swasta) sebanyak 59 proyek dengan total kapasitas 12.169 MW (68%).

    Jika progress FTP I baru mencapai 65% dari total kapasitas pembangkit yang dibangun, hingga saat ini tahap pembangunan FTP II yang dimulai tahun 2012 hampir seluruhnya masih dalam tahap awal/persiapan. Dari 17 proyek PLN (5.749 MW), yang dalam tahap persiapan FS ada 2 proyek (2.055 MW), proses lelang WKP 1 proyek (20 MW), proses lelang EPC 1 proyek (110 MW), proses pendanaan 4 proyek (1.360 MW), eksplorasi 3 proyek (190 MW), pre konstruksi 5 proyek (1.994 MW), dan proses SLA 1 proyek (20 MW).

    Sementara dari 59 proyek IPP/swasta (12.169 MW), yang dalam proses lelang WKP 13 proyek (810 MW), penerbitan IUP 1 proyek (110 MW), penunjukan langsung 2 proyek (1.083 MW), negosiasi 7 proyek (1.710 MW), Letter of Intent (LOI) 1 proyek (90 MW), jaminan kelayakan usaha 5 proyek (911 MW), Power

    Purchace Agreement/PPA 8 proyek (885 MW), pengembangan 1 proyek (110 MW), eksplorasi 13 proyek (1.660 MW), eksploitasi 4 proyek (590 MW), konstruksi 2 proyek (210 MW), pre konstruksi 1 proyek (2.000 MW), dan pre FS 1 proyek (2.000 MW).

    Adang Sudrajat mengungkapkan, dalam kondisi seperti sekarang sangat sulit menyelesaikan proyek FTP II jika ditargetkan sebelum 2016. Apalagi hanya beberapa proyek yang sudah dalam tahap konstruksi. Dari 17 proyek PLN, baru PLTU Bengkayang (2 x 55) MW yang sudah masuk tahap

    ..., total kapasitas pembangkit FTP II yang semula 10.000 MW menjadi 17.918 MW dan meliputi 76 proyek. PLN hanya menggarap 17 proyek, dengan total kapasitas 5.749 MW (32%). IPP menggarap 59 proyek

    sebesar 12.169 MW (68%).

    PLTU Suralaya

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 6 Fokus Maret 2014

    Kendala FTP I Kinerja Kontraktor K

    endala penyelesaian Fast Track Program (FTP) I didominasi kinerja kontraktor (46%) serta perizinan dan

    pembebasan lahan (38%). Disusul komisioning (14%) serta proses internal PLN menyangkut desain, supervisi, dan skema pendanaan (2%).

    Kepala Divisi Administrasi Konstruksi Yusuf Mirand mengakui, banyak proyek PLN pada program percepatan PLTU 10.000 MW tahap 1 maupun reguler mengalami keterlambatan cukup panjang. Penyebabnya sangat kompleks. Mundurnya jadwal penyelesaian sebuah proyek bisa terjadi pada semua tahapan pembangunan, mulai inisiasi, perencanaan, konstruksi, testing, hingga komisioning.

    Namun biang kerok paling dominan dari lambannya proyek FTP I adalah kinerja kontraktor China. Banyak peralatan pembangkit produksi China berbeda dengan standarisasi PLN.

    konstruksi. PLTU yang dibangun di Kalimantan Barat ini diharapkan selesai pada 2016, ujarnya.

    Proy-ek PLN lain yang diharapkan selesai tahun 2016 dan 2017 adalah PLTMG Bangkanai (155 MW) di Kalimantan Tengah, PLTU Punagaya (2 x 100 MW), PLTA Upper Cisokan (4 x 260 MW) di Jawa Barat, PLTU Lombok (2 x 25 MW), dan Pangkalan Susu Unit 3 & 4 (2 x 200 MW). Sementara proyek lainnnya diperkirakan baru selesai di atas tahun 2018, terutama pembangkit listrik panas bumi (PLTP).

    Menurut Manajer Senior Panas Bumi Anang Yahmadi, proyek PLTP pada FTP II sebanyak 52 proyek dengan total kapasitas 4.965 MW. PLN hanya menggarap 5 proyek dengan total kapasitas 340 MW. Kelima proyek PLTP itu adalah PLTP Hululais (2 x 55 MW) di Bengkulu, PLTP Sungai Penuh (2 x 55 MW) di Jambi, PLTP Kotamobagu (4 x 20 MW) di Sulawesi Utara, PLTP Sembalun (2 x 10 MW) di NTB, dan PLTP Tulehu (2 x 10 MW) di Maluku.

    PLTU PacitanAgus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Istimewa

  • Fokus Maret 20147

    Ini membutuhkan waktu persetujuan peralatan untuk melakukan standar. Di samping kurang berkualitasnya produk-produk China, kemampuan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan juga sangat payah, tutur Yusuf.

    Memang, sebagain besar proyek FTP I ditangani kontraktor China, dan hampir semuanya pula kinerjanya bermasalah. Oleh karena itu, menurut Yusuf, untuk menangani proyek-proyek FTP II maupun reguler selanjutnya, PLN mungkin tidak akan memilih kontraktor dan peralatan dari China. Alasannya, dapat menghambat pembangunan proyek.

    Yusuf Mirand mengatakan, keterlambatan proyek FTP I juga didominasi masalah legal, yaitu proses perizinan dan pembebasan lahan. Maklum, satu proyek pembangkit saja memerlukan banyak perizinan. Mulai izin survey dan lokasi (pemkot/pemkab), izin prinsip (gubenur), izin pinjam pakai (Kementerian Kehutanan), izin pembebasan lahan (BPN), izin pembangunan terminal khusus, sampai izin pembangunan jeti dan water breaker (Kementerian Perhubungan dan lainnya).

    Sejatinya, masalah perizinan dan pembebasan lahan juga dialami proyek-proyek reguler PLN lain. Sekarang kami punya Program Management Office atau PMO. Dari 1.404 kasus pada seluruh proyek PLN, baik proyek pembangkitan, transmisi maupun distribusi, 774 di antaranya adalah kasus legal yang menyangkut masalah

    Pembangunan proyek PLTP juga banyak mengalami kendala, terutama regulasi. Pada proyek PLTP Kotamobagu, misalnya, kegiatan eksplorasi uap panas bumi terganjal lokasi prospek yang berada di taman nasional. Oleh karena itu, proyek PLTP Kotamobagu diperkirakan baru kelar tahun 2024. Yang mungkin bisa lebih cepat penyelesaiannya adalah proyek PLTP Hululais. Hingga saat ini sudah dilakukan pengeboran pada tiga sumur eksplorasi, dan dua di antaranya menghasilkan uap. Jika berjalan mulus, PLTA Hululais bisa beroperasi pada 2018, kata Anang.

    Sementara proyek PLTP pada FTP II yang digarap IPP sebanyak 46 proyek dengan total kapasitas 4.625 MW. Menurut Anang, proyek PLTP Patuha berkapasitas 55 MW akan menjadi proyek pertama FTP II yang selesai. Proyek PLTP Patuha di Pengalengan, Jabar, yang dikembangkan PT Geo Dipa diperkirakan dapat beroperasi Juni tahun ini, ujarnya.

    Proyek PLTP swasta yang

    diharapkan menyusul penyelesaiannya adalah PLTP Karaha Bodas (1 x 30 MW) dan PLTP Kamojang 5 (1 x 30 MW) di Jawa Barat pada 2015, PLTP Sarulla 1 (3 x 110 MW) di Sumatera Utara dan PLTP Ulubelu 3 & 4 (2 x 55 MW) di Lampung pada 2016, serta PLTP Lahendong 5 & 6 (2 x 20 MW) di Sulawesi Utara pada 2017.

    Terhadang banyak penghalang, berbagai terobosan memang amat diperlukan agar pembangunan infrastruktur kelistrikan bisa tuntas sesuai jadwal. Pun agar program 10.000 MW tahap I maupun II tetap di jalurnya sebagai fast track program, bukan berjalan lemot bak siput.

    Tutang Wien

    perizinan dan pembebasan lahan, ujar Yusuf.Masalah perizinan dan pembebasan lahan akan

    berdampak buruk. Proyek tidak dapat melakukan kegiatan konstruksi, sehingga penarikan pinjaman tidak dapat dilakukan. Ujung-ujungnya, pembangunan infrastruktur kelistrikan terhambat, sehingga menghambat pula pembangunan ekonomi nasional.

    Keterlambatan pembangunan PLTU FTP I juga sangat berisiko tinggi bagi PLN. Di antaranya, biaya sewa pembangkit dan bahan bakar melonjak, karena PLN terpaksa menambah mesin sewa pembagkit di berbagai daerah yang kekurangan pasokan. Selain itu, loan agreement kedaluarsa, sehingga proyek harus didanai pinjaman baru tanpa jaminan pemerintah. Alhasil, PLN sudah harus membayar cicilan pokok pinjaman, sementara aset belum menghasilkan.

    Maka, medio tahun lalu, PLN membentuk sebuah divisi baru, Divisi Pertanahan, yang berfokus pada masalah perizinan dan pembebasan lahan. Sementara untuk mempercepat rencana pembangunan sektor kelistrikan, pada Maret 2013 juga ditandatangani Service Level Agreement (SLA) antara PLN dan 11 kementerian/institusi pemerintah yang difasilitasi dan ditindaklanjuti Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Tutang Wien

    PLTU Paiton 2 Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 8 Fokus Maret 2014

    KOMITMEN

    Untuk memaksimalkan penerapan teknologi pembangkitan, PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam melakukan kajian teknologi. Nota kesepahaman ditandatangani Direktur Utama PJB Amir Rosidin dan Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT Unggul Prianto. Acara disaksikan Direktur Utama PLN Nur Pamudji dan Kepala BPPT Marzan A Iskandar, Jumat (28/2) di Hotel Grand Panghegar-Bandung.

    Nur Pamudji mengatakan, kebutuhan listrik Indonesia 4 ribu MW per tahun. Maka, diperlukan penambahan kapasitas pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Mulai tahun 2012, kami menghentikan impor trafo. Seluruh trafo harus diproduksi di dalam negeri. Hal serupa kami terapkan untuk komponen lain, seperti turbin, switchyear, generator, rotor, dan lainnya. Kami harapkan, kerja sama dengan BPPT membuat pemanfaatan teknologi ketenagalistrikan lebih digenjot lagi, kata Nur.

    Sementara Amir Rosidin mengutarakan, kerja sama ini membantu PJB meningkatkan keandalan dan efisiensi pembangkit. Mulai Maret, kami memanfaatkan teknologi BPPT, seperti coal dryer dan PLTS. Coal dryer satu cara meningkatkan kalori dalam batubara. Jika memasang coal dryer, maka dalam 4-5 tahun PLTU PLN sudah bisa mencapai BEP (break event point), tutur Amir.

    Adapun Marzan A Iskandar mengungkapkan, BPPT memiliki program buat mendukung tercapainya target rasio elektifikasi dan meningkatkan kualitas tenaga listrik Keduanya prasyarat bagi meningkatnya daya saing ekonomi bangsa, ucap Marzan. Peri Irawan / D.K.

    Maksimalkan Penerapan Teknologi

    Turbin PLTA CirataArya / D.K.

    Amir Rosidin dan Unggul Prianto menandatangani dokumen kerja sama disaksikan Nur Pamudji dan Marzan A. Iskandar.

    Peri Irawan / D.K.

  • 9 Fokus Maret 2014

    Dalam breakfast meeting Kementerian PPN/Bappenas, Wakil Menteri PPN/Bappenas Lukita Dinarsa Tuwo mengatakan, pemerintah menginginkan proyek PLTA dimulai pembangunannya (groundbreaking) pada 2014. Setidaknya, 15 proyek PLTA masuk ke dalam program percepatan pembangunan PLTA tahun ini.

    Pemerintah telah menetapkan empat program percepatan pembangunan PLTA, namun baru dua yang memungkinkan groundbreaking pada 2014, ucap Lukito, Rabu (19/2) di Hotel Bimasena-Jakarta.

    Kedua program percepatan pembangunan PLTA itu adalah percepatan pembangunan PLTA Karangkates IVV dan Kesamben (awal Juli 2014), serta Lodoyo (akhir Juni 2014), dengan kapasitas total 146,52 MW. Kedua, membantu percepatan perizinan pembangunan waduk dan PLTA yang sedang berjalan. Di antaranya, 7 PLTA yang akan atau sedang dibangun dengan total kapasitas 1.377 MW, serta 5 PLTA IPP yang akan memanfaatkan waduk PU

    eksisting dengan total kapasitas 16,94 MW.Sementara menurut Deputi Sarana dan Prasana

    Bappenas Dedy S. Priatna, beberapa isu harus segera diselesaikan, yakni sumber pendanaan, revisi PP no. 6 tahun 2006 mengenai pemanfaatan barang milik negara/daerah, peraturan mekanisme multiyears, dan tatacara sewa BMN menurut Permenkeu no. 96/PMK.06/2007.

    Program prioritas 2014 lainnya adalah percepatan perizinan untuk 6 PLTA yang waduknya akan dan sedang dibangun. Yakni, PLTA Upper Cisokan 4 x 260 MW (Jawa Barat), PLTA Jatigede 110 MW (Jawa Barat), Asahan III 2 x 87 MW (Sumatera Utara), Rajamandala 47 MW (Jawa Barat), Jati Barang 1,5 MW (Jawa Tengah), Pandan Duri 3 MW (Nusa Tenggara Barat). Juga percepatan perizinan 2 PLTM dengan skema IPP yang memanfaatkan waduk PU eksisting, yakni Perjaya 3,04 MW (Sumatera Utara) dan saluran irigasi Lodagung 1,3 MW (Jawa Timur).

    Untuk 6 PLTA yang waduknya akan dan sedang dibangun, diperlukan izin pinjam pakai kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan, izin penggunaan BMN dari Kementerian Keuangan, koordinasi perizinan prinsip dan lokasi dengan Kemendagri dan BPN, serta perizinan SIPPA dan konstruksi dari Kementerian PU. Dua PLTM dengan skema IPP yang memanfaatkan waduk PU eksisting juga memerlukan izin serupa. PLN harus menyiapkan power purchase agreement (PPA), izin usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan umum sementara, izin usaha kepentingan umum, serta izin penunjukan langsung dari Kementerian ESDM, kata Dedy. Peri Irawan / D.K.

    Kebut Si Hemat nan Ramah

    Nasional

    Pusat listrik tenaga air (PLTA) terbukti ampuh menekan pemakaian BBM dan amat ramah lingkungan. Maka tak salah bila pemerintah

    berupaya keras menyinergikan para pemangku kepentingan, seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional(PPN/Bappenas), Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Energi

    dan Sumber Daya Mineral, serta PLN terkait percepatan pemanfaatan sumber daya air untuk pembangunan PLTA.

    Suasana breakfast meeting Kementerian PPN / Bappenas terkait percepatan pembangunan PLTA.

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 10 Fokus Maret 2014

    Nasional

    Sejak beroperasi tahun 1923, pusat listrik tenaga air (PLTA) Bengkok yang terletak tak jauh dari Taman Hutan Raya Juanda-Dago, Bandung, hingga kini masih berfungsi. Dijuluki Centrale Bengkok oleh Belanda, nama ini tetap dipertahankan mengiringi kokohnya bangunan khas Belanda yang melindungi PLTA. Bangunan kuno di areal seluas 5 hektar ini menjadi heritage rakyat Jawa Barat dan menjadi tujuan wisata para pelajar atau wisatawan domestik.

    Memanfaatkan aliran Sungai Cikapundung yang berhulu di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, PLTA Bengkok dengan kapasitas 3 x 1,05 MW adalah penyokong terangnya Kota Bandung. Tak jauh dari sana, masih memanfaatkan aliran air Sungai Cikapundung, berdiri PLTA Dago yang berkapasitas 1 x 0,7 MW. Kedua PLTA tua ini masih berfungsi hingga kini.

    Menurut GM Unit Bisnis Pembangkitan Saguling PT Indonesia Power Del Eviandro, selain PLTA Bengkok dan Dago, masih ada PLTA tua lain yang masih beroperasi, seperti Plengan di Bandung Selatan (1922), Lamajan (1925), Ubrug di Sukabumi (1924), Kracak di Leuwiliang-Kabupaten Bogor (1927), dan Cikalong di Bandung Selatan (1961).

    Di Jabar terdapat 3 PLTA skala besar yang memanfaatkan aliran Sungai Citarum, yakni PLTA Saguling 700 MW, PLTA Cirata 1.000 MW, dan PLTA Jatiluhur 180 MW. Ketiga PLTA ini menghemat pemakaian bahan bakar minyak setara 1,3 juta ton/tahun, atau setara Rp 15 triliun, kata Del Eviandro pada Media Gathering PLN 2014, Jumat (28/2) di PLTA Bengkok.

    Namun keandalan operasi ketiga PLTA besar ini rada terganggu dengan semakin tercemarnya air Sungai Citarum. Diakui Del Eviandro, pihaknya selalu meneliti kualitas air dan mengukur sedimentasi waduk. Setiap tahun, kualitas air Citarum menurun.

    Banyak industri sekitar Citarum membuang limbah langsung ke sungai. Akibatnya, kualitas air sungai semakin memburuk dan berpengaruh terhadap mesin pembangkit yang kian cepat mengalami korosi. Pendingin generator tidak berjalan dan PLTA harus stop beroperasi, ucapnya.

    Menurut Del, PLN berupaya terus mendirikan pembangkit listrik ramah lingkungan. Di antaranya pembangkit listrik geothermal yang tidak lama lagi akan dibangun di Patuha dan Tangkuban Perahu serta mengembangkan PLTA upper Cisokan 1.040 MW, PLTA Jatigede 110 MW, dan PLTA Rajamandala 47 MW. Peri Irawan / D.K.

    Jagoan Tua yang Tetap Prima

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 11 Fokus Maret 2014

    Tanggal 4 Februari 2014, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan. Peraturan ini mengatur akreditasi dan sertifikasi usaha jasa penunjang tenaga listrik.

    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, peraturan ini berperan penting dalam menunjang kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik untuk mewujudkan penyediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan ramah lingkungan.

    Usaha jasa penunjang tenaga listrik harus memberikan pelayanan profesional sesuai klasifikasi dan kualifikasi. Tidak boleh ada lagi bangunan yang tidak menggunakan sertifikasi ketenagalistrikan, katanya dalam coffee morning, Jumat (14/2) di kantor Dirjen LPE-Kementerian ESDM, Jakarta.

    Direktur Teknik dan Lingkungan Agus Triboesono mengutarakan, peraturan ini bersifat sangat teknis. Isinya mengenai tata cara mendapatkan izin atau sertifikasi dari pemerintah. Menteri ESDM akan melakukan akreditasi terhadap Lembaga Inspeksi Teknik (LIT), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK), dan Lembaga Sertifikasi Badan Usaha (LSBU).

    Berdasakan akreditasi Menteri ESDM, LIT berhak melakukan sertifikasi instalasi tenaga listrik dan menerbitkan sertifikat laik operasi (SLO). LSK berhak melakukan sertifikasi tenaga teknik ketenagalistrikan dan menerbitkan sertifikat kompetensi tenaga teknik (SKTT). LSBU berhak melakukan sertifikasi badan usaha jasa penunjang tenaga listrik dan menerbitkan sertifikat badan usaha (SBU), kata Agus.

    Dengan ditetapkannya prosedur sertifikasi ketenagalistrikan serta jangka waktu proses penerbitan SLO, SKTT, dan SBU, diharapkan lembaga sertifikasi bisa menerapkan dokumen mutu berdasarkan Permen tersebut, sehingga peringkat getting electricity Indonesia lebih baik dan memberikan kontribusi pada peningkatan ease of doing business Indonesia.

    Direktur (Niaga, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan) Moch. Harry Jaya Pahlawan mengakui, PLN siap mendukung pelaksanaan sertifikasi pemanfaatan tenaga listrik dan penyederhanaan proses mendapatkan listrik. Menurutnya, ada tiga pelaku terkait pemanfaatan listrik di Indonesia, yakni penyedia listrik (PLN), kontraktor instalasi listrik (instalatir), dan pemeriksa kelaikan operasi instalasi.

    PLN, lembaga pemeriksa instalasi tegangan rendah, dan asosiasi kontraktor listrik sepakat bekerja sama memperbaiki layanan mendapatkan listrik. Antara lain, menyediakan layanan standar dengan prosedur jelas, waktu singkat, biaya pasti, dan instalasi aman. PLN berharap, sinergi dan upaya perbaikan pelayanan mendapatkan listrik benar-benar menghasilkan pelayanan yang mudah, transparan, dan pasti. Sehingga, peringkat getting electricity minimal double digit di bawah 100, kata Harry.

    Mulai 2014, lanjut Harry, penyambungan listrik dilakukan bila instalasi dikerjakan instalatir berbadan hukum dan memiliki IUJPTL, laik operasi ditandai sertifikat laik operasi (SLO), serta mendapat listrik sah dari PLN dengan membayar BP/UJL. PLN siap sebagai last resort menjadi pemeriksa instalasi tegangan rendah dan menerbitkan SLO. Peri Irawan / D.K.

    Nanti, Instalasi Listrik Mesti Tersertifikasi

    Nasional

    Moch. Harry Jaya Pahlawan

    Kiki Waskito / Humas PLN Pusat

  • 12 Fokus Maret 2014

    Terlebih, Pemerintah telah menerbitkan peraturan pemerintah no. 14 tahun 2012 ihwal kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik. Pasal 4 PP itu menyebutkan, usaha transmisi tenaga listrik wajib membuka kesempatan pemanfaatan bersama jaringan transmisi untuk kepentingan umum.

    Mencari formulasi pemanfaatan bersama jaringan transmisi, para pemangku kepentingan dari Pemerintah, PLN, akademisi, dan industri melakukan focus group discussion (FGD), Kamis (27/2) di Hotel Bimasena-Jakarta.

    Dalam sambutan pembukaan, Direktur (Niaga, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan) Moch. Harry Jaya Pahlawan mengatakan, kewajiban membuka kesempatan pemanfaatan bersama jaringan transmisi dilakukan melalui sewa jaringan antara pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang melakukan usaha transmisi dengan pihak yang akan memanfaatkan jaringan transmisi.

    PLN sebagai pemilik dan pengelola transmisi mendukung keinginan pemanfaatan bersama jaringan transmisi. Karenanya, PLN berkepentingan menyusun mekanisme pemafaatan jaringan transmisi dan formulasi sewa jaringan yang memberi manfaat bagi semua pihak, ujar Harry.

    Untuk itu, PLN mengajak akademisi menyusun mekanisme pemanfaatan jaringan bersama transmisi dan formulasi sewanya. PLN meminta konsorsium perguruan tinggi negeri se-Jawa Bali di bawah koordinasi Lembaga Kerja Sama Fakultas Teknik (LKFT) UGM sebagai konsultan.

    Dalam FGD bertema Peluang Kerja sama Pemanfaatan Jaringan Transmisi, GM PLN P3B Jawa Bali E. Haryadi memaparkan aspek teknis pemanfaatan bersama jaringan transmisi dari perspektif sistem panyaluran. Menurutnya, pemanfaatan bersama jaringan transmisi atau power wheeling akan berdampak terhadap konsep siklus perencanaan operasi tahunan, bulanan, mingguan maupun harian.

    Dalam kondisi sistem yang penuh konjungsi, bagaimana pengaturan interupsi kepada kontrak power wheeling jika terjadi kontijensi, bagaimana aturan niaganya, bagaimana dampak power wheeling dalam economic dispatch? Tipe pembangkit apa sebaiknya yang masuk ke sistem, bagaimana dampak power wheeling dalam kualitas tegangan, dan bagaimana aturan niaganya, kata Haryadi.

    FGD juga menghadirkan narasumber lain. Satya Zulfanitra, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, memaparkan konsep regulasi pemanfaatan bersama jaringan transmisi. N. Hasto Kristiyono, CEO PT Sumber daya Sewatama, mewakili asosiasi pembangkit/investor memaparkan peluang dan partisipasi berinvestasi di pembangkitan. Sementara Sanny Iskandar, Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia menyampaikan kebutuhan dan ketersediaan pasokan listrik yang kompetitif dan berkualitas.

    Sedangkan Ulysses R. Simandjuntak, perwakilan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia, menyampaikan kesiapan masyarakat ketenagalistrikan mengimplementasikan pemanfaatan bersama jaringan transmisi. Lalu, Nanang Hariyanto, akademisi dari ITB, memberikan kajian teoritis terkait pemanfaatan bersama jaringan transmisi. Peri Irawan / D.K.

    Cari Formulasi Sewa Transmisi

    NASIONAL

    Tak sedikit pelaku usaha berkontribusi menambah kapasitas pembangkit di Indonesia. Banyak pula pelaku

    ekonomi yang ingin memanfaatkan aset jaringan transmisi secara optimal.

  • 13 Fokus Maret 2014

    Kinerja keuangan PLN tahun 2013 yang tidak menggembirakan mendorong Direktorat SDM memfokuskan cara memanfaatkan sumber-sumber yang berada di bawah kewenangannya demi membantu meningkatkan efisiensi dan menambah pendapatan korporat. Demikian hasil Forum Diskusi SDM yang diikuti Manajer Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Manajer Bidang Komunikasi, Hukum, dan Administrasi (KHA), serta, Unit Induk Pembangunan (UIP) dan Jasa seluruh Indonesia, Kamis-Jumat (27-28/3) di Bandung.

    Direktur (SDM dan Umum) Eddy D. Erningpraja mendorong peserta forum tidak hanya menghasilkan kesimpulan yang bersifat normatif, tapi bisa memberikan nilai lebih dalam menekan biaya operasi (cost) dan meningkatkan pendapatan. Kontribusi bidang SDM untuk efisiensi dan menambah pendapatan dengan memanfaatkan resources yang ada sangat besar, ujar Eddy.

    Masing-masing divisi di Direktorat SDM ternyata telah menyiapkan strategi dan langkah untuk mendukung target itu. Divisi Organisasi, misalnya, menyoroti perlunya pembenahan proses bisnis agar tidak terjadi redundant (tumpang tindih) dengan memanfaatkan IT dalam sistem pelaporan, sehingga terjadi efisiensi. Ditargetkan, seluruh proses bisnis beserta uraian jabatannya bisa selesaikan tahun 2014. Ihwal implementasi program PLN Bersih di seluruh unit, bukan hanya terkait korupsi dan gratifikasi, namun juga integritas data.

    Sementara tiga sasaran dibidik Divisi Umum, yaitu efisiensi anggaran 2014 lebih kecil 10 % dari pencapaian 2013, pencapaian laba aset hingga Rp 30 miliar, dan zero safety, zero accident.

    Untuk menekan anggaran, digunakan cara serupa tahun 2013, seperti puasa SPPD akhir semester I dan akhir triwulan dengan mengoptimalkan teleconference dan media lain. Lalu, menekan biaya rapat dan membatasi konsumsi hanya untuk rapat dengan pihak eksternal serta mengontrol biaya alat tulis kantor (ATK).

    Sedangkan pencapaian laba aset dilakukan melalui optimalisasi aset dengan disewakan. Tentu, dibarengi inventarisir aset dan penyelesaian sertifikasi aset.

    Adapun zero safety implementasi program K3. Program ini memang membutuhkan biaya besar, tapi merupakan investasi untuk menekan kecelakaan kerja. Pasalnya, kecelakaan bakal memakan biaya lebih besar.

    Selain itu, seluruh unit diharapkan menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3). Untuk itu, akan dilakukan supervisi champion team buat setiap SMK3.

    Sementara Divisi Talent menyiapkan joint recruitment dalam rangka efisiensi biaya rekrutmen secara korporasi. Selama ini, korporasi PLN dan anak perusahaan mengeluarkan biaya masing-masing untuk seleksi, bahkan terhadap kandidat yang sama.

    Rapat yang berakhir Jumat sore itu diakhiri penandatanganan KPI oleh perwakilan unit peserta forum di hadapan Direktur (SDM dan Umum). Wawan Sutisna / D.K.

    Tekan Biaya Tingkatkan Pendapatan

    Nasional

    Eddy D. Erningpraja berdialog dengan peserta rakor SDM.

    Andre Navrada / D.K.

  • 14 Fokus Maret 2014

    Semangat PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis) untuk eksis dan diakui kompetensinya terus dipacu. Salah satu karya nyatanya adalah pusat listrik tenaga mikro hydro (PLTMH) Umbuwangu 2. Inilah pembangkit rasa Indonesia, karena seluruh pengerjaan dan peralatannya dibuat pegawai Pusharlis, rangka dari PT Krakatau Steel dan generator dari PT Pindad.

    PLTMH yang berlokasi di Kabupaten Sumba barat daya dan masuk dalam wilayah kerja PLN Area Sumba, Wilayah NTT, ini memang hanya berkapasitas 1 x 200 kW. Tapi nilai lebihnya memakai manufacture 100% buatan dalam negeri, setting out hanya 10 bulan, hasil sinergi antarBUMN, serta mendukung program Pulau Sumba tanpa asap polusi.

    Menurut Koordinator Proyek Pembangunan PLTMH Umbuwangu 2 Mohammad Ghazali, yang juga Manajer Unit Workshop Pemeliharaan (UWP) III Bandung, Pembangunannya dikerjakan tenaga Pusharlis, terutama untuk mechanical dan electrical control. Sedangkan pekerjaan sipil, mulai menggali tanah, membangun power house, dan pipa intake di bantu warga lokal.

    Di luar proses survey dan pembuatan desain, setting out PLTMH Umbuwangu 2 hanya 10 bulan dari Maret 2013-Januari 2014, dan siap melakukan commissioning setelah penarikan jaringan oleh wilayah.

    Manajer UWP II Nurul Auton yang ditugaskan memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi menjelaskan bahwa jika melihat kapasitasnya, secara capital cost pembangkit

    akan merugi. Tapi bagi PLN, perhitungannya bukan untung rugi, melainkan upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah terpencil. Harganya masih murah jika dibandingkan pembangkit BBM, ujarnya.

    Sebetulnya, bila head atau sudut jatuhnya air ke turbin cukup besar, maka kapasitas listrik yang dihasilkan bisa lebih besar. Head air sungai ini hanya 23 dan probabilitasnya 50,60%. Jadi, produksi listriknya hanya 200 kW. Itu pun saat curah hujan normal. Jika musim kemarau , kapasitasnya lebih kecil lagi, ujar Nurul.

    Di tempat terpisah, Kepala Pusharlis Budi Susanto yang ditemui usai rapat kerja Pusharlis, Rabu-Kamis (18-19/2) di gedung serbaguna Pusharlis Jl. Banten, Bandung, menjelaskan, pembangunan PLTMH berdaya kecil banyak dikerjakan Pusharlis, karena kurang diminati IPP (perusahaan listrik swasta).

    Berapapun kapasitas dayanya, kami siap mengerjakan, sekaligus membuktikan bahwa Pusharlis mempunyai kemampuan, jelasnya.

    Di lingkungan PLN, kompetensi SDM Pusharlis dalam mengerjakan pemeliharaan boleh diadu. Sebagai pemain baru, kami pun siap bersaing dengan perusahaan sejenis di luar PLN, sebut Budi.

    Oleh karena itu, dia berharap, Pusharlis mendapatkan kepercayaan lebih banyak dari anak perusahaan PLN dalam memelihara pembangkitan. Wawan Sutisna / D.K.

    MIKRO HYDRO RASA INDONESIA

    Nasional Dok. PLN Pusharlis

  • 15 Fokus Maret 2014

    Nasional

    Amankan Listrik

    Jelang Pemilu

    Untuk menyukseskan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD pada April mendatang, manajemen PLN menggelar rapat koordinasi pengamanan sistem ketenagalistrikan dengan mengundang Direktur Pembinaan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Hengkie Kaluara, komisioner dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Gumai, serta pimpinan unit PLN di daerah.

    Menurut Kepala Divisi Umum Dadang Daryono, keandalan pasokan listrik sangat penting, terutama menjelang pemilu dan kampanye mulai 16 Maret. Kita perlu menjaga keamanan pasokan listrik untuk menyukseskan pesta demokrasi Indonesia. Diharapkan, suplai kelistrikan tidak terganggu, terutama pada hari pemilihan dan penghitungan suara. Diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua unit. Jika perlu, adakan posko penjagaan bersama aparat terkait di daerah, karena PLN merupakan objek vital nasional, kata Dadang kepada peserta rakor, Rabu (12/3) di auditorium PLN Pusat.

    Hadar Gumai mengutarakan, tahapan pemilu anggota legislatif cukup panjang. Dimulai dengan perencanaan program, anggaran, dan peraturan. Ada pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih, pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu, penetapan peserta pemilu, penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota. Ada juga masa kampenye pemilu, masa tenang, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan hasil pemilu, dan pengucapan sumpah/janji anggota legislatif.

    Kami sangat membutuhkan PLN untuk menjaga pasokan listrik ke titik-titik pemilu agar setiap tahapan pemilu bisa berjalan lancar. Terutama, saat pemungutan dan penghitungan suara. Sebenarnya, keluhan gangguan pasokan listrik sangat kecil ketika pemilu, hanya ada di sebagian daerah seperti di Indonesia Timur atau Sumatera Utara yang pasokan listriknya terbatas. Pekerjaan kami mengandalkan betul ketersediaan listrik, karena kami banyak menggunakan komputer dan internet, kata Hadar.

    Menurut Hengkie Kaluara yang mewakili Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri, diperlukan persiapan untuk mencegah, mengurangi, dan meminimalisir gangguan pemilu. Polri sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat serta penegakkan hukum. Kami perlu dukungan semua pihak untuk mengantisipasi kerawanan pengamanan pemilu, tuturnya.

    Peri Irawan / D.K.

    Kami sangat membutuhkan PLN untuk menjaga pasokan listrik ke titik-titik pemilu agar setiap tahapan pemilu bisa berjalan lancar. Terutama, saat pemungutan dan penghitungan suara.

  • 16 Fokus Maret 2014

    Melistriki kepulauan di Indonesia yang jumlahnya ribuan dan tersebar kini sudah ada jalan keluarnya. Melalui pengoperasian compressed natural gas (CNG) Marine.

    Ambil contoh, masyarakat Pulau Bintan-Kepulauan Riau sekarang menikmati listrik berbahan bakar CNG dari PLN Batam. PLN Batam memanfaatkan kelebihan gas di stasiun pengisian gas induk Panaran dan menyalurkannya melalui CNG Marine ke PLTMG Kijang 2 x 3 MW di Pulau Bintan.

    Menurut Kepala Divisi Gas dan Bahan Bakar Minyak Suryadi Mardjoeki, gas 1,3 bbtu dari Panaran dijadikan CNG, kemudian disalurkan melalui kontainer berisi 90 tubeskid dan dikirim memakai kapal landing craft tank (LCT) yang berlabuh di pelabuhan CNG Galang Jembatan Lima, Batam.

    Inilah CNG Marine pertama di Indonesia yang dioperasikan PLN untuk menggantikan pemakaian BBM di daerah kepulauan. Selain di Kepulauan Riau, PLN akan mengganti BBM dengan CNG Marine di pulau-pulau lain. Pulau Karimun Jawa akan dipasok CNG Marine yang dioperasikan Indonesia Power dan Pulau Bawean oleh Pembangkitan Jawa Bali. Dengan mengoperasikan CNG Marine, secara perlahan PLN akan membunuh PLTD di kepulauan untuk digantikan pembangkit listrik berbahan bakar gas, ujar Suryadi saat menerima kunjungan Dinas ESDM Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kamis (6/3) di Batam.

    Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha Bright PLN Batam Ardian Cholid menginginkan, masyarakat di pulau-pulau yang dilalui pipa gas turut serta menikmati gas tersebut dalam bentuk listrik berbahan bakar gas.

    Kami mengoperasikan PLTMG Kijang 2 x 3 MW di Pulau Bintan, dan menjualnya ke PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau dengan harga Rp 2.281/kWh. Dengan mengoperasikan CNG, Pulau Bintan menghemat Rp 57 miliar setiap tahun dibandingkan jika menggunakan minyak. Tak lama lagi, PLTMG Kijang akan menambah kapasitas menjadi 12 MW, sehingga penghematannya lebih besar lagi. Selain di Bintan, kami berencana mengirimkan CNG Marine untuk melistriki Bangka Belitung dan Pulau Manis atau fantasy island di Kepulauan Riau, ujar Ardian.

    Listrik dari PLTMG Kijang disalurkan melalui interkoneksi transmisi 20 kV Bintan-Tanjung Pinang-Kijang. Disampaikan Majuddin, Manajer PLN Area Tanjung Pinang,

    pertumbuhan listrik Tanjung Pinang cukup besar, sebab banyak resort dan industri akan dibangun.

    Saat ini, Area Tanjung Pinang memiliki 155 ribu pelanggan, dan 80 ribu di antaranya ada di Pulau Bintan. Mereka dilistriki PLTD

    sebesar 40 MW dan dari PLTU yang dioperasikan Capital Turbin Indonesia sebesar 2 x 7,5 MW. Listrik di sini sangat pas-

    pasan. Beban puncaknya 53 MW, daya mampu hanya 55 MW. Jika ada pemeliharaan pembangkit, sebagian

    pelanggan harus dipadamkan. Maka, PLTMG Kijang sangat membantu kelistrikan Pulau

    Bintan. Saya harap, kapasitas PLTMG Kijang ditingkatkan agar BPP lebih

    kecil, tutur Majuddin. Peri Irawan / D.K.CNG

    Marine Solusi Listrik Kepulauan

    Nasional

    Ardian Cholid (kanan) dan Suryadi Mardjoeki (tengah) berbincang dengan

    Kepala Satuan Pengawas Internal Iryanto Hutagaol (kiri).

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • Fokus Maret 201417

    Nasional

    Ketika business process bertransformasi, kunci utamanya optimalisasi information technology (IT). Penggunaan IT dalam proses bisnis PLN memiliki efek luar biasa tidak sebatas mempersingkat proses bisnis, meningkatkan akuntabilitas, dan transparansi, tetapi mampu mencakup bagian terdepan PLN secara keseluruhan, yang pelan-pelan masuk ke setiap area di mana transaksi itu terjadi, ungkap Direktur (Keuangan) Setio Anggoro Dewo.

    Dengan implementasi IT pada proses bisnis, diharapkan laporan keuangan PLN lebih sehat dan didasari proses transaksi berintegritas, baik dari dokumentasi, proses maupun pelaksanaan transaksinya. Sehingga, PLN bertransformasi menjadi world class player.

    Ancang-ancang dilakukan PLN dengan meresmikan Go Live Perdana Trade Finance Online (TFO) melalui Mandiri Global Trade bagi seluruh unit PLN, termasuk anak perusahaan, oleh Setio Anggoro Dewo bersama Direktur Institutional Banking I Bank Mandiri Abdul Rahman di PLN UIP XI Mataram, Kamis (20/2).

    TFO program lanjutan transformasi proses bisnis keuangan PLN menuju perusahaan modern, seperti implementasi ERP, P2APST, imprest terpusat, PPFA, Petty Cash Card, dan e-Tax Payment. Program ini layanan online dan real time berbasis web melalui sistem aplikasi Mandiri Global Trade. PLN dapat menjalankan aktivitas transaksional meliputi Letter of Credit (LC), Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Bank Garansi (BG), Standby Letter of Credit (SBLC).

    Tujuan penerapan TFO untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan melakukan transaksi trade finance kepada PLN melalui teknologi informasi. Transaksi dilakukan melalui layanan online, kemudahan akses di mana saja dan kapan saja, pengiriman dokumen secara elektronik dengan metode upload, monitoring dapat dilakukan akurat dan real time, otomatisasi pelaporan transaksi secara elektronik, konfirmasi bank garansi yang diterima PLN secara online sekaligus efektivitas dan efisiensi kerja.

    Dalam persiapan launching dan implemetasi TFO, sejak akhir 2013 tim PLN dan Bank Mandiri melakukan serangkain testing (UAT) aplikasi dan piloting di PLN Kantor Pusat serta menyelenggarakan workshop global trade bekerja sama dengan PLN Pusdiklat. Sebagai landasan operasional, diterbitkan Surat Keputusan Direksi PLN No. 0775.K/DIR/2103 tanggal 12 Desember 2013 tentang Implementasi Trade Finance Online di Lingkungan PT PLN (Persero) berikut buku panduannya. Tata cara penggunaan aplikasi TFO melalui Mandiri Global Trade juga disusun user guide oleh Bank Mandiri sebagai standar prosedur pelaksanaannya.

    Herry Hasanuddin / Plt MS Pengelolaan Pajak

    Menuju World Class Player

    Herry Hasanuddin

  • 18 Fokus Maret 2014

    Listrik Bali Friendly

    PLN akan membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kV di atas permukaan laut. Proyek ini dikenal dengan nama Bali Crossing. Tujuannya, memperkuat kelistrikan di Bali dan akan beroperasi pada 2018.

    SUTET 500 kV Bali Crossing akan dibangun sepanjang 131 km dari PLTU ke Watudodol, dengan 308 tower. Kemudian, SUTET di atas laut dari Watudodol ke Lampu Merah sepanjang 2,68 km sebanyak 2 tower, juga SUTET 500 kV dari lampu merah ke new kapal atau Antosari sepanjang 86 km sebanyak 200 tower, dan transmisi 150 kV dari new kapal atau Antosari ke Kapal sepanjang 20 km sebanyak 60 tower, papar GM PLN Distribusi Bali Syamsul Huda.

    Hal itu disampaikan di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi III-Bidang Pembangunan, Provinsi Bali, saat kunjungan kerja ke PLN Pusat, Selasa (4/3).

    Direktur Utama PLN Nur Pamudji yang menerima langsung rombongan menjelaskan, Bali mempunyai empat sumber listrik, di antaranya pusat listrik di Gilimanuk, Pemaron, dan Pesanggaran. Selain pusat listrik eksisting itu, PLN sedang membangun pusat listrik tenaga uap (PLTU) Celukan Bawang di Buleleng yang direncanakan beroperasi 2015. Juga, sedang menggelar kabel listrik bawah laut 200 MW yang direncanakan beroperasi April 2014.

    PLTU Celukan Bawang didesain sebagai PLTU terindah dan paling modern di Indonesia. Nantinya, tidak akan tampak seperti PLTU batubara. Kami sadar, Bali tempat pariwisata, sehingga desain PLTU ini paling friendly. Kami ingin lingkungan dan pariwisata tetap terjaga. Sumber listrik lainnya kabel bawah laut. Saat ini, kabel sudah tergeletak di bawah laut. Kemungkinan besar pertengahan April sudah bisa mengalirkan listrik. Sumber lainnya SUTET atau Bali Crossing, papar Nur Pamudji. Peri Irawan / D.K.

    Nasional

    Nur Pamudji (kanan) berbincang dengan Ketua Komisi III DPRD Bali IGM Suryantha Putra (kiri).

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Istimewa

  • 19 Fokus Maret 2014

    Nasional

    MELAYANIHati-Hati

    Awal Januari 2014, manajemen PLN dikejutkan hasil survey yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam survey itu, BPS menyebutkan 44% responden membayar lebih dari ketentuan pada layanan di tiga instansi, yaitu PLN, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Kantor Urusan Agama (KUA). Survey dilakukan pada 10 ribu rumah tangga di 33 provinsi dan170 kabupaten/kota pada 1-15 November 2013.

    Jika memang benar hasil survey BPS merupakan persepsi masyarakat terhadap petugas atau apa pun yang membawa nama PLN, angka 44% ini cukup besar buat PLN. Katakanlah dari 100 pelanggan yang melakukan sambungan baru atau penambahan daya, sebanyak 44 orang dari mereka memberikan uang tanda terima kasih dan itu diterima petugas atau siapapun yang mengatasnamakan PLN. Kalau memang benar, saya sangat prihatin, karena saat ini manajemen PLN sedang gencar melaksanakan program PLN Bersih No Suap, ujar Kepala Divisi Niaga Benny Marbun.

    Diakuinya, hasil survey BPS menjadi pelajaran berharga bagi PLN. Bahwa siapapun yang datang ke lokasi atau rumah pelanggan atas nama pekerjaan PLN, itu dianggap bagian PLN. Benny menyadari, secara personal sebagian besar petugas di lapangan, baik yang melakukan pemasangan alat pembatas dan pengukur (APP) untuk pemasangan baru atau penambahan daya adalah petugas dari perusahaan pihak ketiga atau vendor yang ditugaskan PLN.

    Ini menjadi perhatian, tugas, dan tanggung jawab kami untuk membina petugas di lapangan, baik petugas dari vendor maupun karyawan PLN, tegasnya.

    Secara sistem, PLN sudah menyiapkan mekanisme untuk mengontrol dan meminimalisasi terjadinya transaksi

    pemberian suap, gratifikasi atau tanda terima kasih yang terjadi dalam pelayanan kepada pelanggan, yaitu melalui Contact Center 123. Dengan Contact Center 123, PLN ingin mengurangi transaksi langsung dengan masyarakat. Setiap agen Contact Center 123 selalu memastikan dan memberi informasi kepada masyarakat bahwa biaya yang dikeluarkan pelanggan hanyalah biaya penyambungan dan uang jaminan langganan, tidak ada biaya lainnya. Bahkan di akhir komunikasi dengan agen Contact Center 123, pelanggan selalu diingatkan jangan memberikan tips, suap atau gratifikasi lainnya.

    Dalam Contact Center 123, pelanggan bisa mengakses melalui lima channel, yaitu call center 123, website www.pln.co.id, facebook: PLN 123, twitter: @pln_123, dan email [email protected]. Ada juga sistem call back center, yaitu pelanggan yang telah merealisasikan penyambungan baru atau tambah daya dihubungi kembali manajemen PLN untuk memastikan tidak ada transaksi lain di luar biaya yang ditetapkan.

    Mekanisme sudah ada, fasilitas sudah disiapkan. Tentu perlu sosialiasasi gencar di internal PLN maupun kepada petugas vendor dan seluruh masyarakat bahwa PLN tidak menerima tips atau tanda terima kasih lainnya. Bayarlah apa yang memang wajib dibayar, lain dari itu tidak ada, tutur Benny.

    Jika penerimaan suap atau tanda terimakasih ini benar-benar terbukti dilakukan karyawan PLN atau petugas vendor yang ditugaskan PLN, maka manajemen PLN tidak akan segan langsung memecat pegawai PLN tersebut dan mem-black list perusahaan vendor bersangkutan.

    Peri Irawan / D.K

    Benny Marbun

    Dok. Pribadi

  • 20 Fokus Maret 2014

    Tim putra Jakarta Electric PLN mengakhiri Proliga 2014 dengan manis. Merebut juara tiga setelah mengalahkan Palembang BSSB dengan skor ketat 3-2 (25-27, 26-24, 23-25, 25-20, 15-12) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (15/3).

    Ini prestasi terbaik selama empat kali mengikuti Proliga. Pada 2005 dan 2011, tim putra Jakarta Electric PLN menduduki peringkat keempat. Bahkan pada musim 2012 dan 2013 terpuruk di juru kunci pada akhir kompetisi.

    Pada pertandingan memperebutkan posisi tiga itu, laga berlangsung sangat ketat. Di awal set, tim putra Jakarta Electric PLN yang dikomandani Antho Bertiyawan nampak belum siap menerima bola pertama. Mereka sulit mengembangkan serangan. Pada paruh kedua set, tim asuhan Putut Marhaento ini mampu mengejar ketinggalan dan sempat memimpin 24-22. Tapi gagal membendung spike-spike keras lawan dan kalah 27-25.

    Di set kedua, dua pemain Brasil, Jonathan dan Moisesini, memberi darah baru. Kejar-mengejar poin, dan Jakarta Electric PLN menang 24-26. Situasi di set ketiga berbalik. Palembang BSSB mampu menjinakkan PLN dengan skor

    Akhir BerujungManis

    tipis 25-23. Kekalahan itu dibalas pada set empat dengan skor 20-25.

    Di set kelima atau set penentuan, masing-masing tim mengerahkan sisa-sisa tenaga dengan melakukan spike-spike tajam. Laga kian seru. Namun di akhir set, BSSB yang bermaterikan pemain senior seperti kehabisan napas. Kondisi itu dimanfaatkan Jakarta Electric PLN dan menutup set dengan skor 15-2, sekaligus memastikan gelar juara ketiga.

    Sementara tim putri Jakarta Electric PLN gagal mengimbangi kemampuan Popsivo PGN dan hanya

    mampu menempati posisi keempat. Materi pemain putri PLN agaknya kalah kelas dibanding lawan, sehingga kalah telak tiga set langsung (25-20, 26-24, 28-26).

    Pada pembubaran tim di Restoran Kelapa Dua-Jakarta, Sabtu (15/3), Kepala Divisi Umum sekaligus Ketua Umum JE PLN Dadang Daryono mengatakan, pemain yang memperkuat kembali Jakarta Electric pada Proliga musim depan akan mendapatkan bea siswa.

    Tutang Wien - Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Nasional

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 21 Fokus Maret 2014

    Direktur (Operasi Indonesia Timur) Vickner Sinaga didampingi Sekretaris

    Perusahaan PLN Adi Supriono dan KDIV Transmisi Direktorat Operasi Indonesia Timur Sudibyo, Rabu (12/3),

    menerima kunjungan delegasi PNG Power Ltd. (PPL). Inilah BUMN kelistrikan Pemerintah

    Papua New Guinea (PNG), negara tetangga Indonesia yang berbatasan langsung

    dengan Provinsi Papua.

    Pertemuan membicarakan kesiapan kedua pihak terkait rencana kerja sama interkoneksi sistem kelistrikan di antara kedua negara, tepatnya dari sisi Jayapura (Indonesia) dan Vanimo (PNG). Kerja sama PLN-PPL masih membutuhkan waktu, persiapan, dan koordinasi teknis lebih lanjut. Kota Vanimo yang berjarak 40 km dari tapal batas RI-PNG di Skouw, Jayapura, memiliki beban listrik 1 MW dan rencananya mendapat suplai listrik dari PLTU Holtekamp 2 x 10 MW.

    Satu unit PLTU Holtekamp diharapkan dapat COD sebelum akhir tahun 2014. PLN tentunya akan lebih mengutamakan pasokan listrik untuk kebutuhan sistem Jayapura yang saat ini telah mencapai 64 MW dan 100% dihasilkan pembangkit diesel.

    Rencana kerja sama PLN-PPL bukan sebatas kerja sama bisnis kelistrikan semata, tapi juga upaya lebih mempererat kerja sama di antara dua negara bertetangga. Seperti diketahui, PLN berencana mengekspor listrik 2 MW melalui jaringan transmisi 20 kV. Ekspor listrik ini sejalan dengan pembangunan sejumlah pembangkit di Jayapura, seperti PLTA Genyem 2 x 10 MW dan PLTA Baliem 10 x 5 MW. Jika ada kelebihan listrik, tentu bisa diekspor ke PNG.

    Meski belum ada pembahasan tarif listrik yang disepakati, PLN akan memberlakukan tarif non subsidi plus margin keuntungan. Harga dihitung berdasarkan biaya pokok penyediaan listrik di wilayah itu ditambah biaya distribusi dan keuntungan.

    Selain bisa melistriki negara tetangga, masyarakat yang dilalui jaringan distribusi antara pusat listrik menuju perbatasan juga akan menikmati listrik tersebut, sehingga menambah rasio elektrifikasi Papua.

    Dermawan Uloli / Humas PLN Pusat

    Kerja Sama EratkanDua Tetangga

    Nasional

    Adi Supriono bersalaman dengan delegasi PPL.

    Vickner Sinaga

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 22 Fokus Maret 2014

    Manajemen PLN blusukan ke gudang Area Bangka di Sungailiat buat memanfaatkan material di gudang secara efektif dan efisien, Jumat (14/2). Hikmahnya antara lain menuai pengetahuan dan informasi real yang dapat digunakan pegawai dalam merencanakan pekerjaan, dapat menjadi agenda bulanan bagi setiap manajer rayon maupun DM teknik dan niaga sebagai awareness efisiensi terhadap stok material. Humas PLN Bangka Belitung

    PLN kian mempererat hubungan dengan akademisi melalui kuliah umum. Ini terjadi di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala-Aceh dengan mengusung tema Service Excellence dalam Peningkatan Pelayanan via APKT dan AP2T, Selasa (25/2).

    Manajer Niaga dan Pelayanan PLN Wilayah Aceh Agung Murdifi menjawab pertanyaan seputar transformasi pelayanan pelanggan PLN, mulai PPOB, listrik prabayar, P2APST, AP2T hingga Contact Center 123. Peserta juga diberikan kesempatan melihat sekilas aplikasi APKT dan AP2T. Humas PLN Aceh

    Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tak pernah sepi kegiatan. Seperti saat Himpunan PAUD Indonesia, Bekasi, menyelenggarakan Gebyar Porseni tingkat Paud se-Kecamatan Pondok Gede, Sabtu (1/3).

    Sekitar 1.400 anak-anak usia dini dari 70 PAUD Pondok Gede tumpah ruah di MLEB untuk mengikuti berbagai jenis lomba, seperti menari, menyanyi, permainan bola dan air. Tak menyia-nyiakan kesempatan, petugas menyampaikan pesan hemat listrik. Humas PLN Pusdiklat

    PLN Distribusi Lampung dan PLN Pembangkitan Sumbagsel menjelaskan kondisi kelistrikan Lampung terkini secara live pada media dengan mengundang awak media untuk meliput langsung kondisi PLTU Tarahan 3 dan 4, Rabu (5/3).

    Penjelasan tentang pelayanan pendistribusian listrik dan strategi preventif untuk keandalan kelistrikan Lampung ke depan disampaikan GM PLN Distribusi Lampung I Made Artha. Sementara kondisi pembangkit yang memasuki masa pemeliharaan disampaikan GM PLN Pembangkitan Sumbagsel Ruly Firmansyah dan Manajer Sektor Tarahan Arfan. Humas PLN Lampung

    Live untuk Media

    Blusukan ke Gudang

    INFO

    MLEB Tak Pernah Sepi

    PLN dan Akademi Makin Erat

    Humas PLN Pusdiklat

    Humas PLN Lampung

    Humas PLN Aceh

    Humas PLN Bangka Belitung

  • Fokus Maret 201423

    Pascabencana banjir Welahan, PLN Pembangkitan Tanjung Jati B bersama mitra kerja pusat listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati B di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, kembali memberikan bantuan melalui program corporate social reponsibility (CSR). Sebanyak 410 paket alat tulis disalurkan untuk ratusan siswa korban banjir di Kecamatan Welahan.

    Bantuan diserahkan simbolis di Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dissikpora) Kecamatan Welahan, Selasa (18/2). Penyerahan bantuan dihadiri Manajer SDM dan Keuangan

    (MSDK) Pembangkitan Tanjung Jati B Onny Afrizal serta DM Umum dan Humas Pembangkitan Tanjung Jati B Adi Sunarto.

    Juga disaksikan mitra kerja Pembangkitan Tanjung Jati B, yaitu PT CJP, PT TJBPS, PT KPJB, PT APOL, PT BAG. Bantuan diterima Camat Welahan Rini Patmini yang didampingi Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Welahan H. Adnan.

    Onny Afrizal menjelaskan, bantuan ini merupakan tanggap darurat banjir tahap dua Pembangkitan Tanjung Jati B. Sebelumnya atau saat banjir, Pembangkitan Tanjung Jati B menyerahkan bantuan sembako, selimut, kompor gas, dan perlengkapan pembuatan dapur umum.

    Total bantuan yang telah disalurkan Rp 100 juta. Sebesar Rp 75 juta diberikan pada korban banjir di Kecamatan Welahan yang paling parah terkena banjir.

    Sementara di Kabupaten Tapanuli Tengah, PLN Sektor Pembangkitan Pandan berbagi tali kasih dengan masyarakat Kecamat Pandan dan Kecamatan Tukka di sekitar daerah aliaran sungai (DAS) Sibuluan dan Sipansihaporas yang terkena bencana banjir bandang, Jumat (24/1).

    Manajer Sektor Pembangkitan Pandan Pandu Samosir menyampaikan, banjir merupakan fenomena alam dan biang keladinya bukan karena dibangunnya PLTA Sipansihaporas. Pasalnya, secara konstruksi, pembangkit berkapasitas 50 MW itu dapat mereduksi efek banjir pada kondisi tertentu. Buktinya, banyak kayu gelondongan yang tertahan dan tertumpuk pada area dam site.

    Jika gelondongan kayu ke luar dari area dam site, dapat menimbulkan kerusakan lebih besar pada rumah masyarakat di sepanjang dan di sekitar DAS, tegas Pandu.

    Humas PLN Kit Tajung Jati B - Humas PLN Sektor Pandan

    Peduli Korban BanjirNusantara

    Humas PLN Kit Tanjung Jati B

    Humas PLN Sektor Pandan

    Penyerahan bantuan oleh PLN Sektor Pandan (atas) dan PLN Kit Tanjung Jati B pada warga korban bencana di

    daerahnya masing-masing.

  • 24 Fokus Maret 2014

    Kamis (13/2), Gunung Kelud meletus. Pukul 22 : 50, listrik masih menyala. Abu dan pasir sudah menyelimuti Kota-kota di Jawa Timur.

    KERJA KERAS KALA KELUD MELETUS

    Nusantara

  • Fokus Maret 201425

    Jumat (14/2), line 70 kV dari Sengkaling dilepas pukul 00.17. Rayon Ngantang memadamkan dua penyulang (Ngantang dan Siddadi) 57 GTT. Pelayanan PLN lumpuh. 16.820 pelanggan padam. Pagi hingga sore petugas mengecek jaringan, namun tidak maksimal, karena situasi tidak kondusif akibat erupsi Gunung Kelud masih berlangsung. Bahkan gardu induk Selrej belum dapat diakses. Tapi, petugas sempat membantu evakuasi korban bencana ke pengungsian

    Sabtu (15/2), Area Malang mengerahkan 15 regu yantek dari seluruh rayon untuk membersihkan jaringan SUTM penyulang Ngantang dan Siddadi sepanjang 59 kms serta 57 trafo dari debu vulkanik. 16.820 pelanggan masih padam, karena BMKG menyatakan situasi belum aman.

    Selama seminggu petugas PLN Distribusi Jawa Timur bahu membahu dan bekerja keras memperbaiki fasilitas kelistrikan. Hingga Jumat (21/2), dilakukan perbaikan SUTM yang terdampak banjir lahar dingin, mengganti peralatan rusak pada jaringan menuju T23 dan T24 Desa Pandansari. Listrik T40 Dukuh Sedawun, Desa Pandansari sudah dapat dinyalakan. PLN berkordinasi dengan pengurus desa setempat perihal keamanan jika listrik disalurkan ke rumah-rumah. Jumlah pelanggan ke-3 gardu itu di atas 900. Sehingga, yang sudah mendapatkan pasokan listrik 15.920 dari total 16.820 pelanggan. Kemudian survey kerusakan jaringan SR di Dukuh Munjung, Desa Pandansari, untuk rencana perbaikan.

    Arkad Matulu, Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jawa Timur mengatakan, sampai sekarang PLN tidak mematikan aliran listrik di luar kawasan terdampak letusan Gunung Kelud. Aliran listrik yang dimatikan hanya di ring 1 atau wilayah yang sudah dipastikan terkena dampak letusan Gunung Kelud. Listrik di kawasan ring 1 sudah dimatikan sesudah status Kelud dipastikan siaga, jelasnya.

    Dia juga menyebutkan, dimatikannya PLTA Selorejo, Malang, yang berkapasitas produksi 4,5 MW akibat letusan Gunung Kelud dipastikan tidak mengurangi pasokan distribusi listrik ke pelanggan. PLN Jatim masih surplus produksi listrik sampai 2.400 MW. Jadi, dimatikannya PLTA Selorejo tidak terlalu mengganggu pasokan, tegas Arkad.

    Bantu Korban KeludTidak hanya itu, PLN Distribusi Jawa Timur pun membantu korban di daerah

    terparah yang terkena dampak letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam guna meringankan penderitaan pengungsi. Kami mendirikan posko bantuan penyaluran makanan dan bantuan kelistrikan, kata Supervisor Humas PLN Distribusi Jatim, Pinto Raharjo.

    Arkad Matulu menambahkan, bantuan disalurkan ke posko-posko pengungsian di Kediri dan Malang. Bantuan diserahkan 14 Februari 2014, setelah Gunung Kelud meletus. Bantuan berupa sembako, masker, dan air minum, terangnya, Selasa (18/2).

    Posko Peduli PLN dibuka di PLN Area Kediri dan Area Malang untuk meringankan penderitaan pengungsi erupsi Gunung Kelud. Dengan begitu, Bantuan dari PLN di luar Pulau Jawa untuk pengungsi Kelud bisa disalurkan melalui dua posko tersebut serta nomor rekening di Area Kediri dan Malang, tutur Arkad.

    Kami menyiapkan Rp 35 juta untuk membantu pengungsi. Dana itu untuk membeli logistik seperti mie instan, air mineral, pampers bayi, pembalut wanita, dan masker. Bantuan kami berikan ke lima titik pengungsi di Pare, Kediri, tukas Arkad.

    Sementara di masing-masing area juga dibentuk Tim Siaga Bencana, yakni di Mojokerto, Malang yang memiliki dua rayon di Ngantang dan Batu, serta Kediri yang memiliki tiga rayon di Pare, Grogol, dan Blitar. Tim memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Kelud di wilayahnya antara lain berupa pengobatan gratis. dari berbagai sumber

    Foto - Foto : Humas PLN

  • 26 Fokus Maret 2014

    Corporate Enabler Academy (CEA), bisa jadi banyak kening yang berkerut mendengar istilah ini. Tapi tentang PLN Udiklat Palembang, pasti rata-rata sangat mengakrabinya. Padahal Udiklat Palembang dan CEA ya setali tiga uang.

    Dalam konsep Corporate University (Corpu), Pusdiklat sering disebut PLN Corpu. Corpu memiliki beberapa akademi (Udiklat), seperti Leadership and Corporate Culture Academy (Udiklat Jakarta), Transmission Line and Maintenance Academy (Udiklat Semarang), CEA (Udiklat Palembang), dan lain-lain. Selengkapnya lihat http://www.pln.co.id/pusdiklat/sejarah/.

    Masing-masing akademi memiliki Learning Council (LC) yang dipegang seorang Direktur PLN. LC CEA adalah Direktur (Niaga, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan) Moch.

    Harry Jaya Pahlawan. Di bawah LC (semacam Dekan), ada beberapa Learning Steering Committe/LSC (semacam Ketua Jurusan) yang dipegang Kepala Divisi selaku pemilik bisnis proses.

    Apakah dengan Corporate University, PLN bakal melahirkan sarjana baru? Bukan. Corpu bukan universitas, melainkan paradigma atau pendekatan dalam pengelolaan pembelajaran di perusahaan. Dalam website PLN subsite PLN Pusdiklat disebutkan, Corpu didukung tiga elemen penting, yaitu PLN Pusdiklat sebagai penyelenggara, Direksi sebagai LC, dan para Kepala Divisi dan Kepala Satuan/Sekper sebagai LSC.

    Perihal CEA memiliki beberapa jurusan, yaitu Komunikasi, Hukum, Administrasi, Manajemen Risiko dan Audit, Penelitian dan Pengembangan, serta Diklat Penunjang. Udiklat Palembang sebagai CEA berperan sebagai pengembang materi pembelajaran, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran bisa di semua Udiklat.

    Menurut Suharto, Kepala PLN Pusdiklat atau Chief Learning Organization (CLO), pada tahun 2013 akademi ini memberikan sumbangan terbesar bagi PLN Corpu dalam realisasi pembelajaran. Tepatnya mendidik 17.296 peserta pada 1.001 kali pembelajaran atau 21 % dari total realisasi pembelajaran Corpu di 7 akademi dan 3 Udiklat.

    Bambang Dwiyanto / Humas PLN Pusat

    CORPORATE ENABLER ACADEMY

    Nusantara

    Bambang Dwiyanto / Humas PLN Pusat

  • Fokus Maret 201427

    Nusantara

    Siapa bilang kegiatan belajar mengajar tak menyenangkan? Aktivitas yang acap dipandang membosankan itu kini bertransformasi di lingkungan PLN Corporate University.

    Tilik saja, pada workshop Kajian Fun Learning di PLN Udiklat Semarang, Senin-Selasa (24-25/2), yang diikuti peserta dari Pusdiklat dan seluruh Udiklat, disimpulkan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila dilakukan dalam situasi yang menyenangkan (fun learning) bagi peserta maupun instruktur.

    Lalu, fun learning di PLN CorpU dilaksanakan dengan kombinasi metoda pembelajaran CorpU plus innovation methodology, juga komposisi kurikulum dan silabus serta materi pembelajaran 40% theory dan 60% fun learning sehingga harus didukung tools dan infrastruktur memadai serta instruktur mumpuni. Kemudian, rekomposisi delivery

    pembelajaran menerapkan metoda pembelajaran CorpU dan innovation methodology fun learning.

    Agar fun learning menarik dan menantang, namun tetap memiliki tujuan pembelajaran pada umumnya, maka instruktur berperan sebagai fasilitator, memiliki kemampuan entertaint, menguasai bahan ajar dan memiliki pengalaman lapangan, serta menguasai alat peraga, peralatan demo, simulasi, juga ramah, bersahabat, bergairah, dan bersemangat.

    Selanjutnya materi dibuat menyenangkan, interaktif, simulatif, dan menantang. Penyusunan kurikulum silabus berpedoman pada persentase 10, 20, dan 70. Membuat standarisasi komposisi penyampaian materi pembelajaran. Serta memanfaatkan model pengalaman belajar 10, 20, 30 50, 70, 90.

    Lantas siswa dalam kelas

    dikelompokkan sesuai tujuan/kriteria/generasinya. Penggunaan tools/alat peraga disesuaikan dengan generasinya. Selain itu, siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan.

    Menyangkut tools/infrastruktur, maka ruangan dan peralatan harus memadai untuk demo, peragaan, miniatur, simulator, aplikasi games, dan lain-lain. Juga mengadakan pembuatan/pengadaan/pemeliharan bahan/alat peraga, miniatur, simulator, aplikasi games, dan lain-lain. Serta mengembangkan tools pembelajaran berbasis digital yang user friendly.

    Strategi pembelajaran harus memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, melayani perbedaan individu, pembelajaran menjadi lebih bermakna, serta mendorong terciptanya interaksi dan ketertarikan peserta mengikuti pembelajaran. Humas PLN Udiklat Semarang

    dengan

    Fun Learning

    BelajarMenyenangkan

    Suasana workshop Kajian Fun Learning.

    Humas PLN Udiklat Semarang

  • 28 Fokus Maret 2014

    Sinergi Meraih Visi

    Nusantara

    Sinergi Meraih Visi. Itulah tema rapat koordinasi triwulan I Unit Pembangkitan Jawa Bali (UPJB) tahun 2014 yang didasari sinergi antara Aset Manajer dan Aset Operator PLN UPJB dapat mencapai visi yang telah dicanangkan. Rakor berlangsung Senin-Selasa (10-11/2) dan dihadiri seluruh Manajer Sektor Pembangkitan Cilegon, Manajer SPP I-IV, serta GM UBOH dan UBJOM Unit PLN UPJB.

    GM UPJB Iwan Agung menyampaikan, untuk mewujudkan visi PLN UPJB tahun 2015, pada tahun 2014 PLN UPJB fokus pada tiga hal utama, yaitu kompetensi EAM termasuk manajemen mengajar serta eksekutif efektif sinergi; maturity level PAS 55 : 3 dari skala 5 dan EAM Niaga 84%; serta konsen kepada perang hidden capacity, coal stock & quantity assurance serta coal handling facilities redundancy.

    Iwan berpesan agar masing-masing SP dan SPP dapat melaksanakan hasil FGD dengan harapan 80 % program yang telah diputuskan bersama dapat dieksekusi. Tindak

    lanjut hasil FGD telah ditunjuk masing-masing PIC .Sementara Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera)

    Ngurah Adnyana menyampaikan beberapa agenda penting berupa rekomendasi BPK terkait good corporate governance (GCG). Dia menyatakan, harus ada profiling/due diligence profile penyedia barang dan jasa, bank clearance penyedia barang dan jasa, serta tax clearance penyedia barang dan jasa.

    Penandatanganan kontrak kinerja Aset Manajer dengan Aset Operator Manajer dilakukan sebagai puncak acara dan diwarnai dengan penghargaan aset operator award. Tujuannya, memberikan motivasi kepada aset operator dalam mengoperasikan pembangkit PLN UPJB.

    Pemenang I-III aset operator award adalah UBJOM Rembang, UBOH Lontar, dan UBJOM Indramayu. Sedangkan unit terbaik I-III adalah SPP II Bandung, SPP III Surabaya, dan SPP I Serang. Penilaian berdasarkan kriteria kinerja, finansial, dan pengelolaan risiko.

    Humas PLN UPJB

    Humas PLN UPJB

  • 29 Fokus Maret 2014

    Pusat listrik tenaga air (PLTA) Sengguruh di Desa Sengguruh Kepanjen, Malang, Jawa Timur, punya peran ganda. Selain menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 14,5 MW, juga berfungsi sebagai pengendali sedimen.

    Maklum, PLTA Sengguruh terletak di hulu untuk menyaring sampah dan eceng gondok sebelum airnya masuk lagi ke waduk Sutami. Waduk Sutami sendiri mengairi PLTA Sutami yang berlokasi di Desa Karangkates, Sumberpucung.

    PLTA Sengguruh yang beroperasi sejak tahun 1989 memanfaatkan debit air Sungai Amprong dan Sungai Lesti untuk membangkitkan tenaga listrik.

    Listrik yang dihasilkan PLTA Sengguruh bertugas memikul beban puncak. Pasalnya, listriknya masuk sistem Jawa Bali. PLTA Sengguruh dikelola Unit Pembangkitan Brantas PT Pembangkitan Jawa Bali.

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

    PLTA Sengguruh

    Peran GandaNusantara

    Agus Trimukti / Humas PLN Pusat

  • 30 Fokus Maret 2014

    Lahan Ini Tidak Disewakan!

    Nusantara

    Di era reformasi, agaknya apa pun bisa terjadi. Kejadian di Purwodadi ini menjadi bukti. Lahan milik PLN digunakan tanpa izin pihak lain buat disewakan pada pihak lain pula.

    Peristiwa bermula dari surat BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kabupaten Grobogan kepada PLN PIKITRING JBN pada 9 Februari 2010. Isinya menyangkut pemanfaatan lahan di Jl. Gajah Mada yang berdampingan dengan GI Purwodadi. BLH meminta izin tanah GI dapat ditanami mereka. Dijawab, PLN akan menanaminya sendiri.

    Tanggal 17 Maret 2010, Bupati Grobogan menulis surat ke PLN PIKITRING JBN perihal pemanfaatan lahan yang belum dibangun untuk GITET 500 kV Jawa, Bali & Nusa Tenggara itu buat mendukung program Grobogan Bersemi Hijau Kotaku. Pada 25 Mei 2010, PLN PIKITRING JBN balik membalas.

    Intinya, PLN mendukung upaya pengelolaan lingkungan hidup di Grobogan dalam rangka program Grobogan Bersemi. Namun, PLN akan

    melakukan penghijauan sendiri dengan tetap berkoordinasi dengan Pemkab Grobogan.

    Lantaran tidak sempat menanam pohon, PLN PIKITRING JBN dibantu BLH. Tenaga penanamnya masyarakat setempat bernama Supriyadi dan upahnya dibayar PLN PIKITRING JBN. Kunci masuk lokasi pun dipegang Supriyadi. Di sinilah awal cerita pihak luar dapat masuk lokasi GI Purwodadi.

    Ternyata, lahan ditanami pohon dan padi, bahkan sudah mau dibuat kavling-kavling untuk disewakan kepada pihak luar tanpa seizin PLN. Atas kejelian pegawai GI Purwodadi, akhirnya ditemukan bukti bahwa lahan PLN itu sudah dipetak-petak untuk disewakan seharga Rp 3 juta setahun per petak oleh Makmun dari Masyarakat Agro Bisnis Indonesia (MAI) Peduli Grobogan. Setelah pertemuan kedua, dia berjanji mengembalikan uang sewa dari warga.

    LSM Peduli Grobogan, LSM Jaga Adibuana Grobogan, Paguyuban Pecinta Tanaman Grobogan, dan PLN UPK7 juga mengakui adanya penggunaan lahan tanpa seizin PLN itu.

    Pada rapat kedua yang dihadiri Camat Purwodadi, Kapolsek Purwodadi, Koramil, Bappeda, Kejaksaan Tinggi Jateng, JPN, BLH Grobogan, Lurah Kuripan, PLN UPK7, serta Analys Hukum & Humas APP Semarang Fanani Isbandiyah dan Asman Haset Suharto. Suharto menyampaikan, lahan di Jl. Gajah Mada Purwodadi sudah diberi papan nama yang kepemilikannya jelas PLN. Tanah itu akan digunakan untuk pembangunan GITET 500 kV Jawa, Bali & Nusa Tenggara yang merupakan objek vital nasional. Oleh karena itu, lahan agar dikosongkan dan tidak diperbolehkan ada kegiatan apa pun selain kegiatan PLN.

    Camat Purwodadi menyampaikan, pihak kecamatan pernah menyarankan kepada kelompok penggarap agar memperhatikan aspek legalitas dalam melakukan kegiatan di lahan PLN. Proses pengosongan lahan pun agar diselesaikan sebaik-baiknya.

    Rapat menyangkut penggunaan tanpa izin lahan PLN di Purwodadi itu berlangsung sampai tiga tahap di ruang rapat GI Purwodadi. Rapat dikoordinir Fanani Isbandiyah.

    Humas PLN APP Semarang

    Suasana pertemuan membahas lahan GI.

    Humas PLN APP Semarang

  • 31 Fokus Maret 2014

    Nusantara

    PLN Corporate University (PLN CorpU) di-launching Dirut PLN tanggal14 November 2012. Tujuannya menjadi satu alat strategik PLN guna mengintegrasikan semua sumber daya pembelajaran, proses, dan orang di perusahaan, sehingga memungkinkan terwujudnya kinerja terbaik dengan terus-menerus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku setiap insan dalam lingkungan ekosistem bisnis perusahaan.

    Layaknya sebuah universitas, PLN CorpU menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang diperlukan setiap insan secara proaktif dalam rangka memberikan kontribusi optimal bagi kemajuan korporasi. Setahun launching berlalu, terlihat beberapa perubahan proses transformasi PLN CorpU, di antaranya perubahan ownership dalam kegiatan pembelajaran.

    Dulu, training urusan bidang SDM atau Pusdiklat. Kini dan ke depan, pembelajaran diperankan business process owner. Dahulu identifikasi kebutuhan diklat korporat dilakukan Pusdiklat, sekarang business process owner bertanggung jawab menentukan dimensi kompeten siapa yang butuh dikembangkan selaras dengan arah dan strategi bisnis perusahaan.

    Penyusunan kurikulum, silabus, metoda, dan konten pembelajaran untuk memastikan terjadinya peningkatan kinerja korporasi saat ini harus melalui sidang Learning Council yang tidak lain Board of Director PLN (Kepala Divisi, Kepala Satuan atau Direktur Anak Perusahaan) yang diadakan dua kali setahun.

    Kemudian, kesempatan memperoleh penyebaran pengetahuan organisasi dan mengikuti program pembelajaran di PLN CorpU diberikan kepada seluruh karyawan PLN yang tersebar di pelosok Indonesia melalui program pembelajaran berbentuk e-learning. PLN CorpU tidak hanya menjadi tempat untuk belajar, namun juga telah menjadi tempat untuk menginternalisisasi nilai-nilai perusahaan serta menyebarluaskan sikap, perilaku, dan etika karyawan dalam berorganisasi yang profesional. Dengan demikian, cita-cita para senior leader PLN agar PLN CorpU terus mencetak munculnya pemimpin PLN

    PLN CorpU Menjadi Tempat Benchmark

    (a New Brand Image for PLN)

    masa depan yang profesional akan semakin cepat terwujud. Metodologi pembelajaran juga berubah. Transformasi

    metodologi pembelajaran saat ini bahwa setiap insan PLN mulai dapat belajar dengan konsep anytime, anywhere with any devices (belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan gadget-nya sendiri). Pengembangan program-program pembelajaran yang merupakan business needs perusahaan dan karyawan dapat dilihat dalam bentuk virtual dan blended learning berupa modul pembelajaran e-learning, distance learning, Corpu tube, portal KM (knowledge management), webinar, dan e-library yang juga terhubung dengan aplikasi LMS-SIMDIKLAT (online learning management system).

    Berkaitan dengan penciptaan organisasi pembelajar, kegairahan meningkatkan pengetahuan dan belajar karyawan meningkat. Ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pembelajaran dan tingginya aktivitas kegiatan pembelajaran di masing-masing academy.

    Bahkan, PLN Pusdiklat yang dahulu tidak diminati karyawan, sekarang bertransformasi menjadi sebuah tempat rujukan bagi beberapa perusahaan dari dalam maupun dari luar Indonesia untuk bertanya dan berbagi pengetahuan dalam mengimplementasikan konsep Corporate University.

    Sudah banyak perusahaan berkunjung/benchmark ke PLN CorpU. Hal tersebut menunjukkan, PLN CorpU semakin diakui eksistensinya. Dalam kurun waktu setahun, PLN CorpU telah menjadi tempat benchmark berbagai institusi seperti PT Jasa Marga (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero), BRI Syariah, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Bakrie, PT PN III (Persero), PT Semen Indonesia (Persero), Kemenkumham, dan lainnya.

    Perusahaan dari luar negeri pun melakukan benchmark, seperti dari Malaysia dan China. Surprise-nya, PLN CorpU diminta untuk berbagi pengalaman dalam membangun corporate university di acara 3rd Asia CorpU Summit 2013 di Jakarta. Selain itu juga diminta untuk menyelenggarakan workshop Corporate University bagi anggota HAPUA (Thailand, Philipina, Malaysia, Vietnam). Humas PLN Pusdiklat

    Peserta benchmark

    dari PT Garuda Indonesia (atas) dan

    Kemenkumham (bawah).

    Humas PLN Pusdiklat

  • 32 Fokus Maret 2014

    Negara Asia Selatan dengan EDL Terendah di Duniaoleh : Marjon Sinaga SS I - TTL DIVBTL PLN Kantor Pusat

    BANGLADESH

    Horison

    EDL (Electricity Distribution Losses) di PLN dikenal dengan sebutan susut jaringan. Hingga triwulan III

    tahun 2013, susut jaringan PLN masih berada pada level 10,32 %, khusus untuk Sistem Jawa Bali sebesar

    9,10 %. Besaran susut jaringan di PLN kelihatannya masih bergerak dalam besaran yang terbatas.

    Puthia Rajshahi Shiva Temple - Dhaka, Bangladesh

    Istimewa

  • 33 Fokus Maret 2014

    Berikut perkembangan susut jaringan PLN tahun 2006 hingga September 2013. Tahun 2006 sebesar 11,61%, 2007 (11,08%), 2008 (10,40%), 2009 (9,93%), 2010 (9,70%), 2011 (9,63%), 2012 (9,21%), s/d September 2013 (10,32%).

    EDL dihitung dengan cara membandingkan selisih antara Total Electricity Net Generation dikurangi Total Electricity Net Consumption dengan Total Electricity Net Generation. Dengan metode perhitungan ini, maka diperoleh pada tahun 2010 rata-rata EDL dunia berada pada angka 8,82%. Bandingkan dengan Indonesia (PLN) yang sebesar 9,70 %.

    Negara-negara yang telah maju secara teknologi umumnya memiliki EDL pada kisaran angka yang baik, antara lain Amerika 6,42%, Prancis 6,59%, Jerman 4,08%, Belanda 3,98%, Spanyol 3,91%, Inggris 7,59%, Australia 6,41%, China 6,58%, Jepang 4,70%, Korea Selatan 3,86%. Demikian juga dengan dua negara anggota Asean yang tingkat teknologinya dapat dikatakan setara dengan Indonesia, yaitu Malaysia 6,94% dan Thailand 6,97%.

    Negara Eropa yang sudah cukup maju, Rusia, masih berada pada angka 10,67%. Beberapa negara besar yang EDL-nya tidak baik antara lain Mexico 17,20%, Argentina 14,10%, Brazil 16,92%, Venezuela 19,89%, Turki 15,01%, dan India 23,32%. Irak, negara yang dilanda perang berkepanjangan sejak tahun 1990, EDL-nya berada pada angka 38,88%. Ternyata, dari 230 negara yang memiliki sistem kelistrikan di dunia, Bangladesh adalah negara dengan angka EDL terkecil, hanya 2,21%. Diikuti Bhutan dengan EDL 2,35%.

    Bangladesh adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Dideklarasikan pada tanggal 26 Maret 1971, dengan pemerintahan berbentuk parlementer. Jumlah penduduk sekitar 156 juta jiwa, dengan luas wilayah sekitar 148 ribu km2. Pada tahun 2009, PDB negara ini diperkirakan mencapai US $ 245 miliar, dengan PDB per kapita sekitar US $ 1.465.

    Bangladesh adalah salah satu negara dengan tingkat kerawanan sosial cukup tinggi. Selang waktu tahun 1973 sampai dengan tahun 1974, negara ini mengalami musim kelaparan yang cukup mengerikan. Kemudian, perebutan kekuasaan pemerintahan sering dilakukan dengan kudeta berdarah. Lalu, bencana alam ancaman serius bagi Bangladesh. Banjir dan badai Tornado hampir selalu singgah di negara ini setiap tahun.

    Perekonomian masyarakat didominasi pertanian. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika 2/3 penduduk hidup di sektor pertanian. Meskipun demikian, ekspor negara ini ternyata didominasi produk industri garmen. Sejak tahun 1990, ekonomi negara ini sudah berkembang cukup baik, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%.

    Oleh sebab itu, pada tahun 2005 Goldman Sachs menamakan Bangladesh sebagai salah satu Next Eleven. Salah satu sumbangan yang sangat penting pada perekonomian negara ini adalah adanya dukungan terhadap usaha mikro, melalui pencanangan kredit mikro yang digagas Muhammad Yunus yang akhirnya dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi mendorong tumbuhnya usaha kelistrikan di negara ini. Tingkat pertumbuhan konsumsi listrik rata-rata 9,5% per tahun.

    Pengelolaan bisnis kelistrikan di negara ini dibedakan pada bisnis generation, transmission and distribution. Oleh sebab itulah, di negara ini dikenal beberapa perusahaan yang bergerak di bisnis generation dan distribution. Sedangkan

    untuk usaha penyaluran (transmission) dikelola satu perusahaan transmisi yang disebut Power Grid Company, yaitu PGCB Ltd (Power Grid Company of Bangladesh) yang berkantor pusat di Dhakka.

    Perusahaan generation di antaranya EGCB Ltd (Electricity Generation Company of Bangladesh) dan NWPGCL (North West Power Generation Company Ltd). Sedangkan distribution company yang paling besar di Bangladesh adalah DPDC (Dhakka Power Distribution Company Ltd) dan WZPDCL (West Zone Power Distribution Company Ltd). Secara keseluruhan, kelistrikan diawasi suatu badan pemerintah Bangladesh, yaitu BPDB (Bangladesh Power Development Board). Beberapa IPP juga sudah berkembang, seperti RPCL (Rural Power Company Limited).

    Pada tahun 2010, jumlah komsumsi listrik di negara ini mencapai sekitar 38 miliar kWh, dengan beban puncak 5.550 MW. Listrik dari generation company di salurkan ke pusat-pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 132 kV, 230 kV, dan sedang dikembangkan ke 400 kV.

    Bagaimana EDL di negara ini berada pada kisaran angka yang sangat rendah, barangkali menjadi suatu pendorong bagi PLN untuk mampu mencari langkah dan tindakan yang diperlukan agar ke depan efisiensi penyaluran energi listrik yang dilakukan PLN dapat menjadi lebih baik.

    Angka pencapaian EDL yang rendah pada tahun 2010 di Bangladesh terjadi secara berlanjutan. Hal ini dapat dilihat dari histori angka EDL yang terjadi sejak tahun 2007 hingga 2010 yang selalu menuju ke angka yang lebih baik. Tahun 2007 (5,43%), 2008 (5,13%), 2009 (2,42%), 2010 (2,21%).

    Satu lagi negara yang jarang kedengaran, yang angka EDL-nya cukup rendah adalah Bhutan. Bhutan adalah suatu negara yang berada di antara China dan India. Produksi listrik di negara ini sebagian besar diekspor ke India. Tahun 2010, produksi energi listrik negara ini 7,23 miliar kWh, di mana sebanyak 5,40 miliar kWh diekspor ke India dan hanya sekitar 1,66 miliar kWh yang dikonsumsi di dalam negeri.

    Oleh sebab itu, sangatlah tidak serasi bila dibandingkan dengan PLN. Namun demikian barangkali tetaplah penting, sebab banyak sistem isolated di PLN yang ukurannya kecil, namun tingkat efisiensi distribusinya tidak menggembirakan.

    Berikut histori angka EDL di negara Bhutan dari tahun 2007 hingga 2010. Tahun 2007 (2,31%), 2008 (2,39%), 2009 (2,41%), 2010 (2,35%).

    Ternyata, EDL di bawah 5% bukanlah hanya khayalan semata, tetapi dapat diwujudkan. Hal ini sudah dilakukan oleh banyak negara di dunia selain Bangladesh, Bhutan, dan negara-negara yang sudah disebutkan di muka. Ada negara lain seperti Barbados 4,92%, Belgia 4,84%, Cyprus 4,39%, Finlandia 3,59%, Iceland 4,13%, Luxemburg 4,87%, Slovakia 3,28%, dan Israel 4,24%.

    Oleh sebab itu, PLN harus yakin bahwa perbaikan efisiensi penyaluran (jaringan) bukanlah suatu upaya yang begitu-begitu saja, tetapi upaya yang akan dapat memberikan pengaruh sangat siginifikan bagi kinerja perusahaan. Bayangkan bila susut saat ini berada pada katakanlah rata-rata 9,5% per tahun. Jika angka ini dapat ditekan ke angka 5%, maka akan diperoleh tambahan kWh sebanyak 7,50 miliar kWh, yang jika dikalikan dengan TDL saat ini mencapai sekitar Rp 4 T s/d 5 T per tahun. Suatu angka yang tentu sangat signifikan bagi PLN.

    Susut di bawah 5%, kenapa tidak? Yang utama adalah temukan fakta-fakta di lapangan, kemudian tentukan bagaimana seharusnya, dan selanjutnya kerjakan!

  • 34 Fokus Maret 2014

    Labora

    Mutasi jabatan manajemen atas dilaksanakan di PLN Kantor Pusat, Rabu (25/2). GM PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Denny Pranoto yang memasuki masa purnakarya digantikan Bambang Budiarto. Bambang sebelumnya menjabat GM P3B Sumatera.

    Eko Yudo Pramono mengisi kedudukan Bambang Budiarto sebagai Senior Specialist 1 Manajemen Risiko (Plt. GM P3B Sumatera). Sebelumnya, Eko adalah Manajer Senior Manajemen Aset Transmisi Pada Divisi Transmisi Jawa-Bali-Sumatera Direktorat Operasi Jawa-Bali-Sumatera Kantor Pusat. Humas PLN Pusat

    PLN Pusdiklat menyelenggarakan pembelajaran Training of Trainer (ToT) Pembekalan Pelopor PLN Bersih, Rabu-Kamis (26-27/2). Pembelajaran yang diikuti 25 pegawai PLN dari berbagai unit ini merupakan pembekalan bagi para calon fasilitator Pembekalan Pelopor PLN Bersih yang akan diselenggarakan sampai Juli 2014. Targetnya, pada tahun 2014 akan ditunjuk seribu pegawai sebagai pelopor program PLN Bersih dan semua harus sudah menerima pembekalan sebagai pelopor. Pembekalan dilakukan di seluruh Udiklat PLN.

    Selama dua hari, para calon fasilitator atau trainer Pembekalan Pelopor PLN Bersih dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang keinstrukturan, cara efektif menjadi fasilitator, pendalaman materi tentang wawasan anti korupsi, kaitan PLN Bersih dengan budaya perusahaan, program pengendalian gratifikasi, aspek hukum program PLN Bersih dan komunikasi. Di hari kedua dilakukan praktik menjadi fasilitator dan trainer dengan membawakan materi-

    materi yang akan diajarkan saat pembekalan pelopor.Pengembangan materi pembelajaran dan pelaksanaan

    Pembekalan Pelopor PLN Bersih dilakukan PLN Pusdiklat bekerja sama dengan Tim PLN Bersih dan Transparency International Indonesia.

    Mulai 2014, semua unit PLN harus sudah mengimplementasikan program PLN Bersih setelah tahun lalu ada 14 unit pilo