Kerjasama Pemerintah RI, AusAID, dan WSP-EAP/World Bank
WASPOLAWater Supply And Sanitation Policy
Formulation and Action Planning Project1998/2003-2004/2008
Identitas Proyek
Water Supply And Sanitation POLicy Formulation and
Action Planning Project = Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia, Pemerintah Australia (AusAID), dan Bank Dunia (WSP-EAP).
Sekretariat WASPOLA dibentuk untuk mendukung Kelompok Kerja dalam penyusunan kebijakan dan kegiatan lain yang terkait
Periode pertama 1998-2003, periode kedua 2004-2008 Fokus periode pertama: formulasi Kebijakan Nasional AMPL
Berbasis Masyarakat Fokus periode kedua: implementasi Kebijakan Nasional AMPL
Berbasis Masyarakat dan Formulasi Kebijakan AMPL Berbasis Lembaga
CPC*
GoIMinistries & Cabinet AusAID World Bank
NATIONALGOVERNMENT
CITY & DISTRICTGOVERNMENT
Other agencies& LegislativeAssemblies
BAPPEDA
Other ESAsWASPOLASecretariat
WSP-EAP
Walikota /Bupati
Consultants,NGOs, etc
* Inter-ministerial, chaired by BAPPENAS; members may include Ministries of Health, Home Affairs, Kimpraswil, Finance and Environment
WorkingGroup*
C O M M U N I T I E S
WASPOLA 2: Organisasi Proyek
Kelompok Kerja WASPOLA
Bappenas Departemen Dalam
Negeri (Ditjen Bangda dan PMD)
Departemen Pekerjaan Umum (Ditjen Cipta Karya)
Departemen Kesehatan
Departemen Keuangan
Kementrian Lingkungan Hidup
Pada level pemerintah pusat, departemen terkait dengan masalah pembangunan sektor air minum adalah[1]:
Bappenas yang bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan kegiatan di pusat Departemen Pekerjaan Umum yang bertanggungjawab dalam penyediaan bantuan
teknis dan standar Departemen Dalam Negeri yang bertanggungjawab dalam monitoring dan evaluasi,
koordinasi dengan pemerintah daerah, penyediaan panduan dalam masalah tariff, standar pelayanan, serta informasi
Departemen Kesehatan yang bertanggungjawab dalam pengawasan kualitas air Kementrian Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab dalam pemberian panduan
dan pengawasan kualitas buangan ke dalam badan air Departemen Keuangan yang bertanggungjawab dalam pemberian kredit kepada
PDAM dan investasi Departemen perindustrian yang bertanggungjawab dalam kontrol pencemaran air Departemen pertanian yang bertanggungjawab dalam kontrol pencemaran air Biro Pusat Statistik yang bertanggungjawab dalam sensus dan pengumpulan data
[1] Annex IV.2 Principal Agencies involved in policy formulation and implementation. Indonesia Averting an Infrastructure Crises. World Bank 2004
Latar Belakang Diperlukannya Kebijakan?
Inefektif dan inefisiennya investasi sektor AMPL Air hanya dipandang sebagai benda sosial dan belum
dipandang sebagai benda ekonomi Kemampuan pemerintah semakin terbatas Belum tersedianya kebijakan dan UU mengenai
peranserta dalam pembangunan AMPL Penyehatan lingkungan belum mendapat perhatian
dan prioritas Variasi prinsip/konsep/pendekatan pembangunan
AMPL di tingkat masyarakat dari berbagai pelaku
Rendahnya akses terhadap pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan
Agenda perubahan kebijakan yang belum selesai Terbatasnya kapasitas untuk pelaksanaan
kebijakan Belum tersedianya data yang layak dan terpercaya
Masalah yang Dihadapi
UmumUntuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat miskin, terhadap pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL)
yang layak
KhususUntuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia
dalam melaksanakan kebijakan dan meneruskan proses perubahan kebijakan sektor AMPL,
mendorong penerapan pendekatan tanggap kebutuhan dan partisipatif
Tujuan WASPOLA2
Struktur Komponen
Komponen kegiatan WASPOLA2 Pelaksanaan Kebijakan (Policy
Implementation) Perubahan Kebijakan (Policy Reform) Manajemen Pengetahuan (Knowledge
Management) Koordinasi dan Pengelolaan Proyek
(Project Management)
Komponen 1: Pelaksanaan Kebijakan
Tujuan khusus
Untuk memfasilitasi, mendukung, dan meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan dan pemantauan kebijakan AMPL dengan berfokus pada
(a) operasionalisasi pelaksanakan kebijakan di tingkat daerah; dan
(b) menyiapkan strategi dan rencana kegiatan nasional.
Komponen 2:Perubahan Kebijakan
Tujuan khusus
Untuk memfasilitasi, mendukung, dan meningkatkan kapasitas Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan perubahan kebijakan AMPL yang sedang berjalan dengan fokus pada
(a) penyehatan lingkungan dan
(b) pengelolaan air minum oleh lembaga formal.
Komponen 3:Knowledge Management
Tujuan khusus
Untuk memperkuat kapasitas untuk mengumpulkan, analisa, dan diseminasi informasi sektor AMPL bagi pengambil keputusan, lembaga donor, konsumen, dan pemegang andil lain melalui kegiatan pelatihan.
Komponen 4:Manajemen Proyek dan Koordinasi
Tujuan khusus
Untuk mengelola dan mengkoordinasikan kegiatan proyek sesuai dengan kebutuhan mitra proyek dan untuk menyediakan dukungan dalam sektor AMPL bagi AusAID dan Grup Bank Dunia, termasuk WSP secara keseluruhan.
FIELD TRIAL
Policy Implementation Policy Reform Knowledge Management
Analysis ofExperience
Implementation atLocal Level
Implementation
Revision
Analysis
Draft National PolicyDocument
Draft National PolicyDocument
Data and Information
Identification ofLessons Learned
Case Studies
Evaluation
Implementation
Design
Dissemination
Dissemination
National Strategies
T R A I N I N G
WASPOLA 2 : Kaitan Antar Komponen
Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan AMPL (Umum)
Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan strategi dan pelaksanaan kebijakan di
tingkat nasional Komunikasi/diseminasi kpd semua tingkatan termasuk
pembuat keputusan Dampingan pelaksanaan kebijakan tingkat propinsi Dampingan pelaksanaan kebijakan di kabupaten/kota TA adopsi kebijakan pada proyek terkait : CWSHP,
Pamsimas, WSLIC/WES-Unicef Layanan penguatan kapasitas Kelompok Kerja AMPL
Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan AMPL (Umum)
Perubahan Kebijakan Membawakan implikasi tingkat pelayanan
(MDGs) Mencakup berbasis lembaga dan meningkatkan
perhatian pada persampahan, limbah, dan lingkungan hidup
Melanjutkan perbaikan kebijakan
Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan AMPL (Umum)
Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan masyarakat Meningkatkan peran perempuan Pelatihan fasilitator Bantuan teknis kepada daerah Bantuan teknis kepada kelompok kerja AMPL
Bagaimana WASPOLA2 Membantu Pemerintah Indonesia dalam Pembangunan AMPL (Umum)
Manajemen Pengetahuan Memperkuat ketersediaan data/informasi Membuka akses pada data/informasi serta
mendiseminasikannya secara luas
Pencapaian
Implementasi KebijakanPencapaian
Implementasi KebijakanPencapaian 1
Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat telah diadopsi oleh 49 kabupaten di 9 propinsi
Terbentuk kelompok kerja (Pokja AMPL) di 9 propinsi, dan 49 kabupaten Sebagian besar propinsi dan kabupaten yang difasilitasi telah memiliki
dokumen perencanaan strategis AMPL (RENSTRA AMPL), baik dalam kondisi final, maupun draft final Renstra menjadi acuan pembangunan AMPL di Daerah (melalui Dinas terkait) Renstra menjadi input dalam RPJMD Renstra alat ungkit untuk mendorong pencapaian MDGs
Program peningkatan kapasitas merupakan kegiatan menerus yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Nasional kepada daerah. Pembiayaan kegiatan ini dilakukan secara bersama oleh pusat, daerah, dan proyek WASPOLA
Bantuan teknis dan monitoring kepada kabupaten/propinsi diberikan oleh Kelompok Kerja Nasional
Perkembangan WASPOLA sampai saat ini Pencapaian 2
Tahun 2007: 13 Kabupaten (inisiatif sendiri)
Tahun 2003 : 4 kab
Tahun 2004 : 7 kab
Tahun 2005 : 7 kab + 14 kab/kota = 21 kab/kota
Kab/Kota : 49
Prop: 9
Jumlah daerah dampingan
Daerah yang menyusun Renstra AMPL
14Final dan telah ditindak lanjuti dalam program
10Draft
25Persiapan
49 kabupatenDaerah yang melakukan identifikasi isu dan masalah AMPL
49 kab
9 propinsi
Jumlah daerah melakukan diseminiasi kebijakan
49 kabupatenJumlah kelompok kerja AMPL daerah
Tahun 2006 : 14 kab + 25 kab/kota
Daftar daerah mitra WASPOLAPencapaian 3
1. Sumatera Barat: Kab.Solok, Sw.Lunto Sijunjung, Payakumbuh, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Kt.Bukittinggi
2. Bangka Belitung: Kab.Bangka Selatan, Bangka, Bangka Barat, Kt.Pangkal Pinang
3. Banten: Kab.Lebak, Pandeglang, Serang, Tanggerang, Kt.Tanggerang, Cilegon
4. Jawa Tengah: Kab.Kebumen, Pekalongan, Grobogan, Cilacap, Pemalang, Purbalingga, Brebes
5. NTB: Kab.Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima, Lombok Tengah
6. Gorontalo: Kab.Gorontalo, Bone Bolango, Pahuwato, Boalemo, Kt.Gorontalo
7. Sulawesi Selatan: Kab.Pangkep, Selayar, Takalar, Wajo, Soppeng, Gowa, Jeneponto
8. Sulawesi Tenggara: Kab.Konawe, Konawe Selatan, 9. NTT: Kab.Rote Ndao, Timor Tengah Selatan
Daftar daerah dampingan tidak langsungPencapaian 4
1. WSLIC2: Kab.Belitung Babel, seluruh kab WSLIC2 Jatim,
2. CWSHP: 20 kabupaten di 4 propinsi, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat. Daerah emergency Aceh dan Nias
3. ProAir: Kab. Sumba Timur, Sumba Barat, Alor
4. ESP-USAID: 6 kota dari Sumatera Utara, Sumatera barat, Kalimantan Selatan, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur
Reformasi KebijakanPencapaian
Pencapaian 1
Dokumen Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Lembaga telah disusun oleh kelompok kerja. Status per-Desember 2004: Draft 3 revisi kedua
Dalam penyusunannya telah melibatkan/dikonsultasikan dengan stakeholder luas, seperti departemen terkait, Pemda/PDAM, penyedia jasa swasta, LSM, donor, media massa, dan perguruan tinggi
Draft telah dikonsultasikan dengan eselon 1 dari Departemen Dalam Negeri (Dirjen Bangda, PMD), KLH, dan Departemen Kesehatan
Manajemen Pengetahuan
Pencapaian
Pencapaian 1
Manajemen data AMPL Pengembangan konsep manajemen Ujicoba fasilitasi manajemen data di Sultra
dan Bangka Pengelolaan Website
Pengelolaan bersama www.waspola.org dan www.ampl.or.id
Pengembangan fitur baru : glossary, data base, dll
Pencapaian 2
Kemitraan dan Pengembangan Jejaring Annual meeting, 2004,2005,2006, 2007 Berlangsung di tk nasional dan daerah, melibatkan Pokja,
proyek terkait, LSM, PerguruanTinggi, media massa Terbentuk JEJARING AMPL atas dukungan 42 lembaga Pertemuan reguler dengan host bergantian Meningkatkan relasi dengan Media Massa (TV, Koran,
Radio, dsb) Dukungan kepada mitra, al:
Training Renstra AMPL u/ Care International dan ESP Training TSC dengan Plan International Infrastruktur training dengan World Vision Indonesia Training komunikasi dengan Forkami/JIPTAS WBI, asset management training CWSHP, WSLIC, dll LSM dan PT local aktif dalam kegiatan WASPOLA di dearah
Pencapaian 3
Studi dan Kajian Studi Evaluasi Monitoring SANIMAS 1 di 7 kabupaten
Tindak lanjut replikasi SANIMAS oleh Departemen PU Perlu linkage Sanitasi dengan produktifitas
Studi Dampak Desentralisasi Terhadap Pembangunan AMPL Perlunya perbaikan sistem penganggaran, kelembagaan dan
regulasi Studi Financial Study for WSES Development
Alokasi APBD untuk AMPL kurang dari 3 % PAD tinggi tidak signifikan mendorong prioritas AMPL
Studi Small Scale Independent Water Providers (SSIWP) Smal scale provider: gerobak, tangki air dan isi ulang Eksistensi SSIWP harus dikaitkan dengan kemampuan
pelyanan PDAM SSWIP menjadi solusi alternatif (namun) bukan permanen
Studi Asset Management dalam AMPL (NAMPA) Kajian di 6 PDAM
Pencapaian 4
Penguatan Strategi Komunikasi Kebijakan AMPL Strategi komunikas telah final dan diadopsi Dukungan dan fasilitasi penguatan Komunikasi Untuk Daerah
Kabupaten Kebumen Propinsi Sulawesi Tenggara, Banten dan Bangka Belitung
Kegiatan meliputi: Asesemen/riset komunikasi Penyusunan dokumen strategi komunikasi Produksi media fasilitasi WASPOLA Workshop/ Fasilitasi sesi komunikasi
Fokus Strategi: Strategi 1 : Penguatan kapasitas SDM di bidang strategi komunikasi AMPL di lapangan dengan metode “Learning by doing” Strategi 2 : Pembuatan dan pengembangan paket media komunikasi Strategi 3 : Membangun Keterlibatan Publik berupa forum Komunikasi atau “ community learning center “ sebagai mitra POKJA AMPL Strategi 4 : Optimalisasi strategi Public Relation untuk pencitraan kabijakan Nasional dan memperkuat “ positioning “ Pokja AMPL dalam koordinasi dan inisiatif implementasi kebijakan AMPL di daerah Strategi 5 : Membangun opini publik Media Advokasi Strategi 6 ; Penyelenggaraan AMPL Award dalam event yang strategis sebagai pemicu proses awareness AMPL
Pencapaian 5
Publikasi dan Promosi Promosi dan positioning Kebijakan,
WASPOLA dan Pokja AMPL Dilakukan kepada kelompok internal
(kalangan AMPL) dan external (non AMPL) Media channeling
Pameran-pameran sektor AMPL sejak tahun 2004-2007 (Jakarta dan luar Jakarta)
Kalendar WASPOLA setiap tahun (2004-2008)
Pencapaian 6
Penyediaan materi publikasi/printing document Leaflet, Factsheet, Brosur, Blocknote, Kalender Hand Bag, T shirt, Topi
Penulisan lesson learned Penyediaan video Kebijakan Pengembangan Situs WASPOLA dengan berbagai fitur Fasiliasi dan dukungan kepada Pokja AMPL kegiatan luar negeri:
Water Week, Washington World Water Forum, Mexico WS meeting, Bangkok, Cina Sanitation Meeting, Philipina Communication Training, Bangkok CLTS Field Visit, India-Pakistan EASAN, Beppu Jepang Small Scale Water Provider, Vietnam Institutional Water Provider, Australia
Tantangan
Implementasi Kebijakan
Fasilitasi kebijakan oleh Kelompok Kerja AMPL melalui WASPOLA baru mencakup 49 kabupaten dari 440 kabupaten di Indonesia (11% dari jumlah Kabupaten)
Kebutuhan dampingan dari daerah yang telah difasilitasi semakin besar, terutama untuk melakukan penerapan kebijakan dalam tataran kegiatan teknis di lapangan
Kebutuhan bantuan teknis dalam adopsi kebijakan bagi daerah baru.
Respon atas permintaan atas dukungan fasilitasi Kebijakan terbatas Unicef dan Unicef Aceh CWSHP PAMSIMAS WSLIC CWSHP LSM (Care, Plan International, dll)
Kegiatan potensial untuk adopsi kebijakan di daerah
Pelatihan operasionalisasi kebijakanPelatihan pembentukan kelompok kerja AMPLBantuan teknis penyusunan perencanaan AMPL
7 propinsiWSLIC2
Pelatihan pembentukan kelompok kerja AMPLBantuan teknis penyusunan perencanaan AMPL
NTTProAir
Pelatihan operasionalisasi kebijakanPelatihan pembentukan kelompok kerja AMPLBantuan teknis penyusunan perencanaan AMPL
107 kab pada 15 propinsi
PAMSIMAS
Pelatihan operasionalisasi kebijakanPelatihan pembentukan kelompok kerja AMPLBantuan teknis penyusunan perencanaan AMPL
20 kab pada 4 propinsi
CWSHP
KegiatanAreaProyek
Reformasi Kebijakan
1. Road show kepada Pengambil Kebijakan (Eselon 1 & 2) di Departemen terkait, (PU, Bappenas, Keuangan)
2. Penyempurnaan Dokumen Kebijakan Nasional AMPL berbasis lembaga pada posisi Draft 3 rev 2
3. Penandatanganan dokumen Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Lembaga
4. Persiapan dan pembahasan konsep penggabungan Kebijakan Nasional AMPL (regulasi yang terpadu)
5. Diseminasi/sosialisasi Kebijakan (termasuk regulasi terkait) Berbasis Lembaga kepada pemerintah daerah dan stakeholder terkait lain (rencananya akan digabung dengan Kebijakan Berbasis Masyarakat)
6. Penyiapan pedoman dan perangkat pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Lembaga
Manajemen Pengetahuan
Pengelolaan data AMPL menjadi isu krusial yang memerlukan KOMITMEN dari stakeholders luas
Daerah memerlukan dukungan untuk penguatan strategi komunikasi meyakinkan Bupati, DPRD, dinas lain
Kemitraan JEJARING AMPL memerlukan dukungan dan pengelolaan sumber daya yang intensif
Media informasi yang telah dibangun, seperti website, media cetak, elektronik, digital, dll, perlu dilanjutkan untuk penyebarluasan informasi tentang pembangunan AMPL, yang berguna bagi upaya peningkatan keberlanjutan pembangunan AMPL
Sekretariat AMPL yang berfungsi sebagai knowledge center perlu dikembangkan untuk mewadahi keperluan stakeholder pembangunan AMPL
Beberapa (contoh) Keluaran
Beberapa (contoh) Keluaran
Beberapa (contoh) Keluaran