dpk - konduktivitas

19
PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit. Dapat menentukan konduktivitas suatu larutan dengan cara yang sederhana. 1.2 DASAR TEORI Konduktivitas adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu benda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Larutan merupakan suatu system homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bias dibedakan secara fisik. Sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui percampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK KIMIA 1

Upload: nur-fitriani

Post on 27-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DPK

TRANSCRIPT

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN

BAB I

PENDAHULUAN1.1 TUJUAN Dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit.

Dapat menentukan konduktivitas suatu larutan dengan cara yang sederhana.

1.2 DASAR TEORIKonduktivitas adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu benda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.

Larutan merupakan suatu system homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bias dibedakan secara fisik. Sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui percampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.

1.2.1 Larutan ElektrolitBerdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi) larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.1.2.2 Larutan Elektrolit KuatLarutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada di dalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3, dan lain-lain.

Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2, dan lain-lain.

Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain :

NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)2, dan lain-lain.1.2.3 Larutan Elektrolit LemahLarutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < Yang tergolong elektrolit lemah adalah :

Asam lemah, antara lain : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dan lain-lain.

Basa lemah, antara lain : NH4OH, Ni(OH)2, dan lain-lain.

Garam-garam yang sukar larut, antara lain : AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain-lain.

1.2.4 Larutan Non ElektrolitLarutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan Urea

Larutan Sukrosa Larutan Glukosa, dan lain-lain1.2.5 IonisasiIonisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti electron atau yang lain. Proses ionisasi ke muatan positif atau negative sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapatkan ketika electron yang terikat pada atom atau molekul menyerap energi cukup agar dapat lepas dari potensial listrik yang mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion bermuatan negative didapat ketika electron bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit atom dengan potensial listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe : ionisasi sekuensial dan ionisasi non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi sekuensial yang dapat terjadi sehingga disebut ionisasi klasik. Ionisasi non-sekuensial melawan beberapa hokum fisika klasik dan akan dijelaskan dibagian ionisasi kuantum.1.2.6 Ionisasi KlasikMenurut fisika klasik, energi elektron yang melebihi energi potensial listrik kulit dimana electron tersebut berada, electron tersebut akan berpindah. Menurut prinsip ini elekton bebas harus memiliki energi yang lebih besar dari kulit potensialnya. Jika electron tersebut memiliki energi cukup untuk melakukan itu maka electron itu akan menuju ketingkat energi yang terendah, dan sisa energi akan diradiasikan. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan.

1.2.7 Pengukuran KonduktivitasAliran listrik dalam suatu elektrolit akan memenuhi hokum ohm, yang menyatakan bahwa : Besarnya arus listrik (I Ampere) yang mengalir melalui larutan sama dengan perbedaan potensial (V Volt) dibagi dengan tahanan (R Ohm). Secara matematis :

Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainnya berdasarkan rumus :

Konduktivitas spesifik atau konduktivitas (K) :

Keterangan : tahanan

A= luas penampang lintang

l= panjang

K= konduktivitas dengan satuan ohm-1.cm-1 atau ohm-1.m-1Untuk suatu larutan elektrolit, biasanya yang diukur adalah konduktannya dan bukan tahanannya. Untuk mengukur konduktan suatu larutan dapat gunakan alat yang dinamakan sel konduktan. Sel konduktan terdiri dari sebuah wadah kecil, tempat larutan yang akan diukur konduktivitasnya.BAB II

METODOLOGI2.1 ALAT DAN BAHAN2.1.1 Alat Gelas kimia 250 ml

Spatula

Batang pengaduk

Labu ukur 100 ml

Sel konduktan

Kaca arloji

Pipet ukur 10 ml

Bulp

Power Supply

Multimeter

Botol semprot2.1.2 Bahan NaCl

KCl

Etanol 30%

Aquadest2.2 PROSEDUR KERJA2.2.1 Persiapan Larutan Sampel

2.2.2 Pengukuran Konduktivitas

BAB III

DATA PENGAMATAN3.1 TABEL PENGUKURAN KONDUKTIVITASSampelVolt (V)Kuat Arus Listrik (Ampere)

IIIrata-rata

NaCl 1 M9 V14 A9 A11,5 A

NaCl 0,1 M9 V3 A2 A2,5 A

NaCl 0,01 M9 V0,5 A0,5 A0,5 A

KCl 1 M9 V13,5 A11 A12,25 A

Etanol 30%9 V000

Minyak Tanah9 V000

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, praktikum yang dilakukan adalah penentuan konduktivitas larutan dengan tujuan dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit serta dapat menentukan konduktivitas larutan dengan cara yang sederhana. Konduktivitas itu sendiri merupakan ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik.

Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah NaCl 1 M, NaCl 0,1 M, NaCl 0,01 M, KCl 1 M, etanol 30% dan minyak tanah. Untuk KCl tidak dicari nilai konduktivitasnya, melainkan digunakan untuk membantu menentukan nilai konduktivitas NaCl 1 M, NaCl 0,1 M, NaCl 0,01 M, etanol 30% dan minyak tanah. Setelah melalui perhitungan, maka diperoleh nilai konduktivitas :NaCl 0,01 M: 0,1022 ohm-1.m-1NaCl 0,1 M: 0,0222 ohm-1.m-1NaCl 1 M: 4,44 x 10-3 ohm-1.m-1

NaCl merupakan larutan elektrolit kuat, karena NaCl terbuat dari basa kuat (NaOH) dan asam kuat (HCl). Larutan NaCl dapat mengion seluruhnya atau sempurna. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah konsentrasinya (Molaritas) maka semakin kecil pula nilai konduktivitasnya. Begitu pula jika semakin tinggi konsentrasinya maka semakin besar pula nilai konduktivitasnya. Itu semua disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi suatu larutan berarti jumlah zat terlarutnya semakin besar atau banyak. Semakin banyak zat terlarut, maka ion-ion yang dihasilkan semakin banyak pula.

Pada larutan etanol 30% dan minyak tanah sudah pasti tidak memiliki nilai konduktivitas. Karena kedua larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan konduktivitas itu sendiri merupakan ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Maka dapat dikatakan pula larutan etanol 30% dan minyak tanahtergolong larutan non elektrolit. Dimana larutan non elektrolit itu merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.BAB V

KESIMPULAN1. Nilai Konduktivitas

NaCl 1 M: 0,1022 ohm-1.m-1NaCl 0,1 M: 0,0222 ohm-1.m-1NaCl 0,01 M: 4,44 x 10-3 ohm-1.m-12. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka akan semakin tinggi pula nilai konduktivitasnya.3. Etanol dan minyak tanah tidak memiliki nilai konduktivitas karena kedua larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik (non elektrolit).DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/ionisasi2. http://id.wikipedia/wiki/konduktivitas_listrik3. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia?kimia_smk/kelas_x/jenis-jenis-

larutan-dan-larutan-elektrolit/4. Tim Laboratorium Kimia Dasar., 2009, Penuntun Praktikum Dasar Proses

Kimia Jurusan Kimia POLNES : SamarindaLAMPIRAN

PERHITUNGAN

NaCl 1 M9 V11,5 A

NaCl 0,1 M9 V2,5 A

NaCl 0,01 M9 V0,5 A

KCl 1 M9 V12,25 A

Larutan KCl 1 M

KKCl = 0,111342 ohm-1.m-1maka dapat dicari nilai atau X

Larutan NaCl 1 M

K = 0,1022 ohm-1.m-1Larutan NaCl 0,1 M

K = 0,022 ohm-1.m-1Larutan NaCl 0,01 M

K= 0,022 ohm-1.m-1

GAMBAR ALAT

Gelas Kimia

Spatula

Batang Pengaduk

Kaca Arloji

Bulp + Pipet ukur

Labu Ukur

Botol Semprot

Membuat larutan NaCl dengan konsentrasi 1 M sebanyak 100 ml.

Mengencerkan larutan tersebut sampai 0,1 M sebanyak 100 ml.

Mengencerkan larutan NaCl 0,1 M sampai 0,01 M sebanyak 100 ml.

Membuat larutan KCl 1 M sebanyak 100 ml.

Mencatat hasil pengukuran.

Mengukur arus listrik yang dihasilkan larutan NaCl 1 M.

Mengukur nilai beda potensial.

Merangkai alat pengukur konduktivitas.

Melakukan secara duplo.

Melakukan dengan cara yang sama pada larutan NaCl 0,1 M, NaCl 0,01 M, KCl 1 M, minyak tanah dan etanol.

Multitester

Power Supply

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK KIMIA 7

_1326595558.xls