EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
1
Ia Telah Bangkit "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia
tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari,
lihatlah tempat Ia berbaring.." (Matius 6:19-21)
Yesus yang bangkit memang menjadi sandungan bagi mereka yang menolak Dia,
dan untuk meredam fakta historis, para saksi mata yang bersaksi tentang kebangkitan
itu, Makamah Agama Yahudi, menebarkan dusta yang menyebut bahwa "mayat Yesus
dicuri para muridnya" (Matius 6:11-15). Dusta-dusta ini terus berkembang dengan ber-
jalannya waktu.
Sepanjang sejarah, banyak usaha dilakukan orang untuk mengubah fakta historis ini,
ada yang menyebut bukan Yesus yang disalib tetapi Yudas. Dalam film ‘Jesus Christ
Superstar’ (1973) disebutkan Yesus mati frustrasi dalam kegagalan dan Yudas dijadi-
kan pahlawan yang dikorbankan Tuhan. Film yang lain ‘The Last Temptation of
Christ’ (1988) menggambarkan Yesus di atas kayu salib, dalam frustrasinya sebelum
mati ia membayangkan menikah dengan Maria Magdalena.
Sebuah buku best seller berjudul ‘Holy Blood Holy Grail’ (1982) menyebut Yesus me
nikah dengan Maria Magdalena dan keturunannya tinggal di Perancis Selatan,
demikian juga buku best seller lainnya ‘Jesus The Man’ menyebut Yesus tidak mati di
salib tetapi hanya pingsan dan disembuhkan oleh Simon Magus dan lari melalui lorong
-lorong gua Qumran. Dusta terakhir disebarkan oleh buku best seller ‘The Da Vinci
Code’ yang menyebut Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan sekarang keturun-
annya tinggal di Inggris. Tidak kurang ada dusta lainnya yang menyebut bahwa Yesus
kabur ke Timur dan mati di Kashmir.
Fakta menunjukkan bahwa setelah Perjamuan
Malam dan kemudian Yesus mati di salib, murid-
murid menjadi ketakutan dan frustrasi sehingga
mereka tidak berani keluar dan tinggal merenung
di ruang yang terkunci dan kembali dalam peker-
jaan asal mereka, tetapi peristiwa kebangkitan
ternyata mengubah segala sesuatu secara radikal.
Petrus yang pengecut dan menyangkal kenal
dengan Yesus yang diadili dan akan di salib,
menjadi pemberani yang berani berbicara lantang
bersaksi akan iman kebangkitan yang dipercayai
nya di depan mahkamah agama. Para Rasul lain-
nya juga menjadi bergairah mengabarkan Injil
kemana-mana, bahkan Thomas yang pernah me
ragukan kebangkitan Yesus akhirnya menjadi
perintis gereja Mar Thoma di India. Perubahan
psikologis dalam diri para Rasul ini juga dialami
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
2
Rasul Paulus, seorang farisi fanatik yang
biasa mengejar dan membunuh murid-
murid Yesus. Setelah pertemuannya de
ngan Yesus yang telah bangkit dalam per
jalanannya ke Damsyik, ia menjadi rasul
kebangkitan yang rela mati demi Nama
yang pengikutnya pernah diburu-buru
untuk dibunuh olehnya.
Peristiwa sejarah juga menunjukkan
adanya ledakan agama besar setelah ke-
bangkitan. Josephus ahli sejarah Yahudi
juga menyebut soal kebangkitan agama
itu, dan ledakan para pengikut Yesus de
ngan cepat berlipat ganda dan menakut-
kan banyak politisi Romawi sehingga
mereka mengejar para pengikut Yesus,
menjadikannya makanan para singa di
Koloseum Roma, dan bahkan menyalib-
kan mereka di jalan-jalan. Namun iman
kebangkitan terus mendorong umat menyebarkan kabar baik kebangkitan itu.
Fakta sejarah lainnya adalah adanya kubur yang kosong dan para pemuka agama Ya-
hudi dan tentara Romawi yang ganas itu tidak bisa menunjukkan dimana mayat Yesus
diletakkan atau disembunyikan kalau memang Yesus tidak bangkit. Yesus yang bangkit
dilihat oleh banyak sekali orang sehingga mustahillah kalau semuanya itu hasil halusi-
nasi mereka yang sudah terlanjur percaya.
Petunjuk menarik sebagai bukti Yesus bangkit pada hari minggu adalah perubahan
Paskah Perjanjian Lama (Tuhan membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir)
yang dirayakan pada hari Sabat Sabtu yang begitu ketat dilaksanakan sebagai ritus
agama oleh umat Yahudi, dengan bangkitnya Yesus pada hari pertama dalam minggu
mendorong umat Kristen tidak lagi merayakan Sabat Sabtu tetapi melaksanakan ibadat
di hari Minggu sebagai peringatan mingguan akan Yesus yang telah bangkit pada hari
itu. Perubahan melawan tradisi agama yang ketat ini tentu disebabkan peristiwa sejarah
yang benar-benar terjadi. Paskah sekarang berarti Tuhan menang atas maut dan Tuhan
membebaskan umat manusia dari dosa.
Yesus yang bangkit telah mendorong banyak penginjil untuk memberitakan kabar baik
itu ke seluruh dunia dan banyak orang rela sekalipun harus mati sebagai martir karena
kesaksian mereka. Polycarpus ketika akan dibakar kecuali kalau ia mau menyangkali
Yesus dan menyembah kaisar, berseru: "70 tahun Ia (yang telah bangkit itu) tidak per-
nah mengecewakan saya, bagaimana saya harus mengecewakan Dia pada hari ini?", ia
mati dibakar. Iman Kristen tidak didasarkan pada penderitaan Yesus atau penyaliban-
Nya, tetapi iman Kristen didasarkan kebangkitan Yesus dari kematian yang menunjuk-
kan kemenangan-Nya atas maut dan bahwa Ia adalah Tuhan atas kehidupan ini.
Berita Yesus yang telah bangkit tetap diberitakan sampai sekarang, dan bukan sekedar
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
3
sebagai fakta historis tetapi sebagai janji bahwa Tuhan Yesus akan membangkitkan
umat yang percaya. Bagi pengikut Tuhan Yesus, Ia adalah Kristus, Sang Juru Selamat,
yang membebaskan umatnya dari perhambaan dosa dan membawa kepada keselamatan
dan kebangkitan tubuh bila telah mati.
Peringatan Paskah bukan sekedar ritual agama, tetapi merupakan momentum bagi
manusia untuk menyadari bahwa hidup manusia itu harus dipertanggung-jawabkan di
hadapan Allah pada saat mereka meninggal atau belum meninggal saat kedatangan-
Nya kedua kali kelak. Namun, bagi mereka yang mau menerimanya sebagai Juru Se-
lamat dan mengakui dosa-dosa mereka dan tidak berbuat lagi dan melakukan kehendak
Allah, maka kebangkitan menjadi jaminan bila nanti mati meninggalkan dunia yang
fana ini.
Berita Ia telah bangkit bukan sekedar catatan Alkitab yang terjadi 2000 tahun yang
lalu, melainkan kabar baik yang tetap diberitakan sampai sekarang, bahwa Ia menjanji-
kan kebangkitan juga bagi orang yang percaya dan diperkenan-Nya, dan menjadi
pengharapan hidup bagi semua orang yang membuka diri kepada-Nya.
Selamat Hari Paskah, Gusti Berkati, Amin!
Berkah Dalem �
By : andria
OMK St. Benedictus-Gayamsari, Semarang.
dari artikel.sabda.org
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
4
Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi Shalom pembaca yang budiman,
Bangsa kita baru saja menyelenggarakan Pemilu legislatif, 9 April 2014 yang lalu,
untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD. Sebagai negara yang menganut sistem
demokrasi, pemilu menjadi peristiwa penting dan strategis karena merupakan kesempat
an memilih calon legislatif dan perwakilan daerah yang akan menjadi wakil rakyat.
Kita bersyukur karena negara kita tetap mempertahankan empat kesepakatan dasar
dalam berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Repub-
lik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita percaya bahwa hanya dengan
mewujudkan keempat kesepakatan tersebut, bangsa ini akan mampu mewujudkan cita-
citanya. Semoga wakil-wakil rakyat yang terpilih menjadi anggota legislatif bersama
seluruh bangsa mampu memperjuangkan dan mempertahankan keempat kesepakatan
tersebut, bekerjasama dengan pemerintahan yang bijaksana, bebas dari korupsi untuk
menciptakan masyarakat yang adil, aman dan sejahtera.
Bangsa ini sedih dan lelah melihat keadaaan negara dalam pemerintahan saat ini,
bagaimana sepak terjang para petinggi negara, banyak yang terlibat dengan berbagai
kasus korupsi, dan nampaknya Pemerintah pun tak mampu (atau tak mau) mengatasi
masalah ini, sampai benar-benar pasrah menerima gelar ‘lamban dan tidak tegas’. Le-
bih gila lagi, para kader dan tokoh-tokoh partai pemenang pemilu 2009 ini, malah ber-
baris antri, berlomba-lomba merampok uang negara. Sebut saja Angelina Sondakh, M.
Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan masih banyak kasus korupsi
yang melibatkan tokoh-tokoh di luar partai Demokrat. Apakah peristiwa ini akan ber-
lanjut terus tanpa akhir? Yah, kita sadar, sebagai orang kecil kita sebenarnya tak perlu
pusing memikirkan para petinggi negara tersebut, karena sudah ada KPK yang meng
atasi. Tetapi minimal dapat sebagai cerminan untuk kehidupan kita, bagaimana ke-
hidupan kita masa lalu dan bagaimana selanjutnya. Keterpurukan kita masa lalu seba-
gai pelajaran bagi usaha memperbaiki hidup di masa mendatang.
Selama masa pra paskah kita telah menyelenggarakan permenungan secara khusus
bersama-sama, semuanya untuk melihat kembali kehidupan kita masa lalu agar kita
lebih layak merayakan Paskah kebangkitan Tuhan, dan kebangkitan kita dari dosa (per
tobatan) dan keterpurukan kita. Pertobatan adalah kesediaan diri untuk mempercaya-
kan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga kita tidak kuatir karena Allah bersama kita
dan mencukupkan segala kebutuhan kita. Juga merupakan penyangkalan diri untuk
mewujudkan kasih dalam kehidupan bersama. Pertobatan itu kita bangun melalui
puasa, pengakuan dosa dan amal kasih. Semoga tema APP 2014 ”Berikanlah Hatimu
untuk Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”, dapat membantu kita
untuk semakin mencintai sesama, terlebih yang membutuhkan uluran tangan kita.
Tema itu tidak hanya menyapa sisi manusiawi kita, tetapi juga menyapa iman kita.
Pengalaman akan Allah yang mengasihi dan mengorbankan diri-Nya membuat kita
juga mampu mencintai sesama dan mengulurkan tangan-tangan kita untuk melayani
orang lain, terutama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Keprihatinan
sosial yang ada sekarang ini menjadi kesempatan kita untuk memberikan kesaksian
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
5
WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI
PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG
Pelindung Pastor Kepala Paroki
Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki
Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos
Dewan Paroki
Pemimpin Redaksi J Paryadi
Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito
Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro
M Yunus Waas
Artistik Alf. Sungging V Suparyanto B Riyanto W
Tata Letak J Paryadi
M Yunus Waas
Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan
Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus
Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang
Alamat E-mail [email protected]
Percetakan CV Rind Abadi
Edisi 93, Hari Raya Paskah
17 April 2014
Cover Depan Silhouette Salib di Kalvari
Sentuhan Kasih dan Melayani
desain oleh : B Riyanto W
iman kita.
Paskah pada awalnya adalah proses untuk terjadi
nya kelepasan. Sebagaimana tertulis dalam Perjanjian
Lama (Keluaran 12) tentang sejarah kehidupan bangsa
Israel yang terlepas dari tangan Firaun, Raja Mesir.
Dalam Perjanjian Baru, makna Paskah itu disempurna-
kan oleh Yesus Kristus, yaitu kelepasan dan keselamat
an tanpa memandang perbedaan, kelepasan yang di
nyatakan oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-
Nya di kayu salib. Makna Paskah sebagai proses ke
lepasan itu masih senantiasa relevan dalam kehidupan
rohani para pengikut Kristus sekarang ini, dimana kita
sebagai pengikut Kristus bisa menjadi berkat bagi
kehidupan bersama, sebagai suatu keutuhan ciptaan
yang tidak melihat perbedaan siapa, dimana, dan ka-
pan pun kita berada, menjadi pembebas dan berkat
bagi mereka yang sengsara dan membutuhkan ban-
tuan.
Belum lama ini Paus Fransiskus mengeluarkan surat
apostolik “Evangelii Gaudium”. Dalam suratnya itu,
Paus meneguhkan iman kita semua, bahwa Allah sung
guh mencintai semua orang. Melalui Yesus Kristus, Ia
menyelamatkan kita bukan hanya orang perorangan,
tetapi dalam relasi sosial dengan semua orang. Ia ber-
harap agar iman akan Allah yang begitu mengasihi
dibangun terus menerus, sehingga kita bisa bersyukur
dalam keadaan apapun dan tidak mudah kuatir; kita
bisa terus tergerak untuk membantu orang lain, merin-
gankan beban mereka yang menderita dan mau ber-
korban tanpa pamrih. Semakin banyak kita memberi,
semakin banyak pula kita menerima. Jangan pernah
berpikir ketika kita akan memberi dan membantu se-
seorang lantas harus memberikan materi yang cukup
untuk membantunya, karena terkadang seseorang
membutuhkan lebih dari sekedar materi, misalnya per
hatian, kasih, bahkan doa kita, semuanya itu ada
dalam diri kita, tergantung dari ketulusan hati yang
kita miliki. Bahkan dari pengalamannya Paus Fran-
siskus berpendirian:“Tak mungkin orang berkekurang
an, bila ia berani memberi dari miliknya yang sedikit,
bahkan ia akan mendapat lebih banyak lagi.
Berkah Dalem dan Selamat Paskah. �
Redaksi.
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
6
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
7
Kacamata yang Berbeda Oleh: Aoirisuka
Satu. Mungkin ada yang mengenal drama Korea berjudul Boys Before Flowers
yang pernah ditayangkan oleh stasiun TV, tetapi mungkin ada yang belum
mengetahuinya. Drama yang diadaptasi dari komik berjudul Hana Yori Dango, dan
yang telah dibuat dalam versi Taiwan (Meteor Garden), Japan (Hana Yori Dango), dan
China (Meteor Rain) ini menonjol dalam alur serta tokohnya. Dalam BBF (Boys Before
Flowers), diketahui bahwa karakter Geum Jan Di dan Goo Jun Pyo saling mencintai,
namun hubungan mereka ditentang kuat oleh Ibu Suri (ibu Jun Pyo). Sering dalam alur
cerita, Jan Di menunjukkan kesedihannya yang bertubi-tubi. Terutama saat ia menyusul
Jun Pyo ke Macau tetapi pria itu tak menghiraukannya. Setiap suara tangisan Jan Di
mampu memunculkan empati. Saya sendiri yang mendengarnya seolah dapat merasa
kan seberapa sakit hatinya.
Pernah suatu ketika saya menyaksikan ulang adegan BBF ini bersama dua teman
saya: Vivi dan Jing Jing. Pada mulanya, saya menganggap bahwa karakter yang paling
men derita dalam BBF adalah Jan Di, namun kemudian dua kawan saya ini mengubah
anggapan saya. Dengan kompak, Vivi dan Jing Jing menyatakan bahwa justru Jun Pyo-
lah yang lebih kasihan. Kok bisa? Saya pun bertanya-tanya dalam hati. Lagi, secara
kompak dua teman saya ini mengutarakan pendapat mereka. Dalam adegan ini, Jan Di
menyusul Jun Pyo hanya untuk menerima abaian dari Jun Pyo. Jan Di pun kembali
bersedih, mengekspresikan deritanya. Namun ternyata, ketika mencoba memposisikan
diri sebagai Jun Pyo, sakit yang ditanggungnya lebih dalam. Jun Pyo hanya mencintai
Jan Di, ditentang Ibu Suri sedari munculnya rasa cinta itu, dicoba dijauhkan dari Jan Di
dengan berbagai cara yang menyakitkan. Dan kini, ia harus mengabaikan Jan Di demi
fokus pada 700-an hidup karyawan perusahaan yang saat itu bergantung di bahunya.
Jleb! Setelah Vivi dan Jing Jing menjelaskan seperti itu, saya tersadar. Lebih pahit
terpaksa mengabaikan seseorang yang dicintai daripada diabaikan sementara oleh
orang tercinta. Sama halnya dengan film Thailand berjudul A Little Thing Called Love.
Jika dikaji lebih dalam, tokoh Shone di situ ternyata juga lebih kasihan daripada Nam.
Kini, kurang lebih 4 tahun telah berlalu sejak malam diskusi BBF bersama kedua
teman saya itu, namun uraian yang mereka berikan pada hari itu masih saya ingat
dengan jelas.
Dua. Bisa dibilang, 3 kali saya mencinta dan 3 kali pula pelukan saya tak ber
sambut. Yang pertama saya relakan karena dia telah menemukan kebahagiaannya.
Yang kedua adalah pematah hati saya yang paling parah. Yang ketiga, dia menghempas
kan saya jauh dan saya juga melepasnya karena saya akan semakin terluka bila masih
mempertahankan dirinya. Pasca bangkitnya saya dari segala perih itu (yang tentunya
berkat Tuhan, Sang Penyembuh Segala Luka), saya sempat menyinggung secara halus
para pematah hati saya itu melalui satu media sosial. Kemudian Gun, teman saya,
mengomentari demikian: “Berarti ia paling berpengaruh dalam perubahan di hidupmu,
maka ucapkan terima kasih.” Jleb! untuk kedua kalinya. Ucapan Gun membuat saya
berpikir, bahwa memang, mereka telah menorehkan luka dalam kepada saya, namun
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
8
dari pengalaman perih itu saya bisa menarik banyak pelajaran. Meskipun awalnya saya
sempat menangis sedih seperti anak kecil, tetapi dengan bantuan Tuhan, saya belajar
menjadi kuat lalu bangkit. Secara tak langsung, dari merekalah saya belajar untuk
lebih menghargai orang-orang di sekeliling saya yang masih menyayangi saya.
Kenyataannya, pengalaman patah hati itu memang memberikan pelajaran yang ber
harga. Untuk mereka, dengan tulus saya ucapkan terima kasih. Gun, terima kasih pula
kepadamu. Dan yang terutama, terima kasih untuk-Mu Tuhan.
Poin Satu dan Dua di atas mungkin belum menyuratkan judul tulisan ini secara gam
blang. Dari pengalaman-pengalaman yang saya lalui, serta dari berbagai buku yang
menginspirasi diksi, ‘kacamata’ di sini tak lain adalah sudut pandang, persepsi, atau
interpretasi. Ada kalanya dalam konteks hidup tertentu, kita kecewa akan hadirnya per
bedaan. Tapi ada kalanya juga perbedaan membuat hidup lebih berwarna dan ber
makna. Contohnya, andai saja Tuhan tak menggariskan saya berjumpa dengan Vivi,
Jing Jing, atau Gun, saya masih terjebak dalam pandangan mata saya yang (asli) minus
ini. Ada saatnya saya harus mengenakan ‘kacamata’ baru, melihat melalui ‘kacamata’
yang berbeda – ‘kacamata’ orang lain. Bahkan di dalam novel Aidoru No Sekai Ni
Yoroshiku karya Orihara Ran, ada dialog demikian: “Ada kalanya, apa yang kita lihat
dari lensa bisa lebih jujur daripada kita melihatnya dengan mata telanjang.” (Asaoka
Adison to Sakurada Mine). Saya rasa itu benar.
AMDG. Berkah Dalem. �
Catatan Redaksi: Aoirisuka adalah nama pena dari seorang OMK, umat paroki tetangga
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
9
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
10
Surat dari Romo Paroki
Salam kasih Yesus, Maria dan Yusuf,
Bp/Ibu/Sdr-i yang terkasih,
Pada tanggal 11 Oktober 2012 sampai 24 Nopember
2013 yang lalu, Bapa Suci Paus Emeritus Benedictus
XVI, pernah mencanangkan tahun iman. Pencanangan
tahun iman itu dilatar belakangi berbagai hal, yang
diantaranya, ada kecenderungan penurunan penghayat
an iman dalam diri orang katolik. “Umat Kristiani
lebih menaruh perhatian kepada konsekuensi-
konsekuensi sosial, budaya dan politis dari
komitmen mereka kerena mereka berpendapat
bahwa iman kepercayaan akan dengan sendirinya
menyatakan diri secara kentara dalam kehidupan bermasyarakat. Ada krisis iman
yang mendalam yang telah menimpa banyak bangsa” (Porta Fidei, no.2). Dalam
kerangka ini, Paroki St. Paulus-Sendangguwo menanggapi keprihatian tersebut dengan
berbagai cara, dengan berbagai kegiatan, misalnya dengan pendalaman Kompendium
Katekismus Gereja Katolik, Ajaran-ajaran Gereja, Sekolah iman dll. Besar harapan
bahwa umat beriman di paroki, merasakan kembali kebermaknaan dalam beriman
katolik.
Di sinilah kita menyadari, betapa sangat penting dan berkualitasnya iman dituntut dari
pihak kita. Dalam rangka mewujudkan iman mendalam, tangguh dan misioner (lih. Visi
Paroki), sangat disadari perlunya pengembangan iman anak, remaja dan orang muda.
Kita perlu bekerjasama dengan lebih optimal, terlebih dalam hal ini, tim pewartaan
paroki dan segenap pengurus dewan paroki (yang telah dilantik oleh Mgr. Y. Pujo
sumarta Pr, pada tanggal 8 Pebruari 2014) untuk saling mengisi seluruh proses pen
dampingan iman secara integral dan utuh, berjenjang dan berkelanjutan, berkoordinasi
dan bekerjasama dari paroki, keluarga hingga sekolah di segala jenjang usia (Formatio
Iman).
Hidup adalah proses belajar. Demikian dalam hidup beriman, untuk menjadi pribadi
yang sungguh beriman mendalam, tangguh dan misioner, memerlukan waktu, dan pasti
tidak sekali jadi, tidak datang secara tiba-tiba tetapi melalui proses panjang dalam
pengalaman hidup sehari-hari. Santo Paulus memberi teladan yang sangat meneguhkan
ketika kita menghadapi situasi yang menyesakkan. Dalam Surat kedua kepada umat di
Korintus, Paulus mengatakan, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit,
kami habis akal namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan
sendirian, kami dihempaskan namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa
kematian Yesus di dalam tubuh kami” (2 Kor 4:8-10). Santo Paulus benar-benar
sosok pribadi yang matang dan dewasa sebagai pribadi maupun sebagai orang beriman.
Melalui Paskah, hidup para murid Kristus mengalami perubahan di dalam cara “me
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
11
lihat” yang nampak dalam cara berkata, cara berpikir dan cara bertindak, sebagai wujud
kesaksian nyata mengenai kebangkitan Kristus. Demikian pula dengan hidup kita yang
pada dasarnya merupakan proses penemuan jati diri seutuhnya melalui pergumulan
hidup sehari-hari dalam suka maupun duka yang menjadikan kita semakin dewasa dan
matang sebagai pribadi dan seorang beriman. Menurut Santo Paulus, ada tiga dasar
yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang matang dan dewasa. Tiga pengalaman
itu adalah pengalaman ketidakberdayaan, pengalaman persahabatan dan pengalaman
akan Allah.
Tema APP tahun 2014 ini, yaitu “Berikanlah Hatimu untuk Mencintai – Ulurkanlah
Tanganmu untuk Melayani”. Dengan berbagai kegiatan dalam pendalaman iman, ter
libat dalam aksi kasih yang nyata dengan berani peduli dan berbagi kebaikan dan kasih
sejati, iman kita akan semakin berkembang dan mendalam. Keterlibatan dalam aksi dan
karya nyata, baik sebagai umat dalam hidup bermasyarakat, maupun sebagai dewan
paroki dengan segala pelayanannya, merupakan bentuk konkrit dari teladan Santo
Paulus dalam karya misionernya.
Selamat Paskah 2014, semoga pengalaman iman akan Paskah Tuhan semakin me
nyegarkan hidup iman kita untuk lebih berani memberi kesaksian tentang kebenaran
iman yang kita yakini dengan bangga.
Tuhan memberkati. �
MC Sadana Hadiwardaya MSF
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
12
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
13
GELIAT WILAYAH GALATIA DI AWAL TAHUN 2014
ACARA SYUKURAN DAN JALAN SALIB
DI KAPEL MARIA GORETTI PLAMONGAN HIJAU
Pada bulan Maret ini, Wilayah Galatia yang
terdiri dari 3 (tiga) lingkungan yaitu Lingkungan
Maria Assumpta, Lingkungan Yohanes Pengin-
jil dan Lingkungan St.Yusup - Liman Mukti
mengadakan syukuran atas selesainya renovasi
Kapel Maria Goretti Plamongan Hijau. Acara
dilaksanakan pada Senin, 3 Maret 2014, diawali
dengan Ibadat Syukur yang dipimpin Prodiakon
Bp. Eric Suwarno, dilanjutkan sambutan dari
Bp. JR Prayitno selaku Ketua Panitia Syukuran
merangkap Ketua Pelaksanaan Renovasi Kapel.
Menurut Ketua Panitia, renovasi ini dilakukan karena selama hampir 22 tahun Kapel
Maria Goretti ini belum pernah tersentuh pembangunan dan perbaikan. Dinding yang
dulunya melepuh sekarang mulus, ada plafon yang bersih, terang benderang serta ku-
bah kecil yang bergambar merpati, sehingga dalam berkegiatan akan lebih terasa nya-
man. Disamping itu sekarang tidak lagi lesehan tetapi duduk nyaman dengan kursi
yang empuk. Panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga umat Wilayah
Galatia, yang telah ambil bagian dalam renovasi Kapel ini, serta terima kasih kepada
para donatur yang telah memberikan sumbangsihnya demi kelancaran pembangunan
renovasi kapel Maria Goretti Plamongan Hijau ini. Dengan ditandai pemotongan tum-
peng, maka pelaksanaan renovasi kapel dinyatakan telah selasai untuk tahap pertama.
Dalam acara tersebut, sebagai pengiring Ibadat dan hiburan ditampilkan Grup Kron-
cong ‘Ndherek Gusti’ dari Banyumanik yang di pimpin oleh Bp. Andreas.
Kegiatan di Kapel ini berlanjut pada hari Kamis, 6 Maret 2014 jam 19.00 dengan
Perayaan Ekaristi yang diagendakan secara rutin tiap hari Kamis pertama dalam bulan.
Untuk petugas liturgi pada Misa kali ini adalah dari Lingkungan Maria Assumpta.
Perayaan Ekaristi dipimpin Romo MC Sadana Hadiwardaya MSF. Setelah Misa, dilan-
jutkan dengan ramah tamah seluruh umat Wilayah Galatia dengan Romo Paroki.
Jumat, 7 Maret 2014 mulai jam 19.00 dilaksanakan
Doa Jalan Salib, dan selama masa Prapaskah dijad-
walkan secara rutin setiap hari Jumat (6 kali pertemu
an). Doa Jalan Salib yang pertama dipimpin dan
dipandu oleh Prodiakon Bp. Casimirus Dayad, meng
gunakan sistem multimedia, dimana pada setiap
Pemberhentian dalam Kisah Sengsara Tuhan Kita
Yesus Kristus ada potongan-potongan filmnya, de
ngan Pak Eka dari Lingkungan St. Yusup - Liman
Mukti sebagai operator. Seluruh umat yang hadir
Ibadat Syukur
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
14
sungguh antusias dan penuh perhatian mengikuti tiap stasi.
Demikian reportase singkat kegiatan umat Wilayah Galatia, di Kapel Maria Goretti
Plamongan Hijau. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua. �
Semarang, 11 Maret 2014
Dominicus Slamet Parjono - Ketua Wilayah Galatia
REPORTASE SIDANG DEWAN PLENO II
Hari Minggu, 26 Januari 2014 merupakan hari menjelang detik-detik terakhir tugas
pelayanan Dewan Paroki masa bakti 2011-2013. Pada hari tersebut dilaksanakan Si-
dang Dewan Pleno Paroki Santo Paulus-Sendangguwo untuk menutup kinerja Dewan .
Sidang diadakan di Aula BKK, jl. Supriyadi, dimulai pukul 09.30 pagi dan dihadiri
oleh 75 % undangan. Acara dibuka dengan nyanyi bersama, dilanjutkan dengan doa,
juga sambutan dari Romo Sadana selaku Pastor Kepala / Ketua Dewan Paroki. Dalam
sambutannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kehadiran dan pelayanan seluruh pengurus Dewan Paroki masa bakti 2011-2013. Ke-
mudian acara dilanjutkan dengan penunjukan pimpinan dan sekretaris sidang serta
penyerahan palu Pimpinan Sidang.
Sidang dibagi dalam 3 session. Session pertama adalah pembacaan dan pengesa-
han Rancangan Acara dan Tata Tertib Sidang yang harus ditaati oleh seluruh peserta
sidang. Pada session kedua disampaikan laporan kegiatan selama tahun 2013, yang me
nyangkut kinerja Dewan Paroki dan Kinerja Keuangan Paroki. Disampaikan pula la-
por an pencapaian program kerja yang telah dilakukan selama tahun 2013, antara lain
penggantian nama Wilayah dan nama Lingkungan di Paroki Santo Paulus Sendang-
guwo. Pada bagian akhir session ini, peserta sidang dipersilakan menanggapi tentang
segala laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh Dewan Paroki selama tahun 2013.
Tanggapan peserta menjadi catatan yang penting bagi pengurus Dewan Paroki masa
bakti selanjutnya.
Pemilihan formatur adalah salah satu agenda yang penting dalam Sidang Dewan
Pleno kali ini, karena masa bakti Dewan Paroki periode tahun 2011-2013 telah bera-
khir, sehingga perlu dibentuk Dewan Paroki baru untuk melanjutkan tugas pelayanan
agar semakin bermakna dan menjadi berkat bagi umat Paroki Santo Paulus. Tim for-
matur yang terbentuk pada session ketiga ini adalah suatu tim beranggotakan 8 orang,
yang bertugas untuk mencari personal-personal yang akan menjadi anggota Dewan
Paroki Inti periode tahun 2014-2016. Adapun anggota tim formatur tersebut adalah
Bp. Djoko Narpodo, Bp. Teguh Mulyanto, Bp. Edi Riyanto, Ibu Lanny Puji Rahayu,
Bp. Budiono, Bp. Petrus Tumidjo, mas Aji dan Bp. Seno Janurianto.
Setelah tim formatur terbentuk, Sidang Dewan Pleno berakhir. Romo Sadana pun
berkenan untuk memberikan sambutan penutup dan acara diakhiri dengan doa penutup
sekaligus doa makan pada pukul 13.30 siang. Kemudian Romo beserta seluruh peserta
sidang beramah-tamah sambil makan siang bersama. �
Santy Eka - Sekretariat Dewan Paroki
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
15
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
16
JEJAK YESUS DI GOLGOTA
Yesus telah sengsara, wafat dan bangkit untuk melakukan penebusan umat manusia.
Misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, menjadi teladan kita melakukan peziarah
an di dunia. Salib yang dipasang di rumah, maupun di gereja menyertakan tubuh Yesus
yang tergantung di salib (salib dengan corpus). Beberapa hal yang mendasarinya, anta
ra lain karena kita menerima Yesus Kristus secara utuh meskipun Yesus telah diturun
kan dari salib, dimakamkan dan telah bangkit. Karena wafat dan kebangkitan merupa
kan hal yang tak terpisahkan. Salib dan corpus Yesus bukan hanya sekedar simbol ke-
katolik-an tetapi juga merupakan tanda kemenangan dan penebusan. Senada dengan
kata-kata yang pernah diucapkan St. Fransiskus Asisi, “Kami menyembah Engkau ya
Kristus dan memujimu, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia”.
Salib dengan tubuh Yesus yang tersalib merupakan ciri khas dari umat Katolik sekali
gus menjadi identitas.
Kayu salib yang diyakini telah digunakan untuk menyalibkan Yesus ditemukan di
Golgota. Sejenak kita lihat hal-hal yang melatarbelakanginya. Pada waktu Kaisar Roma
wi Hadrian (berkuasa tahun 117-138), nama Yudea dihapus dan mengganti nama wila
yah itu menjadi Siria Palestina. Ia juga menjadikan Yerusalem sebagai ibukota baru
dan menamainya Aelia Capitolina serta melarang kaum Yahudi memasuki wilayah
sekitar sana. Sementara sebagian besar Yerusalem tinggal puing akibat pemberontakan
di tahun 70 dan di saat yang sama Bait Allah juga diruntuhkan. Hadrian memandang
keyahudian sebagai sumber pemberontakan, begitu juga dengan kekristenan. Untuk
melenyapkan pengaruh kekristenan, Hadrian meratakan puncak Bukit Golgota dan
mendirikan kuil bagi dewi Venus. Ia juga memotong dan meratakan bukit tempat Ye-
sus dimakamkan dan mendirikan kuil bagi dewa Jupiter Capitolinus.
Pada tahun 312, ketika Kaisar Konstantin akan pergi berperang, ia bermimpi, untuk
memenangkan pertarungan itu, Nama Kristus harus dipasang pada bendera dan perisai
angkatan perangnya. Sewaktu pertempuran sedang berlangsung sengit, seketika ia me-
nengadah ke langit dan melihat salib Yesus berkilauan di atas sang surya dengan tulis
an Tauto Nika yang artinya dalam tanda ini engkau akan menang. Atas kemenangannya
itu Konstantin memberikan kebebasan bagi agama Kristen. Konstantin dan ibunya He-
lena bertobat menjadi Kristen. Dengan wewenang putranya, Helena pergi untuk mene-
mukan tempat-tempat suci di Palestina. Ia juga mendirikan gereja-gereja guna menan-
dai tempat kelahiran Yesus di Bethlehem dan tempat kenaikan Yesus ke surga. Sekitar
tahun 326, atas perintah Helena kuil Jupiter Capitolinus dirobohkan. Mereka menemu-
kan sisa makam yang dilaporkan sebagai makam Yesus. Mereka membangun tempat
ziarah baru di atas makam, yang kemudian mengalami perubahan dan sekarang di atas-
nya berdiri Gereja Makam Suci di Yerusalem. Kuil Venus juga dirobohkan, dan ini
menyingkapkan tempat Yesus disalibkan. Kaisar Konstantin sendiri menulis surat ke
pada St. Macarius -Uskup Yerusalem-, yang isinya menginstruksikan agar diadakan
pencarian salib di Bukit Golgota. Setelah dilakukan pencarian di sebelah timur lokasi,
ditemukan tiga salib dalam sebuah waduk batu, berikut titulus (prasasti kayu yang ter-
dapat tulisan Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum artinya ‘Yesus orang Nazaret Raja Yahu
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
17
di’. Di antara ketiga salib tersebut manakah yang
merupakan salib Yesus? Pada waktu itu Uskup
Makarios menasihatkan supaya ketiga salib itu di
sentuhkan kepada wanita yang sakitnya tak ter
sembuhkan. Begitu salib ketiga menyentuhnya,
wanita itu sembuh seketika. Begitu gembiranya
Helena sehingga ia kemudian membangun gereja
besar di atas Bukit Golgota untuk menyimpan
salib itu.
Sumber lain juga menyebutkan penemuan alat siksa Yesus sesudah penemuan salib
itu. St. Sirilus dari Yerusalem juga mengajukan beberapa bukti pendukung. Dalam su-
ratnya kepada Kaisar Konstantius (penerus Konstantin), St. Sirilus menyatakan, “Kayu
Salib yang menyelamatkan ditemukan di Yerusalem pada masa Konstantin”, dan dalam
pengajaran katekese yang keempat, ia menulis “Yesus sungguh disalibkan demi dosa-
dosa kita sebab jika engkau menyangkal-Nya, tempat ini secara jelas akan membukti-
kannya. Golgota adalah tempat yang terberkati dimana kita sekarang berkumpul demi
Yesus yang disalibkan, dan sejak itu dunia dipenuhi dengan kayu salib”. Pesta salib
suci dirayakan setiap tanggal 14 September. Sedangkan mahkota duri yang diyakini di
pakai Kristus sewaktu disalibkan di Golgota sampai sekarang disimpan di Gereja
Sainte Chapelle, sebuah gereja yang sangat indah di Kota Paris.
Dengan iman, kita percaya bahwa Yesus telah lahir ke dunia serta sengsara hingga
wafat untuk menebus umat manusia dan akhirnya bangkit kembali dan naik ke surga
dengan mulia. Kita percaya hal itu semua tanpa harus menyaksikan secara langsung pe
ristiwa itu atau juga membuktikannya, seperti tertulis dalam Injil Yohanes 20:29,
“Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati. �
Dikutip dari berbagai sumber: www.indocel.net/yesaya, http://my.opera.com/eliakimrolyadin/blog/
2012/05/17/ gereja-makam-suci-di-bukit-golgota
Arcadius S Adi
Lingk. St. Fransiskus Asisi - Wilayah Athena - Pucang Gading
Gereja Makam Suci
“Sekarang bila kita tidak memiliki damai, ini karena kita
lupa bahwa kita saling memiliki satu sama lain – pria
itu, wanita itu, anak itu adalah saudara atau saudariku”
- Beata Bunda Teresa dari Calcutta
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
18
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
19
Paus Fransiskus Angkat 19 Kardinal Baru.
Paus Fransiskus mengangkat 19 Kardinal baru, sembi-
lan di antaranya berasal dari Amerika Selatan, Afrika dan
Asia. Dalam acara penobatan di Basilika Santo Petrus,
Sabtu 22 Februari 2014, Paus menyerahkan topi Kardinal
berwarna merah dan cincin emas kepada para “Pangeran
Vatikan” itu. Enambelas dari 19 Kardinal baru ini berusia
di bawah 80 tahun sehingga masih dapat ikut ambil ba
gian dalam konklaf atau pertemuan khusus secara tertutup
untuk memilih Paus di masa mendatang.
Menurut koran La Stampa, sepertinya Paus asal Argen-
tina itu ingin menunjukkan arti penting negara-negara ber
kembang, sebab separuh dari para Kardinal baru tersebut berasal dari luar Eropa, ter-
masuk lima Kardinal dari Amerika Selatan, dua dari Afrika dan dua dari Asia.
“Menjadi seorang Kardinal bukanlah promosi jabatan, bukan pula peghormatan atau-
pun pemberian tanda jasa. Ini adalah pelayanan yang memerlukan pemikiran yang
luas dan keteguhan hati yang mendalam”, tegas Fransiskus dalam sebuah surat yang
disampaikan kepada para Kardinal baru tersebut. Paus Fransiskus berusaha keras mem-
perbaiki kepercayaan di negara-negara berkembang. Dia juga berjuang mengatasi pe-
nurunan jumlah umat katolik di Eropa yang merupakan basis kekuasaan tradisi gereja.
Mereka yang diangkat menjadi Kardinal baru di Amerika latin antara lain Uskup
Agung Buenos Aires (Argentina), Uskup Agung Rio de Janeiro (Brasil), Uskup Agung
Santiago (Cile), Uskup Agung Managua (Nikaragua), dan Uskup Agung Les Cases
(Haiti). Chibly Langlois (55) menjadi Kardinal pertama dari Haiti, salah satu negara
termiskin di dunia. Untuk Benua Afrika, yang diangkat adalah Uskup Agung Ouaga-
dougou (Burkina Faso) dan Uskup Agung Abidjan (Pantai Gading). Sementara Benua
Asia diwakili oleh Uskup Agung Cotabato (Filipina) dan Uskup Agung Seoul (Korsel).
Kardinal baru tertua adalah Loris Francesco Carpovilla (98), mantan sekretaris Paus
Yohanes XXIII. Dia tidak bisa menghadiri upacara penobatan karena kondisi fisiknya
yang lemah, sehingga sulit berpergian. �
( SM 24 Februari 2014)
“Engkau adalah anak rahmat. Bila Allah memberimu
rahmat, itu karena Ia memberikan-Nya dengan bebas,
maka kamu harus mencintai dengan bebas. Jangan
mencintai Allah demi mendapatkan hadiah; biarkan
Allah menjadi hadiahmu” - St. Agustinus
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
20
Salib Sebagai Tanda Keselamatan Salib Kristus Sebagai Hikmat Allah
Memang sulit bagi manusia untuk memahami bagaimana Kristus harus wafat di salib
demi keselamatan umat-Nya. Kesulitan dari sisi logika manusia itu membawa St. Paulus
pada keyakinan bahwa peristiwa salib Kristus adalah hikmat Allah. Misteri kehendak
Allah ini memang berada di luar jangkauan pemahaman manusia : “Orang-orang Ya-
hudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami mem-
beritakan Kristus yang disalibkan untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan
untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil,
baik orang Yahudi, maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.”( 1 Kor 1:22-24 ).
Kendati hikmat Allah tak terselami, namun St. Paulus mencoba menggali maknanya se
suai dengan latar belakang imannya dan penalaran teologisnya sebagai orang Yahudi
fanatik yang pernah mendapat pendidikan Yunani. Dalam arti apakah salib Yesus me
nyatakan hikmat Allah? Dengan memakai perbandingan tradisi Israel, St. Paulus meng
hubungkan salib Kristus dengan ritus kurban dan penebusan yang dilakukan untuk men-
damaikan manusia dengan Allah. Dalam Rm.3:23-25 dikatakan: “ Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus
telah ditentukan Allah menjadi jalan perdamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal
ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa -
dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.” Kristus dengan darah-Nya
yang tertumpah di kayu salib disebut sebagai “ jalan perdamaiaan.” Bahasa Yunani dari
“jalan perdamaiaan” adalah “ Hilasterion” yaitu tutup tabut perjanjian yang dipercaya
sebagai tempat bertemunya Allah dengan manusia. Kristus dengan salib dan darah-Nya
yang tertumpah telah menjadi “jalan perdamaiaan” bagi manusia dan Allah. Dengan
perdamaiaan inilah manusia diselamatkan. Kor. 1:19-20 mengatakan :”Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dia lah Ia memperdamaikan se
gala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga. Se-
sudah Ia mengadakan pendamaiaan oleh darah salib Kristus.”
Salib Sebagai Sarana Penebusan
Salib Kristus juga dihubungkan
dengan paham penebusan manusia
dari kuasa dosa. Dosa dipahami
sebagai suatu kekuatan yang mem-
belenggu manusia. Kematian Kris-
tus di salib membebaskan manusia
dari belenggu dosa dan menjadikan
manusia sebagai anak-anak Allah.
Salib Kristus membebaskan umat
beriman dari penghambaan terha-
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
21
dap Hukum Taurat, supaya hubungan manusia dengan Allah menjadi hubungan anak
de ngan Bapanya, bukan lagi hubungan antara hamba dengan tuannya. Ini antara lain di
katakan dalam Gal. 4:5-6 : “Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hu-
kum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka
Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya kedalam hati kita, yang berseru “ya Abba, ya
Bapa!” (bdk. juga Gal. 3:13; Ef. 2:14-16). Dengan salib Kristus manusia tidak lagi
dikuasai oleh hukum sebagai perintah eksternal, tetapi manusia diberi ruang untuk
meng olah kehidupan internal dimana Roh Kudus berkarya di dalam diri masing-
masing umat
(1Kor. 2:10-13).
Renungan akan salib Kristus membantu St. Paulus untuk memahami bahwa di dalam
diri manusia ada pertentangan antara jalan pikiran duniawi dan jalan pikiran Ilahi. Surat
Paulus 1 Kor. 1: 18-23 dengan panjang lebar menguraikan makna salib Kristus sebagai
hikmat dan kekuatan Allah. St. Paulus mengatakan: “Kristus (yang disalibkan) adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah .” (1Kor. 1:22-24). Salib mengajak orang untuk me-
mahami hikmat dan kekuatan Allah yang kadangkala dinyatakan lewat kesederhanaan
kerendahan hati . Himne perendahan dan peninggian Kristus tertuang dalam Flp. 2: 5-
11. Salib tidak hanya bertentangan dengan kesombongan manusiawi, tetapi juga ber
tentangan dengan nafsu manusiawi (Flp 3:17 -21). Dengan nasehat ini St. Paulus meng
hubungkan salib Kristus dengan harapan akan kehidupan abadi. Dengan demikian,
penderitaan salib bukan sembarang penderitaan, tetapi penderitaan yang akan mem-
bawa orang kepada keselamatan abadi. Dengan salib Kristus, St. Paulus mampu
menghayati apa artinya mengosongkan diri. Penderitaan yang dialami merupakan kei-
kutsertaan dia pada salib Kristus (Gal 2:19-20). Kesatuan dengan salib dan kematian
Kristus diyakini oleh St. Paulus akan membawa kesatuan pula dalam kebangkitan-Nya
(Rm 6:4-5).
Penderitaannya sebagai rasul dihayati sebagai kesatuan dengan salib Kristus. St. Paulus
rela mengosongkan dirinya agar Kristus hidup di dalam dirinya. Itulah sebabnya den-
gan penuh iman St. Paulus berani mengisahkan betapa beratnya perjuangan untuk
mewartakan Injil (2 Kor. 11:23-30). St. Paulus tidak menyombongkan itu semua seba-
gai suatu prestasi untuk memegahkan dirinya. Satu-satunya alasan untuk bermegah
adalah bahwa dia boleh ikut serta dalam penderitaan dan salib Kristus (Gal 6:14).
Salib dan Kebangkitan
Salib dan wafat Kristus tidak dapat dilepaskan dari kebangkitan-Nya. Jika Kristus tidak
dibangkitkan, sia-sialah iman kita. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1 Kor
15), St. Paulus membicarakan inti iman Kristen yang hakiki, yang merupakan salah
satu unsur utama dari masalah-masalah yang dihadapi jemaat yakni soal kebangkitan
Kristus. St. Paulus menanggapi soal kebangkiatan dengan dua cara. Pertama, ia
mengingatkan orang-orang Korintus tentang kokohnya dasar historis yang melandasi
kepercayaan akan kebangkitan (1 Kor. 15:3-11). Kedua, ia mengatakan bahwa jika
kebangkitan Yesus terjadi secara historis (seperti yang dipercaya oleh St. Paulus dan
para rasul lainnya), maka peristiwa itu menjadi jaminan bahwa orang-orang Kristen
pun akan dibangkitkan pada hari terakhir, sama seperti Yesus dibangkitkan dari kema-
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
22
tian (1 Kor. 15:16-19).
Jika kematian disebabkan oleh dosa Adam,
maka kebangkitan Kritus manjadi pembe-
basan dari kuasa dosa sekaligus kuasa ke-
matian (Rm 5:17-19). St. Paulus percaya
bahwa hari kedatangan Tuhan sudah dekat.
Dia memperingatkan jemaat di Roma dan
Tesalonika agar berjaga-jaga sebab hari
Tuhan sudah dekat (Rm. 13:11-12; 1 Tes.
5: 4-6). Kepada jemaat di Filipi, St. Paulus
menulis bahwa “Tuhan sudah dekat” (Flp.
4:5). Surat St. Paulus kepada jemaat di Roma secara khusus membahas kuasa dosa dan
kecenderungan kepada dosa. Bagi St. Paulus, dosa adalah kuasa jahat yang masuk ke
dunia lewat dosa Adam, manusia pertama. Namun manusia pertama jangan dianggap
sebagai sarana masuknya dosa. Pada kenyataannya, kuasa dosa membuat masing -
masing manusia menjadi pendosa. Ketika menceriterakan pengalamannya sendiri
dalam bergumul melawan dosa (Rm. 7: 1-20), St. Paulus menunjukkan adanya hukum
Allah dan hukum dosa. Hukum dosa menjadi musuh pribadi manusia dan merusak jiwa
dengan memanfaatkan daging atau kerapuhan manusia. Hukum dosa memerosotkan
manusia sampai pada keadaan yang sangat menyedihkan, dan Allah berkenan melepas-
kan manusia dari keadaannya itu dalam Kristus yang sengsara, wafat dan bangkit. Di
dalam Kristus, Allah melakukan “pembenaran” terhadap manusia berdosa. Berkat
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
23
korban Kristus, manusia tidak sepantasnya berbuat dosa lagi. Manusia tidak lagi ada di
bawah kuasa dosa karena telah ada di bawah kasih karunia Allah (Rm 6:14).
Dalam Kristus, tata dosa telah diganti dengan tata rahmat. Dengan menjadi hamba Al-
lah, manusia telah dimerdekakan dari dosa dan beroleh buah yang membawa manusia
kepada pengudusan dan kehidupan kekal. Upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Untuk itulah manusia yang
berdosa mempunyai pengharapan, karena Allah dalam Kristus telah melakukan “pem
benaran,” yang berarti tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia. Meskipun kita ada
lah pendosa-pendosa yang sebenarnya harus di hukum, Allah toh tetap mengasihi kita
dan “ tidak lagi memperhitungkan dosa-dosa kita sebagai alasan untuk menjatuhkan
hukuman.” Pembenaran bukanlah usaha manusia tetapi anugerah Allah. Manusia di
benarkan karena imannya bukan hanya karena tindakannya dalam melakukan hukum
Taurat (Rm 3:21-22.28; Flp 3:9). St. Paulus memahami kematian Yesus sebagai
korban penebusan manusia dari dosa dan kuasa dosa. Berkat darah-Nya, manusia
didamaikan dengan Allah. Berkat iman akan Yesus dan baptisan, umat beriman
dibenarkan (tidak lagi menjadi obyek murka Allah di hari pengadilan), didamaikan
dengan Allah (tidak lagi menjadi musuh-Nya) dan ditebus (tidak lagi tunduk dibawah
kuasa dosa). �
Pius Koesdyantoro
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
24
Jalan akses masuk Gereja dari jalan Majapahit :
Beban atau Karunia ? Di luar bayangan di benak kita semua, tiba-tiba sejak Misa malam Natal 2013
kemarin, kita punya akses jalan masuk gereja yang baru, langsung dari sudut gereja dan
bermuara di jalan Majapahit. Sebuah akses jalan yang sebenarnya, benar-benar
nyaman, aman, bahkan mewah dan mengundang. (Tentu saja, karena dibandingkan
dengan ukuran kita sehari-hari, yang terbiasa lewat jalan kampung selebar 2,60 meter,
dan jalan Muwardi Raya yang selebar 2,60 meter juga ). Betapa tidak , jalan two way
traffic yang lapang, longgar. Lebar efektifnya 10 m, panjangnya 80 m, luasnya sekitar
800 m2. Ada indoor, ada outdoornya. Benar-benar ukuran yang ideal. Dilapis paving
block yang rata, lurus, dan gilar-gilar, ada lampu hias sepanjang dinding jalan. Bahkan
ada pedestrian selebar 1,40 m yang mengamankan umat pengunjung gereja yang ber
jalan kaki. Atas semua ini , tak ada yang lain selain hanya Puji Syukur .....
Riwayat : Pada akhir tahun 2012, ada kabar bahwa satu tanah kaveling di dekat gereja,
ditawarkan dengan harga yang relatif murah. Beberapa umat mencoba mencari infor
masi lebih jauh, ternyata benar. Secara tak resmi, sepengetahuan paroki, peluang ini
dicoba dikomunikasikan dengan Keuskupan. Respon KAS, prinsip bisa memahami pe
luang ini, hanya saja KAS sedang dalam keterbatasan prioritas dana. Sementara itu
dalam perjalanan waktu (hitungan hari dan bulan), di pihak penjual tanah ada
perubahan-perubahan kepemilikan waris dan berimbas kepada kenaikan harga, cara-
cara penjualan dll., sehimgga terhambatlah gagasan punya jalan sendiri. (disamping itu,
kita lupa, untuk beli ya wajar siapkan modal awal sepantasnya. !!! Ha ...ha .....)
Secara diam-diam ternyata Rm. Wignya merasakan keprihatinan umat Sendangguwo,
dan di pertengahan tahun 2013, ada dermawan yang menghubungi Romo untuk ikut ber
peran serta membantu “jalan”. Karena saat itu peluang untuk membeli tanah untuk se
mentara buntu, maka muncul inisiatip lain yaitu dicarikan jalan “darurat“. Kebetulan
yang ada hanya ruko 3 lantai, di jalan Majapahit. Ya, itu diambil dulu, sebanyak 2 unit
ruko plus kebun di belakangnya, untuk dipakai sebagai jalan akses masuk ke gereja
sepenuhnya untuk beberapa tahun kedepan.
Harapan: Dengan adanya jalan ini akan menjadi modal awal yang nyata, menggugah
semangat umat memicu langkah, betapa indahnya kalau gereja punya akses yang me
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
25
madai. Mendorong kita berupaya sepenuh tenaga, untuk berjuang lebih keras kesana
kemari, berupaya mencari “potensi dana besar”. Pasti, tidak hanya di dalam tetapi ter
utama malah di luar wilayah paroki.
Mengapa harus berjuang extra keras demikan? Ya, karena ini ngomong dana yang “M
dua digit“, luar biasa besar untuk skala umat Sendangguwo. (Saya ingat gurauan
dermawan tersebut, untuk gereja jangan pakai logika ekonomi tok. Kalau logika eko
nomi, bisa gak akan masuk akal. Ha..ha... betul juga).
Tantangan: Paroki telah beberapa kali terlena, ketinggalan kereta. Kita pernah punya
plan nyata pelebaran jalan kampung, ditolak karena gereja (Atmodirono) menilai ma
hal. Pernah kita punya ide “ganti rugi” tanah pompa bensin, lupa diurus karena masih
nyaman, dipinjami tanah luas oleh PT Semeru. Ketika tahun 1991 diberi “signal
buruk”, bahwa tiba-tiba planing lebar jalan Muwardi Raya berubah dari 13 m menjadi
9 m, kita pun tak bergeming.
Sekarang di tahun 2014, peluang kaveling yang tersedia tinggal itu-itu saja. Itu pun
kalau ada dan boleh kita beli, he..he... Sementara itu harga tanah sepanjang jalan
Majapahit meroket, (dengar-dengar saat ini, sampai 10 juta per m2. Dan akan naik 2
kali lipat setiap 4 tahun, kata orang-orang properti). Artinya, semakin jauh dari 2014
akan semakin tak terjangkau. Ngeri, saudaraku .....
Lalu apa?
Pertama: Kita layak memaknai jalan ini sebagai karunia. Sebuah talenta, yang sepantas
nya kita kembangkan. Bagus kalau kita “branding” jalan ini menjadi “main entrance”
yang terang benderang, mengundang perhatian umat. Biar umat merasa nyaman, dan
tergugah. Biar hitungan ekonomisnya lebih optimal. Kita belum perlu kuatir, bagai
mana beberapa tahun lagi, mampukah kita miliki? karena kita belum mencoba bangun
dan bergerak. Prinsipnya: kalau kita menyerah, ya pasti kita nggak punya jalan lagi.
Tetapi kalau kita berupaya sekarang, minimal kita punya peluang bisa punya atau bisa
tertunda. Dan “legal” untuk ikut berdoa adanya jalan....
Kedua: Jangan biarkan pintunya lebih sering tertutup, dari pada terbuka. Artinya ja
ngan sampai jalan ini dimaknai sebagai beban: repot setiap pagi harus buka tutup, be
ban resiko keamanan, warga kampung ikut nunut pakai, atau nambah biaya perawatan
listrik, kebersihan, PBB dan lain-lain, bahkan beban moral bagi Dewan Paroki men
datang?
Ketiga: sebagai resultante langkah pertama dan kedua, sejatinya adalah ungkapan syu
kur dan terima kasih. Ini yang perlu kita segera lakukan, bukan besok, bulan depan
atau bahkan tahun depan ...... telat lagi nanti.
Berkah Dalem. �
Ch. Slamet Kitri – Umat Paroki St. Paulus
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
26
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
27
Nguda Rasa Petruk : Halleluia, Puji Tuhan, kang. Suwe ora jamu, jamu
rempah-rempah. Suwe ra ketemu temu pisan ngepasi
Paskah. Selamat Paskah ya kang. Kadingaren koq tam
pak ceria, mesam-mesem, ngguya-ngguyu kaya lagi
menang lotre, njur nganggo surjan batik, jarik lurik
segala.
Gareng : Ya...ya..., Truk, adiku si Kantong Bolong. Ora biyen
ora saiki kowe koq isih tetep mbambung celelekan to! Lo iki kan hari
pesta Paskah. Wis samestine bungah-bungah, rada macak thithik idep-
idep aweh teladan bocah-bocah. Nyang greja ya anggon-anggonane sing
pantes. Selamat Hari raya Paskah cah bagus irung mbangir.
Petruk : Setuju kang. Jaman saiki jaman santai, orang sukanya easy going,
saenake udele dhewe. Nyang gereja kaose oblong, sandalan japit. Sepet
disawang mata. Sowan Gusti mestine ya nyandang sing rapi!
Gareng : Ngomong-omong Truk, dak sawang-sawang, raimu kog ya katon cerah pa
dang ora ketok njaprut kaya wingi uni, padahal puasamu kan ya ngebleng
to Truk?
Petruk : Hiya to kang? Sokur yen kesanmu kaya ngono. Pesen piwelinge Gusti kan,
yen pasa, aja ngetok-etokake lagi pasa, karo njaprut mbesengut. Kuwi
wis tak praktekake kang selama 40 dina. Apa maneh tema Prapaska
nyengkuyung: ”Berikanlah hatimu untuk mencintai dan ulurkanlah tangan
mu untuk melayani.” Ati lan tanganku wis tinarbuka tumraping pepadha.
Gareng : Woo layakna saiki kowe katon sumringah, latihan ulah tapa lan sesirik se
lama masa Prapaska wis kasil lehmu nglakoni. Bangga deh, nduwe adi siji
tur ora nguciwani.
Petruk : So pasti to kang! Yakuwi yen temen diniati nggone
tumindak dadi wong katolik, nyiapake dina ke
bangkitan Kristus lan kebangkitane awake dhewe
saka keterpurukan urip ndonyani.
Gareng: Gumun aku Truk, saiki omonganmu koq muluk-muluk
kaya ustad, bisa ngoceh prekara rohani lan grejani.
Kowe melu kursus KEP Paroki to?
Petruk : Lo piye to kang, kuwi kan konsekuensine tahun lalu
mendalami iman. Dadi murid Kristus sing handal.
Pas ana KEP Paroki iki kesempatan nyinau carane
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
28
dadi murid Kristus sejati, ya terus
ndaftarake melu kursus.
Gareng : Wah hebat tenan saiki kowe Truk. Ora
mung dadi juru parkir minggon, ning
malah aktif melu kursus Evangeli dadi
juru Firman Tuhan.
Petruk : Lha wis piye maneh to kang, bandha
utawa rajakaya ora duwe, duwene ming
tenaga, ketimbang nggedobos
ngayawara, aluwung ndherek Gusti
berevangelisasi pribadi, memberi hati,
mengulurkan tangan dadi talang ing sih nyebar berkat, berita selamat
marang pepadha.
Gareng : O ya Truk..,mo Semar wingi ya ngudarasa: ”Wis meh selawe tahun ultah
greja, koq lagi sepisan iki ana Kursus Evangelisasi Pribadi. Paroki-paroki
liyane wis upyek padha KEP, koq nggone dhewe isih adhem ayem.”
Semar : Hayo, ana apa anak-anakku Nolo Gareng, Petruk si Kantong bolong, pada
ngrasani wong tuwo ya? Mau mo Semar krungu koq jenengku disebut-
sebut barang.
Petruk : Nggak apa koq Mo, kang Gareng cuma rerasan ngudarasane mo Semar
soal KEP sing lagi diselenggarakan neng Paroki.
Gareng : Ya nuwun sewu wae Mo, anak-anakmu iki lagi ngomong2 ngalor ngidul
mulai prapaska tekan Paskah koq terus tekan ngudarasane mo Semar ten
tang acara KEP.
Semar : O kuwi to anak-anakku sing dadi underaning rembug. Mo Semar pancen
ya gumun campur seneng ana acara KEP nong paroki iki. Pramarkasane
patut diacungi dua jempol.
Petruk : Woo sajatine ya wis suwe akeh warga Paroki sing padha melu KEP neng
Paroki liya. Aku yakin mereka sudah aktif membagikan pengalaman. Ha
nya baru sekarang tergerak memberikan hatinya, mengulurkan tangannya
mengajak teman-teman lain terlibat dalam acara KEP ini.
Gareng : Bener kamu Truk adiku Kantong Bolong, udele wis ora bodong, otake lagi
encer. Apik kuwi kowe gelem melu acara KEP.
Semar : Hiya bener anakku sing bagus irung mancung. Mumpung isih enom, awake
kuwat, uteke sehat, melu KEP pasti akeh pigunane ora mung kanggo
awake dhewe, nanging uga tumraping pepadha, kulawarga lan gereja.
Petruk : Ya mo, yen kakangku Nolo Gareng, ora susah melu KEP wae, wong wis ma
tane kera, bubul en sikile, kecincak-kecincik lakune, tambah pancen wis
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
29
ngunduri tuwa. Mesti wis ora gaduk nalare, ora mudheng yen melu kursus
macam KEP kuwi.
Semar : Muga-muga KEP iki nggawa cuaca makin cerah terang, mbarengi hari raya
kebangkitan Kristus, bisa nggugah lan mbangkitake semangate umat mem
bawa perkembangan lan penyegaran di seantero gereja lan masyarakat.
Gareng & Petruk manthuk-manthuk karo ndremimil lan umak-umik : Sembah nuwun
Gusti, puji Tuhan, Halleluya, Berkah Dalem, Sugeng Riyadi Wungu Dalem
Gusti dumateng sedaya umat warga Paroki. �
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
30
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
31
Oleh-oleh dari PAY St. Yosep Paroki Santo Paulus Semarang.
Pengantar:
Pertemuan anggota PAY St. Yosep secara rutin dilaksanakan pada setiap hari Jum’at
ke 2 dan ke 4 dalam bulan mulai pukul 10.00 hingga 12.00 siang. Setiap jum’at kedua
diagendakan ada pembelajaran yang dibawakan oleh Romo Ign. Wignyosumarto MSF,
dan pada tahun lalu dibahas mengenai ‘Credo’ (Aku Percaya). Untuk tahun ini akan
dibahas seputar liturgi, khususnya tentang Sakramen-Sakramen yang mungkin kita
sudah lupa apa maknanya atau bahkan tidak tahu sama sekali.
Pada kesempatan kali ini kami ingin sharing apa yang telah kami terima pada pertemu
an di awal tahun 2014 ini. Mungkin materi ini membosankan, karena pernah dimuat
beberapa waktu lalu atau kita dengar di tempat lain. Namun tidak ada salahnya kalau
mau kita segarkan kembali pengetahuan kita yang minim tentang Liturgia. Pemba-
hasan disarikan oleh Rm. Ign. Wignyosumarto MSF dengan judul :
MELALUI LITURGI, KRISTUS MELANJUTKAN KARYA
KESELAMATAN-NYA.
Dalam Syahadat Iman, Gereja mengakui bahwa Bapa menganugerahkan Putera-Nya
yang terkasih dan Roh Kudus untuk menyelamatkan umat manusia. Karya penyelamat
an itu telah diawali dengan karya agung di tengah umat Perjanjian Lama dan diselesai-
kan oleh Kristus, terutama dengan misteri Paskah yaitu sengsara dan kebangkitan-Nya
dari alam maut dan kenaikan-Nya ke surga dalam kemuliaan. Dengan misteri itu Kris-
tus menghancurkan maut kita dengan wafat-Nya dan membangun kembali hidup kita
dengan kebangkitan-Nya. Sebab dari lambung Krristus yang berada di salib muncullah
Sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan. Karena itu dalam Liturgi, Gereja me
rayakan terutama misteri Paskah, yang olehnya Kristus menyelesaikan karya keselamat
an kita.
Apa arti kata Liturgi
Kata “Liturgi” berasal dari bahasa Yunani Leitourgia. Secara harafiah berarti ‘kerja’
atau ‘ pelayanan yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa’. Dalam masyarakat Yunani
kuno, kata ‘leitourgia’ dimaksud untuk karya bakti atau kerja pelayanan yang tidak
dibayar, iuran atau sumbangan dari warga masyarakat yang kaya dan pajak untuk
masyarakat dan Negara. Dengan demikian menurut asal-usulnya istilah ‘leitourgia’
memiliki arti profane-politis dan bukan arti kultis sebagaimana biasa kita pahami.
Sejak abad keempat sebelum Masehi, pemakaian kata ‘leitourgia’ diperluas untuk me
nyebut berbagai macam ‘karya pelayanan’. Istilah ‘leitourgia’ mendapat arti kultis se-
jak abad kedua sebelum Masehi. Dalam arti kultis, ‘liturgy’ berarti ‘pelayanan ibadat’.
Di dalam terjemahan Septuaginta sebagai Kitab Suci Perjanjian Lama yang berbahasa
Yunani, kata ‘leitourgia’ dipergunakan untuk menunjuk ‘pelayanan ibadat para imam
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
32
atau kaum Lewi’. Sedang tindakan kultis
umat biasanya diungkapkan dengan istilah
‘latria’ (penyembahan). Bila ‘leitourgikos’
menunjuk ‘alat atau perlengkapan litur-
gis’, maka ‘leitourgos’ hanya dipakai
dalam Yesaya 61:6 dan Sirakh 7:30 dan di
situ berarti ‘pelayan liturgi’ atau ‘pelayan’
dalam arti umum.
Dalam Perjanjian Baru.
Kata ‘leitourgia’ dan ‘leitourgein’ mengalami perkembangan yang menarik dalam Per-
janjian Baru. Dalam Lukas 1:23, ‘leitourgia’ masih memiliki makna yang sama sekali
persis dengan penggunaannya dalam Septuaginta atau Perjanjian Lama, yakni
‘pelayanan imam’ Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru kata ‘liturgi’ tak hanya
berarti ‘Perayaan Ibadat’, tetapi juga ‘pewartaan Injil dan cinta kasih yang melayani’.
Segala hal itu menyangkut ‘pelayanan’ kepada Allah dan manusia. Dalam perayaan
liturgi, Gereja adalah ‘pelayan’ menurut teladan Tuhannya, pelayan satu-satunya,
karena dalam ibadat, pewartaan dan pelayanan cinta, ia mengambil bagian pada marta-
bat Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Maka memang sewajarnya bila ‘liturgi’ dipan-
dang sebagai pelaksanaan bagi masing-masing tugas imamat Kristus, di situ pengudus
an manusia dilambangkan dengan tanda-tanda lahir serta dilaksanakan dengan cara
yang khas. Di situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik
Kristus, yakni Kepala beserta para anggota-Nya. Oleh karena itu setiap perayaan litur-
gis, sebagai karya Kristus Sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan kegiat
an suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan gereja lainnya yang menandingi daya
dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang sama (SC 7)
Liturgi sebagai tindakan Kristus dan Tindakan Gereja
Sebagai karya Kristus, Liturgi itu juga tindakan Gereja-Nya. Liturgi dilaksanakan oleh
Tubuh mistik Kristus, yakni Kristus dan Gereja Tubuh-Nya. Jadi liturgi yang kita raya-
kan merupakan tindakan Kristus, menjadi penyerahan diri Kristus kepada Bapa. Tindak
an Kristus sebagai Imam Agung dan Pengantara itu kini dilaksanakan melalui dan ber-
sama Gereja. Berkaitan dengan tindakan Kristus sebagai subyek liturgi melalui Gereja
itulah liturgi juga benar-benar tindakan Gereja. Apakah dengan demikian Gereja hanya
menjadi subyek tiruan atau pengganti Kristus saja? Bukan. Dalam liturginya Gereja
adalah subyek liturgi yang sungguh-sungguh. Akan tetapi dalam liturgi itu Gereja mem
persembahkan Kristus kepada Bapa dalam Roh Kudus dan sekaligus mempersembah
kan Gereja sendiri bersama Kristus. Jadi ‘Liturgi: tindakan Gereja secara keseluruhan
dan bukan perorangan’.
Macam-macam Gerakan dan Bahasa Badan dalam Liturgi
Berjalan. Merupakan gerakan manusia yang amat elementer. Namun ‘berjalan dalam
liturgi’ tidak asal berjalan, tetapi ‘berjalan dengan ritmis dan teratur’, dengan badan
tegak dan kepala tegak, tenang dan agung sebagai ungkapan manusia yang bermartabat
dan berwibawa. (Ini khususnya berlaku bagi Imam dan petugas-petugas lainnya yang
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
33
mengikuti perarakan bersama Imam menuju ke altar).
Berdiri. Simbol liturgi yang mengungkapkan perhatian, kepedulian, penghormatan dan
kesiap-sediaan terhadap kehadiran Tuhan. Itu dilakukan misalnya untuk menghormati
ketika para petugas liturgi masuk menuju altar, mendengarkan Injil, mendaraskan Sya-
hadat, berdoa Bapa Kami dan juga saat para petugas liturgi meninggalkan altar. Berdiri
tidak juga asal berdiri melainkan harus berdiri dengan sikap tegap, hormat, tidak ber-
sandar, tidak melipat tangan.
Duduk. Dipandang sebagai sikap tenang, melambangkan kesiap-sediaan untuk men
dengarkan sabda Tuhan.
Berlutut dan membungkuk. Melambangkan sikap merendahkan diri dihadapan Tu-
han dalam menghormati, dan mengungkapkan rasa tobat yang mendalam. Yang dimak-
sud berlutut di sini adalah dengan kedua lutut berada pada alasnya. Berlutut dengan
satu lutut sebelum kita menuju ke tempat duduk, biasanya kita berlutut di samping
bangku yang akan kita tempati, banyak orang melakukan hanya asal lutut menekuk
sedikit; hal ini adalah hal yang salah, maka bagi yang melakukan hal tersebut mulai
sekarang bisa melakukan dengan benar, yaitu lutut yang kita tekuk harus benar-benar
menyentuh ke lantai. (Tentu bagi yang memungkinkan)
Meniarap (Prostratio). Merupakan ungkapan penghormatan dan perendahan diri yang
paling intensif, dilakukan pada tahbisan, kaul kekal dan pada awal liturgi juma’at suci.
Ini dilakukan khusus bagi calon imam dan Imam, dan tidak dilakukan oleh seluruh
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
34
umat.
Tangan terkatup, terangkat dan terentang. Itu melambangkan perjumpaan antara
Allah dan manusia, sikap hormat, permohonan dan penyerahan diri kepada Allah. Bia
sa dilakukan oleh pemimpin liturgi. Jadi pada waktu doa Bapa kami di dalam Misa
umat merentangkan tangan merupakan sikap yang kurang benar, diharapkan sikap umat
tetap dengan tangan terkatup seperti pada waktu berbaris menyambut komuni.
Penumpangan Tangan. Ungkapan permohonan dan pencurahan Roh Kudus dan ber-
kat dari pemimpin liturgi.
Tanda Salib dan Berkat. Dilakukan untuk mengenang baptisannya menjadi milik
Kristus. Dan berkat untuk menunjuk pelimpahan kuasa dan daya Allah yang menye-
lamatkan kepada umat dan benda. Berapa kali umat harus membuat tanda salib selama
misa berlangsung? 3 (tiga) kali yaitu 1. Pada awal misa akan di mulai. 2. Saat Injil akan
dibacakan dengan membuat tanda salib di dahi, mulut dan dada dan 3. Pada berkat di
akhir misa. Selain itu tidak diharuskan, alasannya setiap doa-doa yang kita ucapkan di
dalam misa telah ditandai dengan tanda salib pada awal misa
dan ditutup bersama berkat penutup.
Menepuk dada. Merupakan ungkapan penyesalan diri dan
pengakuan bahwa dirinya bersalah dan berdosa, sebagai peng
akuan ketidak pantasan kita di hadapan Tuhan. Menepuk dada
selama misa berlangsung hanya dilakukan pada saat Tobat
saja, dan di kesempatan yang lain tidak merupakan keharusan
seperti di saat mendaraskan Anak Domba Allah dan saat doa
‘Ya Tuhan saya tak pantas Tuhan datang pada saya tetapi
bersabdalah saja maka saya akan sembuh’.
Ciuman. Menunjukkan sikap penghormatan dan ikatan per-
saudaraan yang erat dan akrab. Kini sering diganti dengan ber
pelukan atau jabatan tangan sesuai dengan budaya dan zaman jemaat yang bersangku-
tan.
Pembasuhan tangan atau kaki. Ungkapan permohonan kita, agar Allah mau meng
ampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kesalahan kita.
Catatan yang perlu di perhatikan:
• Hosti yang kita sambut hendaknya jangan dikunyah, melainkan ditelan saja setelah
lunak bercampur air liur. Bila dikunyah, dikhawatirkan akan menempel di gigi dan
tidak tertelan.
• Pada saat misdinar mendupai umat, diharapkan umat berdiri sebagai tanda hormat.
Kesimpulan Karya keselamatan Allah yang dimulai dalam Perjanjian Lama dan diselesaikan oleh
Kristus dalam Perjanjian Baru kita laksanakan dalam peribadatan yang berupa liturgi.
Tindakan Kristus lalu menjadi tindakan Gereja, yang bersama Dia kita mempersembah
kan diri kepada Allah. �
Haryanto-PAY St. Yoseph.
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
35
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
36
Misteri Kursi Kosong Seorang gadis mengundang pastor paroki untuk datang ke rumahnya mendoakan
ayahnya yang sedang sakit. Pada waktu pastor datang, ia mendapati seorang bapak tua
yang sedang berbaring lemah di tempat tidur dan sebuah kursi kosong di depannya.
“Tentu anda telah menanti saya,” kata sang pastor. “Tidak, siapakah anda” tanya ba-
pak itu.
Pastor pun memperkenalkan diri dan berkata, “Saya melihat kursi kosong ini, saya kira
bapak sudah tahu kalau saya akan datang.” “Oo, kursi itu” kata si bapak, “maukah
anda menutup pintu kamar itu?.” Sambil betanya-tanya dalam hati, pastor pun menu-
tup pintu kamar. “Saya mempunyai sebuah rahasia, tidak ada seorang pun yang me
ngetahuinya, bahkan putri tunggal saya pun tidak tahu,” kata si bapak. “Seumur hidup
saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja pernah saya mendengar-
kan kotbah pastor tentang bagaimana caranya berdoa, tetapi semuanya itu berlalu
begitu saja dari kepala saya. Semua cara sudah saya coba, tetapi selalu gagal.” Lanjut
si bapak, “Sampai pada suatu hari, tepatnya 4 tahun yang lalu seorang sahabat karib
saya mengajari suatu cara yang amat sederhana untuk dapat bercakap-cakap dengan
Yesus. Dia mengajari saya begini, ; duduklah di kursi, letakkan sebuah kursi kosong di
depannya, lalu bayangkan Yesus duduk di atas kursi tersebut, karena Ia telah berjanji
akan senantiasa besertamu, kemudian bebicaralah biasa seperti halnya kamu sedang
bercakap-cakap dengan saya saat ini. Dan saya dapat menikmatinya. Setiap hari saya
melakukannya sampai beberapa jam. Semuanya ini saya lakukan secara sembunyi-
sembunyi, agar putri saya tidak menganggap
saya gila kalau melihat saya bercakap-cakap
dengan kursi kosong.” Si pastor tersentuh
akan cerita bapak itu, dan memberi dorongan
agar si bapak tetap melanjutkan kebiasaan
berdoa tersebut. Setelah berdoa bersama, dan
memberinya Sakramen pengurapan orang
sakit, pastor pun pulang.
Dua hari kemudian si gadis memberitahu
pastor kalau ayahnya sudah meninggal
dunia tadi siang. “Apakah ia meninggal
dalam damai?,” tanya si pastor. “Ya, waktu saya pamit untuk membeli beberapa keper-
luan ke toko siang itu, ayah memanggil saya dan mengatakan bahwa ia sangat mencin-
tai saya, lalu mencium kedua pipi saya. Satu jam kemudaian, pada waktu saya pulang
dari belanja, saya mendapati ayah sudah meninggal. Tapi ada suatu kejadian yang
aneh waktu ayah meninggal. Ia meninggal dalam posisi duduk di atas tempat tidur
dengan kepala tersandar pada kursi kosong yang ada di sebelah tempat tidur. Bagai-
mana pendapat pastor?.” Sambil mengusap air mata nya, pastor pun berkata, “Saya
berharap kita semua kelak dapat meninggal dengan cara itu” �
(Sumantri HP, SJ)
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
37
PERESMIAN PENGGANTIAN NAMA LINGKUNGAN dari Lingkungan St. Linus 2 menjadi Lingkungan St. Louis
Sabtu, 11 Januari 2014, umat Lingkungan St. Linus 2 mengadakan Misa Natal dan
Tahun Baru 2014 yang dipimpin oleh Rm. Ign. Wignyasumarta MSF, bertempat di jl.
Taman Majapahit Blok AC 34 Semarang. Dalam acara tersebut diresmikan pula
penggantian nama Lingkungan dari St. Linus 2 menjadi St. Louis, sebagai santo pe-
lindung lingkungan yang baru. Pemilihan nama St. Louis merupakan kesepakatan
seluruh umat, yang didasari akan riwayat hidup St. Louis agar menjadi penyemangat
dalam hidup menggereja seluruh umat di lingkungan.
Sebagai penyegaran pengurus, telah dipilih Ketua Lingkungan St. Louis yang baru
untuk periode tahun 2014 – 2016 yaitu Bapak Y Hananto Djoko Priyono mengganti-
kan Bapak T Prapto Nugroho yang tetap melayani sebagai prodiakon. Dalam kesem-
patan tersebut juga telah diserahkan sumbangan dana pendidikan bagi para calon
romo MSF yang dikumpulkan umat selama bulan Oktober silam pada saat Rosario.
Untuk pengurus lingkungan yang baru, selamat berkarya di ladang Tuhan. �
Pius Koesdyantoro
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
38
Lomba Paduan Suara Menyongsong 25 tahun Gereja Santo Paulus Sendangguwo, Bidang Liturgi melalui
Tim Kerja Koor mengadakan lomba paduan suara antar lingkungan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan potensi individu, kelompok serta
menggairahkan semangat melayani lewat paduan suara para kelompok koor lingkungan
yang ada di paroki kita. Selain lomba, panitia juga sempat mengadakan semacam pem
bekalan tentang olah vokal bagi kelompok-kelompok koor, yang diselenggarakan di
Aula SMK St. Fransiskus , jl. Wolter Monginsidi, Semarang.
Lomba yang diselenggarakan sejak Juli 2013 hingga Januari 2014, diawali dengan
parade koor pada Misa Syukur Ulangtahun Gereja Santo Paulus. Dalam lomba, setiap
peserta tampil melayani pada misa ke 2 hari Minggu. Kriteria penilaian didasarkan
pada performa kelompok, lagu liturgis yang dibawakan serta harmoni suara.
Setelah melihat dan menilai penampilan dari seluruh peserta koor, Tim Juri yang
beranggotakan Sr. Francine PIJ, Bp. Benny, Bp. Rino dan Bp. Adi akhirnya memutus
kan hasil lomba sebagai berikut,
Juara III: Gregorius Agung, memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 500.000,-
beserta plakat dan piagam. Juara II: Amandus, memperoleh uang pembinaan Rp
600.000,- , plakat dan piagam. Sedangkan predikat Juara I berhasil diraih oleh
kelompok koor Soli Deo, mendapatkan uang pembinaan Rp 700.000,- beserta plakat
dan piagam. Untuk ke 23 kelompok koor peserta lomba, panitia juga memberikan
piagam penghargaan atas partisipasi mereka dalam lomba ini. Hasil lomba diumumkan
dalam sebuah acara pertemuan di Bangsal Pastoran pada Sabtu, 22 Pebruari 2014 yang
mengundang semua perwakilan dari lingkungan.
Lomba yang diselenggarakan dengan anggaran sebesar Rp 2.500.000,- yang sum
ber dananya diambil dari Kas Paroki Sendangguwo ini, dapat dikatakan berlangsung
sukses. Diharapkan kegiatan ini mampu menumbuhkan benih-benih baik di lingkungan
-lingkungan, terlebih lingkungan yang belum memiliki kelompok koor sendiri, agar
berani tampil melayani dalam misa, dengan karunia suara yang dianugerahkan Tuhan
kepada mereka.
Atas partisipasi seluruh peserta, panitia dan juga Kortimja Koor dan Organis DP
2011-2013, mengucapkan banyak terimakasih serta mohon maaf bila terjadi kekurang
an di sana-sini dalam masa pelaksanaan lomba maupun dalam pengelolaan tugas
sebagai Tim Kerja. �
Kortimja Koor dan Organis, DP 2011-2013
“Suatu perbuatan yang paling cemerlang, tanpa cinta,
sama sekali tidak berarti”
St. Theresa dari Lisieux
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
39
Mengenal orang kudus
Santa Veronica Giuliani (1660-1727) Veronica yang diberi nama baptis Ursula, dilahirkan pada
tahun 1660 di Mercatello, Duchy, Urbino, Italia. Saat masih
muda, ia menunjukkan tanda-tanda kekudusan yang mengagum-
kan, dan ketika masih berusia 18 bulan, mengucapkan kata-kata
yang pertama untuk mencela seorang penjual yang melayaninya
dalam takaran minyak yang salah, dengan jelas mengatakan:
“Lakukanlah keadilan, Allah melihatmu.” Ketika berusia 3 ta-
hun, ia mulai menyukai dengan komunikasi yang ilahi. Sebagai gadis yang masih
muda, ia menunjukkan belas kasihnya kepada orang miskin dengan menyisakan se-
bagian dari makanannya. Ia pun rela memberikan sebagian dari pakaiannya ketika ia
bertemu dengan seorang anak kecil yang miskin dan berpakaian compang-camping.
Ketika ia sudah cukup umur, ayahnya mendesak untuk menikah dan menemukan be-
berapa pendamping yang cocok untuknya, tetapi malahan Ursula berkeinginan untuk
menjadi seorang biarawati. Karena perlawanan ayahnya terhadap keinginannya untuk
masuk ke biara, Ursula jatuh sakit dan hanya sembuh jika ayahnya memberikan per-
setujuan padanya.
Pada tahun 1677, ia diterima dalam sebuah biara dari para klaris miskin Kapusin di
Citt’ di Castello. Ia mengambil nama Veronica untuk mengenang sengsara Kristus.
Pada saat terakhir upacara penerimaannya, uskup mengatakan kepada Abbis (kepala
biara): “Aku mempercayakan putri yang baru ini pada perlindunganmu yang khusus
karena suatu hari nanti ia akan menjadi seorang santa yang besar.” Veronica menjadi
sungguh taat pada kehendak para pembimbingnya, meskipun masa novisiatnya ditandai
berbagai cobaan-cobaan yang luar biasa untuk kembali ke dunia.
Selama masa-masa pencobaan dan pergulatan batin, Veronica mendapatkan penampak
an Kristus yang memanggul salib-Nya, dan selanjutnya Ia menderita sakit fisik yang
akut dalam hatinya. Pada tahun 1693 ia memasuki tahap baru dalam kehidupan rohani
nya ketika ia mendapatkan penampakan sebuah piala yang melambangkan sengsara
Kristus yang akan dialami dalam jiwa Veronica sendiri. Pada awalnya ia merasa segan
menerima salib ini, tetapi dengan usaha yang keras, akhirnya ia tunduk. Kemudian ia
mengalami penderitaan rohani dan fisik yang intensif. Tahun 1694, ia mendapat tanda
mahkota duri, luka-lukanya terlihat nyata dan rasa sakit tak bisa hilang. Atas perintah
Uskup, ia mendapatkan perawatan medis, tetapi tak ada bantuan apapun yang bisa
menolongnya.
Selama 34 tahun, ia menjadi pengurus biara dan membimbing para suster novis dengan
perhatian yang besar. Pada tahun 1716, ia ditetapkan sebagai Abbis. Ketika menjadi
Abbis, ia memperluas biaranya. Setelah kematiannya, sebuah salib ditemukan tergam-
bar di atas hatinya. Ia dikanonisasi pada tahun 1839 oleh Paus Gregorius XVI.
Tubuhnya yang masih utuh dapat dilihat di biara St. Veronica Giuliani di Citt’, Cas-
tello, Italia. �
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
40
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
41
PERUBAHAN NAMA WILAYAH DAN LINGKUNGAN PAROKI ST. PAULUS - SENDANGGUWO SEMARANG
Sesuai dengan arahan dari Tim Supervisi KAS yang mengunjungi paroki kita pada
9 Juli 2012 silam, dan menyesuaikan dengan santo patron paroki yaitu Santo Paulus,
maka mulai Januari 2014 terdapat perubahan nama Wilayah dan Lingkungan, dari yang
semula menggunakan abjad dan angka menjadi menggunakan nama-nama tempat yang
pernah dikunjungi Santo Paulus dalam pelayanannya. Sedangkan beberapa nama santo
pelindung lingkungan yang semula diikuti dengan nomor urut, diganti dengan nama
santo pelindung saja, tanpa nomor urutan. Penggantian nama ini, khususnya di
lingkungan, untuk membenahi nama santo pelindung yang dipakai sehingga sesuai
dengan nama sebenarnya. Misalnya: St. Gregorius Agung, bukan St. Gregorius Agung
I, karena gelarnya hanya St. Gregorius Agung. Selain nama Lingkungan dan Wilayah,
juga terdapat penamaan terhadap ruangan - ruangan di lingkup gereja, kesemuanya
berciri Santo Paulus. Adapun daftar perubahan nama lingkungan dan wilayah sebagai
berikut;
NAMA LAMA NAMA BARU
Wilayah A Wilayah Antiokia 1. Lingk. St. Yohanes Rasul 1. Lingk. St. Yohanes Rasul
2. Lingk. St. Fransiskus Xaverius 2. Lingk. St. Fransiskus Xaverius
3. Lingk. St. Petrus I 3. Lingk. St. Petrus - Siwalan Barat
4. Lingk. St. Petrus II 4. Lingk. St. Petrus - Medoho
Wilayah B Wilayah Byria - Gayamsari 1. Lingk. St. Bernardus I 1. Lingk. St. Bernardus
2. Lingk. St. Bernardus II 2. Lingk. St. Agustinus
3. Lingk. St. Blasius I 3. Lingk. St. Blasius
4. Lingk. St. Blasius II 4. Lingk. St. Benediktus
5. Lingk. St. Blasius III 5. Lingk. St. Basilius Agung
Wilayah C-1 Wilayah Tarsus 1. Lingk. St. Thomas - Sendangguwo 1. Lingk. St. Thomas - Sendangguwo
2. Lingk. Sta. Monika I 2. Lingk. Sta. Monika
3. Lingk. Sta. Monika II 3. Lingk. St. Yakobus Rasul
4. Lingk. Sta. Monika III 4. Lingk. St. Agustinus
Wilayah C-2 Wilayah Roma 1. Lingk. St. Stefanus I 1. Lingk. St. Stefanus
2. Lingk. St. Stefanus II 2. Lingk. St. Yustinus
3. Lingk. St. Stefanus III 3. Lingk. Sta. Clara
4. Lingk. St. Markus 4. Lingk. St. Markus
5. Lingk. St. Yohanes Capistrano (baru)
Wilayah D-1 Wilayah Damaskus - Kekancan Mukti
1. Lingk. St. Ignatius I 1. Lingk. St. Fransiskus Asisi
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
42
2. Lingk. St. Ignatius II 2. Lingk. St. Ignatius
3. Lingk. St. Ignatius III 3. Lingk. St. Timotius
4. Lingk. St. Ignatius IV 4. Lingk. St. Agustinus
5. Lingk. St. Ignatius V 5. Lingk. St. Isidorus
Wilayah D-2 Wilayah Efesus 1. Lingk. St. Yusuf - Pedurungan 1. Lingk. St. Yusuf - Pedurungan
2. Lingk. St. Linus I 2. Lingk. St. Linus
3. Lingk. St. Linus II 3. Lingk. St. Louis
4. Lingk. Sta. Maria 4. Lingk. Sta. Maria
Wilayah D-3 Wilayah Kolose 1. Lingk. St. Yoau Baptista 1. Lingk. St. Yoau Baptista
2. Lingk. St. Titus I 2. Lingk. St. Titus
3. Lingk. St. Titus II 3. Lingk. St. Bartolomeus
4. Lingk. St. Titus III 4. Lingk. St. Albertus
Wilayah E Wilayah Damsyik 1. Lingk. St. Gregorius Agung I 1. Lingk. Sta. Klara
2. Lingk. St. Gregorius Agung II 2. Lingk. St. Aloysius
3. Lingk. St. Gregorius Agung III 3. Lingk. St. Yohanes Pembaptis
4. Lingk. St. Gregorius Agung IV 4. Linhk. St. Hieronimus
5. Lingk. St. Gregorius Agung V 5. Lingk. St. Gregorius Nazianze
Wilayah F-1 Wilayah Frigia 1. Lingk. St. Aloysius I 1. Lingk. St. Aloysius
2. Lingk. St. Aloysius II 2. Lingk. St. Cornelius
3. Lingk. St. Aloysius III 3. Lingk. St. Alfonsus Ligouri
4. Lingk. St. Matius 4. Lingk. St. Matius
5. Lingk. St. Lukas 5. Lingk. St. Lukas
6. Lingk. St. Amandus I 6. Lingk. Sta. Maria Bunda Yesus
7. Lingk. St. Amandus II 7. Lingk. St. Amandus
Wilayah F-2 Wilayah Filipi 1. Lingk. St. Thomas Rasul 1. Lingk. St. Thomas Rasul
2. Lingk. St. Thomas Aquino 2. Lingk. St. Thomas Aquino
3. Lingk. St. Demitrius I 3. Lingk. St. Demitrius
4. Lingk. St. Demitrius II 4. Lingk. St. Yohanes Bosco
5. Lingk. St. Filipus I 5. Lingk. St. Filipus
6. Lingk. St. Filipus II 6. Lingk. Bta. Bunda Theresa
Wilayah G Wilayah Galatia 1. Lingk. St. Yusuf - Liman Mukti 1. Lingk. St. Yusuf - Liman Mukti
2. Lingk. Sta. Maria Goretti I 2. Lingk. Sta. Maria Assumpta
3. Lingk. Sta. Maria Goretti II 3. Lingk. St. Yohanes Penginjil
Wilayah H Wilayah Alexandria 1. Lingk. St. Thomas OFM I 1. Lingk. St. Antonius
2. Lingk. St. Thomas OFM II 2. Lingk. St. Benedictus
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
43
3. Lingk. St. Thomas OFM III 3. Lingk. St. Christophorus
4. Lingk. St. Thomas OFM IV 4. Lingk. St. Dionisius
5. Lingk. St. Thomas OFM V 5. Lingk. St. Eduardus
6. Lingk. St. Thomas OFM VI 6. Lingk. St. Fabianus
7. Lingk. Sta. Theresia 7. Lingk. St. Gregorius
Wilayah I Wilayah Athena - Pucanggading
1. Lingk. St. Bonaventura 1. Lingk. St. Bonaventura
2. Lingk. St. Carolus 2. Lingk. St. Carolus
3. Lingk. St. Alexander 3. Lingk. St. Alexander
4. Lingk. St. Dominicus - Pucanggading 4. Lingk. St. Dominicus - Pucanggading
5. Lingk. Sta. Elisabeth 5. Lingk. Sta. Elisabeth
6. Lingk. St. Fransiskus Asisi 6. Lingk. St. Fransiskus Asisi
Wilayah J Wilayah Korintus
1. Lingk. St. Dominicus 1. Lingk. St. Dominicus
2. Lingk. St. Andreas 2. Lingk. St. Andreas
3. Lingk. St. Bartolomeus 3. Lingk. St. Bartolomeus
� Sekretariat Dewan Paroki
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
44
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
45
DEWAN PAROKI GEREJA SANTO PAULUS - SENDANGGUWO
2014 - 2016 Pembentukan Pengurus Baru dan pelantikan.
Masa bakti Dewan Paroki periode 2011 - 2013 secara kalender sebenarnya telah
berakhir per 31 Desember 2013, dan sebelum masa itu berakhir telah menjadi tugas dan
kewajiban pengurus lama untuk segera membentuk Tim Formatur guna memilih dan
menentukan susunan kepengurusan yang baru. Upaya telah dilakukan secara dini,
dengan mensosialisasikan pencalonan pengurus lewat lingkungan-lingkungan kurang
lebih sejak Oktober 2013, juga melalui
pengumuman dalam teks misa minggu.
Namun upaya ini ternyata tidak mudah mem
peroleh respon dari umat. Terbukti hingga
awal tahun 2014 pun calon yang diusulkan
masih dapat dikatakan minim. Oleh sebab itu,
paroki baru dapat merealisasikan rancangan
susunan pengurus baru ini menjelang akhir
bulan Januari, setelah melalui perjuangan
keras dari Tim Formatur.
Pelantikan Dewan Paroki pun baru dapat dilaksanakan pada Sabtu, 8 Pebruari 2014,
dalam Ekaristi Kudus. Sungguh sangat beruntung, mereka dilantik langsung oleh Bapa
Uskup Agung Semarang, Mgr. Yohanes Pudjasumarta Pr. Misa berlangsung meriah,
dan bacaan pada hari itu sungguh mengena karena berbicara tentang ’garam’ dan
’terang’. Bapa Uskup pun dalam homilinya mengupas lebih dalam mengenai makna ini
dan mengaitkannya dengan tugas pelayanan yang
diemban oleh pengurus baru, yang hendaknya
menjadi garam dan terang di paroki GSP.
Keikhlasan hati yang diberikan akan mampu
menjadi terang, matahari yang terbit bagi orang
lain, terutama umat paroki kita. Pelantikan
dihadiri pula oleh para pengurus wilayah dan
lingkungan yang baru beserta staffnya, sehingga
hampir memenuhi sepertiga ruang gereja.
Pembekalan Untuk memotivasi para pengurus baru Dewan Paroki 2014 - 2016, diadakan acara
pembekalan yang diselenggarakan di Aula SDK Sang Timur Semarang, pada hari
Minggu, 23 Pebruari 2014. Materi pembekalan diberikan oleh Rm. St. Gitowiratmo,Pr,
menjelaskan mengenai keberadaan Dewan Paroki beserta tugas-tugasnya dalam
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
46
lingkup paroki. Keberadaan Dewan Paroki
merupakan kebutuhan dalam kehidupan menggereja
yang modern sekarang ini, berdasarkan hasil
Konsili Vatikan II, dimana kaum awam dilibatkan
pula secara aktif dalam setiap kegiatan gereja
paroki. Tidak lagi menjadi dominasi para Imam,
walau pun kebijakan pastoral masih tetap
dikendalikan oleh para gembala.
Pembekalan dilangsungkan dengan singkat namun
jelas, sehingga mudah dipahami oleh peserta yang terdiri dari Dewan Inti dan para
Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan. Acara diakhiri sekitar pukul 15.00.
Susunan Dewan Paroki GSP 2014 - 2016
Dewan Harian
Ketua : Rm. MC Sadana Hadiwardaya, MSF
Wakil Ketua 1 : Rm. Ign. Wignyasumarta, MSF
Wakil Ketua 1 : Rm. Antonius Kustiyanto, MSF
Wakil Ketua 2 : FX Heru Djatmiko
Sekretaris I : A G Santy Ekawati Santoso
Sekretaris II : Raymundus Seno Janurianto P
Sekretaris III : Caecilia Riana Setyaningsih
Bendahara I : Thomas Sugeng
Bendahara II : Prisca Suharini
Bendahara III : M E Sri Suwarni
Ketua Bidang Pewartaan : Elizabeth Antaraningsih
Ketua Bidang Liturgi : Petrus Tumidjo
Ketua Bidang Persaudaraan : Aloysius Guntur Binawan
Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat : Aloysius Wasino
Ketua Bidang Pengembangan Sarana
dan Prasarana : Agustinus Xaverius Andy Sutanto
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan : Yoseph Adirsyah Sebayang
Koordinator Ketua-Ketua Wilayah : Ign. L Suyadi
Koordinator Tim Kerja (Kortimja)
Bidang Pewartaan Kortimja Katekis / Guru Agama : Benedictus Siyono
Kortimja Pembinaan Iman Anak (PIA) : Maria Christina
Kortimja Pembinaan Iman Remaja (PIR) : Okta Pungkasari
Kortimja Kerasulan Kitab Suci (KKS) : Gabriel Unik M. Prabandani
Kortimja Persiapan Penerimaan Sakramen : Agata Sadanareswari MH
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
47
Kortimja Pendampingan Keluarga : Antonius Sudiro
Kortimja Promosi Panggilan : Florentina Yuli Agnes
Bidang Liturgi Kortimja Peribadatan : Eduard Umbu Jowa
Kortimja Prodiakon : FX Sudjadi
Kortimja Koor dan Organis : C A Dwi Siwi Kristiani
Kortimja Lektor : Dewi Mayasari
Kortimja Putera-Puteri Altar : Sr. Leonita, PIJ
Kortimja Paramenta : C Nanik Suteja
Kortimja Tata Tertib : Bonaventura Aditya Widodo
Kortimja Teks Misa : Yoseph Wibisono
Bidang Persaudaraan Kortimja OMK : Athanasius Agung Tri Tiastomo
Kortimja Ibu-Ibu Paroki : Th. Ari Wijayanti
Kortimja Perpustakaan : Ana Untari Setyo Utomo
Kortimja Kategorial : FX Budiono
Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Kortimja Sosial Ekonomi : Y Muji Mulyo
Kortimja Sosial Kesehatan : Romana Sri Saryatun
Kortimja Sosial kematian : Paulus Sukimin
Kortimja Sosial Karitatif : Casimerus Dayad
Kortimja Hubungan Antar Agama dan
Kepercayaan (HAK) : Antonius Suwardi
Kortimja Komunikasi Sosial (KomSos) : M Yunus Waas
Kortimja Penghubung Karya Kerasulan
Kemasyarakatan (PKKK) : Ignatius Tri Djoko Santoso
Kortimja Pendidikan : Aedigius Haryanto Dwiatmoko
Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Kortimja Pembangunan : Ign. Djoko Pitoyo
Kortimja Pemeliharaan / Perawatan : Yustinus Setya W
Kortimja Rumah Tangga Pastoran : VN Tety Hartoyo
Kortimja Rumah Tangga Paroki : Margaretha Maria Niken Kusuparti
Kortimja Keamanan : Y Budi Handoko
Kortimja tata Suara (Sound System) : Pius Kusdiyantoro
Kortimja Listrik : Dionisius Sumaryoko
Kortimja Inventaris :
Bidang Penelitian dan Pengembangan Kortimja Pendataan dan Penelitian : MC Wenny Andriastuti
Kortimja Pengembangan Bidang-Bidang : Galih N Permadi
Selamat bertugas. ����
KomSos, Sekretariat DP
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
48
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
49
ULANG TAHUN KE 2 PAGUYUBAN ADI YUSWA SANTO YOSEP
Rabu, 19 Maret 2014, gereja memperingati pes
ta nama Santo Yosep, suami Bunda Maria. Ber-
hubung Paguyuban Adi Yuswo (PAY) yang
berada di Paroki St. Paulus Sendangguwo Sema-
rang meng gunakan nama pelindung St. Yosep,
maka pada hari itu sebagian besar anggota dan
simpatisannya berkumpul di bangsal paroki untuk
bersyukur, yang dikemas dalam Misa Kudus yang
dipimpin oleh Romo Ignatius Wignyasumarta
MSF.
Paguyuban ini didirikan 2 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Maret 2012, untuk
mewadahi umat paroki yang telah berusia 55 tahun ke atas dan sudah purna tugas, de
ngan tujuan antara lain untuk dapat mengisi kekosongan waktu dan untuk menambah
wawasan baru dan juga menambah teman, daripada jenuh di rumah. Dengan usianya
yang masih sangat muda, memang belum banyak dapat dirasakan manfaatnya oleh ba
nyak orang terutama kaum lansia,
Misa Syukur dimulai pukul 10.00 pagi. Dalam
homili romo menyampaikan bahwa Santo Yo-
sep adalah contoh orang yang setia dan tulus.
Pada waktu dia tahu bahwa tunangannya
Maria yang belum resmi menjadi isterinya ter
nyata mengandung, dengan ketulusan agar
tidak mencemarkan nama Maria, maka dia
diam-diam akan meninggalkan Maria. Tetapi
ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam
mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria
sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dia-
lah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Mat 1: 20-21 ) Karena
ketaatan serta setia kepada Tuhan maka Yosep tidak jadi meninggalkan Maria. Romo
menggambarkan juga bagaimana pengorbanan yang begitu luar biasa dalam mendamp-
ingi Maria dalam masa hamilnya mulai dari memenuhi perintah Kaisar Agustus untuk
mendaftarkan semua orang diseluruh dunia (sensus penduduk), maka pergilah Yosep
bersama Maria dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama
Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan ber-
sama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung (Luk.2 :4-5) Tidak
ada sepeda motor atau bis untuk pergi ke kota Daud, namun dengan setia dilakukan
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
50
dengan berjalan kaki. Ketika mereka sampai
kota tujuan, tiba waktunya bagi Maria untuk
bersalin. Dan pernahkah bapak/ibu bayang-
kan betapa susah dan repotnya di tempat
asing harus menghadapi hal semacam ini.
Rumah penginapan semua menolak agar
Maria dapat melahirkan di tempat yang le-
bih baik. Tidak ada pertolongan yang datang
kepadanya, semua ditangani oleh Yosep se
orang. Kita juga diajak dapat meneladan
pada Santo Yosep yang dengan tulus dan
setia dalam segala keadaan. Walaupun kita sudah lansia jangan muda patah semangat
dalam menghadapi hidup. Masih dalam homili romo, apakah bapak / ibu tahu apa yang
namanya rayap? Rayap adalah binatang yang sangat kecil, ukuran tubuhnya kurang
lebih 3 mm, namun mampu membuat rumahnya setinggi 3 m atau dapat dikatakan
1.000x dari ukuran tubuhnya. Hendaknya paguyuban ini dapat meniru cara hidup rayap
ini. Jangan dilihat dari luar koloni rayap yang dianggap sebagai perusak. Namun kalau
kita mencontoh cara hidup rayap yang mampu membangun rumahnya 1.000x dari
ukuran tubuhnya, mereka bekerja tanpa mengenal lelah dan tak pernah iri, merasa
curiga kepada temannya, tidak ada yang bertengkar, tidak ada yang bekerja santai-
santai, merokok dulu, bermalasan, mereka terus bergerak saling tolong menolong, bahu
membahu.
Acara dilanjutkan dengan sedikit sambutan dari Koordinator, penasehat dan sharing
dari beberapa anggota. Salah seorang anggota (tertua dalam usia) menyatakan bahwa
dia sangat beruntung bisa selalu mengikuti kegiatan ini yang sungguh sangat berman-
faat, setiap pertemuan yang diikuti selalu ada hal-hal baru yang didapat. Sampai-
sampai dia selalu mengajak / mengharap teman-temannya untuk dapat mengikuti
kegiatan ini. Bahkan dia selalu menantikan agar pertemuan berikutnya segera tiba, dia
tidak sabar menunggu terlalu lama. Lagu Happy Birthday pun dikumandangkan, juga
tidak lupa tiup api lilin angka 2 dan potong kue ulangtahun, serta juga ada potong tum-
peng. Pokoknya ramai dan meriah.
Acara diakhiri dengan makan siang bersama dengan menu nasi gudangan, sambel tran-
cam dan lain-lain, tak ketinggalan mie
goreng dengan harapan umur panjang.
Pada kesempatan ini izinkanlah panitia
meng ucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh donatur yang telah ikut
membantu guna menyemarakkan acara
ini. �
Haryanto - PAY St. Yosep
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
51
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
52
Awam Katolik serta Perutusannya
dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara Oleh: Klaudia Molasiarani
OMK Lingkungan St. Eduardus
Tahun 2014 merupakan tahun dimana kita sebagai masyarakat Indonesia dihadap
kan pada pesta demokrasi untuk memilih calon legislatif dan calon eksekutif. Pesta
demokrasi ini adalah pesta bagi seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali, juga tanpa
memandang perbedaan status, pendidikan, agama, dan sebagainya. Dan yang tak kalah
penting, kita sebagai awam katolik, tentunya mempunyai peran yang sangat penting
untuk mewarnai pesta demokrasi tersebut. Peran tersebut juga menjadi misi bagi kita
semua, seperti apa yang tertulis dalam Kitab Suci, bahwa kita dipanggil untuk menjadi
garam dan terang dunia. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, de
ngan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak
orang” (Matius 5 : 13).
Sebagaimana Allah telah memberi hidup pada kita, kita pun juga diutus untuk
meneruskan misi Anak-Nya yang tunggal, yakni menggarami dan menerangi segala se
suatu yang ada di sekeliling kita, termasuk dalam hal berpolitik. Krisis politik yang
sangat memprihatinkan akhir-akhir ini adalah krisis toleransi antar umat beragama.
Segala sesuatu rela dipertaruhkan atas nama agama, sehingga membuat yang lain
diuntungkan dan yang lain dirugikan. Keprihatinan ini adalah keprihatinan kita ber
sama sebagai warga negara sekaligus warga gereja. Untuk itulah sikap aktif dan turut
terlibat dalam membela kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel sangat
dibutuhkan oleh kita sebagai awam katolik. Melihat tindakan anarkis yang terjadi di
mana-mana, seperti pembakaran rumah ibadah, diskriminasi terhadap kaum minoritas,
dan penyelewengan kekuasaan, seharusnya membuat kita sebagai awam katolik men
jadi peka dan tergerak untuk ikut ambil bagian dalam melakukan perubahan. Sayang
nya, umat kita terlalu disibukkan dengan kegiatan menggereja yang hidup di sekitar
altar. Tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya diri kita sebagai awam katolik
untuk terlibat dalam partisipasi politik.
Yesus sendiri pernah memberi suatu perumpamaan kepada kita, seperti seorang
hamba yang menerima satu talenta, lalu pergi menggali lubang di dalam tanah dan
menyembunyikan uang tuannya itu (bdk. Mat 25 : 18). Perumpamaan tersebut ingin
menegaskan bahwa sebagai pengikut Yesus kita dihimbau agar tidak menyembunyikan
apa yang sudah diperoleh dari-Nya, tetapi memakainya untuk menerangi semua orang.
Pada dasarnya, kita semua yang mengikut Kristus adalah orang-orang pilihan.
Allah memilih kita bukan tanpa alasan. Ia memilih kita karena Ia percaya bahwa kita
mampu meneruskan misi Yesus di dunia. Yesus datang ke dunia bukan untuk
mengunjungi mereka semua yang telah hidup dalam damai sejahtera yang berlimpah,
melainkan untuk mereka yang haus akan kedamaian serta hidup dalam kesulitan. Sama
halnya dengan dunia tempat kita berziarah ini. Dunia ini sedang tidak dalam keadaan
damai, sebaliknya kita sedang hidup dalam kondisi yang penuh dengan masalah,
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
53
pertikaian, dan sebagainya.
Sebagaimana Bapa mengutus Yesus seperti domba yang diutus ke tengah-tengah
kawanan serigala, kitapun sebagai awam katolik, mempunyai panggilan hidup yang
sama. Sebagai awam katolik, kita mempunyai peran untuk meneruskan visi dan misi
Yesus Kristus. Dalam hal ini, Yesus pun sesungguhnya telah berpolitik. Ia membuat
banyak orang percaya dan mengikuti-Nya melalui segala karya dan perbuatan-perbuat
an ajaib yang Ia buat.
Kata politik mungkin akan terdengar jenuh, khususnya di kalangan orang muda
karena pencitraan dari partai politik yang ada. Akan tetapi, mau tidak mau kita dituntut
untuk peka dan peduli terhadap segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan kita.
Segala kebijakan yang dibuat oleh caleg terpilih, nantinya juga akan berdampak pada
hidup kita. Mgr. Alb. Soegijapranata SJ mengatakan “Jangan biarkan orang lain meng
ambil keputusan mengenai nasibmu, tanpa terlibat di dalamnya.” Kutipan tersebut
mengajak kita untuk ikut ambil bagian dalam partisipasi politik.
Meskipun banyak kaum muda katolik yang sangat apatis terhadap politik karena
citra politik yang buruk, namun tidak ada yang mampu mengubah citra tersebut, jika
bukan kita sendiri yang mengubahnya. Alangkah baiknya kita telah mempercayakan
suara kita kepada pribadi yang dapat dipercaya, memiliki integritas dan kerendahan
hati untuk melayani bukan untuk dilayani, daripada kita memberikan suara kita kepada
orang yang salah. Menggunakan hak pilih adalah hal sederhana yang merupakan ben
tuk kepedulian kita pada kehidupan berbangsa dan bernegara. �
Beato Yohanes XXIII dan Beato Yohanes Paulus II akan
dikanonisasi 27 April 2014
Dalam konsistori pertama yang diselenggarakan di
Ruang Konsistori, Vatikan, 30 Septem ber 2013, Paus
Fransiskus mengumumkan bahwa kanonisasi Beato
Yohanes Paulus II dan Beato Yohanes XXIII akan
diselenggarakan di Roma pada hari Minggu tanggal
27 April 2014, Minggu Kedua Paskah yang juga
merupakan Minggu Kerahiman Ilahi.
Dalam perjalanan pulang dari Hari Kaum Muda sedunia di Rio de Janeiro, Bapa
Suci menunjukkan bahwa Minggu Kerahiman Ilahi sebagai tanggal mungkin ditetap
kan sebagai hari kanonisasi itu. Paus menyatakan bahwa kanonisasi di musim dingin
akan menyulitkan kehadiran para peziarah. Ratusan ribu peziarah, terutama dari
Polandia diperkirakan akan menghadiri kanonisasi itu.
Beberapa bulan lalu, Bapa Suci membuka jalan bagi kanonisasi Beato Yohanes
XXIII, dengan menyetujui proses tanpa perlu mujizat kedua. Mujizat pertama yang
dikaitkan dengan Yohanes Paulus II adalah penyembuhan ajaib dari seorang biarawati
Perancis yang menderita Parkinson parah dan tak bisa disembuhkan. Keajaiban kedua
yang diperlukan untuk kanonisasinya yang telah disetujui adalah penyembuhan se
orang wanita warga Kosta Rika yang menderita aneurisma otak. �
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
54
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
55
Selalu Sayang Oleh: Aoirisuka
Sebelum membaca tuntas Chicken Soup for the Soul: Think Positive, Mika sudah
menjadi pribadi yang positif. Terlebih setelah membaca buku itu, ia semakin positif
saja. Siang itu, ia turun dari ran-
jang rumah sakit – tempat yang
telah menjadi rumah kedua bagi
nya. Dengan mengenakan piya
ma RS yang berwarna biru muda
kesukaannya, Mika berjalan me
nyusuri lorong dan belokan un-
tuk menuju ke taman RS yang
asri dan nyaman – tempat fa-
voritnya di RS tersebut. Saat
berjalan di ruang tunggu yang
luas, Mika bertubrukan dengan
seorang pasien perempuan se-
baya. “Ah maaf, maafkan saya….” ucap Mika kepada pasien perempuan yang jatuh ke
lantai itu. “Tidak, tidak apa-apa.” sahut pasien itu sambil beranjak berdiri.
Kedua wanita ini terkejut ketika memandang satu sama lain. “Eva!” Mika berseru gem
bira melihat kawan lamanya yang tak dijumpainya selama 3 tahun itu. “Kau di sini?
Kau pasien di sini?” tanyanya ketika melihat piyama rumah sakit yang juga dikenakan
Eva. Eva mengangguk lalu berkata, “Lama tak berjumpa, Mika, senang kembali bersua
denganmu meskipun tak kuduga sebelumnya bahwa kita akan berjumpa di tempat ini.
Mari kita duduk dan mengobrol!” Eva menarik lengan Mika menuju deretan bangku di
salah satu sudut ruangan.
Kedua teman dekat ini – Mika dan Eva – melepas rindu dan membicarakan banyak hal.
Mereka berdua yang sempat kehilangan jejak dan kontak, akhirnya dapat mengetahui
kabar dan keadaan masing-masing. “Sudah 3 hari aku dirawat di sini karena men-
galami kecelakaan lalu lintas.” Eva bercerita. “Aku mengalami luka ringan yang se-
muanya hampir mengering sekarang, namun penyakit lambungku kambuh, itu kabar
buruknya. Kau lihat kedua mataku yang membengkak ini?” Tanya Eva pada Mika sem-
bari menunjuk ke dua matanya. Mika mengangguk, mengantisipasi ucapan Eva selanjut
nya. “Ini akibat menangis sehari semalam karena mengetahui kekasihku pergi untuk
selamanya. Kami berdua sama-sama mengalami kecelakaan ini, hanya saja lukanya
sangat parah, tak bisa bertahan hingga akhirnya meninggalkanku seorang diri.”
“Seorang diri? Anggota keluargamu? Mereka tak kemari untuk mengunjungimu?”
tanya Mika heran. “Ayah dan Ibuku juga telah pergi ke surga 2 tahun yang lalu. Penye
babnya hampir sama dengan yang menewaskan kekasihku. Kedua orang tuaku mening-
gal dalam kecelakaan kereta api. Kini, satu-satunya yang kupunya hanyalah nenek,
dan ia ada di panti jompo, ia tak bisa menengokku.”
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
56
Melihat reaksi Mika yang menunjukkan simpati, Eva tertawa kecil – menertawakan ke
adaannya sendiri. “Tuhan itu sungguh lucu, Ia bisa bergurau, namun seringnya gu-
rauan-Nya keterlaluan bagiku. Tampaknya perlahan-lahan Ia hendak menyirnakan
seluruh anggota keluargaku dengan jalan kecelakaan yang telah dipilihkan-Nya. Se
ring aku menangis, mengumpat, berteriak, memaki, dan mengutuk hidupku. Segalanya
membuatku sedih, kecewa, gundah, gusar, marah, serta muak. Aku membenci hidupku
dengan segala yang terjadi di dalamnya! Tuhan sungguh tidak adil!” Eva meratap.
Tidak lagi sebatas simpati, sekarang sepenuhnya Mika berempati teradap Eva. Pribadi
nya yang senantiasa positif pun menanggapi Eva dengan bijak. Katanya, “Tidak per-
nah, Eva, Tuhan tidak pernah tidak adil. Tuhan tidak pernah tidak sayang pada kita
ciptaan-Nya. Everything happens for a reason, segalanya terjadi karena suatu alasan,
ada maksud di balik setiap peristiwa. Selalu cari sisi positif. Tuhan memanggil orang
tuamu pada 2 tahun yang lalu mungkin agar kau bisa lebih mandiri dalam hidupmu.
Mungkin Tuhan memanggil kekasihmu pula supaya ia tak semakin menderita dalam
luka-lukanya yang amat parah menyiksa. Meskipun penyakit lambungmu kambuh, seti-
daknya kau hanya terluka ringan dalam kecelakaan yang menimpamu. Kau lihat,
nyatanya Tuhan tak menyirnakanmu. Ingat juga, masih ada nenek yang menantikan
kunjunganmu ke panti setelah kau sembuh nanti. Sekalipun terkadang kau jatuh ke
tataran paling rendah dalam hidupmu, Tuhan tak membiarkanmu hingga tergeletak tak
berdaya….”
“Kisahmu… “ Eva menyela, “Bagaimana kisahmu?” tanyanya pada Mika. Mika ter
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
57
senyum simpul, “Banyak yang istimewa, namun aku hanya akan mengutarakan inti-
inti pentingnya saja. Alih-alih memenuhi hari-hari dalam hidupku dengan keluhan, aku
memilih untuk menghitung berkat. Aku bersyukur memiliki ayahku, yang walaupun
mudah emosi, namun rasa sayang, dedikasi, dan pengabdiannya untuk keluarga sung-
guhlah besar. Aku bersyukur mempunyai ibu, yang kendati cerewet, tetapi menginspi-
rasiku dengan kedermawaan dan kemurahan hatinya. Aku mensyukuri keberadaan
saudariku, yang meski ber-ego besar, tapi tak pernah pergi dari jalan Tuhan. Di atas
semua itu, aku bersyukur masih memiliki keluarga yang menyayangiku. Meskipun kini
aku sakit, aku mensyukuri kesehatan yang disematkan Tuhan di hari-hari kehidupanku.
Meskipun seringnya rambutku rontok banyak usai keramas bagaikan kondisi rambut
penderita kanker, aku bersyukur Tuhan tak merontokkan semuanya sekaligus! Aku
bersyukur atas segala yang telah terjadi di dalam hidupku. Aku bersyukur untuk udara
yang boleh kuhirup, dan untuk hari yang terbentang di hadapanku. Tuhan SELALU
sayang padaku. Bahkan saat aku sakit, terluka, atau mengalami cobaan, aku percaya
Ia senantiasa menyayangiku. Bahkan jika tubuhku melemah, tak bernapas, lalu Ia
memintaku menghadap hadirat-Nya, Ia masih sayang padaku. Karena itu berarti ia
membebaskanku dari penderitaanku di dunia fana ini. Tuhan tak pernah meninggalkan
kita, sedetik pun.”
Percakapan terhenti karena seorang dokter memanggil Mika ke ruangannya. Eva masih
duduk di bangku, memandangi Mika yang membelok di tikungan. Eva kembali ter-
tawa. “Mudah saja Mika berucap, karena ia tak tahu pasti apa yang sejauh ini
kualami. Mika bukan aku, bagaimana bisa ia merasakan kepedihanku? Tampaknya
hidup Mika lebih beruntung dariku. Semua yang ia ucapkan hanyalah untuk menghi-
burku, pasti demikian.” Eva menggumam. “Tapi… sebenarnya Mika sakit apa? Aku
belum sempat menanyakannya tadi….”
Eva bertanya pada petugas administrasi, namun mereka merahasiakan informasi pasien.
Ia pun pergi menemui dokter yang tadi memanggil Mika. Atas usaha kerasnya bertanya
pada sang dokter, Eva mengetahui bahwa Mika menderita leukemia stadium akhir. Eva
pun terduduk di kursi lorong, tercengang. “Aku telah salah memahami….” kata Eva
dalam hati. ”Hidupku jelas lebih beruntung dari Mika, namun dirinya masih bisa se-
positif itu. Everything happens for a reason. Kini aku paham mengapa penyakit lam-
bungku kambuh hingga aku harus bertahan lebih lama di RS ini. Itu karena Tuhan
ingin aku bertemu dengan Mika – penyadar dan pencerahku.”
Esoknya, Eva masuk ke ruangan Mika dan memeluknya lama. Pada hari itu ia mewarisi
buku Chicken Soup for the Soul: Think Positive dari Mika. Pada hari itu, Eva berterima
kasih kepada Mika. Hingga di hari-hari pasca kepergian Mika pun, Eva selalu berteri
ma kasih. Ia membawa buku milik Mika bersamanya, ia juga membawa-bawa wise-
words dari Mika: Selalu cari sisi positif. �
“Kita selalu menemukan bahwa mereka yang berjalan paling dekat
kepada Kristus adalah mereka yang harus bertahan terhadap
pencobaan terbesar” St. Theresa dari Avilla
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
58
RALAT.....RALAT.... WP 92 Edisi Natal 2013 1. Iklan Cover bagian dalam (berwarna) pada WP 92 edisi Natal 2013, terjadi salah
penempatan. Iklan dari Kel. Bp. Nunung Sriyanto, yang seharusnya terletak pada
Cover Dalam bagian belakang tertukar tempat dengan iklan dari Kue Moaci
’Mawar’ / Kel. Bp. FX Agus Kurniawan yang seharusnya terletak pada Cover
Dalam bagian depan.
2. Artikel WP 92 edisi Natal 2013 hlm. 25 berjudul PERKAWINAN PINTU MASUK
HIDUP BERKELUARGA kiriman Bp. Pius Koesdyantoro, pada bagian akhir di
hlm. 32 terjadi pemenggalan kalimat, yang seharusnya berbunyi demikian :
....pemberian diri yang total. Berkah Dalem � Pius Koesdyantoro
3. Artikel WP 92 edisi Natal 2013 hlm. 23 berjudul RESENSI FILM EVELYN
kiriman Leonardo, pada bagian akhir di hlm. 24 terjadi pemenggalan kalimat, yang
seharusnya berbunyi demikian: ......dikembalikan lagi kepada orangtua masing-
masing. � Leonardo
Atas kelalaian ini Redaksi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada umat pembaca
dan khususnya kepada pemasang iklan serta kontributor artikel. Berkah Dalem.
Redaksi
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
59
DAFTAR NAMA KETUA WILAYAH DAN KETUA LINGKUNGAN 2014 - 2016
Wilayah Antiokhia : Y Suwoto, Jl. Medoho Selecta 25, 08156644529
Lingkungan - Lingkungan
St. Yohanes Rasul : Noer Jaya Pribadi, Jl. Unta II / 161, 081225449890
St. Fransiskus Xaverius : F X Sudomo, Jl. Badak III / 15 A, - - - -
St. Petrus - Siwalan Barat : Y Bakoh Subandi, Jl. Griya Prasetya Selatan II, 085740935359
St. Petrus - Medoho : Ign. Prajoko Nuryanto, Jl. Medoho Permai 20, 6713041
Wilayah Byria - Gayamsari : Y Soeratno, Jl. Kanguru Selatan III / 33, 70386001
Lingkungan-Lingkungan
St. Bernardus : S Lanny Puji Rahayu, Jl. Kimar III / 34, 0816666829
St. Agustinus : H Broto Suparno, Jl. Banteng Utara V / 33, 6725127
St. Blasius : Juventus Suharta, Jl. Sendangsari Barat V / 12, 08883972817
St. Benediktus : A C Kismadi, Jl. Gayamsari I / 7, 08122878054
St. Basilius Agung : G Putro Nugroho, Jl. Kanguru Tengah 8 A, 08122851303
Wilayah Tarsus : Th. Nanik, Jl. Sendang Utara III / 7, 081390665244
Lingkungan-Lingkungan
St. Thomas - Sendangguwo : Eddy Sarwono, Jl. Kauman Brt. VI, RT 6 / RW 8, 085865068057
Sta. Monika : Ign. Murtono B S, Jl. Singa Utara Dalam I / 15 A, 08122809685
St. Yakobus Rasul : M Indra T Halim, Jl. Tlogosari Selatan H / 18, 08156630063
St. Agustinus : Agustinus Sarino, Jl. Singa Utara 56, 6701770
Wilayah Roma : Ant. Muslam, Jl. Gemah Barat 46, RT 9 / RW 5, 081325731964
Lingkungan-Lingkungan
St. Stefanus : Pius Sutaryo H S, Jl. Menjangan Barat 31, 081228032921
St. Yustinus : Lucilla Sri Supadmi, Jl. Pedurungan Tgh VI / 13, 08156512070
Sta. Clara : F X Setyo Budi, Jl. Gemah Timur 48 A, 08127772812
St. Markus : C W Sri Hartadmo, Jl. Pedurungan Baru Raya 9, 081325315196
St. Yohanes Capestrano : Petrus Tumidjo, Jl. Kalicari Timur Dalam I / 1, 08122935790
Wilayah Damaskus - : A H Djoko Chriswanto, Jl. Ganesha Mukti Utara I / 355 ,
Kekancan Mukti 08156528365
Lingkungan-Lingkungan
St. Fransiskus Asisi : Petrus Gunarjo, Jl. Tmn. Mahesa Mukti A-399, 081325330999
St. Ignatius : Ricky Dwi Budi H Y S, Jl. Mahesa Utara IV / B 602 , 6722072
St. Timotius : G J Gunawan A P, Jl. Turangga Tengah II / 530, 0811272795
St. Agustinus : Hary B S Purba , Pesona Asri II Blok A / 12, 081362116671
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
60
St. Isidorus : F X Sumar Widyanto, Jl. Ganesha Mukti II / 282, 08179408825
Wilayah Efesus : Y Edy Riyanto, Jl. Arya Mukti Tengah 165 , 081325151107
Lingkungan-Lingkungan
St. Yusuf - Pedurungan : Y Agus Widyatmo, Jl. Sapta Prasetya Utr. VII A / 141, 081326010123
St. Linus : P Irawan Wanaya, Jl. Arya Mukti Tmr. V / 233, 08164252633
St. Louis : Y Hananto Djoko Priyono, Jl. Arya Mukti I / 666, 081325664448
Sta. Maria : Maria Okky, Jl. Arya Mukti Tengah 165, 081227015015
Wilayah Kolose : B Sumardjo, Perum. Dolog B / 54 , 08156503483
Lingkungan-Lingkungan
St. Yoau Baptista : B Andang Prasetya, Perum. Dolog H / 129, 081575024264
St. Titus : F X Sumono, Jl. Argo Mulyo Mukti VI / 267 , 081325616252
St. Bartolomeus : F A Suswadi, Jl. Wono Mulyo Mukti Barat III / 152
St. Albertus : Alb. Heriyanto, Jl. Selo Mulyo Mukti Ry F-312, 08122541786
Wilayah Damsyik : F X Rudy Santosa, Jl. Tirto Mukti II / 1005, 0811277199
Lingkungan-Lingkungan
Sta. Klara : H Brotocahyono, Jl. Argo Mukti Brt. II / 484, 08122858519
St. Aloysius : Marcellus Janoeardi, Jl. Tlogo Mukti Tmr. II / 883, 0816668857
St. Yohanes Pembaptis : J B Benny Hidayat, Jl. Tlogo Mukti III / 1198, 082138380078
St. Hieronimus : Alexander J Mamahit, Jl. Giri Mukti Timur 116 , 08122867729
St. Gregorius Nazianze : Monica Lukmiati S, Jl. Tirto Mukti Tmr. III / 19, 081326610728
Wilayah Frigia : Ign. L Suyadi, Jl. Parang Kusumo V / 13, 081575175151
Lingkungan-Lingkungan
St. Aloysius : Ignatius Gentur, Jl. Parang Kusumo IV / 8, 08156548856
St. Cornelius : M Sunardi, Jl. Parang Kesit VII / 8, 08122870754
St. Alfonsus Ligouri : E M Kriesnubadhy, Jl. Bledak Anggur V / 17, 081325022798
St. Matius : F X Purwo Edy, Jl. Truntum VII / 10 , 08164889132
St. Lukas : Martinus Marsoyo, Jl. Seruni I / 25
Sta. Maria Bunda Yesus : Y Suwahyo, Jl. Tejokusumo IV / 13 , 08122859790
St. Amandus : P Purwadi, Jl. Sidoluhur XI / 31, 08812416259
Wilayah Filipi : VSF Suhariwanto, Jl. Parang Sarpo I / 43, 08156679443
Lingkungan-Lingkungan
St. Thomas Rasul : E Dody Hendy A, Jl. Ratu Ratih IV / 14, 081326615266
St. Thomas Aquino : B S Supriyono, Jl. Parang Klitik VI / 5, 0817292479
St. Demitrius : Rob. Sudarno, Jl. Kawung IX / 22, 081325390860
St. Yohanes Bosco : F X Edy Pranowo, Jl. Tm. Sekar Jagad 9, 08164883869
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
61
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
62
EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
63
St. Filipus : Andreas Subagyo, Jl. Kamiluto VI / 13, 08156535618
Bta. Bunda Theresa : Yohanes Suparno, Jl. Sidodrajad II / 52, 08156581999
Wilayah Galatia : D Slamet Parjono, Jl. Liman Mukti Utr. II / 426, 081325888608
Lingkungan-Lingkungan
St. Yusuf - Liman Mukti : Rob. Budi Santosa, Jl. Sapta Prasetya I / 66, 0811281600
Sta. Maria Assumpta : P Y Bambang Tjatur S, Jl. Plamongan Elok II / 560, 6713562
St. Yohanes Penginjil : E Kuswaji, Jl. Plamongan Asri 252, 081374922653
Wilayah Alexandria - Plamongan Indah : Stefanus Soegerto, Jl. Eboni A / 40, 081225118143
Lingkungan-Lingkungan
St. Antonius : F X Tri Djoko P, Jl. Kelapa Gading VIII / 268, 085641151968
St. Benedictus : Ign. Siswanto, Jl. Kelapa Sawit VIII / 712 , 081229186121
St. Christophorus : Agustinus Sukirno, Jl. Rasamala D 84, 085225182521
St. Dionisius : Antonius Agus Prabowo, Blok C 10 / 29, 70160014
St. Eduardus : M Sri Hartoro Yoga Sapardi, Blok D 22 / 18, 0816488059
St. Fabianus : Petrus Ony Prawianto, Blok E 4 / 6, 085848881503
St. Gregorius : Stefanus Tri Haryanto, Gardenia Blok B 4 / 5, 08122878790
Wilayah Athena - Pucanggading : A B Marjuki, Jl. Pucang Anom III / 18, 081325629682
Lingkungan-Lingkungan
St. Bonaventura : A G Bonny Mustika, Jl. Pucang Gede IX / 4, 089667953333
St. Carolus : Paulus Masiran, Jl. Pucang Rinenggo VII / 16, 085866352788
St. Alexander : F X Arief Cahyono, Jl. Pucang Peni I / 11 , 089683262696
St. Dominicus - Pucanggading : Rob. Pudjihartono, Jl. Kebon Arum Sltn. Ry. 3, 085642986502
Sta. Elisabeth : A Tuharman, Jl. Kebun Peni I / 5, 081390275659
St. Fransiskus Asisi : Yosep Ruwidyoedi, Jl. Pucang Indah Raya 13, 085865088016
Wilayah Korintus : F P Sembiring Depari, Jl. Palapa Gading Blok L / 28, Pondok Majapahit , 08985439989
Lingkungan-Lingkungan
St. Dominicus : K F Eko Kapti H, Gebang Sari RT 7 / RW 32, Batursari 081325452065
St. Andreas : R Anggit Priharto, Pdk. Majapahit I / AA - 21, 08156551587
St. Bartolomeus : Hendrikus Dedy, Permata Batursari Blok I - 9, 088802501302
� Sekretariat DP
WARTA PAULUS NO. 93
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
64
Perpecahan di kalangan umat
Kristiani adalah skandal, kata Paus
Ketika sedang mem-
berikan rangkaian kate-
kese tentang Sakramen
dalam audiensi umum
tanggal 22 Januari 2014,
Paus Fransiskus berhenti
sejenak untuk berbicara
tentang Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani.
Tema pekan doa tahun ini diambil dari Surat Paulus
yang Pertama kepada Jemaat di Korintus: “Adakah
Kristus terbagi-bagi?”
“Prakarsa spiritual dan sangat berharga ini telah me
libatkan umat Kristiani selama lebih dari seratus
tahun. Pekan doa bagi persatuan semua orang yang
sudah dibaptis itu sesuai dengan kehendak Kristus,
‘agar mereka semua menjadi satu,’” kata Paus.
Merujuk pada tema itu, Bapa Suci mengatakan, se
mentara Kristus pasti tidak terbagi, amat disayangkan
umat Kristiani terus hidup terbagi-bagi. “Perpecahan
di kalangan umat Kristiani itu adalah skandal. Tidak
ada kata lain: skandal,” kata Paus. Perpecahan, tegas
Paus, hanya bisa melemahkan kredibilitas evangeli-
sasi bahkan dengan demikian “menghilangkan Salib
dari kekuatannya.” Bapa Suci merefleksikan teguran
Paulus kepada jemaat Korintus, yang masing-masing
mengklaim dari golongan rasul yang berbeda, sedang
kan Paulus mengatakan bahwa dia dari golongan
“Kristus.” “Kendati ada derita perpecahan, yang
sayangnya masih tetap ada, marilah menerima kata-
kata Paulus itu sebagai ajakan untuk dengan tulus
hati bersukacita atas rahmat yang dikaruniakan Allah
kepada umat Kristiani lainnya: marilah mengakuinya
dan bersukacita,” kata Paus.
Menutup katekese singkat itu, Paus Fransiskus me-
minta umat beriman yang berkumpul di Lapangan
Santo Petrus itu agar menemukan dalam umat Kristiani lainnya sesuatu yang kita butuh
kan dalam kehidupan kita. Melakukan hal itu, kata Paus, “butuh banyak doa, kerendah
an hati, refleksi dan pertobatan terus-menerus.” “Mari teruskan langkah ini, seraya
berdoa untuk persatuan umat Kristiani, agar skandal ini bisa berhenti dan tidak lagi
bersama kita,” Paus mengakhiri. �
diambil dari PEN@ Indonesia
DAFTAR ISI
� Ia Telah Bangkit 1
� Dari Bilik Redaksi 4
� Kacamata yang Berbeda 7
� Surat dari Romo Paroki 10
� Geliat Wilayah Galatia 13 � Reportase
Sidang Dewan Pleno II 14
� Jejak Yesus di Golgota 16
� Paus Fransiskus
Angkat 19 Kardinal Baru 19
� Salib Sebagai
Tanda Keselamatan 20 � Jalan Akses Masuk Gereja,
Beban atau Karunia? 24
� Nguda Rasa, Mo Semar 27
• Oleh-oleh dari PAY St. Yosep 31
� Misteri Kursi Kosong 36
� Peresmian Penggantian
Nama Lingkungan 37
� Lomba Paduan Suara 38
� St. Veronica Giuliani 39
� Perubahan Nama Wilayah
dan Lingkungan 41
� Dewan Paroki 2014 - 2016 45
� Ulangtahun ke 2
PAY St. Yosep 49
� Awam Katolik
Serta Perutusannya ..... 52
� Beato Yohanes XXIII dan
Beato Yohanes Paulus II
akan di Kanonisasi 53
� Selalu Sayang 55
� Ralat WP 92 58
� Daftar Nama Ketua Wilayah
dan Ketua Lingkungan 59
� Perpecahan di kalangan
Umat Kristiani ..... 64