dr. suryanti gunadi, mars : memberikan pelayanan secara...
TRANSCRIPT
Pentingnya Merawat
Ginjal
Kecerdasan Majemuk Pada Anak
Petai,Makanan kaya Gizi
Edisi ke-3 - Mei 2016
Memberikan Pelayanan Secara Optimal Kepada Pasien
dr. Suryanti Gunadi, MARS :
2 Media Informasi Hermina 2016
Media Informasi Hermina 2016 3
Sekapur Sirih
Salam pembaca,
Pertama-tama kami mengucapkan
terima kasih atas kesetiaan pembaca Me-
dia Informasi Hermina Hospital Group (MI-
HHG). Pada edisi ketiga ini, MI-HHG kembali
dengan beragam informasi mengenai
kesehatan dan kegiatan di Rumah Sakit
anggota HHG.
Dewasa ini jumlah penderita gagal
ginjal di Indonesia mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, MI-HHG mengulas topik-
topik mengenai kesehatan ginjal, yakni
“Pentingnya Merawat Ginjal”, “Penyakit
Ginjal Pada Anak”, serta “Asupan Gizi
Buat Penderita Gagal Ginjal”. Dengan
meningkatnya kebutuhan pasien gagal
ginjal terhadap alat cuci darah (Hemodi-
alisa), maka HHG sementara ini sedang
mengembangkan pelayanan Hemodialisa di
6 RS anggota HHG, masing-masing RS Her-
mina Jatinegara, RS Hermina Bekasi, RS Her-
mina Daan Mogot, RS Hermina Tangerang,
RS Hermina Arcamanik Bandung, RS Hermi-
na Yogya. Harapannya, seluruh RS anggota
HHG yang kini berjumlah 23 rumah sakit
dapat menyediakan alat cuci darah ini.
Simak juga tanya jawab bersama tokoh MI-
HHG, dr. Suryanti Gunadi, MARS, dalam
rubrik“Profil”.
Selain topik utama mengenai kesehatan
ginjal, MI-HHG juga menyajikan sejumlah
artikel menarik, di antaranya “Kecerdasan
Majemuk Pada Anak”, “Kandungan Gizi
yang Terdapat Dalam Petai”, Kenali dan Ce-
gah Kanker Leher Rahim”, serta“Nikmatnya
Ayam Goreng Kremes”.
HHG adalah perkumpulan rumah sakit
yang terus tumbuh dan berkembang dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik bagi masyarakat Indonesia. Dalam
bidang pelayanan kesehatan, HHG turut
mendukung program pemerintah berupa
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). seperti yang baru-
baru ini dilakukan di RS Hermina Jatin-
egara, berupa layanan operasi katarak bagi
pasien BPJS. Rumah sakit ini juga turut
berpartisipasi dalam pelaksanaan Pekan
Imunisasi Nasional Polio. Tak ketinggalan,
RS Hermina Galaxy Bekasi mengadakan bakti
sosial berupa khitanan, operasi sumbing
bibir, dan operasi katarak. Semua kegiatan
ini dapat disimak dalam rubrik “Kegiatan
Rumah Sakit”. Jangan lupa, Lomba Balita
Sehat dan Fotogenik ke-13 HHG tahun 2016.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Semoga MI-HHG dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.
Kepala Departemen Marketing
Dr. Lina Z. Hasanuddin, MARS
PENASEHAT Direksi Hermina Hospital Group
PENANGGUNG JAWAB / PEMIMPIN REDAKSIdr. Sri Diana Ginting Suka, MARS
REDAKTURDrs. Subiantoro
SIRKULASIDepartemen Marketing & Departemen Logistik
ARTISTIKHendriana, ST
KONTRIBUTORManajer Marketing RS Anggota Hermina Hospital Group
ALAMAT REDAKSIHERMINA HOSPITAL GROUP Departemen Marketing, Jl. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jakarta Timur, Telp. 021-857 2525 ext 504, 507 Direct 021-937 25803 Fax. 021-859 04539
REDAKSI
4 Media Informasi Hermina 2016
Pentingnya Merawat Ginjal
Kecerdasan Majemuk pada Anak
Kenali dan Cegah Kanker Leher Rahim
• Penyakit Ginjal Pada Anak• Asupan Gizi Buat
Penderita Gagal Ginjal
Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menciptakan produk berharga / bernilai, dalam satu atau lebih latarbelakang budaya.
Fasillitas dan PelayananHERMINA HOSPITAL GROUP
22.
Menyambut Lomba Balita Sehat dan Fotogenik 2016
26.
Bakti Sosial di RS Hermina Galaxy Bekasi
28.
RS Hermina Jatinegara Buka Layanan Operasi Katarak Menggunakan BPJS
30.14.
16
06.
18Memberikan Pelayanan Secara Optimal Kepada Pasien
DAFTAR ISI
Kandungan gizi yang terdapat dalam Petai
32.
Resep Ayam Goreng Kremes
34.
Maze Game35.
Media Informasi Hermina 2016 5
6 Media Informasi Hermina 2016
Pentingnya Merawat Ginjal
Data dari salah satu rumah sakit yang ada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menyebutkan bahwa pada 2015 terdapat 9.743 pasien gagal ginjal menjalani cuci darah, 55 orang di antaranya meninggal. Pada tahun sebelumnya, jumlahnya 8.518 pasien, 40 orang di antaranya meninggal. Diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak terkontrol bisa mengganggu fungsi ginjal, bahkan terjadi gagal ginjal (Harian Kompas, 27 Januari 2016)
MI-III KesehatanMI-III Kesehatan
Media Informasi Hermina 2016 7
Menurut dr. Candra Wibowo,
SpPD-KGH, Finasim, fungsi ginjal
adalah mengatur keseimbangan cairan,
elektrolit serta asam basa tubuh,
mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
yang larut air, mengatur tekanan darah,
menghasilkan hormon eritropoietin
(berfungsi menstimulasi sumsum tulang
menghasilkan sel darah merah), serta
mengaktifkan vitamin D.
Dokter yang praktik di RS Her-
mina Jatinegara ini menjelaskan bahwa
gangguan ginjal dibagi menjadi dua,
yaitu gangguan ginjal akut (GnGA),
dan penyakit ginjal menahun (PGM).
Gangguan ginjal akut terjadi karena
adanya penurunan fungsi ginjal secara
tiba-tiba hingga membutuhkan terapi
pengganti ginjal (TPG) berupa hemodi-
alisis. TPG dibutuhkan hanya sementara
saja. Setelah penyebabnya sudah
teratasi, fungsi ginjal pulih kembali, maka
TPG tidak dibutuhkan lagi. Beda halnya
dengan penyakit ginjal menahun yang
penurunan fungsinya bertahap dan
menahun, bersifat kronik dan semakin
memburuk hingga masuk tahap termi-
nal. Pada kondisi seperti ini, pasien PGM
akan menjalani hemodialisis secara
berkesinambungan.
Umumnya, penyebab penurunan
fungsi ginjal adalah diabetes mellitus dan
hipertensi. Penyebab lainnya: penyakit
ginjal obstruksi infeksi (batu saluran
kemih, kanker di sekitar pelvis/pang-
gul, kanker leher rahim, kanker pros-
tat, kanker buli-buli/kandung kencing,
kanker usus besar, kanker kelenjar
getah bening, perut, tindakan iatro-
genik pada operasi sekitar panggul),
penyakit polikista, infeksi berat/sepsis,
dehidrasi (karena muntah, diare, terik
matahari), trauma (karena bencana
alam, kecelakaan, tersengat listrik, petir),
karena sering mengonsumsi obat-obatan
(kimia, herbal, alternatif), penyakit ginjal
primer (glomerulonefritis).
“Umumnya, penyebab penurunan fungsi ginjal adalah diabetes mellitus dan hipertensi”
• Lulus FK Universitas Diponegoro-Semarang, 1992• Lulus Spesialis Penyakit Dalam Universitas Sam Ratulangi-
Manado, 2005• Lulus School of Budapest-Hongaria, 2006• Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam Dalam Universitas
Trisakti-Jakarta• Sp II Konsultan Ginjal Hipertensi FKUI-Jakarta• Praktik di RS Hermina Jatinegara-Jakarta
dr. Candra Wibowo, SpPD-KGH, Finasim
8 Media Informasi Hermina 2016
Gejala gangguan ginjal, seperti yang
disampaikan oleh dr. Candra, tidak ada
sama sekali gejala maupun tanda klinis
pada diri pasien yang mengalami penu-
runan fungsi ginjal tahap awal. Terhadap
fungsi ginjal pasien dengan PGM,
terdapat lima klasifikasi, masing-masing
PGM tingkat 1 – 3 jarang atau bahkan
tidak pernah menampakkan kelainan
klinis, pasien nampak sehat-sehat saja.
Pada tingkat 4 – 5, pasien mulai kelihatan
lemah, cepat capek, pucat, sesak
napas, bengkak kedua tungkai, mual
muntah, hilang selera makan, jumlah
urin berkurang, berbuih, kering dan gatal
pada kulit, napas bau urin, napas cepat,
gangguan irama jantung, tekanan darah
meningkat, hemoglobin rendah, ureum
dan kreatinin darah meningkat, gangguan
keseimbangan elektrolit tubuh dan asam
basa tubuh, gangguan kesadaran hingga
koma, gangguan kalsifikasi (pengapuran)
tulang, hingga patah tulang patologi.
Mengenai terapi pengganti ginjal,
hingga kini ada tiga modalitas yang
dapat digunakan, masing-masing He-
modialisis (HD), Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dan Trans-
plantasi Ginjal (Tx). Semua modalitas
ini saling melengkapi, tidak ada yang
superior. Hanya saja bergantung pada
individu pasien (seperti: usia, pekerjaan,
pendidikan, sosial ekonomi, penyebab
PGM, penyakit penyerta, asuransi
kesehatan, dukungan kebijaksanaan
pemerintah suatu Negara).
Hemodialisis (HD) adalah proses
memisahkan sampah metabolit tubuh
dari darah pasien melalui dialeser
(artificial kidney) dengan menggunakan
mesin HD. Dalam peningkatan kualitas
hidup pasien gagal ginjal, proses HD
membutuhkan waktu antara 10 hingga 15
jam setiap minggu. Sebaiknya dilakukan
3x4 jam setiap minggu atau setidaknya
2x5 jam setiap minggu, bergantung pada
kondisi medis pasien.
Seorang pasien yang menjalani HD
membutuhkan akses vaskuler berupa
Double Lumen Catheter (DLC) yang
biasanya dipasang pada pembuluh darah
leher kanan atau arteri-vena shunt yang
dikenal dengan Cimino Shunt pada
lengan kiri. Akses vaskuler DLC bersifat
sementara, paling lama empat minggu,
karena rentan infeksi dan tersumbat,
sehingga diharapkan pasien PGM
mempunyai Cimino Shunt sebelum
masuk tahap terminal PGM. Proses
HD bisa dilakukan di rumah sakit, klinik,
bahkan di rumah sendiri. Proses HD
membutuhkan perawat khusus HD yang
disupervisi oleh dokter HD.
Sebagian besar pasien PGM tahap
terminal dapat melakukan HD, namun
sebagian lagi tidak cocok dengan HD.
Selama HD, pasien dapat beristirahat,
olahraga, makan, menonton TV atau
melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan hobi. Pengelolaan pasien HD
yang baik dapat mempertahankan
kualitas hidup si pasien, sehingga pasien
dapat datang dan pulang dari tempat HD
secara mandiri, dapat bekerja seperti
sedia kala.
Modalitas HD biasanya digunakan
untuk pasien yang relatif masih muda (di
bawah usia 60 tahun karena pembuluh
darah masih baik), dukungan keluarga
yang minim karena seluruh proses HD
ditangani oleh tenaga medis, dekat
dengan tempat HD, tidak ada gangguan
pembekuan darah, tidak ada gangguan
fungsi jantung.
Sedangkan CAPD merupakan mo-
dalitas terapi pengganti ginjal dengan
cara menggunakan selaput rongga perut
sebagai membran dalam pertukaran
cairan dan elektrolit, serta sisa metabo-
lit tubuh. Pertama-tama, pasien dipas-
angkan kateter perut permanen untuk
memasukkan cairan dialisat sebanyak
dua liter ke rongga perut, diamkan selama
4 – 8 jam. Setelah itu, cairan dikeluarkan,
masukkan lagi cairan dialisat yang
baru. Hal ini dilakukan empat kali sehari.
Di dalam rongga perut terjadi petukaran
elektrolit, asam basa, dan sisa me-
tabolit tubuh, sehingga pada jam yang
telah ditentukan, cairan dikeluarkan
bersamaan dengan zat-zat yang harus
dikeluarkan.
CAPD sangat baik dalam
mempertahankan sisa fungsi ginjal
pasien. Modalitas terapi ini digunakan
• Lulus FK Universitas Padjadjaran-Bandung, 1995• Lulus Master Kesehatan Universitas Padjadjaran-Bandung,
1999• Lulus Spesialis Penyakit Dalam Universitas Padjadjaran-
Bandung, 2004• Lulus Sub Spesialis Hipertensi Ginjal Universitas Padjadja-
ran-Bandung, 2009• Lulus Doctor of Philosophy (Ph.D), Hemodialysis
Universitas Padjadjaran-Bandung, 2015• Praktik di RS Hermina Arcamanik-Bandung
Dr. dr. Rudi Supriyadi, M.Kes., SpPD-KGH, Finasim
Media Informasi Hermina 2016 9
untuk pasien yang pembuluh darah
lengannya tidak baik, contohnya pasien
di atas usia 65 tahun, pasien dengan
Diabetes Mellitus, mengalami gangguan
fungsi jantung, atau tempat tinggalnya
jauh dari pusat HD. Bisa juga digunakan
pada pasien yang tekanan darahnya
tidak stabil, dukungan keluarga cukup
baik, mengalami gangguan pembekuan
darah, serta pasien dengan mobili-
tas yang tinggi. CAPD dapat dilakukan
sendiri secara berkesinambungan
empat kali ganti cairan dalam sehari. dr.
Candra menyampaikan dalam proses
penggantian cairan ini, yang diperlukan
adalah kebersihan, bukannya tempat
yang steril. CAPD jauh lebih murah
dibandingkan dengan HD, bahkan tidak
membutuhkan obat-obatan yang banyak.
Sedangkan transplantasi ginjal
adalah pemindahan ginjal donor kepada
penerima donor (resipien), sehingga
pasien dapat hidup seperti semula
dengan ginjal baru, tanpa harus HD
maupun CAPD lagi. Transplantasi
sebenarnya terapi pengganti ginjal yang
rasional, karena pasien mendapat ginjal
baru, konsumsi obat berkurang (obat
yang dikonsumsi adalah anti-penolakan
ginjal donor), dapat beraktivitas kembali
seperti biasa. Transplantasi ginjal
dilakukan antar keluarga biologis (adik,
kakak, orangtua, paman, tante), atau
keluarga psikologis (suami, istri, teman
dekat) untuk menghindari perdagangan
argan/ginjal. Transplantasi ginjal dapat
dilakukan di Indonesia, prosesnya
membutuhkan 7 hari rawat inap untuk re-
sipien dan 3 hari untuk pendonor. Hingga
kini, Indonesia melarang perdagangan
organ seperti ginjal (Organ Trafficking).
Tentunya tak ada orang yang mau
mengalami gangguan ginjal, apalagi
gagal ginjal. Untuk menghindari agar
Anda tak mengalami gangguan atau-
pun gagal ginjal, maka lakukan hal-hal
berikut:
1. Berlakukan gaya hidup sehat,
makan makanan yang sehat sesuai
anjuran dokter.
2. Lakukan olahraga yang ringan
seperti jalan kaki, berenang, jog-
ging. Jangan memaksakan diri.
3. Mengobati penyakit penyerta
4. Kelola penyakit yang menjadi
penyebab timbulnya penyakit ginjal
menahun (Diabetes Mellitus, Hiper-
tensi, Batu Saluran Kemih)
5. Cukup minum air 2 liter setiap hari,
hindari kebiasaan mengonsumsi
makanan mengandung protein
6. Hindari mengonsumsi obat-obat
alternatif, herbal, dan yang tidak
terbukti keamanannya
7. General check up dan kontrol rutin
ke dokter.
Memang, mencegah lebih baik dari-
pada mengobati. Lakukan hal-hal di atas
sebelum Anda menyesal seumur hidup.
–Anton-
Gangguan Ginjal Kronik
Pakar ginjal hipertensi dari RS
Hermina Arcamanik Bandung, Dr. dr.
Rudi Supriyadi, M.Kes., SpPD-KGH, Fi-
nasim, mengatakan bahwa seseorang
yang mengalami gangguan ginjal kro-
nik, biasanya disertai dengan gangguan
perkembangan tulang, dan pada anak
menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Hal ini disebabkan salah satu fungsi ginjal
normal adalah mengatur fungsi vitamin
D dan Kalsium yang terkait langsung
pada pertumbuhan tulang. Kondisi
penumpukan racun (Uremik) juga akan
memengaruhi hormon pertumbuhan atau
Growth Hormone, sehingga akhirnya
menghambat pertumbuhan.
Kelainan ginjal yang dialami seorang
anak biasanya karena kelainan genetik,
yakni yang diturunkan dari orangtua atau
leluhurnya. Sedangkan contoh kelainan
ginjal yang tidak diturunkan adalah ginjal
polikistik. Adapun kelainan kongeni-
tal adalah kelainan yang didapatkan
sejak pembentukan di dalam kandungan
seperti: Atrofi Ginjal, Ginjal Tapal Kuda.
Kalau seorang anak mengalami
gagal ginjal pada stadium terminal, berarti
sudah memenuhi semua gejala dan tanda
gagal ginjal, yakni: Jumlah Urin Sedikit,
Bengkak-bengkak pada Sekujur Tubuh
(wajah, kaki, perut), karena cairan tidak
bisa dikeluarkan dari tubuh, Sesak Nafas,
Mual, Muntah, terjadi Penurunan Tingkat
Kesadaran akibat Penumpukan Racun
Ureum, terjadi Peningkatan atau Penu-
runan Tekanan Darah, Gangguan Irama
Jantung akibat Hiperkalemia, Anemia,
Gangguan Elektrolit seperti: Fosfor dan
Kalsium. Upaya yang dilakukan dokter
terhadap pasien anak gagal ginjal termi-
nal adalah cuci darah (Dialisis) dengan
mesin (Hemodialisis) atau peritoneal di-
alisis, dan bisa juga melalui Transplantasi
Ginjal (cangkok).
Menurut dr. Rudi, bila seorang
anak hanya memiliki satu ginjal yang
normal, maka dia dapat hidup normal.
Untuk menjaga agar satu ginjalnya tetap
normal, si anak harus rutin periksa ke
dokter, pengaturan makanan secara
baik sesuai sisa fungsi ginjal, yakinkan
bahwa makanan yang dikonsumsi tidak
mengandung zat kimia berbahaya
(contohnya: Formalin, Boraks, Zat
Pewarna Tekstil), terpenuhinya cairan
yang baik, tetap dalam pengawasan
dokter bila mengonsumsi obat, Hindari
herbal ataupun jamu yang tidak
jelas. Aktivitas fisik tidak berlebihan,
memberikan motivasi dan edukasi yang
baik kepada si anak, dan bila diperlukan
akan diberikan suplemen oleh dokter. –
Anton-
Kelainan ginjal yang dialami seorang anak biasanya karena kelainan genetik, yakni yang diturunkan dari orangtua atau leluhurnya. Sedangkan contoh kelainan ginjal yang tidak diturunkan adalah ginjal polikistik. Adapun kelainan kongenital adalah kelainan yang didapatkan sejak pembentukan di dalam kandungan seperti: Atrofi Ginjal, Ginjal Tapal Kuda.
10 Media Informasi Hermina 2016
Berawal Dari Cekukan
Setelah menjalani tes lab darah di
satu rumah sakit swasta di Bekasi tiga
tahun silam, hasilnya ternyata mengalami
gagal ginjal yang berarti juga harus
menjalani proses Hemodialisa/cuci darah
(HD) seumur hidup. Itulah yang dialami
oleh Bapak Jeffri Sirait, 43 tahun, pasien
cuci darah RS Hermina Jatinegara. Ayah
dari empat orang anak ini dengan mata
berbinar namun berusaha tetap senyum,
saat menjalani proses Hemodialisa di
RS Hermina Jatinegara bercerita bahwa
gejala awal yang dia alami adalah sering
cekukan tanpa henti selama tiga hari.
Sang istri menganjurkan agar segera
periksa ke dokter. Selanjutnya oleh
dokter dirujuk untuk periksa darah di satu
rumah sakit swasta yang ada di kota
Bekasi. Hasilnya menunjukkan bahwa
pria kelahiran Jakarta 23 Oktober 1972 ini
mengalami gagal ginjal dan harus segera
menjalani Hemodialisa. “Saya sempat
nggak terima hasil ini, karena saya
merasa dari kecil sampai besar, nggak
pernah sakit, dirawatpun nggak pernah,”
ungkap Pak Jeffri saat menjalani pros-
es HD di RS Hermina Jatinegara. Lalu
periksa ke rumah sakit lain yang ada di
Kelapa Gading dengan harapan hasilnya
negatif. Namun, ternyata hasilnya sama,
tetap harus menjalani HD. Dia berupaya
bertahan tidak melakukan HD, tetapi
cukup dengan cara alternatif selama tiga
bulan.
Pria yang bekerja pada satu
perusahaan ketenagakerjaan di Depok
ini akhirnya pasrah, melakukan HD di
rumah sakit swasta yang ada di Kelapa
Gading. Alasan memilih HD di sini, karena
kerabat dekat Pak Jeffri bermukim di
Kelapa Gading, mudah dijangkau. Hanya
bertahan sebulan, lalu pindah ke satu
rumah sakit kawasan Mampang, Jakarta
Selatan, Lebih dari dua tahun lamanya
menjalani HD di rumah sakit ini.
Setelah mengetahui bahwa RS
Hermina Jatinegara memiliki alat HD
dan menerima pelayanan BPJS, maka
sejak tiga bulan terakhir, Pak Jeffri yang
ditemani oleh sang istri, rutin melakukan
HD dua kali seminggu di rumah sakit
yang berlokasi di Jatinegara Barat ini.
“Saya memilih Hermina, selain menerima
layanan BPJS yang selama ini saya
pakai, juga dekat dengan tempat tinggal
saya di Polonia,”ujar pria yang berat
badannya 90 kg sebelum sakit, kini be-
ratnya 60 kg. RS Hermina Jatinegara
sudah tidak asing lagi buat keluarga Pak
Jeffri, sebab seluruh keluarganya kalau
membutuhkan pelayanan kesehatan,
pasti ke Hermina Jatinegara. Selain
RS Hermina Jatinegara, RS
anggota Hermina Hospital Group yang
menyediakan alat HD adalah RS Hermi-
na Bekasi, RS Hermina Daan Mogot, RS
Hermina Tangerang, RS Hermina Arca-
manik Bandung, dan RS Hermina Yogya.
Bapak Jeffri Sirait
Media Informasi Hermina 2016 11
• Lulus FK Universitas Indonesia-Jakarta, 1979• Lulus Spesialis Anak Konsultan Universitas Indonesia-
Jakarta, 1989• Lulus Magister Management di Melbourne-Australia, 1997• Lulus Doktor Universitas Indonesia, 2007• Praktik di RS Hermina Jatinegara-Jakarta
Dr. dr. Partini P. Trihono, SpA (K), MM (Paed)
Penyakit Ginjal Pada AnakPenyakit ginjal pada anak makin
sering ditemukan seiring dengan
kemajuan dalam ilmu kedokteran.
Dengan berkembangnya teknik Ultra-
sonografi (USG) yang dapat mendeteksi
kelainan bawaan pada saluran kemih
seorang janin yang masih di dalam rahim
ibunya, merupakan salah satu contoh
pengaruh kemajuan ilmu kedokteran
dalam mendeteksi dini kelainan ginjal
pada anak. Batasan anak adalah sejak
dilahirkan sampai usia 18 tahun. Penyakit
ginjal pada anak, bila tidak diobati
dengan benar, akan berlanjut sampai
usia dewasa. Penyebab penyakit ginjal
anak yang terbanyak antara lain adalah
infeksi saluran kemih, kelainan bawaan
pada saluran kemih, kebocoran protein
dari ginjal yang dikenal sebagai Sindrom
Nefrotik.
Gejala dan tanda penyakit ginjal
pada anak seringkali tidak khas,
sehingga diperlukan kewaspadaan
yang tinggi akan penyakit ini, agar
penyakit ginjal pada anak dapat didiag-
nosis segera, sebelum penyakit tersebut
menjadi makin parah, dan dapat diobati
lebih dini untuk mencegah kerusakan
yang lebih lanjut, yang dikenal sebagai
gagal ginjal. Keadaan-keadaan berikut
ini bila ditemukan pada seorang anak,
perlu dipikirkan mungkin anak tersebut
menderita penyakit ginjal dan saluran
kemih, misalnya: berat badan yang tidak
naik, sulit makan, perawakan pendek,
lemas dan pucat, sering demam, bayi
yang kuning, perubahan warna urin,
bengkak, kejang, anak besar yang
masih mengompol, gangguan berke-
mih, nyeri perut, sakit kepala, dan lain
sebagainya. Bila ditemukan tanda atau
gejala tersebut, segera minta pertolongan
dokter, agar pengobatan dapat segera
diberikan dan dapat mencegah terjadinya
gagal ginjal. Dokter akan memeriksa
tekanan darah, memeriksa urin dan
darah ke laboratorium, serta melakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal
dan saluran kemih, untuk memastikan
jenis penyakit ginjal yang diderita anak
tersebut, sebelum memulai pengobatan.
Pengobatan penyakit ginjal meliputi
pemberian obat-obatan (Medikamen-
tosa), terapi nutrisi (diet), dan pada
penyakit ginjal yang melanjut sehingga
fungsi ginjalnya sudah sangat menurun,
mungkin diperlukan terapi pengganti
ginjal seperti Hemodialisa/Cuci darah.
Mencegah penyakit ginjal
merupakan hal yang penting. Beberapa
faktor yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit ginjal anak, antara
lain memberikan air susu ibu (ASI),
kebiasaan berkemih secara teratur atau
tidak menahan kencing, minum banyak
dan makan sayur serta buah buahan agar
buang air besar teratur. Pada anak besar
dan remaja, kebiasaan mengonsumsi
makanan fast food ditambah lagi dengan
kurang aktivitas fisik karena lebih banyak
menghabiskan waktu bermain gadget
atau menonton TV, akan menyebabkan
kegemukan (Obesitas) pada anak
dan remaja. Akibatnya, anak yang
kegemukan akan mudah mengalami
tekanan darah tinggi dan kelainan me-
tabolisme (misalnya gula darah tinggi,
kolesterol darah yang meningkat) yang
dapat memicu penyakit ginjal.
Untuk dapat mengenal secara
dini penyakit ginjal anak, maka setiap
anak perlu memeriksa pertumbuhan
(mengukur berat badan dan tinggi badan)
secara regular. Anak berusia 3 tahun atau
lebih sebaiknya mengukur tekanan darah
secara berkala, setidaknya setahun
sekali, waspada akan gejala dan tanda
penyakit ginjal seperti yang disebutkan
di atas. Anak usia sekolah sebaiknya
memeriksa urin ke laboratorium, mini-
mal setahun sekali. –Dr. dr. Partini P.
Trihono, SpA (K), MM (Paed)/RS Her-
mina Jatinegara-
12 Media Informasi Hermina 2016
Menelusuri kehidupan kesehatan
keluarga Bapak Hasanudin (57 tahun)
maupun Ibu Suparti (46 tahun), mulai dari
kakek nenek hingga dirinya, tak satupun
yang mengalami penyakit gangguan ginjal.
“Ayah saya kena darah tinggi” jelas pria
pedagang batu akik ini saat mendampingi
putra ketiganya, Aji Bagaskara, yang
sedang menjalani proses cuci darah
di RS Hermina Jatinegara. Begitu pula
dengan kebiasaan makan sehari-harin-
ya, Aji tidak pernah jajan sembarangan,
apalagi meminuman Energy Drink.
“Saya memang tidak doyan minum
minuman berkaleng, lebih senang minum
air putih. Kalau makan nasi, pasti makan
sayur yang dibuat ibu saya di rumah” jelas
Aji tentang pola hidup makannya setiap
hari.
Pak Hasanudin menceritakan bahwa
awal mula Aji mengalami gangguan ginjal
saat usia 9 tahun, yakni susah buang
air kecil. Kemudian dioperasi di RS
Persahabatan, Jakarta Timur, selanjutnya
buang air kecil lancar. Gangguan tersebut
mulai dirasakan lagi oleh anak kelahiran
Jakarta 12 Juli 1998 ini sejak tiga bulan
lalu, mengalami muntah setiap kali makan,
disertai rasa lemas, sesak napas, dan
sedikit buang air kecil, itupun hanya empat
kali sehari. Setelah melalui pemeriksaan
dokter dan hasil lab menunjukkan kedua
ginjal remaja ini tidak berfungsi se-
bagaimana mestinya, lalu harus menjalani
cuci darah tiga kali seminggu.
Ditemani oleh sang ayah, selama dua
setengah bulan Aji menjalani cuci darah di
RS Hermina Bekasi. Mengetahui bahwa
RS Hermina Jatinegara juga menyediakan
fasilitas HD, maka diputuskan untuk pindah
ke RS Hermina Jatinegara dengan alasan
dekat dari tempat tinggalnya di Cipinang
Jaya Jakarta Timur. “Saya sangat terbantu
sekali dengan pelayanan Rumah Sakit Jati-
negara yang menerima BPJS. Saya tetap
berdoa agar Aji bisa sembuh dan kembali
bersekolah, karena dia memang masih
semangat untuk melanjutkan pendidikan-
nya di SMK yang kebetulan dekat dengan
rumah”, tutur ayah dari lima orang anak
ini. Oleh gurunya di sekolah, Aji mendapat
dispensasi untuk tidak mengikuti pelajaran
bersama teman-temannya yang sangat
menyayangi Aji. Semoga cepat sembuh
Aji. –Anton-
Pasien Anak yang Mengalami Gangguan Ginjal
“Saya sangat terbantu sekali dengan pelayanan Rumah Sakit Hermina Jatinegara yang menerima BPJS”
Aji Bagaskara
Media Informasi Hermina 2016 13
Pada prinsipnya, jenis dan bentuk
asupan gizi pasien gagal ginjal anak
dengan pasien gagal ginjal dewasa
adalah sama. “Hanya kebutuhan kalori
yang berbeda”, kata dr. Maria Ignasia
Tjahyadi, M.Kes, dari klinik gizi RS Her-
mina Podomoro.
Prinsip diet untuk pasien gagal ginjal
kronik:
1. Diet lunak atau biasa
2. Konsumsi sumber karbohidrat: se-
lai, gula pasir, permen, dan sirup
3. Konsumsi cukup energi, namun
rendah protein
4. Konsumsi sumber protein,
diutamakan protein hewani (daging
sapi, susu, ikan). Takarannya tentu
disesuaikan dengan kegagalan
fungsi ginjal pasien
5. Konsumsi makanan sumber lemak
tidak jenuh, dengan kebutuhan
sekitar 25% dari total energi yang
diperlukan setiap hari
6. Kebutuhan air pasien gagal ginjal
sebaiknya sesuai dengan jumlah
urine selama satu hari sekitar
500 mililiter yang didapatkan dari
minuman dan makanan.
7. Konsumsi makanan yang
mengandung kalium dan natrium,
dengan jumlah sesuai keadaan
pasien
8. Kebutuhan kalori pasien gagal ginjal
sekitar 35kkal/kg berat badan/hari
9. Kurangi konsumsi garam dapur,
apabila pasien juga mengalami
hipertensi bengkak
10.Konsumsi agar-agar, karena agar-
agar mengandung sumber energi
dan serat yang larut.
Mengenai makanan yang harus
dikurangi konsumsinya, dr. Maria me-
nyebutkan sebaiknya kurangi makanan
berkabohidrat (nasi, kentang, jagung,
pasta, hevermout, ubi-ubian), kurangi
konsumsi protein hewani (daging
kambing, daging ayam, hati, ikan, udang,
telur, keju), kurangi konsumsi sayuran
dan buah-buahan yang tinggi kalium
(alpukat, apel, jeruk, pisang, buah dan
daun papaya, seledri, kembang kol,
peterseli dan buncis), juga mengurangi
konsumsi makanan yang telah diawetkan
(ikan asin, cornet, abon, buah dan sayur
dalam kaleng, keju dan susu) karena
diketahui dapat memperparah penyakit
ginjal.
Demi meningkatkan kualitas
hidupnya, kebutuhan gizi pasien gagal
ginjal setiap hari harus tetap terpenuhi.
Hanya saja, pasien sering merasa bosan
dengan menu makanan yang hanya satu
dua saja setiap hari, tanpa variasi. Untuk
itulah dibuat menu makanan yang varia-
tif dari berbagai bahan makanan dengan
berpedoman pada ketentuan jumlah
protein dan kalori yang dipekenankan.
Jumlah protein yang dapat disertakan
dalam diet tergantung pada tingkat
kerusakan ginjal atau hati, dan jumlah
protein yang diperlukan seseorang untuk
menjaga kesehatan dengan baik. Tingkat
protein yang disarankan dapat diterima
dalam diet rendah protein adalah sekitar
0,6 gram/kilogram dari berat badan per
hari atau sekitar 40 gram per hari.
Kalau pasien bosan makan nasi,
bisa diganti kentang atau umbian.
Berikut porsi diet 40 gram protein yang
dikonsumsi pasien gagal ginjal sehari:
Beras 150 gram
Telur ayam 50 gram
Daging 75 gram
Sayuran 150 gram
Pepaya 200 gram
Minyak 40 gram
Gula pasir 100 gram
Susu bubuk 20 gram
Kue-kue rendah protein 150 gram
Madu 30 gram
Agar-agar 1 porsi
Contoh menu: Juice Buah
Pasien bisa memilih jenis buah
yang disukai untuk dijadikan juice. Boleh
menggunakan semangka ataukah kiwi.
Kalau yang diinginkan adalah juice se-
mangka, maka ambil 60 gram buah
semangka, keluarkan kulitnya, lalu
dipotong-potong, masukkan ke dalam
tabung blender, campur 100 ml air jeruk
manis, 1 sendok makan air jeruk nipis, 1
potong es batu, haluskan hingga lembut.
Terakhir, tuang ke dalam gelas untuk
segera dihidangkan. Begitu juga kalau
yang diinginkan pasien adalah juice
kiwi. Ambil buah kiwi 60 gram, dikupas,
lalu potong-potong, masukkan ke tabung
blender, campur dengan 100 ml air jeruk
manis, 1 sendok makan air jeruk ni-
pis, 1 potong es batu, haluskan hingga
lembut, dan tuang dalam gelas untuk
dikonsumsi pasien gagal ginjal. Yang
perlu diperhatikan adalah dalam 1 porsi
mengandung nutrisi: protein 0,8 gram,
lemak 0,6 gram, karbohidrat 11,2 gram,
dengan total energi 98 kkal. –Anton-
• Lulus FK Universitas Atmajaya-Jakarta, 1995
• Lulus Master Kesehatan jurusan Gizi Klinik Universitas Hasanuddin-Makassar, 2003
• Praktik di RS Hermina Podomoro-Jakarta
dr. Maria I. Tjahyadi, M.Kes
Asupan Gizi Buat Penderita Gagal Ginjal
14 Media Informasi Hermina 2016
MI-III Kesehatan
Banyak orang berpendapat
bahwa Intelligence Quotient (IQ) merupakan faktor utama
yang memengaruhi keberhasilan dalam
kehidupan seorang anak di kemudian
hari. Namun, ternyata setiap anak
memiliki sejumlah kecerdasan dalam
hidupnya yang perlu dikembangkan sejak
usia dini.
Prof. Dr.Howard Gardner dari Harvard
School of Education and Harvard Project
Zero yang pertama kali memperkenalkan
teori Multiple Intelligences (kecerdasan
majemuk) pada tahun 1983. Karyanya
yang berjudul frames of mind mengatakan
kecerdasan adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu masalah atau
menciptakan produk yang berharga
atau bernilai dalam satu atau lebih latar
belakang budaya. Dari hasil penelitian
sang profesor ini memberikan gamba-
ran bahwa individu yang cerdas dapat
mencapai keberhasilan, tidak hanya
mengandalkan IQ yang tinggi, tetapi juga
produktivitas. Seorang anak harus dinilai
berdasarkan apa yang dapat mereka
kerjakan, bukannya apa yang tidak dapat
mereka kerjakan. Setiap anak memiliki
kecerdasan majemuk. Oleh karena itu,
bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh
atau pintar. Anak bisa menonjol dalam
salah satu atau berbagai kecerdasan dari
kecerdasan majemuk tersebut.
Kini dikenal sembilan kecerdasan
majemuk, yaitu kecerdasan linguistik
(linguistic intelligence), kecerdasan
matematis-logis (logical-mathematical intelligence), kecerdasan ruang (spa-tial intelligence), kecerdasan kinestetik-
badani (bodily-kinesthetic intelligence),
kecerdasan musikal (musical intelligence) , kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal
(intrapersonal intelligence), kecerdasan
lingkungan /naturalis (naturalist intel-ligence), dan kecerdasan eksistensial
(existential intelligence).
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan
yang berkaitan dengan penguasaan
kosakata dan komunikasi (lisan maupun
tulis), yaitu menggambarkan kemampuan
seseorang dalam memakai bahasa
secara jelas melalui membaca, menulis,
mendengar, dan berbicara. Untuk
mengembangkan kecerdasan ini, anak-
anak dapat dilatih dengan cara antara lain:
main tebak kata, memperkaya kosakata,
membuat pantun dan puisi sederhana,
ataupun menceritakan kembali isi cerita.
Mereka yang memiliki kecerdasan
linguistik yang tinggi, umumnya memiliki
profesi sebagai editor, penerjemah,
jurnalis, pengacara, sekretaris, guru,
pembawa acara.
Kecerdasan matematis-logis adalah
kecerdasan yang berkaitan erat dengan
berpikir deduktif-induktif (hubungan sebab
akibat), numerasi, dan pola-pola berpikir
abstrak. Kecerdasan ini dapat dilatih
dengan cara bermain maze atau bermain
balok. Anak yang memiliki kecerdasan
matematis-logis ini, umumnya kelak akan
menjadi auditor, akuntan, ilmuwan, ahli
statistik, analisis/programer komputer,
ahli ekonomi, dan teknisi.
Kecerdasan ruang adalah kecerdasan
yang berkenaan dengan gambar-gambar,
yaitu kecerdasan yang menggunakan
Kecerdasan Majemuk pada Anak
Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menciptakan produk berharga / bernilai, dalam satu atau lebih latarbelakang budaya.
- Prof. Dr. Howard Gardner-
sum
ber f
oto
: ww
w.s
lides
hare
.net
Media Informasi Hermina 2016 15
indra penglihatan dan nalar untuk mem-
visualisasikan objek. Anak yang memiliki
kecerdasan ini, umumnya senang
mencoret-coret, menggambar, melukis,
membuat patung, memiliki banyak
khayalan, imajinasi dan kreatif, menyukai
poster, gambar, film dan presentasi visu-
al lainnya, pandai bermain puzzle, maze,
belajar dengan mengamati, melihat,
mengenali wajah, objek, bentuk, warna,
dan menggunakan bantuan gambar
untuk membantu proses mengingat.
Profesi yang terkait dengan kecerdasan
ini adalah insinyur, surveyor, arsitek,
seniman grafis, desainer interior, foto-
grafer, pilot, pematung.
Kecerdasan kinestetik-badani adalah
kecerdasan yang berkaitan dengan
gerakan fisik. Pengembangan
kecerdasan ini dapat ditingkatkan
dengan cara menari, senam, menirukan
gerakan, pantomim. Umumnya, anak
tersebut memiliki kontrol yang baik
dalam keseimbangan, ketangkasan, dan
keanggunan dalam bergerak, permainan
outdoor, olahraga, dan mungkin dapat
menjadi ahli bedah, penari, aktor, model,
ahli mekanik, pengrajin, penjahit, penata
tari, atlet profesional yang unggul.
Kecerdasan musikal adalah kecerdasan
yang yang berkaitan dengan nada,
irama, pola nada, dan warna nada.
Pengembangan kecerdasan musikal
anak dapat dilatih dengan cara menyanyi,
mencipta lagu, ataupun memainkan alat
musik. Anak akan mudah mengingat
lirik lagu. Profesi yang terkait dengan
kecerdasan ini adalah Disc Jockey (DJ),
musisi, pembuat instrumen, dirigen
orkestra, penyanyi, dan guru musik.
Kecerdasan interpersonal adalah
kecerdasan yang terkait dengan
kemampuan dalam berhubungan dengan
orang lain. Kecerdasan ini dapat dilatih
dengan cara melakukan kegiatan out-bound, makan bersama, ataukah kerja
bakti. Anak yang baik dalam kecerdasan
ini dapat menyalurkan pikiran dan
perasaan, mampu bekerja mandiri dan
mengembangkan konsep diri dengan
baik. Profesi yang terkait adalah media-
tor, kepala sekolah, sosiolog, antropolog,
psikolog,Chief Executive Officer (CEO).
Kecerdasan intrapersonal adalah
kecerdasan yang berkenaan dengan
pengetahuan-diri, yaitu kemampuan
untuk memahami diri sendiri,
kemampuan untuk bertanggung
jawab atas konsep diri, sikap perilaku,
perasaan, dan tindakan yang dilakukan.
Pengembangan kecerdasan ini adalah
dengan cara melatih kesabaran anak,
meningkatkan kebiasaan meminta maaf,
memberikan penghargaan terhadap hasil
karya teman. Umumnya, anak memiliki
interaksi yang baik dengan orang lain,
pandai menjalin hubungan sosial,
memiliki kemampuan untuk memahami
orang lain dan berkomunikasi dengan
efektif, baik secara verbal maupun
non-verbal, mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan kelompok yang
berbeda, mampu menerima umpan balik
yang disampaikan orang lain, dan mampu
bekerja sama dengan orang lain, mampu
berempati dan mau mengerti orang lain.
Profesi yang terkait dengan kecerdasan
ini adalah pemuka agama, psikolog, kon-
selor.
Kecerdasan lingkungan / naturalis
adalah kecerdasan yang terkait dengan
kemahiran dalam mengenali flora dan
fauna. Kecerdasan ini dapat dilatih
dengan cara mengajarkan berkebun,
mengamati pertumbuhan tanaman,
beternak, melakukan aktivitas outdoor. Profesi terkait kecerdasan ini adalah
dokter hewan, ahli botani, ahli biologi.
Kecerdasan eksistensial adalah
kecerdasan yang berkenaan dengan
kemampuan menempatkan diri dalam
jangkauan wilayah yang terjauh, yang tak
terbatas dan menempatkan diri sendiri
dalam ciri manusiawi yang paling eksis-
tensial., dapat ditingkatkan dengan cara
orangtua yang bercerita mengenai tujuan
manusia hidup, apa saja yang harus
dilakukan, keberadaan Tuhan, serta
upaya agar menjadi lebih baik
Kecerdasan majemuk ini memiliki
implikasi besar dalam proses
perkembangan seorang anak, karena
berbeda dari sistem pendidikan kita
dahulu yang menempatkan lebih
penting kecerdasan verbal-linguistik
dan logis-matematis. Saat ini, dengan
mengetahui masing-masing kecerdasan
pada anak, perkembangan anak dapat
dimaksimalkan sesuai dengan po-
tensinya. Namun, orangtua maupun
lingkungan hendaknya memandang
bahwa tiap kecerdasan tersebut sama
pentingnya dalam kehidupan.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa seorang anak
memiliki kecerdasan majemuk, dapat
menonjol pada satu atau beberapa
kecerdasan majemuk tersebut. Penting
bagi orangtua, keluarga, sekolah, dan
lingkungan sekitarnya untuk dapat
mengenali, serta mengembangkan tiap-
tiap kecerdasan majemuk tersebut.
-Sumber: 1. Kadek Suarca, dkk. Kecerdasan
Majemuk pada Anak. Sari Pediatri, Vol 7,
No.2, September 2005 : 85-92. 2. Emmy
Budiartati. Pembelajaran Melalui Bermain
Berbasis Kecerdasan Jamak pada Anak Usia
Dini. Lembar Ilmu Kependidikan Jilid 36, No. 2,
Desember 2007-
dr. Hilda MelissaTim Dokter RS Hermina Jatinegara
16 Media Informasi Hermina 2016
Kanker leher rahim (serviks) merupakan penyakit kanker kedua terbanyak di dunia. Lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher rahim setiap tahunnya. Dari seluruh wanita dengan kanker leher rahim yang datang ke rumah sakit, 70% kasus yang datang merupakan stadium lanjut. Hal ini menyebabkan kanker leher rahim menjadi pembunuh wanita nomor dua terbanyak di dunia setelah kanker payudara yaitu sedikitnya 231.000 wanita dari seluruh dunia. Bagaimana mendeteksi sedini mungkin adanya kanker leher rahim menjadi hal yang penting, karena gejala klinis kanker ini baru akan muncul pada stadium lanjut.
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang cepat, tidak normal, dan dapat merusak sel lainnya, karena sel kanker membutuhkan nutrisi dan oksigen yang lebih banyak dan dapat mengganggu metabolisme sel normal. Leher rahim, atau bagian terbawah rahim yang berbatasan langsung
dengan vagina, merupakan tempat yang rentan mengalami kerusakan, karena mudahnya bagian ini mengalami infeksi saat berhubungan. Kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak yang terjadinya dipicu oleh infeksi virus, yaitu Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi ini mengawali kerusakan sel yang pada tahap awal mungkin masih dapat diperbaiki oleh mekanisme sel itu sendiri dan kembali normal. Sel yang tidak mampu ‘menyembuhkan’ diri sendiri dengan cara ini dapat mengalami kematian sel yang disebut apoptosis. Namun pada tingkat yang lebih lanjut, sel yang gagal menyelamatkan diri dari serangan vi-rus akan mengalami mutasi dengan menempelnya virus pada inti sel, sehingga sel leher rahim yang terinfeksi tersebut akan selalu membawa bagian virus dalam setiap pembelahannya.
Faktor risiko terjadinya kanker leher rahim berkaitan erat dengan kehidupan reproduksi seorang
Oleh: dr. Hesti Nurmala RizqiRS Hermina Bekasi
MI-III Kesehatan
Kenali dan Cegah Kanker Leher Rahim
“Pada awalnya kanker leher rahim tidak menun-jukan gejala. gejala baru muncul saat kerusakan sel sudah berkembang dan mencapai stadium lanjut.”
sum
ber f
oto
: ww
w.b
eran
iseh
at.co
m
Media Informasi Hermina 2016 17
wanita antara lain, menikah muda, kehamilan yang sering, dan berganti-ganti pasangan. Selain itu, merokok, penggunaan pil KB jangka panjang, dan faktor keturunan juga mempunyai peranan dalam terjadinya kanker leher rahim. Pada awalnya kanker leher rahim tidak menunjukkan gejala. Gejala baru muncul saat kerusakan sel sudah berkembang dan mencapai stadium lanjut. Gejalanya antara lain perdarahan di luar siklus haid, terutama setelah berhubungan, keputihan bercampur darah dan berbau, nyeri panggul, dan susah buang air kecil.
Pencegahan kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara:
1. Jalani pola hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi.
2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan.
3. Jangan menggunakan air kotor saat membersihkan bagian geni-tal.
4. Hentikan kebiasaan merokok. 5. Jangan berhubungan intim saat
usia dini. 6. Selalu setia kepada pasangan
anda, jangan berganti-ganti, apalagi diikuti dengan hubungan
intim. 7. Lakukan pemeriksaan deteksi
dini minimal 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim.
8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV.
9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kan-dungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin C dan E.
Pemeriksaan paling baik untuk mendeteksi kanker leher rahim sejak dini adalah dengan papsmear. Papsmear merupakan pemeriksaan sel-sel leher rahim di bawah mikroskop yang sebelumnya mengambil sam-pel pada permukaan leher rahim. Pemeriksaan ini sangat sederhana, tidak sakit, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Harganya juga relatif murah. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin pada semua wanita yang telah menikah, atau sudah melakukan hubungan seksual, tidak peduli berapa usia wanita, sampai usia 65 tahun. Tes papsmear dilakukan secara rutin setahun sekali, dapat dilakukan di pusat pelayanan
kesehatan yang dilengkapi fasilitas untuk papsmear.
Kanker leher rahim ini merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah dengan vaksin. Vaksinasi dapat meningkatkan produksi antibodi terhadap virus HPV di dalam tubuh. Tingginya kadar antibodi dalam darah berhubungan dengan peningkatan kadar antibodi di daerah yang terinfeksi. Nantinya, antibodi akan menetralisir protein vi-rus, mencegah virus masuk ke dalam sel, dan pada akhirnya mencegah terjadinya kanker. Pada wanita yang belum menikah, vaksin dapat dilakukan kapan saja. Sedangkan pada wanita yang sudah menikah, sebelum disuntikkan vaksin, terlebih dahulu lakukan pemeriksaan papsmear untuk memastikan wanita tersebut tidak mengalami kanker. Semakin muda usia wanita saat di-vaksin, semakin tinggi pula respons pembentukan antibodi terhadap vi-rus HPV tersebut. -dr. Hesti Nurmala Rizqi/RS Hermina Bekasi-
sumber foto : www.kankerservik.com
18 Media Informasi Hermina 2016
MI-III Profile Cover
Media Informasi Hermina 2016 19
Memberikan Pelayanan Secara Optimal Kepada PasienJumlah penderita gagal ginjal di Indonesia yang menjalani cuci darah, setiap tahun meningkat. Peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%. Pusat data dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PD PERSI) menyatakan, jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk. Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007. (Roderick, 2008).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, RS anggota Hermina Hospital Group mengembangkan pelayanan he-modialisa. Hingga kini, 6 rumah sakit dari 22 RS anggota HHG yang menyediakan alat cuci darah, yakni RS Hermina Jatinegara, RS Hermina Bekasi, RS Hermina Daan Mogot, RS Hermina Tangerang, RS Hermina Ar-camanik Bandung, dan RS Hermina Yogya. RS Hermina Tangerang saat ini memiliki 22 alat HD. Saat di bawah kepemimpinan dr. Suryanti Gunadi, MARS, rumah sakit ini dikenal sebagai rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan HD di wilayah Tangerang. Kebijakan beliau dalam pelayanan pasien gagal ginjal secara maksimal, dilanjutkan oleh penerusnya, dr. Suharyoto, MM. Berikut wawancara Media Informasi Hermina Hospital Group (MI HHG) dengan dr. Suryanti Gunadi, MARS, tentang niat mulianya mengembangkan alat HD di RS Her-mina Tangerang.
Tanya : Apa yang melatarbelakangi atau yang mendorong Anda untuk menyediakan pelayanan HD di RS
Hermina Tangerang? Jawab : Pada waktu itu, seingat
saya sekitar tahun 2009 – 2010, rata-rata ada 5-6 pasien yang memerlukan tindakan HD, baik pasien yang datang ke IGD maupun pasien yang sedang dirawat, sehingga terpaksa harus diru-juk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas pelayanan HD. Di samping itu, Banten merupakan daerah dengan jumlah penderita gagal ginjal yang cukup tinggi, kurang lebih 2260 pasien dan 30%-nya usia produktif. Tanya : Sebagian orang mengatakan bahwa penyediaan alat HD di rumah sakit sama artinya dengan kerja sosial, alias tidak ada untungnya. Bagaimana tanggapan Anda? Jawab : Kita menyediakan alat HD agar rumah sakit memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien, sehingga kualitas hidup penderita CKD meningkat, bukan semata karena mencari untung.
Tanya : Tahun berapa pertama kali rumah sakit yang Anda pimpin menerima pelayanan HD?
20 Media Informasi Hermina 2016
Jawab : 30 November 2010Tanya : Berapa kapasitas
pelayanan HD saat itu?Jawab : 4 mesin HD.Tanya : Dapatkah Anda
menceritakan mengenai pelayanan HD di RS Hermina Tangerang terkait fasilitas, SDM, dan proses pelayanan di unit HD rumah sakit kepada pembaca MI?
Jawab : Saat ini RS Hemina Tangerang sudah memiliki 22 mesin HD dengan kualitas mesin yang paling baik. Pelayanan HD di bawah tanggung jawab dan pengawasan mutu dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi (dr. Ria Bandiara, SpPD-KGH). Untuk pengawasan harian dan supervisi dilakukan oleh satu dokter spesialis penyakit dalam terlatih dan dibantu oleh duaokter umum yang bersertifi-kat HD. Keperawatan dipimpin oleh kepala perawatan dan empat perawat yang telah bersertifikat HD. Total jumlah perawat di unit HD RS Hermi-na Tangerang saat ini adalah 16 orang. Unit HD di RS Hermina Tangerang melayani pasien rawat jalan dan rawat inap, dimana 98% pasien rawat jalan merupakan pasien JKN/BPJS.
Untuk alur pasien melalui rawat jalan yang pertama kali dilakukan adalah skrining melalui pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis dan pemerik-saan laboratorium (HIV, anti HCV, HBsAg, ureum dan kreatinin, serta darah lengkap). Setelah dilakukan skrining, apabila pasien belum memiliki akses dialysis, maka dilakukan tindakan pemasangan ak-ses berupa Catheher Double Lumen (CDL) yang bersifat sementara (kurang lebih tiga bulan sampai dengan satu tahun). Sedangkan akses yang bersifat permanen dilakukan tindakan pem-buatan Cimino. Sesudah itu, pasien dapat melakukan HD terjadwal sesuai dengan instruksi dokter.
Tanya : Apa tantangan atau kendala yang dihadapi RS Hermina Tangerang saat pertama kali menerima pelayanan HD untuk masyarakat umum?
Jawab : Kendalanya adalah kemampuan pasien untuk membayar pelayanan HD yang sifatnya kon-tinyu (seminggu 2-3 kali), karena pada saat itu belum ada jaminan dari pemerintah berupa Jamkesda atau BPJS.
Tanya : Apa harapan Anda ke
“Hingga kini 6 dari 22 Rumah Sakir
anggota Hermina Hospital Group telah
menyediakan layanan Hemodialisa”
dr. Suryanti Gunadi, MARS (2 dari kanan) dan Manajemen RS Hermina Tangerang.
Media Informasi Hermina 2016 21
depan mengenai pelayanan HD di RS anggota HHG, khususnya di RS Her-mina Tangerang?
Jawab : Harapan umum, agar pelayanan HD di seluruh RS anggota HHG memiliki pelayanan yang bermutu dan memberikan harapan hidup, serta kualitas hidup yang lebih baik bagi semua pasien HD. Harapan khususnya, untuk RS Hermina Tangerang menjadi pusat pendidikan HD bersertifikat, dan sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Tangerang-Banten yang memiliki 50 mesin HD
Foto bersama Direksi HHG dalam acara Raker 2014 di Jakarta(Kiri-Kanan : dr. Syafruddin Nasution, dr. Binsar Simorangkir, Sp.OG, dr. Suryanti Gunadi, MARS, dr. Hasmoro, Sp.An., drg. Susi Setiawaty, MARS, Yulisar Khiat, SE, MARS)
“Rumah Sakit anggota Hermina Hospital Group menyediakan pelayanan Hemodialisa bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan ginjal”
22 Media Informasi Hermina 2016
A. Pelayanan Konsultasi Dokter Spesialis & Sub Spesialis 1. Konsultasi Kebidanan & Penyakit Kandungan :
Fetomaternal
Fertilitas
Endokrinologi & Menopause *
Onkologi *
Uroginekologi *
Poliklinik Rawat Jalan
Fasillitas dan Pelayanan
2. Konsultasi Kesehatan Anak : Perinatologi
Gastroenterologi
Nutrisi Pediatrik & Metabolik
Pencitraan Anak
Penyakit Tropis dan Infeksi *
Pediatrik Sosial *
Endokrinologi *
Pulmonologi *
Hematologi *
Hepatologi *
Neurologi *
Jantung *
Imunologi Alergi *
Media Informasi Hermina 2016 23
3. Konsultasi Penyakit Dalam : Gastroenterologi *
Penyakit Tropis dan Infeksi *
Endokrinologi *
Hematologi *
Hepatologi *
Geriatri *
Reumatologi *
Imunologi / Alergi
4. Konsultasi Bedah :
- Bedah Umum, Bedah Digestif dan Bedah Anak
- Bedah Plastik, Bedah Orthopedhi, Bedah Urologi dan
Bedah Onkologi *
5. Spesialis lain :• Anestesi, Mata, THT, Kulit & Kelamin, Rehabilitasi Medik dan Gigi Spesialistik
• Syaraf, Jantung, Paru, Gizi, Psikiatri, Andrologi dan Psikologi *
Catatan :
* = Tersedia di Rumah Sakit Anggota HHG tertentu dan dapat dilayani melalui konsul rujuk
oleh Rumah Sakit lain
24 Media Informasi Hermina 2016
B. Pelayanan Unggulan 1. Fetomaternal2. Perinatologi3. Gigi Spesialistik4. Klinik Tumbuh Kembang (KTK)
C. Pelayanan Klinik Khusus:1. Klinik Laktasi2. Klinik Geriatri (x)3. Klinik Kecantikan (x)4. Klinik Onkologi (x)5. Klinik Hemodialisa (x)6. Fisioterapi dengan Metode Bobath (x)
D. Pelayanan Gawat Darurat (24 jam) I. Rawat Inap
1. Perawatan Ogbyn, Anak dan Umum : (Suite Room, Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III)
2. Perawatan Perinatologi3. Pelayanan Intensif (NICU, PICU dan ICU)
II. Pelayanan Tindakan Medis1. Kamar Operasi2. Kamar Tindakan3. Kamar Bersalin
III. Pelayanan Penunjang Medis1. Farmasi / Apotek2. Radiologi3. Laboratorium:
- Patologi Klinik - Mikrobiologi - Bank Darah / Pelayanan Darah (x) - Patologi Anatomi (x) 4. Rekam Medis 5. Rehabilitasi Medis & KTK 6. Pelayanan Penunjang Diagnostik
• CTG (Cardiotocography), EKG (Elektrokardiografi), USG (Ultrasonography), OAE (Oto Akustik Emis-ion), Panoramic Gigi dan Nasal Endoscopy
• USG 3D, 4D, ECG (Echocardiography), EEG (Elec-troensefalography) & Brain Mapping, Kolposkopi, Screening Retina Bayi, BERA (Brainsteam Evoked Responsed Audiometry), CT Scan dan Mammogra-phy
Keterangan : (x) = Dapat dilayani melalui konsul / rujukan ke RS
Anggota HHG lain
IV. Pelayanan & Fasilitas Lain1. Kunjungan Rumah2. Kursus Prapersalinan dan Senam Hamil3. Kursus Perawatan Bayi, Kursus Pijat Bayi, dan Kursu Senam
4. Nifas5. Seminar Kesehatan6. Ambulance 24 Jam7. Ruang Menyusui, Playground dan Cafe8. Surat Keterangan Kelahiran
Keterangan : (x) = PElayanan subspesialistik yang tersedia di
beberapa RS Anggota HHG
Fetomaternal
Perina
Klinik Tumbuh KembangGigi Spesialistik
Media Informasi Hermina 2016 25
SUITE ROOM
POLIKLINIK ANAK
26 Media Informasi Hermina 2016
Lomba Balita Sehat (LBS) dan Fotogenik ke-12 tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Her-mina Hospital Group (HHG) diikuti 3600 peserta balita, dibagi dalam tiga kategori, masing-masing kategori A usia 6 bulan hingga 12 bulan, kategori B usia 12 bulan hingga 36 bulan, dan kategori C usia 36 bulan hingga 60 bulan. Kesuksesan penyelenggaraan LBS dan Fotogenik ini disertai dengan penerimaan piagam penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) yang menyatakan bahwa HHG sebagai rumah sakit yang menyelenggarakan LBS Berkesinambungan Terlama.
Tahun ini, pendaftaran peserta LBS dan Foto-genik ke-13 dimulai tanggal 1 Maret hingga 30 Juli
Menyambut Lomba Balita Sehat dan Fotogenik 2016
MI-III Kegiatan RS
Maria Ulfa, SE, saat menerima amanah menjadi Ketua LBS dan Fotogenik ke-13 tahun 2016 dari Direktur Umum dan Keuangan HHG Bapak Yulisar
Maria Ulfa, SE,
Media Informasi Hermina 2016 27
2016 di 22 RS anggota HHG. Untuk RS anggota HHG wilayah Jabodetabek, tiket untuk satu peserta sebesar Rp90.000. Sedangkan untuk RS anggota HHG di luar wilayah Jabode-tabek, tiket untuk satu peserta sebesar Rp70.000. Peserta dibagi dalam tiga kategori (kategori A: usia 6 bulan-12 bulan, kategori B: usia 12-36 bulan, kategori C: usia 36 bulan-60 bulan). Babak penyisihan wilayah Jabodetabek berlangsung pada tanggal 4 September 2016, babak final tanggal 18 September 2016. Sedangkan di luar wilayah Jabodetabek, babak penyisihan dan final berlangsung pada tanggal 4 September 2016. Adapun talkshow tentang “Tumbuh Kembang Anak serta Pentas Seni dan Kreatifitas Anak” berlangsung pada tanggal 8 Oktober 2016 di Jakarta.
Menurut Ketua LBS dan Fotogenik ke-13 tahun 2016 Maria Ulfa, SE, penyelenggaraan tahun ini serentak dilakukan di 22 RS anggota HHG, yakni tanggal 4 Sep-tember 2016. “Tahun ini ada dua rumah sakit yang baru bergabung mengikuti kegiatan LBS, yakni RS Hermina Ciruas dan RS Hermina Yogya. Semoga kegiatan ini dapat menjadi moment yang bergengsi di seluruh RS anggota HHG,”jelas Ulfa. Adapun target yang ditetapkan oleh panitia adalah sebanyak 3.615 peserta. Panitia berharap, LBS dan Fotogenik ke-13 tahun 2016 berjalan lancar dan mendapat dukungan dari semua pihak. Sesuai arahan Direktur Utama HHG, dr. Hasmoro, bahwa LBS dan Foto-genik 2016 mengandung unsur Edukatif-Menarik-Inovatif-Lancar-Obyektif, disingkat EMILO. –Anton-
Babak penyisihan LBS dan Fotogenik ke-12 tahun 2015 di RS Hermina Jatinegara
Kak Seto dan Pak Yulisar bersama salah satu pemenang LBS dan Fotogenik 2015
Direktur Medis HHG dr. Binsar Simorangkir, SpOG menyerahkan hadiah kepada salah satu pemenang LBS dan Fotogenik tahun 2015
Pasukan Polisi Cilik Kota Tangerang turut memeriahkan acara LBS dan Fotogenik ke-12 HHG tahun 2015
28 Media Informasi Hermina 2016
Bakti Sosial di RS Hermina Galaxy Bekasi
Kegiatan bhakti sosial di Rumah Sakit Hermina Galaxy didukung oleh PERDAMI, Tim dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Tim dokter Rumah Sakit anggota Hermina Hospital Group, Smile Train dan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia.
MI-III Kegiatan RS
Media Informasi Hermina 2016 29
RS Hermina Galaxy Bekasi mengadakan acara bakti sosial berupa khi-tanan bagi 65 anak, operasi katarak bagi 45 orang dewasa, dan operasi sumbing bibir bagi 25 orang anak dan dewasa. Acara yang diadakan pada tanggal 23 Februari 2016 ini atas kerjasama Persit Kartika Chandra Kirana yang memperingati HUT ke-70, didukung oleh PERDAMI, dokter RSPAD, dokter RS anggota HHG, Smile Train, dan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Bantuan lainnya berupa pemberian 1000 paket bahan makanan pokok kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu. Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Sita Mulyono beserta rombongan, Asisten Terito-rial KASAD Mayjend (TNI) Kustanto Widyat-moko dan beserta Perwira dan Komandan Kodam Jaya, Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu beserta pejabat pemerintah Bekasi Kota, Komandan Kodim Bekasi Kota Letkol Inf. Yudha Rismansyah dan beserta pimpinan TNI AD Bekasi Kota, Kapolres Bekasi Kota Kombes (Pol) Heri Sumardji dan beserta pimpinan Polri Bekasi Kota, pejabat Dinas Kesehatan Bekasi Kota, Camat Bekasi Selatan Tajudin, Direktur RS Hermina Galaxy dr. Irma Suryani, MM, serta Direktur Regional I Hermina Hospital Group dr. Emmy Salman, MPH. Dalam sambutannya, Ny. Sita Mulyono antara lain menyampaikan teri-makasih atas bantuan yang diberikan oleh pihak RS Hermina Galaxy dan para spon-
sor, sehingga acara ini terselenggara sesuai dengan rencana. Beliau berharap, kerjasama ini terus berlanjut dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, khususnya dari kalangan yang memang sangat membutuhkan.
Sedangkan Direktur RS Hermina Galaxy dalam sambutannya antara lain mengatakan, dalam salah satu program RS Hermina Galaxy yang merupakan RS anggota Hermina Hospital Group adalah memperluas jangkauan, pemerataan, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, terutama untuk meringankan beban warga yang berpenghasilan rendah. –Anton-l barnya
Pelaksanaan operasi katarak
Pelaksanaan operasi sumbing
bibir
RS Hermina GalaxyAlamat : Gradenia Raya Blok BA I no. 11. Grand Galaxy City, BekasiTlp. : 021 - 822 2525Fax : .Email : [email protected]
Ny. Sita Mulyono dan dr. Irma Suryani foto bersama pengurus Persit Kartika Candra Kirana beserta pejabat Pemkot Bekasi
30 Media Informasi Hermina 2016
Setelah menjadi rumah sakit umum, kini RS Hermina Jatinegara membuka layanan operasi untuk pasien katarak yang menggunakan BPJS. Pada tanggal 1 Maret 2016,
sebanyak enam pasien dewasa yang menggunakan BPJS menjalani operasi katarak mata, dilakukan oleh tim dokter spesialis mata RS Hermina Jatinegara. Diharapkan,
layanan operasi katarak mata dengan menggunakan BPJS di RS Hermina Jatinegara akan meringankan beban masyarakat yang mengalami kata-rak. –Anton-
RS Hermina Jatinegara Buka Layanan Operasi Katarak Menggunakan BPJS
MI-III Kegiatan RS
Media Informasi Hermina 2016 31
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio di RS Hermina Jatinegara
Penyakit polio merupakan penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Polio, dengan sasaran anak usia di bawah 15 tahun yang berakibat lumpuh layu akut. Penyebaran virus ini melalui tinja yang terkontaminasi. Gejala penderita polio antara lain demam, nyeri otot dan kelumpuhan pada minggu pertama sakit.
Untuk mencegah penyakit
Polio menyebar di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio gratis bagi anak usia 0 hingga 59 bulan di seluruh wilayah Indonesia, mulai tanggal 8 Maret hingga 15 Maret 2016. RS Hermina Jatinegara turut berpartisipasi melayani pemberian vaksin Polio kepada sejumlah balita yang berdomisili di sekitar rumah
sakit, seperti pada pelaksanaan hari pertama yang disaksikan oleh seorang pejabat dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur bersama Wakil Direktur Medis RS Hermina Jatinegara dr. Roni Albert Wijaya. “Kami mendukung penuh program pemerintah ini,”jelas dr. Roni. Jagalah buah hati Anda dari ancaman Polio. –Anton-
MI-III Kegiatan RS
Manajemen RS Hermina Jatinegara bersama pejabat Dinkes Jakarta Timur saat meninjau Pos PIN Polio di RS Hermina Jatinegara
Petugas PIN Polio sedang memberikan vaksin Polio kepada seorang balita didampingi sang bunda
32 Media Informasi Hermina 2016
Kandungan gizi yang terdapat dalam Petai
MI-III Umum
Pohon petai yang diduga berasal dari Malaysia, sangat cocok tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya bisa mencapai 25 meter, dan bertahan hidup hingga bertahun-tahun lamanya. Dalam bentuk
polongan atau lazim disebut papan, berisi antara 12 hingga 20 biji. Banyak manfaatnya, namun bukan tergolong obat.
Dalam dunia tumbuhan, petai tergolong dalam keluarga Legumi-nosae (Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa.Di Indone-sia, lain daerah lain pula sebutan-nya. Orang Jawa menyebut pete,
orang Minang menyebut patai, orang Lampung menyebut petar, dan orang Sumba menyebut pati, orang Dayak menyebut peti, dan orang dari Pulau Buru menyebut faopitu.
Bisa jadi, orang yang doyan
makan pun tak mengerti jenis kan-dungan gizi dari petai. Menurut dr. Nur Asiah, SpGK dari RS Hermina Depok bahwa tidak perlu diragukan kandungan gizi yang terdapat dalam petai. Untuk 100 gram petai,
foto
: us
.imag
es.d
etik
.com
Media Informasi Hermina 2016 33
mengandung karbohidrat 11,4 g, energi 142 kkal, serat 0,5 g, protein 8,0 g, lemak 8,1 mg, kalsium 76 mg, mineral 1,3 g, fosfor 115 mg, zat besi 1,2 mg, vitamin A 200 IU, vitamin B1 0,11mg, vitamin B2 0,01 mg, vitamin C 30 mg, dan air 60,5 g. Khusus kandungan fosfor, sangat membantu bagi kesehatan tulang. Juga mengandung zat poli-fenol sebagai antioksidan yang dapat membantu mencegah timbulnya kanker dan penyakit lainnya yang pada dasarnya karena kerusakan radikal bebas. Secara ilmiah memang belum memiliki dasar kuat untuk menyatakan bahwa petai tergolong obat alami.
Sedangkan hasil penelitian laboratorium yang dikeluarkan oleh beberapa peneliti adalah penelitian secara invitro, atau baru sebatas dicoba pada beberapa hewan percobaan yang menunjukkan adanya efek untuk menekan pertumbuhan beberapa jenis bakteri. “ Hasil laboratorium ini levelnya masih rendah,”ujar dr. Nur Asiah, SpGK. Kelak disebut level tinggi, apabila sudah berhasil diujicobakan pada manusia. Dengan demikian, belum saatnya petai disebut sebagai obat, tetapi termasuk jenis sayuran yang aman dan berkhasiat menjaga kondisi badan.
Kehebatan lainnya adalah mampu mencegah terjadinya penggumpalan darah. Bagi penderita diabetes sangat dianjurkan
mengonsumsi petai, sebab dari hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa petai mampu menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan suhu badan dan perasaan emosi.
Selain kandungan serat yang dominan di dalamnya, juga mengandung glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Bila ketiga unsur gula ini menyatu dengan serat, maka akan menghasilkan energi baru yang disebut sebagai energi instan. Tak mengherankan bila menu atlet profesional selalu memasukkan petai sebagai makanan pendamping nasi. Sama halnya dengan pekerja di lapangan, sebaiknya rajin mengonsumsi ‘kapsul’ hijau ini. Unsur serat ternyata mampu memperlancar saluran pencer-naan, perut selalu berasa nyaman, buang air besar menjadi lancar, menetralkan asam lambung, serta mengurangi iritasi lambung.
Konsumsi untuk anak-anak, kata dr. Nur Asiah, SpGK, masih diperbolehkan dalam jumlah yang sedikit. “Sebagian orang menggoreng petai agar timbul aroma yang bisa menimbulkan nafsu makan, termasuk buat anak-anak,”ujarnya. Beberapa suku di Indonesia, seperti Betawi, Sunda dan Jawa mempunyai satu kebiasaan makan nasi dengan makanan pendampingnya petai.
Asam amino yang mendominasi petai adalah unsur sulfur, sehingga pada saat ke kamar kecil, akan
mengeluarkan aroma belerang. Hal itu terjadi ketika terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, menghasilkan gas hidrogen sulfide (H2S) yang terkenal sangat bau dan tahan lama.
Manfaat lain dari petai yang sudah dibuktikan melalui penelitian laboratorium, antara lain mencegah terjadinya peningkatan gangguan depresi ( triptofan di dalam tubuh berubah menjadi serotonin), gangguan menjelang haid (vita-min B6), anemia ( zat besi), hiper-tensi (kalium), membantu kerja otak (triptofan), sembelit (serat), stres (kalium), bahkan nyamuk enggan menggigit apabila kulit bagian dalamnya dipoleskan ke seluruh permukaan kulit. Bahkan unsur vitamin B6, B12, kalium, dan magne-sium yang terkandung di dalamnya dapat membantu menjauhi diri dari kebiasaan merokok. Jadi, tak ada alasan untuk menghindari makanan petai hanya karena bau yang ditimbulkan.
Biarpun banyak manfaatnya, jangan terlalu mengandalkan petai saja, melainkan diimbangi dengan makanan lainnya. Efek samping bila terlalu banyak mengonsumsi petai, antara lain mempersulit penyerapan kalsium, kerontokan rambut, perut kembung, penderita gagal ginjal tidak boleh mengonsumsi petai karena petai mengandung kalium cukup tinggi. –Anton-
dr. Nur Asiah, SpGK-Lulus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 1997
-Lulus Spesialis Gizi Klinik Universitas Indonesia Jakarta, 2004
-Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta
-Praktik di RS Hermina Depok
34 Media Informasi Hermina 2016
Oleh: Sabrina ElhashemiBagian Gizi RS Hermina Daan Mogot
1. Ayam negeri 1,2kg (potong 10) 2. Bumbu : 3. 60 gram bawang merah 4. 60 gram bawang putih 5. 20 gram kemiri 6. 1 sendok teh ketumbar halus 7. 1 sendok teh kunyit halus8. 1 sendok makan air asam9. 10 gram garam10. 2 lembar daun salam11. 1 batang sereh (memarkan)12. 20 gram jahe (memarkan)13. 20 gram lengkuas (memarkan)14. 350 ml air15. 1 sendok makan gula pasir16. 1 ltr minyak (untuk menggoreng)
Bahan Kremes:1. 500 gram tepung terigu2. 0,25 gram tepung tapioka3. 1 sendok teh baking soda4. 0,25 gram tepung beras5. 3 ltr air
Cara membuat :1. Tumis bumbu bawang merah, bawang putih, kemiri yang telah dihaluskan, tam-
bahkan ketumbar, kunyit halus, daun salam , jahe, lengkuas, dan sereh yang telah dimemarkan
2. Masukkan ayam ke dalam bumbu, tambahkan gula pasir, garam, dan sedikit air, masak hingga ayam setengah matang.
3. Buat adonan kremes, semua bahan diaduk menjadi satu hingga tercampur rata4. Goreng adonan kremes menggunakan minyak panas, tunggu hingga kremes
berwarna kecoklatan, angkat5. Goreng ayam yang sudah dibumbui, goreng hingga matang, angkat, lalu siap
disajikan (lebih enak disajikan dengan lalapan dan sambal)
AYAM GORENG KREMES
Bahan-bahan (Untuk 10 Porsi)
MI-III Gizi
Media Informasi Hermina 2016 35
36 Media Informasi Hermina 2016