dpr-riberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota,...

19
I Masa Persidangan T ahun Sidang Sifat Jenis Rapat Hari J Tanggal Waktu Tempat KETUA RAPAT:. Sekretaris Rapat Acara Hadir RISALAH RAPAT KERJA RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEINSJNYURAN I 2013-2014 Rapat Kerja ke-1 Rabu, 28 Agustus 2013 13.30 WIB s.d. 15.20 WIB Ruang Rapat Pansus C Gedung Nusantara II DPR Rl, Lt. Ill, Jakarta lr. Rully Chairul Azwar, M.Si. Rusmanto, SH, MH 1. Penjelasan DPR Rl atas RUU Keinsinyuran. 2. Penyampaian pandangan atau pendapat terhadap RUU Keinsinyuran. 3. Pengesahan jadwal acara pembahasan RUU Keinsinyuran . . 4. Pengesahan mekanisme pembahasan RUU tentang Keinsinyuran. 5. Penyerahan DIM pemerintah atas RUU Keinsinyuran . .. .. .. .. dari 30 orang anggota Pans us dengan rincian sebagai berikut: A. Pimpinan Pansus RUU tentang Keinsinyuran: 1. IR. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si.l Fraksi P.G. 2. IR. H. ROESTANTO WAHIDI D, MM I FRAKSI P.O. 3. DADOES SOEMARWANTO I Fraksi POl P; 4. IR. ALIMIN ABDULLAH I Fraksi PAN. B. Anggota Pansus RUU tentang Keinsinyuran : 1. Fraksi Partai Demokrat: 2. Fraksi Partai ·Galang an Karya: 3. Fraksi PDI Perjuangan: 4. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera: 5. Fraksi Partai Am an at Nasional: 1 ARSIP DPR-RI

Upload: others

Post on 07-Feb-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

I

Masa Persidangan T ahun Sidang Sifat Jenis Rapat Hari J Tanggal Waktu Tempat

KETUA RAPAT:. Sekretaris Rapat Acara

Hadir

RISALAH RAPAT KERJA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

KEINSJNYURAN

I 2013-2014

Rapat Kerja ke-1 Rabu, 28 Agustus 2013 13.30 WIB s.d. 15.20 WIB Ruang Rapat Pansus C Gedung Nusantara II DPR Rl, Lt. Ill, Jakarta lr. Rully Chairul Azwar, M.Si. Rusmanto, SH, MH 1. Penjelasan DPR Rl atas RUU Keinsinyuran. 2. Penyampaian pandangan atau pendapat Pr~siden terhadap

RUU Keinsinyuran. 3. Pengesahan jadwal acara pembahasan RUU Keinsinyuran .

. 4. Pengesahan mekanisme pembahasan RUU tentang Keinsinyuran.

5. Penyerahan DIM pemerintah atas RUU Keinsinyuran .

. . .. .. .. dari 30 orang anggota Pans us dengan rincian sebagai berikut:

A. Pimpinan Pansus RUU tentang Keinsinyuran: 1. IR. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si.l Fraksi P.G. 2. IR. H. ROESTANTO WAHIDI D, MM I FRAKSI P.O. 3. DADOES SOEMARWANTO I Fraksi POl P; 4. IR. ALIMIN ABDULLAH I Fraksi PAN.

B. Anggota Pansus RUU tentang Keinsinyuran :

1. Fraksi Partai Demokrat: 2. Fraksi Partai ·Galang an Karya: 3. Fraksi PDI Perjuangan: 4. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera: 5. Fraksi Partai Am an at Nasional:

1

ARSIP D

PR-RI

Page 2: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

6. Fraksi Pi3rtai Persatuan Pembangunan: 7. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa : 8. Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: 9. Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

C. Pemerintah: - Prof. DR. IR. H. Gusti Muhammad Hatta ( Menteri Riset dan

Teknologi) Dr. lr. A. Hermanto Dardak (Wamen PU) Prof. DR. Djoko Santoso (Dirjen Dikti Kemendikbud) Herman Staf ahli Menteri Hukum dan HAM Joko Santoso ( Dirjen Dikti Kemendikbud ) Abdul Wahab ( Dirjen Pelatihan Pembinaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi)

2

ARSIP D

PR-RI

Page 3: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

KETUA RAPAT (IR. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si):

Assalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh. Selamat siang salam sejahtera untuk kita semua.

Bapak Menteri Ristek, Bapak Gusti Muhamad Hatta. Bapak Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Bapak Herman. Staf ahli Menteri Hukum dan HAM, Bapak Ahmad Jafri. Bapak Dirjen Dikti, Bapak Joko Santoso. Dirjen Pelatihan Pembinaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bapak Abdul Wahab.

Siang ini kalau kita baca Tata Tertib DPR Pasal 245, mengingat kourum belum tercapai, Ketua akan membuka dulu rapat ini untuk diskors. Kita sepakati skors 1 0 men it, andaikata skors sudah 1 0 men it kita akan buka lagi, mudah­mudahan sudah bertambah yang hadir. Kalau tidak kita anggap juga sudah bisa kita mulai karena hari ini kita memang akan mengambil keputusan, jadi kita harus kourum sebetulnya.

Maka itu saya minta ijin dari anggota dan pimpinan lain-lain. Saya di sini bersama dengan Pak Rustanto dari Demokrat, Pak Alimin dari PAN, dan saya dari Golkar, Pak Jamal dari Hanura, lbu Renny dari PPP, Pak Bambang dari Golkar, Bapak Abdul Aziz dari PKS, mungkin pergi dulu dia sebentar. Bapak Milton Pakpahan juga dari Demokrat hadir tadi pergi dulu sebentar. Tapi saya lihat ini sah kita mengharapkan jumlah yang hadir ini bertambah lagi setelah 10 men it. Saya mohon ijin untuk skors, 5 menit saja, baik. Kita skors 5 menit.

RAPAT DIBUKA UNTUK DISKORS PUKUL 13.58 WIB.

Assa/amu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

Dengan ini skors saya nyatakan dicabut

SKORS DICABUT PUKUL 14.05 WIB.

Bapak Pimpinan dan Anggota Pansus yang saya banggakan. Saudara Menteri Ristek, Saudara Wakil Menteri PU, dan Saudara Dirjen Pendidikan Tlnggi, Saudara-saudara yang mewakili Menteri Hukum HAM dan Menteri Transmigrasi yang berbahagia.

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena berkat perkenannya kita semua dapat menghadiri Rapat Kerja pertama dari Pansus Keinsinyuran pada hari ini dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional kita dibidang legislasi. Setelah kita break dan kita lanjutkan maka Anggota Pansus sambil berjalan pak akan kita tunggu tetapi kita sepakati bahwa acara Raker pertama Pansus Keinsinyuran ini dinyatakan bisa dilanjutkan sesuai Tata Tertib Pasal 245, karena kita sudah lakuka prosedur itu dan kita nyatakan terbuka untuk umum.

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah yang mewakili presiden yang telah memenuhi undangan Pansus RUU Keinsinyuran. Sebelum kita melangkah pada acara mendengarkan penjelasan Pansus terhadap RUU

3

ARSIP D

PR-RI

Page 4: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

Keinsinyuran, kami ingin menawarkan susunan Rapat Kerja pada siang hari ini sebagai berikut; 1) Penjelasan DPR RJ atas RUU Keinsinyuran, sekilas secara umum saja. 2) Penyampaian pandangan atau pendapat Presiden terhadap RUU Keinsinyuran. 3) Pengesahan jadwal acara pembahasan RUU Keinsinyuran.

(Perlu diketahui kita memiliki dua kali masa sidang, sehingga masa sidang terakhir itu pada akhir tahun ini, pertengahan Desember dalam dua kali masa sidang).

4) Pengesahan mekanisme pembahasan RUU tentang Keinsinyuran. 5) Penyerahan DIM pemerintah atas RUU Keinsinyuran.

Kalau bisa kami tawarkan apakah susunan acara pada Raker ini dapat disetujui oleh kita semua? Setuju?

RAPAT SETUJU

Kita harapkan jam 16.00 sudah bisa selesai pak, biasanya kalau tidak banyak pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan tentang Pansus RUU Keinsinyuran.

Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional DPR yaitu Rapat Kerja membahas Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran yang merupakan usul inisiatif DPR Rl.

Hadirin yang kami hormati.

DPR telah menyampaikan draf Rancangan Undang-Undang beserta Naskah Akademisnya kepada pemerintah melalui surat Nomor LJ 11984/DPR tanggal 18 Desember 2012. Selanjutnya untuk keperluan pembahasan RUU melalui surat nomor R02 tanggal25 Januari 2013 Presiden telah menugaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Hukum dan HAM, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untul< mewakili presiden dalam membahas RUU ini.

Hadirin yang kami hormati.

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR Rl Nomor.08/DPR Rl/111/2012-2013 tentang Pembentukan Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengenai Rancangan Undang-Undang Tentang Keinsinyuran, bertugas untuk melakukan pembahasan RUU tentang Keinsinyuran dilakukan di Panitia Khusus (Pansus) dengan jumlah anggota sebanyak 30 (tiga puluh) orang, yang berasal dari 9 (sembilan) Fraksi. Sebagai pengantar untuk memulai pembahasan RUU tentang Keinsinyuran, izinkan saya menguraikan secara singkat garis besar dari materi muatan RUU tersebut.

Penyusunan RUU tentang Keinsinyuran dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa lnsinyur (Engineer) secara sempit umumnya dipahami sebagai gelar akademik bagi lulusan pendidikan tinggi teknik atau teknologi. Namun dalam perkembangan pendidikan saat ini, gelar akademik insinyur sudah tidak digunakan lagi. Penyebutan insinyur saat ini lebih ditekankan kepada keahlian atau kompetensi

4

ARSIP D

PR-RI

Page 5: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

teknis tertentu yang dimiliki seseorang dalam bidang teknik dan pengembangan teknologi informatika, arsitektur, konstruksi, industri, listrik, mekanika, geologi, metalurgi, pertambangan, biomedis, energi, pertanian, dan lain-lain. Oleh karenanya yang berkembang saat ini adalah sebutan insinyur dikaitkan dengan profesi insinyur, yakni pengakuan terhadap insinyur yang dinilai memiliki keahlian, kemampuan, dan kompetensi professional, serta mampu bekerja sesuai dengan profesinya.

Hadirin yang kami hormati,

Pada saat yang bersamaan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan memberikan dampak langsung terhadap kemajuan, produktivitas kerja, kesehatan, keselamatan, keamanan, kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat terhadap keahlian dan kompetensi insinyur dalam proses penyiapan dan pembangunan jalan, jembatan, gedung, pabrik, perminyakan, pembangkit tenaga listrik, reaktor nuklir, perkapalan, dan instalasi infrastruktur lain yang semakin meningkat seiring dengan upaya pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyiapkan infrastruktur umum sosial ekonomi yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengamanatkan bahwa setiap orang dalam mengembangkan dirinya memerlukan pendidikan dan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan umum, maka diperlukan ketersediaan sumber daya manusia yang andal dan profesional yang mampu melakukan rekayasa teknik guna meningkatkan nilai tambah, daya saing, daya guna, efisiensi dan efektivitas anggaran, perlindungan publik, kemajuan ilmu dan teknologi, serta pencapaian kebudayaan dan peradaban bangsa yang tinggi.

Hadirin yang kami hormati,

Sumber daya manusia yang mampu melakukan rekayasa teknik masih tersebar dalam berbagai profesi dan kelembagaan masing-masing sehingga belum mempunyai standarisasi keahlian, kemampuan, dan kompetensi profesional. lnsinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa rekayasa teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional, sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya. Hasil karya lnsinyur harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moril-materiil maupun di muka hukum, sehingga layanan jasa di bidang Keinsinyuran memiliki kepastian hukum, perlindungan bagi lnsinyur maupun pengguna jasa, serta dilakukan secara professional, bertanggungjawab dan menjungjung tinggi etika profesi.

Praktik keinsinyuran yang tidak memiliki standar yang baku, kurangnya kompetensi keinsinyuran, kurangnya etika dan tanggung jawab dapat berdampak terhadap kerugian pada masyarakat baik kerugian jiwa maupun materiil. Hal ini berdampak terhadap kerugian pada masyarakat baik kerugian jiwa maupun materiil akibat dari praktik keinsinyuran yang tidak memiliki standar yang baku, malpraktik, dan kurangnya kompetensi keinsinyuran. Sebagai contoh: Menurut Dr. lr. Danang Parikesit anjloknya jalan tal Cipularang merupakan bentuk tanggung jawab publik (tanggung renteng) dari para insinyur perancang, pengawas dan pelaksana konstruksi dan bukan semata-mata perusahaan konstruksi dan PT. Jasa Marga. Runtuhnya jembatan Kutai menurut Ketua Persatuan lnsinyur Indonesia (PII) Dr. lr.

5

ARSIP D

PR-RI

Page 6: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

Muhammad Said Didu, pada saat itu, bukan yang sekarang, disebabkan karena diduga telah terjadi kelalaian profesi, karena usia jembatan.

Salah satu unsur penting dalam memberikan layanan jasa rekayasa teknik adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kompetensi teknik yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang dimiliki lnsinyur harus terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan industri. Perangkat keilmuan yang dimiliki seorang lnsinyur mempunyai karakteristik yang khas yang terlihat dari kemampuan untuk melakukan upaya rekayasa teknik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Kemampuan untuk melakukan upaya rekayasa teknik ini untuk meningkatkan keunggulan infrastruktur, keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.

Hadirin yang kami hormati,

Saat ini belum adanya pengaturan yang terintegrasi mengenai Keinsinyuran yang akan memberikan kepastian dan perlindungan hukum baik kepada lnsinyur maupun pengguna jasa Keinsinyuran demi meningkatkan keselamatan kerja, keunggulan hasil rekayasa, serta bertambahnya kualitas hidup dan kesejahteraan lnsinyur dan masyarakat, maka perlu diatur kegiatan Keinsinyuran dalam suatu undang-undang, sehingga kegiatan Keinsinyuran benar-benar dilakukan berdasarkan atas penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi, keahlian dan standarisasi professional serta berdasarkan suatu kerangka hukum yang jelas.

Hadirin yang kami hormati,

Permasalahan pokok dalam pembentukan Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran, antara lain:

1. RUU tentang Keinsinyuran ini diharapkan dapat memberikan dampak untuk meningkatkan peran harkat dan martabat lnsinyur, menciptakan insinyur yang berkualitas dan bermartabat, dan dapat berdaya saing secara global serta dapat memberikan kontribusi konkrit dalam menunjang pembangunan nasional.

2. Kejelasan pengaturan mengenai ruang lingkup dari RUU ini, batasan/kriteria lulusan pendidikan tinggi teknik, kejelasan terminologi antara sarjana teknik, sarjana sains terapan, dan insinyur sebagai profesi, serta kejelasan terminologi mengenai keinsinyuran, teknik, teknologi, dan rekayasa.

3. Pengaturan mengenai sertifikasi, registrasi, dan izin kerja. 4. Ketentuan mengenai kualifikasi kompetensi insinyur. Keterkaitan RUU ini dengan

sertifikasi dan kualifikasi insinyur merujuk kepada program Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan merujuk kepada kualifikasi dan standard internasional.

5. Pembentukan, keberadaan, dan status dari organisasi insinyur. 6. Pengaturan mengenai standarisasi pendidikan dalam bidang keinsinyuran

khususnya standarisasi berkaitan dengan kurikulum pendidikan di pendidikan tinggi.

7. Pengaturan mengenai Mutual Recognition Agreement untuk memberikan peran yang besar bagi tenaga insinyur Indonesia di tingkat global.

6

ARSIP D

PR-RI

Page 7: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

8. Adanya penekanan tentang insinyur asing. Mengenai hak dan kewajiban antara insinyur dan insinyur asing, adanya persamaan standarisasi atau kompetensi dari insinyur itu sendiri. Adanya kewajiban bagi lnsinyur asing saat bekerja di Indonesia perlu didampingi oleh insinyur lokal untuk menjaga kearifan lokal.

9. Adanya hubungan dunia industri dengan pendidikan tinggi untuk penjaminan mutu insinyur. Perguruan tinggi diberi peran dalam mencetak insinyur, adanya pendidikan profesi di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Hadirin yang Kami hormati,

Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran yang terdiri dari 11 Bab dan 33 Pasal, memuat pokok-pokok pikiran substansi materi sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum Mengatur tentang pengertian atau definisi umum mengenai istilah yang digunakan dalam Rancangan Undang-Undang ini, yaitu pengertian dan definisi keinsinyuran, insinyur, insinyur asing dan menteri. Keinsinyuran dalam RUU ini didefinsikan bahwa Keinsinyuran adalah rekayasa teknik dengan menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan profesionalitas untuk merancang dan membangun sistem, struktur, proses, material, mesin, dan perangkat demi tujuan peningkatan nilai tambah dan daya guna barang atau jasa.

2. Asas dan Tujuan Penyelenggaraan Keinsinyuran berasaskan atas profesionalitas, integritas, keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, kelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan. Pengaturan Keinsinyuran bertujuan untuk memberikan landasan dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Keinsinyuran, memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan profesi lnsinyur yang andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan yang berkualitas, memberikan perlindungan kepada pengguna jasa dan masyarakat dalam penyelenggaraan Keinsinyuran, dan mendorong penguasaan dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Syarat Insinyur Untuk menjadi lnsinyur, seseorang harus memenuhi persyaratan: a. lulusan pendidikan tinggi teknik pada perguruan tinggi dalam negeri yang

telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia atau setara dengan penjenjangan kualifikasi profesi di bidang keinsinyuran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan;

b. berpengalaman dalam kegiatan Keinsinyuran sesuai standar atau kualifikasi yang ditentukan oleh organisasi profesi; dan

c. lulus uji kompetensi.

4. Sertifikasi, Registrasi, dan lzin Kerja a. Sertifikasi

Seseorang yang telah lulus uji kompetensi berhak memperoleh sertifikasi kompetensi kerja yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan dan telah mendapat lisensi dari badan yang berwenang melakukan sertifikasi profesi.

7

ARSIP D

PR-RI

Page 8: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

b. Registrasi Seseorang yang telah memenuhi sertifikasi kompetensi kerja sebagai lnsinyur wajib melakukan registrasi. Registrasi dilaksanakan oleh organisasi lnsinyur.

c. lzin Kerja lnsinyur yang akan melakukan praktik keinsinyuran harus mendapatkan izin kerja dari pemerintah. Persyaratan untuk mendapatkan izin kerja, insinyur harus lulus uji kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi kerja dan teregistrasi oleh organisasi lnsinyur.

d. lnsinyur Asing Setiap warga negara asing yang bekerja pada bidang Keinsinyuran di Indonesia harus dinyatakan sebagai lnsinyur menurut hukum negaranya, mengikuti sertifikasi Keinsinyuran, melakukan registrasi dan memiliki izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pengembangan Organisasi Untuk menjamin kompetensi dan meningkatkan mutu profesi, lnsinyur mengikuti pengembangan profesi dan pemeliharaan kompetensi oleh organisasi profesi keinsinyuran. Pengembangan profesi diselenggarakan untuk membentuk dasar­dasar kompetensi profesional Keinsinyuran, meningkatkan mutu lnsinyur agar profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dan menjamin kompetensi profesional lnsinyur. Pengembangan profesi diselenggarakan berdasarkan suatu standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

6. Hak dan Kewajiban lnsinyur Dalam RUU Keinsinyuran ini, diatur tentang hak dan kewajiban dari lnsinyur dan lnsinyur asing, serta mengatur tentang hak dan kewajiban pengguna jasa keinsinyuran.

7. Organisasi lnsinyur Organisasi lnsinyur merupakan satu-satunya wadah berhimpun organisasi profesi lnsinyur yang bebas dan mandiri yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang ini, yang pembentukannya dilaksanakan oleh organisasi profesi dibidang Keinsinyuran. Ketentuan mengenai susunan dan keanggotaan organisasi lnsinyur ditetapkan oleh para lnsinyur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

8. Pembinaan Jasa Keinsinyuran Pemerintah bertanggungjawab atas pembinaan jasa Keinsinyuran. Pembinaan jasa Keinsinyuran dilaksanakan dengan menetapkan standar kompetensi lnsinyur, menetapkan standar layanan jasa Keinsinyuran, melakukan pemberdayaan Keinsinyuran, dan melakukan pengawasan atas penyelenggaraan jasa lnsinyur.

8

ARSIP D

PR-RI

Page 9: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

9. Ketentuan Pidana Mengatur tentang setiap lnsinyur atau lnsinyur asing yang melaksanakan tugas profesi tidak memenuhi standar keselamatan, keamanan, dan aspek lingkungan yang mengakibatkan kecelakaan dan/atau kematian dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Ketentuan Peralihan Mengatur tentang penyesuaian pengaturan tindakan hukum atau hubungan hukum berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang lama dengan pemberlakuan Undang-Undang tentang Keinsinyuran, dimana pada saat Undang­Undang ini mulai berlaku.

11. Ketentuan Penutup Mengatur tentang status peraturan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, dimana semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan undang-undang ini harus sudah dibentuk paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Organisasi lnsinyur harus dibentuk paling lambat 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Hadirin yang kami hormati,

Sebelum diakhiri Pengantar Musyawarah ini, perlu diinformasikan bahwa Pansus RUU Keinsinyuran DPR Rl telah melakukan beberapa Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), dalam rangka untuk mendapatkan tambahan informasi dan pengayaan data untuk proses pembahasan RUU ini. RDP dan RDPU telah dilakukan oleh Pansus DPR Rl sebanyak 8 (delapan) kali dari tanggal 22 Mei 2013 sampai dengan tanggal 26 Juni 2013, yang mengikutsertakan beberapa pihak yang terkait diantaranya: Persatuan lnsinyur Indonesia (Pll), BPPT, LIPI, PUSPIPTEK, SATAN. Dari badan standardisasi antara lain BNSP, BAN PT. Dari BUMN antara lain Pertamina, PLN, PGN, ANTAM, TELKOM, PT. 01, Pindad, dan PAL. Dari perguruan tinggi antara lain, Ul, ITS, UGM, ITS, IPS, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jember; dari beberapa Asosiasi profesi; serta dari perusahaan swasta antara lain, Unilever, Tripatra Engineering, dan lndofood.

Jadi sebenarnya Iuas sekali kita sudah mendapatkan masukan yang sudah dibukukan dan sudah dibuat matriks dan sudah disampaikan bersama dengan Pll kepada pemerintah juga sebagai bahan rujukan.

Demikian · Penjelasan DPR Rl atas RUU tentang Keinsinyuran. Semoga keterangan ini dapat menjadi pengantar dalam pembahasan RUU antara DPR Rl dengan Pemerintah dan untuk selanjutnya dapat dilakukan pembahasan sesuai dengan mekanisme dalam peraturan perundang-undangan.

9

ARSIP D

PR-RI

Page 10: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

Terima kasih. Wassalamua/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 28 Agustus 2013 a.n. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA, PANITIA KHUSUS RUU TENTANG

KEINSINYURAN DPR Rl KETUA

IR. RULL Y CHAIRUL AZWAR. M.Si A-195 (F-PG)

lni hasil daripada apa yang menjadi pengantar resmi kita pak. Tentu selanjutnya kami mempersilahkan kepada pemeritah siapa yang mewakili lansung ditunjuk. Mungkin Pak Menteri Ristek untuk memberikan pandangan terhadap penjelasan pemerintah terhadap Pansus, kalau bahannya memang sudah siap kami mohon. Waktu diberikan kepada pemerintah.

Silahkan pak.

MENTER! RISET DAN TEKNOLOGI (PROF. DR. JR. H. GUSTI MUHAMMAD HATTA):

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Pansus RUU Keinsinyuran. Yang saya hormati Wakil Menteri Pekerjaan Umum; Yang saya hormati yang mewakili Mendikbud, Dirjen Dikti, yang mewakili Menkum Ham juga sudah hadir, yang mewakili Menakertrans; serta Para peserta rapat sekalian.

Alhamdulil/ah hari ini kita masih diberi kesempatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada Negara yang tercinta ini.

Pertama-tama saya mengucapkan penghargaan dan apresiasi yang mendalam kepada Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat atas inisiatifnya mengajukan RUU Keinsinyuran. Perkembangan dan kemajuan pembangunan bangsa di tengah dinamika global mengharuskan kita untuk membenahi berbagai sektor kehidupan profesional kita. Profesi keinsinyuran merupakan salah satu ujung tombak di dalam pembangunan bangsa dan negara.

Di dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, pembangunan infrastruktur, pengembangan industri, pengembangan dan peningkatan pertanian, eksplorasi dan eksplotasi pertambangan, pengembangan perikanan, membutuhkan insinyur profesional dalam jumlah yang sangat besar. lnsinyur-insinyur yang profesional sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaulat dalam berbagai bidang. Selain itu, dalam waktu dekat kita akan memasuki Masyarakat ASEAN, di mana perdagangan jasa lintas negara dan saling pengakuan kualifikasi profesi menjadi hal yang sangat penting.

10

ARSIP D

PR-RI

Page 11: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

.. Dalam konteks tersebut Pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif dari DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran.

Presiden telah menunjuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Hukum dan HAM untuk mewakili Pemerintah dalam membahas lebih lanjut tentang RUU Keinsinyuran. Sebagai suatu landasan hukum yang akan mengatur dan mengembangkan profesi keinsinyuran serta melindungi masyarakat, kehadiran RUU Keinsinyuran sangat diharapkan oleh kalangan profesional. RUU tersebut hendaknya tidak saja mengatur profesi dan melindungi masyarakat dari praktek profesi, tetapi juga melindungi profesi keinsinyuran dari dampak negatif g lobalisasi.

Kajian Persatuan lnsinyur Indonesia (PII) beberapa waktu yang lalu menunjukkan proyeksi kekurangan tenaga insinyur profesional dalam jumlah yang besar sejalan dengan peningkatan dan percepatan pembangunan di Indonesia. Pada tahun 2008 jumlah sarjana teknik per satu juta penduduk baru mencapai 2.670 orang, jauh dibanding Korea Selatan yang mencapai 25.000, atau Gina yang mencapai 5.700 orang. Melalui pengaturan ini diharapkan kita akan dapat menyiapkan insinyur-insinyur profesional yang berkualitas dan berdaya saing secara efisien dan efektif. Melalui UU ini kita juga berharap mutu dan kinerja profesi keinsinyuran akan ditingkatkan secara terstruktur dan berkelanjutan.

Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat,

Dalam daftar inventarisasi masalah yang sedang kami susun, secara umum tidak ada perbedaan yang mendasar dengan Rancangan Undang-undang yang telah diajukan sebagai inisiatif DPR. Tujuan dan semangat kita sama, memajukan profesi keinsinyuran agar mampu menjadi ujung tombak pembangunan dan daya saing bangsa untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negara. Pemerintah mencoba melengkapi dan menyempurnakan rancangan yang telah diajukan oleh DPR dengan mendetailkan beberapa aspek yang dipandang perlu untuk diatur lebih lanjut seperti: perlindungan masyarakat dengan memastikan bahwa jasa keinsinyuran diberikan oleh insinyur profesional secara profesional dan kompeten; menghindari malpraktek profesi; menjaga kepercayaan masyarakat atas layanan yang diberikan oleh para insinyur; serta menjaga standar pelayanan oleh insinyur dan secara kolektif insinyur dapat memberikan nilai · tam bah pad a pembangunan nasional.

Dalam menyiapkan profesi insinyur hendaknya dibuka peluang berbagai jalur untuk mencapai kompetensi insinyur, seperti: pemagangan atau internship, pembimbingan atau apprenticeship, akumulasi pengalaman atau portofolio, pendidikan non-formal, maupun pendidikan formal melalui pendidikan profesi.

Kami siap berdiskusi dan bersama-sama dengan DPR mengawal dan menyempurnakan RUU Keinsinyuran ini untuk mencapai cita-cita bersama mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara melalui pembangunan dan penguatan profesi insinyur dan praktek keinsinyuran di Indonesia.

Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat,

Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan apresiasi saya atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan, serta inisiatif anggota Dewan yang terhormat

11

ARSIP D

PR-RI

Page 12: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

untuk pengajuan RUU Keinsinyuran ini. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan meridhoi upaya kita untuk membangun bangsa yang lebih sejahtera, adil, dan makmur. Amin ya rabbal'alamin.

Wabil/ahi taufik wal hidayah, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

a.n. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENTER! RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA,

Prof. Dr. Jr. H. GUSTI MUHAMMAD HATTA.

Terima kasih Bapak Menteri Ristek, Bapak Prof. Dr. lr. H. Gusti Muhammad Hatta mewakili presiden dan pemerintah dalam hal ini, yang telah menyampaikan penjelasan tentang materi dari pemerintah. Tentu nanti terakhir kita minta diserahkan DIM nya pak ya. Sekarang kita akan, sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa sudah lebih banyak yang datang rupanya pak, tambah satu­satu biasanya suka begitu, yang baru datang lbu Sri Novida dari Demokrat, lalu Bapak Nasrudin Kiemas dari PDIP, Pak Honing juga baru datang ya dari PDIP, Pak Abdul Azis sudah balik lagi.

Rekan-rekan sekalian. Pansus yang kami hormati.

Berikutnya kita akan masuk pada acara ketiga, membahas dan mengesahkan jadwal acara pembahasan tentang RUU Keinsinyuran. Berikutnya ini tanggal 5-7 ada rencana tapi mau dimajukan apa 4-6 ini kita koreksi ya, penyerapan aspirasi. Jadi kita mau sebelum masuk pada Panja melengkapi dulu semua masukan atau aspirasi sebelum kita masuk pada Panja ini untuk mendatangi tiga kota mewakili Barat, Tengah, Timur, Medan, Surabaya dan Makassar. Saya minta pendapat rekan-rekan sekalian, apakah cocok waktunya. Kalau kita ambil Rabu, Kamis, Jumat bisa kan, tapi jangan hari Paripurna juga, kita harus mulai kerja juga jangan terlalu mundur kecuali kalau kita mau kerja dulu, tengah-tengah kita berangkat, bekerja lagi juga tidak apa-apa, boleh juga tidak ada masalah.

Kalau begitu Rapat Kerja dengan Pemerintah kita lanjutkan besok 1 hari lagi, bukan besok, artinya kita sebelum kunjungan kerja terpaksa kunjungan kerjanya inikan minggu depan ini. Tanggal 11-13 tapi prakteknya 11-12 juga pulang ya. Berarti kita anggap tidak ada apa-apa sampai dengan Rapat Kerja kalau hari ini beres semua, kalau hari ini kita anggap materi DIM sudah selesai, kalau tidak kita teruskan materi DIM nya sebelum berangkat. Berarti kalau begitu kita lanjutkannya mulai hari apa untuk rapat. Kita tugaskan dulu TA dengan sekretariat untuk menyusun bahan rapat yang fix begitu ya. ltu perlu waktu berapa hari kira-kira ya

12

ARSIP D

PR-RI

Page 13: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

TA, 3 hari? 2 hari? Kan tadilita sudah pakai harinya 11-13. Kita minta TA kerja atau begini TAnya kerja dulu.

Saya ingin tanyakan lagi, inikan tanggal28, bagaimana kalau TA sebelum kita berangkat boleh-boleh saja kerja kan TA. Justru itu kita minta TA sudah mulai bekerja. TA mulai bekerja tanggal 1-4 bisa kan. Jadi TA dan Sekretariat DPR ini mulai tanggal, tengah minggu saja mulai tanggal 2-4 kan TA kerja dulu. Jadi sebelum berangkat TA kerja. lni Senin-Rabu TA, kemudian berangkatnya karena berangkatnya minggu depannya lagi masih ada waktu ya, ini apa mau isi dengan kunjungan kerja atau rapat. Tolong pemerintah kalau ada saran langsung dipotong saja pak ya, mentang-mentang banyakan kita pemerintahnya diam saja, nanti pemerintah tidak bisa.

Senen, Selasa, Rabu sudah, Kamis, Jumat jangan dipakai ya. Minggu depannya lagi berarti tanggal 9-10, sebelum berangkat tanggal 9-10 kan. Tanggal 9 nya Sen en, 10 nya Selasa itu biasanya ada Paripurna, Rabunya berangkat kita. Jadi saya pikir tidak apa-apalah kosong saja ya. Pulangnya berangkat baru bentuk Panja baru kita rapat Panja ya. Jadi kita berangkat hari Senen-Rabu, Kamisnya kita mau rapat boleh. Pembentukan Panja tanggal 16, jalan dulu. Jalan tanggal 11-13, minggu depannya tanggal 16 kita bentuk Panja, baru Panja terus kerja rapat. Pembentukan Panja itu masih Pansus ya forumnya, forumnya Rapat Kerja Pansus. Jadi Rapat Kerja Pansus itu mulai Senin-Selasa, itu dilanjutkan dengan pembentukan Panja nantinya. lni Rapat Kerja dengan Pemerintah, Raker Pansus dilanjutkan dengan pembentukan Panja. Dilanjutkan tanggal 18 nya Rapat Panja ya, tanggal 19 saja. Rapat Panja dengan pejabat eselon I Pemerintah. 19 September sampai dengan 11 Oktober itu rapat Panja. Nanti Ketua Panjanya Pak Rustanto yang memimpin Panja, sedangkan di Timus dan Timsin Pak Dadus, Pak Alimin sama saya mendampingi saja.

Masa sidang ini akan berakhir pada tanggal 25 Oktober, 26 nya itu sudah reses sampai 17 November, tidak sampai sebulan, resesnya sebentar. Kemudian kita masuk reses masa persidangan sudah selesai, kita masuk lagi masa sidang kedua tahun 2013-2014 mulai tanggal 18 November. Tanggal 18 sampai dengan tanggal 4 Rapat Timus dan Timsin, berarti sebelumnya sudah ada pembentukan Timus dan Timsin ya tanggal 17 Oktober ya. ltu tidak diubah ya sesuai dengan draf. Jadi kita ulangi lagi, tanggal 17 ada Rapat Panja pembahasan tingkat Panja dilakukan dengan pembentukan Timus dan Timsin. Tanggal 18 sampai tanggal 24 Rapat Timus dan Timsin, oh belum rapat, TA lagi menyusun bahannya. Jadi Timus dan Timsin itu kerjanya nanti masuk masa sidang berikutnya, di awal masa sidang berikutnya. Jadi tanggal 18 sampai tanggal 4 itu kerja Timus, mengatur sendiri jadwalnya. Pokoknya dikasih waktu sampai dengan tanggal 4 Desember, harus selesai tanggal 5 Desember karena tanggal 5 Desember ada Rapat Panja lagi dengan pejabat eselon I. Berarti Timus dan Timsin itu sudah harus melaporkan kepada Panja, sudah selesai artinya.

Tanggal 9 Rapat di tingkat Pansus untuk mendengarkan laporan dari Panja, yang dimaksud Pansus ini Pansus intern di DPR. Baru tanggal 12 nya Raker dengan pemerinta. Artinya laporan Panja kepada Pansus, pendapat akhir fraksi-fraksi, pendapat akhir pemerintah, pengambilan keputusan. Jadi 12 Desember ini kita · anggap selesai pembahasan tingkat pertama. Nanti akan dibawa ke tingkat kedua di bulan ini juga tanggal 17 Desember, Paripurna DPR. Kemudian kita reses lagi tanggal 21 Desember sampai 12 Januari. Jadi kita punya waktu 2 masa sidang, masa sidang yang kedua itu ringkas pak. Jadi masa sidang yang keduanya ini ~ 8 November sampai dengan 17 Desember, sebulan, itu kerjanya Timsin dan Timus

13

ARSIP D

PR-RI

Page 14: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

sama TA. lni karena memang RUU ini diharapkan tidak terlalu politis dan tidak politis memang. Jadi mudah-mudahan tidak perlu terlalu dirisaukan untuk terjadi deadlock. Tidak seperti Undang-Undang Pemilu soal threshold saja tidak kelar-kelar, Undang­Undang Ormas. Tergantung pemerintah mau cepat atau tidak, begitu maksudnya pak tapi kita punya pengalaman dengan Pak Joko cepat kan.

Jadi saya pikir draf ini kita ulang lagi supaya jangan kelewatan nanti. Supaya bisa kita sepakati dulu. Kita tidak sempat ke luar negeri lagi pak. Mulai dari Senen­Rabu, 2-4 TA kerja. Kemudian Rabu-Jumat, 11-13 kunjungan kerja penyerapan aspirasi. lni daerah yang dikunjungi Medan, Surabaya dan Makassar. Mumpung ada ternan-ternan di sini, nanti masing-masing menentukan kemana berangkatnya, dibagi 3. Jadi habis ini tolong disampaikan kepada staf untuk dimana maunya. Jawa Barat bisa kapan-kapan, makanya tiap hari bosen Pak Joko nya. Berikutnya Rabu, Senen-Selasa Raker dengan Pemerintah pembahasan tingkat Pansus dilanjutkan dengan pembentukan Panja. Jadi Selasanya pembentukan Panja.

Kemudian selanjutnya tanggal 19-11 Oktober berarti kita hampir sebulan, tidak sampai ya, Rapat Panja dengan pejabat eselon I pemerintah pembahasan tingkat Panja judulnya. Kita cek Iagi ada koreksi tidak, kasih tau ya. Rabu, itu kok yang atas tidak pakai "hari"ya, pakai "hari" biar seragam. 11 Oktober hari Jumat. Berikutnya Rabu di bulan Oktober Rapat Intern Pansus mendengarkan laporan dari Panja mengenai hal-hal yang dipending atau hal-hal yang ditunda. Kemudian 17 Oktober Rapat Panja, pembahasan tingkat Panja dilakukan dengan pembentukan Timus-Timsin. Berikutnya 18-24 Oktober 2013 Tenaga Ahli dan Sekretariat DPR, dan Tenaga Ahli Pemerintah menyusun bahan Timus-Timsin. Berarti sampai reses yang kerja tenaga ahli ya. Masuk-masuk tanggal 18-4 Desember itu sudah rapat Timus dan Timsinnya, artinya sudah rapat, pembahasan tingkat Timus-Timsin yang dipimpin oleh Pak Dadus, sampai selesai ini tidak tawar-tawar karena Kamis tanggal 5 ada Rap at Panja dengan eselon 1 pemerintah untuk laporan Tim us-Timsin kepada Pak Rustanto, mana-mana yang masih pending itu harus dikumpulkan.

Kemudian masuk ke 9 Desember Senen Rapat Intern Pansus mendengar laporan dari Panja mengenai hal-hal yang belum disepakati. Kamis 12 Desember Rapat Kerja Pansus dengan Pemerintah, ini final sudah. Selasa 17 Desember Rapat Paripurna pembahasan tingkat II. Apa masih mau tanggapan dari pemerintah dulu, silahkan pak.

MENTER! RISET DAN TEKNOLOGI (PROF. DR. IR. H. GUSTI MUHAMMAD HATTA):

Terima kasih pimpinan. Jadi saat bapak-bapak berdiskusi kami juga mengikuti dan saya juga sambil

bertanya situ sepakat tidak, ternyata sepakat pak, jadi kami sepakat.

KETUA RAPAT:

T erima kasih. Ini tanda-tanda Iancar juga ya. Kalau tidak ada yang menyanggah ini saya

minta kesepakatan dan setuju ya?

RAPAT: SETUJU

14

ARSIP D

PR-RI

Page 15: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

Baik jadwal acara sudah selesai, kita sekarang masuk ke acara berikutnya tentang mekanisme yang sudah baku. Mana bahannya saya bacakan saja.

MEKANISME PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG KEINSINYURAN

Sesuai dengan Peraturan DPR Rl tentang Tata Tertib, Pasal 129 ayat (3) huruf a dan huruf b, pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran dilakukan dalam 2 (dua) tingkat pembicaraan, yaitu :

a. Tingkat I dalam Rapat Panitia Khusus; b. Tingkat II dalam Rapat Paripurna.

Berdasarkan Peraturan DPR Rl tentang Tata Tertib Pasal 138, Pembicaraan Tingkat I sebagaimana dimaksud dalam Pasal129 ayat (3) huruf a dilakukan dalam:

a. rapat kerja; b. rapat panitia kerja; c. rapat tim perumus/tim kecil; dan/atau d. rapat tim sinkronisasi.

Mengingat RUU tentang Keinsinyuran merupakan usul inisiatif DPR Rl, maka sesuai dengan Peraturan DPR Rl tentang Tata Tertib Pasal 133 ayat (1), Pansus berkewajiban mengundang pengusul untuk memberikan penjelasan atau keterangan atas rancangan undang-undang. Keterangan tersebut disampaikan dalam rapat Panitia Khusus sebelum pembahasan dengan Pemerintah.

JENIS RAPAT PANSUS

A RAPAT PIMPINAN I RAPAT INTERN 1. Menetapkan jadwal acara dan mekanisme pembahasan Pansus. 2. Mereview tiap tahapan. 3. Rapat Pimpinan/Rapat Intern dipimpin oleh Pimpinan Pansus.

B. RAPAT KERJA 1. Rapat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 ayat (1.) huruf a

membahas seluruh materi RUU tentang Keinsinyuran sesuai dengan DIM, yang dipimpin oleh Pimpinan Pansus dengan menteri yang mewakili Presiden dengan ketentuan : a. DIM dari Pemerintah menyatakan rumusan "tetap", langsung disetujui

sesuai dengan rumusan; b. dalam hal substansi belum disetujui, dibahas lebih lanjut dalam rapat

Panitia Kerja c. dalam hal substansi disetujui tetapi rumusan perlu disempurnakan,

diserahkan kepada Tim Perumus; d. penyempurnaan yang bersifat redaksional Iangsung diserahkan kepada

Tim Perumus. 2. Pembahasan RUU tentang Keinsinyuran dalam rapat kerja, lebih lanjut

diserahkan kepada panitia kerja.

15

ARSIP D

PR-RI

Page 16: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

3. Pansus dapat meminta menteri yang mewakili Presiden dalam membahas RUU tentang Keinsinyuran untuk menghadirkan menteri !ainnya atau pimpinan !embaga pemerintahan non kementerian dalam rapat kerja atau mengundang masyarakat dalam rapat dengar pendapat umum untuk mendapatkan masukan terhadap RUU tentang Keinsinyuran.

4. Sete!ah pembahasan RUU pada Rapat Kerja Pansus selesai, se!anjutnya pembahasan RUU diserahkan kepada Panitia Kerja.

C. RAPAT PANITIA KERJA 1. Panitia kerja dibentuk oleh Pansus yang ditugaskan membahas RUU tentang

Keinsinyuran yang keanggotaannya paling banyak separuh dari jumlah anggota Pansus.

2. Panitia kerja bertugas membahas substansi RUU tentang Keinsinyuran atau materi lain yang diputuskan dalam rapat kerja Pansus.

3. Rapat panitia kerja membahas substansi RUU tentang Keinsinyuran berdasarkan DIM, yang dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Pansus, dengan menteri yang diwakili oleh pejabat eselon I yang membidangi materi RUU tentang Keinsinyuran.

4. Panitia kerja dapat membentuk tim perumus, tim kecil, dan/atau tim sinkronisasi.

5. Panitia kerja bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada rapat kerja Pansus.

D. RAP AT TIM PERUMUSITIM KECIL 1. Tim perumus/ Tim Kecil bertugas merumuskan materi RUU tentang

Keinsinyuran sesuai dengan keputusan rapat kerja dan rapat panitia kerja dengan menteri yang diwakili oleh pejabat eselon I yang membidangi materi RUU tentang Keinsinyuran.

2. Keanggotaan tim perumus/tim kecil paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Panja.

3. Rapat tim perumus/ tim kecil dipimpin o!eh salah seorang pimpinan panitia kerja.

4. Tim perumus/tim kecil bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada rapat panitia kerja.

E. RAPAT TIM SINKRONISASI 1. Keanggotaan tim sinkronisasi paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah

anggota panitia kerja. 2. Tim sinkronisasi bertugas menyelaraskan rumusan RUU tentang

Keinsinyuran dengan memperhatikan keputusan rapat kerja, rapat panitia kerja, dan hasil rumusan tim perumus dengan menteri yang diwakili oleh pejabat eselon I yang membidangi materi rancangan undang-undang yang sedang dibahas.

3. Rapat tim sinkronisasi dip imp in oleh salah seorang pimpinan panitia kerja. 4. RUU tentang Keinsinyuran hasil tim sinkronisasi dilaporkan dalam rapat

panitia kerja untuk selanjutnya diambil keputusan.

F. RAPAT DENGAR PENDAPAT I RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM Pansus dapat mengadakan Rapat Dengar Pendapat!Rapat Dengar Pendapat Umum dengan instansi Pemerintah, pakar, akademisi dan berbagai pihak yang

16

ARSIP D

PR-RI

Page 17: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

terkait dan memiliki kepentingan terhadap Keinsinyuran untuk mendapatkan masukan sebagai bahan pembahasan Panitia Khusus RUU tentang Keinsinyuran. lni memang kita sudah jalan semua ini tapi karena kita waktu itu strateginya mungkin Pak Menristek, kita belum mau argonya jalan pak. Jadi masa sidang yang lalu itu argo belum jalan tapi kita sudah bisa dapat masukan. Kalau waktu itu DIM nya dilakukan diawal kemarin, itu kita juga punya waktu satu kali lagi masa sidang, karena itu kita sepakati untu RDP/RDPU kemarin sebelum DIM, sehingga kita punya waktu mulai hari ini resminya kita bahas Pansus ada 2 kali masa sidang. ltu kita punya strategi untuk mendapatkan masukan lebih banyak.

G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. pengambilan keputusan RUU tentang Keinsinyuran dalam rapat kerja

dilaksanakan berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. 2. Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat

dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota rapat yang terdiri atas lebih dari separuh unsur fraksi.

3. Apabila dalam rapat panitia kerja tidak dicapai kesepakatan atau suatu atau beberapa rumusan RUU tentang keinsinyuran, permasalahan dilaporkan dalam rapat kerja untuk selanjutnya diambil keputusan.

4. Apabila dalam rapat kerja tidak tercapai kesepakatan atas suatu atau beberapa rumusan RUU tentang Keinsinyuran, pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat paripurna . setelah terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 1.

Jadi huruf a ini tetap pengambilan keputusan tingkat II kalau di tingkat I tidak berhasil. Biasanya antara Pemerintah dan DPR itu karena DPR sendiri harusnya sudah selesai duluan, biasanya DPR nya sendiri harusnya sudah selesai duluan, biasanya perbedaannya DPR dan Pemerintah. Tapi jarang rasanya kita lakukan voting itu di bawa Paripurna biasanya kita pending dulu kalau memang tidak tahu, selesai dengan pemerintah. Mudah-mudahan tidak ada masalah RUU Keinsinyuran ya.

Pengambilan Keputusan pada akhir Pembicaraan Tingkat I, dilakukan dengan acara:

1. pengantar pimpinan Pansus; 2. laporan Panitia Kerja; 3. pembacaan Naskah RUU tentang Keinsinyuran; 4. pendapat akhir mini sebagai sikap akhir; 5. penandatanganan Naskah RUU tentang Keinsinyuran; dan 6. pengambilan keputusan untuk melanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II

dalam Rapat Paripurna DPR Rl.

17

ARSIP D

PR-RI

Page 18: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

..

lni standard semua, saya pikir mekanisme ini kalau tidak ada persoalan bisa kita sepakati untuk dijadikan pedoman untuk pembahasan Pansus RUU Keinsinyuran. Setuju?

RAPAT:SETUJU

Acara berikutnya ini acara terakhir kita pak, kita mempersilahkan pemerintah untuk memberikan DIM atau menyerahkan DIM pemerintah kepada Pansus atas RUU Keinsinyuran dan saya pikir diwakili saja. Selanjutnya kami persilahkan untuk melakukan penyerahan.

F-HANURA (DJAMAL AZIZ ):

Ketua, kalau bisa jadwal tadi itu di print supaya pemerintah bisa lihat, kita juga bisa lihat.

KETUA RAPAT:

Baik, sekali lagi kami atas nama Pansus RUU tentang Keinsinyuran mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah dalam hal ini yang diwakili oleh Bapak Menristek, Prof. DR. Jr. H. Gusti Muhammad Hatta atas DIM yang sudah diserahkan pada Pansus, artinya kita sudah bisa mulai kerja pak argo jalan sesuai jadwal tadi. Kita jangan sampai tidak selesai dalam dua kali masa sidang, terakhir tadi kita sudah sepakati paling lambat tanggal 17, insya Allah kita sudah bisa di Paripurna mengesahkan RUU tentang Keinsinyuran. Kami persilahkan terakhir pendapat pemerintah.

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI (PROF. DR. IR. H. GUSTI MUHAMMAD HATTA):

Pimpinan dan Anggota Pansus yang terhormat.

Kami sangat senang sekali diskusi kita atau rapat kita hari ini berjalan dengan lancar. Harapan kami hanya satu mari kita sama-sama menjaga jadwal yang sudah kita buat ini, sehingga apa yang kita inginkan pada tanggal 17 Desember nanti bisa menjadi kenyataan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Kalau tidak ada lagi kami ucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan anggota Pansus dan pemerintah atas Raker yang sangat produktif dan lancar.

18

ARSIP D

PR-RI

Page 19: DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170407-054511-8433.pdf · pertanyaan dari anggota, yang banyak tanya anggota biasanya pak. Selanjutnya kami akan menyampaikan penjelasan

\'

Mudah-mudahan sampai dengan akhir kita punya kerja berat yang bisa menghasilkan Undang-Undang Keinsinyuran selesai dengan cepat juga. Dengan demikian Rapat Kerja kami nyatakan ditutup.

Wassa/amu'alaiku Warahmatullahi Wabarakatuh.

RAPAT DITUTUP PUKUL 15.20 WIB.

19

Jakarta, 28 Agustus 2013 a.n. KETUA PANSUS

RUU TENTANG KEINSINYURAN, SEKRETARIS PAT

ARSIP D

PR-RI