drive test
DESCRIPTION
laporan drive testTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sistem dan teknologi telekomunikasi berkembang sejalan dengan
temuan-temuan dan inovasi yang dilakukan umat manusia.
Perkembangannya mengarah pada aplikasi dan nilai manfaat yang lebih
efektif, efisien, cepat dan berdaya jangkau luas.
Begitu banyak perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang
telekomunikasi, semuanya saling bersaing untuk bisa memberikan
pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya, entah itu lewat layanan
telepon murah, fitur-fitur yang disediakan dan layanan-layanan lainnya.
Pilihannya tergantung pada pelanggan, mana layanan yang paling
menguntungkan bagi mereka. Banyaknya perusahaan tersebut juga
menjadi bukti nyata begitu besarnya kebutuhan masyarakat akan
telekomunikasi.Untuk mendukung kemajuan tersebut sangat diperlukan
suatu transfer informasi atau komunikasi yang lebih cepat, kapan saja dan
dimana saja mereka berada. Salah satu sistem yang mampu menyediakan
layanan tersebut adalah sistem komunikasi bergerak.
Komunikasi bergerak didefinisikan sebagai komunikasi antara dua
terminal dimana salah satu atau keduanya berpindah tempat.Dalam hal ini
perpindahan yang dimaksudkan terjadi pada sistem komunikasi radio yang
tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi (tanpa kabel).Tujuan
pembuatan sistem komunikasi bergerak adalah agar tiap-tiap pesawat
telepon dapat diperlakukan sebagai kabel yang memiliki nomor panggil
sendiri, sedangkan user dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh suatu
tempat yang tetap.
1
Teknologi komunikasi bergerak seluler diawali dengan
berkembangnya sistem komunikasi analog. Sekitar tahun 1980-an Amerika
mengembangkan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone Service),
kemudian bermunculan teknologi-teknologi yang berbasis analog seperti
NMT (Nordic Mobile Telephone) dan TACS (Total Access
Communication Service). Dengan meningkatnya kebutuhan manusia
terhadap sistem komunikasi bergerak terutama pada kemampuan system
dalam menyediakan fasilitas komunikasi dengan kecepatan tinggi dan
bandwidth lebar, maka sekitar tahun 1990-an muncul teknologi berbasis
digital yang dinamakan second generation (2G). 2G meliputi GSM
(Global System For Mobile Communication), DCS 1800 (Digital
Communication System at 1800 MHz), PDC (Personal Digital Seluler)
dan DAMPS (Digital AMPS).
GSM adalah sistem komunikasi bergerak yang berdasarkan pada
teknologi seluler digital, dengan SIM (Subscriber Identity Module) card
sebagai identitas pelanggan, dimana pelanggan dapat bergerak secara
bebas di dalam area layanan jaringan tanpa mengalami panggilan dan
mempunyai kemampuan untuk roaming Internasional.
Teknologi generasi kedua memiliki kemampuan untuk melakukan
pengiriman pesan atau layanan data selain digital voice.Kemampuan
sistem GSM ini yaitu terletak pada sekuriti sistem yang relatif lebih sulit
ditembus dari pada generasi pertama.Pada saat ini dikembangkan
teknologi baru dalam dunia selluler yaitu 3G. Aspek teknis yang
diinginkan dari 3G ini adalah berbasis multimedia broadband service.
Jaringan ini terintegrasi antara seluler dengan jaringan satelit sehingga
komunikasi yang tidak terjangkau oleh komunikasi terestrial dapat
dilayani.
Namun demikian untuk menuju ke 3G dari 2G terdapat tahap
peralihan yang biasa dikenal 2,5G.Dimana pada tahap ini untuk layanan
2
GSM dikembangkan dengan layanan GPRS, dimana Layanan GPRS yang
diberikan diintegrasikan pada jaringan GSM.
Saat ini telah berkembang jaringan 3G yang akan segera menuju ke
4G. 3G merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International
Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk
diaplikasikan pada jaringan telepon selular.Istilah ini umumnya digunakan
mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ke-
tiga.Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke
internet dengan bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat
tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki.
Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu
memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton
video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain
menggunakan video. Belakangan ini industri nirkabel mulai
mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya teknologi 4G ini
seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari
teknologi 3GPP dan Ultra Mobile Broadband (UMB), sehingga sulit untuk
membedakan dengan jelas teknologi 3G dan 4G. Salah satu teknologi 4G
yaitu WiMax.
3
I.2. Tujuan
Pelaksanaan kuliah kerja profesi ini ditujukan:
1. Sebagai perbandingan dan penerapan teori-teori yang telah diperoleh
dari perkuliahan dan bacaan-bacaan teknologi dengan praktek yang
dilakukan oleh pihak penyedia komunikasi bergerak.
2. Sebagai salah satu mata kuliah dengan beban 1 SKS di Program
Sarjana Teknik Elektro Universitas Atnajaya Makassar.
I.3. Batasan Masalah
Dalam laporan ini akan dipaparkan beberapa hal yaitu:
1. Konsep dasar komunikasi selluler
2. Pengenalan dasar GSM (Global System For Mobile Communication)
3. Prinsip Transmisi (Transmision Principles)
4. Radio Interface
I.4. Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Oktober
2014 s/d13 November 2014 di PT. China Comservice Indonesia
I.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam hal pemahaman masalah, maka penulis
menguraikan secara garis besar mengenai masalah yang terkait dalam
penulisan.
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar Belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,
waktu dan tempat pelaksanaan serta sistematika penulisan.
BAB II : Konsep Dasar Sistem Komunikasi Bergerak
4
Meliputi penjelasan mengenai frekuensi re-use, handover,
dan cell Splitting sebagai kata kunci dari sistem komunikasi
bergerak.
BAB III : Global System For Mobile Communication (GSM)
Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat GSM,
arsitektur GSM, spesifikasi sistem GSM, metode akses dan
macam-macam fitur dari sistem GSM.
BAB IV : Prinsip Transmisi
Meliputi beberapa metode transmisi yakni duplex oleh
FDMA dan TDMA.
BAB IV : Radio Interface
Meliputi pembagian logic channel dan beberapa interface
yang membagi tiap station.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
KONSEP DASAR SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK
II.1 Umum
Sistem telekomunikasi bergerak dapat dibagi menjadi dua bagian:
Sistem Telekomunikasi Bergerak (STB) Nonseluler, yaitu system
telekomunikasi bergerak yang memiliki daerah cakupan yang sangat
luas.Teknik yang digunakan adalah dengan mendirikan sebuah menara
yang dilengkapi dengan seperangkat antenna yang berfungsi sebagi
pemancar sekaligus sebagai penerima dan didirikan ditengah-tengah
area cakupannya.
Sistem Telekomunikasi Bergerak (STB) Seluler. Daerah cakupan dari
STB seluler dibagi atas daerah-daerah yang lebih kecil (sel) dan
masing-masing sel tersebut menggunakan stasiun sendiri yang
bernama Base Transceiver Station (BTS). Hubungan antar BTS diatur
oleh sentral telepon bergerak itu sendiri.
Hal yang paling mendasar yang mendukung perkembangan sistem
komunikasi bergerak adalah karena adanya keterbatasan spektrum
frekuensi dan untuk efisiensi penggunaan spektrum frekuensi. Dalam
sistem komunikasi bergerak selular daerah pelayanan akan dibagi-bagi
menjadi daerah-daerah cakupan yang kecil, yang disebut sebagai sel,
dengan menara pengirim cukup rendah dan daya pancar cukup rendah. Sel
menunjukkan cakupan sinyal. Sel berbentuk heksagonal atau bentuk yang
lain hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout
perancangan.
6
II.2 Parameter Dasar Dalam Sistem Komunikasi Selular
Ada dua kata kunci yang membedakan antara sistem komunikasi
bergerak selular dengan yang lainnya:
1) Frequency Reuse
Frequency reuse memungkinkan penggunaan frekuensi yang
sama pada sel yang berbeda, diluar jangkauan interferensinya.
Frekuensi reuse digunakan karena keterbatasan alokasi spektrum
frekuensi pada komunikasi bergerak selular. Semakin luas area
pelayanan dan semakin besar jumlah pelanggan maka dibutuhkan
lokasi frekuensi yang lebar pula.
Gambar II. 1 Frequency Reuse
2) Handover (HO)
Handover adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS
tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur
tangan dari pemakai. Alasan dasar handover adalah MS keluar dari
cakupan BTS dan jika trafik disuatu sel terlalu tinggi sehingga
beberapa MS diserahkan ke sel yang lain.
7
Gambar II.2 Handover
Tahapan dalam pelaksanaan HO:
aa.Monitoring
Mengukur kualitas jalur radio lama dan jalur radio baru
Memulai HO jika sudah dibutuhkan (HO akan dilaksanakan
apabila proses monitoring mengindikasikan adanya MS yang
bergerak menuju zone sel yang baru)
ab.Penanganan HO
Jalur yang baru dibangun (mengaktifkan kanal baru yang
tersedia di sel tujuan)
Jalur yang lama dinon-aktifkan (dihilangkan)
MS menempati sel yang baru.
3) Cell Splitting
Cell splitting terjadi pada saat level traffik pada suatu sel telah
mencapai:
Semua kanal yang tersedia telah terpakai
Terjadi blocking yang cukup tinggi
Dengan melakukan cell splitting (pembagian sel menjadi lebih
kecil) maka frekuensi dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa
8
frekuensi. Sel baru hasil splitting memiliki radius ½ dari radius sel
asalnya.
9
BAB III
PENGENALAN DRIVE TEST
III.1. Pengenalan TEMS
TEMS adalah kependekan dari Test Mobile System yang merupakan
perangkat untuk mensetting dan maintaining jaringan seluler. Perangkat TEMS ini
merupakan keluaran Ericsson untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari ponsel
TEMS mobile phone yang dikendalikan oleh perangkat lunak pada komputer.
Salah satu fitur utama dari TEMS adalah menggunakan ponsel dengan bagian
radio standar dan daya standar, yaitu suatu ponsel biasa dengan perangkat lunak
yang diubah. Maka dari itu TEMS akan berperilaku sama seperti ponsel standar.
Namun memiliki fitur tambahan sebagai pengumpul informasi tentang level sinyal
dan kualitas sinyal dan banyak lagi yang dipancarkan oleh BTS.
VI. 1 Logo TEMS
Ada tiga jenis TEMS yang sesuai dengan tujuan penggunaannya, antara lain :
TEMS Investigation
10
TEMS ini digunakan untuk drive test di luar ruangan (outdoor).
Mulai versi 4 sudah dapat digunakan untuk drive test dalam ruangan
(indoor). Menggunakan GPS (Global Positioning System) sebagai alat
navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang dilalui.
TEMS Light
Jenis TEMS Light ini digunakan untuk drive test di dalam ruangan
(indoor).TEMS Light merupakan versi penyederhanaan dari TEMS
Investigation dengan menghilangkan beberapa fitur, yang bertujuan
mengurangi beban kerja dan konsumsi baterai komputer. Hal tersebut
dilakukan karena saat itu komputer portable/laptop masih mempunyai
keterbatasan perangkat dan baterai. Data logfile yang dihasilkan TEMS
Light sama lengkapnya dengan yang dihasilkan oleh TEMS Investigation.
Plotting parameter dilakukan secara manual karena GPS tidak dapat
menerima sinyal dari satelit.
TEMS Automatic
TEMS Automatic ini digunakan untuk drive test di luar ruangan
(outdoor). TEMS Investigation dan TEMS Light hanya bisa mengukur sisi
downlink saja yaitu dari arah BTS ke MS. Untuk uplink yaitu dari arah
MS ke BTS, TEMS Investigation dan Light tidak dapat mengukur karena
alat pengukurnya hanya handphone. TEMS Automatic menggunakan
sistem client-server untuk pengukuran uplink dan downlink. Client-nya
menggunakan MTU (Mobile Test Unit) yang bekerja secara otomatis saat
11
dinyalakan. Hasil pengukuran di MTU dikirim lewat GPRS ke server.
Server akan menerima data dari MTU dan mengolahnya.
III.2. Pengenalan Drive TestDrive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi jaringan
radio. Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan secara real di
lapangan. Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual Radio
Frequency (RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam lingkup
base station sub-system (BSS) yang dilakukan dengan mobil sehingga pengukuran
dilakukan bergerak. Perjalananpun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset
dan software drive test, seperti Agilent, Nemo (Nokia), TEMS (Ericsson), dan
Rohde & Schwarz.
Selain tujuan umum diatas, dalam proses drive test dapat bertujuan khusus
untuk optimasi suatu jaringan seperti berikut :
a. Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah
sesuai dengan prediksi Coverage pada saat Planning.
b. Untuk mengetahui parameter jaringan di lapangan,apakah sudah sesuaI
dengan parameter Planning dan Optimasi.
c. Untuk mengetahui Performansi jaringan setelah di lakukan perubahan
seperti penambahan atau pengurangan TRX.
d. Untuk mengetahui adanya Interferensi dari sel-sel tetangga.
e. Untuk mencari adanya Poor Coverage atau daerah yang memiliki daya
terima signal yang rendah.
12
f. Untuk mencari RF issue yang berkaitan adanya Drop Call atau Block
Call.
g. Untuk mengetahui Performansi jaringan operator lain atau
Benchmarking.
III.3. Perlengkapan Drive Test
Proses drive test membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung
dalam pengukuran. Dalam modul ini drive test dilakukan menggunakan software
TEMS dan adapun perlengkapan lengkapnya sebagai berikut:
Laptop
Laptop digunakan sebagai alat monitoring parameter hasil drive
test secara visual. Laptop yang dilengkapi dengan software TEMS
Investigation untuk mengambil dan mengolah data. Spesifikasi Laptop
untuk drive test harus memiliki memori RAM lebih dari 1GB.
Perangkat Lunak TEMS
Perangkat Lunak TEMS yang digunakan untuk drive test di luar
ruangan adalahsoftware TEMS Investigation.
Dongle HASP4
Dongle HASP4 adalah gabungan proteksi antara hardware key
(dongle) dan software yang biasanya sudah terintegrasi dengan aplikasi.
Software yang terintegrasi dengan TEMS Investigation secara periodik
13
akan memeriksa apakah hardware key tersebut valid atau tidak, jika tidak
valid software tidak akan berjalan sempurna. Tujuan dari dongle adalah
menggantikan serial number dan hanya komputer yang terpasang dongle
yang bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Handphone TEMS
Ada berbagai jenis Handphone yang support pada Tems
investigationdiantaranya adalah Sony Ericsson K800i, T610, dan
W995i. Handphone sebagai terminal untuk panggilan, upload dan
download data maupun video call. Dan untuk mengukur kekuatan sinyal
yang diterima oleh pelanggan. Selain itu perlu juga disiapkan sim card dari
operator yang akan diukur.
Kabel Data
Kabel data untuk menghubungkan antara computer dan handphone.
Kabel data yang digunakan antara lain USB, Serial.
Global Positioning System (GPS)
Sebuah sistem yang dapat menunjukkan posisi benda di permukaan
bumi secara cepat, di semua tempat, pada semua kondisi dan pada setiap
waktu. GPS ini digunakan untuk tracking rute pengukuran sehingga akan
diketahui posisi pengambilan data sepanjang pengukuran drivetest.
14
Aksesoris
Perangkat yang mendukung dalam pengukuran menggunakan
TEMS, sepertiUSB Hub, Inverter, dan Charger handphone, Karet gelang.
III.4. Jenis – Jenis Pengukuran Drive Test
Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi menjadi mode pengukuran dan
cara pengambilan data. Padamode pengukuran drive test ada tiga jenis, yaitu :
a. Drive Test Idle Mode
Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak
melakukan call/sms). Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk
mengetahui signal strength suatu area yang terindikasi low signal/no service.
b. Drive Test Dedicated Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal
(long Call/Short Call ke destination number tertentu). Untuk mengukur dan
mengidentifikasi kualitas voice dan data.
c. Drivetest QoS Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal dengan
metode callset up dan call end dengan formula time /
command squence tertentu.
Sedangkan untuk cara pengambilan data secara drive test dibagi menjadi
empat proses, antara lain :
a. Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untuk memverifikasi
setiap site bagus atau tidak.
15
b. Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau
daerah yang terdiri dari beberapa site namun hanya untuk satu operator
jaringan.
c. Benchmark, merupakan drive test yang membandingkan beberapa operator
dalam satu cluster atau daerah.
d. Optimasi, merupakan bagian analisa gangguan atau kurangnya service quality
pada site yang sudah jadi.
III.5. Parameter Drive Test
Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator tidak hanya berdampak
pada peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan
gagal. Kegagalan panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen
dalam ponselnya yang bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar
coverage BTS sehingga saat handover, ponsel tidak tercover oleh BTS lain atau
pelanggan berada pada daerah blankspot. Ketiga, jaringan operator yang memang
sedang padat.
Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian komponen,
sementara yang faktor kedua tidak bisa berbuat banyak selain menunggu ponsel
mendapatkan sinyal kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan
penggantian simcard operator lain. Pada faktor harus dikembalikan ke operator
yang bersangkutan, apakah jaringan yang mereka pasang sudah baik, sehingga
bisa mengcover seluruh kawasan. Panggilan gagal seringkali terjadi di daerah
perkotaan (kepadatan traffic) dan pegunungan (overlap). Oleh karena itu
dilakukan drive test sebagai bagian dari optimasi jaringan untuk mengetahui
16
parameter-parameter yang terukur agar dapat dievaluasi sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk menjamin kualitas layanan yang lebih baik lagi.
a. Drive Test 2G (GSM)
Parameter untuk drive test GSM ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi kualitas
jaringan. Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :
Broadcast Control Channel (BCCH),merupakan frekuensi carrier yang
digunakan pada saat downlink untuk mentransmisikan informasi system.
Frekuensi carrier yang digunakan oleh BTS 2G yaitu GSM900: 890-915
MHz dan DCS1800: 1805-1880 MHz
Absolute Radio Frequency Channel (ARFC), merupakan konversi dari
BCCH yang bernilai MHz diubah menjadi nomor-nomor kanal.
Cell Global Identity (CGI),merupakan sebuah identititas (ID) yang unik
dari cell-cell dalam suatu jaringan seluler untuk mengenali posisi user
berdasarkan cell. Format penamaan CGI, yang terdiri dari :
MCC (Mobile Country Code) adalah identifikasi suatu negara
dengan menggunakan 3 digit. Untuk Indonesia, digit MCC-nya
adalah 510.
MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang
digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah mobile network atau
PLMN. Kombinasi antara MCC dan MNC akan selalu
menghasilkan sebuah code yang unik di seluruh dunia.
17
LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan
untuk menunujukan kumpulan beberapa
cell. Dalam sebuah PLMN yang sama, tidak boleh digunakan 1
LAC yang sama untuk 2 group cell yang berbeda.Sebuah LAC
dapat digunakan dalam 2 (atau lebih) BSC yang berbeda, asalkan
masih dalam 1 MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir
dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan
diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan
LAC yang berbeda.
CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah cell dalam jaringan
seluler. Dalam sebuah PLMN, CI yang sama dapat digunakan
untuk 2 (atau lebih) cell yang berbeda, asalkan dalam LAC yang
berbeda.
Base Station Identity Code (BSIC), membedakan BTS-BTS berdekatan
yang mempunyai BCCH dan ARFC yang sama.
Sedangkan untuk kulitas jaringan GSM, memiliki parameter diantaranya
sebagai berikut :
RxLev (Reception Level)
level daya yang diterima oleh MS (Mobile Station) dalam satuan –dBm dimana
semakil kecil nilai –dBm-nya maka semakin lemah level daya yang terima.
RxQual (Reception Quality)
18
Tingkat kualitas sinyal yang diterima MS dengan rentang nilai 0 sampai 7 dimana
semakin besar nilai RxQual maka semakin buruk kualitas sinyalnya.
Speech Quality Indicator (SQI)
Tingkat kualitas suara pada saat menelepon yang memiliki rentang nilai antara -20
sampai dengan 30 dimana semakin besar nilai SQI semakin baik.
Call Setup Success Ratio (CSSR)
Standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan kanal
suara yang sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut,
maka ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara.
Standard CSSR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor :
12/Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase CSSR harus ≥ 90% .
Call Completion Success Ratio (CCSR)
Prosentase tingkat keberhasilan hubungan sampai berakhir tanpa terjadi drop call.
biasanya dari operator ditentukan nilai standarnya agar mencapai > 98%.
Drop Call Ratio (DCR)
Dropped Call Ratio adalah prosentase banyaknya panggilan yang jatuh atau
putus setelah kanal pembicaraan digunakan. Dropped call dapat disebabkan
beberapa hal, antara lain:
· Rugi-rugi frekuensi radio.
· Co-Channel interferensi dan Adjacent interferensi.
· Kegagalan proses handover.
Standard DCR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor : 12/
Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase DCR harus ≤ 5%.
19
Blocked Call Ratio (BCR)
Prosentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena keterbatasan kanal
Call Setup Time (CST)
Waktu yang diperlukan untuk melakukan panggilan dalam satuan detik (s).
III.6. Handover
Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan
dari suatu sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS tanpa
adanya pemutusan hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal secara
otomatis yang dilakukan oleh sistem. Tujuan dari handover adalah untuk
menjaga kualitas panggilan, menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam
proses perpindahan layanan, melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan
interferensi yang besar, dan untuk memperjelas batas antar daerah pelayanan
MS.
Proses handover dipengaruhi oleh faktor level daya sinyal terima, kualitas
sinyal terima,power budenganet sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS
(Timing Advanced) yang masing-masing mempunyai nilai ambang batas
sehingga ketika nilai ambang batas tersebut sudah dilewati handover harus
dilakukan untuk menjaga suatu panggilan agar tidak terputus. Proses handover
tidak selalu berjalan lancar, walaupun nilai ambang batas sudah dilewati
namun tetap tidak mau melakukan handover. Hal tersebut dikarenakan
beberapa faktor sehingga menyebabkan kegagalan handover (failure).
Kegagalan handover belum tentu menyebabkan suatu panggilan terputus, bisa
juga mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi jelek. Panggilan
20
terputusatau drop call merupakan akibat yang paling buruk jika handover tidak
dapat dilakukansehingga akan mengurangi kualitas jaringannya.
Pengambilan keputusan dari handover ditentukan oleh jenis handover-
nya. Pada teknologi 2G/GSM dan 3G/UMTS memiliki perbedaan dalam jenis
handover yang digunakan yaitu :
Hard Handover
Hard handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber
dilepaskan dan setelah itu baru menyambung dengan sel tujuan. Sehingga
koneksi dengan sel sumber terputus sebelum menyambung dengan sel
target – untuk alasan tersebut hard handoff juga dikenal dengan sebutan
“break-before-make”. Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan
gangguan panggilan secara instan. Suatu hard handoff dilakukan oleh
jaringan selama panggilan berlangsung. Jenis ini digunakan dalam
teknologi 2G/GSM.
Soft Handover
Soft handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber tetap
tersambung dengan user sementara secara paralel juga menghubungi kanal
pada sel target. Pada kasus ini, sambungan ke target harus berhasil dahulu
sebelum memutus sambungan dengan sel sumber, karena itulah soft
handoff juga disebut “make-before-break”. Interval selama terjadinya dua
sambungan dilakukan secara paralel bisa saja singkat maupun substansial
(tergantung kondisi yang memungkinkan). Karena alasan inilah soft
handoff dapat dilakukan dengan koneksi lebih dari satu sel, misalnya
21
koneksi dengan tiga sel, empat atau lebih, semua dapat dilakukan oleh
telepon dalam satu waktu. Ketika panggilan dalam keadaan soft handoff,
sinyal yang terbaik dari semua penggunaan kanal dapat dimanfaatkan
untuk panggilan pada saat itu atau semua sinyal dikombinasikan agar
dapat menghasilkan duplikat sinyal yang lebih baik. Kemudian yang lebih
menguntungkan adalah, ketika kedua performa dikombinasikan pada
downlink (forward link) dan uplink (reverse link) maka handoff tersebut
menjadi lebih halus (softer). Softer handoff dapat dilakukan apabila sel
yang mengalami handoff berada dalam satu situs sel. Jenis Handover ini
digunakan dalam teknologi 3G/UMTS.
III. 2. Gambar Handover
22
BAB IV
ANALISIS PROBLEM 2G (GSM/DCS)
IV.1 Pingpong Handover
Analisis : Di sebabkan tidak adanya serving cell yang dominan ( jarak antara Rx Level berdekatan +/- kurang dari -5 dbm)Solusi : - Down tilt antenna atau rubah handover threshold parameter.
IV.2 Missing Neighbour
23
Analisis : sampai pada jarak 5 km site Sukamandi belum handover juga ke site Perumahan mempaya.Solusi : Create ‘adjacent cell/ Neighbour’ Sukamandi sec.3 ke perumahan mempaya sec.1 (via BSC sofware)
IV.3 Block call (Tidak bisa melakukan pembicaraan)
Analisis : Block call pada kasus diatas, lebih di sebabkan karena lemahnya sinyal Rx Level ( -104 dbm) jarak serving cell > 7 Km ( site Pangkal dudat)Solusi : Naikkan nilai Rx access minimum atau CRO pada parameter. Atau Solusi terakhir usulkan penambahan tower baru, karena tidak ada dominan cell yg kuat pada area tersebut.
24
IV.4 Drop Call
Analisis : Dropcall lebih di sebabkan karena lemahnya Rx Level,Rx Qual, C/I
worst, Timing Advance ( TA=21),karena jarak antar site berjauhan > 15 Km.
Solusi : Proposed/ usulkan penambahan tower baru
Catatan : Dropcall bisa di sebabkan beberapa hal :
1. Jaraknya sudah terlalu jauh dari site ( seperti contoh di atas TA=21)
2. Interferensi /gangguan. Ada 2 macam :
- Interference Co-Channel
- Interference Adjacent Channel
25
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Block call terjadi Karena terhalang gedung , jadi sinyal yg di pancar oleh
antenna tidak dapat diterima oleh MS dengan baik dan antenna yang
serving sinyal ke MS terlalu jauh
Drop Call terjadi Karena kontur yg landai atau pegunungan, kualitas sinyal
yg di dapat kecil yg mengakibatkan drop
Handover terjadi jarak antara site A dan site B berdekatan.
V.2 Saran
PT. China Comservice Indonesia hendaknya dapat memberikan
kesempatan lebih luas kepada mahasiswa untuk mengetahui penerapan teori
dalam praktek dilapangannya, mungkin salah satunya dengan memberikan
studi kasus atau melibatkan dalam proyek yang ditangani.
26
DAFTAR PUSTAKA
SYSTEM OF PLMN, SIEMENS SOLUTION
27