dream : dermal risk assessment method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala,...

7
November 2018 DREAM : Dermal Risk Assessment Method Oleh : Mila Tejamaya, S.Si., MOHS., PhD; Mahmuda Soraya, SKM erdapat 5 jalur pajanan (route of entry) bahan kimia ke dalam tubuh manusia, yakni melalui inhalasi, absorbsi T kulit/dermal, ingesti, injeksi dan absobsi melalui mata (ocular absorption). Higiene industri selama ini lebih banyak berfokus kepada jalur pajanan inhalasi sehingga metode sampling dan pengukuran pajanannya telah banyak berkembang. Di sisi lain, perhatian terhadap absorbsi dermal masih terbatas. Padahal dibeberapa penelitian, pajanan bahan kimia ataupun biologis melalui jalur dermal juga dapat menyebabkan fatalitas. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami jenis pajanan dermal dan pengukurannya. Ada tiga jenis jalur pajanan bahan kimia maupun biologi dari sumber emisi ke kulit, yakni emisi, deposisi, dan transfer. o Emisi ialah cara pajanan dari sumber langsung mengenai kulit pekerja (droplet maupun partikel dengan ukuran diameter aerodinamik >= 100 um). Contoh terciprat bahan kimia. o Deposisi ialah cara pajanan bahan kimia yang mengekspos ke kulit melalui media udara (partikel dengan ukuran < 100 um). Contoh bahan kimia terciprat ke udara kemudian nemepel pada kulit atau pakaian. o Transfer ialah cara pajanan kimia yang mengekspos ke kulit akibat adanya kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Contoh ada alat kerja yang terkontaminasi lalu dipegang oleh pekerja. 1 Schneider (2000) mengusulkan strategi pengukuran pajanan dermal mengikuti tahapan seperti halnya pada strategi pengukuran pajanan inhalasi. Diawali dengan mengidentifikasi bahan kimia yang ada ditempat kerja serta toksisitasnya; kemudian identifikasi pekerjaan, pola kerja dan sumber pajanan; dilanjutkan dengan pengkajian pajanan dermal secara semi-kuantitatif. Bila memungkinkan, lakukan survey secara kuantitatif untuk menilai tingkat distribusi dan tingkat pajanan dermalnya. Sayangnya, belum ada metode tervalidasi untuk kajian pajanan dermal. De Joode dan kawan-kawan (2003) mencoba membuat metode penilaian pajanan dermal secara semi- kuantitaif dan terstruktur, yang disebut Dermal Exposure Risk Assessment Method (DREAM). Metode ini merupakan pengembangan dari metode yang telah dikembangkan sebelumnya oeh Schneider (1999). Tujuan DREAM adalah untuk: o Menyediakan penilaian awal untuk pajanan dermal dari kontaminan dalam bentuk padatan maupun cairan. o Menyediakan kerangka untuk strategi pengukuran (apa, siapa, dimana, kelompok pekerja seperti apa, dsb). o Menyediakan basis perhitungan untuk melakukan pengendalian. Terdapat dua bagian dari DREAM, yakni: (1) bagian inventarisasi (inventory part) dan (2) bagian evaluasi (evaluation part). Bagian inventory terdiri dari 6 modul yang merupakan pengisian informasi tentang modul perusahaan, departemen, agen, pekerjaan, tugas dan pajanan yang dirangkum dalam table 1 (Schneider et.al, 1990). Tabel 1. Rangkuman informasi yang dikumpulkan dalam bagian inventori Modul Data yang dikumpulkan Proses dalam Model Konseptual Schneider et. Al (1990) Company Informasi umum mengenai perusahaan dan pengamat Departement џ Bahan kimia atau biologis yang terdapat pada lingkungan pekerjaan џ Kegiatan pembersihan di departemen Adakah sumber? Adakah permukaan yang terkontaminasi? Bagaimana proses dekontaminasinya? Agent Sifat fisik dan kimiawi substansi Kekuatan sumber, emisi, evaporasi, dan dekontaminasi Job џ Banyaknya pekerja dengan job title tersebut џ Perilaku terkait higene pada pekerja Dekontaminasi pada kulit Task џ Frekuensi dan durasi pekerjaan Kejadian dalam satuan waktu Exposure to a substances assessed for certain tasks Probabilitas dan intensitas pajanan bahan kimia Emisi, deposisi, transfer, barrier pakaian, kontaminasi pada pakaian, redistribusi

Upload: trankhue

Post on 03-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

November 2018

DREAM : Dermal Risk Assessment MethodOleh : Mila Tejamaya, S.Si., MOHS., PhD; Mahmuda Soraya, SKM

erdapat 5 jalur pajanan (route of entry) bahan kimia ke dalam tubuh manusia, yakni melalui inhalasi, absorbsi

Tkulit/dermal, ingesti, injeksi dan absobsi melalui mata (ocular absorption). Higiene industri selama ini lebih banyak

berfokus kepada jalur pajanan inhalasi sehingga metode sampling dan pengukuran pajanannya telah banyak

berkembang. Di sisi lain, perhatian terhadap absorbsi dermal masih terbatas. Padahal dibeberapa penelitian, pajanan bahan kimia

ataupun biologis melalui jalur dermal juga dapat menyebabkan fatalitas. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami jenis

pajanan dermal dan pengukurannya.Ada tiga jenis jalur pajanan bahan kimia maupun biologi dari sumber emisi ke kulit, yakni emisi, deposisi, dan transfer.

o Emisi ialah cara pajanan dari sumber langsung mengenai kulit pekerja (droplet maupun partikel dengan ukuran diameter

aerodinamik >= 100 um). Contoh terciprat bahan kimia.

o Deposisi ialah cara pajanan bahan kimia yang mengekspos ke kulit melalui media udara (partikel dengan ukuran < 100 um).

Contoh bahan kimia terciprat ke udara kemudian nemepel pada kulit atau pakaian.

o Transfer ialah cara pajanan kimia yang mengekspos ke kulit akibat adanya kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Contoh ada alat kerja yang terkontaminasi lalu dipegang oleh pekerja.

1

Schneider (2000) mengusulkan strategi pengukuran

pajanan dermal mengikuti tahapan seperti halnya pada

strategi pengukuran pajanan inhalasi. Diawali dengan

mengidentifikasi bahan kimia yang ada ditempat kerja serta

toksisitasnya; kemudian identifikasi pekerjaan, pola kerja dan

sumber pajanan; dilanjutkan dengan pengkajian pajanan

dermal secara semi-kuantitatif. Bila memungkinkan, lakukan

survey secara kuantitatif untuk menilai tingkat distribusi dan

tingkat pajanan dermalnya. Sayangnya, belum ada metode

tervalidasi untuk kajian pajanan dermal.

De Joode dan kawan-kawan (2003) mencoba

membuat metode penilaian pajanan dermal secara semi-

kuantitaif dan terstruktur, yang disebut Dermal Exposure

Risk Assessment Method (DREAM). Metode ini merupakan

pengembangan dari metode yang telah dikembangkan

sebelumnya oeh Schneider (1999). Tujuan DREAM adalah

untuk:

o Menyediakan penilaian awal untuk pajanan dermal

dari kontaminan dalam bentuk padatan maupun

cairan.

o Menyediakan kerangka untuk strategi pengukuran

(apa, siapa, dimana, kelompok pekerja seperti apa,

dsb).

o Menyediakan basis perhitungan untuk melakukan

pengendalian.

Terdapat dua bagian dari DREAM, yakni: (1) bagian

inventarisasi (inventory part) dan (2) bagian evaluasi

(evaluation part). Bagian inventory terdiri dari 6 modul yang

merupakan pengisian informasi tentang modul perusahaan,

departemen, agen, pekerjaan, tugas dan pajanan yang

dirangkum dalam table 1 (Schneider et.al, 1990).

Tabel 1. Rangkuman informasi yang dikumpulkan dalam

bagian inventori

Modul Data yang dikumpulkan Proses dalam Model

Konseptual Schneider et. Al

(1990)

Company Informasi umum mengenai

perusahaan dan pengamat

Departement џ Bahan kimia atau

biologis yang terdapat

pada lingkungan

pekerjaan

џ Kegiatan pembersihan

di departemen

Adakah sumber? Adakah

permukaan yang

terkontaminasi? Bagaimana

proses dekontaminasinya?

Agent Sifat fisik dan kimiawi

substansi

Kekuatan sumber, emisi,

evaporasi, dan

dekontaminasi

Job џ Banyaknya pekerja

dengan job title

tersebut

џ Perilaku terkait higene

pada pekerja

Dekontaminasi pada kulit

Task џ Frekuensi dan durasi

pekerjaan

Kejadian dalam satuan waktu

Exposure to a substances assessed for certain tasks

Probabilitas dan intensitas

pajanan bahan kimia

Emisi, deposisi, transfer, barrier pakaian, kontaminasi pada pakaian, redistribusi

Page 2: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

Pada bagian evaluasi, dilakukan perhitungan risiko

pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala,

lengan atas, lengan bawah, tangan, tubuh bagian depan,

punggung, tubuh bagian bawah, betis bagian bawah, dan

kaki. Evaluasi dilakukan untuk masing-masing “task”. Pada

semua bagian tubuh tersebut, dilakukan penilaian estimasi

paparan dermal potensial (Skin-P); dan estimasi paparan

dermal actual (skin-A) dimana:

a. estimasi paparan dermal potensial (skin-P)

merupakan nilai paparan pada pakaian dan bagian

kulit yang terbuka. Perkiraan paparan potensial (Skin--

P) untuk bagian tubuh tertentu terdiri dari

penjumlahan eksposur dermal pada 9 bagian tubuh

tersebut di atas karena tiga rute paparan yang

berbeda: emisi (E ), deposisi potensial (D ) dan P P

transfer (T )P

Skin-P = emisi potensial (E ) +deposisi potensial (D ) + P P

transfer potensial (T ) (persamaan 1)P

b. estimasi paparan dermal actual (skin-A)yaitu paparan

yang mengenai dermal secara actual, setelah

dikoreksi dengan pakaian dan APD yang digunakan

Skin-A = Skin P x O (persamaan 2)HA/BP

O = perlindungan tangan atau bagian tubuh lainHA/BP

U n t u k m a s i n g - m a s i n g r o u t e p a j a n a n

(emisi/deposisi/transfer), tingkat risiko dihitung dengan

mengalikan Probability, Intensitas pajanan, Internal Estimate

dan Estimate Route Factor. Berikut persamaan DREAM:

Skin-P = E + D + T (persamaan 3)P P P

E = P x I x E x ER (persamaan 4)P P P I E

D = P x D x E x ER (persamaan 5)P D I D

T = P x I x E x ER (persamaan 6)P T T I T

2

Keterangan

1. Akronim

Ep = emisi potensial P= probability Ei = internal estimate

Dp = deposisi potensial

I= intensity ER = Estimate Route Factor

Tp = transfer potensial

2. Probability adalah kejadian dari pajanan yang diprediksi. Besarnya

probability untuk:

a. Emisi dan deposisi 0 - Unlikely (<1% dari durasi pekerjaan)

1 - Occasionally (1-10% dari durasi pekerjaan)

3 - Frequently (10-50% dari durasi pekerjaan)

10 - Almost constantly (50-100% dari durasi pekerjaan)

b. Transfer Didefinisikan sebagai frekuensi kontak dengan

permukaan seperti lantai, meja, peralatan, dll.

Kategori probability untuk transfer:

0 - Unlikely (<1% dari durasi pekerjaan)

1 - Occasionally (1-10% dari durasi pekerjaan)

3 - Frequently (10-50% dari durasi pekerjaan)

10 - Almost constantly (50-100% dari durasi

pekerjaan)

3. Intensitas adalah jumlah bahan kimia pada kulit yang tidak tertutup atau

pada pakaian yang disebabkan oleh adanya pajanan. Besaran intensitas

untuk masing-masing jalur pajanan:

a. Emisi dan deposisi 1 – Sedikit (< 10% bagian tubuh terpajan)

3 – Medium (10-50% bagian tubuh terpajan)

10 – Banyak (>50% bagian tubuh terpajan)

b. Transfer Level kontaminasi dari permukaan yang kontak dengan tubuh. Kategori intensitas untuk transfer:

0 – tidak terkontaminasi

1 – mungkin terkontaminasi

3 - <50% permukaan terkontaminasi

10 - >50% permukaan terkontaminasi

4. EI Merupakan pertimbangan sifat fisik dank imia dari bahan kimia. Contoh: kadar ingredient yang aktif dari bahan, wujud fisik, titik didih, kekentalan dan “dustiness”.

Padatan: Ei = PS.C.F.DU.SS

Cairan : Ei = PS.C.EV

Uap: Ei = PS.C

5. PS= Physical state

(wujud fisik)

1 – padatan

1 – Cairan

0,3 – Uap

6. C = Konsentrasi 1 - >90% active ingredient

0.3 – 1-90% active ingredient

0.1 – bila active ingredient < 1%

7. F = Formulation 3 – powder atau partikel halus

1 – granula/pellet/biji/partikel besar

0.3 – bila terikat atau pack

8. DU = Dustiness 3 – iya

1 - tidak

9. SS= stickiness-

wax-moist (derajat

lengket)

1.75 lengket

1 – tidak lengket

Page 3: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

Untuk Skin-A, persamaan yang digunakan adalah

perkalian pajanan dermal potensial (Skin-P) dengan factor

pelindungan tangan dan bagian kulit lainnya (O ).HA/BP

O = M x PFM x RF x GC x GD x UG x URF x BC (persamaan 7)HA HA

O = M x PFM x RF (persamaan 8)BP BP

Faktor perlindungan dermal dipengaruhi oleh

Maka:

Total pajanan dermal actual pada level TASK (Skin-

A ) merupakan penjumlahan pajanan pada 9 bagian tubuh:task

(persamaan 9)

Dari kalkulasi di atas, maka kategori untuk DREAM

adalah sebagai berikut:

3

10. EV = evaporasi atau penguapan

Menunjukkan titik didih

03 – TD < 50 C

01 – TD diantara 50-150 C

00.3 bila TD > 150 C

11. V = viscosity 1 – rendah (seperti air)

1.75 – medium (seperti minyak)

3 – kental (seperti resin atau pasta)

12. ER = exposure route factor

3 – ER (ER untuk emisi)E

1 – ER (ER untuk deposisi)D

1 – ER (ER untuk transfer)T

1. M (jenis material yang menutupi tangan atau bagian tubuh lain.

1 – tidak ada gloves/bagian tubuh terbuka

0.3 – pakaian tenun

0.1 – bukan tenun namun permeable

0.03 – bukan tenun dan tidak permeable

2. PFM (protection factor) 1 – PFMHA

0.3 - PFMHB

3. RF (replacement frequency) 0.3 – satu kali pemakaian

1 – harian

3 – mingguan

10 - bulanan

4. GC (apakah gloves bukan tenun tersambung dengan tangan baju)

3 – Tidak

1 - Ya

5. GD (durasi pemakaian gloves bukan tenun)

10 – durasi penggunaaan selama 0-25% durasi kerja

3 - durasi penggunaaan selama 25-99% durasi kerja

1 - durasi penggunaaan selama 100% durasi kerja

6. UG (u l t ra g loves) apakah d igunakan sa rung tangan double?

1 – Tidak

0.3 - Ya

7. URF (seberapa sering penggantian gloves bagian dalam bila menggunakan double gloves)

1 – setiap sekali pakai

3 – harian

10– mingguan/bulanan

8. B C ( m e n g g u n a k a n pelindung cream)

1 – tidak

0.3 - Ya

е -== ASkinn0

1

0 Tidak ada pajanan dermal.

0-10 Pajanan dermal sangat rendah (very low exposure).

10-30 Pajanan dermal rendah (low exposure)

30-100 Pajanan dermal medium (moderate exposure)

100-300 Pajanan dermal tinggi (high exposure)

300-1000 Pajanan dermal sangat tinggi (very high exposure)

>1000 Pajanan dermal ekstrim (extremely high exposure)

Gambar 1. Evolusi Model DREAM (B. van-Wendel-de-Joode et al, 2003)

Page 4: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

Untuk menghitung pajanan dermal tertimbang waktu

(Skin -A ), pajanan total dermal dikalikan dengan estimasi w task

durasi pekerjaan relative (relative task duration estimate /

RTD), dimana RTD merupakan perkalian dari durasi dan

frekuensi dari task tersebut.

4

џ Task 2: memasukkan batang logam baru . Mesin

menggunakan agen pendingin yang kemudian menjadi

zat pemajan yang dinilai/diukur.

(tabel perhitungan exposure terlampir di belakang)

Ketika membongkar mesin, terjadi paparan kulit

karena emisi yang memajan kedua tangan dan bagian tubuh

lainnya diamati. Seringkali, sejumlah kecil agen pendingin

terlepas ke udara ketika pekerja membongkar mesin. Ini

menghasilkan kontak dengan substansi dengan kulit

(tertutup). Emisi ke tangan diperkirakan lebih tinggi daripada

bagian tubuh lain. Paparan dermal karena transfer kontak

dengan batang logam yang sangat terkontaminasi dengan

agen pendingin. Ini terutama menyangkut tangan. Sebagai

akibatnya, nilai yang diperoleh untuk tangan hampir

merupakan estimasi eksposur maksimum untuk transfer.

Penggunaan udara terkompresi untuk membersihkan benda-

benda logam dianggap sebagai hasil dari pengendapan

bagian-bagian yang terlihat kecuali bagian belakang tubuh.

Rute eksposur dikalikan dengan perkiraan emisi intrinsik 0,3.

Zat pendingin adalah 10% emulsi berbasis air, perkiraan

konsentrasinya adalah (C) 0,3, sedangkan faktor determinan

lainnya diberikan nilai1 [EI (LIQUID) = PS · C · EV · V = 1 · 0,3

· 1 · 1]. Setelah melakukan perhitungan potensi dan eksposur

total kulit yang sebenarnya untuk tugas ini diperkirakan

masing-masing 54 dan 10.6, yang, berdasarkan Gambar. 1,

dianggap sebagai tingkat paparan sedang dan rendah.

Gambar 2 menjelaskan rute pajanan untuk tiga bagian

tubuh dan untuk paparan kulit total menggunakan model

konseptual yang disederhanakan. Nilai-nilai yang muncul

dalam kontaminan disajikan dalam pakaian yang berkenaan

dengan paparan kulit yang potensial sedangkan nilai-nilai

kontaminan kulit adalah perkiraan pajanan kulit yang

sebenarnya. Gambar 2a menjelaskan bagaimana paparan

dermal terjadi, yang sangat membantu ketika merancang

intervensi atau strategi pengukuran. Dapat dilihat, rute

paparan berbeda antara bagian tubuh. Untuk tangan,

transfer adalah rute yang paling penting, sedangkan bagian

depan transfer tidak penting. Paparan dermal karena

paparan kulit paling total. Oleh karena itu, tindakan

pengendalian dalam situasi khusus ini harus mengurangi

kontak dengan kulit dengan permukaan yang terkontaminasi.

jatotaljam

durasifrekuensiRTD

RTDATotalSkinASkin tasktaskW

ker

ґ=

ґ-=-

frekuensi x durasi 1 – 4-8 jam/hari); >20->80 jam/minggu; >800 jam/tahun0.3 - 1-4 jam/hari); 4-20 jam/minggu; 160-800 jam/tahun0.1 – 11-40 menit/hari; 1-4 jam/minggu; 40-160 jam/tahun0.03 - <11 menit/hari; 0-1 jam/bulan; 0-4 jam/tahun

Untuk dapat membandingkan kontribusi dari masing-

masing task terhadap total pajanan dermal untuk satu hari

atau pada job level tertentu, maka pajanan dermal actual dari

semua task dijumlahkan, kemudian dikoreksi dengan

estimasi hygiene pekerja (WH), estimasi hygiene lingkungan

kerja (EH) dan Estimasi Pajanan berkelanjutan (CE).

Estimasi Higiene pekerja (WH) 1 – tidak cuci tangan0.3 – cuci tangan 2-10x per shift dengan air0.3 – cuci tangan 2-5x per shift dengan sabun0.1 – cuci tangan > 10x per shift dengan air0.1 – cuci tangan >10x per shift dengan sabun

Estimasi Higiene lingkungan kerja (lantai, meja kerja, mesin)

0.1 – dibersihkan setiap hari dengan metode basah (dipel); atau kering dan basah (disapu kemudian dipel)0.3 – dibersihkan setiap minggu dengan metode basah; atau kering dan basah1 – dibersihkan dengan metode kering

Estimasi pajanan berkelanjutan: a. Apakah pakaian kerja langsung diganti setelah bekerja?b. Apakah pekerja bertanggung jawab untuk mencuci baju kerja sendiri?c. Apakah pekerja langsung mandi setelah bekerja?

Jawaban untuk ke-3 pertanyaan tersebut adalah:0.3 – Tidak1 - Ya

Contoh Kasus

Di pabrik pembuatan truk, di departemen pembuatan

motor pekerja mengalami paparan dermal terhadap cairan

yang digunakan saat melepas bagian logam dari mesin

penggiling (milling machine). Contoh:

џ Task 1: saat melepas sambungan batang logam dari

mesin penggiling, lalu membersihkan mesin dengan

udara bertekanan

Gambar 2a. Pola rute pemaparan untuk tiga bagian tubuh untuk bagian

tangan dan torso

Page 5: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

5

Gambar 3 memberikan gambaran tentang bagian

tubuh relatif, potensi serta perkiraan eksposur total kulit yang

sebenarnya. Paparan potensial dari tangan jauh lebih tinggi

(faktor 10) daripada untuk bagian tubuh lainnya. Pola untuk

paparan kulit sebenarnya berbeda dari paparan potensial:

lengan bawah memiliki paparan aktual tertinggi, sedangkan

tangan memiliki paparan dermal tertinggi. Hal ini dapat

dijelaskan oleh perbedaan dalam pakaian pelindung: sarung

tangan PVC (tertutup OHA 0,09) menutupi tangan,

sementara lengan bawah tidak tertutup karena pekerja ini

mengenakan kemeja lengan pendek.

Gambar 2b. Pola rute pemaparan untuk bagian bawah tubuh dan untuk

paparan kulit total untuk pekerja yang mengeluarkan batang sambungan

(bagian logam) dari mesin penggilingan. E = emisi, T = transfer, D =

deposisi, O = faktor perlindungan pakaian.

Gambar 3. Rangkuman rute pemaparan untuk setiap bagian tubuh dan

eksposur total tubuh untuk pekerja yang mengeluarkan batang sambungan

(bagian logam) dari mesin penggilingan.

berhenti namun hal ini menyebabkan adanya perbedaan jika

kita melibatkan lebih banyak pengamat. Namun hal ini juga

membuat pendekatan hasil pengukuran dengan metode

DREAM ini menjadi lebih fleksibel. Ketiga, dikarenakan

banyaknya determinan yang terlibat (33 determinan) hal ini

menyebabkan praktik pengukuran dengan metode DREAM

bisa memakan waktu yang cukup banyak.

Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, metode

DREAM ini telah mengisi celah untuk metode dan strategi

penilaian pajanan kulit, karena menghasilkan deskripsi semi-

kuantitatif yang sistematis dari pajanan kulit terhadap zat

kimia di tempat kerja. Estimasi DREAM membentuk penilaian

awal dari pajanan dermal di tingkat tugas, yang

memungkinkan kita untuk membuat peringkat tugas, atau

kelompok pekerja, dengan mengelompokkan mereka

menurut perkiraan DREAM. Contohnya, ketika kita ingin

melakukan evaluasi atau kontrol bahaya. Selain itu,

berdasarkan penelitian terkait dengan keakuratan metode

DREAM yang telah dilakukan oleh an Wendel de Joode,

Vermeulen, van Hemmen, dan kawan-kawan pada tahun

2005, ketika dibandingkan hasil pengukuran menggunakan

metode DREAM dan pengukuran secara kuantitaif, metode

DREAM menjadi model generik yang menjanjikan untuk

berbagai temuan tingkat paparan kulit, terutama

menjelaskan variabilitas dalam tingkat paparan kulit antara

tugas. Keakuratan perkiraan DREAM dalam survei bervariasi,

terutama karena perbedaan variabilitas tingkat paparan

antara tugas. Untuk paparan pada lapisan pakaian, hanya

perkiraan DREAM yang terinci yang memberikan perkiraan

paparan yang berarti. Metode DREAM tampaknya memiliki

akurasi yang dapat diterima, dapat ditingkatkan, dan

dikalibrasi untuk situasi paparan tertentu.

REFERENSI:

De Joode, B., Brouwer, D., Vermeulen, R., Van Hemmen, J.,

Heederik, D. dan Kromhout, H. (2003). DREAM: A

Method for Semi-quantitative Dermal Exposure

Assessment. The Annals of Occupational Hygiene,

[ o n l i n e ] 4 7 ( 1 ) , p p . 7 1 - 8 7. Te r s e d i a d i :

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12505908

[diakses pada 31 Okt. 2018].

van Wendel de Joode, B., Vermeule, R., van Hemmen, J.,

Fransman, W. and Kromhout, H. (2005). Accuracy of a

semiquantitative method for Dermal Exposure

Assessment (DREAM). Occupational and Environmental

Medicine, [online] 62(9), pp.623-632. Available at:

https://www.jstor.org/stable/27732591 [Accessed 31

Oct. 2018].

Metode DREAM ini telah berhasil mengimplementasikan

konseptual Model Schneider, 2000. Namun dalam penelitian

B. van-Wendel-de-Joode dan kawan-kawan, terdapat

beberapa keterbatasan yaitu pertama karena adanya

ketebatasan ilmu pengetahuan yang membahas tentang

determinan pajanan dermal maka nilai-nilai yang

diasumsikan dalam metode DREAM ini berlandaskan pada

asumsi akademis (Cherrie et all., 1996). Kedua, metode

DREAM mengukur tingkat pajanan pada level tugas dan

sebelumnya pengamat harus mendefisinisikan dulu apa saja

yang termasuk tugas, kapan waktu tugas itu dimulai atau Bagi anda yang ingin mengirimkan tulisan, silahkan kirimkan

tulisan anda ke email [email protected]

Page 6: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

6

Lampiran.

Tabel kalkulasi perhitungan contoh kasus: pekerjaan melepas logam dari mesin penggiling pada pabrik pembuatan truk

Page 7: DREAM : Dermal Risk Assessment Method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala, lengan atas, ... dikoreksi dengan pakaian dan APD yang ... paparan berbeda antara

November 2018

IIHA menghadiri AIOH Conference

pada tanggal 1-5 Desember 2018 telah dilaksanakan AIOH (Australian Institute of Occupational

PHyginist) Cenference di Crown Conference Centre, Melbourne, Australia. Acara tersebut terdiri

dari dua hari Continuos Education Session (CES), dan dilanjutkan dengan tiga hari Conference.

Berbagai topik menarik dan issue hangat dalam bidang hygiene industry disampaikan baik dalam CES

maupun conference session. Selain itu, terdapat sesi khusus untuk Asian Network of Occupational Hygiene

(ANOH) dimana IIHA pun telah secara resmi terdaftar sebagai anggota ANOH. Semoga keterlibatan IIHA di

Regional Asia Pacific bisa memberikan manfaat untuk IIHA khususnya dan kemajuan hygiene industry di

Indonesia pada umumnya!

Catatan: Next AIOH Conference akan diselenggarakan di Perth pada tahun 2019.

7