dream : dermal risk assessment method · pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala,...
TRANSCRIPT
November 2018
DREAM : Dermal Risk Assessment MethodOleh : Mila Tejamaya, S.Si., MOHS., PhD; Mahmuda Soraya, SKM
erdapat 5 jalur pajanan (route of entry) bahan kimia ke dalam tubuh manusia, yakni melalui inhalasi, absorbsi
Tkulit/dermal, ingesti, injeksi dan absobsi melalui mata (ocular absorption). Higiene industri selama ini lebih banyak
berfokus kepada jalur pajanan inhalasi sehingga metode sampling dan pengukuran pajanannya telah banyak
berkembang. Di sisi lain, perhatian terhadap absorbsi dermal masih terbatas. Padahal dibeberapa penelitian, pajanan bahan kimia
ataupun biologis melalui jalur dermal juga dapat menyebabkan fatalitas. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami jenis
pajanan dermal dan pengukurannya.Ada tiga jenis jalur pajanan bahan kimia maupun biologi dari sumber emisi ke kulit, yakni emisi, deposisi, dan transfer.
o Emisi ialah cara pajanan dari sumber langsung mengenai kulit pekerja (droplet maupun partikel dengan ukuran diameter
aerodinamik >= 100 um). Contoh terciprat bahan kimia.
o Deposisi ialah cara pajanan bahan kimia yang mengekspos ke kulit melalui media udara (partikel dengan ukuran < 100 um).
Contoh bahan kimia terciprat ke udara kemudian nemepel pada kulit atau pakaian.
o Transfer ialah cara pajanan kimia yang mengekspos ke kulit akibat adanya kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Contoh ada alat kerja yang terkontaminasi lalu dipegang oleh pekerja.
1
Schneider (2000) mengusulkan strategi pengukuran
pajanan dermal mengikuti tahapan seperti halnya pada
strategi pengukuran pajanan inhalasi. Diawali dengan
mengidentifikasi bahan kimia yang ada ditempat kerja serta
toksisitasnya; kemudian identifikasi pekerjaan, pola kerja dan
sumber pajanan; dilanjutkan dengan pengkajian pajanan
dermal secara semi-kuantitatif. Bila memungkinkan, lakukan
survey secara kuantitatif untuk menilai tingkat distribusi dan
tingkat pajanan dermalnya. Sayangnya, belum ada metode
tervalidasi untuk kajian pajanan dermal.
De Joode dan kawan-kawan (2003) mencoba
membuat metode penilaian pajanan dermal secara semi-
kuantitaif dan terstruktur, yang disebut Dermal Exposure
Risk Assessment Method (DREAM). Metode ini merupakan
pengembangan dari metode yang telah dikembangkan
sebelumnya oeh Schneider (1999). Tujuan DREAM adalah
untuk:
o Menyediakan penilaian awal untuk pajanan dermal
dari kontaminan dalam bentuk padatan maupun
cairan.
o Menyediakan kerangka untuk strategi pengukuran
(apa, siapa, dimana, kelompok pekerja seperti apa,
dsb).
o Menyediakan basis perhitungan untuk melakukan
pengendalian.
Terdapat dua bagian dari DREAM, yakni: (1) bagian
inventarisasi (inventory part) dan (2) bagian evaluasi
(evaluation part). Bagian inventory terdiri dari 6 modul yang
merupakan pengisian informasi tentang modul perusahaan,
departemen, agen, pekerjaan, tugas dan pajanan yang
dirangkum dalam table 1 (Schneider et.al, 1990).
Tabel 1. Rangkuman informasi yang dikumpulkan dalam
bagian inventori
Modul Data yang dikumpulkan Proses dalam Model
Konseptual Schneider et. Al
(1990)
Company Informasi umum mengenai
perusahaan dan pengamat
Departement џ Bahan kimia atau
biologis yang terdapat
pada lingkungan
pekerjaan
џ Kegiatan pembersihan
di departemen
Adakah sumber? Adakah
permukaan yang
terkontaminasi? Bagaimana
proses dekontaminasinya?
Agent Sifat fisik dan kimiawi
substansi
Kekuatan sumber, emisi,
evaporasi, dan
dekontaminasi
Job џ Banyaknya pekerja
dengan job title
tersebut
џ Perilaku terkait higene
pada pekerja
Dekontaminasi pada kulit
Task џ Frekuensi dan durasi
pekerjaan
Kejadian dalam satuan waktu
Exposure to a substances assessed for certain tasks
Probabilitas dan intensitas
pajanan bahan kimia
Emisi, deposisi, transfer, barrier pakaian, kontaminasi pada pakaian, redistribusi
Pada bagian evaluasi, dilakukan perhitungan risiko
pajanan dermal pada 9 bagian tubuh manusia yakni kepala,
lengan atas, lengan bawah, tangan, tubuh bagian depan,
punggung, tubuh bagian bawah, betis bagian bawah, dan
kaki. Evaluasi dilakukan untuk masing-masing “task”. Pada
semua bagian tubuh tersebut, dilakukan penilaian estimasi
paparan dermal potensial (Skin-P); dan estimasi paparan
dermal actual (skin-A) dimana:
a. estimasi paparan dermal potensial (skin-P)
merupakan nilai paparan pada pakaian dan bagian
kulit yang terbuka. Perkiraan paparan potensial (Skin--
P) untuk bagian tubuh tertentu terdiri dari
penjumlahan eksposur dermal pada 9 bagian tubuh
tersebut di atas karena tiga rute paparan yang
berbeda: emisi (E ), deposisi potensial (D ) dan P P
transfer (T )P
Skin-P = emisi potensial (E ) +deposisi potensial (D ) + P P
transfer potensial (T ) (persamaan 1)P
b. estimasi paparan dermal actual (skin-A)yaitu paparan
yang mengenai dermal secara actual, setelah
dikoreksi dengan pakaian dan APD yang digunakan
Skin-A = Skin P x O (persamaan 2)HA/BP
O = perlindungan tangan atau bagian tubuh lainHA/BP
U n t u k m a s i n g - m a s i n g r o u t e p a j a n a n
(emisi/deposisi/transfer), tingkat risiko dihitung dengan
mengalikan Probability, Intensitas pajanan, Internal Estimate
dan Estimate Route Factor. Berikut persamaan DREAM:
Skin-P = E + D + T (persamaan 3)P P P
E = P x I x E x ER (persamaan 4)P P P I E
D = P x D x E x ER (persamaan 5)P D I D
T = P x I x E x ER (persamaan 6)P T T I T
2
Keterangan
1. Akronim
Ep = emisi potensial P= probability Ei = internal estimate
Dp = deposisi potensial
I= intensity ER = Estimate Route Factor
Tp = transfer potensial
2. Probability adalah kejadian dari pajanan yang diprediksi. Besarnya
probability untuk:
a. Emisi dan deposisi 0 - Unlikely (<1% dari durasi pekerjaan)
1 - Occasionally (1-10% dari durasi pekerjaan)
3 - Frequently (10-50% dari durasi pekerjaan)
10 - Almost constantly (50-100% dari durasi pekerjaan)
b. Transfer Didefinisikan sebagai frekuensi kontak dengan
permukaan seperti lantai, meja, peralatan, dll.
Kategori probability untuk transfer:
0 - Unlikely (<1% dari durasi pekerjaan)
1 - Occasionally (1-10% dari durasi pekerjaan)
3 - Frequently (10-50% dari durasi pekerjaan)
10 - Almost constantly (50-100% dari durasi
pekerjaan)
3. Intensitas adalah jumlah bahan kimia pada kulit yang tidak tertutup atau
pada pakaian yang disebabkan oleh adanya pajanan. Besaran intensitas
untuk masing-masing jalur pajanan:
a. Emisi dan deposisi 1 – Sedikit (< 10% bagian tubuh terpajan)
3 – Medium (10-50% bagian tubuh terpajan)
10 – Banyak (>50% bagian tubuh terpajan)
b. Transfer Level kontaminasi dari permukaan yang kontak dengan tubuh. Kategori intensitas untuk transfer:
0 – tidak terkontaminasi
1 – mungkin terkontaminasi
3 - <50% permukaan terkontaminasi
10 - >50% permukaan terkontaminasi
4. EI Merupakan pertimbangan sifat fisik dank imia dari bahan kimia. Contoh: kadar ingredient yang aktif dari bahan, wujud fisik, titik didih, kekentalan dan “dustiness”.
Padatan: Ei = PS.C.F.DU.SS
Cairan : Ei = PS.C.EV
Uap: Ei = PS.C
5. PS= Physical state
(wujud fisik)
1 – padatan
1 – Cairan
0,3 – Uap
6. C = Konsentrasi 1 - >90% active ingredient
0.3 – 1-90% active ingredient
0.1 – bila active ingredient < 1%
7. F = Formulation 3 – powder atau partikel halus
1 – granula/pellet/biji/partikel besar
0.3 – bila terikat atau pack
8. DU = Dustiness 3 – iya
1 - tidak
9. SS= stickiness-
wax-moist (derajat
lengket)
1.75 lengket
1 – tidak lengket
Untuk Skin-A, persamaan yang digunakan adalah
perkalian pajanan dermal potensial (Skin-P) dengan factor
pelindungan tangan dan bagian kulit lainnya (O ).HA/BP
O = M x PFM x RF x GC x GD x UG x URF x BC (persamaan 7)HA HA
O = M x PFM x RF (persamaan 8)BP BP
Faktor perlindungan dermal dipengaruhi oleh
Maka:
Total pajanan dermal actual pada level TASK (Skin-
A ) merupakan penjumlahan pajanan pada 9 bagian tubuh:task
(persamaan 9)
Dari kalkulasi di atas, maka kategori untuk DREAM
adalah sebagai berikut:
3
10. EV = evaporasi atau penguapan
Menunjukkan titik didih
03 – TD < 50 C
01 – TD diantara 50-150 C
00.3 bila TD > 150 C
11. V = viscosity 1 – rendah (seperti air)
1.75 – medium (seperti minyak)
3 – kental (seperti resin atau pasta)
12. ER = exposure route factor
3 – ER (ER untuk emisi)E
1 – ER (ER untuk deposisi)D
1 – ER (ER untuk transfer)T
1. M (jenis material yang menutupi tangan atau bagian tubuh lain.
1 – tidak ada gloves/bagian tubuh terbuka
0.3 – pakaian tenun
0.1 – bukan tenun namun permeable
0.03 – bukan tenun dan tidak permeable
2. PFM (protection factor) 1 – PFMHA
0.3 - PFMHB
3. RF (replacement frequency) 0.3 – satu kali pemakaian
1 – harian
3 – mingguan
10 - bulanan
4. GC (apakah gloves bukan tenun tersambung dengan tangan baju)
3 – Tidak
1 - Ya
5. GD (durasi pemakaian gloves bukan tenun)
10 – durasi penggunaaan selama 0-25% durasi kerja
3 - durasi penggunaaan selama 25-99% durasi kerja
1 - durasi penggunaaan selama 100% durasi kerja
6. UG (u l t ra g loves) apakah d igunakan sa rung tangan double?
1 – Tidak
0.3 - Ya
7. URF (seberapa sering penggantian gloves bagian dalam bila menggunakan double gloves)
1 – setiap sekali pakai
3 – harian
10– mingguan/bulanan
8. B C ( m e n g g u n a k a n pelindung cream)
1 – tidak
0.3 - Ya
е -== ASkinn0
1
0 Tidak ada pajanan dermal.
0-10 Pajanan dermal sangat rendah (very low exposure).
10-30 Pajanan dermal rendah (low exposure)
30-100 Pajanan dermal medium (moderate exposure)
100-300 Pajanan dermal tinggi (high exposure)
300-1000 Pajanan dermal sangat tinggi (very high exposure)
>1000 Pajanan dermal ekstrim (extremely high exposure)
Gambar 1. Evolusi Model DREAM (B. van-Wendel-de-Joode et al, 2003)
Untuk menghitung pajanan dermal tertimbang waktu
(Skin -A ), pajanan total dermal dikalikan dengan estimasi w task
durasi pekerjaan relative (relative task duration estimate /
RTD), dimana RTD merupakan perkalian dari durasi dan
frekuensi dari task tersebut.
4
џ Task 2: memasukkan batang logam baru . Mesin
menggunakan agen pendingin yang kemudian menjadi
zat pemajan yang dinilai/diukur.
(tabel perhitungan exposure terlampir di belakang)
Ketika membongkar mesin, terjadi paparan kulit
karena emisi yang memajan kedua tangan dan bagian tubuh
lainnya diamati. Seringkali, sejumlah kecil agen pendingin
terlepas ke udara ketika pekerja membongkar mesin. Ini
menghasilkan kontak dengan substansi dengan kulit
(tertutup). Emisi ke tangan diperkirakan lebih tinggi daripada
bagian tubuh lain. Paparan dermal karena transfer kontak
dengan batang logam yang sangat terkontaminasi dengan
agen pendingin. Ini terutama menyangkut tangan. Sebagai
akibatnya, nilai yang diperoleh untuk tangan hampir
merupakan estimasi eksposur maksimum untuk transfer.
Penggunaan udara terkompresi untuk membersihkan benda-
benda logam dianggap sebagai hasil dari pengendapan
bagian-bagian yang terlihat kecuali bagian belakang tubuh.
Rute eksposur dikalikan dengan perkiraan emisi intrinsik 0,3.
Zat pendingin adalah 10% emulsi berbasis air, perkiraan
konsentrasinya adalah (C) 0,3, sedangkan faktor determinan
lainnya diberikan nilai1 [EI (LIQUID) = PS · C · EV · V = 1 · 0,3
· 1 · 1]. Setelah melakukan perhitungan potensi dan eksposur
total kulit yang sebenarnya untuk tugas ini diperkirakan
masing-masing 54 dan 10.6, yang, berdasarkan Gambar. 1,
dianggap sebagai tingkat paparan sedang dan rendah.
Gambar 2 menjelaskan rute pajanan untuk tiga bagian
tubuh dan untuk paparan kulit total menggunakan model
konseptual yang disederhanakan. Nilai-nilai yang muncul
dalam kontaminan disajikan dalam pakaian yang berkenaan
dengan paparan kulit yang potensial sedangkan nilai-nilai
kontaminan kulit adalah perkiraan pajanan kulit yang
sebenarnya. Gambar 2a menjelaskan bagaimana paparan
dermal terjadi, yang sangat membantu ketika merancang
intervensi atau strategi pengukuran. Dapat dilihat, rute
paparan berbeda antara bagian tubuh. Untuk tangan,
transfer adalah rute yang paling penting, sedangkan bagian
depan transfer tidak penting. Paparan dermal karena
paparan kulit paling total. Oleh karena itu, tindakan
pengendalian dalam situasi khusus ini harus mengurangi
kontak dengan kulit dengan permukaan yang terkontaminasi.
jatotaljam
durasifrekuensiRTD
RTDATotalSkinASkin tasktaskW
ker
ґ=
ґ-=-
frekuensi x durasi 1 – 4-8 jam/hari); >20->80 jam/minggu; >800 jam/tahun0.3 - 1-4 jam/hari); 4-20 jam/minggu; 160-800 jam/tahun0.1 – 11-40 menit/hari; 1-4 jam/minggu; 40-160 jam/tahun0.03 - <11 menit/hari; 0-1 jam/bulan; 0-4 jam/tahun
Untuk dapat membandingkan kontribusi dari masing-
masing task terhadap total pajanan dermal untuk satu hari
atau pada job level tertentu, maka pajanan dermal actual dari
semua task dijumlahkan, kemudian dikoreksi dengan
estimasi hygiene pekerja (WH), estimasi hygiene lingkungan
kerja (EH) dan Estimasi Pajanan berkelanjutan (CE).
Estimasi Higiene pekerja (WH) 1 – tidak cuci tangan0.3 – cuci tangan 2-10x per shift dengan air0.3 – cuci tangan 2-5x per shift dengan sabun0.1 – cuci tangan > 10x per shift dengan air0.1 – cuci tangan >10x per shift dengan sabun
Estimasi Higiene lingkungan kerja (lantai, meja kerja, mesin)
0.1 – dibersihkan setiap hari dengan metode basah (dipel); atau kering dan basah (disapu kemudian dipel)0.3 – dibersihkan setiap minggu dengan metode basah; atau kering dan basah1 – dibersihkan dengan metode kering
Estimasi pajanan berkelanjutan: a. Apakah pakaian kerja langsung diganti setelah bekerja?b. Apakah pekerja bertanggung jawab untuk mencuci baju kerja sendiri?c. Apakah pekerja langsung mandi setelah bekerja?
Jawaban untuk ke-3 pertanyaan tersebut adalah:0.3 – Tidak1 - Ya
Contoh Kasus
Di pabrik pembuatan truk, di departemen pembuatan
motor pekerja mengalami paparan dermal terhadap cairan
yang digunakan saat melepas bagian logam dari mesin
penggiling (milling machine). Contoh:
џ Task 1: saat melepas sambungan batang logam dari
mesin penggiling, lalu membersihkan mesin dengan
udara bertekanan
Gambar 2a. Pola rute pemaparan untuk tiga bagian tubuh untuk bagian
tangan dan torso
5
Gambar 3 memberikan gambaran tentang bagian
tubuh relatif, potensi serta perkiraan eksposur total kulit yang
sebenarnya. Paparan potensial dari tangan jauh lebih tinggi
(faktor 10) daripada untuk bagian tubuh lainnya. Pola untuk
paparan kulit sebenarnya berbeda dari paparan potensial:
lengan bawah memiliki paparan aktual tertinggi, sedangkan
tangan memiliki paparan dermal tertinggi. Hal ini dapat
dijelaskan oleh perbedaan dalam pakaian pelindung: sarung
tangan PVC (tertutup OHA 0,09) menutupi tangan,
sementara lengan bawah tidak tertutup karena pekerja ini
mengenakan kemeja lengan pendek.
Gambar 2b. Pola rute pemaparan untuk bagian bawah tubuh dan untuk
paparan kulit total untuk pekerja yang mengeluarkan batang sambungan
(bagian logam) dari mesin penggilingan. E = emisi, T = transfer, D =
deposisi, O = faktor perlindungan pakaian.
Gambar 3. Rangkuman rute pemaparan untuk setiap bagian tubuh dan
eksposur total tubuh untuk pekerja yang mengeluarkan batang sambungan
(bagian logam) dari mesin penggilingan.
berhenti namun hal ini menyebabkan adanya perbedaan jika
kita melibatkan lebih banyak pengamat. Namun hal ini juga
membuat pendekatan hasil pengukuran dengan metode
DREAM ini menjadi lebih fleksibel. Ketiga, dikarenakan
banyaknya determinan yang terlibat (33 determinan) hal ini
menyebabkan praktik pengukuran dengan metode DREAM
bisa memakan waktu yang cukup banyak.
Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, metode
DREAM ini telah mengisi celah untuk metode dan strategi
penilaian pajanan kulit, karena menghasilkan deskripsi semi-
kuantitatif yang sistematis dari pajanan kulit terhadap zat
kimia di tempat kerja. Estimasi DREAM membentuk penilaian
awal dari pajanan dermal di tingkat tugas, yang
memungkinkan kita untuk membuat peringkat tugas, atau
kelompok pekerja, dengan mengelompokkan mereka
menurut perkiraan DREAM. Contohnya, ketika kita ingin
melakukan evaluasi atau kontrol bahaya. Selain itu,
berdasarkan penelitian terkait dengan keakuratan metode
DREAM yang telah dilakukan oleh an Wendel de Joode,
Vermeulen, van Hemmen, dan kawan-kawan pada tahun
2005, ketika dibandingkan hasil pengukuran menggunakan
metode DREAM dan pengukuran secara kuantitaif, metode
DREAM menjadi model generik yang menjanjikan untuk
berbagai temuan tingkat paparan kulit, terutama
menjelaskan variabilitas dalam tingkat paparan kulit antara
tugas. Keakuratan perkiraan DREAM dalam survei bervariasi,
terutama karena perbedaan variabilitas tingkat paparan
antara tugas. Untuk paparan pada lapisan pakaian, hanya
perkiraan DREAM yang terinci yang memberikan perkiraan
paparan yang berarti. Metode DREAM tampaknya memiliki
akurasi yang dapat diterima, dapat ditingkatkan, dan
dikalibrasi untuk situasi paparan tertentu.
REFERENSI:
De Joode, B., Brouwer, D., Vermeulen, R., Van Hemmen, J.,
Heederik, D. dan Kromhout, H. (2003). DREAM: A
Method for Semi-quantitative Dermal Exposure
Assessment. The Annals of Occupational Hygiene,
[ o n l i n e ] 4 7 ( 1 ) , p p . 7 1 - 8 7. Te r s e d i a d i :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12505908
[diakses pada 31 Okt. 2018].
van Wendel de Joode, B., Vermeule, R., van Hemmen, J.,
Fransman, W. and Kromhout, H. (2005). Accuracy of a
semiquantitative method for Dermal Exposure
Assessment (DREAM). Occupational and Environmental
Medicine, [online] 62(9), pp.623-632. Available at:
https://www.jstor.org/stable/27732591 [Accessed 31
Oct. 2018].
Metode DREAM ini telah berhasil mengimplementasikan
konseptual Model Schneider, 2000. Namun dalam penelitian
B. van-Wendel-de-Joode dan kawan-kawan, terdapat
beberapa keterbatasan yaitu pertama karena adanya
ketebatasan ilmu pengetahuan yang membahas tentang
determinan pajanan dermal maka nilai-nilai yang
diasumsikan dalam metode DREAM ini berlandaskan pada
asumsi akademis (Cherrie et all., 1996). Kedua, metode
DREAM mengukur tingkat pajanan pada level tugas dan
sebelumnya pengamat harus mendefisinisikan dulu apa saja
yang termasuk tugas, kapan waktu tugas itu dimulai atau Bagi anda yang ingin mengirimkan tulisan, silahkan kirimkan
tulisan anda ke email [email protected]
6
Lampiran.
Tabel kalkulasi perhitungan contoh kasus: pekerjaan melepas logam dari mesin penggiling pada pabrik pembuatan truk
November 2018
IIHA menghadiri AIOH Conference
pada tanggal 1-5 Desember 2018 telah dilaksanakan AIOH (Australian Institute of Occupational
PHyginist) Cenference di Crown Conference Centre, Melbourne, Australia. Acara tersebut terdiri
dari dua hari Continuos Education Session (CES), dan dilanjutkan dengan tiga hari Conference.
Berbagai topik menarik dan issue hangat dalam bidang hygiene industry disampaikan baik dalam CES
maupun conference session. Selain itu, terdapat sesi khusus untuk Asian Network of Occupational Hygiene
(ANOH) dimana IIHA pun telah secara resmi terdaftar sebagai anggota ANOH. Semoga keterlibatan IIHA di
Regional Asia Pacific bisa memberikan manfaat untuk IIHA khususnya dan kemajuan hygiene industry di
Indonesia pada umumnya!
Catatan: Next AIOH Conference akan diselenggarakan di Perth pada tahun 2019.
7