drs.h. sudirman malaya, sh, mh (hukum formil dan materil)

46
MAKALAH SEKITAR HUKUM FORMIL DAN MATERIL OLEH:

Upload: aan-palisury

Post on 24-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

MAKALAH

SEKITAR HUKUM FORMIL DAN

MATERIL

OLEH:

Page 2: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

DRS. H. SUDIRMAN MALAYA, SH,MH

PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM

Jl. Majapahit No.58 Mataram

S E K I T AR

HUKUM FORMIL DAN HUKUM MATERIL

PERADILAN AGAMA

PENDAHULUAN

Proses peradilan yang dijalankan sewajarnya , sederhana ,cepat

dan

biaya terjangkau dan dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat tidak

terlepas dari kuatnya institusi peradilan baik perangkat keras maupun

perangkat lunaknya.

Pengadilan Agama setelah bergabung dibawah Mahakamah

Agung

dalam sistem satu atap ( one roof system ) telah mamasuki era baru

baik dalam

sikap mental dan etos kerja yang lebih banyak menemukan tantangan

Page 3: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

dibanding sebelum dalam satu atap.

Peralihan ini tidak mudah, disatu sisi kita tetap dalam ruang

lingkup

missi utama, menegakkan hukum syariah dalam lapangan hukum

keluarga,

baik dalam lapangan hukum perkawinan, waris, wasiat dan hibbah

maupun

dalam lapangan sengketa ekonomi syariah, disisi lain kita dituntut

bekerja

dalam satu system peradilan yang dijalankan diatas hukum ( Court of

law ).

Tegasnya hukum materil yang akan ditegakan haruslah dijalankan

dalam satu

sistim hukum yang khusus diadakan untuk itu, yang umum kita kenal

dengan hukum acara.

Suatu perkara, kebenaran dan keadilannya penyelesaiannya

dimuka

pengadilan tidak semata dilihat dari hasil akhirnya, akan tetapi dinilai

sejak

awal proses beracara dimulai. Apakah sejak awal pengadilan telah

memberikan layanan sesuai dengan ketentuan hukum acara atau tidak.

Page 4: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Keraena apabila proses beracaranya benar dan baik barulah akan

menghasilkan

suatu putusan yang baik, dan apabila proses beracaranya tidak

dilakukan

dengan benar dan baik dapat dipastikan putusan yang dijatuhkan tidak

memenuhi rasa keadilan dan kebenaran.

Begitu penting dan strategisnya kedudukan hukum acara dalam

institusi peradilan, maka setiap orang atau personil pengadilan agama

wajib

untuk mengetahui dan mamahami hukum acara terlebih lagi

Pengadilan Agama

sebagai peradilan khusus memiliki kekhusususan beracara

dibandingkan

peradilan umum dan peradilan lainnya.

Disampiung hukum acara, Pengadilan Agama telah memiliki

hukum

materil baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang tersebar

diberbagai peraturan perundang undangan maupun yang telah

dikompilasikan

dalam kitab Kompilasi Hukum Islam dan Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah.

Page 5: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Hubungan antara hukum acara ( formil) dan hukum materil

demikian eratnya, hukum formil merupakan kendaraan yang

melayarkan tegaknya hukum materil. Hanya saja dengan

perkembangan masyarakat yang begitu cepatnya dan era

teknologi informasi yang telah membudaya, menurut hemat

penulis, pejabat pengadilan jangan sampai terjebak dalam

kekakuan pengertian hukum formil yang kita anut selama ini

sehingga mengabaikan substasi persoalan , yaitu tegaknya hukum

materil dalam kehidupan sosial sehari hari.

Disamping itu, pemahaman yang kita anut selama ini dalam

lapangan hukum perdata yang dicari adalah kebenaran formilnya

dengan serta merta dianggap sebagai suatu kebenaran yang

diinginkan, perlu disikapi dengan hati hati dengan mengupayakan

kebenaran materil dari kasus yang diajukan kemuka pengadilan

agama, karena substansi kasus yang diajukan kemuka pengadilan

agama pada azasnya bertumpu pada sengketa perkawinan,dan

perkawinan itu walaupun merupakan perikatan perdata tapi bukan

perdata biasa, dan setiap pelanggaran dari pelaksanaan hukum

perkawinan adalah perbuatan pidana .(pasl 45 PP 9/1975)

Dengan memperhatikan hubungan kedua hukum tersebut, dalam

kesempatan ini kita akan membahas bersama, beberapa hal yanhg

menonjol

Page 6: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

dalam lapangan hukum acara (formil) dan hukum perdata agama (

Materil).

A. HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA/HUKUM

FORMIL

1. Pengertian hukum formil atau hukum acara

pada umumnya diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang brita

cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,

memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk

mempertahankan hukum materil.

Dengan kalimat sederhana sering diartikan sebagai hukum yang

mengatur

tentang tata cara mengajukan gugatan/.tuntutan dan tata cara

mempertahankannya dimuka pengadilan. Atau dengan bahasa lebih

sederhana

lagi yaitu hukum yang mengatur tentang tata cara menegakkan hukum

materil

dimuka pengadilan.

Dasar dan sumber hukum acara Pradilan Agama,ialah

Undang

Page 7: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

undang no.7tahun 1989 sebagaimana telah diamandemen dengan

undang-

undang no.3 tahun 2006 tentang peradilan agama Bab IV Tentang

hukum acara,

pada bagian pertama pasal 54, ditegaskan bahwaq hukum acara yang

berlaku

pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum

Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan

Umum , kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang undang

ini. ( misalnya tatacara mengajukan gugatan cirai di tempat kediaman

penggugat, permohonan talak ditempat

kediaman termohon)

Hukum Acara yang berlaku pada lingkungan peradilan umum,

meliputi Reglemen Daerah Seberang (RBG) Stb. No.227 tahun 1927

untuk daerah diluar

Jawa dan Madura. Reglemen Indonesia yang dibaharui (RIB/HIR )

Stb.No.1941, Untuk wilayah jawa dan Madura.. Samai sekarang

perbedaan kedua aturan ini

masih dipertahankan dan belum barhasil disatukan. Selain itu ada

Undang-

undang no. 20 Th.1947 Tentang tata cara Peradilan Ulangan .

Page 8: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Beberapa azas hukum acara Peradilan Agama, antara

lain :

1. Pemeriksaan perkara dimulai setelah diajukan

gugatan/permohonan.

2. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa

dan memutus perkara yang diajukan dengan dalih

hukum tidak ada atau kurang jelas.

3. Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

ESA.

4. Putusan dan Penetapan dimulai dengan kalimat

“BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM”

5. Pengadilan mengadili menurut hukum dan dengan

tidak membeda-bedakan orang.

6. Pengadilan dilaksanakan dengan sederhana, cepat

dan biaya ringan .

7. Sidang pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum

kecuali apabila Undang-undang menentukan lain

atau jika Hakim dengan alasan-alasan penting yang

dicatat dalam berita acara sidang, memerintahkan

bahwa pemerikasaan secara keseluruhan atau

sebagian dilakukan dengan sidang tertutup.

8. Rapat permusyawaratan Hakim bersifat rahasia.

Page 9: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

9. Penetapan dan Putusan Pengadilan hanya sah dan

mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum.

Selain dari beberapa azas tersebut masih ada ketentuan lain

yang mengikat para hakim dan panitera, anatara lain Tiap tiap

Penetapan dan Putusan Pengadilan Agama ditandatangani oleh

Ketua dan Hakim hakim yang memutus serta Panitera yang ikut

bersidang pada waktu penetapan dan Putusan itu diucapkan.

Berita Acara tentang pemeriksaan ditandatangani oleh Ketua

dan Panitera yang bersidang.

Setiap Penetapan dan Putusan Pengadilan Agama dapat

dimintakan banding oleh pihak yang berperkara , kecuali apabila

Undang undang menentukan lain.

Semua penetapan dan putusan Pengadilan, selain harus

memuat alasan alasan dan dasar dasarnya juga harus memuat

pasal pasal tertentu dari peratuan peraturan yang bersangkutan

atau sumber hukum tidak tertulis yang dijadikan dasar untuk

mengadili.

Page 10: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

2. KOMPETENSI ABSOLUT dan RELATIF

Kompetensi Absolut Pengadilan Agama yaitu :

Kompetensi atau wewenang Pengadilan Agama dalam

memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-

perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama islam dalam bidang perkawinan, waris,

wasiat, hibah, waqaf, zakat, infaq, shadaqah dan

ekonomi syariah. Tegasnya kewenangan yang diperoleh

berdasarkan lingkungan (atribusi).

Sengketa dalam lapangan ekonomi syariah dari

penjelasan pasal 49 UU Peradilan Agama dijelaskan

bahwa penyelesaian sengketa tidak hanya dibatasi

dibidang perbankan syariah, melainkan juga dibidang

ekonomi syariah lainnya.

Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang

beragama Islam adalah termasuk orang atau badan

hukum yang dengan sendirinya menundukan diri

dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal

Page 11: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

yang menjadi kewenangan Peradilan Agama sesuai

dengan ketentua pasal ini.

Yang dimaksud dengan PERKAWINAN ialah

hal-hal yang diatur atau berdasarkan Undang-undang

Perkawinan yang dilakukan menurut Syariah, antara

lain, izin beristeri lebih dari seorang dan lainnya.

Yang dimaksud dengan W A R I S ialah penentuan

siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai

harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing

ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta

peninggalan tersebut, seperti penetapan pengadilan atas

permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang

menjadi ahli waris, penentuan bagian masing masing

ahli waris.

Yang dimaksud dengan W A S I A T ialah

perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau

Page 12: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

manfaat kepada orang lain atau lembaga / badan hukum

, yang berlaku setelah yang memberi itu nebingal dunia.

Yang dimaksud dengan H I B A H adalah

pemberian suatu benda se cara sukarela dan tanpa

imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang

lain atau badan hukum untuk dimiliki.

Yang dimaksud dengan W A K A F adalah

perbuatan seseorang atau sekelompok orang ( Wakif )

untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian

harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya

atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kiepentingannya guna keperluan ibadah dan atau

kesejahteraan umum menurut syariah.

Yang dimaksud dengan Z A K A T adalah harta

yang wajib disisihkan seoarang muslim atau badan

hukum yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai

Page 13: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

dengan ketentua syariah untuk diberikan kepada yang

berhak untuk menerimanya.

Yasng dimaksud dengan I N F A Q adalah

perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang

lain guna menutupi kebutuhan baik berupa makanan

,minuman,mendermakan ,memberikan rezeki ( karunia) atau

manfkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas ,

dan karena Allah Subhanahuwataala .

Yang dimaksud dengan SHADAQAH adalah perbuatan

seseoarang memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga

/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh

waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridha Allah

Subhanahu Wataala dan pahala semata.

Yang dimaksud dengan EKONOMI SYARIAH adalah

perbuatan atau kegiatan usaha untuk dilaksanakan menurut

prinsip prinsip syariah,antara lain meliputi bank syariah,lembaga

keuabgan mikro syariah,asuransi syariah, reksa dana syariah,

obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah,

sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana

pensiun lembaga keuangan syariah dan bisnis syariah.

Page 14: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Inilah yang menjadi kewenangan absolut Pengadilan

Agama, dengan pengertian tidak lepas dari azas yang telah

diuraikan terdahulu dalam hal lain berupa sengketa yang

bertakaitan erat dengan syariah.

Mangenai KOMPETENSI RELATIF , adalah

kewenangan pengadilan agama berdasarkan distribusi wilayah

bkewenangan mengadili sesama pengadilan, misalnya

Kompetensi Pengadilan Agama Dsenpasar, Kompetensi

Pengadilan Agama Badung dan lainnya’

Eksepsi atas kewenangan mengadili dalam kompetensi

relatif hanya dapat diajukan pada saat jawaban disampaikan,

sedang eksepsi stas kompetensi absolut dapat diajukan setiap

tahapan pemerikasasn perkara.

3.TENTANG KUASA HUKUM

Dasar hukumnya : pasal 123 (1) HIR /pasal 147

RBG, pasal 7 (1) UU 20/1947, dan UU pasal 44 (a) .

Page 15: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Setiap pemberian kuasa hukum harus dilakukan

dengan surat kuasa. Adapun surat kuasa dibagi pada

tiaga bagian, Surat Kuasa Umum, Surat Kuasa

Khusus dan Surat Kuasa Substitusi.

SURAT KUASA UMUM

Berdasarkan hukum acara perdata dan

yurisprudensi tetap, surat kuasa umum tidak dapat

dipergunakan dalam beracara di depan sidang

pengadilan.

Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung;

Surat kuasa yang berbunyi : Memberi kuasa

kepada Abdul Salam guna mengurus kepentingan

pemberi kuasa untuk mengajukan gugatan, bukti-bukti

serta saksi-saksi pada Pengadilan Negeri Gresik, adalah

bukan merupakan surat kuasa khusus, melainkan surat

kuasa umum, sehingga gugatan harus dinyatakan tidak

dapat diterima. (Putusan MA. 16 September 1973

Nomor : 116K/1q973)

Page 16: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

SURAT KUASA KHUSUS

Setiap orang yang berperkara apabila

dikehendaki dapat mewakilkan kepada seorang wakil

sebagai kuasanya guna tampil dan beracara dimuka

pengadilan mewakili pihak-pihak berperkara

berdasarkan surat kuasa yang bersifat khusus, yang

memberikan kewenangan terbatas tentang suatu

masalah.

Sifat kekhususannya terletak pada:

- Nama, kualitas dan kedudukan pihak

berperkara;

- Tentang masalah tertentu;

- Nomor perkara atau lawan perkara;

- Forum yang pasti

SURAT KUASA SUBSTITUSI

Seorang kuasa hukum dapat melimpahkan kuasa

yang diterimanya dan menyerahkan kepada kuasa

pengganti, sebagaimana tersebut dalam surat kuasa

tersebut baik untuk keseluruhan ataupun untuk

Page 17: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

sebagian. Untuk keperluan itu harus dibuat surat kuasa

khusus dengan menyebutkan :

- Nama, kualitas dan kedudukan dalam perkara;

- dasar pelimpahan wewenang;

- nama penerima kuasa pelimpahan;

- nama dan identitas lawan;

- masalah yang dikuasakan;

- nomor perkara;

- form yang pasti.

4. SURAT GUGATAN

Dasar Hukum : Pasal 118 HIR/pasal 142 RBG.

Surat gugatan adalah suatu surat yang diajukan

oleh penggugat kepada ketua pengadilan yang

berkompetensi, yang memuat tuntutan hak dan

sekaligus merupakan dasar landasan pemeriksaaan

perkara dan pembuktian kebenaran suatu hak.

Sehubungan dengan itu penyusunan suatu surat

gugatan haruslah memenuhi syarat-syarat gugatan

antara lain :

Page 18: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Merupakan tuntutan hak;

- Adanya kepentingan hukum;

- Merupakan suatu sengketa;

- Dimuat dengan cermat dan terang

Pada garis besarnya setiap surat gugatan

mengandung tiga unsur;

- Identitas dan kedudukan pihak-pihak

berperkara;

- Posita, yaitu dalil-dalil kongkrit tentang adanya

hubungan hukum yang merupakan dasar serta

alasan-alasan dari pada tuntutan (Fundamentum

petendi);

- Petitum, atau disebut juga tuntutan, yaitu apa

yang oleh penggugat diminta atau diharapkan

agar diputuskan oleh hakim. Untuk itu petitum

harus dibuat dengan jelas dan tegas,

berdasarkan hukum dan didukung oleh

posita.

Page 19: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

BEBERAPA MASALAH SURAT GUGATAN .

- Dalam penyebutan para pihak, harus disebutkan pihak

prinsipal dari pada pihak formal;

- Dalam identitas para pihak yang perlu dicantumkan

disamping nama umur dan alamat, juga dicantumkan

agama dan pekerjaan;

- Pemakaian meterai dalam surat gugatan tidak perlu.

- Obscuur libel,eror in persona, dll

Disamping surat gugatan kita kenal juga surat

PERMOHONAN, yaitu surat yang didalamnay berisi suatu

tuntutan hak perdata oleh suatu pihak yang berkepentingan

terhadap suatu hal yang tidak mengandung sengketa , sehingga

badan badan peradilan dalam mengadili suatu perkara

permohonan ( Voluntair) bisa dianggap sebagai suatu proses

peradilan yang bukan sebenarnya.

Hal ini tercermin dari hanya satu pihak saja dalam perkara

permohonan tersebut ( oneigenlijke rechtspraak).

Ciri ciri permohonan:

- Acara permohonan bersifat voluntsir;

- Terdapat satu pihak yang berkepentingan;

- Tidak mengandung sengketa;

- Dikehendaki oleh peraturan perundang undangan;

Page 20: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Putusan hakim berupa penetapan;

- Upaya hukumnya adalah kasasi;

5.PANGGI LAN PARA PIHAK

Dasar hukum pemanggilan : pasal 122,390 HIR/ pasal 146,718

RBg dan pasal 138-140 KHI .

Setiap kali diadakan sidang Pengadilan Agama yang memeriksa

gugatan, baik penggugat maupun tergugat ,atau kuasanya akan

dipanggil untuk menghadiri sidang tersebutt;

-Panggilan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh ketua

pengadilan ( panitera, jurusita,jurusita pengganti );

- Panggilan disampaikan pada pribadi yang bersangkutan;

- Apabila yang bersangkutan tidak dapat dijumpai,panggilan

disampaikan melalui lurah atau yang sederajat;

- Panggilan tersebut dilakukan dan disampaikan secara patut

dan sudah diterimaoleh pihak pihak atau kuasa mereka

selambat lambatnya 3(tiga) hari sebelum sidang dibuka;

- Panggilan kepada tergugat dilampiri dengan salinan surat

gugatan.

Panitera atau jurusita, atau jurusita pengganti dalam

melakukan panggilan membuat Relaas . Relas dari bentuknya

Page 21: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

dikategorikan sebagai akta otentik( pasal 165 HIR/258 Rbg, dan

juga pasal 1868 Bwyang menyatakan:

Akta otentik adalah suatu akta yabg didalam bentuk

yangditentukan oleh undang undang , dibuat oleh dan dihadapan

pegawai umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta itu

dibuatnya. Sehingga karenanya apa yang tercantum di dalam

relaas tersebut harus dianggap benar kecuali dapat dibuktikan

sebaliknya.

Dalam hal tempat kediaman orang yang dipanggil tidak

diketahui atau tidak mempunyai kediaman yang tetap, ataupun

orang yang dipanggil tidak dikenal , maka dilakukan pemanggilan

umum oleh dan melalui Bupati/Walikota dalam wilayah tempat

kediaman penggugat atau pemohon, kecuali ditentukan lain .

Dalam perkara perceraian, pemanggilan diatur secara

khusus dalam pasal 27 PP n0.9 /1975 DAN PASAL 139 KHI

ntinya sebagai berikut :

1. menempel surat gugatan pada papan pengumuman di

Pengadilan Yang bersangkutan.;

2. kemudian mengumumkan penempelan surat gugatan

tersebut melalui satu atau beberapa mas media.;

Page 22: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

3. Pengumuman tersebut harus dilakukan sebanyak dua

kali dengan tenggang waktu satu (1) bulan antara

pengumuman yang pertama dan yang kedua;

4. Tenggang waktu antara panggilan yang terakhir

dengan penetapan hari sidang sekurang kurangnya

tiga bulan;

5. Bila tergugat tidak memenuhi panggilan gugatan

dapat dikabulkan , kecuali apabila gugatan tampa

hak atau tampa dasar hukum.

Panggilan disampaikan melalui perwakilan RI etempwt

apabila orang yang dipanggil bertempat kediaman di luar negeri. (

pasal 28 PP.9 tahun 1975, pasal 140 KHI ).

Panggilan disampaikan kepada ahli warisw apabila orang

yang dipanggil meninggal dunia ( pasal 390 ayat 2 HIR/718 ayat

2 aaaaarbg )

Dalam relas panggilan , jurusia menjelaskan bahwa

panggilan ini tidak dapat dilakukan kepada yang dipanggil oleh

karena telah meningal dunia, sehingga panggilan dilakukan

kepada salah seorang ahli warisnya.

6.UPAYA PERDAMAIAN

Page 23: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Dasar hukum :

= Pasal 130 HIR/ pasal 154 Rbg ;

- pasal 14 (2) UU ttg Kekuasaan Kehakiman;

- pasal 56 (2),65,82,83 UU No 7 1989 diperbarui dg UU

no.3/2006.;

- Perma No. 1 tahun 2008 Tentang Mediasi.

Upaya peredamaian merupakan azas persiangan, dimana

pada hari sidang pertama, hakim wajib mendamaikan n kedua

belah pihak, dan upaya perdamain itu dapat dilakukan pada setiap

tahap pemeriksaan.

Setelah lahirnya Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun

2008, upaya perdamaian itu lebih diintesifkan dan diharapkan

banyak mendatangkan hasil dalam me3ngakhiriu sengketa

dengan melalui proses mediasi

PROSES MEDIASI

Kewajiban Hakim Pemeriksa Perkara dan Kuasa Hukum.(

pasal 7 Perma)

Page 24: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

1. Pada Hari sidang yang telah ditentukan yang dihadiri

kedua belah pihak , hakim mewajibkan para pihak untuk

menempuh mediasi.

2. Ketidak hadiran pihak turut tergugat tidak

menghalangipelkaksanaan mediasi.

3. Hakim , melalui kuasa hukumatau langsung kepaa para

pihak, maendorong para pihak untuk berperan langsung

atau aktif dalam prosesmediasi.

4. Kuasa hukum para pihak berkewajiban mendorong para

pihak sendiri berperan langsung atau aktif dalam proses

mediasi.

5. Hakim wajib menunda paroses persidangan perkara untuk

memberikan kesempatan kepada para pihak menempuh

paroses mediasi.

6. Hakim wajib menjelaskan prosedur mediasi dalam perma

ini kepada para pihak yang bersengketa.

Pasal 8 PMA No.1/2008, Hak para pihak memilih

mediator;

1. Para pihak berhak memilih mediator diantara pilihan

pilihan berikut;

a. Haskim bukan pemeriksa perkara pada pengadilan

tersebut;

Page 25: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

b. Advokat atau akademisi hukum;

c. Profesi Bukan hukum yang dianggap para pihak

menguaasai atau berpengalaman dalam pokok

sengketa;

d. Hakim majelis pemeriksa perkara;

e. Gabungan antara mediator yang disebut dalam butir

a dan d, atau gabungan butir b dan d, atau gabungan

butir c dan d.

2. Jika dalam sebuah proses mediasi terdapat lebih dari

seorang mediator , pembagian tugas mediator ditentukan

dan disepakati oleh para mediator sendiri.

Pasal 13 PMA No.1/2008, ttg lama waktuproses

mediasi;

1. Dalam waktu paling lama 5(lima) hari kerja setelah

para pihak menunjuk mediator yang

disepakati , masing masing pihak menyerahkan

resume perkara kepada satu sama lain dan kepada

mediator;

2. Dalam waktu paling lama 5 hari kerja setelah para

pihak gagal memilih mediator , masing masing

pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada

hakim mediator yang ditunjuk;

Page 26: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

3. Proses mediasi berlangsung paling lama 40 hari

kerja sejak mediator dipilih oleh para pihak atau

ditunjuk oleh ketua majelis hakim sebagaimana

dimaksud dalam pasal 11 ayat 5 dan 6;

4. Atas dasar kesepakatan para pihak , jangka waktu

mediasi dapat diperpanjang paling lama 14(empat

belas ) hari kerja sejak berakhir masa 40 hari

sebagaimana dimaksud dalam ayat3.;

5. Jangka waktu proses mediasi tidak termasuk jangka

waktu pemeriksaan perkara;

6. Jika diperlukan dan atas dasar kesepakatan para

pihak, mediasi dapat dilakukan secara jarak jauh

dengan menggunakan alat komunikasi.

PRINSIP PRINSIP MEDIASI DALAM LITIGASI

- Mediasi ini merupakan teknik mendamaikan ( dading)

yang diintegrasikan kedalam proses litigasi;

- Upaya damai lewat mediasi bersifat imperatif;

- Proses mediasi bersifat tehnis;

- Proses mediasi bersifat sukarela atas dasar itikad baik

para pihak;

Page 27: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Hasil mediasi belum bersifat yuridis, kecuali jika

telahmenjadi keputusan haki.

Dalam perkara apa saja mediasi harus dilakukan ?

- Dalam semua perkara perdata wajib dilakukan mediasi;

- Pelanggaran terhadap kewajiban mediasi berakibat

batalnya putusan demi hukum’

- Mediasi merupakan cara terbaik penyelesaian sengketa

sntsrs pihsk pihsk secara tuntas dan final.

JENIS PERSIDANGAN

- Persidangan terbuka untuk umum

- Persidangan tertutup untuk umum

- Persidangan diluar gedung utama ( sidang keliling )

- Persidangan untuk npemeriksaan setempat.

Tahapan Persidangan;

- Upaya perdamaian dengan mediasi;

- Apabila tercpai perdeamaian , melakukan litigasi atas

perdamaian tersebut;

- Apabila perdamaian tidak tercapai dilakukan proses

pemerikasaan dengan pertama kali membacakan surat

gugatan;

- Tahap selanjutnya jawaban atas gugatan oleh tergugat;

Page 28: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Penyampaian replik oleh penggugat;

- Penyampaian duplik oleh tergugat;

- Pembuktian dan kesimpulan akhir;

- Permusyawaratan hakim;

- Putusan.

PUTUSAN SELA

Yaitu putusasn yang diambil sebelum menjatuhkan putusan

akhir, seringdisebut juga putusan insidentil, guna menjawab

persoalan persoalan guna kelancaran jalannya persidangan.

Misalnya menjawab eksepsi, kewajiban membayar perkara bagi

yang mengajukan perkara prodeo.

Putusasn ini tidak berasing asing dengan putusan akhir,dan

terhadap putusan sela ini upaya hukumnnya berbarengan dengan

putusa akhir.

TENTANG PEMBUKTIAN

Barangsiapa yang mengatakan ia mempunyai hak, atau ia

menyebutkan suatu perbuataan untuk menguatkan haknya itu,

atau untuk membantah hak orang alain , maka orang itu harus

membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu .( HIR

163).

Page 29: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Yang dapat dijadikan alat bukti ialah;

- bukti surat,

- bukti saksi;

- persangkaan - persangkaan , pengakuan;

- sumpah;

-Alat bukti surat harus dicocokan dengan aslinya oleh ketua

majelis dan harus diberi paraf ketua majelis di dalam foto

copy tersebut serta dicatat dalam berita acara.

-Alat bukti surat yang tidak dapat menunjukan aslinya ,tidak

dapat dijadikan sebagai alat bukti.

-Surat surat yang diajukan sebagai alat bukti harus

dilegalisir oleh panitera

- Surat untuk alat bukti harus dinazegelen.

- Saksi keluarga hanya ada dalam perkara syiqaq’

-Apabila sudah disupah decissor perkara harus diputus.

TENTANG PUTUSAN

- Putusasn harus mempunyai titel atau irah - irah “ DEMI

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA’

- Putusan tidan boleh melebihi dari yang diminta.

Page 30: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Hakim wajib mengadili atas segala bgian gugatan (

petitum )

- Putusan harus jelas dan tegas.

- Putusan memuat penghukuman pembayaran biaya

perkara

- Putusan wajib mencantumkan pasal pasal yang

berhubungan denganperkara itu.

- Putusan ditanda tangani oleh majlis hakim dan panitera

yang bersidang saat putusan dibacakan.

- Putusan harus diucapkan dalam sidang trbuka untuk

umum.

TENTANG UPAYA HUKUM

- Apabila kedua belah pihak melakukan upaya hukum ,

nomor perkara tetap satu;

- Upaya hukum dapat dilakukan dengan verzet atas

putusan verstek’

- Banding dan kasasi serta peninjauan kembali.

- Pengaturan tentang upaya hukum ini diatur dalam

Undang Undang no.20 Tahun 1947 b Tentang peradilan

ulangan.

Page 31: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

TENTANG EKSEKUSI

-Setiap putusan yang yang amarnya bersifat condemnator

dapat diajukan permohonan eksekusi apibila tidak

dilaksanakan secara sukarela.

- Permohonan eksekusi diajukan kepada ketua pengadilan’,

- Eksekusi dipimpin ketua Pengadilan.

- Eksekusi dilaksanakan oleh Panitera atau Juru Sita.

- atas pelaksanaan eksekusi dibuatkan berita aqcara.

B. TENTANG HUKUM MATERI PENGADILAN

AGAMA

1. DASAR DASAR PERKAWINAN

- Perkawinan menurut hukum islam ialah pernikahan ,

yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghaliidzan

untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakan nya

merupakan ibadah.

- Perkawinan bertujusn mewujudkan kehidupan rumah

tangga yang sakinah ,mawadah dan warahmah;

- Perkawinan adalah syah apabila dilakukan menurut

hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat 1 Undang

Undang no.1 tahun l974;tentang perkawinan;

Page 32: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Setiap perkawinan harus dilakukan dihadapan

pegawainpencatat nikah;

- Perkawinan yang dilakukan diluar pengawasan Pegawai

Pencatat nikah tidak mempunyai kekuatan hukum.

- Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akata nikah;

- Dalam hal perkawinan tidak ndapat dibuktikan dengan

akta nikah dapat mengajukan isbath nikah;

- Dll.

RUKUN DAN SYARAT PERKAWINAN

Untuk dapat melaksanakan perkawinan harus dipenuhi;

a. Calon suami,

b. Calon isteri,

c. Wali Nikah.

d. Dua orang saksi.

e. Ijab danqabul.

Apabila wali nikah adhal untuk menikahkan mempelai

wanita, dapat ditetapkan adhal nya wali tersebut oleh pengadilan

dengan mengajukan permohonan’.

Putusan atas adhalnya wali bersifat final;

Pemerikssaan dilakukan secara singkat;

Tidak ada upaya banding .

Page 33: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Untuk kemaslahatan keluarga dan raumah tangga

perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang

telah mencapai umur yang ditetapkan;

- Bagi calon mempelai yang belum berusia 21 tahun harus

mendapat izin orang tua.

- Perkawinan dilakukan atas persetujuan kedua belah

pihak.

2.LARANGAN PENCEGAHAN DAN PEMBATALAN

NIKAH.

Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria

dengan seorang wanita disebabkan;

- karena pertalian nasab,

- karena pertalian semenda.

- Karena pertalian sesusuan

- Karena keadaan tertentu ;

Karena wanita yang bersangkutan masih

terikan satu perkawinan dengan pria lain.

Seorang wanita yang masih berada dalam masa

iddah.

Seorang wanita yang tidak beragama islam.

Page 34: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Seorang pria dilarang memadu isterinya dengan wanita

yang mempunyai hubungan nasab atau sesusuan dengan

isterinya.

- Seorang pria dilarang beristeri lebih dari empat.

- Seorang wanita islam dilarang melangsungkan

perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama

islam.

PENCEGAHAN PERKAWINAN;

- Pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari

suatu perkawinan yang dilarang.

- Pencegahan perkawinan dapat dilakukan apabila calon

suami atau calon isteri yang akan melangsungkan

perkawinan tidak memenuhi syarat syarat untuk

melangsungkan perkawinan.

- Yang dapat mencegah perkawinan ialah keluarga dalam

garis keturunan lurus ke kebawah, saudara wali nikah,

salah seorang calon mempelai.

- Ayah kandung yang tidak merawat anaknya, tidak gugur

haknya dalam pencegahan nikah

- Pejabat yang ditunjuk mengawasi pelaksanaan

perkawinan.

Page 35: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Pencegahan perkawinan diajukan kepada Pengadilan

diman perkawinan akan dilangsungkan.

- Pengadilan Agama akan memeriksa perkara pencegahan

nikah dengan acara singkat.dengan amar menguatkan

pencegaan atau memerintahkan perkawwinan dapat

dilangsungkan.

BATALNYA SUATU PERKSAWINAN.

- Perkawinan batal apabila ;

Apabila seorang suami menikah dengan

seorang wanita sedangkan ia telah beristeri

empat, walaupun salah seorang isterinya

sedang dalam masa iddah.

Menikahi isteri yang telah dilian.

Menikahi isteri yang telah dijatuhinya talak

tiga.kecuali telah dinikahi orang lain lebih

dahulu dan kemudian ditalaknya.

Isteri adalah saudara kandung atau bibi ,atau

kemenakan dari isteri atau isteri isterinya.

Peerkawinan yang dilakukan antara dua orang

yang mempunya hubungan darah semenda dan

Page 36: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

sesusuan sampai derajat tertentu yang

menghalangi perkawinan menurut bpassal 8

UU Perkawinan;

- berhubungan darah dalam garis lurus keatas dan

kebawah.

- Berhubungan darah dalam garis lurus menyamping

yaitru antara saudara , dengan saudara orang tua ,dan

antara dengan saudara neneknya.

- Berhubungan semenda yaitu mertua ,orang tua

sesusuan, anak sesusuan,saudara sesusuan,bibi atau

paman sesusuan.

P OLI GA M I.

- Beristeri lebih dari satu orang pada waktu bersamaan

dibatasi hanya sampai empat isteri/.

Page 37: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Syarat utama beriasteri lebih dari seorang , suami harus

mampu berlaku adil terhadap isteri isteri dan anak

anaknya.

- Suami yang akan beristeri lebih dari seoarang harus

memperoleh izin Pengadilan Agama.

- Perkawinan dengan isteri kedua dan seterusnya tampa

izin Pengadilan Agama tidak mempunyai kekuatan

Hukum.

- Permohonan izin Pengadilan harus disetujui oleh isteri

atau isteri isteri.

- Persetujuan isteri dikesampingkan apabila isteri tidak

mungkin dimintai persetujuannya.

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI.

KEWAJIBAN SUAMI;

- Suami adalah pembimbing isteri danrumah tangganya

,akantetapi mengenai hal hal urusan rumah tangga yang

penting diputuskan oleh suami isteri.

- Suami wajib melindungi isteri dan memberikan

segalankeperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya.

- Suami wajib memberi pendidikan agama kepada isteeri .

Page 38: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Suami menanggung nafkah ,maskan,beaya rumah

tangga ,perawatan,pengobatan isteri dan anaknya.

Berikut beaya pendidikan.

- Kewajiban suami gugur apabila iteri nusyuz.

KEWAJIBAN ISTERI;

- Kewajiban utama isteri berbakti lahir dan bathin kepada

suami dalam batas batas yang dibenarkan hukum.

- Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehsri hari dengan sebaikbaiknya.

- Isteri dihukum nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan

kewajibannya , kecuali dengan alasan yang syah.

PUTUSNYA PERKAWINAN:

- Karena kematian.

- Karena perceraian,

- Karena putusan pengadilan.

Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian

dapat terjadi karana talak atau berdasrkan gugatan

pearceraian.

Page 39: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Perceraian hanya dapatdilakukan didepan sidang Pengadilan

Agama setelah pengadilan tersebut berusaha mendamaikan

kedua belah pihak dan tidak berhasil.

Perceraian dapat terjadi apabila terdapat alasan sebagai

ditentukan pasar 19 PP NO.9 TAHUN L975.

PERJANJIAN PERKAWINAN.

- Kedua calon mempelai dapat melakukan perjanjian

perkawinan dalam bentuk taklik talak dan perjanjian

lainnya yang tidak bertentangan denganhukum islam.

- Isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan hukum.

- Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan

keduan calon mempelai dapat mrmbuat prjanjian tertulis

yang disahkan PPN.

- Perjanjian dapat berupa percampuran harta pribadi atau

pemisahan harta penghasilan.

- Perjanjian perkawian mengenai harta dapat dicabut atas

persetujuan kedua belah pihak.

Page 40: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

- Perjanjiian mengenai harrta mengikat kedua belah

pihak.

- Pelanggaran atasperjanjian perkawinan memberi hak

kepada isteri untuk mkeminta pembatalan nikah atau

mengajukannya sebagai alasan gugatan perceraian.

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG

WAQAF, HIBAH DAN WASIAT.

- Undang Undang no.41 tahun 2004 tentang waqaf.

- Undang undang no. 1960 tentang agrfaria.

- PP No.28 tahun 1977 tentang perwkafan tanah hak

milik.

- Permenag No.1 Tahun l978 tentang peraturan

pelaksanaan PP 28 Tahun l977.

- Undang Undang No 7 tahun l989 yang diperbarui

dengan undang undang no.3 tahun 2006 Tentang

Peradilan Agma.

- Kompilasi Hukum Islam.

SYARAT SYARAT DAN RUKUN WAQAF;

- Badan- badan hukum Indonesiadan orang atau orang

orang yang telah dewasa dan sehat akalnya serta yang

Page 41: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

oleh hukum tidak terhalang untuk melakukan perbuatan

hukum atas kehendak sendiri dapat mewakafkan benda

miliknya dengan memperhatikan peraturan perundang

undangan.

- Dalam hal badan hukum yang bertindak adalah

pegurusnyabenda wakaf harus merupakan benda milik

yang bebas dari segala pembebanan,ikataan,sitaan dan

sengketa.

- Pihak yang mewakafkan harus mengikrarkan

kehendaknya secara jelas dan tegas kepada nadzir

dihadapan pejabat pembuat akta wakaf, dan

menuangkannya dalam bentuk akta ikrar wakaf dengan

disaksikan oleh sekurang kurangnya dua orang.

- Nadzir tgerdiri dari operorangan yang harus memenuhi

syarat syarat sebagai berikut:

1. Warganegara Inadonesia,

2. Beragama Islam.

3. sudah dewasa,

4. sehatrohani dan jasmani.

5. tidak berada dibawah pengampuan,

6. bertempat tinggal dikecamatan tempat letak benda

yang diwakafkan.

7. Jika berbentuk badan Hukum maka nadzir harus

badan hukum indonesia dan berkedudukan di

Page 42: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Indonesia,mempunyai perwalian di kecamatan

tempat letak benda wakaf yang diwakafkan.

8. Nadzir sebelum melaksanakan tugasnya , harus

mengucapkan sumpah dihadapan kepala Kantor

Urusan Agama kecamatan disaksikan sekurang

kuarangnya dua orang saksi’

9. Jumlah Nadzir sekurang kurangnya tiga orang dan

sebanyak banyaknya 10 orang.

MASALAH HIBBAH.

- Orang yeng telah dewasa, berumur lebih darai 21 tahun

,berakal sehat dan tanpa adanya paksaan

dapatmenghibahkan nsebanyak banyaknya sepertiga

harta bendanya kepada orang lain atau lembaga

dihadpan dua orang saksi untuk dimiliki.

- Harta benda yang dihibahkan harus merupakan hak dari

penghibah.

- Hibah dari orang tua kepada anaknya dapat

diperhitungkan sebagai warisan.

- Hibah tidak dap ditarik kembali, kecuali hibah orang tua

kepada anaknya.

- Warganegara indonesia yang berada di luar negeri dapat

membuat surat hibah dihadapan konsulat atau kedutaan

R>I setempat.

Page 43: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

MASALAH WASIAT

- Orang yang telah berumur lebih dari 21 tshun , berakal

sehat dan tanpa adanya paksaan dapat mewasiatkan

sebagian harta bendanya kepada orang lain atau

lembaga.

- Harta yang diwasiatkan harus merupakan hak pewasiat.

- Pemilikan terhadap benda ini baru dapat dilaksanakan

setelah pewasiat meninggal dunia.

- Wasiat dilakukan secara lisan dihadapan dua orang

saksi, atau terulis dan dapat dihadapn notaris.

- Wasiat sebsanyak banyaknya sepertiga harta warisan.

- Wasiat kepada ahli waris hanya berlaku apabila disetujui

oleh para ahli wsris.

- Persetujuan ahli waris diucapkan atau ditulis dihadapan

dua orang saksi.

- Dalam wasiat harus disebutkan dengan jelas, apa dan

kepasda siapa yang ditunjuk menerima wasiat.

- Wasiat wajib dapat diberikan kepada anak atau orang

tua angkat,sepanjang tidak menerima wasiat biasa,

maksimum sejumlah seperti harta warisan.

POTENSI SENGKETA WAKAF ,HIBAH DAN

WASIAT’

Page 44: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Pada dasarnya hulu dari sengketa perawakafan,hibah dan

wasiat ini dimulai dari lapangan hukum perkawinan, sehingga

segala permasalahan kewarisan dapat berimbas dalam sengketa

wakaf, hibah dan wasiat.

Selain itu lemahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan

peralihan hak melalui wakaf,hibah dan wasiat ini dengan ikrara

tertulis dan dilakukan dihadapan pejabat publik yang berwenang

melakukan pencatatan

Pada sisi lain sering sengketa terjadi karena lemahnya

ekonomi ahli waris pemberi wakaf,hibah dan wasiat.

PENUTUP

Demikianlah bahan kajian orientasi tenaga tehnis ini

dibuat, sebagai panduan diskusi - diskusi selama dua hari di

Denpasar ini,

Page 45: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)

Disajikan oleh: Sudirman

malaya.

Denpasar, 10 Juni 2009.

Page 46: Drs.H. Sudirman Malaya, SH, MH (Hukum Formil Dan Materil)