dpn tut2blok15 kel 5

Upload: aprila-c-dara

Post on 10-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

DPN Tutorial Skenario 1 Blok XV Psikiatri

DPN Tutorial Skenario 2Blok XV PsikiatriKelompok 5 dr.Refni Kelompok 5 dr.Aprila Citra Dara1313010003Audina R Putri1313010007Intan Nararia P1313010010Pravangesta Anggit A1313010019Afra Bryges T1313010020Ashfi Millati1313010028Riska Siela S1313010041Ayu Mabaria1313010045Wily Danis P1313010048SkenarioSeorang wanita 23 tahun, datang ke dokter keluarha dgn keluhan sulit dan menolak untuk makan 1 minggu laluPasien sering sulit tidurKeluhan lain : sulit tidur, perilaku tenang dan mengurung diri, putus asa, rasa bersalah, mendengar suara ejekan tanpa bentukKeluhan setiap hari sampai tidak ingin melanjutkan kuliah di Perguruan tinggiDiketahui bahwa pasien pesimis, putus asa terhadap perkuliahannya. Merasa bersalah ke orangtua karena dirasa gagal.Sebelumnya pasien adalah anak yang bersemangatPx Fisik dan Px Neurologi DBN

ANALISIS MASALAH1. Mengapa sudah satu minggu pasien menolak untuk makan ?

Pasien menolak untuk makan penurunan nafsu makanNafsu makan: keinginan untuk mendapatkan jenis makanan tertentu yang berguna.Faktor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan:LingkunganBudayaPengaturan fisiologi di otak hipothalamusNucleus lateral hipothalamus pusat nafsu makanNucleus ventromedial hypothalamus pusat kenyangNucleus paraventriuklar dorsomedial proses dan perilaku makanArkuata mengatur pengeluaran dan pelepasan hormoneAmigdala bagian utama sistem olfaktoriusAda zat yang mampu mengubah perilaku nafsu makan:Zat oreksigenik yang menstimulus rasa laparContoh: neuropeptide Y, asam amino, galanin, endofinZat anoreksigenik yang menekan nafsu makanContoh: leptin, serotonin, norepinefrin, insulin.Perubahan jumlah Serotonin dan norepinefrin selain mempengaruhi stimulus nafsu makan, juga berkaitan dengan mekanisme timbulnya stress atau depresi (Hendro Djoko Tjahjono. 2011).Gangguan mood terbagi menjadi dua (Kaplan, 2010) :Gangguan mood yang menurun Gejala : hilangnya energi, hilangnya minat, rasa bersalah, sulit konsentrasi, hilangnya nafsu makan.Gangguan mood yang meningkat Gejala : flight of idea, tidur berkurang, waham kebesaran.Pada pasien ini kemungkinan terjadi gangguan mood yang menurun sehingga terdapat gejala hilangnya nafsu makan yang membuat pasien sulit makan (Kaplan, 2010).

2. Apa efek dari keluhan pasien yang sulit makan ?

Efek dari sulit makan (Marks, 2000) :Sulit makanIntake berkurangPasokan energi utama berkurangenergi berasal dari cadangan glikogen dan lemak habisenergi berasal dari cadangan protein habistubuh mengalami stresslaju metabolik tubuh berubahmuncul gejala-gejala (lemah, lunglai, hilangnya masa otot, daya tahan tubuh, dan lain-lain)

Nafsu makan menurun intake makanan berkurang termasuk intake glukosa yang berkurang hipoglikemia kebutuhan jaringan tidak terpenuhi sistem saraf sangat sensitive terhadap penurunan glukosa dalam serum gangguan pada sistem saraf pusat (Hotma Rumahorbo. 1999).

3. Apakah penyebab pasien menjadi sulit tidur, diam, mengurung diri dan tidak mau keluar kamar serta putus asa dan pesimis dalam menyelesaikan studinya ?

Dalam scenario pasien mengalami putus asa karena faktor pendidikan atau pola asuh yang terlalu dimanja, trauma masa lalu, kurang bersyukur, iman rapuh dan keadaan lingkungan yang tidak mendukung. Kemungkinan : Pola asuh yang salah, hal tersebut dapat terjadi pasien misal dahulunya diasuh dengan pola dependen yang segala sesuatunya harus dilayani oleh orang tuanya atau orang lain, ketika orang tersebut kuliah mungkin dia mendapat suatu cobaan misal banyak tugas, tetapi ketika dahulu karena sering dilayani akhirnya orang tersebut kurang mandiri sehingga tidak dapat menyelsaikan pekerjaannya sendiri yang menyebabkan orang tersebut merasa memiliki maslah yang berat. Berdasarkan kasus skenario pasien mengurung diri dan tidak mau keluar kamar. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilakunya yang sekarang adalah sebagai berikut :Faktor PsikososialFaktor KepribadianFaktor PsikodinamikFormulasi Lain dari Depresi/ Faktor Lain

Sulit tidur : kesulitan dalam memulai tidur atau kesulitan mempertahankan tidurnya. Saat cemas neurotransmitter meningkat, sehingga sulit memulai tidur, karena dapat mempengaruhi penurunan/hilangnya REM tidur. Saat depresi gangguan kolinergik sentral, gangguan aktivitas kolinergik menyebabkan pemendekan fase REM, sehingga penderita tidak bisa mempertahankan tidurnya (Kaplan, 2010).4. Apa yang menyebabkan timbulnya suara-suara yang mengejek dan menyalahkan pasien hingga pasien sedih ?

Halusinasi gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.; persepsi palsu. Ilusi pasien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus (Townsend, C, Mary. 2002).

Etiologi Menurut Stuart (2007):Faktor PredisposisiBiologisAbnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. . Psikologis Sosial Budaya Mempengaruhi gangguan orientasi realita Faktor PrespitasiGangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Biologis Stres Lingkungan Sumber Koping Halusinasi memiliki 4 fase, yaitu:Fase I (Comforting)Fase II (Condeming)Fase III (Controlling)Fase IV (Conquering)

5. Bagaimana penegakkan diagnosis kasus tersebut ?

Cara penegakan diagnosis depresi (Muslim, 2013) : Gejala Utama Perasaan depresif Hilangnya minat dan semangat Mudah lelah dan tenaga hilang Gejala LainKonsentrasi dan perhatian menurun Harga diri dan kepercayaan diri menurun Perasaan bersalah dan tidak berguna Pesimis terhadap masa depan Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri Gangguan tidur Gangguan nafsu makan Menurunnya libido

IntepretasiTingkat DepresiGejala UtamaGejala lainFungsiKeteranganRingan22Baik-Sedang23-4TergangguNampak distressBerat3> 4Sangat TergangguSangat distressTabel 3.1. Interpretasi Penegakan Diagnosis Depresi (Muslim, 2013).6. Apa diagnosis banding dari kasus pasien ini?

Diagnosis banding :Depresi Berat Dengan PsikotikPsikosis AkutScizoafektif Tipe DepresiScizofreniaGangguan Bipolar I, Episode Terkini DepresiDiagnosis kerja

Multiaxial :Aksis I: F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala PsikotikAksis II: DependentAksis III: Belum ada diagnosisAksis IV: Masalah kepribadian, primary support groupAksis V: 50 - 41 GAF

7. Apa diagnosis kerja pada kasus pasien ini?

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala PsikotikAlasan DiagnosisDdIncludeExcludeDepresi berat dengan psikotik

Perasaan sedih Lelah >> hilang minat dan semangat, malas beraktivitas menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan, gangguan pola tidurWaham Halunsinasi Stupor depresi.

Pada kasus ada riwayat manik 1 tahun yang lalu pada gejala klinis penyakit ini tidak ada gangguan manikPsikosis akut

Terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh Onset yang tiba-tiba ( 2 minggu)Tidak ada episode manik atau depresifScizoafektif tipe depresi

WahamHalusinasi

Bicara terdisorganisasiPerilaku katatonikGejala -, afek datar, alogia, tidak ada minat onset paling tidak 6 bulanScizofrenia

Ada gejala + berupa waham dan ilusinasi,Ada gejala berupa tidak ada minat (anhedonia)Bersifat kronis dan selalu mengalami kekambuhanGangguan bipolar I, episode terkini depresi

perubahan yang tidak biasa pada suasana 2 perasaan, dan proses berfikir yang didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik dan depresiEpisode berulang (sekurangnya 2) berupa peninggian mood di satu waktu dan penurunan mood di waktu yang lain. Dan ada penyembuhan sempurna antar episode Gangguan bipolar I, episode terkini depresiDEFINISI

Gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana 2 perasaan, dan proses berfikir yang didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik dan depresi

Episode berulang (sekurangnya 2) berupa peninggian mood di satu waktu dan penurunan mood di waktu yang lain. Dan ada penyembuhan sempurna antar episode

Gangguan jiwa berat yang prevalensinya cukup tinggi. Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa risiko untuk terjadinya gangguan bipolar sepanjang kehidupan adalah sekitar 1-2%Puncaknya sering terjadi pada usia 20-25 tahunPrevalensi (wanita: pria = 1:1)

EPIDEMIOLOGIETIOLOGIGenetik

2. NeurotransmiterDopamine, serotonin, dan noradrenalinGen yang berhubungan dengan neurotansmiter :monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-Ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT)

3. Kelainan organikDi tes dengan :magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission tomography (PET)

4. Oligodendrosit-myelin