drmatofibromaa edit
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ terbesar dan organ yang paling kompleks dari tubuh.
Meskipun kulit pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung untuk berinteraksi
dengan lingkungan. Kulit juga melindungi terhadap agen paling berbahaya seperti
bahan kimia (yang impermeabilitas terhadap epidermis), radiasi matahari (dengan
membentuk pigmentasi), agen infeksi (melalui immunosurveillance efficient) dan
deformitas fisik (pertahanan dermis). Kemampuan untuk secara efisien
mempertahankan atau menyebarkan panas membuat organ-organ utama yang
bertanggung jawab untuk termoregulasi kulit. Untuk menjalankan semua
fungsinya, kulit memiliki struktur saraf yang sangat khusus. Telapak tangan dan
telapak kaki sangat tebal untuk menopang berat badan. Jari-jari memiliki densitas
tertinggi terhadap persarafan sensoris dan memungkinkan melakukan kerja yang
rumit. Bahkan garis-garis kulit, dijelaskan oleh langer, berorientasi tegak lurus
dengan sumbu panjang axis otot untuk memungkinkan terjadinya peregangan dan
kontraksi tanpa terjadi deformitas.
Penyakit tumor kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan
jumlahnya di Amerika, Australia, dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian,
orang kulit putih yang lebih banyak menderita kanker kulit. Hal tersebut
diprediksikan sebagai akibat sering terkena cahaya matahari. Di Indonesia
penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut,
namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan
kecacatan juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.
1
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
2
2.2. Fisiologi
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya :
1. Sebagai pelindung ( proteksi )
2. Fungsi ekskresi
3. Fungsi absorbsi
4. Keratinisasi
3
5. Pembentuk pigmen
6. Termoregulasi
7. Pembentuk vitamin D
8. Persepsi
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga tubuh darigangguan fisik, kimia, suhu, sinar UV, dan
mikroorganisme.
2. Fungsi ekskresi
kelenjar kulit mengeluarkan zat dan sisa metabolisme seperti Na,Cl,
urea, amonia. Kelenjar sebacea menghasilkan sebum yang berguna untuk
menekan evaporasi air yang berlebihan.
3. Fungsi absorbsi
Fungsi absorbsi dimungkinkan dengan adanya permeabilitas kulit.
Absorsi berlangsung melalui celah antar sel, menembus epidermis atau
melalui muara saluran kelenjar. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap
air, larutan atau benda-benda padat, tetapi larutan yang menguap akan
mudah diabsorpsi.
4. Fungsi Keratinisasi
Keratinisasi adalah proses diferensiasi sel-sel stratum basale menjadi sel-
sel yang berubah bentuk dan berpindah ke lapisan atas menjadi sel-sel
yang semakin gepeng dan akhirnya mengalami deskuamasi. Proses
keratinisasi berlangsung 14-21 hari.
5. Fungsi pembentukan pigmen
Pembentukan pigmen kulit dilaksanakan oleh sel melanosit yang ada di
stratum basale.
6. Fungsi termoregulasi
Pengaturan regulasi panas dilaksanakan oleh sekresi kelenjar keringat,
kemampuan pembuluh darah untuk berkotraksi dan vascularisasi kulit
yang banyak pada dermis.
4
7. Fungsi pembentukan vitamin Dfungsi persepsi
Pembentukan vitamin D berlangsung pada stratum spinosum dan starum
basale yaitu mengubah 7 dehidro kolesterol dengan bantuan sinar UVB.
8. Fungsi Persepsi
Fugsi persepsi dimungkinkan dengan adanya saraf sensoris di dermis
dan subcutis. Persepsi yang dapat diterima kulit adalah perabaan,
tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit.
2.3. Definisi
Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai
dengan pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan.
Tumor berbeda dengan kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak, dan maligna
(ganas), dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna atau
keganasan.(3)
Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak,
tidak berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal,
pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal
disekitarnya. Tumor kulit dapat berkembang dari struktur histologis yang
menyusun kulit seperti epidermis, jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-
elemen saraf.(1,8)
Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa
didapatkan pada manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit dapat
dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang berkembang di kulit ini
jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena sebagian besar diangkat
dengan alasan estetik dan menghindari terjadinya keganasan. (1,8)
2.4. Etiologi
Tumor kulit dapat terjadi karena:
1. Faktor eksternal
Sering terpapar sinar matahari
Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama
Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium,
merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya
5
Adanya jaringan parut yang luas dan lama. Misalnya jaringan parut
akibat luka bakar
2. Faktor internal
Imunitas rendah
Genetik
Hormonal
Ras, banyak terjadi pada kulit putih.(9)
2.5. Klinik Tumor Jinak Kulit
1. Pertumbuhan
Neoplasma jinak tumbuh hanya lokal saja terbatas pada organ
tempat asal timbul, tidak mengadakan metastasis. Tumbuh secara
ekspansif, dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Sel-sel jaringan
sekitarnya yang terdesak itu menjadi pipih dan membentuk kapsul yang
membungkus tumor. Batas antara tumor dan jaringan sekitarnya tegas.
Pertumbuhan umumnya pelan dalam waktu tahunan dan tidak mengalami
regresi atau pengecilan.(2)
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari
mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel
memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme
lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika
kerusakan DNA berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang
ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta
fragmentasi nucleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi DNA. Ini berarti angka
kejadian tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Hal ini bermakna
orang tua yang menderita tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor
ganas.
6
2. Keluhan
Tumor jinak yang sangat beragam, dan mungkin tanpa gejala atau
dapat menyebabkan gejala tertentu, tergantung pada lokasi anatomi atau
jenis jaringan.
Gejala atau efek patologis dari beberapa tumor jinak meliputi:
Perdarahan atau kehilangan darah menyebabkan anemia
Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi
Perubahan kosmetik
Gatal
Gangguan hormone
Obstruksi saluran tubuh
Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.(9)
Tumor jinak jarang mengganggu keadaan umum pasien dan jarang
menimbulkan kematian kecuali tumor itu sendiri timbul pada organ vital
atau endokrin.(9)
3. Fisik
Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada
umumnya baik. Ciri-ciri fisik tumor jinak pada kulit secara umum
menunjukkan gambaran sebagai berikut:
1. Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid
2. Batas tegas
3. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan
sekitarnya
4. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar
5. Vaskularisasi normal.
4. Terapi
Pasien dengan tumor jinak kulit biasanya datang dengan gangguan
kesehatan dan kosmetik, pembedahan biasanya menjadi pilihan yang
paling efektif.
1. Tumor primer: eksisi sederhana
2. Tumor residif: re-eksisi
7
Spesimen operasi periksa patologi, untuk menentukan apakah
tumor telah terangkat atau konfirmasi diagnosis.(2)
2.6. klasifikasi
Tumor Kulit Dapat Dibagi Menjadi:
Tumor Jinak
Tumor ganas
1. Jenis Tumor Jinak
Dermatofibroma
Sinonim : Histiositoma kutis, Histiositoma fibroma Hemangioma
skelerosing.
Definisi :
Dermatofibroma merupakan nodul derma jinak yang dibentuk oleh
proliferasi fokal fibroblast atau histiosit. Lebih tampak sebagai proses
reaktif daripada neoplasma yang sebenarnya. Biasanya berhubungan
dengan proliferasi ringan dari epidermis diatasnya.
Dermatofibroma adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
nodul tunggal yang keras dan dapat muncul dalam berbagai tingkatan
warna, biasanya dari kecoklatan sampai sawo matang, dan rata-rata
berukuran 0,5-1,0 cm. semua ini merupakan pertumbuhan kulit jinak yang
tersusun oleh kolagen dan biasanya menyebabkansedikit ketidaknyamanan
dan jarang sekali menjadi ganas, meskipun nyeri dan gatal adalah hal yang
biasa.
Epidemiologi:
Sering di jumpai pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat
terjadi pada semua usia dan wanita lebih banyak dari pada pria. Sering
muncul pada daerah kaki. Namun, kondisi ini dapat muncul tanpa
penyebab yang terlihat. Sebagian besar merupakan masalah kosmetik.
8
Etiologi:
Tidak diketahui, diduga dari proses reaktif terhadap trauma seperti
tusukan jarum, garukan, atau gigitan nyamuk.
Adapun faktor resiko penyebab terjadinya dermatofibroma adalah:
1. Seorang perempuan
2. Bertambah tua
3. Sedang menderita Sistemik Lupus Eritematosis
4. Telah didiagnosa mengidap Sindrom down
Manifestasi klinik
Ditandai dengan adanya nodul intrakutan yang lonjong sampai
bulat, soliter, dapat pula multiple, konsistensi keras, berwarna coklat tua
kemerahan atau kadang-kadang kekuningan, dengan diameter biasanya
kurang dari 1cm. Permukaannya menonjol, berbentuk kubah, tetapi
kadang-kadang tumor akan melekuk kebawah permukaan kulit dan
melekat erat pada kulit diatasnya, tetapi mudah digerakan dari jaringan di
permukaan lesi dapat halus atau sedikit kasar dan sedikit berskuama.
Tumor dapat dijumpai pada semua bagian tubuh, namun paling
sering dijumpai pada ekstremitas, khususnya pada permukaan anterior
kaki. Secara subyektif tumor ini asimtomatik, tidak ada perubahan selama
perjalanan klinik dan biasanya menetap walaupun kadang-kadang
dijumpai adanya involusi spontan. Kadang terasa sakit ketika tekanan
diterapkan pada benjolan atau gumpalan.
Diagnosis
Anamnesis
Biasanya mengenai orang dewasa terutama wanita. Gejala
asimtomatis tetapi kadang terasa sakit jika ditekan.
Pemeriksaan fisik
9
Lokasi : tungkai, telapak kaki, punggung, bahkan dapat seluruh permukaan
tubuh.
Efloresensi : Nodul lentikuler sampai numular, permukaan licin
mengkilat,warna coklat kekuning-kuningan dengan perabaan keras.
Pemeriksaan penunjang
Histopatologi
Menunjukkan gabungan dari fibroblast, kolagen muda, kolagen
matur, kapiler dan histiosit. Pada dasarnya dermatofibroma dapat
dibedakan dalam dua bentuk yaitu bentuk fibrosa yang tersusun sebagian
besar oleh fibroblas dan kolagen, serta bentuk seluler yang tersusun
sebagian besar oleh fagosit yang berupa histiosit. Jarang ditemukan bentuk
campuran. Yang sering dijumpai adalah bentuk fibrosa. Beberapa ahli
menambahkan bentuk lain yaitu bentuk vaskuler yang tersusun sebagian
besar oleh kapiler sehingga di kenal sebagai hemangioma sklerosing.
Epidermis diatas lesi mengalami hiperplasi, pemanjangan rete
ridge yang reguler dan hiperpigmentasi sel-sel basal, sehingga perubahan
epidermis ini mirip dengan keratosis seboroika atau epitelioma sel basal.
Sel-sel fibroblas pada dermatofibroma tampak berinti memanjang
dengan sitoplasma sangat sedikit, kebanyakan serabut kolagen ini tersusun
berhubungan satu sama lain beranastomosis sehingga berbentuk seperti
anyaman.
Pada dermatofibroma seluler, sel-selnya berinti bulat atau lonjong
dan besar serta sitoplasma yang jelas, kadang- kadang dijumpai timbunan
lipid atau hemosiderin pada sel-sel tersebut sehingga ditemukan bentuk
sel-sel raksasa Touton.
Diagnosa Banding
Histiositoma, leiomioma, neurofibroma, keloid, nevu nevositik.
Pengobatan
10
Pada umumnya lesi tidak memerlukan pengobatan. Namun bila
diperlukan dapat dilakukan aksisi atau injeksi steroid lokal.
Penanganan dan pengobatan dermatofibroma dapat berbeda
tergantung pada kondisi pasien dan penyakit yang dideritanya. Dapat
berupa:
- eksisi bedah
- kortikosteroid
- krioterapi
- terapi laser CO2.
Komplikasi
Dermatofibroma dapat menyebabkan penyebaran kanker ke bagian
lain pada tubuh.
Prognosis
Baik, dan biasanya tidak memerlukan perawatan kecuali merasa
tidak nyaman atau penampilannya sudah tidak tertahan lagi. Namun, jika
dermatofibroma ini mengalami perubahan fisik yang signifikan, sebaiknya
konsultasi pada dokter kulit.
BAB III
11
PENUTUP
Kesimpulan
Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai
dengan pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor
berbeda dengan kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak, dan maligna (ganas),
dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna atau keganasan.
Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak
berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal,
pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal
disekitarnya.
Salah satu tumor jinak kulit yaitu: DERMATOFIBROMA
Dermatofibroma merupakan nodul derma jinak yang dibentuk oleh
proliferasi fokal fibroblast atau histiosit. Lebih tampak sebagai proses reaktif
daripada neoplasma yang sebenarnya. Biasanya berhubungan dengan proliferasi
ringan dari epidermis diatasnya.
Gejala asimtomatis tetapi kadang terasa sakit jika ditekan.
Pemeriksaan fisik
Lokasi : tungkai, telapak kaki, punggung, bahkan dapat seluruh permukaan tubuh.
Efloresensi : Nodul lentikuler sampai numular, permukaan licin mengkilat,warna
coklat kekuning-kuningan dengan perabaan keras.
Pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi.
Pengobatan umumnya tidak dilakukan pengobatan tetapi ada beberapa kondisi
yang memerlukan pengobatan seperti ; eksisi bedah, kortikosteroid, krioterapi,
terapi laser CO2.
LAMPIRAN
12
13