Download - Documentww
-
BAB IV
PELAKSANAAN
A. KLASIFIKASI PIUTANG USAHA
Klasifikasi piutang usaha perusahaan pada PT. PLN (Persero) APL Cinere
dibagi menjadi dua yaitu menurut Sumber dan Waktunya, adapun
penjelasannya yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Sumbernya:
a. INTERN
Merupakan piutang yang berasal dari pihak intern perusahaan, antara
lain:
1) Pembayaran persekot kepada pegawai yang harus diperhitungkan
kembali untuk keperluan kesejahteraan pegawai maupun
perjalanan dinas.
2) Piutang cicilan akibat jual beli sesuatu kepada pegawai.
3) Piutang cicilan sebagai akibat tuntutan ganti rugi perusahaan kepada
pegawai.
b. EKSTERN
Merupakan piutang pihak ekstern kepada perusahaan atau perorangan
yang berasal dari
1) Penjualan jasa tenaga listrik.
2) Piutang cicilan biaya penyambungan.
3) Pemasangan instalasi rumah dari listrik pedesaan.
37
-
38
4) Pembayaran uang muka kepada perusahaan rekanan.
5) Operasi Penertiban Aliran Listrik OPAL yang merupakan piutang
dari penggunaan tenaga listrik yang dilakukan masyarakat secara
ilegal (pencurian aliran listrik).
6) Piutang tarif multiguna yang berasal dari penggunaan tenaga listrik
karena adanya permohonan pemasangan listrik karena acara tertentu
dimana keperluan pemakaian listrik lebih besar dari daya yang
seharusnya.
Adapun klasifikasi pelanggan dari piutang ini ialah:
1) Piutang Langganan Umum
Merupakan piutang yang berasal dari langganan atas penjualan tenaga
listrik termasuk denda akibat kererlambatan pembayaran tagihan
rekening listrik.
2) Piutang Langganan Instansi Pemerintah TNI & POLRI
Merupakan piutang yang berasal dari penjualan tenaga listrik kepada
kesatuan TNI & POLRI dan juga pegawai-pegawainya apabila
pembayaran rekening dilakukan oleh instansi / kesatuan yang
bersangkutan.
3) Piutang Langganan Instansi Pemerintah NON TNI & POLRI
Merupakan piutang yang berasal dari penjualan tenaga listrik kepada
instansi pemerintah NON TNI & POLRI, tidak termasuk pemerintah
daerah juga kepada pegawai pegawainya apabila pembayaran
rekening dilakukan oleh instansi pemerintah NON TNI & POLRI
-
39
tersebut.
4) Piutang langganan Instansi Pemerintah Daerah
Merupakan piutang yang berasal dari penjualan tenaga listrik kepada
instansi pemerintah daerah (termasuk perusahaan daerah) juga kepada
pegawai pegawainya apabila pembayaran rekening dilakukan oleh
instansi pemerintah daerah tersebut.
5) Piutang Langganan Perusahaan Negara
Merupakan piutang yang berasal dari penjualan tenaga listrik kepada
perusahaan perusahaan negara (Perjan, Perum, Persero, Bank, dll)
juga kepada pegawai pegawainya apabila pembayaran rekening
dikeluarkan oleh perusahaan- perusahaan negara tersebut.
6) Piutang Macam Macam
Merupakan piutang yang berasal dari rekanan perusahaan dalam suatu
kontrak kerjasama yang telah ditetapkan.
7) Piutang Ragu Ragu
Merupakan piutang yang berasal dari saldo piutang piutang
sebelumnya yang belum dapat ditagih sehingga disisihkan kedalam
penyisihan piutang ragu ragu (tidak dapat tertagih) dan menghapus
piutang ragu ragu tersebut apabila telah ada ketetapan untuk
menghapusnya.
2. Menurut Waktunya
a. Jangka Pendek
Piutang yang mempunyai umur antara 1 12 bulan atau kurang dari 1
-
40
tahun.
b. Jangka Panjang
Piutang yang mempunyai umur lebih dari 1 tahun.
B. Pengakuan dan Pencatatan Piutang
PT PLN (Persero) APL Cinere memberikan jasa tenaga listrik kepada
pelanggannya atas dasar pemakaian listrik setiap bulan, dan atas jasa tersebut
menjadikan pengakuan piutang perusahaan. Pengakuan piutang terhitung
pencatatan meter listrik atau sejak pertama kali listrik digunakan pada saat
awal bulan pemakaian hingga akhir bulan pemakaian yang merupakan
tagihan perusahaan setiap bulannya (tidak termasuk biaya pemeliharaan
meter, biaya administrasi keterlambatan serta biaya penagihan). Misalnya
awal bulan N (awal bulan pemakaian) perusahaan memberikan jasa aliran
listrik hingga akhir bulan N (akhir bulan pemakaian) maka pada awal bulan
kedua perusahaan melakukan penagihan atas jasa yang telah diberikan.
Pencatatan pemakaian listrik dilakukan oleh Petugas Pembaca Meter
CATER ditempat pelanggan dengan cara manual dan komputerisasi /
Portable Data Entry (PDE), hasil pembacaan meter diperlukan dan dikoreksi
untuk memastikan bahwa datanya telah sesuai atau benar, hasil pembacaan
meter yang telah diverifikasi dan diproses menjadi data pemakaian Kwh (Kilo
Watt per Hourse). Proses pencatatan tagihan tersebut menggunakan sistem
komputer CISRISI (Customer Informasi Riset Sistem Informasi) yang
digunakan untuk mencatat pemakaian listrik, menghitung dan menghimpun
-
41
tagihan listrik para pelanggan sehingga dapat mempermudah proses
penagihan dan pembayarannya.
Sistem pencatatan piutang tagihan listrik terhadap jasa yang telah
diberikan tersebut menggunakan metode akrual basis dimana proses
pengakuan piutang terjadi dan terhitung sejak awal pemakaian tenaga listrik
(pencatatan meter listrik) tetapi penagihannya tidak langsung ditagih kepada
pelanggan dan dikumpulkan terlebih dahulu selama satu bulan.
Contoh, pada pukul 00.00 WIB akhir bulan Januari, pemakaian jasa listrik
tuan H sebagai berikut:
Biaya Beban Rp 69.353,-
Biaya Pemakaian Listrik 186.785,- +
Beban dan Pemakaian Listrik 256.138,-
PPJU (3%) 7.684,- +
Tagihan bruto 263.822,-
Biaya Invoice 2.500,-
Bea Materai 0,- +
Total Tagihan Rp 266.322,-
Pada tanggal 1 Februari, proses billing yang dilakukan oleh Sistem
Komputer CISRISI memperlihatkan total tagihan rekening listrik bulan
Januari sebesar Rp 266.322,-. PPJU (Pajak Penerangan Jalan Umum)
merupakan pajak yang ditetapkan sebesar 3% kepada pelanggan untuk
Penerangan Jalan Umum, biaya invoice merupakan biaya yang dikeluarkan
PT PLN untuk mengirim surat tagihan rekening listrik kepada para pelanggan
-
42
sementara Bea Materai ialah pajak yang disetor kepada pemerintah dengan
catatan bila total tagihan melebihi Rp 500.000,- maka dikenakan materai Rp
3.000,- dan bila total tagihan melebihi Rp 1.000.000,- maka dikenakan
materai Rp 6.000,-.
Kemudian proses billing tersebut direkap kedalam Daftar Piutang
Pelanggan (DPP). DPP ini menunjukkan jumlah tagihan yang dihimpun dari
pemakaian listrik pelanggan serta menunjukkan jumlah piutang usaha yang
sudah diakui sebagai pendapatan tetapi belum dibayarkan, pada tanggal 1
Februari DPP ini dilaporkan untuk pengakuan pendapatan pada bulan Januari
dan tahap selanjutnya siap dicetak dokumen bukti pembayaran tagihan
rekening listrik per pelanggan dengan ketentuan pelanggan tersebut telah
membayar tagihan rekening listriknya.
Adapun pencatatan jurnal tanggal 1 februari:
Piutang Usaha Rp 266.322,-
Pendapatan PTL Rp 256.138,-
Pendapatan TB 2.500,-
Utang PPJU 7.684,-
Utang Materai 0,-
Jurnal diatas dibuat untuk mencatat piutang usaha perusahaan. PTL
merupakan Pemakaian Tenaga Listrik para pelanggan, TB merupakan
Tambahan Biaya dan PPJU merupakan Pajak Penerangan Jalan Umum.
-
43
C. Penerimaan Pembayaran Piutang.
Pada tanggal 1 Februari DPP per Januari telah dihimpun dan dilaporkan
serta dokumen bukti pembayaran tagihan rekening listrik siap dicetak, maka
pelanggan dapat melakukan pembayaran piutang bulan Januari pada awal
bulan Februari. Perusahaan menerima pembayaran piutang atas jasa yang
telah diberikan selama 1 bulan dengan menyediakan tempat dan cara
pembayarannya, hal tersebut ditujukan untuk memudahkan para
pelanggannya membayar tagihan rekening listriik yang berada di wilayah
perusahaan maupun diluar wilayah perusahaan dengan melakukan kerjasama
dengan perusahaan rekanan.
Pembayaran rekening listrik wilayah perusahaan dapat dilakukan di
loketloket pembayaran (payment point) yang telah disediakan perusahaan.
Batas pembayaran tagihan rekening listrik diperusahaan ini dibagi
kedalam 3 siklis (periode) per tanggal, yakni :
1. Siklis 1 (1-10 hari)
2. Siklis 2 (5-15 hari)
3. Siklis 3 (10-20 hari)
Ketiga siklis tersebut ditujukan agar menghindari terjadinya loket
pembayaran yang terlalu penuh oleh para pelanggan dan juga agar pelanggan
pun nyaman dan aman dalam pembayaran. Adapun jurnal pada saat
pembayaran/pelunasan yang dicatat ialah :
Kas Rp 266.322;
Piutang Usaha Rp 266.322
-
44
Bila pelanggan melakukan pembayaran melebihi batas pembayaran (siklis)
yang telah ditetapkan, maka dalam waktu dua bulan kedepan pelanggan
tersebut akan dikirim surat pemutusan sementara dan dalam jangka waktu
satu bulan setelah surat dikirim maka akan dilakukan pemutusan sementara
oleh PT PLN (Persero) bila pelanggan belum melunasi tagihan listriknya.
Penyambungan kembali tenaga/aliran listrik dilakukan apabila pelanggan
sudah melunasi tagihan rekening listriknya ditambah dengan Biaya
Keterlambatan (BK) sebesar 10% dari total tagihan dengan pengakuan
sebagai pendapatan lain-lain. Berdasarkan transaksi diatas, unit kas/bank
melakukan pencatatan dengan jurnal:
Kas Rp 292.954,-
Piutang usaha Rp 266.322,-
BK 26.632,-
Apabila dalam jangka waktu dua bulan sejak tanggal pemutusan
sementara pelanggan masih belum juga melunasi tunggakannya, maka PT
(PLN) Persero berhak melakukan pemutusan rampung berupa penghentian
penyambungan aliran tenaga listrik dengan mengambil sebagian/seluruh
installasi milik perusahaan. Jika pelanggan menginginkan penyambungan
kembali, maka diperlakukan sebagai permintaan penyambungan baru dan
pelanggan harus membayar biaya penyambungan baru dan pelanggan harus
membayar biaya Pasang Kembali PASKEM sebesar RP100.000,- serta
melunasi seluruh kewajibannya terdahulu yang masih belum dibayar, PT PLN
(Persero) melakukan pencatatan dengan jurnal :
-
45
Kas Rp 392.954,-
Piutang usaha Rp 266.322,-
BK 26.632,-
PASKEM 100.000,-
Pembayaran diluar wilayah perusahaan menggunakan sistem Pembayaran
Rekening Listrik Fleksibel dan Otomatis PRAQTIS (Online), perusahaan
melakukan perjanjian dengan Bank-Bank rekanan perusahaan dan dibayarkan
lewat ATM (Automatic Teller Machine), Auto Debet Rekening, Phone
Banking, Internet Banking, Mobile Banking, Kartu Kredit, SMS (Short
Message Service).
Contoh: Tuan Hapiz sedang berada di daerah jakarta pusat ingin membayar
tagihan rekening listrik PT. PLN (Persero) APL Cinere, tetapi ia berada
diluar wilayah perusahaan dan ingin menggunakan cara pembayaran dengan
menggunakan sistem PRAQTIS (online) lewat ATM kepada bank yang telah
menjadi rekanan perusahaan. Setelah melakukan transaksi online, jurnal yang
dicatat perusahaan berdasarkan transaksi diatas ialah:
Kas Dlm Perjalanan Rp 266.322,-
Piutang usaha Rp 266.322,-
Jurnal diatas dibuat perusahaan setelah Bank menyerahkan daftar pembayaran
tagihan rekening listrik dan memberikan laporan penambahan rekening
perusahaan yang terdapat di bank, selanjutnya perusahaan membuat laporan
Pelunasan piutang. Perusahaan rekanan tersebut (bank) berkerja sama saling
menguntungkan dengan PT PLN (Persero) APL Cinere, kontrak kerjasama
-
46
tersebut menggunakan jasa timbal balik saling menguntungkan, perusahaan
rekanan mendapatkan fee atau pendapatan dari para pelanggan yang akan
dibayarkan perusahaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. Penyisihan Piutang
Bagian Komersialisasi (unit piutang usaha) PT PLN (Persero) APL Cinere
membuat perhitungan penyisihan piutang usaha berdasarkan kelompok Unsur
(unsure schedule) setiap 6 bulan sekali (per semester) dan menyisihkan
piutangnya: 0 s/d 3 bulan, 3 s/d 12 bulan dan diatas 12 bulan. Penyisihan
piutang berdasarkan kelompok unsur ini, pelanggan dibagi kedalam dua
bagian yaitu:
1. Pihak Ketiga : Pelanggan Umum
2. Pihak Istimewa : BUMN
Sementara untuk piutang kategori pelanggan TNI & POLRI serta
PEMERINTAH (Departemen dan Daerah) tidak disisihkan karena perusahaan
membuat nota tagihan rekening listrik dan dikirim ke KD Kantor Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang dan KD tersebutlah yang mempunyai kuasa
untuk membuat surat tagihan rekening listrik dan menagihnya untuk kategori
pelanggan TNI & POLRI dan PEMERINTAH (Departemen dan Daerah).
Setelah penentuan umur piutang pelanggan yang akan disisihkan, maka
akan dibuatkan persentase penyisihan piutang pelanggan yaitu untuk umur
piutang 0 s/d 3 bulan, 3 s/d 12 bulan dan diatas 12 bulan semuanya disisihkan
sebesar 3% sementara untuk penyisihan piutang tahun lalu (piutang ragu-
-
47
ragu) disisihkan sebesar 50% (khusus pihak ketiga)
Tabel 4Piutang usaha berdasarkan umur
s/d 1 Bulan > 1 s/d 3 Bulan> 3 Bln.s/d 1 tahunDiatas 1 Tahun2 3=4+5+6+7 4 5 6 7
U M U M 670,874,952 152,000,000 240,652,000 157,222,632 121,000,320
TNI & POLRI 972,200 972,200
Departemen 85,121,580 45,000,500 25,600,300 14,000,000 520,780
Pemerintah Daerah 89,631,900 39,250,000 47,812,100 2,569,800
P E M E R I N T A H 174,753,480 84,250,500 73,412,400 16,569,800 520,780
BADAN USAHA MILIK NEGARA 130,423,182 130,423,182
JUMLAH PIUTANG USAHA 977,023,814 367,645,882 314,064,400 173,792,432 121,521,100
Langganan Jumlah Tunggakan Piutang Usaha
Tabel 5Piutang usaha berdasarkan unsur
PEMERINTAHUraian Umum
ABRI (TNI & POLRI) Departemen Daerah
BUMNJumlah Piutang Pelanggan
Beban & Pemakaian Listrik Rp473,665,667 Rp972,200 Rp80,362,554 Rp85,998,000 Rp130,423,182 Rp771,421,603
Sewa Trafo
Biaya Pemakaian Trafo Rp953,265 Rp953,265
Sewa Kapasitor
Biaya Penyambungan Cicilan
U J L Cicilan
Tagihan Susulan Rp127,556,332 Rp563,254 Rp565,322 Rp128,684,908
P P J U Rp18,036,660 Rp2,456,372 Rp2,952,933 Rp27,031,793
Cicilan KLP
PPN R3 Rp26,352,663 Rp503,635 Rp26,856,298
Bea Materai Rp3,652,654 Rp250,000 Rp115,645 Rp4,018,299
Biaya Invoice Rp2,456,365 Rp32,500 Rp2,488,865
Biaya Keterlambatan Rp19,154,611 Rp19,154,611
JUMLAH Rp670,874,952 Rp972,200 Rp85,121,580 Rp89,631,900 Rp130,423,182 Rp977,023,814
Jumlah piutang usaha kolom 3 (berdasarkan umur) harus sama dengan jumlah
piutang usaha kolom 7 yaitu sebesar Rp 977,023,814; didapat dari:
-
48
Umum Rp 528,874,952;
ABRI (TNI & POLRI) 142.972.200;
PEMERINTAH 174.753.180;
BUMN 130.423.182; +
`Jumlah Rp 977,023,814
PT PLN (Persero) APL Cinere membuat laporan piutang usaha
berdasarkan unsur dan umur sementara perhitungan penyisihan piutang tak
tertagih berdasarkan unsur per 31 januari 2005 ialah sebagai berikut:
Tabel 6Penyisihan Piutang usaha
NO Langganan Rencana Saldo Akhir, 30 Juni 2005
Jumlah
1 Pihak Ketiga Rp 977,023,814 Pelanggan Umum Rp 65,256,325
Piutang Macam-macam Rp1,042,280,139
3% Rp 31,268,404
Piutang Ragu-Ragu Umum Rp 45,654,669
50% Rp 22,827,335
Rp 54,095,739
2 Pihak IstimewaBUMN Rp 130,423,482
3% Rp 3,912,704
Jumlah Rp 58,008,443
Jumlah Penyisihan piutang usaha ialah untuk laporan semester pertama ialah
Rp 58.008.443,- Saldo penyisihan piutang ragu-ragu (tak tertagih) semester
sebelumnya (31-12-2004) sebesar Rp 45.654.669,- pada sisi kredit, jumlah
penyisihan piutang Rp 58.008.443,-. Maka pencatatan jurnalnya ialah:
Beban Piutang Tak Tertagih Rp 12.353.774,-
Akumulasi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 12.353.774,-
(Rp 58.008.443 - 45.654.669,-)
-
49
E. Penghapusan dan pemunculan kembali Piutang
Penghapusan piutang pada PT PLN (Persero) APL Cinere dilakukan
setelah mendapat izin dari pejabat yang berwenang dan dengan ketentuan
yang berlaku diperusahaan. Tujuannya ialah untuk menghapus saldo
penyisihan piutang ragu-ragu sebelumnya dan tidak mempengaruhi hak
perusahaan untuk menagih rekening listrik kepada para pelanggan yang
terdahulu atau yang telah dihapus sebelumnya.
Contoh perhitungannya ialah berdasarkan contoh diatas, sebesar 5% dari
penyisihan piutang ragu-ragu berumur lebih dari 12 bulan dihapuskan dengan
izin pejabat yang berwenang dan dijurnal :
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 2.900.422,-
Piutang usaha Rp 2.900.422,-
(5% x Rp 58.008.443,-)
Adakalanya piutang yang telah dihapus oleh perusahaan, sewaktu waktu
dibayarkan oleh pelanggan maka jurnal yang dicatat ialah:
Piutang usaha Rp 2.900.422,-
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 2.900.422,-
dan pada saat penerimaan:
Kas Rp 2.900.422,-
Piutang usaha Rp 2.900.422,-