dr.pdf

12
7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 1/12 DR. FERRY FAWZI ANNOR Perjalanan Panjang Menjadi Dokter Dan Pengusaha Home Posts RSS Comments RSS Edit Rabu, 17Agustus 2011 Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Penyebabutamaabortus spontanpadakehamilantrimester pertamaadalah blightedovum, terhitungsebesar 50%dari semuakejadianabortus padakehamilan trimester pertama. Diperkirakankejadianblightedovumsalahsatunyadiakibatkanoleh adanyainfeksi TORCH(Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simpleks). Padakasus blightedovum yangdisebabkanolehinfeksi TORCH, khususnyatoxoplasmosis sebagianbesar orangyang terinfeksi tidak memperlihatkan gejalaklinis yangnyata. Infeksi T. gondii merupakanpenyebab utamakematianjaninkarenaT. gondii dapat ditularkankejaninmelalui plasenta (transplasenta) dari ibuyangterinfeksi atausaat melahirkanpervaginam. Selanjutnya, toksoplasmosis terlibat dalamaborsi, prematur, kelahiranmati dankematianpostnatal awal. T. gondii jugadapat menyebabkankerusakanserius padaorganjaringanyangberbeda dari inangterinfeksi yangtergantungpadatempat di manabentuk kistanya. Mekanismeimunitas toxoplasmosis yangseperti apayangdapat mempengaruhi terjadinyablightedovumsampai sekarangbelumdiketahui secarapasti. Hal ini kemungkinandikarenakanolehsulitnyamemperolehbahanbiopsi yangcocok, penyelidikan gagal untuk memberikandatainformatif padatahapinfeksi danpengaruhperlakuanyang diberikan. Faktor biayajugatidak dipungkiri menjadi kendalakarenabiasanyamembutuhkan danayangtidak sedikit baik dari segi pegumpulansampel maupunpadaproses penelitiannyasendiri. Tinjauan Pustaka A.Blighted Ovum SERBA- SERBI Alamat WebsiteKedokteran (1) AnekaMacamTips (1) DengarkanCurhatku (4) FaktaDuniaMedis (3) Jalan- Jalan (1) KumpulanReferat Kedokteran (20) Laki - Laki danWanita (5) SebaiknyaAndaTahu (3) SEARCH Search RELATEDWEBSITES Buy Text Links Text Links Order Text Link Here RECOMMENDEDSITES

Upload: yuli-hdy

Post on 27-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 1/12

DR. FERRY FAWZI ANNORPerjalanan Panjang Menjadi Dokter Dan Pengusaha

Home Posts RSS Comments RSS Edit

Rabu, 17 Agustus 2011

Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan trimester pertama adalah

blighted ovum, terhitung sebesar 50% dari semua kejadian abortus pada kehamilan

trimester pertama. Diperkirakan kejadian blighted ovum salah satunya diakibatkan oleh

adanya infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simpleks).

Pada kasus blighted ovum

yang disebabkan oleh infeksi

TORCH, khususnya toxoplasmosis

sebagian besar orang yang

terinfeksi tidak memperlihatkan

gejala klinis yang nyata. Infeksi T.

gondii merupakan penyebab

utama kematian janin karena T. gondii dapat ditularkan ke janin melalui plasenta

(transplasenta) dari ibu yang terinfeksi atau saat melahirkan pervaginam. Selanjutnya,

toksoplasmosis terlibat dalam aborsi, prematur, kelahiran mati dan kematian postnatal awal.

T. gondii juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ jaringan yang berbeda

dari inang terinfeksi yang tergantung pada tempat di mana bentuk kista nya.

Mekanisme imunitas toxoplasmosis yang seperti apa yang dapat mempengaruhi

terjadinya blighted ovum sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Hal ini

kemungkinan dikarenakan oleh sulitnya memperoleh bahan biopsi yang cocok, penyelidikan

gagal untuk memberikan data informatif pada tahap infeksi dan pengaruh perlakuan yang

diberikan.

Faktor biaya juga tidak dipungkiri menjadi kendala karena biasanya membutuhkan

dana yang tidak sedikit baik dari segi pegumpulan sampel maupun pada proses

penelitiannya sendiri.

Tinjauan Pustaka

A.Blighted Ovum

SERBA - SERBI

Alamat Website Kedokteran (1)

Aneka Macam Tips (1)

Dengarkan Curhatku (4)

Fakta Dunia Medis (3)

Jalan - Jalan (1)

Kumpulan Referat Kedokteran (20)

Laki - Laki dan Wanita (5)

Sebaiknya Anda Tahu (3)

SEARCH

Search

RELATED WEBSITES

Buy Text Links

Text Links

Order Text Link Here

RECOMMENDED SITES

Page 2: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 2/12

1.Definisi

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak

ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum (kehamilan anembrionik) merupakan

kehamilan patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Di samping mudigah,

kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya juga

merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada

awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut,

bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun

positif.

Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi

menempel ke dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang

membentuk kantong kehamilan, tapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum

biasanya terjadi pada trimester pertama sebelum wanita tersebut mengetahui tentang

kehamilannya.

2. Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab

sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom

abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan

karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat

disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang

buruk.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Tubuh ibu mengenali adanya kromosom yang abnormal

pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak melanjutkan kehamilan karena

janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal yang sehat. Hal ini dapat disebabkan

oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau telur yang kurang baik.

Infeksi TORCH dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang

tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi

terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia

suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

3. Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat

berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang

sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta

tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon hCG (human

chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur

(ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam

rahim. Hormon hCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,

muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan

baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon hCG (human

chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.

4. Gejala danTanda

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-

tanda mungkin termasuk:

• Periode menstruasi terlambat

• Kram perut

• Minor vagina atau bercak perdarahan

• Tes kehamilan positif pada saat gejala

• Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan

perdarahan

• Hampir sama dengan kehamilan normal

• Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram

FAVOURITE LINKS

Buy a link here for $1

FAVE LINK

ADVERTISING

Pasang Iklan Disini!

Mulai dari $0.05 perklik. Budget efisien, hasil

efektif. DAFTAR!

Pasang Iklan Disini!

Mulai dari $0.05 perklik. Budget efisien, hasil

efektif. DAFTAR!

Pasang Iklan Disini!

Mulai dari $0.05 perklik. Budget efisien, hasil

efektif. DAFTAR!

Pasang Iklan Disini!

Mulai dari $0.05 perklik. Budget efisien, hasil

efektif. DAFTAR!

Ads by PPCIndo

IKLAN IKLAN

ADS

1.Merapatkan VAGINA yangKENDOR GARANSI UANG KEMBALI!Merapatkan danMembersihkan VAGINA anda.

2.Bisnis Online Syariah Cuma Rp 250.000, DapatkanCara Mengahasilkan UangLewat Bisnis Online Syariah!

Page 3: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 3/12

perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat)

• Tidak sengaja ditemukan dengan USG

5. Diagnosis

1. Anamnesis (tanda - tanda kehamilan)

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang (USG) diagnosis pasti

Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7

minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter

sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan

yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan

bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya

struktur mudigah dan kantong kuning telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan Normal

6. Pencegahan

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan

seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal

kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari

satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa

tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang

hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,

melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan

kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin

dan membiasakan pola hidup sehat.

B. Toxoplasmasis

1. Definisi

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi vertebrata obligat

intraselular, parasit protozoa yakni Toxoplasma gondii. Biasanya menyerang binatang

MINI BANNER

Ads Powered

by:KumpulBlogger.com

Menerima BitCoin

ARSIP BLOG

Arsip Blog

ABOUT ME

dr. Ferry

Lihat profil lengkapku

VISITORS

Page 4: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 4/12

menyusui, burung, dan manusia. Pola transmisinya adalah transpalsenta pada wanita hamil.

Mempunyai masa inkubasi 10 – 23 hari bila penularan melalui makanan (daging yang

kurang matang) dan 5 – 20 hari bila penularanya melalui kucing.

2. Bentuk Toxoplasma Gondii

Toxoplasma gondii memiliki tiga tahap infeksi yakni tahap sporozoite di ookista

dalam tinja, secara cepat membagi diri menjadi takizoite yang ditemukan selama infeksi akut

dan secara perlahan membagi diri menjadi bradyzoite yang ditemukan dalam kista selama

infeksi laten.

Takizoite berbentuk bulan sabit, panjang sekitar 6 pM dan lebar 2 pM, dilapisi oleh

tiga unit membran, yaitu sebuah plasmalemma dan membran dalam yang terdiri dari dua

membran yang terletak berdekatan, yang semuanya membentuk pellicle. Berbagai organel

menyusun takizoite termasuk cincin apikal dan kutub, rhoptries, micronemes, conoid,

subpellicular mikrotubulus, mitokondria, micropores, reticula endoplasma halus dan kasar,

kompleks golgi, ribosom dan inti yang terdiri dari kromatin massal dan nucleolus. Takizoite

menyebar melalui sistem darah di limfosit, makrofag dan berada bebas dalam plasma dan

dapat menginfeksi hampir semua jenis jaringan, terutama di mata, sistem saraf pusat,

jantung, plasenta dan otot rangka. Takizoite mampu melintasi batas-batas jaringan, seperti

barier darah-otak dan plasenta. Mereka mampu berkembang biak dengan cepat oleh

endodyogeny dan replikasi sel tersebut, menyebabkan nekrosis sel ketika menyerang sel

yang tidak dapat lagi menahan parasit ini. Replikasi takizoit terjadi selama 8-12 hari pertama

dan bertambah untuk fase akut infeks. Tahap ini bertanggung jawab atas manifestasi klinis

penyakit karena menghasilkan respon inflamasi yang kuat.

T. gondii menginduksi respon kekebalan tubuh tipe 1 yang kuat yakni T-cell-

mediated, yang membatasi infeksi. Saat respon imun berlangsung, interferon-γ yang

disekresikan oleh antigen-spesifik T-sel, membatasi replikasi takizoite. Takizoite sensitif

terhadap enzim proteolitik sehingga bisa hancur selama proses pencernaan lambung.

Tekanan dari sistem kekebalan inang pada parasit merangsang pembentukan kista dan

menyebabkan takizoite berubah menjadi bradyzoite, menandai awal dari fase kronis.

Bradyzoite membagi parasit secara perlahan, lebih tahan terhadap enzim proteolitik

dan karena itu dapat menyebabkan infeksi jika tertelan sebagai kista jaringan dengan host.

Mereka ditemukan di kista jaringan, biasanya di otak dimana kista dalam bentuk bulat, dan

pada jaringan otot di mana mereka memanjang. Jaringan kista dapat bertahan selama masa

kehidupan inang dan bradyzoite bisa dilepaskan dari kista ini untuk membentuk takizoite

lagi, menyebabkan infeksi kembali pada host immunocompromised.

Ookista berukuran 10 pM sampai 12 pM dan diproduksi dalam usus host definitif.

Sporozoit ditemukan dalam ookista ini, yang biasanya ditemukan dalam tinja di tanah,

tumbuhan dan sayuran.

3. Siklus Hidup Toxoplsma Gondii

4. Siklus hidup

Toxoplasma gondii

T. gondii

adalah parasit

intraseluler obligat

dan siklus hidupnya

mencakup proliferasi

dan transmisi baik

secara seksual dan

aseksual. Siklus

seksual terjadi secara eksklusif dalam enterosit usus anggota keluarga kucing (Felidae).

Setelah kista jaringan tertelan, parasit menyerang enterosit, menjalani beberapa putaran

PARTNER

Join this sitewith Google Friend Connect

Members (3)

Already a member? Sign in

YAHOO MESSENGER

Live Traffic Feed

Real-time view · Menu

A visitor from Medan, Sumatera

Utara arrived from google.com

and viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Toxoplasmosis Penyebab

Blighted Ovum" 12 mins agoA visitor from Makassar,Sumatera Utara viewed "dr. Ferry

Fawzi Annor: Ca Mammae (

Kanker Payudara )" 16 mins agoA visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Hernia Nukleus Pulposus (

HNP )" 1 hr 52 mins agoA visitor from Surabaya, Jawa

Timur arrived from google.com

and viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Toxoplasmosis Penyebab

Blighted Ovum" 2 hrs 4 mins agoA visitor from Jakarta, Jakarta

Raya arrived from google.co.idand viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Hernia Nukleus Pulposus (

HNP )" 3 hrs 10 mins agoA visitor from Surabaya, JawaTimur viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Hemorrhoid" 3 hrs 25 minsagoA visitor from Makassar,

Sumatera Utara arrived from

google.co.id and viewed "dr. Ferry

Fawzi Annor: Ca Mammae (Kanker Payudara )" 3 hrs 28 mins

ago

A visitor from Tangerang, Jawa

Barat arrived from google.com

and viewed "dr. Ferry FawziAnnor: Miliaria ( keringat buntet (

bhs Jawa ) )" 3 hrs 57 mins agoA visitor from Kudus, JawaTengah viewed "dr. Ferry Fawzi

Annor: Alamat Website

Kedokteran" 4 hrs agoA visitor from Pekalongan, Jawa

Tengah arrived from google.co.id

and viewed "dr. Ferry FawziAnnor: Central Serous

Retinopathy ( CSR )" 4 hrs 19

Page 5: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 5/12

divisi serta berdiferensiasi menjadi microgametocytes dan macrogametocytes.

Pengabungan gametosit-gametosit membentuk zigot atau ookista yang berpindah ke

lingkungan dalam bentuk kotoran kucing. Ookista kemudian mengalami meiosis,

menghasilkan oktet yakni sporozoit yang sangat menular, yang tahan terhadap kerusakan

lingkungan dan dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam lingkungan lembab. Setelah

tertelan (oleh host sekunder seperti tikus), sporozoit dengan cepat berdifferensiasi dan

membagi diri menjadi tachyzoite, yang menyebabkan terjadinya infeksi akut. Selama infeksi

akut, transmisi congenital pada perkembangan janin dapat terjadi. Dalam banyak host, fase

kronis dari penyakit terjadi kemudian, karena perubahan dan pembagian diri tachyzoite

menjadi bentuk lain terjadi secara perlahan yang dikenal sebagai bradyzoite. Bradyzoite

laten dalam kista jaringan bertahan selama kehidupan host, kadang-kadang muncul

kembali, tapi tidak menimbulkan gejala klinis pada individu sehat. Carnivora yang menelan

kista jaringan dapat menyebabkan infeksi host naif, yang memungkinkan untuk propagasi

non-seksual T. Gondii tak terbatas. Pada kucing, hal ini akan memunculkan siklus seksual.

5. Manifestasi klinis Toxoplasmosis Selama Kehamilan

Transmisi ke fetus terjadi sebagian besar pada wanita hamil yang mendapatkan

infeksi primer selama kehamilan. Pada kasus yang jarang, transmisi kongenital terjadi pada

infeksi kronik wanita yang sebelumnya terinfeksi dan kembali mengalami infeksi aktif karena

kondisi immunocompromissed (misalnya AIDS atau menjalani pengobatan dengan

kortikosteroid untuk penyakitnya).

Sebagian besar wanita hamil yang memperoleh infeksi akut didapat tidak mengalami

gejala dan tanda yang nyata. Sebagian kecil mengalami letih lesu, demam ringan, dan

limfadenopathy. Terkadang wanita hamil akan mengalami perubahan penglihatan karena

chorioretinitis toxoplasmosis sebagai akibat dari infeksi langsung didapat atau reaktivasi

infeksi kronis.

Penelitian saat ini menunjukkan bahwa 52% ibu hamil yang mempunyai bayi

mengalami infeksi kongenital tidak dapat mengalami infeksi kembali selama kehamilan atau

dapat diketahui faktor resiko secara epidemologi. Dalam kondisi immunocompromised berat

(misal pasien terserang AIDS dan menerima dosis tinggi terapi immunosupressive, termasuk

transplantasi recepient, keganasan, kelainan jaringan ikat), wanita hamil yang menderita

infeksi kronis mengalami reaktivasi infeksi laten T.Gondii dan menghasilkan transmisi

congenital parasit ke fetus.

6. Diagnosis Toxoplasmosis Selama Kehamilan

Tes serologis dan PCR digunakan dalam usaha untuk mendiagnosis toksoplasmosis

pada wanita hamil. Penularan parasit pada janin sering terjadi pada wanita hamil yang tidak

memiliki riwayat penyakit selama kehamilan atau terpapar daging kurang matang atau

kucing. Oleh karena itu, keputusan untuk melakukan tes serologi T. gondii selama

kehamilan tidak boleh hanya berdasarkan klinis (misalnya atau tidak adanya gejala) atau

epidemiologi (yaitu riwayat paparan T. gondii).

Skrining serologis sisitematis untuk antibodi IgG dan antibodi IgM T. gondii perlu

dilakukan pada semua wanita hamil di awal kehamilan (idealnya selama trimester pertama)

dan pada wanita seronegatif setiap bulan atau akan optimal pada trimester sesudahnya.

Skrining tersebut memungkinkan untuk mendeteksi serokonversi dan inisiasi dini

pengobatan. Meskipun penggunaan skrining serologi sistematis penting selama kehamilan,

namun faktor-faktor seperti biaya, karakteristik demografi, ketersediaan tes yang sesuai,

dan kejadian yang relatif rendah, serta kontroversi efektivitas pengobatan selama

kehamilan dalam upaya untuk mencegah transmisi ke janin harus dipertimbangkan.

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya :

a. Tes serologis

Deteksi dari antibodi T. gondii pada serum digunakan untuk menentukan apakah

wanita hamil telah terinfeksi dan untuk menentukan apakah infeksi tersebut diperoleh baru-

baru ini atau di masa lalu. Jika hasil tes serologi menunjukkan infeksi yang baru, kemudian

PAGE RANK

Page 6: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 6/12

menentukan apakah infeksi itu kemungkinan diperoleh selama kehamilan atau sesaat

sebelum konsepsi untuk mengetahui kemungkinan janin beresiko.

Untuk diagnosis serologi digunakan IgG, IgM, IgA, dan IgE antibodi. Aviditas IgG dan

tes aglutinasi diferensial telah berhasil membedakan infeksi akut dan kronis. Pengujian

serologis untuk kedua antibodi IgG dan IgM harus dilakukan pada awal kehamilan. Pada

sebagian besar kasus, pengujian awal kehamilan dapat menetapkan apakah tidak terjadi

infeksi (tidak adanya antibodi IgG dan IgM) atau infeksi diperoleh di masa lalu (hasil tes IgG

positif dan IgM negatif), bantuan tambahan dengan uji konfirmasi di laboratorium rujukan

diperlukan terutama untuk pasien dengan hasil tes Ig M positif atau samar-samar.

Perlu ditekankan bahwa hasil tes positif IgM sebelum atau selama kehamilan tidak

selalu berarti infeksi baru. Antibodi IgM dapat bertahan selama 1 tahun setelah infeksi akut,

dan hasil tes antibodi IgM paling positif didapatkan pada wanita hamil yang memperoleh

infeksi di masa lalu dan di luar periode janin beresiko. Hasil tes antibodi IgM positif yang

tinggi menimbulkan pertanyaan apakah infeksi baru saja terjadi, sehingga mengharuskan uji

konfirmasi di laboratorium.

Hasil uji serologi menentukan apakah wanita hamil memperoleh infeksi selama atau

sebelum kehamilan dan membantu dokter dalam manajemen kondisi pasien. Aviditas tinggi

antibodi IgG meningkat setidaknya 12-16 minggu setelah infeksi. Kehadiran antibodi

aviditas tinggi menunjukkan infeksi yang diperoleh minggu sebelumnya. Untuk wanita hamil

di luar 16 minggu kehamilan, hasil tes aviditas tinggi dapat membantu menetapkan bahwa

infeksi tersebut diperoleh setidaknya 12-16 minggu awal kehamilan dimana tingkat transmisi

akan lebih rendah namun potensi merusak janin akan lebih besar. Aviditas rendah atau

hasil tes samar-samar dapat bertahan selama berbulan-bulan atau satu tahun atau lebih

setelah infeksi primer sehingga tidak boleh digunakan sendiri untuk menentukan apakah

infeksi itu baru saja terjadi.

Interpretasi akhir dari hasil uji serologi ada 3 kemungkinan:

1. Hasil ini konsisten dengan infeksi baru diperoleh, dan dengan demikian

kemungkinan bahwa pasien tertular infeksinya selama kehamilan atau sesaat sebelum

konsepsi

2. Hasil ini konsisten dengan infeksi yang diperoleh di masa lalu dan sebelum

kehamilan

3. Hasilnya samar-samar, yang biasanya membutuhkan sampel-up serum

diikuti pengujian paralel

b. PCR

Amplifikasi DNA T. gondii dalam cairan ketuban pada 18 minggu kehamilan (waktu

optimal) atau lebih telah digunakan untuk diagnosis prenatal dari toksoplasmosis bawaan.

Sensitivitas dan spesifisitas untuk cairan ketuban yang diperoleh sebelum 18 minggu

kehamilan belum diteliti, di samping itu, prosedur yang dilakukan di awal kehamilan dikaitkan

dengan risiko lebih tinggi untuk janin dan mungkin kurang bermanfaat. Sebuah studi definitif

tentang penggunaan rutin PCR dari cairan ketuban yang diperoleh pada 18 minggu

kehamilan atau lebih dilaporkan di Prancis memiliki sensitivitas 64% untuk diagnosis bawaan

infeksi pada janin, nilai prediksi negatif 88%, dan spesifisitas 100% dan nilai prediktif positif

100% (yaitu, hasil positif menandakan infeksi janin). Usia kehamilan memiliki pengaruh

signifikan terhadap sensitivitas dan nilai prediktif negatif. Sensitivitas secara statistik

signifikan lebih tinggi bila infeksi ibu terjadi pada 17 - 21 minggu kehamilan, dibandingkan

dengan bila infeksi terjadi sebelum 17 minggu atau setelah 21 minggu kehamilan. Namun,

nilai prediktif negatif PCR cairan ketuban dari wanita yang memperoleh infeksi di awal

kehamilan (misalnya, sebelum minggu ke 7 kehamilan) adalah 100% karena laju penularan

sangat rendah selama waktu kehamilan.

Beban parasit dalam cairan ketuban merupakan faktor resiko untuk keparahan

infeksi janin, di samping usia kehamilan. Infeksi ibu diperoleh sebelum 20 minggu kehamilan

dengan beban parasit 1100 parasit per ml cairan ketuban dikaitkan dengan risiko tertinggi

keparahan pada janin

Pemeriksaan cairan ketuban dengan PCR harus dipertimbangkan untuk ibu hamil

Page 7: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 7/12

yakni :

1. memiliki hasil tes serologi diagnostik atau sangat sugestif terinfeksi yang

diperoleh selama kehamilan atau sesaat sebelum konsepsi

2. memiliki bukti kerusakan janin dengan pemeriksaan ultrasonografi (misalnya,

ventriculomegaly atau hati atau kalsifikasi otak)

3. secara signifikan imunosupressi sehingga timbul risiko reaktivasi infeksi laten

Dalam praktek klinis, amniosentesis pada dasarnya diganti darah janin untuk

diagnosis toksoplasmosis bawaan, karena risiko inheren rendah dan sensitivitas yang lebih

tinggi. Namun, amniosentesis mungkin kurang dianjurkan untuk pasien koinfeksi T. gondii

dengan HIV, karena risiko menginfeksi janin dengan HIV selama amniosentesis tersebut.

PCR juga dapat berguna untuk demonstrasi DNA parasit pada jaringan janin dan plasenta.

c. USG

USG dianjurkan untuk wanita yang dicurigai atau didiagnosis dengan infeksi akut

yang diperoleh selama atau sesaat sebelum kehamilan. USG dapat mengungkapkan

adanya kelainan janin, termasuk hydrocephalus, otak atau hati kalsifikasi, splenomegali,

dan ascites. Selain USG, CT juga digunakan untuk mencari kalsifikasi otak, dan MRI

digunakan untuk kelainan lain pada janin.

d. Analisis histologi dan upaya untuk mengisolasi parasit

Terkadang, jaringan plasenta atau janin dari wanita hamil yang diduga terinfeksi

akut selama kehamilan digunakan untuk menentukan apakah telah terjadi transmisi vertikal

parasit. Kista T. gondii dapat digambarkan dalam jaringan dengan pengecatan Wright-

Giemsa, namun lebih sensitif dengan pewarnaan immunoperoxidase menggunakan

antibodi T. gondii-spesifik. Isolasi parasit dapat dicoba dengan inokulasi dari jaringan ke

dalam kultur jaringan atau tikus.

7. Manajemen Toxoplasmosis

Pada wanita hamil yang dicurigai atau menderita toxoplasmosis selama kehamilan

perlu diketahui usia kehamilan. Jika usia kehamilan kurang dari 18 minggu dapat diberikan

spiramicyn, perlu diperiksa fetal ultrasound, bila usia sudah mencapai 18 minggu bisa

dilakukan pemeriksaan cairan amniotic dengan PCR atau sesegera mungkin jika sudah

layak. Jika hasil pemeriksaan PCR negatif dan ultrasound negatif maka dilanjutkan dengan

spiramicyn sampai dilahirkan, jika pemeriksaan PCR positif dan atau ultrasound positif

maka dilanjutkan dengan spiramycin, asam folat, pyrimethamine, sulfadiazine sampai

dilahirkan. Jika usia kehamilan lebih dari 18 minggu berikan asam folat, pyrimethamine,

sulfadiazine, perlu diperiksa fetal ultrasound, bila usia sudah mencapai 18 minggu bisa

dilakukan pemeriksaan cairan amniotic dengan PCR atau sesegera mungkin jika sudah

layak. Jika hasil pemeriksaan PCR negatif dan ultrasound negatif, yakinkan beralih ke

spiramycin atau tetap menggunakan asam folat, pyrimethamine, sulfadiazine sampai

dilahirkan, jika pemeriksaan PCR positif dan atau ultrasound positif maka dilanjutkan

dengan spiramycin, asam folat, pyrimethamine, sulfadiazine sampai dilahirkan.

Page 8: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 8/12

Management Toxoplasmosis

Beberapa obat yang digunakan pada wanita hamil yang dicurigai atau menderita

infeksi toxoplasma gondii selama kehamilan diantaranya :

1. Spiramicyn, dosis 1 gram (3 juta unit) tiap 8 jam, tidak teratogenik; tidak

mengobati infeksi pada janin, diindikasikan untuk wanita hamil yang diduga memperoleh

infeksi pada 18 minggu kehamilan. Pengobatan spiramicyn harus dilanjutkan sampai

melahirkan pada wanita dengan kecurigaan rendah infeksi janin atau mereka dengan hasil

negatif berdasarkan PCR cairan ketuban dan temuan negatif pada ultrasound

2. Pyrimethamine, sulfadiazine, asam folinic, dosis pyrimethamine : 50 mg tiap

12 jam selama 2 hari diikuti dengan 50 mg tiap hari, sulfadiazine : dosis awal 75 mg/kg

diikuiti 50 mg/kg tiap 12 jam maksimum 4 g/ hari, asam folinic : 10-20 tiap hari selama dan 1

minggu setelah pemberian terapi pyrimethamine. Pyrimetamine adalah teratogenik, karena

itu, kombinasi ini tidak boleh digunakan sebelum 18 minggu kehamilan (di beberapa pusat

di Eropa, digunakan pada awal pekan 14-16). Diindikasikan untuk perempuan yang

dicurigai infeksi diperoleh pada 18 minggu kehamilan dan orang-orang dengan infeksi janin

didokumentasikan (hasil positif PCR cairan ketuban) atau temuan USG abnormal sugestif

dari bawaan toksoplasmosis, diberikan saat pasien berada di 18 minggu kehamilan.

8. Pencegahan

Pencegahan infeksi Toxoplasma Gondii dapat dilakukan dengan dua cara yakni

pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Beberapa hal yang dapat dilakukan

untuk pencegahan primer infeksi Toxoplasma Gondii selama kehamilan

diantaranya :

1. Masak daging dengan baik atau secara menyeluruh sampai suhu 67°C

(153°F), daging tidak harus "pink" di tengah

2. Perhatikan bahwa daging yang diasap, direndam dalam air garam, atau

kering masih dapat infeksius

3. Hindari kontak dengan lendir saat memegang daging mentah

4. Cuci tangan dengan hati-hati setelah kontak dengan daging mentah

5. Permukaan dapur dan peralatan yang telah kontak dengan daging mentah

harus dicuci mengenakan sarung tangan

6. Hindari dari menguliti atau menyembelih hewan

7. Hindari kontak dengan bahan yang berpotensi terkontaminasi dengan

kotoran kucing, terutama saat menangani kotoran kucing atau berkebun, mengenakan

sarung tangan dianjurkan bila kegiatan ini tidak dapat dihindari

8. Disinfektan kotak sampah kucing yang kosong dengan air mendidih selama

5 menit sebelum mengisi ulang

Page 9: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 9/12

9. Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi

10. Hindari minum air yang berpotensi terkontaminasi dengan ookista

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis untuk

mengidentifikasi wanita yang mendapat infeksi T. gondii selama kehamilan, dan jika infeksi

janin terdeteksi dengan tes kehamilan, pilihan terapi termasuk penghentian kehamilan dan

perawatan antibiotik janin dalam rahim, harus didiskusikan dengan pasien.

C. Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

Menurut Raj Raghupathy (2009), selama kehamilan terutama trimester pertama

terjadi mekanisme imunitas dimana diproduksi sel Th 2 yang berfungsi menghasilkan IL 4

yang membantu diferensiasi Th 2 dan IL 10 yang berfungsi sebagai antiinflamasi,

immunosuppressive cytokine, downregulasi produksi sitokin oleh sel Th 1 dan menghambat

respon sel NK. Selain itu juga diproduksi imunitas Th 1 yang mengaktifkan sel NK,

makrofag dan menyebabkan apotosis. Peningkatan aktivitas sel NK dalam darah dan rahim

dikaitkan dengan reccurent spontaneus misscarriage dimana terjadi lisis sel-sel trofoblas

oleh sel NK dengan pelepasan sitokin inflamasi yang berbahaya bagi trofoblas tersebut. Hill

dan Choi berspekulasi bahwa sel-sel di desidua menanggapi invasi trofoblas dengan

menghasilkan respon Th 1 yang dapat merugikan pertumbuhan plasenta dini dan dapat

menjadi racun bagi perkembangan embrio. Oleh sebab itu, pada wanita yang sering

mengalami abortus ditemukan kadar Th 1 lebih besar dibandingkan kadar Th 2 dalam

darah.

Menurut Raghed B Al-Fertosi dan Ameenas M Juma (2006), infeksi toxoplasma

gondii merangsang kekebalan humoral dengan produksi antibodi, yang mencakup IgM dan

IgG, selain itu juga merangsang imunitas yang diperantarai sel. Cell mediated imun sangat

penting untuk mengontrol infeksi pada host secara intraselular, sehingga perlindungan

terhadap toksoplasmosis dimediasi oleh pertahanan selular. Perlawanan terhadap T. gondii

terutama dimediasi oleh sitokin tipe 1, seperti IFN-γ, sedangkan sitokin tipe 2 seperti IL-4

dan IL-10, terkait dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Kerentanan dari host

hamil untuk toksoplasmosis mungkin karena sitokin tipe 2 yang dipertahankan selama

kehamilan. T. Gondii merupakan stimulus kuat sitokin tipe 1. Namun, peran perlindungan

sitokin tipe 1 selama infeksi awal T. Gondii kemungkinan kuat menyebabkan aborsi karena

sitokin 1 dapat menyebabkan reaksi imun berupa peradangan dan berperan dalam

mekanisme penolakan yang menyebabkan aborsi hasil konsepsi. Sedangkan sitokin tipe 2

telah diidentifikasi di plasenta normal dan berhubungan dengan keberhasilan implantasi

pada awal kehamilan dan penekanan respon inflamasi lokal.

Bukti dari plasenta murine dan kehamilan menunjukkan bahwa sejak sitokin jenis Th

1 memediasi keguguran, sebuah pergeseran ke arah imunitas tipe Th 1 selama infeksi T.

Gondii dapat membantu untuk menjelaskan kegagalan kehamilan. Dengan demikian, cukup

banyak bukti menunjukkan bahwa sitokin Th 1 mungkin akan terlibat dalam pengaruh buruk

dalam kehamilan, secara langsung dengan mengganggu fungsi dan kelangsungan hidup

trofoblas, dan secara tidak langsung dengan mengaktifkan sel- cell-mediated immune

effecters.

Bukti-bukti telah menerangkan kemungkinan peran IFN ɣ di wanita hamil selama

infeksi T. gondii dan menunjukkan bahwa ada peningkatan konsentrasi IFN ɣ di plasenta

ketika ada respon yang dominan yang kuat Th 1 terhadap T. gondii yang mengakibatkan

aborsi. IFN ɣ akan menarik TNF α yang menghambat proliferasi sel trofoblas manusia in

vitro dan toksik untuk sel-sel trofoblas manusia. Selanjutnya, IFN ɣ dan TNF α menginduksi

apoptosis dalam sel trofoblas dengan peningkatan ekspresi Fas dan meningkatkan

sensitivitas trofoblas untuk apoptosis Fas-mediated. Apoptosis dimulai ketika Fas

diungkapkan pada permukaan limfosit dan kontak Fas pada sel plasenta. Setelah interaksi

Fas-Fas L terjadi, serangkaian caspases yang sudah diaktifkan membelah substrat dan

melalui tindakan nucleases menurunkan DNA selular dan menghasilkan sel "bunuh diri". Di

samping itu, IFN ɣ meningkatkan produksi NO oleh sel trofoblas. NO juga telah terlibat

sebagai pemicu apoptosis selama infeksi T. gondii. Mekanisme dimana NO menginduksi

apoptosis tidak jelas, tetapi dapat melibatkan efek pembentukan peroxynitrite dari NO dan

Page 10: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 10/12

superoksida dalam mitokondria. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel plasenta

terutama sel trofoblas atau target fetoplacental lainnya mengakibatkan kematian inembryo

dan resorpsi. Toksoplasmosis akut menyebabkan peradangan plasenta dan inflamasi yang

menarik sitokin seperti limfosit, makrofag, dan neutrofil. Hal ini dapat mendukung teori yang

menyatakan terjadinya peningkatan IFN- ɣ dalam sel troflobas yang memyebabkan hiper

induksi IFN-ɣ ditemukan selama abortus yang disebabkan toxoplasmosis.

Menurut Alan Serman dkk (2006), pada blighted ovum juga terdapat perubahan

pola glikosilasi protein plasenta dimana terdeteksi cabang olygosaccharide dengan

metode Western-blot menggunakan lektin yakni SNA dan PHA-E, setelah awal pemisahan

protein dengan elektroforesis SDS-PAG terputus-putus. Ekspresi yang lebih kuat muncul

dari GP74 teridentifikasi dalam blighted ovum pada awal minggu kehamilan kesebelas

(dengan PHA-E), dibandingkan plasenta normal. Hasil yang sama diperoleh untuk GP25

yang lebih kuat di blighted ovum pada akhir minggu kesebelas (dengan SNA) dibandingkan

plasenta normal. Menurut Silvia Botero dkk (2006), hal ini terkait dengan kemampuan

parasit, virus, dan bakteri mengikat glycan permukaan sel sebagai cara perlekatan pada

membran sebelum invasi, yang dalam hal ini adalah T. Gondii. Perubahan pola glikosilasi ini

dapat menyebabkan perubahan pada membran menjadikan membran mudah menarik

sitokin dan meningkatkan kerentanan membran sehingga mempercepat kehancuran sel

host.

Kesimpulan

1. Blighted Ovum merupakan keadaan di mana terdapat gestational sack tetapi

tidak ditemui janin maupun yolk sack didalamnya. Keadaan ini terjadi karena adanya

keguguran di saat umur kandungan masih sangat muda diakibatkan oleh adanya infeksi

TORCH salah satunya toxoplasmosis

2. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi obligat

intraselular protozoa yakni Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii menginduksi respon

kekebalan tubuh tipe 1 yang kuat yakni T-cell-mediated. Saat respon imun berlangsung dan

terdapat respon yang dominan kuat Th 1, terjadi peningkatan IFN γ di plasenta, yang

disekresikan oleh antigen-spesifik T-sel, membatasi replikasi takizoite kemudian akan

menarik TNF α yang menghambat proliferasi sel trofoblas manusia in vitro dan toksik untuk

sel-sel trofoblas manusia. Di samping itu, IFN ɣ juga meningkatkan produksi NO oleh sel

trofoblas dan memicu apoptosis. Mekanisme dimana NO menginduksi apoptosis tidak jelas,

tetapi dapat melibatkan efek pembentukan peroxynitrite dari NO dan superoksida dalam

mitokondria. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel plasenta terutama sel trofoblas

atau target fetoplacental lainnya mengakibatkan kematian inembryo dan resorpsi.

Mekanisme imunitas inilah yang dapat menyebabkan terjadinya blighted ovum.

3. Pada blighted ovum juga terdapat perubahan pola glikosilasi protein

plasenta dimana toxoplasmosis juga dapat mengikat glycan permukaan sel sebagai cara

perlekatan pada membran sebelum invasi sehingga menyebabkan perubahan pola

glikosilasi pada membran menjadikan membran mudah menarik sitokin dan meningkatkan

kerentanan membran sehingga mempercepat kehancuran sel host.

4. Toxoplasmosis yang menjadi penyebab blighted ovum secara pasti belum

diketahui, tetapi beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan adanya beberapa

mekanisme imunitas seluler yang dihubungkan dengan terjadinya blighted ovum.

Daftar Pustaka

Alan Serman, Ljiljana Serman. 2006. Glycosylation Pattern Of Placental Proteins In

Blighted Ovum. Department of Gynaecology and Obstetrics, General Hospital Sveti Duh

Faculty of Medicine, Institute of Biology,University of Zagreb Gynaecol Perinatol ;15(4):183–

186.

Beghetto, E., Buffolano, W., Spadoni, A., Del Pezzo, M., Di Christina, M., Minenkova,

O., Petersen, E., Felici, F. Gargano, N. 2003. Use of an immunoglobulin G avidity assay

based on recombinant antigens for diagnosis of primary Toxoplasma gondii infection during

Page 11: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 11/12

pregnancy. Journal of Clinical Microbiology 41:5414-8.

Bhopale, G.M. 2003. Pathogenesis of toxoplasmosis. Comparative Immunology,

Microbiology & Infectious Diseases. 26: 213-222.

Carruthers, V.B. 2002. Host cell invasion by the opportunistic pathogen Toxoplasma

gondii. Acta Tropica. 81: 111-122.

Dubey, J.P., Lindsay, D.S., Speer, C.A. 1998. Structures of Toxoplasma gondii

tachyzoites, bradyzoites, and sporozoites and biology and development of tissue cysts.

Clinical Microbiology Reviews. 11: 267-299.

Goldsby, R.A., Kindt, T,J. Osborne, B.A. and Kuby, J. (2003) Immunology, 5Th Ed.

W.H. Freeman and Company, 41 Madison Avenue, New York.

James W. Ajioka, Jennifer M. Fitzpatrick, Christopher P. Reitter. 2001. Toxoplasma

gondii genomics: sheddinglight on pathogenesis and chemotherapy. University Lecturer,

Department of Pathology, University of Cambridge, Tennis Court Road. Cambridge

University Press

Jose G. Montoya and Jack S. Remington. 2008. Management of Toxoplasma gondii

Infection during Pregnancy. Palo Alto Medical Foundation Toxoplasma Serology Laboratory,

Palo Alto, and Department of Medicine and Division of Infectious Diseases and Geographic

Medicine, Stanford University School of Medicine, the Infectious Diseases Society of

America.

Raghed B AL-Fertosi Ameena S. M. Juma. 2006. Possible Cellular Expression Of

IFN-γ In Women With Abrtion Infected With Toxoplasma Gondii Microbiology Department,

College of Medicine, Al-Nahrain University Medical Journal of Islamic World Academy of

Sciences 16:3, 121-134.

Silvia Botero-Kleiven, MD. 2006. Identification of new proteins and biological

processes in the apicomplexan Toxoplasma gondii. Department of Microbiology, Tumor- and

Cell Biology (MTC) Karolinska Institutet, Stockholm, Sweden

Diposkan oleh dr. Ferry di 18.58

Label: Kumpulan Referat Kedokteran

1 komentar:

Rekomendasikan ini di Google

nunik widagdo 9 April 2012 15.34

kebetulan sekali saya menemukan blog ini. saat ini saya sdg program hamil. saya pernah

cek hasilnya tokso IgG +236, IgM-0,41. Rubella IgG -0, IgM -0,35. dan CMV IgG +77, IgM

0,12. saya pernah meminum spiramycin kalo tidak salah 3 minggu minum 2 minggu

berhenti selama dua periode tapi kemudian berhenti karena menurut dokter yg lain, saya

tidak perlu meminumnya karena IgG + dan IgM -. disamping itu saya juga di beri resep

Acyclovir.

menurut Ferry, sebaiknya apabila saat ini saya berencana hamil, apakah baik kalo saya

meminum spiramycin dan asam folat dari sekarang? terus terang saya belum cek lagi, dan

berencana akan segera cek kembali.

terimakasih banyak sebelumnya atas masukannya..

Balas

Page 12: dr.pdf

7/2/2014 dr. Ferry Fawzi Annor: Toxoplasmosis Penyebab Blighted Ovum

http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/08/toxoplasmosis-penyebab-blighted-ovum.html 12/12

Posting Lebih Baru Posting Lama

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan

Pratinjau

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

ALEXA

Print

(c) Copyright 2010 dr. Ferry Fawzi Annor. Blogger template by Bloggermint Sponsored by Texas Phone Book, Texas Accountants, Optician Jobs.