draft pemisahan golongan iii (kimia analisa) print.docx

20
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kimia analisa kualitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran atau zat tunggal dengan cara melakukan reaksi spesifik untuk memastikan kation apa yang terdapat dalam suatu unsur, maka harus dilakukan reaksi yang spesifik, dimana reaksi tersebut bertujuan untuk memisahkan atau menggolongkan unsur-unsur yang ada, terutama jika zat dalam bentuk campuran. Beberapa cara analisa sistematika kation , antara lain metode H 2 S dan metode non H 2 S. Pembagian kation berdasarkan golongannya, sebagai berikut : 1. Kation golongan I, disebut juga golongan asam klorida, contohnya Pb 2+ , Ag + , Hg + 2. Kation golongan II, disebut juga golongan hidrogen sulfide, contohnya Cu 2+ , Hg 2+ , Cd 2+ , Bi 3+ , As 3+ , Sb 3+, dan Sn 2+ 3. Kation golongan III, disebut juga golongan ammonium klorida, contohnya Fe 2+ , Fe 3+ , Al 3+, Cr 3+ , Zn 2+ , Ni 2+ , Mn 2+ 4. Kation golongan IV, disebut uga golongan ammonium karbonat, contohnya Ba 2+ , Ca 2+ ,Sr 2+ 5. Kation golongan V, disebut juga golongan sisa, contohnya Mg 2+ , K + , Na + , NH 4 + I.2 Tujuan Praktikum LABORATORIUM TEKNIKKIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Praktikum :KIMIA ANALISA Percobaan :PEMISAHAN GOLONGAN IIIA DAN IIIB Tanggal : 09 OKTOBER 2013 Nama : FAISAL RAHMAD H. NPM/Semester : 1231010038 / III Romb./Grup : I / G NPM/Teman Praktek : 1231010058 / CINDY SUKMA P. DRAFT

Upload: labkomtk

Post on 25-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kimia analisa kualitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi

suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran  atau zat tunggal dengan cara melakukan

reaksi spesifik untuk memastikan kation apa yang terdapat dalam suatu unsur, maka harus

dilakukan reaksi yang spesifik, dimana reaksi tersebut bertujuan untuk memisahkan atau

menggolongkan unsur-unsur yang ada, terutama jika zat dalam bentuk campuran.

           Beberapa cara analisa sistematika kation , antara lain metode H2S dan metode non

H2S. Pembagian kation berdasarkan golongannya, sebagai berikut :

1. Kation golongan I, disebut juga golongan asam klorida, contohnya Pb2+, Ag+, Hg+

2. Kation golongan II, disebut juga golongan hidrogen sulfide, contohnya Cu2+, Hg2+,

Cd2+, Bi3+, As3+, Sb3+, dan Sn2+

3. Kation golongan III, disebut juga golongan ammonium klorida, contohnya Fe2+, Fe3+,

Al3+, Cr3+, Zn2+, Ni2+, Mn2+

4. Kation golongan IV, disebut uga golongan ammonium karbonat, contohnya Ba2+,

Ca2+,Sr2+

5. Kation golongan V, disebut juga golongan sisa, contohnya Mg2+, K+, Na+, NH4+

I.2 Tujuan Praktikum

1. Mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu campuran (Anion dan Kation)

2. Memisahkan penyusun suatu campuran menjadi 5 (lima) golongan (kation)

3. Memisahkan kation-kation dalam tiap golongan

4. Mengidentifikasi kation-kation dalam tiap golongan

5. Mempelajari reaksi-reaksi ion

I.3 Manfaat Praktikum

1. Agara mahasiswa dapat mendeteksi penyusun suatu campuran (Anion dan

Kation)

2. Agar mahasiswa dapat memisahkan suatu campuran menjadi 5 (lima) golongan

(kation)

3. Agar mahasiswa dapt memisahkan kation-kation dalam tiap golongan

LABORATORIUM TEKNIKKIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Praktikum :KIMIA ANALISAPercobaan :PEMISAHAN GOLONGAN IIIA

DAN IIIBTanggal : 09 OKTOBER 2013Pembimbing :IR. LULUK EDAHWATI, MT

Nama : FAISAL RAHMAD H.NPM/Semester : 1231010038 / IIIRomb./Grup : I / GNPM/Teman Praktek : 1231010058 / CINDY SUKMA

P.

DRAFT

Page 2: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

4. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kation-kation dalam tiap golongan

5. Agar mahasiswa dapat mempelajari reaksi ion-ion

Page 3: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Secara umum, kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun

dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk

endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation

golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium,

zink, dan mangan (II).

Mengapa kation golongan III terbagi menjadi golongan IIIA dan IIIB?

Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk

golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya ammonium klorida, oleh

hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-

logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan

sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi,

aluminium, dan kromium (sering disertai mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh

larutan ammonia dengan adanya ammonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan

ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.

Maka golongan ini biasa dibagi menjadi golongan besi atau golongan IIIA (besi, aluminium,

dan kromium) dan golongan zink atau golongan IIIB (nikel, kobalt, mangan, dan zink). Akan

tetapi, yang akan dibahas disini hanyalah pemisahan kation golongan IIIA saja.

Ketika membahas skema umum pemisahan kation ke dalam golongan-golongan,

telah disinggung bahwa ion-ion tertentu mungkin mengganggu pada pemisahan dan

identifikasi kation-kation golongan III sampai V. Sebelum pengendapan kation-kation

golongan III A, terlebih dahulu harus dihilangkan ion-ion pengganggunya. Ion-ion ini adalah

fosfat, silikat, borat, fluorida, dan anion-anion asam-asam organik.

Jika ion-ion pengganggu ini larut dalam larutan, bergabung dengan berbagai logam

membentuk ion-ion kompleks yang stabil, hal ini dapat mengakibatkan logam-logam ini

gagal untuk mengendap dengan reagensia golongan yang biasa. Dalam golongan ini

termasuk asam-asam organik, seperti asam oksalat, sitrat, dan tartarat, dan juga senyawa-

senyawa hidroksi, seperti gula dan pati. Dengan adanya zat-zat itu, besi, kromium, dan

aluminium diendapkan tak sempurna atau tak diendapkan sama sekali oleh ammonium

klorida dan larutan ammonia.

Page 4: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Sedangkan jika ion-ion pengganggu ini membentuk senyawa yang tak larut dengan

beberapa logam dari golongan yang lebih belakangan dari pada golongan logam yang hendak

diendapkan. Maka jelaslah, bahwa pada kondisi-kondisi yang menghasilkan pengendapan

logam-logam golongan III A, logam-logam golongan yang berikutnya akan juga diendapkan,

sehingga terbentuk endapan yang tak larut atau sangat sedikit larut dengan adanya

ammonium klorida dan ammonia.

Selanjutnya borat, fluorida, fosfat, oksalat, tartrat dan sitrat dari logam-logam

golongan IIIA, IIIB, IV dan dari magnesium, tak larut dalam larutan basa, tetapi larut dalam

larutan asam. Jelaslah, bahwa dengan adanya asam-asam ini, logam-logam golongan IIIA tak

dapat dipisahkan dari logam golongan-golongan sisanya pada penambahan reagensia

agolongan yang biasa, yaitu NH4Cl dan larutan NH3, maka skema dari analisis sitematik

harus diubah bila salah satu atau semua anion-anion ini terdapat, sebelum memulai dengan

pengendapan golongan IIIA.

Adanya beberapa anion ini tentu dapat ditunjukkan pada uji-uji pendahuluan. Asam-

asam organik terungkap pada uji-uji kering, dan terutama dengan aksi oleh asam sulfat pekat.

Mengingat oksalat sangat umum terdapat, dan penunjukkan terhadapnya pada uji-uji

pendahuluan agak kurang memastikan, dianjurkan agar ion ini diuji dalam sebagian filtrat

golongan II, dari larutan mana semua hidrogen sulfida telah diusir terlebih dulu dengan

mendidihkan. Selain oksalat, fosfat juga dianjurkan diuji pada filtrat golongan II, karena

adanya fosfat selalu diuji dalam filtrat golongan II dari mana semua H2S telah diusir.

Gol. III memiliki reagensia golongan H2S dengan adanya amonia dan amonium

klorida, atau larutan amonium sulfida. Reaksi golongan berupa endapan-endapan dengan

berbagai warna yaitu besi(II) sulfida {hitam}, alumunium hidroksida {putih}, kromium(III)

hidroksida {hijau}, nikel sulfida {hitam}, kobalt sulfida {hitam}, mangan(II) sulfida {merah

jambu}, dan zink sulfida {putih}.

Kation-kation gol. IIIA (gol.Besi) yaitu besi, aluminium, kromium diendapkan

sebagai garam hidroksidanya dengan penambahan NH4Cl dan NH4OH. Endapan

hidroksidanya warnanya beraneka ragam.

Kation-kation gol.IIIB (gol.Seng) yaitu nikel, kobalt, mangan, dan zink diendapkan

sebagai garam sulfidanya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya

basa (dengan larutan buffer NH4Cl + NH4OH). Penambahan HCL 1M berfungsi untuk

mendapatkan endapan CoS dan NiS yang berwarna hitam dari gol.IIIB lainnya. Untuk

memisahkan keduanya dilakukan uji penegasan dangan menambahkan NH4Cl dan NH4OH

Page 5: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

sampai bersifat basa serta pereaksi dimetil glioksim, menghasilkan endapan merah jambu

yang menunjukkan adanya Ni2+

1. Endapan I

MnS dan ZnS larut dalam HCl encer, NiS dan CoS melarut sedikit.

2. Filtrat II

Disini masih mengandung runutan Co2+ dan Ni2+. Adanya ion – ion tersebut dalam

jumlah kecil dalam filtrat tidak mengganggu uji berikutnya. Pendidihan filtrat bertujuan

untuk menghilangkan H2S. Uji dengan kertas timbel asetat untuk memastikan H2S tak ada.

Penambahan H2O2 dan dipanaskan untuk mengoksidasi Co2+ menjadi Co3+ dan Mn2+ menjadi

Mn4+. Co(OH)2 sedikit larut sedangkan Co(OH)3 tidak larut dalam NaOH berlebih.

Penambahan NaOH berlebih agar endapan Zn(OH)2 melarut dan membentuk kompleks.

Sedangkan MnO2.XH2O dan runutan Co2+ dan Ni2+mengendap.

3. Enadapan II

Belerang yang mengendap, melarut setelah dipanaskan lama dengan air raja.

Uji NH4SCN untuk Co didasarkan pada pembentukan ion [Cu(SCN)4]2-. Gangguan

dari besi bisa dihilangkan dengan penambahan florida yang larut sehingga terbentuk ion

kompleks [FeF6]3-. Penambahan NH4Cl dan NH3 pada uji spesifik Ni bertujuan menciptakan

suasana basa.

4. Filtrat III

Penambahan CH3COOH pada uji spesifik Zn untuk menciptakan suasana asam dan

H2SO4 agar tepat asam. Kedua uji harus positif terhadap Zn.

5. Endapan III

Mn dapat di endapkan dari runutan Ni dan Co dengan mengendapkan MnO2dalam

larutan amoniakal. Tambahkan 5ml NH4Cl dan larutan air NH3 kira – kira 5ml berlebih. Lalu

tambah 1 g K2S2O8, didihan, saring dan cuci. Larutkan dalam HNO3 dan H2O2 dan

identifikasi. Namun pemisahan tidak terlalu diperlukan karena Ni dan Co tidak memberikan

gangguan yang serius pada uji. Ni dan Co melarut dalam HNO3 dan H2O2 namun tidak

semudah MnO2 sehingga tidak direpoleh pelarutan yang sempurna. Zat padat yang tak larut

boleh dibuang dan larutan jernih digunakan untuk uji terhadap Mn. Pendidihan bertujuan

menguraikan H2O2 berlebih.

Page 6: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

II.1SIFAT – SIFAT BAHAN

1. K4[Fe(CN)6]

Rumus molekul : K4[Fe(CN)6]

Massa molar : 368,35 g/mol (anhidrat), 422,388 g/mol (trihidrat)

Wujud : berbentuk butiran Kristal, berwarna kuning.

Densitas : 1,85 g/cm3

Titik didih : 400C

Titik lebur : 69-71C

(http://id.wikipedia/wikipedia/ K4[Fe(CN)6])

2. Asam asetat

Rumus molekul : CH3COOH

Massa molar : 60.05 gr.mo-1

Densitas dan fase : 1.049 gr.cm-3 cairan

1.266 /cm3, padatan

Titik lebur : 16.5oC (289.6 ± 0.5 K) (61.6oF)

Titik didih : 118.1oC (391.2 ± 0.6 K) (244.5oF)

Penampilan : cairan tak berwarna atau kristal

pKa : 4.76 pada 25oC

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Asam_asetat )

3. Pb asetat

Rumus molekul : Pb(CH3COO)2

Massa molar : 325.29 gr/mol (anhydrous) 379.33 gr/mol (trihydrate)

Penampilan : bubuk putih atau tidak berwarna

Densitas : 3.25 gr/cm3 (anhydrous)

2.55 gr/cm3 (trihydrate) 1.69 gr/cm3 (decahydrate)

Titik lebur : 280oC (anhydrous)

75oC (trihydrate)

22oC (decahydrate)

pKa :5.5 – 6.5

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Pb_Asetat )

4. PbCrO4

Massa molar : 323.2 gr/mol

Penampilan : bubuk kuning ke oranye an

Page 7: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Densitas : 6.12 gr/cm3, padat

Titik lebur : 844oC

(http://id.wikipedia/wikipedia/ PbCrO4 )

5. Dimethyl giloksin

Rumus molekul : C4H8N2O2

Massa molar : 116.12 gr/mol

Penampilan : bubuk putih

Densitas : 1.37 gr.cm-3

Titik lebur : 240 – 241oC, 513 – 514 K, 464 – 466oF

Titik didih : mengurai

Kelarutan dalam air : rendah

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Dimethyl_glioksin )

6. Ammoniak

Rumus molekul : NH3

Massa molar : 17,031 g/mol

Wujud : berbau menyengat, berbentuk gas

Densitas : 0,84 kg/m3

Titik didih : -33,34C, 240K, -28F

Titik lebur : -77,73C, 195K, -108F

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Ammoniak )

7. Asam Sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Massa molar : 98.08 gr.mol-1

Densitas : 1.84 gr/cm2, cair

pKa : -3

viskositas : 26.27 cP (20oC)

(http://id.wikipedia/wikipedia/Asam_sulfat)

8. Ammonium hidroksida

Rumus molekul : NH4OH

Massa molar : 35.04 g/mol

Wujud : cair, tidak berwarna dan berbau menyengat

Page 8: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Densitas : 0.91 g/cm3

Titik didih : 37,7C

Titik lebur : -57,5C

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Ammonium_hidroksida )

9. Hidrogen Sulfida

Rumus molekul : H2S

Massa molar : 34,08 g/mol

Wujud : gas tidak berwarna, berbau menyengat

Densitas : 1,363 g/cm3

Titik didih : -60C, 213K, -76F

Titik lebur : -82C, 191K, -116F

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Hidrogen_sulfida )

10. Ammonium klorida

Rumus molekul : NH4Cl

Massa molar : 53,491 g/mol

Wujud : padat, berwarna putih.

Densitas :1,5274 g/cm3

Titik didih : 520 C

Titik lebur : 338C

(http://id.wikipedia/wikipedia/Ammonium _klorida)

11. Asam klorida

Rumus molekul : HCl

Massa molar : 36.46 g/mol

Wujud : cair, tidak berwarna

Densitas : 1,18 g/cm3

Titik didih : -27.37o C (274K)

Titik lebur : 110o C (383K)

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Asam_klorida )

12. karbon sulfida

Rumus molekul : CS

Massa molar : 60.075 gr/mol

Penampilan : gas tidak berwarna

Page 9: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Densitas : 2.51 gr/L

Melting point : -138,8oC, 134 K, -218oF

Boiling point : -50.2oC, 223 K, -58oF

Kelarutan dalam air : 1.22 gr/200 ml

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Karbon_sulfida )

13. sodium hypoklorit

Rumus molekul : NaOCl

Massa molar : 74.442 gr/mol

Penampilan : padatan berwarna hijau kekuningan

Densitas : 1.11 gr/cm3

Melting point : 18oC, 291 K, 64oF (pentahydrate)

Boiling point : 101oC, 374K, 214oF (decomp)

Kelarutan dalam air : 29.3 gr/100 mL (0oC)

pKa : >7

(http://id.wikipedia/wikipedia/ sodium_hypoklorit )

14. mangan dioksida

Rumus molekul : MnO2

Massa molar : 86.9368 gr/mol

Penampilan : padatan berwarna coklat kehitaman

Densitas : 5.026 gr/cm3

Melting point : 535oC

Kelarutan dalam air : tidak larut

(http://id.wikipedia/wikipedia/ mangan_dioksida )

15. Asam Nitrit

Rumus molekul : HNO3

Massa molar : 63.01 g/ mol

Wujud : cair, tidak berwarna.

Densitas : 1,5129 g/cm3

Titik didih :83C, 356 K, 181F

Titik lebur :-42C, 231K, -44F

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Asam_nitrit )

Page 10: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

16. Fe

Fase : padat

Densitas : 7.874 gr/cm3

Titik leleh : 1811K, 2800oF, 1538oC

Titik didih : 5182oF, 2862oC, 3134K

Fusi panas : 13.81 kJ/mol

Panas penguapan : 340 kJ/mol

Kapasitas panas molar: 25.10 J/mol K

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Besi )

17. Al

Fase : padat

Massa jenis : 2.70 gr/cm3

Titik lebur : 933.47K, 1220,58oF, 660.32oC

Titik didih : 4566oF, 2519oC, 2792K

Kalor peleburan : 10.71 kJ/mol

Kapasitas kalor: 24.200 J.mol-1.K-(http://id.wikipedia/wikipedia/ Alumunium )

18. Cr

Merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan

murninya.

Tahan terhadap korosi karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang

bersifat nonpori

Warna oksidanya berbeda – beda tergantung jenis dan jumlah atom yang diikatnya.

Titik leleh : 1900 C

Titik didih : 2690 C

Mempunyai tingkat oksidasi +3, +2, +6

Tahan terhadap panas.

(http://id.wikipedia/wikipedia/ krom )

19. Mn

Fase : padat

Densitas : 7.21 gr/cm3

Titik lebur : 1519K, 2275oF, 1246oC

Titik didih : 3742oF, 2061oC, 2334K

Panas peleburan : 12.91 kJ/mol

Page 11: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Kapasitas kalor: 26.32 J/mol K

(http://id.wikipedia/wikipedia/mangan)

20. sodium perborat

Rumus molekul : NaBO3

Massa molar : 99.815 gr/mol (monohidrat)

153.86 gr/mol (tetrahidrat)

Penampilan : bubuk putih

Titik leleh : 63oC (tetrahidrat)

Titik didih : 130 – 150oC

Kelarutan dalam air : 2.15 gr/10 ml

(http://id.wikipedia/wikipedia/ sodium_perborat )

21. Sodium Bismuthate

Rumus molekul : NaBiO3

Massa molar : 279.97 gr/mol

Penampilan : bubuk berwarna cokelat terang

Densitas : 6.50 gr/cm3

Kelarutan dalam air : tidak larut dalam air dingin, mengurai di air panas

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Sodium_bishmuth )

22. Seng

Rumus molekul : Zn

Fase : padat

Massa jenis : 7.14 gr/cm3

Titik lebur : 692.68K, 787.15oF, 419.53oC

Titik didih : 1665oF, 907oC, 1180K

Kalor peleburan : 7.32 kJ/mol

Kalor penguapan : 123.6 kJ/mol

Kapasitas kalor: 25.470 J.mol-1.K-1

(http://id.wikipedia/wikipedia/ seng )

23. Nikel

Rumus molekul : Ni

Fase : padat

Massa jenis : 8.908 gr/cm3

Page 12: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Titik lebur : 1728K, 2651oF, 1455oC

Titik didih : 5275oF, 2913oC, 3186K

Kalor peleburan :17.48 kJ/mol

Kalor penguapan : 377.5 kJ/mol

Kapasitas kalor: 26.07 J.mol-1.K-1

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Nikel )

24. Natrium Hidroksida

Rumus molekul : NaOH

Massa molar : 39,9971 g/mol

Wujud : berwarna putuh berbentuk Kristal.

Densitas : 2,31 g/cm3

Titik didih : 1388C, 1661K, 2530F

Titik lebur : 318C, 591K, 604F

(http://id.wikipedia/wikipedia/ natrium _hidroksida)

25. Hidrogen peroksida

Rumus molekul : H2O2

Massa molar : 34,0147 g/mol

Wujud : berwarna biru, berbentuk powder.

Densitas : 1,135 g/cm3

Titik didih : 150,2C, 423K, 302F

Titik lebur : -0.43C, 273K, 31F

(http://id.wikipedia/wikipedia/ hidrogen_peroksida )

26. Ni(OH)2

Massa molar : 92.724 gr.mol-1 (anhydrous)

110.71 gr/mol (monohydrate)

Titik lebur : 230oC (anhydrous, decomp)

Kelarutan dalam air : 0.013 gr/100 ml

Penampilan : kristal berwarna hijau

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Ni(OH)2)

27. Co(OH)2

Massa molar : 92.948 gr.mol-1

Penampilan : bubuk merah atau bubuk biru kehijauan

Densitas : 3.597 gr/cm3

Page 13: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Titik lebur : 168oC

Ksp : 1.1x10-15

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Co(OH)2)

28. amyl alkohol

Rumus molekul : C11H5OH

Penampilan : cairan tidak berwarna dengan bau tajam

Densitas : 0.8247 gr/cm3 (0oC)

Titik didih : 131.6oC

Kelarutan : mudah larut dalam pelarut organik

(http://id.wikipedia/wikipedia/Amyl_alkohol)

29. amonium tiosianat

Rumus molekul : NH4CNS

Massa molar : 76.122 gr/mol

Densitas : 1.305 gr/cm3

Titik lebur : 149.5oC, 423 K, 301oF

Titik didih : 170oC

Kelarutan dalam air : 128 gr/100 ml

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Ammonium_tiosianat )

30. Potasium Tiosianat

Rumus molekul : KCNS

Massa molar : 97.181 gr/mol

Penampilan : kristal tidak berwarna

Densitas : 1.866 gr.cm-3

Titik lebur : 173.2oC, 446K, 344oF

Titik didih : 500oC

Kelarutan dalam air :177 gr/100 ml (0oC)

Kelarutan dalam aseton: 21.0 gr/100 ml

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Potasium_tio_sianat )

31. kobalt

Rumus molekul : Co

Penampilan : padatan berwarna metallic gray

Massa jenis : 8.90 gr/cm3

Titik lebur : 1768 K, 2723oF, 1495oC

Page 14: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Titik didih : 2927oC, 5301oF, 3200K

Kalor peleburan : 16.06 kJ/mol

Kalor penguapan : 377 kJ/mol

Kapasitas kalor: 24.81 J.mol-1.K-1

(http://id.wikipedia/wikipedia/ Cobalt )

32. nikel sulfida

Rumus molekul : NiS

Massa molar : 90.7584 gr/mol

Penampilan : padatan berwarna hitam

Densitas : 5.8 gr.mol-1

Titik lebur : 797oC, 1070 K, 1467oF

Titik didih : 1388oC, 1661K, 2530oF

(http://id.wikipedia/wikipedia/Nikel_sulfida)

Page 15: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Basset, J., RC Denney, GH Jeffrey, J. Mendhom. , 1994. Vogel Chemistry Textbook

Inorganic Quantitative Analysis 5th Edition. Jakarta: EGC.

Basset, J., RC Denney, GH Jeffrey, J. Mendhom. , 1994. Vogel Chemistry Textbook

Inorganic Qualitative Analysis. Jakarta: EGC.

Sumber Internet :

http://ch3ffids.blogspot.com/2009/10/kimia-analitikidentifikasi-kation-dan.html

http://chemist-try.blogspot.com/2013/01/analisa-kualitatif-reaksi-identifikasi.html

http://hestichemistryunj.blogspot.com/2010/02/kation-golongan-iii.html

http://jaya-uns.blogspot.com/2011/02/analisis-kimia.html

Page 16: Draft Pemisahan Golongan III (Kimia Analisa) print.docx