drama (2)
DESCRIPTION
jkshudTRANSCRIPT
DRAMA BAHASA INDONESIA
“ FEBRUARI MENANGIS ”
Oleh :
1. Ahmed Khusdi Oktaviansyah 8. Nadia Saraswati
2. Agung Purnama 9. Nadya Utami Putri
3. Dwi Oktavilia 10. Nanda Wisnu Pratama
4. Maulidina Sari 11. Nurul Karima
5. Meidi Tri Malindo 12. Pandu Rifqi Amalia
6. M. Iqbal Al Zariqo 13. Teresia Naomi Anastasia
7. M. Ardiansyah
SMA NEGERI 13 PALEMBANGJl. Adi Sucipto No. 2803 Bandara SMB II Palembang 30154
Telp. (0711) - 410079
Nama-Nama Pemain Drama :
1. Ahmed Khusdi Oktaviansyah : Raka
2. Agung Purnama : Angel Merah Marie
3. Dwi Oktavilia : Marie
4. Maulidina Sari : Shena
5. Meidi Tri Malindo : Angel Putih Marie
6. M. Iqbal Al Zariqo : Fathan
7. M. Ardiansyah : Pak Edward
8. Nadia Saraswati : Narator
9. Nadya Utami Putri : Bulan
10. Nanda Wisnu Pratama : Jubah Hitam, Angel Merah
11. Nurul Karima : Nasya
12. Pandu Rifqi Amalia : Bintang
13. Teresia Naomi Anastasia : Angel Putih
FEBRUARI MENANGIS
BAGIAN 1 (FLASH BACK)Ketika rasa sesak menyeruak membebani hati, jiwa tersiksa dengan keadaan
yang ada. Tangan, mulut, mata, telinga, dan bahkan diri tak bisa memenuhi apa ingin
dan apa yang menjadi bahagia dirinya, seakan semua pintu kebahagian telah tertutup
dengan penyesalan dan rasa bersalah
Suatu malam tepat di tengah kegelapan terlihat sesosok perempuan sedang
duduk dengan kaki yang tertekuk dengan rambut, fikiran dan tatapan yang tak lagi
karuan. Jiwanya terguncang, dia tertawa namun tawa itu bukan karena bahagia. Lalu
diam, diam itu bukan karna sedang merenung. Tatapan yang menggambarkan
kekosongan. Kemudian ia menangis, tangisan itu seakan menggambarkaan kesedihan
alangkah malang dirinya kini.
Marie : “Na na na na na na na” (Berlagu tak karuan). Aku ingin ke surga tuhan,
Ahahahah! (Berteriak dengan muka murung kemudian tertawa).
Datang Sosok Jubah Hitam
Jubah Hutam : “Hei manusia malang, lihatlah dirimu sekarang !
Marie : “A..aa..aapa kau? Kau. Kau? Kau datang lagi?” (Terbata ketakutan).
Jubah Hitam : “Dalam kegelapan yang mencekam, aku akan datang untukmu”
Marie : “Untuk apa?” (Mundur).
Jubah Hitam : “Demi rasa sakit, demi amarah, demi dendam. Aku akan berdiri hanya
untukmu, untuk dendam itu. Atas nama dendam bukan atas nama cinta”.
Marie : “Pergiiii !!” (Menangis ketakutan dan berteriak sambil meremas rambutnya)
Jubah Hitam : “Takkan berguna tangis itu. Dan jika engkau tetap menangis, aku akan
menegakkan kepalamu tinggi-tinggi. Aku akan selalu berada disisimu. Dan
aku akan menjadi malaikat pencabut nyawamu. Di taman kegelapan yang
sepi dan sunyi”.
Marie : “Tidaaaaak. Siapa kau sebenarnya?
Jubah Hitam : “Kau tak tau aku?”
Marie : “Tidaaak! Aaaarghh pergi kau. (Melempar barang)
Jubah Hitam : “AKU ADALAH RASA BERSALAHMU! (Mengangkat dagu sigila).
Tubuh marie menggigil, segala kenangan buruk tergambar di benaknya, dia
berteriak, meremas kepalanya, mencakar tubuhnya, membenturkan kepalanya, ia
ingin menepis segala kenangan buruk. Tubuhnya menggigil meronta ketakukan.
Angel Merah : “Hai anak manusia, aku kasihan melihatmu seperti ini, kau sudah terlalu
lama menangis, kemari ikutlah denganku”
Marie : “Aaaaaaahhhhh. Aku lelah dengan semua ini. Aku ingin ke surga tuhan”
Angel Putih : “Sesungguhnya surga akan menantimu Marie, jika saja kamu mau bertobat
dan bersungguh di jalanNya”
Angel Merah : “Marie, ayo ikutlah ke surga bersamaku. Surga adalah tempatmu bukan
disini. Tak ada satu orang pun yang peduli denganmu disini, lebih baik kau
ikut aku. Ikutilah apa yang aku katakan kepadamu, maka kita akan sampai
ke surga. Percayalah”
Angel Putih : “Tidak Marie, jangan dengarkan itu, kau sudah terlalu jauh. Kembalilah,
sesungguhnya dia hanyalah iblis yang menginginkan kamu jatuh kedalam
lembah dosa”
Angel Merah : “Jangan dengar dia Marie,, kau akan lebih bahagia di kehidupan kedua nanti,
akan kujadikan kau ahli surga kelak”
Marie : “Surga? Surga? Hahahahaha! Ya surga.
Angel Merah : “Ya meri, iya.
Angel Putih : “Tidak Marie, Jangan. Jangan. Sadarlaaahh.
Marie : “Aku akan menyusul kalian teman-teman” (Sambil mengambil dan memeluk
foto).
Angel Putih : “Mati bukanlah penyelesaian dari segalanya. Segala sesuatu akan
dipertanggung jawabkan kelak. Jika kau fikir dengan mati kau bisa terbebas
dari sesuatu yang menghantuimu. Kau salah besar Marie, bertaubatlah.
Angel Merah : ”Tidak Marie, kau lebih baik Mati. Maka kau akan damai.
Marie : ”Tiddddaaaaaaaaaaaaaaakkkk…..! (Berteriak dan meleparkan Photo)
Tanpa fikir panjang Marie menggoreskan tangannya dengan pecahan pecahan
kaca. Dan Sreeett… darah pun keluar.
BAGIAN 2Beberapa waktu yang lalu, seorang gadis 16 tahun bernama Marie Shalimar
Renggana meninggal bunuh diri di rumahnya. Dia seorang gadis manis tomboy berasal
dari Yogyakarta dan tinggal di Jakarta. Lima hari setelah kematiannya, ibunya
menemukan buku hariannya di kamarnya. Ibunya ingin mengetahui sebab
kematiannya.
22 Desember 2013
Dear Diary, hari ini hari pertama gue sekolah di SMA Global Mandiri. Pas gue masuk kelas,
gue diejek murid-murid cowok yang nyebut gue orang aneh. Inilah awal hari yg buruk.
Kemudian beberapa murid cewek cantik dan populer ngedatengin gue, terus
memperkenalkan diri mereka. Mereka ngatain gue orang terjelek yang pernah mereka temui.
Parah bukan? Gue nangis. Gue terus pulang ke rumah terus menelepon pacar gue Ray. Gue
pikir hari ini bakalan jadi lebih baik. Tapi dugaan gue salah. Dia bilang bahwa hubungan
jarak jauh gabakalan bisa bertahan. Dan akhirnya dia mutusin gue.
24 Desember 2013
Morning Nopember, awal bulan baru, lembaran baru.
Gue kangen banget sama Ray. Tapi gue harus move on !
08 Januari 2014
Hari ini Sabtu, dan hari ini gue nangis lagi. Ibu bercerai dengan Ayah, tepatnya Ayahlah
yang menceraikan Ibu, karena dia merasa bosan dan tak sejalan lagi dengan Ibu. Padahal
jelas jelas itu gara gara Ayah punya istri baru, lantas Ibu gue dia campakin gitu aja. Gue
masih gak percaya keluarga gue hancur kaya ini. Gue udah capek nangis. Gue letih.
13 Januari 2014
Ibu tidak bercerai! Ayah gak pergi! Gak mungkin ! Ini semua cuman mimpi. Hidup gue
sempurna.
16 Januari 2014
Hidup gue hancur setelah Ayah dan Ray pergi dari hidup gue. Mereka yang ngehancurin
hidup gue, mereka yang hancurin masa depan gue. Mereka laki laki yang gue sayang. Tapi
enggak buat sekarang, mereka IBLIS. Sekarang gue sadar ternyata semua lelaki itu
BAJINGAN. Gue benci cowok!
18 Januari 2014
Welcome des. Awal yang baik. Gue punya temen baru namanya Nasya, dia cantik, baik,
ramah, pinter dan care sama gue. Gue ngerasa nyaman disamping dia. Dia beda banget
sama yang laen.
19 Januari 2014
Gue sama Nasya udah makin deket aja, Kemana mana kita berdua udah kaya sendal jepit.
23 Januari 2014
Fathan Aditya Permana. Cowok itu ……. !
25 Januari 2014
Di bawah langit yang menangis ku bawa pulang rasa sakit ini.
BAGIAN 3Jum’at, pukul 16:40. Sore itu Fathan sedang berada di dekat pintu kelas, dia
sengaja menunggu Nasya yang keluar dari kelas. Tak lama kemudian Nasya pun
keluar bersama Marie.
Fathan : “Sa, sory. Gue bisa ngomong sebentar sama lo ga? Ada yang mau gue
omongin nih.
Nasya menatap Marie. Dan Marie mengangkat pundaknya sebagai isyarat
menyerahkan keputusan kepada Narsya.
Fathan : “Gimana? Bisa?”
Nasya : “Yaudah oke deh. Mer, gapapakan lo hari ini pulang ga bareng gue?
Marie : “It’s ok.” (Dengan terpaksa dan sedikit rasa kesal)
Nasya : “Take care sob, bye” (melambaikan tangan)
Marie pun pergi.
Nasya : “Mau ngomong apa, Tan?”
Fathan : “Euhh.. euh.”
Setan Putih : “udah tembak aja, jangan ngulur-ngulur waktu. Kayaknya dia juga suka
sama kamu.”
Setan Merah : “Jangan nanti dia nyakitin kamu.”
Setan Putih : ”enggak dia baik kok, dia juga kelihatan setia, dan nggak akan nyakitin
kamu. Pokoknya kamu harus tembak dia.”
Setan Merah : “Tidak.”
Setan Putih : “Iya.”
Setan Merah : “Tidakkkk.”
Setan Putih : “Iya.”
Nasya : “Euh euh doang? Ahahaha
Fathan : “Engga sih, hehe. Gaenak nih ngomong disini, pegel. Duduk dulu mending.
Lalu duduk
Fathan : ”Ok deh. Sya, denger gue baik baik oke”.
Nasya : “Dari tadi juga udah di denger kali”
Fathan : “Ok. Sya, gue punya sebuah lagu buat loe....
sejak pertama kali gue kenalan, sering ngobrol, terus jalan sama
loe, gue gak tau ya kenapa gue selalu ngerasa nyaman kalo ada di deket loe.
Dari dulu gue suka banget liat lo, gue suka gaya lo, cara lo bergaul sama
temen – temen, lo gak membeda – bedakan mereka. Dan tanpa gue sadari
ternyata tumbuh rasa cinta di hati gue sama lo. Naah, Jujur Sya, gw sayang
sama loe.. Loe mau ga jadi cewek gw?
Nasya : ”Sebenernya gue juga punya perasaan yang sama seperti yang lo rasain .
Tapi gimana sama Shena? Bukannya dia itu ngebet banget sama lo? Apa
jadinya kalo dia tau gue sama lo? Pasti gue jadi bulan bulanan dia Tan.
Fathan : ”Gue tanya lo sya, tanya hati lo. Soal Shena, lo Jangan khawatir, gue bakalan
jaga lo. Gabakalan gue biarin dia nyakitin lo seujung kuku pun! Gue
mohon, jadi pacar gue sya”.
Angel Merah : “Tolak! Tolak! Tolak! Tolak aja, dia gak begitu kece tuh. Gak banget deh
buat kamu. Tolak aja tolak!”
Angel Putih : “Terima aja terima, dia baik, lumayan kece ko. Ayok terima terima.
Angel Merah : “Ihh. Tolak! Tolak! Kamu kan cantik, masih banyak cowo kece selain dia,
banyak yang lebih baik juga.”
Angel Putih : “Dia baik dan lumayan kece, gue bilang terima ya terima! (Dengan nada
ngotot dan memaksa)”
Angel Merah : “Ih lo kan angel putih, gue yang angel merah kok lo yang galak sih? Ah
pokoknya tolak!”
Angel Putih : “Eh iya maap maap. Pokoknya terima deh terima.”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Nasya : ”Sssstt…! Emm..Iya.. aku mau”. (Tersipu malu)
Saat itu sebenarnya Marie berada dibalik pintu. Tentu saja ia mendengar semua
percakapan antar Fathan dan Nasya. Dan *Jedaaarrr* suara petir menyambar, dan diikuti
hujan yang turun dengan deras.
Sore itu Nasya pulang dengan Fathan. Hujan lumayan deras, Fathan melepas Jaket
yang dipakainya lalu memakaikannnya kepada Nasya. Sementara itu di bawah langit yang
menangis Marie pulang dengan membawa rasa sakit hatinya.
Januari 27, 2014
“Aku seperti angin, meski hadirku kau rasakan tapi aku tak dapat kau lihat. Sakit, Ku coba
sembunyikan luka ini darimu, ku bungkus dengan senyumku agar kau tak menyadari bahwa
kau telah menyakitiku”.
Waktu menunjukan pukul 07:35. Pagi itu Fathan sengaja datang lebih awal tak
seperti biasanya, namun belum ada siapa pun yang datang di dalam kelas.
Tak lama dari itu murid-murid pun bersusulan datang. Gaduh suara murid
seakan menjadi hiasan tersendiri di dalam kelas itu. Dan *Teeeeeetttt teeett teeet* Bel
sekolah pun berbunyi. Tanda pembelajaran akan dimulai. Hari itu jam pertama
dimulai dengan pelajaran B. Inggris.
Pak Edward : “Selamat pagi. Bel pelajaran sudah berbunyi hentikan aktivitas kalian,
siapkan untuk pembelaran. Dengar, selama pembelajaran saya berlangsung
jangan ada kegiatan tambahan lain yang kalian lakukan. Perhatikan apa
yang saya sampaikan dan catat!. Paham?
Murid : “Pahaaam”
Di tengah pembelajaran berlangsung, ketika Pak guru sedang menulis di papan
tulis Nasya melihat di bawah mejanya ada sesuatu. Karena penasaran ia pun
mengeluarkannya dari meja. Dan ternyata …….
Nasya : “Kyaaaaaa.. Bungaaaa, Coklatt. Aaaahh ” (Bergumam sendiri)
Marie : (Melirik dengan ujung matanya menunjukan tidak senang)
Nasya : “Eh ada suratnya juga” (CE pun membaca sambil senyam senyum sendiri).
Yaah, tapi gaada nama pengirimnya.
Nasya melirikan pandangannya ke arah Fathan. Dan ternyata Fathan pun
sedang memandang Nasya. Marie memandang tidak suka.
Nasya : “Jangan jangan dia?. Ah tidak tidak”. (Mencoba menepis)
Marie : ”Sssshht.. suaramu bisa bisa menggemparkan kelas, apa kamu mau menjadi
santapan makan siang Pak Edward ?”
Nasya : “Gila lo, ya enggalah”
Tibi tiba… *PLUUUK* Segulung kertas jatuh di meja Nasya lalu diapun
membuka dan membacanya.
“Semoga kamu menyukai bunga dan coklatnya”
Namun ketika Nasya itu akan membalasnya lagi, kertas yang ia lemparkan
melebihi tempat duduk Fathan, dan terkena kepala Pak Edward yang sedang menulis
di papan tulis.
Pak Edward : “Siapa yang berani melempar kepala saya?!” (Membalikan badan dengan
muka yang menyeramkan)
Murid murid ketakukan, tatapan mereka tertuju kepada Nasya.
Pak Edward : “Nasya! Ini perbuatan kamu? (menunjukan gulungan kertas)
Nasya : “Euh.. Euh.. Pakk.”
Pak Edward : “Jawab!”
Marie : “Bukan. Bukan Nasya yang melakukannnya. Saya tidak sengaja
melemparkannya. Maafkan saya”
Nasya : (Menatap Marie) ”Apa apaan kamu ini?”
Marie : “Ssst…. Udah gak apa-apa”. (Sedikit berbisik)
Pak Guru : ”Kurang Ajar kamu. Sekarang kamu kesini, berdiri di depan angkat kaki
sebelah, jewer kedua telinga kamu sampai jam pelajaran saya selesai.
Marie pun di hukum di depan kelas. Nasya menundukan kepalanya merasa bersalah.
Bel pun berbunyi *Teet teett Tet*
Pak Edward : “Baik, jam pelajaran sudah berakhir. Terimakasih selamat siang.”
Marie : “Eh pak, saya ini gimana pak?
Pak Edward : “Kamu boleh duduk! Mari anak-anak see you next time.”
Murid : “See you”
Nasya : “Maafin gue ya soal tadi pagi”
Marie : “Iya gapapa kali kalem aja”.
Nasya : “Tapi gue gaenak sama lo, kenapa lo mau ngelakuin itu ke gue?”
Marie : “Gue pengen nolongin lo aja.
Nasya : “ Tapi kaan….”
Marie : “Udah ah gausah lebay. Oiya pa bambang ga bakalan masuk hari ini loh,
cuman ada tugas yang harus dikerjain di LKS, sekarang mending lo ngerjain
gih. Gue kekantin dulu, lo udah sarapan belumm? ”
Nasya : “Belum sih”
Marie : Yaudah biar sekalian gua bawain ntar. Kalo gitu gue ke kantin dulu oke?
Di sudut yang lain
Raka, Shena, dan si kembar Bulan, Bintang sedang berbincang bincang.
Raka : “Duh Shen, lo dari tadi Nyisiiiiiiirr mulu, Dandaaaaaan mulu. Empet gue
liatnya”
Shena : “Biarin dong secara gue kan pengen terus menambah pesona gue, biar
pangeran Fathan gue tergila gila dan ga pindah ke lain hati. Bener gak
dayang dayangku?”
Bulan+Bintang: “That’s Right Princess” (Dengan nada yang sama)
Shena : ”Cakep !” (Mengacungkan Jempolnya). Raka, tolong dong cermin gue”
Raka : “Ok my princess, ini dia cermin ajaibnya” (Dengan nada yang sedikit
mengejek)
Shena : “Wahai cermin ajaib, siapakah perempuan tercantik di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling kuat di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling hebat di dunia ini?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling pantas menjadi pacar My lope-lope my everything my
baby Fathan?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Raka : “Siapakah yang paling pantas menikah dengan Budi Anduk?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Raka : (Tertawa)
Shena : “Apa? (Terkejut dan mengatakan dengan nada yang tinggi)
Bulan+Bintang : “Oh my eyes, my heart, massyaallah Princess, maksud kita nggak kayak
gitu.
Shena : “Huu dasar kalian, gue kan maunya juga sama My lope-lope My everything
My Baby Fathan, bukan Budi Anduk. Wahai cermin ajaib, kita cocok kan?”
Raka : “Mohon maaf Princess Shena Carolina Atmajaya Sukma Permana yang
Paliiiiiiiiiiiiiiiiiing.
Bintang : Cetar membahana badai mempesona halilintar memukau seluruh jagat raya
perut bumi pun meledak melewati garis katulistiwa melayang di cakrawala
bagaikan bulu mata princess… dan terpampang nyata
Raka : Sepertinya anda kurang beruntung. Fathannya udah jadi punya orang lain
tuuh. Coba lagi ya, jangan menyerah” (Nada meledek)
Shena : “Apa? Siapa yang lo maksud?”
Bulan+Bintang: “Apa? Siapa yang lo maksud?” (Mengulang perkataan Shena)
Raka : “Nasya Khansa Aulia, dari kalangan bangsawan, berparas cantik, baik hati
dan tidak sombong, rajin menabung, disayang orang tua, daaaaaaaann
paliiiiing bijaksana”
Shena : “Benarkah itu cermin?”
Bulan+Bintang: “Benar Princess”
Shena : “ Uuuukhh. Tidak bisa dibiarkan!”
Shena menghampiri Nasya
Nasya : (Sedang mengerjakan tugaas)
Shena : “Heh lo cewe tengil, bener lo jadian sama My Baby Fathan?”
Nasya : “Apaan sih?” (Tidak menggubris)
Shena : “Lo budek? Apa bego?
Nasya : “Terserah. Pllis deh Shen, gue lagi ga mau ribut, gue lagi ngerjain tugas.
Shena : “Sok sibuk banget sih lo ! Sini mana gue liat (mengambil kertas yang di tulis
Nasya)
Nasya : Shen, balikin shen. Jangan rusak tugas gue. Balikin sini. (Merebut)
Shena : Argh ! Penting buat gue? (merobek kertas itu).
Ups sory ga sengaja. Nih lo benerin aja sendiri nih.
Nasya : Lo ya, jahat banget sama gue, padahal gue gak pernah jahatin lo!
Shena : Pikir aja sendiri (acuh tak acuh).
Nasya meneteskan air mata
Shena : Uuuhhh nangiiss, cup cup cup. Sana gih bilang ke cowok lo! (Mengangkat
dagu Nasya)
Raka : “Wah gawat shen, gawat”
Lalu Marie pun datang dengan membawa makanan di tangannya. Ia kaget melihat
Nasya menangis.
Marie : “Lepas! Waah nyari masalah lo sama gue, lo apain Nasya? Ha?!
Shena : Siapa juga yang nyari masalah sama lo? Gausah ikut campur, lo siapanya
Nasya? Babunya?
Bulan : OMG , mau maunya ya lo di jadiin babu sama si Nasya.
Marie : Heh, ngomong di jaga dong,
Shena : “Kenapa? Gasuka? Emang bener kan lu babuna si Nasya, kemana mana lo
ngintilin dia. Nah sekarang itu liat apa yang lo bawa? Makanan? Makanan
buat si Tengil ini kan?
Bulan : “Tuh kan bener babu.”
Bintang : “Atau kalo engga, jangann jangan lo suka ya sama si Nasya, secara lo kan
tomboy, ya jangan jangan lo jeruk makan jeruk *Upss*
Raka : “Uuhh takuuuuttt (Mengejek)
Marie : “Kurang ajar ya lo pada, biar gue kasih pelajaran”
Nasya : “Udah udah cukup cukup. Biarin mereka
Marie : “Tapi mereka kurang ajar banget”
S+BB+R : “Wihhh marahh, Atuuutt yua ah cuuss. Hiii”
Shena : “Awas lo ya. Masalah kita belum selesai!”
Raka : Makanya jangan nyari masalah sama shena, shena itu bisa ngelakuin hal
yang lebih jahat lebih dari ini. Bahkan lebih dari yang lo pikirin.
BAGIAN 4Januari 29, 2014
Kekecewaan yang berubah menjadi dendam…
Membawa pergi seluruh hati nurani…
Yang ada kini hanya sepi…
Sepi yang bertaburkan luka…
Setelah Nasya mempunyai pacar, dia sering menghabiskan waktunya bersama
Fathan pacarnya. Nasya mulai jarang pulang bersama dengan Marie. Setiap Marie
mengajaknya pulang bersama, belajar bersama, ataupun sekedar hunting bareng,
Nasya selalu menolaknya dengan alasan sudah ada janji dengan Fathan. Marie sering
kali kesal, dan marah gara gara hal tersebut.
Sebelum pulang sekolah
Marie : “Sya, salah ga sih kalo kita suka sama sahabat sendiri”
Nasya : “Sekedar suka? Bukan cinta kan?
Marie : “Lebih dari Cinta sya”
Nasya : “Wihh lo lagi jatuh cinta yaa? Ya kalo menurut gue sih jangan sampe deh
Mer lo suka sama sahabat sendiri soalnya nih ya, itu bisa ngerusak hubungan
pertemanan kalian. Ya walaupun yang namanya cinta gabisa kita halang.
Marie : “Lo bener sya”
Nasya : “Seandainya kita suka sama co sahabat sendiri, apa yang harus kita lakuin
Mer?
Marie : “Euhh yaa…. Yaaa kata lo tadi sya kan cinta gabisa kita halang”
Nasya : “Terus kalo lo kaya gitu, lo mau tetep suka sama co sahabat lo sendiri?
Marie : “Euhh…
Nasya : “Lo kenapa sih? Aneh gitu?
Marie : “Aneh? Ah engga.” (Gugup)
Nasya : “Serius mer. Terus kenapa ya setiap gue lagi sama Fathan atau lagi
ngomongin dia, gue suka ngeliat raut muka lo itu kaya nunjukin gasuka.
Apalagi akhir akhir ini gue ngerasain banget itu Mer. Kenapa sih?
Marie : “Ah lo apa apaan sih? Perasaan lo doang kali.
Nasya : “Gue pengen banget percaya sama apa yang lo omongin mer, tapi mata lo ga
bisa boongin gue. Kalo iya ngomong mer sama gue. Gue gamau ada salah
paham diantara kita. Lo sama gue udah temenan lama, gue gamau hancur
gara gara urusan co” Apa mungkin lo suka sama Fathan? (Gumamnya
dalam hati)
Meri : “Aduh sya, lo jangan berfikiran bodoh deh. Euh ya udah sya bukannya lo
mau kumpulan? Buruan gih ntar telat”
Nasya : “Mer jangan jangan lo suka ya sama Fathan?
Marie : “Engga sya, udah gih buruan entar telat.
Nasya : “Yaah lo. Oke deh mer, gue masuk dulu ya. Bye !
Januari 30, 2014
Dibalik dadaku bukanlah hati yang pasrah. Yang dindingnya berhias kalimat-kalimat rela
Dibalik dada ini ada perasaan tercabik dan terbakar. Yang asapnya menjadi dendam
Keesokan harinya di Jam Istirahat
Marie : “Sya, hari minggu kita jadi jalankan?”
Nasya : “Duh, sory Mer kayaknya gue kabisa deh, gue mau nemenin Fathan ceck
up”
Marie : “Ok deh, gapapa. By The Way kita ke Perpus yuk sya”
Nasya : “Gue lagi nunggu Fathan dulu Mer”
Marie : “Kita ke kantin deh yuk sya. Yuk ah, gue laper nih”
Nasya : “Engga ah. Lo duluan aja, biar gue nanti aja bareng sama Fathan”
Marie : “Yaudah, kalo gitu anterin gue ke toilet dong. Kebelet nihh”
Nasya : “Guee lagi nunggu Fatahan Marie”. (Dengan nada yang sedikit kesal)
Marie : “Yaudah deh gue sendiri aja. Eh tapi ntar pulang bareng gue ya. Gamau tau,
lo gaboleh nolak, gaboleh banyak alesan titik.
Nasya : “Tapi gue mau bareng sama Fathan Mer! (Membentak)
Marie : “Fathan lagi fathan lagi, terus aja lo sebut sebut nama dia. Gue muak tau gak?
Lo jadi berubah semenjak lo jadian sama dia, lo gak kaya Nasya yang dulu!
Lo jauh berubah. Dan gue kecewa sama lo!
Nasya : “Yabukan gitu juga Mer, lagian pulang sekolah kan gue ada urusan dulu, jadi
gabakalan bisa bareng sama lo.
Marie : “Terserah! Sejak kapan lo ga pernah terbuka sama urusan urusan lo? Denger
sya. Gue kangen dan gue pengen Nasya yang dulu, yang slalu ada buat gue
dan terbuka. Bukan Firsya yang sekarang” (Marah, lalu meninggalkan
Nasya)
Sejak itu sampai jam Pulang sekolah Marie menghilang tidak menampakan dirinya.
Tak ada satupun orang yang mengetahui kemana Marie pergi.
Sepulang sekolah
Sore itu Nasya pulang sore, sekolah terlihat sangat sepi. Tiba tiba Kriiiiinggg…
*Telepone*
Fathan : “Sayang dimana? Aku nunggu di tempat parkir ni”.
Nasya : “Iya sayang aku lagi di kelas nih, tapi aku kebelet. Aku ke toilet dulu ya tan.
Bentar koo ya?”
Fathan : “Yaaudah buruan ya sya, jangan lama lama soalnya takut hujan sya. Aku
gamau lo keujanan”
Nasya : “Iya deh, Fathaaaaaan”
Nasya pun berniat pergi ke toilet. Namun tiba tiba, seseorang menerkam dirinya dari
belakang.
Nasya : “Aaaaaaaaaaaaaa! (Menjerit)
Fathan : “Haloo sya? Haloo? Haloo? Nasya? Nasya lo kenapa? Ada apa?
*Tiba tiba telephone terputus*
Nasya di seret dimasukan dan di sekap di sebuah gudang dengan tangan dan mulut
yang diikat.
Nasya : “Lepaassss. Lepasin! (berteriak tidak jelas karena mulut yang diikat)
??????????? : “Diam kau!
Nasya : “Lo siapa? Lepaaassin gue” (Hanya bisa menangis, dan berharap ada
seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya)
??????????? : “Sepertinya kita memang telah di takdirkan sebagai musuh dalam
peperangan. Peperangan yang akan menjatuhkan beberapa nyawa.
Walaupun sebenarnya aku tak kuasa berperang denganmu. Sejujurnya, Aku
takut hari ini, aku takut kau hanyut dalam gumpalan darah peperangan yang
ku buat. Apa harus aku tumpulkan saja pisaunya biar kau tak terluka, atau
aku serahkan saja tubuh ini dan membiarkanmu menusuknya, agar aku saja
yang hanyut kedalam gumpalan darah peperangan ini”.
Nasya : “Apa maksudmu? Apa kau ingin membunuhku? Tapi siapa dirimu?
??????????? : “Cinta itu pembuka hati. Tidak ada pembenci yang mampu tetap menjadi
pembenci, jika cinta memasuki hatinya. Tapi ternyata lebih mudah
membenci daripada mencintai. Itu sebabnya, luka cinta bisa menghasilkan
dendam yang paling membakar.
Nasya : “Siapapun lo, gue mohon pliss lepasin gue ! Kalo gue pernah lakuin salah ke
lo Ok gue minta maaf, tapi tolong gue mohon jangan siksa gue kaya gini.
??????????? : “Bersikap manislah, jangan membuatku marah. Karna aku tak ingin
menyakitimu”
Nasya : “Apa lo bilang? Kaya gini bukan nyakitin gue? Buta lo! Gue bakalan lo
bunuh, masih bisa-bisa nya ya lo bilang lo ga nyakitin gue?
??????????? : “Aku takkan membunuhmu kecuali kau sendiri yang memintanya”
Nasya : “Gila lo! Gapunya otak! Manusia macam apa? Dasar gapunya hati!
*Plaaaaaaakkkkk pipi Nasya di tampar*
??????????? : “Ahahaha berani kamu? Kubilang jangan paksa aku nyakitin kamu Nasya”
Nasya : “Lo udah nyakitin gue bodoh!
???????? : Sakit? Kau tak tau bagaimana rasa sakit? Yang seperti itukah yang kau bilang
sakit? Bagaimana dengan luka dalam hatiku Nasya?
Nasya : “Omong kosong! Toloooooooooooooong…. Lepasin guee!
??????? : “Diam kau! Kubilang diam! Bersikap manislah didepanku saat ini, jangan
memaksaku untuk menyakitimu, kupastikan Ibu Perimu takan datang kesini.
Nasya : “Ibu peri? Marie maksudmu?
????????? : “Ya. Bukankan dia yang selama ini melindungimu? Dan sekarang dia takan
datang unutuk mu. Dia sakit hati olehmu. Kau telah menjadi Pecundang
Nasya.
Nasya : “Shena! Kau kah itu? Sebenci itukan dirimu kepadaku? Apakah kau Shena?
Shena! Shena.. (Berteriak memanggil)
Sosok bertopeng hitam itu beranjak meninggalkan Nasya. Kemudian dia menggeret
Shena masuk.
Nasya : “Ya Tuhan, shena. Jika yang diikat itu Shena? Lalu siapakah dia?
??????? : Hahahahaha (Tertawa puas)
Nasya : “Apa yang akan kau lakukan kepada Shena? Lepaskan dia!
??????? : “Kenapa kau ingin dia lepas? Bukankah selama ini dia dan para antek
anteknya lah yang selalu membuatmu menderita. Dia lah yang selalu
membuat air matamu terjatuh, dan diapulalah yang selalu membuatmu
merasa sakit. Dan sekarang, aku ingin dia merasakan sakit yang selama ini
dia lakukan kepadamu. Malam ini kau yang akan menjadi saksi pembalasan
dendamku.
Leher Shena dicekik dengan kuat oleh sosok bertopeng itu. Dalam hitungan menit
tubuh Shena ambruk, lalu tergeletak di lantai. Nasya terkejut dan ketakukan. Nasya
mulai berfikir dan dia mengerti arah ucapan sosok hitam itu, mendengarkan suaranya
dengan seksama, mencoba menebak siapa sosok yang berada di depannya.
Nasya : “Jika memang bencimu itu terlampau besar, aku mohon maafkan aku. Tanpa
kemampuan untuk memaafkan, hidupmu akan dikendalikan oleh lingkaran
setan rasa kebencian dan dendam.
????????? : “Diam kau jangan lancang mengguruiku! Ya aku memang telah dikendalikan
setan karna benci dan dendam ini. Dan itu semua karna kau!
Nasya : “Pantas saja. Setan apa yang telah merubahmu menjadi seperti ini. Kemana
logika dan akal sehatmu? Ku fikir kau orang baik. Kau tulus berteman
denganku. Tapi Ternyata kau tak lebih dari sampah. Kau keparat yang
selama ini menutup kemunafikan dirimu dengan topeng.
Perlahan sosok bertopeng itu membuka topeng yang dipakainya. Dan Brughhkk…
suara dobrakan pintu terdengar dan ternyata itu adalah Fathan. Nasya dan Fathan
pun terkejut ternyata sosok itu adalah Marie yang tak lain adalah sahabat mereka
sendiri.
Fathan : “Apa yang kau lakukan Marie, setan apa yang telah merasukimu seperti
ini?”
Marie : “ Setan berdarah yang berwujud manusia yang berkelebat penuh rasa iri yang
telah merubah hati menjadi belati”.
Nasya : “Pergii Fathan pergiiiii. Kau harus pergi.
Fathan : “Ya tuhan, Sadar Marie sadar. Apakah kau ingin sahabatmu menjadi darah di
tanganmu?
Marie : “Kau yang masuk ke ruangan setan ini. Artinya kau pulalah yang
menginginkan aku untuk menjadikanmu darah”.
Fathan : “Lihat Marie, sosok yang tergeletak itu. Kau sudah putuskan harapan
hidupnya, kau rampas masa depannya. Janganlah kau diperbudak oleh
kebencian dan dendam.
Marie : (Tersungkur dan menjerit)
Fathan : “Lihat orang yang duduk disana. Bukankah dia orang yang telah
menguatkanmu selama ini? Dia sahabat mu. Lantas inikah yang bisa kau
balas atas kebaikannya? Coba kau fikir kesalahan apa yang telah ia
perbuat kepadamu?
Mariee : (Tersungkur, menangis dan menjerit) Bodohh. Gue bodooohh
Fathan mencoba mengalihkan perhatian Marie agar bisa melepaskan Nasya. Tiba
tiba…
Marie : “Tapi dialah yang telah menanamkan dendam ini! (Berbalik dan menunjuk
Nasya)
Nasya : “Katakan apa kesalahanku?”
Marie : “Kau terlalu naif. Kesalahanmu adalah tak pernah mengerti perasaanku
Nasya. Aku muak melihat kau bersamanya!
Nasya : “Jadi kau mencintainya”?
Marie : (Berteriak) Aaaaaaaaaa aku benci semua ini. Dan kau!
*Cleeeb* Pisau menusuk di perut Fathan.
Fathan : “Aaaahh” Fathan menahan sakit.
Nasya : ( Merangkul Fathan yang penuh darah yang terkapar)
Marie : ( Langkahnya mundur, kaget)
Fathan : “Sya, mungkin sampai disini rasa saling mencintai kita”
Nasya : “Kenapa kau berkata seperti itu?” (Dengan air mata yang semakin deras)
Fathan : “A k u tak kuasa menahan nafas yg tersisia dan rasa sakit ini. Mungkin ini
sudah saatnya aku harus menjadi gumpalan darah.
Nasya : “Jangan bicara seperti itu, aku mohooon, aku tak ingin kau menjadi darah”
Fathan : “Aku tak bisa Firsya, ini permintaan terakhirku, peganglah tanganku, jangan
kau lepaskan sebelum nyawa ini ku lepaskan”
Nasya : “Kenapa Fatahn kau bunuh? Bukankah kau mencintainya? Dan lihat! Apa
sekarang kau puaas, kau berhsil menjadikannya darah, tertawalah !”
(Menangis sambil bertiriak teriak kepada Marie).
Nasya : “Sekarang tinggal kita berdua, kau dan aku. Kenapa tak kau jadikan aku
darah Marie? Agar kau dan setan setanmu bisa tertawa puas.
Marie : ”Kau salah Nasya, aku tak mencintai Fathan. Kau salah besar! Biarlah aku
membunuhnya, aku tak ingin melihatnya hidup.
Nasya : “Katakan padaku kenapa?
Marie : “Karena aku mencintaimu ?”
Nasya :”Apaa? Sakit ya lo! Bener bener sakit lo Mer!
*Plak* Pipi Marie ditampar Nasya. Dan tak sengaja tangan Marie yang sedang
memegang pisau terayun dan menghantam perut Nasya. Sehingga membuat Nasya
tersungkur dengan kepala yang tergeletak di dada Fathan dengan darah yang keluar
dari perutnya.
Marie : “Aaaaaaaaaaaaaaa” (Menjerit seakan tak percaya, lalu menangis, lau
tertawa)”
Jerit tak percaya Marie menggema di ruangan yang sunyi dan hampa yang memerah
penuh gumpalan darah, saat orang yang di cintainya kini pergi, hanyut menjadi
gumpalan darah di lantai yg memerah!
BAGIAN 5Di Kamar Marie
*Menulis*
Ayah, Ibu..
Aku rindu hangatnya kasih sayang keluarga yang dulu pernah kurasakan, namun sekarang
semua menghilang. Terima kasih atas materi yang kalian berikan. Materi yang berlimpah
untukku, namun yang ku inginkan bukan hanya sekedar hal material, tapi juga kasih sayang
yang lebih dari kalian. Bukan keributan yang terjadi dirumah, dirumah yang seharusnya
menjadi surga untukku..
Dengarkan, dengarkan suara rintihan hatiku.. Aku butuh kalian untuk menemani ku. Aku
butuh dukungan dan dorongan dari kalian. Aku butuh kalian untuk meluruskan jalanku
ketika aku melenceng Kenapa kalian tidak kembali menjadi keluarga yang indah seperti
dahulu kala? Kembalilah. Semenjak kalian berpisah, duniaku hanyalah sahabatku. Namun,
Dikala sahabat tak bisa dibanggakan, malah terkadang menoreh luka di hati. Tapi tetap
mereka duniaku, dunia yang menenggelamkan ku pada rasa yang tak wajar ini. Aku
mencintai Nasya bu. Bolehkah itu bu? Apakah tuhan tidak akan marah? Kalian tak tahu
semua isi hati ku. Kalian tak mengerti tatkala hati ini meronta kesakitan karna rasa ini. Aku
mencintainya bu, aku tak ingin pria. Mereka bajingan.Mereka yang menghancurkan hidupku.
Aku dan Nasya. Aku ingin suatu saat nanti kita bersama sama menjadi gumpalan darah.
Tapi aku sudah terlebih dulu menjadikan Nasya gumpalan darah bu, Aku membunuhnya!
Menbunuh Fathan dan juga Shena.Buuuu. Akankah tuhan marah kepadaku?
Februari ini menangis bu. Menangis karena luka dan duka yang telah kutorehkan. Ayah,
Ibu… aku merasa lelah, aku tak sanggup lagi. Bukan ini yg kuinginkan.
Bukan kekecewaan, kekesalan, kecemburuan, rasa iri, dengki, amarah, nafsu & kebingungan.
Melainkan suatu sisi yg indah. Saat aku bisa membagi diriku dalam 2 fase yg berbeda. Ayah,
Ibu. Masihkah aku bisa bahagia dengan semua kepiluan ini? Sanggupkah aku tertawa disaat
luka menghampiri. Tangisan cinta ini semakin kuat kurasa. Goresan luka ini semakin sakit
ku nikmati. Tak ada penawar yang mampu mengobatinya. Tak mampu aku meloloskan diri
dari kepungan sepi. Kini aku terjerat pada tikaman dusta. Menderu lukaku yang tiada
tertahankan lagi.
Maafkan aku bu, ayah. Aku tak sanggup.
Marie :“Na na na na na na na” (Berlagu tak karuan). Aku ingin ke surga tuhan,
Ahahahah! (Berteriak dengan muka murung kemudian tertawa).
Datang Sosok Jubah Hitam
Jubah Hutam :“Hei manusia malang, lihatlah dirimu sekarang !
Marie : “A..aa..aapa kau? Kau. Kau? Kau datang lagi?” (Terbata ketakutan)
Jubah Hitam : “Dalam kegelapan yang mencekam, aku akan datang untukmu”
Marie : “Untuk apa?” (Mundur)
Jubah Hitam : “Demi rasa sakit, demi amarah, demi dendam. Aku akan berdiri hanya
untukmu, untuk dendam itu. Atas nama dendam bukan atas nama cinta”.
Marie : “Pergiiii !!” (Menangis ketakutan dan berteriak sambil meremas rambutnya)
Jubah Hitam : “Takkan berguna tangis itu. Dan jika engkau tetap menangis, aku akan
menegakkan kepalamu tinggi-tinggi. Aku akan selalu berada disisimu. Dan
aku akan menjadi malaikat pencabut nyawamu. Di taman kegelapan yang
sepi dan sunyi”.
Marie : “Tidaaaaak. Siapa kau sebenarnya?
Jubah Hitam :“Kau tak tau aku?”
Marie : “Tidaaak! Aaaarghh pergi kau. (Melempar barang)
Jubah Hitam : “AKU ADALAH RASA BERSALAHMU! (Mengangkat dagu sigila).
Tubuh marie menggigil, segala kenangan buruk tergambar di benaknya, dia
berteriak, meremas kepalanya, mencakar tubuhnya, membenturkan kepalanya, ia
ingin menepis segala kenangan buruk. Tubuhnya menggigil meronta ketakukan.
Iblis datang dengan segala rayuan nya.
Angel Merah : “Hai anak manusia, aku kasihan melihatmu seperti ini, kau sudah terlalu lama
menangis, kemari ikutlah denganku”
Marie : “Aaaaaaahhhhh. Aku lelah dengan semua ini. Aku ingin ke surga tuhan”
Angel Putih : “Sesungguhnya surga akan menantimu Marie, jika saja kamu mau bertobat
dan bersungguh di jalanNya”
Iblis : “Marie,ayo ikutlah ke surga bersamaku. Surga adalah tempatmu bukan disini.
Tak ada satu orang pun yang peduli denganmu disini, lebih baik kau ikut
aku. Ikutilah apa yang aku katakan kepadamu, maka kita akan sampai ke
surga. Percayalah”
Angel Putih : “Tidak Marie, jangan dengarkan itu, kau sudah terlalu jauh. Kembalilah,
sesungguhnya dia hanyalah iblis yang menginginkan kamu jatuh kedalam
lembah dosa”
Angel Merah : “Jangan dengar dia Marie,, kau akan lebih bahagia di kehidupan kedua nanti,
akan kujadikan kau ahli surga kelak”
Marie : “Surga? Surga? Hahahahaha! Ya surga.
Angel Merah : “Ya meri iya.
Angel Putih : “Tidak Marie, Jangan. Jangan. Sadarlaaahh.
Marie : “Aku akan menyusul kalian teman-teman” (Sambil mengambil dan memeluk
foto)
Angel Putih : “Mati bukanlah penyelesaian dari segalanya. Segala sesuatu akan
dipertanggung jawabkan kelak. Jika kau fikir dengan mati kau bisa terbebas
dari sesuatu yang menghantuimu. Kau salah besar Marie, bertaubatlah.
Angel Merah :”Tidak Marie, kau lebih baik Mati. Maka kau akan damai.
Marie :”Tiddddaaaaaaaaaaaaaaakkkk…..! (Berteriak dan meleparkan Photo)”
Tanpa fikir panjang Marie menggoreskan tangannya dengan pecahan pecahan kaca.
Dan Sreeett… darah pun keluar.
BAGIAN 5 (ENDING)Demi waktu yang terus berputar dan demi malam yang terus dipenuhi kegelapan
Aku menanti sahabat tercinta didalam gelap. Dalam lorong waktu yang tak lagi berputar
Untuk Ayah, Ibu dan teman teman tolong jangan tangisi kepergianku..
Kirimi saja aku bunga mawar sebagai lambang cinta kalian padaku…
Kenanglah aku hingga jasatku membusuk, juga kenanglah cintaku yang tak pernah busuk!
Kalian bisa tenang dalam hidup kalian, sekarang. Maka tersenyumlah demi tidur panjangku.
Salam terakhir, salam kedamaian
31 Januari 2014
Marie Shalimar Renggana
Ibu Marie : “Begitulah yang di tulis Marie dalam Buku Hariannya” (Menutup buku
harian Marie sambil berderai air mata”.)
Raka : “Ibu yang tabah ya, kami turut ptihatin”
Bulan+Bintang : ” Iya bu” (Terisak)
Ibu Marie : “Iya, tapi saya tidak menyangka sedikitpun kalau ternyata Marie memiliki
trauma dengan kisah cinta dan masa lalunya. (Menangis)
Bintang : “Apa ibu tidak curiga dengan Syndrom Marie yang seperti ini?
Ibu Marie : “Kalau mengenai Syndromnya saya sama sekali tidak melihat keanehan,
hanya saja sikap dia sehari-hari memang berubah, jika ibu membicarakan
mengenai teman laki-laki dia selalu masa bodoh dan sensitif”
Raka : “Mungkin faktor keluarga dan masalah perceraian itu yang berpengaruh juga
terhadap keadaan Pysikis Marie.”
Bulan : “Tapi kami tidak menyalahkan ibu maupun keluarga ibu. Mungkin ini sudah
takdir dari yang Maha Kuasa. Kita hanya perlu mengikhlaskan kepergian
Marie, begitu juga dengan Nasya, Fathan, dan Shena.”
Ibu Marie : “Iya, ibu atas nama keluarga memohon maaf atas kelakuan dan perkataan
Marie yang salah selama hidupnya.”
Raka : “Kami juga meminta maaf atas kesalahan kami kepada Marie.”
Bulan : “Maafkan kami ya bu”
Ibu Marie : “Sudah nak, Marie pun pasti sudah memaafkan kesalahan kalian.
TAMAT