VISUALISASI LAGU EFEK RUMAH KACA
ALBUM SINESTESIA DALAM
KARYA PATUNG
PENCIPTAAN KARYA SENI
Oleh:
TEO REGAR
1212269021
Tugas Akhir Ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang Seni Rupa Murni
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
VISUALISASI LAGU EFEK RUMAH KACA
ALBUM SINESTESIA DALAM
KARYA PATUNG
PENCIPTAAN KARYA SENI
Oleh:
TEO REGAR
1212269021
Tugas Akhir Ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang Seni Rupa Murni
2018
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni Berjudul:
VISUALISASI LAGU EFEK RUMAH KACA ALBUM SINESTESIA DALAM
KARYA PATUNG diajukan oleh Teo Regar, NIM 1212269021, Program Studi S-1
Seni Patung, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, telah disetujui dan dipertanggung jawabkan di depan Tim Penguji Tugas
Akhir pada Tanggal Juli 2018 dan menyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Pembimbing I
Lutse Lambert Daniel Morin, S.Sn, M.Sn NIP.19761007 200604 1 001
Pembimbing II
Warsono, S.Sn, M.A.
NIP.19760509 200312 1 001
Cognate / Anggota
Yoga Budhi Wantoro, S.Sn, M.Sn
NIP.19700531 199903 1 002
Ketua Jurusan Seni Murni/
Ketua Program Studi Seni Rupa
Murni/Ketua/Anggota
Lutse Lambert Daniel Morin,M.Sn.
NIP.19761007 200604 1 001
Dekan Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Dr. Suastiwi, M.Des.
NIP.19590802 198803 2 002
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT
2. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Khusunya Fakultas Seni Rupa
3. Para dosen atas segala bimbingan. Ilmu dan kesempatannya
4. Orang Tua atas segala dukungannya, dan juga adik-adikku
5. Teman-teman FSR Institu Seni Indonesia Yogyakarta.
6. Semua pihak atas dukungan dan doanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Teo Regar
NIM : 1212269021
Jurusan : Seni Rupa Murni
Fakutas : Seni Rupa ISI Yogyakarta
Judul Penciptaan : VISUALISASI LAGU EFEK RUMAH KACA ALBUM
SINESTESIA DALAM KARYA PATUNG
Dengan ini menyatakan bahwa dalam Laporan Tugas Akhir tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam
laporan tugas akhir dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 1 Juli 2018
Penulis
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya Tugas Akhir
“Visualisasi Lagu Efek Rumah Kaca Album Sinestesia dalam Karya Patung” ini
dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di
Program Studi S1 Seni Rupa Murni di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta. Penulis menyadari keberhasilan untuk menyelesaikan tugas akhir ini
tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Lutse Lambert Daniel Morin, S.Sn, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Murni
Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan dosen
pembimbing I yang telah memberikan saran-saran dan arahan dalam
penciptaan karya seni maupun penulisan laporan Tugas Akhir
2. Warsono, S.Sn., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan cara penulisan laporan, masukan-masukan mengenai visual karya.
3. Yoga Budhi Wantoro, S.Sn, M.Sn, selaku cognate yang telah memberikan
masukan dan saran.
4. Drs.Titoes Libert M.Sn., selaku dosen wali.
5. Dr. Suastiwi, M.Des. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
6. Prof. M. Agus Burhan, M.Hum. selaku Rektor Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
7. Seluruh Dosen Seni Rupa Murni yang memberikan ilmu pengetahuan baik
secara teori maupun praktek.
8. Kedua orang tua Teo Dosia Tugi dan Heri Parwati yang selama ini
memberikan yang terbaik dari yang terbaik.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vii
9. Kedua adik-adikku Teo Resa Pangestu dan Teo Rangga Putra yang selalu
mendukung dan memberi semangat.
10. Teman-teman jurusan Seni Patung angkatan 2012, Prisman, Agung, Bertho,
Bio, Okta, Diana, Bagus, Punjung, Endri, Eri, Akrom, Prawiraning, Langkit,
Singgih, keluarga di Sewonderland, semua kawan warga FSR angktan 2012,
yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk untuk membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
11. Bapak Purjito, yang memberikan fasilitas dan masukan-masukan dalam
proses Tugas Akhir.
Penulis sadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih terdapat
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu atas segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini, dan
semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 1 Juli 2018
Penulis
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR KARYA ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
ABSTRAK .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penciptaan .............................................................. 2
B. Rumusan Penciptaan........................................................................ 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penciptaan ..................................................... 11
D. Makna Judul .................................................................................... 12
BAB II KONSEP .......................................................................................... 14
A. Konsep Penciptaan .......................................................................... 14
B. Konsep Perwujudan ........................................................................ 20
BAB III PROSES PENCIPTAAN ................................................................ 29
A. Bahan .............................................................................................. 29
B. Alat ................................................................................................. 31
C. Teknik .............................................................................................. 32
D. Tahap Pembentukan ........................................................................ 33
BAB IV DISKRIPSI ..................................................................................... 35
A. Diskripsi Karya ................................................................................ 35
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................. 49
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gb. 1: Album Sinestesia Efek Rumah Kaca .............................................. 3
Gb. 2: Musikalisasi Puisi Ari &Reda .......................................................... 4
Gb. 3: Personil Efek Rumah Kaca ............................................................. 7
Gb. 4: Adrian Faisal Yunan performing...…… ......................................... 15
Gb. 5: Karya Yuli Prayitno, Now You Hear Me......................................... 27
Gb. 6: Karya Rudi Mantofani, The Earth And The World ........................ 28
Gb. 7: Bahan-Bahan………………………….………. ............................. 29
Gb. 8: Polyester Resin ................................................................................. 30
Gb. 9: Alat-Alat ........................................................................................... 31
Gb. 10: Proses Mereproduksi Kaki Dengan Silicone .................................. 34
Gb. 11: Proses Mereproduksi Otak Dengan Silicone .................................. 34
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
x
DAFTAR KARYA
Halaman
Karya 1: Fragmen Kuning dan Putih #1, 20 x 15 x 10 cm,
Batu Kaca dan Resin Fiber, 2017 .................................................................... 36
Karya 2:
Fragmen Kuning dan Putih #2, 20 x 15 x 10 cm,
Batu, Kaca, dan Resin Fiber, 2017 ................................................................... 37
Karya 3:
Fragmen Merah #1, 26 x 18 x 20 cm Resin fiber,
dan Pisau, 2017 ................................................................................................ 38
Karya 4: Fragmen Jingga #1, 60 cm,
Resin Fiber dan Toys, 2018 ............................................................................. 39
Karya 5:
Fragmen Jingga #2, 60 cm,
Resin Fiber dan Bunga, 2018 ........................................................................... 40
Karya 6:
Fragmen Hijau #1, 50 x 25 x 4 cm,
Stainless dan Resin Fiber, 2018 ....................................................................... 41
Karya 7: Fragmen Hijau #2, 35 x 18 x 12 cm,
Radio dan Assesoris, 2018 ............................................................................... 42
Karya 8:
Fragmen Hijau #3, Diameter 40 cm,
Resin dan Sticker Cutting, 2018 ...................................................................... 43
Karya 9:
Fragmen Biru #1, 40 x 38 x 4 cm Polyester Vinyl, 2018 ............................... 44
Karya 10:
Fragmen Hijau dan Merah, 80 cm, Kayu,
dan Resin Fiber, 2018 ...................................................................................... 45
Karya 11:
Fragmen Kuning #3 45 x 35 x 25 cm,
Botol dan Frame Globe, 2018 .......................................................................... 46
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Gb. Foto Diri Penulis ................................................................................. 49
Gb. Foto Poster Pameran ............................................................................ 51
Gb. Foto Situasi Pameran ............................................................................ 52
Gb. Katalog ................................................................................................. 53
Gb. Foto Pemasangan Karya ....................................................................... 54
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xii
ABSTRAK
Efek Rumah Kaca adalah band indie pop yang terbentuk pada tahun 2005,
adalah Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass, vokal latar), dan
Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Lirik-lirik lagu efek rumah kaca tersirat
dan tersurat sebuah lirik kaya akan makna dari satire, kritik, potret realaitas sehari-
hari, dikemas dengan musik dan intrumental yang variatif. Singkat porfil dari band
Efek Rumah Kaca tersebut yang menjadi bahan dasar dari penciptaan karya tugas
akhir perupa. Menciptakan sebuah karya seni patung atau gambar adalah sebuah
representasi gagasan yang ada dalam benak perupa. Imajinasi artistik kala
mendengarkan setiap bait lagu pada album Sinestesia dari band Efek Rumah Kaca
adalah suatu trigger bagi perupa untuk segera memvisualisasikan kedalam bentuk
karya seni patung yang tak lepas dari unsur analogi, metafora, simbol dan sebagainya.
Segala kemungkinan akan terjadi dalam setiap suatu proses kreatif dalam penciptaan
sebuah karya seni, khususnya adalah karya seni patung. Objek dan bentuk yang
diolah seefektif mungkin agar setiap pesan dapat tersampaikan kepada khalayak.
Medium karya yang dibuat tidak terlalu besar, dimaksudkan untuk memberi kesan
lebih focus terhadap karya yang dikerjakan untuk merepresentasikan fragmen-
fragmen yang terkandung didalam lagu Efek Rumah Kaca Album Sinestesia.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
Karya seni merupakan produk pendekatan magis terhadap dunia luar yang
objektif dan dunia senimannya sendiri yang subjektif. Suatu bentuk indriawi yang
diciptakan manusia yang dengan sendirinya meragakan perasaan terhadap suatu
nilai. Dan sesungguhnya bisa dilihat sebagai perpaduan antara wujud lahiriah
yang bisa diamati dan perasaan terhadap nilai tertentu yang berdimensi rukhaniah.
Magis sejatinya membawa seorang pribadi masuk ke dalam dirinya.
Dengan magis, ia tidak mengubah penampilan yang tampak di permukaan.
Sebaliknya, magis merasuk ke dalam akar kehidupan seorang pribadi. Magis
memberi si empunya pohon kehidupan nutrisi yang melimpah agar hidupnya
semakin berakar kokoh dan kuat.
Perwujudan ini lewat ciri-ciri lahiriahnya membabarkan/
mengejawentahkan sikap batin/perasaan terhadap nilai tertentu. Nilai dalam hal
ini adalah perasaan manusia ketika mendengarkan irama yang disenandungkan.
Begitu pula halnya dengan sikap batin itu akan memperoleh wujudnya yang
harmonis secara langsung.
Pada kesempatan ini penulis dan sekaligus perupa mengangkat tema
berjudul Visualisasi Lagu Efek Rumah Kaca Album Sinestesia Dalam Karya
Patung.
Tugas Akhir yang akan dikerjakan lirik-lirik yang kritis dan cerdas dengan
instumen musik yang unik saat didengarkan memberikan gambaran imajinasi
pada setiap personal ketika mendengarkanya. Imajinasi inilah yang mungkin akan
menjadi lebih bermakna jika di wujudkan dalam bentuk kepatungan, dimana yang
hanya bisa kita bayangkan, kemudian bisa kita lihat memegang dan sentuh itu
tentu akan sangat menarik.
Sesuai dengan teori formalisme, maka seni itu merupakan
perbuatan menampilkan bentuk (yang bermakna menurut Clive Bell).
Bentuk seperti ini adalah yang perlu ditampung oleh perasaan estetik.
Selain itu sebagai ekspresi atau ungkapan, maka seni itu dapat
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
dirumuskan sebagai kegiatan mengungkap atau menyalurkan perasaan
(perasaan pencipta) atau kesan-kesan (kesan-kesan imajinatif)
penciptanya.1
Kutipan diatas merupakan penjelasan tentang makna musik yang
diterjemahkan dalam karya seni rupa dengan bentuk-bentuk yang sesuai dengan
kaidah tiga dimensi. Simbol dan rasa serta proses kreatif mempunyai intuisi yang
berbeda namun tidak melanggar dari kaidah aturan rasa dalam seni musik.
Menurut teori formalisme bentuk sangat penting untuk mengekspresikan rasa
yang diperoleh dari audio.
A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN
Musik adalah fenomena aneh yang terdapat pada penikmat seni. Ia adalah
bentuk seni yang paling „abstrak‟ (bentuknya tak kasat mata) namun efeknya
paling langsung dan konkret. Ia adalah serangkaian bebunyian yang langsung
menyentuh batin, mengkondisikan perasaan, suka ataupun tidak, mengerti ataupun
tidak, tanpa peduli ras, suku, budaya, ideologi, atau agama.
Selain menciptakan suasana yang menyenangkan musik juga dapat
menimbulkan getaran tertentu yang tak dapat disangkal lagi menimbulkan reaksi
fisik. Musik dapat meningkatkan metabolisme tubuh mengubah kegiatan otot,
mempengaruhi pernapasan mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi,
meningkatkan aspek fisologis untuk menghasilkan emosi yang berbeda.
Secara fisiologis musik berhubungan dengan indria pendengaran, namun
secara psikologis musik berhubungan dengan berbagai fungsi psikis manusia
seperti persepsi, abstraksi, mood, dan berbagai fungsi psikologis lainnya.
Perbedaan tinggi rendah nada dan tempo yang cepat atau lambat, nada tinggi
dipersepsi sebagai sesuatu yang mengandung emosi, tempo yang yang cepat lebih
menggugah semangat dibanding dengan tempo yang lambat.
1 Humar Sahman “Mengenali Dunia Seni Rupa”, (Semarang: IKIP Semarang Press,
1993)., p.15
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
Musik indie pop memiliki rangkaian lirik yang kritis metaforik dan
analogi, namun tidak bertele-tele, dikomposisi dengan instumen musik yang
dimainkan secara unik. Musik indie pop kesan easy listening sangat terasa pada
setiap lagu-lagu yang dibawakan para musisi indie pop. Dan pada kesempatan ini
perupa akan memvisualkan salah satu album dari band Efek Rumah Kaca yang
berjudul Sinestesia.
Gb. 1. Album Sinestesia Efek Rumah Kaca
Sumber: https://id.carousell.com/p/efek-rumah-kaca-sinestesia-131803260/
(diakses pada hari Senin 25 Juni 2018, pukul 12:56)
Berbagai macam genre musik baik dari lokal hingga mancanegara
memiliki cita rasa dan karakternya masing-masing. Musik merupakan seni yang
mengungkap pemikiran dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam keindahan
suara dengan bentuk melodi ritme, dan harmoni. Musik merupakan hasil cipta dan
rasa akan kehidupan di dunia, dan telah lama dianggap memiliki pengaruh
terhadap tubuh dan jiwa manusia.
Pengalaman sehari-hari kita selalu yakin bahwa kita melihat segala sesuatu
dengan objektif, mengingat dengan akurat, berpikir secara rasional dan bertindak
dengan tepat. Kita akan menerimanya sebagai pengecualian bila kita merasakan
sesuatu yang bersifat emosional, seperti gembira, sedih ketakutan tekanan fisik
atau apa saja.
Tetapi walau berada dalam kondisi emosional dan tahu bahwa kadang-
kadang bertindak agak irasional dan iplusif, kita masih bertahan untuk dapat
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
realistis. Hal ini bukan akibat halusinasi tetapi yang membuat setiap perilaku
diwarnai oleh suasana hati. Maka disimpulan bahwa sebuah musik cenderung
menimbulkan suasana hati yang sama dalam diri pendengarnya.
Tidak jauh berbeda dari estetika dalam kepatungan, namun perbedaan dari
media indria yang menjadi pembeda disini, dimana mematung lebih menonjolkan
bentuk tiga dimensional, dan lagu atau musik yang bisa kita dengar. Berawal dari
perbedaan substansi indria disini menjadi hal yang akan mencoba di akulturasikan
menjadi sebuah karya seni patung. Dan mengawinkan dua mode indria tersebut
menjadi bagian tersendiri bagi perupa dan juga pada konsep tugas akhir ini.
Sebelumnya pernah juga terdengar istilah musikalisasi puisi, dimana
sajak-sajak puisi dinyanyikan/dilagukan dengan begitu puitis, seniman dan juga
musisi yang bermusikalisasi puisi tersebut adalah Ari & Reda. Ari Malibu dan
Reda Gaudiamo mengeksplorasi puisi dari Sapardi Djoko Damono, tentu tidak
asing bagi penikmat puisi sastra beliau salah satunya Hujan Bulan Juni. Pada
proses ini lagu efek rumah kaca dengan liriknya tentang merekam realitas, akan di
visualisasikan dalam wujud seni patung.
Gb. 2. Musikalisasi Puisi Ari & Reda
Sumber: https://www.seruni.id/arireda/
(diakses pada hari Senin 25 Juni 2018, pukul 12:52 )
Mengakulturasikan dua cabang seni kedalam suatu bentuk kesatuan yang
utuh menjadi motivasi lebih bagi perupa, bukan ingin mengubah tatanan yang
sudah ada melainkan pengayaan suatu proses kesenian dewasa ini, proses
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
mengawinkan dua seni yang berbeda. Tentu tidak terlepas dari para kawan dan
pembimbing, dalam proses bertukar pikiran, berdiskusi, karena dikampus sendiri
banyak sekali kawan-kawan yang berkecimpung di dunia band selain fokus pada
program studi keseniannya masing-masing.
Musik tidak pernah lepas dari illustrasi album dan video klip, video klip
merupakan extention dari sebuah lagu, namun pada kesempatan ini perupa
mengayakan extention lagu tersebut berupa visual tiga dimensi, atau kapatungan.
Dan musik tidak hanya sebatas apa yang kita bayangkan di angan, digoreskan
dalam kertas, dilukiskan dalam kanvas, divideokan dalam layar digital, namun
divisualkan kedalam kepatungan.
B. RUMUSAN PENCIPTAAN
Penulis dan sekaligus perupa memilih musik bergenre indie pop, musik
yang bergerak mandiri tanpa aturan dari mayor label, dan lebih bebas dalam
berekspresi, berbeda dari band-band yang sering kita dengar sehari-hari, begitu
seragam sesuai tuntunan pasar. Kenapa perupa memilih musik indie pop?,
pemilihan band beraliran indie pop dikarenakan konsep mereka yang berbeda dari
band indie pop pada umumnya, lirik yang lebih simple, namun konkrit, dan
memiliki musikalitas yang segar.
Banya sekali band yang menyuarakan isu sosial, potret realitas seperti
musisi Iwan Fals, tetapi pemilihan efek rumah kaca sendiri dikarenakan usianya
yang lebih muda, dan memiliki lagu dengan lirik-lirik yang tidak jauh hebat dari
Iwan Fals. Secara musikalitas efek rumah kaca memiliki kemampuan yang sangat
unik ketika mencipatakan nada-nada untuk mengiringi setiap lagu yang
dinayanyikan.
Banyak sekali band indie pop yang sangat populer di mancanegara, dan
salah satu negara yang menjadi pionir yaitu Inggris, yang sering disebut dengan
nama Britpop atau Britishpop. Berderet para musisi indie pop di negeri Ratu
Elizabet tersebut, menjadi trend dalam genre permusikan kancah internasional
hingga influennya sampai ke Indonesia.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
Nama-nama band indie pop ternama yang mendominasi chart billboard
tentu tidak asing dengan “Oasis”2 dengan lagu “Don’t Look Back In Anger”
3
apalagi pendengar fans berat manchester city, “Blur”4 dengan lagu “Coffee and
Tv, Radiohead”5 dengan lagu yang berjudul “High and Dry”
6 yang selalu
membuat mood perupa kambali menyala, “The Stone Roses dengan I Wanna Be
Adore”7 untuk pendengar apalagi fans berat manchester united, tetapi jangan
lupakan The Beatles band legendaris asal kota Liverpool ini. Untuk ranah britania
raya perupa sangat menyukai Oasis dan Radiohead. Entah kenapa Thom York
dengan lagunya yang bertema keterasingan modern sangat bersahabat ditelinga
perupa, begitu pula dengan Oasis duo bersaudara Noel dan Liam ini lah yang
menjadi frontman di dalamnya menicptakan lagu-lagu yang sangat easy listening.
Namun sepertinya tidak perlu terlalu jauh ke negeri Ratu Elizabet, sangat
populernya lagu britpop tersebut, dan dengan perkembangan digital pula, tibalah
genre tersebut di Indonesia. Di Yogyakarta sendiri sangat meriah skena indie pop
(perkumpulan), perupa yang juga putra daerah tentu tau Stars And Rabbit, Aurette
and The Polska Seeking Carnival, Summer In Vienna, Briliant at Breakfast. Dari
sekitar Yogyakarta bergeser kita ke Bandung, tentu tidak asing dengan Mocca,
kelihaian Arina dalam menyanyi dan memainkan instrumen flute, Bangku Taman,
dan band yang menjadi inspirasi utama dalam proses tugas akhir ini, Efek Rumah
Kaca dengan album Sinestesia. Yogyakarta merupakan salah satu kota berlatar
belakang Indie Pop yang kemudian bergeser ke Bandung karena kedua kota inilah
yang menjadi perkembangan musik indie pop di Indonesia.
Beberapa band tersebut memiliki karaktersitik masing-masing namun
perupa memilih Efek Rumah Kaca. Di kalangan musisi independen, Efek Rumah
Kaca (ERK) termasuk band yang sangat punya nama. Kiprahnya bukan hanya di
Indonesia, tapi juga sudah keliling beberapa negara. Efek Rumah Kaca menjadi
2 “Sekilas Tentang Britpop” http://blogdangkal.blogspot.com/2011/09/istilah-britpop-menyeruak-
ke-seluruh.html diakses pada Senin 25 Juni 2018, pukul 22:52 WIB
3 Ibid
4 Ibid
5 Ibid
6 Ibid
7 Ibid
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
salah satu band yang membuktikan bahwa musisi indie Indonesia pun bisa
dibanggakan dan belum lama ini mewakali ini Indonesia di festival musik di
Texas yaitu SXSW.
Gb. 3. Personil Efek Rumah Kaca
Sumber: https://www.djarumcoklat.com/coklatnews/dinanti-efek-rumah-kaca-
akhirnya-telurkan-album-sinestesia
(diakses pada hari Senin 25 Juni 2018, pada pukul 12:58)
Efek Rumah Kaca adalah band indie pop yang terbentuk pada tahun
2005, adalah Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass,
vokal latar), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Tiga orang
tersebut adalah sisa dari proses membentuk suatu band dari tahun 2001,
dan mengalami gonta-ganti nama. Dan nama band Efek Rumah Kaca yang
ada pada hingga saat ini adalah nukilan dari sebuah judul lagu pada tahun
2003.8
Setiap lagu yang terhimpun komposisi dibangun secara seimbang bersama
tema. Realita yang direka-reka sehingga tidak hanya sekedar hiburan, refleksi ada
dan realitas juga disampaikan. Seolah memotret zaman, lagu-lagu efek rumah
kaca menggunakan lirik kata yang puitis, kontan dimuka (frontal), dengan
berbagai sudut pandang dan kekayaan pilihan kata bahasa Indonesia.
8
Hilmi “Majalah Sintesa” https://efekrumahkaca.net/tentang/ diakses pada hari Sabtu 30
Juni 2018, pukul 12:06 WIB
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
Efek Rumah Kaca adalah band yang membandingkan beberapa musisi
andalan dimana di warna lagunya ada unsur Radiohead, Smashing Pumnkins,
Bjork. Di dalamnya sendiri juga ada beberap unsur genre musik dibalik musik pop
sederhana, juga ada indie rock, progresive rock, jazz, new wave, begitu variatif.
Lirik-lirik lagu efek rumah kaca tersirat dan tersurat sebuah lirik kaya akan
makna dari satire, kritik, potret realaitas sehari-hari, dikemas dengan musik dan
intrumental yang variatif, menjadikan pembeda bagi band tersebut. Tak henti
memotret kenyataan dan memberikan citraan warna yang sepadan di kepala.9
“expression and communication”. Seni adalah ekspresi dan komunikasi
emosi. Seni adalah curahan emosi yang tertata sebagai komunikasi dan
dilain sisi, emosi yang tertumpah mencari pelepasan sebagai semata-mata
ekspresi. Di satu sisi seni adalah transfer of feeling sesuai dengan bahasa
khas Tolstoy dan disisi lain seni adalah pelepasan emosi yang
menggelegak di dalam hati.10
Pengertian bahwa sarana pelepasan suatu pemikiran emosi perasaan yang
dirasakan oleh perupa, ketika mendengarkan lirik irama yang dibawakan oleh Efek
Rumah Kaca dalam album Sinestesia. Dan mengkomunikasikan ke dalam bentuk
tiga dimensi atau kepatungan, agar tersampaikan kepada penikmat seni. Apakah
sebuah lagu dapat di alih wahana menjadi seni patung ?, tentu penikmat seni ingat
lagu Stary Night, yang terinpirasi dari karya lukisan Van Gogh. Lukisan menjadi
ide penciptaan sebuah lagu, namun kali ini lagu dijadikan ide penciptaan adalam
karya seni patung.
Seni Patung merupakan bagian dari seni murni yang sudah ada sejak
zaman nenek moyang kita, memiliki fungsi beragam dari zaman pra sejarah
hingga saat ini. Menjadi suatu kebudayaan yang tak terlepaskan untuk kita jadikan
refrensi dalam kehidupan sehari-hari. Secara tradisional, patung adalah salah satu
bentuk seni tertua, bukti artefaknya ditemukan di gua-gua prasejarah, namun
kecenderungan membuat patung rupanya berlanjut terus pula pada kebudayaan
9Hilmi “majalah sintesa” Tentang Efek Rumah Kaca Band,
https://efekrumahkaca.net/tentang/, diakses pada tanggal 30 April 2018, Pukul 11.37.WIB
10 Soedarso Sp, ”Trilogi seni” Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni(Yogyakarta:
BP ISI Yogyakarta, 2006)., p.69
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
berikutnya. Pada masa Animisme, patung diciptakan sebagai manifestasi
hubungan antara manusia alam lingkungannya, dan alam semesta.11
Menurut kamus Encyclopedia Britannica adalah “the art of representing
observed or imagined objects in solid materials and in three dimensions”12
Seni
yang menggambarkan objek hasil pengamatan atau hasil imajinasi dalam wujud
material padat dan bersifat tiga dimensi. Motivasi penciptaan patung bisa berupa
keinginan untuk menampilkan kodrat natural bahan, aspek ideal suatu objek atau
pemikiran tertentu. Many men are melancholy by hearing music, but it is a
pleasing melancholy that it causeth;.
Musik membangkitkan perasaan bahkan yang tak nyaman
sekalipun seperti rasa takut, sedih, resah dan terbuang, musik menjadi
penyembuh langsung dari ketidaknyamanan itu. Adapun mekanisme kerja
musik dalam mempengaruhi metabolisme fisik manusia, sebagaimana
yang diungkapkan Inayat Khan.13
Musik merepresentasi setiap fenomena atau perasaan yang dirasakan
setiap personal pada kehidupan, menjedi refleksi dan sekaligus penyembuh atas
setiap hal yang dirasa mengganggu kenyamanan dalam diri, karena musik juga
dapat mempengaruhi metabolisme fisik setiap diri personalnya.
Musik menyentuh lima indra: pengelihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba, walaupun itu muncul langsung melalui
indra pendengar. Bunyi meresap melalui seluruh dirinya dan berdasar
pengaruh khususnya ia melambatkan irama atau mempercepat irama
sirkulasi darah ia membangkitkan atau menenangkan sistem syaraf ia
mengunggah seseorang ke gairah yang lebih tinggi atau menenangkannya
dengan membawa ketenangan kepadanya.14
Musik menjadi bagian yang memang tidak bisa terpisahkan dalam
kehidupan kita, lagu, lirik dan intrumen yang diolah sedemikian rupa, mengiringi
keseharian kita. Alunan lagu dan lirik yang bersinggungan dengan realitas kita,
yang hanya bisa kita bayangkan dalam angan, dan keinginan untuk
memvisualisasikan dalam bentuk nyata. Tidak hanya melalui goresan pena dan
11 Bambang Sugiharto, “Untuk Apa Seni ?”,Seri Buku Humaniora UNPAR (Bandung:
Matahari, 2014)., p.107
12
Ibid 13
Yeni Rachmawati, “Musik Sebagai Panduan Budi Pekert” Sebuah Panduan Untuk
Pendidikan (Yogyakarta: Panduan, 2005), p.35
14
Ibid
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
kuas dalam bentuk dua dimensional, namun kali ini ke dalam bentuk tiga
dimensional. Mungkinkah metode penciptaan ini menjadi alternatif dan
penyegaran dalam dunia penciptaan seni patung? Disadari perlunya mencoba
suatu metode lain dalam suatu proses penciptaan khususnya dalam karya patung.
Pengolahan karya tidak terlepas dari pengalaman penulis dan sekaligus
perupa. Namun tidak dapat dipungkiri daya khayal setiap personal manusia
tidaklah sama antara satu dengan yang lain, berbagai pengalaman hidup akan
mempengaruhi bentuk visual suatu karya. Disini musik bukan hadir verbal seperti
kotbah yang disampaikan ustad atau pastur yang tidak lebih dari pemahaman teks
dan logika.
Musik mewakili dua ranah yang meliputi teks (syair) berbicara verbal,
sementara bunyi sebagai aspek stimulan berfungsi merangsang perasaan,
mendekatkan keindahan. Ada mood yang terbangun melalui alur progresi akor
(Akor adalah tiga nada atau lebih yang dibunyikan bersamaan, menghasilkan
suara harmoni, berfungsi untuk mengembangkan harmoni musik. Lebih jauh
fungsi akor selain sebagai iringan lagu, akor dikembangkan menjadi bentuk-
bentuk arransemen musik) maupun gerakan melodi yang tanpa disadari membawa
alur sendiri dalam batin terlepas dari persoalan logika.
Hakikat musik adalah menghayati pendengaran, perasaan dan pikiran.
Tiga hal tersebut adalah mutlak dan selalu dibutuhkan ketika orang berhadapan
dengan musik terutama ketika mendengar. Seperti halnya mendengarkan musik,
proses mematung berkaitan erat dengan permasalahan fisiologis dan psikologis
juga, dimana persepsi, abstraksi, mood dan berbagai fungsi psikologis lainnya
berperan penting dalam setiap proses kreatifnya.
Jika musik merupakan seni yang mengungkap pemikiran dan perasaan
seseorang yang dituangkan dalam keindahan suara dengan bentuk melodi ritme,
dan harmoni. Musik merupakan hasil cipta dan rasa akan kehidupan di dunia, dan
telah lama dianggap memiliki pengaruh terhadap tubuh dan jiwa manusia begitu
pula dengan seni patung.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
Saat lampau hingga sekarang masalah yang senantiasa digeluti oleh
pematung berpusat dan bertumpu pada penciptaan bentuk. Apa pun khayalannya
dari renungan sesaat, melihat, mendengar, atau dari meditasi malam, apa pun
pesan yang hendak dituturkan dikomunikasikan apa pun reaksinya terhadap gejala
kehidupan apa pun yang hendak dieskpresikan, maka lewat bentuk itulah
kesemuanya diungkapkan.
Bentuk pada seni patung merupakan perwujudan seni yang paling konkrit.
Bentuk patung memiliki rupa karena dapat dipandang dapat disentuh diraba, tetapi
dapat pula di “rasa” kan dan “didengar” gerak iramanya melalui lekuk-
cembungnya volume, hampa-padatnya ruang, terang gelapnya warna, halus kasar
serta besar kecilnya skala keseluruhan. Selain memiliki rupa untuk dilihat tetapi
orang buta pun dapat melihatnya dengan cara meraba.
Empati akan timbul karena merasakan apa yang digetarkan dari bentuk
itu, dimensi ketiga yang dalam bahasa asing disebut depth bukan saja suatu
pengalaman optis, tetapi juga pengalaman mental, dan karena pengalaman
tersebut tidak saja statis tetapi juga dinamis maka seolah kita berada dalam suatu
gerakan. Melalui bentuk seorang pematung senantiasa mencari dan melalui itulah
para pengamat diantar untuk merasakan. Empati perasaan yang masuk kedalam
bentuk mungkin mengakibatkan reaksi; nyaman, puas, lega, tetapi mungkin pula
greget, gemas, menggigit.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan utama proses pengerjaaan tugas akhir adalah menciptakan
alternatif baru dalam dunia seni patung, dimana kemungkinan seni patung
menjadi media yang menarik untuk menjadi media ilustrasi, khusunya dalam
ilustrasi lagu sesuai pada tema tugas akhir ini. menambah refrensi ilusi terhadap
tiga dimensi dari irama yang disenandungkan melalui lagu pada tahun 2015.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam proses penciptaan karya seni patung ini
antara lain:
a. Sebagai media alternatif baru dalam dunia ilustrasi, selain sebagai media
ungkap pribadi yang diwujudkan melalui penciptaan karya seni sehingga dapat
mengasah kreatifitas secara personal.
b. Dapat memberikan kontribusi dalam dunia akademis berupa tulisan dan karya
seni patung yang secara visual mengangkat tema tentang lagu dari scena musik
indie pop. Dengan diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan.
c. Berbagi pengalaman dan pengetahuan akan dunia seni musik indie pop dan
dunia seni rupa patung dengan khalayak umum.
D. MAKNA JUDUL
Judul dalam Tugas Akhir yang sedang dikerjakan adalah Visualisasi Lagu
Efek Rumah Kaca Album Sinestesia Dalam Karya Patung.
Untuk memperjelas penggunaan istilah kata dalam menguraikan judul
tersebut maka perlu di uraikan penjelasan judul sebagai berikut ;
1. Visualisasi
“Pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk
gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan sebagainya.”15
2. Lagu
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu ragam suara yang
berirama (dl percakapan, bernyanyi, membaca, dsb), atau nyanyian.”16
3. Efek Rumah Kaca
“Suatu gaya atau genre dalam bermusik dalam jalur independen.”17
15
Anton M. Moeliono (ed.), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1998)., p. 1262 16
Ibid., p. 624
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
13
4. Sinestesia
“Metafora berupa ungkapan yang bersangkutan dengan indria yang
dipakai untuk objek atau konsep tertentu, biasanya disangkutkan dengan indria
lain.”18
5. Seni Patung
Menurut Encyclopedia Britannica, “…seni yang menggambarkan objek
hasil pengamatan atau hasil imajinasi dalam wujud material padat dan bersifat tiga
dimensi...”19
Setelah melihat definisi tersebut maka yang dimaksud dengan judul
Visualisasi Lagu Efek Rumah Kaca Album Sinestesia Dalam Karya Patung adalah
proses memvisualisasikan perasaan atau imaji-imaji yang hadir ketika mendengar
lirik-lirik lagu dari Efek Rumah Kaca yang terkandung didalam album yang
bertajuk Sinestesia. Lirik-lirik lagu dari album Sinestesia akan di visualisasikan
kedalam bentuk karya patung.
Suatu alternatif dalam proses kreatif penciptaan karya seni patung. Akan
sangat lebih kaya bila sebuah lagu yang kita dengarkan dan rasakan dikalbu,
melintasi imaji, melayang-layang dipikiran, tanpa teraba, menjadi bisa kita lihat,
bisa kita sentuh dan rasakan alurnya dalam wujud tiga dimensi atau kepatungan.
Tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi perupa, dalam proses berkesenian
kedapannya menjadi lebih baik.
17
https://ukpmcivitas.wordpress.com/2010/04/09/indie-pop-punk-dengan-jaket-pop-
minimalis-yang-manis/ 18
Anton M. Moeliono (ed.) op.cit., p.1070 19
Bambang Sugiharto, op.cit.,p.107
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta