draft ojt bangkit istaka-libre

57
PT. ISTAKA KARYA (PERSERO) MAKALAH OJT (On the Job Training) BANGKIT ANDRIYULIANTO Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara - Kebun Sayur Pangeran Ayi Foto pelaksanaan (gelar hotmix) Foto tampak hasil

Upload: hary-susanto

Post on 16-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

aww

TRANSCRIPT

  • PT. ISTAKA KARYA (PERSERO)

    MAKALAH OJT

    (On the Job Training)

    BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Proyek Pembangunan Jalan Akses

    Bandara - Kebun Sayur Pangeran Ayi

    Foto pelaksanaan (gelar hotmix)

    Foto tampak hasil

  • HALAMAN PENGESAHAN

    MAKALAH OJT

    Makalah OJT ini dibuat oleh :

    Peserta OJT : Bangkit Andriyulianto

    Judul Makalah : Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Kebun Sayur Pangeran Ayi

    Makalah ini telah diterima sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap

    calon pegawai PT. istaka Karya (Persero)

    Pembimbing : 1. Ir. M. Sabrudin, M.Tech ( )

    2. Ir. Dede Koswara ( )

    Jakarta, Mei 2015

    Mengetahui,

    Kepala Bagian SDM

    PT. Istaka Karya (Persero)

    Ir. Edi Prihartanto, MT

  • KATA PENGANTAR

    Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan

    karunia-Nya, saya bisa menyelesaikan Laporan Makalah On the Job Training (OJT) pada

    Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara - Kebun Sayur - Pangeran Ayin di Kota

    Palembang.

    Program Kegiatan OJT merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    setiap calon karyawan PT. Istaka Karya (Persero) sebagai pembekalan ilmu sekaligus evaluasi

    dari perusahaan terhadap peserta OJT. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak

    dibantu oleh berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bpk. Ir. M. Sabrudin M.Tech, Selaku Project Manager Proyek sekaligus..........

    2. Bpk. Ir. Dede Koswara, Selaku Pembimbing.........

    3. Bpk........................

    4. ..............................

    .

    Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk....................

    .........................................................................................................................................

    Palembang, Mei 2015

    Bangkit Andriyulianto

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... iiii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................

    1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................

    BAB II TINJAUAN UMUM

    2.1 Data Umum ............................................................................................

    2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan...............................................................

    2.2.1 Bagan Alir Pelaksanaan ..............................................................

    2.2.2 Metode Kerja ..............................................................................

    2.2.3 Program Mutu .............................................................................

    a) Pengendalian Mutu ....................................................................

    b) Prosedur dan Instruksi Kerja ......................................................

    2.2.4 Material Konstruksi Perkerasan

    a) Material Perkerasan Lapis Aspal Beton .....................................

    b) Viskositas dan Temperatur Aspal Beton ....................................

    c) Campuran Aspal Beton ...............................................................

    BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROYEK

    3.1 Asphalt Mixing Plant (AMP) .................................................................

    3.1.1 Bagian-bagian AMP ...................................................................

    3.1.2 Proses Produksi AMP .................................................................

    3.2 Evaluasi Kontrak Proyek .......................................................................

    3.2.1 Tinjauan Lapangan dan Pengukuran Bersama ............................

    3.2.2 Rencana Awal .............................................................................

    3.2.3 Alternatif Perubahan (CCO / Amandemen1) ..............................

  • 3.3 Analisa Alat dan Material .......................................................................

    3.3.1 Kapasitas Produksi Alat ..............................................................

    3.3.2 Analisa Kebutuhan Material .......................................................

    3.4 Dokumen/Administrasi Penunjang Proyek ............................................

    3.3.3 Dokumen Prakonstruksi ..............................................................

    3.3.4 Dokumen Pembayaran Prestasi Pekerjaan ..................................

    3.5 Laboratorium Uji Bahan dan Material Pekerjaan Jalan ..........................

    3.3.5 CBR Test .....................................................................................

    3.3.6 Tes Uji Abrasi Los Angeles ........................................................

    3.3.7 Uji Kadar Aspal (ekstrasi) ..........................................................

    3.3.8 Marshall Test ..............................................................................

    BAB IV PENUTUP

    4.1 Kesimpulan ............................................................................................

    4.2 Saran ......................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BOQ Dokumen kontrak CCO/Addendum 1 & back up data perhitungan Quantity MC (monthly certifikat) & back up data MC S-Curve Jadwal alat dan bahan Grafik penanganan proyek Data Uji Lab.

    - Kadar aspal

    - Abrasi los angeles

    - Data hasil marshall test

    - Komposisi Material agregat base & Perkerasan campuran Aspal

  • DMF & JMF Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

    - Kebutuhan alat

    - Analisa kebutuhan bahan bakar alat

    - Pengadaan alat

    - Kebutuhan material/bahan

    - RAP

    Format laporan progress & request kerja Shop drawing Foto dokumentasi

    - Dokumentasi AMP

    - Dokumentasi perbaikan alat

    - Dokumentasi pelaksanaann pekerjaan

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 1

    MAKALAH On the Job Training (OJT)

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam rangka proses penerimaan karyawan baru PT. Istaka Karya (Persero) melakukan

    program On the Job Training (OJT) kepada calon karyawan sebagi proses pembekalan dan

    pengenalan kepada perusahaan, pembelajaran ilmu bidang perusahaan (bidang konstruksi),

    sekaligus evaluasi perusahaan terhadap peserta OJT. Dengan mengikuti kegiatan OJT ini

    diharapkan peserta OJT mampu mengembangkan ilmu yang sudah dipelajari dan siap

    mengimplementasikan untuk kemajuan perusahaan.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Pelaksanaan On the Job Training (OJT), bertujuan untuk :

    - Memberikan informasi/pengetahuan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan

    sehingga diharapkan peserta OJT mampu menguasai materi mengenai teknik pelaksanaan,

    metode kerja, dll. Tidak hanya teori namun juga pelaksanaan dilapangan

    - Memberikan pengalaman nyata dengan terlibat langsung dan mengikuti semua kegiatan

    pekerjaan mulai dari prakonstruksi sampai dengan pelaksanaan kegiatan proyek

    - Memberikan pembelajaran mengenai cara penanganan suatu proyek, menyelesaikan

    permasalahan yang terjadi internal maupun eksternal dalam hubungannya dengan pihak

    pemberi jasa, konsultan supervisi, masyarakat sekitar proyek dan pihak-pihak lain yang terlibat.

    - Mengerti metode perencanaan dan managemen pelaksanaan proyek dengan melakukan analisa

    engineering yaitu dengan monitoring pelaksanaan kegiatan proyek berkaitan dengan metode

    kerja, schedule pekerjaan, man power, analisa peralatan dan material, dan managemen proyek,

    agar pelaksanaan proyek bisa berjalan dengan baik dan efisien

    - Mengetahui administrasi penunjang proyek, mulai dari pembahasan RMK, PCM, Time

    Schedule (S-curve), Justifikasi Teknik - perubahan Kontrak, CCO/amandemen/addendum

    pekerjaan, Gambar kerja/shopdrawing, Laporan Proyek (harian,mingguan,bulanan), Back up

    data, MC bulanan, dokumentasi proyek, Laporan Laboratorium (tes/uji), dan laporan/surat-

    surat administrasi lainnya.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 2

    II. TINJAUAN UMUM

    2.1 Data Umum

    Nama Pekerjaan : Pembangunan Akses Bandara Kebun Sayur Pangeran Ayi Lokasi Proyek : Kota Palembang, Sumatera Selatan Kontraktor Pelaksana : ISTAKA TRA (KSO) Konsultan Supervisi : CV. CIPTA GIRI MULIA Panjang Jalan : 5,250 KM Sumber Dana : APBD Prov. Sumatera Selatan (TA 2014-2015) Waktu Pelaksanaan : 420 hari Kalender (09 Oktober 2014 s/d 02 Desember 2015) Nilai Kontrak : Rp. 58.758.284.000

    Peta Lokasi Pekerjaan

    STA.5+250

    STA.0+000

    KOTA PALEMBANG

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 3

    Typical Penampang Melintang

    Akses Bandara Kebun Sayur

    AC WC : sta 0+000 sta 5+250 (L/R) AC BC : sta 0+000 sta 5+250 (L/R) AC Base : sta 0+000 sta 2+042 (L/R)

    sta 3+000 sta 5+250 (L/R)

    Agg. Kls A : sta 0+000 sta 0+100 (L/R) sta 0+535 sta 0+595,5 (L/R)

    sta 3+675 sta 4+124,4 (L/R)

    sta 4+950 sta 5+250 (L/R)

    Agg. Kls B : sta 0+000 sta 0+100 (L/R) sta 0+535 sta 0+595,5 (L/R)

    sta 3+675 sta 4+124,4 (L/R)

    sta 5+171 sta 5+250 (L/R)

    Jalan Pengeran Ayin

    Lapis Pond. Agregat Kls B : sta 0+000 sta 1+120 (L) Perk. Jalan Beton : sta 0+000 sta 1+120 (L)

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 4

    Grafik Penanganan Pekerjaan Akses Bandara-Kebun Sayur

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 5

    Grafik Penanganan Pekerjaan Jalan Pangeran Ayin

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 6

    2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

    2.2.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

    Mulai

    Pengukuran

    Rekayasa Lapangan

    Q1

    Mobilisasi

    Request Kerja

    Q2

    Q3

    Galian Tanah Biasa

    Lapis Pond. Aggregat

    Q4

    Q7

    A

    Galian Selokan / Drainase

    Beton untuk Drainase

    Q5

    B

    Q6

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya Ya

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 7

    A B

    Prime Coat

    Q8

    AC-Base

    Tack Coat

    AC-BC

    Q11

    Q12

    Beton Jalan

    Q10

    Q9

    SELESAI

    Tidak Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya

    Tack Coat

    Q12

    AC-WC

    Tidak

    Ya

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 8

    2.2.2 Metode Kerja

    Metode kerja / Pelaksanaan pekerjaan tiap divisi kerja :

    I. Pekerjaan Umum

    Mencakup penyediaan / membangun base camp, mobilisasi peralatan,

    personalia, pengadaan bahan-bahan konstruksi. Pada periode mobilisasi diadakan

    survey lapangan untuk keperluan rancang detail bagi masing-masing item pekerjaan.

    Pada saat penyerahan lapangan diikuti dengan survey quarry, sumber-sumber

    material/bahan bangunan dan pengenalan lingkungan/masyarakat dimana lokasi base

    base camp/fasilitas proyek berada. Setelah mendapatkan lokasi dilanjutkan dengan

    membangun base camp / fasilitas.

    II. Pekerjaan Drainase

    Pekerjaan drainase pada proyek ini yaitu pekerjaan Saluran drainase beton

    bertulang mutu beton K-250. Tulangan dirangkai kemudian beton dicetak sesuai gambar

    kerja yang telah disetujui, Proses pencetakan/produksi beton untuk saluran drainase di

    lakukan dengan sistem pracetak (precast). Sebelum penggalian pada pekerjaan Saluran

    dipasang patok - patok untuk menentukan elevasi dan kemiringan, kemudian pasangan

    bowplank dan dilanjutkan dengan penggalian. Penggalian dapat menggunakan

    excavator, langsung dimuat ke Dump Truck untuk dibuang ditempat yang telah

    ditentukan oleh Direksi. Pada tempat-tempat tidak memungkinkan manuver excavator

    penggalian dilakukan dengan tenaga pekerja.

    III. Pekerjaan Tanah

    Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan, pembuangan dan

    pemotongan untuk levelling elevasi sesuai rencana. Tanah yang digali/dipotong berada

    pada badan jalan atau sisi jalan, excavator digunakan untuk menggali dan memuat ke

    dump truck dan diangkut/dibuang ke tempat yang telah ditentukan/disetujui Direksi.

    Pekerjaan ini dilanjutkan dengan pembentukan elevasi dan kemiringan menggunakan

    motor grader dan dipadatkan menggunakan vibratory roller.

    Pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan ditempatkan pada bagian yang

    telah disiapkan, material disiapkan dilokasi pencampuran/quarry, wheel loader dipakai

    untuk memuat ke dump truck yang mengangkut material kelokasi kerja, material

    ditumpuk kearah memanjang jalan dan motor grader digunakan untuk

    menghampar/meratakan material yang sudah ditumpuk sesuai elevasi dan gambar

    rencana, diikuti pemadatan dengan vibrator roller.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 9

    IV. Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen

    Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,

    pembasahan dan pemadatan agregat yang telah si siapkan dan disetujui direksi.

    Pemprosesan meliputi pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran untuk

    menghasilkan bahan sesuai spesifikasi. Permukaan sub base yang sudah disiapkan,

    memenuhi kepadatan dan elevasi sesuai rencana. Material agregat klas A atau klas B,

    didatangkan dari tempat pencampuran, dimuat ke dump truck dengan wheel loader,

    diangkut kelokasi kerja, ditumpuk memanjang kemudian dihampar menggunakan motor

    grader diikuti pemadatan oleh vibrator roller dan tire roller, penyiraman air

    menggunakan water tank truck apabila kadar air material perlu ditambah.

    Pelaksanaan perkerasan beton semen meliputi pembuatan perkerasan beton

    (perkerasan kaku) sesuai dengan ketebalan dan bentuk melintang yang sudah

    direncanakan sesuai gambar. Terlebih dahulu lantai kerja dipersiapkan kemudian

    pemasangan tulangan longitudinal dan juga tulangan transversal/sengkang serta

    sambungan dowel dan pemasangan decking beton untuk pengendali tebal selimut dan

    elevasi. Setelah semua terpasang kemudian dicek bersama pengawas dan direksi,

    selanjutnya beton Readymix dari truck mixer siap untuk dihamparkan menggunakan

    concrete paving machine. Beton dihamparkan secara menerus, merata dan dipadatkan

    menggunakan concrete vibrator. Beton kemudian dibentuk, diperhalus dan diratakan

    (Floating) dan selanjutnya dibentuk garis grooving (Form grooves) tegak lurus dengan

    garis sumbu jalan (centerline) lalu di finishing lagi agar permukaan rapi, sambungan

    harus ditutup menggunakan joint sealer yang telah disetujui direksi. Setelah pekerjaan

    beton selesai perlu dilakukan perawatan (curing) beton dengan penyemprotan air (bahan

    perawatan) secara berkala.

    V. Pekerjaan Perkerasan Aspal

    Mencakup semua jenis perkerasan lapisan aspal, baik lapis penutup maupun

    lapis pondasi. Pekerjaan ini dilaksanakan atas agregat berbutir atau diatas permukaan

    aspal lama. Permukaan lapis agregat atau aspal lama dibersihkan dengan air

    compressor, dilanjutkan dengan prime coat pada lapisan agregat dan tack coat pada

    lapis aspal dengan menggunakan asphalt distributor atau asphalt sprayer. Pekerjaan

    lapisan campuran aspal dilanjutkan setelah semua peralatan untuk pekerjaan

    penghamparan aspal disiapkan. campuran aspal panas dari Asphalt Mixing Plant (AMP)

    diangkut menggunakan dump truck ke lokasi kerja, campuran diatas dump truck di

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 10

    tumpahkan ke asphalt finisher yang langsung dihampar, diikuti dengan pemadatan pada

    temperatur tertentu.

    Penggilasan pertama menggunakan tandem roller, penggilasan kedua dengan

    tire roller. Jumlah lintasan adalah tertentu yang diperoleh dari hasil trial mix.

    Penghamparan aspal dilakukan pada setengan badan jalan memanjang ( 2 jalur ) untuk

    memungkinkan lalu lintas kendaraan tidak tertutup. Tanda-tanda lalu lintas dipasang

    untuk membatasi bagian aspal yang belum dapat dilalui kendaran. Sekelompok pekerja

    merapikan tepi dan permukaan hamparan aspal yang belum dipadatkan.

    2.2.3 Program Mutu

    a) Pengendalian mutu

    Pengendalian mutu dimaksud untuk agar kualitas konstruksi dan kuantitas bahan tetap

    terjaga, sehingga diharapkan umur rencana konstruksi dapat tercapai :

    Mutu Kuantitas Peralatan Surveyor ( Theodolite,Waterpas dan Total Station ) diperlukan untuk

    pengecekan dan menjaga elevasi data secara kuantitas, agar konstruksi yang

    dikerjakan sesuai dengan ketinggian dan elevasi pada gambar rencana. Pengujian

    rancang bangun DMF/JMF sebagai dasar perhitungan komposisi campuran

    material/agregat juga harus diukur dengan teliti dengan alat ukur yang sudah di

    kalibrasi.

    Mutu Kualitas Untuk menjaga agar struktur awet sesuai umur rencana perlu Quality Control rutin

    terhadap bahan-bahan yang dipakai meliputi :

    a) Bahan Dasar

    - Abrasi batuan

    - Kelekatan Terhadap Aspal

    - Kandungan Organik

    - Plastisitas Tanah

    b) Bahan Hasil Rancang Campur ( Job Mix Fomula )

    - Plastis Indeks

    - Komposisi Campuran

    - Kadar Air

    - CBR untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B, Timbunan Pilihan

    - Marshall Test untuk Laston ( untuk mengetahui Stabilitas )

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 11

    - Ekstraksi untuk Laston ( untuk mengetahui Kadar Aspal )

    - Trial mix uji tekan beton (untuk perkerasan beton semen dan drainase saluran)

    c) Hasil Pelaksanaan di Site

    - Kepadatan dengan Sand Cone

    - Kadar Air dengan Speedy Tester

    - Core Drill untuk Laston ( untuk mengetahui tebal AC, Berat Isi, dll )

    Untuk pengujian bahan dasar dan JMF menggunakan peralatan Laboratorium

    Lapangan bersama Quality Control dari Proyek.

    Mutu Administrasi Dimaksudkan agar administrasi menjadi tertib, dan menjamin agar prosedur

    pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan dengan baik.

    a) Setiap pekerjaan, sebelum pelaksanaan, Kontraktor membuat Shop Drawing dan

    Request yang disetujui unsur Proyek / konsultan

    b) Pekerjaan yang telah selesai diukur bersama ( Kontraktor, Konsultan dan Proyek )

    untuk menentukan Kualitas yang disetujui.

    c) Membuat Laporan terdiri :

    - Laporan harian

    - Laporan Mingguan

    d) Dokumentasi terhadap pelaksanaan pekerjaan terdiri dari phisik pekerjaan 0%,

    50% dan 100%, untuk jalan dibuat per 200 m dan untuk bangunan diambil

    dari tiga sisi dengan papan nama yang jelas dan arah bidikan yang sama,

    sedangkan untuk lokasi yang kritis ( longsoran2 / patahan ), dokumentasi

    disesuaikan agar lebih detail.

    e) Sertifikat Bulanan dibuat tiap tanggal 25 setiap bulan, dibuat dengan dilengkapi

    Back Up Quantity dan Quality yang dibuat rangkap 3 ( untuk Kontraktor,

    Konsultan, Proyek )

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 12

    b) Prosedur dan Instruksi Kerja

    a. Pengukuran

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Pemasangan Bench Mark

    - Ditetapkan sebagai kerangka dasar existing dan dijadikan sebagai patokan untuk pengukuran topografi

    - Dipasang sebelah kiri kanan sepanjang landasan dan berjarak kurang lebih 75 meter dari as landasan

    2. Pengukuran Polygon Utama

    - Pengukuran sudut dilakukan double seri dengan ketelitian 5" (sekon) - Kesalahan penutup sudut maksimum 10"Vn, dimana n = jumlah titik

    polygon.

    b. Galian

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Pelaksanaan - Dikerjakan sesuai yang ditunjukkan dalam Spesifikasi Teknis dan gambar kerja atas persetujuan/petunjuk Direksi

    2. Jenis Galian - Galian tanah biasa yaitu galian tanah yang dikerjakan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau atas persetujuan/petunjuk Direksi

    3. Material Hasil Galian

    - Hasil galian yang mendapat persetujuan Direksi untuk dijadikan material timbunan ditumpuk di lokasi Stock Pile

    - Hasil galian yang tidak mendapat persetujuan Direksi atau yang tidak digunakan dibuang kelokasi pembuangan

    4. Penampang Galian - Mengikuti gambar kerja atau atas petunjuk Direksi

    c. Sub Base

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Bahan / Material - Material Sirtu Saring max. Size 1.5"

    2. Kepadatan Base Course

    - Kepadatan kering ( Dry density ) minimal 95% dan CBR min. 60%

    3. Metode Pelaksanaan

    - Sesuai gambar atau atas petunjuk Direksi - Dihampar horizontal dengan ketebalan merata secara berlapis - lapis

    dengan ketebalan tiap lapis kurang lebih 25 cm atau ketebalan setelah dipadatkan maksimal 20 cm

    4. Pemadatan - Dipadatkan dengan mesin giling, alat pemadat, penggetar atau peralatan lainnya yang disetujui oleh Direksi

    d. Base Course

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Bahan / Material - Material Batu Pecah 1-2 cm dan 3-5 cm dicampur jadi satu sesuai hasil Job Mix

    2. Kepadatan Base - Kepadatan kering ( Dry density ) minimal 95% dan CBR min. 60%

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 13

    Course 3. Metode

    Pelaksanaan - Sesuai gambar atau atas petunjuk Direksi - Dihampar horizontal dengan ketebalan merata secara berlapis - lapis

    dengan ketebalan tiap lapis kurang lebih 25 cm atau ketebalan setelah dipadatkan maksimal 20 cm

    4. Pemadatan - Dipadatkan dengan mesin giling, alat pemadat (Tandem), penggetar (Vibro) atau peralatan lainnya yang disetujui oleh Direksi

    e. Prime Coat

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Bahan / Material - Aspal Penetrasi 60/70 dan Minyak Tanah dicampur dengan komposisi 40% : 60%

    2. Kadar Aspal - 2 - 2.5 ltr / m2

    3. Metode Pelaksanaan

    - Sesuai gambar atau atas petunjuk Direksi - Aspal hasil campuran ( Minyak Tanah dan Aspal ) sesuai komposisi

    disiram diatas Base Course ( landasan baru ) setelah dilakukan pembersihan permukaan dengan menggunakan Compressor dan Aspal Distributor/Sprayer tekanan 2.6 kg/cm2 secara merata dengan ketebalan rata 0.5 S/D 1.0 ltr/m2

    f. AC-Base / AC- BC / AC-WC

    URAIAN KRITERIA / STANDART

    1. Bahan / Material - Aspal Esso Penetrasi 60/70 dan Agregat Halus ( 0.5 - 0.8 cm), Agregat Kasar ( 0.9- Max size 3/4") Abu batu ( max size 0.5 mm ) dan pasir dicampur di AMP dengan komposisi sesuai Job Mix Formula dengan temperatur 145C - 160C

    2. Kadar Aspal - 4.5% - 7.0% atau mengikuti Job Mix Formula yang telah disepakati

    3. Metode Pelaksanaan

    - Sesuai gambar atau atas petunjuk Direksi - Hot Mix ( AC- Base/AC-BC/AC-WC ) Hasil Produksi Aspal Mixing

    Plant ( AMP ) diangkut kelapangan dengan menggunakan Dump Truck, kemudian dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher sesuai elevasi rencana dipadatkan dengan Tandem Roller dan Tire Roller

    4. Pemadatan - Pemadatan pertama dengan Tandem Roller dengan berat 8 - 10 ton saat Hot Mix dalam keadaan min 120C secara berulang - ulang ( sesuai hasil Trial Mix ) yang dimulai dari tepi dan diteruskan kearah tengah jalur. Dan selanjutnya pemadatan kedua dilanjutkan dengan Tire Roller dengan berat 8 - 10 ton mengikuti arah kerja Tandem Roller dengan Passing minimal 8 lintasan ( disesuaikan dengan Trial Mix ). Final Rolling kembali dengan Tandem Roller untuk menghilangkan bekas roda Tire Roller hingga permukaan menunjukkan texture rapat dan licin

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 14

    2.2.4 Material Konstruksi Perkerasan

    a) Material Perkerasan Lapis Aspal Beton

    Material dalam pengerjaan konstruksi perkerasan lapis aspal beton terdiri dari agregat

    (agregat kasar dan halus), filler dan aspal.

    1) Agregat

    Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya

    berupa hasil alam atau buatan (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga,

    2010).

    Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan

    dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

    Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan perkerasan dipengaruhi oleh gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan (toughness and durability) bentuk

    serta tekstur permukaan.

    Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, yang dipengaruhi oleh porositas, kemungkinan basah dan jenis agregat yang digunakan.

    Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman, yang dipengaruhi oleh tahanan geser (skid resistance) serta memberikan kemudahan pelaksanaan

    (bituminous mix workability).

    Berdasarkan ukuran butiran, agregat dapat dibedakan menjadi:

    - Agregat kasar

    Agregat kasar adalah material yang tidak lolos pada saringan no.8 (2,36 mm) saat

    pengayakan. Agregat kasar harus terdiri dari batu pecah yang bersih, kuat, kering, awet,

    bersudut, bebas dari kotoran lempung dan material asing lainnya agar mampu terikat dengan baik

    pada campuran aspal. Agregat kasar pada umumnya harus memenuhi persyaratan yang telah

    ditetapkan. Berikut ini adalah Tabel 3. yang berisi tentang ketentuan untuk agregat kasar.

    Tabel 3. Ketentuan agregat kasar

    Pengujian Standart Nilai

    Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat

    SNI 3407:2008 Maks. 30%

    Abrasi dengan mesin Los Angeles

    Campuran AC bergradasi Kasar

    SNI 2417:2008 Maks. 30%

    Semua jenis campuran aspal bergradasi lainnya

    Maks. 40%

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 15

    - Agregat halus

    Agregat halus adalah material yang lolos saringan no.8 (2,36mm) dan tertahan saringan no.

    200 (0.075 mm). Agregat dapat meningkatkan stabilitas campuran dengan ikatan yang baik terhadap

    campuran aspal. Bahan ini dapat terdiri dari butir-butiran batu pecah atau pasir alam atau campuran

    dari keduanya.

    agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini

    2) Bahan pengisi (filler)

    Bahan pengisi (filler) merupakan bahan yang 75% lolos ayakan no. 200, dapat terdiri dari abu

    batu, abu batu kapur, kapur padam, semen (PC) atau bahan non plastis lainnya. Bahan pengisi harus

    kering dan bebas dari bahan lain yang mengganggu. Filler yang digunakan pada penelitian ini adalah

    Portland cement.

    3) Aspal

    Jenis-jenis aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi terdiri dari:

    Aspal keras (Asphalt Cement) Aspal keras merupakan aspal hasil destilasi yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan

    mencair bila mendapat cukup pemanasan dan akan mengeras pada saat penyimpanan (suhu kamar).

    Aspal keras/panas (asphalt cement, AC) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas

    untuk pembuatan Asphalt concrete.

    Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95% Partikel Pipih dan Lonjong ASTM D4791 Maks. 10% Material lolos Ayakan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1%

    Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar SNI 03 1969 -1990 Bj Bulk > 2.5

    Penyerapan < 3% Aggregate Impact Value (AIV) BS 812: bag. 3:1975 Maks. 30% Aggregate Crushing Value (ACV) BS 812: bag. 3:1975 Maks. 30%

    Pengujian Standar Nilai

    Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997

    Min 50% untuk SS, HRS dan AC bergradasi Halus Min 70% untuk AC bergradasi kasar

    Material Lolos Ayakan No. 200 SNI 03-4428-1997 Maks. 8%

    Kadar Lempung SNI 3423 : 2008 Maks 1%

    Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

    SNI 031969-1990 Bj Bulk > 2.5 Penyerapan < 5%

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 16

    Aspal cair (Cut Back Asphalt) Aspal cair adalah campuran antara aspal keras dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak

    bumi. Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat).

    Aspal emulsi Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi. Pada proses ini

    partikel-partikel aspal padat dipisahkan dan didispersikan dalam air.

    Spesifikasi Aspal Keras penetrasi 60/70 terlihat pada berikut ini:

    No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan

    1 Penetrasi, 25 oC, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 60 70

    2 Viskositas 135 oC SNI 06-6441-1991 385

    3 Titik Lembek; oC SNI 06-2434-1991 48

    4 Daktilitas pada 25 oC SNI 06-2432-1991 100

    5 Titik Nyala (oC) SNI 06-2433-1991 232

    6 Kelarutan dlm Toluene, % ASTM D 5546 99

    7 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 1,0

    8 Berat yang Hilang, % SNI 06-2441-1991 0,8

    b) Viskositas dan Temperatur Aspal

    Aspal merupakan bahan yang bersifat termoplastis, mencair bila memperoleh kenaikan suhu

    tertentu dan sebaliknya akan mengeras bila mengalami penurunan. Suhu berpengaruh terhadap

    pencampuran dan pemadatan dalam pelaksanaan perkerasan. Suhu pada proses pencampuran lebih

    tinggi daripada suhu penghamparan dan suhu pemadatan. Setiap tahap dalam proses pekerjaan

    memiliki suhu standar sebagai acuan untuk melakukan pekerjaan perkerasan.

    Nilai viskositas aspal dan batasan suhu selama pencampuran, penghamparan, dan

    pemadatan pada proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dapat dilihat pada Tabel 6. berikut

    ini:

    Tabel 6. Ketetentuan Viskositas dan Temperatur Aspal Untuk Pencampuran dan Pemadatan

    No Prosedur Pelaksanaan Viskositas aspal

    (PA.S)

    Suhu Campuran (oC)

    Pen 60/70

    1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155 1

    2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 140 1

    3 Pencampuran rentang temperatur sasaran 0,2 0,5 145 155

    4 Menuangkan campuran dari AMP ke dalam truk 0,5 135 150

    5 Pasokan ke alat penghamparan (paver) 0,5 1,0 130 150

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 17

    c) Lapis Aspal Beton (LASTON)

    Aspal beton merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis

    perkerasan ini merupakan campuran homogen antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat

    pada suhu tertentu.

    Berdasarkan fungsinya aspal beton campuran panas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Sebagai lapis permukaan yang tahan cuaca, gaya geser, dan tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis di bawahnya dari rembesan air yaitu Asphalt Concrete-

    Wearing Course (AC-WC)

    Sebagai lapis pengikat yaitu Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) Sebagai lapis pondasi (sebagai pekerjaan peningkatan /pemeliharaan jalan), yaitu Asphalt

    Concrete-Base (AC-Base)

    1) Sifat-sifat campuran aspal

    ketentuan sifat-sifat campuran beraspal jenis Laston dapat dilihat pada Tabel, berikut ini :

    Sifat-sifat Campuran

    LASTON

    AC-WC AC-BC AC-Base

    Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar

    Kadar Aspal Efektif (%) Min. 5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5 Penyerapan Aspal (%) Maks 1,2 1,2 1,2 Jumlah Tumbukan per Bidang 75 7,5 112

    Rongga dalam Campuran (%) Min. 3,5 3,5 3,5 Maks. 5,0 5,0 5,0

    Rongga dalam Agregat (%) Min. 15 14 13 Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 63 60 Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 800 1800 Pelelehan (mm) Min. 3,0 3,0 4,5 Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 250 300 Stabilitas Marshall Sisa setelah Perendaman 24 jam , 60 C (%)

    Min. 90 90 90

    Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal (%)

    Min. 2,5 2,5 2,5

    6 Penggilasan awal (roda baja) 1 2 125 145

    7 Penggilasan kedua (roda karet) 2 20 100 125

    8 Penggilasan akhir (roda baja) < 20 > 95

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 18

    2) Gradasi Laston

    Laston memiliki 2 jenis gradasi yaitu laston bergradasi halus dan laston bergradasi kasar dimana

    kedua gradasi tersebut memiliki perbedaan persentase jumlah agregat. Untuk laston Asphalt

    Concrete-Wearing Course (AC-WC) bergradasi halus dan bergradasi kasar memiliki perbedaan

    yaitu pada perbedaan jumlah gradasi agregat mulai dari saringan berdiameter 4,3 mm sampai

    dengan saringan berdiameter 0,15 mm seperti terlihat pada tabel berikut :

    d) Uji Campuran Aspal Beton

    Kinerja campuran aspal beton dapat diperiksa dengan menggunakan alat

    pemeriksaan Marshall yang pertama kali diperkenalkan oleh Bruce Marshall yang

    dikembangkan selanjutnya oleh U.S. Corps of Engineer. Uji ini untuk menentukan ketahanan

    (stability) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal dan agregat.

    Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan cincin penguji (proving

    ring) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs). Proving ring dilengkapi dengan arloji pengukur yang

    berguna untuk mengukur stabilitas campuran. Arloji kelelehan (flow meter) untuk mengukur

    kelelehan plastis (flow). Benda uji Marshall standart berbentuk silinder berdiamater 4 inchi

    (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm).

    Ukuran Ayakan

    % Berat Yang Lolos

    LASTON (AC)

    Gradasi Halus Gradasi Kasar

    (inch) (mm) AC-WC AC-BC AC-Base AC-WC AC-BC AC-Base

    11/2'' 37,5 - - 100 - - 100

    1" 25 - 100 90 - 100 - 100 90 100

    3/4'' 19 100 90 100 73 - 90 100 90 100 73 90

    1/2'' 12.5 90 100 74 90 61 - 79 90 100 71 90 55 76

    3/8'' 9.5 72 90 64 82 47 - 67 72 90 58 80 45 66

    No.4 4.75 54 69 47 64 39,5 - 50 43 63 37 56 28 - 39,5

    No.8 2.36 39,1 53 34,6 49 30,8 - 37 28 - 39,1 23 - 34,6 19 - 26,8

    No.16 1.18 31,6 40 28,3 38 24,1 - 28 19 - 25,6 15 - 22,3 12 - 18,1

    No.30 0.6 23,1 30 20,7 28 17,6 - 22 13 - 19,1 10 - 16,7 7 - 13,6

    No.50 0.3 15,5 22 13,7 20 11,4 - 16 9 - 15,5 7 - 13,7 5 - 11,4

    No.100 0.15 9 15 4 13 4 - 10 6 13 5 - 11 4,5 9

    No.200 0.075 4 10 4 8 3 - 6 4 10 4 8 3 - 7

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 19

    Parameter Pengujian Marshall

    Sifat-sifat campuran beraspal dapat dilihat dari parameter-parameter pengujian marshall

    antara lain :

    Stabilitas marshall (Stability) Nilai stabilitas diperoleh dengan pembacaan langsung pada alat uji dengan pembacaan jarum

    dial pada saat marshall test . Stabilitas menunjukkan kekuatan, ketahanan terhadap

    terjadinya alur (rutting) dan menunjukkan batas maksimum beban diterima oleh suatu

    campuran beraspal saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram. Nilai stabilitas

    yang terlalu tinggi akan menghasilkan perkerasan yang terlalu kaku sehingga tingkat

    keawetannya berkurang

    Kelelehan (flow) Nilai kelelehan (flow) diperoleh dengan pembacaan langsung pada alat uji dengan

    pembacaan jarum dial pada saat marshall test. Suatu campuran yang memiliki kelelehan

    yang rendah akan lebih kaku dan cenderung untuk mengalami retak dini pada usia

    pelayanannya.

    Marshall Quotient Hasil bagi marshall (Marshall Quotient) merupakan hasil pembagian dari stabilitas dengan

    kelelehan (flow). Semakin tinggi MQ, maka akan semakin tinggi kekakuan suatu campuran

    dan semakin rentan campuran tersebut terhadap keretakan. Berikut ini persamaannya :

    MQ = S / F

    Keterangan:

    MQ = Marshall Quotient (kg/mm)

    S = nilai stabilitas terkoreksi (kg)

    F = nilai flow (mm)

    Rongga terisi aspal / Void Filled with Asphalt (VFA) Rongga diantara mineral agregat/Voids in Mineral Agregat (VMA) . Rongga di dalam campuran /Void in Mix (VIM)

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 20

    III. PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK

    3.1. Pelaksanaan Erection Asphalt Mixing plant ( AMP)

    Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat

    peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur

    dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas (Hot Mix) yang memenuhi

    persyaratan tertentu.

    Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP dimulai dengan penimbangan

    agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan

    berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur (mixer/pugmill)

    dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin (Hot bin) dilakukan untuk

    menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke

    masing masing bin pada bin panas (Hot bin) menjadi lancar dan berimbang.

    3.1.1 Bagian-bagian AMP

    Bagian-bagian AMP diantaranya adalah :

    AMP jenis takaran ( batch plant )

    Keterangan gambar :

    1. Bin dingin (cold bins)

    2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)

    3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)

    4. Pengering (dryer)

    5. Pengumpul debu (dust collector)

    6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)

    7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 21

    8. Unit ayakan panas (hot screening unit)

    9. Bin panas (hot bins)

    10. Timbangan Agregat (weigh box)

    11. Pencampur (mixer atau pugmill)

    12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)

    13. Tangki aspal (hot asphalt storage)

    14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)

    3.1.2 Proses produksi AMP

    Typikal tata letak AMP

    Proses produksi campuran beraspal panas dimulai dari memasok agregat dingin dari

    bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering

    (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan

    memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas.

    Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan. Bila

    diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi. Selanjutnya

    dicampur kering dalam pencampur. Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah

    pencampuran kering. Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran

    selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 22

    Skema pengoperasian AMP

    Berikut Penjelasan mengenai Bagian-bagian inti AMP :

    Cold Bin (bin dingin) Bin dingin / cold bin adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap

    fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi

    campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP adalah bin dingin, yaitu tempat

    penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin terdiri

    dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan

    gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian

    gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula campuran kerja

    (FCK/JMF ). Untuk memisahkannya, dipasang pelat baja pemisah antar bin. Dengan demikian

    maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai

    bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada

    maka pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya

    agregat.

    Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin, melalui

    bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui reciprocating feeder dan

    atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan menggunakan elevator dingin (cold elevator)

    menuju ke drum pengering.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 23

    Pengering (Dryer)

    Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam pengering

    (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta. Pengering ini

    berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan kapasitas maksimum

    produksi yang direncanakan per jamnya. Pengering mempunyai fungsi : menghilangkan

    kandungan air pada agregat; dan memanaskan agregat sampai temperatur yang disyaratkan.

    Komponen yang terdapat pada sistim pengering adalah:

    Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm dan panjang 610 cm sampai 1219 cm.

    Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan pemanas Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi utama untuk

    memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.

    Dryer

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 24

    Dust Collector (Pengumpul debu)

    Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi

    udara di lingkungan lokasi AMP. Gas buang yang keluar dari sistim pengering ditambah

    dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. debu yang

    terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian bawah dan gas yang telah

    bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat selanjutnya dikembalikan ke bin panas (hot bin)

    melalui sistim pengatur udara (air lock damper). Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi

    dengan baik akan menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya

    kotoran atau debu di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP.

    dry cyclone dust collector

    Unit ayakan panas (hot screening unit)

    Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator

    panas (hot elevatorbucket) untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan dipisahkan

    dalam beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin). Umumnya pada proses

    penyaringan terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke bin panas I tetapi

    terbawa ke bin panas II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi kurang dari 5 % dan

    cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas produksi. Akan tetapi

    presentase tersebut dapat bertambah jika : lubang saringan tertutup agregat, kecepatan produksi

    ditambah sehingga agregat yang disaring bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan

    tetap, agregat halus basah sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan agregat halus

    tersebut akan menggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak semestinya. Kemungkinan lain

    adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa agregat masuk

    ke bin panas yang tidak semestinya. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya

    penyimpangan gradasi dan kadar aspal secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 25

    merupakan penutup dari dek dan merupakan saringan pertama yang biasa disebut pemisah

    (scalping). Pada susunan unit ayakan dengan ukuran lubang terbesar berfungsi membuang

    agregat yang mempunyai diameter yang lebih besar dari ukuran maksimum yang diminta

    (oversize) agar tidak masuk ke bin panas (hot bin) dan membuangnya pada pintu pembuang.

    Hot Screening Unit

    Hot Bin (bin panas)

    Bin panas / hot bin dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP jenis takaran

    umumnya terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak boleh

    berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu menampung agregat panas

    dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada

    bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang

    berlebih dari tiap bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atauotomatis. Jika agregat

    halus masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan, maka agregat

    yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan

    jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu

    penambahan material yang lolos saringan No. 200.

    Filler Elevator (sistim pemasok bahan pengisi)

    Bahan pengisi (filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh kadar air, oleh

    karena itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan pengisi bebas dari pengaruh air.

    Umumnya bahan pengisi dimasukkan ke dalam AMP melalui penimbang yang biasa disediakan

    untuk menimbang agregat panas, namun terdapat juga AMP yang menyediakan penimbang

    khusus untuk bahan pengisi. Terdapat dua sistim untuk memasok bahan pengisi ke dalam AMP

    yaitu sistim pneumatik dan mekanik. Untuk sistim pneumatik, bahan pengisi dimasukkan ke

    dalam pencampur dengan cara pengaliran seperti bahan cair, sedangkan untuk sistim makanik

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 26

    bahan pengisi dari silo dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan wadah-wadah

    yang dirangkai dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator bahan pengisi. Karena

    pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka diperlukan pemeriksaan secara

    berkala. Penambahan bahan pengisi akan menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff),

    akan tetapi penambahan yang terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu lapisan beraspal

    menjadi getas dan mudah retak.

    Asphalt Storage (tangki aspal)

    Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung aspal yang

    memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan aspal yang terdapat di dalamnya dapat

    dengan mudah terlihat. Pada beberapa AMP terdapat beberapa tangki aspal yang saling

    berhubungan satu dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai fungsi menampung aspal yang

    baru datang dari pemasok, dan tangki lainnya mempunyai fungsi untuk menampung aspal yang

    telah dipanaskan dan siap untuk ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur

    (mixer/pugmill). Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric yang

    telah dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.

    Aspal harus cukup cair untuk dapat dialirkan dengan baik, oleh karena itu diperlukan

    penangas aspal. Terdapat beberapa jenis penangas aspal di dalam tangki, antara lain dengan

    sistim sirkulasi uap panas atau sirkulasi oli panas di dalam tangki aspal atau dapat juga dengan

    sistim elektrik.

    Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang berfungsi

    mengalirkan aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang berfungsi mengalirkan

    aspal kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa pemasok, pipa pengembali, dan timbangan

    aspal harus mempunyai pelindung panas sehingga dapat menjamin temperatur aspal sesuai

    dengan yang ditentukan.Pada sirkulasi aspal pipa pengembali harus terletak di bawah pipa

    pemasok aspal.Untuk mencegah terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu

    dipasang dua atau tiga buah lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal

    dalam tangki.

    Timbangan agregat (aggregate weight hopper)

    Terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu timbangan untuk agregat dan

    timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan untuk agregat ditempatkan langsung di

    bawah bin panas (hot bin). Hasil penimbangan dari agregat langsung ditransmisikan oleh

    mekanisme timbangan pada skala penunjuk tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 27

    jumlah tiap takaran dapat dibaca. Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika

    keseimbangan waktu pencapaian berat bin panas sulit tercapai, maka operator harus melakukan

    pengecekan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidakseimbangan waktu

    tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan terjadi penyimpangan gradasi

    sebagai akibat proporsi masing-masing hot bin tidak sesuai. Temperatur agregat juga akan

    berfluktuasi akibat dari kuantitas aliran agregat pada pengering (dryer) yang tidak stabil.

    Timbangan aspal (asphalt weight hopper)

    Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang ditentukan

    berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui pipa pemasok untuk

    ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum dimasukkan ke dalam pencampur

    (mixer/pugmill). Kuantitas aspal yang dialirkan ke dalam pencampur (mixer) harus selalu

    diamati dan secara berkala timbangannya dikalibrasi, sehingga diperoleh jumlah aspal yang

    tepat dengan toleransi sesuai dengan spesifikasi.

    Tipikal penimbangan dan aliran aspal

    Pencampur (mixer atau pugmill)

    Setelah aspal, agregat dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai dengan komposisi

    yang direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill). Waktu

    pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mencegah oksidasi yang berlebih namun harus

    diperoleh penyelimutan yang seragam pada semua butir agregat. Pencampur terdiri dari ruang

    (chamber) dan poros kembar (twin shaft) yang dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal

    (paddle). Untuk menghasilkan pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi baik (tidak

    aus) dan posisinya sedemikian rupa sehingga ruang bebas (clearance) antara ujung pedal dan

    dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksimum agregat. Pengisian yang

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 28

    terlalu banyak akan menyebabkan hasil pengadukan menjadi kurang sempurna,sementara

    pengisian terlalu sedikit tidak efisien.

    Dalam pugmill terjadi dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering dan

    pencampuran basah (setelah ditambah aspal). Lamanya pencampuran kering diusahakan

    sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.

    Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan

    oksidasi atau penuaan (aging) dari aspal. Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah

    terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus

    juga telah terselimuti aspal.Umumnya waktu pencampuran sekitar 30 detik.

    Ruang pengendali pengontrol atau ruang pengontrol (Control Room)

    Seluruh kegiatan operasi unit peralatan pencampur aspal panas (AMP) dikendalikan dari

    ruang pengontrol atau control room ini. Ada 3 cara pengendalian operasi yang dikenal; yaitu

    cara manual, cara semi otomatis dan cara otomatis. Pada pengendalian operasi cara manual,

    pengaturan/pengoperasian komponen atau bagian-bagian peralatan pencampur aspal panas

    (AMP) dilakukan dengan mengatur sakelar atau tombol mengunakan tangan. Yaitu pengaturan

    pemasokan agregat, aspal, pembakaran pada burner, penimbangan, pencampuran serta

    pengeluaran campuran dari pencampur atau pugmill. Pengendalian secara semi otomatis,

    beberapa pengaturan pembukaan dan penimbangan masih dikontrol secara manual, termasuk

    bukaan pintu pengeluaran pugmill.

    Pengendalian operasi secara otomatis, maka semua operasinya sudah diatur secara

    otomatis dengan sistem komputerisasi, termasuk kontrol apabila ada kesalahankesalahan atau

    ketidakcocokan dan ketidaklancaran operasi dari satu atau beberapa bagian kegiatan/ operasi,

    misalnya temperatur agregat panas rendah maka terkontrol pada burnernya, misalnya

    ditingkatkan pemanasannya. Pada pengendalian operasi secara otomatis harus lebih teliti

    pengamatan alat-alat ukurnya serta hubungan-hubungan sirkuit dari peralatan pencampur aspal

    panas (AMP) ke ruang pengendalian, karena besaran-besaran yang sudah diprogram bisa saja

    bersalahan akibat sirkuit yang terganggu, sehingga kemungkinan produk akhir berada di luar

    spesifikasi yang sudah dirancang atau diformulasikan sebelumnya.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 29

    3.2. Evaluasi Kontrak Proyek

    3.2.1. Tinjauan lapangan dan pengukuran bersama (uitzet)

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai terlebih dahulu pihak penyedia jasa bersama-

    sama dengan direksi (Pemberi Jasa) dan Konsultan Pengawas (Supervisi) melakukan tinjauan

    lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan, melakukan pengukuran bersama dan kemudian

    mengevaluasi hasilnya. Apabila ditemukan adanya perbedaan terhadap kontrak (Perbedaan

    quantity dan atau penambahan item pekerjaan baru) maka perlu dibuat Justifikasi Teknis

    terhadap perubahan kontrak tersebut. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

    a) Tahap Persiapan

    Sebelum turun ke lapangan pada Lokasi Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Kebun

    sayur Pangeran Ayi, perlu dilakukan Pengumpulan data-data diantaranya adalah Data

    Kontrak, Gambar Rencana dan Peta Lokasi.

    b) Tahap Survei Lapangan

    Pada tahap ini dilakukan peninjauan ke lokasi jalan yaitu pengamatan secara visual pada area

    jalan yang akan dikerjakan dan kemudian melakukan pengukuran pekerjaan sesuai dalam

    kontrak.

    c) Tahap Perhitungan

    Tahap ini dilakukan perhitungan kembali volume-volume tiap item pekerjaan dengan mengacu

    pada hasil survei lapangan, pengamatan secara visual dan gambar rencana, sehingga didapt

    volume yang akurat dan tepat sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

    d) Tahap Evaluasi

    Setelah mendapatkan hasil perhitungan volume yang dibutuhkan dilapangan, maka perlu

    dilakukan evaluasi terhadap volume dan item pekerjaan yang terdapat dalam volume kontrak.

    Untuk itu dibutuhkan penyesuaian volume sesuai dengan kebutuhan dilapangan terhadap

    volume kontrak dengan Balance Budget.

    e) Tahap Penggambaran dan Penyusunan Laporan

    Gambar rencana yang didapat dari pengumpulan dat-data pada tahap persiapan, harus

    dilakukan pengambaran kembali yang merupakan Gambar Kerja ( Shop Drawing ) dan

    digunakan panduan dalam melaksanakan pekerjaan serta harus dilegalkan dari tingkat Direksi

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 30

    Pekerjaan, kemudian diakhiri dengan penyusunan Laporan Justifikasi Teknik yang akan

    diserahkan dan dibahas dalam Rapat Pembahasan oleh Panitia Peneliti dan Pelaksanaan

    Kontrak.

    Dari hasil Tinjauan lapangan didapat ketidaksesuain kondisi perencanaan sesuai kontrak

    dengan kondisi lapangan, untuk itu perlu di lakukan Justifikasi teknis mengenai perubahan

    tersebut.

    3.2.2. Rencana Awal Pada perencanaan awal untuk Kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Kebun sayur Pangeran Ayi diadakan Perubahan Volume dari Volume Kontrak / Rencana Awal dimana pekerjaan utamanya sebagai berikut :

    1. Divisi 1. Pekerjaan Umum

    2. Divisi 2. Pekerjaan Drainase

    3. Divisi 5. Perkerasan Berbutir

    4. Divisi 6. Perkerasan Aspal

    5. Divisi 7. Struktur

    6. Divisi 8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

    Perencanaan awal / Volume Kontrak Awal Kegiatan Kegiatan Pekerjaan Proyek

    Pembangunan Jalan Akses Bandara Kebun sayur Pangeran Ayi, untuk pelaksanaannya

    meliputi :

    No. Item Uraian Satuan Volume Keterangan DIVISI 1. UMUM

    1.2 Mobilisasi LS 1,00 1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1,00 1.21 Manajemen Mutu LS 1,00

    DIVISI 2. DRAINASE

    2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 2.049,15 2.3.(12) Beton K250 (fc 20) untuk struktur drainase beton

    minor M3 1.689,40

    DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

    3.1 (1a) Galian Biasa M3 2.737,00 3.2.(1) Timbunan Biasa M3 10.412,22 3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan M2 8.025,00

    DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

    5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 670,60 5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 2.445,90

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 31

    5.3.(1) Perkerasan Jalan Beton semen M3 2.052,00 DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

    6.1 (1a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair Liter 59.920,00 6.1 (2a) Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 50.470,00 6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus) Ton 6.036,04 6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi kasar) Ton 7.657,20 6.3(7a) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) (gradasi kasar) Ton 7.657,06 6.3.(8a) Aspal Keras Ton 1.324,35

    6.3.(10b) Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen Kg 432.488,98 DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN

    PEKERJAAN MINOR

    8.4.(10a) Kerb Pracetak Jenis 1(Peninggi/Mountable) Bh 22.468,00

    Dari hasil survey lapangan didapat perbedaan antara volume yang terdapat pada kontrak

    dengan kebutuhan volume yang ada di lapangan. Volume pekerjaan dan jenis pekerjaan yang

    ada di dalam kontrak diusulkan akan mengalami perubahan. Sehingga perlu adanya pekerjaan

    tambah kurang volume pekerjaan sesuai dengan kebutuhan di lapangan saat ini. Permasalahan

    yang didapat setelah hasil Survei Lapangan dan hasil perhitungan kembali maka dapat dirinci

    sebagai berikut :

    1. Untuk Pekerjaan Mobilisasi, Timbunan, Penyiapan Badan Jalan serta Pengembalian

    Kondisi dan Pekerjaan Minor, Tidak Berubah ( Tetap ).

    2. Untuk Pekerjaan Divisi Drainase, Galian, Agregat A, Lapis Pengikat-Aspal Cair, Laston

    Lapis Aus (AC-WC), Laston Lapis Antara (AC-BC), Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan

    Bahan Pengisi (Filler), Bertambah.

    3. Untuk Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B, Perkerasan Beton Semen, Lapis Perekat

    Aspal Cair dan Aspal Keras, Berkurang.

    4. Baja Tulangan untuk Struktur Drainase Beton Minor adalah Item Pekerjaan Baru.

    3.2.3. Alternatif Perubahan (CCO / Amandemen I)

    Dengan adanya perubahan volume kontrak berdasarkan hasil pengukuran lapangan

    untuk Rekayasa Lapangan dan perhitungan kembali terhadap Gambar Rencana serta

    Permasalahan yang timbul, maka detail jenis pekerjaan ada yang mengalami penambahan

    kuantitas dan ada yang mengalami pengurangan kuantitas bahkan ada penambahan item

    pekerjaan baru. Pada pekerjaan Kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Akses Bandara Kebun

    sayur Pangeran Ayi terdapat perubahan volume dari kontrak awal, yaitu :

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 32

    a) Jenis-jenis pekerjaan yang mengalami penambahan volume dari Kontrak Awal adalah :

    2.1. (1) Galian Selokan Drainase dan Saluran Air 3.1. (1a) Galian Biasa 5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A 6.1 (1a) Lapis Resap pengikat - Aspal Cair 6.1 (5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)(Gradasi halus) 6.2 (6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)(Gradasi kasar )

    6.3 (7a) Laston Lapis Pondasi (AC-Base)(Gradasi kasar ) 6.3 (8a) Aspal Keras 6.3 (10b) Bahan Pengisi ( Filler ) Tambahan semen

    b) Jenis-jenis pekerjaan yang mengalami pengurangan volume dari Kontrak Awal adalah :

    2.3. (13) Beton K250 (fc 20) untuk struktur drainase beton minor 5.1. (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B 5.3. (1) Perkerasan Jalan Beton 6.1. (2a) Lapis Perekat Aspal Cair

    c) Jenis-jenis Pekerjaan yang Tidak Mengalami Perubahan Kuantitas

    1.2 Mobilisasi 1.8.(1) Managemen Keselamatan Lalu Lintas 1.21 Manajemen Mutu 3.2 (1) Timbunan Biasa 3.3 (1) Penyiapan badan Jalan 8.4 (10a) Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)

    d) Jenis-jenis Pekerjaan Penambahan Item Baru :

    2.3 (13) Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor

    Amandemen 1

    No. Item Uraian Satuan Volume Keterangan DIVISI 1. UMUM

    1.2 Mobilisasi LS 1,00 Tetap 1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1,00 Tetap 1.21 Manajemen Mutu LS 1,00 Tetap

    DIVISI 2. DRAINASE

    2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 4.206,94 Tambah 2.3.(12) Beton K250 (fc 20) untuk struktur drainase

    beton minor M3 1.502,48 Kurang

    2.3.(13) Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor

    Kg 71.217,55 Item Baru

    DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

    3.1 (1a) Galian Biasa M3 3.814,52 Tambah 3.2.(1) Timbunan Biasa M3 10.412,22 Tetap 3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan M2 8.025,00 Tetap

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 33

    DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

    5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 2.634,16 Tambah 5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 2.357,07 Kurang 5.3.(1) Perkerasan Jalan Beton M3 658,80 Kurang

    DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

    6.1 (1a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair Liter 60.832,80 Tambah 6.1 (2a) Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 38.911,00 Kurang 6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus) Ton 6.943,48 Tambah 6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi kasar) Ton 7.868,76 Tambah 6.3(7a) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) (gradasi kasar) Ton 7.774,17 Tambah 6.3.(8a) Aspal Keras Ton 1.329,87 Tambah

    6.3.(10b) Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen Kg 460.725,43 Tambah DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN

    PEKERJAAN MINOR

    8.4.(10a) Kerb Pracetak Jenis 1(Peninggi/Mountable) Bh 22.468,00 Tetap

    3.3. Analisa Alat dan Material

    3.3.1. Kapasitas Produksi Alat

    Kapasitas Produksi Alat adalah Kemampuan dari suatu alat untuk memproduksi atau

    melakukan pekerjaannya tiap waktu (perjam). Faktor yang menentukan nilai Kapasitas Produksi

    Alat diantaranya yaitu kondisi alat (banyak dipengaruhi umur alat), jarak tempuh, dan efisiensi

    penggunaan alat, untuk itu perlu di perhatikan waktu/penjadwalan alat, kecakapan dari operator

    serta perawatan alat yang memadai agar kinerja alat bisa maksimal dan efisien. Metode

    perhitungan kapasitas produksi disusun berdasarkan analisa kapasitas alat berat bina marga

    dengan penyesuaian hasil dari pengamatan dilapangan.

    Dengan mengetahui kapasitas produksi masing-masing alat, kita dapat menganalisa

    kebutuhan alat, dan schedule / penjadwalan alat , serta menentukan kebutuhan bahan bakarnya.

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 34

    Macam-macam Alat Berat untuk Pekerjaan Jalan

    Beberapa alat yang digunakan pada pekerjaan jalan diantaranya, yaitu : - Excavator - Dump Truck - Vibratory Roller - Motor Grader - Aphalt Distributor - Air Compresor - Whell loader - Asphalt Mixing Plant (AMP) - Asphalt Finisher - Tandem Roller - Pnumatic Tire Roller (PTR) -

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 35

    1. Excavator

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Galian Tanah Biasa 34 m3/jam 2. Galian Tanah untuk Saluran 25 m3/jam 3. Timbunan Tanah 34 m3/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Excavator pekerjaan galian tanah biasa

    EXCAVATOR

    Kode Koefisien Satuan

    Kapasitas Bucket

    V 0,90 M3

    Faktor Bucket

    Fb 0,80 - Faktor Pengembangan Bahan Fk 1,2 -

    Faktor Efisiensi alat

    Fa 0,6 -

    Waktu siklus = T1 x Fv Ts1 0,27 menit

    - Menggali, memuat dan berputar T1 0,56 menit

    Kapasitas Prod. / jam = V x Fb x Fa x 60 Q1 34,2 M3

    Ts1 x Fk

    2. Dump truck (3T)

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Galian Tanah + Timbunan kembali (buang di lokasi)

    28,3 m3/jam

    2. Galian Tanah untuk Saluran 28,3 m3/jam 3. Lapis Pondasi Agregat Kls A/B 10,0 m3/jam 4. Laston 14,5 ton/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck pekerjaan Galian tanah + Timbunan Tanah kembali

    DUMP TRUCK

    Kode Koefisien Satuan

    Kapasitas bak

    V 8,00 ton

    Faktor efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Berat Volume Bahan D 1,60 Ton/m3

    Jarak lokasi Buangan L 1,00 Km

    Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20,00 Km/Jam

    Kecepatan rata-rata kosong

    v2 30,00 Km/Jam

    Waktu siklus :

    Ts2 - Muat = (V x 60) / D x Q1 x Fk T1 0,82 menit

    - Waktu buang

    T 0,50 menit - Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60 T2 3,00 menit

    - Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60 T3 2,00 menit

    - Lain-lain

    T4 1,00 menit

    7,32 menit

    Kapasitas Prod. / Jam = V x Fa x 60 Q2 28,3 M3

    D x Fk x Ts2

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 36

    3. Vibro Roller

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Penyiapan badan Jalan (pemadatan tanah dasar)

    162,00 m2/jam

    2. Lapis Pondasi Agregat Kls A 83,25 m3/jam 3. Lapis Pondasi Agregat Kls B 83,25 m3/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Vibro Roller Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

    4. Motor Grader

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Penyiapan badan Jalan 280 m2/jam 2. Lapis Pondasi Agregat Kls A 106 m3/jam 3. Lapis Pondasi Agregat Kls B 106 m3/jam 4. Timbunan Tanah Biasa 150 m3/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Motor grader pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

    VIBRATORY ROLLER

    Kode Koefisien Satuan

    Kecepatan rata-rata alat

    v 4,00 Km / Jam

    Lebar efektif pemadatan

    b 1,48 M

    Tebal hamparan padat

    t 0,15 M

    Jumlah lintasan

    n 8,00 lintasan

    Faktor efisiensi alat

    Fa 0,75 -

    Kapasitas Prod./Jam = (v x 1000) x b x t x Fa Q4 83,25 M3

    n

    MOTOR GRADER

    Kode Koeff Satuan

    Panjang hamparan

    Lh 50,00 M

    Lebar efektif kerja blade b 1,00 M

    Tebal lapis Agg. pdt

    t 0,15 M

    Faktor Efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Kecepatan rata-rata alat v 4,00 KM / Jam

    Jumlah lintasan

    n 2,00 lintasan

    Waktu Siklus

    Ts3 - Perataan 1 lintasan = (Lh x 60) : (v x 1000) T1 0,75 menit

    - Lain-lain

    T2 1,00 menit

    Ts3 1,75 menit

    Kap.Prod. / jam = Lh x b x t x Fa x 60 Q3 106 M3

    n x Ts3

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 37

    5. Asphalt Distributor & Air Compresor

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Lapis Resap Pengikat 3150 liter/jam 2. Lapis Resap Perekat 3150 liter/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Asphalt Distributor & Air Compressor Pekerjaan Lapis Resap Pengikat

    6. Whell Loader

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Loading Material / Agg ke AMP 65,12 Ton/Jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Whell Loader untuk pekerjaan loading material agregat ke AMP

    WHEEL LOADER

    Kode Koeff Sat

    Kapasitas bucket

    V 1,50 M3

    Faktor bucket

    Fb 0,85 -

    Faktor efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1 - Kecepatan maju rata rata Vf 15,00 km/jam

    - Kecepatan kembali rata rata Vr 20,00 km/jam

    - Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0,20 menit

    - Kembali ke Stock pile (l x 60) / Vr T2 0,15 menit

    - Lain - lain (waktu pasti) T3 0,75 menit

    Ts1 1,10 menit

    Kap. Prod. / jam = D2 x V x Fb x Fa x 60 Q1 65,12 ton

    Ts1 x Fh1 x (Bip/Bil)

    Alat Kode Koeff Satuan

    ASPHALT DISTRB. Kecepatan penyemprotan

    v 30,00

    M/menit

    Lebar penyemprotan

    b 3 M

    Kapasitas pompa aspal pas 75 liter/menit

    Faktor effesiensi kerja Fa 0,7

    Kap. Prod. / jam = pas x Fa x 60 Q1 3150 liter

    AIR COMPRESSOR

    Kap. Prod. / jam =Q1

    Q2 3150 liter

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 38

    7. Asphalt Mixing Plant (AMP)

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Laston lapis Aus (AC-WC) 49 ton/jam 2. Laston lapis Antara (AC-BC) 49 ton/jam 3. Laston lapis Pondasi (AC-Base) 49 ton/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) pekerjaan Lapis Aus (AC-WC)

    ASPHALT MIXING PLANT (AMP) Kode Koeff Satuan

    Kapasitas produksi

    V 60,00 ton / Jam

    Faktor Efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Kap.Prod. / jam = V x Fa Q2 49,80 ton

    8. Asphalt Finisher

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Laston lapis Aus (AC-WC) 72,8 ton/jam 2. Laston lapis Antara (AC-BC) 90,9 ton/jam 3. Laston lapis Pondasi (AC-Base) 109,2 ton/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Asphalt (Finisher pekerjaan) Lapis Aus (AC-WC), t=4cm

    ASPHALT FINISHER

    Kode Koeff Satuan

    Kecepatan menghampar V 5,00 m/menit

    Faktor efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Berat isi bahan

    D1 2,32 Ton/m3

    Lebar hamparan

    b 3,15 meter

    Kap.Prod. / jam = V x b x 60 x Fa x t x D1 Q5 72,8 Ton/jam

    9. Tandem Roller

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Laston lapis Aus (AC-WC) 74 ton/jam 2. Laston lapis Antara (AC-BC) 92 ton/jam 3. Laston lapis Pondasi (AC-Base) 110 ton/jam

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 39

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi (Tandem Roller) pekerjaan Lapis Aus (AC-WC), t=4cm

    10. Pnumatic Tire Roller (PTR)

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Laston lapis Aus (AC-WC) 172,36 ton/jam 2. Laston lapis Antara (AC-BC) 215,45 ton/jam 3. Laston lapis Pondasi (AC-Base) 258,54 ton/jam

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi PTR pekerjaan Lapis Aus (AC-BC), t=4cm

    PNEUMATIC TIRE ROLLER Kode Koeff Satuan

    Kecepatan rata-rata v 2,50 KM / jam

    Lebar efektif pemadatan b 1,99 M

    Jumlah lintasan n 6,00 lintasan

    Lajur lintasan N 3,00

    Lebar Overlap bo 0,30 M Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -

    Kap.Prod./jam = (v x 1000) x (N(b-bo)+bo) x t x Fa x D1 Q7 172,34 ton

    n

    11. Concrete Paving Machine

    Jenis Pekerjaan Kapasitas Produksi

    1. Perkerasan Beton semen 134,46 m3/jam

    TANDEM ROLLER

    Kode Koeff Satuan

    Kecepatan rata-rata alat v 1,50 Km / Jam

    Lebar efektif pemadatan b 1,48 M

    Jumlah lintasan

    n 6,00 lintasan

    Lajur lintasan

    N 3,00 Faktor Efisiensi alat

    Fa 0,83 -

    Lebar Overlap

    bo 0,30 M

    Kap. Prod. / jam = (v x 1000) x (N(b-bo)+bo) x t x Fa x D1

    74,00 Ton/jam

    n

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 40

    Contoh Perhitungan Kapasitas Produksi Cocrete Paving Machine

    CONCRETTE PAVING MACHINE Kode Koeff Satuan

    Kapasitas (lebar hamparan) b 3,00 M

    Tebal hamparan t 0,30 M

    Kecepatan menghampar v 3,00 M/menit

    faktor effesiensi alat Fa 0,83

    Kap. Prod. / jam = b x t Fa x v x 60 Q6 134,460 M3

    3.3.2. Analisa Kebutuhan Material

    Nilai Quantity material tiap satuan pekerjaan dihitung berdasarkan Trial Mix Desain

    (hasil JMF) yang dilakukan di Laboratorium Istaka Camp Palembang, pengamatan dilapangan,

    wawancara dengan staff/teknisi/operator dibasecamp-lapangan, dengan mengacu pada nilai

    angka koefisien (pengaruh faktor kepadatan, waste, faktor kehilangan / lost, dll) pada PAHS

    dari dinas PU Bina Marga.

    Penting sekali untuk mengetahui kabutuhan masing-masing material, diantaranya yaitu

    untuk menjadwalkan material agar pelaksanaan pekerjaan bisa efisien. Disamping itu juga

    penghitungan jumlah kebutuhan material diperlukan pada saat penyusunan RAP dan kontrol

    Quantity material saat pelaksanaan pekerjaan.

    a) 1 M3 Lapis Pondasi Kelas A ( CBR 60%)

    Material Satuan Analisa Quantity

    a. Agregat pecah 20-30 mm M3 0,25

    b. Agregat pecah 5-10 & 10-20 mm M3 0,44

    c. Pasir Urug M3 0,31

    b) 1 M3 Lapis Pondasi Kelas B ( CBR 60%)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Agregat pecah 20-30 mm M3 0,13

    2. Agregat pecah 5-10 & 10-20 mm M3 0,13

    3. Sirtu M3 0,78

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 41

    c) 1 Liter Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Aspal Pen. 60/70 Kg 0,67

    2. Kerosine Liter 0,37

    d) 1 Liter Lapis Resap Perekat (Tack Coat)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Aspal Pen. 60/70 Kg 0,84

    2. Kerosine Liter 0,20

    e) 1 Ton Laston lapis Aus Gradasi Halus (AC-WC)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Aspal Kg 58

    2. Agregat halus 0-5 mm /Abu batu M3 0,33

    3. Agg. 5- 10 mm (Screening) & Agg. 10-20 mm

    M3 0,32

    4. Filler - Semen Kg 19,95

    f) 1 Ton Laston lapis Antara Gradasi Kasar (AC-BC)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Aspal Kg 55

    2. Agregat halus 0-5 mm /Abu batu M3 0,27

    3. Agregat Pecah 5-10 & 10-20 mm M3 0,39

    4. Filler - Semen Kg 20,00

    g) 1 Ton Laston lapis Pondasi Gradasi Kasar (AC-Base)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Aspal Kg 51

    2. Agregat Halus 0-5 mm / Abu Batu M3 0,17

    3. Agregat Pecah 5-10 & 10-20 mm M3 0,37

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 42

    4. Agregat Pecah 20/30 mm M3 0,13

    5. Filler - Semen Kg 21,92

    h) 1 M3 Perkerasan Jalan beton

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Beton K 300 M3 1,10

    2. Tulangan polos Kg 15,87

    3. Joint Sealent Kg 0,98

    4. Expansion Cap (untuk dowel) M2 0,17

    5. Polytene (plastic) 125 micron Kg 0,43

    6. Curing Compound Ltr 0,87

    7. Cat anti karat Kg 0,02

    i) 1 Bh Kerb Precast (Mountable)

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Beton K 300 M3 0,055

    2. Mortar M3 0,007

    j) 1 M3 Struktur Drainase beton K250 minor

    Material Satuan Analisa Quantity

    1. Beton K 250 M3 1,05

    2. Tulangan polos Kg 45,5

    3.3.3. Hasil Mix Desain Perkerasan Laston

    Perhitungan Quantitas Campuran Laston menurut Hasil tes laboratorium sebagai dasar

    Perhitungan Perubahan Kontrak CCO (Pek. Laston, Lapis aspal pengikat & perekat, Aspal

    Keras, dan Filler) :

    Laston Lapis Pondasi (AC-Base), gradasi kasar - Berat Jenis Campuran Laston, B.J = 2,29 Ton/m3

    - Volume Campuran Laston : Vt = Vol. x B.J (ton)

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 43

    - Kadar aspal extrasi : 5,10 % , Ka = (5,10/100) x Vt (ton)

    - Filler semen : 1,89 % , Fi = (1,89/100) x Vt (ton)

    - Lapis Aspal Pengikat : 1 liter/m2

    Laston Lapis Antara (AC-BC), gradasi kasar - Berat Jenis Campuran Laston, B.J = 2,30 Ton/m3

    - Volume Campuran Laston : Vt = Vol. x B.J (ton)

    - Kadar aspal extrasi : 5,50 % , Ka = (5,50/100) x Vt (ton)

    - Filler semen : 1,89 % , Fi = (1,89/100) x Vt (ton)

    - Lapis Aspal Perekat : 0,35 liter/m2

    Laston Lapis Aus (AC-WC), gradasi halus - Berat Jenis Campuran Laston, B.J = 2,30 Ton/m3

    - Volume Campuran Laston : Vt = Vol. x B.J (ton)

    - Kadar aspal extrasi : 5,80 % , Ka = (5,80/100) x Vt (ton)

    - Filler semen : 1,89 % , Fi = (1,89/100) x Vt (ton)

    - Lapis Aspal Perekat : 0,35 liter/m2

    3.4. Administrasi / Dokumen-dokumen Penunjang Proyek

    3.4.1 Pra konstruksi

    Dukumen-dokumen Prakonstruksi diantaranya yaitu :

    - Dokumen Kontrak (Formulir Kualifikasi, Kemitraan /KSO, Surat Perjanjian Kerja, Surat

    Perintah Mulai kerja (SPMK), dll)

    - Program Mutu / Rencana Mutu kontrak (RMK)

    - Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM)

    - Pemeriksaan Bersama Lapangan (MC 0%)

    3.4.2 Pembayaran Prestasi Pekerjaan

    Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: BULANAN (MC). Dokumen penunjang

    yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan :

    a) Pembayaran Uang Muka

    - Buku Dokumen Kontrak

    - Rincian Penggunaan Uang Muka

    - Jaminan Uang Muka

    - Foto kegiatan 0%

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 44

    - Berita Acara Uitzet

    - Berita Acara Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PCM)

    - Berita Acara Serah Terima Lapangan

    - Surat Setoran Pajak (SSP) dan Faktur Pajak

    - Bukti pembayaran Jamsostek

    b) Pengajuan MC (Monthly Certificate)

    - Berita Acara Pemeriksaan Kegiatan / Pekerjaan

    - Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan kemajuan fisik pekerjaan

    - Addendum Kontrak dan CCO (bila ada) termasuk justifikasi teknis dan dokumen penunjang

    lain

    - Gambar kerja (Shop Drawing)

    - Back Up data (kuantitas volume prestasi pekerjaan) dan Request kerja

    - Foto kegiatan kondisi terakhir (sesuai Berita Acara Pemeriksaan)

    - Surat Setoran Pajak (SSP) dan Faktur Pajak

    c) Pengajuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan 100% (PHO)

    Setelah pekerjaan selesai 100% atau Serah Terima Pertama (PHO), pembayaran dilakukan

    sebesar 95% dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% merupakan retensi selama masa

    pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% dari nilai kontrak dan penyedia

    barang/jasa harus menyerahkan jaminan bank sebesar 5% dari nilai kontrak. Serah Terima

    Pertama (PHO) dilampiri :

    - Berita Acara Pemeriksaan Kegiatan/ Pekerjaan

    - Back Up Data dan Request

    - As Built Drawing

    - Addendum Kontrak dan CCO (bila ada)

    - Foto 0 %, 50 % dan 100 %

    - Laporan Progress / Kemajuan Fisik Pekerjaan

    - Time Schedulle (S-curve)

    - Sertifikat Bulanan (MC)

    - Buku Direksi yang dilegalisir oleh PPK.

    - Laporan mingguan dan laporan bulanan

    - Berita Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan

    - Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO)

    - Jaminan Pemeliharaan

    - Jaminan Retensi (bila mengambil uang retensi)

  • BANGKIT ANDRIYULIANTO

    Makalah OJT PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES BANDARA - KEBUN SAYUR - PANGERAN AYI 45

    - SSP disertai Faktur Pajak (PPN dan PPh)

    - Berita Acara Pembayaran dan Kwitansi

    d) Serah Terima Kedua (FHO)

    Pembayaran retensi 5% FHO bisa dilakukan setelah masa pemeliharaan selesai, :

    - Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO)

    - Berita Acara Serah Terima Kedua (FHO)

    - Berita Acara Pemeriksaan Kegiatan (setelah masa pemeliharaan selesai)

    - Surat Setoran Pajak (SSP) dan Faktur Pajak

    3.5. Laboratorium Uji Bahan dan Material pekerjaan Jalan

    Sebagai kontrol kualitas/mutu pekerjaan perlu dilakukan pengujian dilaboratorium menyangkut

    pengujian material-material yang akan digunakan disemua lapisan, yaitu pada lapisan sub grade

    (tanah dasar), sub base (lapis pondasi atas), base course (lapis pondasi bawah), dan surface

    (lapis permukaan).

    Berikut bagan alir uji laboratorium bahan perker