Perspektif Bidang Penataan RaungDalam Pemenuhan SPP
Win Elas Yekti M., SAP., M.Si
Kasubdit Penataan Kawasan Perkotaan
DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL
A. URBANISASI
Populasi di Perkotaan dalam 4 dekade (1970 – 2010)
17% di 1970 52% di 2010
Rata-rata pertumbuhan penduduk 1,49%
Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan bahwajumlah penduduk Indonesia pada Mei 2010 sebanyak237.641.326 jiwa (237 Juta Jiwa), yang terdiri dari laki-lakisebanyak 119.630.913 orang dan perempuan sebanyak118.010.413 orang. Tingkat kepadatan penduduk Indonesiatahun 2010 mencapai 124 jiwa untuk setiap kilometer persegi.
BPS memproyeksikan penduduk di wilayah perkotaan akanmencapai 68% pada tahun 2025.
19902020
2010
1990 : 179.378.946 jiwa (179 Juta Jiwa)2010 : 237.641.326 jiwa (237 Juta Jiwa)2020 : 255.461.700 jiwa (255 Juta Jiwa)
41%
Trend Kependudukan Indonesia
Pada 2045 akan semakinbanyak pendudukterkonsentrasi di megapolitan.
Perkembangan penduduk di megapolitan dan metropolitan sangat tinggi meninggalkan kota-kota lain termasuk kota sedang yang jumlah kotanya dominan.
Proyeksi Persentase Penduduk Kota dan KawasanPerkotaan Menurut Tipologi Kota Tahun 2011-2045
Sumber : Analisis, 2012
Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Menggunakan Skenario Penurunan (Pertumbuhan penduduk) Mengikuti Metode Perhitungan Urbanisasi padaProyek Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) 2005-2025 yang dikeluarkan BPS
Proyeksi Persentase Kota dan Kawasan Perkotaan MenurutTipologi Kota Tahun 2011-2045
ISU PEMBANGUNAN PERKOTAAN
2
Pada Tahun 2015: 59,35% pendudukIndonesia hidup di kota
URBANISASI DI INDONESIA
Tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan 2,75% pertahun, lebih besardari nasional 1,17% per tahun
Penduduk Indonesia masihterkonsentrasi di Pulau Jawa dengankepadatan 500 jiwa/km2 sampai lebihdari 1000 jiwa/km2
A. URBANISASI
3
Desa Mandiri
Desa Berkembang
Desa Tertinggal
Kawasan Perkotaan/ PusatPertumbuhan
WILAYAH PAPUAJumlah Desa: 6.746Desa Tertinggal: 91,0%Desa Berkembang: 8,9%Desa Mandiri: 0,1%
WILAYAH SULAWESIJumlah Desa: 8.635Desa Tertinggal: 23,9%Desa Berkembang: 75,3%Desa Mandiri: 0,8%
WILAYAH KALIMANTANJumlah Desa: 6.486Desa Tertinggal: 37,8%Desa Berkembang: 61,1%Desa Mandiri: 1,1%
WILAYAH NUSA TENGGARAJumlah Desa: 3.945Desa Tertinggal: 40,1%Desa Berkembang: 58,8%Desa Mandiri: 1,1%
WILAYAH JAWA-BALIJumlah Desa: 23.117Desa Tertinggal: 2,6%Desa Berkembang: 87,7%Desa Mandiri: 9,7%
WILAYAH SUMATERAJumlah Desa: 22.910Desa Tertinggal: 26,1%Desa Berkembang:71,9%Desa Mandiri: 2,0%
Sumber: Potensi Desa Tahun 2005 dan 2014, SP2010(diolah)Catatan: jumlah desa termasuk kelurahan
PERKEMBANGAN DESA DI INDONESIAA. URBANISASI
4
Wajah kemiskinan perkotaan - penduduk tinggal di permukiman kumuh dan liar.
Kekumuhan → permasalahan sosial-ekonomi, politik dan lingkungan.
Kemiskinan: rendahnya pendapatan, kekurangan gizi dan nutrisi, tidak memperolehpelayanan dasar yang memadai, tidak layaknya tempat tinggal, ketidakamanan, dankurangnya penghargaan sosial.
Penanganan masalah kemiskinan ini antara lain:a. Akses pelayanan dasar, lapangan pekerjaan, serta modal usaha dan informasi;b. Akses perumahan permukiman yang layak dan terjangkau;c. Penyerasian perkembangan antar golongan, antar kota, antara kota dan desa,
serta antar wilayah atau kawasan;d. Penanganan masalah-masalah sosial budaya yang sangat terkait dengan
masalah kemiskinan.
B. KEMISKINAN
5
C. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Backlog sebesar 7,6 juta unit pada tahun 2014 berdasarkan konsep hunian.Sumber : Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
Sumber: Pelaksanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, Kementerian PU-PR, 2015
Permukiman Kumuh
Backlog sebesar 13,5 juta unit pada tahun 2014 berdasarkan konsep kepemilikan. Sumber : BPS dan Bappenas
3,4 juta unit rumah tidak layak huni tahun 2014.Sumber: Proyeksi Data Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan (Inperkesling) Tahun 2011, BPS
Kondisi Perumahan
Sumber: Kebijakan dan Strategi Penyediaan Perumahan Tahun 2015-2019
6
• Kualitas udara, air, tanah,• Kondisi lingkungan perumahannya -
kekumuhan, kepadatan tinggi• Lokasi yang tidak memadai, kualitas
bangunannya,• Ketersediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan kota lainnya,• Aspek sosial budaya dan ekonomi -
kesenjangan dan ketimpangan kondisiantar golongan atau antar warga,
• Tidak tersedianya wahana/tempatmenyalurkan kebutuhan sosial budaya,
• Jaminan perlindungan hukum dankeamanan dalam melaksanakankehidupannya
• Penyebab: Tidak disiplinnya masyarakatperkotaan, tidak ada sosialisasi daripemerintah, kurangnya pelibatan peranserta masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemahaman akan hak-hak dantanggung jawab masyarakat dalampembangunan kota
D. KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN
E. KEAMANAN DAN KETERTIBAN KOTA
7
• Kapasitas sumberdayamanusia, serta kapasitas danstruktur kelembagaannya
• Peraturan perundanganpendukung
• Kemampuan pengelolaanpembiayaannya
• Terkonsentrasinya penduduk di daerah tertentu – kotabesar dan metropolitan, khususnya di Jawa-Bali
• Kondisi sosial ekonomi masyarakat di perdesaan masih jauhtertinggal dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan
• Pergerakan penduduk perkotaan terfokus pada beberapatujuan saja, mengakibatkan konsentrasi berlebihan padapenduduk di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabekpunjur
• Eksploitasi sumber daya alam di kota-kota besar danmetropolitan
• Konversi lahan pertanian produktif menjadi kawasanpermukiman, perdagangan, dan industri
• Tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan, terutama dikota-kota menengah dan kecil
• Kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan kegiatan ekonomi di perdesaan
F. KAPASITAS DAERAH
G. PERTUMBUHAN ANTAR KOTA YANG BELUM BERIMBANG
8
• Dalam era globalisasi, pembangunan perkotaan di Indonesia dihadapkan padatantangan untuk dapat bersaingdi dunia internasional
• Oleh karena itu, diharapkan adanyaKebijakan dan Strategi NasionalPengembangan Perkotaan, kota-kota di Indonesia dapat bersaingdengan kota-kota lain di dunia, khususnya di bidang pertumbuhanekonomi
H. GLOBALISASI
9
NO TUJUAN
Tanpa Kemiskinan
Tanpa Kelaparan
Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Pendidikan Berkualitas
Kesetaraan Gender
Air Bersih dan Sanitasi Layak
Energi Bersih dan Terjangkau
Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
NO TUJUAN
Berkurangnya Kesenjangan
Kota & Permukiman yang Berkelanjutan
Konsumsi & Produksi yang Bertanggung
Jawab
Penanganan Perubahan Iklim
Ekosistem Lautan
Ekosistem Daratan
Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan
yang Tangguh
Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Goal 11
Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasiyang inklusif danberkelanjutan sertakapasitas partisipasi, perencanaanpenanganan permukimanyang berkelanjutan danterintegrasi di semuanegara
Goal 11.3
Sumber : Kementerian PPN/Bappenas
SDG’s 2030
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
10
Kota Hijau yang berketahan iklim dan
bencana
Green Openspace
Green Transportation
Green Energy
Green Building
Green Water
Green Waste
Kota Cerdas berdaya saing dan berbasis
teknologi
Smart Economy
Smart People
Smart Governance
Smart Mobility
Smart Environment
Smart Living
Kota Layak Huni yang aman dan nyaman
Strong Neighboorhoods
Walkable
Affordable
Connectivity
Comfortable
Cultural
Membangun IDENTITAS PERKOTAAN INDONESIA berbasis karakterfisik, keunggulan ekonomi, budaya lokal
Membangun keterkaitan dan manfaat antarkota dan desa-kota dalamSISTEM PERKOTAAN NASIONAL berbasis kewilayahan
LIMA PILAR ARAH PEMBANGUNAN KOTA 2045Kota Berkelanjutan dan Berdayasaing untuk Kesejahteraan Masyarakat
Kebijakan Pembangunan Perkotaan Nasional 2015-2045
Sumber : Kementerian PPN/Bappenas
Strategi: (a) Meningkatkan kapasitas kelembagaan perkotaan di
tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota; (b) Mempercepat pembangunan perkotaan melalui
mekanisme dan lembaga kerjasama pembangunan antarkota dan antara kota-kabupaten, baik dalam negeri dan luar negeri (sister city);
(c) Meningkatkan kapasitas pemerintah kota melalui pencitraan kota (city branding);
(d) Melibatkan dunia swasta, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pembangunan Kota Berkelanjutan;
(e) Menyiapkan lembaga bantuan teknis dan bank pembiayaan infrastruktur perkotaan.
Arah kebijakan strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 :
Penguatan tata kelola pembangunan perkotaan
Strategi: (a) Membangun kota hijau (green city) dalam
skala utuh (full scale); (b) Mengembangkan kota yang berketahanan
iklim dan bencana (resilient city); (c) mengembangkan kota pusaka berbasis
karakter sosial budaya (heritage city); (d) mengembangkan kota cerdas (smart city) yang
berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
(e) menyusun instrumen pembangunan kota dan kawasan perkotaan serta manajemen lahan perkotaan.
Mengembangkan wilayah perkotaan metropolitan dan besar
Strategi: (a) Membangun kota hijau dalam skala utuh (full
scale); (b) Mengembangkan kota yang berketahanan
iklim dan bencana (resilient city); (c) Mengembangkan kota pusaka berbasis
karakter sosial budaya (heritage city); (d) Membangun kapasitas masyarakat yang
inovatif, kreatif dan produktif.
Mengembangkan wilayah perkotaan Sedang dan Kecil
ARAH KEBIJAKAN JANGKA PANJANG PEMBANGUNAN PERKOTAAN
11
Ruang Nusantara Aman, Nyaman, Produktif dan BerkelanjutanAdaptif (mitigasi) terhadap rawan bencana (Tsunami, Gunung Api / “ring of fire”, Geologi lainnya)Adaptif (mitigasi) terhadap perubahan iklim dan daya dukunglingkungan dan kawasan berfungsi lindungRuang budidaya diindikasikan dengan keseimbangan (proporsional) antar keterkaitan antar ekonomi wilayah pulau/kepulauan yang terspesialisasi melalui keterkaitan wilayah kawasan (ekonomi) andalandari masing-masing pulau/kepulauan yang berbasis pada sektor/input sumberdaya alam (kelautan dan daratan) keanekaragaman hayati yang berdaya saing global (ekspor) dan nasionalSistem jaringan terpadu transportasi dan infrastruktur lainnya yang terintegrasi dengan kota-kota pusat permukiman dan pusatpertumbuhan ekonomi (kelautan dan daratan) sekaligus akses keseluruh wilayah yang merata membuka isolasi wilayah
Amanat dari UU 26 tahun 2007
mewujudkan ruang wilayahnasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan WawasanNusantara dan Ketahanan
Nasional
RUANG INDONESIA 2028
RTRWN 2008 - 2028
12
Sistem Perkotaan Nasional terdiri dari 42 PKN, 182 PKW dan 38 PKSN
Indonesia mempunyai 76 Kawasan Strategis Nasional
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DI INDONESIA
PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
13
Tahun 2015
KSN Perkotaan (Kawasan Megapolitan) (1)
KSN Perkotaan (Kawasan Metropolitan)(7)+(3)
Mebidangro
JabodetabekPatungraya Agung
Kartamantul
Kedung Sepur
Gerbang Kertosusila
Banjar Bakula
Sarbagita
Maminasata
Manado-Bitung
Cekungan Bandung
PERSEBARAN KOTA-KOTA DI INDONESIA
14
SISTEM PERKOTAAN NASIONAL HASIL REVIEW RTRWN
PKN PKW PKSN1. Banda Aceh2. Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo
(Mebidangro)3. Padang4. Pekanbaru5. Dumai6. Batam7. Jambi8. Palembang9. Bengkulu10.Bandar Lampung11.Kawasan Perkotaan Jabodetabek12.Serang13.Cilegon14.Kawasan Perkotaan Bandung Raya 15.Cirebon16.Surakarta17.Kawasan Perkotaan Semarang-Kendal-Demak-
Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur18.Cilacap19.Yogyakarta20.Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila)21.Malang22.Kawasan Perkotaan Denpasar – Badung - Gianyar –
Tabanan (Sarbagita)23.Mataram24.Kupang25.Pontianak26.Palangkaraya27.Banjarmasin28.Kawasan Perkotaan Balikpapan -Tenggarong –
Samarinda – Bontang29.Tarakan30.Gorontalo31.Kawasan Perkotaan Manado – Bitung32.Palu33.Kawasan Perkotaan Makassar-Sungguminasa-Takalar-
Maros (Maminasata)34.Mamuju35.Kendari36.Ambon37.Ternate38.Sorong39.Timika40.Jayapura
1. Sabang2. Lhokseumawe3. Langsa4. Takengon5. Meulaboh6. Tebingtinggi 7. Sidikalang8. Pematang Siantar9. Balige10.Rantau Prapat11.Kisaran12.Gunung Sitoli13.Padang Sidempuan14.Sibolga15.Pariaman16.Sawahlunto17.Muarasiberut18.Bukittinggi19.Solok20.Payakumbuh21.Tuapejat22.Bangkinang23.Taluk Kuantan24.Bengkalis25.Bagan Siapi-api26.Tembilahan27.Rengat28.Pangkalan Kerinci29.Pasir Pangarayan30.Siak Sri Indrapura31.Tanjung Pinang 32.Terempa33.Daik Lingga34.Dabo – Pulau Singkep35.Tanjung Balai Karimun36.Kuala Tungkal 37.Sarolangun38.Muarabungo39.Muara Bulian 40.Muara Sabak41.Muara Enim 42.Kayuagung43.Baturaja44.Prabumulih45.Lubuk Linggau
46.Sekayu47.Lahat48.Manna49.Muko-Muko 50.Curup51.Pangkal Pinang 52.Muntok53.Tanjungpandan54.Manggar55.M e t r o 56.Kalianda57.Liwa58.Menggala59.Kotabumi60.Kota Agung 61.Rangkas Bitung 62.Pandeglang63.Sukabumi64.Cikampek – Cikopo65.Pelabuhanratu66.Indramayu67.Kadipaten68.Tasikmalaya69.Pangandaran70.Boyolali71.Klaten72.Salatiga73.Tegal74.Pekalongan75.Kudus76.Cepu77.Magelang 78.Wonosobo79.Kebumen80.Purwokerto81.Bantul82.Sleman83.Probolinggo84.Tuban85.Kediri86.Madiun87.Banyuwangi88.Jember89.Blitar
90. Pamekasan91. Bojonegoro92. Pacitan93. Pasuruan94. Batu95. Singaraja96. Semarapura97. Negara98. Praya99. Raba100. Sumbawa Besar 101. Soe102. Kefamenanu103. Ende104. Maumere105. Waingapu106. Ruteng107. Labuan Bajo 108. Mempawah109. Singkawang110. Sambas111. Ketapang112. Putussibau113. Entikong114. Sanggau115. Sintang116. Kuala Kapuas 117. Pangkalan Bun118. Buntok119. Muarateweh120. Sampit121. Amuntai122. Martapura123. Marabahan124. Kotabaru125. Tanjung Redeb 126. Sangata127. Tanlumbis128. Tanah Grogot 129. Sendawar130. Nunukan131. Tanjung Selor 132. Malinau133. Isimu134. Kuandang135. Tilamuta
136. Tomohon137. Tondano138. Kotamobagu139. Poso140. Luwuk 141. Buol142. Kolonedale143. Tolitoli144. Donggala145. Pangkajene146. Jeneponto147. Palopo148. Watampone149. Bulukumba150. Barru151. Parepare152. Majene153. Pasangkayu154. Unaaha155. Lasolo156. Bau-Bau157. Raha158. Kolaka159. Masohi160. Werinama161. Kairatu162. Tual163. Namlea164. Wahai165. Bula166. Tidore167. Tobelo168. Labuha169. Sanana170. Fak-Fak 171. Manokwar172. Ayamaru173. Biak174. Nabire175. Muting 176. Bade177. Merauke178. Sarmi179. Arso180. Wamena
1. Lhokseumawe2. Sabang3. Medan4. Dumai5. Bengkalis6. Batam7. Ranai8. Terempa9. Atambua10.Kalabahi11.Kefamenanu12.Paloh – Aruk13.Jagoibabang14.Nangabadau15.Entikong16.Jasa17.Tanlumbis18.Simanggaris19.Long Midang20.Long Pahangai21.Long Nawan22.Nunukan23.Tarakan24.Kwandang25.Melonguane26.Tahuna27.Tolitoli28.Saumlaki29.Ilwaki30.Dobo31.Daruba32.Manokwari33.Jayapura34.Tanah Merah35.Merauke36.Biak
15
16
KSN HASIL REVIEW RTRWNHANKAM SOSBUD EKONOMI LH SDA/TT
1. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara
2. Kawasan Perbatasan Negara Di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau
3. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur
4. Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan
5. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah
6. Kawasan Perbatasan Negara di Maluku
7. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat
8. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Papua
9. Kawasan Perbatasan Negara di Laut Lepas
1. Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi
2. Kawasan Borobudur dan Sekitarnya
3. Kawasan Candi Prambanan
4. Kawasan Sangiran5. Kawasan Kerajaan
Majapahit Trowulan6. Kawasan Subak –
Bali Landscape7. Kawasan Poso dan
Sekitarnya8. Kawasan Toraja dan
Sekitarnya
1. Kawasan Industri Lhokseumawe
2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
3. Kawasan Ekonomi Banda Aceh Darussalam
4. Kawasan Perkotaan Medan –Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)
5. Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
6. Kawasan Perkotaan Palembang-Betung-Indralaya-Kayuagung
7. Kawasan Selat Sunda8. Kawasan Perkotaan
Jabodetabek-Punjur termasuk Kepulauan Seribu
9. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
10. Kawasan Perkotaan Kedungsepur
11. Kawasan Perkotaan Gerbangkertasusila
12. Kawasan Perkotaan Sarbagita13. Kawasan Ekonomi Bima14. Kawasan Ekonomi Mbay15. Kawasan Ekonomi
Khatulistiwa16. Kawasan Ekonomi DAS
KAKAB17. Kawasan Ekonomi Batulicin
18. Kawasan Perkotaan Metropolitan Banjarmasin-Banjarbaru-Banjar-Barito Kuala-Tanah Laut
19. Kawasan Ekonomi Sasamba
20. Kawasan Ekonomi Manado-Bitung
21. Kawasan Perkotaan Bitung-Minahasa-Manado
22. Kawasan Ekonomi Palapas
23. Kawasan Perkotaan Maminasata
24. Kawasan Ekonomi Pare-Pare
25. Kawasan Ekonomi Bang Sejahtera
26. Kawasan Ekonomi Gopandang
27. Kawasan Ekonomi Seram
28. Kawasan Ekonomi Biak
1. Kawasan Ekosistem Leuser2. Kawasan Danau Toba dan
Sekitarnya3. Kawasan Hutan Lindung
Bukit Batabuh4. Kawasan Danau Maninjau5. Kawasan Hutan Lindung
Mahato6. Kawasan Lingkungan Hidup
Taman Nasional Kerinci Seblat
7. Kawasan Taman Nasional Berbak
8. Kawasan Taman Nasional Sembilang
9. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh
10. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas
11. Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
12. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
13. Kawasan Pacangsanak14. Kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi 15. Kawasan Taman Nasional
Komodo16. Kawasan Gunung Rinjani17. Kawasan Taman Nasional
Betung Kerihun18. Kawasan Jantung
Kalimantan
19. Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting
20. Kawasan Danau Sentarum
21. Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
22. Kawasan Kritis Lingkungan Balingara
23. Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu
24. Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo
25. Kawasan Danau Limboto
26. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
27. Kawasan Taman Nasional Lorentz
28. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
1. Kawasan Produksi dan Pengujian Roket Pamengpeuk
2. Kawasan Pusat Teknologi Satelit dan Pusat Teknologi Penerbangan Rumpin
3. Kawasan Pusat Teknologi Roket Tarogong
4. Kawasan Teropong Bintang Bosscha
5. KawasanPenginderaan Jauh Parepare
6. Kawasan Soroako dan Sekitarnya
7. Kawasan Laut Banda8. Kawasan Timika
17
PETA SEBARAN KSN
18
a. keterpaduan;
b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. keberlanjutan;
d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
e. keterbukaan;
f. kebersamaan dan kemitraan;
g. pelindungan kepentingan umum;
h. kepastian hukum dan keadilan; dan
i. akuntabilitas.
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, danberkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
ASAS DAN TUJUANI
A S A S (UU 26/2007 Ps. 2)
T U J U A N (UU 26/2007 Ps. 3)
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
19
Sistem
Wilayah
Sistem
Internal
Perkotaan
PR Kws. Perdesaan
PR Kws. Budi Daya
Berdasarkan Sistem Berdasarkan Wilayah Administratif
PR Kws. Perkotaan
Berdasarkan Kegiatan Kawasan
Berdasarkan Fungsi Utama Kawasan
Ps. 5 ayat (5)Ps. 5 ayat (3)
Ps. 5 ayat (2)Ps. 5 ayat (4)
Ps. 5 ayat (1)
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG BERDASARKAN SISTEM, FUNGSI, DAN NILAI STRATEGIS KAWASAN (UUPR 26/2007)II.
Penataan Ruang
Wilayah Nasional
Penataan Ruang
Wilayah Provinsi
Penataan Ruang
Wilayah Kabupaten
Penataan Ruang
Wilayah Kota
PR Kws. Strategis
Nasional
PR Kws. Strategis
Provinsi
PR Kws. Strategis Kabupaten
PR. Kws. StrategisKota
Berdasarkan Nilai Strategis
Kawasan
PR Kws. Lindung
20
PENGATURANPenetapan ketentuan peraturan per-UU-an
bidang penataan ruang
(termasuk pedoman bidang penataan ruang)Ps.12melalui
PEMBINAAN koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;
sosialisasi peraturan per-UU-an dan sosialisasi pedoman bidangpenataan ruang;
pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaanpenataan ruang;
pendidikan dan pelatihan;
penelitian dan pengembangan;
pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;
penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan
pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.
Ps. 13 ayat (2)melalui
dilakukan kepada
Ps. 13 ayat (1)
Pemerintah
PemerintahProvinsi
PemerintahKabupaten/Kota
Masyarakat
PENGATURAN DAN PEMBINAAN PENATAAN RUANG (UU 26/2007)III.
21
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG (UU 26/2007)IV.
P E L A K S A N A A N
Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan RuangPengendalian Pemanfaatan
Ruang
suatu proses untuk menentukan struktur ruang & pola
ruang yang meliputi penyusunan & penetapan RTR
upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya
upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang meliputi
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi.
upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan:
Ps.12
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 15
Ps. 1 angka 13
Ps. 1 angka 14
22
a. PERENCANAAN TATA RUANGW
ILA
YA
HP
ER
KO
TA
AN
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRATEGIS NASIONAL
RTR KWS STRATEGIS KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTA
RTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RTR KWS STRATEGIS PROVINSI
RDTR WIL KOTA
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang
Sebagai dasar penyusunan
peraturan zonasi
a. rencana umum tata ruang belum dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang mencakup
wilayah perencanaan yanag luas dan skala
peta dalam rencana umum tata ruang
tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan
disusun apabila:
Ps. 14 ayat (1)
Ps. 14 ayat (2) Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (4)
Ps. 14 ayat (5)
Ps. 14 ayat (6)
PELAKSANAAN … (lanjutan)IV.
RDTR KABUPATEN
sebagai perangkat operasional
rencana umum tata ruang
23
RENCANA TATA RUANG
Rencana Sistem
Pusat PermukimanRencana Sistem Jaringan
PrasaranaPeruntukan Kawasan
Lindung
Peruntukan Kawasan
Budidaya
Sistem Wilayah
Sistem internal Perkotaan
Rencana Pola RuangRencana Struktur Ruang
Sistem Jaringan
Transportasi
Sistem Jaringan Energi
Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Sistem Persampahan &
Sanitasi
Sistem Jaringan SDA, dll.
Kegiatan Pelestarian Lingkungan
Hidup
Kegiatan Sosial
Kegiatan Budaya
Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Pertahanan & Keamanan
Ps. 17 ayat (1)
Ps. 17 ayat (2) Ps. 17 ayat (3)
Ps. 17 ayat (4)
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit
30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5)
a. PERENCANAAN TATA RUANG
PELAKSANAAN … (lanjutan)IV.
24
Dilengkapi
peraturan zonasi
(Zoning Regulation)
KOMPLEMENTARITAS RENCANA TATA RUANG
25
Neraca Penatagunaan Tanah
Dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta
pembiayaannya dgn memperhatikan SPM dlm penyediaan sarana & prasarana
Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun pemanfaatan
ruang di dalam bumi
Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya, termasuk jabaran dari
indikasi program utama yg termuat di dlm RTRW
Diselenggarakan secara bertahap sesuai dgn jangka waktu indikasi program
utama pemanfaatan ruang yg ditetapkan dlm RTR
Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasikan dgn pelaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah administratif sekitarnya
Penatagunaan Tanah
dikembangkan
Penatagunaan Udara
Penatagunaan Air
Penatagunaan SDA lainnya
diselenggarakan kegiatanpenyusunan dan penetapan
Neraca Penatagunaan Udara
Neraca Penatagunaan Air
Penatagunaan SDA lainnya
Pembangunan prasarana & sarana bagi kepentingan
umum memberikan hak prioritas pertama bagi
pemerintah utk menerima pengalihan hak atas tanah
dari pemegang hak atas tanah
perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRW & RTR kawasan strategis
perumusan program sektoral dlm rangka perwujudan struktur ruang & pola ruang
wilayah & kawasan strategis
kawasan budi daya yg dikendalikan
kawasan budi daya yg didorong
pengembangannya
pengembangan kawasan secara
terpadu
ditetapkan
SPM bidang penataan ruang
standar kualitas lingkungan
daya dukung & daya tampung
lingkungan hidup
dilaksanakan sesuai
pelaksanaan pembangunan sesuai dgn program pemanfaatan ruang wilayah dan
kawasan strategis
Ps. 32 ayat (1)
Ps. 32 ayat (2)
Ps. 32 ayat (3)
Ps. 32 ayat (4)
Ps. 32 ayat (5)
Ps. 33 ayat (1)Ps. 33 ayat (2)
Ps. 33 ayat (3)
dilakukan
melalui
Ps. 34 ayat (1)
Ps. 34 ayat (2)
Ps. 34 ayat (3)
Ps. 34 ayat (4)
b. PEMANFAATAN RUANG
PELAKSANAAN … (lanjutan)VI.
26
PENETAPAN PERATURAN ZONASI PERIZINAN
PEMBERIAN INSENTIF & DISINSENTIF
Upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
Ps. 1 angka15
PENGENAAN SANKSI
Ps. 36 Ps 37 Ps. 38 Ps. 62-63
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Ps. 35
Ps. 69-75
c. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
PELAKSANAAN … (lanjutan)V.
27
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Kinerja Pengaturan
Penataan Ruang
dilakukan terhadap
Pemantauan dan Evaluasi Pelaporan
terdiri atas
dilaksanakan oleh
Pemerintah dan pemerintahdaerah Masyarakat
melibatkan
menyampaikan laporan dan/atau pengaduan
kepada Pemerintah dan pemerintah daerah
dilakukan dengan
dilakukan dengan
mengamati & memeriksa kesesuaian antara
penyelenggaraan penataan ruang dgn ketentuan
peraturan per-UU-an
terbukti terjadipenyimpangan administratif
Menteri, Gubernur, & Bupati/Walikota
mengambil langkah penyelesaian
sesuai dengan kewenangannya
Gubernur mengambil langkah
penyelesaian yang tidak
dilaksanakan Bupati/Walikota
dalam hal Bupati/Walikota tidakmelaksanakan langkah
penyelesaian
Menteri mengambil langkah
penyelesaian yang tidak
dilaksanakan Gubernur
dalam hal Gubernur tidak melaksanakan langkah
penyelesaian
Kinerja pembinaan
Penataan Ruang
Kinerja Pelaksanaan
Penataan Ruang
kinerja fungsi dan manfaat
penyelenggaraan
penataan ruang
kinerja pemenuhan standar
pelayanan minimal bidang
penataan ruang
Ps. 55 ayat (1)
Ps. 55 ayat (3)
Ps. 55 ayat (4)
Ps. 55 ayat (5)
Ps. 56 ayat (1)
Ps. 56 ayat (2)
Ps. 56 ayat (3)
Ps. 58 ayat (1)
Ps. 56 ayat (4)
Ps. 55 ayat (2)
PENGAWASAN PENATAAN RUANG (UU 26/2007)VI.
28
H A K KEWAJIBAN
a. mengetahui RTR
b. menikmati pertambahan nilai ruang
c. memperoleh penggantian yg layak
d. mengajukan keberatan
e. mengajukan tuntutan pembatalan
izin dan penghentian pembangunan
yg tidak sesuai dengan RTR
f. mengajukan gugatan ganti kerugian
a. menaati RTR;
b. mematuhi larangan:
memanfaatkan ruang tanpa
izin
melanggar kekentuan dalam
persyaratan izin
menghalangi akses terhadap
kawasan-kawasan yg
dinyatakan oleh peraturan
per-UU-an sebagai milik
umum
PERAN
a. partisipasi dalam penyusunan
RTR
b. partisipasi dalam pemanfaatan
ruang
c. partisipasi dalam pengendalian
pemanfaatan ruang
Ps. 60 Ps. 61 Ps. 65 ayat (2)
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT (UU 26/2007)VII.
29
PERSPEKTIF BIDANG PENATAAN RUANG TERHADAP MUATAN RPP PERKOTAAN
Muatan dan bentuk penetapan Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan (RP2P)dalam RPP Perkotaan
RP2P disusun oleh Pemda Kabupaten/Kota sebagai bagian dari RPD dan terintegrasi dalam RTRW
Berdasarkan muatan Pasal 30 RPP Perkotaan (versi 23 Agustus 2018), RP2P dapat memperkaya danmempertegas muatan RPJMD dan/atau RTRW.
Bentuk keluaran RP2P dapat berupa petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan yang kemudiaan menjadibagian atau lampiran RPJMD dan/atau RTRW, sehingga bukan ditetapkan terpisah melalui Perdatersendiri.
Ps. 358 UU 23/2014
R P 2 P
RTRW Kota/KabupatenRPJMD Kota/Kabupaten
Ditetapkan melalui Peraturan Daerah
TERIMA KASIH
31