dwifungsi abri pada era orde baru (outline)
TRANSCRIPT
RIO RIZKI RAMADHAN
HI.B/2009 0801509072
MILITER & POLITIK (OUTLINE MAKALAH UAS)
SISTEMATIKA OUTLINE
JUDUL : DWIFUNGSI ABRI PADA ERA ORDE BARU
PENDAHULUAN :
1.1 Latar BelakangLatar belakang dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas pengertian Dwifungsi ABRI Pada Era Orde Baru. Selain itu, makalah ini memiliki tujuan untuk memberi informasi kepada kalangan mahasiswa bagaimana sejarah pembentukan, perkembangan, batasan, orientasi, fungsi-fungsi, serta ketimpangan-ketimpangan dalam Dwifungsi ABRI.
1.2 Permasalahan/Pembahasan1. Sejarah pembentukan Dwifungsi ABRI2. Terjunnya militer ke dunia politik dalam menduduki jabatan-jabatan strategis di
lingkungan pemerintahan3. Penyalahgunaan profesionalitas militer
1.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui apa sesungguhnya Dwifungsi ABRI2. Mengetahui apa saja fakta dalam pelaksanaan Dwifungsi ABRI
1.4 Metode Penulisan/Sumber Informasi1. Buku panduan2. Sumber-sumber aktual3. Internet
1.5 Kegunaan Penulisan1. Bagi penulis : Penulisan makalah ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Militer
& Politik. Sebagai pengetahuan umum.2. Bagi pembaca : Sebagai media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman tentang Militer & Politik yang perlu diketahui oleh kelompok masyarakat khususnya para generasi muda, sehingga dapat menambah pengetahuan dan cakrawala kita.
2. Rumusan/Pembahasan
Merupakan bagian dari makalah yang berisikan rumusan-rumusan masalah serta pembahasannya. Pada bagian ini akan dibahas sejarah pembentukan Dwifungsi ABRI, tujuan diadakannya dwifungsi ABRI, serta permasalahan-permasalahan yang timbul diakibatkan adanya militerisasi di dalam tubuh organisasi sipil dimana memiliki basic yang berbeda. Dwifungsi adalah suatu doktrin di lingkungan militer Indonesia yang menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Dengan peran ganda ini, militer diizinkan untuk memegang posisi di dalam pemerintahan. Konsep dwifungsi TNI pertama kali muncul dalam bentuk konsep "Jalan Tengah" yang diusulkan pada tahun 1958 oleh Jendral A.H. Nasution, pimpinan TNI-AD pada saat itu, kepada Presiden Soekarno untuk memberikan peluang bagi peranan terbatas TNI di dalam pemerintahan sipil. Pada masa pemerintahan Soeharto, konsep ini mengalami perubahan dan menjadikan TNI secara organisatoris (bukan perorangan) menduduki jabatan-jabatan strategis di lingkungan pemerintahan seperti menteri, gubernur, bupati, serta lembaga-lembaga legislatif dalam wadah Fraksi ABRI/TNI. Dwifungsi ABRI secara perlahan-lahan dihapuskan menyusul runtuhnya rezim Soeharto. Pada rapat pimpinan ABRI tahun 2000, disepakati untuk menghapus doktrin ini yang akan dimulai setelah Pemilu 2004 dan diharapkan selesai pada Pemilu 2009.
3. Batasan/Kesimpulan
Merupakan bagian dari makalah yang berisikan kesimpulan daripada pembahasan isi makalah. Pada bagian ini pembahasan akan dirumuskan secara umum berikut dengan argumen-argumen penulis tentang topik yang diangkat.
4. Daftar Pustaka
Sumber-sumber informasi yang digunakan untuk menguatkan fakta-fakta empiris dari makalah ini.