draft peraturan kepegawaian

26
Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 0 PERATURAN YAYASAN NO. TAHUN 2010 TENTANG KEPEGAWAIAN ALMARJAN BEKASI TAHUN 2010

Upload: agus-priatna-priatna

Post on 24-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 0

PERATURAN YAYASAN

NO. TAHUN 2010

TENTANG

KEPEGAWAIAN ALMARJAN

BEKASI

TAHUN 2010

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 1

PERATURAN YAYASAN

NO. TAHUN 2010

TENTANG

KEPEGAWAIAN ALMARJAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA BIJAKSANA

KETUA PENGURUS YAYASAN PENDIDIKAN DAN DAKWAH ISLAM BUDI LUHUR

Menimbang : a. bahwa Peraturan Yayasan tentang Tenaga Edukasi No. 62 tahun 2002, telah berlaku

sejak ditetapkan, namun dalam perkembangannya belum menampung seluruh

kebutuhan tata aturan kepegawaian sehingga tidak memadai lagi dan perlu diganti

serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan perkembangan kelembagaan di

Yayasan dan permasalahan kepegawaian lainnya.

: b. bahwa perubahan dan penggatian tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin

kepastian dan ketertiban tata aturan kepegawaian, serta memberikan pemahaman

yang benar kepada seluruh Pegawai di AlMarjan,

c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf “a”, dan “b”, maka

dipandang perlu dan mendesak untuk membentuk peraturan tentang Kepegawaian

AlMarjan.

Mengingat : H.M. Rahmat Hidayat, SH. No. 4 Tahun 2002, junto Akta Notaris Ny. Sumardilah Oriana

Roosdilan, SH, No. 73 Tahun 1986

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN YAYASAN TENTANG KEPEGAWAIAN ALMARJAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan ;

1. Yayasan adalah Yayasan Pendidikan dan Dakwah Islam Budi Luhur

2. Lembaga Satuan adalah lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan meliputi, Satuan Upaya,

Satuan Konsultatif atau Dewan Pakar, dan Satuan Pendukung atau Pelaksana Harian.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 2

3. Lembaga Satuan Upaya atau juga disebut sebagai Amal Usaha adalah lembaga yang secara organis

melaksanakan upaya-upaya misi Yayasan di bidang Pendidikan, Sosial, Dakwah, Ekonomi, serta Riset

Pengembangan SDM.

4. Satuan Sekolah adalah unit satuan bidang pendidikan meliputi jenjang Pra Sekolah, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah dan Tinggi.

5. Pimpinan Satuan adalah Pejabat Struktural yang memimpin Lembaga Satuan.

6. Pimpinan Unit adalah Pejabat Struktural yang memimpin Lembaga Unit.

7. Pegawai AlMarjan adalah seorang yang memenuhi syarat menurut peraturan, diangkat oleh Pejabat

berwenang, untuk mengabdikan diri membagi kemampuan dan keahlian untuk suatu tugas jabatan,

atau diserahi tugas lainnya menurut peraturan, dan diberi gaji, honorarium, atau jenis upah lainnya

menurut peraturan yang berlaku. Untuk selanjutnya cukup disebut Pegawai.

8. Khusus dalam lingkup pendidikan, Pegawai dapat berarti Tenaga Kependidikan, yakni anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sedang, Tenaga Pendidik adalah Tenaga Kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pasal 2

1) Pengurus Yayasan mempunyai kebijaksanaan, bahwa setiap Pegawai diberi kesempatan untuk

berkembang tanpa membedakan suku, ras, dan ditempatkan sesuai bidang tugas, skill dan atau

formasi pegawai yang dibutuhkan.

2) Dalam hal hubungan kerja, Pegawai berkedudukan sebagai unsur Yayasan yang menjalankan tugas

dan kewajiban, agar dilaksanakan dengan penuh loyalitas, dedikasi, professional dan produktif, serta

mengakui bahwa Pengangkatan, Rotasi serta Pemberhentian Pegawai untuk suatu jabatan

merupakan wewenang dan hak Yayasan.

BAB II

SELEKSI

Pasal 3

(1) Seleksi adalah pengadaan Pegawai sebagai orang atau pihak yang akan mengabdikan dirinya dan

akan terikat kerja dengan memperoleh hak dan kewajiban, serta ditetapkan status dan jabatannya

melalui Surat Keputusan Pengurus Yayasan.

(2) Seleksi Pegawai dilakukan atas persetujuan Yayasan berdasarkan usulan dari Lembaga Satuan untuk

mencapai target program kerja yang ditetapkan dalam waktu tertentu.

(3) Bahwa selayaknya setiap Lembaga Satuan yang memerlukan tambahan personal terlebih dahulu

melakukan pengkajian yang mendalam sebagai dasar pembuatan program kerja yang mencakup

segala aspek terkait, termasuk di dalamnya pertimbangan cost and benefit ratio dan lainnya.

(4) Kegiatan seleksi Pegawai dapat dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dalam setahun, atau

sewaktu-waktu yang dalam keadaan tertentu mengharuskan adanya seleksi.

Pasal 4

Formasi atau susunan untuk masing-masing tugas didasarkan atas :

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 3

a. Jenis Pekerjaan;

b. Ikhtisar Jabatan;

c. Rincian Tugas;

d. Tanggung Jawab Jabatan;

e. Hasil Kerja;

f. Target Kerja;

g. Persyaratan Jabatan;

h. Golongan Jabatan;

Pasal 5

(1) Seleksi sebagaimana Pasal 3 terdiri dari :

a. Pra-seleksi; b. Verifikasi Administratif;

c. Pelaksanaan Seleksi, dan; d. Penetapan Hasil Seleksi;

(2) Pra-seleksi terdiri dari perencanaan, publikasi lowongan dan pelamaran

(3) Verifikasi administrasi terdiri dari pemeriksaan berkas lamaran, penyaringan yang disesuaikan tingkat

pendidikan terakhir, pengalaman kerja atau referensi riwayat pelamar sesuai formasi kerja yang

dibutuhkan sehingga diperoleh gambaran sosok pelamar.

(4) Pelaksanaan seleksi meliputi Test Fungsional , Test Psikologi, Test Baca Al-Quran serta Amaliyah

Ibadah, Wawancara, dan atau tes lainnya yang dianggap relevan, seperti keterampilan dasar-dasar

komputer, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan atau bahasa asing lainnya.

(5) Penetapan hasil seleksi adalah penilaian akhir calon Pegawai guna dilakukan penetapan oleh Yayasan menjadi Pegawai Tidak Tetap Terbatas, atau Pegawai Tetap Terbatas. Penetapan oleh Pimpinan

Satuan menjadi Pegawai Tidak Tetap Tidak Terbatas.

(6) Setiap Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing (WNA) yang beragama Islam berhak

memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti proses seleksi sepanjang memenuhi

persyaratan yang ditentukan oleh pengurus Yayasan.

(7) Khusus untuk WNA, yang bersangkutan telah memenuhi kewajiban dari seluruh aspek legalitas izin

tinggal, sebagaimana diatur dalam Peraturan yang berlaku di Indonesia.

Pasal 6

Syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang pelamar untuk calon pegawai adalah :

a. Setia kepada sumber utama Islam: Al-Quran dan As-Sunnah;

b. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT;

c. Berakhlaqul karimah/berbudi luhur;

d. Berusia serendah-rendahnya 17 (tujuh belas) tahun;

e. Berbadan sehat, tidak merokok dan bebas dari narkoba;

f. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat dibuktikan Surat Pernyataan tertulis dari pelamar;

g. Bersedia ditempatkan di lokasi kerja manapun;

h. Mempunyai pendidikan atau, kecakapan yang diperlukan;

i. Memenuhi persyaratan lain yang diperlukan.

Pasal 7

Seleksi Tenaga Pegawai dipublikasikan secara luas, dengan mencantumkan:

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 4

(1) Jumlah formasi yang dibutuhkan

(2) Jenis lowongan formasi.

(3) Syarat-syarat yang harus dipenuhi.

(4) Alamat atau tempat lamaran ditujukan.

(5) Batas waktu pengajuan lamaran.

(6) Lain-lain atau informasi penting yang harus diketahui pelamar.

Pasal 8

Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang dilampiri:

(1) Daftar riwayat hidup.

(2) Salinan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) terakhir dilegalisir.

(3) Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari pihak berwajib.

(4) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter dan Tidak Merokok.

(5) Pas photo menurut ukuran yang ditentukan.

(6) Salinan sah surat keterangan pengalaman kerja (bagi yang berpengalaman bekerja).

(7) Surat keterangan lainnya yang diminta oleh Yayasan.

Pasal 9

(1) Surat lamaran akan diperlakukan seadil-adilnya guna mendapat pegawai yang tepat sesuai yang

diharapkan.

(2) Surat lamaran yang tidak memenuhi persyaratan akan diusahakan untuk dikembalikan ke pelamar.

(3) Apabila memungkinkan, penolakan lamaran dapat disampaikan melalui saluran informasi telepon

maupun yang lainnya sesuai kebutuhan.

Pasal 10

(1) Pelamar yang memenuhi syarat akan dipanggil melalui surat atau saluran komunikasi, untuk

mengikuti Pelaksanaan Seleksi.

(2) Pelaksanaan Seleksi diselenggarakan oleh Panitia Seleksi yang terdiri dari unsur: a. Pengurus Yayasan, dan atau b. Satuan yang mengajukan tambahan personel pegawai dengan terlebih dahulu mendapat

Persetujuan dari Yayasan.

(3) Bila dianggap perlu, Panitia Seleksi dapat bekerja sama dengan pihak ketiga yang secara professional

memberi rekomendasi kepada Panitia Seleksi.

(4) Tugas penilaian ujian saringan tersebut adalah : a. menyiapkan bahan ujian;

b. menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian;

c. menentukan jadwal dan tempat ujian;

d. memeriksa dan menentukan hasil ujian.

(5) Bahan ujian meliputi antara lain:

a. Psikotes atau ujian kepribadian b. Pengetahuan umum, agama Islam dan praktek ibadah;

c. Praktek mengajar (microteaching) bagi pegawai akademik, atau tes praktek sesuai formasi,

d. Pengetahuan teknis lainnya yang dipandang perlu; e. Wawancara (interview)

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 5

(6) Panitia yang melaksanakan tugas mewawancarai pelamar dianggap perlu mengadakan ekspektasi

tentang segala hal, termasuk memberi penjelasan mengenai kondisi, struktur penggajian dan

lainnya, dalam rangka mengadakan penyesuian dan menumbuhkan minat.

(7) Panitia mengadakan rapat penilaian akhir untuk kemudian menyampaikan rekomendasi kepada

Pimpinan Lembaga Satuan dan atau Pengurus Yayasan secara tertulis untuk diadakan pertimbangan

seorang pelamar diterima atau tidak. Dalam hal seleksi Pegawai Tidak Tetap yang menjalani masa

kontrak yang telah ditentukan, hasil rekomendasi cukup dapat disampaikan kepada Pimpinan Unit.

Pasal 11

(1) Nama pelamar yang diterima diumumkan atau dipanggil melalui surat atau pemberitahuan lainnya

pada waktu yang telah ditentukan.

(2) Pengurus Yayasan dan atau Pimpinan satuan atas nama Pengurus Yayasan, akan mengadakan

briefing terhadap calon Tenaga tentang penjelasan :

a. Surat Kesepakatan Kerja Bersama (SKKB) atau Surat Perjanjian Kerja (SPK);

b. Struktur gaji, golongan dan jabatan;

c. Pengenalan visi, misi dan tujuan Yayasan;

d. Peraturan kepegawaian;

e. Pengenalan standar prosedur operasional pekerjaan;

f. Pengenalan lingkungan kerja dan rekan kerja.

Pasal 12

(1) Kesepakatan antara Yayasan dan calon Pegawai akan dituangkan dalam SKKB yang ditandatangani

kedua belah pihak, dan akan mengikat keduanya serta menentukan hak dan kewajiban.

(2) Penandatanganan SKKB di pihak Yayasan dilaksanakan oleh Ketua Pengurus Yayasan, atau di Pihak Lembaga Satuan oleh Kepala Lembaga Satuan sesuai status pegawai yang akan diatur di bawah ini.

(3) Ketentuan seleksi sebagaimana Pasal 10 dan Pasal 11 di atas dapat dikecualikan dalam keadaan

tertentu sesuai kewenangan Yayasan, dengan catatan setelah ditetapkan sebagai Pegawai, wajib

menjalani Test Seleksi dengan mempertimbangkan performa kerja selama menjadi Pegawai,

sehingga performa kerja dapat dianggap sebagai bagian dari Penilaian.

(4) Pasal ini ayat (3), berlaku bagi Calon Pegawai yang mendapat referensi dari Pihak terpercaya.

BAB III

STATUS

Pasal 13

Status adalah kedudukan Pegawai yang ditempatkan di unit kerja guna menentukan peran dan tugas.

Pasal 14

(1) Susunan status Pegawai terdiri dari : a. Pegawai Tetap (PT1)

b. Pegawai Tetap Terbatas (PT2)

c. Pegawai Tidak Tetap Terbatas (PT3);

d. Pegawai Tidak Tetap Tidak Terbatas (PT4);

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 6

(2) Status pertama yang akan diberikan kepada Pegawai Tetap adalah Pegawai Tidak Tetap Terbatas

(PT3), kecuali Pegawai yang dinyatakan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), maka

statusnya adalah Pegawai Tidak Tetap Tidak Terbatas (PT4).

(3) Status pertama dapat diberikan sebagai Pegawai Tetap Terbatas (PT2), apabila Pegawai memiliki

keahlian, kompetensi, serta mempunyai riwayat pekerjaan yang dibuktikan dengan portofolio,

sehingga dengan keahlian, kompetensi dan komitmen akan mampu memberikan kontribusi besar

bagi kemajuan Lembaga.

(4) Penetapan status Pegawai oleh Yayasan, kecuali status PT4 dapat dilakukan penetapan oleh Lembaga Satuan yang mengadakan PKWT, dengan memberitahukan kepada Yayasan.

(5) Penetapan dan perubahan status Pegawai ditentukan oleh masa kerja dan penilaian prestasi kerja,

serta pertimbangan penting lainnya oleh Yayasan, dengan memperhatikan usulan atau saran-saran

dari Pimpinan Lembaga Satuan.

Pasal 15

(1) Pegawai Tetap (PT1) adalah Pegawai yang telah menjalani masa percobaan dan orientasi masing-

masing selama kurang lebih 12 (dua belas) bulan, dan memenuhi syarat untuk diangkat menjadi

Pegawai Tetap.

(2) Pegawai yang memegang jabatan struktural harus berstatus PT1,

(3) Sistem Waktu Kerja PT1 adalah Fulltime (penuh waktu), dengan jumlah jam kerja terdiri dari Reguler

Aktif (RA), atau Reguler Pasif (RP). RA adalah waktu kerja yang meliputi 6 hari x 60 menit x 7, 8, atau 9.

Sedang, RP adalah waktu kerja yang kurang dari 6 hari x 60 menit x 7, 8 atau 9, ditambah dengan

tugas portofolio atau penugasan dinas luar, sehingga ekuvalen dengan jumlah jam kerja RA.

(4) Pegawai akademik bidang studi dalam menjalankan jam kerjanya memperoleh alokasi waktu

mengajar minimal 26 (dua puluh enam) jam pelajaran x 40 menit dalam satu minggu, atau 30 x 30

menit dalam satu minggu, dan pekerjaan lain, sehingga akumulasi pekerjaannya sama dengan waktu

alokasi mengajar.

(5) Pendidikan minimal untuk PT1 adalah SLTA sederjat.

(6) Masa kerja PT1 hingga usia pensiun, kecuali dalam keadaan yang mengharuskan terjadinya PHK.

(7) Selama menjalani masa PT1, berhak mendapat penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh Pimpinan

Lembaga Satuan atau Pimpinan Lembaga Unit bersangkutan, tim khusus yang ditetapkan Pengurus

Yayasan, dan atau Pengurus Yayasan.

(8) PT1 yang tidak memenuhi standar kerja yang telah ditentukan di tahun pertama, berhak memohon

mutasi, atau transfer atas persetujuan dari atasannya dan mendapat persetujuan Yayasan, dengan

mempertimbangkan formasi Pegawai. Untuk tahun kedua dan selanjutnya dapat berlaku ketentuan

demosi, sanksi, hingga pemutusan hubungan kerja, dengan mengutamakan pencegahan melalui

pembinaan oleh Pimpinan Unit, Pimpinan Satuan atau Pengurus Yayasan.

(9) PT1 yang memenuhi standar dalam suatu penilaian prestasi berhak untuk diusulkan Pimpinan Unit

kerjanya untuk mendapatkan promosi jabatan, atau golongan.

(10) PT1 berhak menerima imbalan berupa gaji setiap bulan terdiri dari :

a. Gaji Pokok (GP) b. Tunjangan Struktural-Fungsional (TSF) c. Tunjangan Presensi (TP) d. Tunjangan Hari Tua (THT) e. Tunjangan Basic Need (TBN), f. Tunjangan Lain-lain (TLL), dan atau

g. Tunjangan atau fasilitas lain yang ditetapkan Yayasan (11) Mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP).

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 7

Pasal 16

(1) PT2 adalah Pegawai yang diangkat secara khusus untuk menempati jabatan dengan

mempertimbangkan kompetensi, keahlian, riwayat kesuksesan (success story) yang dibuktikan

dengan portofolio, serta bentuk-bentuk best practice yang akan dikontribusikan dengan dibuktikan

suatu proposal pemikiran yang memenuhi kaidah karya ilmiyah, sehingga kelak lembaga yang

dipimpinnya membawa perubahan dan kemajuan.

(2) Ketentuan jabatan untuk dan penetapan dalam jabatan bagi PT2 oleh Yayasan (3) Profil kompetensi, keahlian, riwayat kesuksesan dan proposal best practice oleh PT2 dituangkan

dalam suatu pernyataan diatas materai yang cukup, dan dan bilamana diperlukan Yayasan dapat

meminta referensi dari tokoh yang dipercaya.

(4) PT2 diberikan kesempatan 12 (dua belas) pertama untuk memulai mewujudkan strategi dan

pelaksanaan program kegiatan, yang disertai evaluasi secara periodik oleh Yayasan, guna kelanjutan

program kerja 12 (dua belas) bulan kedua hingga ketiga. Apabila sampai dengan batas waktu

tersebut, Program belum dapat dilaksanakan sesuai penilaian Yayasan, maka Yayasan berhak untuk

tidak mengangkat, mengangkat kembali dalam jabatan, dan status sebagai PT2 menjadi otoritas

penuh Yayasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan hubungan kerja.

(5) Sistem waktu kerja PT2 dapat berupa Fulltime atau Partime ditambah penugasan dinas, dengan jam

kerja Reguler Pasif (RA).

(6) Pendidikan minimal PT2 adalah sarjana S1 atau sederajat, serta aktif sedikitnya 1 (satu) bahasa asing.

(7) PT2 mendapat gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji atau honorarium sesuai Peraturan yang

berlaku yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Yayasan.

(8) Gaji dan Tunjangan PT2 terdiri dari Gaji Pokok, Tunjangan Struktural, dan Tunjangan Lain-lain sesuai yang ditetapkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan.

Pasal 17

(1) PT3 adalah Pegawai yang telah memenuhi syarat untuk menjalani masa percobaan selama kurang

lebih 12 (dua belas) bulan, dan sedang menjalani masa orientasi 12 bulan berikutnya dan dapat

diperpanjang.

(2) Status PT3 ditetapkan melalui SK Pimpinan Lembaga Satuan, dengan terlebih dahulu dan mendapat

persetujuan dari Yayasan.

(3) Masa Orientasi yang dimaksud dalam rangka menumbuhkan dedikasi dan loyalitas serta sosialisasi

terhadap seluruh aspek kelembagaan dan manajemen, serta lingkungan kerja Yayasan.

(4) Selama menjalani masa orientasi, PT3 berhak mendapatkan penilaian prestasi kerja yang dilakukan

oleh Pimpinan Unit.

(5) PT3 yang setelah menjalani masa orientasi tidak memenuhi standar kerja disebabkan hal-hal diluar

kemampuannya, berhak memperpanjang masa orientasi selama-lamanya 6 (enam) bulan. Bilamana

setelama masa perpanjangan belum juga memenuhi standar kerja, maka dapat berlaku ketentuan

demosi, sanksi, hingga pemutusan hubungan kerja, dengan mengutamakan pencegahan melalui

pembinaan oleh Pimpinan Unit, Pimpinan Satuan atau Pengurus Yayasan.

(6) PT3 yang memenuhi standar penilaian prestasi kerja berhak diusulkan Pimpinan Unit untuk diangkat

menjadi Pegawai Tetap.

(7) Pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PT3) menjadi Pegawai Tetap (PT1) melalui Surat Keputusan

Pengurus Yayasan.

(8) Sistem Waktu Kerja PT3 adalah Fulltime (penuh waktu), dengan jumlah jam kerja terdiri dari Reguler

Aktif (RA), atau Reguler Pasif (RP). RA adalah waktu kerja yang meliputi 6 hari x 60 menit x 7, 8, atau 9.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 8

Sedang, RP adalah waktu kerja yang kurang dari 6 hari x 60 menit x 7, 8 atau 9, ditambah dengan

tugas portofolio atau penugasan dinas luar, sehingga ekuvalen dengan jumlah jam kerja RA.

(9) Pegawai Tidak Tetap Terbatas (PT3) menerima imbalan berupa:

a. Gaji Pokok b. Tunjangan Struktural-Fungsional, c. Tunjangan Presensi d. Tunjangan Basic Need), dan atau

e. Tunjangan atau fasilitas lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. (10) Mendapatkan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan intern Yayasan maupun pihak luar dengan

mewakili atau menjadi utusan Yayasan.

Pasal 18

(1) PT4 adalah Pegawai yang menjalankan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dengan jangka

waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, dan dapat diperpanjang.

(2) Perjanjian Kerja dapat berupa jasa konsultasi, pendampingan dan dukungan teknis, atau kerja sama

untuk jenis pekerjaan dan waktu yang ditentukan yang diatur dalam Perjanjian tersendiri, yang

ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup.

(3) Pegawai yang diadakan karena suatu pekerjaan khusus sebagaimana Pasal ini ayat (2), dapat

dikecualikan dari Seleksi yang karenanya beban dan tanggung jawab dilaksanakan oleh Pihak yang

melakukan Perjanjian, dengan memberitahukan kepada Pimpinan Satuan dan atau Yayasan.

(4) Selama menjalani masa kerja, PT4 berhak mendapatkan penilaian prestasi yang dilakukan oleh

Pimpinan Lembaga Satuan, Lembaga Unit Satuan, atau Pimpinan unit kerja yang ditunjuk.

(5) PT4 yang tidak dapat memenuhi standar kerja yang telah ditentukan, dapat diputuskan untuk

tidak melanjutkan perjanjian kerja atau diberhentikan tanpa memperoleh uang pesangon dan

ganti rugi.

(6) Sistem waktu kerja PT4 dapat berupa Fulltime atau Partime, atau Freelance dengan jam kerja

Reguler Khusus (RK) atau Reguler Aktif 3 (RA3).

(7) PT4 menerima honorarium, atau gaji pada setiap bulannya berupa gaji pokok; tunjangan

kehadiran, atau lainnya dengan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

BAB IV

GOLONGAN

Pasal 19

(1) Golongan adalah formasi yang menunjukkan rangkaian hierarkhi di lingkungan Yayasan, yang

dipergunakan anatara lain sebagai dasar gaji.

(2) Golongan dan kenaikan golongan adalah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan atas jasa dan pengabdian Pegawai baik berupa tenaga, pikiran dan bentuk lainnya yang bermanfaat bagi

kemajuan dan perkembangan Yayasan.

Pasal 20

(1) Golongan-golongan yang dapat diberikan pertama kali bagi Pegawai adalah :

a. Golongan Muda (Mubtadik), bagi yang berijazah paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) atau sederajat;

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 9

b. Golongan Pratama (Mutawassit), bagi yang berijazah paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA) atau sederajat;

c. Golongan Muda (Muta’aly), bagi berijazah paling rendah Diploma atau Sarjana Muda atau

sederajat;

d. Golongan Madya (Mujiid), bagi berijazah paling rendah Sarjana S-1 atau sederajat;

e. Golongan Utama (Mumtaz), bagi berijazah paling rendah Magister seperti MA,MM atau sederajat;

f. Golongan Pembina (Musyrif), bagi berijazah paling rendah S-3 seperti Doktor, Ph.D atau sederajat;

(2) Pengangkatan golongan dapat ditetapkkan lebih tinggi dari tingkat-tingkat tersebut berdasarkan penilaian kemampuan, kecakapan dan atau pengalaman Pegawai.

(3) Pengangkatan dalam golongan dapat ditetapkan lebih rendah jika Pegawai bekerja pertama kali

untuk mengisi lowongan kerja pada jabatan yang lebih rendah.

Pasal 21

(1) Penetapan kenaikan golongan terdiri dari reguler dan istimewa,

(2) Penetapan golongan secara reguler dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali pada setiap tahun pelajaran baru, atau waktu lain yang ditentukan Yayasan, dan diperuntukkan bagi pegawai yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh Yayasan.

(3) Khusus untuk kenaikan golongan jangka waktunya dapat ditetapkan menyimpang dari ayat (2).

Pasal 22

(1) Kenaikan golongan reguler adalah kenaikan golongan yang diberikan kepada PT1 yang dinyatakan memenuhi persyaratan.

(2) Kenaikan golongan reguler diberikan kepada Pegawai yang mencapai persyaratan hingga maksimal

sebagai berikut ;

a. Bagi pegawai yang berpendidikan SLTP atau sederajat yang dinyatakan memenuhi syarat dapat

diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Pratama V;

b. Bagi pegawai berpendidikan SLTA atau sederajat yang dinyatakan memenuhi syarat dapat

diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Muda V;

c. Bagi pegawai berpendidikan Diploma, Sarjana Muda atau sederajat, yang dinyatakan memenuhi

syarat dapat diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Madya V;

d. Bagi pegawai yang berpendidikan Sarjana S-1 atau sederajat, yang dinyatakan memenuhi syarat

dapat diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Utama V;

e. Bagi pegawai berpendidikan S-2, Magister atau sederajat, yang dinyatakan memenuhi syarat

dapat diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Pembina V;

f. Bagi pegawai berpendidikan S-3, Doktor atau sederajat, yang dinyatakan memenuhi syarat dapat

diberikan kenaikan golongan reguler hingga mencapai golongan Pembina Utama V;

Pasal 23

Pegawai dapat diberikan kenaikan golongan reguler setingkat lebih tinggi apabila :

(1) Pegawai telah 2 (dua) tahun dalam golongan yang lama dan;

a. Nilai prestasi sepanjang tahun memperoleh nilai mutu rata-rata “Baik” atau lebih, serta;

b. Memperoleh penilaian loyalitas tak kurang dari “Baik”, dan unsur penilaian lainnya tak ada

kurang dari mutu “Cukup”.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 10

(2) Pegawai yang telah 3 (tiga) tahun dalam golongan yang lama, dan;

a. Nilai prestasi kerjanya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mencapai rata-rata “Baik Sekali” atau

lebih, serta;

b. Unsur penilaian loyalitas minimal “Baik”, sedangkan unsur penilaian lainnya tidak kurang dari

‘Cukup”.

(3) Pegawai yang telah 4 (empat) tahun dalam golongan yang lama, dan memiliki :

a. Nilai prestasi kerja rata-rata selama 4 (empat) tahun berturut-turut berjumlah sekurang-

kurangnya “Cukup” serta;

b. Unsur penilaian loyalitas sekurang-kurangnya “Baik” dan unsur penilaian lainnya tidak boleh kurang dari “Cukup”.

(4) Kenaikan golongan tersebut di atas ditetapkan dengan SK Yayasan.

Pasal 24

(1) Kenaikan golongan reguler ke tingkatan golongan dapat dilakukan melalui ujian dinas atau bentuk

penilaian lain dari Pimpinan Lembaga Satuan dan atau Pengurus Yayasan.

(2) Ujian dinas diselenggarakan oleh Pengurus Yayasan atau Tim yang dibentuk Yayasan, meliputi

Kompetensi Personal, Moral, Fungsional, dan Profesional.

Pasal 25

(1) Kenaikan golongan istimewa adalah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan kepada Pegawai

dalam bentuk kenaikan golongan setingkat lebih tinggi dari golongannya semula sebagai imbalan

atas jasa-jasanya untuk kemajuan Yayasan.

(2) Kenaikan golongan ini dapat diberikan 2(dua) kali selama masa kerja PT1.

BAB V

GAJI

Pasal 26

Gaji berfungsi sebagai kompensasi, imbalan, atau penghargaan bagi Pegawai atas tenaga, pikiran dan

prestasi kerja, serta kontribusi lain, yang bermanfaat bagi kemajuan Yayasan dan Lembaga Satuan.

Pasal 27

(1) Ketentuan gaji pokok sebagai berikut : a. Gaji pokok bagi setiap pegawai diselaraskan dengan golongan gaji. Golongan gaji merupakan

hasil modifikasi masa kerja dan pendidikan akhir;

b. Untuk memberikan keadilan proporsional, pendidikan terakhir untuk jenjang Sekolah Dasar dan

Menengah setinggi-tingginya adalah tingkat S-1; serta untuk jenjang Pendidikan Tinggi setinggi-

tingginya adalah tingkat S-3.

c. Gaji pokok merupakan hasil perkalian antara Nilai Indeks Golongan (NIG) dengan Nilai Rupiah Golongan (NRG).

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 11

d. Besarnya NRG ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus Yayasan.

(2) Pegawai yang tengah menempuh jenjang pendidikan tingkat akhir, dan belum dinyatakan tamat

belajar, dapat mengusulkan komparasi tingkat akhir yang ditempuh kepada Pengurus Yayasan,

dengan dibuktikan Surat Keterangan dari Pimpinan satuan dari tempat pegawai menempuh studi

pendidikan.

(3) Dalam hal gaji pokok, tingkatan golongan gaji sebagaimana tersebut di atas, diatur sebagai berikut :

Tahun

Diangkat

Pendidikan

SLTP SLTA DIPLOMA S1 S2 S3

0 Pra-Mula I Pra-Pratama I Pra-Muda I Pra-Madya I Pra-Utama I Pra-Pembina I

1 Pra-Mula II Pra-Pratama II Pra-Muda II Pra-Madya II Pra-Utama II Pra-Pembina II

3 Mula I Pratama I Muda I Madya I Utama I Pembina I

5 Mula II Pratama II Muda II Madya II Utama II Pembina II

8 Mula III Pratama III Muda III Madya III Utama III Pembina III

11 Mula IV Pratama IV Muda IV Madya IV Utama IV Pembina IV

14 Mula V Pratama V Muda V Madya V Utama V Pembina V

17 Pratama I Muda I Madya I Utama I Pembina I P. Utama I

21 Pratama II Muda II Madya II Utama II Pembina II P. Utama II

24 Pratama III Muda III Madya III Utama III Pembina III P. Utama III

27 Pratama IV Muda IV Madya IV Utama IV Pembina IV P. Utama IV

30 Pratama V Muda V Madya V Utama V Pembina V P. Utama V

Nilai Indeks Golongan

Golongan dan Nilai Indeks Golongan dan Nilai Indeks Golongan dan Nilai Indeks

Pra – Mula I 0 Pra – Pratama I 7 Pra – Muda I 14

Pra Mula II 1 Pra – Pratama II 8 Pra – Muda II 15

Mula I 2 Pratama I 9 Muda I 16

Mula II 3 Pratama II 10 Muda II 17

Mula III 4 Pratama III 11 Muda III 18

Mula IV 5 Pratama IV 12 Muda IV 19

Mula V 6 Pratama V 13 Muda V 20

Golongan dan Nilai Indeks Golongan dan Nilai Indeks Golongan dan Nilai Indeks Golongan dan Nilai Indeks

Pra – Madya I 21 Pra – Utama I 28 Pra – Pembina I 35 Pembina Utama I 42

Pra – Madya II 22 Pra – Utama II 29 Pra – Pembina II 36 Pembina Utama II 43

Madya I 23 Utama I 30 Pembina I 37 Pembina Utama III 44

Madya II 24 Utama II 31 Pembina II 38 Pembina Utama IV 45

Madya III 25 Utama III 32 Pembina III 39 Pembina Utama V 46

Madya IV 26 Utama IV 33 Pembina IV 40

Madya V 27 Utama V 34 Pembina V 41

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 12

Pasal 28

(1) Pegawai yang memperoleh promosi diangkat dalam suatu golongan yang lebih tinggi dari

golongannya yang lama diberikan gaji pokok baru.

(2) Pegawai yang mengalami demosi atau diturunkan golongannya lebih rendah dari golongan yang

lama diberikan gaji pokok baru sesuai dengan golongan yang baru.

(3) Perubahan atas indeks golongan (naik atau turun) ditetapkan dengan Surat Keputusan Yayasan.

Pasal 29

(1) Kenaikan gaji pokok berkala adalah kenaikan jumlah perolehan gaji pokok pegawai sebagai akibat dari kenaikan golongan gaji, dan atau nilai indeks golongan.

(2) Kenaikan gaji pokok berkala ditetapkan dengan Surat Keputusan Yayasan.

Pasal 30

(1) Tunjangan Jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai sesuai tingkat Jabatan, Fungsi dan Tugas yang didudukinya.

(2) Kriteria, tingkatan, serta beban Jabatan diatur dalam ketentuan tersendiri, dan tidak terpisahkan

dengan tingkatan prestasi dalam jabatan.

(3) Beban Jabatan secara proporsional dikuatifikasikan dengan tingkatan dan lingkup tanggung jawab jabatan. Sedang tingkatan prestasi dalam jabatan merujuk pada hasil penilaian prestasi sesuai DP3

(Daftar Penilaian Prestasi Pegawai) yang dinyatakan secara kualitatif.

(4) Gabungan beban jabatan dan prestasi dinyatakan sebagai Indeks Kumulatif Jabatan dan Prestasi (IKJP). IKJP menjadi dasar pembayaran Tunjangan Struktural-Fungsional (TSF).

Pasal 31

(1) Tunjangan Presensi merupakan komponen gaji yang diberikan kepada pegawai atas kehadiran

melaksanakan tugas di hari efektif kerja.

(2) Tunjangan ini diberikan secara proporsional sesuai dengan jumlah kehadiran di hari efektif kerja

yang bersangkutan dalam satu bulan kalender sebelumnya, dan diberikan bersamaan dengan

komponen gaji lainnya pada bulan jatuh tempo gaji.

(3) Dalam hal hari efektif kerja yang diliburkan atau dinyatakan libur secara nasional, berlaku ketentuan

Cuti Libur.

(4) Jumlah kehadiran di hari efektif kerja mengacu pada Daftar Hadir Kerja yang tersedia di masing-

masing unit kerja dan atau yang tercatat pada mesin presensi yang disediakan.

(5) Dalam hal pencatatan kehadiran, Pegawai wajib mencatatkan kehadiran datang dan pulang. Tidak

mencatat kehadiran datang dan pulang dapat dianggap tidak hadir kecuali menyerahkan Berita

Acara kehadiran yang ditandatangani oleh Pimpinan Satuan atau Pimpinan Unit.

(6) Kehadiran diluar hari efektif kerja untuk suatu keperluan kepanitiaan acara sekolah atau Yayasan,

maka kehadiran tersebut menjadi tanggungan penyelenggara acara.

(7) Termasuk dihitung sebagai kehadiran adalah melaksanakan tugas khusus yang diberikan Sekolah

atau Yayasan baik pada hari efektif kerja maupun diluar hari efektif kerja.

(8) Satuan rupiah waktu kerja untuk masing-masing sistem waktu kerja diatur tersendiri dalam

Ketentuan Yayasan

(9) Keterlambatan masuk kerja dalam sistem waktu kerja lebih dari 60 menit tanpa pemberitahuan

kepada Pimpinan, dapat mengurangi jumlah kehadiran.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 13

Pasal 32

(1) Tunjangan Hari Tua (THT) diberikan lepada Pegawai yang telah berstatus PT1. THT hanya bisa diambil dalam waktu tertentu, sebelum akan menjalani masa pensiun atau pada saat resmi dilakukan

PHK.

(2) THT dapat diserahkelolakan oleh Yayasan kepada pihak lain yang berkompeten dalam rangka

kemaslahatan dan kemanfaatan, dengan tidak mengurangi hak-hak Pegawai dalam pengambilannya

sebagai pasal ini ayat (1).

Pasal 33

(1) Tunjangan Basic Need (TBN) diberikan kepada seluruh Pegawai dengan maksud untuk terpenuhinya

kebutuhan dasar baik fisik, sosial, atau kebutuhan lain yang relevan dengan tugas dan tanggung

jawab sebagai tenaga pegawai.

(2) Tunjangan Basic Need selain dapat dibayarkan dalam bentuk finansial sebagaimana gaji, juga dapat

diwujudkan dalam bentuk pemberian jasa perlindungan kerja, pengembangan karier, dan lainnya

dalam rangka memacu peningkatan kinerja serta kenyamanan bekerja selama menjadi PT1.

BAB VI

DISIPLIN

Pasal 34

(1) Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap seluruh peraturan tertulis dan tidak tertulis yang berlaku dilingkungan Yayasan.

(2) Peraturan disiplin adalah ketetapan yang mengatur kewajiban, larangan atau sanksi-sanksi

pelanggaran yang dilakukan Pegawai.

Pasal 35

(1) Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai yang melanggar ketentuan peraturan disiplin baik yang dilakukan di dalam maupun di luar Yayasan.

(2) Perbuatan adalah setiap tingkah laku atau tindakan. (3) Ucapan adalah kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang lain. (4) Tulisan adalah ungkapan pikiran dan atau perasaan secara tertulis, dalam bentuk gambar, karikatur,

coretan dan lain-lain yang serupa dengan itu.

(5) Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Yayasan yang melanggar

peraturan disiplin.

Pasal 36

Kewajiban setiap Pegawai adalah:

(1) Menegakkan nilai-nilai Islam berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

(2) Memahami visi,misi dan tujuan Yayasan serta lembaga satuan.

(3) Menjaga nama baik Yayasan dan Sekolah baik didalam maupun diluar lingkungan.

(4) Berakhlaq mulia serta nasehat-menasehati dalam kesabaran dan kebaikkan diantara sesama

Pegawai.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 14

(5) Mengutamakan kepentingan Yayasan serta Sekolah di atas kepentingan pribadi dan kelompok/

golongan.

(6) Menyimpan rahasia jabatan dan lainnya, yang terkait dengan jabatan yang diemban.

(7) Mempertimbangkan dan melaksanakan segala ketentuan Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga

Unit, baik yang langsung menyangkut tugas dinasnya maupun yang berlaku secara umum.

(8) Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dengan penuh loyalitas, dedikasi dan profesional. (9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Yayasan dan Lembaga

Satuan, Lemabaga Unit.

(10) Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakkan, persatuan Pegawai.

(11) Segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui hal-hal yang dapat membahayakan atau

merugikkan terutama menyangkut keamanan, keuangan, dan material.

(12) Mentaati dan memanfaat efektifitas ketentuan jam kerja.

(13) Menciptakan dan memelihara suasana kerja penuh kondusif dalam rangka terciptanya proses

pembelajaran di Sekolah yang baik.

(14) Memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada murid, orang tua murid, dan pihak

lainnya(stakeholders) yang berurusan dengan Yayasan serta Sekolah.

(15) Bertindak dan bersikap adil kepada semua Pegawai.

(16) Membimbing dan mengarahkan mitra kerja dalam menjalankan tugas.

(17) Menjadi teladan dan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah)

(18) Mendorong mitra kerja untuk meningkatkan prestasi.

(19) Berpakaian rapi, dan berbusana muslimah (jilbab) khusus kaum perempuan.

(20) Bersikap santun dan ramah antara sesama Pegawai, murid, orang tua murid, klien dan stakeholder.

(21) Hormat-menghormati antara sesama Pegawai.

(22) Mentaati perintah dinas dari atasan. (23) Memanggil dan menyapa atasan atau sesama Pegawai dengan panggilan Ibu dan Bapak atau

kalimat lain yang sopan, dengan tidak menyapa atau memanggil dengan sebutan nama langsung

dalam lingkungan kerja.

Pasal 37

Larangan setiap Pegawai adalah:

(1) Menyalahgunakan wewenang, barang, uang atau surat-surat berharga milik Yayasan, Lembaga

Satuan, atau Lembaga Unit.

(2) Melakukan kegiatan bersama-sama dengan atasan atau teman sejawat ataupun sendirian dengan

tujuan merugikan Yayasan Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(3) Melakukan tindakan membalas dendam kepada semua mitra kerja.

(4) Menerima pemberian hadiah atau imbalan dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan

jabatan atau tugasnya dengan maksud mempengaruhi kebijakan serta merusak citra Yayasan,

Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(5) Memasuki tempat-tempat yang bisa mencemarkan kehormatan diri atau nama baik Yayasan,

Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(6) Merugikan serta mencemarkan nama baik Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(7) Menghalangi kelancaran pekerjaan Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(8) Membawa senjata api atau senjata tajam ke kantor.

(9) Mengadakan hubungan kerja dengan lembaga atau badan hukum lain tanpa seijin Yayasan,

Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit guna mendapatkan penghasilan yang dapat mengganggu

tugas utama sebagai Pegawai.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 15

(10) Merugikan dan mencemarkan nama baik sesama Pegawai.

(11) Memanfaatkan sarana dan prasarana Yayasan tidak seperti mestinya sehingga menyebabkan

mubazir atau tidak efisien.

(12) Berpakaian yang tidak sesuai dengan etika Islam dan dunia pendidikan.

Pasal 38

(1) Jenis hukuman disiplin:

a. Hukuman ringan;

b. Hukuman sedang;

c. Hukuman berat;

(2) Jenis hukuman ringan:

a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis; c. Pernyataan tidak puas;

(3) Jenis hukuman sedang:

a. Penundaan kenaikan gaji berkala; b. Penundaan kenaikan golongan; c. Penurunan gaji 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala.

(4) Jenis hukuman berat:

a. Pembebasan dari jabatan

b. Penurunan golongan setingkat lebih rendah; c. Pemberhentian dengan hormat;

d. Pemberhentian dengan tidak hormat.

Pasal 39

Sanksi terhadap pelanggaran disiplin terdiri dari :

(1) Pemberian teguran secara lisan atau tulisan yang dilakukan oleh Yayasan, dan atau langsung

Pimpinan Unit.

(2) Pembebanan klaim atau tuntutan ganti rugi oleh Yayasan.

(3) Penurunan gaji, golongan atau jabatan. (4) Surat peringatan tertulis ke-1 yang ditandatangani kepala Sekolah. (5) Surat peringatan tertulis ke-2 ditandatangani kepala Sekolah. (6) Pemberian surat peringatan tertulis ke-3 ditandatangani oleh Pengurus Yayasan.

(7) Pemutusan hubungan kerja oleh Yayasan mengindahkan peraturan-peraturan yang tertuang dalam

Peraturan Yayasan tentang pemutusan hubungan kerja.

Pasal 40

Pelanggaran yang dikenakan sanksi teguran lisan adalah :

(1) Tidak masuk kerja tanpa alasan/mangkir/alpa.

(2) Terlambat masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima.

(3) Mengisikan presensi orang lain yang ”alpa” dengan ”hadir”. (4) Meninggalkan kantor dan atau tempat kerja, atau pulang sebelum waktunya tanpa izin Pimpinan.

(5) Melalaikan kewajiban dengan tidak menyampaikan pemberitahuan sakit dari dokter pada hari

pertama masuk kerja, baik secara lisan maupun tulisan.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 16

(6) Mengganggu ketenangan dan ketertiban lingkungan kerja. (7) Tidak melaksanakan tanggung jawab sebagaimana mestinya.

(8) Melakukan pelanggaran seperti tercantum dalam pasal 39.

Pasal 41

Tertib pengenaan sanksi sebagaimana Pasal 40 diberikan oleh :

(1) Pimpinan Unit memberikan teguran lisan.

(2) Untuk mencegah terjadinya pengulangan pelanggaran Pegawai maka Pimpinan Unit secara intensif

melakukan pembinaan dan pengawasan.

Pasal 42

Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan tertulis ke-1 adalah:

(1) Terlambat 5 (lima) hari berturut-turut. Atau,

(2) Terlambat 7 (tujuh) hari tidak berturut-turut dalam sebulan.

(3) Mangkir/alpa 3 (tiga) hari berturut-turut atau 4 (empat) hari dalam sebulan.

(4) Mengulangi pelanggaran sebagaimana Pasal 40 ayat (1) s.d.ayat (8).

(5) Menyalahgunakan wewenang berupa penggunaan barang milik Yayasan untuk kepentingan pribadi

tanpa izin atasan.

(6) Merugikan nama baik Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(7) Bekerja tanpa mematuhi prosedur kerja yang berlaku.

(8) Mencapai tingkat prestasi kerja di bawah standar minimal mutu prestasi ”Cukup” dalam masa

penilaian.

Pasal 43

Tertib pengenaan sanksi sebagaimana Pasal 42 diberikan oleh :

(1) Pimpinan Satuan mengeluarkan Surat Peringatan ke-2, kemudian memberikan surat tersebut

kepada Pegawai yang melakukan pelanggaran.

(2) Untuk mencegah terjadinya pengulangan pelanggaran oleh Pegawai maka Pimpinan Unit secara

intensif melakukan pembinaan dan pengawasan.

Pasal 44

Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Tertulis ke-2 adalah:

(1) Terlambat 6 (enam) hari berturut-turut, atau

(2) Terlambat 10 kali tidak berturut-turut dalam 1 bulan.

(3) Alpa/mangkir 5 hari dalam 1 bulan.

(4) Pengulangan pelanggaran seperti dicantumkan pada Pasal 40 ayat (1) s.d ayat (8) dan Pasal 42 ayat

(1) s.d ayat (8).

(5) Menolak perintah yang layak dikerjakan dari Pimpinan Unit.

(6) Melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan terhadap barang inventaris milik Yayasan,

baik disengaja atau tidak.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 17

Pasal 45

Tertib pengenaan sanksi sebagaimana pasal 44 diberikan oleh:

(1) Berdasarkan surat peringatan tersebut, atas rekomendasi Pimpinan Unit memanggil Pegawai

bersangkutan untuk menerima surat peringatan ke-2.

(2) Untuk mencegah terjadinya pengulangan pelanggaran Tenaga Edukasi maka Pimpinan Unit secara

intensif melakukan pembinaan dan pengawasan.

Pasal 46

Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan tertulis ke-3 adalah:

(1) Terlambat 8 (delapan) hari secara berturut-turut. Atau,

(2) Terlambat 14 (empat belas) hari tidak berturut-turut dalam sebulan.

(3) Alpa/mangkir 7 (tujuh) hari dalam sebulan.

(4) Melaksanakan tugas dengan ceroboh yang mengakibatkan resiko, kerugian, dan atau kecelakaan

bagi orang lain ataupun bagi Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(5) Pengulangan pelanggaran Pasal 40 ayat (1) s.d (8) dan Pasal 42 ayat (1) s.d (8) dan ayat (1) s.d (3) dari Pasal ini.

Pasal 47

Tertib pengenaan sanksi sebagaimana Pasal 46 diberikan oleh :

(1) Berdasarkan surat peringatan tersebut, atas rekomendasi Pimpinan Unit, Pimpinan Lembaag Satuan

atas nama Yayasan memanggil Pegawai yang bersangkutan untuk menerima surat peringatan ke-3.

(2) Untuk mencegah terjadinya pengulangan pelanggaran oleh Tenaga Pegawai maka Pimpinan Unit

dan Pengurus Yayasan secara intensif melakukan pembinaan dan pengawasan selama-lamanya 1

(satu) bulan. Apabila dalam masa kurun waktu pembinaan dan pengawasan tersebut tidak ada

perubahan atau bahkan menunjukkan indikasi terjadinya pelanggaran lebih berat, maka Pimpinan

Lembaga Satuan dapat mengajukan proses PHK kepada Pengurus Yayasan.

Pasal 48

Perbuatan yang dapat dikenakan tuntutan ganti rugi oleh Yayasan adalah:

(1) Menimbulkan kerusakan barang milik Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(2) Menghilangkan inventaris milik Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(3) Melalaikan tugas dan tanggung jawab sehingga menimbulkan kerugian.

(4) Tidak dapat mempertanggungjawabkan secara sah kewajiban jabatannya yang menyangkut

material.

Pasal 49

Tertib pengenaan sanksi sebagaimana Pasal 48 diberikan oleh:

(1) Sanksi hanya akan dijatuhkan bila pelanggaran dapat dibuktikan secara faktual dan atau terdapat 2 (dua) orang saksi.

(2) Besarnya tuntutan ganti rugi yang dibebankan oleh Pengurus Yayasan adalah 100% x nilai kerugian yang terjadi.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 18

(3) Yayasan akan membebankan tuntutan klaim secara berjenjang sebesar 25% kepada Pegawai non-

struktural, atau 35% bagi Pegawai struktural.

(4) Mereka yang dikenakan tuntutan ganti rugi berhak mengajukan pembelaan dalam waktu paling

lambat 7 x 24 jam setelah pengajuan tuntutan oleh Pengurus Yayasan.

(5) Sementara Pegawai yang bersangkutan belum menyelesaikan atau belum melunasi tuntutan ganti

rugi, maka Yayasan berhak menahan/menunda sebagian atau seluruh hak Pegawai terhadap

Yayasan atau sumber dana yang lain.

Pasal 50

(1) Terhadap Pegawai yang melakukan kesalahan ringan berulang kali, telah diperingatkan namun tidak

ada perubahan, Yayasan atas laporan Pimpinan Satuandapat memberikan sanksi berupa penurunan

golongan setingkat lebih rendah, untuk perbuatan seperti:

a. Bekerja secara serampangan atau ceroboh;

b. Lebih dari satu kali melakukan penyimpangan terhadap prosedur kerja tanpa alasan yang bisa

diterima;

c. Lebih dari satu kali melakukan pelanggaran disiplin;

d. Berulang kali terlambat hadir, walaupun sudah diperingatkan;

e. Telah melakukan perbuatan dan dikenakan sanksi peringatan ke-1;

f. Berbuat tidak sopan yang merendahkan martabat Pimpinan;

(2) Sanksi penurunan golongan dilakukan dengan memerbitkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan.

Pasal 51

(1) Pelanggaran yang dikenakan sanksi penurunan atau pembebasan struktural atau fungsional adalah

pelanggaran setingkat sedang, seperti:

a. Melalaikan tugas dan tanggung jawab jabatannya walaupun sudah mendapat peringatan lisan

atau tertulis;

b. Melakukan kegiatan yang merusak ketenangan atau menimbulkan keresahan seperti menghasut,

melawan atau menolak perintah atasan yang layak dan wajar dilaksanakan, dan kesalahan lainnya

yang dilakukan Pegawai yang menjadi pejabat struktural.

(2) Penurunan atau pembebasan tugas dilaksanakan dengan menerbitkan Surat Keputusan Yayasan.

Pasal 52

(1) Yayasan dapat menjatuhkan sanksi bersifat skorsing terhadap Tenaga Pegawai yang melakukan

kesalahan berat seperti:

a. Tercatat mendapat hukuman jabatan, atau sanksi akibat melakukan pelanggaran sebagaimana

maksud pasal 50;

b. Bagi Tenaga Pegawai yang menjadi tersangka melakukan perbuatan pidana dan berstatus

tahanan yang wajib.

(2) Jangka waktu skorsing ditetapkan Pengurus Yayasan dengan mempertimbangkan keperluannya.

(3) Untuk ad. 1 b, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan, Pegawai sudah harus mendapatkan

keputusan tetap.

(4) Apabila masa skorsing telah berjalan 3 (tiga) bulan dan Pegawai yang berstatus tahanan belum

dapat keputusan, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sekaligus oleh Pengurus Yayasan.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 19

(5) Pegawai memperoleh hukuman skorsing berhak mendapat gaji maksimal 50% dari gaji pokok tanpa

tunjangan apapun.

(6) Pegawai yang menjadi tersangka dan ternyata dibebaskan dari tuntutan hukum, berhak

memperoleh rehabilitasi dan bertugas kembali.

BAB VII

CUTI KERJA

Pasal 53

(1) Cuti adalah istirahat panjang atau keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan oleh Yayasan untuk

jangka waktu tertentu.

(2) Yayasan dalam menetapkan izin cuti terlebih dahulu menerima pengajuan cuti dari karyawan yang

bersangkutan dan pertimbangan dari Pimpinan Unit.

Pasal 54

Cuti terdiri dari:

a. Cuti tahunan b. Cuti bersalin c. Cuti sakit d. Cuti karena alasan penting e. Cuti menunaikan ibadah agama

f. Cuti di luar tanggungan Yayasan

g. Cuti Bersama

Pasal 55

Cuti tahunan terdiri dari:

(1) Idul Fitri, Idul Adha dan Hari Tasyrik.

(2) Libur setelah tes setiap semester atau catur wulan, atau libur-libur lainnya sebagaimana diatur dalam

Kalender Pendidikan Sekolah.

(3) Libur pasca test hanya berlaku bagi Pegawai Akademik yang karenanya dapat dinyatakan kehadiran.

Pasal 56

(1) Cuti bersalin diberikan kepada Tenaga Pegawai Perempuan menjelang melahirkan.

(2) Cuti bersalin diberikan kepada Tenaga Pegawai yang telah bekerja Sekurang-kuirangnya setahun dalam statusnya sebagai Tenaga Pegawai Tidak Tetap.

(3) Tenaga Pegawai yang memperoleh hak cuti bersalin sebelum berstatus Tenaga Pegawai Tetap akan

dikompensasikan pada masa penambahan statusnya selama-lamanya 2(dua) bulan.

(4) Cuti bersalin hanya diberikan sampai dengan anak ke-2, sedangkan anak ke-3 dan seterusnya

merupakan cuti diluar tanggungan Yayasan.

(5) Cuti bersalin ditetapkan paling lama 50 (lima puluh) hari kalender.

(6) Permohonan cuti bersalin dibuat tertulis, dilengkapi dengan surat keterangan dokter yang memperkirakan waktu bersalin paling lambat 1 (satu) bulan sebelum rencana jadwal cuti bersalin.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 20

(7) Cuti bersalin tidak dapat diambil bersama dengan cuti lainnya, kecuali atas rekomendasi dokter yang

bersangkutan diharuskan beristirahat sehingga diberikan kepadanya cuti sakit.

(8) Izin cuti bersalin disampaikan secara tertulis dan diketahui oleh Pimpinan Unit, dan disampaikan

kepada Yayasan.

Pasal 57

(1) Pegawai yang sakit berhak memperoleh cuti sakit.

(2) Pegawai yang sakit selama tidak lebih dari 1 (satu) hari kerja diharuskan membuat pemberitahuan

kepada Pimpinan Unit secara lisan sebelumnya, kemudian pernyataan tertulis yang bersangkutan

pada hari masuk kerja berikutnya.

(3) Pegawai yang sakit selama 2 (dua) hari kerja secara berturut-turut atau lebih harus menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis kepada atasannya dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(4) Cuti sakit dapat diberikan paling lama 6 (enam) bulan kalender.

(5) Pegawai yang sakit secara berkepanjangan selama lebih dari 6 (enam) bulan kalender akan

diberhentikan dengan hormat.

Pasal 58

(1) Yayasan dapat memberikan izin meninggalkan pekerjaan bagi Tenaga Pegawai yang memiliki alasan

penting seperti :

a. Ibu, bapak, isteri, suami adik atau kakak sekandung, mertua anak dan menantu sakit keras atau

meninggal;

b. Tenaga Pegawai melangsungkan pernikahan pertama; c. Tenaga Pegawai melangsungkan perkawinan anaknya; d. Tenaga Pegawai melangsungkan khitanan anaknya.

(2) Jangka waktu cuti karena alasan penting tersebut ditetapkan sebagai berikut: a. Bila sanak keluarga sakit sesuai butir 1-a, dapat diberikan cuti karena alasan tersebut selama-

lamanya 1 (satu) hari kerja;

b. Bila sanak keluarga meninggal sesuai butir 1-a dapat diberikan cuti karena alasan tersebut 2 (dua)

hari kerja;

c. Pegawai yang melangsungkan perkawinannya sendiri dapat diberikan cuti selama-lamanya 5

(lima) hari kerja;

d. Pegawai melangsungkan perkawinan/khitanan anaknya dapat diberikan cuti selama-lamanya 2

(dua) hari kerja.

Pasal 59

(1) Bagi Pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun berturut-turut atau berstatus Pegawai Tetap, Yayasan dapat memberikan izin meninggalkan pekerjaan untuk

melaksanakan ibadah agama.

(2) Untuk keperluan Ibadah Haji dapat diberikan cuti selama-lamanya 42 (empat puluh dua) hari

kalender kecuali bila ibadah haji yang dilaksanakan melalui Ongkos Naik Haji Plus (ONH Plus), maka

cuti yang dapat diberikan sesuai jadwal dan ketentuan keberangkatan dan kepulangan yang berlaku

di ONH Plus.

(3) Untuk keperluan ibadah lainnya, jangka waktu cuti akan diatur tersendiri oleh Yayasan sesuai dengan keperluanya.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 21

(4) Permohonan cuti untuk keperluan ibadah agama, diajukan secara tertulis sekurang-kurangnya 2

(dua) bulan sebelumnya, dengan melampirkan bukti-bukti Keberangkatannya.

(5) Izin cuti untuk keperluan ibadah diberikan Yayasan, setelah mendapat permohonan tertulis dari

Pimpinan Unit.

(6) Cuti menunaikan ibadah agama hanya dapat diberikan sekali selama masa kerja.

Pasal 60

(1) Cuti di luar tanggungan Yayasan adalah izin meninggalkan pekerjaan bagi Pegawai untuk suatu

kepentingan mendesak diluar yang dimaksud pada Pasal 56.

(2) Pegawai yang akan mengambil cuti diluar tanggungan Yayasan, harus mengajukan permohonan

secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum rencana cuti diluar tanggunan Yayasan.

(3) Izin cuti akan diberikan secara tertulis oleh Pengurus Yayasan dengan memperhatikan rekomendasi

dari Pimpinan Unit.

(4) Jangka waktu cuti diluar tanggungan Yayasan paling lama diberikan hanya 12 (dua belas) bulan

kalender dan dapat diperpanjang dengan seizin Pengurus Yayasan.

(5) Selama menjalankan masa cuti diluar tanggungan Yayasan. Pegawai tidak berhak menerima

penghasilan apapun.

(6) Jabatan yang lowong, karena ditinggalkan oleh Pegawai yang menjalani cuti diluar tanggungan,

dapat segera diisi oleh orang lain karena kepentingan Yayasan.

(7) Apabila setelah melalui waktu tersebut pada Pasal ini ayat (4) Pegawai tidak melaporkan diri, maka

yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.

(8) Pegawai yang telah selesai menjalani cuti diluar tanggungan Yayasan dapat bekerja kembali apabila

ada lowongan atau kebutuhan formasi yang belum terisi.

Pasal 61

(1) Selama masa cuti seperti yang tercantum dalam Pasal 54 butir (a) sampai dengan butir (e), setiap

Pegawai berhak mendapatkan gaji secara penuh, selain tunjangan presensi.

(2) Bagi Pegawai yang cuti bersalin, berhak mendapatkan gaji secara penuh, selain tunjangan presensi.

(3) Pegawai yang cuti karena alasan penting tetap berhak mendapatkan gaji secara penuh, selain

tunjangan presensi.

(4) Pegawai yang menderita sakit seperti dimaksud pada pasal 57 ayat (1) sampai ayat (3), tetap berhak

mendapat gaji penuh, selain tunjangan presensi.

(5) Pegawai yang sakit berlarut-larut seperti Pasal 57 ayat (4) berhak mendapatkan gaji sebagai berikut:

a. 1 (satu) bulan, mendapat 100% dari gaji pokok tanpa tunjangan;

b. Sampai 3 (tiga) bulan, mendapat 75% dari gaji pokok tanpa tunjangan;

c. Sampai 5 (lima) bulan, mendapat 50 % dari gaji tanpa tunjangan;

d. Sampai 6 (enam) bulan, mendapat 25% dari gaji pokok tanpa tunjangan.

Pasal 62

(1) Apabila Pegawai menjalani masa cutinya diluar kota/luar negeri maka Pegawai yang bersangkutan

diwajibkan memberitahukan alamat lengkap dengan nomor sambungan telpon yang dapat

dihubungi serta waktu keberangkatannya kepada Yayasan.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 22

(2) Pengurus Yayasan berwenang memanggil dan meminta kembali Pegawai yang bersangkutan yang

sedang dalam masa cuti untuk menjalankan tugas, apabila Pegawai teersebut sangat diperlukan

oleh Yayasan melalui suatu surat tugas atau surat perintah kerja.

(3) Kehadiran pada masa cuti bagi seluruh Pegawai seperti rapat umum, Yayasan, rapat kerja dan

jenisnya dihitung sebagai kehadiran.

BAB VIII

PENILAIAN PRESTASI

Pasal 63

(1) Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses penilaian yang menghasilkan performa kerja,

produktifitas serta prestasi kerja atas Tenaga Pegawai yang dibuat oleh pejabat penilai.

(2) Jangka periode penilaian adalah satu kali 1 (satu) tahun. (3) Pejabat penilai adalah Pimpinan Lembaga Satuan, Pimpinan Lembaga Unit, Pengurus Yayasan, atau

suatu tim ditunjuk Yayasan.

(4) Daftar Penilaian Prestasi Pegawai bersifat rahasia.

Pasal 64

Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) bertujuan untuk menghimpun informasi dan memperoleh

gambaran seobjektif mungkin dalam upaya pembinaan.

Pasal 65

(1) Hasil penilaian prestasi kerja Tenaga Pegawai dituangkan dalam bentuk Daftar Penilaian Prestasi

Pegawai (DP3).

(2) Indikator penilaian meliputi:

a. Prestasi kerja

b. Kerja sama

c. Kemampuan

d. Sikap dan mentalitas

e. Kepemimpinan

f. Kejujuran

g. Dedikasi dan loyalitas

h. Disiplin,

i. Kreatifitas, serta

j. Inovatif & dinisiatif.

(3) Setiap Indikator sebagaimana maksud ayat (2) memiliki deskripsi, yaitu penjelasan atau defenisi

operasional dari nilai yang dimaksud.

(4) Untuk kepemimpinan sebagaimana maksud ayat (2) huruf ”e” hanya untuk Daftar Penilaian Prestasi

Pegawai (DP3) Struktural.

Pasal 66

(1) Nilai prestasi kerja Pegawai dinyatakan dengan sebutan angka atau huruf:

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 23

a. A = 10

b. B = 8 s.d 9

c. C = 6 s.d 7

d. D = 4 s.d 5

e. E = 2 s.d 3

(2) Nilai prestasi kerja Pegawai yang dinyatakan dengan sebutan angka atau huruf akan dideskripsikan dalam suatu lembaran panduan deskripsi.

Pasal 67

(1) Pengisian DP3 ditandatangani oleh Pejabat Penilai. (2) Berdasarkan catatan hasil penilaian maka Pengurus Pimpinan Unit memberikan kesimpulan hasil

penilaian.

(3) Kesimpulan hasil penilaian akan menjadi acuan dalam usulan kebijakan yang akan ditentukan

Yayasan.

Pasal 68

Mutu prestasi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 68 dinyatakan dengan sebutan sebagai berikut:

a. Istimewa : 80 s.d. 100

b. Baik Sekali : 60 s.d. 79 c. Baik : 40 s.d. 59

d. Cukup : 20 s.d. 39

e. Kurang : 10 s.d 19

f. Buruk : < 10

BAB IX

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 69

(1) Yayasan sejauh mungkin akan tetap berusaha mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

terkecuali untuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Pegawai yang benar-benar merugikan

atau menghambat kemajuan dan perkembangan Yayasan, Lembaga Satuan, atau Lembaga Unit.

(2) Dalam keadaan terpaksa sehingga terjadi PHK, Yayasan akan mengindahkan hak-hak Tenaga

Pegawai sesuai dengan kesepakatan antara Pegawai yang bersangkutan dengan Yayasan.

(3) PHK dapat terjadi dalam hal:

a. Dalam masa percobaan;

b. Mengundurkan diri; c. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; d. Masa sakit berkepanjangan; e. Meninggal dunia; f. Mencapai batas usia kerja (pensiun);

g. Pelanggaran tata tertib kerja, setelah diberikan Surat Peringatan ke-3; h. Putusan pengadilan negeri; i. Karena reorganisasi, rasionalisasi, setelah melalui Ketetapan Yayasan

j. Prestasi kerja dibawah mutu prestasi ”cukup” dalam 2 (dua) masa Penilaian berturut-turut.

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 24

Pasal 70

(1) Pegawai yang bermaksud mengundurkan diri, wajib memberitahukan secara tertulis minimal 1

(satu) bulan sebelumnya.

(2) Bagi pejabat struktural yang bermaksud mengundurkan dirinya dari tugas, wajib untuk

memberitahukan secara tertulis 3 (tiga) bulan.

Pasal 71

(1) Bagi PT4 yang bekerja untuk jangka waktu tertentu, maka berakhirnya hubungan kerja adalah

terhitung tanggal atau waktu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja.

(2) Apabila dipandang perlu dan mendapatkan persetujuan kedua pihak, maka perjanjian kerja dapat

diperpanjang 1 (satu) periode dengan tidak melebihi periode pertama.

Pasal 72

Jika Pegawai menderita sakit berkepanjangan selama 6 (enam) bulan, atau dirawat di rumah sakit dan

atau berada dalam pengawasan dokter selama 4 (empat) bulan, sehingga karena sakitnya tidak dapat

melakukan pekerjaan yang diemban, maka hubungan kerja dapat diputuskan.

Pasal 73

Pegawai yang meninggal dunia dengan sendirinya mengakibatkan terputusnya hubungan kerja.

Pasal 74

Batas usia maksimal bekerja atau dinyatakan pensiun adalah 55 (lima puluh lima) tahun.

Pasal 75

Dalam hal Tenaga Pegawai melakukan pelanggaran tata tertib seperti tertera dalam Peraturan Yayasan

tentang disiplin Tenaga Edukasi, maka Yayasan dapat memutuskan hubungan kerja.

Pasal 76

Dalam hal Pegawai dinyatakan bersalah oleh Pengadilan dan telah memiliki kekuatan hukum tetap, atas

suatu kasus pidana, maka hubungan kerja secara sekaligus dapat diputuskan oleh Yayasan.

Pasal 77

Dalam keadaan memaksa yang tak bisa dihindarkan, Yayasan dapat memberhentikan dengan hormat

dengan terlebih dahulu dilakukan musyawarah kedua pihak.

Pasal 78

Dalam hal Pegawai dinyatakan tidak cakap bekerja atau tidak mampu mencapai prestasi kerja yang

ditetapkan, dan telah mendapat peringatan terakhir, maka hubungan kerja dapat diputuskan dengan

Draft Peraturan Kepegawaian AlMarjan 25

pemberian pesangon atau imbalan lain yang dianggap pantas. Besaran pesangon atau imbalan diatur

tersendiri sesuai ketentuan Yayasan.

Pasal 79

(1) Apabila pada saat PHK, Pegawai masih berhutang pada Yayasan maka Utang-utang tersebut akan

diperhitungkan dengan penghasilan terakhir Tenaga Pegawai atau uang jaminan hari tua atau

sumber dana lain atas nama Pegawai.

(2) PHK tidak secara otomatis membebaskan dari kewajiban sisa utang kepada Yayasan, Lembaga

Satuan, atau Lembaga Unit atau pihak terutang lainnya.

BAB X

TUNJANGAN HARI RAYA (THR)

Pasal 80

(1) Tunjangan Hari Raya adalah imbalan yang diberikan kepada Pegawai di luar gaji, sebagai tunjangan

dalam rangka Hari Raya Idul Fitri.

(2) Pegawai yang berhak memperoleh imbalan THR adalah yang bekerja pada Yayasan sedikitnya

selama 4 (empat) bulan berturut-turut.

Pasal 81

(1) Besarnya THR Idul Fitri diberikan sesuai Surat Keputusan Pengurus Yayasan. (2) THR diberikan sekali dalam 1 (satu) tahun.

(3) Waktu pemberian THR selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan hari raya.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 82

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan ditetapkan dalam suatu Keputusan Yayasan.

(2) Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam Peraturan ini di kemudian hari, akan diadakan

perbaikan dan ralat sebagaimana mestinya.

(3) Peraturan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan.

Disahkan di : Bekasi

Pada tanggal : 29-30 Juni 2010

Yayasan Pendidikan dan Dakwah Islam Budi Luhur

Ketua Pengurus, Ketua Dewan Pembina,

Drs.H.Ismaryono WM, MM DR. H. Risman Musa, MA