1
LAPORANPEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL ( PKP )
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas II Pokok Bahasan Dokumen Keluarga di SDN Sunter Jaya 01 Pagi Jakarta Utara
melalui Metode Cooperative Learning
Oleh :
NAMA : Fikri Mahaputra
NIM : 1202016056
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS YARSI
2018
Abstrak
2
Agustin Handarini, 836154857. Program SI Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka,2016.
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas II Pokok Bahasan Dokumen Keluarga di SDN Sunter Jaya 01 Pagi Jakarta Utara melalui Metode Cooperative Learning”Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) pada Materi Dokumen Keluaraga Siswa Kelas II di SDN Sunter Jaya 01 Pagi. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan dalam 3 tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas satu pertemuan. Prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Agustus 2016, siklus ke I dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Agustus 2016, dan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016. Setelah dilaksanakan prasiklus, ada 16 orang dari 31 siswa yang belum mencapai KKM. Setelah pelaksanan siklus I, ada 11 siswa yang masih di bawah KKM dan siklus II, jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berkurang yaitu menjadi 3 orang dan telah mencapai 90%.Hal ini berarti telah berhasil dan tuntas. Kesimpulannya model pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas belajar siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Kata kunci : Model pembelajaran Cooperative Learning, KKM, Belajar,
dan Hasil Belajar.
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seperti kita ketahui bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi setiap
individu atau orang. Melalui pendidikan kita dapat meningkatkan mutu
kehidupannya dan juga aspek kehidupan yang lain.
Guru berperan sangat strategis dalam pencapaian mutu pendidikan. Melalui
pembelajaran yang dikelolanya guru dapat mengelola kelas, mengatur siswa,
menggunakan media dan metode secara berkualitas.
Masalahnya di lapangan, beban mata pelajaran seperti IPS nilai hasil belajar
rendah. Khususnya kelas II pada materi Dokumen Keluarga Sebagai Sumber
Belajar masih rendah. Sehubungan dengan itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan nilai hasil belajar mata pelajaran tersebut. Diantaranya melalui
metode Cooperative Learning.
Berdasarkan hasil observasi, rendahnya nilai hasil belajar siswa di SDN
Sunter Jaya 01 Pagi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; metode
pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional dan
penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan. Sehingga hasil nilai
ulangan harian pertama siswa pada materi tentang dokumen keluarga, yaitu dari
31 siswa, hanya 15 siswa tuntas belajar, sedangkan 16 siswa tidak tuntas belajar.
Pemilihan pembelajaran menggunakan metode Cooperative Learning.
Guru lebih berperan sebagai organisator, sehingga dalam pembelajaran ini
memungkinkan para siswa semakin aktif dan interaktif.
Oleh karena itu, diperlukan media atau alat peraga agar siswa dapat
menguasai tentang dokumen. Dengan menggunakan media dokumen siswa akan
lebih mudah memahami dokumen sebagai surat penting atau berharga.
Berdasarkan penelitian diatas, maka penelitian ini diberi judul “ Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan Dokumen Keluarga dengan
menggunakan Metode Cooperative Learning Siswa Kelas II di SDN Sunter
Jaya 01 Pagi “.
1. Identifikasi Masalah
4
Proses pembelajaran yang berkualitas menuntut guru memahami konsep
belajar yang merupakan interaksi antara guru dan siswa dimana siswa diharapkan
memperoleh pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didiknya. Guru
diharapkan mampu secara professional untuk mengelola pembelajaran yang
berkualitas, secara khusus masalah – masalah yang diidentifikasi dari kelas II
SDN Sunter Jaya 01 Pagi pada pembelajaran IPS yaitu :
1. Siswa sulit memahami pelajaran IPS dikelas II.
2. Upaya penerapan dokumen diri dan keluarga dalam meningkatkan prestasi
belajar IPS kelas II SDN Sunter Jaya 01 Pagi
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pokok persoalan
masalahnya yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang dokumen pada
pembelajaran IPS. Identifikasi masalah yang termasuk PKP adalah :
1. Siswa sulit memahami pelajaran IPS dikelas II.
2. Upaya penerapan dokumen diri dan keluarga dalam meningkatkan prestasi
belajar IPS kelas II SDN Sunter Jaya 01 Pagi.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.
Dari hasil analisis masalah yang telah dikemukakan oleh penulis pada
mata pelajaran IPS tentang dokumen keluarga, maka peneliti membuat alternatif
dan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran bersifat ceramah, sehingga kurangnya pemahaman terhadap
materi karena tidak menarik bagi siswa. Sehingga penulis memilih
menggunakan metode Cooperative Learning.
2. Guru tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat serta tidak
menggunakan media atau alat peraga, sehingga menyebabkan siswa tidak
memahami penjelasan guru.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, analisis masalah dan alternatif prioritas
pemecahan masalah yang telah dikemukakan penulis, maka yang menjadi fokus
perbaikan penulis adalah “Bagaimana upaya guru meningkatkan hasil belajar IPS
5
pada materi Dokumen Keluarga melalui metode Cooperative Learning pada siswa
kelas II di SDN Sunter Jaya 01 Pagi ?
1.3. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan cara yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar serta penguasaan materi pelajaran siswa kelas II SDN
Sunter Jaya 01 Pagi dalam pelajaran IPS dengan materi Dokumen Keluarga.
1.4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.Siswa :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dokumen Keluarga.
2. Meningkatkan kreatifitas serta pola berfikir siswa.
3. Membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Guru :
2.1. Menguasai metode pembelajaran Cooperative Learning.
2. Menemukan kesalahan dalam pembelajaran.
3. Meningkatkan mutu pembelajaran dalam penggunaan media pembelajaran.
3. Sekolah :
1. Sebagai referensi peningkatan mutu sekolah.
2. Memberikan informasi kepada teman sejawat tentang kelebihan
penggunaan metode ceramah bervariasi serta penggunaan media gambar.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana
belajar dalam menunjang peningkatan kualitas belajar siswa dan mutu
sekolah.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
seorang guru terhadap kelas yang diajarnya untuk memperbaiki hasil
belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
Dengan demikian, harus dirubah proses kegiatan belajar mengajar
yang selama ini dilakukan. Yakni, guru menggunakan media dalam
kegiatan pembelajaran. Adanya media dalam pembelajaran, siswa
dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru.
2.2. Hubungan PTK dengan PKP
Guru harus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas ( PTK ). PTK itu sendiri mempunyai tujuan agar
guru mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan
permasalahan pembelajaran di kelas. Sebagai seorang guru kelas dituntut
untuk mampu memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
Hasil yang diharapkan dikuasai guru setelah melakukan PKP
adalah mampu memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan menerapkan apa yang telah dilakukan di PTK.
2.3. Kajian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
2.3.1. Pengertian Belajar
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati dan Mudjiono,
2002:157).
1.Pengertian Hasil Belajar
7
Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Oemar Hamalik,2006:30).
2.Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi
pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2)
sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar
Hamalik. 1992 : 40-41)
3. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Hasil belajar yang sering dinilai oleh guru biasanya pada aspek kognitif
yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Alat yang biasanya untuk menilai hasil belajar dalam aspek kognitif adalah tes.
Metode pembelajaran sangat beragam bentuknya, untuk PKP ini penulis
menggunakan metode Cooperative Learning. Oleh karena itu penulis akan
menjelaskan mengenai metode pembelajaran Cooperative Learning.
2.4. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Learning
Strategi pembelajaran cooperative learning merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme, yaitu strategi
pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Penekanannya pada pengembangan unsur –
unsur interaksi social serta peningkatan keterampilan khususnya dalam motivasi
kerja kelompok (Isjoni,2009:12)
1. Ciri – Ciri Cooperative Learning
Beberapa ciri cooperative learning adalah : a) setiap anggota memiliki peran,
b) terjadi hubungan interkasi langsung diantara siswa, c) setiap anggota
kelompok bertanggung jawab atas belajar dirinya dan juga teman
sekelompoknya, d) guru membantu mengembangkan keterampilan –
8
keterampilan interpersonal kelompok, dan e) guru hanya berinteraksi dengan
kelompok saat diperlukan (Anitalie, Grasindo 2008:20).
2. Keunggulan Cooperative Learning
Selanjutnya Jarolimek and Parker dalam buku Isjoni mengatakan bahwa
unsur strategi pembelajaran gotong royong mempunyai keunggulan (Anitalie,
Grasindo 2008:24). Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini
adalah 1) saling ketergantungan positif, 2) adanya pengakuan dalam
merespon perbedaan individu, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan
pengelolaan kelas, 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5)
terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan
6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
3. Kelemahan Cooperative Learning
Kelemahan strategi pembelajaran cooperative learning bersumber pada
dua faktor, yaitu guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang dan
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
(Anitalie, Grasindo 2008:25).
9
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3.1. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang membantu
Penelitian
a. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II semester 1 di SDN Sunter
Jaya 01 Pagi.
b. Tempat penelitian dilakukan di SDN Sunter Jaya 01 Pagi. Jalan Sunter
Jaya IV A, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok,
Kotamadya Jakarta Utara.
4.1.1. Tabel Jadwal Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
No. Hari / Tanggal Waktu Kegiatan
1.
2.
3.
Rabu, 3 Agustus
2016
Kamis, 11 Agustus
2016
Kamis, 18 Agustus
2016
08.00– 09.10
08.00 – 09.10
08.00 – 09.10
Rencana pembelajaran (RP) pra
siklus.
Rencana perbaikan.
Pembelajaran (RPP) siklus 1
Rencana perbaikan.
Pembelajaran (RPP) siklus 2
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP) pra siklus
Hari / Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016
a. Indikator :
1.1.1 Menyebutkan macam – macam dokumen
1.1.2 Menyebutkan contoh – contoh benda berharga
10
1.1.3 Menerapkan pemeliharaan dokumen dan benda berharga
b. Masalah :
1. Dalam RPP Guru terlalu banyak indikator yang dibuat
2. Pada saat pembelajaran guru tidak menggunakan alat peraga
3. Guru hanya menggunakan satu metode ceramah
c. Fokus Perbaikan
1. Indikator pada rencana pembelajaran difokuskan hanya pada cara
ceramah dan buku pendamping IPS
2. Penambahan metode tanya jawab dan latihan serta penugasan
2. Pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran I (Siklus I)
Hari / Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2016
a. Indikator :
1.1.1 Siswa kelas II dapat mengetahui pengertian dari dokumen
1.1.2 Siswa kelas II dapat menyebutkan contoh dokumen
berdasarkan penggolongan dengan benar
1.1.3 Siswa kelas II dapat menjelaskan pentingnya memelihara
dokumen dengan menggunakan contoh yang nyata.
b. Masalah :
1. Guru tidak menggunakan media saat pembelajaran, sehingga
siswa masih banyak yang kurang fokus pada pembelajaran.
2. Bentuk pertanyaan guru hanya sekitar tema sehingga kurang
menggali kemampuan siswa.
c. Fokus perbaikan
1. Penggunaan media gambar
2. Memberikan pertanyaan, latihan dan penugasan
3. Pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 (RPP 2)
Hari / Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2016
a. Indikator :
1.1.1 Siswa kelas II dapat mengetahui pengertian dari dokumen
1.1.2 Siswa kelas II dapat menyebutkan contoh dokumen
berdasarkan penggolongan dengan benar
11
1.1.3 Siswa kelas II dapat menjelaskan pentingnya memelihara
dokumen dengan menggunakan contoh yang nyata.
b. Masalah :
1. Pembelajaran berjalan lancar dan hasil belajar siswa sudah
mencapai KKM pembelajaran IPS.
c. Fokus Perbaikan :
1. Setelah melakukan perbaikan, hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dan siswa mendapat nilai diatas KKM.
3.2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1) Pra Siklus
a. Perencanaan
1. Guru berkoordinasi dengan Kepala Sekolah meminta izin untuk
melakukan penelitian.
2. Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaannya
menjadi observer dalam kegiatan penelitian.
3. Guru membuat rencana pembelajaran, buku sumber dan
evaluasi
4. Guru menyiapkan lembar pengamatan observer
b. Pelaksanaan
Guru melakukan apa yang sudah direncanakan
1. Guru memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan.
3. Guru menanyakan apakah siswa mengetahui tentang
dokumen.
4. Guru menjelaskan tentang dokumen dan memberikan tugas
c. Pengamatan
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, teman sejawat melihat
rencana pembelajaran yang telah dibuat penulis.
12
2. Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
melihat memperhatikan apa yang penulis lakukan, dan
mencatat selama proses kegiatan pembelajaran hingga selesai.
3. Setelah pembelajaran setelah, penulis melakukan diskusi
dengan teman sejawat. Hasilnya yaitu :
1) Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika
menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru hanya menggunakan metode ceramah selama kegiatan
pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi bersama
teman sejawat. Dari hasil diskusi ditemukanlah kekuatan dan kelemahan
selama kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut
Kekuatan :
1. Diawal pembelajaran guru sudah melakukan apersepsi
2. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan bertanya
Kelemahan :
1) Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika
menyampaikan materi pembelajaran
2) Guru hanya menggunakan metode ceramah selama kegiatan
pembelajaran dan kurang melibatkan siswa.
Pada prasiklus jumlah siswa yang mendapat nilai ketuntasan sesuai dengan
KKM 65 hanya sebanyak 15 orang siswa atau sebesar 48,3 %. Siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 16 orang atau sebesar 51,6 %.
Karena hasil belajar siswa pada penelitian rencana pembelajaran ( pra siklus )
masih jauh dibawah KKM, maka penulis melakukan penelitian pada siklus
berikutnya yaitu siklus ke 1.
2. Siklus 1
Perencanaan :
13
a. Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaannya menjadi
observer dalam kegiatan penelitian.
b. Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran 1
c. Guru menyiapkan buku sumber dan observasi
Pelaksanaan
a. Guru melakukan apa yang sudah direncanakan
b. Guru memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa.
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan.
d. Guru menanyakan apakah siswa dapat membedakan dokumen
berdasarkan jenisnya, kemudian memberikan evaluasi
e. Guru memberikan tugas perkelompok.
Pengamatan
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, teman sejawat melihat
rencana pembelajaran yang telah dibuat penulis.
2. Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
melihat memperhatikan apa yang penulis lakukan selama proses
kegiatan pembelajaran hingga selesai.
3. Setelah pembelajaran setelah, penulis melakukan diskusi dengan
teman sejawat. Dari hasil diskusi tersebut ditemukanlah beberapa
masalah :
1) Guru hanya menggunakan metode ceramah bervariasi dengan
tanya jawab, latihan dan penugasan selama kegiatan
pembelajaran.
2) Karena tidak menggunakan media, banyak siswa yang bingung
untuk menulis apa yang terjadi karena keterbatasan kemampuan
siswa dalam membedakan dokumen berdasarkan jenisnya.
4. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi
bersama teman sejawat. Dari hasil diskusi ditemukanlah kekuatan
14
dan kelemahan selama kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut
Kekuatan :
1) Diawal pembelajaran guru sudah melakukan apersepsi
2) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Guru menunjukkan contoh dokumen dibuku pendamping.
Kelemahan :
1) Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika
menyampaikan materi pembelajaran.
2) Guru hanya menggunakan metode ceramah bervariasi dan
metode cooperative learning selama kegiatan pembelajaran.
Pada Siklus 1 dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran
IPS dikelas II dengan KKM 65 sebanyak 20 siswa atau sebesar 64,51% dan yang
mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 11 orang atau sebesar 35,48%.
Karena hasil belajar siswa pada penelitian rencana pembelajaran ( siklus I )
belum maximal dibawah KKM, maka penulis melakukan penelitian pada siklus
berikutnya yaitu siklus ke 2.
2. Siklus 2
a. Perencanaan :
1) Guru menemui teman sejawat untuk meminta kesediaannya menjadi
observer dalam kegiatan penelitian.
2) Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran 2
3) Guru menyiapkan buku sumber, media pembelajaran dan lembar
observasi
b. Pelaksanaan
1) Guru melakukan apa yang sudah direncanakan
2) Guru memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan.
4) Guru bertanya pada siswa tentang gambar dokumen.
15
5) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan latihan dengan melihat
gambar.
6) Guru menugaskan menempelkan gambar dokumen pada steroform
berdasarkan jenisnya menurut kelompok masing-masing.
Pengamatan
1. Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran, teman sejawat
melihat memperhatikan apa yang penulis lakukan, serta mencatat
kejadian – kejadian yang terjadi selama kegiatan pembelajaran
hingga selesai.
2. Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi dengan
teman sejawat. Dari hasil diskusi tersebut tidak ditemukan
masalah.
d. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan diskusi bersama
teman sejawat. Dari hasil diskusi ditemukanlah kekuatan dan
kelemahan selama kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut
Kekuatan :
1) Guru menggunakan media pembelajaran ketika
menyampaikan materi pembelajaran dan siswa menjadi lebih
aktif.
2) Guru menggunakan metode cooperative learning dengan tanya
jawab, latihan dan penugasan selama kegiatan pembelajaran.
Kelemahan :
1) Selama kegiatan pembelajaran dengan media gambar, sudah
banyak membantu. Namun masih ada 3 siswa yang belum
mendapatkan nilai yang mencapai KKM, karena memang
keterbatasan kemampuannya. Setelah melakukan perbaikan, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan. Sudah 90,3 % siswa
mendapat nilai diatas KKM.
16
Pada siklus 2, siswa berjumlah 28 orang mendapat nilai diatas KKM atau
sejumlah 90,3% siswa dikatakan tuntas. Dan 3 orang siswa masih berada dibawah
KKM atau sekitar 9,67% yang dikatakan belum tuntas.
Karena hasil belajar siswa pada siklus ke 2 sudah 90,3% siswa memperoleh
nilai diatas KKM, maka peneliti dan observer bersepakat untuk menghentikan
penelitian pada siklus 2 dan tidak perlu melanjutkan penelitian sampai siklus 3.
c. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini
yaitu dgn cara mendeskripsikan semua kegiatan dari pra siklus, siklus I dan
siklus 2.
Dari hasil penilaian siklus :
1 Penulis membandingkan dengan hasil penilaian siklus 2. Jika hasil penelitian
pada kegiatan siklus 2 masih belum menunjukkan perbaikan atau perubahan
maka peneliti akan melanjutkan pada siklus berikutnya.
2. Siklus 2 sudah mengalami peningkatan hasil atau perbaikan nilai, maka
peneliti merasa cukup hanya melakukan penelitian sampai siklus 2.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
4.1.1. Pra Siklus
Hasil penelitian pembelajaran pada pra siklus dengan metode
pembelajaran ceramah menunjukkan nilai rendah, hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.1. mengenai rekapitulasi nilai IPS pada tahap Pra siklus.
4.1.1. Tabel
Daftar Nilai Hasil Belajar prasiklus SDN Sunter Jaya 01 Pagi Jakarta Utara
No Nama Siswa Prasiklus Keterangan
1. DARREL RADITYA 60 Belum tuntas
2. NABILLA VIOLA 70 Tuntas
3. RAMA ADITYA SAPUTRA 40 Belum tuntas
4. RESTU ELITA PERMATA. H 50 Belum tuntas
5. M A U L A N A 70 Tuntas
6. AHMAD KHILMY ASSIDQY 80 Tuntas
7. ALFAT RAMADHAN 60 Belum tuntas
8. ALIKA CHARISMA PUTRI 60 Belum tuntas
9. A M R I N A 60 Belum tuntas
10. ANISA NUR AZ-ZHARA 70 Tuntas
11. ASLAAM RIZQI. R 60 Belum tuntas
18
1. DESTI CITRA HUTAMI 60 Belum tuntas
13. DIKI PERMANA SARI 60 Belum tuntas
14. FADILAH GANI ARIFUDIN 60 Belum tuntas
15. FERDY DWI PRABOWO 80 Tuntas
16. IMAM MAULANA 30 Belum tuntas
17. KHALISA AZIZAH DWI. O 40 Belum tuntas
18. KHAYLA NUR FAJRINA 80 Tuntas
19. M. HUDDA HUSAINI FIKRI 70 Tuntas
20. M. REVAN RAMADHAN 70 Tuntas
21. M. TAUFIQ EFFENDI 80 Tuntas
22. NADIRA ARISKA. Z 60 Belum tuntas
23. NIKEISHA PRASISTA 70 Tuntas
24. PUTRAWAN SAPUTRA 60 Belum tuntas
25. RAMDANU PRATAMA. M 80 Tuntas
26. RENDI WAHYU SAPUTRA 70 Tuntas
27. RIFAUL ABEED SYAHRI. R 80 Tuntas
28. RIZKI MAULANA 90 Tuntas
29. SHELLY ANINDYA ALBAR 70 Tuntas
30. TATI ROVINGAH 50 Belum tuntas
31. ZIFA AULIA NISSA 60 Belum tuntas
JUMLAH 2000
NILAI RATA-RATA KELAS 59,22
NILAI TERENDAH 30
NILAI TERTINGGI 90
JUMLAH SISWA YANG TUNTAS15
15/31 x 100% =
48,3 %
JUMLAH SISWA YANG BELUM
TUNTAS / DIBAWAH KKM16
16/31 x 100% =
51,6 %
19
Dari hasil tabel 4.1 dapat dilihat saat pra siklus jumlah siswa yang
mendapat nilai ketuntasan sesuai dengan KKM 65 hanya sebanyak 15 orang
siswa atau sebesar 48,3 %. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak
16 orang atau sebesar 51,6 %.
DATA HASIL BELAJAR IPS PRA-SIKLUS
Gambar 4.1.1 Diagram Batang Nilai Hasil Belajar IPS Pra-Siklus
Berikut persentase ketuntasan nilai disajikan pada gambar 4.1.2
nampak dengan jelas perbandingan nilai tuntas dan tidak tuntas.
Gambar 4. 1.2 Prosentase Pra Siklus
4.2. Siklus 1
4.2.1. Tabel.
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus 1 SDN Sunter Jaya 01 Pagi Jakarta Utara
Nilai Tertinggi Nilai terendah Rata-rata Ke-las
0102030405060708090
48.30%
51.60%
Diagram Prosentase PrasiklusNilai siswa yang > 65Nilai siswa yang < 65
20
No Nama Siswa Siklus 1 Keterangan
1.DARREL RADITYA
50 Belum tuntas
2.NABILLA VIOLA
70 Tuntas
3.RAMA ADITYA SAPUTRA
50 Belum tuntas
4.RESTU ELITA PERMATA. H
40 Belum tuntas
5.M A U L A N A
70 Tuntas
6.AHMAD KHILMY ASSIDQY
60 Belum tuntas
7.ALFAT RAMADHAN
70 Tuntas
8.ALIKA CHARISMA PUTRI
70 Tuntas
9.A M R I N A
60 Belum tuntas
10
. ANISA NUR AZ-ZHARA60
Belum tuntas
11
. ASLAAM RIZQI. R40
Belum tuntas
12
. DESTI CITRA HUTAMI 70
Tuntas
13
. DIKI PERMANA SARI40
Belum Tuntas
14
. FADILAH GANI ARIFUDIN50
Belum tuntas
15
. FERDY DWI PRABOWO80
Tuntas
16
. IMAM MAULANA40
Belum tuntas
17
. KHALISA AZIZAH DWI. O50
Tuntas
18
. KHAYLA NUR FAJRINA80
Tuntas
19
. M. HUDDA HUSAINI FIKRI70
Tuntas
20
. M. REVAN RAMADHAN70
Tuntas
21
. M. TAUFIQ EFFENDI80
Tuntas
22
. NADIRA ARISKA. Z70
Tuntas
23 Tuntas
21
Diagram batang 4.2.1 Siklus 1
Pada tabel 4.2.1. dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dalam
pembelajaran IPS dikelas II dengan KKM 65 sebanyak 20 siswa atau sebesar
64,51% dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 11 orang atau sebesar
35,48%.
Untuk melihat persentase ketuntasan nilai disajikan pada gambar 4.2.2 nampak
dengan jelas perbandingan nilai tuntas dan tidak tuntas.
64.51%35.48%
Diagram Prosentase Siklus 1
Nilai siswa yang > kkm 65Nilai siswa yang < kkm 65
4.3. Siklus 2
4.3.1. Tabel.
Nilai Tert -inggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
22
No Nama Siswa Prasiklus Keterangan
23
1. DARREL RADITYA 50 Belum tuntas
2. NABILLA VIOLA 70 Tuntas
3. RAMA ADITYA SAPUTRA 50 Belum tuntas
4. RESTU ELITA PERMATA. H 70 Tuntas
5. M A U L A N A 70 Tuntas
6. AHMAD KHILMY ASSIDQY 70 Tuntas
7. ALFAT RAMADHAN 70 Tuntas
8. ALIKA CHARISMA PUTRI 70 Tuntas
9. A M R I N A 70 Tuntas
10. ANISA NUR AZ-ZHARA 80 Tuntas
11. ASLAAM RIZQI. R 70 Tuntas
12. DESTI CITRA HUTAMI 70 Tuntas
13. DIKI PERMANA SARI 70 Tuntas
14. FADILAH GANI ARIFUDIN 80 Tuntas
15. FERDY DWI PRABOWO 70 Tuntas
16. IMAM MAULANA 70 Tuntas
17. KHALISA AZIZAH DWI. O 50 Belum tuntas
18. KHAYLA NUR FAJRINA 100 Tuntas
19. M. HUDDA HUSAINI FIKRI 70 Tuntas
20. M. REVAN RAMADHAN 70 Tuntas
21. M. TAUFIQ EFFENDI 90 Tuntas
22. NADIRA ARISKA. Z 80 Tuntas
23. NIKEISHA PRASISTA 80 Tuntas
24. PUTRAWAN SAPUTRA 70 Tuntas
25. RAMDANU PRATAMA. M 100 Tuntas
26. RENDI WAHYU SAPUTRA 80 Tuntas
27. RIFAUL ABEED SYAHRI. R 70 Tuntas
28. RIZKI MAULANA 100 Tuntas
29. SHELLY ANINDYA ALBAR 80 Tuntas
30. TATI ROVINGAH 70 Tuntas
24
31. ZIFA AULIA NISSA 70 Tuntas
JUMLAH 2280
NILAI RATA-RATA KELAS 73, 54
NILAI TERENDAH 50
NILAI TERTINGGI 100
JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 28 28/31 x 100% = 90, 3%
JUMLAH SISWA YANG BELUM
TUNTAS / DIBAWAH KKM3 3/31 x 100% = 9, 67%
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
Pada siklus 2, siswa berjumlah 28 orang mendapat nilai diatas KKM atau
sejumlah 90,3% siswa dikatakan tuntas. Dan 3 orang siswa masih berada dibawah
KKM atau sekitar 9,67% yang dikatakan belum tuntas.
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata0
102030405060708090
100
Gambar 4.3.1 Diagram Batang Nilai Hasil Belajar IPS Siklus 2
Berikut untuk melihat persentase ketuntasan nilai disajikan pada gambar
4.3.2 nampak dengan jelas perbandingan nilai tuntas dan tidak tuntas.
25
90.30%
9.67%Diagram Prosentase Ketuntasan Siklus
2 Nilai siswa yang > KKM 65Nilai siswa yang < KKM 65
Gambar 4.3.2
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2,
peneliti menggabungkan dari ketiga data pada tiap siklusnya seperti berikut:
4.4.1. TABEL
Daftar Nilai Hasil Belajar pada Semua Siklus
NO NAMA SISWANILAI IPS
PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
1.DARREL RADITYA 60
5050
2.NABILLA VIOLA 70
7070
3.RAMA ADITYA SAPUTRA 40
5050
4.RESTU ELITA PERMATA. H 50
4070
5.M A U L A N A 70
7070
6.AHMAD KHILMY ASSIDQY 80
6070
7.ALFAT RAMADHAN 60
7070
8.ALIKA CHARISMA PUTRI 60
7070
9.A M R I N A 60
6070
10.ANISA NUR AZ-ZHARA 70
6080
11. ASLAAM RIZQI. R 60 40 70
26
12.DESTI CITRA HUTAMI 60
7070
13.DIKI PERMANA SARI 60
4070
14.FADILAH GANI ARIFUDIN 60
5080
15.FERDY DWI PRABOWO 80
8070
16.IMAM MAULANA 30
4070
17.KHALISA AZIZAH DWI. O 40
5050
18.KHAYLA NUR FAJRINA 80
80100
19.M. HUDDA HUSAINI FIKRI 70
7070
20.M. REVAN RAMADHAN 70
7070
21.M. TAUFIQ EFFENDI 80
8090
22.NADIRA ARISKA. Z 60
7080
23.NIKEISHA PRASISTA 70
8080
24.PUTRAWAN SAPUTRA 60
5070
25.RAMDANU PRATAMA. M 80
90100
26.RENDI WAHYU SAPUTRA 70
8080
27.RIFAUL ABEED SYAHRI. R 80
7070
28.RIZKI MAULANA 90
80100
29.SHELLY ANINDYA ALBAR 70
7080
30.TATI ROVINGAH 50
7070
31.ZIFA AULIA NISSA 60
8070
27
Jumlah 2000 2010 2280
Nilai Rata-rata kelas 59,22 64,83 73, 54
Nilai Tertinggi 90 90 100
Nilai Terendah 30 40 50
Berdasarkan data tabel diatas, dapat dilihat kenaikan yang cukup
signifikan dari prasiklus hingga siklus 2, seperti jumlah skor keseluruhan dari
2000 pada prasiklus, menjadi 2010 pada siklus 1 dan menjadi 2280 pada siklus
2. Nilai rata-rata kelas dari 59 pd prasiklus, menjadi 64 di siklus 1 dan menjadi
73 di siklus 2.Data kenaikan diatas dapat digambarkan pada grafik data hasil
belajar di bawah
Nilai Tert -inggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
0102030405060708090
100
Pra SiklusSiklus 1Siklus 2
Gambar 4.4.1 Grafik Batang Ketuntasan per Siklus
1. Pra Siklus
Rekapitulasi nilai pra siklus dari 31 siswa. Jumlah seluruh nilai 2000
dengan nilai rata-rata 59,22. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30. Siswa
yang telah tuntas atau mencapai KKM yakni berjumlah 15 siswa (48,3%)
dan nilai siswa belum tuntas 16 siswa (51,6%). Hasil pembelajaran pra
siklus dengan metode ceramah menunjukkan nilai yang belum optimal dan
kurang memuaskan atau masih dibawah KKM 65. Karena ketidak
berhasilan proses pembelajaran pada prasiklus dengan metode ceramah,
28
maka peneliti bersama supervisor 2 akan melakukan perbaikan
pembelajaran dengan metode pembelajaran Cooperative Learning.
1. Siklus 1
Rekapitulasi nilai siklus 1 dari 31 siswa adalah sebagai berikut jumlah
siswa yang mendapat nilai diatas KKM 20 siswa (64,51%), sedangkan
nilai dibawah KKM sebanyak 11 orang siswa (35,48%). Nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 64,83%.
Hasil observasi bersama supervisor 2, metode Cooperative Learning
cukup menarik, tapi karena belum ada penggunaan media yang relevan
dan hal ini justru menjadi masalah dalam proses pembelajaran.
2. Siklus 2
Rekapitulasi nilai individu siswa untuk kegiatan siklus 2 dari 31 siswa,
jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas pada hasil belajar sebesar 90,3%
atau 28 siswa dan 9,67% siswa atau sejumlah 3 orang belum tuntas.
Adapun metode pembelajaran pada siklus dua adalah Cooperative
Learning dan media yang digunakan adalah media gambar dokumen.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas berupa pengamatan observasi dan
hasil tes siswa dari pra siklus sampai dengan siklus 2 dapat dianalisa, yaitu
:
1. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
Dokumen keluarga yakni dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative learning dan media gambar dokumen. Siswa pada mulanya
dibagi menjadi 6 kelompok asal yang masing-masing terdiri dari 5- 6
siswa dan berdiskusi, lalu salah satu siswa dari kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
2. Berdasarkan data pada prasiklus nampak adanya kemajuan belajar yang
sangat signifikan dari data nilai yang diperoleh pada pra siklus hingga
siklus 2. Pada pra siklus siswa yang tidak tuntas yakni 51,6%, kemudian
terjadi penurunan pada siklus 1 yakni 35,48% dan turun lagi menjadi
29
9,67% pada siklus 2. Dengan kata lain, siswa yang tuntas pada pra siklus
sebanyak 15 siswa dan pada siklus 1 meningkat menjadi 20 siswa dan
meningkat lagi menjadi 28 siswa pada siklus 2.
3. Pada saat metode cooperative learning diterapkan pada siklus 1, hasilnya
masih belum memuaskan dan belum mencapai tujuan yang diharapkan,
karena belum ada medianya. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan
pembelajaran lebih lanjut pada siklus 2. Pada saat siklus 2, pembelajaran
dilengkapi dengan media gambar dokumen keluarga yang berwarna-warni.
Berdasarkan siklus 2 ini nampak adanya peningkatan hasil belajar yang
cukup memuaskan yaitu 90,3 % siswa mendapakan nilai diatas KKM
(KKM=65) atau sebanyak 28 siswa mendapatkan nilai tuntas. Artinya
sejumlah 28 siswa sudah optimal dalam pembelajaran perbaikan IPS
dengan metode cooperative learning.
4. Dari hasil keseluruhan siklus pelaksanaan metode cooperative learning
didapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu 28
siswa atau 90,3 % siswa mendapat nilai diatas KKM dan nilai rata-rata
kelas pada siklus 2 telah mencapai 73,54%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
30
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran pada
Siklus 1 dan 2, dapat diambil kesimpulan :
1. Pada kegiatan Pembelajaran Dokumen di kelas II SDN Sunter Jaya 01
Pagi, metode pembelajaran tanya jawab dan diskusi dapat
memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat pada data hasil
belajar siswa mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2. Pada tahap
Pra Siklus terdapat 16 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dari
31 siswa. Pada Siklus 1 terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai
dibawah KKM dari jumlah 31 siswa. Dan pada tahap Siklus 2 hanya 3
siswa saja yang nilainya dibawah KKM. Karena perbaikan
pembelajaran pada tahap Siklus 2 mencapai 90,3%, maka Penelitian
Tindakan kelas tidak dilanjutkan pada tahap berikutnya, karena
Perrbaikan Pembelajaran pada tahap Siklus 2 telah berhasil dan tuntas.
2. Pada tahap 2, dengan adanya media yang tepat, siswa menjadi aktif
karena seluruh siswa dilibatkan dalam memecahkan masalah melalui
diskusi kelompok, sehingga hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
A. Saran dan Tindak Lanjut
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas, yaitu :
1. Metode Cooperative Learning dan tanya jawab, ternyata mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penggunaan media yang tepat ternyata mampu meningkatkan hasil
belajar siswa serta dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif. Guru
harus memberikan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
3. Guru harus melakukan refleksi, agar dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang tepat dalam melasanakan kegiatan pembelajaran
dikelas.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anitalie, 2008, Cooperative Learning Jakarta: Grasindo
Dimyati & Moedjiono, 1999. Belajar & Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni, 2009, Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta
Oemar, Hamalik, 2003, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Oemar, Hamalik, 2006, Proses Belajar Mengajar. Bandung :Bumi Aksara
32