draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

43
Draft 8 nov 2011 NASKAH AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011

Upload: gatothp

Post on 02-Jul-2015

1.276 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

tolong di buat masukan utk penyempurnaan naskah akademi , program d2 yg sedang kita usulkan dalam UUPT, di harapkan bisa di sahkan pada akhir 2011 atau 2012, dimana di harapkan pada thn 2015 dapat di kembangkan 269 akademi komunitas utk 2 tahun di setiap kabupaten yg sesuai dengan kebutuhan daerah masing2 dalam pengembangan daerah mereka serta hukum2 yg berlaku. semoga makin banyak anak2 kita yg makin pandai...

TRANSCRIPT

Page 1: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Draft 8 nov 2011NASKAH AKADEMIK

AKADEMI KOMUNITAS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2011

Page 2: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

KATA PENGANTAR

Indonesia dengan wilayah kepulauan dan ditunjang melimpahnya sumber daya manusia, memiliki peluang besar dalam mempersiapkan kebutuhan SDM sangat cepat dan memiliki kompetensi yang relevan. Peluang ini bisa terwujud dengan adanya kerjasama semua institusi baik di pemerintah pusat atau di pemerintah daerah dan industri. Kerjasama dengan pemerintah daerah ini mutlak diperlukan selain untuk ikut berpartisipasinya pemerintah daerah dalam pengembangan sumber daya alam juga sekaligus untuk terciptanya keterkaitan antara tenaga kerja yang dibentuk dengan kebutuhan pada daerah tersebut guna terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Pengembangan tenaga kerja dengan spesifikasi dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan daerah terkait salah satu solusinya adalah pendidikan melalui Akademi Komunitas(AK).

AK di definisikan sebagai wahana pendidikan tinggi atau pasca sekolah menengah atas dalam bidang tertentu dengan basis pendidikan vokasi; dilaksanakan dengan konsep modul yang ditempuh dalam waktu satu atau dua tahun bagi peserta didik dengan waktu penuh; atau berdasarkan pencapaian setiap modul dengan minimal jumlah modul tertentu untuk setiap tahun ajaran. Lulusan atau produk akhir dari program ini adalah diploma 1 untuk masa pendidikan satu tahun. Peran utamanya memang untuk meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia di komunitas tertentu sesuai dengan potensi yang dimiliki dan berperan untuk meningkatkan kemampuan daya saing komunitas dalam wilayah tertentu. Dengan menyediakan lokasi dan kesempatan untuk sarana pendidikan tinggi, pendidikan tinggi jenis ini juga berperan langsung meningkatkan APK pendidikan tinggi.

AK ini di desain untuk membantu siswa-siswa yang kurang memiliki kompetensi ketrampilan yang dibutuhkan saat ini. Biasanya setiap AK mempunyai relasi atau kesepakatan dengan industry perusahaan sehingga setelah lulus dapat magang disuatu perusahaan. Sehingga dalam mengembangkan AK sangat diperlukan kekuatan jejaring, kolaborasi dan sinergi dalam meningkatkan kualitas ketrampilan kompetensi lulusannya. Pemberdayaan dukungan stakeholders yang mencangkup kolaborasi dan sinergi antara lembaga pemerintah yang terkait antara lain: kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Tenaga Kerja, Kemeterian percepatan daerah tertinggal, kementerian teknis, dan lembaga non kementerian, LPNK lainnya dengan pemerintah propinsi,pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha/dunia industry(DU/DI), yayasan atau kelompok masyarakat yang membutuhkan pendidika tersebut serta Perguruan Tinggi yang secara sistematik dan konsisten selalu berupaya dalam meningkatkan dan mengoptimalkan sumber daya secara bersama-sama.

Page 3: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

DAFTAR ISI

Page 4: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam master plan kementrian koordinator bidang perekonomian untuk percepatan

dan peluasan pembangunan ekonomi Indonesia(MP3EI) tahun 2011-2025,

menjelaskan pentingnya pengembangan potensi daerah melalui 6 koridor ekonomi

Indonesia Sumatra, Jawa,Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-

Maluku. Dengan wilayah kepulauannya dan ditunjang melimpahnya sumber daya

manusia, memiliki peluang besar dalam mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK

Nasional dalam mempersiapkan kebutuhan tenaga terampil di seluruh koridor Indonesia

tersebut. Peluang ini bisa terwujud dengan adanya kerjasama semua element baik di

pemerintah pusat atau di pemerintah daerah.Kerjasama dengan pemerintah daerah ini

mutlak diperlukan selain untuk ikut berpartisipasinya pemerintah daerah dalam

pengembangan sumber daya alam juga sekaligus untuk terciptanya keterkaitan antara

tenaga kerja yang dibentuk dengan kebutuhan pada daerah tersebut guna terjadinya

percepatan pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

1 KE Sumatera

2 KE Jawa

5 KE Bali – Nusa Tenggara

6 KE Papua – Kep. Maluku

3 KE Kalimantan

4 KE Sulawesi

Pusat ekonomi

Pusat ekonomi mega

Denpasar

Mataram

Jakarta

Medan

Pekanbaru

Jambi

Lampung

Semarang

Banjarmasin

Palangkaraya

Pontianak

Makassar

Manado

Kendari

GorontaloManokwari

Jayapura

Serang

Mamuju

Surabaya

Merauke

Kupang

SamarindaTernate

Wamena

Sorong

Ambon

Palu

PadangPalembang

Bengkulu

Jogjakarta

Banda Aceh

Pangkal Pinang

Batam

3 4 6

52

1

6 KORIDOR EKONOMI INDONESIA

Maluku Utara diintegrasikan ke dalam Koridor Ekonomi Papua -Maluku, sehingga menjadi Koridor Ekonomi Papua – Kep. Maluku. Mempertimbangkan keterikatan sosial-budaya masyarakat Maluku

Utara dengan Maluku Mempertimbangkan masukan KADIN 15 Maret 2011 dan usulan

Pemerintah Daerah 22 Maret 2011

Slide 16

Gambar 1.1: Koridor Ekonomi Indonesia[4]

Page 5: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Percepatan pengembangan SDM dan IPTEK perlu memperhatikan potensi daerah

terkait. Potensi yang ada perlu dikembangkan dan salah satu cara untuk melihat

potensi daerah terkait adalah melalui sebaran ekonomi utama berdasarkan koridor

ekonomi seperti pada gambar 1.2

Gambar 1.2 Sebaran kegiatan ekonomi utama berdasarkan koridor ekonomi[4]

Pada Gambar 1.2 dapat terlihat, potensi pertanian berada di wilayah Sulawesi,

Papua dan Maluku. Peluang potensi untuk kelapa sawit terletak di wilayah Sumatera

dan Kalimantan. Untuk peluang potensi dibidang pertambangan dan migas terletak di

wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,Papua dan Maluku. Potensi wisata terletak di

wilayah Bali dan beberapa potensi lainnya yang tersebar di wilayah kepulauan

Indonesia.

Percepatan kemampuan SDM dan IPTEK yang sesuai dengan potensi daerah

tersebut membutuhkan bentuk pendidikan yang berbasis pada peningkatan

kompetensi ketrampilan lokal yang mampu menciptakan ketahanan daerah dalam

mendorong pertumbuhan ekonominya selain menjawab kebutuhan dunia kerja yang

saat ini dibutuhkan. Dalam menjawab permasalahan tersebut, tentunya salah satunya

perlu dikembangkan Pendidikan Tinggi yang memiliki kelenturan dalam

Page 6: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

mengembangkan kompetensi ketrampilan khusus didaerahnya dan mampu bersaing di

dunia kerja pada umumnya. Akan tetapi pada saat ini, pendidikan tinggi di Indonesia

sedang menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

• Daya saing bangsa masih belum terlalu tinggi, ditunjukkan dengan indikator yang

berlaku internasional.

• Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia pada tahun 2010 baru

mencapai 26,34%. dan diharapkan sampai tahun 2015 APK PT di Indonesia adalah

33%, dan pada tahun 2025 APK PT di Indonesia sudah mencapai 53%.

Gambar 1.3. Perbandingan PDB Vs APK PT[3]

Secara khusus, berdasarkan Unesco dan DIKTI 2011, di peroleh data

perbandingan lulusan PT dalam bidang pertanian, teknik dan sains, serta

target Indonesia untuk tahun 2011 dan 2025 adalah sebagai berikut:

P erbandingan P DB /K apita (1000-20000) vs AP K P T (S umber: WE F , G C I R eport 2010-2011, Worl d B ank, B P S , K emdiknas , K emkeu)

Indones ia 2010

2015

2025

Page 7: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 1.4. Perbandingan Lulusan Pertanian, Teknik dan Sains.[3]

Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa biaya kuliah di pendidikan

tinggi di Indonesia masih relative mahal, padahal ada keterkaitan yang erat

antara faktor status ekonomi sosial dengan angka partisipasi di pendidikan

tinggi. Dinyatakan bahwa, faktor yang berpengaruh bukan hanya biaya

kuliah yang mahal, tetapi juga karena peserta didik miskin pada umumnya

berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mempersiapkan

transisi bagi mereka untuk berhasil di perguruan tinggi. Dari lulusan SMA

peringkat 25% teratas, hanya 29% peserta didik dari keluarga miskin yang

sanggup menyelesaikan pendidikan sarjana, sementara 75% peserta didik

dari keluarga mampu sanggup.

P erbandingan L ulus anP ertanian, T eknik, danS ainsS erta T arget Indonesia Untuk T ahun 2015 dan 2025

(S umber: Unes codan DIK T I, 2011)

Indones ia

P ortugal

Malays ia

K uantitas

K ualitas

Page 8: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 1.5 Jumlah mahasiswa dan jumlah penduduk wilayah kesatuan Republik Indonesia[3]

Peta diatas menggambarkan tentang jumlah peserta didik dan jumlah penduduk

disetiap provinsi. Bila kita mengambil perbandingan antara jumlah peserta didik dan

jumlah penduduk, terlihat kesenjangan antar provinsi cukup tinggi, seperti pada

Tabel 1.3

Tabel 1.3. Tabel Rasio Perguruan Tinggi terhadap[3]

Page 9: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Diantara 7 provinsi pada tabel 1.3., provinsi Banten adalah yang paling rendah rasio

antara jumlah peserta didik dan jumlah penduduknya, diikuti oleh provinsi Jawa

Barat dan Jawa Tengah. DKI dan DIY adalah provinsi yang mempunyai rasio terbaik

di antara 7 provinsi tersebut, dalam arti kesempatan belajar di perguruan tinggi

cukup besar pada 2 provinsi tersebut.

• Globalisasi dan knowledge-based economy menantang manusia Indonesia untuk

memiliki kemampuan memanfaatkan dan mencipta pengetahuan; entrepreneurial

spirit dan profesionalisme tinggi; menguasai soft skills; dan memiliki sertifikasi

profesi. Indonesia memiliki modal sumberdaya manusia yang sangat potencial.

Gambar 1.6. Modal Sumber Daya Manusia[3]

Namun, secara umum, kualitas sumberdaya manusia Indonesia masih belum

mampu bersaing dalam skala global, bahkan Indonesia masih berada pada

peringkat yang relatif rendah dalam Human Development Index dunia, yaitu ranking

108 (Human Development Index - 2010 Rankings, Sumber:

hdr.undp.org/en/statistics/)

Adanya Bonus Demografi..merupakan modaldasarbagipeningkatan produktivitas ekonomi dan pengembanganpasardomestik...

Modal S umber Daya Manus ia(S umber: Menko P erekonomian, 2011)

5

100 tahunkemerdekaan

Dependenc y R atio s emakin kec il (2010-2040):Us ia produktif s emakin bes ar (B onus Demog rafi ~ Demografic Dividen), kes empatan dan

potens i mening katkan produktivitas s emakin ting g i, s emakin ting g i ting kat kes ejahteraan. Akan tetapi kalau tidak dikelola deng an baik akan menjadi B enc ana

Demog rafi~ Demografic Dis as ter.K ualitas S DM s ebag ai kata kunc i, P endidikan dan K es ehatan s ebag ai peran kunc i.

"B onus Demog rafi"

Page 10: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 1.7. Kualitas sumberdaya manusia Indonesia[5]

• Civil society: tuntutan akan kualitas dan peran perguruan tinggi dalam membentuk

masyarakat yang berkarakter dan masyarakat madani

Sebagai lembaga sosial yang secara tradisional bertugas mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi adalah lembaga yang paling

merasakan tuntutan sosial untuk menghadapi beragam perubahan global tersebut.

Dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang memerlukan ilmu pengetahuan baru

yang berbasis teknologi informasi, bioteknologi serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya

akan menuntut perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi.

Globalisasi ekonomi yang sedang berlangsung dengan cepat pada beberapa

dekade ke depan, di satu fihak akan memberikan kesempatan yang amat besar

kepada perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan ilmu pengetahuan dan

teknologi baik kepada pemerintah, masyakarat mau pun kepada dunia usaha. Tetapi

kalau perguruan tinggi terlalu terjerumus pada kegiatan tersebut, peranan perguruan

tinggi selama ini yang hampir monopolisitik dalam pengembangan ilmu pasti akan

mengalami perubahan drastis. Yang tidak kalah pentingnya untuk selalu

Page 11: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

diperhatikan adalah peranan perguruan tinggi Indonesia sebagai lembaga

menghasilkan calon pemimpin bangsa yang bermoral dan berbudaya demokratis.

Kalau perguruan tinggi terlalu terjebak dalam arus globalisasi yang merupakan

suatu proses yang nir-demokratis, secara pasti perguruan tinggi akan tidak mampu

melaksanakan salah satu tugas utamanya tersebut.

Secara mikro, tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia meliputi:

Digitalisasi proses pembelajaran yang semakin berkembang

Kapasitas daya tampung perguruan tinggi

Pembinaan kualitas perguruan tinggi

Waktu studi di perguruan tinggi yang belum efektif

Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapat pekerjaan masih tinggi

Minat peserta didik terhadap bidang sains dan teknologi yang relatif masih

rendah

Kualitas tenaga pengajar perguruan tinggi yang belum memadai dan belum

tersebar dengan baik

Krisis sumberdaya keuangan perguruan tinggi.

Tantangan-tantangan tersebut masih ditambah dengan perubahan kebutuhan akan

pendidikan bagi masyarakat era pasca industri, baik dari segi jenis maupun metode. Hal

ini dikarenakan kompetensi yang dituntut oleh dunia kerja juga berubah dengan sangat

pesat. Di masa mendatang, kompetensi seorang lulusan pada jenjang pendidikan tinggi

diharapkan meliputi penguasaan bidang ilmu secara mumpuni dan beberapa

kompetensi lain, yaitu:

• Kemampuan untuk belajar secara berkelanjutan secara mandiri dan otonomi

• Kemampuan berkomunikasi secara jelas melalui berbagai cara dan medium

dengan berbagai khalayak

• Kepekaan sosial (toleransi, ambigu, multibudaya)

• Kemampuan untuk bertanggung jawab secara sosial

• Kemampuan dan kesiapan untuk selalu luwes dalam bertindak.

Page 12: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Pemenuhan tuntutan tersebut menjadikan seorang lulusan pendidikan tinggi yang

kreatif, percaya diri, memiliki integritas dan kesungguhan dalam berkarya, mampu

berkomunikasi, dan kompeten secara sosial.

Tantangan-tantangan tersebut memunculkan beberapa pertanyaan terhadap

tradisi pendidikan tinggi yang sekarang masih terus berlangsung di Indonesia. Apakah

tradisi yang berlangsung dalam dunia pendidikan tinggi, sebagaimana yang sekarang

berjalan, akan tetap berlangsung terus di masa depan untuk menjawab beragam

tantangan yang dihadapi? Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut tentunya

Pendidikan Tinggi saat ini harus berkolaborasi dengan beberapa pihak seperti

industri/instansi terkait, pemerintah daerahnya dalam merancang, mengelola

pendidikannya serta daya serap lulusannya yang berbasis pada kompetensi

kehalian/ketrampilan yang dibutuhkan di daerahnya. Pengembangan Pendidikan Tinggi

yang mampu menjawab tantangan tersebut tentunya Pendidikan Tinggi Vokasi yang

memiliki kelenturan dalam meningkatkan kompetensi ketrampilan sehingga sesuai

kebutuhan potensi daerah dan dunia kerjanya. Di beberapa negara sudah banyak

memiliki Pendidikan Tinggi Vokasi yang berorientasi pada muatan lokal yang seperti ini

yang disebut Akademi Komunitas(AK).

Akademi Komunitas definisikan sebagai wahana pendidikan tinggi atau pasca

sekolah menengah atas dalam bidang tertentu dengan basis pendidikan vokasi;

dilaksanakan dengan konsep modul yang ditempuh dalam waktu satu atau dua tahun

bagi peserta didik dengan waktu penuh; atau berdasarkan pencapaian setiap modul

dengan minimal jumlah modul tertentu untuk setiap tahun ajaran. Lulusan atau produk

akhir dari program ini adalah diploma 1 untuk masa pendidikan satu tahun, diploma 2

untuk masa pendidikan dua tahun. Peran utamanya memang untuk meningkatkan dan

mengembangkan sumberdaya manusia di komunitas tertentu sesuai dengan potensi

yang dimiliki dan berperan untuk meningkatkan kemampuan daya saing komunitas

dalam wilayah tertentu. Dengan menyediakan lokasi dan kesempatan untuk sarana

pendidikan tinggi, pendidikan tinggi jenis ini juga berperan langsung meningkatkan APK

pendidikan tinggi.

Akademi Komunitas ini di desain untuk membantu peserta didik-peserta didik

yang kurang memiliki kompetensi ketrampilan yang dibutuhkan saat ini. Biasanya setiap

Page 13: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Akademi Komunitas mempunyai relasi atau kesepakatan dengan industry perusahaan

sehingga setelah lulus dapat magang disuatu perusahaan. Sehingga dalam

mengembangkan pendidikan Akademi Komunitas(AK) sangat diperlukan kekuatan

jejaring, kolaborasi dan sinergi dalam meningkatkan kualitas ketrampilan kompetensi

lulusannya. Pemberdayaan dukungan stakeholders yang mencangkup kolaborasi dan

sinergi antara lembaga pemerintah yang terkait antara lain: kementerian Pendidikan

Nasional, Kementerian Tenaga Kerja, Kemeterian percepatan daerah tertinggal,

kementerian teknis, dan lembaga non kementerian, LPNK lainnya dengan pemerintah

propinsi,pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha/dunia industry(DU/DI), yayasan atau

kelompok masyarakat yang membutuhkan pendidika tersebut serta Perguruan Tinggi

yang secara sistematik dan konsisten selalu berupaya dalam meningkatkan dan

mengoptimalkan sumber daya secara bersama-sama.

I.2.Maksud dan Tujuan

I.2.1. Maksud Akademi Komunitas(AK)

Pengembangan Akademi Komunitas(AK) memiliki peran sebagai berikut:

i) Akademi Komunitas(AK) memberikan kontribusi nyata terhadap perluasan

kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, karena biayanya yang murah,

jadwal yang lentur, lokasi yang dekat karena tersebar merata di seluruh negara.

ii) Akademi Komunitas(AK) sangat membantu pemenuhan kebutuhan pelatihan

khusus, pendidikan perbaikan (remedial), dan pendidikan orang dewasa

iii) Pendidikan di AK meningkatkan penghasilan:

• D1 sebesar 9-13 % dari lulusan SMA,

• D2 sebesar 15-27 % dari lulusan SMA. (Sesuai dengan Mincerian Return

sebesar 10 %)

Page 14: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

I.2.2. Tujuan Akademi Komunitas(AK)

Tujuan pengembangan Akademi Komunitas(AK) meliputi:

i) Mengembangkan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan daerah masing-

masing

ii) Memperluas akses pendidikan tinggi atau APK perguruan tinggi.

iii) Memberikan kesempatan meningkatkan kompetensi tenaga kerja pada

komunitas tertentu dan tidak tergantung umur.

iv) Mendorong tumbuhnya usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah.

1.3Analisis Kebutuhan

Kekuatan, Peluang, dan Ancaman

Berdasarkan draft Peraturan Menteri tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Akademi

Komunitas yang didukung oleh UU Sisdiknas No. 20/2003, PP No. 19/2005, dan PP No.

17/2010, menerangkan bahwa peraturan menteri ini perlu ditetapkan dalam rangka

mencapai tujuan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional, khususnya

untuk meningkatkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi dan mengembangkan

program peningkatan akademi komunitas. Pasal 1 pada draft ini, menerangkan bahwa

akademi komunitas merupakan program pendidikan vokasi yang mengedepankan

keberlanjutan kompetensi keahlian yang bertujuan:

a. Meningkatkan angka paritisipasi kasar perguruan tinggi; dan

b. Memberikan keahlian pratama dalam berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, dan/

atau seni agar lulusannya memiliki kemampuan dalam mengembangkan usaha

dengan berbasis pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni;

c. Mengisi dan menyiapkan Akademi Komunitas(AK).

Akademi Komunitas ini dapat diselenggarakan oleh universitas, institut, sekolah

tinggi, dan/atau akademi. Tempat penyelenggaraan pendidikan ini disebut akademi

komunitas, yaitu dapat dilaksanakan di perguruan tinggi, sekolah menengah kejuruan

(SMK), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK), industri, UKM dan institusi lain. Hal ini akan membuka peluang bagi

Page 15: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

penyelenggaraan program pendidikan yang bertujuan untuk memberikan akses yang

lebih luas, pemerataan serta peningkatan kompetensi keahlian di Indonesia, sehingga

mampu bersaing dalam lingkungan global.

Tabel 1.6. Agenda kerja utama – Renstra Kemendikbud sampai tahun 2025.[3]

Tabel 1.6 menerangkan agenda kerja utama dari rencana pengembangan

pendidikan tinggi sains dan teknik dalam menunjang pertumbuhan ekonomi yang

merupakan bagian dari Renstra Kemendikbud sampai tahun 2025 adalah

pengembangan akademi komunitas(AK) atau Community College(CC) yang memiliki

jenjang D1 hingga D2. Sampai dengan tahun 2015 ditargetkan penyelenggaraan 269

Akademi Komunitas dan 824 AK di tahun 2025. Sedangkan rencana aksi implementasi

penambahan/perluasan perguruan tinggi negeri termasuk di dalamnya program

Akademi Komunitas dengan target di bidang teknik, pertanian, dan sains dapat

digambarkan oleh Gambar 2. Terkait dengan penambahan/perluasan program AK,

sampai dengan tahun 2015 ditargetkan di bidang teknik dapat diselenggarakan 155

Akademi Komunitas, 30 dan 32 AK untuk bidang pertanian dan sains. Jumlah ini akan

bertambah menjadi 389 AK di bidang teknik, 66 AK masing-masing di bidang pertanian

dan sains untuk target di tahun 2025. Dari fakta ini, dapat dikatakan bahwa ketiga

Page 16: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

bidang inilah yang merupakan bidang-bidang yang paling strategis di Indonesia ke

depan (era globalisasi) yang membutuhkan banyak lulusan pendidikan vokasi dengan

kompetensi keahlian di tiga bidang itu.

Tabel 1.7. Rencana aksi penambahan/perluasan perguruan tinggi negeri.[3]

Terdapat keterkaitan yang erat antara faktor keluarga dan tingkat kepastian lulusan

perguruan tinggi. Faktor yang berpengaruh bukan hanya biaya kuliah yang mahal,

tetapi juga karena peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi pada umumnya

berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mempersiapkan transisi

mereka untuk berhasil di perguruan tinggi. Ini dibuktikan, dari lulusan SMA peringkat

25% teratas, hanya 29% peserta didik dari keluarga kurang mampu yang sanggup

menyelesaikan pendidikan sarjana, dibandingkan 75% dari keluarga mampu yang

sanggup menyelesaikan pendidikan sarjana. Dengan demikian program AK dapat

membantu peserta didik pandai tapi kurang mampu dalam meningkatkan kompetensi

untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

AK diharapkan akan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap perluasan

kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, dengan biaya yang terjangkau, jadwal yang

Page 17: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

lentur, lokasi yang dekat karena tersebar merata di seluruh negeri. Di lain pihak, AK

nantinya diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan pelatihan khusus,

pendidikan perbaikan, dan pendidikan orang dewasa.

Lagi pula, tidak ada perbedaan yang nyata (signifikan) antara sarjana pendidikan

sepenuhnya 4 tahun di universitas atau yang melalui CC (2 tahun) dan dilanjutkan

dengan di universitas selama 2 tahun, sesuai dengan studi kasus di Amerika Serikat.

Dengan memperhatikan kenyataan ini, jika peluang ini tidak dengan cepat

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemangku kepentingan di negeri ini, kondisi

ini akan berbalik sebagai suatu ancaman bagi negeri ini. Peluang seperti ini akan

dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan asing sebagai suatu bentuk terobosan baru

untuk menyediakan kesempatan pendidikan, terutama kalau ditinjau dari potensi bisnis.

Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Perubahan status suatu undang-undang, peraturan menteri, peraturan pemerintah,

atau keputusan presiden dari draft menuju pengesahan merupakan suatu jaminan

bahwa kegiatan atau program yang tertuang secara hukum/legalitas adalah sah dan

resmi untuk diselenggarakan. Kekhawatiran akan payung hukum ini dapat

menyebabkan melemahnya kepercayaan atau ketakutan bagi pemangku kepentingan

di negeri ini untuk menyelenggarakan AK, meskipun kebutuhan pasar akan

terselenggaranya program pendidikan ini memiliki potensi yang sangat besar,

khususnya di bidang teknik, pertanian, dan sains.

Jaminan terhadap kualitas lulusan AK dan penyerapannya di dunia kerja adalah isu-

isu paling penting yang harus mendapatkan perhatian khusus. Berkenaan dengan

kualitas lulusan, yang harus diperhatikan adalah apa saja yang membedakan antara

sistem AK dan sistem pendidikan reguler pada umumnya. Dengan demikian mungkin

saja sistem AK memiliki pola yang berbeda dengan pendidikan reguler dalam mencapai

kompetensi yang setara. Isu berikutnya adalah keseimbangan antara kebutuhan dan

ketersediaan tenaga kerja.

Page 18: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

BAB II

LANDASAN HUKUM

2.1. Renstra Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan

Berdasarkan Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010

hingga 2015, akan dikembangkan 269 CC baru di seluruh 6 koridor Indonesia (terlihat

pada gambar 1.6). Pada gambar 1.7. menjelaskan sebaran pendirian 155 CC di bidang

teknik, 30 di bidang pertanian dan 32 di bidang sains. Secara statistik peningkatan

kuantitas pengembangan CC ini sangat significant dan berlanjut hingga tahun 2025.

Diharapkan pada tahun 2025 Kemdikbud memiliki telah megembangkan 389 Akademi

Komunitas di bidang Teknik, 66 di bidang Pertanian dan 66 dibidang Sains.

Untuk mendukung kebijakan strategis tersebut, Kemdikbud telah membuat

Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi pada tahun 2011, yang dalam beberapa

pasal dicantumkan tentang Akademi Komunitas. Untuk mendukung kebijakan strategis

tersebut, Kemdikbud telah membuat Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi

pada tahun 2011, yang dalam beberapa pasal dicantumkan tentang Akademi

Komunitas. Pada pasal 8 ayat 2 dicantumkan bahwa pada kota atau kabupaten yang

belum terdapat perguruan tinggi, pemerintah kota atau kabupaten mendirikan akademi

atau akademi komunitas dalam bidang yang sesuai dengan kemampuan, potensi, dan

kebutuhan daerah dan dilanjutkan pada ayat 3 bahwa pemerintah dapat memberikan

mandat khusus kepada perguruan tinggi untuk menjadi unggul dalam pengembangan

ilmu, teknologi, dan/atau seni yang berkontribusi secara khusus pada pembangunan

nasional. Pada pasal 11 terdapat bentuk Akademi Komunitas dalam bentuk

penyelenggaraan pendidikan tinggi. Dilanjutkan pada pasal 13 ayat 5 disebutkan bahwa

Akademi Komunitas menyelenggarakan jenis pendidikan tinggi vokasi dalam strata

diploma satu dan diploma dua.

Page 19: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

2.2. Undang-Undang dan Peraturan Menteri Pendikan Nasional dan

Kebudayaan

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, batang

tubuh UUD itu, di antaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan

Pasal 32, juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Sistem

pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan

untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,

nasional, dan global.

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu

setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai

dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status

ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu

pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life

skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta

masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana

diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2.3. Penugasan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Usulan program studi AK disampaikan dalam bentuk kajian kelayakan akademik

dan administratif atau disebut sebagai Naskah Akademik Program Studi yang sudah

dilengkapi dengan lampirannya. AK tersebut akan diberikan SK penugasan dari Dirjen

Dikti bilamana memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

Page 20: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

BAB III

PENYELENGGARAAN AKADEMI KOMUNITAS

3.1. Stategi Pembelajaran Akademi Komunitas.

Model pembelajaran di AK memiliki kesamaan dengan model yang di terapkan di

politeknik yakni 20% - 40% teori dan 60% - 80% praktikum. Peserta didik juga berada

dalam kelas dengan model pembelajaran tatap muka antara dosen dan peserta didik

disatu tempat dan waktu yang sama.

Beberapa model pembelajaran juga diterapkan pada AK diantaranya:

1. Kuliah Tatap Muka

Model perkuliahan ini sama dengan model perkuliahan pada pendidikan

profesional lainnya. Artinya peserta didik dan dosen berada dalam waktu dan

tempat yang sama. Kuliah tatap muka ini mencakup teori dan praktikum. Tatap

muka dapat dilakukan di kampus utama dan atau di AK.

2. Kuliah Tamu

Pada model pembelajaran ini seorang dosen dari kampus mitra/industri akan

datang ke AK yang ada di daerah untuk memberikan perkuliahan selama waktu

tertentu. Para peserta didik yang terdaftar pada AK dapat datang ke kampus

mitra untuk melakukan perkuliahan maupun pemanfaatan fasilitas lainnya. Hal ini

salah satunya untuk mengenalkan kampus mitra kepada para peserta didik AK,

terutama mereka yang ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Page 21: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 3.2. Kuliah tamu AK.[6]

3. Pembelajaran Berbasis TIK

o Menggunakan Video Conference

Pada model pembelajaran ini, peserta didik dan dosen berada pada waktu yang

sama akan tetapi pada tempat yang berbeda. Dengan menggunakan peralatan

Vcon maupun peralatan yang sejenis seperti media intranet, internet dan satelit,

maka perkuliahan dilakukan dengan dosen pada kampus utama yang

selanjutnya akan langsung diterima para peserta didik dimasing-masing AK di

daerah maupun di tempat lain. Pada model perkuliahan ini materi dan diskusi

bisa dilakukan secara langsung.

Page 22: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 3.3. Pembelajaran menggunakan Video Conference.[6]

o Menggunakan e-learning

Sistem pendukung lainnya dapat menggunakan e-learning yang memungkinkan

para peserta didik untuk belajar dari mana saja, kapan saja dan dengan siapa

saja. Fasilitas ini memudahkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran dari

jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mengunduh materi,

mengerjakan tugas dan melakukan tanya jawab baik langsung(chat) dan tidak

langsung(forum dan email) serta membuat laporan/rekaman dengan

mempublikasikan menggunakan web/blog.

3.2. Penerapan Kurikulum Vokasi

Kurikulum merupakan rencana kegiatan akademik yang terprogram untuk

membekali peserta didik dalam upaya memperoleh seperangkat kemampuan

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal

awal dalam kehidupan dan fungsinya di masyarakat/industri. Berdasarkan Surat

Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000, kurikulum inti program diploma 1 tahun dan

diploma 2 tahun rata-rata per semesternya 20 sks dari total 40 sks setiap tahunnya.

o Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) 2 SKS, sesuai dengan

norma masyarakat setempat

Page 23: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

o Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) 24 SKS,

Terdiri dari 12 SKS persemester

o Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) 8 SKS,

Terdiri dari tugas akhir dan entrepreneur

o Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) 2 SKS, yang fokus pada etika

profesi/kerja untuk bidang masing-masing pada saat on job training

(kerjasama, disipilin, pengembangan diri)

o Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 4 SKS.

Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa asing

Kurikulum inti program diploma sekurang-kurangnya 40% dari jumlah SKS

kurikulum program diploma. Seperti diamanatkan dalam PP Nomor 60 Tahun 1999,

bahwa peranan dan tanggung jawab perguruan tinggi dalam merancang kurikulum

cukup besar. Hal ini erat kaitannya dengan interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni, dunia industri, dan kebijaksanaan pemerintah yang selalu mengakibatkan

terjadinya perubahan dalam masyarakat. Persentase perbandingan kurikulum

pengajaran teori dan praktik adalah 40%-50% dan 50%-60%. Akademi Komunitas

menerapkan kurikulum pendidikan vokasi yang berbasis kompetensi yang merujuk

pada Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum dan

Penilaian Hasil Belajar Peserta didik danNomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Pendidikan Tinggi.

AK dengan target peserta didik yang akan langsung terserap di dunia kerja

sekaligus juga memfasilitasi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan, tentunya perlu

didukung oleh desain kurikulum yang tepat. Dengan target segera terserapnya ke

Industri, maka kurikulum yang diterapkan pada AK mirip dengan yang ada di Politeknik

yaitu praktikum lebih mendominasi dibandingkan teori.

Kurikulum yang berbasis kompetensi memiliki ciri-ciri:

a. Dasar Pengembangan Kurikulum merupakan Respon terhadap:

1. Kebijakan pemerintah dan adanya Globalisasi

Page 24: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

2. Kemajuan IPTEK (Teknologi Informasi)

3. Memenuhi dunia usaha dan industri terhadap kebutuhan tenaga kerja.

4. Perubahan sosial dan ekonomi.

5. Perubahan idiologi, politik dan tujuan pendidikan (secara filosofis)

6. Kemajuan dalam teknologi pendidikan dan perubahan pendidikan itu sendiri.

Dalam mengembangkan kurikulum AK yang berbasis pada vokasi, diperlukan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Orientasi dunia usaha dan dunia industri diperlukan peningkatan kolaborasi.

b. Keunggulan kedaerahan (Potensi daerah yang dimiliki).

c. Sinergi penyusunan (Industri, Institusi, Pakar Kurikulum, Alumni) yang

mempunyai kredibilitas tinggi.

d. Menekankan pada ketrampilan, kejujuran dan kedisiplinan.

e. Orientasi terhadap perkembangan IPTEK (Teknologi Informasi).

f. Mempunyai sifat dan sikap penguatan integritas nasional; keimanan, nilai dan

budi pekerti luhur, keseimbangan etika, logika dan estetika, kesamaan

memperoleh kesempatan/pemerataan, dan belajar sepanjang hayat.

b. Berbasis industry dan pengguna tenaga kerja

Industri dan pengguna tenaga kerja merupakan sumber informasi mengenai

kompetensi dan jumlah SDM yang diperlukan dengan kebutuhan yang ada di

pasaran. Dengan membandingkan apa yang diperlukan oleh masyarakat dengan

apa yang dihasilkan program AK , maka dapat ditentukan kurikulum dan sistem

yang sesuai, maka diperlukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.

Dengan demikian diharapkan ada keterkaitan antar berbagai lembaga yang

relevan, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan vokasi dan profesi,

antara lain:

a) Pendidikan vokasi akan efisien, apabila disediakan lingkungan belajar

yang sesuai dengan lingkungan tempat peserta didik kelak akan bekerja.

b) Latihan vokasi yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas yang

diwajibkan dalam bentuk latihan atau uji kompetensi memiliki

Page 25: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

kesamaan/kesetaraan dari segi operasional, peralatan, dan perangkat

penunjang lainnya dengan yang akan dipergunakan dalam tempat

kerjanya kelak.

c) Pendidikan vokasi akan efektif jika pembelajaran sudah dibiasakan

dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya kelak.

d) Pendidikan vokasi akan efektif bila pelatihnya cukup berpengalaman dan

menerapkan kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar.

Pendidikan berbasis vokasi harus mengenal kondisi kerja dan memenuhi

harapan “pasar”. Karena pendidikan vokasi (engineering) sangat mahal maka

kolaborasi harus dilakukan antara lembaga pendidikan professional dengan

industri, agar lembaga tersebut mampu mencetak lulusan yang siap kerja,

sehingga proses pendidikannya lebih efektif dan efisien.

Meningkatkan kolaborasi dengan industri dapat dilakukan dengan cara

antara lain :

a. Pendidikan kooperatif (Dual Sistem)

b. Latihan magang kerja / praktek kerja lapangan.

c. Mengangkat dewan penasihat /penyantun.

d. Memperbaiki ketrampilan teknik para dosen (retraining).

e. Pertukaran personil sesuai bidang yang dibutuhkan .

f. Kunjungan secara rutin ke industri.

g. Mendatangkan pembicara tamu(seminar, workshop, stadium general).

h. Penanganan Proyek bersama.

3.3 Kerjasama Industri/Pengguna

Pelaksanaan proses pembelajaran dalam AK diharuskan/disarankan

berkolaborasi dengan industri atau pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan

dan unggulan lokal (potensi lokal) guna :

- Kolaborasi proses pembelajaran dalam praktik

- Referensi kompetensi industri yang terbarukan setiap saat

- Penyerapan lulusan

Page 26: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

- Beapeserta didik

- Ikut serta dalam pengembangan kemitraan dengan UKM yang dihasilkan oleh

program AK.

3.4. Penjaminan mutu

Penjaminan mutu Akademi Komunitas adalah proses perencanaan, penerapan,

pengendalian, dan pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan Akademi

Komunitas secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal

(mahasiswa, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan) dan eksternal (masyarakat,

industri/dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah) memperoleh kepuasan. Penjaminan

mutu Akademi Komunitas bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan yang

diselenggarakan oleh Akademi Komunitas dalam rangka mewujudkan visi serta

memenuhi kebutuhan stakeholders. Pelaksanaan penjaminan mutu Akademi

Komunitas diwujudkan dengan adanya dokumen kebijakan mutu, standar mutu, manual

mutu, prosedur mutu, dan formulir mutu.

Kebijakan Mutu merupakan dokumen yang berisi strategi untuk mencapai visi

dan misi Akademi Komunitas. Standar Mutu Akademi Komunitas merupakan dokumen

yang berisi minimum 8 (delapan) standar mutu sebagaimana diatur dalam PP. No.19

tahun 2005 tentang SNP, yaitu:

o Standar Kurikulum

o Standar Proses pembelajaran

o Standar Kompetensi lulusan

o Standar Pendidik dan tenaga kependidikan (SDM)

o Standar Sarana dan prasarana

o Standar Pengelolaan

o Standar Pembiayaan

o Standar Penilaian Pendidikan

Page 27: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

o Dan Standar Kerjasama (Dalam/Luar Negeri) serta turunan/substandar dari

kesembilan standar mutu tersebut, maupun penambahan jumlah standar mutu

selain kedelapan standar mutu.

Pedoman Mutu merupakan dokumen yang berisi mekanisme pelaksanaan penjaminan

mutu Akademi Komunitas yang meliputi perencanaan, penerapan, pengendalian, dan

pengembangan atau peningkatan standar mutu. Sedangkan Formulir Mutu merupakan

dokumen yang berisi berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrumen untuk

merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan standar mutu

Akademi Komunitas.

Sistem penjaminan mutu Akademi Komunitas dari empat skema yang ada pada

prinsipnya sama, kecuali:

a) Penjaminan mutu Akademi Komunitas yang dinaungi oleh Perguruan Tinggi

dan Akademi Komunitas yang berkolaborasi dengan Industri, selain mengacu

pada penjaminan mutu Akademi Komunitas, dan juga mengikuti kebijakan yang

diberlakukan oleh Perguruan Tinggi induknya.

b) Penjaminan mutu Akademi Komunitas Kolaborasi dengan SMK dan Pendidikan

Tinggi Akademi Komunitas, sesuai dengan Penjaminan mutu yang

diberlakukan di Pendidikan Tinggi Akademi Komunitas

Akademi komunitas dinyatakan bermutu apabila mampu:

a) Menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya,

b) Menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar mutu dan standar mutu

turunan

c) Menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan sejumlah standar mutu

dalam butir b) di atas untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.

Selain itu mutu pendidikan Akademi Komunitas tersebut sangat tergantung dari

beberapa hal, antara lain:

(1) Penyelenggara AK diharapkan mengembangkan dan melaksanakan sistem

penjaminan mutu internal perguruan tinggi dan industri.

(2) Program studi yang diselenggarakan melalui AK wajib menginduk pada program

studi yang sudah terakreditasi minimal B oleh lembaga akreditasi yang diakui oleh

pemerintah sebelum menghasilkan lulusan pertama.

Page 28: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

(3) Penyelenggara AK wajib menyampaikan laporan tertulis tentang

penyelenggaraan pendidikan yang mencakup semua data pokok pendidikan

setiap 1 (satu) tahun yang diatur dalam surat keputusan Direktur Jenderal.

(4) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan pengawasan dan pengendalian

secara berkala terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan AK.

3.5 Keberlanjutan program

Keberlanjutan program AK dapat dilakukan dengan cara :

c. Meningkatkan animo peserta didik

d. Meningkatkan mutu manajemen

e. Meningkatkan mutu lulusan

f. Meningkatkan kemitraan

g. Meningkatkan daya serap lulusan

h. Meningkatkan jumlah dan pertumbuhan UKM di daerah

i. Meningkatkan dukungan pemerintah, industri dan masyarakat.

Program AK merupakan awal dari peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa

karena berkurangnya pengangguran pada skala nasional dan bahkan terciptanya

lapangan kerja baru dari hasil inovasi lulusan dalam bidangnya. Selain dari kerjasama

dengan industri pengguna dan masyarakat pada umumnya, juga keberlanjutan dapat

terjadi karena adanya produk barang dan jasa yang mempunyai nilai jual dari hasil

karya peserta didik program AK. Transfer teknologi juga sangat diperlukan dalam

rangka menjamin keberlanjutan program AK ini. Karena hal ini merupakan pengelolaan

pengetahuan (knowledge management) yang dapat diturunkan dari masa ke masa

serta dari teknologi ke teknologi terkini.

Page 29: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011
Page 30: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

BAB IV

ASPEK PENDUKUNG AKADEMI KOMUNITAS

4.1Pengembangan Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan

Salah satu faktor keberhasilan program AK adalah penyiapan SDM yang terlibat

di program ini, khususnya tenaga pendidik. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

program ini, maka diperlukan tenaga-tenaga pendidik yang professional dan kompeten

di masing-masing bidang keahlian yang ditawarkan. Karena salah satu tujuan dari

diselenggarakannya program ini adalah pembekalan ilmu pengetahuan dan keahlian

(skill) para peserta didik dalam rangka terjun ke dunia kerja, sehingga program AK juga

melibatkan tenaga pendidik yang berasal dari dunia kerja/industri.

Dengan demikian diharapkan nantinya lulusan program AK agar benar-benar

memiliki pemahaman dan pengertian baik tentang keilmuan yang diterimanya maupun

keahlian dan ketrampilan yang dapat diterapkan secara langsung di dunia kerja/industri

dengan bimbingan tenaga pendidik dari dunia kerja/industri. Selain itu untuk

meningkatkan kualitas tenaga pengajar pada program AK ini, dapat dilakukan dengan

melakukan pembekalan kepada tenaga pendidik akan pengetahuan kebutuhan pasar,

sehingga bahan ajar yang diberikan ke peserta didik memiliki proporsi yang cukup

untuk diterapkan di dunia kerja/industri, sehingga diharapkan program AK mampu

menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat diserap dengan cepat di dunia kerja.

Skema yang lain dalam rangka peningkatan kualitas tenaga pendidik untuk program AK

adalah dengan melibatkan perguruan tinggi. Dalam hal ini perguruan tinggi menyiapkan

training/pembekalan terhadap penguasaan bahan ajar, penambahan ilmu pengetahuan

dan teknologi, keahlian, dan ketrampilan kepada tenaga pendidik.

Pengembangan Tenaga Pendidik dan tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan

dua model yaitu:

– Training For Teacher

Page 31: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Training for teacher dapat diadakan secara berkala pada main kampus. Materi

pelatihan untuk pengembangan disesuaikan dengan bidang masing-masing.

Pelatihan secara berkala ini dapat meningkatkan skill sekaligus kekompakan

masing-masing akademi komunitas yang nantinya juga diharapkan akan saling

berkolaborasi.

Pelatihan ini bisa diadakan pada main kampus dengan tenaga pengajar dari main

kampus setempat atau bisa juga mengundang pakar atau ahli di bidang industri

pada bidang yang sejenis. Adanya pengembangan model ini akan menjadikan para

tenaga pendidik dan kependidikan mendapatkan ilmu yang sesuai dengan kondisi

kekinian.

Selain dilakukan secara berkala, pelatihan ini juga diadakan secara bergelombang,

untuk memastikan bahwa semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

mendapatkan hak yang sama untuk mengembangkan kemampuan mereka yang

nantinya bisa ditularkan kepada para peserta didik mereka

– Sertifikasi Vendor/industri

Sertifikasi vendor merupakan sebuah pengakuan terhadap kemampuan yang telah

dikuasai oleh para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan adanya

sertifikasi vendor ini akan sangat membantu terhadap adanya jaminan kualitas

pada bidang tersebut. Hal ini tentunya tidak didapatkan secara mudah mengingat

berbagai tahapan yang harus dilewati sebelum mendapatkan pengakuan berupa

sertifikat.

Sertifikasi vendor bagi para tenaga pendidik dan kependidikan bisa berupa

sertifikasi nasional atau bahkan hingga level international. Sertifikasi ini selanjutnya

akan mampu memotivasi para anak didiknya untuk mengikuti langkah yang sama.

Hal ini dikarenakan dengan memegang sertifikasi dari vendor, maka peluang kerja

yang akan mereka dapatkan akan semakin besar pula.

Page 32: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

4.2Pemanfaatan TIK

Pemanfaatan TIK merupakan salah satu strategi untuk membantu peningkatan

kualitas pendidikan. Pemanfaatan TIK ini tidak hanya dapat membantu proses

pengelolaan administrasi dan pengelolaan pendidikan, namun pemanfaatan TIK dapat

digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri

terbimbing, baik secara online maupun offline. Penggunaan modul interaktif akan

memudahkan peserta didik dalam memahami suatu materi bahan ajar. Disamping itu,

pemanfaatan TIK akan menjadikan proses pembelajaran semakin fleksibel karena

proses belajar mengajar dapat dilakukan secara online atau jarak jauh. Misalnya,

proses perkuliahan dengan pengajar dari perguruan tinggi ataupun dari industri dapat

dilakukan secara online melalui video conference atau dengan metode yang sejenis.

Modul-modul interaktif ataupun modul-modul dalam bentuk video, e-learning, tutorial

online, dan perpustakaan online dapat diakses melalui jaringan Internet akan semakin

memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik secara

mandiri dapat belajar di mana saja dan kapan saja, tanpa ada batasan ruang dan

waktu.

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan dengan pemanfaatan TIK

mempunyai keuntungan untuk:

1. Meningkatkan akses: artinya mampu membuka akses terhadap pendidikan bagi

siapa saja melintasi ruang dan waktu, serta masalah sosioekonomis. Peserta didik

yang sedang bekerja masih dapat mengikuti perkuliahan tanpa harus meninggalkan

pekerjaan ataupun peserta didik dapat menjalankan perkuliahan tanpa harus

meninggalkan kampung halamannya. Dengan demikian pemanfaatan TIK ini

dianggap sebagai suatu jalan memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan tenaga

kerja yang terampil dan mampu memberikan kesempatan pertama maupun

kesempatan kedua bagi masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan dengan sistem

tatap muka.

2. Pemerataan pendidikan: artinya masyarakat memiliki hak yang sama untuk

memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam proses pendidikan, bagi siapa saja

tanpa batasan masalah apapun. Sistem pendidikan yang fleksibel lintas ruang,

waktu, dan sosioekonomi dalam membuka akses terhadap pendidikan, sehingga

Page 33: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

menyebabkan sistem pendidikan dengan memanfaatkan TIK ini menarik bagi

banyak kalangan. Disamping itu, sistem pendidikan dengan pemanfaatan TIK,

setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan

keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir.

3. Peningkatan kualitas pendidikan: berdasarkan karakteristik proses pembelajaran

dengan pemanfaatan TIK, kurikulum, bahan ajar, proses pembelajaran, dan bahan

ujian biasanya dikemas dalam bentuk standar untuk didistribusikan lintas ruang dan

waktu dengan menggunakan berbagai TIK. Untuk mendukung pencapaian kualitas

yang standar, sistem pendidikan dengan pemanfaatan TIK sangat tergantung pada

pemanfaatan fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi.

Dengan demikian, tenaga pendidik yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi

satu dalam bentuk konsorsium untuk menjadi pengembang bahan ajar dan bahan

ujian. Bahan ajar dan bahan ujian kemudian dikemas untuk didistribusikan ke

berbagai akademi komunitas. Hal ini menjamin terjadinya pemerataan akses

terhadap pendidikan berkualitas lintas ruang, waktu, dan kondisi sosioekonomi.

Untuk menjamin kualitas, secara intrinsik, penyelenggaraan sistem pendidikan

dengan pemanfaatan TIK diharapkan memenuhi persyaratan:

• didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistemik berkenaan dengan

kurrikulum, bahan ajar, proses pembelajaran, alat dan sistem evaluasi

• berbasiskan media dan teknologi informasi dan komunikasi

• memanfaatkan sistem penyampaian yang inovatif dan kreatif

• menyelenggarakan proses pembelajaran interaktif berbasiskan teknologi

informasi dan komunikasi tanpa mengesampingkan kesempatan tatap muka

• mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa

• menyediakan layanan pendukung yang berkualitas (administrasi akademik,

bantuan belajar siswa, unit sumber belajar untuk layanan administrasi dan

peserta didik, akses, konektivitas, dan infrastruktur).

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan cara

memanfaatkan TIK, seperti yang sudah dibahas dalam sub bab 4.2. Khusus untuk mata

kuliah praktikum, tidak semua proses pembelajarannya dapat dilakukan dengan

Page 34: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

memanfaatkan TIK. Biasanya mata kuliah praktikum yang hanya membutuhkan

peralatan dan fasilitas yang dapat disediakan oleh peserta didik dapat diselenggarakan

dengan pemanfaatan TIK. Program studi seperti teknologi informasi dan jaringan, baik

teori dan praktikum, 100% proses pembelajarannya dapat dilakukan dengan

pemanfaatan TIK – artinya proses pembelajaran dapat dilakukan secara jarak jauh.

Sistem pembelajaran dengan model seperti ini dapat menekan penambahan jumlah

ruang kelas atau laboratorium. Proses pembelajaran di ruang kelas dan laboratorium

dapat digantikan dengan kelas dan diskusi secara virtual dengan memanfaatkan TIK,

misalnya melalui video conference, instant message, VoIP, video live streaming, dan

software-software yang serupa.

Model pendidikan dengan memanfaatkan TIK dapat diselenggarakan dengan

baik jika dan hanya jika infrastruktur TIK sudah tersedia. Dengan demikian proses

pembelajaran yang dilakukan secara offline (tidak memerlukan koneksi jaringan seperti

Internet) maupun online (memerlukan koneksi jaringan) dapat diselenggarakan dengan

baik. Pembelajaran yang dilakukan secara online sangat bergantung pada infrastruktur

jaringan. Model pembelajaran secara online dapat diselenggarakan melalui Video

Conferencing, VoIP, Video Live Streaming, e-learning, e-library, Video on Demand

(VoD), dan modul-modul interaktif lainnya. Di antara model-model pembelajaran secara

online tersebut, Video Conference adalah model pembelajaran yang dapat

menggantikan model pembelajaran yang lazim diselenggarakan secara umum, dimana

peserta didik dan tenaga pendidik melakukan proses belajar mengajar dalam suatu

ruang kelas. Pembelajaran model seperti ini disebut dengan “kelas virtual”. Syarat

mutlak agar pembelajaran secara virtual ini dapat berjalan dengan lancer adalah

dukungan koneksi jaringan yang handal dan bandwidth yang cukup. Gambar 4.1 adalah

standar perhitungan kebutuhan bandwidth yang diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan Video Conferencing dengan protokol standar video conference

berbasis IP. Komunikasi antara kampus utama dengan akademi komunitas pada

umumnya dilakukan melalui jalur Internet melalui jaringan WAN Internet Service

Provider (ISP). Sehingga perhitungan bandwidth untuk WAN adalah:

WAN = (Call Speed + 20%) x 1……………….(4.1.)

Page 35: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Call Speed adalah kecepatan standar yang dibutuhkan untuk komunikasi video

supayan diperoleh dengan hasil video dengan kualitas baik, yaitu 384 Kbps.

20% adalah penambahan bandwidth sebesar 20% dari 384 Kbps sebagai toleransi agar

diperoleh hasil video dengan kualitas bagus, yaitu 20% x 384 Kbps = 76 Kbps.

Gambar 4.1. Kebutuhan bandwidth untuk protokol standar H.323 Video Conferencing

melalui jaringan LAN/WAN[2].

Misalnya, video conference antara dua titik (point-to-point) seperti yang ditunjukkan oleh

Gambar 4.2. Untuk model seperti ini membutuhkan aktual bandwidth minimal dengan

hasil video dengan kualitas bagus sebesar 384 Kbps + 76.8 Kbps = 460.8 Kbps.

Sehingga bandwidth minimal yang dibutuhkan untuk link atau jalur ke ISP adalah 512

Kbps.

Page 36: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 4.2. Model point-to-point pada protokol standar H.323 Video Conferencing

melalui jaringan LAN/WAN[2].

Untuk kondisi nyata, kampus utama dapat menyelenggarakan pembelajaran

dengan video conference dengan beberapa atau banyak akademi komunitas yang

berada di bawah binaannya. Gambar 4.3 mengilustrasikan komunikasi video antara

satu penyelenggara dengan empat klien (multipoint komunikasi video). Untuk

komunikasi video model ini dibutuhkan peralatan khusus, yaitu MCU (Multipoint Control

Unit). Dalam hal ini penyelenggara merepresentasikan kampus utama dan klien

merepresentasikan akademi komunitas. Sama dengan komunikasi video point-to-point,

untuk masing-masing akademi komunitas dibutuhkan aktual bandwidth minimal 460.8

Kbps atau bandwidth minimal untuk link ke ISP dengan kualitas video yang bagus

adalah sebesar 512 Kbps. Sebaliknya di sisi kampus utama, untuk menangani empat

akademi komunitas dibutuhkan aktual bandwidth minimal sebesar 4 x 384 Kbps = 1536

Kbps ditambah dengan 20% dari 1536 Kbps (307.2 Kbps). Sehingga totalnya

dibutuhkan aktual bandwidth minimal 1843.2 Kbps untuk komunikasi video dengan

empat akademi komunitas. Untuk tujuan ini, maka kampus utama membutuhkan

bandwidth link ke ISP minimal sebesar 2 Mbps.

Page 37: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 4.3. Model multipoint pada protokol standar H.323 Video Conferencing melalui

jaringan LAN/WAN[2].

Gambar 4.4 menjelaskan cara penempatan peralatan video conference sedemikian

rupa sehingga hasil video dapat dinikmati oleh peserta didik dengan kualitas yang

bagus mendekati kondisi nyata seperti layaknya pembelajaran secara tatap muka di

ruang kelas.

Page 38: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Gambar 4.4. Model penempatan optimal perangkat Video Conferencing berdasarkan standar Polycom[1].

Berdasarkan fakta-fakta teknis di atas, maka rancangan atas kebutuhan infrastruktur

TIK pada kampus utama dapat dijelaskan oleh Gambar 4.5. Misalnya, n adalah jumlah

total akademi komunitas yang berada di bawah binaan kampus utama, maka kampus

utama harus menyediakan aktual bandwidth minimal sebesar n x 384 Kbps = 384n

Kbps ditambah dengan 20% dari 384n Kbps (76.8n Kbps), atau total aktual bandwidth

sebesar 460.8n Kbps. Tabel 4.1 adalah besarnya kebutuhan aktual bandwidth minimal

dan total bandwidth link ke ISP terhadap besarnya jumlah akademi komunitas yang

dibina oleh kampus utama. Sedangkan kebutuhan aktual bandwidth minimal untuk

masing-masing akademi komunitas adalah 460.8 Kbps atau kebutuhan bandwidth link

ke ISP adalah minimal sebesar 512 Kbps (lihat Gambar 4.6).

Page 39: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

Int e rne t

e - le a rning,e - lib ra ry,

& int e ra c t iv emodule sSe rve r

Int e rne t Se rv ic e Prov id e r (ISP)

Polyc om

LiveSt re aming,

VoIP,& VoDSe rve r

MISSe rve r

Rout e rSwit c h

Rout e r

Loc a l Are a Ne tworks (LANs )

Re c omme nde d links iz e = 2 Mbp s fo r 4 CCs , 4 Mbps fo r 8 CCs , ...

Mult ipo int Cont ro l Unit

(MCU)

S T U D I OI C T Ce nt e r

Gambar 4.5. Kebutuhan infrastruktur jaringan dan studio pada kampus utama sebagai

institusi penyelenggara model pendidikan berbasis TIK

Tabel 4.1. Kebutuhan bandwidth terhadap jumlah akademi komunitas.Jumlah akademi

komunitas (n)Aktual bandwidth

minimal (460.8n Kbps)Bandwidth link ke ISP

(Kbps)2 921.6 Kbps 1 Mbps4 1843.2 Kbps 2 Mbps8 3686.4 Kbps 4 Mbps

16 7372.8 Kbps 8 Mbps32 14745.6 Kbps 15 Mbps64 29491.2 Kbps 30 Mbps… … …

Disamping kebutuhan akan bandwidth dan peralatan MCU untuk mendukung multipoint

komunikasi video, dibutuhkan juga infrastruktur dan sistem pendukung bahan ajar yang

dikelola oleh ICT Center, seperti server e-learning, e-library, dan modul-modul interaktif

lainnya. Disamping itu, dibutuhkan juga suatu layanan yang menyediakan video

Page 40: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

pembelajaran secara online yang dapat diakses sewaktu-waktu melalui sistem Video

on Demand (VoD) dan disediakan pula sistem alternatif Video Conference melalui

layanan Video Live Streaming yang dikombinasikan dengan Audio Streaming seperti

VoIP. Sistem alternatif seperti ini memiliki beberapa keuntungan, misalnya sebagai

sistem pendukung Video Conference dengan infrastruktur yang tidak terlalu mahal

(misalnya tanpa ketergantungan terhadap peralatan Video Conference seperti Polycom)

dan tidak membutuhkan bandwidth yang terlalu besar, misalnya dapat dioperasikan

dengan bandwidth 256 Kbps. Untuk mendukung layanan manajemen pendidikan

akademi komunitas, layanan MIS (Management Information System) adalah syarat

mutlak yang harus dipenuhi oleh kampus utama, misalnya penanganan masalah

registrasi mahasiswa, jadwal perkuliahan, absensi, tugas-tugas perkuliahan, ujian, dan

aktivitas akademis lainnya.

Inte rne t

Int e rne t Se rv ic e Prov id e r (ISP)

Polyc om

Rout e rSwit c h

Rout e r

Loc a l Are a Ne tworks (LANs )

Re c omme nde d links iz e = 512 Kbps

VIRTUAL CLASSI C T CENTER - Le a rning pro c e s s c a n be p e rf o rm e d he re

Gambar 4.6. Kebutuhan infrastruktur jaringan pada akademi komunitas dalam menyelenggarakan pendidikan dengan bantuan TIK

Gambar 4.6 mengilustrasikan kebutuhan infrastruktur ideal di masing-masing akademi

komunitas, seperti kebutuhan bandwidth minimal, peralatan untuk Video Conference,

dan penyediaan fasilitas pembelajaran mandiri untuk peserta didik seperti ICT Center.

Page 41: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

4.3 Pengembangan Sistem Penyelenggaraan

Sistem penyelenggaraan program akademi komunitas dapat dijalankan kalau

tersedia infrastruktur dan sistem yang memudahkan proses pembelajaran. Selain

infrastruktur yang lazim disediakan dalam proses pendidikan, seperti gedung,

laboratorium, dan peralatan pendidikan, juga dapat berupa infrastruktur pendukung

kelancaran proses pembelajaran, misalnya infrastruktur jaringan komputer sebagai

pendukung sistem pembelajaran dengan memanfaatkan TIK. Secara umum ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyelenggarakan program akademi

komunitas.

- Laboratorium sebagai tempat proses pembelajaran

- SDM sebagai tenaga pendidik

- Penyiapan uji komptensi industri

- Kurikulum

- Silabus

- Materi uji

Dan beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum menyelenggarakan akademi

komunitas di dalam Perguruan Tinggi adalah:

- Perguruan Tinggi penyelenggara harus memiliki jurusan/program studi

sesuai dengan kompetensi yang akan dibuka.

- ICT Center yang beroperasi dengan baik untuk memperoleh akses

informasinya.

- Memiliki MOU dengan industri setempat.

- Memiliki MOU dengan vendor.

- Memiliki bagian administrasi akademik khusus untuk Akademi Komunitas.

- Memiliki SDM yang kompeten dalam bidang yang akan dibuka.

Untuk pengembangan SDM telah dibahas di sub bab 4.1. Pengembangan infrastruktur

gedung, laboratorium, dan peralatan pendukungnya disesuaikan dengan jumlah

program studi yang dibuka. Jumlah ini akan berkorelasi dengan jumlah peserta didik,

jumlah mata kuliah yang masuk dalam kurikulum. Umumnya, dengan bertambahnya

Page 42: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

mata kuliah teori, maka dibutuhkan penambahan ruang kelas. Begitu pula dengan

penambahan mata kuliah praktikum, akan dibutuhkan penambahan laboratorium

beserta peralatan pendukungnya. Demikian pula dengan jumlah tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan juga dibutuhkan penambahan.

Page 43: Draft naskah akademik akademi komunitas 2011 8 nov 2011

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peter L. Chu, “Polycom Video Communications – Advanced Audio Technology for

Video Conferencing”, September 2004, www.polycom.com.

[2] Timothy M. O’Neil, “Communicate Simply – White Papers by Polycom”, January

2003, www.polycom.com.

[3] Paparan Renstra Kemendikbud 2011 – 2025.

[4] Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

2011-2025.

[5] Human Development Index - 2010 Rankings, Sumber: hdr.undp.org/en/statistics/).

[6] Best Practice Community College PENS 2002 – 2011.