ds_torch zf 2014

9
Zutul Fuuzol 2014 1 TORCH Case Congenital Abnormalities disebabkan : Toxoplasma Others Rubella Cytomegalovirus (CMV) Herpes BismillahCASE Mrs. Laura berumur 37 tahun, sedang mengandung anak yang ke-2. Dua dan tiga tahun yang lalu dia mengalami aborsi. Anak pertamanya lahir dalam keadaan sehat enam tahun yang lalu, tapi dia sangat cemas dan ketakutan sekarang karena dia telah menonton sebuah acara TV tentang resiko kehamilan di usia 35 tahun. Saat minggu ke-16 kehamilan dan sebelumnya keadaan kesehatannya sempurna. Dia selalu melakukan pemeriksaan laboratorium rutin dengan hasil yang normal, tapi dia tidak pernah melakukan test TORCH, down’s syndrome, dan tes keabnormalan kongenital. Dia takut akan penyakit tersebut terjadi pada anak yang dikandungnya. Di samping itu, dia dan suaminya memelihara beberapa hewan peliharaan seperti kucing dan burung. Physical Examination Tanda vital dan keadaan fisik umumnya normal Obstetric Examination Tinggi fundus : Garis tengah dari symphysis ke umbilicus Ballotement : Positif Fetal Heart Sound : Normal Ultrasound Examination Singleton bayi dengan biparietal diameter dan head circumference sama dengan 16 minggu kehamilan. Tidak ditemukan tanda pembesaran pada ventrikel lateral. Spines terlihat normal. Nuchal translucency tidak ditemukan. Penemuan lainnya dalam batas normal. Additional Lab Test Hasil AFP (alfa feto protein) pada serum maternal terlihat normal. Toxoplasma IgG (+), Toxoplasma IgM positif (titrasi 1/512), IgG Avidity (+) Mrs. Laura diberikan spiramycin oleh dokternya. Dia mengulang pemeriksaan USG dan didapatkan hasil yang normal. Saat mencapai kehamilan 38 minggu, bayi lahir secara spontan, dengan berat bayi 2500 gram dan tinggi 46 cm. Kondisi bayi terlihat sehat, tidak ada tanda stigmata. Tes pendengaran dengan BERA menunjukan hasil yang bagus. Bayi diperiksa oleh bagian ophthalmology, menunjukan tidak ada keabnormalan yang menunjukan scar retina dan lesi otot. Pemeriksaan sarafnya menunjukan pada 4 bulan yaitu normal. Congenital Abnormalities Definisi: kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh factor genetic maupun non genetic. Berdasarkan etiologi, dibedakan menjadi: 1. genetic : kelainan bawaan yang disebabkan oleh kelainan pasa unsur pembawa keturunan (gen) kelainan mutasi gen tunggal gangguan keseimbangan akibat kelainan aberasi kromosom 2. non genetic:disebabkan oleh obat-obatan, tetratogen, dan radiasi Klasifikasi kelainan kongenital Berdasarkan pathogenesis : Malformasi : kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau ketidak sempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis Deformasi : terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga merubah bentuk ukuran, posisi dari tubuh yang semulaberkembang normal. Disrupsi : defek stuktur disebabkan pada jaringan yang semula berkembang normal. Berbeda dengan deformasi yang disebabkan oleh tekanan mekanik, pada disrupsi disebabkan oleh iskemia. Dysplasia : kelainan stuktur akibat fungsi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan diseluruh tubuh.

Upload: muhammad-nuansa

Post on 12-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

oo

TRANSCRIPT

Page 1: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

1

TORCH

Case

Congenital Abnormalities disebabkan :

Toxoplasma

Others

Rubella

Cytomegalovirus (CMV)

Herpes

Bismillah…

CASE

Mrs. Laura berumur 37 tahun, sedang mengandung

anak yang ke-2. Dua dan tiga tahun yang lalu dia

mengalami aborsi. Anak pertamanya lahir dalam

keadaan sehat enam tahun yang lalu, tapi dia sangat

cemas dan ketakutan sekarang karena dia telah

menonton sebuah acara TV tentang resiko kehamilan di

usia 35 tahun.

Saat minggu ke-16 kehamilan dan sebelumnya keadaan

kesehatannya sempurna. Dia selalu melakukan

pemeriksaan laboratorium rutin dengan hasil yang

normal, tapi dia tidak pernah melakukan test TORCH,

down’s syndrome, dan tes keabnormalan kongenital.

Dia takut akan penyakit tersebut terjadi pada anak yang

dikandungnya.

Di samping itu, dia dan suaminya memelihara beberapa

hewan peliharaan seperti kucing dan burung.

Physical Examination

Tanda vital dan keadaan fisik umumnya normal

Obstetric Examination

Tinggi fundus : Garis tengah dari symphysis

ke umbilicus

Ballotement : Positif

Fetal Heart Sound : Normal

Ultrasound Examination

Singleton bayi dengan biparietal diameter dan head

circumference sama dengan 16 minggu kehamilan.

Tidak ditemukan tanda pembesaran pada ventrikel

lateral. Spines terlihat normal. Nuchal translucency

tidak ditemukan. Penemuan lainnya dalam batas

normal.

Additional Lab Test

Hasil AFP (alfa feto protein) pada serum maternal

terlihat normal. Toxoplasma IgG (+), Toxoplasma IgM

positif (titrasi 1/512), IgG Avidity (+)

Mrs. Laura diberikan spiramycin oleh dokternya. Dia

mengulang pemeriksaan USG dan didapatkan hasil

yang normal.

Saat mencapai kehamilan 38 minggu, bayi lahir

secara spontan, dengan berat bayi 2500 gram dan tinggi

46 cm.

Kondisi bayi terlihat sehat, tidak ada tanda

stigmata. Tes pendengaran dengan BERA menunjukan

hasil yang bagus. Bayi diperiksa oleh bagian

ophthalmology, menunjukan tidak ada keabnormalan

yang menunjukan scar retina dan lesi otot.

Pemeriksaan sarafnya menunjukan pada 4

bulan yaitu normal.

Congenital Abnormalities

Definisi: kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat

disebabkan oleh factor genetic maupun non genetic.

Berdasarkan etiologi, dibedakan menjadi:

1. genetic : kelainan bawaan yang disebabkan

oleh kelainan pasa unsur pembawa keturunan

(gen)

kelainan mutasi gen tunggal

gangguan keseimbangan akibat kelainan

aberasi kromosom

2. non genetic:disebabkan oleh obat-obatan,

tetratogen, dan radiasi

Klasifikasi kelainan kongenital

Berdasarkan pathogenesis :

� Malformasi :

kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau

ketidak sempurnaan dari satu atau lebih proses

embriogenesis

� Deformasi :

terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang

abnormal sehingga merubah bentuk ukuran,

posisi dari tubuh yang semulaberkembang

normal.

� Disrupsi :

defek stuktur disebabkan pada jaringan yang

semula berkembang normal. Berbeda dengan

deformasi yang disebabkan oleh tekanan

mekanik, pada disrupsi disebabkan oleh

iskemia.

� Dysplasia :

kelainan stuktur akibat fungsi sel abnormal,

mengenai satu macam jaringan diseluruh tubuh.

Page 2: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

2

Berdasarkan gejala klinis :

Kelainan tunggal :

kelainan yang hanya mengenai satu region dari

satu organ, ex : celah bibir.

Asosiasi :

kombinasi kelainan kongenital yang sering

terjadi bersama-sama

Sekuensial : satu pola dari kelainan multiple

dimana kelainan utamanya diketahui. Ex :

potter sequence dimana kelainan utama aplasia

ginjal

Kompleks : adanya pengaruh berbahaya yang

mengenai bagian utama dari suatu region

perkembangan embrio dan disebabkan oleh

kelainan vascular.

Sindrom : kelainan kongenital dapat timbul

secara tunggal atau kombinasi tertentu

Berdasarkan berat dan ringan :

Mayor : kelainan yang memerlukan tindakan

media demi mempertahankan kelangsungan

hidup penderita

Minor : kelainan yang tidak memerlukan

tindakan medis

Berdasarkan etiologi :

GENETIC CAUSES

Chromosomal aberration (10-15%)

Mendelian inheritance (2-10%)

ENVIRONMENTAL CAUSES

Penyakit Ibu (6-8%)

a. Diabetes

b. Endocrinopathies

c. Toksemia kehamilan, hipertensi kronik dan

penyakit ginjal

Penyakit-penyakit imunologis Infeksi Maternal

atau Placental (2-3%)

a. Bakteri

b. Virus

c. Parasit

d. Jamur

e. Prion

Obat-obatan dan Zat Kimia

a. Thalidomid

b. Alkohol.

c. Warfarin

Radiasi

MULTIFACTORIAL

(multiple genes & environment) (20-25%)

TIDAK DIKETAHUI

(40-60%)

Contoh Etiologi :

1.Infeksi pada Kehamilan

- Toxoplasmosis

- Rubella

- CMV

- Sifilis

- Herpes

2. Faktor Kromosom dan Genetik

Kelainan Kromosom :

- Kelainan Jumlah:

1. Down Syndrome

2. Klinefelter Syndrome

3. Turner Syndrome

-Kelainan Struktural:

1. Syndrome Cri du Chat

2. Syndrome Angelmann

3. Syndrome Prader willi

Kelainan Genetik:

1. Fenilketonuria

2. Galaktosemia

Toxoplasmosis

A. Definisi

Toksoplasmosis adalah penyakit zoonisis, disebabkan

oleh parasit Toksoplasma gondii, yang dikenal sejak

tahun 1908. Infeksi akut yang didapat setelah lahir dapat

bersifat asimtomatik, namun lebih sering menghasilkan

kista jaringan yang menetap kronik. Baik toksoplasma

akut atau kronis menyebabkan gejala klinis termasuk

limfadenopati, ensefalitis, miokarditis, dan

pneuomonitis.

Toksoplasma congenital adalah infeksi pada bayi baru

lahiryang bearasal dari penularan lewat plasenta pada

ibu yang terinfeksi. Bayi tersebut biasanya asimtomatik,

namun manifestasi lanjutannya bervariasi baik gejala

maupun tanda-tandanya, seperti korioretinitis,

strabismus, epilepsy dan retardasi psikomotor.

B. Epidemiologi

Tersebar luas hampir seluruh dunia. Ditemukan di

amerika serikat 30% penderita pada pemeriksaan

serologis. Toxoplasma gondi bisa bertahan hingga 3

minggu pada suhu -40C, 3 hari pada -150C dan 2 hari

pada -120C

Survey

serologika

Tempat

Penyeleng

gara

Hasil (+) Persentasi

Page 3: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

3

Jabar

(kresek)

Clarke dkk

1973

≥ 1 : 32 51%

Jateng

(jogja)

Clarke

1973

≥ 1 : 32 20%

Jating

(surabaya)

Van der

veen

≥ 1 : 32 63%

jakarta Gandahusa

da

≥ 1 : 256 12,5 %

C. Faktor resiko

- Pekerjaan dapat menjadi resiko terkena penyakit

tersebut seperti dokter hewan, mahasiswa kedokteran

hewan, pekerjaan yang berhubungan dengan host T.

Gondii

- Memelihara hewan yang menjadi host (kucing,

burung, kambing dll)

- HIV/AIDs

Kebanyakan pasien penderita HIV/AIDs menderita pula

toxoplasmosis

- Ibu hamil penderita toxoplasmosis dapat menularkan

bakteri T. Gondii kepada janin yang dikandungnya

- Orang yang menjalani kemoterapi

- Orang yang menggunakan obat imunosuppresant.

Contohnya pada orang-orang yang melakukan

transplantasi organ. Penggunaan immunosuppressant

adalah untuk mencegah reaksi penolakan pada

transplantasi organ tersebut, karena tubuh akan

membentuk antibody terhadap sel-sel asing yang

diterimanya. Untuk mencegah penolakan transplantasi,

diberikan: Kortikisteroida, Azatriopin, Siklofosfanida,

atau Mycofenolat, Siklosporin-A dan Tacrolimus, atau

Limfositimunoglobulin (Limfoglobulin)

D. Etiologi

1. Acquired toxoplasmosis :

- Memakan makananan yang terkontaminasi ookista

matur

- Memakan daging yang terinfeksi tropozoit matur

2. Congenital toxoplasmosis

- Intra uterine secara transplasenta masuk ke tubuh

janin.

E. Klasifikasi

1. Acquired toxoplasmosis

makan makanan yang

terkontaminasi ookista matur

orang yang immunocompromise menyebabkan

retinitis/chorioretinitis, enchephalitis.

2. Congenital toxoplasma

Ditularkan melalui transpalsenta dari ibu ke

janin

-tandanya biasanya brain lesion,

hydrocephaly, blindness, impaired vision,

retardasi mendal

F. Sign & Symptoms

- Biasanya asimptomatis

a. Acquired toxoplasmosis

agian belakang)

b. Congenital toxoplasmosis

Dapat muncul langsung setelah lahir :

hidrocepalus, impaired vision

kelahiran : retardasi mental, penurunan fungsi

mata

G. Treatment & Management

Obat - obatan yang dipakai hanya dapat membasmi

bentuk takizoit toxoplasma gondii dan tidak dapat

membunuh bentuk kista sehingga obat – obatan ini

dapat memberantas infeksi akut tetapi tetapi tidak dapat

menghilangkan infeksi menahun yang dapat menjadi

aktif kembali.

(untuk mencegah efek samping)

Efek : menekan hemopoesis yang dapat menyebabkan

trombositopenia dan leukopenia

Dosis : 50 – 75 mg untuk dewasa selama 3 hari setelah

itu dikurangi menjadi 25 mg/hari, dapat diberikan 2

kali/hari atau 3 – 4 kali/ hari

Kontra indikasi : tidak untuk wanita hamil

Antibiotika makrolid, tidak menembus plasenta tetapi

ditemukan konsentrasi tinggi di placenta

Dosis : 100 mg/kgBB/hari selama 30 – 45 hari

Efek : obat profilaksis untuk mencegah transmisi

toxoplasma gondii ke janin dalam kandungannya

Indikasi : wanita hamil yang mendapat infeksi primer

Efektif untuk pengobatan toxoplasmosis

Efek : mengurangi peradangan pada mata

Kontraindikasi : tidak untuk pengobatab rutin pada bayi

dan wanita hamil

Page 4: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

4

Infeksi pada kehamilan dan kongenital

Spiramisin

Dosis ; 3 gr/hari selama 3 minggu

Indikasi : wanita hamil yang mengalami infeksi akut

sejak diagnosis ditegakkan hingga kelahiran

Bila janin sudah terinfeksi terapi diubah menjadi,

sulfadiazine 4 gr ditambah pirimentamin 25 gr serta

asam folat 15 mg/hari hingga persalinan.

Bayi baru lahir yang terinfeksi

Sulfadiazine 50 gr/kg 2 kali/hari ditambah pirimetamin

1 mg/kgBB/hari serta asam folat 5 mg/kgBB/hari

sedikitnya selama 6 bulan

H. Komplikasi

a. Opthalamic complication

is

b. Katarak

c. Optik atropi

I. Prognosis

- Kebanyakan orang dewasa yang mengidap

toxoplasmosis tidak begitu buruk bila imunya tetap

kuat.

- Pada janin dapat memburuk sesuai dengan berat

ringanya infeksi

AFP ( alfa fetoprotein)

AFP adalah glikoprotein yang di sintesis oleh Yolcsac

janin pada masa awal kehamilan dan juga oleh saluran

cerna dan hepar, Pada orang dewasa AFP ini dihasilkan

oleh hepar . Zat ini beredar pada darahlalu ke urin lalu

ke amnion. AFP sejauh ini fungsi nya belum di ketahui

namun dapat di gunakan untuk mendiagnosis penyakit

kelainan kromosom , defek tabung saraf , defek dinding

ventral dan anomali dengan mengunakan tes ELISA .

Pada pria dewasa atau wanita dan anak-anak apabila

frekuensi AFP meningkat dapat menunjukan adanya

beberapa jenis kanker

- Kanker testis- Kanker ovarium

- Kanker perut - Kanker hati

- Penyakit hodgkin - Limfoma

- Tumor otak - Kankerselginjal

Kadar normal AFP di dalam darah

Laki-laki dan wanita tidak hamil : 0-40 ng/ml

Wanita hamil minggu 15-18 : 10-150 ng/ml

J. Basic Science

Toxoplasma gondii adalah parasit intraselullar

yang menginfeksi burung dan mamalia.

Kingdom : Protista

Sub : kingdom protozoa

Klas : sporozoa

Genus : toxoplasma

Species : toxoplasma gondii

Stadium infektif : ookista matur

Stadium diagnostic : dengan pemeriksaan serologi yaitu

IgG dan IgM

Siklus hidup toxoplasma gondii :

1. aseksual>>>padakucing

2. seksual>>>mamalia (termasukkucing) danburung

Organisme baik sporozoit maupun bradizoit akan

menginvasi mukosa usus kucing

Membentuk skizon atau gametocyte

Fusi seksual gamet membentuk ookista, lalu keluar

ke lumen usus dan keluar bersama feses

Tertelan dan masuk kedalam tubuh manusia

Dalam duodenum ookista akan membuka dirinya

menjadi sporozoit lalu melewati dinding usus lalu

bersirkulasi dalam darah

Menginvasi sel terutama makrofag

Membentuk trofozoit, berkembangbiak, pecah dan

menyebarkan infeksi ke kelenjar getah bening

Menjadi Takizoit (berbentuk sel bulan sabit)yang

akan memulai stadium akut penyakit

Menembus sel syaraf (mata dan otak) membentuk

bradizoit

Membentuk kista laten (yang memulai stadium

kronis) disebut juga pseudo kista

Termakan kucing, masuk usus membentuk ookista

OTHERS

1. Down syndrome / kelainan anomaly : keadaan

karena adanya abnormalitas kromosom,

dimana hubungannya dengan ibu, karena

penurunan kualitas oosit akan berakibat terlalu

lama disimpan dalam folikel wanita.

2. Neural tube defect : kelainan neural tube dapat

terjadi karena beberapa factor tetapi biasanya

kombinasi dari multiple genes dan multiple

environmental factor.

3. RDS (respiratory distress syndrome )

Page 5: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

5

4. Kematian janin

Pada ibu :

1. Peningkatan keguguran : usia lanjut meningkatkan

resiko hypertensi dan DM 2 yang dapat menganggu

perkembangan janin

2. Kehamilan ektopik : bahwa orang yang semakin tua

akan beresiko terkena STI / non STI , dan memakai alat

kontrasepsi oral bisa memicu endometriosis

3. Preterm birth : biasanya adanaya komplikasi medis

usia sehingga meningkatkan resiko hypertensi

4. SC birth : kontraksi myometrium lemah karena usia

lanjut

5. Preeclampsia

6. Gestasional trophoblast tumor

7. Plasenta previa

8. Solusio plasenta

Penyakit yang disebabkan oleh ungags :

1. New castle disease (tatelo pada ayam)

2. Bovine papillomavirus (tumor pada ayam)

3. Flu burung ( virus H5N1)

4. Infectious bronchitis

5. Marek dissease

6. Infectious bursal disease

7. Coryza Infection

RUBELLA

Pada wanita hamil virus ini menjadi penyebab langsung

kematian pada janin, malformasi kongenital dan

retardasi mental. Virus ini terklasifikasidalam family

togavidae dengan genus rubivirus

Definisi

Merupakan suatu penyakit demam akut yang ditandai

oleh ruam dan limfadenopati yang mengenai anak dan

remaja.

Epidemiologi

Menyebar luas di seluruh dunia , infeksi ditularkan

melalui jalan nafas. 65% terjadi pada wanita > 20 tahun

dan 6 dari 25 wanita hamil rentan terinfeksi virus ini

.pemberian vaksin terbukti efektif membasmi rubella.

Etiologi

Rubella virus, salah satu famili Togaviridae dan

merupakan satu-satunya dari genus Rubivirus.

Patogenesis , Patofisiologi

Virus (droplet Udara) masuk melalui inhalasi lalu dia

dapat masuk ke sel lewat endositosis.Virus ini

berinkubasi selama 2 – 3 minggu. Pada mulanya virus

ini menyerang saluran pernafasan bagian atas , virus ini

akan bereplikasi, dan akan menyebar menuju kelenjar

getah bening untuk melakukan perkemabang biakan

yang nantinya kan menyebabkan limfadenopati setelah

menyerang limfa, virus akan berpindah menuju

vaskuler( 5 -7 hari setelah menyerang getah bening)

menyebabkan keadaan viremia dan beberapa hari

kemudian (sekitar 5 – 8 hari setelah viremia) akan

muncul Antibodi dan bersama munculnya gejala ruam.

Rubela yang terdapat didarah mampu melewati plasenta

bayi dan dapat menyebabkan kelainan pada bayi.

Gambaran klinik

Biasanya diawali dengan; malaise, demam

ringan dan timbul ruam yang dimulai dari wajah,

meluas ke badan dan ekstremitas jarang lebia dari 3 hari

dan limfadenopati

Imunitas

IgM rubela rubela akan muncul 2 minggu setelah

adanya Ruam dan jika dilakukan dengancara

Radiaimunoessay IgM dapat ditemukan sejak gejala

awal setelah adanya IgM rubela , IgM ini akan tetap ada

Seumur hidup

Diagnosis

Gambaran klinis mirip dengan penyakit-

penakit lain

Viremia mendahului gejala klinis sekitar 1

minggu

Orang nonimun yang mengalami viremia

rubela akan memperlihatkan titer puncak

Antibodi.

Antibodi IgM spesifik dapat dideteksi dengan

radioimmunoassay sejak awal gejala klinis,

meningkat pada hari ke7-10 dan menetap

selama 4 minggu setelah timbul ruam

Dapat dilakukan dengan 2 cara

- Isolasi dan identivikasi virus

Usap nasofaring -> dibiakan dikera/kelinci

- Serologi

Uji HI

Uji ELISA

Sindrom Rubela kongenital

- Hanya ½ wanita yang terinfeksi terdapat tanda

ruam pada kehamilan

- 80% pada wanita terinfeksi Rubella dan ruam

12 minggu -> infeksi kongenital

Page 6: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

6

- Bayi baru lahir Dengan Rubela kong -> dapat

menularkan malformasi janin

- Dapat menyebabkan keguguran

- Sindrom berupa

Lesi mata ; katarak, glaukoma,

mikroftakmia

Penyakit jantung ; defek septum,

stenosis A. Pulmonalis

Tuli sensolneural

Defek susunan saraf pusat ;

meningoensefalis

Hambatan pertumbuhan janin

Anemia dan trombositopenia

Hepatitis, hepatosplenomegali dan

ikterus

Perubahan tulang, kelainan kromosom.

dll

Cara transmisi

Melalui udara, kemudian terhirup masuk ke saluran

pernapasan, dan nanti akan masuk ke aliran darah.

Prevensi

Menjaga sanitasi terutama udara, dan menjaga diri

dengan menggunakan masker.

Pencegahan

Untuk mengeradikasi penakit secara tuntas,

dianjurkan melakukan pendekatan berikut:

1. Pendidikan petugas kesehatan dan masyarakat

umum tentang bahaya infeksi rubela

2. Vaksinasi terhadap wanita rentan sebagai

bagian dari pelayanan kesehatan rutin dan

ginekologis termasuk dipusat kesehatan

universitas

3. Vaksinasi terhadap wanita rentan yang

mengunjungi klinik keluarga berencana

4. Identifikasi dan vaksinasi terhadap wanita yang

belum diimunisasi segera setelah melahirkan

atau mengalami keguguran

5. Vaksinasi terhadap wanita tidak hamil yang

rentan berdasarkan identifikasi secara serologis

sebelum menikah

6. Vaksinasi terhadap semua petugas rumah sakit

yang rentandan mungkin terpajan pasien rubela

atau yang mungkin berkontak dengan wanita

hamil

Vaksinasi rubela harus dihindari beberapa saat sebelum

atau selam kehamilan karena vaksin mengandung virus

yang dilemahkan.

Prognosis

Bagus, karena virus rubela akan bertahan di dalam

darah hanya beberapa minggu, ini dikarenakan adanya

mekanisme immunologis.

Cytomegalovirus (CMV)

Merupakan suatu virus herpes DNA (Human Virus 5)

dan paling seirng menginfeksi perinatal dangan bukti

infeksi terdapa pada 05 -2% pada neonatus.

Klasifikasi

Anggota terbesar dari herpes virus

genom : DNA , BM: 150.000.000

berkembang baik invitro manusia hanya dalam jaringan

fibroblas manusia

Epidemiologi

Merupakan penyebab infeksi kongenital utama di

negara maju sekitar 0,3 – 2 % pada kelahiran hidup.

Dengan 10 -15% bayi lahir simptomatis yaitu

terseranganya susunan saraf pusat dan organ lainnya. 20

– 30% menyebabkan kematian perinatal dan 90%

menyebabkan cacat neurologik berat.

Manifestasi Klinis

Hepatosplenomegali , Retradasi mental , petechie ,

ikterus , gangguan psikomotor , klasifikasi serebral ,

mikrosefali

Patogenesis

Droplet (percikan ludah) atau air liur dan urin akan

masuk ke tubuh dan menyebabkan infeksi primer diama

virus ini aka menebus mukosal kulit yang terluka lalu

dapat menetap dalam jaringan hospes kulit dalam waktu

lama dan akan masuk ke dalam jaringan dan sel lain

(inveksi laten). Jika keadaan imun sedang turun virus

akan bermultipikasi dan masuk ke dalam darah dan

masuk ke janin melalui plasenta.

Inveksi CMW Kehamilan

Transmisi CMV dari ibu ke janin dengan umur

kehamilan < 16 minggu dapat menyebabkan kerusakan

yang serius pada janin. Infeksi CMV kongenital di bagi

menjadi dua tipe yang pertama eksogenus dimana

disebabkan infeksi primer virus baru datang berasal dari

luar ditandai dengan pemeriksaan Ig yang negatif.Yang

kedua adalah endogenus dimana disebabkan nonprimer

atau reaktivasi virus yang sudah ada dalam tubuh

ditandai dengan Ig M yang posituve.

Sitomegalovirus Bawaan

Page 7: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

7

adalah sekelompok gejala yang terjadi ketika bayi

terinfeksi dengan cytomegalovirus(CMV) sebelum

kelahiran. Penyebab Sitomegalovirus bawaan terjadi

ketika seorang ibu yang terinfeksi CMV melewati ke

janin melalui plasenta. Penyakit ibu mungkin tidak

memiliki gejala, jadi dia mungkin tidak menyadari

bahwa dia memiliki CMV.Gejala Kebanyakan anak-

anak yang terinfeksi kongenital tidak memiliki gejala.

Hanya sekitar1dari10 bayi terinfeksi CMV kongenital

memiliki gejala-gejala:Peradangan retina , penyakit

kuning , Limpadan hati besar,Berat badan lahir rendah,

Deposit mineral di otak,Ruam pada saat

lahir(petechiae),kejang ,Ukuran kepala

kecil(microcephaly).

Diagnosis

Dilakukan dengan cara :

Serologi : dimana ada perubahan serologi yang

tadinya negatif menjadi positif pada inveksi

primer (ditunjukan dengan adanya IgM dan Ig

Ganti CMV) dan low IgG avidity

Virologik: dengan imonofluresan

menggunakan antibodi yang mengikat antigen

Pp61 dari CMV di dalam sel leukosit dalam

darah ibu

Diagnosis Prenatal

Harus Dikerjakan pada ibu dengan kehamilan yang

menunjukan infeksi primer pada umur kehamilan

sampai 20 minggu. Dilakukan dengan cara PCR ,

amniosintetis pada kehamilan 21 -23 minggu dan USG

untuk melihat adanya oligohidramion , polihidramion,

hirononimun, asites janin , gangguan pertumbuhan

janin, mikrosefali, hidrosefalus, kalsifiaksi intra kranial

dan hepatic , hepatospleenomegali.

Terapi

Pemberian obat ganciclovis , foscarnet, cidofivir ,

valaciclovir dan dapat dipertimbangkan terminasi

kehamilan.

Herpes Simplex

Virus herpes simpleks merupakan virus DNA yang

tersebar sangat luas pada populasi manusia , mampu

bereplikasi pada banyak tipe sel dan menginfeksi

banyak hewan yang berbeda. Human herpesvirus dapat

disebabkan oleh herpesvirus simplex tipe 1 & 2, virus

varicela-zoster, cytomegalovirus (CMV), virus epstein-

barr (EBV), herpesvirus 6, 7, & 8.

Salah satu atau lebih dari keluarga herpeabiridae.

Epidemiologi

Insiden tertinggi infeksi HSV -1 terjadi pada

anak dengan usia 6 bulan sampai 3 tahun , pada

orang dewasa jarang terjadi karena telah

memiliki anti bodei tipe 1

Insiden HSV-2 diperkirakan terdapat sekitar

40-60 juta yang terimfeksi di amerika

Orang –orang jelas menengah maju

mendapatkan antibody lebih lambat dari pda

mereka dari populasi sosio ekonomi rendah

Klasifikasi

1. Tipe HSV -1

Tidak ada vektor dari hewan terhadap

penularan infeksinya

penyebaran melalui kontak ( saliva

yang terinfeksi ) contohnya seperti

pada saat berciuman

usia infeksi primer adalah anak kecil

2. Tipe HSV -2

Tidak ada vektor dari hewan terhadap

penularan infeksinya

penyebaran melalui kontak hubungan

seksual dan juga bisa pada saat proses

persalinan

usia infeksi primer orang dewasa .

Etiology

Saliva yang terinfeksi

Hubungan seksual dan inveksi genital ibu

Imunitas

Antibodi Hsv-1 mulai tampak pada awal kanak-kanak

dan pada waktu dewasa telah memilikinya. Antibodi

Hsv-2 timbul setelah dewasa seiring aktifitas

seksualnya

Patgen

Harpesvirus masuk melalui kontak langsung, contoh

lewat saliva, transfusi darah, mucosa, coitus, dll.

Kemudian akan masuk ke sirkulasi darah, salah satu

contoh herpesvirus adalah herpesvirus simplex. Setelah

HVS masuk, kemudian HVS 1 biasanya akan

menginfeksi orofaringeal, kulit, dan mata. Sedangkan

HVS 2 biasanya menginfeksi neonatus, dan organ

genital. Contoh manifestasi klinis HVS 1 yang

menginfeksi orofaringeal seperti demam, nyeri

tenggorokan, ulseratif, gingivotomatitis, dan malaise.

Page 8: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

8

Siklus hidup virus herpes simpleks

Diagnosis

A. Sitopatologi

Mewarnai goresan yang diperoleh dari dasar vesikel

dengan menggunakan pewarnaan giemsa , jika ada sel

raksasa dengan banyak inti nya itu menandakan bahwa

adanya infeksi dari HSV-1 dan HSV-2.

B. Isolasi dan identifikasi virus

Virus dapat diisolasikan dari lesi herpes dan juga dapat

ditemukan dalam apusan tenggorokan ,CSF , dan tinja

.kemudian setelah diisolasikan diidentifikasi dengan uji

Nt /pewarnaan imunofluoresensi dengan anti serum

spesifik .

C. Reaksi Rantai Polimerase (PCR )

D. Serology

Nilai diagnostik pada uji serologi dibatasioleh

banyaknya antogen yang dimiliki HSV-1 dan HSV-2 .

Efek pada ibu

Infeksi pada genital ditandai oleh lesi vesikuloulseratif

pada penis di pria atau cervix, vagina, vulva, dan

perineum pada waninta. Disertai demam,

malaise, disuria, dan limfadenopati ingunal.

Efek pada anak

Infeksi pada orofaringeal dapat disertai dengan

demam, nyeri tenggorokan, ulseratif, gingivotomatitis,

dan malaise

Cara transmisi

Harpesvirus masuk melalui kontak langsung, contoh

lewat saliva, transfuse darah, mucosa, coitus, dll.

Prevensi

Menghidari kontak langsung dengan orang yang

terkena herpesvirus dan apabila ada sign and symptom

seperti herpesvirus diusahakan diperiksakan sedini

mungkin.

Pengobatan dan pencegahan

Salah satu cara mengobati terhadap infeksi virus

yaitu dengan cara menghentikan terjadinya

replikasi DNA virus tersebut dengan cara

memberikan obat yang berperan dalam “viral

inhibitor polymerase “, yaitu :

Asiklovir

Valasikovir

Vidarabin

Pencegahan nya bisa berupa pemberian vaksin

,tetapi hanya bisa diberikan pada wanita yang

terinfeksi HSV-1 yang seronegative.dan tidak bisa

diberikan pada lelaki .

Prognosis

cukup bagus, jika ditangani sedini mungkin. Apabila

tidak, dapat menimbulkan manifestasi yang serius.

Efek pada ibu

RESIKO HAMIL DIATAS USIA 35 TAHUN

Ada beberapa masalah yang sering ditemukan pada

wanita hamil diatas 35 diantaranya:

Diabetes gestatisional,

Hipertensi,

kesalahan letak implantasi yang dapat

menyebabkan placeta previa,

Page 9: Ds_torch Zf 2014

Zutul Fuuzol 2014

9

kesulitan melahirkan.

resiko keguguran lebih besar,

lebih banyak melahiran dengan cara Caesar

karena melahirkan yang tidak memungkinkan

untuk melahirkan normal karena seiring

bertambahnya usia stamina ibu juga kurang

optimal dalam melahirkan.

beresiko lebih besar janin atau bayi dengan

lahir cacat. Hal ini disebabkan karena sel ovum

yang berada pada wanita hanya diproduksi

ketika dalam kandungan, sehingga usia ovum

yang semakin tua menjadi penyebab utama

pada bayi lahir cacat, juga paparan radiasi dapat

berpengaru juga.

Dalam beberapa kasus, terlihat bahwa umur

wanita terbukti berpengaruh besar besar

terhadap bayi dengan lahir cacat yaitu 1:1000.

Alhamdulillah…

Semoga sukses!

“TUHANMU LEBIH TAHU BATAS RASA

SAKIT YANG BISA KAU TAMPUNG.

JANGAN SAMPAI ENGKAU MENYERAH

DISAAT SELANGKAHLAGI TUHANMU

MENGGANTI KESAKITAN DENGAN SEJUTA

KEINDAHAN”